KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING : Studi Fenomenologi di Kelas XI MIA 1 SMAN 14 Bandung.
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
(Studi Fenomenologi di Kelas XI MIA 1 SMAN 14 Bandung)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Seni Konsentrasi Pendidikan Seni Musik
oleh: Dicky Irawan
1302746
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI
(2)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
(Studi Fenomenologi di Kelas XI MIA 1 SMAN 14 Bandung)
Oleh
Dicky Irawan
S.Pd. Jurusan Sendratasik, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 2012
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd)
pada Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana
© Dick Irawan
Universitas Pendidikan Indonesia 2015
(3)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagiannya Dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin penulis
(4)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
(5)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
(6)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
(Studi Fenomenologi di Kelas XI MIA 1 SMAN 14 Bandung).
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan berpikir siswa yang sudah mencapai tahapan operasional formal, artinya tahapan yang sudah mampu berpikir secara abstrak dan mampu memecahkan masalah yang kompleks. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan proses pengamalan siswa dalam mengaransemen musik yang kreatif pada lagu Bungong Jeumpa melalui Project Based Learning. Alasan dilaknakan penelitian, karena peneliti ingin memperkenalkan lagu daerah Aceh, yaitu lagu Bungong Jeumpa di kelas XI MIA 1 SMAN 14 Bandung melalui kegiatan berproses mengaransemen musik. Metode penelitian yang digunakan adalah studi fenomenologi. Temuan penelitian, yakni pemaknaan dari pengalaman siswa dalam pembelajaran aransemen bahwa mengaransemen musik dibutuhkan pengetahuan teori-teori berkaitan dengan itu. Selanjutnya, ketercapaian aransemen musik didapat melalui kerja sama tim yang dipimpin oleh seorang siswa yang dipercaya sebagai arranger yang dipilih teman-temannya untuk proyek aransemen musik. Selama proses latihan musik tidak pernah lepas yang namanya kerja sama tim yang baik, yakni saling mengajarkan antara satu sama lain, tenggang rasa sesama teman, saling memberikan motivasi dan dukungan, serta aktif dalam memecahkan masalah yang rumit disaat merancang maupun latihan musik sehingga tercermin suatu sikap yang kreatif. Selain itu, dapat meningkatkan rasa percayaan diri akan kemampuan yang telah dimilikinya selama pembelajaran aransemen musik melalui ungkapan siswa pada kegiatan evaluasi.
(7)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
CREATIVITY IN ARRANGING OF ACEHNESS TRADITIONAL SONGS THROUGH PROJECT BASED LEARNING
(A phenomenological study in class- XI MIA, SMAN 14 Bandung)
Abstract
The background of this study is to identify students’ ability to think critically in a formal operational stage; it means that students are able to think something in an abstract way and solve some complicated problems. This study aims at exploring students’ experience in arranging music of Bungong Jeumpa creatively through Project Based Learning. The reason for the writer to conduct this study is to introduce Acehness traditional song, Bungong Jeumpa to the students of in class- XI MIA 1 SMAN 14 Bandung by carrying out an activity of arranging music. A phenomenological study was used as a method of this study. The results show that first of all, theories related to the arrangement of music are needed when one is going to arranger music. Second, team work, led by a student who has been reposed trust in being an arranger, has the potential to make music arranger successful; during the practice, music seems unable to be separated from a team work- team work will teach how to appeciate, support, and motivate other to participate in solving problems when they are arranging music, team work also can build harmony wich in turn team work can produce creativity. Finally, team work can increase confidence of students that they are able to arrange music- it was expressed by a student in the evaluation of the study.
Keywords: creativity, music arrangement, Acehness traditional songs, Project Based Learning.
(8)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR FOTO ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat/Signifikan Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Kreativitas Musik ... 8
B. Aransemen Musik ... 15
C. Lagu-Lagu Daerah Aceh ... 33
D. Pembelajaran Berbasis Proyek ... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 56
A. Desain Penelitian ... 56
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 58
C. Pengumpulan Data ... 59
1. Kuesioner ... 59
2. Pengamatan (Observasi) ... 62
3. Instrumen Tes ... 62
4. Dokumentasi... 65
5. Tahapan Pembelajaran Aransemen Musik Dalam Project Based Learning ... 65
D. Teknik Analisis Data ... 65
1. Kuesioner ... 66
(9)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Dokumentasi... 68
4. Analisis Data Pembelajaran Aransemen Musik Dalam Project Based Learning ... 68
E. Prosedur Penelitian ... 69
1. Tahap Persiapan ... 69
2. Tahap Pelaksanaan ... 69
3. Tahap Analisis Data ... 69
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 71
A. TEMUAN PENELITIAN ... 71
1. Rancangan Pembelajaran Aransemen Musik Pada Lagu Daerah Aceh (Bungong Jeumpa) Melalui Project Based Learning ... 71
2. Penerapan Pembelajaran Aransemen Musik Pada Lagu Daerah Aceh (Bungong Jeumpa) Melalui Project Based Learning. ... 82
3. Hasil Kreativitas Aransemen Musik Pada Lagu Daerah Aceh (Bungong Jeumpa) Melalui Project Based Learning ... 200
B. PEMBAHASAN PENELITIAN ... 270
1. Rancangan Pembelajaran Aransemen Musik Pada Lagu Daerah Aceh (Bungong Jeumpa) Melalui Project Based Learning ... 270
2. Pemaknaan Proses Mengaransemen Musik Pada Lagu Daerah Aceh (Bungong Jeumpa) Melalui Project Based Learning. ... 285
3. Hasil Kreativitas Aransemen Musik Pada Lagu Daerah Aceh (Bungong Jeumpa) Melalui Project Based Learning ... 332
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 366
A. Simpulan ... 366
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 368
(10)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
2.1. Langkah-langkah dalam cooperative learning diambil dari Hosnan
(2014, hlm. 245)... 54
3.1. Lembar Kuesioner Pengalaman Belajar Aransemen Musik Lagu Daerah Aceh... 60
3.2. Lembar Kuesioner Aransemen Musik... 60
3.3. Lembar Penilaian Aransemen Musik... 63
3.4. Lembar Penilaian Laporan Proyek Aransemen Musik... 63
3.5. Lembar Penilaian Produk Aransemen Musik... 63
3.6. Rubrik Penilaian Aransemen Musik... 64
3.7. Klasifikasi Data Skor Aktivitas... 67
4.1. Rancangan Pertemuan Kesatu Pada Pengenalan Frase Dan Motif Lagu Bungong Jeumpa dan Pengolahan Motif... 75
4.2. Rancangan Pertemuan Kedua Pada Pembelajaran Variasi Dan Pengembangan Akord... 76
4.3. Rancangan Pertemuan Ketiga Pada Pembelajaran Aransemen Musik Tahap Menentukan dan Merancang... 77
4.4. Rancangan Pertemuan Keempat Pada Pembelajaran Aransemen Musik Tahap Penyelesaian Proyek... 78
4.5. Rancangan Pertemuan Kelima Pada Pembelajaran Aransemen Musik Tahap Publikasi Proyek... 79
4.6. Rancangan Pertemuan Keenam Pada Pembelajaran Aransemen Musik Tahap Penyusunan Laporan Proyek... 80
4.7. Hasil Penilaian Aransemen Musik...... 223
4.8. Hasil Persentase Kuesioner Aransemen Musik Sebelum Treatment... 231
4.9. Hasil Persentase Kuesioner Sebelum Treatment yang Digolongkan Ke dalam Empat Indikator... 233
4.10. Hasil Pencapaian Persentase Kuesioner Kreativitas Aransemen Sebelum Treatment...... 236
4.11. Hasil Persentase Kuesioner Aransemen Musik Sesudah Treatment... 237
4.12. Hasil Persentase Kuesioner Sesudah Treatment yang Digolongkan Ke dalam Empat Indikator... 239
4.13. Hasil Pencapaian Persentase Pada Kuesioner Kreativitas Aransemen Sebelum Treatment...... 242
(11)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.15. Hasil Persentase Pencapaian Aktivitas Siswa Pertemuan I... 248 4.16. Hasil Pengamatan Siswa Pada Tahap Pengolahan Variasi dan
Pengembangan Akor... 249 4.17. Hasil Persentase Pencapaian Aktivitas Siswa Terhadap Pembelajaran
Pengolahan Variasi dan Pengembangan Akor... 252 4.18. Hasil Pengamatan Siswa Pada Tahap Menentukan dan Merancang
Proyek Aransemen Musik Lagu Bungong Jeumpa... 253 4.19. Hasil Persentase Pencapaian Aktivitas Siswa Terhadap Pembelajaran
