ARTIKEL PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Pembelajaran Matematika Berbasis Kemandirian dan Kejujuran Siswa di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten.

ARTIKEL
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS KEMANDIRIAN DAN KEJUJURAN

Oleh
Dewi Yuningrih
NIM : Q 100 100 166

PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2012

1

2

MATH LEARNING MANAGEMENT
INDEPENDENCE AND STUDENTS BASED ON HONESTY
by
Dewi Yuningrih 1 , Bambang Setiaji 2, Sofyan Anif 3

1
Guru SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten,
2
Staf Pengajar UMS Surakarta, 3 Staf Pengajar UMS Surakarta.

Abstract

Mathematics is the science which contains noble values of independence
and honesty. This study will describe and explain the math-based learning
management independence and honesty of students. Data obtained from the
information teachers and students of class XII Mathematics at SMK Negeri 1
Jogonalan Klaten. Data was collected through observation and interviews.
Qualitative Data Analysis with words and actions done repeatedly and
questionnaires to obtain data, meaning and significance. The purpose of this study
to develop the personality of students more independent and honest, apply in
public life, and to be able to entrepreneurship and competition in the world of
work and industry.
Keywords: Management-Based Mathematics Learning Independence and honesty

Pendahuluan

Pendidikan di Indonesia sangat meprihatinkan dalam pembekalan nilainilai budi pekerti. Siswa bersekolah hanya semata-mata untuk mendapatkan nilai
kognitif yang pada akhirnya harus lulus sekolah sesuai dengan standar kompetensi
kelulusan. Standar kompetensi kelulusan yang diatur dalam kebijakan hanya
berpihak pada aspek kognitif saja, sedangkan kebijakan pemerintah dalam aspek
afektif dan aspek psikomotor terabaikan begitu saja. Matematika merupakan ilmu
yang cermat nilai-nilai luhur kejujuran. Pengelolaan pembelajaran Matematika
dengan

berbasis

pada

nilai-nilai

luhur

1

Matematika,


diharapkan

dapat

mengembangkan dan membekali siswa dalam kemandirian dalam kegiatan. Nilainilai luhur Matematika dapat diimplementasikan dalam mengembangkan
kepribadian siswa yang ulet, disiplin, mandiri, dan jujur.
Pemerintah melalui Inpres no. 1 tahun 2010 tentang Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa (PBKB), memprioritaskan program PBKB untuk
diaplikasikan dalam kurikulum setiap mata pelajaran di sekolah. Pada sekolah
menengah kejuruan (SMK), sudah mensubsitusikan nilai-nilai karakter PBKB
dalam setiap silabus pembelajaran MatematikaNilai-nilai karakter dalam PBKB
berjumlah 18 nilai karakter direlevasikan dengan kompetensi dasar mata pelajaran
di Sekolah Menengah Kejuruan Tidak mudah untuk mengaplikasikan dalam
pembelajaran Matematika, sehingga perlu adanya pengelolaan pembelajaran yang
maksimal dan baik.
Kendala-kendala dalam pembelajaran Matematika yang memuat nilai-nilai
karakter terutama nilai mandiri dan jujur sangat berat, karena siswa sudah terbiasa
melakukan ketidak jujuran yang menurut siswa syah-syah saja. Kebiasaan
bertanya pada teman, menyontek, dan tidak disiplin waktu merupakan kendala
utama yang harus dibenahi oleh guru. Guru harus mempunyai komitmen dalam

melaksanakan nilai-nilai mandiri dan jujur baik dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam pembelajaran Matematika di kelas. Guru harus mempunyai kekuatan dalam
niat, komitmen, keikhlasan, dan mampu menghadapi segala kepribadian siswa
yang unik.
Siswa merupakan subjek dalam pembelajaran Matematika yang akan
dibimbing dan diarahkan, serta selalu diberikan keteladanan tentang nilai-nilai

2

kemandirian dan kejujuran. Usaha guru yang terus menerus dengan pengamatan,
dan pengawasan akan memudahkan dalam mencapai keberhasilan pengelolaan
pembelajaran Matematika berbasis kemandirian dan kejujuran. Guru harus
tangguh dalam menghadapi siswa yang memandang “hal biasa” bila melakukan
kebohongan, dan harus berusaha untuk mengubah pola pikir siswa itu.
Keteladanan, ketekunan, dan ketulusan guru akan dapat meluluhkan hati dan pola
pikir siswa dengan cara menasehati siswa secara konsisten setiap kali ada
kesempatan bertatap muka.
Memperhatikan uraian di atas, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
(1) mendeskripsikan dan menjelaskan kepribadian siswa lebih mandiri dan jujur,
(2) mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan kemandirian dan kejujuran siswa

dalam pembelajaran Matematika, (3) mendeskripsikan dan menjelaskan aplikasi
kemandirian dan kejujuran Matematika dalam kehidupan masyarakat, serta
mampu berwira usaha dan berkompetisi didunia kerja dan industri.

Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara
mendalam, serta dengan pengisian angket oleh siswa. Angket yang diisi oleh
siswa dapat menggambarkan dan menjelaskan kemandirian dan kejujuran siswa
dalam mengikuti pembelajaran Matematika. Wawancara peneliti pada guru dalam
melaksanakan pembelajaran Matematika diharapkan dapat memberikan kejelasan
perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian dalam setiap kompetensi dasar
mata pelajaran Matematika berbasiskemandirian dan kejujuran.

3

Perencanaan

dan

pelaksanaan


pembelajaran

Matematika

berbasis

kemandirian dan kejujuran adalah pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang memuat Standard Kompetensi, Kompetensi Dasar dan kegiatan
pembelajaran serta penilaian. Dalam kegiatan pembelajaran terbagi menjadi tiga
kegiatan (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, (3) kegiatan penutup, yang
pada masing-masing kegiatan memuat nilai-nilai karakter yang relevan.
Selanjutnya, penilaian sebagai wujud pengevaluasian ada dua yaitu penilaian
intelektual dan penilaian kepribadian. Penilaian intelektual berupa penilaian tugas,
penilaian ulangan harian yang mengacu pada kompetensi siswa dalam kognitif,
sedangkan penilaian kepribadian berupa pengamatan kepribadian siswa atau
afektif siswa berdasarkan nilai-nilai karakter yang termuat dalam kompetensi
dasar mata pelajaran Matematika. Dari kombinasi nilai kognitif dan nilai afektif
siswa akan mendapatkan nilai pada saat pembagian rapor.
Analisis hasil penelitian ditentukan pada proses pembelajaran Matematika

yang mencakup : kemandirian siswa dalam mempelajari materi dan mengerjakan
tugas, kejujuran siswa dalam pelaksanaan ulangan harian, dan aplikasi
kemandirian dan kejujuran siswa dilingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Kemandirian siswa dalam mempelajari materi mencakup : presentasi
siswa secara berkelompok di kelas, mengerjakan tugas secara berkelompok, dan
mengerjakan soal secara individu, sedangkan kegiatan siswa dalam pelaksanaan
ulangan harian mencakup : penilaian pengamatan kejujuran siswa saat
melaksanakan ulangan, pengakuan tertulis siswa tentang kejujuran siswa dalam
mengerjakan ulangan harian, pengalaman tertulis kejujuran siswa ada 2 yaitu (1)

4

pada saat akan mulai ulangan, siswa harus berkomitmen jujur (2) setelah selesai
ulangan, siswa harus berkomitmen jujur. Sedangkan aplikasi kemandirian dan
kejujuran siswa di lingkungan sekolah mencakup : (1) kegiatan siswa di sekolah,
(2) kegiatan siswa di luar sekolah dalam pelaksanaan praktek kerja dan industry
atau masyarakat. Analisis hasilnya akan didukung dengan analisis deskriptif
kualitatif tentang pendapat guru dan siswa tentang kemandirian dan kejujuran
dalam pembelajaran Matematika. Pendapat guru yang dikumpulkan berupa
wawancara tersamar dan terstruktur serta pengisian angket oleh siswa setelah

pembelajaran Matematika selesai pelaksanaannya.

Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran Matematika berbasis kemandirian dan kejujuran mendapat
berbagai tanggapan positif dan negatif baik dari guru dan siswa. Tanggapan
positif dari guru berupa dukungan dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti.
Guru memberikan pendapat manfaat dari nilai mandiri dan jujur yang teraplikasi
dalam tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas meningkat sebelah
pelaksanaan pembelajaran Matematika.
Sedangkan tanggapan positif siswa yang tertulis melalui pengamatan ulangan
harian mereka merasa bangga, apabila mendapatkan nilai baik dengan jujur.
Tanggapan negatif siswa juga tertulis dalam angket bahwa jujur dalam
mengerjakan ulangan harian mengakibatkan nilai jelek dan harus remidi.
Tanggapan negatif dari guru, bahwa tidak mudah membimbing siswa untuk
mandiri dan jujur. Selain itu, karena guru juga dituntut untuk memberikan nilai

5

yang digunakan untuk menghitung, dan mempertimbangkan kelulusan siswa pada
saat siswa dikelas XII.

