PENGARUH IMPLEMENTASI EXPERIENTIAL QUALITY TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN PUSPA IPTEK SUNDIAL: Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial.
PE NGARUH IMPL EMENT ASI EXPER IENTIAL QUA LI TY TERHADAP RE VI S IT I NTE NTION WI SATAWAN
PUS PA I PTE K S UNDIAL
(Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Marcella Brigita Santoso 1103195
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
PE NGARUH IMPL EMENT ASI EXPER IENTIAL QUA LI TY TERHADAP RE VI S IT I NTE NTION WI SATAWAN
PUS PA I PTE K S UNDIAL
(Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial)
Oleh
Marcella Brigita Santoso 1103195
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Marcella Brigita Santoso. 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
REVISIT INTENTION WISATAWAN PUSPA IPTEK SUNDIAL
(Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Ridwan Purnama, SH., M.Si NIP. 19600915 198803 1 003
Yeni Yuniawati, S.Pd.,MM NIP. 19810608 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Manajemen Pemasaran Pariwisata
Yeni Yuniawati, S.Pd., MM NIP. 19810608 200604 2 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada penulis,
Marcella Brigita Santoso. NIM. 1103195
(4)
ABSTRAK
Marcella Brigita S., 1103195, “Pengaruh Implementasi Experiential Quality
Terhadap Revisit Intention Wisatawan Puspa IPTEK Sundial (Survei Terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial)”. Dibawah bimbingan Ridwan Purnama, SH.,M.Si dan Yeni Yuniawati, S.Pd., MM
Pariwisata kini telah berkembang secara global dan berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan. Hal inilah yang menjadikan setiap negara mulai berlomba-lomba untuk menjadikan sektor pariwisatanya mendunia. Berkembangnya industri pariwisata dunia mempengaruhi pariwisata Indonesia untuk memacu persaingan diantara para pelaku bisnis yang terlibat dalam industri pariwisata. Hal tersebut berdampak pula pada Puspa Iptek Sundial merupakan salah satu daya tarik wisata yang berada di kawasan Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Beberapa masalah yang dihadapi Puspa Iptek Sundial yaitu terjadi penurunan kunjungan pada tahun 2014 dibanding dengan tahun sebelumnya, turunnya tingkat kunjungan wisatawan berdampak pula pada revisit intention intention wisatawan. Permasalahan tersebut diketahui melalui Pra Penelitian yang dilakukan penulis, dengan menggunakan satu indikator revisit intention yaitu intention to revisit,
ternyata sebesar 63% wisatawan menyatakan tidak memiliki niat untuk berkunjung kembali dan sisanya sebesar 37% menyatakan memiliki niat untuk berkunjung
kembali. Salah satu cara untuk meningkatkan revisit intention adalah melalui
experiential quality.
Tujuan penelitian ini untuk mengatahui gambaran mengenai experiential quality dan Revisit Intention di Puspa IPTEK Sundial. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu variabel bebas (X) Experiential Quality yang terdiri dari, interaction quality, physical environment quality, outcome quality, dan access quality. Variabel tidak bebas (Y) Revisit Intention yang terdiri dari intention to revisit dan intention to recommend.
Jenis penelitan yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif. Teknik sampling
yang digunakan adalah syistematic random sampling dengan teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa experiential quality secara simultan berpengaruh signifikan dalam membentuk revisit intention wiatawan. Penilaian tertinggi untuk experiential quality yaitu pada sub variabel physical environment quality, dan nilai terendah pada sub variabel interaction quality. Adapun untuk revisit intention, indikator intention to revisit
mendapat penilaian lebih tinggi dibandingkan dengan indikator intention to
recommend.
(5)
ABSTRACT
Marcella Brigita S., 1103195, “The Effect of Implementation Experiential Quality to Revisit Intention Tourist Puspa IPTEK Sundial”. (Survey on tourist who visits the Puspa IPTEK Sundial). Under the guidance of Ridwan Purnama, SH.,M.Si and Yeni Yuniawati, S.Pd., MM
Tourism nowadays has grown globally and turned into a promising industry. This is what makes each country began competing to make the tourism sector worldwide. The development of the world tourism industry affecting Indonesian tourism to stimulate competition among businesses involved in the tourism industry. It is also an impact on Puspa Sundial IPTEK which is one of the tourist attraction in the area of Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, West Java. Some problems that faced by Puspa iptek Sundial is a decline in visits in 2014 compared with the previous year. The decline in tourist visits give an impact on revisit intention of the tourist. The problems identified through pre research conducted by the author, that use one indicators of revisit intention namely intention to revisit. It turned out that 63% of the tourist has no intention to come back and the remaining 37% intend to come back. One of the ways to improve the revisit intention is through experiential quality. This research aimed to get the overview and influence of experiential quality and revisit intention in Puspa IPTEK Sundial. The variable that examined in this study is independent variables ( X ) consist of Interaction Quality, Physical Environment Quality, Outcome Quality, and Access Quality. Dependent variable ( Y ) Revisit Intention which consists of indicator such as intention to revisit and intention to recommend.
The type of research that used is descriptive and verification. The sampling method that used is systematic random sampling with data analysis techniques using multiple linear regression analysis. The results showed that experiential quality simultaneously significantly influence in forming the tourist revisit intention. The highest ratings for experiential quality is physical environment quality and the lowest is in interaction quality. For revisit intention variable, the indicator of intention to revisit has higher ratings than the indicator of intention to recommend.
(6)
ABSTRAK ……….. i
ABSTRACT ………. ii
KATA PENGANTAR ……… iii
UCAPAN TERIMAKASIH ……….. iv
DAFTAR ISI ………...………... viii
DAFTAR TABEL ………...……….…….…. x
DAFTAR GAMBAR………...……….... xi
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1
1.2 Rumusan Masalah………... 8
1.3 Tujuan Penelitian………..…..…….... 8
1.4 Kegunaan Penelitian………... 8
1.4.1 Kegunaan Teoritis………. 8
1.4.2 Kegunaan Praktis ………. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ….. 10
2.1 Kajian Pustaka ………..………...... 10
2.1.1 Konsep Kepariwisataan ……….……….... 10
2.1.1.1 Industri Pariwisata ……….. 11
2.1.1.2 Destinasi Pariwisata ... 12
2.1.1.3 Konsep Wisata Edukasi ... 13
2.1.2 Experiential Quality……….………....... 15
2.1.2.1 Experiential Quality bagian dari Manajemen Pemasaran Pariwisata ………...... 15
2.1.2.2 Konsep Experiential Quality dalam Costumer Experience… 20 2.1.2.3 Definisi Experiential Quality………... 23
2.1.2.4 Dimensi Experiential Quality……….. 25
(7)
2.1.3.1 Definisi Revisit Intention ………... 27
2.1.3.2 Faktor – Faktor yang Dapat Menciptakan Revisit Intention ... 29
2.1.3.3 Dimensi Revisit Intention ……… 30
2.1.4 Pengaruh Experiential Quality Terhadap Revisit Intention ……… 30
2.1.4 Orisanalitas Penelitian ……… 32
2.2 Kerangka Pemikiran……….……….………. 37
2.3 Hipotesis……….……….……….…….. 38
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ……… 42
3.1 Objek Penelitian ……….……….……….…... 42
3.2 Metode Penelitian ……….……….……….……. 43
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ……… 43
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ……….……….……. 44
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ……….……….. 47
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ……….….…….. 49
3.2.4.1 Populasi ……….……….……..…… 49
3.2.4.2 Sampel ……….……….……..…….. 49
3.2.4.3 Teknik Sampling ……….………. 50
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ……….……… 51
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ……….……… 53
3.2.6.1 Pengujian Validitas ……….……….……… 53
3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ……….………….……… 57
3.2.7 Rancangan Analisis Data ……….……….……. 60
3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ………...... 60
3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif ………. 61
3.2.7.3 Pengujian Hipotesis……….……… 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 4.1 Profil Puspa IPTEK Sundial dan Wisatawan Individu Puspa IPTEK Sundial ... 67
4.1.1 Profil Puspa IPTEK Sundial ………..……… 67
(8)
4.1.1.2 Sejarah Puspa IPTEK Sundial ……….…………... 68
4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ……….……… 69
4.1.2 Profil Wisatawan Puspa IPTEK Sundial ………..…………. 73
4.1.2.1 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Usia ……….……… 73