Aransemen Musik Tahap Menentukan dan Merancang Proyek... 256 4.20. Hasil Pengamatan Siswa Pada Tahap Penyelesaian Proyek Aransemen
Musik Lagu Daerah Aceh (Bungong Jeumpa)... 257 4.21. Hasil Persentase Pencapaian Aktivitas Siswa Terhadap Pembelajaran
Aransemen Musik Tahap Penyelesaian Proyek... 259 4.22. Hasil Pengamatan Siswa Pada Tahap Publikasi Proyek Aransemen Musik
Lagu Daerah Aceh (Bungong Jeumpa)... 259 4.23. Hasil Persentase Pencapaian Aktivitas Siswa Terhadap Pembelajaran
Aransemen Musik Tahap Penyelesaian Proyek... 262 4.24. Hasil Pengamatan Siswa Pada Tahap Laporan Proyek Aransemen Musik
Lagu Daerah Aceh (Bungong Jeumpa)... 263 4.25. Hasil Persentase Pencapaian Aktivitas Siswa Terhadap Pembelajaran
Penyusunan Laporan Proyek Aransemen Musik Pada Tahap Laporan Proyek... 266 4.26. Hasil Persentase Pencapaian Penilaian Laporan Proyek Aransemen Lagu
Daerah Aceh (Bungong Jeumpa) Tahap Penyusunan Laporan Proyek... 267 4.27. Hasil Persentase Pencapaian Penilaian Produk Aransemen Lagu Daerah
Aceh (Bungong Jeumpa) Pada Tahap Penyusunan Laporan Proyek... 269 4.28. Langkah-Langkah Cooperative Learning...... 284
(12)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
2.1. Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek diadaptasi dari Keser dan Karagoca (2010)... 49 2.2. Desain Pembelajaran Berbasis Proyek yang telah diadaptasi secara
bertahap... 52 3.1. Desain Penelitian Phenomenology... 57 3.2. Alur prosedur penelitian... 70 4.1. Klasifikasi Materi Pembelajaran Kreativitas Aransemen Musik Pada
Lagu Daerah Aceh (Bungong Jeumpa)... 72 4.2. Desain Pembelajaran Berbasis Proyek Aransemen Lagu Daerah Aceh
(13)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
4.1. Hasil Ketercapaian Persentase Kuesioner Kreativitas Aransemen Musik Sebelum Treatment......237 4.2. Hasil Ketercapaian Persentase Kuesioner Kreativitas Aransemen Musik
(14)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR FOTO
4.1. Menyampaikan tujuan pembelajaran... 84
4.2. Guru sedang memainkan lagu Bungong Jeumpa... 86
4.3. Siswa sedang bernyanyi sambil bertepuk tangan... 86
4.4. Guru sedang menuliskan motif repetition di papan tulis... 91
4.5. Guru sedang menjelaskan motif sequence... 92
4.6. Guru sedang menjelaskan motif inversion...... 93
4.7. Guru sedang menyanyikan motif embellishment... 95
4.8. Ketua kelas sedang mengorganisasikan kelompok... 96
4.9. Guru membimbing kelompok sedang bekerja... 97
4.10. Kelompok 1 sedang mempresentasikan pengolahan motif... 103
4.11. Kelompok 2 sedang mempresentasikan pengolahan motif... 104
4.12. Kelompok 3 sedang mempresentasikan pengolahan motif... 106
4.13. Kelompok 4 sedang mempresentasikan pengolahan motif... 107
4.14. Siswa sedang tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan... 110
4.15. Guru sedang menyampaikan tujuan pembelajaran... 111
4.16. Guru sedang mencontohkan pengulangan tema... 112
4.17. Guru sedang menjelaskan materi dinamika... 116
(15)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.19. Guru dan siswa sedang mencontohkan bentuk variasi canon... 118
4.20. Siswa sedang menjelaskan jenis-jenis akord... 121
4.21. Siswa sedang merancang dan latihan musik... 123
4.22. Siswa sedang menjelaskan struktur musik yang telah dimainkan sebelumnya... 125
4.23. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran... 138
4.24. Leader sedang menjelaskan struktur awal lagu Bungong Jeumpa yang dirancangnya... 143
4.25. Leader sedang membimbing para pemainnya dalam melakukan proses latihan gabungan... 144
4.26. Guru membimbing para pengiring dalam merancang pola rythm latin... 145
4.27. Guru membimbing siswa saat melakukan latihan gabungan... 149
4.28. Siswa sedang memainkan bagian interlude sampai section B1... 150
4.29. Praga menjelaskan rancangan akor untuk pemain pianika pada bagian interlude... 153
4.30. Respon siswa terhadap pertanyaan guru terkait tentang akor-akor yang baru dipelajari... 154 4.31. Guru menjadi konduktor pada rancangan aransemen lagu Bungong Jeumpa... 159
4.32. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran... 172
4.33. Guru sedang mengorganisasikan kelompok kerja... 173
4.34. Guru dan siswa sedang memainkan melodi introduction... 176
4.35. Guru sedang menjelaskan struktur aransemen lagu Bungong Jeumpa... 177
4.36. Guru sedang menuliskan dan menjelaskan akor-akor bagian interlude (khusus pemain pianika)... 178
4.37. Guru sedang berperan sebagai konduktor untuk bagian interlude (khusus pemain pianika)... 179
4.38. Guru sedang berperan sebagai konduktor untuk mengulang bagian interlude... 180
4.39. Guru bertanya kepada Praga terkait dengan evaluasi hasil latihan musik.... 181
4.40. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran... 183
4.41. Guru sedang mengorganisasikan kelompok... 184
4.42. Guru sedang menuliskan urutan akor-akor bagian interlude... 184
4.43. Guru meminta siswa untuk menghadap ke papan tulis... 185
4.44. Siswa sedang latihan musik yang pertama pada aransemen lagu Bungong Jeumpa... 186
4.45. Guru membimbing kelompok kerja... 187
4.46. Siswa mempublikasikan aransemen lagu daerah Aceh (Bungong Jeumpa... 189
4.47. Siswa sedang tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan... 190
4.48. Guru menyampaikan materi pembelajaran laporan proyek... 191
4.49. Guru sedang membimbing kelompok kerja... 192
4.50. Presentasi lagu Bungong Jeumpa oleh kelompok satu... 198
(16)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar pengamatan guru... 375
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 381
3. Notasi komposisi musik pertemuan kedua... 406
4. Notasi lagu Bungong Jeumpa... 414
5. Lembar penilaian laporan proyek aransemen lagu daerah Aceh... 425
6. Lembar penilaian laporan produk aransemen lagu daerah Aceh... 425
7. Laporan makalah aransemen lagu-lagu daerah Aceh... 426
8. Lembar kuesioner pengalaman belajar siswa aransemen musik lagu daerah Aceh... 431
(17)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Hasil pencarian siswa terhadap motif dan frase pada lagu daerah Bungong
Jeumpa... 442
10. Kuesioner siswa sebelum treatment... 458
11. Kuesioner siswa sesudah treatment.... 491
12. Foto wawancara dengan guru Seni Budaya bidang musik... 523
13. Foto SMAN 14 Bandung... 524
14. Surat permohonan izin melakukan studi lapangan/observasi... 525
15. Surat keterangan telah melaksanakan observasi/penelitian... 526
(18)
(19)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah usia di mana seorang individu yang berada pada masa peralihan. Masa peralihan yang dimaksudkan, adalah di mana siswa tingkat SMA (remaja) sudah mulai mampu berpikir secara lebih abstrak, mampu memecahkan masalah yang lebih kompleks, dan kemampuan apresiasinya juga lebih tinggi dibandingkan dengan siswa-siswa yang belum mencapai tahap remaja akhir. Seperti yang dikatakan Piaget (Santrock, 2007, hlm. 126), bahwa “kualitas abstrak dari pemikiran di tahap operasional formal pada remaja terbukti di dalam kemampuan mereka memecahkan masalah
secara verbal”. Lebih lanjut, Piaget (Santrock, 2007, hlm. 126) menyatakan bahwa Perkembangan kekuatan berpikir remaja membuka cakrawala kognitif dan sosial yang baru. Bagaimanakah karakteristik dari pemikiran operasi formal, yang menurut Pieget berkembang dimasa remaja? Karakteristik yang menonjol dari pemikiran operasi formal adalah sifatnya yang lebih abstrak dibandingkan pemikiran operasi konkret. Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman-pengalaman yang aktual atau konkret sebagai titik tolak pemikirannya. Mereka dapat menciptakan situasi-situasi fantasi peristiwa-peristiwa yang murni berupa kemungkinan-kemungkinan hipotesis atau hanya berupa proporsisi abstrak dan mencoba bernalar secara logis mengenainya.
Pada tahap remaja, perkembangan intelegensi/kognitif, adalah perubahan kemampuan dalam proses berpikir dan mengembangkan kemampuan bernalar dan berbahasa. Piaget (Papalia, 2001) mengemukakan bahwa
Pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas sehingga memungkinkan remaja untuk berpikir secara abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak). Maka dari itu, pada usia 19 tahun di tingkat SMA, para remaja tersebut memiliki rasa keingintahuan yang tinggi sehingga memungkinkan mereka untuk dapat menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Selain itu, di usia 19 tahun,
(20)
2
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
para remaja mampu berimajinasi dan mereka dapat mengaplikasikannya ke dalam kegiatan bermusik yang lebih baik.
