HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN RISIKO PENYALAHGUNAAN Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dalam Lingkungan Sekolah Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja.

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DALAM
LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN RISIKO PENYALAHGUNAAN
NAPZA PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh :
SUGIARTI
F 100 090 052

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DALAM
LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN RISIKO PENYALAHGUNAAN
NAPZA PADA REMAJA


NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh :
SUGIARTI
F 100 090 052

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

i

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DALAM
LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN RISIKO PENYALAHGUNAAN
NAPZA PADA REMAJA


NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh:
Sugiarti
F 100 090 052

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ii

III

tl0z [rdY s 6Bilu{urns


Surqrurque4

:qe1o rnfnleslp q€laJ

rln8ued lre&\ep uedaprp

u€{ueqeuedrp 1n1un rn lnlasrp quleJ

zso 060 00r d

IIUYICNS
:qe1o

ue4nlep SuEI

YfYhItrU YOYd YZdVN
NYV.\IN3I{YTYANf, d OXISnI NYC Nf, (I HYT OXf,

S NYO


NNXCNI'I

hTVTY(I YAYggS NYIAtrgI IS>IVUdTNI YUVINV NYCNNflNH

AI

epu4erng qe,(r

IS'tr{'un^n In}orrlBz'8r(I
e8rlel r[nEue4

ffi
enpe{ r[nEue4

Is'tr^tr'lsd's'rrBpuuarrnd

Aul

utuetrn lfn8uad


1ere,(s

qnueuretu qelol uu>le1€.(urp trep

EI0Z

Ilrdy 71p??w1epe1

tln8ued u€^\ep uedaprp ue{ueqegedp qe1e1

zsO 060

00I d

iffivm
:qe1o ue4nferp

3uu1


YfYI^IflU YOYd YZdYN
NYYNNCHYAYANSd OXISIU NYCNtrO HYTOXtrS NYSNI}XCNI'I
WYTY(I YAYgf,S NYWtrT ISXYUIINI YUYINY NYSNiISNH

669 026

rt9

S80

gl0z rrenrqec g 'euB{erns
'u€qn88unse{ ele8es uu8uep
lenq E,{es rut ul?B}e,(rued }eJns ueDlrruac

'rur ef"ru1unsn.{ueru

tuelBp 1er3u1d u€>ln>leletu ulrqede rs>iues €rurJeueru erpesreq e,(eg .DIBIreq
8ne.{ uen1ue1e1 ue8uep rensos e.(urequns ue{um}uecueru e.(us e{e.u ,ure1
Buu.io
ef-ru1 tlep drln8ueru efes upqeciy 'tsdrnls uelenqured usel'uep rsduls uelednreur


u,rnq uep rrrpues e(es

efm>1 IrsuLI rlel,pe

Iq

rsdr.nls B.&\qBq uu1e1efue141

YfYWgU YOYd

YZdVN NYYNNCHVTYAT{gd OYISIU NYCNtr(I
HYTOXSS NYSNOXCNI'I ruYTVO YAVggS
NIYIAISI ISXYUSINI YUYINY NVCNNSNH
BUU{B;r1 S

Inpnf

:


qe,(rpeuueqnl4J se}rs-relrull
r3o1o>1s4

2s0060 00r

:

uesnrnf/selln)BC

c:

IJUYICNS

i^IIN
erueNl

:

: rur qe.tteq rp ue8uel epueueq
Lull/o,iluuD ruq


NIYVTYANUSd J,YUCS

o

ill

L{qD

Buul

il tLu s s t g

ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DALAM
LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN RISIKO PENYALAHGUNAAN
NAPZA PADA REMAJA
SUGIARTI
ENY PURWANDARI, S.Psi; M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta


Risiko penyalahgunaan NAPZA timbul karena adanya faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya risiko penyalahgunaan NAPZA. Salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi adalah interaksi teman sebaya. Interaksi teman sebaya
dalam lingkungan sekolah tidak selalu memberikan dampak positif melainkan
juga dampak negatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)
hubungan antara interaksi teman sebaya dalam lingkungan sekolah dengan risiko
penyalahgunaan NAPZA pada remaja; 2) seberapa besar peranan interaksi teman
sebaya dalam lingkungan sekolah dengan risiko penyalahgunaan NAPZA pada
remaja; 3) tingkat interaksi teman sebaya dalam lingkungan sekolah dan risiko
penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Penelitian ini menggunakan quota
sampling, yaitu dalam pengambilan sampel kuota dengan non-random sample.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI dan sampel dari
penelitian ini mengambil masing-masing 2 kelas dari kelas X dan XI SMK
SUKAWATI SRAGEN dengan jumlah N=121. Alat ukur yang digunakan adalah
skala interaksi teman sebaya dan risiko penyalahgunaan NAPZA. Analisis data
yang digunakan adalah korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara interaksi teman
sebaya dan risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Hal ini menunjukkan
hasil interaksi teman sebaya dalam lingkungan sekolah tinggi dan risiko

penyalahgunaan NAPZA pada remaja tinggi. Hasil penelitian diperoleh
sumbangan efektif variabel interaksi teman sebaya sebesar 6,3% yang tergolong
rendah, yang berarti masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi risiko
penyalahgunaan NAPZA diluar faktor interaksi teman sebaya.

Kata Kunci : NAPZA, Risiko, Penyalahgunaan, dan Interaksi Teman Sebaya.

v

Interaksi teman sebaya tidak

PENDAHULUAN
Kasus penyalahgunaan NAPZA

selalu memiliki dampak positif tetapi

di Indonesia mengalami peningkatan

juga memiliki dampak negatif seperti

hingga 34% per tahun selama lima

halnya pada penyalahgunaan NAPZA.

tahun terakhir. Peredaran NAPZA di

Hal ini menjelaskan untuk dapat

Jateng memprihatinkan dengan usia

diterima dalam interaksi teman sebaya.

populasi penguna antara usia 10 hinga

Perubahan sikap dan perilaku sesuai

50 tahun (file:///H:/BNN%20Jateng%

aturan/norma yang sudah ditetapkan

20%20Peredaran%20Narkoba%20Mak

kelompok teman sebaya. Demikian

in%20Memprihatinkan%20%20Antara

pula bila anggota kelompok mencoba

news.com.htm).

penelitian

minuman alkohol, NAPZA, perilaku

rehabilitasi

agresif, merokok, membolos, terlambat

NAPZA “Pamardi Putra Mandiri”

masuk sekolah, dan perilaku yang

Semarang memperoleh data tentang

dianggap

distribusi penyalahguna NAPZA pada

remaja cenderung mengikuti tanpa

SLTP 87,5% dan SLTA 12,5%. Dalam

mengetahui akibat yang dapat terjadi

hal ini dapat dilihat bahwa usia

bagi diri remaja sendiri (Hurlock,

pertama pemakaian NAPZA adalah

1999).

Purwandari

Dalam

(2005)

di

remaja.

melanggar

Risiko
Penyalahgunaan

norma/aturan,

penyalahgunaan

NAPZA

NAPZA

dapat

paling besar adalah usia sekolah, yaitu

perilaku

yang dapat

80% dari penyalahgunaan NAPZA usia

seseorang untuk menjadi penyalahguna

sekolah SLTP dan SLTA (http://www.