4.1.2.2 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir
dan Penghasilan ……….……….. 74
4.1.2.3 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Asal Tinggal
Wisatawan ……….……….. 75
4.1.3 Pengalaman Wisatawan Puspa IPTEK Sundial ……… 76
4.1.3.1 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Frekuensi Kunjungan
ke Puspa IPTEK Sundial ……….……… 76
4.1.3.2 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Tujuan Berkunjung ke
Puspa IPTEK Sundial ……….……….. 77
4.1.3.3 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan dengan Siapa
Wisatawan Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial ………. 77
4.1.3.4 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Sumber Informasi
Mengenai Puspa IPTEK Sundial ……….………… 78
4.2 Tanggapan Wisatawan Mengenai Implementasi Experiential Quality di Puspa
IPTEK Sundial ... 79
4.2.1 Tanggapan Wisatawan Mengenai Implementasi Experiential Quality
dengan Sub Variabel Interaction Quality………..………… 79
4.2.2 Tanggapan Wisatawan Mengenai Implementasi Experiential Quality
dengan Sub Variabel Physical Environment Quality ………... 81
4.2.3 Tanggapan Wisatawan Mengenai Implementasi Experiential Quality
dengan Sub Variabel Outcome Quality...………..………… 83
4.2.4 Tanggapan Wisatawan Mengenai Implementasi Experiential Quality
dengan Sub Variabel Access Quality…..………..………… 85
(9)
Experiential QualityPuspa IPTEK Sundial ………..………
4.3 Tanggapan Wisatawan Puspa IPTEK Sundial Mengenai Revisit Intention ... 89
4.3.1 Tanggapan Wisatawan Mengenai Revisit Intention dengan Sub Variabel Intention to Revisit ………..………. 90
4.3.2 Tanggapan Wisatawan Mengenai Revisit Intention dengan Sub Variabel Intention to Recommend………..………. 92
4.3.3 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Revisit Intention ke Puspa IPTEK Sundial ………. 94
4.4 Pengaruh Experiential Quality Terhadap Revisit Intention Wisatawan Puspa IPTEK Sundial ... 96
4.4.1 Hasil Uji Asumsi Regresi ……… 96
4.4.4.1 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ……….……… 96
4.4.4.2 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ………... 99
4.4.4.3 Hasil Pengujian Asumsi Linearitas ……….………. 100
4.4.4.4 Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi ……….……. 101
4.4.4.5 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas ………... 102
4.4.2 Hasil Pengujian Korelasi dan Koefisien Determinasi ……… 103
4.4.3 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikan Secara Simultan (Uji F) ……... 104
4.4.4 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikan Parsial (Uji t) ………... 105
4.4.5 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Experiential Quality Terhadap Revisit Intention……….. 106
4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 107
4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ………...... 107
4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ………... 108
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 110
5.1 Kesimpulan ………... 111
5.2 Rekomendasi ………...... 112
DAFTAR PUSTAKA ………...………..………...…….……
(10)
DAFTAR TABEL
Data Kunjungan Wisatawan Puspa IPTEK Sundial Tahun 2010 –2015 ……... 3
Implementasi Experiential QualityYang Dilakukan Di Puspa IPTEK Sundial … 6 Definisi Experiential QualityMenurut Para Ahli ………... 24
Definisi Revisit IntentionMenurut Para Ahli ………... 28
Penelitian Terdahulu Yang Berkaitan Dengan Penelitian Yang Dilakukan ……. 32
Operasionalisasi Variabel ……….……… 44
Jenis Sumber Data ………... 48
Teknik Pengumpulan Data ……… 52
Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi ………. 55
Hasil Pengujian Validitas ………... 55
Hasil Pengujian Realibilitas ………... 59
Beberapa Alat Peraga Yang Paling Digemari di Puspa IPTEK Sundial ………... 70
Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ……… 72
Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir dan Penghasilan ….. 75
Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Tinggal Wisatawan ……….. 76
Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Wisatawan Puspa IPTEK Sundial ………... 77
Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Tujuan Berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial ………... 78
Tanggapan Wisatawan Mengenai Interaction Quality di Puspa IPTEK Sundial .. 80
Tanggapan Wisatawan Mengenai Physical Environment Quality di Puspa IPTEK Sundial ………... 82
Tanggapan Wisatawan Mengenai Outcome Qualitydi Puspa IPTEK Sundial …. 85 Tanggapan Wisatawan Mengenai Access Quality di Puspa IPTEK Sundial ……. 87
Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Terhadap Implementasi Experiential QualityPuspa IPTEK Sundial ………... 88
Tanggapan Wisatawan Puspa IPTEK Sundial Mengenai Intention to Revisit….. 91
(11)
Recommend ………
Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Revisit Intention ke Puspa
IPTEK Sundial ………... 95
Hasil Pengujian Asumsi Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov …….. 99
Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ………. 100
Hasil Pengujian Asumsi Liniearitas ………... 101
Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi ………... 102
Hasil Pengujian Asumsi Multikolinearitas ……… 103
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ………. 104
Hasil Output ANOVA ……… 105
(12)
DAFTAR GAMBAR
Presentasi Hasil Pra Penelitian Revisit Intention Wisatawan Ke Puspa IPTEK
Sundial ……….. 4
Faktor-Faktor Yang Dapat Menciptakan Revisit Intention………... 30
Kerangka Pemikiran Pengaruh Implementasi Experiential Quality Terhadap
Revisit Intention Wisatawan Puspa IPTEK Sundial ………. 37
Paradigma Penelitian Pengaruh Implementasi Experiential Quality Terhadap
Revisit IntentionWisatawan Puspa IPTEK Sundial ………..………... 38
Regresi Berganda ………... 64
Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ………... 74 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Dengan Siapa Wisatawan Berkunjung ke
Puspa IPTEK Sundial ……… 78
Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Puspa
IPTEK Sundial ……….. 79
Variabel Experiential QualityDalam Garis Kontinum ……... 90
Variabel Revisit IntentionDalam Garis Kontinum ……… 96
Histogram Dependent Variabel Revisit Intention Wisatawan ke Puspa IPTEK
Sundial ……….. 98
Normal Probability Plots ………... 98
(13)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Pariwisata kini telah berkembang secara global dan berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan. Hal inilah yang menjadikan setiap negara mulai berlomba-lomba untuk menjadikan sektor pariwisatanya mendunia. Kegiatan Pariwisata pada saat ini mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi isu utama di dunia. Oleh sebab itu semakin beragam atraksi dan aktifitas yang disediakan oleh setiap daerah tujuan wisata, keragaman tersebutlah yang menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan untuk berkunjung. Semakin beragamnya atraksi serta aktifitas menjadikan wisatawan memiliki pilihan untuk melakukan keputusan berkunjung ke daya tarik wisata yang mereka inginkan.
Pilihan daya tarik wisata yang beragam menjadikan masalah rendahnya revisit
intention dimana wisatawan tidak memiliki niat untuk melakukan kunjungan kembali
ke daya tarik wisata yang sama. Permasalahan rendahnya revisit intention wisatawan
juga pernah terjadi di daya tarik wisata Sun Moon Lake, Taiwan. Hal tersebut dilihat dari wisatawan dengan umur kurang dari 20 tahun saja yang ingin melakukan kunjugan kembali dibanding dengan wisatawan yang berumur 21-35 tahun. Melihat hal tersebut diketahui tidak semua wisatawan yang telah mengunjungi Sun Moon Lake memiliki niat untuk berkunjung kembali yang menjadikan masalah rendahnya
revisit intention, dalam Chin – Tsi Kuo (2011:5).
Menurut Nowacki (2009) dalam penelitian Konnu & Laukkanen (2009:4)
revisit intention atau niat untuk berkunjung kembali terbentuk ketika wisatawan tersebut telah selesai melakukan kunjungan, dan kemudian manfaat yang diperoleh wisatawan itulah yang dapat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk berkunjung kembali.
Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya menyatakan, kekuatan pariwisata Indonesia pada tiga unsur yakni nature, culture, dan manmade. Nature
(14)
dan wisata petualangan. Culture potensinya sebesar 35% dikembangkan sebagai wisata heritage dan religi, wisata kuliner, wisata belanja, wisata kota, dan desa.
Sedngkan manmade potensinya sebesar 5% dikembangkan sebagai wisata MICE dan
Event, wisata olahraga, dan wisata kawasan terpatu (integreted resort). (Sumber: www. nasional.republika.co.id). Tiga unsur tersebutlah merupakan keragaman pariwisata Indonesia yang menjadi faktor penarik wisatawan untuk mengunjungi daya tarik wisata. Beragamnya pariwisata Indonesia membuat wisatawan banyak pilihan alternatif, yang menyebabkan wisatawan cenderung ingin berkunjung ke daya tarik
wisata yang berbeda. Sehingga munculah permasalahan revisit intention di beberapa
daya tarik wisata Indonesia.