Kemandirian dan kejujuran merupakan kunci keberhasilan siswa dalam
belajar. Guru memberikan keteladanan dengan hadir mengajar tepat waktu yang
merupakan nilai kedisiplinan. Contoh kedisiplinan yang dilakukan guru akan
membuat siswa segan dan hormat. Sedangkan sikap mandiri siswa dapat terlihat
ketika siswa mempelajari materi pelajaran Matematika, kemudian dapat
mempresentasikan kepada siswa lain sehingga semua siswa dapat memahami dan
mengerti materi yang dipresentasikan dengan cara bertanya atau memberikan
kritikan pada siswa. Interaksi antar siswa dalam pembelajaran matematika dapat
menumbuhkan sikap saling menghormati pendapat dari masing-masing siswa.
Siswa menjadi lebih terangkat prestige intelektualnya, karena dapat menjelaskan,
menguasai dan menjawab pertanyaan dari siswa lain dengan tepat dan benar.
Pembelajaran matematika yang sudah memuat nilai-nilai luhur memberi
peluang pada guru untuk dapat mengaplikasikan nilai-nilai luhur Matematika pada
siswa. Siswa harus ulet dalam mempelajari materi matematika, terutama ketika
sedang menyelesaikan soal yang sulit. Rasa ingin tahu siswa harus dibangkitkan
oleh guru dengan pengelolaan kelas yang menyenangkan hati siswa
Guru konsisten dalam mengarahkan dan membimbing siswa agar
mempunyai jiwa yang ulet pantang menyerah sebelum dapat menyelesaikan soal.
Contoh : siswa diberikan soal dengan waktu yang sudah ditentukan dengan
penguasaan guru. Siswa harus dapat menjawab soal dengan tepat dan benar,

apabila masih ada kesalahan, siswa harus berusaha untuk mengulangi menjawab

6

soal sehingga menjadi jawaban yang benar. Keuletan siswa harus diamati bahkan
diuji oleh guru dengan memberikan soal Matematika atau tugas-tugas lain.
Keuletan siswa harus disertai dengan ketekunan dan kesabaran yang terus
menerus. Motivasi guru dan siswa lain yang sudah bisa mengerjakan soal
Matematika sangat penting. Siswa yang mudah putus asa, malas, dan hanya
pasrah harus mendapatkan perhatian dan bimbingan yang intensif dengan guru
matematika.
Pembentukan kelompok belajar yang terdiri dari 4 orang dengan
mengelompokkan siswa secara heterogen dapat mengembangkan kemandirian
siswa. Siswa yang pintar menjadi ketua kelompok sehingga bertanggung jawab
pada anggota kelompok yang masih perlu dibimbing mulai dari belajar
perhitungan-perhitungan sederhana, konsep-konsep dasar sampai dengan dapat
menyelesaikan soal yang sulit. Guru selalu memantau kerja kelompok siswa setiap
minggu sekali untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Penilaian guru pada
setiap kelompok menjadi motivasi bagi siswa untuk bersaing mendapatkan nilai
yang terbaik dengan cara jujur dan mandiri.

Keuletan siswa yang sudah berkembang menjadikan siswa lebih
bertanggungjawab dan mandiri dalam menyelesaikan tugas baik individual
maupun kelompok. Tanggung jawab setiap siswa masih dapat meraih nilai
Matematika dengan baik merupakan target keberhasilan siswa. Siswa dengan
penuh kesadaran akan sellau berusaha menyelesaikan soal dengan sungguhsungguh. Contoh : siswa dapat ke rumah teman untuk mendiskusikan dan
bertanya tentang soal atau materi yang belum dapat dimengerti dan dipahami

7

siswa. Siswa juga bertanya ke ruangan guru apabila ada soal yang belum bisa
terselesaikan.
Kemandirian juga menumbuhkan keberanian siswa, untuk mengakui
kekurangan diri dalam pelajaran Matematika. Keberanian mendapatkan nilai yang
kurang

