HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI (Studi Korelasional pada Mahasiswa FIP UPI Angkatan 2006-2009).

(1)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI

PENYELESAIAN SKRIPSI

(Studi Korelasional pada Mahasiswa FIP UPI Angkatan 2006-2009)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

OLEH: NOVI ARIANTI

(0800281)

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

Hubungan antara Self Efficacy dengan

Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi

(Studi Korelasional pada Mahasiswa FIP UPI Angkatan

2006-2009)

Oleh Novi Arianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Novi Arianti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI


(5)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI


(6)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI


(7)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Novi Arianti. (2014). Hubungan antara Self Efficacy dengan Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi (Studi Korelasional pada Mahasiswa FIP UPI Angkatan 2006-2009).

Latar belakang penelitian ini adalah terdapatnya perilaku prokrastinasi terhadap penyelesaian skripsi di FIP UPI. Persepsi akan ketidakmampuan diri untuk menyelesaikan skripsi diyakini berpengaruh terhadap prokrastinasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui a) gambaran self efficacy penyelesaian skripsi b) gambaran prokrastinasi penyelesaian skripsi c) hubungan self efficacy dengan prokrastinasi penyelesaian skripsi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Partisipan adalah mahasiswa FIP UPI yang sedang mengerjakan skripsi yang terdiri dari angkatan 2006-2009 sebanyak 135 orang mahasiswa. Data diperoleh dengan menggunakan skala self efficacy penyelesaian skripsi dan skala prokrastinasi penyelesaian skripsi. Hasil penelitian menunjukkan a) sebagian besar mahasiswa memiliki self efficacy penyelesaian skripsi pada tingkat sedang (37,04%)b) sebagian besar mahasiswa melakukan prokrastinasi pada tingkat sedang (41,48%) c) terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self efficacy dengan prokrastinasi penyelesaian skripsi dengan koefisien korelasi sebesar -0,534. Hal ini menunjukkan semakin tinggi self efficacy semakin rendah perilaku prokrastinasi.


(8)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Novi Arianti. (2014). The Correlation between Self Efficacy and Completion Skripsi Procrastination (Correlation Study in FIP UPI Students Grade 2006 – 2009).

The background of the research is that there is procrastination behavior to complete skripsi at FIP UPI. Inability perception to complete skripsi which is believed can influence toward procrastination. The purposes of the study are to find out a) self efficacy profile in completing skripsi b) procrastination profile in completing skripsi c) correlation between self efficacy and completing skripsi procrastination. The study employed quantitative approach with correlation method. The participants were 135 FIP UPI students who were doing skripsi in grade 2006 – 2009. The data obtained by using self efficacy scale in completing skripsi and procrastination scale in completing skripsi. The result of the study revealed that a) most of the students had self efficacy in completing skripsi on medium scale (37,04 %) b) most of the students did procrastination in completin skripsi on medium scale (41,48 %) c) there was a negative significant relationship between self efficacy and procrastination with coefficient correlation – 0, 534. The result indicated that the higher self efficacy related to the lower procrastination behavior.


(9)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……… i

ABSTRAK ……… ii

ABSTRACT ……… iii

KATA PENGANTAR ………...… iv

UCAPAN TERIMA KASIH ………... v

DAFTAR ISI ………...……….. vi

DAFTAR TABEL ………...….. viii

DAFTAR BAGAN ………...… . DAFTAR GRAFIK... x xi DAFTAR LAMPIRAN ………... xii

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ………... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah... 7

C.Tujuan Penelitian ………... 7

D.Manfaat Penelitian ………... 9

E.Struktur Organisasi Skripsi ………... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A.Konsep Self Efficacy .………... 12

B.Konsep Prokrastinasi………... 29

C.Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan………... D.Kerangka Pemikiran... 45 47 E.Hipotesis Penelitian ………... 50

BAB III. METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 51

B.Desain Penelitian ………... 53

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ……… 54


(10)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Teknik Pengumpulan Data ………... 65

F. Teknik Analisis Data ……… 67

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Self Efficacy Penyelesaian Skripsi... 77 B.Gambaran Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi…... C.Hubungan antara Self Efficacy dengan Prokrastinasi Penyelesaian

Skripsi... D.Keterbatasan Penelitian...

85

93 99 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ………... 100

B.Saran ………... 101

DAFTAR PUSTAKA ………... 102 LAMPIRAN


(11)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Data Populasi...………...... 52

Tabel 3.2. Data Sampel...…...... 53

Tabel 3.3. Kisi-kisi Skala Self Efficacy………... 56

Tabel 3.4. Pola Penyekoran Skala Self Efficacy………... 57

Tabel 3.5. Kisi-kisi Skala Prokrastinasi...………... 58

Tabel 3.6. Penyekoran Skala Prokrastinasi... 59

Tabel 3.7. Harga Kritik Product Moment…... 61

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Skala Self Efficacy……….. 61

Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Skala Prokrastinasi...…..…………... 62

Tabel 3.10. Interpretasi Koefisien Reliabilitas...………...……... 63

Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Skala Self Efficacy Sebelum Uji Validitas Item... 63

Tabel 3.12. Hasil Uji Reliabilitas Skala Self Efficacy Setelah Uji Validitas Item………... 64 Tabel 3.13.

Tabel 3.14.

Tabel 3.15. Tabel 3.16. Tabel 3.17. Tabel 3.18.

Hasil Uji Reliabilitas Skala Prokrastinasi Sebelum Uji Validitas Item………... Hasil Uji Reliabilitas Skala Prokrastinasi Setelah Uji Validitas Item... Sebaran Kuesioner... Sebaran Kuesioner untuk Data Hasil Penelitian... Kategorisasi Skala... Hasil Perhitungan Statistik Deskripstif Self Efficacy Penyelesaian Skripsi...

64

65 66 67 68


(12)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.19. Tabel 3.20. Tabel 3.21. Tabel 3.22. Tabel 3.23. Tabel 3.24 Tabel 3.25. Tabel 3.26. Tabel 3.27. Tabel 3.28

Kategorisasi Variabel Self Efficacy Penyelesaian Skripsi... Hasil Perhitungan Statistik Deskripstif Dimensi Self

Efficacy Penyelesaian Skripsi...

Kategorisasi Dimensi Self Efficacy Penyelesaian Skripsi... Hasil Perhitungan Statistik Deskripstif Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi... Kategorisasi Variabel Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi.... Hasil Perhitungan Statistika Deskriptif Dimensi Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi... Kategorisasi Dimensi Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi.... Hasil Uji Normalitas... Hasil Uji Linearitas... Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi...

69 69 70 70 70 71 71 73 74 75 Tabel 4.1. Tabel 4.2.

Gambaran Umum Self Efficacy Penyelesaian Skripsi... Gambaran Umum Dimensi Self Efficacy Penyelesaian Skripsi………...

77 79

Tabel 4.3. Gambaran Umum Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi………... 85 Tabel 4.4. Gambaran Umum Dimensi Prokrastinasi Penyelesaian

Skripsi... 87 Tabel 4.5.

Tabel 4.6. Tabel 4.7. Tabel 4.8

Hubungan antara Self Efficacy dengan Prokrastinasi

Penyelesaian Skripsi………... Hasil Perhitungan Uji t... Hasil Koefisien Determinasi... Perbandingan Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi antara Dimensi Self Efficacy dengan Prokrastinasi...

94 94 95


(13)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Hubungan Reciprocal Determinism dalam Teori Sosial Kognitif ………... 12 Bagan 2.2. Kerangka Pemikiran Hubungan antara Self Efficacy dengan


(14)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1.

Grafik 4.2.

Gambaran Umum Self Efficacy Penyelesaian Skripsi... Gambaran Umum Dimensi Self Efficacy Penyelesaian Skripsi... ...