Salah satu daya tarik wisata di Indonesia yang sedang berkembang dan
berusaha meningkatkan revisit intention wisatawannya adalah Kota Banda Aceh.
Pemerintah Kota Banda Aceh terus bertekad untuk mewujudkan agar ekonomi di wilayahnya bisa tumbuh melalui sektor pariwisata. Seperti yang dikatakan oleh
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Fadhil, “Kami juga terus
berusaha mengembangkan infrastruktur pendukung pariwisata sehingga wisatawan yang berkunjung ke Kota Banda Aceh ini memiliki kesan tersendiri dan ada
keinginan kembali datang ke Ibu Kota Provinsi Aceh ini.” (Sumber:
www.antaraaceh.com)
Setiap kota di provinsi Jawa Barat memiliki potensi wisata yang berbeda serta beranekaragam jenisnya, salah satunya adalah Kabupaten Bandung Barat. Kabupaten Bandung Barat memiliki daya tarik wisata alam, edukasi, dan religi. Beragamnya daya tarik wisata tersebut menjadikan persaingan dan wisatawan cenderung ingin mengunjungi daya tarik wisata lainnya, hal tersebutlah menjadi permasalahan rendahnya revisit intention.
Wisata edukasi di Kabupaten Bandung Barat salah satunya adalah Puspa IPTEK Sundial yang merupakan wahana pendidikan di kawasan Kota Baru Parahyangan. Memiliki kegiatan bermain sambil belajar melalui pengalaman langsung dengan berbagai alat peraga interaktif dan edukatif. Puspa IPTEK Sundial memiliki 170 alat peraga yang dapat dieksplorasi oleh setiap pengunjung secara
(15)
interaktif. Tidak hanya menyediakan alat peraga interaktif saja, Puspa IPTEK pun
memiliki program-program edukasi yaitu Electronic In A Fun (EIF), Laboratourium
Astronomi (LABAS), Science Show, dan masih banyak program lainnya yang tentu saja memberikan kesan mendidik dan menyenangkan dalam berwisata.
Beragam daya tarik wisata di Kota Bandung khususnya Kabupaten Bandung Barat berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan Puspa IPTEK Sundial pun menurun. Berikut Tabel 1.1 menunjukkan data kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial dari tahun 2010 sampai 2015 :
TABEL 1.1
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN PUSPA IPTEK SUNDIAL TAHUN 2010 – 2015
Kunjungan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 -
Februari Study Tour 816 862 887 626 796 56 Individu/Umum 135,484 152,857 156,039 140,134 125,625 8,301
Total 136,300 153,719 156,926 140,760 126,421 8,357
Sumber : Puspa IPTEK Sundial, 2015
Berdasarkan Tabel 1.1 tingkat kunjungan wisatawan Puspa IPTEK Sundial mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar
12,82 % wisatawan individu, sedangkan untuk study tour mengalami peningkatan
sebesar 5,64%. Tahun 2012 pun mengalami peningkatan tetapi hanya sebesar 2.08% untuk wisatawan individu dan untuk study tour sebesar 2,90%. Pada tahun 2013
wisatawan individu mengalami penurunan sebesar -10,19% dan study tour sebesar
-10,26%. Puspa IPTEK Sundial mengalami penurunan kunjungan wisatawan kembali
pada tahun 2014 sebesar -10,35% untuk wisatawan individu dan -10,43% untuk study
tour. Menurunnya tingkat kunjungan wisatawan juga pengaruh dari kurangnya niat wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali ke Puspa IPTEK Sundial.
Untuk melihat sejauh mana niat wisatawan untuk berkunjung kembali ke
Puspa IPTEK Sundial, maka dilakukan pra penelitian mengenai Revisit Intention
(16)
ini hanya menggunakan satu atribut dari revisit intention saja yaitu intention to revisit. Hasil Pra Penelitian dapat dilihat dalam Gambar 1.1:
Sumber: Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian di Lapangan, 2015
GAMBAR 1.1
PRESENTASI HASIL PRA PENELITIAN REVISIT INTENTION WISATAWAN
KE PUSPA IPTEK SUNDIAL
Berdasarkan hasil pra penelitian pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa sebanyak 37 % wisatawan yang telah mengunjungi Puspa IPTEK Sundial memiliki niat untuk berkunjung kembail dan sisanya sebesar 63 % tidak memiliki niat untuk berkunjung kembali. Dari hasil pra penelitian tersebut diketahui alasan terbesar niat untuk berkunjung kembali adalah Atraksi Wisata dari Puspa IPTEK Sundial yaitu alat peraga .Alasan itu karena Puspa IPTEK Sundial memiliki kurang lebih 170 alat peraga edukasi yang menarik dan atraktif. Selain itu dari hasil wawancara dengan beberapa wisatawan yang telah berkunjung ke Puspa IPTEK selain karena alat peraga yang menarik, mereka memiliki niat untuk berkunjung kembali karena mereka ingin mencoba alat peraga yang lainnya, karena pada kunjungan sebelumnya tidak semua alat peraga dapat mereka coba, program atau paket edukasi yang sangat menarik dan bermanfaat, karena harga tiket masuk yang cukup terjangkau.
YA TIDAK
37 %
(17)
Sedangkan alasan niat tidak ingin berkunjung kembali dari hasil pra penelitian, terbesar adalah wisatawan ingin berkunjung ke daya tarik wisata lain. Hasil dari wawancara dengan beberapa wisatawan memberikan alasan ingin berkunjung ke daya tarik wisata lain adalah karena ingin mencari pengalaman yang baru yang mereka akan dapatkan di daya tarik wisata lain. Hal tersebut dikarenakan mulai banyaknya daya tarik wisata baru yang memiliki keunggulan dan karakteristik masing-masing yang akan memberikan pengalaman yang berbeda pula. Alasan lainnya adalah aksesibilitas, infrastruktur.
Melihat permasalahan yang terjadi khususnya permasalahan revisit intention
yang disebabkan karena kurangnya kualitas pengalaman didapat oleh wisatawan karena tidak semua alat peraga mereka dapat coba dan keinginan berkunjung ke daya tarik wisata lain untuk mendapatkan pengalaman baru. Sehingga mempengaruhi
revisit intention maka perlu adanya penyelesaian, karena dampak dari sedikitnya niat wisatawan untuk berkunjung kembali akan berdampak pula pada tingkat kunjungan wisatawan yang akan mendatang pun akan terus menerus menurun. Puspa IPTEK
Sundial untuk meningkatkan upaya revisit intention pada wisatawan dengan
memberikan pelayanan yang terbaik dengan mengimplementasikan experiential
quality atau kualitas pengalaman yang akan diterima oleh wisatawan yang telah berkunjung.
Wisata edukasi harus memadukan pendidikan dengan pariwisata dengan cara belajar. Wisata edukasi juga menjanjikan pengalaman belajar yang menyenangkan dengan membangun pengetahuan baru, keterampilan baru, dan rasa pada peserta didik. Sesuai dengan pernyataan tersebut maka Puspa IPTEK Sundial harus
memfokuskan pengalaman wisatawan dengan experiential quality yang diberikan
kepada wisatawan. Implementasi Experiential quality yang diberikan berkaitan
dengan dengan konsep wisata edukasi tersebutlah diharapkan dapat meningkatkan
revisit intention para wisatawan ke Puspa IPTEK Sundial.
Experiential quality terdapat interaction quality, physical environment quality, outcome quality, dan acces quality dalam Wu, Li, and Li (2014:11). Kemudian dijadikan dimensi oleh penulis karena sesuai dengan implementasi dan
(18)
fenomena yang terjadi Puspa IPTEK Sundial. Interaction Quality Para karyawan serta pemandu memberikan interaksi yang berkualitas dan positif kepada setiap wisatawan yang berkunjung. Dengan memfokuskan pada sikap dan tingkah laku yang sopan dan ramah dalam berinteraksi dengan wisatawan. Keahlian dalam menjelaskan dan memperagakan serta menguasai setiap materi yang akan disampaikan. Karyawan dan pemandu memiliki wawasan yang luas mengenai produk, program, serta materi yang akan diberikan kepada wisatawan. Setiap karyawan dan pemandu harus mampu membantu wisatawan dalam menyelesaikan masalah. Misalnya dalam membantu wisatawan ketika memiliki kendala dalam menggunakan alat peraga. Menciptakan interaksi wisatawan dengan wisatawan lainnya melalui kegiatan alat peraga maupun program edukasi yang tersedia.
