STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT PENRAJIN KECIL GERABAH TRADISIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN KEMISKINANNYA DI DESA BAYAT KABUPATEN KLATEN.

Zaini Rohmad, Strategi Adaptasi Masyarakat Pengrajin Kecil Gerabah Tradisional Dalam
Mempertahankan Kemiskinannya Di Desa Bayat kabupaten Klaten
STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT PENRAJIN KECIL GERABAH
TRADISIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN KEMISKINANNYA DI DESA
BAYAT KABUPATEN KLATEN
Oleh :
Dr. Zaini Rohmad, M.Pd
Drs. Hendro Saputro, M.Si
Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si
Drs. Wakino, M.S
Dra. Dewi Kusumawardani, M.Si
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah ingin menjelaskan strategi adaptasi masyarakat pengrajin
gerabah di Bayat-Klaten dalam mempertahankan kemiskinannya. Penelitian dilakukan
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara
mendalam, pengamatan dan dokumentasi/arsip. Teknik sampling menggunakan
purposive dengan teknik keabsahan data dengan cara peerdebriefing, recheck data dan
triangulasi sumber. Teknik analisis dengan menggunakan model interaktif yang
komponennya terdiri dari pengumpulan data, reduksi, sajian dan verifikasi. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa masyarakat pengrajin
gerabah Dukuh Bolon, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten merupakan pengrajin

gerabah dimana kemampuan mengikuti zaman relative mengalami kesulitan selain
dikarenakan rendahnya sumber daya manusia juga disebabkan oleh faktor alam, sosial
budaya yang mengungkung pola pikir pengrajin masih terbelakang, sehingga secara
tidak langsung para pengrajin tersebut sedang melestarikan kemiskinannya. Selain itu,
biaya produksi yang boros, waktu kerja dan pemasaran yang tidak efektif, menjadi suatu
pola yang bersifat kebiasaan. Hal tersebut tidak disadari oleh para pengrajin bahwa
keadaan tersebut merupakan budaya dalam melestarikan kemiskinan.
Kata Kunci : Strategi adaptasi, gerabah tradisional, kemiskinan
dalamnya adalah seni kerajinan, dalam

PENDAHULUAN
seni

proses produksinya mampu menyerap

gerabah yang tergolong sebagai seni

tenaga kerja yang cukup banyak. Dengan

kerajinan pada dasarnya merupakan


demikian proses produksi seni kerajinan

benda seni yang bernilai guna. Pada

merupakan

dekade terakhir ini seni kerajinan sangat

kemampuan ketrampilan, bagi proses

terasa

kegiatan

mekanisme pembuatan suatu karya seni

ekonomi. Karya seni (rupa) dan proses

yang tidak hanya dikerjakan seorang


kegiatannya

sebagai

diri. Pada sisi lain secara ekonomi

industri yang bernilai sosial ekonomi.

dampak dari keberadaan seni kerajinan

Secara social, bahwa seni rupa yang di

sekarang ini, telah mendorong para

Merujuk

aspek

fungsinya


telah

historis,

sebagai

dikelola

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010

sarana

menyalurkan

47

pengrajin sebagai

mata pencaharian


atas

dasar

kepentingan

pelestarian

itulah sebabnya bahwa seni kerajinan

budaya

setempat,

melainkan

karena

diciptakan atas dasar tujuan ekonomi.


tujuan

ekonomi.

akibatntya

konsep

Sehingga bentuk atau desain-desain yang

pengrajin dan perilaku serta bentuk

berkembang da nada, menyesuaikan

kerajinan

permintaan

yang


sebagai pekerjaan sambilan di waktu

cenderung komersial dan tidak bersifat

luang, sekarang sudah bergeser ke arah

ritual-magis (Heskett, 1980). Temuan-

pemenuhan

temuan yang menguatkan pernyataan

sekaligus sebagai sumber penghasilan

tersebut telah dibuktikan oleh beberapa

dalam

aspek


peningkatan

ekonomi

hasil penelitian dari berbagai jenis

(materialisme)

masyarakat

setempat

kerajinan yang ada.

telah

konsumen

(pasar)


