IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA.

(1)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Minanul Aziz 0909471

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Indonesia


(2)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2014

Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri

Melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan

Multimedia Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Oleh Minanul Aziz

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Minanul Aziz 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KOGNITIF SISWA SKRIPSI

oleh :

MINANUL AZIZ NIM 0909471

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Munir, M.IT. NIP. 196603252001121001

Pembimbing II,

Dr. Dedi Rohendi, M.T. NIP. 196705241993021001


(4)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom. NIP. 196711211991011001


(5)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KOGNITIF SISWA

Minanul Aziz NIM. 0909471

Pembimbing I : Munir, Prof. Dr. MIT. Pembimbing II : Dedi Rohendi, Dr. MT.

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Berdasarkan undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, telah disadari sepenuhnya penerimaan pengakuan bahwa saat ini sudah bukan masanya lagi mengandalkan pendekatan konvensional saja dalam menyelenggarakan suatu sistem pembelajaran. Telah dilakukan penelitian mengenai implementasi model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran untuk menguji seberapa jauh peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung, dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Pada kelompok eksperimen diterapkan model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran konvensional yang biasa digunakan di sekolah tersebut. Dari perbandingan rata-rata gain antara siswa kelas eksperimen sebesar 13,23 serta nilai <g> sebesar 0,33 pada klasifikasi sedang dan rata-rata gain kelas kontrol sebesar 4,71 dan nilai <g> sebesar 0,10 pada klasifikasi rendah, kemudian dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata serta pengujian hipotesis satu pihak dengan signifikansi 5% didapat hasil thitung 6,8 > ttabel 2,00 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan kontekstual berbantuan multimedia mendapatkan nilai rata-rata 3,78 dengan skor 75,78 yang menunjukkan hasil yang positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran di sekolah.


(6)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA


(7)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL AIDED CONTEXTUAL APPROACH THROUGH MULTIMEDIA LEARNING TO

IMPROVE STUDENT COGNITIVE LEARNING OUTCOMES

Minanul Aziz NIM. 0909471

1st Promotor : Prof. Dr. H. Munir, MIT 2nd Promotor : Dr. Dedi Rohendi, MT

Computer Science Education Program, FPMIPA UPI Abstract

Under the law on the national education system, has been fully realized acceptance acknowledgment that the current era is no longer relying on the conventional approach in implementing a learning system. Has conducted research on the implementation of inquiry learning model with contextual approach of multimedia assisted learning to test how far the increase in cognitive achievement of students on the subjects of Information Technology and Communication. The research was conducted on the students of class XI Public High School 13 Bandung, the research design Nonequivalent Control Group Design. In the experimental group applied model of inquiry learning with multimedia-assisted approach to contextual learning is applied while the control group used the conventional learning at the school. From the comparison of the average student gains between the experimental class at 13.23 and <g> value of 0.33 on the classification of moderate and average gain of 4.71 and a control class <g> value of 0.10 on the classification of low, then testing the difference of two on average and hypothesis testing of the party with the 5% significance results obtained tcount 6.8> 2.00 ttable so it can be concluded that there are significant differences in improvement of cognitive learning outcomes experimental class students who use inquiry learning model approach contextual control class that uses a conventional learning models. Students' response to inquiry learning model with multimedia-assisted contextual approach to obtain an average value of 3.78 with a score of 75.78 which indicates a positive result. It can be concluded that the model of inquiry learning through contextual approach can be used as an alternative to learning in school.


(8)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Batasan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

1.6 Definisi Operasional ... 10

1.7 Hipotesis Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 12

2.2 Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 17

2.3 Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan ... 18

2.4 Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 20

2.5 Teknologi Informasi dan Komunikasi Berbasis Komputer ... 23

2.6 Pembelajaran Berbantuan Komputer ... 28

2.7 Pengertian Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran ... 34


(9)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.8.1 Konsep Dasar Pembelajaran Inkuiri ... 36

2.8.2 Prinsip-prinsip penggunaan Pembelajaran Inkuiri ... 36

2.8.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri ... 37

2.8.4 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ... 41

2.9 Pendekatan Kontekstual ... 42

2.9.1 Konsep Dasar Pendekatan Kontekstual... 42

2.9.2 Karakteristik Pendekatan Kontekstual ... 43

2.9.3 Asas-asas Pembelajaran Kontekstual ... 43

2.10 Model Pembelajaran Inkuiri dengan Pendekatan Kontekstual Berbantuan Multimedia Pembelajaran ... 47

2.11 Multimedia Pembelajaran ... 49

2.5.1 Pengertian Multimedia Pembelajaran ... 49

2.5.2 Mekanisme Pemilihan Multimedia Pembelajaran ... 50

2.5.3 Konsep dan Karakteristik Multimedia Pembelajaran ... 50

2.5.4 Multimedia dalam Proses Pembelajaran ... 52

2.12 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 53

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran... 56

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 58

3.3 Populasi dan Sampel ... 59

3.4 Perangkat Pembelajaran ... 59

3.5 Instrumen Penelitian ... 60

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 61

3.7 Uji Coba Instrumen ... 63

3.7.1. Validitas ... 64

3.7.2. Reliabilitas ... 64


(10)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.4. Daya Pembeda ... 65

3.8 Hasil Uji Coba Instrumen ... 66

3.8.1. Analisis Uji Validitas ... 67

3.8.2. Analisis Uji Reliabilitas ... 68

3.8.3. Analisis Indeks Kesukaran ... 68

3.8.4. Analisis Daya Pembeda ... 69

3.9 Analisis Data ... 70

3.9.1. Uji Normalitas Distribusi ... 70

3.9.2. Uji Homogenitas ... 72

3.9.3. Uji Perbedaan Dua Rerata ... 72

3.9.4. Analisis Indeks Gain... 73

3.9.5. Angket ... 74

3.9.6. Lembar Observasi ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran Sebagai Alat Bantu pada Model Pembelajaran Inkuiri melalui Pendekatan Kontekstual ... 76

4.2 Pelaksanaan Penelitian ... 88

4.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 89

4.3.1 Analisis Data Nilai Pretes dan Postes ... 89

4.3.2 Analisis Indeks Gain ... 98

4.4 Sikap Siswa terhadap Model Pembelajaran Inkuiri melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan Multimedia Pembelajaran ... 99