NAPZA.

bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php

adalah

?nama=DataKasus&op=detail_data_ka

indikasi

sus&id=30&mn=2&smn=e)

ini

menggunakan resep/petunjuk dokter,

merupakan prosentase yang cukup

dengan pemakaian sendiri secara relatif

mengkhawatirkan

teratur atau

apabila

hal

dilihat

diartikan

terjadi

Penyalahgunaan
pemakaian
medis,

sebagai
pada

NAPZA

NAPZA

diluar

yang

tidak

berkala kurang lebih

berdasarkan usia dan masa depan yang

selama satu bulan. Pemakaian yang

akan dilalui berikutnya.

bersifat patologik dan menimbulkan

1

kelemahan

dalam

fungsi

beban dari stres, beban, masalah; b)

sosial,

Kepribadian

pekerjaan dan sekolah (Sunarso, 2004).
Berdasarkan
Afandi,

dkk

hasil

(2010)

penelitian

menunjukkan

remaja,

remaja

cenderung

mengundang

risiko,

keterbatasan

cara

remaja

pandang

bahwa 16.2 % responden mempunyai

menyebabkan remaja sulit menunda

kebiasaan

untuk memuaskan keinginan secara

merokok.

mulai

Remaja

terjerumus

penyalahgunaan

yang
dalam

NAPZA

seketika.

memulai

Kekuatan

kemauan,

mengetahui apa yang dipikirkan dan

dengan bahan-bahan yang diiklankan

diinginkannya

seperti alkohol dan tembakau/rokok.

keinginanya dan keinginan orang lain.

Dengan alasan ini rokok dan alkohol

Kendali diri, keinginan bebas tanpa

kadang

adanya

disebut

penyalahgunaan

dengan

“gerbang”

perencanaan

bebas

dan

dari

mampu

Hampir

menunda pemuasan secara seketika.

penyalahguna

NAPZA

Dorongan

(98,63%)

mempunyai

kebiasaan

merokok.

Kebiasaan

merokok

semua

NAPZA.

untuk

untuk

mengembangkan

keinginan akan kebebasan derasal dari
dalam

dirinya,

hal

ini

dapat

merupakan salah satu faktor risiko

menyebabkan

dalam

di

Kelompok sebaya, kelompok sebaya

(OR=0,227,

berpengaruh kuat terhadap terjadinya

penyalahgunaan

kalangan

siswa

SMU

obat

p=0.001).
Menurut

penyalahgunaan
pendapat

perlawanan;

NAPZA.

c)

individu

Pribadi

akan merasa cemas jika ditolak oleh

(2007) faktor-faktor penyalahgunaan

lingkungan, sehingga berusaha mencari

NAPZA dipengaruhi oleh beberapa hal

persetujuan kelompok. Konflik antara

antara lain : a) Budaya mencari

orang tua dan remaja adalah konflik

kenikmatan

(hedonistik),

loyalitas, yaitu loyalitas terhadap orang

Penyalahgunaan NAPZA pada remaja

tua dengan loyalitas terhadap teman

bersifat hedonistik, yang bertujuan

sebaya. Remaja sangat peka terhadap

mencari kesenangan.

yang

nilai-nilai kelompok sebaya dalam

sering diungkapkan adalah ingin tahu

penampilan, perilaku, dan sikap. Tidak

dan ingin mencari kesenangan atau

semua remaja memiliki kemauan ego

kenikmatan dan alasan ingin lepas

yang teguh dan berpisah dari nilai-

sesaat

Alasan

2

nilai/aturan/norma kelompok sebaya;

berharga tentang dirinya, misalnya

d) Keterasingan remaja, remaja yang

penampilan

merasa tidak aman dan memiliki

keterampilan sosial, atau kecerdasan.

penilaian diri yang rendah lebih peka

Harga diri seseorang dapat rendah dan

terhadap tekanan kelompok sebaya.

tinggi tergantung bagaimana seseorang

Mereka cenderung mencari persetujuan

memandang dirinya. Harga diri dan

kelompok

percaya

sebaya

persetujuan

itu

meskipun

harus

didapatkan

kepribadian,

diri

keberhasilan

di

bakat,

bangun

seseorang

karena

mengatasi

melalui perilaku antisosial atau amoral.

