Pengaruh Tingkat Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial Guru Penjas SMP Negeri se Kota Pekanbaru Terhadap Pembentukan Karakter Siswa.

(1)

NEGERI SE KOTA PEKANBARU TERHADAP

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagaian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Olahraga

Oleh

Irwan Yulhadi

NIM : 1303008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Oleh

Irwan Yulhadi

S.Pd FIK Universitas Negeri Padang, 2003

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada prodi Pendidikan Olahraga

© Irwan Yulhadi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

IRWAN YULHADI Nim.1303308

Pengaruh Tingkat Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial Guru Penjas SMP Negeri se Kota Pekanbaru Terhadap Pembentukan Karakter Siswa

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing

Dr. Dian Budiana, M.Pd NIP.19770629002121002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga SPS UPI

Dr. Yudi Hendrayana, M.Kes, AIFO NIP.19620718198803100


(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk memperoleh keterangan tentang bagaimana pengaruh kompetensi kepribadian dan sosial guru Penjas SMP Negeri di Kota Pekanbaru dalam rangka pembentukan karakter siswa. Sugiyono (2013, hlm.8) mengemukakan bahwa.

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tekhnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian ex post facto adalah pengungkapan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini Kerlinger (1964, hlm. 360) mendefinisikan metode penelitian ex post facto.

The research in which the independent variabel or variabel have already occurred and in which the researchers starts with the observations of a dependent variable or variable in retrospect for their possible relations to and effects on the dependent variable or variables.

Pendapat Kerlinger dapat disimpulkan bahwa ex post facto adalah suatu metode penelitian yang didalamnya variabel bebas telah terjadi atau telah dilaksanakan (tanpa ada perlakuan), dan peneliti memulai dengan mengobservasi hubungan yang terlihat antara variabel bebas dan variabel terikat. Ciri utama dalam penelitian ex post facto adalah tidak adanya perlakuan yang diberikan oleh peneliti, dengan kata lain perlakuannya sudah dilakukan tanpa ada kontrol dari

peneliti. Lebih lanjut Syaodih (2008, hlm.55) mengemukakan bahwa “ penelitian ex post facto research meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi

atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti”. Penelitian


(5)

telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kejadian teoritis, bahwa sesuatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel tertentu. Metode ex post facto menitik beratkan pada penelitian komparatif. Arikunto (2010, hlm. 268) menjelaskan bahwa penelitian komparatif yaitu ingin membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya.

Dalam hal ini penulis akan membandingkan karakter siswa yang diajarkan oleh guru yang memiliki kompetensi kepribadian tinggi dengan guru-guru yang memiliki kompetensi kepribadian rendah, guru-guru yang memiliki kompetensi sosial tinggi dengan kompetensi sosial rendah terhadap pembentukan karakter siswa. Sampai sejauh manakah membawa pengaruh bagi pembentukan karakter siswa yang terjadi di sekolah-sekolah.

Adapun desainnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Group Independent Variabel Dependent Variabel

I �

(Kepribadian Tinggi)

O (Karakter Siswa)

II �

(Kepribadian Rendah)

O

(Karakter Siswa)

III �

(Sosial Tinggi)

O

(Karakter Siswa)

IV �

(Sosial Rendah)

O

(Karakter Siswa)

Gambar 3. 1

Desain Penelitian Causal-Comparative


(6)

B. Populasi dan Sampel.

1. Populasi dalam peneltian ini adalah siswa berjumlah 8.658 orang yang berasal dari kelas VIII SMP Negeri se Kota Pekanbaru yang berasal dari 36 sekolah . Gambaran tentang populasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Gambaran tentang Populasi Siswa Kelas 8 SMP Negeri se Kota Pekanbaru