4.5 Pembahasan ... 101

4.5.1 Pelaksanaan Pembelajaran ... 101


(11)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.5.3 Sikap Siswa terhadap Model Pmebelajaran Inkuiri melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan Multimedia Pembelajaran ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 116 5.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(12)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan juga diterapkan dalam berbagai bidang kegiatan. Robertson (dalam Isjoni, 2008:76) mengatakan teknologi informasi dan komunikasi digunakan dalam hampir semua aspek kehidupan dan pengaruhnya diperkirakan akan membawa dampak yang lebih besar terhadap dunia yang akan datang, memberikan kecepatan dalam memperoleh dan mengolah informasi, sehingga mampu membantu menetapkan keputusan yang lebih cepat dan tepat.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, sejak lama telah dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Seperti penemuan mesin cetak, video, film, televisi, radio, komputer telah dimanfaatkan dalam proses pendidikan (Darmawan, 2012:50). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan, meskipun pada hakikatnya tidak diciptakan khusus untuk keperluan pendidikan.

Dalam Undang–Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan undang-undang di atas, menurut Darmawan (2012:52) telah disadari penerimaan pengakuan bahwa saat ini sudah bukan masanya lagi mengandalkan pendekatan konvensional saja dalam menyelenggarakan suatu sistem pembelajaran. Bagaimanapun juga transformasi pembelajaran dengan mendayagunakan kemajuan teknologi pendidikan akan lebih memotivasi siswa.


(13)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun, hal yang paling utama dari pemanfaatan teknologi pendidikan adalah proses belajar mengajarnya itu sendiri, di samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar mengajar itu. Suatu proses belajar mengajar di sekolah memerlukan hubungan manusia dengan manusia dan sentuhan guru dengan siswanya. Dalam kenyataannya, tidak semua guru memiliki penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, termasuk pemanfaatannya dalam pembelajaran. Perlu ada penekanan kepada para guru agar memilki kemampuan menggunakan teknologi dalam pembelajaran (Darmawan, 2012:57).

Gagne (dalam Komalasari, 2011:2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja). Keberhasilan tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang terjadi di sekolah. Hal ini dapat ditunjukkan salah satunya dari hasil belajar yang diperoleh siswa.

Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Proses belajar dan pembelajaran memerlukan masukan dasar (raw input) yang merupakan bahan pengalaman belajar dalam proses belajar-mengajar (learning teaching process) dengan harapan berubah menjadi keluaran (output) dengan kompetensi tertentu.

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu dilakukan pembagian jenis mata pelajaran di sekolah dengan baik mengingat banyaknya bidang kajian ilmu yang ada. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (2006:211) menyatakan bahwa:

Memasuki abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan pesat yang dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa material mikroelektronika. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini banyak tergantung kepada teknologi informasi dan komunikasi. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan tersebut.


(14)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat diambil kesimpulan dari pernyataan di atas bahwa mempelajari teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu hal yang penting. Maka yang harus diperhatikan dari proses belajar adalah hasil belajar itu sendiri sebagai indikator berhasil tidaknya pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan pengalaman penulis selama menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di Bandung, realita proses belajar mengajar mata pelajaran masih berpusat pada guru, sehingga kemampuan pemahaman siswa terhadap suatu materi tidak berkembang, hanya sebatas menerima pelajaran tanpa mampu memahami apa yang telah dipelajari.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Imanuddin (2013:2) di sebuah sekolah menengah di Cirebon menunjukkan hasil belajar rata-rata siswa masih di bawah standar kelulusan pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai sampel melihat hasil dalam Ujian Akhir Semester Ganjil hanya 4 siswa yang lulus dari 35 siswa pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Juga berdasarkan hasil wawancara oleh Vaika (2012:4) terhadap seorang guru SMA Negeri di Sumatera Selatan, didapatkan fakta bahwa hasil belajar terutama pada ranah kognitif sangatlah rendah yaitu hanya berkisar 30% dari seluruh siswa di kelas yang memiliki nilai mencapai KKM. Hal ini disebabkan diantaranya karena guru di sekolah tersebut masih menggunakan metode pembelajaran praktikum dengan ceramah dalam pembelajaran TIK di sekolah.

Bloom (dalam Sanjaya, 2008:22) mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis serta faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.


(15)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kualitas pengajaran seorang guru di sekolah sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kekeliruan yang dilakukan oleh guru antara lain adalah guru tidak berusaha untuk mengetahui kemampuan awal siswa, serta guru tidak pernah mengajak berpikir siswa. Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi melatih kemampuan siswa untuk berpikir, menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah (Sanjaya, 2006:93). Pada kenyataannya di lapangan, masih banyak guru yang memakai model pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran terhadap siswanya, sehingga diperlukan suatu perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang selama ini masih banyak dilakukan di sekolah-sekolah dengan maksud agar hasil belajar siswa juga bisa meningkat.

Pada dasarnya model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Komalasari, 2011:57). Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran yang ada saat ini sudah sangat bervariasi, seperti model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran konstruktivisme, model pembelajaran inkuiri, dan lain-lain.

Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran berdasarkan pendekatan konstruksivisme yang merupakan salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses memperoleh pengetahuan diawali dengan terjadinya konflik kognitif, yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (Komalasari, 2011:169). Pada akhir proses belajar, pengetahuan


(16)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalamannya dari hasil interaktif dengan lingkungannya.

Model pembelajaran inkuiri ini dalam pelaksanaannya melalui beberapa tahap pembelajaran. Terdiri dari enam tahap yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Guru hanya sebagai fasilitator, guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan.

Beberapa jurnal penelitian yang relevan terkait dengan model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut :

 Panasan, M dan Nuangchalerm P (2010) menunjukkan pada penelitiannya bahwa perencanaan untuk pelaksanaan aktivitas pembelajaran berbasis inkuiri dalam pembelajaran sains memiliki efisiensi yang meningkat sebesar 87,58/78,64. Sehingga keduanya menarik kesimpulan bahwa “The plans for organization of inquiry-based learning activities were appropriately efficient and effective”.