78

81 Grafik 4.3. Gambaran Umum Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi... 86 Grafik 4.4. Gambaran Dimensi Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi... 89


(15)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Lampiran 2 Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Data Pengontrak Skripsi Tingkat Universitas dan Fakultas Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Sebelum Uji Coba

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Skala Self Efficacy Penyelesaian Skripsi Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas Skala Self Efficacy Penyelesaian Skripsi Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Skala Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi Lampiran 9 Kuesioner Penelitian Setelah Uji Coba

Lampiran 10 Data Perolehan Skor Skala Self Efficacy Penyelesaian Skripsi Lampiran 11 Data Perolehan Skor Dimensi Self Efficacy: Level

Lampiran 12 Data Perolehan Skor Dimensi Self Efficacy: Generality Lampiran 13 Data Perolehan Skor Dimensi Self Efficacy: Strength


(16)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 15 Data Perolehan Skor Dimensi Prokrastinasi: Penundaan dalam Memulai maupun Menyelesaikan Skripsi

Lampiran 16 Data Perolehan Skor Dimensi Prokrastinasi: Kelambanan dalam Mengerjakan Skripsi

Lampiran 17 Data Perolehan Skor Dimensi Prokrastinasi: Kesenjangan antara Rencana dan Kinerja Aktual

Lampiran 18 Data Perolehan Skor Dimensi Prokrastinasi: Melakukan Aktivitas Lain selain Pengerjaan Skripsi


(17)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perguruan tinggi adalah satuan penyelenggara pendidikan tinggi yang merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah dengan beragam pilihan vokasi yang menitikberatkan pada persiapan lulusan untuk mengaplikasikan keahliannya. Peserta didik yang belajar di perguruan tinggi dikenal dengan sebutan mahasiswa (Depdiknas, 2008; Dikti, 2011).

Ada beberapa alasan mengapa seseorang belajar di perguruan tinggi, diantaranya untuk memperoleh gelar akademik yang bisa menunjang karir di masa mendatang, untuk mendalami suatu ilmu pengetahuan karena betul-betul berminat pada ilmu pengetahuan tersebut, ingin mendapatkan status sebagai mahasiswa sekaligus memberi waktu untuk memikirkan masa depan atau pilihan yang lebih baik daripada mengganggur atau mengalami kebosanan dalam pekerjaan serta bisa disebabkan oleh adanya paksaan dari lingkungan (Wright dalam Oktary, 2007). Sudarman (2004) menambahkan bahwa belajar di perguruan tinggi bertujuan untuk membentuk sikap intelektual serta menyiapkan tenaga-tenaga terampil, mandiri dan profesional, baik untuk memenuhi permintaan pasar tenaga kerja maupun untuk pengembangan ilmu, teknologi, seni dan pengetahuan tertentu, dengan cara dididik dan dibina agar siap melangsungkan pembangunan di masa yang akan datang. Dari alasan-alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perguruan tinggi merupakan tempat belajar untuk menyiapkan sumber daya manusia berkualitas yang siap menghadapi tantangan dunia kerja dan meneruskan pembangunan di masa depan.

Perguruan tinggi akan memberikan gelar akademis kepada mahasiswa sesuai dengan jalur pendidikan yang ditempuh. Gelar sarjana adalah salah satunya. Menurut Ilfiandra (2008), pada era sekarang sarjana merupakan prasyarat dasar untuk terjun ke


(18)

2

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam dunia kerja yang semakin sulit dan kompetitif. Gelar tersebut akan diperoleh mahasiswa setelah menempuh perkuliahan dalam jangka waktu tertentu dan telah


(19)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meyelesaikan suatu tugas akhir berupa skripsi (UPI, 2013). Wirartha (2006) berpendapat bahwa skripsi merupakan suatu karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa sebagai bukti kemampuan akademik dalam melakukan penelitian yang kemudian dipertahankan dalam suatu ujian sidang. Melalui skripsi, mahasiswa diharapkan bisa memperoleh pengalaman belajar dalam mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama berkuliah sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Skripsi merupakan persyaratan akademik yang paling sulit yang harus dipenuhi oleh mahasiswa S1 dalam masa studinya (UPI, 2013). Pada proses penyusunan skripsi, mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri, aktif dan bertanggung jawab dalam pemenuhan tugas akademiknya. Hal tersebut terkait dengan proses belajar dalam penyusunan skripsi yang dilakukan secara individual, berbeda dengan kondisi ketika mahasiswa mengikuti mata kuliah lain yang umumnya dilakukan secara klasikal dan biasanya dosen memberikan batas waktu ketika memberikan tugas kepada mahasiswa. Sedangkan pada skripsi, perencanaan, pelaksanaan dan penulisan skripsi semuanya dilakukan oleh mahasiswa dan batas waktu pengerjaan skripsi pun biasanya ditentukan oleh diri sendiri dengan pertimbangan batas masa studi yang telah ditentukan oleh perguruan tinggi. Sastradipoera (2005) menambahkan bahwa pada prinsipnya skripsi merupakan penulisan yang autonom, dalam arti tanggung jawab ilmiah sendiri. Mahasiswa dituntut untuk mencari pemecahan masalah sendiri, ketika dihadapkan pada kesulitan-kesulitan dalam penyusunan skripsi. Peran dosen pembimbing dalam skripsi hanya bersifat membantu mahasiswa mengatasi kesulitan yang ditemui oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi (Red dan Watten dalam Gunawati dkk., 2006).

Pengerjaan skripsi secara ideal dapat diselesaikan dalam satu semester atau enam bulan masa kuliah. Beragamnya kondisi akademis mahasiswa mengakibatkan perbedaan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi (Yuwanto, 2014;


(20)

4

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cahyawati dkk., 2013). Menurut Abidin (2006), tidak sedikit mahasiswa yang dapat menyelesaikan sekitar 140 SKS dalam empat tahun, tetapi ketika harus mengerjakan skripsi yang berbobot enam SKS, ternyata ada yang sampai dengan empat semester baru selesai. Berdasarkan data yang dihimpun oleh BAAK hingga Agustus 2012 mengenai kontrak kredit mata kuliah skripsi pada mahasiswa UPI dapat dilihat bahwa rata-rata mahasiswa UPI yang terdiri dari tujuh fakultas membutuhkan waktu selama dua semester untuk merampungkan skripsi yaitu dengan persentase sebesar 38, 39%, hanya sekitar 30,74% mahasiswa yang mampu menyelesaikan skripsi selama satu semester. Selebihnya mahasiswa UPI membutuhkan waktu lebih dari dua semester untuk dapat menyelesaikan skripsi mereka. Sebanyak 18,22% mahasiswa membutuhkan waktu selama tiga semester, 7,54% selama empat semester, dan sekitar 5,11% mahasiswa memerlukan lima sampai delapan semester hanya untuk menyelesaikan skripsi (UPI, 2012).

Dalam lingkup universitas, mahasiswa rata-rata menyelesaikan skripsi selama dua semester, namun jika dilihat dari tingkat fakultas, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) adalah fakultas yang rata-rata mahasiswanya mampu menyelesaikan skripsi selama satu semester dengan sebesar 47,5%, namun hal tersebut didominasi oleh satu jurusan. Sisanya, sebanyak 30,1% mahasiswa membutuhkan waktu selama dua semester untuk menyelesaikan skripsi, 12,64% selama tiga semester, 4,86% selama empat semester, dan sekitar 4,90% mahasiswa harus menghabiskan lima sampai delapan semester untuk menyelesaikan skripsi sehingga tidak jarang dari mereka yang harus dihadapkan pada pengeluaran mahasiswa (drop out) hanya karena tidak rampungnya skripsi (UPI, 2012). Padahal, semua jurusan di FIP hanya membebankan penyelesaian karya ilmiah berupa skripsi sebagai syarat kelulusan, berbeda dengan beberapa jurusan di fakultas lain yang mewajibkan tes komprehensif dan tes kemampuan bahasa inggris sebagai syarat menuju kelulusan mereka (Studi Pendahuluan, 2012).


(21)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fenomena yang terjadi pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi di FIP UPI mengarah pada kepada apa yang disebut prokrastinasi. Lay (LaForge, 2005) mendefinisikan prokrastinasi sebagai penundaan terhadap hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Penundaan tersebut meliputi penundaan dalam memulai, melaksanakan dan mengakhiri suatu aktivitas (Rumiani, 2006).

Prokrastinasi dapat terjadi pada seluruh aspek kehidupan, termasuk pada aspek akademik yang menimpa sebagian besar mahasiswa. Klassen et al. (2007) mencatat sekitar 80%-95% mahasiswa terjerat dalam perilaku prokrastinasi dengan 20% sampai 30% nya termasuk dalam prokrastinasi kronis.

Menurut Solomon dan Rothblum (1984), bentuk tugas akademik yang paling sering dijadikan sasaran prokrastinasi oleh mahasiswa adalah tugas menulis makalah atau tugas menulis lainnya yaitu sebesar 46%, dan sebanyak 65% mahasiswa mengaku sangat ingin mengurangi kecenderungan prokrastinasi mereka dalam tugas menulis. Mahasiswa menilai bahwa tugas tersebut sangat penting dan berpengaruh terhadap prestasi akademik mereka. Berdasarkan keterangan tersebut dapat dilihat bahwa tugas menulis merupakan bentuk tugas akademik yang paling sering ditunda oleh mahasiswa dan dianggap cukup problematik bagi mereka sehingga tidaklah salah jika skripsi yang juga merupakan salah satu bentuk tugas menulis menjadi sasaran prokrastinasi bagi kalangan mahasiswa.

