PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KATOLIK SANTA MARIA MEDAN.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA
KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
KATOLIK SANTA MARIA MEDAN
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
ERIKSON SIMBOLON
NIM:8136122012
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
i ABSTRACT
ERIKSON SIMBOLON. NIM. 8136122012. Cooperative learning and study motivation influence on the 8th grade students learning outcomes of Bahasa Indonesia in Chatolic Junior High School St Maria, Medan. Thesis: Postgraduate program of State University of Medan 2015.
The purpose of this study are: (1) to assess the learning outcomes of Bahasa Indonesia of the students who are taught using Jigsaw model of cooperative learning and the learning outcomes of Bahasa Indonesia of the students who are taught using STAD cooperative learning model. (2) to determine learning outcomes of Bahasa Indonesia of the students who have high learning motivation and the learning outcomes of Bahasa Indonesia of the students who have low learning motivation. (3) to understand the interaction between learning model and students’ learning motivation and the learning outcomes of Bahasa Indonesia. The population of this study are all the eighth grade students of St. Maria Chatolic Junior High School, Medan, which consists of three classes: Class VIII A, Class VIII B, Class VIII C. The sampling technique in this study is Classter Random Sampling. Samples are categorized based on the cooperative learning model. The samples choosen to use the Jigsaw cooperative learning model are determined randomly from the students of Class VIII A (31 students).The samples who will use the STAD cooperative learning model randomly coosen from the students of Class VIII C (32 students). The research instrument used to measure the learning outcomes is the multiple choice test, whereas questionaire is used to obtain the data of the motivation of the students, normality test using Liliefors test, homogenity test using Fisher and Barlett test. Data analysis technique is Anava at significance level α = 0,05, followed by Scheffe test. The results of the study: (1) the average learning outcomes of the students taught using the Jigsaw cooperative learning mode isl = 18, higher than the average learning outcomes of the students taught using the STAD cooperative learning model, with F-hitung F-tabel 4,00 (2) the average learning outcomes of the students who have
high learning motivation is , higher than the average learning outcomes of the students who have low learning motivation, , with F-hitung F-tabel 4,00.
There is an interaction between learning models and learning motivation toward students learning outcomes of Bahasa Indonesia F-tabel 4,00.
Based on the result of the data analysis, the appropriate learning model used to the students with high learning motivation characteristics is the Jigsaw cooperative learning model. Whereas, the appropriate learning model used to the students with low learning motivation is STAD cooperative learning model. The implication of this study is spesifically addressed to the teachers of Bahasa Indonesia in the application of learning model based on the students characteristics, especially the characteristic of their learning motivation.
(6)
ii ABSTRAK
ERIKSON SIMBOLON. NIM. 8136122012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Katolik Santa Maria Medan. Tesis: Program Pascasarjan Universitas Negeri Medan, 2015.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf STAD. (2) untuk mengetahui hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. (3) untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Katolik Santa Maria Medan Kelas VIII yang terdiri dari tiga kelas yakni, Kelas VIIIA, Kelas VIIIB, Kelas VIIIC. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampel kelompok secara undian (Classter Random Sampling). Sampel penelitian dipilih Kelas VIIIA (31 orang) dan Kelas VIIIC (32 orang) yang akan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw Kelas VIIIC dan Kelas VIIIA menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Instrument penelitian untuk mengukur hasil belajar digunakan test berbentuk pilihan ganda, sedangkan untuk memperoleh data motivasi belajar siswa digunakan angket. Uji normalitas dengan uji Liliefors, uji homogenitas dengan uji Fisher dan uji Barlett. Teknik analisis data adalah Anava pada taraf signifikansi α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD , dengan F-hitung F-tabel 4,00, (2) rata-rata hasil belajar siswa
dengan motivasi belajar tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan motivasi belajar rendah F-hitung F-tabel 4,00, dan (3) terdapat interaksi
antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dengan F-tabel 4,00.
Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa model pembelajaran yang tepat digunakan pada siswa dengan karakteristik motivasi belajar tinggi adalah model pembelajaran kooperatif Jigsaw sedangkan siswa dengan motivasi belajar rendah adalah model pembelajaran kooperatif STAD. Implikasi penelitian ini adalah secara khusus ditujukan kepada guru Bahasa Indonesia, yaitu dalam penerapan model pembelajaran memperhatikan karakterisitik siswa khususnya karakteristik motivasi belajar.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Katolik Santa Maria Medan." Adapun tujuan penulisan tesis ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan.