Menurut Mack (2001, hlm. 13), bahwa “kreativitas berarti membuat dan membangun sesuatu melalui jumlah ilham-ilham baru, baik dalam rangka seni maupun ilmu alam dan lain-lain”. Kegiatan mengaransemen musik merupakan salah satu langkah yang tepat untuk mengembangkan bakat kreativitasnya dalam bermusik. Oleh karena itu, melalui pelajaran Seni Budaya, siswa dapat mengekspresikan dirinya terhadap bermusik. Di dalam prosesnya, siswa berusaha untuk memecahkan masalah dalam dirinya, misalnya ketika mereka mendengar sebuah lagu ataupun instrumen, pasti mereka memiliki rasa penasaran di dalam dirinya untuk mencari tahu seperti apa permainan musik yang akan dikajinya. Oleh karena itu, mendengar musik merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang kreator musik. Untuk tingkat remaja, mereka memiliki potensi untuk mengembangkan kemampuannya dalam mendengar dan mengaransemen musik. Pada proses penyelesaian masalah, sebelumnya para siswa secara individu setidaknya sudah memiliki pengalaman berkesenian yang berbeda-beda sehingga ketika mendengarkan musik, para siswa akan lebih mudah mencerap dan mengaransemen. Perbedaan individu akan terlihat dalam cara mereka menerima dan menganalisis informasi, kemudian diaplikasikan ke dalam kegiatan musik.
Pengembangan kompetensi di atas, bisa dilakukan melalui pembelajaran seni musik di sekolah. Karakteristik khas pendidikan seni musik terletak pada keterampilan peserta didik yang diasahnya, yaitu rasa estetis dan artistik. Terutama bakat dan kreativitas para siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor diperlukan untuk mengembangkan bakat dan kreativitas bermusik. Motivasi internal ditumbuhkan dengan cara memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk lebih kreatif baik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru masih dalam ranah kemampuan para siswa, karena pekerjaan mengaransmen bukan suatu pekerjaan yang mudah. Sebab, butuh
(21)
3
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpikir tingkat tinggi. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan pengetahuan musikal dan skill bermusik.
Gejala yang terjadi di SMAN 14 Bandung berdasarkan observasi awal, pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru Seni Budaya bidang musik hanya sekedar bernyanyi yang diiringi dengan minus one maupun alat musik yang terdiri dari satu pengiring saja (pemain gitar). Hal ini perlu diambil tindakan untuk merubah paradigma tentang pembelajaran seni tentang aplikasi pembelajaran seperti pelatihan seni. Hal itu terjadi, karena guru kurang mampu mengembangkan kreativitas siswa dalam mengaransemen musik. Adapun faktor yang didapat di lapangan, diuraikan sebagai berikut.
Pertama, penguasaan materi tentang pengetahuan aransemen musik masih sangat kurang. Padahal tujuan dari Kompetensi Dasar, adalah mengubah musik. Tetapi, guru tersebut menggantikannya dengan menyajikan vokal. Kedua, metode yang diterapkan di kelas masih belum jelas seperti apa jenisnya. Hal itu terjadi karena kurang menguasai materi sehingga guru hanya menyuruh siswa untuk bernyanyi saja di depan kelas. Ketiga, media pembelajaran juga belum cukup untuk membina kreativitas karena guru tidak memberi siswa materi tentang pengetahuan bermusik. Karena hanya menggunakan minus one dan satu pengiring saja. Keempat, kemampuan guru pada saat mengevaluasi proses pembelajaran masih terbatas. Contohnya, beliau menyampaikan, bahwa ketukan di antara pengiring dan penyanyi harus sama, yaitu penyanyi harus mendengarkan pengiringnya atau minus one, begitu juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan rasa musik hanya dari proses peniruan.
Menyadari fakta di atas, guru Seni Budaya memiliki niat untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam mengaransemen lagu-lagu. Tetapi, karena keterbatasan kemampuan tentang pengetahuan bermusik, guru hanya menyuruh siswa untuk bernyanyi dan diiringi oleh minus one maupun satu alat musik saja. Selain itu, pada saat melakukan observasi awal, guru seni budaya bidang musik secara antusias tertarik akan pemberian materi aransemen musik yang akan diterapkan oleh peneliti. Pada kesempatan terbuka ini, peneliti diizinkan untuk memulai kegiatan awal penelitian.
(22)
4
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini, adalah
Project Based Learning atau yang dikenal dengan Pembelajaran Berbasis Proyek.
Menurut peneliti, Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan salah satu pembelajaran yang melahirkan suatu produk. Jadi, dalam hal ini adalah produk aransemen musik. Kegiatan berkreativitas dalam mengaransemen musik melalui Pembelajaran Berbasis Proyek dapat membuat siswa menjadi lebih paham tentang pengetahuan musik dan prakteknya serta dapat mengembangkan bakatnya dalam bermusik sehingga pembelajaran tersebut lebih bermakna bagi siswa.
Berkreasi mengaransemen musik bukan berarti membuat sesuatu yang lebih kompleks, melainkan membuat sesuatu yang baru dan berbeda serta memiliki nilai estetika musik yang baik. Misalnya, mengubah lagu yamko-rambe yamko dengan menggunakan body percusion, peralatan dapur, bantal kecil, pukulan meja, dan masih banyak lainnya yang bisa kita olah. Jenis aransemen tersebut merupakan sesuatu yang unik atau lain daripada yang lain yang tidak biasanya dilakukan atau terpikirkan oleh anak-anak SMA zaman sekarang yang selalu mengunakan alat musik tonal. Namun, produk aransemen yang kreatif bisa saja menggubah musik dengan format musik kombo yang di dalamnya terdiri berbagai macam pola irama dan terdapat unsur-unsur ciri-ciri kreativitas. Seperti, berpikir tingkat tinggi dan melibatkan variabel-variabel yang kompleks dalam karyanya.
Perlu adanya suatu formulasi yang membawa siswa pada tingkat kreativitas yang lebih dengan waktu yang cukup atau sesuai dengan waktu yang digunakan untuk satu konsep bahasan. Demi tercapainya tujuan pembelajaran untuk aransemen musik. Tujuan-tujuan tersebut, di antaranya yakni penggunaan media dan pembelajaran yang tidak terlalu sulit yang dapat mempermudah siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud adalah Project Based Learning, yang selanjutnya disebut Pembelajaran Berbasis Proyek.
Hardini dan Dewi (2012, hlm 128) mengatakan bahwa “pendekatan pembelajaran ini memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa atau dengan kata lain pembelajaran
(23)
5
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berbasis Proyek menurut Keser dan Karagoca (Hosnan, 2014, hlm. 325) dapat dikembangkan menjadi: pertama, menentukan projek, artinya menentukan lagu yang akan diaransemen. Kedua, merancang proyek, artinya siswa merancang aransemen musik bersama dengan kelompoknya. Ketiga, proses penyelesaian projek, artinya melakukan proses latihan dari hasil aransemen musik yang telah dirancang. Keempat, publikasi proyek, artinya hasil aransemen dipublikasikan ke media-media atau ke website, misalnya: youtube. Kelima, laporan proyek, artinya siswa membuat laporan dari hasil aransemen yang telah dirancang dan evaluasi proses setelah presentasi makalah dengan menceritakan hambatan pada saat latihan musik. Oleh karena itu, langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek selaras dengan tahap-tahap kegiatan membuat komposisi maupun aransemen sehingga melalui pembelajaran tersebut memiliki pengaruh untuk meningkatkan kreativitas aransemen musik.
Sehubungan dengan bahasan tersebut yang dihasilkan pada pembelajaran di atas, adalah aransemen musik lagu daerah Aceh. Lagu daerah Aceh memiliki karakteristik tersendiri, di antaranya dapat dilihat dari susunan melodinya secara sederhana, terdapat banyak motif di dalamnya, dan penentuan scale pada lagu Bungong Jeumpa. Penentuan scale pada lagu Bungong Jeumpa adalah minor harmonis. Scale tersebut dapat memberikan kesan sedikit kontradiksi yang secara umum melodi dengan tonalitas minor biasanya memiliki nuansa kesedihan, sedangkan pada lagu tersebut memiliki nuansa megah dan itu dapat diketahui melalui susunan melodi yang terdapat pada lagu tersebut sehingga lagu Bungong Jeumpa layak serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk aransemen musik. Selain itu, ada hal lain yang perlu dikaji dalam makna dari kata Bungong Jeumpa. Hal tersebut, adalah tentang sosok wanita Aceh yang berjuang pada masa kepemimpinannya sehingga perlu dimaknai perjuangan dari seorang wanita Aceh. Pemaknaan tersebut memiliki tujuan untuk membahas tentang nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam karya aransemen lagu Bungong Jeumpa.
Sementara itu, hal yang menarik lainnya dari pemberian materi aransemen musik lagu daerah Aceh di daerah lain khususnya di Bandung, adalah memberikan pemahaman budaya lain selain Jawa Barat dan memberikan
(24)
6
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikantahukan kepada siswa tentang pesan-pesan yang berkaitan dengan moral, sikap, serta menjunjung tinggi para-para pejuang terlalu. Oleh karena itu, kaitannya dengan pembelajaran musik adalah pendidikan multikultural. Banks (1993) dalam (Mahfud, 2008, hlm. 175) mendefinisikan pendidikan multikultural, yaitu “sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya, pendidikan multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugerah Tuhan/ Sunatullah)”.