Physical Environment Quality pengurus memperhatikan kualitas lingkungan fisik yang ada di Puspa IPTEK Sundial dengan memperhatikan Kualitas design tata ruang, tata letak, serta interior yang menarik dari Puspa IPTEK Sundial. Menciptakan atmosfer dan suasana yang nyaman sehingga wisatawan akan merasa betah. Perawatan serta memperhatikan kualitas peralatan alat peraga serta terus menambah alat peraga.
Outcome Quality, memperhatikan kualitas hasil yang didapat wisatawan setelah berwisata oleh. Yaitu dengan Memperhatikan waktu dari wisatawan yang menunggu ketika wisatawan lainnya sedang melakukan program atau mencoba alat peraga sehingga tidak membuang waktu dan wisatawan pun tidak akan merasa bosan. Profesionalitas para karyawan dan pemandu dalam memberikan arahan dan materi sehingga para wisatawan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang berkesan. Memberikan nilai edukasi, pengalaman baru, dan hiburan melalui alat peraga, program kegiatan khususnya dibidang science dan teknologi yang disediakan.
Access Quality, letak Puspa IPTEK yang masih dapat dijangkau dan strategis
yaitu dekat dengan Pintu Gerbang Tol Padalarang. Selain acces yang mudah
dijangkau, kualitas kejelasan informasi mengenai lokasi Puspa IPTEK Sundial. Serta kemudahan memasuki kawasan Puspa IPTEK Sundial.
(19)
Berdasarkan implementasi yang dilakukan menjelaskan bahwa experiential quality yang diberikan oleh Puspa IPTEK agar pengalaman yang diberikan terutama pengalaman belajar sambil berwisata diharapkan dapat berdampak positif pada
wisatawan sehingga wisatawan pun akan melakukan revisit intention bahkan
merekomendasikan kepada sanak keluarga lainnya agar berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial. Hal ini membuat setiap pengelola di indutri pariwisata khususnya pengelola daya tarik wisata menerapkan lebih dari sekedar pemasaran yang tidak hanya berhubungan dengan pengembangan produk, harga yang ditawarkan, melainkan setiap pengelola suatu daya tarik wisata perlu memperhatikan juga kualitas pengalaman kepada wisatawan yang diberikan oleh daya tarik wisata tersebut. Seperti yang dinyatakan oleh Aziz et al (2012) dalam penelitian Wu, Li, and Li (2014:12)
Experiential quality and experiential satisfaction affect the revisit intention of the visitors. Artinya kualitas pengalaman dan kepuasan pengalaman mempengaruhi niat revisit dari visitor.
Berdasarkan latar belakang penelitian maka perlu dilakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Implementasi Experiential Quality Terhadap Revisit
Intention Wisatawan di Puspa IPTEK Sundial” (Survei pada Wisatawan yang berkunjung Puspa IPTEK Sundial).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
1. Bagaimana implementasi experiential quality di Puspa IPTEK Sundial.
2. Bagaimana revisit intention wisatawan di Puspa IPTEK Sundial.
3. Bagaimana pengaruh implementasi experiential quality terhadap revisit
intention wisatawan di Puspa IPTEK Sundial.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan mengenai:
(20)
1. Untuk memperoleh temuan mengenai implementasi experiential quality
di Puspa IPTEK Sundial
2. Untuk memperoleh temuan mengenai revisit intention di Puspa IPTEK
Sundial.
3. Untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh implementasi experiential
quality terhadap revisit intention wisatawan di Puspa IPTEK Sundial.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
mengembangkan pengetahuan khususnya experiential quality dan revisit
intention wisatawan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi Puspa
IPTEK Sundial untuk meningkatkan revisit intention wisatawan melalui
experiential quality dan meningkatkan kinerja experiential quality agar menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
(21)
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh experiential quality terhadap
revisit intention wisatawan di Puspa IPTEK Sundial. Variabel merupakan suatu konsep atau konstruk yang memiliki variasi (dua atau lebih) nilai. Nilai yang melekat dalam variabel tersebut dapat berupa angka dan kategori (Ulber Silalahi, 2012:115).
Sedangkan menurut Sugiyono (2013:39), variabel independent atau variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independent (bebas) pada penelitan
ini adalah Experiential Quality (X) yang memiliki empat sub variabel yaitu
Interaction Quality, Physical Environment Quality, Outcome Quality, dan Access Quality.
Sedangkan variabel terikat (dependent) menurut Sugiyono (2013:39)
merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab, karena adanya variabel bebas. Variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini yaitu Revisit Intention (Y) yang memiliki dua sub variabel indikator yang terdiri dari intention to revisit dan intention to recommend.
Penelitian ini dilakukan di Puspa IPTEK Sundial dan objek dari penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial. Berdasarkan objek
penelitian tersebut, dianalisa mengenai pengaruh Experiential Quality terhadap
Revisit Intention. Wisatawan Puspa IPTEK Sundial. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode cross sectional. Menurut Uma Sekaran
(2010:177) metode cross sectional yaitu sebuah metode penelitian yang dapat
dilakukan hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.
(22)
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian Dan Metode Yang Digunakan
Menurut Sugiyono (2012:2) yang dimaksud dengan metode penelitian adalah: cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut pendapat Sugiyono (2012:53) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan/atau mencari hubungan variabel satu sama lain. Hal serupa jga diungkapkan Sekaran dan Bougi (2010:105) menjelaskan pula tentang penelitian deskriptif sebagai berikut ”A descriptive study is undertaken in order to ascertain and be able to
describe the characteristic of the variable of interest in situation.” Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk memastikan dan dapat menggambarkan karakteristik dari setiap variabel yang diteliti dalam sebuah situasi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai experiential quality dan gambaran revisit intention wisatawan setelah berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial.
Penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2012:54) adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda.” Penelitian verifikatif bertujuan untuk memperoleh kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan. Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh dari experiential quality
dalam menciptakan revisit intention wisatawan ke Puspa IPTEK Sundial.
Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode explanatory survey. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono
(2012:11), yang dimaksud metode explanatory survey yaitu penelitian yang
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
(23)
mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen).
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke dalam konsep teori dari variabel yang di teliti, indikator, ukuran dan skala yang bertujuan untuk mendefinisikan dan mengukur variabel. Menurut Sugiyono (2012:52) operasional variabel merupakan batasan suatu konstruk atau variabel dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut. Sedangkan skala ordinal menurut Sugiyono (2012:60) adalah pengukuran yang mana skala digunakan disusun secara runtut dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala ordinal adalah skala yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai yang terendah atau sebaliknya.
Dalam penelitian ini, variabel yang dioperasionalisasikan adalah experiential quality untuk variabel (X) dengan dimensi interaction quality (X1), physical environment quality (X2), outcome quality (X3), dan access quality (X4). Serta revisit intention sebagai sebagai variabel terikat (Y) dengan dimensi intention to revisit dan
intention to recommend.
Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini disajika dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL Varibel/Sub
Variabel
Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.Ite
m Experiential
Quality (X)
Experiential quality is subjective by nature and it depends on visitor’s inner feeling during the experience consumption.
Kualitas pengalaman adalah bersifat subjektif dan itu tergantung pada perasaan batin
pengunjung selama mengkonsumsi pengalaman. Wu, Li, dan Li (2014:5)
Interaction Quality (X1)
This dimension focuses on how the quality delivered.
Employee
Tingkat keramahan para karyawan Puspa IPTEK Sundial.
(24)
Dimensi ini berfokus pada
bagaimana kualitas
disampaikan kepada
wisatawan melalui
interaksi yang berkuliatas yang diberikan. Kualitas
interaksi terdiri dari
tingkah laku, keahlian
penyedia jasa, pemecahan
masalah oleh setiap
penyedia jasa pariwisata
kepada wisatawannya.
Conduct
(Perilaku karyawan)
Tingkat kesigapan
karyawan dalam
membantu pengunjung
Puspa IPTEK Sundial.
Ordinal III.A2
Employee Ability
(Keahlian Karyawan)
Tingkat wawasan
pemandu dan karyawan mengenai program dan
produk Puspa IPTEK
Sundial
Ordinal III.B3
Physical Environment Quality (X2)
This dimension focuses on a constructed facility in which quality delivery occurs, as opposed to the
natural or social
environment dimension.