Hasil penelitian ukir di daerah
Jepara,

menunjukkan

bahwa

ukir

yang

selera

mengakui

semula

hanya


pemesan,

adanya

dan

banyak

kemajuan.
Sedangkan

seni

penelitian

seni

kerajinan ukir sudah menjadi komoditas

kerajinan yang dibuat dari bahan baku


eksport

dampak

selongsongan peluru yang dikaji di

ekonomi pada masyarakat pengrajin

wilayah Bali, pada dasarnya diperoleh

ukir. Deain dan motof hiasan ukir

hasil yang sama, bahwa aspek ekonomi

tradisi-klasik khas daerah setempat tidak

lebih merupakan tujuan atau motivasi

lagi

para

utama para pengrajin. Sehingga desain

pengrajin. Hal ini disebabkan para buyer

kerajinan yang diciptakan pengrajin di

market (pembeli) pada umumnya adalah

Bali

investor asing, seperti halnya orang-

ekonomi.

orang dari Negara Amerika, Jepang,

keseniannya

Korea, Australia, Jerman, Belanda, dan

tujuan komersial dan dengan sendirinya

Negara

bentuk yang diciptakan juga disesuaikan

yang

muncul

memberikan

atau

lainnya,

diproduksi

yang

mempunyai

kepentingan ekonomi bagi konsumen
sasaran di negerinya. Maka kemudian
motif hias yang dipesankan adalah khas
di negerinya masing-masing, bukan khas
dari

daerah

pengrajinnya.

Sehingga

konsep penciptaan pengrajin bukan lagi

48

didasarkan

pada

pemikiran

Karenanya

perilaku

amat

dipengaruhi

oleh

dengan selera pasar.
Hasil penelitian kerajinan jenis
anyaman di daerah Yogyakarta, pada
mulanya

hanya

bersifat

sebagai

kebutuhan sendiri, sekarang gagasan

Zaini Rohmad, Strategi Adaptasi Masyarakat Pengrajin Kecil Gerabah Tradisional Dalam
Mempertahankan Kemiskinannya Di Desa Bayat kabupaten Klaten
(konsep) dan perilaku pengrajin dalam

yang dilakuakan Sutiyono (1194: 60-61).

menciptakan karya kerajinan anyaman

Dalam penelitian ini ditemukan fakta

talah dilandasi oleh motif ekonomi.

bahwa sikap para seniman pengrajin

Dalam hal ini anyaman dilihat sebagai

terhadap seni tradisional termasuk di

sumber mata pencaharian. Sehingga

dalamnya seni kerajinan, pada dasarnya

bentuk

anyaman

menyetujui

menjadi

beragam

yang

dihasilkan

perlunya

pengambangan

memang

lebih lanjut. Pengembangan ini pada

dipersiapkan untuk memenuhi selera

intinya menginginkan bahwa seni tradisi

para

untuk

harus disajikan dengan bentuk kreasi

sendiri

baru, tetapi tetap difungsikan sebagaiseni

pembeli,

memenuhi

karena

bukan

lagi

kebutuhannya

yang bernilai social-kemasyarakatan.

(Salamun, 1992).

Dari

Dari temuan-temuan tersebut di

hasil

studi

awal

yang

atas pada dasarnya para pengrajin telah

dilakukan penulis di Dukuh Kebundalem

sadar akan nilai ekonomi yang cukup

yang merupakan salah satu dari 21

menjanjikan dan seni kerajinan itu

Dukuh yang ada di Desa Paseban,

sendiri.

seperti

Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten,

banyak pula generasi pengrajin tua,

ditemukan masih banyak hasil seni

masih

untuk

kerajinan gerabah tradisi. Bahkan para

mencoba-coba mengubah desain tradisi

pengrajin semuanya sudah tua yang

menjadi desain yang kontemporer yang

sebagian besar pelakunya adalah wanita.

memiliki nilai jual lebih tinggi. Perlu dan

Sedangkan para generasi muda, baik

tidaknya seni kerajinan tradisi seperti

laki-laki maupun wanita telah memilih

halnya desain gerabah, teknik pengerjaan

meninggalkan seni warisan tersebut dan

dikembangkan

telah

menjadi buruh pabrik atau berdagang.

mengundang perdebatan para pemerhati

Gejala ini menunjukkan kemungkinan

dan praktisi seni kerajinan tradisi. Di

bergesernya profesi dan pengrajin kea

satu sisi ingin berharap apa adanya. Pada

rah

sisi lain justru ingin mengubah apa yang

penduduk

ada untuk disesuaikan dengan kondisi

berjumlah 5.219 jiwa dengan 1.339

dan tuntutan masyarakat pendukungnya.