No Nama Sekolah Populasi Siswa

Laki-laki Wanita Jumlah

1 SMP Negeri 1 62 94 156

2 SMP Negeri 2 89 125 214

3 SMP Negeri 3 111 128 239

4 SMP Negeri 4 102 167 269

5 SMP Negeri 5 100 123 223

6 SMP Negeri 6 131 153 284

7 SMP Negeri 7 133 124 257

8 SMP Negeri 8 132 168 300

9 SMP Negeri 9 130 189 319

10 SMP Negeri 10 142 175 317

11 SMP Negeri 11 193 199 392

12 SMP Negeri 12 151 156 307

13 SMP Negeri 13 176 166 342

14 SMP Negeri 14 115 128 243

15 SMP Negeri 15 97 137 234

16 SMP Negeri 16 107 136 243

17 SMP Negeri 17 121 155 276

18 SMP Negeri 18 137 133 270

19 SMP Negeri 19 56 46 102

20 SMP Negeri 20 167 183 350

21 SMP Negeri 21 163 201 364

22 SMP Negeri 22 122 126 248

23 SMP Negeri 23 169 189 358

24 SMP Negeri 24 71 65 136

25 SMP Negeri 25 190 187 377

26 SMP Negeri 26 123 114 237

27 SMP Negeri 27 102 97 199

28 SMP Negeri 28 22 21 43

29 SMP Negeri 29 98 109 207

30 SMP Negeri 30 113 117 230

31 SMP Negeri 31 54 58 112


(7)

33 SMP Negeri 33 66 33 119

34 SMP Negeri 34 77 84 161

35 SMP Negeri 35 86 107 193

36 SMP Negeri 36 83 75 158

Jumlah 8.658

(Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru)

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel siswa, dari total populasi 8.658 orang yang tersebar di 36 sekolah SMP Negeri di Kota Pekanbaru, maka akan di tentukan dengan melakukan studi observasi atau survey terlebih dahulu untuk menentukan sekolah mana yang akan dijadikan sampel penelitian, dengan cara mengetahui tingkatan dari variabel independentnya dalam hal ini kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru yang merupakan bagian dari penelitian. Dimana sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian yaitu yang memiliki kompetensi kepribadian tinggi, keperibadian rendah dan kompetensi sosial tinggi, sosial rendah. Adapun hasil survey, sekolah yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini adalah :

Tabel 3.2

Hasil survey sekolah yang akan dijadikan sampel No Nama Sekolah Skor Total 1. SMP N 5 Pekanabaru 169 2. SMP N 22 Pekanbaru 163 3. SMP N 34 Pekanbaru 125 4. SMP N 36 Pekanbaru 115 5. SMP N 6 Pekanbaru 116 6. SMP N 13 Pekanbaru 115 7. SMP N 20 Pekanbaru 90 8. SMP N 21 Pekanbaru 87

Untuk lebih jelas tentang gambaran hasil observasi kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dapat dilihat pada grafik sebagai berikut :


(8)

Grafik 3.1

Sekolah yang memiliki kepribadian tinggi dan kepribadian rendah

Dari deskripsi data pada tabel dan grafik 3.1 terlihat sekolah yang akan di jadikan sampel penelitian yaitu : SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 22 Pekanbaru yang memiliki kompetensi kepribadian tinggi dengan skor total 169 dan 163. Serta SMP Negeri 34 dan SMP Negeri 36 Pekanbaru dengan kepribadian rendah, total skor 125 dan 115. Selanjutnya penulis akan menyajikan sekolah untuk kompetensi sosial tinggi dan kompetensi sosial rendah.

Grafik 3.2

Sekolah yang memiliki Sosial tinggi dan Sosial rendah

Dari deskripsi data pada tabel dan grafik 3.2 terlihat sekolah yang akan di jadikan sampel penelitian yaitu : SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 13 Pekanbaru yang memiliki kompetensi sosial tinggi dengan skor total 116 dan 115. Serta SMP

116 115

90 87

0 20 40 60 80 100 120 140

SMP N 6 PEKANBARU

SMP N 13 PEKANBARU

SMP N 20 PEKANBARU

SMP N 21 PEKANBARU

169 163

125

115

0 50 100 150 200

SMP N 5 PEKANBARU

SMP N 22 PEKANBARU

SMP N 34 PEKANBARU

SMP N 36 PEKANBARU


(9)

Negeri 20 dan SMP Negeri 21 Pekanbaru dengan sosial rendah, total skor 90 dan 87. Sekolah-sekolah tersebut yang akan dijadikan sampel penelitian dengan menyebarkan angket karakter kepada para siswanya.