Dengan rasa bangga dan horrnat penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd., selaku pembimbing I yang dengan ikhlas memberikan bimbingan yang efektif dan memotivasi sehingga menambah wawasan penulis, dari penulisan judul hingga selesainya penulisan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd., selaku Pembimbing II yang memberikan motivasi dan solusi dalam penyelesaian tesis ini
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd., Bapak Dr. Mursid, M.Pd., selaku narasumber yang telah memberi koreksi, masukan berupa usulan demi perbaikan untuk penyempurnaan tesis ini.
4. Bapak Dr. Abdurrahman Adisyahputera, M.Hum., selaku narasumber yang telah memberi koreksi, masukan berupa usulan demi perbaikan untuk penyempurnaan tesis ini.
5. Bapak Dr. Mursid, M.Pd., selaku narasumber yang telah memberi koreksi, masukan berupa usulan demi perbaikan untuk penyempurnaan tesis ini.
6. Sr. Mariana, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP St. Maria Medan yang telah memberikan izin dan motivasi demi kelancaran penelitian tesis ini.
7. Bapak Drs. Firman Sius Purba, selaku guru Bahasa Indonesia SMP St. Maria Medan yang membantu proses pembelajaran untuk memperoleh data dalam tesis ini.
(8)
iv
8. TeMan-ternan mahasiswa PPs Tekologi Pendidikan UNIMED khususnya Arta Sitepu, S.Pd., Surya Pardamean Pangaribuan, S.Si., yang memberi bantuan serta saran demi perbaikan tesis ini
9. Bapak lbu dosen dan staf Pegawai Pasca Sarjana UNIMED, yang membantu mengarahkan sehingga menambah wawasan penulis serta termasuk administrasi untuk pelaksanaan penelitian dalam penulisan tesis ini.
10.Istri tercinta, Ramayada Sihombing, A.MPd., putri-putri tersayang Gita Angelika Simbolon, Gebi Febianti Simbolon, Gayatri Princes Simbolon yang terus mendorong dan memotivasi saya dalam menyelesaikan tesis ini.
11.Ayah dan ibu tercinta J. Simbolon dan B. Br Simanjorang yang memberi motivasi dan dukungan moril dan materil dalam penyelesaian tesis ini.
Semoga tesis ini bermanfaat bagi bagi siswa Teknologi Pendidikan Unimed dan dapat sebagai referensi bagi penulis barikutnya demi tercipta mutu pendidikan yang baik di negeri ini.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
(9)
v DAFTAR ISI
Hlm
ABSTRACT………..i
ABSTRAK……….ii
KATA PENGANTAR ……….iii
DAFTAR ISI ……….v
DAFTAR TABEL………...viii
DAFTAR GAMBAR……….x
DAFTAR LAMPIRAN………...xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...……..………....1
B. Identifikasi Masalah...…….………...6
C. Pembatasan Masalah...….………...7
D. Perumusan Masalah…….………...7
E. Tujuan Penelitian……….………...7
F. Manfaat Penelitian……...………...8
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ………...9
B. Penelitian yang Relevan ……….40
C. Kerangka Berpikir ………..42
D. Hipotesis ……….45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….46
B. Populasi dan Sampel Penelitian ……….46
(10)
vi
D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ………....48
E. Pengontrolan Perlakuan ………...50
F. Variabel dan Defenisi Operasional ……….52
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………...54
H. Uji Coba Instrumen ………..…...63
I. Teknik Analisis Data ………..………71
J. Uji Persyaratan Analisis ………..71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….73
B. Pengujian Prasyarat Analisis………85
C. Pengujian Hipotesis………..89
D. Pembahasan Hasil Penelitian………93
E. Keterbatasan Penelitian……….100
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………...101
B. Implikasi……….102
C. Saran………...105
Daftar Pustaka…...………...….107
(11)
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Katolik
St. Maria Medan……….2
Tabel 2.1 Menyimak yang Efektif………24
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif………...27
Tabel 3.1 Desain Eksperimen Faktorial 2 x 2 ………...48
Tabel 3.2 Ranah Kognitif Bloom ………56
Table 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Bahasa Indonesia…………..……..62
Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Jigsaw………...73
Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran STAD………75
Tabel 4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi ………76
Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa dengan Motivasi Belajar Rendah………...78
Tabel 4.5 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Jigsaw dan Motivasi Belajar Tinggi...79
Tabel 4.6 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Jigsaw dan Motivasi Belajar Rendah ………..81
Tabel 4.7 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran STAD dan Motivasi Belajar Tinggi ………....82
Tabel 4.8 Deskripsi Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran STAD dan Motivasi Belajar Rendah ……….84
(12)
viii
Tabel 4.9. Uji normalitas dengan uji Liliefors ………...85 Tabel 4.10. Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa yang
