Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan/bahari. Dua pertiga luas wilayah
negara ini terdiri dari lautan dengan total garis panjang pantainya terpanjang
kedua di dunia. Wilayah pesisir Indonesia yang luas memiliki garis pantai
sepanjang 81.000 km, sekitar 75% dari wilayahnya merupakan wilayah perairan
sepanjang 5,8 km termasuk zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI) dan juga
merupakan terbesar di dunia dengan jumlah pulau lebih kurang 17.000 buah pulau
dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.
Luasnya wilayah perairan Indonesia dengan kekayaan sumber daya
kelautan dan perikanan yang besar menjadikan indonesia sebagai salah satu
negara pemasok produk perikanan terbesar dunia. Kontribusi Indonesia dalam
memasok kebutuhan produk perikanan dunia diketahui mencapai 30 persen.
Sayangnya Peran strategis laut Indonesia sebagai pemasok produk perikanan
dunia semakin terancam akibat maraknya praktek Illegal Unreported dan
Unregulated (IUU) Fishing.
Banyaknya praktik penangkapan ikan ilegal dan merusak biota laut
menyebabkan berkurangnya jumlah populasi ikan di wilayah Indonesia. Hal itu
berdampak pada menurunnya jumlah ikan hasil tangkapan nelayan dan daerah
penangkapan yang semakin meluas kelaut lepas. Akibat sulitnya mendapatkan
ikan, banyak nelayan tradisional yang beralih menggunakan alat tangkap yang
tidak ramah lingkungan seperti pukat dan cantrang. (Kkp, 2014)
1
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari keseluruhan penduduk Indonesia, sebagian besar penduduk
miskin di Indonesia berada di wilayah pesisir. Secara geografis nelayan
merupakan masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir ,
yakni kawasan transisi antara wilayah darat dan laut. Sebagai suatu sistem,
masyarakat nelayan terdiri atas kategori-kategori yang membentuk suatu kesatuan
sosial. Nelayan juga memiliki suatu sistem nilai-nilai yang menjadi referensi
perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai kelompok sosial yang tinggal di daerah pesisir, masyarakat
tersebut sangat menggantungkan kelangsungan hidup dari berbagai potensi
sumberdaya kelautan. Bagi nelayan, laut bukan hanya merupakan hamparan air
yang hanya membatasi daratan, tapi lebih dari itu yakni sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Sebagai bangsa bahari, seharusnya kelompok
masyarakat yang bermata pencaharian nelayan itu tidak miskin.
Nelayan termasuk warga negara Indonesia yang berekonomi lemah, sangat
kontras sekali dengan perannya sebagai pahlawan protein bangsa. Lembaga
swadaya masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA)
menyebutkan jumlah nelayan ditanah air terus berkurang. Jumlahnya saat ini
tersisa 2,2 juta nelayan dari total jumlah penduduk Indonesia. Permodalan yang
lemah dan kultur kewirausahaan yang tidak kondusif merupakan unsur utama
dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat nelayan.
Berbagai program/proyek sudah dirancang dan diimplementasikan oleh
pemerintah dalam upaya penanggulangan masalah kemiskinan, khususnya bagi
komunitas nelayan. Fakta menunjukkan bahwa program/proyek tersebut belum
berhasil kalau tidak disebut gagal. Selain permodalan, jumlah tanggungan
2
Universitas Sumatera Utara
keluarga juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan nelayan. Semakin banyak
jumlah tanggungan keluarga maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Hal
ini mempunyai pengaruh yang negatif terhadap peningkatan kesejahteraan
nelayan.
Tingkat kesejahteraan adalah kemampuan dari pendapatan yang diterima
untuk digunakan dalam kegiatan konsumsi yang dihitung dalam satu rupiah,
tingkat kesejahteraan nelayan dihitung dengan indeks nilai tukar nelayan (NTN).
NTN adalah rasio total pendapatan terhadap total pengeluaran rumah tangga
nelayan selama satu bulan. (Kompasiana, 2014)
Sebenarnya pemerintah telah giat mencanangkan pembangunan sektor
ekonomi sebagai titik tumpu dalam usaha mencapai kemakmuran. Kompleksitas
pembangunan akibat resesi ekonomi, terbatasnya sumber daya alam, ledakan
penduduk yang berakibat langsung pada peningkatan angkatan kerja. Hal ini juga
berdampak pada masyarakat bermukim dan berusaha didaerah pesisir. (Republika,
2013).
