PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INTELLIGENT TUTORING SYSTEM TERHADAP PENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA.

(1)

SISWA SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

oleh Dini andriani

0902293

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Oleh Dini Andriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dini Andriani 2014 Universitas Pendidikan indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Oleh :

Dini Andriani

NIM. 0902293

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. Andi Suhandi, M.Si.

NIP. 196908171994031003

Pembimbing II,

Ahmad Aminudin, M.Si.

NIP. 197211122008121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si


(4)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INTELLIGENT TUTORING

SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF

SISWA

Dini Andriani, NIM. 0902293. Pembimbing Pertama: Dr. Andi Suhandi, M.Si.. Pembimbing Kedua: Ahmad Aminudin, M.Si., Jurusan Pendidikan Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2014

dini.andriani229@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis Intelligent Tutoring System dibandingkan dengan model kooperatif tanpa bantuan multimedia pembelajaran berbasis Intelligent Tutoring System. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kelompok kontrol ekivalen. Pada desain penelitian ini subjek dikelompokan secara acak. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah masing-masing siswa 42 dan 43 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> pada kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif berbantuan multimedia berbasis ITS sebesar 0,69. Sedangkan skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> pada kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif tanpa bantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS sebesar 0,35. Meskipun, kriteria gain yang dinormalisasi <g> untuk kedua kelas masuk pada kriteria sedang, namun berdasarkan uji beda rata-rata, pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 0,05) hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia berbasis ITS secara signifikan dapat lebih meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tanpa bantuan multimedia ITS.

Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif, multimedia, Intelligent Tutoring System (ITS), Hasil belajar kognitif.


(5)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE IMPLEMENTASION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ASSISTED MULTIMEDIA BASED INTELLIGENT TUTORING SYSTEM TO INCREASE

STUDENTS’COGNITIVE STUDY OUTCOME

Dini Andriani, NIM. 0902293. Pembimbing Pertama: Dr. Andi Suhandi, M.Si.. Pembimbing Kedua: Achmad Aminudin, M.Si., Physics Education Department,

Indonesia University of Education Bandung Tahun 2014. dini.andriani229@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine differences of the increase of

students’cognitive study result on material wave of light, between the classes that implement of cooperative learning model assisted multimedia basic ITS and classes that implement konvensional learning model. The research design used in this research is Random pretest posttest desain with give pretest at first dan posttest at the end of learning to experiment classes and control classes. The sample in this study were the student of sains class XII-1 and XII-2 in one of high school in the west Bandung regency with the amount of each 42 and 43 student. The results showed that the average scores are normalized gain <g> in class using cooperative learning model assisted multimedia based ITS of 0,54 while the average score is normalized gain <g> in class using convensional learning model of 0,35. Although, the normalized gain <g> criteria for both classes entry in the medium criteria, however, different test based on the average, at 95% convidence level (0,05) the result of the study indicate that cooperative learning model

assisted multimedia based ITS significantly more improve students’cognitive

study result compared convensional learning model .

Keywords : Cooperative learning model, multimedia, Intellligent Tutoring System (ITS), cognitive study outcame


(6)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa


(7)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1.2Rumusan Masalah Penelitian ... 1.3Tujuan Penelitian... 1.4Manfaat Penelitian... 1.5Variabel Penelitian... 1.6Definisi Operasional...

1 7 7 7 8 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1Kajian Pustaka ... 2.1.1 Model Pembelajaran Koopertif... 2.1.1.1Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif... 2.1.1.2Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif ..………..

2.1.2 Multimedia Pembelajaran………....

2.1.2.1 Intelligent Tutoring System(ITS)…... 2.1.2.2 Domain Pengetahuan ………... 2.1.2.3 Domain Siswa………... 2.1.2.4 Cognitive Tutor Authoring Tools (CTAT)……... 2.1.2.5 Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis

ITS pada Latihan Soal Fisika ………

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Multimedia Pembelajaran Berbasis Intelligent Tutoring System……….

2.1.4 Hasil Belajar Kognitif………..

2.1.4.1Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar... 2.2Kerangka Pikir Penelitian ... 2.3Hipotesis Penelitian ... 2.4Analisis Materi Ajar Gelombang Cahaya ...

2.4.1 Polarisasi Cahaya ... 2.4.2 Interferensi Cahaya ... 2.4.3 Difraksi Cahaya ...

10 10 12 14 16 18 22 22 23 26 33 36 38 44 47 48 48 53 54


(8)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 3.3 Prosedur Penelitian ... 3.4 Insrumen Penelitian ... 3.4.1 Instrumen Non-Tes ... 3.4.2 Insrumen Tes ... 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 3.5.1 Observasi ... 3.5.2 Instrumen Tes ... 3.6 Teknik Analisis Insrumen Penelitan ... 3.6.1 Analisis Validitas Instrumen Uji Coba ... 3.6.2 Analisis Reliabilitas Uj Coba ... 3.6.3 Analisis Tingkat Kemudahan Butir Soal ... 3.6.4 Analisis Daya Pembeda Butir Soal ... 3.7 Hasil Judgement dan Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Kognitif

Siswa ... 3.8Teknik Pengolahan Data ...

3.8.1 Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Model

Pembelajaran ... 3.8.2 Analisis Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 3.9 Pengujian Hipotesis ...

58 59 60 64 64 64 64 65 65 66 66 66 67 68 70 72 73 74 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian... 4.2 Pemaparan dan Pembahasan Hasil Penelitian... 4.2.1 Keterlaksanaan Model Pembelajaran pada Kelas Eksperimen... 4.2.2 Keterlaksanaan Model Pembelajaran pada Kelas Kontrol……….

4.2.3 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa Secara Keseluruhan…. 4.2.4 Uji Statistik Hasil Belajar Kognitif Secara Keseluruhan…………

4.2.5 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Setiap Ranah

Kognitif ………. 78 79 79 82 85 93 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….

5.2 Saran……… 103 103

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah Penelitian

Fisika merupakan salah satu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di tingkat SMA/MA yang memiliki sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor) yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. (Depdiknas, 2013).

Untuk mencapai sasaran yang diharapkan maka proses pembelajaran harus mampu menciptakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi sesuai dengan karakteristik siswa sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Hal ini sejalan dengan standar nasional pendidikan yang diamanatkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 mengenai Standar Proses Pembelajaran bahwa:

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Berdasarkan penjelasan mengenai proses pembelajaran yang tercantum dalam peraturan menteri tersebut, maka belajar dan interaktivitas siswa merupakan hal yang terintegrasi. Menurut Burton (Rusman, 2012) menyatakan


(10)

bahwa “belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya

sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya”. Hal ini juga diungkapkan oleh Rusman (2012) bahwa “belajar pada hakikatnya adalah proses

interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu siswa”.