Masih terkait dengan pembelajaran aransemen musik lagu daerah Aceh melalui Project Based Learning, pelaksanaan proses perancangan maupun proses penyelesaian proyek aransemen musik berlangsung, pasti timbul berbagai macam masalah di saat menyusun dan latihan aransemen musik. Oleh karena itu, pemecahan masalah dalam kegiatan kreativitas mengaransemen musik perlu diketahui oleh guru agar di dalam menyusun suatu perencanaan untuk Pembelajaran Berbasis Proyek bisa lebih terarah dan jelas tujuannya. Di dalam proses pembelajaran proyek, siswa dituntut untuk lebih aktif. Salah satunya, disaat melakukan proses penyelesaian proyek. Contohnya: mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi di saat mendengar musik, mengamati dan menganalisanya, serta rajin dan tekun latihan musik.
Pembelajaran Berbasis Proyek lebih berpusat kepada siswa, yaitu menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses belajar dan menghasilkan suatu produk, dalam hal ini aransemen musik lagu-lagu daerah. Adapun yang menarik dari Pembelajaran Berbasis Proyek, yaitu sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek tidak bisa diterapkan dalam sekali pertemuan, karena untuk merancang saja mungkin bisa beberapa kali pertemuan. Selain itu, belum lagi melakukan penyelesaian proyek dengan melaksanakan proses latihan musik. Hal tersebut sulit dicapai dalam satu kali pertemuan. Maka dari itu, pembelajaran ini cukup menarik untuk diterapkan dengan tujuan agar membuat guru mampu mengembangkan langkah-langkah pembelajarannya serta siswa bisa lebih fleksibel di dalam proses belajarnya, artinya bisa bebas belajar dengan gayanya sendiri. Tentu saja proses pembelajaran tersebut berdasarkan pemantauan
(25)
7
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan arahan dari guru atau pengajar. Perlu diketahui, proses pembelajaran aransemen musik dilaksanakan di SMAN 14 Bandung di kelas XI MIA 1.
Berdasarkan uraian penjelasan tersebut di atas, bahwa penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Kreativitas Aransemen Musik Pada Lagu Bungong Jeumpa melalui Project Based Learning”. Maka, dari penelitian tersebut dapat memberikan pengetahuan tentang tahapan-tahapan dalam mengaransemen musik dan dapat meningkatkan pengatahuan serta rasa musikal pada diri siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya, “Bagaimana proses kreativitas mengaransemen lagu daerah Aceh yang dilakukan oleh siswa dalam Project Based Learning?”. Rumusan masalah ini diuraikan menjadi tiga pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana rancangan pembelajaran aransemen musik lagu daerah Aceh dalam Project Based Learning?
2. Bagaimana penerapan pembelajaran aransemen musik lagu daerah Aceh melalui Project Based Learning dalam meningkatkan kreativitas dan pemaknaan dari prosesnya?
3. Bagaimana hasil kreativitas aransemen musik pada lagu Bungong Jeumpa melalui Project Based Learning?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan masalah di atas, penelitian kreativitas aransemen musik lagu daerah Aceh melalui Project Based Learning, bertujuan untuk:
1. Mengetahui rancangan pembelajaran aransemen musik lagu daerah Aceh dalam Project Based Learning.
2. Mengetahui penerapan pembelajaran aransemen musik lagu daerah Aceh melalui Project Based Learning dalam meningkatkan kreativitas dan pemaknaan dari prosesnya.
(26)
8
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Mengetahui hasil kreativitas aransemen musik pada lagu Bungong Jeumpa melalui Project Based Learning.
D. Manfaat/Signifikan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini memberikan kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil yang dilakukan. Manfaat/ signifikan penelitian dapat dilihat dari salah satu atau beberapa aspek yang meliputi dari: 1. Segi teori, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu data
penting bersifat informasi yang merupakan studi ilmu pengetahuan yang terkait tentang pembelajaran aransemen lagu-lagu daerah Aceh melalui
Project Based Learning dan untuk dijadikan landasan dalam mengembangkan
hasil penelitian pada tahap selanjutnya.
2. Segi praktik, yaitu penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi kepada lembaga pendidikan terkait pembelajaran proyek untuk kreativitas aransemen musik pada lagu-lagu daerah Aceh dalam rangka meningkatkan kompetensi guru dan siswa. Selanjutnya, kontribusi bagi peneliti dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran aransemen musik.
(27)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain riset kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Alasan memilih studi fenomenologi adalah berdasarkan hasil studi pendahuluan, ditemukan pembelajaran musik yang diterapkan oleh guru kurang mengembangkan kreativitas aransemen pada siswa. Untuk menjawab masalah tersebut peneliti perlu menguraikan atau mengeksplorasi pengalaman kreativitas aransemen musik melalui Pembelajaran Berbasis Proyek. Metodologi fenomenologis digunakan dalam penelitian ini.
Konsep metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis data adalah fenomenologis. Smith, dkk (2009, hlm. 13) menyatakan bahwa,
Husserl mengembangkan metode fenomenologi yang direncanakan untuk mengidentifikasi struktur inti dan ciri khas (feature) dari pengalaman manusia. Untuk itu, perlu memperhatikan konsekuensi-konsekuensi dari
taken-for-granted (menduga untuk pembenaran) dari cara-cara hidup yang
familiar, setiap hari alam semesta adalah obyek. Untuk itu perlu kategori untuk taken-for-granted pada suatu obyek (alam semesta) agar memusatkan persepsi kita pada obyek (alam semesta).
Lebih lanjut, definisi dari metode fenomenologi yang diambil dalam buku
Research Methods and Metthodologies for Art Education, La pierre dan
Zimmerman (1997, hlm. 35) mendefenisikan bahwa “phenomenologiy is study of
an experience and its essences”. Pengertian tersebut bahwa studi pada
pengalaman sebagai esensinya. Experience yang dimaksudkan di sini adalah pengalaman estetik (aesthetic experience). Seperti yang dikatakan oleh Willis (1978) dalam (La pierre dan Zimmerman, 1997, hlm. 35), bahwa “aesthetic experience is a composite process having various phases and a characteristic development that contains many heterogeneous elements”. Pengertian tersebut dapat dimaknai bahwa pengalaman estetik merupakan sebuah perpaduan proses yang memiliki berbagai tahapan dan perkembangan karakteristik untuk dari banyak konten yang terdapat banyak element yang berbeda-berbeda. Metode ini
(28)
57
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat memberikan kesan yang mendalam terhadap statement yang dipaparkan dengan analisis yang mendalam pada suatu kejadian nyata dari penerapan tahap pembelajaran aransemen musik melalui Project Based Learning.
Aliran fenomenologis memiliki ciri khas untuk memaknai data penelitian seperti apa adanya tidak direkayasa yang berlaku dalam kurun waktu yang berjalan. Selain itu, penelitian fenomenologi melibatkan pengujian yang teliti dan seksama berdasarkan data-data yang didapat di lapangan dan fokus kepada konsep utama dalam fenomenologi adalah makna dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada waktu itu. Smith, dkk (2009, hlm. 11) menyatakan bahwa “makna merupakan isi penting yang muncul dari pengalaman kesadaran manusia. Untuk mengidentifikasi kualitas yang essensial dari pengalaman kesadaran dilakukan dengan mendalam dan teliti”.
Dari penjelasan makna tersebut, bahwa peristiwa yang terjadi dari proses pengalaman siswa dalam mengaransemen lagu daerah Aceh, kemudian dimaknai sehingga melahirkan paradigma-paradigma tentang pengalaman musik. Adapun desain penelitian phenomenology menurut Stokrocki (1982) dalam (La pierre dan Zimmerman, 1997, hlm. 35) terdiri dari langkah “included setting, characters,
opening scene, subsequent acts, climax, and denouement”. Desain ini diterapkan
pada tahapan pembelajaran sebagai esensi dari kajian penelitian. Berikut bagan dari desain penelitian tersebut.
Bagan. 3.1.
Desain Penelitian Phenomenology
Setting merupakan suatu perencanaan yang termasuk ke dalam
pembelajaran aransemen musik melalui tahapan-tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek. Characters yang dimaksudkan dalam penelitian mengkaji tentang karakteristik yang terdapat pada pembelajaran aransemen musik melalui Project
Setting Characters Opening Scene
Subsequent acts Climax
(29)
58
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Based Learning yang berbasis lagu daerah Aceh serta mengkaji tentang
unsur-unsur yang terdapat dalam Project Based Learning yang didapat dari pemaknaan pengalaman siswa dalam belajar aransemen. Opening scene merupakan suatu adegan pembuka dari pembelajaran aransemen melalui Project Based Learning, yaitu kegiatan pengenalan lagu Bungong Jeumpa melalui kegiatan musik ritmik. Kegiatan musik ritmik yang dirancang sebagai pembuka adalah bernyanyi sambil bertepuk tangan dalam merasakan motif-motif yang terdapat dalam lagu Bungong Jeumpa. Subsequent acts yang dimaksudkan adalah aktifitas pembelajaran aransemen musik melalui tahapan Project Based Learning yang didukung oleh
cooperative learning. Climax yang dimaksudkan, adalah puncak kegiatan
pembelajaran dengan dinamika yang tinggi atau tahap dimana akan terdapat temuan-temuan penelitian utama sesuai dengan jawaban pertanyaan penelitian yang diharapkan dari kegiatan mengaransemen musik melalui tahapan Project
Based Learning. Climax pada tahapan Project Based Learning, adalah tahapan
publikasi proyek yang di dalamnya terdapat kegiatan latihan musik sebagai gladi bersih sebelum direkam dengan handycame sebagai hasil kreativitas aransemen musik lagu daerah Aceh (Bungong Jeumpa). Setelah melakukan proses latihan musik, kemudian hasil tersebut ditampilkan di depan kelas dalam format pertunjukan kecil yang ditonton oleh siswa di kelasnya sehingga menghasilkan dinamika pembelajaran yang tinggi. Denouement merupakan penurunan dinamika pembelajaran aransmen musik dari tahapan Project Based Learning. Kegiatan
denouement terdapat pada tahapan penyusunan laporan dan evaluasi proses yang
dialami siswa pada pembelajaran aransemen musik lagu daerah Aceh (Bungong Jeumpa).