Pengambilan sampel siswa dilakukan dengan menggunakan tabel Krecjie, dalam penelitian ini diketahui bahwa jumlah populasi 8.658 orang, taraf kesalahan yang diinginkan sebesar 5 %, maka besarnya sampel siswa adalah 334 orang.

Setelah diketahui sampel siswa yang digunakan berjumlah 334 orang, maka langkah selanjutnya adalah membagi jumlah yang akan dijadikan sampel persekolah sesuai dengan jumlah dari populasi masing-masing dari sekolah yang terpilih dengan dilakukan secara Proportionate Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populsi secara acak dan secara proporsional dari sekolah tempat mengajar masing-masing guru. Penentuan jumlah sampel secara proporsional berdasarkan jumlah populasi dihitung menggunakan rumus :

Keterangan :

N = Ukuran Populasi

�� = Ukuran populasi stratum ke 1 n = Ukuran sampel keseluruhan

��= Ukuran sampel

(Riduwan,2009, hlm. 262) �� = ��


(10)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka jumlah sampel masing-masing sekolah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3

Jumlah sampel siswa masing-masing sekolah

No Nama Sekolah Sampel siswa

Populasi Perhitungan Sampel

1. SMP Negeri 5 223 x 334 35

2. SMP Negeri 6 284 8 x 334 45

3. SMP Negeri 13 342 x 334 54

4. SMP Negeri 20 350 x 334 55

5. SMP Negeri 21 364 x 334 57

6. SMP Negeri 22 248 8 x 334 38

7. SMP Negeri 34 161 x 334 25

8 SMP Negeri 36 158 8 x 334 25

Jumlah 2130 334

Berdasarkan perhitungan jumlah sekolah yang akan dijadikan sampel tidak sama, maka dilakukan simple random (acak sederhana), yakni dari setiap sekolah diambil masing-masing 25 orang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam membandingkan nilai karakter yang akan di teliti.

C.Definisi Operasional

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variable bebas dan satu variable terikat. Variabel bebas adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial, sedangkan variable terikat adalah karakter siswa yang terdiri dari responsibility dan respect. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

2. Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomonikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama


(11)

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

3. Responsibility (Tanggung Jawab) adalah kemampuan untuk merespons atau menjawab peraturan yang sudah disepakati bersama. Adapun yang berkaiatan dengan tanggung jawab yaitu: duty (tugas), Laws, Promise (janji), prinsip etis universal, ketetapan agama, diligence,team work dan self motivated.

4. Respect (Sikap Hormat ) adalah sikap yang menunjukan penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.

D.Instrumen Penelitian

Selanjutnya berdasarkan rumusan definisi operasional, dimensi variabel serta indikator- indikator setiap variabel yaitu variabel kompetensi kepribadian (X1) dan kompetensi sosial (X2) dan pengaruhnya terhadap karakter siswa yaitu Responsibility (Y1) dan Respect (Y2), penulis rumuskan kisi-kisi instrument sebagaimana disajikan dalam tabel 3.5 dan 3.6

Adapun instrumen yang digunakan berupa angket dengan menggunakan skala Likert. Untuk analisis kuantitatif alternatif jawaban diberi skor dari 1 sampai 5, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

Positif Negatif

Selalu (SL) 5 1

Sering (S) 4 2

Kadang-Kadang (K) 3 3

Jarang (J) 2 4


(12)

Kisi-kisi yang digunakan dalam penelitian untuk variabel kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial bersumber dari Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas dengan modifikasi..