Mengacu pada UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20, Rusman (2012) menerangkan bahwa:

terdapat lima jenis interaksi yakni: 1) interkasi antara pendidik dengan peserta didik; 2) interaksi antara sesama peserta didik; 3) interaksi peserta didik dengan narasumber; 4) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan; 5) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam.

Lima jenis interaksi tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan siswa sehingga input pengetahuan tidak hanya terjadi melalui satu interaksi yakni siswa dengan guru namun harus terintegrasi dengan media, sosial dan alam, serta peserta didik yang lain sehingga pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal. Adapun keterbatasan alat peraga untuk memenuhi interaksi siswa dengan media belajar dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu.

Dilihat dari standar proses pembelajaran khususnya aspek interaksi siswa selama pembelajaran, pelajaran fisika sangat baik bagi siswa jika dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan sehingga tujuan terpenuhi. Namun pada kenyataannya, yang terjadi dilapangan masih belum sesuai dengan proses pembelajaran yang diharapkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil studi pendahuluan di salah satu SMA Swasta di kota Bandung dengan cara menyebarkan angket kepada siswa, wawancara langsung dengan guru pelajaran fisika, analisis data hasil Ujian Tengah Semester siswa dan observasi proses pembelajaran di kelas.

Dari data hasil penyebaran angket kepada beberapa siswa menunjukan bahwa fisika merupakan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Hanya 7% siswa yang menganggap mudah dan 20% menganggap biasa saja, selebihnya 73% menjawab bahwa fisika itu sulit. Alasan siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika


(11)

sulit karena fisika terlalu banyak rumus sebesar 42%, hitungan yang rumit sebanyak 15% dan metode pembelajaran di kelas yang menoton sebesar 43%.

Dari data hasil wawancara dengan salah satu guru fisika, metode yang sering digunakan guru dalam pembelajaran fisika di kelas adalah metode ceramah. Selain itu, diperoleh informasi bahwa hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) yang dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2013 terdapat 99% dari 93 siswa yang memperoleh nilai dibawah 75. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar kognitif siswa masih sangat kurang.

Adapun dari data hasil observasi pembelajaran di kelas, diketahui bahwa guru hanya menjelaskan sedikit konsep kemudian memberikan contoh latihan dan meminta siswa mengerjakan soal. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penguatan materi dan memberikan soal sebagai pekerjaan rumah. Selama pembelajaran hanya terjadi interaksi antara siswa dan guru sedangkan interaksi dengan komponen pembelajaran yang lain seperti interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan media pembelajaran tidak terlaksana.

Dari beberapa data di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab rendahnya kemampuan kognitif siswa dikarenakan pembelajaran fisika lebih bersifat informatif yakni guru menyampaikan materi kepada siswa secara utuh dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih kreatif dan belajar mandiri. Oleh karena itu, tidak terpenuhinya proses interaksi yang dilakukan selama kegiatan belajar mengakibatkan rendahnya kemampuan kognitif siswa.

Diperlukan sebuah upaya untuk menciptakan pembelajaran yang interaktif dengan harapan pembelajaran dapat lebih optimal. Sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi dan belajar mandiri. Kebutuhan interaksi siswa dengan siswa lain merupakan hal yang penting untuk dipenuhi mengingat bahwa siswa adalah makhluk sosial. Model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif. Hal ini sejalan dengan penjelasan Anita Lie dalam Agus Suprijono (2009) bahwa model pembelajaran ini didasarkan pada filsafat homo homini socious yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Selain itu, Slavin (Safnowandi, 2012)


(12)

mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa untuk belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar individu dan kelompok.

Model pembelajaran kooperatif mengedepankan peran siswa sebagai pelaku dalam pembelajaran dan menuntut adanya interaksi karena pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan lepas dari interaksi antar individu. Terdapat beberapa alasan penggunaan model pembelajaran kooperatif yaitu pengembangan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, meningkatkan harga diri, tumbuhnya kesadaran para siswa perlu belajar dan berfikir, menyelesaikan masalah dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka, oleh karena itu model pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang sangat baik untuk mencapai hal-hal semacam itu, Slavin (2005). Selain itu, setiap sekolah memiliki keberagaman siswa yang bersifat heterogen sehingga sekolah bergerak dalam sistem pengelompokan yang lebih heterogen, maka model pembelajaran kooperatif memiliki andil besar dan penting untuk mengembangkan hubungan antar siswa dari latar belakang etnik yang berbeda.

Selain interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa degan media merupakan salah satu interaksi yang dibutuhkan siswa untuk mencapai pembelajaran yang optimal. Sehingga diperlukan sebuah media yang dapat mendukung terciptanya interaksi siswa dengan media pembelajaran. Salah satu media komunikasi yang baru sebagai hasil difusi inovasi yang diasumsikan dapat mendukung pengondisian komunikasi interaktif adalah media komputer dengan berbagai aplikasi program dan bahasa pemrogramannya (software), Darmawan (2012). Selain itu Bates (Darmawan, 2012) menekankan bahwa diantara media-media lain interaktivitas multimedia atau media lain yang berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt). Rusman (2009) menyatakan bahwa teknologi komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus diantaranya interaksi manusia, realitas, gambar bergerak


(13)

atau tidak, tulisan dan suara yang direkam sehingga pembelajaran akan lebih optimal.

Salah satu bentuk konten dari komputer adalah multimedia. Menurut Rusman (2012) menyatakan bahwa sajian multimedia dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai media yang menampilkan teks, suara, grafik, video, animasi dalam sebuah tampilan yang terintegrasi dan interaktif. Teknologi multimedia merangkum berbagai media dalam satu software pembelajaran yang interaktif. Multimedia menurut Haffost (Rusman, 2012) sebagai suatu sistem komputer yang terdiri dari hardware dan software yang memberikan kemudahan untuk menggabungkan gambar, video, fotografi, grafik dan animasi dengan suara teks, dan data yang dikendalikan oleh komputer. Sejalan dengan hal tersebut, Thompson (Rusman, 2012) mendefinisikan multimedia sebagai suatu sistem yang menggabungkan gambar, video, animasi, suara secara interaktif.