Prokrastinasi dalam lingkup akademik termasuk dalam penyelesaian skripsi merupakan hal yang dianggap lumrah di kalangan mahasiswa, padahal perilaku tersebut banyak menimbulkan konsekuensi negatif baik bagi mahasiswa itu sendiri maupun orang lain. Menurut Ilfiandra (2008), prokrastinasi penyelesaian skripsi yang berujung pada keterlambatan penyelesaian studi dapat mengakibatkan mahasiswa kehilangan peluang untuk mendapatkan pekerjaan lebih cepat yang saat sekarang semakin sulit dan kompetitif. Penundaan ini seringkali diikuti pula oleh rasa bersalah dan dapat memunculkan gangguan karier, konflik peran, dan relasi sosial (Sia, 2010).


(22)

6

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di sisi lain, prokrastinasi mungkin dapat meringankan stres dalam jangka pendek karena menghindar dari tugas yang seharusnya dikerjakan, akan tetapi seiring berjalannya waktu dan mendekatnya batas penyelesaian tugas ternyata tingkat stres pada prokrastinator bisa meningkat dan bahkan bertambah (Tice dan Baumeister, 1997). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pangestuti (Fibrianti, 2009) terhadap mahasiswa yang sedang menyusun skripsi menunjukkan bahwa mahasiswa yang melakukan prokrastinasi dalam skripsi mengalami peningkatan stres yang cukup tinggi.

Konsekuensi yang ditimbulkan oleh prokrastinasi dalam penyelesaian skripsi tidak hanya menimpa mahasiswa itu sendiri, tetapi juga orang lain di sekitarnya, seperti halnya orang tua mahasiswa akan mengalami kerugian secara materi karena menanggung biaya tambahan untuk kuliah. Sia (2010) mengungkapkan bahwa keterlambatan per semester yang dilakukan mahasiswa dapat menimbulkan penambahan biaya hingga triliunan rupiah pada skala nasional. Tidak hanya itu, penundaan penyelesaian skripsi yang berimbas pada keterlambatan kelulusan akan berdampak pula pada penumpukan beban kerja dosen di perguruan tinggi yang menambah deretan masalah yang diakibatkan oleh prokrastinasi.

Meskipun banyak konsekuensi negatif yang ditimbulkan dari prokrastinasi, namun mengapa perilaku ini banyak dilakukan mahasiswa. Ada beberapa pendapat yang mencoba menjelaskan mengenai hal tersebut. Solomon dan Rothblum (1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi bukan hanya disebabkan oleh kebiasaan belajar dan pengaturan waktu yang buruk, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks antara komponen perilaku, afektif dan kognitif. Tuckman (1990) berpendapat bahwa perilaku prokrastinasi muncul karena ketidakpercayaan akan kemampuan diri. Ketika seseorang merasa tidak akan mampu dalam melakukan suatu tugas, maka ia akan menunda atau menghindari tugas tersebut. Hasil penelitian serupa juga dikemukakan oleh Milgram et al. (1995) bahwa perilaku menunda-nunda tugas tidak terkait dengan


(23)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan seseorang dalam mengerjakan tugas, namun lebih kepada persepsi akan ketidakmampuan dirinya untuk mengerjakan tugas yang dihadapi. Adanya persepsi terhadap ketidakmampuan diri ini berkaitan dengan tinggi atau rendahnya tingkat self

efficacy.

Self efficacy berkaitan dengan penilaian individu tentang seberapa baik dirinya

dapat melakukan sesuatu dalam situasi spesifik (Haycock et al., 1998). Self efficacy ini menentukan bagaimana individu merasakan, berpikir, memotivasi diri mereka dan berperilaku. Individu yang memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya akan menetapkan tujuan dan berkomitmen kuat terhadap tujuan tersebut. Sebaliknya, individu yang tidak yakin atau ragu akan kemampuan dirinya memiliki aspirasi yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap tujuan-tujuan yang mereka tetapkan (Bandura, 1994). Self efficacy juga turut menentukan berapa besar usaha yang dilakukan dan berapa lama seseorang dapat bertahan ketika menghadapi kegagalan dan kesulitan. Individu dengan self efficacy tinggi, tidak cepat menyerah dan tetap berusaha ketika menghadapi kegagalan. Sedangkan individu dengan self efficacy rendah akan cenderung menghindari tugas yang sulit dan mengurangi usaha serta cepat menyerah ketika dihadapkan pada kegagalan (Bandura, 1994). Seseorang yang mempunyai self efficacy yang tinggi juga akan lebih siap dalam menghadapi tugas akademiknya, menggunakan strategi pengaturan yang baik dalam menghadapi berbagai situasi dan mencapai prestasi yang baik jika dibandingkan dengan seseorang yang kurang yakin dengan kemampuan diri dalam mencapai kesuksesan (Bandura dalam Seo, 2008).

Dalam kaitanya dengan proses penyelesaian skripsi, mahasiswa seringkali dihadapkan pada hambatan-hambatan yang kemudian dijadikan alasan mengapa mereka akhirnya menunda untuk menyelesaikan skripsi. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya sulitnya mencari literatur pendukung, tidak terbiasanya menulis, masalah dana, kurang terbiasa dengan sistem pengerjaan skripsi serta sulitnya


(24)

8

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan komunikasi dengan pembimbing secara konstruktif (Wirartha, 2006). Keyakinan yang kuat akan kemampuan diri untuk dapat menyelesaikan skripsi sangatlah diperlukan oleh mahasiswa. Ketika mahasiswa merasa yakin bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan skripsi seperti apapun kemampuan yang dimiliki akan lebih siap dalam menghadapi skripsi disertai komitmen yang kuat untuk menyelesaikannya. Kesulitan-kesulitan yang menghalangi proses penyelesaian skripsi dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan mengerahkan kemampuan secara produktif dan optimal untuk mengatasi kesulitan tersebut bukan dengan menghindari kesulitan dan mudah menyerah saat mengalami kegagalan yang kemudian berujung pada penyelesaian skripsi yang tertunda (Bandura, 1994).

Di sisi lain, mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi seringkali dihantui oleh perasaan cemas. Qadariah dkk (2012) menuturkan, mahasiswa mengalami kecemasan yang berlebihan akan kegagalan dan merasa pengerjaan skripsi harus sempurna yang pada akhirnya mahasiswa memilih untuk menghindari dan menunda mengerjakan skripsi daripada mendapatkan kegagalan. Komunikasi interpersonal yang tidak efektif antara dosen pembimbing dan mahasiswa juga menyebabkan adanya kecemasan dan ketegangan pada diri mahasiswa (Gunawati dkk., 2006). Perasaan cemas yang berimbas pada penundaan skripsi tersebut timbul karena mahasiswa memiliki persepsi akan ketidakmampuan diri untuk menyelesaikan tugas skripsi (Oktary, 2007).

Menurut Thakar (2009), self efficacy merupakan salah satu aspek kunci dalam memami prokrastinasi. Adanya pemahaman mengenai faktor penyebab prokrastinasi dengan melibatkan self efficacy mungkin bisa menjadi langkah awal untuk mereduksi prokrastinasi pada mahasiswa, termasuk dalam hal penyelesaian skripsi (Haycock, 1998; Seo, 2008). Oleh karena itu, dirasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi penyelesaian skripsi pada mahasiswa FIP UPI.


(25)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Skripsi merupakan suatu bentuk karya ilmiah yang menjadi tiket bagi mahasiswa memperoleh gelar kesarjanaan setelah menempuh kuliah selama bertahun-tahun. Namun, skripsi sebagai tugas akhir tampaknya menjadi tugas yang memberatkan bagi mahasiswa. Fakta empirik menunjukkan banyaknya mahasiswa yang menunda pengerjaan skripsinya sampai waktu yang cukup lama bahkan ada yang harus putus kuliah karena tidak bisa menyelesaikan skripsi. Perilaku penundaan terhadap skripsi menjadi suatu masalah yang cukup serius karena meskipun konsekuensi yang ditimbulkan oleh prokrastinasi tidak sedikit, namun perilaku tersebut dianggap sebagai suatu hal yang biasa dan tak kunjung putus dari generasi ke generasi (Abidin, 2006; UPI, 2012; Jamilah, 2012).