Dimensi ini berfokus pada fasilitas yang tersedia di objek wisata, di mana
kualitas tersebut
disampaikan melalui
lingkungan atau sosial. Wu, Li, dan Li (2014:12)
Ambience and Design
(Suasana dan Desain)
Tingkat kenyamanan
pengunjung dalam
melakukan kegiatan wisata di kawasan Puspa IPTEK Sundial.
Ordinal III.D4
Equipment
(Peralatan)
Tingkat kemenarikan
produk / alat peraga Puspa IPTEK Sundial.
Ordinal III.E5
Tingkat keragaman alat peraga yang disediakan Puspa IPTEK Sundial.
III.E6
Tingkat kelayakan alat peraga yang disediakan Puspa IPTEK Sundial.
Ordinal III.E7
Outcome Quality (X3)
This dimension focuses on the outcome of the quality
act, indicating what
costumers gain from the quality, namely, whether outcome quality satisfies the costumers needs and wants.
Dimensi ini berfokus pada
Valence
(Nilai)
Tingkat nilai edukasi yang diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.
Ordinal III.F8
Tingkat nilai hiburan yang diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.
Ordinal III.F9
Tingkat nilai kebaruan
(novelty) yang diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.
(25)
hasil dari kualitas tindakan penyedia jasa pariwisata, menunjukkan kualitas apa
yang didapatkan
pelanggan dari penyedia
jasa pariwisata yaitu
apakah kualitas hasil
tersebut memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Wu, Li, dan Li (2014:12)
Tingkat nilai sosial dalam hubungan dengan keluarga dan teman yang diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.
Ordinal III.F11
Access Quality (X4)
Access quality as the ease and speed with which visitors can reach their desired location.
Kualitas akses sebagai
kemudahan dan kecepatan dimana pengunjung dapat
mencapai lokasi yang
diinginkan.
Wu, Li, dan Li (2014:12)
Convenient Location
Tingkat kemudahan
memasuki area Puspa
IPTEK Sundial.
Ordinal III.G12
Tingkat kemudahan
menemukan lokasi Puspa IPTEK Sundial.
Ordinal III.G13
Information
Tingkat kejelasan
informasi lokasi Puspa IPTEK Sundial.
.
Ordinal III.H14
Revisit Intention (Y)
Revisit intention adalah kemungkinan wisatwan utnuk mengulangi aktifitas atau berkunjung ulang ke suatu destinasi.
Baker dan Crompton dalam dalam Chung-Hslen Lin (2012) Niat wisatawan untuk
berkunjung ulang ke Puspa IPTEK Sundial
Intention to Revisit
Tingkat keinginan untuk
berkunjung kembali ke Puspa IPTEK Sundial.
Ordinal III.A15
Tingkat keinginan untuk
berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial meskipun biaya lebih mahal.
Ordinal III.A16
Tingkat keinginan wisatawan menjadikan Puspa IPTEK Sundial sebagai daya tarik wisata edukasi pilihan utama.
Ordinal III.A17
Tingkat kemungkinan untuk mengunjungi Puspa IPTEK Sundial di masa mendatang
(26)
Niat wisatawan untuk merekomendasikan Puspa IPTEK Sundial
kepada orang lain
(teman, kerabat, atau
keluarga) Intention
to Recommend
Tingkat kesediaan untuk
merekomendasikan kepada
teman, kerabat, atau keluarga untuk berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial
Ordinal III.B19
Tingkat frekuensi
merekomendasikan Puspa
IPTEK Sundial kepada teman, kerabat, atau keluarga.
Ordinal III.B20
Tingkat kesedian
membicarakan hal-hal
positif tentang Puspa IPTEK
Sundial kepada teman,
kerabat, atau keluarga.
Ordinal III.B21
Sumber: Pengolahan Data, 2015
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka sumber data disebut responden, sedangkan jika penelitian menggunakan teknik observasi, maka sumber data bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder
1. Data Primer (Primary Data Source)
Menurut Ulber Silalahi, 2010:289) data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif, maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survey ataupun observasi.
2. Data Sekunder (Secondary Data Source)
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau lebih sumber-sumber lain yang telah bersedia sebelum penelitian dilakukan (Uber Silalahi, 2010:291). Data sekunder merupakan struktur dan historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain
(27)
Cooper & Schindler (2006:163) menyatakan ”Studi yang telah dibuat oleh
orang lain untuk keperluan mereka sendiri dapat menjadi suatu data sekunder”.
Sumber data primer adalah pelaku yang terlibat langsung dengan karakter yan diteliti sedangkan sumber data sekunder adalah karakter hasil liputan lain. Uma Sekaran (2006:60) menyatakan bahwa data primer adalah responden individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti dan di mana pendapat bisa dicari terkait persoalan tertentu dari waktu ke waktu, atau sumber umum seperti majalah atau buku tua. Internet juga dapat menjadi sumber data primer jika kuesioner disebarkan melalui internet.
Berikut jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dalam Tabel 3.2:
TABEL 3.2 JENIS SUMBER DATA
No. Data Jenis Data Sumber Data
1. Profil Puspa IPTEK Sundial, visi
dan misi
Sekunder Puspa IPTEK Sundial
2. Jumlah kunjungan Puspa IPTEK
Sundial tahun 2010-2015
Sekunder Puspa IPTEK Sundial
3. Experiential Quality yang di lakukan oleh Puspa IPTEK Sundial.
Sekunder Puspa IPTEK Sundial
Tanggapan wisatawan mengenai experiential quality di Puspa IPTEK Sundial.
Primer Wisatawan yang
berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial
4. Tanggapan wisatawan mengenai
Revisit Intention ke Puspa IPTEK Sundial.
Primer Wisatawan yang
berkunjung ke Puspa IPTEKSundial Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015
3.2.4 Populasi, Sampel, Teknik Sampling 3.2.4.1Populasi
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengumpulan dan analisis data adalah dengan menentukan populasi terlebih dahulu. Populasi menurut Sugiyono (2013:80) adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
(28)
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Uma Sekaran, (2009:121) bahwa populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin penelti investigasi.
Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung Puspa IPTEK Sundial selama tahun 2014 yang berjumlah 125.625 orang.
3.2.4.2Sample
Pada umumnya penelitian yang dilakukan tidak meneliti semua populasi. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor seperti keterbatasan biaya dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu peneliti mengambil sebagian dari populasi yang disebut sampel. Menurut Sugiyono (2013:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Anwar Sanusi (2012:87) sampel adalah bagian dari elemen-elemen populasi yang terpilih. Agar memperoleh sampel yang refresentatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Untuk mengukur sampel, peneliti menggunakan teknik Slovin (dalam Husein Umar 2010:146), yaitu dengan rumus:
� =
+ ��
�
Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir (e = 0.1 atau 10%).
Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
� = �
+ �� � =
(29)
� = 99,9 ≈
Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, diperoleh hasil sampel sebesar 99,92 tetapi untuk jaminan keakuratan, sebaiknya sampel ditambah sedikit lebih banyak dari jumlah matematikanya. Berdasarkan ukuran sampel (n) minimal, maka dalam penelitian ini ditetapkan ukuran sampel (n) sebanyak 100 responden agarlebih representatif.
3.2.4.3Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan
sampel mana yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Uma Sekaran (2009:116) teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Penarikan sampel merupakan suatu proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel akan memungkinkan untuk menggeneralisasi karakteristik
elemen populasi. Menurut Malhotra (2009:379) “Sebuah teknik sampling dapat
diklasifikasikan sebagai non probability dan probability”. Sampel probability
merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Sedangkan sampel non probability
kebalikan dari sampel probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki
peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif.
Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu probability
sampling yang meliputi systematic random sampling, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Sedangkan Non probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling
aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
systematic random sampling. Sistematik sampling acak (random sampling) adalah cara pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama yang dipilih secara acak, sedang unsur-unsur berikutnya dipilih secara sistematik menurut suatu pola tertentu.
(30)
1. Menentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang menjadi populasi sasaran adalah wisatawan yang berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial.
2. Tentukan sebuah tempat sebagai checkpoint, dalam penelitian ini yang menjadi
tempat checkpoint adalah di objek penelitian yaitu Puspa IPTEK Sundial.
3. Menentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam
penelitian ini waktu konkrit yang digunakan peneliti adalah pukul 11.00-15.00 WIB.
4. Melaksanakan orientasi lapangan secara cermat, terutama pada check
point.Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menentukan interval pemilihan pertama, atau dasar kepadatan pengunjung.