Diajar dengan Model Pembelajaran Jigsaw dan Model Pembelajaran
STAD ………...88 Tabel 4.11. Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa
dengan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah………...88 Tabel 4.12. Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Model Pembelajaran dan
Motivasi Belajar ……….89 Tabel 4.13 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 ………89 Tabel 4.14 Perhitungan Uji Sceffe ………....92
(13)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Struktur Berita ………21 Gambar 2.2 Kelompok Asal……….30 Gambar 2.2 Pembentukan Kelompok Jigsaw………...31 Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan
Model Pembelajaran Jigsaw………....74 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan
Model Pembelajaran STAD………....76 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa dengan Motivasi Belajar
Tinggi ………...77
Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa dengan Motiasi
Belajar Rendah………....79
Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan
Model Pembelajaran Jigsaw dan Motivasi Belajar Tinggi ……….80 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan
Model Pembelajaran Jigsaw dan Motivasi Belajar Rendah ………...82 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan
Model Pembelajaran STAD dan Motivasi Belajar Tinggi ………...83 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang Diajar dengan
Model Pembelajaran STAD dan Motivasi Belajar Rendah……….85 Gambar 4.9 Interaksi Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar………...93
(14)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Jigsaw………..110
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) STAD………...118
Lampiran 3. Silabus Bahasa Indonesia ………...128
Lampiran 4. Tes Hasil Belajar………...130
Lampiran 5. Angket Motivasi Belajar………...138
Lampiran 6. Perhitungan Validitas Uji Coba Test Hasil Belajar Bahasa Indonesia………...142
Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Test Hasil Belajar Bahasa Indonesia ……..145
Lampiran 8. Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Bahasa Indonesia………...143
Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal Bahasa Indonesia………...147
Lampiran 10. Perhitungan Validitas Ujicoba Instrument Angket Motivasi………....149
Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi ………...152
Lampiran 12. Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia………...158
Lampiran 13. Pengujian Normalitas Data………...182
Lampiran 14. Uji Homogenitas Data………..191
Lampiran 15. Uji Hipotesis………...195
(15)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling berinteraksi, bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Komponen tersebut meliputi tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, lingkungan pendidikan, dan media pendidikan. Kelima komponen pendidikan tersebut akan terimplementasikan dalam proses pembelajaran, yaitu aktivitas belajar mengajar. Seseorang dikatakan telah belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara ini banyak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Kualitas pendidikan negara kita rendah, tetapi kita tidak boleh menyalahkan atau mencari siapa yang salah dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah tersebut. Karena hal itu merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga negara sehingga yang perlu kita renungkan dan pikirkan adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan dinegara ini kembali agar mampu bersaing dengan pendidikan negara-negara lain.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidaklah mudah seperti membalik telapak tangan kita. Hal itu karena untuk meningkatkan kualitas pendidikan dibutuhkan suatu proses yang cukup panjang dan melelahkan. Pendidikan manusia dimulai sejak anak manusia dalam kandungan ibunya (prenatal) hingga manusia menghembuskan napas terakhirnya. Jadi, pendidikan berlaku sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup (Long Life Education).
Pendidikan dilakukan melalui proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia secara optimal baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotorik (keterampilan/kecakapan). Salah satu jalur pendidikan adalah jalur pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah memiliki peran yang sangat strategis
(16)
2
dalam mempersiapkan kualitas sumber daya manusia yang handal dalam pembangunan. Sampai saat ini, sekolah dianggap sebagai lembaga pendidikan utama yang berfungsi sebagai pusat pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan didukung oleh pendidikan keluarga dan masyarakat. Dengan demikian, hasil pendidikan di sekolah sangat diharapkan dapat membantu siswa dalam mempersiapkan kehidupannya.