Munculnya prokrastinasi terhadap skripsi ini tidak terlepas dari kompleksitas

faktor yang melatarbelakanginya, salah satu faktor tersebut yaitu self efficacy. Perilaku prokrastinasi muncul disebabkan oleh ketidakpercayaan akan kemampuan diri. Ketika seseorang merasa tidak akan mampu dalam melakukan suatu tugas, maka ia akan menunda atau menghindari tugas tersebut (Tuckman, 1990). Mahasiswa yang merasa ragu atas kemampuannya dalam menyelesaikan skripsi akan cenderung memiliki komitmen yang lemah dan mudah tergoyahkan ketika dihadapkan pada kesulitan. Kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam proses penyelesaian skripsi dijadikan sebagai ancaman yang selalu dihindari dan menyerah pada kesulitan dan berhenti berusaha. Mereka selalu dihantui pikiran-pikiran negatif yang menimbulkan kecemasan sehingga akhirnya skripsi menghindari dan menunda penyelesaian skripsi yang seharusnya segera dikerjakan (Bandura, 1994).

Dengan demikian masalah utama dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi penyelesaian skripsi?”. Secara lebih rinci, masalah utama tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian berikut ini.


(26)

10

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana gambaran self efficacy penyelesaian skripsi pada mahasiswa FIP UPI angkatan 2006-2009.

2. Bagaimana gambaran prokrastinasi penyelesaian skripsi pada mahasiswa FIP UPI angkatan 2006-2009.

3. Bagaimana hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi prokrastinasi penyelesaian skripsi pada mahasiswa FIP UPI angkatan 2006-2009.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fakta empirik mengenai hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi penyelesaian skripsi. Secara khusus penelitian ini bertujun untuk mendapatkan data empirik mengenai:

1. Gambaran self efficacy penyelesaian skripsi pada mahasiswa FIP UPI angkatan 2006-2009.

2. Gambaran prokrastinasi penyelesaian skripsi pada mahasiswa FIP UPI angkatan 2006-2009.

3. Hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi penyelesaian skripsi pada mahasiswa FIP UPI angkatan 2006-2009.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat memperkaya temuan empirik dalam ilmu psikologi, khususnya bidang psikologi pendidikan yakni mengetahui gambaran self

efficacy penyelesaian skripsi dan gambaran prokrastinasi penyelesaian skripsi serta

mengetahui kaitan antara kedua variabel tersebut. 2. Manfaat praktis


(27)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi dosen pembimbing dan peneliti selanjutnya.

a. Dosen Pembimbing

Penelitian ini dapat menambah referensi mengenai gambaran self efficacy penyelesaian skripsi dan gambaran prokrastinasi penyelesaian skripsi pada mahasiswa FIP UPI, serta bagaimana keterkaitan antara kedua variabel tersebut. Dengan demikian, dosen pembimbing dapat membantu mengendalikan perilaku prokrastinasi dalam penyelesaian skripsi, salah satunya adalah dengan meningkatkan self efficacy pada mahasiswa.

b. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat memberikan data-data empirik mengenai bagaimana gambaran self efficacy penyelesaian skripsi, gambaran prokrastinasi penyelesaian skripsi serta keterkaitan antara kedua variabel tersebut sehingga bisa menjadi rujukan penelitian bagi peneliti selanjutnya yang ingin mendalami penelitian yang serupa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi dan materi yang dibahas dalam skripsi ini, maka dicantumkan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan menguraikan latar belakang penelitian, identifikasi dan

rumusan masalah, tujuan dari penelitian yang dilakukan, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka menjabarkan teori-teori yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti yakni self efficacy dan prokrastinasi penyelesaian skripsi. Diawali dengan konsep self efficacy yaitu mengenai sejarah singkat self efficacy, definisi, dimensi, sumber-sumber self efficacy, proses aktivasi self efficacy, dan tahap perkembangan self efficacy. Kemudian dijelaskan pula mengenai konsep prokrastinasi


(28)

12

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang meliputi sejarah singkat prokrastinasi, definisi prokrastinasi, dimensi prokrastinasi akademik, tipe prokrastinator, siklus prokrastinasi, konsekuensi prokrastinasi, teori perkembangan prokrastinasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi. Paparan mengenai hasil penelitian terdahulu yang relevan mengenai self efficacy dan prokrastinasi juga disertakan dalam bab ini, kemudian ditutup oleh kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Selanjutnya, pada Bab III Metodologi Penelitian dibahas mengenai metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, variabel penelitin dan definisi operasional, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

Yang tercakup dalam Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan adalah paparan

mengenai hasil temuan dalam penelitian kemudian akan dianalisis menggunakan teori-teori yang relevan.

Bab V merupakan Kesimpulan dan Saran yang berisi kesimpulan dari keseluruhan

penelitiaan yang telah dilakukan serta saran yang berhubungan dengan hasil penelitian.


(29)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi di Jalan Dr. Setiabudi no. 229 Bandung. FIP merupakan fakultas yang menggunakan jalur skripsi sebagai syarat penyelesaian studi bagi mahasiswanya. Berdasarkan data yang dihimpun oleh BAAK UPI, sekitar 47,5% mahasiswa FIP mengontrak skripsi satu kali, memang lebih sedikit dari rata-rata kontrak kredit skripsi dalam skala universitas yang berjumlah dua kali. Namun sisanya, mahasiswa FIP mengontrak skripsi sebanyak dua kali bahkan ada yang sampai delapan kali mengontrak skripsi. Hal tersebut mengindikasikan adanya penundaan penyelesaian skripsi pada mahasiswa FIP UPI. Selain itu, semua jurusan di FIP hanya membebankan penyelesaian karya ilmiah berupa skripsi sebagai syarat sidang mahasiswanya, berbeda dengan beberapa jurusan di fakultas lain yang mewajibkan tes komprehensif dan tes kemampuan bahasa inggris sebagai syarat menuju sidang skripsi mereka. Dengan adanya perbedaan beban tugas antara mahasiswa FIP dengan fakultas lain, maka penelitian ini hanya difokuskan pada mahasiswa FIP.

2. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2011: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 di FIP UPI yang sedang mengontrak mata kuliah skripsi. Adapun karakteristik populasi yang digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Masih berstatus sebagai mahasiswa S1 di FIP UPI yang sedang mengontrak mata kuliah skripsi pada saat penelitian dilakukan.


(30)

52

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Sudah mengontrak mata kuliah skripsi lebih dari satu semester. Penentuan masa mengambil mata kuliah skripsi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa rata-rata mahasiswa FIP mengontrak skripsi sebanyak satu kali sehingga mahasiswa yang baru mengontrak skripsi satu semester belum dikategorikan sebagai prokrastinator.

Berdasarkan pada data dari delapan jurusan di FIP UPI, mahasiswa yang tercatat telah mengontrak skripsi lebih dari satu semester adalah sebanyak 412 orang yang terdiri dari empat angkatan yaitu angkatan 2006, 2007, 2008, dan 2009. Perincian mengenai data populasi dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data Populasi

No. Jurusan Sampel Total

2006 2007 2008 2009

1. Administrasi Pendidikan 0 6 2 11 19

2. Bimbingan Konseling 2 10 32 63 107

3. Pendidikan Guru PAUD 0 1 6 20 27

4. Pendidikan Guru SD 0 0 3 5 8

5. Pendidikan Khusus 0 7 8 48 63

6. Psikologi 3 7 27 42 79

7. Teknologi Pendidikan 1 10 9 30 50

8. Pendidikan Luar Sekolah 0 3 14 42 59

Total 6 44 101 261 412

3. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang menjadi sumber data terpilih dari hasil pekerjaan teknik penyampelan dan mampu mewakili data yang ada pada populasi (Sugiyono, 2011; Darmawan, 2013). Subjek yang memenuhi karakteristik pada populasi di atas, kemudian diambil sebagai sampel dengan menggunakan salah satu metode pengambilan sampel


(31)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

probability yaitu simple random sampling dimana di dalamnya setiap individu dalam

populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih. Dengan pengambilan sampel acak, memungkinkan peneliti untuk melakukan generalisasi terhadap suatu populasi (Creswell, 2013: 220). Dari populasi yang berjumlah 412 diambil sampel sebanyak 287 dengan perincian pada tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Data Sampel

No. Jurusan Sampel Total

2006 2007 2008 2009

1. Administrasi Pendidikan 0 3 2 8 13

2. Bimbingan Konseling 1 8 25 43 77

3. Pendidikan Guru PAUD 0 1 5 10 16

4. Pendidikan Guru SD 0 0 3 0 3

5. Pendidikan Khusus 0 5 8 21 34

6. Psikologi 1 7 27 31 66

7. Teknologi Pendidikan 0 6 8 21 35

8. Pendidikan Luar Sekolah 0 2 8 33 43

Total 2 32 86 167 287

B. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan teknik pengambilan sampel yang pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan datanya dengan instrumen penelitian dan kemudian dianalisis menggunakan statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011: 14). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antara variabel self efficacy dengan prokrastinasi penyelesaian skripsi yang dianalisi menggunakan prosedur statistik.