Kabupaten Tapanuli Tengah adalah salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara yang terletak di Kawasan Barat Pulau Sumatera, dengan wilayah
sebagian merupakan pulau-pulau kecil di Samudera Hindia. Jumlah penduduk
Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2015 sebanyak 354.626 jiwa dengan
tingkat kepadatan penduduk 161,56 jiwa km2 yang penyebarannya tidak merata di
setiap kecamatan. Kecamatan yang tertinggi kepadatan penduduknya adalah
Kecamatan Pandan yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Tengah
dengan jumlah penduduk 57.229 jiwa, sehingga kepadatan penduduknya
mencapai 1.668 jiwa per km2. (Bps, 2015)
3
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah pada September
2015 mencapai 52.200 jiwa, mengalami kenaikan sebesar 4,69 persen (2.340 jiwa)
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 49.860 jiwa. Kemiskinan
masih dialami oleh komunitas nelayan, hal ini dapat dilihat pada beberapa
indikator seperti; masih banyak anak nelayan yang tidak mengenyam pendidikan,
masih banyak nelayan yang tidak dapat menikmati informasi dari media
elektronik, asupan makanan tidak memenuhi 4 sehat 5 sempurna, rumah-rumah
mereka yang sangat sederhana, beratapkan daun rumbia, berdindingkan anyaman
bambu, berlantaikan papan yang terlihat usang. dan keterbatasan pemilikan
perabotan rumah tangga adalah tempat tinggal para nelayan buruh dan nelayan
tradisional. Adapun jumlah nelayan tangkap pada tahun 2015 di Kecamatan
Pandan yaitu sebanyak 2171.
4
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Perahu Penangkap Ikan Laut Menurut Jenis Kapal dan
Kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2015
Kecamatan/
District
Perahu
Tanpa
Motor/
Non
Powered
Boat
Perahu
Motor
Tempel/
Out Board
Motor
Kapal
Motor/
In board
Motor
Jumlah/
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pinangsori
4
0
0
4
120
53
38
211
Sibabangun
3
0
0
3
Lumut
4
0
0
4
Sukabangun
3
0
0
3
30
99
108
237
2
0
0
2
Sarudik
26
45
243
314
Tapian Nauli
45
97
84
226
Sitahuis
0
0
0
0
Kolang
62
23
19
104
Sorkam
45
67
96
208
Sorkam Barat
5
94
166
310
Pasaribu Tobing
3
0
0
3
Barus
49
124
242
415
Sosor Gadong
60
25
32
117
Andam Dewi
82
47
65
194
Barus Utara
0
0
0
0
Manduamas
34
19
19
72
Sirandorung
4
0
0
4
581
693
1112
2431
Badiri
Pandan
Tukka
Tapanuli Tengah
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Tapanuli Tengah
Source : Marine and Fishery Service of Tapanuli Tengah Regency
5
Universitas Sumatera Utara
Dengan keterbatasan alat yang dimiliki oleh para nelayan tradisional
mereka hanya melaut di pagi hari hingga sore hari, hasil tangkapan mereka pun
tidak lah sebanyak nelayan yang menggunakan perahu bermotor ataupun kapal
bermotor yang bisa mendapatkan hasil tangkapan banyak bahkan mencapai
ratusan kilo ikan. Nelayan tradisional hanya mendapatkan ikan sebanyak 5-10kg
setiap harinya itu pun kalau cuaca bersahabat, terkadang hasil tangkapan hanya
cukup untuk makan mereka saja.
Penghasilan rata-rata nelayan tradisional di kelurahan pandan berkisar Rp.
500-1jt/bulan, terkadang nelayan tradisional tidak melaut ini di akibatkan karena
musim badai yang bisa berlangsung satu bulan lebih lamanya. Jika dilihat dari
uraian tersebut terlihat jelas masih lemahnya kondisi perekonomian nelayan
tradisional di kelurahan Pandan. Belum lagi biaya untuk membeli peralatan
berupa jaring dan pancing serta kebutuhan rumah tangga seperti kebutuhan anak
dan istri yang terkadang tidak cukup dengan penghasilan nelayan yang kecil.