5. Uji coba angket kepada responden.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224), “Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data”. Secara umum terdapat beberapa teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner serta studi literatur. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Teknik ini dipakai sebagai media untuk berkomunikasi secara langsung dengan responden untuk mengetahui pendapat responden mengenai implementasi
experiential quality yang dilakukan oleh Puspa IPTEK Sundial perusahaan dan
revisit intention wisatawan. Wawancara juga dilakukan pada pihak Manajemen Puspa IPTEK Sundial, tentang implementasi experiential quality yang dilakukan dan untuk memperoleh data mengenai profil Puspa IPTEK Sundial serta jumlah kunjungan wisatawan tahun 2010-2015.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu Puspa IPTEK Sundial khususnya mengenai experiential quality dan revisit intention.
(31)
3. Kuisioner
Kuisioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karaketeristik responden, pengalaman responden di Puspa IPTEk Sundial, pelaksanaan implementasi experiential quality serta revisit intention. Kuisioner ini ditujukan kepada wisatawan yang berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial.
4. Studi literartur
Merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti yaitu experiential quality dan revisit intention dari beberapa literature yaitu jurnal, buku, skripsi, disertasi serta artikel artikel yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.3 berikut:
TABEL 3.3
TEKNIK PENGUMPULAN DATA No. Teknik Pengumpulan
Data
Sumber Data
1. Wawancara Manajemen Puspa IPTEK Sundial
2. Observasi Pelaksanaan implementasi
experiential quality dan revisit intention wisatawan Puspa IPTEK Sundial
3. Kuisioner Wisatawan yang berkunjung ke
Puspa IPTEK Sundial
4. Studi Literatur Teori experiential quality dan
revisit intention
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder dan Primer, 2015
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas
Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul, yang selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel experiential quality (X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap variabel revisit intention (Y). Sebelum melakukan analisis data, dan
(32)
juga untuk menguji layak atau tidaknya kuesioner yang disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas untuk melihat tingkat kebenaran serta kualitas data.
3.2.6.1Pengujian Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur bahwa terdapat kesamaan antara data yang ada dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Sugiyono (2013:121) menyatakan bahwa valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapakan data (mengukur) itu valid.
Malhotra (2009:36) mengemukakan definisi dari validitas adalah sejauh mana perbedaan bendar dalam apa yang sedang diukur bukan kesalahan sistematik atau acak. Adapun tipe validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Berdasakan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas menggunakan nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus
korelasi Product Moment Pearson, sebagai berikut:
r = � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ ² − ∑ ²}{ � ∑ ²− ∑ ² }
(Suharsimi Arikunto, 2010:213) Keterangan:
r = koefisien korelasi product moment
n = Jumlah sampel atau banyaknya responden
X = Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
Y = Skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item
∑ ² = Kuadrat faktor variabel X
(33)
∑ = Jumlah perkalian faktor korelasi variabel X dan Y
Dimana: r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan
Sedangkan pengujian keberartian koefiseien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:
t = ; db = n-2
Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut:
1. Nilai r dibandingkan dengan harga rtabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi α = 0,05
2. Item yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel).
3. Item yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel
Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefesien korelasi dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:
TABEL 3.4
INTERPRETASI BESARNYA KOEFESIEN KORELASI Besarnya Nilai Interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2013:250)
Perhitungan validitas item instrument dilakukan dengan bantuan program
SPSS 20 for windows. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20 for windows
diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti. Hasil uji validitas yang diajukan peneliti kepada 30 responden dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut:
2 1
2 r n r
(34)
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS
No. Pertanyaan r hitung r tabel keterangan
Experiential Quality Interaction Quality
1. Tingkat keramahan para karyawan
Puspa IPTEK Sundial.
0,753 0,361 Valid
2. Tingkat kesigapan karyawan
dalam membantu pengunjung
Puspa IPTEK Sundial.
0,795 0,361 Valid
3. Tingkat wawasan karyawan
mengenai program dan produk Puspa IPTEK Sundial.
0,662 0,361 Valid
Physical Environment Quality
4. Tingkat kenyamanan pengunjung
dalam melakukan kegiatan wisata di kawasan Puspa IPTEK Sundial.
0,631 0,361 Valid
5. Tingkat kemenarikan produk/alat
peraga Puspa IPTEK Sundial.
0,820 0,361 Valid
6. Tingkat keragaman alat peraga
yang disediakan Puspa IPTEK Sundial.
0,742 0,361 Valid
7. Tingkat kelayakan alat peraga
yang disediakan Puspa IPTEK Sundial.
0,675 0,361 Valid
Outcome Quality
8. Tingkat nilai edukasi yang
diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.
0,841 0,361 Valid
9. Tingkat nilai hiburan yang
diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.
0,686 0,361 Valid
10. Tingkat nilai kebaruan (novelty)
yang diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.
0,699 0,361 Valid
11. Tingkat nilai sosial (dalam
hubungan dengan keluarga dan teman) yang diperoleh wisatawan Puspa IPTEK Sundial.
(35)
Access Quality
12. Tingkat kemudahan memasuki
area Puspa IPTEK Sundial.
0,707 0,361 Valid
13. Tingkat kemudahan mencari
lokasi Puspa IPTEK Sundial.
0,747 0,361 Valid
14. Tingkat kejelasan informasi lokasi
Puspa IPTEK Sundial.
0,811 0,361 Valid
No. Pertanyaan r hitung r tabel keterangan
Revisit Intention Intention to Revisit
1. Tingkat keinginan untuk
berkunjung kembali ke Puspa IPTEK Sundial.
0,838 0,361 Valid
2. Tingkat keinginan untuk
berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial meskipun biaya lebih mahal.
0,536 0,361 Valid
3. Tingkat keinginan wisatawan
menjadikan Puspa IPTEK Sundial sebagai daya tarik wisata edukasi pilihan utama.
0,781 0,361 Valid
4. Tingkat kemungkinan untuk
mengunjungi Puspa IPTEK
Sundial dimasa mendatang.
0,743 0,361 Valid
Intention to Recommend
5. Tingkat kesediaan untuk
merekomendasikan kepada teman,
kerabat, atau keluarga untuk
berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial.
0,591 0,361 Valid
6. Tingkat frekuensi
merekomendasikan kepada teman, kerabat, atau keluarga.
0,761 0,361 Valid
7. Tingkat kesediaan membicarakan
hal-hal positif tentang Puspa IPTEK Sundial kepada teman, kerabat, atau keluarga.
0,627 0,361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015
Berdasarkan Tabel 3.5 menunjukan bahwa angket kuesioner yang diuji kepada 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28), maka didapat nilai rtabel sebesar 0,361. Hasil pengujian validitas
(36)
instrument penelitian memperlihatkan bahwa semua butir pertanyaan (21 item) valid karena skor rhitung > rtabel (0,361). Diketahui bahwa nilai tertinggi pada dimensi
variabel X terdapat pada item nilai edukasi yang didapatkan wisatawan yang
diberikan dengan nilai 0,841, sedangkan nilai terendah adalah 0,604 pada item nilai sosial yang didapatkan wisatawan. Item pertanyaan pada dimensi variabel Y juga valid dan dapat diketahui juga bahwa nilai tertinggi adalah 0,838 pada item keinginan untuk berkunjung kembali dan nilai terendah adalah 0,536 pada item keinginan untuk berkunjung ke Puspa IPTEK Sundial meskipun biaya lebih mahal.
3.2.6.2Pengujian Reliabilitas
Selain harus valid, instrumen penelitian juga harus dapat dipercaya (reliabel).
Penelitian dapat dikatakan reliable apabila adanya suatu persamaan data dalam waktu
yang berbeda. Suatu penelitian dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila mengalami perubahan, perubahan yang tidak terlalu signifikan.
Menurut Sugiyono (2010:173) reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistic, suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda. Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila diukur beberapa kali dengan alat ukur yang sama (Maholtra, 2009:317).
Pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan mengunakan rumus alpha atau
cronbach’s alpha dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala likert 1
sampai dengan 5. Menurut Anderson dalam Uma Sekaran (2009:177) Cronbach
alpha adalah koefisien kehandalan yang menunjukan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Cronbach alpha dihitung dalam rata-rata interkorelasi antar item yang mengukur konsep. Semakin dekat cronbach alpha dengan 1, semakin tinggi keandalan konsistensi internal.