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan partisipan yang terlibat dalam penelitian. Hal tersebut terkait dengan jumlah partisipan yang terlibat, karakteristik yang spesifik dari partisipan, dan dasar pertimbangan pemilihannya. Partisipan dalam penelitian ini adalah peneliti tentunya orang yang melaksanakan penelitian dan menerapkan pembelajaran aransemen musik melalui Project Based
(30)
59
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Learning, siswa kelas XI MIA 1 sebagai penerima maateri pembelajaran
aransemen musik, dan guru seni budaya bidang musik sebagai penentu pemain musik. Lokasi penelitian sekolah tersebut adalah Jl. Yudhawastu Pramuka IV Bandung.
C. Pengumpulan Data
Pada bagian pengumpulan data dijelaskan secara rinci jenis data yang diperlukan, instrumen apa yang digunakan. Menurut Moleong (2014, hlm. 234), bahwa “data dapat dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan, dari dokumentasi atau gabungan daripadanya”. Sedangkan menurut Riduwan (2005, hlm. 24), bahwa
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjukkan suatu kata yang abstrak sehingga dapat diwujudkan melalui: angket, kuesioner, pengamatan, ujian tes, dokumentasi, dan lainnya.
Dari kedua pendapat di atas, bahwa pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data yang terdapat dilapangan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengumpulan data yang digunakan, di antaranya kuesioner, pengamatan (observasi), ujian atau tes aransemen musik (instrumen tes dapat berupa lembar penilaian), dan dokumentasi. Selain dari pengumpulan data tersebut yang paling penting adalah untuk menjawab pertanyaan masalah terkait tentang implementasi pembelajaran, yaitu mengumpulkan dan mendeskripsikan data proses kejadian atau fenomena dari tahapan Project Based Learning pada pembelajaran aransemen musik. Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kreativitas aransemen musik melalui Project Based Learning.
1. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan oleh peneliti terdiri dari dua, yaitu kuesioner pengalaman bermusik yang didapatkan siswa setelah proses pembelajaran aransemen musik dan kuesioner untuk mengetahui kemampuan musik siswa. Hasil kuesioner untuk pengalaman belajar musik siswa dijawab secara naratif sedangkan kuesioner kemampuan aransemen dapat dicentang pada pilihan yang
(31)
60
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah diberikan yang terdiri dari “Ya”, “Kadang-Kadang”, dan “Tidak”. Adapun kedua kuesionernya dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 3.1
Lembar Kuesioner Pengalaman Belajar Aransemen Musik Lagu Daerah Aceh
No Pertanyaan Jawaban (Dijawab Secara Naratif) 1 Coba ceritakan pengalaman
belajar musik yang anda dapatkan selama proses
pembelajaran aransemen musik lagu daerah Aceh yang telah diberikan oleh guru
Kuesioner pengalaman belajar musik, diberikan setelah tahapan pembelajaran terakhir. Disaat pemberian kuesioner pengalaman belajar aransemen musik, peneliti didampingi oleh guru seni budaya bidang musik agar siswa dapat dikondisikan dengan baik serta hasil pengumpulan data tersebut berjalan dengan lancar. Selanjutnya, hasil jawaban siswa dari kuesioner yang diberikan akan menghasilkan data mentah terkait dengan pengalaman belajar musik yang telah dialami siswa selama proses pembelajaran aransemen musik lagu daerah Aceh.
Kuesioner pengetahuan aransemen musik diberikan sebelum dan sesudah diberi perlakuan yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai aransemen musik sebelum perlakuan dilaksanakan dan sesudah perlakuan dilaksanakan. Adapun kuesioner aransemen musik dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 3.2
Lembar Kuesioner Aransemen Musik
No Pertanyaan Ya
Kadang-kadang
Tidak
1 Apakah anda mengerti cara mengapresiasi musik atau lagu?
2 Apakah anda mengenal tentang lagu-lagu daerah Aceh?
(32)
61
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(repetition, sequence, retrograde, inversion,
retrograde inversion, augmentation, diminution, deletion, dan embellishment)?
4 Apakah anda mengerti tentang ilmu variasi melodi (perubahan tema, kalimat (frase), perubahan scale dan meter, perubahan tempo, eksploitasi dinamik, imitasi, canon, contrary, embellishment, deletion, dan penambahan bagian baru)?
5 Apakah anda bisa membuat variasi melodi dengan memanfaatkan aspek-aspek perubahan tema, kalimat (frase), perubahan scale dan meter, perubahan tempo, eksploitasi dinamik, imitasi, canon, contrary, embellishment, dan deletion? 6 Apakah anda mengerti cara mengembangkan
akord berdasarkan tingkatan?
7 Apakah anda mengerti prosedur mengaransemen? 8 Apakah anda bisa menggubah musik
(mengaransemen musik)?
9 Apakah anda bisa mengubah struktur lagu yang sudah ada?
10 Apakah anda mengerti tentang ilmu unsur-unsur musik (durasi, picth, dinamika, dan timbre)? 11 Apakah anda bisa mengaaransemen musik atau
lagu-lagu dengan memanfaatkan ilmu pengolahan motif?
12 Apakah anda bisa mengaransemen lagu dengan memanfaatkan unsur-unsur musik (durasi, picth, dinamika, dan timbre)?
13 Apakah anda bisa membuat aransemen musik dengan memanfaatkan aspek-aspek variasi melodi (aspek perubahan tema, kalimat (frase), perubahan
scale dan meter, perubahan tempo, eksploitasi
dinamik, imitasi, canon, contrary, embellishment, dan deletion)?
14 Apakah anda bisa bermain alat musik dengan menerapkan unsur-unsur musik (durasi, picth,
(33)
62
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dinamika, dan timbre)?
15 Apakah anda tahu cara berpikir kreatif dalam mengaransemen lagu?
16 Apakah anda bisa mendeskripsikan struktur lagu yang telah anda aransemen sebagai laporan proyek?
17 Apakah anda bisa mengevaluasi suatu karya aransemen musik?
2. Pengamatan (Observasi)
Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari lembar aktivitas siswa. Lembar aktivitas guru berguna untuk mengetahui kesesuaian antara aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung dengan penerapan Project Based Learning terhadap RPP yang telah disusun. Lembar aktivitas siswa berguna untuk melihat sejauh mana siswa beraktivitas selama proses pembelajaran aransemen musik dengan pendekatan Project Based Learning yang disesuaikan dengan RPP yang telah disusun. Selain itu, lembar pengamatan digunakan untuk melihat setiap pertemuan dari tahapan Project Based Learning pada pembelajaran aransemen musik lagu daerah Aceh (Bungong Jeumpa) yang dirancang peneliti dan lembaran pengamatan (observasi) juga menilai keunggulan dan keterbatasan Project Based
Learning. Lembar-lembar tersebut dapat cantumkan pada lampiran. 3. Instrumen Tes
Instrumen tes untuk mengolah data kemampuan aransemen musik melalui acuan lembar penilaian kemampuan kreativitas aransemen musik. Instrumen tes selanjutnya berupa acuan penilaian untuk menilai hasil aransemen dengan menggunakan rubrik penilaian aransemen musik.
Instrumen tes terdiri dari lembar penilaian proyek, lembar penilaian produk karya, dan lembar penilaian aransemen. Lembar penilaian aransemen digunakan untuk menilai hasil aransemen lagu daerah Aceh (Bungong Jeumpa) dengan aspek-aspek tertentu. Lembar penilaian proyek bertujuan untuk menilai hasil laporan proyek yang dibuat dalam format makalah. Lembar penilaian
(34)
63
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
produk karya bertujuan untuk menilai kualitas video dan performans siswa dalam menampilkan hasil aransemen musik untuk lagu-lagu daerah Aceh.