Multimedia memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan media-media lainnya seperti buku, audio, video atau televisi. Menurut Gatot Pramono (PTIKP, 2008) bahwa keunggulan paling menonjol yang dimiliki multimedia adalah interaktivitas. Keunggulan multimedia di dalam interaktivitas adalah media ini secara inheren mampu memaksa pengguna untuk berinteraksi dengan materi baik secara fisik dan mental. Interaktivitas fisik misalnya menekan keyboard atau melakukan klik dengan mouse untuk berpindah halaman (display) atau memasukkan jawaban dari suatu latihan yang diberikan oleh komputer. Sedangkan interaktivitas mental adalah interaktivitas di mana pengguna mencoba memahami materi dengan cara menangkap informasi-informasi yang ditampilkan, mengolah dan menyimpannya dalam otak.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran berbasis komputer yaitu Intelligent Tutoring System (ITS) atau sistem tutor cerdas. ITS merupakan sebuah aplikasi komputer yang didesain untuk meniru manusia dalam memberikan materi pengajaran. ITS menggunakan pendekatan one-to-one yang mementingkan keberagaman siswa secara individu sesuai dengan minat dan kemampuan siswa yang berbeda-beda (Gharehchopogh,


(14)

2011). Dengan adanya karakteristik ITS yang mengedepankan keberagaman individu tersebut maka proses interaksi siswa dengan media akan tepat berdasarkan kebutuhan siswa. Keberagaman kemampuan individual dijelaskan oleh Guilford (1967) tentang kemampuan kognitif manusia (120 kemampuan intelektual) yang disusun dalam satu sistem yang disebut "struktur intelek". Model struktur ini menggambarkan keragaman kemampuan kognitif manusia, yang digambarkan dalam bentuk kubus tiga dimensi intelektual, yang maksudnya untuk menampilkan semua kemampuan kognitif manusia.

ITS cenderung bersandar pada latihan sesuai dengan teori belajar modern, latihan dilakukan ketika pembelajaran sedang berlangsung sehingga dapat menyelidiki adanya kesenjangan pengetahuan. Teori belajar modern menekankan pada pentingnya latihan dan sangat menyoroti umpan balik karena diharapkan dapat mengarahkan pembelajaran, Kirschner et al, (Lane, 2006).

Pengembangan multimedia berbasis ITS telah dilakukan oleh ahli diantaranya yaitu McLaren, B.M., Lim, S., & Koedinger, K.R. (2008). Dengan

judul jurnal “A New Paradigm for Intelligent Tutoring Systems: Example-Tracing Tutors”. Pada penilitian ini mengimplementasikan ITS pada studi kimia dengan topik stokiometri. Selain itu dalam bidang matematika telah dilakukan penelitian

oleh Aleven, V., McLaren, B. M., & Sewall, J. (2009) dengan judul “Scaling up programming by demonstration for intelligent tutoring systems”.

Sistem tutor cerdas dirasakan efektif karena lebih terfokus pada interaksi antara tutor dan siswa Chi et.al. (Lane, 2006). Dalam pengembangan ITS,

“interaksi siswa” merupakan substansi konstruktif dari sebuah pembelajaran yang

sangat penting, sehingga mendorong penciptaan ITS yang dapat menerapkan cara-cara untuk memperoleh respon konstruktif siswa. Hal ini merupakan pola umum dari ITS yaitu mengidentifikasi kegiatan pembelajaran yang efektif dan pola bimbingan manusia.

Berdasarkan permasalahan serta pernyataan yang telah diungkapkan, peneliti bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut, mengenai perbedaan peningkatan hasil belajar kognitif siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis Intelligent Tutoring


(15)

System (ITS) dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tanpa bantuan multimedia pembelajaran berbasis Intelligent Tutoring System (ITS). Hal ini dilakukan dalam rangka mengetahui seberapa besar peran multimedia pembelajaran berbasis ITS pada model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif pada materi ajar gelombang cahaya.

Dari uraian tersebut maka penelitian ini diberi judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Multimedia Pembelajaran Berbasis Intelligent Tutoring System (ITS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kognitif

Siswa”.

1.2Rumusan Masalah Penelitan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis Intelligent Tutoring System dibandingkan dengan model kooperatif tanpa bantuan multimedia pembelajaran berbasis Intelligent Tutoring System?”

1.3Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis Intelligent Tutoring System dibandingkan dengan model kooperatif tanpa bantuan multimedia pembelajaran berbasis Intelligent Tutoring System.

1.4Manfaat penelitian

Data-data hasil penelitian ini diharapkan dapat:

a. Menjadi bukti tentang potensi penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.


(16)

b. Memperkaya hasil penelitian terkait penggunaan multimedia berbasis Intelligent Tutoring System yang berorientasi pada strategi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

c. Bahan informasi, perbandingan, atau rujukan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Baik guru, peneliti pendidikan, mahasiswa LPTK, dan lain-lain.

1.5Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar kognitif.

1.6Definisi operasional

Definisi operasional variabel penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengelompokkan siswa dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang mengintegrasikan interaksi sosial bermuatan akademik. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan merupakan model pebelajaran kooperatif secara umum atau tidak terfokus pada jenis tertentu. Sintaks pembelajaran kooperatif yang digunakan terdiri dari enam fase. Fase pertama, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Fase kedua, menyajikan informasi. Fase ketiga, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif. Fase keempat, membimbing kelompok bekerja dan belajar. Fase kelima, evaluasi dan fase keenam, memberikan penghargaan.

b. Multimedia berbasis Intelligent Tutoring System (ITS) atau sistem tutor cerdas merupakan sebuah multimedia interaktif yang telah dilengkapi dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) berupa umpan balik secara langsung dan bertahap sesuai dengan kemampuan siswa dan diimplementasikan pada bimbingan mandiri latihan soal. Latihan soal yang dirancang telah dilengkapi dengan. Intelligent Tutoring System menggunakan jenis Example Tracing Tutor pada software Cognitive Tutor Authoring Tools (CTAT) .