(37)
Pegujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu:
�
=
[
�
�−
] [ −
∑ ��
²
��
²
]
Sumber : (Husein Umar, 2008:125 dan Suharsimi Arikunto, 2008:171) Keterangan :
� = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
��² = Varians total
∑ ��² = Jumlah varian butir
Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari varians tiap butir, kemudian jumlahkan seperti berikut ini :
� = ∑ � − ∑ �� �
(Husein Umar, 2008:125 dan Suharsimi Arikunto, 2008:171) Keterangan:
� = Nilai Varians
� = Nilai Skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
n = Jumlah sample
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan reliable jika cronbach’s alpha () 0,70
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak reliable jika cronbach’s alpha () 0,70
Perhitungan reliabilitas pertanyan dilakukan dengan bantuan SPSS Statistics
20 dapat diketahui jika koefisien internal seluruh item Cαhitung ≥ Cαminimal dengan
(38)
0,700. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS Statistics 20 for windows diperoleh hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut:
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN REALIBILITAS
No. Variabel R hitungan (Alpha
Cronbach) r tabel Keterangan
1 Experiential Quality (X)
0,876 0,70 Reliabel
2 Revisit Intention (Y) 0,824 0,70 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015
Pada Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa hasil tingkat reliability pada penelitian ini, untuk Experiential Quality yaitu sebesar 0,876 dan untuk Revisit Intention yaitu sebesar 0,824. Maka dapat disimpulkan bahwa item peryanyaan kuisioner sudah realibel karena cronbach’s alpha () 0,70.
3.2.7 Rancangan Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan menganalisis data yang tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis seta jawaban masalah yang telah diajukan.
Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal, dimana
sejalan dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi experiential
quality untuk menciptakan revisit intention wisatawan yang berkunjung di Puspa IPTEK Sundial dengan bantuan statistik untuk mengolah data yang nantinya akan terkumpul dari sejumlah kuisioner.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner disusun oleh peniliti berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian,
(39)
yaitu memberikan keterangan dan data mengenai experiential quality yang mempengaruhi revisit intention Puspa IPTEK Sundial. Adapun yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah interaction quality, physical environment quality,
outcome quality, dan access quality. Objek yang merupakan variabel terikat atau variabel Y adalah revisit intention, sehingga penelitian ini anak meneliti pengaruh
experiential quality (X) terhadap revisit intention wisatawan. (Y).
3.2.7.1Rancangan Analisis Data Deskriptif
ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-ariabel penelitian, antara lain :
1. Analisis deskriptif tentang experiential quality di Puspa IPTEK Sundial yang
terdiri dari interaction quality, physical environment quality, outcome quality,
dan access quality.
2. Analisisi deskriptif tentang revisit intention wisatawan Puspa IPTEK Sundial
yang terdiri dari intention to revisit dan intention to recommend.
Setelah dilakukannya analisis deskriptif, analisis berikutnya dilakukan setelah keseluruhan data yang diperoleh dari responden telah terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap berikut ini:
1. Menyusun data
Penyusunan data dilakukan dengan memeriksa kelengkapan data mulai dari identitas responden hingga pengisian data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.
2. Memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul
3. Tabulasi data
a. Memberikan skor pada setiap item
b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Mengubah jenis data
d. Menyususn ranking skor pada setiap variabel penelitian
(40)
Kegiatan ini dilakukan dimulai dari pengolahan data-data yang diperoleh untuk kemudian dianalisis dengan menginterpretasi data berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus statistik.
3.2.7.2Rancangan Analisis Data Verifikatif
Analisis verifikatif merupakan analisis data yang dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Regresi berganda digunakan untuk melihat hubungan atau pengaruh fungsional ataupun kausal (� ),(� ),(� ),(� ) terhadap revisit intention wisatawan Puspa IPTEK Sundial. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data skala ordinal (ordinal scale), Menurut Sugiyono (2012:60)
skala ordinal adalah pengukuran yang mana skala digunakan disusun secara runtut dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala ordinal adalah skala yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai yang terendah atau sebaliknya. Skala ordinal ini
perlu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method Successive
Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Method of Successive Internal (MSI)
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordinal scale (skala ordinal) yaitu skala yang berbentuk peringkat yang menunjukkan suatu urutan preferensi/penilaian. Skala ordinal ini perlu ditransformasi menjadi skala
Interval dengan menggunakan method of successive internal.
Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagaiberikut: a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil
jawaban respoden pada setiap pertanyaan
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuesi dengan jumlah responden
(41)
c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban
d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap
pilihan jawaban
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan sebagai berikut:
Scale Value = (Dencity at Lower Limit)-(Dencity at Upper Limit)
(Are Below Upper Limit)-(Are Below Lower Limit)
f. Hitungan skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban persamaan berikut:
Score = Score Value + Scale Value minimum (perkecil dibawah) 1=1 Selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel bebas dengan variabel terikat serta akan dilakukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
2. Teknik Analisis Linear Regresi Berganda
Analisis regresi yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda merupakan satu analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas (X) atau lebih terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih. Bentuk persamaan regresi berganda untuk dua prediktor sebagai berikut:
Y = a + b X + b X + b X + b X
(Sugiyono, 2012:277) Keterangan :
a = konstanta
b = koefisien regresi
Y = variabel dependen (variabel terikat) X = variabel independen (variabel bebas)
Menurut Sugiyono (2012:277) analisis regresi linier berganda digunakan bila penelitian bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaikan-turunkan nilainya). Analisis regresi linier berganda
(1)
Chen, C. F., & Chen, F. S. 2010. Experience Quality, Perceived Value, Satisfaction and Behavioral Intentions for Heritage Tourists. Tourism Management, 31, 29-35.
Chen, Nan & Funk, Daniel C. 2010. Exploring Destination Image, Experience and Revisit Intention: A Comparison of Sport and Non-Sport Tourist Perceptions. Journal of Sport & Tourism Vol. 15, No. 3, August 2010, pp. 239–259.
Cooper, Donald R. And Schindler, Pamela S. 2006. Business Research Methods. 9th Edition. New York: McGraw-Hill.
Dirsehan, Taşkın. & Yalçın, Azize Müge. 2011. Comparison between Holistic Museum Visitors and Utilitarian Museum Visitors. International Journal of Marketing Studies Vol. 3, No. 4; November 2011
Elsa, Dwi Melyanti. 2014. Pengaruh Museum Experience Terhadap Keputusan Berkunjung Di Museum Kereta Api Ambarawa. Bandung: UPI
Eubanks, T. (2004). Marketing Tips: Nature-based Tourism. Travel Wisconsin News, August 4, 2004.
Febriani, Dwi. (2013). Destinasi Pariwisata. [Online]. Diakses dari http://febrypariwisata.blogspot.com/2013/11/pengertian-destinasi
pariwisata.html
Goeldner, Charles R., & Ritchie, J. R. Brent. 2009. Tourism Principles, Practices, Philosophies Eleventh Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Huang, S. and Hsu, C.H.C. 2009. Effects of Travel Motivation, Past Experience, Perceived Constraint, and Attitude on Re-visit Intention. Journal of Travel Research, 48: 29, p. 29-44
Hoffman and Bateson. 2008. Services Marketing: Concepts, Strategies, & Cases, Fourth Edition. Mason USA: South-Western Cengage Learning.
Hollbrook, M. B. and Hirschman, E. C. 1982. The Experiential Aspects of Consumption: Consumer Fantasies, Feelings, and Fun. Journal of consumer research, 132- 140.
Horner, Susan & Swarbrooke, John. 2007. Consumer Behaviour in Tourism. United Kingdom: Elsevier
Hseih, Wen Chieh. 2012. A Study of Tourists on Attraction, Service Quality, Perceived Value and Behavioral Intention in the Penghu Ocean Firework Festival. The Journal of International Management Studies, Volume 7 Number 2, October, 2012.
(2)
Value, Satisfaction, Image and Behavioral Intention of Water Park Patrons: New Versus Repeat Visitor. International Journal of Tourism Research. Advance online publication. doi:10.1002/jtr.1968
Kao, Y. F., Huang, L. S., & Wu, C. H. 2008. Effects of Theatrical Elements on Experiential Quality and Loyalty Intentions for Theme Parks. Asia Pacific Journal of Tourism Research, 13, 163-174.
Kao, Y. F., Huang, L. S., & Yang, M. H. (2007). Effects of Experiential Elements on Experiential Satisfaction and Loyalty Intentions: A Case Study of The Super Basketball League in Taiwan. International Journal of Revenue Management, 1, 79-96.
Konu, Henna and Laukkanen, Tommi. 2009. Roles of Motivation Factors in Predicting Tourists’ Intentions to Make Wellbeing Holidays – A Finnish Case.