 Hanaueur, D, dkk (2006) menyimpulkan dalam penelitiannya tentang

belajar dengan pembelajaran inkuiri bahwa “Working in research laboratories to generate new scientific information can give high school students a taste of real scientific investigation”. Kesimpulannya adalah bahwa dengan pembelajaran inkuiri, siswa dapat merasakan sebuah pembelajaran yang nyata dan mendapatkan pengetahuan yang baru.

De Jong, T (2006) menyatakan bahwa “Computer simulations enhance

inquiry based learning in which students actively discover information--by allowing scientific discovery within a realistic setting”. Simulasi


(17)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komputer meningkatkan pembelajaran berbasis inkuiri di mana siswa aktif menemukan informasi dengan memungkinkan penemuan ilmiah dalam pengaturan yang realistis.

 Pratomo (2012) menunjukkan pada penelitiannya bahwa kemampuan siswa SMP pada mata pelajaran IPA meningkat setelah diberikan model pembelajaran Inkuiri.

 Yuliana (2013) mendapat kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri menggunakan media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap sikap ilmiah, hal ini dapat diketahui dari adanya peningkatan sikap ilmiah berdasarkan pretest dan postest, hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan hasil observasi sikap ilmiah siswa, dan hasil analisis regresi sikap ilmiah yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajarnya.

Penelitian ini juga memakai pendekatan pembelajaran untuk menunjang model pembelajaran yang dipakai, yaitu pendekatan kontekstual. Komalasari (2011:54) mengelompokkan pendekatan pembelajaran menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan kontekstual dan konvensional. Pendekatan kontekstual menempatkan siswa dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajrai dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peran guru. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual, yaitu modelling (pemusatan perhatian, motivasi, pengarahan, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengonstruksi konsep-aturan,),


(18)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reflection (review, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktivitas siswa).

Dalam sebuah penelitian terkait pendekatan kontekstual yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

 Puspitasari (2008) mendapat kesimpulan bahwa Temuan I menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas belajar pada setiap pertemuan secara bertahap yaitu 10, 47, 52 dan 89% (siklus 1) serta 100% (siklus 2) pada sebuah Madrasah Aliyah di Palu.

 Sudarisman (2003) menunjukkan terjadi peningkatan pembelajaran siswa pada mata pelajaran Biologi dengan pengimplementasian pendekatan kontekstual di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di Karanganyar.

 Gita, N (2007) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar matematika dengan implementasi pendekatan Nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada skala sebelas pada akhir siklus I adalah 6,29 dan pada akhir siklus II reratanya 7,45. Jadi terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II.

Dalam proses belajar mengajar, guru diminta untuk membuat siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Pemakaian media-media tertentu akan sangat membantu dalam pencapaian hal tersebut. Media juga dapat membantu kerja guru dalam proses penyampaian materi kepada siswa. Menurut Jacobs dan Shade (Munir, 2008:189) daya ingat orang yang hanya membaca saja memberikan persentase terendah, yaitu 1%. Daya ingat ini dapat ditingkatkan hingga 25%-30% dengan bantuan media lain, seperti televisi. Daya ingat makin meningkat dengan penggunaan media 3 dimensi seperti multimedia, hingga 60%. Ditemukan pula, bahwa multimedia memiliki kemampuan menampilkan konsep 3D (tiga dimensi) secara efisien dan efektif dengan kurikulum pembelajaran yang dirancang secara sistematik, komunikatif dan interaktif sepanjang proses pembelajaran.


(19)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun jurnal penelitian yang relevan dalam hal pemakaian multimedia adalah sebagai berikut :

 Kerr, A (2000) yang menyatakan bahwa “New media/multimedia may provide a new means to preserve the diversity of cultural identities in an increasingly global media environment”. Media baru/multimedia dapat memberikan cara baru untuk melestarikan keragaman identitas budaya dalam lingkungan media yang semakin global.

 Roccetti, M, dkk (2001) menyatakan “Contrariwise, new-generation distance learning software tools should be able to exploit adaptive mechanisms, Web technologies, and networked multimedia and simulation in order to drive each different student through his/her personalized learning path”. Multimedia jaringan dapat digunakan agar perbedaan jarak siswa tidak menghambat pembelajaran.

 Budhu, M (2001) mengindikasikan “that simulations can significantly enhance the presentation of some topics and improve learning and retention”. Simulasi yang secara signifikan dapat meningkatkan presentasi beberapa topik dan meningkatkan pembelajaran dan retensi. Beberapa manfaat dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah mengurangi verbalism guru dan memperbesar perhatian siswa dalam proses belajar mengajar. Pemilihan media pembelajaran harus dipikirkan oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah dengan tujuan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat dipilih untuk berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik agar siswa memberikan perhatian terhadap proses pembelajaran adalah multimedia.

Berdasarkan seluruh hasil studi tersebut, penulis meyakini bahwa model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran dapat pula digunakan untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa karena dalam proses pembelajarannya siswalah yang harus aktif


(20)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan pengetahuan mereka, bukan guru ataupun orang lain, yang disertai dengan bantuan multimedia pembelajaran. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengembangan multimedia sebagai alat bantu model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual?

2. Apakah hasil belajar kognitif siswa antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran lebih meningkat daripada siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional ?

3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran ?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari agar masalah tidak terlalu luas dan menyimpang, maka masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut:

1. Pengembangan multimedia sebagai alat bantu model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual ditunjukkan dari adanya bantuan multimedia dalam tiap tahap pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual di kelas eksperimen. Proses pengembangan multimedia terdiri dari lima tahap, yaitu tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan penilaian. Adapun model multimedia yang dipakai pada penelitian ini adalah model


(21)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tutorial, yaitu proses pembelajaran dengan multimedia yang berisikan materi pelajaran. Materi pelajaran yang dibuat yaitu tentang Microsoft Excel 2007. 2. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa diindikasikan oleh peningkatan

skor gain yang dinormalisasi dari nilai pretes terhadap nilai postes siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran.

3. Penelitian ini meneliti hasil belajar kognitif yang meliputi aspek recall/ingatan (C1), aspek comphrehension/pemahaman (C2), dan Application/penerapan (C3) disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dibahas.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengembangan multimedia sebagai alat bantu pembelajaran model pembelajaran Inkuiri melalui pendekatan kontekstual.

2. Apakah peningkatan hasil belajar kognitif siswa antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran lebih baik daripada siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional.