Kepala Keluarga (KK), sekitar 66%

Kontroversi

telah

tempat tinggal mereka belum permanen,

ditengahi dengan kegiatan penelitian

hanya 34% saja yang sudah permanen.

Meskipun

bersikukuh

memang

dan

atau

ini

sulit

tidak,

sebetulnya

profesi

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010

lain.
yang

Didesa

Paseban,

tergolong

miskin,

49

Sedangkan dari luas wilayah desa sekitas
214.525 ha, 22.9% adalah berupa hutan
yang terletak di perbukitan. Ditinjau dari
pekerjaan penduduk yang berprofesi
sebagai petani hanya 2,6%, buruh tani
6,9%, tukang 2,5%, jasa 15,4% dan
pensiunan

3,5%.

Sebagian

besar

penduduk bekerja sebagai karyawan
kerajinan

54,1%,

sedangkan

kedua

terbesar

sebagai

wiraswasta

yaitu

sebesar 14,9 %. Ditinjau dari keberadaan
kerajinan gerabah yang ada masih
menunjukkan tingkat kesederhanaan dan
belum banyak mengalami perkembangan
yang berarti baik dari segi bentuk, proses
pengerjaan maupun fungsi kerajinan
yang dihasilkan.

1. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui secara umum situasi
dan

kondisi

gerabah

ini

perlu

dikaji

social

budaya

masyarakat setempat kaitannya
dengan aktivitas usaha kerajinan
gerabah

tradisional

Bolon,

Kecamatan

di

Desa
Bayat,

kabupaten Klaten
2. Untuk

mengetahui

strategi

adaptasi masyarakat pengrajin
gerabah

tradisional

Bayat,

di

Klaten

Bolo,
dalam

mempertahankan kemiskinannya
(usahanya). Penelitian ini untuk
memaparkan secara empiric seni
kerajian

Kenyataan yang dialami para
pengrajin

TUJUAN PENELITIAN

gerabah

Kecamatan

tradisi

Bayat

memelihara

di

dalam

kemiskinannya

keterpaduan antara aspek manusia nya

karena keterbatasan pengetahuan

sebagai pengrajin, tidak hanya dilihat

kebudayaannya dalam memenuhi

bahwa seni kerajinan gerabah sebagai

kebutuhannya

bentuk visual structural semata, yang

primer, social, dan integrative.

memisahkan aspek manusai sebagai
pengrajin.

Sehingga

dipahami

secara

nantinya
obyektif

dapat
tentang

bagaimana sebenarnya pemikiran atau
konsep-konsep

yang

melekat

pada

baik

kebutuhan

MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritik
a. Temuan

penelitian

dimanfaatkan

dapat
sebagai

pengrajin gerabah tradisi, berkenaan

referensi bagi kajian lebih

dengan perilaku budaya dan berkesenian

lanjut

yang selama ini diidentikkan dengan

serupa, untuk menguji atau

keterbatasan dan kemiskinan.

memperkokoh temuan yang

50

mengenai

masalah

Dokumen yang terkait

PERANAN PERAJIN DALAM MELESTARIKAN BATIK BAYAT DI DESA JARUM KABUPATEN KLATEN

1 28 127

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGAHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI KECAMATAN BAYAT Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengahadapi Bencana Gempabumi Di Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 3 15

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGAHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI KECAMATAN BAYAT Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengahadapi Bencana Gempabumi Di Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 4 13

TRANSFORMASI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DUKUH DOLON, DESA PASEBAN, KECAMATAN BAYAT, KABUPATEN KLATEN.

0 1 15

Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 9

Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 2

Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 26

Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 9

Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 2

Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 12