(32)

54

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional yakni penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki suatu keadaan dengan mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa melakukan perubahan, tambahan, atau manipulasi terhadap data yang sudah ada (Arikunto, 2010: 4). Metode korelasional ini dipakai untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi penyelesaian skripsi.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 61). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dua, yaitu self efficacy penyelesaian skripsi sebagai variabel bebas (V1) dan prokrastinasi penyelesaian skripsi sebagai variabel terikat (V2).

2. Definisi Operasional Variabel

a. Self Efficacy Penyelesaian Skripsi

Definisi operasional self efficacy penyelesaian skripsi adalah seberapa tinggi keyakinan mahasiswa terhadap kemampuannya dalam membuat dan menyelesaikan skripsi dengan mengacu pada dimensi self efficacy menurut Bandura (1997) yaitu level/magnitude (tingkat keyakinan mahasiswa atas kemampuannya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan penyelesaian skripsi),

generality (tingkat keyakinan mahasiswa akan kemampuannya dalam

melaksanakan berbagai tuntutan dalam penyelesaian skripsi), dan yang terakhir adalah strength (tingkat kekuatan keyakinan mahasiswa dalam menghadapi tugas skripsi). Semakin tinggi skor total yang diperoleh individu dari item-item self

efficacy penyelesaian skripsi, maka semakin tinggi tingkat self efficacy


(33)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu dari item-item skala self efficacy penyelesaian skripsi maka semakin rendah tingkat self efficacy penyelesaian skripsi.

b. Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi

Prokrastinasi penyelesaian skripsi dioperasionalkan sebagai seberapa tinggi perilaku penundaan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi yang berdasar pada teori prokrastinasi akademik dari Schouwenburg (Ferrari et al., 1995) yakni penundaan untuk memulai ataupun menyelesaikan skripsi, kelambanan dalam mengerjakan skripsi, kesenjangan antara rencana dengan penyelesaian skripsi serta melakukan aktivitas lain selain pengerjaan skripsi. Semakin tinggi skor total yang diperoleh individu dari item-item skala prokrastinasi penyelesaian skripsi, maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi penyelesaian skripsi, sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh individu dari item-item skala prokrastinasi penyelesaian skripsi maka semakin rendah tingkat prokrastinasi penyelesaian skripsi.

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011: 148). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari skala self efficacy penyelesaian skripsi dan skala prokrastinasi penyelesaian skripsi.

1. Skala Self Efficacy Penyelesaian Skripsi

Skala ini bertujuan untuk mengukur tingkat self efficacy pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Skala yang digunakan merupakan skala yang dikembangkan dengan mengacu pada dimensi self efficacy yang dikemukakan oleh Bandura (1997) yaitu level/magnitude (tingkat), generality (keadaan umum) dan strength (kekuatan). Dari tiga dimensi tersebut, diturunkan menjadi enam indikator dan dibuat menjadi 32 item positif (favorable) yang mewakilinya. Item-item kemudian disajikan secara


(34)

56

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

acak. Supaya lebih jelas, berikut penyajian kisi-kisi skala self efficacy penyelesaian skripsi pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Skala Self Efficacy Penyelesaian Skripsi

No. Dimensi Indikator Nomor Item (+) Jumlah

1. Level/Magnitude Memiliki perencanaan dan pengaturan diri

terhadap tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memenuhi tuntutan skripsi.

1, 7, 13, 19, 25 5

Memiliki keyakinan untuk dapat mengatasi tugas dalam skripsi yang mempunyai derajat kesulitan tinggi.

2, 8, 14, 20, 29, 31 6

2. Generality Mempunyai keyakinan diri untuk dapat

melaksanakan berbagai macam tugas atau aktivitas dalam skripsi.

3, 9, 15, 21, 27, 32 6

Menyikapi situasi dan kondisi yang beragam saat penyelesaian skripsi dengan sikap yang positif.

5, 10, 16, 22, 28 5

3. Strength Menampilkan keyakinan diri dengan

meningkatkan usaha yang dilakukan untuk memenuhi penyelesaian skripsi.

4, 11, 17, 23, 26 5

Mempunyai tingkat ketahanan diri dalam usaha atau tindakan yang dilakukan dalam memenuhi tuntutan skripsi.

6, 12, 18, 24, 30 5

Jumlah 32

Penskalaan respon dibuat berdasarkan teori Bandura (2006) yaitu menggunakan nilai skala 0-100 dengan interval 10 mulai dari nilai 0 (tidak mampu melakukannya), melalui tingkat keyakinan menengah yakni 50 (cukup mampu melakukannya) hingga 100 (sangat mampu melakukannya). Hal ini dimaksudkan agar skala yang dibuat lebih sensitif dan reliabel. Pajares (Bandura, 2006) mengutarakan bahwa skala self

efficacy dengan format skala respon 0-100 merupakan prediktor kuat dalam

mengukur performansi individu dibandingkan skala respon dengan 5 interval. Berikut format skala respon self efficacy yang digunakan.


(35)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tidak mampu Cukup mampu Sangat mampu

melakukanya melakukannya melakukannya

Dari setiap pernyataan, partisipan harus memilih salah satu angka yang mencerminkan tingkat keyakinan dirinya pada saat itu yang berkaitan dengan proses penyelesaian skripsi. Setiap pilihan dari pernyataan tersebut memiliki nilai tertentu. Untuk lebih jelasnya pola penyekoran dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.4

Pola Penyekoran Skala Self Efficacy

Skor total diperoleh dengan menjumlahkan seluruh jawaban partisipan. Semakin tinggi nilai yang diperoleh partisipan, maka semakin tinggi pula tingkat self efficacy penyelesaian skripsi pada mahasiswa FIP UPI.

2. Skala Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi

Skala ini disusun untuk mengukur tingkat prokrastinasi penyelesaian skripsi pada mahasiswa. Skala prokrastinasi penyelesaian skripsi merupakan skala yang dikembangkan berdasarkan dimensi prokrastinasi akademik dari Schouwenberg (Ferrari et al., 1995) yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan skripsi, kelambanan dalam mengerjakan skripsi, kesenjangan antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain selain pengerjaan skripsi. Skala prokrastinasi penyelesaian skripsi dibuat sebanyak 33 item dengan pernyataan positif (favorable) yang diturunkan dari delapan indikator, dan kemudian disusun secara acak. Berikut dalam tabel 3.5 adalah kisi-kisi skala prokrastinasi penyelesaian skripsi.

Jawaban 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100


(36)

58

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Kisi-kisi Skala Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi

No. Dimensi Indikator Nomor Item (+) Jumlah

1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan skripsi

Melakukan penundaan dalam memulai pengerjaan skripsi.

1, 9, 17, 25, 32, 33 6

Melakukan penundaan dalam menyelesaikan skripsi.

2, 10, 18, 26, 30 5

2. Kelambanan dalam mengerjakan skripsi

Memerlukan waktu yang lama untuk mengerjakan skripsi.

3, 19, 24, 27 4

Tidak memperhitungkan wkatu yang dimiliki dalam mengerjakan skripsi.

4, 13, 20, 28 4

3. Kesenjangan antara rencana dan kinerja aktual.

Ketidaksesuaian antara rencana dengan tindakan untuk mengerjakan skripsi.

5, 11, 21 3

Keterlambatan dalam memenuhi batas waktu yang ditentukan dalam menyelesaikan skripsi

6, 14, 22 3

4. Melakukan aktivitas lain selain pengerjaan skripsi.

Melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsi.

7, 15, 23, 29 4

Mengerjakan skripsi sambil melakukan aktivitas lain.