Lembar penilaian tes aransemen musik dilakukan setelah pembelajaran aransemen musik pada sintaks publikasi proyek. Tes penilaian aransemen musik dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi Pembelajaran Berbasis Proyek dalam meningkatkan kemampuan kreativitas aransemen musik lagu Bungong Jeumpa. Adapun lembar penilaian aransemen, proyek, dan produk dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 3.3
Lembar Penilaian Aransemen Musik
No Aspek Penilaian
Skor
Penilaian Keterangan 1 2 3 4
1. Kemampuan menggubah struktur lagu Bungong Jeumpa
2. Kemampuan mengolah melodi pada lagu Bungong Jeumpa
3. Kemampuan mengolah pola ritme pada lagu Bungong Jeumpa
4. Kemampuan mengolah tempo pada lagu Bungong Jeumpa
5. Kemampuan mengeksploitasi
dinamika pada lagu Bungong Jeumpa 6. Kemampuan mengembangkan akor
pada lagu Bungong Jeumpa
Tabel 3.4
Lembar Penilaian Laporan Proyek Aransemen Musik
No Aspek Skor Keterangan/Alasan
1 2 3 4 5
1 Perencanaan
a. Pendahuluan (latar belakang) b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan 2 Pelaksanaan
a. Sistematika penulisan b. Pembahasan:
(35)
64
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mendeskripsikan struktur lagu yang telah diaransemen. c. Bahasa yang digunakan EYD d. Penarikan kesimpulan
e. Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan 3 Laporan Proyek
a. Performans b. Presentasi
Tabel 3.5
Lembar Penilaian Produk Aransemen Musik
No Aspek Skor Keterangan/
Alasan
1 2 3 4 5
1 Perencanaan
Tahap perencanaan bahan 2 Tahap Proses
a. Persiapan alat dan bahan b. Teknik pengolahan video c. K3 (keselamatan kerja,
keamanan, dan kebersihan) 3 Laporan Proyek
Kualitas video
Instrumen tes di atas, dapat dinilai dengan mengacu pada rubrik penilaian, untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai “Bagaimana hasil kreativitas aransemen musik pada lagu Bungong Jeumpa melalui Project Based Learning?”. Peneliti menyusunkan penilaian kinerja ke dalam bentuk rubrik yang bisa dijadikan sebagai pedoman penilaian siswa. Rubrik tersebut sesuai dengan indikator pencapaian siswa dalam pembelajaran kreativitas aransemen musik. Berikut perincian rubrik penilaian aransemen musik.
Tabel 3.6
Rubrik Penilaian Aransemen Musik
N o
Aspek Penilaian
Rubrik Penilaian
1 2 3 4
1 Kemampuan menggubah struktur lagu Mampu menggubah struktur lagu Bungong Jeumpa dengan kurang baik Mampu menggubah struktur lagu Bungong Jeumpa dengan cukup baik Mampu menggubah struktur lagu Bungong Jeumpa dengan baik Mampu menggubah struktur lagu Bungong Jeumpa dengan sangat baik 2 Kemampuan
mengolah Mampu mengolah Mampu mengolah Mampu mengolah Mampu mengolah
(36)
65
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melodi melodi dan memiliki rasa estetika musik yang kurang baik melodi dan memiliki rasa estetika musik yang cukup baik
melodi dan memiliki rasa estetika musik yang baik melodi dan memiliki rasa estetika musik sangat baik 3 Kemampuan
mengolah pola ritme Mampu mengolah pola ritme namun kurang memiliki rasa estetika musik Mampu mengolah pola ritme tetapi cukup memiliki rasa estetika musik Mampu mengolah pola ritme dan memiliki rasa estetikan musik yang baik Mampu mengolah pola ritme dan memiliki rasa estetikan musik yang sangat baik 4 Kemampuan
mengolah tempo Mampu mengolah tempo dan memiliki rasa estetika musik yang kurang baik Mampu mengolah tempo dan memiliki rasa estetika musik yang cukup baik
Mampu mengolah tempo dan memiliki rasa estetika musik yang baik Mampu mengolah tempo dan memiliki rasa estetika musik sangat baik 5 Kemampuan
mengeksploitas i dinamika Mampu mengeksplor dinamik namun kurang memiliki estetika musik Mampu mengeksplor dinamik dan memiliki estetika yang cukup baik Mampu mengeksplor dinamik dan memiliki estetika yang baik Mampu mengeksplor dinamik dan memiliki rasa estetika yang sangat baik 6 Kemampuan
mengembang kan akor
Mampu mengembangka n akor namun kurang memiliki estetika musik
Mampu mengembangka n akor, tetapi cukup memiliki rasa estetika musik
Mampu mengembangka n akor dan memiliki rasa estetika musik yang baik
Mampu mengembangka n akor dan memiliki rasa estetika musik yang sangat baik
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang dikumpulkan pada penelitian kreativitas aransemen musik melalui Project Based Learning, adalah mengumpulkan data-data atau dokumen yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dimiliki oleh guru seni budaya bidang musik di sekolah SMAN 14 Bandung. Guru tersebut bernama Titin Komariah, M.Pd. Beliau satu-satunya guru seni budaya bidang musik di sekolah tersebut.
5. Tahapan Pembelajaran Aransemen Musik Dalam Project Based Learning
Pengumpulan data untuk tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek pada pembelajaran aransemen lagu daerah Aceh (Bungong Jeumpa) dengan mendeskripsikan fenomena dari penerapan tahapan tersebut secara detail dan apa adanya sehingga penelitian ini bersifat realita. Tahapan-tahapan tersebut terdiri
(37)
66
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari; pertama, tahap pengenalan motif dan frase lagu Bungong Jeumpa dan pengolahan motif; kedua, tahap pengolahan variasi dan pengembangan akor; ketiga, tahap menentukan dan merancang aransemen musik (lagu Bungong Jeumpa); keempat, tahap penyelesaian proyek (latihan musik); kelima, tahap publikasi proyek aransemen lagu daerah Aceh; keenam, tahap penyusunan laporan proyek (laporan dibuat ke dalam bentuk makalah).
D. Teknik Analisis Data
Analisis data berfungsi untuk menganalisis lembar kuesioner, lembar pengamatan, dan lembar penilaian aransemen yang berupa instrumen tes. Sebelum digunakan dalam penelitian agar memperoleh instrumen baik untuk dijadikan sebagai alat untuk menilai pedoman observasi dan pedoman penilaian.
1. Kuesioner
Teknik analisis data untuk kuesioner pengalaman belajar aransemen yang dialami siswa, dilakukan dengan cara tiga macam. Adapun caranya mengacu kepada teori Miles dan Huberman (Emzir, 2012, hlm. 129-133), adalah sebagai berikut.
a. Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terdiri dari dalam catatan-catatan lapangan tertulis.
b. Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah model data. Kita mendefinisikan “model” sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. c. Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah “makna” sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, proposisi-proposisi. Dari penjelasan di atas, dapar dijelaskan setiap tahapannya sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan peneliti. Adapun penjelasan dari setiap tahapan tersebut, di antaranya: (1) reduksi data, adalah proses pengumpulan data yang didapat dari hasil jawaban siswa secara naratif terkait dengan pengalaman belajar aransemen lagu daerah Aceh, kemudian dipilih dan dipilah yang mana dapat dipaparkan pada temuan penelitian. Hal tersebut dilakukan karena, kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari hasil jawaban siswa ada yang tidak sesuai dengan
(38)
67
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keinginan peneliti, artinya siswa menjawab pertanyaan dengan tidak serius sehingga perlu dipilah dan dipilih sebagai hasil dari pengumpulan data pada temuan penelitian; (2) display data, adalah hasil jawaban siswa yang telah diipilih oleh peneliti, kemudian diuraikan satu persatu dari hasil secara teratur secara deskriptif sebagai hasil pengalaman belajar aransemen musik yang dialami siswa; (3) verifikasi, adalah hasil dari setiap jawaban siswa yang telah diuraikan peneliti, kemudian mengambil kesimpulan secara menyeluruh dari jawaban-jawaban siswa terkait dengan pengalaman belajar yang dialami oleh siswa.
Sementa itu, analisis data untuk kuesioner kreativitas aransemen musik dianalisis dengan cara menggunakan perhitungan dan dideskripsikan hasil dari perhitungan tersebut supaya lebih jelas hasil setiap indikatornya. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data kuesioner siswa dapat dilihat sebagai berikut.
a. Menghitung jawaban “ya” (Y), “kadang-kadang” (KK), dan “tidak” (T) dari
jumlah yang di ceck list siswa pada kuesioner kreativitas aransemen.
b. Melakukan perhitungan persentase hasil jawaban kuisioner siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
% =∑ ∑ � �, ,
c. Melakukan perhitungan persentase berdasarkan pengelompokkan indikator jawaban dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
% = ∑ ℎ
2. Pengamatan (Observasi) dan Instrumen Tes
Data hasil lembar pengamatan dan instrumen tes yang dianalisis adalah data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran, lembar penilaian aransemen musik, lembar penilaian proyek, dan lembar penilaian produk sehingga menghasilkan data yang deskriptif kualitatif. Lembar observasi siswa dan aransemen musik berupa item pernyataan dengan lima skala penilaian: (1) sangat kurang, (2) kurang, (3) cukup, (4) baik, dan (5) sangat baik. Untuk mengolah data
(39)
68
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil observasi aktivitas siswa dilakukan dengan menghitung persentase (P) antara lain adalah sebagai berikut.
= × %
Keterangan:
P = Persentase skor aktivitas
Q = Rataan skor kolektif yang diperoleh pada satu aktivitas R = Skor maksimum dari suatu aspek aktivitas, yaitu 5.