masalah dan memenangkan tantangan

Mereka cenderung bergaul dengan

dalam hidupnya.

kelompok pemakai NAPZA, apa lagi

Dalam

lingkungan

sekolah

disaat merasa stres, hubungan dengan

terdapat interaksi teman sebaya dimana

orang

dalam

proses interaksi teman sebaya akan

keluarga penyalahguna, merasa asing

saling mempengaruhi, karena adanya

terhadap nilai-nilai etika moral dan

penyesuaian

sosial serta rohani; e) Stres, seseorang

norma/aturan/nilai-nilai

yang

ditetapkan

tua

buruk,

kurang

menghadapi

tinggal

mampu

dalam

pada
yang

sudah

interaksi

teman

menganggap

sebaya. Hal ini dapat menimbulkan

dibandingkan

kecemasan mengenai bagaimana orang

orang lain yang lebih dapat mengatasi

lain akan memberikan penilaian pada

masalahnya. Gejala stres termasuk

diri individu. Komunikasi antara teman

gelisah dan cemas, mudah tersinggung

sebaya, keinginan yang kuat untuk

dan agitasi, sulit tidur atau mengalami

dapat

gangguan tidur, sulit berkonsentrasi,

kelompok,

gangguan dalam selera makan, dan

(adanya penyesuaian diri dengan orang

penyalahgunaan NAPZA; f) Harga

lain yang didorong oleh keinginannya

diri rendah dan rasa tidak aman,

sendiri) untuk meniru selera busana,

selain lingkungan sosial, kemampuan

music, bahasa, dan perilaku teman-

dan

teman sebayanya (Hurlock, 1999).

dirinya

sangat

bakat

stres

berperan

menentukan
Individu

masalah,

dalam

diri

harga

mencari

penting

diri

dan

seseorang.

sesuatu

menyesuaikan
tuntutan

Jaji

yang

penyalahgunaan

3

diri

dengan

konformitas

(2009)
NAPZA

risiko
pada

umumnya pertama kali dikenalkan oleh

adalah 0,41. Hasil tersebut secara jelas

teman.

menyalahgunakan

menunjukkan signifikansi keberadaan

NAPZA pada remaja juga merupakan

dan statisitikal pengaruh teman sebaya.

akibat sosialisasi atau interaksi remaja

Ketika

dengan lingkungannya, hal ini dapat

terutama pada teman sebaya yang

dilihat dari hasil penelitiannya yang

menggunakan NAPZA meningkat pada

menunjukkan bahwa interaksi sosial

poin 10%, kemungkinan remaja yang

remaja

menggunakan NAPZA meningkat dari

Perilaku

berisiko

menyalahgunakan

NAPZA pada remaja SMP dan SMA
berisiko

tinggi

persepsi

terhadap

remaja,

1,4 hingga 2,6 persen.

menyalahgunakan

Hasil

penelitian

Hong,

dkk

NAPZA yaitu berisiko tinggi sebesar

(2002)

71.1% artinya remaja yang memiliki

peranan nilai dan sikap terhadap

sosialisasi tinggi berisiko tinggi pada

NAPZA dan juga menentukan kapan,

penyalahgunaan

dimana

NAPZA.

Hal

ini

kelompok sebaya memiliki

dan

bagaimana

NAPZA

sesuai dengan hasil penelitian Hawari

digunakan. Konsekuensi, penggunaan

(dalam Jaji, 2009) bahwa pengaruh

NAPZA

teman sebaya memiliki persentase

diprediksikan,

51.1%,

kelompok sebaya. Kelompok sebaya

pada

umumnya

remaja

pada

remaja

dapat

karena

pengaruh

menggunakan NAPZA dikenalkan oleh

memediasi

teman dan mengkonsumsinya besama-

sosialisasi

sama antara 3-5 orang.