8, 12, 16, 31 4

Jumlah 33

Format respon yang digunakan dalam skala ini adalah skala likert atau bentuk format respon dengan tipe lima pilihan yang merupakan jawaban terhadap item yang berbentuk pernyataan (Azwar, 2012). Pada skala prokrastinasi penyelesaian skripsi ini, kategorisasi respon yang dipakai yaitu SS (Sangat Sering), S (Sering), KK (Kadang-kadang), J (Jarang), TP (Tidak Pernah). Partisipan harus memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan sesuai dengan keadaan dirinya pada saat itu. Untuk penyekoran pada skala likert, diberikan skor 0 sampai dengan 4. Menurut


(37)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Azwar (2012), pada item yang responnya terdiri dari lima pilihan hendaknya diberi skor 0 sampai dengan 4, bukan 1 sampai dengan 5. Hal ini, meskipun tidak salah, namun akan menghasilkan rentang skor skala yang kurang lazim dari sudut pandang pengukuran. Oleh karenanya, pada skala ini, dimana seluruh item pernyatannya positif (favorable), maka penyekorannya dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Penyekoran Skala Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi

Kategori Respon Skor Item Positif

Sangat Sering (SS) 4

Sering (S) 3

KK (Kadang-kadang) 2

Jarang (J) 1

Tidak Pernah (TP) 0

Skor total diperoleh dengan menjumlahkan seluruh jawaban partisipan. Semakin tinggi skor yang diperoleh partisipan, maka semakin tinggi prokrastinasi penyelesaian skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa FIP UPI.

3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Di dalam penelitian, data dapat mempunyai kedudukan yang paling tinggi karena data merupakan penggambaran dari variabel yang diteliti dan alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data bergantung pada baik tidaknya instrumen pengumpul data (Arikunto, 2010: 211). Oleh karenanya, instrumen perlu diuji coba mengenai validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui kelayakan instrumen yang akan digunakan di lapangan.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Semakin tinggi tingkat validitas suatu instrumen, maka semakin sahih/valid instrumen instrumen tersebut, yang berarti mampu


(38)

60

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010).

Guna mengetahui sejauh mana tingkat validitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, maka dilakukan proses uji validitas item melalui uji coba instrumen kepada partisipan yang diambil dari sampel penelitian sebanyak 35 orang. Pengujian validitas sendiri dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing skor item dengan skor total item. Untuk mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item tersebut, dapat dicari dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dan perhitungannya dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.0

Adapun rumus korelasi Pearson Product Moment yaitu sebagai berikut (Azwar, 2012: 93).

Keterangan: i = Skor item Y = Skor skala

N = Banyaknya subjek

Koefisien korelasi yang diperoleh dari rumus korelasi Pearson Product

Moment atau biasa disebut r hitung harus dibandingkan dengan koefisien korelasi

kritik atau biasa disebut r tabel, dengan ketentuan apabila r hitung ≥ r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid (Kasmadi dan Sunariah, 2013). Penentuan r kritik atau r tabel adalah dengan melihat tabel harga kritik/nilai-nilai dari r Product

Moment. Tabel tersebut menunjukkan nilai-nilai r Product Moment pada taraf


(39)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau taraf penerimaan 99% yang dilihat berdasarkan jumlah partisipan penelitian. Dalam penelitian ini, uji coba untuk melihat validitas instrumen dilakukan terhadap 35 partisipan, sehingga nilai r kritik Product Moment yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.7 yang dikutip dari Arikunto (2010: 402) dan Sugiyono (2011: 455) sebagai berikut.

Tabel 3.7

Harga Kritik Product Moment

N Taraf Signifikansi

5% 1%

35 0,334 0,430

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS versi 20.0 menunjukkan bahwa pada skala self efficacy penyelesaian skripsi terdapat 1 item dimana r hitung ≤ r tabel sehingga item tersebut dinyatakan tidak valid. Sedangkan pada skala prokrastinasi penyelesaian skripsi terdapat 4 item yang tidak valid dimana r hitung ≤ r tabel. Secara lebih jelas, hasil uji validitas item pada kedua skala dapat dilihat pada tabel 3.8 dan tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Skala Self Efficacy Penyelesaian Skripsi

Dimensi Indikator Nomor Item

Valid Tidak Valid

Level/Magnitude Memiliki perencanaan dan pengaturan diri

terhadap tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memenuhi tuntutan skripsi.

1, 7, 13, 19, 25 -

Memiliki keyakinan untuk dapat mengatasi tugas dalam skripsi yang


(40)

62

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mempunyai derajat kesulitan tinggi.

Generality Mempunyai keyakinan diri untuk dapat

melaksanakan berbagai macam tugas atau aktivitas dalam skripsi.

3, 9, 15, 21, 27, 32

-

Menyikapi situasi dan kondisi yang beragam saat penyelesaian skripsi dengan sikap yang positif.

5, 10, 16, 22, 28 -

Strength Menampilkan keyakinan diri dengan

meningkatkan usaha yang dilakukan untuk memenuhi penyelesaian skripsi.

4, 11, 17, 23, 26 -

Mempunyai tingkat ketahanan diri dalam usaha atau tindakan yang dilakukan dalam memenuhi tuntutan skripsi.

6, 12, 18, 24, 30 -

Jumlah 31 1

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Item Skala Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi

Dimensi Indikator Nomor Item

Valid Tidak Valid Penundaan untuk

memulai maupun menyelesaikan skripsi

Melakukan penundaan dalam memulai pengerjaan skripsi.

1, 9, 17, 25, 32, 33

-

Melakukan penundaan dalam menyelesaikan skripsi.

2, 10, 18, 26, 30 -

Kelambanan dalam mengerjakan skripsi

Memerlukan waktu yang lama untuk mengerjakan skripsi.

3, 19, 24, 27 -

Tidak memperhitungkan wkatu yang dimiliki dalam mengerjakan skripsi.

4, 13, 20, 28 -

Kesenjangan antara rencana dan kinerja aktual.

Ketidaksesuaian antara rencana dengan tindakan untuk mengerjakan skripsi.

5, 11, 21 -

Keterlambatan dalam memenuhi batas waktu yang ditentukan dalam menyelesaikan skripsi.

6, 14, 22 -

Melakukan aktivitas lain selain pengerjaan skripsi.

Melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsi.

7, 23 15, 29

Mengerjakan skripsi sambil melakukan aktivitas lain.

8, 16 12, 31

Jumlah 29 4


(41)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendesius mengarahkan partisipan untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya, apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama (Arikunto, 2010: 221). Dengan kata lain, reliabilitas merujuk kepada taraf keterpercayaan atau taraf konsistensi hasil ukur (Azwar, 2012).

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui reliabilitas instrumen digunakan koefisien Alpha Cronbach yang dihitung dengan bantuan SPSS (Statistical

Package for Soscial Science) versi 20.00. Menurut Azwar (2012: 112), tinggi

rendahnya reliabilitas suatu instrumen dapat dilihat dari koefisien reliabilitasnya yang berada dalam rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu instrumen mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi pula reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas suatu instrumen mendekati angka 0, maka semakin rendah pula reliabilitasnya (Azwar, 2012: 112). Guilford (Nurcahyanto, 2013) menunjukkan kriteria koefisien reliabilitas dan intepretasi secara kualitatif yang dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10

Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Interpretasi

1,00 Sempurna

0, 91 – 0,99 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Sedang

0,21 – 0,40 Rendah


(42)

64

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji reliabilitas skala self efficacy penyelesaian dan skala prokrastinasi penyelesaian skripsi dilakukan terhadap 35 partisipan uji coba. Perhitungan reliabilitas sendiri dilakukan sebanyak dua kali. Pertama dilakukan sebelum item-item yang tidak valid dibuang. Hasil uji reliabilitas skala self efficacy penyelesaian skripsi ditunjukkan pada tabel 3.11 di bawah ini.

Tabel 3.11

Reliabilitas Skala Self Efficacy Penyelesaian Skripsi Sebelum Uji Validitas Item

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,951 32

Tabel 3.11 menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas skala self efficacy penyelesaian skripsi adalah 0,951 atau reliabilitasnya sangat tinggi. Kemudian, uji reliabilitas yang kedua dilakukan setelah item-item tidak valid dibuang. Nilai koefisien reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12

Reliabilitas Skala Self Efficacy Penyelesaian Skripsi Setelah Uji Validitas Item

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,953 31

Dari tabel 3.12 memperlihatkan bahwa koefisien reliabilitas skala self efficacy penyelesaian skripsi adalah 0,953 artinya skala tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa setelah item-item yang tidak valid dibuang terlihat adanya peningkatan koefisien reliabilitas pada skala self efficacy penyelesaian skripsi.


(43)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sama halnya dengan uji reliabilitas skala self efficacy, skala prokrastinasi penyelesaian skripsi pun dilakukan sebanyak dua kali. Hasil perhitungan uji reliabilitas skala prokrastinasi penyelesaian skripsi sebelum item-item yang tidak valid dibuang dapat dilihat pada tabel 3.13 di bawah ini.