Berbagai permasalahan yang di hadapi oleh nelayan tradisional khusunya
nelayan tradisional kelurahan Pandan maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Stretegi Adaptasi Nelayan Tradisional di Kelurahan Pandan
Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Yaitu untuk mengetahui strategi
apa yang di gunakan masyarakat nelayan tradisional untuk tetap dapat bertahan
hidup di tengah kondisi nelayan tradisional yang miskin dan serba kekurangan.
6
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan maka
masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :“Bagaimana Strategi Adaptasi
Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah’’.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) dalam
Mempertahankan Kelangsungan Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan
Kabupaten Tapanuli Tengah.
1.4
Manfaat Penelitian
a) Secara Akademis, Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya
khasanah penelitian khususnya bagi Departemen Ilmu Kesejahteraan
Sosial, Fakultas Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
b) Secara Teoritis, Dari hasil penelitian ini dapat melatih diri dan
mangembangkan pemahaman serta kemampuan berfikir melalui penulisan
ilmiah dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Departemen lmu
Kesejahteraan Sosial.
7
Universitas Sumatera Utara
c) Secara Praktis, Dari hasil penelitian ini diharapkan semakin menambah
pengetahuan serta dapat juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
penelitian terkait selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan.
1.5
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri atas:
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian,
kerangka
pemikiran, defenisi konsep, dan defenisi
operasional
BAB III
: METODE PENELITIAN
Berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian,
populasi dan sample penelitian, teknik pengumpulan data,
serta teknik analisis data
BAB IV
: GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
Berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian dan
data-data lain yang berhubungan dengan objek yang diteliti
8
Universitas Sumatera Utara
BAB V
: ANALISIS DATA
Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
penelitian beserta dengan analisisnya
BAB VI
: PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran dari hasil
penelitian.
9
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan/bahari. Dua pertiga luas wilayah
negara ini terdiri dari lautan dengan total garis panjang pantainya terpanjang
kedua di dunia. Wilayah pesisir Indonesia yang luas memiliki garis pantai
sepanjang 81.000 km, sekitar 75% dari wilayahnya merupakan wilayah perairan
sepanjang 5,8 km termasuk zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI) dan juga
merupakan terbesar di dunia dengan jumlah pulau lebih kurang 17.000 buah pulau
dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.
Luasnya wilayah perairan Indonesia dengan kekayaan sumber daya
kelautan dan perikanan yang besar menjadikan indonesia sebagai salah satu
negara pemasok produk perikanan terbesar dunia. Kontribusi Indonesia dalam
memasok kebutuhan produk perikanan dunia diketahui mencapai 30 persen.
Sayangnya Peran strategis laut Indonesia sebagai pemasok produk perikanan
dunia semakin terancam akibat maraknya praktek Illegal Unreported dan
Unregulated (IUU) Fishing.
Banyaknya praktik penangkapan ikan ilegal dan merusak biota laut
menyebabkan berkurangnya jumlah populasi ikan di wilayah Indonesia. Hal itu
berdampak pada menurunnya jumlah ikan hasil tangkapan nelayan dan daerah
penangkapan yang semakin meluas kelaut lepas. Akibat sulitnya mendapatkan
ikan, banyak nelayan tradisional yang beralih menggunakan alat tangkap yang
tidak ramah lingkungan seperti pukat dan cantrang. (Kkp, 2014)
1
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari keseluruhan penduduk Indonesia, sebagian besar penduduk
miskin di Indonesia berada di wilayah pesisir. Secara geografis nelayan
merupakan masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir ,
yakni kawasan transisi antara wilayah darat dan laut. Sebagai suatu sistem,
masyarakat nelayan terdiri atas kategori-kategori yang membentuk suatu kesatuan
sosial. Nelayan juga memiliki suatu sistem nilai-nilai yang menjadi referensi
perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai kelompok sosial yang tinggal di daerah pesisir, masyarakat
tersebut sangat menggantungkan kelangsungan hidup dari berbagai potensi
sumberdaya kelautan. Bagi nelayan, laut bukan hanya merupakan hamparan air
yang hanya membatasi daratan, tapi lebih dari itu yakni sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Sebagai bangsa bahari, seharusnya kelompok
masyarakat yang bermata pencaharian nelayan itu tidak miskin.