baik,

apabila

dalam

pelaksanaan

ulangan

harian

siswa

mengerjakan,dengan jujur tanpa bertanya kepada siswa lain.selanjutnya siswa
juga berani mengkritik guru, apabila ada kesalahan penyampaian materi
Matematika.
Kemandirian dan kejujuran tidak mudah dikembangkan pada kepribadian
siswa. Kendala-kendala internal dan eksternal siswa pasti ada. Kendala internal
dari siswa, contoh : siswa masih mempunyai pola pikir masa bodoh ada dan tidak
peduli dengan sikap mandiri dan jujur. Siswa berpendapat bahwa kebiasaan
bertanya teman, menyontek saat ulangan merupakan hal yang biasa. Hal ini terjadi
karena kebanyakan siswa juga mempunyai pola pikir yang serupa. Sedangkan
kendala eksternal dari siswa, contoh : siswa di lingkungan keluarga kurang
mendapatkan bimbingan dan keteladanan sikap mandiri dan jujur. Siswa merasa
heran ketika guru di sekolah memberikan pembelajaran Matematika yang
menuntut disiplin, mandiri dan jujur. Hal ini terjadi karena siswa pada saat
dirumah kurang mendapatkan pengarahan tentang sikap mandiri dan jujur dari
orang tua.
Kendala-kendala internal yang mengangkat hati nurani siswa harus
ditangani guru dengan konsisten dan intensif. Contoh : guru Matematika harus
melakukan pendekatan dengan hati, bahwa belajar Matematika harus “mencintai

8

guru dan Matematika”. Siswa yang dengan sepenuh hati sadar akan makna
pernyataan yang disampaikan guru akan mulai membuka “mata hati” dengan
perlahan-lahan. Selain itu guru harus dapat memaksimalkan kompetensi
kepribadian dengan baik. Siswa biasanya mengagumi dan mengidolakan keunikan
kepribadian guru yang dapat menyentuh hatinya. Apabila siswa yang sudah
“cinta” dengan guru Matematika maka siswa akan mau mengorbankan apapun.
Pengorbanan ini berupa waktu, pikiran, tenaga, hanya untuk dapat melaksanakan
nasehat dari guru Matematika. Guru dapat memberikan kekuatan pada siswa
dalam melaksanakan tindakan yang sulit yaitu mandiri dan jujur. Guru selalu
prihatin lahir batin supaya siswa dapat menjadi generasi muda yang ulet, mandiri,
dan jujur.
Kendala-kendala eksternal siswa yang mempengaruhi sikap mandiri dan
jujur harus ditangani dengan bimbingan, nasehat, dan keteladanan guru. Tindakan
guru harus tegas dalam menindak siswa yang tidak jujur. Contoh : siswa yang
bekerja sama saat ulangan harus ditegur langsung. Apabila ada siswa menyontek,
guru segera memberikan solusi, lembar jawab diambil dan siswa dipersilahkan
menjawab kembali dengan lembar jawaban yang baru.
Tindakan dari guru dilaksanakan secara tegas dalam memberikan solusi kepada
siswa yang tidak jujur dalam pelaksanaan ulangan harian. Pembelajaran
Matematika berbasis kemandirian dan kejujuran siswa dapat memberikan
inspirasi, motivasi, dan solusi bagi guru yang mata pelajaran. Meminimalisasi
ketidakjujuran siswa terjadi setidaknya pada saat pembelajaran dikelas sedang
berlangsung. Apabila kesungguhan guru baik dalam komitmen, niat, tindakan,

9

keteladanan dapat dilaksanakan dengan sungguh, maka akan tercetak generasi
muda yang bertanggung jawab, ulet, mandiri, jujur dan cerdas.
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan merupakan generasi muda yang
diharapkan mempunyai kompetensi kepribadian dan kompetensi intelektual
sehingga mampu berwirausaha, berkompetisi di dunia kerja dan dunia industri.
Pengelolaan pembelajaran Matematika berbasis kemandirian dan kejujuran siswa
harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi oleh guru yang baik. Reformasi
perencanaan guru yang sudah berpengalaman dalam mengajar Matematika sangat
diperlukan pada saat ini. Kebijakan pemerintah tentang standar kelulusan siswa
setiap tahun meningkat. Peningkatan pemerintah tentang standar kelulusan siswa
setiap tahun meningkat. Peningkatan nilai rata-rata pada pelaksanaan UAN sangat
membebani siswa, guru, dan orang tua. Karena siswa dituntut harus llulus 100%
dalam rangka peningkatan akreditasi sekolah. Dilemma ini juga menjadi pemicu
bagi para guru untuk memberikan nilai siswa yang baik, sehingga guru terkadang
melanggar norma-norma agama dan norma masyarakat. Nilai-nilai budi pekerti
menjadi teraibaikan oleh guru dan siswa, karena harus memenuhi target kelulusan
siswa.
Simpulan
Pelaksanaan

Pembelajaran

Matematika

berbasis

kemandirian

dan

kejujuran, merupakan sampel dari mata pelajaran yang seharusnya dapat
mempengaruhi bagi guru lain dalam mengelola pembelajaran berbasis
kemandirian dan kejujuran. Pada akhirnya artikel ini dapat diimplementasikan
bagi guru Matematika dalam pengelolaan pembelajaran berbasis kemandirian dan

10

kejujuran di sekolah. Selanjutnya bagi semua mata pelajaran lai, artikel ini dapat
memberikan inspirasi dalam pengelolaan pembelajaran di sekolah masing masing.