3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yang diantaranya adalah :


(22)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah, khususnya siswa yang mengalami kesulitan dalam masalah belajar.

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan model mengajar alternatif dan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang baik dan berguna bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian, rujukan, atau pembanding bagi penelitian yang sedang atau akan dilakukan.

1.6 Definisi Operasional

Sesuai dengan judul penelitian, terdapat istilah-istilah yang perlu diberikan penjelasan untuk menyamakan persepsi terhadap istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang berasas kontruksivisme yang memungkinkan siswa mengkonstruksi sendiri pemikirannya. Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran inkuiri melalui tahap-tahap pembelajaran yang terdiri dari enam tahap yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.

2. Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi


(23)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.

3. Mutimedia Pembelajaran

Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai gabungan berbagai media yang dapat merangsang daya berpikir siswa dalam proses pembelajaran yang dapat berupa audio, video, teks, animasi dan sebagainya. Pengembangan multimedia didasarkan pada metode pengembangan multimedia yang diadopsi dari Munir (2008:195), yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.

4. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Berdasarkan Taksonomi Bloom, hasil belajar kognitif mencakup enam aspek yang terdiri dari Recall/Ingatan (C1), Comphrehension/Pemahaman (C2), Application/Penerapan (C3), Analysis/Analisis (C4), Synthesis/Sintesis (C5), Evaluation/Evaluasi (C6) (Sanjaya, 2008:126).

5. Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Sikap berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam.

1.7 Hipotesis Penelitian

Setelah melakukan kajian teori, maka didapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 Hasil belajar ranah kognitif setelah diterapkan model pembelajaran

Inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran lebih meningkat daripada model pembelajaran konvensional.


(24)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Adapun metode pengembangan multimedia pembelajaran seperti yang dikemukakan Munir (2008:195) terdiri dari lima tahap sebagai berikut :

1. Tahap Analisis

Dalam pengembangan multimedia, pertama-tama yang penulis lakukan adalah mengumpulkan berbagai informasi terkait pembuatan multimedia seperti kurikulum yang digunakan dengan cara mewawancarai guru mata pelajaran, mencakup tujuan pembelajaran, pokok materi, pokok bahasan, dan subpokok bahasan, sarana, dan waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran. Analisis kurikulum dilakukan untuk mengetahui tentang kurikulum yang dipakai di sekolah tempat penelitian dilaksanakan, hal ini berkaitan dengan mata pelajaran serta materi yang akan dimasukkan ke dalam multimedia. Kemudian juga diperlukan analisis karakteristik siswa untuk mengetahui tentang kebutuhan siswa. Hal ini menyangkut bagaimana menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik.

2. Tahap Desain

Langkah selanjutnya yang dilakukan penulis dalam pengembangan multimedia adalah mendesain unsur-unsur yang diperlukan dalam pembuatan multimedia mulai dari perancangan yang meliputi pembuatan data flow diagram (diagram alur data), carta alir (flowchart), papan cerita (storyboard), tampilan, kesesuaian multimedia dengan materi dan tahap-tahap model pembelajaran yang dipakai. Namun, tidak semua alur dalam model pembelajaran terdapat dalam multimedia ini karena multimedia ini hanya sebagai alat bantu pembelajaran saja.


(25)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data flow diagram adalah gambaran mengenai alur data dari program yang akan dibuat, di dalamnya terdapat alur dari pengguna terhadap sistem yang ada dalam program. Flowchart adalah penggambaran menyeluruh mengenai alur program yang dinuat dengan simbol-simbol tertentu. Dengan flowchart, alur program mulai dari awal sampai akhir dapat tergambarkan secara utuh. Sedangkan Story board pada dasarnya merupakan pengembangan dari flowchart. Flowchart hanya berisi garis besar isi pada setiap alur dari awal sampai selesai, dan story board merupakan penjelasan lebih lengkap dari setiap alur yang terdapat pada flowchart.

3. Tahap Pengembangan

Setelah melakukan analisis kebutuhan dan desain pembuatan multimedia ditentukan, langkah berikutnya adalah pengembangan dari papan cerita, carta alir, aturcara, yang telah dibuat. Di dalamnya terdapat proses pembuatan antarmuka multimedia, penyediaan grafik, suara, video, animasi dan pengintegrasian sistem. Hal lain yang dilakukan pada tahap ini adalah pengintegrasian satu bagian sistem dengan lainnya seperti memasukkan teks, suara, audio, video, grafik dan animasi yang akan dituangkan ke dalam multimedia pembelajaran.

4. Tahap Implementasi

Setelah selesai, tahap berikutnya setelah tahap pengembangan adalah pengimplementasian multimedia kepada beberapa siswa dan guru untuk selanjutnya diujicoba. Setelah pengembangan software selesai, maka penilaian terhadap unit-unit software multimedia. Penerapan multimedia yang dilakukan untuk mengetahui hasil multimedia yang telah dibuat. Diharapkan ada masukan-masukan dari siswa dan guru untuk perbaikan multimedia selanjutnya. Sehingga nantinya multimedia tersebut dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran.


(26)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penerapan multimedia kepada beberapa siswa dan guru selanjutnya penulis akan memperbaiki berdasarkan penilaian siswa dan guru tersebut. Penilaian juga dilakukan kepada beberapa ahli multimedia untuk mengetahui kelayakan dari multimedia yang telah dibuat. Selanjutnya apabila ada hal-hal yang masih belum sesuai maka dilakukan revisi agar multimedia tersebut dapat dinyatakan layak dan baik digunakan sebagai alat bantu pembelajaran.

Berdasarkan tahapan-tahapan di atas, maka dapat digambarkan mengenai hubungan dari masing-masing tahap ke dalam sebuah daur ulang hidup (life cycle) menurut Munir (2008:196) sebagai berikut :

Gambar 3.1

Daur Ulang Hidup Pengembangan Multimedia 3.2 Metode dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Kuasi eksperimen merupakan pengembangan dari eksperimen


(27)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

murni. Kuasi ekperimen dimaksudkan untuk meneliti beberapa variabel yang diperlukan saja. Penelitian ini dilakukan untuk memungkinkan pemberian perlakuan dalam satu kelompok belajar yang sudah terbentuk.

Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design. Pada desain ini pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dilakukan secara random. Penelitian ini dilakukan pada satu kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran dan kelas kontrol yang diberi model pembelajaran konvensional. Sebelum dimulai pembelajaran, masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan soal pretes terlebih dulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dan pada akhir pembelajaran, masing-masing kelas diberi postes untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.

Berikut ini adalah desain penelitian non equivalent control group design menurut Sugiyono (2012:116) :

O1 X O2

O1 O2

Gambar 3.2

Desain Penelitian Non Equivalent Control Group Design

Keterangan :

O1 = Pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol

X = Perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran O2 = Postes kelas eksperimen dan kelas kontrol

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 13 Bandung tahun pelajaran 2013/2014. Dikarenakan tidak mungkin untuk meneliti semua yang ada di populasi, maka diambil suatu sampel.


(28)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Untuk pengambilan sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposif sampling, yaitu teknik penentuan sampel didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu (Arikunto, 2010:183). Untuk memenuhi hal tersebut, peneliti menanyakan kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan.

3.4 Perangkat Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk tiga pertemuan, dimana masing-masing kelas, dimana untuk kelas kontrol tiga pertemuan dengan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen tiga pertemuan dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk dijadikan kerangka acuan untuk melakukan kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran dan juga evaluasi pembelajaran.


(29)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Soal Pretes dan Postes

Soal merupakan perangkat pembelajaran yang memberikan hasil akhir berupa nilai siswa. Nilai ini sebagai representasi dari ketercapaian tujuan dan target pembelajaran. Soal ini akan diberikan pada awal berupa soal pretes dan pada akhir pembelajaran berupa soal postes. Masing-masing soal berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 30 soal.

c. Multimedia Pembelajaran

Dalam penelitian ini, multimedia pembelajaran dikembangkan sebagai alat bantu pembelajaran pada kelas eksperimen saja yang berisi tahap-tahap model pembelajaran. Adapun tahapan pengembangan multimedia telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan untuk kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional tanpa menggunakan alat bantu pembelajaran.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat evaluasi hendaknya dapat mengukur keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur nilai variabel yang akan diteliti dengan cara dan aturan-aturan tertentu. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan non tes. Adapun penjelasan mengenai masing instrumen adalah sebagai berikut :

1. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif siswa. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes soal pilihan ganda berjumlah 30 soal, dimana jumlah soal yang ada mengacu pada hasil belajar ranah kognitif kemampuan ingatan (C1),

pemahaman (C2), dan aplikasi (C3) disesuaikan dengan indikator pembelajaran.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes dalam penelitian ini memakai angket dan juga lembar observasi. Penjelasan mengenai keduanya adalah sebagai berikut :


(30)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Angket

Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang responden ketahui (Arikunto, 2010:194). Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran. Adapun model skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap Likert yang berisi pilihan jawaban dari setiap pernyataan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Angket dalam penelitian ini terdiri dari 22 pernyataan yang terdiri dari 11 pernyataan bersifat positif dan 11 pernyataan yang bersifat negatif. Masing-masing pernyataan disusun berdasarkan indikator terhadap model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran. Terdapat lima indikator yang terbagi pada masing-masing pernyataan.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan lembar yang berisi daftar kegiatan pembelajaran yang perlu diisi oleh seorang observer. Lembar observasi ini dibuat untuk mengamati secara langsung keterlaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui persentase keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Membuat rancangan penelitian b. Membuat proposal penelitian.


(31)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Perizinan penelitian.

d. Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran. e. Menyusun instrumen penelitian.

Penyusunan instrumen terdiri dari soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian, termasuk juga pembuatan multimedia pembelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian di kelas.

f. Judgement

Judgement atau penilaian ini dilakukan untuk menguji kelayakan instrumen penelitian. Judgment ini diajukan kepada dosen pendidikan ilmu komputer sebanyak dua orang.

g. Melakukan uji coba instrumen

Hal ini diperlukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda instrumen yang dibuat.

h. Melakukan revisi atau perbaikan instrumen

Hal ini dilakukan jika dari uji coba instrumen ada kekurangan berdasarkan hasil dari uji coba instrumen berupa validitas dan reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Memberikan perlakuan berupa pengimplementasian model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual kepada kelas eksperimen.

c. Memberikan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran.

d. Memberikan angket pada kelas eksperimen.

3. Tahap Analisis Data


(32)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengolah dan menganalisis data hasil nilai postes yang meliputi analisis uji normalitas, homogenitas, uji dua rerata, dan indeks gain. b. Menganalisis hasil penelitian.

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

a. Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan

b. Membuat saran.

Berikut ini adalah gambar alur prosedur penelitian yang dilakukan berdasar langkah-langkah di atas:

perbaikan Membuat rancangan

penelitian beserta proposal Perizinan penelitian Menyiapkan RPP dan skenario

Menyusun instrumen

Mengolah dan menganalisis data

Merumuskan kesimpulan Kelas eksperimen

pretes

postes Memberikan

Kelas kontrol pretes

postes Judgement


(33)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3

Gambar Alur Penelitian 3.7 Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen yang dilakukan adalah untuk mengetahui kesesuaian instrumen dengan indikator pada pembelajaran. Pembuatan instrumen yang baik hendaknya memperhatikan beberapa kriteria. Kriteria yang harus dipenuhi meliputi tes validitas, tes reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda.

3.7.1 Validitas

Validitas sebuah instrumen dikatakan baik jika hasilnya sesuai dengan kriterium yang ada (Arikunto, 2012:85). Adapun rumus yang dipakai untuk menguji validitas pada penelitian ini adalah

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan :

: koefesien validitas

: jumlah siswa

∑ : jumlah skor total soal dikalikan jumlah skor total siswa ∑ : jumlah skor total soal

∑ : jumlah skor total siswa

∑ : jumlah skor total soal dikuadratkan ∑ : jumlah skor total siswa dikuadratkan

Adapun kriteria koefesien validitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Instrumen

Membuat saran Menyusun laporan


(34)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 < rxy≤ 1,00 sangat tinggi

0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy≤ 0,60 Sedang

0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy≤ 0,20 Sangat rendah

3.7.2 Reliabilitas

Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas pada penelitian ini yang berupa soal tipe pilihan ganda adalah rumus KR-20 :

Keterangan :