Tabel 3.13

Reliabilitas Skala Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi Sebelum Uji Validitas Item

Tabel 3.13 di atas, menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas skala prokrastinasi penyelesaian skripsi sebesar 0,924 artinya berada pada tingkat reliabilitas yang tinggi. Pada uji reliabilitas kedua, yakni setelah item-item yang tidak valid dibuang ditunjukkan oleh tabel 3.14.

Tabel 3.14

Reliabilitas Skala Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi Setelah Uji Validitas Item

Dari tabel 3.14 dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas skala prokrastinasi penyelesaian skripsi sebesar 0,936 artinya skala tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa setelah item-item yang tidak valid dibuang terlihat adanya peningkatan koefisien reliabilitas pada skala prokrastinasi penyelesaian skripsi.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua skala tersebut sama-sama memiliki tingkat reliabilitas yang sangat

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,924 33

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(44)

66

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggi sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini sebagai instrumen pengumpul data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuisioner. Kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual maupun kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu (Tanireja dan Mustafidah, 2012). Kuisioner dipilih sebagai alat pengumpul data karena didasarkan pada jumlah partisipan yang relatif banyak dan waktu yang digunakan untuk memperoleh data menjadi lebih efektif. Kuisioner dibagi atas daftar isian identitas subjek dan skala. Daftar isian identitas subjek terdiri dari nama, angkatan, jurusan/prodi, semester dan berapa kali partisipan mengontrak skripsi. Skala yang digunakan ada dua yaitu skala self efficacy penyelesaian skripsi dan skala prokrastinasi penyelesaian skripsi yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Dalam proses pengumpulan data ini, selain bertemu langsung dengan partisipan, kuesioner juga disebar melalui email dan jejaring sosial facebook. Hal tersebut dilakukan mengingat partisipan yang merupakan mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi, sudah jarang terlihat di kampus. Data mengenai sebaran kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.15 di bawah ini.

Tabel 3.15 Sebaran Kuesioner

No. Jurusan Keterangan

Ada Nihil Gagal

1. Administrasi Pendidikan 3 6 0

2. Bimbingan Konseling 39 29 0

3. Pendidikan Guru PAUD 8 8 0


(45)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pendidikan Khusus 17 15 0

6. Psikologi 33 22 2

7. Teknologi Pendidikan 19 10 0

8. Pendidikan Luar Sekolah 15 23 0

Jumlah

135 115 2

252

Berdasarkan tabel 3.15 di atas dapat diketahui bahwa kuesioner disebar kepada 252 partisipan, namun kuesioner yang berhasil dikumpulkan hanya berjumlah 137 dengan 2 kuesioner gagal karena respon jawabannya tidak lengkap sehingga jumah kuesioner yang akan diolah sebanyak 135.

Partisipan yang berjumlah 135 mewakili empat angkatan yaitu 2006 sampai 2009 dengan jumlah partisipan angkatan 2006 sebanyak 2 orang, angkatan 2007 sebanyak 20 orang, angkatan 2008 sebanyak 51 orang dan angkatan 2009 sebanyak 62 orang. Secara lebih jelas, data partisipan untuk hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 3.16 sebagai berikut.

Tabel 3.16

Sebaran Kuesioner untuk Data Hasil Penelitian

No. Jurusan Angkatan

2006 2007 2008 2009

1. Administrasi Pendidikan 0 0 2 1

2. Bimbingan Konseling 1 6 10 22

3. Pendidikan Guru PAUD 0 1 1 6

4. Pendidikan Guru SD 0 0 1 0

5. Pendidikan Khusus 0 3 5 9

6. Psikologi 1 5 21 6

7. Teknologi Pendidikan 0 5 6 7

8. Pendidikan Luar Sekolah 0 0 5 11

Jumlah 2 20 51 62

135


(46)

68

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara garis besar, tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kategorisasi Skala

Kategorisasi skala ini dimaksudkan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2012) dimana nantinya kategorisasi skala ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran umum dari self efficacy penyelesaian skripsi berikut ketiga dimensi dari self efficacy. Selain itu, tentu saja ditujukan untuk mengetahui gambaran umum dari prokrastinasi penyelesaian skripsi serta keempat dimensi yang menyertainya. Dalam penelitian ini, kedua variabel berikut dimensi-dimensi tersebut akan dikelompokan ke dalam lima kategori dengan menggunakan rumus yang dikutip dari Azwar (2012: 148) yang dapat dilihat pada tabel 3.17.

Tabel 3.17 Kategorisasi Skala

Rumus Kategorisasi Kategori

X ≤ (μ –1,5 σ) Sangat Rendah

(μ –1,5 σ) < X ≤ (μ –0,5 σ) Rendah

(μ –0,5 σ) < X ≤ (μ + 0,5 σ) Sedang

(μ + 0,5 σ) < X ≤ (μ + 1,5 σ) Tinggi

X > (μ + 1,5 σ) Sangat Tinggi

Keterangan:

X = skor subjek

μ = mean atau rata-rata


(47)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guna mengetahui nilai maksimun, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi yang diperlukan untuk pengkategorisasisan skala, maka dilakukan perhitungan statistik dengan bantuan softwere SPSS versi 20.0. Hasil perhitungan statistik terhadap variabel self efficacy penyelesaian skripsi dapat dilihat pada tabel 3.18.

Tabel 3.18

Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Self Efficacy Penyelesaian Skripsi

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Self efficacy 135 61 281 191,81 39,937

Valid N (listwise) 135

Dari nilai rata-rata dan standar deviasi di atas, maka dibuat kategorisasi self

efficacy penyelesaian skripsi yang terbagi ke dalam lima kategori. Kategorisasi ini

dibuat dengan cara mengklasifikasikan skor total yang diperoleh masing-masing partisipan pada skala self effiacy penyelesaian skripsi. Hasil kategorisasi tersebut terdapat pada tabel 3.19, yang akan digunakan untuk mengetahui gambaran self

efficacy penyelesaian skripsi.

Tabel 3.19

Kategorisasi Variabel Self Efficacy Penyelesaian Skripsi

Rentang Kategori

X ≤ 131,90 Sangat Rendah

131,90 < X ≤ 171,84 Rendah

171,84 < X ≤ 211,78 Sedang

211,78 < X ≤ 251,72 Tinggi


(48)

70

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain kategorisasivariabel self efficacy penyelesaian skripsi, setiap dimensi

self efficacy penyelesaian skripsi yang terdiri dari level, generality, dan strength juga

dibuat kategorisasi skalanya yang terdapat pada tabel 3.21, namun sebelumnya akan disajikan mengenai hasil perhitungan statistik tentang nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dari setiap dimensi self efficacy penyelesaian skripsi yang ada tabel 3.20 berikut.

Tabel 3.20

Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Dimensi Self Efficacy Penyelesaian Skripsi

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Level 135 19 91 59,27 12,791

Generality 135 25 163 71,47 16,405

Strength 135 15 97 61,07 14,105

Valid N (listwise) 135

Hasil perhitungan statistik di atas menjadi rujukan dalam pembuatan kategorisasi skala bagi ketiga dimensi self efficacy. Kategorisasi untuk masing-masing dimensi dapat dilihat pada tabel 3.21 sebagai berikut.

Tabel 3.21

Kategorisasi Dimensi Self Efficacy Penyelesaian Skripsi

Kategori Dimensi

Level/Magnitude Generality Strength

Rentang Rentang Rentang

Sangat Rendah X ≤ 40,08 X ≤ 46,87 X ≤ 39,91

Rendah 40,08 < X ≤ 52,87 46,87< X ≤ 63,27 39,91 < X ≤ 54,02 Sedang 52,87 < X ≤ 65,67 63,27 < X ≤ 79,67 54,02 < X ≤ 68,12 Tinggi 65,57 < X ≤ 78,46 79,67 < X ≤ 96,07 68,12 < X ≤ 82,23 Sangat Tinggi X > 78,46 X > 96,07 X > 82,23


(1)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gunawinata, V., Nanik, Lasmono, H. (2008). “Perfeksionisme, Prokrastinasi

Akademik, dan Penyelesaian Skripsi Mahasiswa”. Anima, Indonesian

Psychological Journal. 23, (3), 256 – 276.

Gustina, A. (2009). Hubungan antara Manajemen Diri dengan Prokrastinasi

Akademik Mahasiswa yang Bekerja. Skripsi pada Fakultas Psikologi dan Ilmu

Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia: tidak diterbitkan.

Hasan, I. (2009). Analisis Data Penelitian dengan Statistika. Jakarta: Bumi Aksara. Haycock, L., McCarthy, P., Skay, C. (1998). “Procrastination in College Students:

The Role of Self Efficacy and Anxiety”. Journal of Counseling and

Development. 76, (3), 317-324.