halnya pada keluarga dan sekolah

Hasil
(2004)

penelitian

untuk

Kawaguchi

primer

Berdasarkan

agen-agen

lainnya

teori

seperti

di

atas,

merokok

hipotesis yang diajukan adalah: Ada

memiliki pengaruh 0,025 yang berarti

hubungan positif antara interaksi teman

bahwa 10 point prosentase meningkat

sebaya

dalam persepsi subjektif pada perilaku

dengan risiko penyalahgunaan NAPZA

merokok

pada remaja.

meningkat

perilaku

pengaruh

sebaya
dengan

yang
point

mungkin

penggunaan

sekolah

METODE PENELITIAN

pengguna alkohol memiliki estimasi
dan

lingkungan

2,05%,

estimasi ini secara statistik signifikan,

0,263

dalam

Populasi

marijuana

dalam

penelitian

ini

adalah seluruh siswa-siswi kelas X &

4

XI SMK Sukawati Sragen dengan

lingkungan sekolah maka semakin

jumlah keseluruhan 649 siswa.

tinggi tingkat risiko penyalahgunaan
ini

NAPZA pada remaja dan sebaliknya

diambil dari siswa-siswi kelas X

semakin rendah interaksi teman sebaya

sebanyak 2 kelas dan XI sebanyak 2

dalam

kelas SMK Sukawati Sragen dengan

semakin rendah juga tingkat risiko

N=121 subjek penelitian.

penyalahgunaan NAPZA pada remaja

Sampel

dalam

penelitian

lingkungan

Interaksi

norma/aturan/nilai

dari teknik analisis product moment

ditetapkan

dari pearson dengan menggunakan

diketahui

versi

hasil

15.0

dapat

penelitian

yang

hubungan
signifikan
sebaya

positif
antara

dalam

dikatakan

penilaian

sangat

interaksi

teman

lingkungan

perilaku

1999).

teman-teman

sebayanya

Komunikasi,

adaptasi

dan

tuntutan konformitas dalam interaksi
teman sebaya tidak selalu berdampak
positif, melainkan adanya dampak

antara interaksi teman sebaya dalam

negatif pada risiko penyalahgunaan

risiko

NAPZA.

penyalahgunaan NAPZA pada remaja.

Risiko

penyalahgunaan

NAPZA ini dapat terjadi karena salah

Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
sebaya

sebaya,

dengan keinginan sendiri (Hurlock,

bebas dan variabel tergantung, yaitu

teman

teman

selera dan gaya, musik, bahasa, dan

sekolah

ada hubungan positif antara variabel

interaksi

individu.

tuntutan konformitas untuk meniru

hipotesis yang diajukan penulis, yaitu

dengan

antara

diri

menyesuaikan diri dengan kelompok,

pada remaja. Hal ini sesuai dengan

sekolah

teman

keinginan yang kuat untuk dapat

dengan risiko penyalahgunaan NAPZA

lingkungan

interaksi

pada

Komunikasi

ada

yang

sudah

bagaimana orang lain memberikan

korelasi r = 0,252, p = 0,005 (p < 0,01)
dapat

dalam

yang

sebaya. Hal ini memberikan kecemasan

dilakukan memiliki nilai koefisien

sehingga

lingkungan

karena adanya penyesuaian diri pada

Berdasarkan hasil perhitungan

SPSS

dalam

maka

sekolah akan saling mempengaruhi,

HASIL DAN PEMBAHASAN

program

sekolah

satu faktor, yaitu faktor interaksi teman

dalam

sebaya. Interaksi teman sebaya yang

5

memiliki komunikasi, adaptasi, dan

empirik sebesar 14,5950 dan rerata

tuntutan

hipotetik sebesar 10,5. Dilihat dari

konformitas

dapat

mengakibatkan individu memiliki sifat

hasil

memberontak, perilaku menyimpang

penelitian terdapat 11 subjek yang

dari aturan/norma/nilai yang terdapat

memiliki

dalam masyarakat, rasa kurang percaya

NAPZA sedang, 65 subjek yang

diri, cemas, mudah kecewa, agresif,

memiliki

murug, pemalu, pendiam, keingina

NAPZA tinggi, dan 45 subjek yang

untuk mencoba sesuatu yang baru,

memiliki

identitas

NAPZA sangat tinggi. Hal ini sesuai

diri

kabur,

merasa

penelitian

risiko

putus sekolah.