Pemerintah kembali menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 di sekolah yang masih satu semester menerapkan Kurikulum 2013. Sementara sekolah-sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester tetap menggunakan Kurikulum 2013. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP selama ini baik ketika menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 masih kurang memperhatikan pencapaian kompetensi siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Katolik Santa Maria Medan, belum disiapkan dengan baik misalnya dalam memilih model pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada guru dengan menggunakan metode ceramah sehingga tidak memberikan ruang kreativitas pada siswa.
Pencapaian Hasil belajar Bahasa Indonesia di Kelas VIII SMP Katolik St. Maria Medan masih rendah dan jauh dari harapan. Berdasarkan data yang diperoleh di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Katolik St. Maria Medan, hasil nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia masih di bawah standar ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu 68 untuk tahun pelajaran 2011/ 2012 dan 70 untuk tahun 2012/2013 dan 2013/ 2014. Hal itu dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1.Nilai Rata-rata Mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Katolik St. Maria Medan
No. Tahun
Pelajaran KKM
Nilai Rata-Rata Semester Ganjil Genap 1. 2011/2012 68 64,5 67,0 2. 2012/2013 70 65,5 66,3 3. 2013/2014 70 65,6 67,2
(17)
3
Berdasarkan data dalam tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh di setiap kelas belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari siswa, lingkungan belajar, guru, dan sarana prasarana sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia selama ini masih dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang diminati karena kurang menarik untuk dipelajari oleh siswa. Dalam proses pembelajarannya, guru yang mengampu mata pelajaran tersebut masih menggunakan metode belajar konvensional dengan ceramah sehingga fokus pembelajaran hanya terpusat pada guru (teacher centered) dan kurang ada partisipasi siswa yang berarti serta belum memaksimalkan daya kreativitas siswa. Siswa kurang dilibatkan dalam proses memahami ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbiara, membaca, dan menulis. Siswa menjadi kurang aktif belajar dan masih cenderung pasif sehingga siswa kurang dapat menggali potensi yang mereka miliki secara optimal. Selain itu, prestasi belajar siswa yang masih rendah dapat disebabkan karena pembelajaran Bahasa Indonesia yang kurang menarik dan menggugah semangat belajar siswa. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang efektif dan kurang menarik dalam menggali bakat (kemampuan) siswa.
Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa di SMP Katolik Santa Maria Medan salah satunya diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Menurut Gage dan Berliner dalam Akhmad Sudrajat (http://akhmadsudrajat.wordpress.com) guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran dan pembimbing peserta didik. Dalam hal ini seorang guru harus kreatif dalam merencanakan pembelajaran agar siswa menjadi aktif dan kreatif yang pada akhirnya adalah
(18)
4
suatu pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarainya. Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik jika mengikutsertakan siswa untuk memilih, menyusun dan ikut terjun pada situasi pembelajaran. Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran mereka akan bertanggung jawab untuk melakukan rencana yang telah mereka susun, Lindy Petersen (2004:11).
Model pembelajaran kooperatif merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru. Kondisi seperti inilah yang sangat diharapkan agar interaksi berjalan dengan baik demi kelancaran pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif ada beberapa, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe STAD (Student Teams Achievment Division).
Berdasarkan uaraian di atas dan permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran maka penulis tertarik untuk melakukan terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Katolik Santa Maria Medan. Adapun model pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD (Student Teams Achievement Division). Kedua model pembelajaran ini cocok untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang siswanya mempunyai latar belakang yang berbeda.
Model pembelajaran tipe Jigsaw ini merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Keunggulan kooperatif Jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain, siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada orang lain yaitu anggota kelompoknya yang lain (http://ipotes
(19)
5
wordpress.com). Sedangkan model pembelajaran tipe STAD ini merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dengan cara memebentuk kelompok yang anggotanya 4 anak secara heterogen, setelah guru memberikan tugas kepada kelompok setiap anggota kelompok akan berusaha mempelajarinya dan yang sudah bisa memahami materi membantu anggota yang lain. Keunggulan pembelajaran tipe STAD ini adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menetukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal.
Selain model pembelajaran yang digunakan oleh guru, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai factor, antara lain sebagaimana diungkapkan oleh Slameto (2003:54), yaitu: 1. faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) seperti faktor keluarga, lingkungan dan sekolah 2. faktor internal (faktor yang berasal dari diri siswa) seperti minat, bakat, dan motivasi.