Nelayan termasuk warga negara Indonesia yang berekonomi lemah, sangat
kontras sekali dengan perannya sebagai pahlawan protein bangsa. Lembaga
swadaya masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA)
menyebutkan jumlah nelayan ditanah air terus berkurang. Jumlahnya saat ini
tersisa 2,2 juta nelayan dari total jumlah penduduk Indonesia. Permodalan yang
lemah dan kultur kewirausahaan yang tidak kondusif merupakan unsur utama
dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat nelayan.
Berbagai program/proyek sudah dirancang dan diimplementasikan oleh
pemerintah dalam upaya penanggulangan masalah kemiskinan, khususnya bagi
komunitas nelayan. Fakta menunjukkan bahwa program/proyek tersebut belum
berhasil kalau tidak disebut gagal. Selain permodalan, jumlah tanggungan
2
Universitas Sumatera Utara
keluarga juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan nelayan. Semakin banyak
jumlah tanggungan keluarga maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Hal
ini mempunyai pengaruh yang negatif terhadap peningkatan kesejahteraan
nelayan.
Tingkat kesejahteraan adalah kemampuan dari pendapatan yang diterima
untuk digunakan dalam kegiatan konsumsi yang dihitung dalam satu rupiah,
tingkat kesejahteraan nelayan dihitung dengan indeks nilai tukar nelayan (NTN).
NTN adalah rasio total pendapatan terhadap total pengeluaran rumah tangga
nelayan selama satu bulan. (Kompasiana, 2014)
Sebenarnya pemerintah telah giat mencanangkan pembangunan sektor
ekonomi sebagai titik tumpu dalam usaha mencapai kemakmuran. Kompleksitas
pembangunan akibat resesi ekonomi, terbatasnya sumber daya alam, ledakan
penduduk yang berakibat langsung pada peningkatan angkatan kerja. Hal ini juga
berdampak pada masyarakat bermukim dan berusaha didaerah pesisir. (Republika,
2013).
Kabupaten Tapanuli Tengah adalah salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara yang terletak di Kawasan Barat Pulau Sumatera, dengan wilayah
sebagian merupakan pulau-pulau kecil di Samudera Hindia. Jumlah penduduk
Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2015 sebanyak 354.626 jiwa dengan
tingkat kepadatan penduduk 161,56 jiwa km2 yang penyebarannya tidak merata di
setiap kecamatan. Kecamatan yang tertinggi kepadatan penduduknya adalah
Kecamatan Pandan yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Tengah
dengan jumlah penduduk 57.229 jiwa, sehingga kepadatan penduduknya
mencapai 1.668 jiwa per km2. (Bps, 2015)
3
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah pada September
2015 mencapai 52.200 jiwa, mengalami kenaikan sebesar 4,69 persen (2.340 jiwa)
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 49.860 jiwa. Kemiskinan
masih dialami oleh komunitas nelayan, hal ini dapat dilihat pada beberapa
indikator seperti; masih banyak anak nelayan yang tidak mengenyam pendidikan,
masih banyak nelayan yang tidak dapat menikmati informasi dari media
elektronik, asupan makanan tidak memenuhi 4 sehat 5 sempurna, rumah-rumah
mereka yang sangat sederhana, beratapkan daun rumbia, berdindingkan anyaman
bambu, berlantaikan papan yang terlihat usang. dan keterbatasan pemilikan
perabotan rumah tangga adalah tempat tinggal para nelayan buruh dan nelayan
tradisional. Adapun jumlah nelayan tangkap pada tahun 2015 di Kecamatan
Pandan yaitu sebanyak 2171.