(17)

c. Model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS didefinisikan sebagai model pembelajaran yang diintegrasikan dengan multimedia pembelajaran berbasis ITS pada sintak tertentu. Multimedia tersebut digunakan pada sintaks model pembelajaran kooperatif di fase 4 yaitu membimbing kelompok belajar dan bekerja. Selain multimedia ITS berupa bimbingan soal latihan, multimedia pendukung lain yang digunakan selama pembelajaran meliputi pengunaan media video, animasi, simulasi, dan virtual laboratory.

d. Hasil belajar kognitif didefinisikan sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap kemampuan-kemampuan kognitif siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil belajar pada penelitian ini hanya pada ranah kognitif. Penggunaan ranah kognitif mengacu pada Bloom yang direvisis oleh Anderson dan Krathwohl (2001) dalam bukunya Taxonomy for Learning, Teaching and Assesing yang dibatasi pada ranah mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4). Hasil belajar ranah kognitif pada penelitian ini diukur pada tingkatan kognitif siswa C1 sampai C4 menggunakan tes hasil belajar kognitif dalam bentuk pilihan ganda.


(18)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Metode ini memiliki karakteristik yaitu mengkaji keadaan praktis suatu objek yang di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali variabel-variabel yang diteliti (Luhut Panggabean, 1996). Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain kelompok kontrol ekivalen(Ruseffendi, 2010). Pada desain penelitian ini subjek dikelompokan secara acak. Pada desain eksperimen ini terdapat pretest, perlakuan yang berbeda dan posttets (Ruseffendi, 2010). Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan treatment dalam pembelajaran berupa penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang mendapatkan treatment berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tanpa bantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS. Pretest dan posttest diberikan baik kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dengan instrumen pretest dan posttest yang sama. Selain itu, pola desain penelitian ini diperlihatkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

Desain Penelitian Kelompok Kontrol Ekivalen

Kelompok Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen 0 X1 0

Kontrol 0 X2 0


(19)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

0 = Hasil belajar kognitif

X1 = Perlakuan (treatment) berupa penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS

X2 = Perlakuan (treatment) berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tanpa bantuan multimedia berbasis ITS

Instrumen posttest yang digunakan sama dengan instrumen tes yang digunakan pada saat pretest. Instrumen yang digunakan sebagai pretest dan posttest pada penelitian ini merupakan instrumen yang telah di judgment dan diujicobakan terlebih dahulu.

Desain ini digunakan karena penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan ITS terhadap variabel terikat dengan membandingkan kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Selain itu, diasumsikan bahwa siswa tidak mendapatkan pembelajaran dari luar sehingga tidak ada pengaruh lain selain pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS di kelas eksperimen.

3.2Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah siswa kelas XII SMA. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas XII di SMA tertentu. Semua kelas XII yang terdapat di sekolah tersebut memiliki kemampuan kognitif yang identik satu sama lain sehingga teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan cluster random sampling karena populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster (Margono, 2010).


(20)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah :

1) Melakukan studi pendahuluan melalui kegiatan observasi langsung ke sekolah yaitu mengamati kegiatan pembelajaran fisika di dalam kelas. Selain itu, dilakukan penyebaran angket kepada siswa dan wawancara dengan guru mata pelajaran terkait kendala-kendala pembelajaran di kelas serta wawancara dengan siswa terkait pengalaman belajar di kelas.

2) Memililih fokus masalah yang akan diteliti berdasarkan data dan informasi hasil studi pendahuluan sebelumnya.

3) Merumuskan masalah yang akan diteliti.

4) Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan penelitian.

5) Melakukan studi kurikulum mengenai topik yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.

6) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran yang mengacu pada sintak model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS dan pendekatan pembelajaran scientifics.

7) Membuat dan menyusun instrumen penelitian.

8) Melakukan judgment instrumen soal yaitu meminta pertimbangan kepada dosen ahli mengenai kesesuaian butir soal dengan ranah kognitif.


(21)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9) Melakukan judgment media kepada ahli materi dan ahli media. 10)Melakukan uji coba instrumen penelitian

11)Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian adalah :

1) Memberikan pretest baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan kognitif awal siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment).

2) Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS untuk kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran model kooperatif tanpa bantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS . Pelaksanaan perlakuan diamati oleh observer untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Memberikan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan perlakuan.

3. Tahap akhir

Langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan pada tahap akhir adalah : 1) Mengolah data hasil pretest dan posttest

2) Menganalisis data hasil pretest dan posttest dengan membandingkan hasil data instrumen antara sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat dan menentukan apakah terdapat peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS.


(22)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Menganalisis peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan membandingkan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi pada kedua pihak.

4) Menguji hipotesis dengan melakukan perhitungan statistik untuk mengetahui signifikansi hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

5) Menarik kesimpulan berdasarkan pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian.

6) Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang sesuai. Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dilukiskan pada Gambar 3.1.


(23)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Studi Pendahuluan

Studi Literatur

Studi Kurikulum

Pembuatan Perangkat Pembelajaran

Pembuatan Instrumen Penelitian

Judgment/Validasi Ahli Instrumen Penelitian

Uji Coba dan Analisis Instrumen Penelitian

Pretest

Kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tanpa berbantuan multimedia pembelajaran berbasis

Intelligent Tutoring System

KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL

Observasi Posttest Observasi

Pengolahan Data

Memililih fokus masalah dan merumuskannya

Menentukan Solusi Permasalahan

Kegiatan Belajar Mengajar Menerapkan Model Pembelajaran

Kooperatif Tanpa Bantuan Multimedia Pembelajaran Berbasis

Intelligent Tutoring System Kegiatan belajar mengajar

menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Intelligent

Tutoring System pada model pembelajaran kooperatif

Kegiatan Belajar Mengajar Menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan multimedia Pembelajaran


(24)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Instrumen Penelitian

Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui seperangkat instrumen penelitian. Instrumen penelitian tersebut terdiri dari instrumen tes dan instrumen non-tes.

3.4.1 Instrumen Non-Tes

Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengukur keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS pada kelas eksperimen. Lembar observasi ini tidak dilakukan oleh guru tetapi dilakukan oleh observer yang sudah terlatih. Format observasi aktivitas guru dan siswa terdapat dalam Lampiran C2 dan C.3.

3.4.2 Instrumen Tes

Tes adalah alat untuk mendapatkan data atau informasi yang dirancang khusus sesuai dengan karakteristik informasi yang diinginkan penilai (Munaf, 2001). Tes ini berupa dari tes hasil belajar kognitif siswa. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur peningkatan hasil belajar kognitif siswa terhadap materi gelombang cahaya.