Salah satu factor yang berasal dari diri siswa adalah motivasi belajar yang diprediksi akan menentukan keefektifan model pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2000 : 80) motivasi belajar adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku pelajar, dalam motivasi belajar terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan dan menyalurkan, serta mengarahkan sikap dan perilaku individu untuk belajar. Motivasi sangat penting dalam belajar karena motivasi dapat mendorong siswa mempersepsi informasi dalam bahan ajar (Depdiknas, 2005). Sebaik apa pun rancangan bahan ajar, jika siswa tidak termotivasi untuk belajar maka tidak akan terjadi peristiwa belajar karena siswa tidak akan mempersepsi informasi dalam bahan ajar tersebut. Motivasi juga akan memberikan arah yang jelas dalam aktifitas belajar. Perbedaan motivasi belajar siswa akan memberi dampak yang berbeda terhadap hasil belajar siswa.
(20)
6
Setelah memperhatikan hal di atas, maka guru hendaknya dapat menyesuaikan, menyusun, dan menyiapkan bahan ajar yang relevan untuk membantu dan mengarahkan kesiapan siswa untuk menerima materi pembelajaran sesuai dengan model yang diterapkan sesuai dengan karakteristik siswa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran diupayakan pada kegiatan belajar yang bermakna melalui model pembelajaran, diskusi, bekerja kelompok, dan memecahkan masalah serta menyimpulkannya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
a. Apakah yang menyebabkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa rendah? b. Apakah model pembelajaran yang diterapkan guru selama ini sudah tepat?
c. Apakah guru telah merencanakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Bahasa Indonesia?
d. Apakah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia?
e. Apakah motivasi belajar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia?
f. Apakah hasil belajar Bahasa Indonesia yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe STAD dipengaruhi motivasi belajar?
g. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe STAD?
h. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah?
i. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe STAD terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia?
(21)
7
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan memperhatikan banyaknya masalah yang ada, maka penelitian ini hanya dibatasi pada:
a. Hasil belajar Bahasa Indonesia dibatasi pada materi pembelajaran memahami isi berita dari radio/televisi pada siswa Kelas VIII SMP Katolik Santa Maria Medan. b. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
c. Motivasi belajar tinggi dengan motivasi belajar rendah. D. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Apakah terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw daripada siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
b. Apakah terdapat pengaruh perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah? c. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar
siswa terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia? E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam memahami isi berita dari radio/televisi pada siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tipe STAD.
b. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
(22)
8
c. Interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia.
F. Manfaat Penelitian
Dari tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan dan bermanfaat.
Manfaat penelitian ini ada 2, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoretis.
Secara teoretis penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan STAD pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Manfaat lainnya adalah agar para pengajar Bahasa Indonesia dapat mengkaji kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan STAD ini.
2. Manfaat praktis. a. Bagi guru:
1. Guru dapat mengetahui pembelajaran yang bervariasi, efektif dan efisien sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran di kelas.
2. Guru akan terbiasa menggunakan model pembelajaran dalam pembelajarannya.
b. Bagi siswa.
1. Memberi suasana belajar yang menarik dan menyenangkan 2. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
(23)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan model pembelajaran koopeatif Jigsaw lebih tinggi dibanding dengan rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guna meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa tanpa memperhatikan adanya perbedaan motivasi.
2. Rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw maupun model pembelajaran kooperatif STAD lebih tinggi dibanding dengan rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dengan motivasi belajar rendah.
B. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa yang memberikan perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Perbedaan pengaruh tersebut adalah (a) hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi dibanding hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD, (b) hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dengan motivasi belajar tinggi lebih tinggi dibanding siswa dengan motivasi belajar rendah, (c) hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan motivasi belajar tinggi lebih tinggi dibanding siswa dengan motivasi belajar rendah, (d) hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD dengan motivasi belajar
(24)
tinggi lebih tinggi dibanding siswa dengan motivasi belajar rendah, (e) hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan motivasi belajar tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD dan motivasi belajar Implikasi
1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Hal ini menegaskan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu factor yang menjadi perhatian sebagai solusi untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. Hal ini dapat diterima karena dengan menerapkan model pembeljaran yang dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian, jika menerapkan model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran akan berakibat berkurangnya partisipasi aktif siswa dala pembelajaran.
Penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia siswa lebih tinggi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran koopertif Jigsaw lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. Hal itu karena dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw siswa aktif untuk memahami materi. Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan model pembelajaran terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia berimplikasi kepada guru untuk melaksanakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw diharapkan guru dapat membangkitkan minat dan memotivasi keterlibatan siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih intraktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
(25)
2. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Siswa dengan motivasi belajar tinggi memiliki rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan siswa dengan motivasi belajar rendah. Hal ini menegaskan bahwa motivasi belajar signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Siswa dengan motivasi belajar tinggi, lebih mudah menerima materi pembelajaran karena konsentrasi belajar. Dengan demikian, siswa yang memiliki dorongan untuk belajar terus-menerus mudah mencerna materi pembelajaran dan memecahkan masalah belajarnya. Dengan demikian, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan rendah pula hasil belajar Bahasa Indonesianya, sebaliknya siswa dengan motivasi belajar tinggi hasil belajarnya akan tinggi pula.
Konsekuensi logis dari pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia berimplikasi kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk melakukan identifikasi dan prediksi dalam menentukan motivasi belajar yang dimiliki siswa. Jika motivasi belajar siswa dapat dikelompokkan maka guru dapat merancang rencana pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa. Selain itu, guru dapat melakukan pembelajaran lain misalnya untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tingggi diberikan materi pengayaan dan soal-soal latihan dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi. Sementara untuk siswa dengan motivasi belajar rendah diberikan materi remedial yang bertujuan untuk melatih pemahaman dan penguasaan terhadap materi pembelajaran. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menyelesai materi pembelajaran guna memperoleh hasil belajar Bahasa Indonesia yang lebih baik. Selain itu, siswa diharapkan mampu meningkatkan retensinya dengan cara menemukan materi penting bukan karena perintah guru.
(26)
Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari aspek motivasi belajar adalah memberikan pemahaman kepada guru dalam memilih model pembelajaran harus mempertimbangkan motivasi belajar siswa. Dengan adanya motivasi belajar dalam diri siswa akan berperan terhadap reaksi positif yang akan dilakukannya dalam merespon suatu ide, gagasan, dalam pembelajaran yang berlangsung. Karena itu, model pembelajaran yang diterapkan guru akan efektif atau tidak tentu bergantung dari karakteristik siswa yang belajar.
Perbedaan motivasi juga berimplikasi kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Tindakan yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan konsep belajar tutorial di mana guru mengarahkan siswa belajar dengan kelompok belajar dengan diskusi di dalam kelas sehingga siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat memberikan bantuan kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran bagi siswa dengan motivasi belajar rendah dapat terbantu dalam memahami materi pembelajaran.
3. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Interaksi tersebut teridentiikasi dari siswa dengan motivasi belajar tinggi dan diajar dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw memperoleh hasil belajar Bahasa Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Sedangkan bagi siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih rendah dibandingkan dengan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedangkan model pembelajaran
(27)
kooperatif STAD lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik motivasi belajar rendah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Dalam kaitan ini antara guru dan siswa memiliki peranan yang sama dan berarti dalam upaya meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia itu sendiri, sehingga untuk mencapai hasil belajar Bahasa Indonesia yang maksimal maka kedua variable tersebut yaitu odel pembelajaran dan motivasi belajar perlu mendapat perhatian secara bersama.
Interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan melaksanakan dengan baik model pembelajaran kooperatif Jigsaw di kelas karena dari penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. Sedangkan untuk siswa agar selalu berupaya meningkatkan motivasi belajar dalam belajar.
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian sebelumnya, maka dapat dituliskan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada penyelenggara sekolah dan guru disarankan dalam kegiatan pembelajaran perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan melengkapi unsure teknologi dan media pembelajaran.
2. Kepada pengawas rumpun mata pelajaran Bahasa Inggris untuk memberikan kepada guru agar memperhatikan karakteristik siswa dalam merancang pembeajaran sehingga dapat menetapkan model pembelajaran yang sesuai untuk dilaksanakan dalam materi ajar Bahasa Indonesia.
(28)
3. Kepada peneliti lain disarankan untuk meneliti karakteristik siswa yang lain misalnya kreatifitas, gaya belajar, retensi dan sebagainya yang turut mempengaruhi hasil belajar Bahasa Indonesia.