4
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Perahu Penangkap Ikan Laut Menurut Jenis Kapal dan
Kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2015
Kecamatan/
District
Perahu
Tanpa
Motor/
Non
Powered
Boat
Perahu
Motor
Tempel/
Out Board
Motor
Kapal
Motor/
In board
Motor
Jumlah/
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pinangsori
4
0
0
4
120
53
38
211
Sibabangun
3
0
0
3
Lumut
4
0
0
4
Sukabangun
3
0
0
3
30
99
108
237
2
0
0
2
Sarudik
26
45
243
314
Tapian Nauli
45
97
84
226
Sitahuis
0
0
0
0
Kolang
62
23
19
104
Sorkam
45
67
96
208
Sorkam Barat
5
94
166
310
Pasaribu Tobing
3
0
0
3
Barus
49
124
242
415
Sosor Gadong
60
25
32
117
Andam Dewi
82
47
65
194
Barus Utara
0
0
0
0
Manduamas
34
19
19
72
Sirandorung
4
0
0
4
581
693
1112
2431
Badiri
Pandan
Tukka
Tapanuli Tengah
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Tapanuli Tengah
Source : Marine and Fishery Service of Tapanuli Tengah Regency
5
Universitas Sumatera Utara
Dengan keterbatasan alat yang dimiliki oleh para nelayan tradisional
mereka hanya melaut di pagi hari hingga sore hari, hasil tangkapan mereka pun
tidak lah sebanyak nelayan yang menggunakan perahu bermotor ataupun kapal
bermotor yang bisa mendapatkan hasil tangkapan banyak bahkan mencapai
ratusan kilo ikan. Nelayan tradisional hanya mendapatkan ikan sebanyak 5-10kg
setiap harinya itu pun kalau cuaca bersahabat, terkadang hasil tangkapan hanya
cukup untuk makan mereka saja.
Penghasilan rata-rata nelayan tradisional di kelurahan pandan berkisar Rp.
500-1jt/bulan, terkadang nelayan tradisional tidak melaut ini di akibatkan karena
musim badai yang bisa berlangsung satu bulan lebih lamanya. Jika dilihat dari
uraian tersebut terlihat jelas masih lemahnya kondisi perekonomian nelayan
tradisional di kelurahan Pandan. Belum lagi biaya untuk membeli peralatan
berupa jaring dan pancing serta kebutuhan rumah tangga seperti kebutuhan anak
dan istri yang terkadang tidak cukup dengan penghasilan nelayan yang kecil.
Berbagai permasalahan yang di hadapi oleh nelayan tradisional khusunya
nelayan tradisional kelurahan Pandan maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Stretegi Adaptasi Nelayan Tradisional di Kelurahan Pandan
Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Yaitu untuk mengetahui strategi
apa yang di gunakan masyarakat nelayan tradisional untuk tetap dapat bertahan
hidup di tengah kondisi nelayan tradisional yang miskin dan serba kekurangan.
6
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan maka
masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :“Bagaimana Strategi Adaptasi
Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah’’.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) dalam
Mempertahankan Kelangsungan Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan
Kabupaten Tapanuli Tengah.
1.4
Manfaat Penelitian
a) Secara Akademis, Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya
khasanah penelitian khususnya bagi Departemen Ilmu Kesejahteraan
Sosial, Fakultas Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
b) Secara Teoritis, Dari hasil penelitian ini dapat melatih diri dan
mangembangkan pemahaman serta kemampuan berfikir melalui penulisan
ilmiah dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Departemen lmu
Kesejahteraan Sosial.
7
Universitas Sumatera Utara
c) Secara Praktis, Dari hasil penelitian ini diharapkan semakin menambah
pengetahuan serta dapat juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
penelitian terkait selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan.
1.5
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri atas:
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian,
kerangka
pemikiran, defenisi konsep, dan defenisi
operasional
BAB III
: METODE PENELITIAN
Berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian,
populasi dan sample penelitian, teknik pengumpulan data,
serta teknik analisis data
BAB IV
: GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
Berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian dan
data-data lain yang berhubungan dengan objek yang diteliti
8
Universitas Sumatera Utara
BAB V
: ANALISIS DATA
Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
penelitian beserta dengan analisisnya
BAB VI
: PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran dari hasil
penelitian.
9
Universitas Sumatera Utara