Adapun untuk lebih jelasnya kisi-kisi tersebut , dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini :

Tabel : 3.5

Kisi-Kisi Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial

No Variabel Dimensi Indikator No Item

Pernyataan (+) dan ( - ) 1 Kompetensi

Kepribadian : Definisi operasionalnya: kepribadian yang mantap, stabil. dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan

mengembangkan diri secara berkelanjutan. (PP No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan) .

1.1 Kepribadian yang mantap dan stabil

a.Bertindak sesuai dengan norma hukum di sekolah. b.Bertindak sesuai norma

sosial

c.Memiliki sifat konsistensi dalam bertindak.

1,2,15

3

21,24

1,2 15 3

21,24

1.2 Kepribadian yang dewasa

a.Menampilkan keterampilan dalam bertindak sebagai pendidik.

7,14,17

7,14 17

b. Memiliki etos kerja sebagai guru

6,11,12,30,33,3 4

12 6,11,30 33,34

c. Proporsional dalam bersikap

16,22,26,31,35 16 ,35 22,26,31

1.3.Kepribadian yang arif

a.Menampilkan tindakan yang dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dan sekolah

4,5,10 4,5,10

b. Menunjukkan sikap jujur dalam berpikir dan bertindak.

29,32 29,32 1.4 Kepribadian yang

berwibawa.

a. Menjadi pribadi yang disegani dan dihormati di dalam kehidupan di sekolah.


(13)

Sedangkan tentang karakter siswa kisi-kisinya diambil berdarkan buku Pendidikan karakter karangan Fatchul Muin yang diterbitkan pada tahun 2012. Buku ini penulis pilih karena secara terperinci menjelaskan tentang karakter rsponsibility dan karakter respek menjadi beberapa sub bagian-sub bagian, sehingga memudahkan bagi penulis dalam menyusun angket penelitian.

Untuk lebih jelasnya kisi-kisi penelitian ini, penulis modifikasi sesuai dengan tujuan yang penulis inginkan agar tercapai tujuan yang diharapkan dari penelitian ini. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini :

1.5 Kepribadian yang menjadi teladan.

a.Mewujudkan prilaku yang terpuji dan dapat dijadikan contoh bagi peserta didik.

8,9,18 8,9,18

b. Mewujudkan perilku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik.

13,19,20,23 13,19 20,23 1.6Mengembangkan

diri secara berkelanjutan

a. Memiliki target-target pencapaian.

27,28 27,28

2. Kompetensi sosial Definisi

Operasional: adalah merupakan kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua wali peserta didik dan masyarakat sekitar. (PP No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan) . 2.1. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik Berkomonikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik.

1,2,3,4,5,6,7,8,9 2,3,4, 5, 1,7,8, 6 9

2.2 Kemampuan berkomonik si dan berinteraksi secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

Berkomoniksi dan berinteraksi secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.

10,11,12,13,15, 16,17,25

11,13,15 10,12 10,12,16 17,25

2.3 Kemampuan berkomonikasi dan berinteraksi secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar

Berkomonikasi baik dan berinteraksi secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

18,19,20,21,22, 23,24.

18,19,20 23,24 21,22,


(14)

Tabel : 3.6

Kisi-Kisi Karakter Responsibility dan Respect

No Variabel Dimensi Indikator No Item Pernyataan

(+) dan ( - ) 1 Karakter Siswa:

Responsibility (Tanggung Jawab) Definisi

Operasionalnya : Adalah

kemampuan untuk merespons atau menjawab peraturan yang sudah disepakati bersama. Adapun yang berkaiatan dengan tanggung jawab yaitu: duty (tugas),Laws, promise ,, prinsip etis universal, ketetapan agama, diligence, team work dan self motivated. Lickona (1991)

Mu’in (2011)

1.1 Duty  Melaksanakan tugas

yang diberikan.