Hierarki kegiatan Pengumpulan data

Tahap AKhir

Keterangan


(25)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bentuk tes yang digunakan pada pretest dan posttest adalah pilihan ganda dengan 5 (lima) pilihan ganda. Untuk Tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) digunakan soal yang sama berdasarkan anggapan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif siswa benar-benar dapat dilihat dan diukur dengan soal yang sama. Adapun butir-butir soal hasil belajar kognitif yang digunakan dalam pembuatan instrumen tes ini meliputi ranah kognitif hafalan (remember/C1), pemahaman (understand/C2), penerapan (apply/C3), dan analisis (analyze/C4). Kisi-kisi dan soal tes hasil belajar kognitif ditunjukan pada Lampiran B.1 dan B.2.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data atau informasi yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melakukan observasi aktivitas guru dan siswa, serta memberikan instrumen tes.

3.5.1 Observasi

Observasi dilakukan kepada objek pengamatan yaitu guru dan siswa. Observasi ini bertujuan untuk melihat sejauhmana keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS oleh guru dan siswa pada kelas eksperimen. Observasi ini dibuat dalam bentuk checklist (√). Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan tanda checklist pada kolom keterlaksanaan sesuai dengan kriteria penilaian.

3.5.2 Instrumen Tes

Instrumen tes yang berupa pilihan ganda digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa terhadap konsep fisika yang diberikan. Tes hasil belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang menguji pemahaman siswa ditinjau berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh


(26)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anderson dan Krathwohl (2001) yang dibatasi pada ranah hafalan (remember/C1), pemahaman (undersatand/C2), penerapan (apply/C3), dan analisis (analyze/C4).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian ini sebagaimana diungkapkan oleh Kurniawan (2013) sebagai berikut :

1) Membuat kisi-kisi instrumen penelitian untuk materi yang akan diberikan. 2) Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

3) Meminta pertimbangan (judgment) terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat kepada dosen ahli.

4) Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa.

5) Instrumen yang diujicobakan diolah dengan dihitung tingkat kemudahan, daya pembeda, dan realibilitasnya maka instrumen itu dapat digunakan untuk melakukan pretest dan posttest.

3.6Teknik Analisis Instrumen Penelitian 3.6.1 Analisis Validitas Instrumen Uji Coba

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006). Selain itu, validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes (Munaf, 2001). Scarvia B. Anderson (Kurniawan, 2013) menyatakan bahwa sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menganalisis validitas dapat dilakukan dengan meminta pendapat dari ahli (judgment expert), baik itu untuk menganalisis validitas isi maupun validitas konstruk (Sugiono, 2010).

Pengujian validitas konstruk dan isi dilakukan dengan melihat kesesuaian antara kontruk dan isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan (meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan indikator kemampuan kognitif


(27)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Kurniawan, 2013). Format lembar judgment (validasi) soal tes dapat dilihat pada Lampiran B.4

3.6.2 Analisis Reliabilitas Instrumen Uji Coba

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah) (Munaf, 2001). Agus Kurniawan (2013) menjelaskan bahwa ajeg atau konsisten tidak harus selalu sama, tetapi mengikuti perubahan secara konsisten, misalnya jika keadaan A mula-mula berada lebih rendah dibandingkan dengan siswa B, maka jika diadakan pengukuran berulang siswa A juga berada lebih rendah dari B sehingga kekonsistenan itulah yang menunjukan tingginya reliabilitas instrumen tes.

Berdasarkan definisi reliabilitas di atas, metode yang digunakan dalam menentukan reliabilitas instrumen tes pada penelitian ini adalah metode tes berulang (test-retest method). Instrumen penelitian diujicobakan dua kali pada responden yang sama dan instrumen tes yang sama namun waktu yang berbeda sehingga tingkat reliabilitasnya dapat diukur dengan mengkorelasikan hasil uji pertama dengan uji coba berikutnya. Berikut persamaan yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen tes : (Suharsimi Arikunto, 2011)

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

………3.1

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

Untuk menginterpretasikan nilai rxy yang diperoleh dari perhitungan di atas, digunakan kriteria reliabilitas instrumen tes seperti yang ditunjukan pada Tabel 3.2


(28)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Interpretasi Reliabilitas Tes

Koefisien Kriteria

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2011)

3.6.3 Analisis Tingkat Kemudahan Butir Soal

Tingkat kemudahan suatu butir soal merupakan proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut (Munaf, 2001). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar sehingga tingkat kemudahan butir soal dapat didefinisikan sebagai bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal (Suharsimi Arikunto, 2011). Menurut Agus Kurniawan (2013) menyatakan bahwa analisis tingkat kemudahan dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kemudahan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2011)

………3.2

keterangan:

P = indeks kemudahan

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kemudahan butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3


(29)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai P Kriteria

0.00 – 0.30 Sukar

0.31 – 0.70 Sedang

0.71 – 1.00 Mudah

Suharsimi Arikunto (Kurniawan, 2013)

3.6.4 Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Suharsimi Arikunto, 2011). Untuk menghitung daya pembeda, digunakan rumus:

………3.4

Keterangan:

= daya pembeda butir soal

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah

= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks pembeda)

= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Tingkat Daya Pembeda Klasifikasi Soal

0,00 – 0,20 Jelek

0,21– 0,40 Cukup


(30)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi Nilai Daya Pembeda Butir Soal

0,701– 1, 00 Baik Sekali

Negatif Perlu direvisi atau ditiadakan

3.7 Hasil Judgment dan Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Kognitif Siswa

Tabel 3.5

Hasil Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Kognitif Siswa


(31)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No.

Soal

Tingkat Kemudahan

Daya Pembeda

Keputusan Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0,85 Mudah 0,3 Cukup Digunakan