Selanjutnya, dilakukan pengklasifikasian berdasarkan kriteria yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.7
Klasifikasi Data Skor Aktivitas
Persentase Skor Klasifikasi
80% ≤ P ≤ 100% Sangat Baik
60% ≤ P < 80% Baik
40% ≤ P < 60% Cukup
20% ≤ P < 40% Kurang
0% ≤ P < 20% Sangat Kurang
Perlu ditegaskan bahwa pengolahan data dengan menggunakan rumus persentase di atas sebagai pendukung data kualitatif. Hasil dari persentase akan diuraikan kembali dan dianalisis dengan mendeskripsikan persentase yang didapatkan dari pengumpulan data lembar pengamatan siswa untuk setiap pertemuan dari pembelajaran aransemen musik melalui Project Based Learning. Selanjutnya, hasil persentase data instrumen tes dianalisis dengan mendeskripsikan aspek-aspek yang terdapat pada lembar penilaian kreativitas aransemen musik. Selain itu, pengumpulan data hasil aransemen musik lagu daerah Aceh (Bungong Jeumpa) juga dianalisis musiknya sebagai hasil dari jawaban pertanyaan masalah ketiga, yaitu “Bagaimana Hasil Kreativitas Aransemen Musik Melalui Project Based Learning?”.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang didapatkan dari guru seni budaya bidang musik berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran seni musik, dianalisis dengan mereduksi dan menverifikasi kembali Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh
(40)
69
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru terkait dengan aransemen atau menggubah musik. Selain itu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran juga sebagai referensi untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran setiap pertemuan yang dimulai dari pertemuan I-VI sehingga menghasilkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kreativitas aransemen musik lagu daerah Aceh melalui Project Based Learning.
4. Analisis Data Pembelajaran Aransemen Dalam Project Based Learning
Selain dari analisis data kuesioner, pengamatan siswa, lembar-lembar penilaian, dan dokumentasi, diperlukan analisis yang lain untuk menjawab pertanyaan masalah dalam mendeskripsikan kejadian dari pembelajaran aransemen dengan tahapan Project Based Learning. Pendeskripsian hasil implementasi tahapan Project Based Learning yang dirancang peneliti, dapat dianalisis juga dengan menggunakan konsep analisis data menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam (Moleong, hlm. 248), yaitu:
Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari, dan menemukan pola, menemukan yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dari pendapat di atas, bahwa pengumpulan data yang didapatkan di lapangan, dianalisis temuan-temuan penerapan tahapan Project Based Learning pada pembelajaran aransemen musik lagu daerah Aceh (Bungong Jeumpa) dan hasil dari kreativitas aransemen melalui tahapan tersebut. Selain itu, hasil temuan yang dibahas pada pembahasan dianalisis dengan cara menverifikasi data yang didapatkan pada tahapan pembelajaran Project Based Learning dengan menggunakan teori. Menurut Moleong (2014, hlm. 259) cara yang dilakukan untuk menverifikasi hasil temuan dengan menggunakan teori adalah “cara
argumentasi, deskripsi, pembandingan, analisis proses, analisis sebab-akibat, dan pemanfaatan analogi”.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini melalui tiga tahap diantaranya adalah sebagai berikut.
(41)
70
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Tahap Persiapan
a. Tahap ini dimulai dari pengajuan proposal yang kemudian diterima setelah seminar untuk selanjutnya melaksanakan penelitan.
b. Menyusun rencana pembelajaran dan instrumen penelitian.
c. Memilih sekolah dan kelas yang akan dijadikan sebagai kelas pembelajaran. aransemen musik.
2) Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan instrument kuesioner kreativitas aransemen musik. b. Melaksanakan proses pembelajaran sekaligus observasi.
c. Mengisi lembar observasi kegiatan guru dan siswa dari awal hingga akhir pembelajaran.
d. Memberikan instrument kuesioner aransemen musik dan kuesioner pengalaman belajar aransemen musik lagu daerah Aceh yang dialami siswa.
3) Tahap Analisis Data
a. Data pretes dan postes kemampuan kreativitas aransemen musik yang telah diperoleh, diolah dan dianalisis.
Berdasarkan uraian sebelumnya, bagan alur prosedur dalam penelitian kreativitas aransemen musik melalui Project Based Learning adalah ditunjukkan pada bagan berikut.
Memilih Masalah
Studi Pendahuluan
Merumuskan Masalah
Menyusunan Instrumen
Pelaksanaan penelitian
Pemberian Kuesioner Awal
Perlakuan pembelajaran aransemen musik melalui Project Based
(42)
71
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.2 Alur Prosedur Penelitian Pemberian Kuesioner Aransemen musik dan kuesioner pengalaman belajar
musik
Pengolahan data dan analisis data Analisis temuan
dan pembahasan
(43)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Paparan simpulan terkait dengan pertanyaan masalah tentang konsep rancangan pembelajaran aransemen lagu daerah Aceh melalui Project Based
Learning, penerapan pembelajaran aransemen musik dalam Project Based Learnig dan pemaknaannya, serta hasil dari pembelajaran aransemen melalui Project Based Learning, dapat dilihat sebagai berikut.
1. Rancangan Pembelajaran Aransemen Musik dalam Project Based Learning. Mendesain suatu konsep pembelajaran aransemen tidak hanya melibatkan sebelah pihak saja (peneliti) melainkan harus melibatkan guru yang mengajar pada mata pelajaran seni budaya bidang musik sehingga tersusun sebuah konsep yang berdasarkan pengalaman guru dan peneliti. Konsep untuk setiap pertemuannya yang terdiri dari enam pertemuan dirancang dengan enam tahapan yang dikembangkan bersama dengan guru dari sintaks Project Based Learning, di antaranya tahap pengenalan lagu Bungong Jeumpa dan pengolahan motif, pengolahan variasi dan pengembangan akor, menentukan dan merancang, penyelesaian proyek, publikasi proyek, dan penyusunan laporan serta evaluasi proses. Di setiap pertemuannya terdapat fase-fase pembelajaran kooperatif yang terdiri dari menyampaikan indikator, menyajikan materi, mengorganisasikan kelompok, membimbing kelompok kerja, presentasi/evaluasi, dan pemberian penghargaan.
2. Pemaknaan Proses Mengaransemen Musik dalam Project Based Learning. Pengalaman yang dapat dimaknai dari proses kreativitas aransemen musik dalam tahapan Project Based Learning dapat disimpulkan, di antaranya yakni; pertama, mengaransemen lagu Bungong Jeumpa dibutuhkan pengenalan tentang lagu tersebut melalui kegiatan bernyanyi sambil bertepuk tangan sehingga siswa yang kurang mampu akan dapat menyesuaikan dengan melihat temannya yang sedang bernyanyi sambil bertepuk tangan. Selanjutnya, untuk pembelajaran
(44)
367
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengolahan motif didapat dari pembelajaran kolaboratif, artinya saling bekerja sama antara satu sama lain dan siswa yang kurang mampu dapat belajar dengan teman sebayanya atau disebut dengan pembelajaran tutor sebaya sehingga dapat mencapai tujuan bersama terkait dengan tugas pengolahan motif.
Kedua, pembelajaran pengolahan variasi dan pengembangan akor dapat disimpulkan bahwa pengalaman belajar siswa dalam mengolahan variasi didapat dari kegiatan belajar tutor sebaya yang diberikan kesempatan kepada salah seorang siswa yang berkompeten untuk membantu guru dalam proses pemberian materi aspek-aspek variasi dan pengembangan akor. Karena tidak semua siswa mampu mempraktekkan apa yang dijelaskan oleh guru. Oleh karena itu, dibutuhkan seorang siswa untuk berkolaborasi dalam pemberian materi tersebut. Selain itu, pembelajaran pengolahan variasi dan pengembangan akor tidak hanya didapat dari guru menjelaskan saja melainkan harus dipraktekkan dalam sebuah komposisi musik yang dirancang oleh salah seorang siswa dan dipercaya oleh seluruh siswa lain. Di dalam aplikasinya dibutuhkan suatu kerja sama tim yang baik terutama saling mengajarkan antara satu sama lain sehingga siswa dapat mencapai tujuan bersama.
Ketiga, pembelajaran aransemen yang disadari siswa bahwa dibutuhkan pengetahuan terkait dengan ilmu menggubah struktur dan penggunaan unsur-unsur musik dalam aransemen sehingga ketika merancang aransemen dapat dicapai dengan berpikir yang teratur (step by step). Selain itu, pertimbangan kemampuan para pemain perlu dipikirkan sebelumnya karena akan mempengaruhi hasil aransemen yang dirancang bahkan proses dalam latihan musik. Sementara itu, di dalam proses latihannya dibutuhkan kerja sama tim yang baik, di antaranya saling mengajarkan temannya yang kurang mampu, tenggang rasa, dan percaya diri akan kemampuannya sehingga apa yang telah direncanakan sesuai dengan waktu yang telah dirancang. Hasilnya adalah aransemen lagu Bungong Jeumpa dapat dipublikasikan dengan kualitas aransemen yang baik.
Keempat, proses pengalaman dalam penyusunan laporan proyek aransemen didapat dari pengalaman setiap pemain musik dalam mengungkapkan ide-idenya terkait dengan analisis struktur dan pemaknaan lagu Bungong Jeumpa.
(45)
368
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketercapaian laporan tersebut juga dibutuhkan kerja sama dan menghilangkan rasa ego dalam diri siswa ketika memberikan pendapatnya terkait tentang struktur dan makna lagu Bungong Jeumpa sehingga laporan dapat diselesaikan tepat waktu.