Hines, M. (2008). “A Comparative Analysis of the Dissertation Self Efficacy of

American and Scottish Doctoral Students”. Journal to Focus on Colleges, Universities, and Schools. 2, (1), 1-12.

Ilfiandra. (2008). Model Konseling Kognitif-Perilaku untuk Mengurangi Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Jamilah, S.A. (2012). Profil Prokrastinasi Akademik Siswa dan Implikasinya bagi

Program Bimbingan Akademik. Skripsi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Janssen, T., dan Carton, J.S. (1999). “The Effect of Locus of Control and Task

Difficulty on Procrastination”. The Journal of Genetic Psychology. 160, (4),

436-442.

Julianda, B.N. (2012). “Prokrastinasi dan Self Efficacy pada Mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Surabaya”. Calyptra Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya. 1, (1).

LaForge, M. (2005). “Applying Explanatory Style to Academic Procrastination”. Journal of The Academy of Business Education Proceedings. 6, 1-7.


(2)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lane, A. et al. (2003). “Self Efficacy and Dissertation Performance Among Sport

Students”. Journal of Hospitality, Leisure, Sport and Tourism Education. 2, (2).

59-66.

Latifah, N. (2013). Problem Mahasiswa yang Telah Menikah dan Solusinya dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Keluarga Islami. Skripsi pada IAIN Walisongo: tidak diterbitkan.

Kartini, T. (2010). Konseling Karir Efficacy untuk Meningkatkan Self Efficacy

Keputusan Karir dan Status Identitas Vokasional. Disertasi pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Kasmadi., dan Sunariah, N.S. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Klassen, R.M., Krawchuck, L.L., Rajani, S. (2007). “Academic Procrastination of Undergraduate: Low Self Efficacy to Self Regulate Predicts Higher Level of

Procrastination”. Contemporary Educational Psychology. 33, (2008), 915-931.

Knaus, W. (2003). The Procrastination Workbook: Your Personalizes Program for

Breaking Free from The Pattern that Hold You Back. Oakland: New Harbinger

Publications.

Kulum, N. (2012). Hubungan antara Self Regulation dan Self Efficacy dengan

Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi pada Mahasiswa Jurusan Diskimvis di Universitas Negeri Malang. Skripsi pada Universitas Negeri Malang: tidak

diterbitkan.

LaForge, M. (2005). “Applying Explanatory Style to Academic Procrastination”. Journal of The Academy of Business Education Proceedings. 6, 1-7.

Maddux, J.E. (2000). “Self Efficacy: The Power of Believing You Can in press Snynder, C.R dan Lopez, S.J”. Handbook of Positive Psychology. New York: Oxford University Press.


(3)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Milgram, N., Marshevsky, S., Sadeh, C. (“Correlates of Academic Procrastination:

Discomfort, Task Aversiveness and Task Capability”. The Journal of Psychology. 129(2), 145-155.

Nurcahyanto, G. (2013). Uji Instrumen Penelitian. Tersedia di:

khtiarnet.files.wordpress.com/2013/03/uji-instrumen-penelitian-validitas-reliabilitas-tingkat-kesukaran-dan-daya-pembeda1.pdf. [25 Maret 2014]. Oktary, A. (2007). Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecemasan pada

Mahasiswa yang Sedang Mengerjakan Skripsi. Skripsi pada Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia. tidak diterbitkan.

Pajares, F. (2005). Self Efficacy Beliefs of Adolescents. North Carolina: Age Publishing.

Papalia, dan Feldman. (2012). Exprience Human Development. McGraw Hill International Edition.

Pychyl, T., Coplan, R.J., Reid, P. (2002). “Parenting and Procrastination: Gender

Differences in The Relation between Procrastination, Parenting Style and Self

Worth in Early Adolescence”. Personality and Individual Differences. 33,

271-285.

Premadyasari, D. (2012). “Prokrastinasi dan Task Aversiveness Tugas Makalah pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya”. Calyptra: Jurnal Imiah

Mahasiswa Universitas Surabaya, 1, (1), 1-16.

Pudjiastuti, E. (2012). “Hubungan Self Efficacy dengan Perilaku Mencontek

Mahasiswa Psikologi”. Jurnal Mimbar. XXVIII, (1), 103-112.

Qadariah, S., Manan, S.H., Ramdhayani, D.P. (2012). “Gambaran Faktor Penyebab

Prokrastinasi pada Mahasiwa Prokrastinator yang Mengontrak Skripsi”.

Prosiding SnaPP2012: Sosial, Ekonomi dan Humaniora.

Rumiani. (2006). “Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan


(4)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sastradipoera, K. (2005). Mencari Makna di Balik Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi. Bandung: Kappa-Sigma.

Schunk, D.H., dan Pajares, F. (2001). The Development of Academic Self Efficacy.

Chapter in Wigfield, A and Eccles, J. Development of Achievement Motivation.

San Diego: Academic Press.

Senecal, C., Koestner, R., Vallerand, R.J. (1995). “Self Regulation and Academic

Procrastination”. The Journal of Social Psychology. 135, (5), 607-619.

Seo, E. (2008). “Self Efficacy as A Mediator in the Relationship between Self

Oriented Perfectionism and Academic Procrastination”. Social Behavior and

Personality. 36, (6), 753-764.

Sia, T.J. (2010). Menunda-nunda Skripsi Timbulkan Perasaan Bersalah. Tersedia di: http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=3102. [Diakses 3 Mei 2013].

Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama

Solomon, L dan Rothblum, E. (1984). “Academic Procrastination: Frequency and

Cognitive-Behavior Correlates”. Journal of Counseling Psychology. 31, (4),

503 – 509.

Solomon, L., Rothblum, E., Murakami, J. (1986). “Affective, Cognitive, and

Behavioral Differences Between High and Low Procrastinators”. Journal of

Counseling Psychology. 33, 387-394.

Steel, P. (2007). “The Nature of Procrastination: A Meta-Analytic and Theoritical

Review of Quintessential Self-Regulatory Failure”. Psychological Bulletin. 133,

(1). 65-94.


(5)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudarman, P. (2004). Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tanireja, T dan Mustafidah, H. (2012). Penelitian Kuantitatif Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta.

Thakar, N. (2009). “Why Procrastinate: An Investigation of the Root Causes behind Procrastination”. Lethbridge Undergraduate Research Journal. 4, (2)

Tice, D. dan Baumeister, R. (1997). “Longitudinal Study of Procrastination, Performance, Stress, and Health: The Costs and Benefits of Dawdling”. Psychological Science. 8, (6), 454 – 458.

Tondok, M.S., Ristyadi, H., Kartika A. (2008). “Prokrastinasi Akademik dan Niat

Membeli Skripsi”. Anima Psychological Journal. 24, (1), 76-87.

Tuckman, B.W. (1990). “Measuring Procrastination Attitudinally and Behaviorally”. Paper presented at meeting of American Educational Research Association at April 1990. Boston.

Undip. (2008). Analisis Korelasi Product Moment Pearson. Tersedia di: http://eprints.undip.ac.id/6608/1/Korelasi_Product_Moment.pdf. [ Diakses 26 Maret 2014].

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Rekapitulasi Kontrak Kredit Skripsi

Mahasiswa. Bandung: BAAK UPI.

Van Erde, W. (2003). “A Meta-Analytically Derived Nomological Network of

Procrastination”. Personality and Individual Differences. 35, 1401-1418.

Victoriana, E. (2012). Studi Kasus mengenai Self Efficacy untuk Menguasai Mata


(6)

Novi Arianti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Universitas “X”. Penelitian pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha: tidak diterbitkan.

Wallston, et al. (1987). “Perceived Control and Health”. Current Psychology Journal. 6, 1, 5-25

Wirartha, I. (2006). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Andi

Wyk, L.V. (2004). The Relationship Between Procrastination and Stress in The Life

of The High School Teacher. Thesis Faculty of Economic and Management

Science. University of Pretoria: Pretoria.

Yong, F.L. (2010). “A Study on the Assertiveness and Academic Procrastination of

English and Communication Students at a Private University”. American

Journal of Scientific Research. 9, 62-72.

Yuwanto, L. (2014). Mahasiswa Prokrastinasi, Mahasiswa dan Dosen Terbebani. Tersedia di: www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/79/Mahasiswa-Prokrastinasi--Mahasiswa-dan-Dosen-Terbebani.html. [Diakses 20 September 2013].

Zimmerman, B.J. (2000). “Self Efficacy: An Essential Motive to Learn”. Contemporary Educational Psychology. 25, 82-91.