: koefisien reliabilitas alat evaluasi

n : banyak butir soal

: proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-i

: proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i, jadi

: varians skor total

Berikut ini adalah derajat reliabilitas untuk instrumen penelitian:

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Derajat Reliabilitas

≤ 0,20 Sangat Rendah

0,21 < ≤ 0,40 Rendah

0,41 < ≤ 0,60 Sedang

0,61 < ≤ 0,80 Tinggi

0,81 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi


(35)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Derajat kesukaran dihitung menggunakan rumus :

Keterangan:

P = indeks intensitas

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Berikut ini adalah klasifikasi indeks kesukaran soal:

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Instrumen

Indeks Kesukaran Klasifikasi

IK = 0,00 Terlalu Sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,31 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah

3.7.4 Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda menggunakan rumus :

(Arikunto, 2012:228) Keterangan :

Indeks Daya Pembeda

Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar Banyaknya peserta tes kelompok atas

Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4


(36)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indeks daya Pembeda Klasifikasi

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

3.8 Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang telah disusun, sebelum digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dipertimbangkan kemudian diuji coba. Judgement instrumen soal peneliti lakukan pada dua dosen jurusan pendidikan ilmu komputer Universitas Pendidikan Indonesia. Hasilnya, terdapat beberapa perbaikan dalam penulisan saja, namun sudah bisa digunakan untuk penelitian. Instrumen yang telah dipertimbangkan selanjutnya dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan pada tanggal 7 April 2014 di kelas XII yang telah mendapat materi terlebih dahulu di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung Propinsi Jawa Barat yang merupakan sekolah dimana penelitian dilakukan.

Pada penelitian ini digunakan instrumen tes belajar ranah kognitif yang diuji coba sebanyak 30 butir soal pilihan ganda untuk pretes dan 30 soal pilihan ganda untuk postes dengan kelas yang berbeda. Data hasil uji coba instrumen tes ranah kognitif kemudian dianalisis yang meliputi uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen soal yang diujikan sudah bisa digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

3.8.1 Analisis Uji Validitas

Berikut ini adalah tabel perhitungan tes analisis uji validitas instrumen soal pretes.


(37)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kategori

Validitas Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Tinggi 1 27

Tinggi 13 1, 3, 6, 7, 10, 16, 17, 19, 21, 23,

26, 29, 30

Cukup 9 4, 5, 8, 12, 14, 18, 20, 22, 24

Rendah 7 2, 9, 11, 13, 15, 25, 28

Sangat Rendah - -

Dari hasil uji validitas di atas diketahui bahwa untuk soal pretes terdapat 1 soal yang memiliki validitas sangat tinggi, 13 soal tinggi, 19 soal cukup dan 7 butir soal bervaliditas rendah. Dan berikut ini adalah tabel hasil perhitungan analisis uji validitas dari instrumen soal postes.

Tabel 3.6 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Instrumen Postes Kategori

Validitas Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Tinggi 2 26, 27

Tinggi 8 1, 3, 6, 10, 17, 21, 29, 30

Cukup 12 4, 5, 7, 8, 14, 16, 19, 20, 22, 23, 24, 28

Rendah 6 2, 11, 12, 15, 18, 25

Sangat Rendah 2 9, 13

Sedangkan untuk soal postes terdapat 2 butir soal memiliki validitas sangat tinggi, 8 soal tinggi, 12 soal cukup, dan 6 butir soal validitas rendah serta 2 soal lagi memiliki validitas sangat rendah. Untuk 2 butir soal yang memiliki validitas sangat rendah tidak digunakan sebagai instrumen dan setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing, maka dilakukan perbaikan terhadap soal yang memiliki validitas sangat rendah.


(38)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R20 diperoleh koefisien korelasi hasil uji coba tes hasil belajar ranah kognitif untuk soal pretes adalah r11 = 0,908. Sedangkan koefisien korelasi hasil uji

coba tes hasil belajar kognitif untuk soal postes adalah r11 = 0,904. Dari hasil

perhitungan tersebut menunjukkan kriteria reliabilitas tes soal pretes dan postes berada pada kategori sangat tinggi.

3.8.3 Analisis Indeks Kesukaran

Hasil analisis indeks kesukaran instrumen soal pretes yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal Instrumen Pretes Kategori Indeks

Kesukaran Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Sukar - -

Sukar 1 11

Sedang 22 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 21, 24, 25, 28,30

Mudah 7 19, 20, 22, 23, 26, 27, 29

Sangat Mudah - -

Dari hasil analisis tingkat kesukaran terhadap soal pretes siswa di atas diperoleh keterangan bahwa untuk soal pretes terdapat 1 butir soal dengan tingkat sukar yaitu no. soal 11, 22 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 7 butir soal dengan tingkat kesukaran mudah.

Berikut ini adalah tabel hasil uji indeks kesukaran dari soal postes.

Tabel 3.8

Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal Instrumen Postes


(39)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kesukaran

Sangat Sukar - -

Sukar 2 11, 13

Sedang 16 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 15, 16, 18, 21, 24, 25, 28

Mudah 12 3, 7, 10, 17, 19, 20, 22, 23, 26, 27,

29,30

Sangat Mudah - -

Sedangkan hasil analisis tingkat kesukaran untuk soal postes didapat keterangan bahwa terdapat 2 butir soal dengan tingkat kesukaran sukar, 16 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 12 butir soal memiliki tingkat kesukaran mudah.

3.8.4 Analisis Daya Pembeda

Rekapitulasi analisis daya pembeda untuk tiap butir soal instrumen pretes dan postes ditunjukan pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9

Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Instrumen Instrumen Pretes Kategori Daya

Pembeda

Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Jelek/Dibuang - -

Jelek 4 9, 15, 20, 25

Cukup 21 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 27,

28, 29

Baik 5 6, 21, 26, 27, 30


(40)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari perhitungan uji daya pembeda soal pretes diperoleh hasil terdapat 5 butir soal berdaya pembeda baik, 21 soal cukup dan 4 butir soal yang memiliki daya pembeda jelek.

Tabel 3.10

Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Instrumen Instrumen Postes

Kategori Daya Pembeda Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Jelek/Dibuang - -

Jelek 3 9, 13, 18

Cukup 24 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12,

14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30

Baik 3 6, 21, 26

Sangat Baik - -

Sedangkan hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap instrumen soal postes terdapat 2 soal memiliki daya pembeda baik, 24 soal dengan daya pembeda cukup dan 3 butir soal yang berdaya pembeda jelek.