3. Hasil Kreativitas Aransemen Musik dalam Project Based Learning.
Hasil kreativitas aransemen musik lagu Bungong Jeumpa, dapat dinilai dengan tahapan kreativitas yang terdiri dari preparation, incubation, illumination,
and verivication. Hasil tahapan tersebut dapat diidentifikasikan bahwa; tahap preparation merupakan suatu kegiatan di mana arranger mempersiapkan
segalanya mulai dari penentuan instrument, penentuan pemain, menggubah struktur, menyusun melodi (membuat melodi), harmoni akor, dan pola rythm; tahap incubation merupakan suatu kegiatan di mana arranger mengembangkan ide dari tahapan preparation, seperti menambahkan motif sekuens, form arch
melodic, dan repetition; tahap illumination, berarti memilih, mencoba, dan
memutuskan motif-motif yang akan digunakan; tahap verivication merupakan tahap evaluasi diri dengan memaknai hasil dari indikator: mengingat rancangan aransemen, memahami rancangan aransemen, mampu mengaplikasikan rancangan aransemen ke dalam instrumen, mampu menganalisis karya aransemen, dan mengevaluasi hasil aransemen.
B. Implikasi dan Rekomendasi
1. Bagi Instansi Sekolah SMAN 14 Bandung
Hasil penelitian aransemen musik lagu-lagu daerah Aceh akan menjadi suatu referensi penting bagi guru Seni Budaya dalam menerapkan pembelajaran aransemen musik, tidak hanya musik daerah melainkan musik mancanegara. Teori-teori yang digunakan cukup praktis untuk mengajarkan siswa terkait dengan aransemen musik. Maka, harapan yang diinginkan untuk kedepannya adalah aransemen musik daerah terus dikembangkan oleh guru Seni Budaya. Karena seni tradisi perlu diperkenalkan kepada siswa supaya mereka mengerti akan pentingnya belajar dan mengaransemen musik tradisi serta mencintai budayanya. Selain itu, proyek aransemen lagu-lagu daerah menjadi dokumentasi penting
(1)
370
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
(2)
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi Abu & Supriyono Widodo. (2004). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. (1988). Pengelolaan siswa dan kelas (sebuah pendekatan
evaluatif). Jakarta: CV Rajawali.
Banoe. Pono. (2003). Kamus musik. Yogyakarta: Kanisius.
Bender, N. William. (2012). Project based learning differentiating instruction for
the 21st Century. California: Sage Ltd.
Corozine, Vince. (2002). Arranging music for the real world. classical and
commercial aspects. Printed in USA: Melbay Publications., Inc
Christ, William & Delone, Richard. (1975). Introduction to materials and
structure of music. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Dale A, Timpe. 2002. Kreativitas. Jakarta: Gramedia
Davis, Barbara Gross. (2013). Perangkat pembelajaran (Tools for teaching). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Dewey, John. (2002). Pengalaman dan pendidikan. Yogyakarta: Kepel Press. Djamarah, B. S. (2000). Startegi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Echols, John M & Shadily, Hassan. (2010) Kamus inggris indonesia (An
english-indonesian dictionary). Jakarta: Gramedia.
Emzir. (2012). Metodologi penelitian kualitatif analisis data. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Geertz, C. (1992). Tafsir kebudayaan (refleksi budaya). Yogyakarta: Kanisius. Gunara, S. (2008). Implementasi pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
musik sebagai upaya sebagai upaya meningkatkan kreativitas siswa kelas 7 smpn 27 bandung. Tesis pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(3)
371
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Harnsberger, Lindsey C. (1966). Essential dictionary of music. London: Alfred Publishing Co., Inc
Hardini dan Dewi Puspitasari. (2012). Strategi pembelajaran terpadu (teori,
konsep dan implementasinya). Yogyakarta: Familia.
Hoad, Benny H. (2014). Semiotika & dinamika sosial budaya. Depok: Komunitas Bambu.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran
abad 21. Kunci sukses implementasi kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Indrawan, Andre. (2004). Ilmu analisis musik (IAM) I. Yogyakarta: FSP ISI Yogyakarta.
Joseph, Wagiman. (2005). Teori musik 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Kholid, Dody, M. (2011). Komposisi musik 1. Bandung: Bintang WarliArtika. Kusnandar. (2007). Guru profesional implementasi kurikulum tingkat satuan
pendidikan (ktsp) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Lapierre, Sharon D & Zimmerman, Enid. (1997). Research methods and
metthodologies for art education. Virginia: National Art Education
Association.
Lie, A. (2002). Cooperative learning: mempraktikkan cooperative learning di
ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo
Mack, Dieter. (2001). Pendidikan musik antara harapan dan realita. Bandung: UPI dan MSPI.
Mack, Dieter. (1994). Ilmu melodi ditinjau dari budaya musik barat. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi
Mahanal, Susriyati, dkk. (2009). Pengaruh pembelajaran project based learning
(pjbl) pada materi ekosistem terhadap sikap dan hasil belajar siswa SMAN 2 malang. Malang: Jurnal Universitas Negeri Malang
Mahfud, Choirul. (2008). Pendidikan multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan belajar aktif di taman kanak-kanak. Jakarta:
(4)
Miller, M. (2007). The complete idiot’s guide to arranging and orchestration. New York: Alpha.
Milyartini, Rita. (2009). Evaluasi pendidikan musik. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.
Moleong, Lexy J. (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Mudjilah, Hanna Sri. (2010). Teori musik 1. Diktat. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
Munandar, S.C.U. (2002). Kreativitas & keberbakatan strategi mewujudkan
potensi kreatif & bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Munandar, S.C.U. (2012). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Nettl, Bruno. (2005). The study of ethnomusicology. American : University of Illinois Press
Niode, S.A. (2007). Gorontalo (perubahan nilai-nilai budaya dan pranata sosial). Jakarta: Pustaka Indonesia Press.
Papalia, old. (2001). Perkembangan pada remaja. Jakarta : Rineka Cipta
Anderson, Lorin W & Krathwohl, David R. Pembelajaran pengajaran dan
asesmen (Revisi taksonomi pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Pratiwi, Dwi Astuti. (2010). Pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) dengan metode proyek dan resitasi ditinjau dari kreativitas dan konsep diri (selft concept) siswa. Tesis. Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Sukarta.
Plucker, J. A., & Beghetto, R. A. (2004). Why creativity is domain general, why it
looks domain specific, and why the distinction does not matter. In R. J.
Sternberg, E. L. Grigorenko & J. L. Singer (Eds.), Creativity: From
potential to realization (pp. 153-167). Washington DC: American
Psychological Association.
Prier SJ, Karl-Edmund. (2004). Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi
(5)
373
Dicky Irawan, 2015
KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Railsback, J. (2002). Project based instruction: Creating excitement for learning. Portland, Oregon: Northwest Regional Educational Laboratory
Riduwan. (2005). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rooijakkers. (1991). Mengajar dengan sukses. Jakarta: Grasindo
Said, H. Mohammad. (1981). Aceh sepanjang abad. Medan: P.T Percetakan dan Penerbitan Waspada Medan.
Santrock, John W. (2007). Remaja edisi 11 jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sawali. (2007). Pengajaran dengan metode tutor sebaya. Jakarta: Rajawali Press. Slavin, Robert. E. (2005). Cooperative learnig. Teori, riset, dan praktik. Bandung:
Nusa Media.
Smith, Jonathan A., Flowers, Paul., and Larkin. Michael. (2009). Interpretative
phenomenological analysis: Theory, method and research. Los Angeles,
London, New Delhi, Singapore, Washington: Sage.
Stottlemyer, Nathaniel. (2014). Al’Riq: The Arab tambourine. Thesis. Virginia:
Submitted to The Graduate Faculty Liberty University.
Sudarma, Momon. (2013). Mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyanto. (2004). Kesenian SMP untuk kelas VII jilid 1. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Sukerta, P. M. (2001). Metode penyusunan karya musik (sebuah alternatif). Solo: ISI Press
Susetyo, Bagus. (2005). Kondakting. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Tedjasaputra, M. S. (2001). Bermain, mainan dan permainan. Jakarta: PT
Grasindo.
Warsono dan Hariyanto. (2013). Pembelajaran aktif teori dan asesmen. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Webster, Peter R. (2009). Children as creative thinkers in music: Focus on
Composition. In: L. Hallam, I. Cross, & M. Thaut (eds.) The Oxford
(6)
Winataputra. (1999). Strategi belajar matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Zinn, Michael, & Hogenson, Robert. (1997). Basic of music opus 1. New York: A
Division of Macmillan, Inc. Sumber online dan bentuk lain:
Khasanah, Zidni. (2013). Pengaruh metode farming gardening project terhadap
peningkatan kecerdasan naturalis dan interpersonal dalam pendidikan lingkungan hidup pada anak usia dini. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Diambil dari web: repository.upi.edu/8396/3/t_pd_1007022_chapter2.pdf. Pearlman, Bob. (2001). Making 21st Century Schools. Creating Learner-Centered
Schoolplaces/Workplaces for a New Culture of Students at Work. Diakses
dari:
http://www.bobpearlman.org/Articles/ET%20Bob%20Pearlman%20article .pdf.
Samadhi, Ari. (2007). Pembelajaran Aktif (Active Learning). (online). Tersedia: http//www.Google.co.id. (31 Desember 2008).