menggungkapkan

penyalahgunaan

pendapat

kelompok

teman

subjek

penyalahgunaan

risiko

dengan

121

penyalahgunaan

risiko

bosan/jenuh, sekolah kurang disiplin,

Hasil penelitian menunjukkan

dari

Pribadi

(2007)

bahwa

faktor

sebaya

memiliki

hasil rerata empirik pada variabel

pengaruh kuat terhadap terjadinya

interaksi teman sebaya sebesar 31,1901

penyalahgunaan

NAPZA.

dengan rerata hipotetik sebesa 25. Hal

merasa

jika

ini

lingkungan, sehingga berusaha untuk

menunjukkan

sebaya

dalam

interaksi

lingkungan

teman
sekolah

cemas

mencari

Individu

ditolak

persetujuan

oleh

kelompok.

terkategorisasi tinggi. Hal ini dilihat

Konflik antara orang tua dan remaja

dari hasil penelitian dari 121 subjek

merupakan konflik loyalitas, yaitu

penelitian terdapat 4 subjek yang

loyalitas terhadap orang tua dan remaja

memiliki

sebaya

adalah konflik loyalitas terhadap teman

rendah, 27 subjek yang memiliki

sebaya. Remaja sangat peka terhadap

interaksi teman sebaya sedang, 56

nilai-nilai kelompok sebaya dalam

subjek yang memiliki interaksi teman

penampilan, perilaku, dan sikap. Hasil

sebaya tinggi, 30 subjek yang memiliki

penelitian ini juga sesuai dengan hasil

interaksi teman sebaya sangat tinggi.

penelitian

Hasil ini memiliki perbandingan yang

mengemukakan risiko penyalahgunaan

sesuai dengan risiko penyalahgunaan

NAPZA pada umumnya pertama kali

NAPZA yang terkategorisasi tinggi,

dikenalkan

yang ditunjukkan dari hasil rerata

penyalahgunaan NAPZA pada remaja

interaksi

teman

6

Jaji

oleh

(2009)

teman.

yang

Perilaku

juga merupakan akibat sosialisasi dan

penyalahgunaan

interaksi

interaksi

remaja

dengan

NAPZA,

teman

sehingga

sebaya

dalam

lingkungannya, yang ditunjukkan oleh

lingkungan sekolah harus diperhatikan

penelitiannya bahwa interaksi sosial

agar tidak memiliki risiko tinggi

remaja

penyalahgunaan NAPZA.

berisiko

menyalahgunakan

NAPZA pada remaja SMP dan SMA
berisiko

tinggi

Berdasarkan

menyalahgunakan

menunjukkan

hasil

penelitian

bahwa

terdapat

NAPZA yaitu berisiko tinggi sebesar

hubungan

positif

yang

sangat

71,1% artinya remaja yang memiliki

singnifikan

antara

interaksi

teman

sosialisasi tinggi berisiko tinggi pada

sebaya

penyalahgunaan NAPZA.

dengan risiko penyalahgunaan NAPZA

Berdasarkan

lingkungan

sekolah

penelitian

pada remaja. Hal ini menunjukkan

diperoleh koefisien determinan ( � 2 )

bahwa variabel interaksi teman sebaya

0,063

mencakup aspek-aspek yang terdapat

menunjukkan bahwa interaksi teman

didalamnya dapat dijadikan prediktor

sebaya

sumbangan

untuk memprediksi atau mengukur

penyalahgunaan

risiko penyalahgunaan NAPZA pada

yang

diperoleh

hasil

dalam

sebesar

memberikan

terhadap

risiko

NAPZA

sebesar

6,3%

remaja.