3.9 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif yang diperoleh dari perhitungan hasil tes pretes dan postes serta data kualitatif yang diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada siswa serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Berikut ini macam-macam perhitungan yang dipakai dalam penelitian ini :

3.9.1 Uji Normalitas Distribusi

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh. Melalui uji normalitas peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang diambil mewakili populasi ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan pada data skor pretes danpostes masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(41)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika data dinyatakan berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan uji homogenitas, namun jika tidak maka akan dilakukan uji non parametrik. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Kuadrat.

Langkah-langkah penyelidikan distribusi normal adalah sebagai berikut: 1) Mencari rentang (R)

R = skor tertinggi – skor terendah

2) Menentukan banyaknya kelas (BK) interval BK = 1 + 3,3 log n (Sudjana 2002: 47) 3) Menentukan rentang interval (P)

̅ Keterangan

P = rentang interval R = rentang

BK = banyak kelas

4) Membuat daftar distribusi frekuensi 5) Menghitung mean

̅

6) Menghitung simpangan baku (S)

7) Membuat tabel distribusi nilai yang diperlukan dalam chi-kuadrat 8) Batas kelas interval

9) Nilai baku Z score

̅ (Sudjana, 2002:99)

10)Mencari harga frekuensi harapan (fe) 11)Menentukan chi kuadrat (χ2)


(42)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan: : Chi-kuadrat

Oi : Frekuensi pengamatan Ei : Frekuensi yang diharapkan

12)Tentukan nilai χ2 dari daftar chi kuadrat (nilai tabel) dan menentukan nilai normalitas.

 Bila χ2

hitung < χ2tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel

berdistribusi normal.

 Bila χ2

hitung > χ2tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel tidak

berdistribusi normal.

3.9.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memilki penguasaan yang relatif sama. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1) Menentukan varians masing-masing kelas. 2) Rumus yang digunakan adalah

Dimana s2b = variansi yang lebih besar s2k = variansi yang lebih kecil

Dan derajat kebebasan : v = (ni– 1) ; n = banyaknya sampel

3) Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah variansi homogen atau tidak adalah dengan membandingkan F hitung dengan nilai F tabel

apabila F hitung< F tabel, maka variansi homogen dan apabila F hitung >F tabel maka data tidak homogen.


(43)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.9.3 Uji Perbedaan Dua Rerata

Apabila data sudah dinyatakan berdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya dilakukan uji perbedaan dua rerata terhadap hasil tes kemampuan akhir siswa. Pengujian ini sendiri dilakukan dengan menggunakan uji-t. Berikut ini adalah rumus uji-t menurut Sudjana (2002: 239):

̅ ̅ √ Keterangan :

t = koefisien t ̅ = mean sampel 1 ̅ = mean sampel 2 = simpangan baku

n1 = jumlah sampel kelompok 1

n2 = jumlah sampel kelompok 2

Setelah mendapatkan hasil dari uji-t kemudian melakukan pengujian terhadap hasil nilai kemampuan akhir siswa dengan melihat perbandingan nilai thitung dengan ttabel. Dengan keterangan jika thitung < ttabel maka Ho ditolak dan apabila thitung > ttabel maka H1 diterima.

3.9.4 Analisis Indeks Gain

Hasil dari tes yang dilakukan kemudian ditentukan besarnya gain dengan perhitungan sebagai berikut :

G = skor postes – skor pretes

Peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran dicari dengan menghitung rata–rata gain yang dinormalisasi. Menurut Hake R.R (dalam Suherman,1990) rumus yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi adalah :


(44)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah nilainya sudah diketahui, kemudian bandingkan dengan nilai interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi sebagai berikut.

Tabel 3.11

Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Klasifikasi

Tinggi

Sedang

Rendah

Setelah nilai rata-rata gain yang dinormalisasi untuk kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh, maka selanjutnya dapat dibandingkan untuk melihat peningkatan antara hasil belajar ranah kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

3.9.5 Angket

Setelah angket siswa terkumpul, dilakukan penskoran terhadap angket tersebut. Menurut Sugiyono (2013:135) pembobotan untuk data kualitatif dengan pernyataan yang mendukung suatu sikap positif dinyatakan dalam skala seperti pada tabel 3.12

Tabel 3.12

Bobot Pernyataan Positif

Kategori SS S R TS STS

Bobot 5 4 3 2 1

Dan sebaliknya untuk pernyataan yang mendukung sikap negatif dinyatakan dalam skala seperti pada tabel 3.13.

Tabel 3.13


(45)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kategori SS S R TS STS

Bobot 1 2 3 4 5

Menurut Sugiyono (2011:108) perhitungan angket dengan skala Likert dapat dipresentasikan dengan cara berikut:

a. Menghitung jumlah skor kriterium

Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir pertanyaan yang diajukan kepada siswa mendapatkan skor tertinggi

= Skor tertinggi x jumlah responden x jumlah butir soal b. Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data

Skor-skor yang diperoleh dari siswa, ditabulasikan dalam tabel dan dihitung jumlah keseluruhan skor data kuantitatif dari yang dipilih seluruh responden.

c. Menentukan kategori/interprestasi data

Setelah diketahui skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan data, dihitung skor kualitas dengan cara :

Jika nilai rata-rata siswa telah diperoleh, kesimpulannya adalah jika nilai penghitungan rata-rata lebih dari 3 artinya sikap siswa positif terhadap model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran dan bila nilai perhitungan rata-rata kurang dari 3 artinya sikap siswa negatif terhadap model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran.

3.9.6 Lembar Observasi

Data hasil observasi yaitu keterlaksanaan model pembelajaran oleh guru dan siswa dihitung dengan:


(46)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Hal ini dilakukan agar kekurangan/kelemahan yang terjadi selama pembelajaran bisa diketahui sehingga diharapkan tidak terulang pada pembelajaran selanjutnya.