2 0,42 Sedang 0,45 Baik Digunakan

3 0,47 Sedang 0,45 Baik Digunakan

4 0.30 Sukar 0,3 Cukup Digunakan

5 0,32 Sedang 0,35 Cukup Digunakan

6 0,50 Sedang 0,4 Cukup Digunakan

7 0,50 Sedang 0,3 Cukup Digunakan

8 0,17 Sukar 0,25 Cukup Digunakan

9 0,07 Sukar 0,15 Jelek Dibuang

10 0,15 Sukar 0,3 Cukup Digunakan

11 0,20 Sukar 0,3 Cukup Digunakan

12 0,37 Sedang 0,35 Cukup Digunakan

13 0,75 Mudah 0,3 Cukup Digunakan

14 0,42 Sedang 0,25 Cukup Digunakan

15 0,5 Sedang 0,5 Baik Digunakan

16 0,22 Sukar 0,45 Baik Digunakan

17 0,4 Sedang 0,2 Cukup Digunakan

18 0,15 Sukar 0,2 Cukup Digunakan

19 0,65 Sedang 0,3 Cukup Digunakan

20 0,32 Sedang 0,45 Baik Digunakan

21 0,85 Mudah 0,3 Cukup Digunakan

22 0,32 Sedang 0,45 Baik Digunakan

23 0,22 Sukar -0,05 Soal dibuang Dibuang

24 0,42 Sedang 0,35 Cukup Digunakan

25 0,67 Sedang 0,25 Cukup Digunakan

26 0,67 Sedang 0,25 Cukup Digunakan

27 0,27 Sukar 0,25 Cukup Digunakan

28 0,27 Sukar 0,15 Jelek Dibuang

29 0,67 Sedang 0,25 Cukup Digunakan

30 0,30 Sukar 0,4 Baik Digunakan


(32)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil pertimbangan dari tiga dosen ahli (judgment expert), diperoleh kesimpulan bahwa dari 36 butir soal hasil belajar kognitif yang dijudgment, terdapat satu soal yang dibuang karena tidak memenuhi validitas isi sedangkan 35 soal yang lain sudah memenuhi validitas isi dan validitas konstruk sehingga dapat digunakan untuk keperluan penelitian. Tetapi sebelum digunakan harus melalui proses perbaikan terkait redaksi dan kejelasan gambar. Sampel hasil validasi soal tes dapat dilihat pada Lampiran B.4.

Instrumen yang telah di judgment dan direvisi kemudian diujicobakan pada siswa di sekolah yang berbeda tetapi tingkatan yang sama. Uji coba dilakukan pada siswa SMA kelas XII yang telah selesai mempelajari materi gelombang cahaya. Data hasil uji coba kemudian dianalisis untuk mengetahui daya pembeda, tingkat kemudahan soal dan reliabilitas. Berikut merupakan hasil analisis uji coba instrumen tes hasil belajar kognitif siswa yang telah dilakukan, ditampilkan pada Tabel 3.5.

Hasil perhitungan tingkat kemudahan, daya pembeda, dan realibilitas serta hasil interpretasi untuk instrumen tes hasil belajar kognitif ditampilkan pada Tabel 3.5. Hasil perhitungan menunjukan bahwa tingkat kemudahan dari 35 soal yang diujicobakan diperoleh persentase tingkat kemudahan dengan ktiteria mudah sebesar 11,43% atau sebanyak empat butir soal, kriteria sedang sebesar 48, 57% atau sebanayk 17 butir soal dan kriteria sukar sebanyak 40% atau 14 butir soal. Daya pembeda dari 35 soal yang diujicobakan diperoleh 5,71% atau dua butir soal yang termasuk kriteria jelek, soal dengan kriteria cukup sebesar 65,70% atau 23 butir soal,

No. Soal

Tingkat Kemudahan

Daya Pembeda

Keputusan Nilai Kriteria Nilai Kriteria

32 0,75 Mudah 0,5 Baik Digunakan

33 0,37 Sukar 0,45 Baik Digunakan

34 0,30 Sukar 0,3 Cukup Digunakan

35 0,42 Sukar 0,25 Cukup Digunakan

Reliabilitas 0,77 Kriteria Tinggi


(33)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kriteria baik sebesar 25,70% atau sembilan butir soal dan soal yang negatif artinya perlu direvisi atau ditiadakan sebesar 2,89% atau satu butir soal.

Dari hasil analisis uji coba soal tersebut maka soal yang digunakan oleh peneliti berjumlah 32 butir soal dari 35 butir soal yang dibuat, dengan membuang dua butir soal dengan kriteria jelek dan satu butir soal yang termasuk kriteria perlu direvisi atau ditiadakan. Selain uji daya pembeda dan tingkat kemudahan, diperoleh hasil uji reliabilitas tes yang terdiri dari 32 butir soal yang dinyatakan reliabel dengan kriteria tinggi yaitu 0,77. Berikut komposisi soal yang digunakan sebagai instrumen tes penelitian kemampuan kognitif.

Tabel 3.6

Komposisi Instrumen Tes Setiap Ranah Kognitif

No. Ranah Kognitif Nomor Butir Soal

1. C1 : Menghafal (Remember) 1, 2, 3, 12, 13, 14, 22, 23, dan 24 2. C2 : Memahami (Understand) 4, 5, 6, 15, 16, 17, 25, dan 26 3. C3 : Menerapkan (Applying) 7, 8, 18, 19, 20, 27, 28, dan 29 4. C4 : Menganalisis (Analyzing) 9, 10, 11, 21, 30, 31, dan 32

3.8Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data jenis tes dan non-tes. 1) Data nilai tes yaitu nilai tes hasil belajar kognitif

2) Data nilai non-tes yang terdiri dari data respon siswa terhadap mata pelajaran fisika, data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika dan data keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS berupa data hasil observasi.

Dari data-data tersebut, data respon siswa terhadap mata pelajaran fisika dan data wawancara pada guru mata pelajaran fisika digunakan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran fisika sehingga


(34)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data-data tersebut digunakan untuk merumuskan masalah pada tahap studi pendahuluan. Data nilai tes hasil belajar kognitif digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar kognitif siswa, sedangkan data keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS diperoleh dari data hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran.

3.8.1 Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS pada setiap pertemuan maka diperlukan pengolahan data yang menampilkan data dalam bentuk persentase. Agus Kurniawan (2013) memaparkan langkah-langkah untuk mengolah data tersebut sebagai berikut :

1) Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format observasi keterlaksanaan pembelajaran.

2) Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rumus berikut :

= ∑

∑ ……….3.4

Kategori keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS diinterpretasikan pada Tabel 3.7

Tabel 3.7

Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran

KM (%) Kriteria

KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 ≤ KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 ≤ KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana


(35)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

3.8.2 Analisis Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Menurut Ogilvie (Ramadhan, 2009) suatu pembelajaran dikatakan dapat lebih meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran yang lainnya jika rata gain yang dinormalisasi dari suatu pembelajaran lebih tinggi dari nilai rata-rata gain yang dinormalisasi dari pembelajaran lainnya. Untuk melihat efektifitas model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasia ITS maka dilakukan analisis gain yang dinormalisasi dari skor pretest dan posttest untuk peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dan mengacu pada pemaparan Agus Kurniawan (2013) antara lain :

1) Memberi skor pada hasil pretest dan posttest

Langkah pertama yang dilakukan sebelum pengolahan data adalah memberikan skor pada semua jawaban pretest dan posttest. Jawaban benar diberi niai satu dan jawaban salah atau tidak dijawab diberi nila nol. Pemberian skor dihitung dengan rumus : (Suharsimi Arikunto, 2011)