11

DAFTAR PUSTAKA

Aka Hawari, 2012, Guru Yang Berkarakter Kuat, Jogjakarta : Laksana
Arif Arifuddin, 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kultura
Asmani M.J, 2011. Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Jogjakarta : Diva
Press.
Alison Castro Superfine, 2008, Planning for Mathematics Instruction: A Model of
Experienced Teacher Planning Processes in the Context of a reform
Mathematic Curriculum. Assistant Professor of mathematics Education
and Learning Sciences at the University of Illionis at Chicago
Darcia Narvaez and Daniel K. Lapsley, 2006, Teaching Moral Character : Two
Strategies for Teacher Education. Center for Ethical Education,
University of Notre Dame
Daniel J. Brahier, 2004, The Effects of Bowling green State University and SRI
International
Edward Meyen and Diana greer, 2009, Focuson Exceptional Children : The Role of
Instructional Planning in Mash instruction for Student With learning
Disabilities. Academic Recearch Libray. Experience Teacher Planning
Process in the Context of a reform Mathematric Curriculum. Assistant
Professor of mathematicvs Education and Learning Sciences at the
University of IIIonis at Chicago.
Fuad, 2008. Begini Seharusnya Menjadi Guru, Jakarta : Darul Haq.
Hasibuan S.P. Malayu. 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi
Aksara.
Hidayatullah F, 2010. Guru Sejati : Membangun Insan Berkarakter Kuat dan
Cerdas, Surakarta : Yuma Pustaka.
Idi Abdullah, 2011. Sosiologi Pendidikan : Individu, Masyarakat dan Pendidikan,
Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Isnawati N, 2010. Guru Positif – Motivatif, Jogjakarta : Laksana.

12

Khan Yahya, 2010, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, Jogjakarta : Pelangi
Publishing
Mecit Aslan, 2011, Handbook of moral And Character Education. EDT. Larry P.
Nucci anad darcia Narvaez. Research Asistant, Yuzuncu Yil University,
turkey
Moleong J. Lexy, 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.
Munthe B, 2009. Desain Pembelajaran, Jogjakarta : Pustaka Insan Madani.
Raka Gede, dkk. 2011, Pendidikan Karakter di sekolah dari Gagasan ke Tindakan.
Jakarta : Gramedia.
Rusman, 2011. Manajemen Kurikulum, Jakarta : PT Raja Grafindo Persda.
Sugiyono, 2010, Memahami penelitian kualitatif, bandung : Alfabeta.
Wibowo A, 2012. Pendidikan Karakter : Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban. Jogjakarta : Pustaka Pelajar.
Yamin M, 2007. Strategi Pembelaajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta Gaung
Persada.
Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan Karakter : Konssepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan, Jakarta : Kencana.

13

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA DI SMK NEGERI 1 GANTIWARNO KLATEN Pengelolaan Pembelajaran Menggambar Busana Di SMK Negeri 1 Gantiwarno Klaten.

0 4 18

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA DI SMK NEGERI 1 GANTIWARNO KLATEN Pengelolaan Pembelajaran Menggambar Busana Di SMK Negeri 1 Gantiwarno Klaten.

0 3 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 2 SAMBI-BOYOLALI Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Lingkungan Di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali.

0 3 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 2 TRUCUK KLATEN Pengelolaan Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Trucuk Klaten.

0 2 20

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Kontekstua.

0 1 13

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Pengelolaan Pembelajaran Matematika Kelas Akselerasi Di SMA Negeri 1 Purworejo.

0 0 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Pengelolaan Pembelajaran Matematika Kelas Akselerasi Di SMA Negeri 1 Purworejo.

0 1 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KEMANDIRIAN DAN KEJUJURAN SISWA Pembelajaran Matematika Berbasis Kemandirian dan Kejujuran Siswa di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten.

0 1 15

PENDAHULUAN Pembelajaran Matematika Berbasis Kemandirian dan Kejujuran Siswa di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten.

0 1 11

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK ENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (Studi Situs SMA Negeri 1 Polanharjo Kabupaten Klaten).

0 0 17