(29)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir, Subaida. 2002. Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional Terhadap Prestasi, Atribusi Pencapaian Konsep Kendiri Akademik dan Hubungan Sosial dalam Pendidikan Perakaunan. Universiti Putra: Malaysia.
Aminuddin.1996. Isi dan Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia Pendekatan Terpadu dan Pendekatan Proses. Malang:FPBS IKIP Malang.
Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.
_________. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo
Arends, Richard, 1997. Classroom Instruksional and Management. New York: MCGraw Hill.
_____________. 2001. Learning to Teach. Fifth Edition. New York: Mcgraw-Hill Companies Inc.
Azwar, Saifudin.2003. Metode Penelitian, Edisi kesatu.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
B. Kumaravadivelu . 2006. Understanding language teaching from method to post method. LEA: New Jersey. (Kinayati Djojosuroto, Filsafat Bahasa, 2007, Yogyakarta:Pustaka Book Publisher)
Depdiknas.2003. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas RI.
Depdiknas.2004. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:Depdiknas.
Dimyati dan Mujiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta. _________________. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi: Bumi Aksara, Jakarta
Ibrahim, M.dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.University Press.
________________. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: PSMS UNESA.
________________. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS UNESA. Johnson, DW.& Johnson. R.1993. Cooperation in The Classroom. Edina.Minn: Interaction
Book Company.
Larsen-Freeman, D. 2000.Techniques and Principles in Language Teaching.Second Edition. Oxford: Oxford University Press.
(30)
108
Lindy Petersen. 2004. Bagaimana Memotivasi Anak Belajar. Jakarta: Gramedia. Nasution, S.1996. Didaktik Azas- Azas Mengajar. Bandung: Jemmars.
__________. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto.1995. Belajar dan Faktor factor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka. Sudjana. 2003. Metode Statistik. Tarsito, Bandung.
Suharsimi, Arikunto. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. ________________. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparman, M. Atwi. 2001. Disain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka. Slavin R. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sutikno, M. Sobry. 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Mataram : NTP
Press
Syaifudin Anwar. 1990. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Thoha, Miftah, 2007. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta:
Rajawali Pres. Tika H. Moh.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Winkel W.S. 1983. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. __________. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta:Gramedia.
Yaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
SUMBER INTERNET:
Sunarto. 2008. Motivasi Belajar. Online dalam (http://sunartombs.wordpress. com/2015) diakses 10 April 2015.
Wahib, Moch. 2009. Cooperayive Learning Tehnik Jigsaw. Online dalam (http://www.wahib-dr.com/cooperative-learning-teknik jigsaw.html), diakses 9 April 2015
Akhmad Sudrajat. 2008. Cooperative Learning-Teknik Jigsaw. Dalam (http://akhmadsudrajat.
(31)
109
wordpress.com.) Diakses 8 April 2015.
Achmad, Arief. 2007. Membangun Motivasi Belajar Siswa. Online dalam (Http://www.greatwall.com). Diakses 7 April 2015
_____________. 2008. Membangun Motivasi Belajar Siswa. Online dalam (http://www. kesetaraan.net). diakses 6 April 2015.
(1)
Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari aspek motivasi belajar adalah memberikan pemahaman kepada guru dalam memilih model pembelajaran harus mempertimbangkan motivasi belajar siswa. Dengan adanya motivasi belajar dalam diri siswa akan berperan terhadap reaksi positif yang akan dilakukannya dalam merespon suatu ide, gagasan, dalam pembelajaran yang berlangsung. Karena itu, model pembelajaran yang diterapkan guru akan efektif atau tidak tentu bergantung dari karakteristik siswa yang belajar.
Perbedaan motivasi juga berimplikasi kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Tindakan yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan konsep belajar tutorial di mana guru mengarahkan siswa belajar dengan kelompok belajar dengan diskusi di dalam kelas sehingga siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat memberikan bantuan kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran bagi siswa dengan motivasi belajar rendah dapat terbantu dalam memahami materi pembelajaran.
3. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Interaksi tersebut teridentiikasi dari siswa dengan motivasi belajar tinggi dan diajar dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw memperoleh hasil belajar Bahasa Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Sedangkan bagi siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih rendah dibandingkan dengan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedangkan model pembelajaran
(2)
kooperatif STAD lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik motivasi belajar rendah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Dalam kaitan ini antara guru dan siswa memiliki peranan yang sama dan berarti dalam upaya meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia itu sendiri, sehingga untuk mencapai hasil belajar Bahasa Indonesia yang maksimal maka kedua variable tersebut yaitu odel pembelajaran dan motivasi belajar perlu mendapat perhatian secara bersama.
Interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan melaksanakan dengan baik model pembelajaran kooperatif Jigsaw di kelas karena dari penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. Sedangkan untuk siswa agar selalu berupaya meningkatkan motivasi belajar dalam belajar.
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian sebelumnya, maka dapat dituliskan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada penyelenggara sekolah dan guru disarankan dalam kegiatan pembelajaran perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan melengkapi unsure teknologi dan media pembelajaran.
2. Kepada pengawas rumpun mata pelajaran Bahasa Inggris untuk memberikan kepada guru agar memperhatikan karakteristik siswa dalam merancang pembeajaran sehingga dapat menetapkan model pembelajaran yang sesuai untuk dilaksanakan dalam materi ajar Bahasa Indonesia.
(3)
3. Kepada peneliti lain disarankan untuk meneliti karakteristik siswa yang lain misalnya kreatifitas, gaya belajar, retensi dan sebagainya yang turut mempengaruhi hasil belajar Bahasa Indonesia.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir, Subaida. 2002. Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional Terhadap Prestasi, Atribusi Pencapaian Konsep Kendiri Akademik dan Hubungan Sosial dalam Pendidikan Perakaunan. Universiti Putra: Malaysia.
Aminuddin.1996. Isi dan Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia Pendekatan Terpadu dan Pendekatan Proses. Malang:FPBS IKIP Malang.
Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.
_________. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo
Arends, Richard, 1997. Classroom Instruksional and Management. New York: MCGraw Hill.
_____________. 2001. Learning to Teach. Fifth Edition. New York: Mcgraw-Hill Companies Inc.
Azwar, Saifudin.2003. Metode Penelitian, Edisi kesatu.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
B. Kumaravadivelu . 2006. Understanding language teaching from method to post method. LEA: New Jersey. (Kinayati Djojosuroto, Filsafat Bahasa, 2007, Yogyakarta:Pustaka Book Publisher)
Depdiknas.2003. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas RI.
Depdiknas.2004. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:Depdiknas.
Dimyati dan Mujiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta. _________________. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi: Bumi Aksara, Jakarta
Ibrahim, M.dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.University Press.
________________. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: PSMS UNESA.
________________. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS UNESA. Johnson, DW.& Johnson. R.1993. Cooperation in The Classroom. Edina.Minn: Interaction
Book Company.
Larsen-Freeman, D. 2000.Techniques and Principles in Language Teaching.Second Edition. Oxford: Oxford University Press.
(5)
108
Lindy Petersen. 2004. Bagaimana Memotivasi Anak Belajar. Jakarta: Gramedia. Nasution, S.1996. Didaktik Azas- Azas Mengajar. Bandung: Jemmars.
__________. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto.1995. Belajar dan Faktor factor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka. Sudjana. 2003. Metode Statistik. Tarsito, Bandung.
Suharsimi, Arikunto. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. ________________. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparman, M. Atwi. 2001. Disain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka. Slavin R. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sutikno, M. Sobry. 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Mataram : NTP
Press
Syaifudin Anwar. 1990. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Thoha, Miftah, 2007. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta:
Rajawali Pres. Tika H. Moh.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Winkel W.S. 1983. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. __________. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta:Gramedia.
Yaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
SUMBER INTERNET:
Sunarto. 2008. Motivasi Belajar. Online dalam (http://sunartombs.wordpress. com/2015) diakses 10 April 2015.
Wahib, Moch. 2009. Cooperayive Learning Tehnik Jigsaw. Online dalam (http://www.wahib-dr.com/cooperative-learning-teknik jigsaw.html), diakses 9 April 2015
Akhmad Sudrajat. 2008. Cooperative Learning-Teknik Jigsaw. Dalam (http://akhmadsudrajat.
(6)
109
wordpress.com.) Diakses 8 April 2015.
Achmad, Arief. 2007. Membangun Motivasi Belajar Siswa. Online dalam (Http://www.greatwall.com). Diakses 7 April 2015
_____________. 2008. Membangun Motivasi Belajar Siswa. Online dalam (http://www. kesetaraan.net). diakses 6 April 2015.