∑ ………3.5 Keterangan :

S = skor yang diperoleh R= jawaban siswa yang benar

2) Menghitung skor gain yang dinormalisasi (N-Gain)

Gain skor (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes akhir (posttest) dan skor tes awal (pretest) dari sampel penelitian. Perbedaan skor posttest dan pretest ini


(36)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diasumsikan sebagai efek dari treatment (Panggabean, 2001). Sedangkan gain yang ternormalisasi diinterpretasikan sebagai kriteria untuk menunjukkan besarnya peningkatan antara skor pretest dan posttest. Secara matematis gain yang dinormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh, Hake (Kurniawan,2013), Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain yang dinormalisasi adalah :

g =

………3.6

Keterangan :

g = gain yang dinormalisasi

= skor tes akhir yang diperoleh siswa = skor tes awal yang diperoleh siswa = skor maksimum ideal

3) Menentukan skor rata-rata gain yang dinormalisasi

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada materi ajar gelombang cahaya digunakan data skor rata-rata gain yang dinormalisasi dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (Kurniawan, 2013) yaitu sebagai berikut :

<g>

………...……3.7

Keterangan :

<g> = skor rata-rata gain yang dinormalisasi <Spost> = skor rata-rata tes akhir yang diperoleh siswa

<Spre> = skor rata-rata tes awal yang diperoleh siswa Sm ideal = skor maksimum ideal


(37)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah diperoleh kriteria nilai rata-rata gain yang ternormalisasi dari kelompok eksperimen dan kelompok konrol, maka selanjutnya dibandingkan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa serta keefektifan penggunaan multimedia pada model pembelajaran kooperatif. Menurutt Margendoller (Ramadhan, 2009) menyatakan bahwa jika nilai rata-rata gain yang dinormalisasi dari pembelajaran lainnya, maka dikatakan bahwa pembelajaran tersebut lebih efektif dalam meningkatkan suatu kompetensi dibandingkan pembelajaran lain.

4) Menginterpretasikan skor rata-rata gain yang dinormalisasi dengan menggunakan Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Interpretasi Skor Rata-Rata Gain yang Dinormalisasi Nilai gKriteria

g ≥ 0,7 Tinggi

0,7 > g ≥ 0,3 Sedang g < 0,3 Rendah

Hake (Kurniawan, 2013)

3.9Pengujian Hipotesis

Perhitungan uji hipotesis atau uji beda dua rata-rata dimaksudkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara skor yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu uji statistik parametrik dan uji statistik non-parametrik. Untuk menentukan uji statistik yang tepat digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Berikut ini tahap-tahap yang dilakukan dengan menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data IBM SPSS Statistic 18.


(38)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolgomorov-Swirnov dengan taraf signifikansi (α = 0,05). Apabila nilai sig.> α maka HA diterima artinya data tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Varians Data N-Gain

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data-data yang didapat dari kedua kelompok memiliki kesamaan varians atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene Test (Test of Homogeneity of Variances) dengan taraf signifikansi (α = 0,05). Apabila nilai dari sig.> α maka HA diterima artinya varians untuk kedua data tersebut homogen.

c. Uji Hipotesis

1) Uji Statistik Parametrik

Uji statistik parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi statistik, yaitu jika terdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen. Untuk menguji hipotesis pada data statistik parametrik dapat menggunakan uji-t (t-test). Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig.< α, dengan α = 0,05 maka HA diterima.

2) Uji Statistik Non-parametrik

Jika distribusi datanya tidak memenuhi persyaratan uji parametrik, data terdistribusi tidak normal dan tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik non-parametrik. Uji statistik non-parametrik yang digunakan jika asumsi parametrik tidak terpenuhi adalah uji Mann-Whitney U. Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig < α, denganα = 0,05 maka HA diterima.

Alur pengolahan data untuk membuktikan hipotesis secara umum ditunjukan oleh Gambar 3.2.


(39)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Data

Uji Normalitas dan Homogenitas Varians

Uji-t

Kesimpulan

Uji Mann-Whitney U

Berdistribusi tidak normal dan tidak homogen

Berdistribusi normal dan homogen

Gambar 3.2 Alur Pengujian Hipotesis


(40)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS dapat lebih meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tanpa bantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan multimedia pembelajaran berbasis ITS pada model pembelajaran kooperatif dengan materi ajar gelombang cahaya, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk mengantisipasi ketidakterlaksanaan tahapan pembelajaran akibat terbatasnya waktu dan ketidaksiapan sarana maka pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian sebaiknya disimulasikan atau diujicobakan dahulu.

2. Guru hendaknya meningkatkan kemampuan dasar dalam mengelola kelas, menampilkan demonstrasi, menyampaikan pertanyaan arahan, memandu eksperimen dan diskusi, serta keterampilan memotivasi siswa

3. Pengembangan multimedia pembelajaran berbasis ITS perlu dikembangkan dalam bentuk soal konsep sehingga dapat lebih mengkonstruk pengetahuan siswa

4. Pengembangan software multimedia pembelajaran berbasis ITS perlu dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat menyajikan berbagai media seperti video, animasi, simulasi dalam satu paket dan dilaksanakan pembelajaran secara mastery learning (pembelajaran tuntas).


(41)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa


(42)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Aleven.et.al., 2009. A New Paradigm for Intelligent Tutoring Systems:Example-Tracing Tutors. Carnegie Mellon University, Pittsburgh, PA, US.

Anderson, Lorin W and Krathwohl, David R. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A revision of Bloom Taxonomy of Education Objectives). New York: Longman

Arikunto, Suharsimi.2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik.Jakarta:PT Asdi Mahasatya

Binanto, Iwan.2010. Multimedia Digital Dasar Teori

+Pengembangannya.Yogyakarta: Penerbit ANDI

Darmawan, Deni.2012. Teknologi Pembelajaran. Bandung : PT Ramaja Rosdakarya.

Gharehchopogh & Khalifelu.2011. Using Intelligent Tutoring Systems in Instruction and Education. Hacettepe University & IAU Branch of Shabestar.

Hamzah B. Uno. (2012). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

http://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/uji-perbedaan-t-test.pdf. [13 maret 2013]

http://ctat.pact.cs.cmu.edu/2013/Cognitive Tutor Authoring Tools.[10 Mei 2013] Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.