(1)

117

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian kemudian pengolahan data dan analisis serta pembahasan data maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Pengembangan multimedia pembelajaran yang digunakan sebagai alat bantu model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual meliputi lima tahap, yaitu tahap analisis dimana penulis melakukan identifikasi pendahuluan terhadap hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan multimedia, tahap yang kedua desain mulai dari gambaran kasar sampai desain carta alir dan papan cerita yang disesuaikan dengan tahapan model pembelajaran. Tahap yang ketiga tahap pengembangan dilakukan pengintegrasian satu bagian sistem dengan lainnya seperti penyediaan teks, suara, audio, video, grafik dan animasi yang akan dituangkan dalam multimedia pembelajaran. Pada tahap keempat, tahap implementasi penulis meminta kepada beberapa guru dan siswa untuk mencoba multimedia yang telah dibuat untuk mendapatkan masukan-masukan dalam hal penyempurnaan multimedia. Dan tahap akhir yaitu tahap penilaian, penilaian diberikan kepada ahli media untuk selanjutnya dilakukan revisi sehingga multimedia yang dibuat dinyatakan layak digunakan sebagai alat bantu pembelajaran.

2. Hasil belajar kognitif siswa antara kelas eksperimen setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran lebih meningkat daripada hasil belajar kelas kontrol yang memakai model pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan rata-rata gain yang dinormalisasi <g> kelas eksperimen sebesar 0,33 dan rata-rata gain yang dinormalisasi <g> untuk kelas kontrol sebesar 0,10.


(2)

118

3. Sikap siswa terhadap model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran menunjukkan sikap positif. Hal ini diketahui dari penyebaran angket terhadap kelas eksperimen setelah proses pembelajaran selesai. Dari hasil perhitungan angket yang disebar, menghasilkan skor angket keseluruhan sebesar 3,78 yang artinya bahwa hampir seluruh siswa mempunyai tanggapan positif terhadap model pembelajaran yang diberikan.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan beberapa saran, antara lain:

1. Untuk peneliti selanjutnya, dalam proses pengembangan multimedia sebagai alat bantu model pembelajaran sebaiknya dilakukan secara berurutan mulai dari tahap awal analisis sampai tahap akhir penilaian agar tercipta multimedia yang benar-benar layak digunakan sebagai alat bantu pembelajaran.

2. Pengimplementasian model pembelajaran inkuiri melalui pendekatan kontekstual berbantuan multimedia pembelajaran menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa, namun peneliti merasa kesulitan dalam hal penyesuaian tahapan pembelajaran antara model pembelajaran inkuiri dan pendekatan pembelajaran kontekstual. Jadi untuk peneliti selanjutnya, jika ingin menerapkan dua jenis pembelajaran sekaligus dalam proses belajar mengajar sebaiknya peneliti benar-benar menguasai kedua jenis pembelajaran tersebut agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik.

3. Untuk peneliti selanjutnya, dalam hal penyusunan angket yang akan diberikan kepada siswa sebaiknya dibuat lebih tajam menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran serta jumlah pernyataan angket sebaiknya tidak terlalu banyak karena bisa membuat siswa merasa bosan untuk membaca dan mengisinya .


(3)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Baharuddin, dan Wahyuni,Esa. (2008). Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.

Budhu, M. (2001). Enhancing Instructions Using Interactive Multimedia Simulations. [Online]. Tersedia. http://sim.sagepub.com/content/76/4/222. [12 Desember]

Darmawan, Deni. (2012). Inovasi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya ______________. (2012). Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

______________. (2012). Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

De Jong, T. Technological Advances in Inquiry Learning. [Online]. Tersedia. http://www.sciencemag.org/content/312/5773/532.summary?sid=08105835-93ea-4128-a3cf-1f54e133d833. [12 Januari]

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Hannauer, D dkk. (2006). Teaching Scientific Inquiry. [Online]. Tersedia. http://www.sciencemag.org/content/314/5807/1880.summary?sid=08105835-93ea-4128-a3cf-1f54e133d833. [12 Januari]

Hardiawan,Chandra. (2009). Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Diklat Teori Dasar Elektronika. Skripsi Pendidikan Elektro Fakultas


(4)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Iman, Syatrul. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Novick Berbantuan Multimedia pada Materi Ajar Teori Kinetik Gas untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa SMA. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan

Imanuddin, Muhamad. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Isjoni. (2008). Pembelajaran Terkini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kerr, A. (2000). Media Diversity and Cultural Identities: The Development of

Multimedia Content in Ireland. [Online]. Tersedia.

http://nms.sagepub.com/content/2/3/286. [12 Januari].

Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama.

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Panasan, M dan Nuangchalerm P. (2010). Learning Outcomes of Project-Based

and Inquiry-Based Learning Activities. [Online]. Tersedia.

www.thescipub.com/pdf/10.3844/jssp.2010.252.255. [12 Desember]

Pratomo, Yanustiana N. (2012). Efektivitas Pendekatan Inkuiri Terbimbing

Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Kognitif C1–C3 Siswa

SMP dalam Pembelajaran IPA Materi Pemanasan Global. Skripsi Pendidikan IPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.


(5)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Puspitasari, Indarini D. (2008). Peningkatan Aktivitas dan Pemahaman Siswa dalam Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Kontekstual. Skripsi Pendidikan Kimia Universitas Tadulako. Tidak Diterbitkan

Rusman, dkk. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadiman, Arief S. Dkk. (2007). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

_____________. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sa’ud, Syaefudin. (2010). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudarisman, S. (2003). Implementasi Pendekatan Kontekstual dengan Variasi Metode Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi. Skripsi Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret. Tidak Diterbitkan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Administrasi, dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suherman. (1990). Evaluasi Pendidikan Metematika. Bandung: Wijaya Kusumah. Vaika, Fitrianto D. (2012). Efektivitas Model Pembelajaran Novick Berbantuan

Multimedia Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Yuliana, Eka. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Media Kartu Gambar Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Kelas VIII SMP N 2 Sayung Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang. Tidak Diterbitkan.


(6)

Aziz, Minanul. 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN IPBA MATERI LITOSFER.

0 5 37

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INTELLIGENT TUTORING SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA.

0 4 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INTELLIGENT TUTORING SYSTEM TERHADAP PENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA.

1 3 44

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF.

1 1 45

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) MELALUI PENDEKATAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN CMAPTOOLS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MEMPERTAHANKAN RETENSI SISWA.

0 8 51

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 41

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Halaman Awal

0 0 18

Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Jurnal Skripsi

0 0 8