sedangkan

sisanya 93,7% disumbangkan oleh
faktor-faktor

lain

misalnya

KESIMPULAN DAN SARAN

faktor

Ada hubungan positif yang sangat

budaya mencari kenikmatan sesaat
(hedonistik),

kepribadian

signifikan

remaja,

antara

sebaya

rendah, dan rasa tidak aman. Hal ini

dengan risiko penyalahgunaan NAPZA

menunjukkan interaksi teman sebaya

pada

merupakan salah satu faktor yang

interaksi teman sebaya sebesar 6,3%

memberikan sumbangan rendah dalam

masuk dalam kategori rendah. Tingkat

terjadinya

interaksi

NAPZA,

tetapi

penyalahgunaan
sumbangan

dalam

terjadinya

Sumbangan

teman

sebaya

sekolah

efektif

dalam

lingkungan sekolah menunjukkan hasil

yang

tinggi

rendah ini memiliki pengaruh yang
tinggi

remaja.

lingkungan

teman

keterasingan remaja, stres, harga diri

risiko

dalam

interaksi

risiko

7

dan

tingkat

risiko

penyalahgunaan NAPZA pada remaja

penyalahgunaan NAPZA dapat terjadi

juga menunjukkan hasil yang tinggi.

berdasarkan

Bagi

subjek,

hasil

hal-hal

apa,

serta

penelitian

diharapkan mamberikan dorongan pada

menunjukkan hasil yang tinggi pada

siswa didiknya untuk menyalurkan

risiko penyalahgunaan NAPZA pada

waktu luangnya terhadap kegiatan

remaja. Subjek diharapkan mampu

interaksi teman sebaya yang bersifat

membatasi tuntutan dalam interaksi

positif baik dalam dan luar sekolah

teman sebaya yang bersifat negatif,

serta

seperti halnya membolos, merokok,

perkembangan

minum alkohol, perilaku memberontak

sehingga dapat lebih tanggap terhadap

norma/aturan/nilai, agresif, keinginan

perubahan yang terjadi pada siswa

untuk mencoba sesuatu yang baru.

didiknya. Bagi peneliti selanjutnya,

Diharapkan orang tua dapat lebih

hasil penelitian ini diharap dapat

memperhatikan

tingkat

dijadikan sebagai bahan refrensi untuk

pergaulan putra putrinya baik dengan

mengetahui tingkat interaksi teman

interaksi

dalam

sebaya dalam lingkungan sekolah dari

lingkungan sekolah karena didapatkan

risiko penyalahgunaan NAPZA pada

hasil risiko tinggi penyalahgunaan

remaja atau dari variabel lain yang

NAPZA dan interaksi teman sebaya

dapat

yang tergolong tinggi. Untuk itu

penyalahgunaan NAPZA pada remaja,

diharapkan

peneliti selanjutnya diharapkan lebih

bagaimana

teman

sebaya

dapat

memberikan

memperhatikan

bagaimana

siswa

meningkatkan

didiknya

risiko

gambaran bagaimana interaksi teman

dapat

sebaya yang memiliki ciri-ciri kearah

penelitian yang lebih luas, misalnya

risiko penyalahgunakan NAPZA dan

dengan

memberikan

putra

menambahkan variabel lain yang dapat

putrinya dapat mengikuti hal-hal yang

memberikan hasil yang bervariasi dan

bermanfaat.

sekolah

beragam, sehingga dapat diperoleh

diharap dapat memberikan penyuluhan

kesimpulan yang menyeluruh dan lebih

terhadap siswa didiknya mengenai

komprehensif. Hal ini dikarenakan

bahaya

peranan interaksi teman sebaya hanya

dorongan

Bagi

NAPZA

gambaran

agar

pihak

dan
ciri-ciri

memberikan
risiko

mengontrol

memberikan

8

ruang

menambah

sumbangan

lingkup

populasi,

6,3%

sehingga masih terdapat faktor-faktor
lain

yang

mempengaruhi

penyalahgunaan

NAPZA

Psychology, Vol. 30 (5), 565584.

risiko
sebesar

Hurlock, E. B. 1999.
Psikologi
Perkembangan:
Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan.
Alih bahasa:
Wasana. Jakarta: Erlangga.