(43)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurniawan, Agus.2013. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan cmaptools dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan mempertahankan retensi siswa [tidak diterbitkan] Universitas Pendidikan Indonesia.

Lane, Chad. 2006. Intelligent Tutoring Systems: Prospects for Guided Practice and Efficient Learning. Institute for Creative Technologies University of Southern California. http://www.ict.usc.edu. lane @ ict.usc.edu

Lie, Anita. (2008). COOPERATIVE LEARNING Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia

Munawar, Indra.2009.Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi) [online]. Tersedia: http://indramunawar.blogspot.com. [12 Maret 2013].

Mishra And Sharma.2005. Interactive Multimedia in Education and Training. United States of America : Idea Group Publishing

Panggabean Luhut (2001). JICA: Individual Textbook Statistika Dasar.Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA-UPI.

Pramono, Gatot. 2008. Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran. PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DEPDIKNAS 2008 Ramadhan. 2009. Efektivitas Penggunaan Media Simulasi Virtual Pada Pembelajaran Konseptual Interaktif Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika dan Meminimalkan Miskonsepsi Siswa.Bandung [tidak diterbitkan] Universitas Pendidikan Indonesia

Rusman.2012.Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: mengembangkan profesionalisme guru abad 21.Bandung : Alfabeta.


(44)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Safnowandi. _____.Model Pembelajaran kooperatif [online]. Tersedia : http://safnowandi.wordpress.com [1April 2013]

Setiadi dan Agus.1997.Dasar-Dasar Pemrograman Software Pembelajaran. JICA: UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mepengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, Robert.E.2005. Cooperative Learning.Bandung:Nusa Media Sugiyono.2013.Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta

Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Thomas, Ruth.2001.Interactivity and Simulation in e-Learning. MultiVerse Publication. Farhan,Aby.2012.PenilaianmProses dan Hasil Belajar [online] Tersedia: http://www.abyfarhan.com. [12 Maret 2013]

Trianto.2007.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.


(1)

79

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data

Uji Normalitas dan Homogenitas Varians

Uji-t

Kesimpulan

Uji Mann-Whitney U

Berdistribusi tidak normal dan tidak homogen

Berdistribusi normal dan homogen

Gambar 3.2 Alur Pengujian Hipotesis


(2)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS dapat lebih meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tanpa bantuan multimedia pembelajaran berbasis ITS.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan multimedia pembelajaran berbasis ITS pada model pembelajaran kooperatif dengan materi ajar gelombang cahaya, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk mengantisipasi ketidakterlaksanaan tahapan pembelajaran akibat terbatasnya waktu dan ketidaksiapan sarana maka pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian sebaiknya disimulasikan atau diujicobakan dahulu.

2. Guru hendaknya meningkatkan kemampuan dasar dalam mengelola kelas, menampilkan demonstrasi, menyampaikan pertanyaan arahan, memandu eksperimen dan diskusi, serta keterampilan memotivasi siswa

3. Pengembangan multimedia pembelajaran berbasis ITS perlu dikembangkan dalam bentuk soal konsep sehingga dapat lebih mengkonstruk pengetahuan siswa

4. Pengembangan software multimedia pembelajaran berbasis ITS perlu dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat menyajikan berbagai media seperti video, animasi, simulasi dalam satu paket dan dilaksanakan pembelajaran secara mastery learning (pembelajaran tuntas).


(3)

95

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa


(4)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Aleven.et.al., 2009. A New Paradigm for Intelligent Tutoring Systems:Example-Tracing Tutors. Carnegie Mellon University, Pittsburgh, PA, US.

Anderson, Lorin W and Krathwohl, David R. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A revision of Bloom Taxonomy of Education Objectives). New York: Longman

Arikunto, Suharsimi.2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik.Jakarta:PT Asdi Mahasatya

Binanto, Iwan.2010. Multimedia Digital Dasar Teori +Pengembangannya.Yogyakarta: Penerbit ANDI

Darmawan, Deni.2012. Teknologi Pembelajaran. Bandung : PT Ramaja Rosdakarya.

Gharehchopogh & Khalifelu.2011. Using Intelligent Tutoring Systems in Instruction and Education. Hacettepe University & IAU Branch of Shabestar.

Hamzah B. Uno. (2012). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

http://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/uji-perbedaan-t-test.pdf. [13 maret 2013]

http://ctat.pact.cs.cmu.edu/2013/Cognitive Tutor Authoring Tools.[10 Mei 2013] Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.


(5)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurniawan, Agus.2013. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan cmaptools dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan mempertahankan retensi siswa [tidak diterbitkan] Universitas Pendidikan Indonesia.

Lane, Chad. 2006. Intelligent Tutoring Systems: Prospects for Guided Practice and Efficient Learning. Institute for Creative Technologies University of Southern California. http://www.ict.usc.edu. lane @ ict.usc.edu

Lie, Anita. (2008). COOPERATIVE LEARNING Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia

Munawar, Indra.2009.Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi) [online]. Tersedia: http://indramunawar.blogspot.com. [12 Maret 2013].

Mishra And Sharma.2005. Interactive Multimedia in Education and Training. United States of America : Idea Group Publishing

Panggabean Luhut (2001). JICA: Individual Textbook Statistika Dasar.Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA-UPI.

Pramono, Gatot. 2008. Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran. PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DEPDIKNAS 2008 Ramadhan. 2009. Efektivitas Penggunaan Media Simulasi Virtual Pada Pembelajaran Konseptual Interaktif Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika dan Meminimalkan Miskonsepsi Siswa.Bandung [tidak diterbitkan] Universitas Pendidikan Indonesia

Rusman.2012.Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: mengembangkan profesionalisme guru abad 21.Bandung : Alfabeta.


(6)

Dini Andriani, 2014

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan multimedia pembelajaran berbasis intelligent tutoring system terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Safnowandi. _____.Model Pembelajaran kooperatif [online]. Tersedia : http://safnowandi.wordpress.com [1April 2013]

Setiadi dan Agus.1997.Dasar-Dasar Pemrograman Software Pembelajaran. JICA: UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mepengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, Robert.E.2005. Cooperative Learning.Bandung:Nusa Media Sugiyono.2013.Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta

Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Thomas, Ruth.2001.Interactivity and Simulation in e-Learning. MultiVerse Publication. Farhan,Aby.2012.PenilaianmProses dan Hasil Belajar [online] Tersedia: http://www.abyfarhan.com. [12 Maret 2013]

Trianto.2007.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.