Kotler, Bowen, and Makens. 2014. Marketing for Hospitality and Tourism 6thedition.
London: Pearson Education Limited.
_____ and Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing 14thedition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
_____ and Keller. 2012. Marketing Management 14thedition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Kuo, Chin – Tsai. (2011). Tourist Satisfaction and Intention to Revisit Sun Moon Lake.
Krismaya, Dian Pratiwi. 2014. Upaya Meningkatkan Revisit Intention Dalam
Menggunakan Fullboard Meeting Package Melalui Atribut Hotel Holiday Inn Bandung. Bandung: UPI
Kusudianto, Hadinoto. (1996). Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata Jakarta: UI Press.
Kwanchanok, Thaina., & Punthumadee, Katawandee. 2014. Relationships Between Perception of Authenticity, Experience Quality and Positive Behavioral Intentions of Tourists: A Case of Daraphirm Palace, Chiang Mai Province, Thailand. The 2nd IBEA – International Conference on Business, Economics and Accounting Hong Kong, 26 – 28 March 2014.
Lee, Tsung Hung & Chang, Yun Shin. 2011. The Influence of Experiential Marketing and Activity Involvement on the Loyalty Intentions of Wine Tourists in Taiwan. Leisure Studies Vol. 31, No. 1, January 2012, 103–121.
Lin, C.H. 2012. Effects of Cuisine Experience, Psychological Well-Being, And Self-Health Perception on the Revisit Intention of Hot Springs Tourist.Journal of Hospitality & Tourism Research, p. 1-22.
(3)
Malhotra, Naresh K. 2009. Besic Marketing Research: A Decisions-Making Approach. 3rd edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Mathwick, C., Malhotra, N., & Rigdon, E. 2001. Experiential value: Conceptualization, Measurement and Application in the Catalog and Internet Shopping Environment.Journal of Retailing, 77, 39-56.
Mendes, Júlio da Costa et al. 2010. The Tourist Experience: Exploring The Relationship Between Tourist Satisfaction and Destination Loyalty. Original Scientific Paper. Vol. 58 No 2/2010/111-126
Neuvonen et al. 2010. Intention to Revisit a National Park and Its Vicinity. International Journal of Sociology, vol. 40, no. 3, Fall 2010, pp. 50–69. Novianti, Syifaa. 2013. Pengaruh Customer-Based Brand Equity for Tourism
Destination (CBBETD) Kota Bandung Sebagai Destinasi Wisata Belanja Terhadap Proses Keputusan Berkunjung Wisatawan Malaysia. Bandung:UPI Nunik, Fadjrina. 2013. Pengaruh Implementasi Experiential Marketing Terhadap
Loyalitas Tamu Padma Hotel Bandung. Bandung: UPI.
Nur, Ratih., Beta Suryokusumo. 2013. Perancangan Wisata Edukasi Lingkungan Hidup Di Batu Dengan Penerapan Material Alami. Malang: Universitas Brawijaya.
Pike, Steven. 2008. Destination Marketing An Integrated Marketing Communication Approach. Hungary: Elsevier.
Pine Joseph, II, James H. 2011. The Experience Economy. United States of America: Harvard Business Press.
Purnawan, Ni Luh Ramaswati & Sudana, I Putu. 2012. Wisata Edukasi Budaya Bali. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 51-57.
Quintal, V.A., and Polczynski, A. 2010. Factors Influencing Tourists’ Revisit
Intetions. Asia Pasific Journal of Marketing and Logictics, Vol. 22, pp. 554-578.
Rageh, Ahmed et al. 2013. Using Netnography Research Method To Reveal The Underlying Dimensions Of The Customer/Tourist Experience. Qualitative Market Research: An International Journal Vol. 16 No. 2, 2013 pp. 126-149 Rajesh, R. 2013. Impact of Tourist Perceptions, Destination Image and Tourist
Satisfaction on Destination Loyalty: A Conceptual Model. Vol. 11 Nº 3. Special Issue. págs. 67-78. 2013
Raju, G.P. 2009. Tourism Marketing and Management. Delhi: Manglam Publication. Ramadlani, Merzelinda Fairuz & Hadiwidjaja, Djumilah. 2013. Determinants of
(4)
Ranjbarian, Bahram., and Pool, Javad Khazaei. 2015. The Impact of Perceived Quality and Value on Tourists’ Satisfaction and Intention to Revisit Nowshahr City of Iran. Journal of Quality Assurance in Hospitality & Tourism, 16:103– 117, 2015
Reid, Robert D. & Bojanic, David C. 2006. Hospitality Marketing Management. USA: Better World Books
Ritchie, Brent W., Carr, Neil., & Cooper, Chris. 2003. Managing Educational Tourism. Great Britain: Cromwell Press.
Ritchie, J.R.B., & Crouch G.I. 1997. Roles and Contributions to Destination Competitiveness. Proceedings of the 47rd Congress of the Association International d'Experts Scientifi ques du Tourisme (pp. 117-139). Cha-Am, Thailand.
Rizky, Ananda. 2014. Pengaruh Event Marketing Atraksi Wisata Dalam Menciptkan
Revisit Intention Wisatawan Nusantara Ke Kabupaten Belitung Timur. Bandung: UPI
Sanusi, Anwar, 2012. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan ke-4, Salemba Empat, Jakarta.
Sekaran, Uma. 2010. Research Method for Business. 4thedition. New Jersey: John Wiley & Sons. Inc
___________ & Bougie, Roger. (2010). Research Method for Business: A Skill Building Approch. 5thEdition. New Jersey: John Willey & Sons. Inc.
Setiawan, Fenny and Hussain, Raja Maznah Raja. (2007). LEISURE LEARNING VIA EDUTOURISM: IN-SITU RECREATION-BASED EDUCATION.
Smith, William L. 2006. Experiential Tourism around the World and at Home: Definitions and Standards. International Journal of Services and Standards. Solomon, Michael R. 2013. Consumer Behavior: Buying, Having, and Being (10th
Edition). New Jersey: Pearson.
Som et al. 2012. Factors Influencing Visitors’ Revisit Behavioral Intentions: A Case
Study of Sabah, Malaysia. International Journal of Marketing Studies; Vol. 4, No. 4; 2012
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi 2010).Jakarta: Rhineka Cipta
(5)
Suwintari, I Gusti Ayu Eka. 2012. Kepuasan Wisatawan Terhadap Kualitas Pelayanan “Tourist Information Counters” Di Jalan Padma Utara Legian, Kuta. Denpasar: Universitas Udayana.
Ulber, Silalahi. 2012. Metode Peneltian Sosial. Bandung : Refika Aditama.
Umar, Husein. 2010. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Waluyo, Harry. 2007. Buku Saku Statistika Kebudayaan dan Pariwisata 2007. [Online].Tersedia:www.budpar.go.id/filedata/2474_1149bukusakuindonesia.p df-
Wu, C. H. J., & Liang, R. D. (2009). Effect of Experiential Value on Customer Satisfaction With Service Encounters in Luxury-Hotel Restaurants. International Journal of Hospitality Management, 28, 586-593.
Wu, H. C., & Cheng, C. C. (2013). A hierarchical model of service quality in the airline industry. JOURNAL OF HOSPITALITY AND TOURISM MANAGEMENT · JANUARY 2013
Wu, H. C., & Li, T. (2014). A study of Experiential Quality, Perceived Value, Heritage Image, Experiential Satisfaction, and Behavioral Intentions for Heritage Tourists. Journal of Hospitality & Tourism Research. Advance Online Publication.DOI:10.1177/1096348014525638.
__________________ Li, Meng Yu. (2014). A Study of Experiential Quality, Experiential Value, Experiential Satisfaction, Theme Park Image, And Revisit Intention. Journal of Hospitality & Tourism Research. Advance Online Publication. DOI: 10.1177/1096348014563396.
Yogi, Ardhi. (2014). Ini Capaian Pariwisata Indonesia Tahun 2014. [online]. Tersedia: www.nasional.republika.co.id (1 April 2015).
Yuan, Y. H. E., & Wu, C. K. (2008). Relationships Among Experiential Marketing, Experiential Value, and Customer Satisfaction. Journal of Hospitality & Tourism Research, 32, 387-410.
Zeithaml, Valarie., Mary, Jo Bitner., & Dwayne D Gremler. (2009). Service Marketing Integrating Costumer Focus Across The Firm 5th ed. New York: Mc-Graw-Hill
Database:
(6)
Website:
www.UNWTO.com