93,7%. Faktor lain tersebut diantaranya
adalah budaya mencari kenikmatan
sesaat (hedonistik), kepribadian remaja,
keterasingan remaja, stres, harga diri

Jaji. 2009. Hubungan Faktor Sosial
Dan Spiritual Dengan Risiko
Penyalahgunaan NAPZA Pada
Remaja SMP Dan SMA Di
Kota
Palembang
2009.
(http://eprints.unsri.ac.id
/752/3/journal_Jaji_%2528U_
BALITBANGDA%2529.pdf).
Diakses tanggal 17 september
2012.

rendah, rasa tidak aman.

DAFTAR PUSTAKA
Afandi, D; Chandra, F; Novitasari, D;
Widjaja, I. R; Kurniawan, L.
2010. Tingkat Penyalahgunaan
Obat dan Faktor Risiko di
Kalangan
Siswa
Sekolah
Menengah
Umum.
(http://journal_dediafandi.staff.
unri.ac.id/files/2010/04/Tingkat
-Penyalahgunaan-Obat.pdf)
Diakses Tanggal 5 November
2012.

Kawaguchi, D. 2004. Peer Effects On
Substance
Use
Among
American Teenagers. Journal
Population Economics.
Pribadi, H. 2007. Bagi Orang Tua,
Guru,
dan
Penyuluhan
Masyarakat. Jakarta: Cakra
Media.

Data Kasus Tindak Pidana Kasus
Narkoba di Indonesia Tahun
1997-2008. Reporter: Dit IV/TP
Narkoba & KT Bareskrim Polri
30
Januari
2009.
http://www.bnn.go.id/portalbaru/
portal/konten.php?nama= DataK
asus&op= detail_data_kasus&id
= 30&mn= 2&smn= e.
Diakses
tanggal 10 November 2012.

Purwandari,
E.
2005.
Memori
Emosional
Remaja
yang
Sedang Menjalani Rehabilitasi
NAPZA. Jurnal Penelitian
Humaniora Vol. 6 (2), 130 –
143.
Sunarso, S. 2004. Penegakan Hukum
Psikotropika Dalam Kajian
Sosiologi Hukum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Hong, S; Kim, I. J; Zane, N. W. S.
2002. Protective Factors Againt
Substance Use AmongAsian
American Youth: A Test Of
The Peer Cluster Theory.
Journal
Of
Community

9

. Peredaran Narkoba Makin
Memprihatinkan.
2013.
(file:///H:/BNN%20Jateng%20
%20Peredaran%20Narkoba%2
0Makin%20Memprihatinkan%
20-%20Antaranews.com.htm).
Diakses tanggal 16 Februari
2013.

10

Dokumen yang terkait

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Kecemasan Remaja Putri Pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Di Smp Swasta Betania Medan

10 93 92

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan penyesuaian sosial siswa SMPN 2 Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU PACARAN PADA REMAJA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Pacaran Pada Remaja.

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU PACARAN PADA REMAJA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Pacaran Pada Remaja.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan Perilaku merokok pada remaja.

1 5 11

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan Perilaku merokok pada remaja.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN RISIKO PENYALAHGUNAAN Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dalam Lingkungan Sekolah Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja.

0 3 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dalam Lingkungan Sekolah Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja.

0 1 6

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dalam Lingkungan Sekolah Dengan Risiko Penyalahgunaan Napza Pada Remaja.

0 1 4