1,2,3,7 1,2,7 3

1.2 Laws

 Mentaati peraturan sekolah dan menerima konsekwensi apabila melanggar. 10,11,12,14 16,17,41

10,11,16 12,14,17, 41

1.3 Promise  Melaksanakan janji yang sudah dibuat.

9,18,19, 18,19 9

1.4 Prinsip etis universal

 Menghormati hak-hak teman-teman di sekolah

20,21,23,24 31,39

21,23,31 20,24,39

1.5 Religious Conviction

 Siswa melaksanakan perintah agama secara teratur 13,25,26,27, 29,30,33 25,26,27, 29,33 13,30 1.6 Diligence  Mempunyai ketekunan dan rajin dalam

melaksanakan sesuatu.

4,5,6,8,15,34 35,36,37,42

4,5, 34,36 6, 8, 15,35 37,42

1.7. Team Work  Mampu bekerja sama dalam tim

43 43

1.8 Self Motivated.

 Mempunyai motivasi diri yang tinggi

22,28,32,38 40

22,32,38 28, 40

2. Rasa Hormat (Respect)

Definisi Operasionalnya: Sikap yang menunjukan 2.1Penghargaan terhadap diri sendiri  Produktif menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya . 9,10,11, 12,16,20 22,27, 9,10,11,12, 16,27 20,22,


(15)

penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.

2.2Penghargaan terhadap orang lain

 Mudah memaafkan kesalahan orang lain dan meminta maaf.

3, 23,33 3,33 23

 Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.

19 19

 Menghormati orang lain yang berbeda

1,2,,4,24, 2,4 1,24

 Menerima

pendapat orang lain,

walau tidak

sependapat

29,32 29.32

 Tidak tergantung kepada orang lain.

13,14,15, 14 13,15

 Tidak mencampuri urusan pribadi orang lain.

17,18 17,18

 Sikap sopan yang ditunjukkan untuk memberikan rasa hormat.

5,6,21,25 30

6 5,21,25,

30

 Sikap perhatian atau memberikan perhatian pada hal atau orang yang dihormati.

7,8,26,28 31


(16)

E.Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Untuk menguji tingkat validitas dari kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi product moment

rxy =

 

} y) ( y }{n x) ( x {n

y) x)( ( xy n

2 2

2 2

( Arikunto, S. 2002, hlm.146) Dimana:

r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan. x = Skor tiap items y = Skor total items

n = Jumlah responden uji coba

2. Uji Reliabilitas

Menghitung reliabilitas kuesioner dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument angket atau soal bentuk uraian.

r11 = (

1 

k k

)(

t i S

S

)

Dimana:

r11 = Nilaireliabilitas

k = jumlah item

Si = Jumlahvarianskortiap item t

S = Varian total


(17)

F. Prosedur Peneltian

1. Melakukan studi Pendahuluan / Observasi

Studi Pendahuluan / Observasi dilakukan untuk memilih sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yang akan dilaksanakan dan menetapkan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini.

2. Mengurus surat izin penelitian

Surat izin penelitian bertujuan untuk mempermudah proses pengambilan data yang diperlukan dalam proses penelitian. Surat izin ini diperoleh dan disahkan oleh pihak Sekolah Pascasarjana UPI ke Kesbangpol Jawa Barat untuk di buatkan pengantar dan selanjutnya ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Riau dan di teruskan Kesbangpol yang ada di Riau (karena penelitian akan dilakukan di Pekanbaru, Riau). Kemudian di serahkan ke Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru. Setelah ada persetujuan dari Dinas Pendidikan, selanjutnya dipergunakan di setiap sekolah-sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian.

3. Mempersiapkan instrumen penelitian.

Instrumen penelitian difokuskan pada variabel yang akan diteliti yaitu berkaitan dengan tingkat kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan karakter siswa.

a. Kompetensi Kepribadian Guru

Pengumpulan data untuk kompetensi kepribadian ini di dapat melalui penyebaran angket yang diberikan kepada guru yang berkaitan dengan sejauh mana tingkat kompetensi kepribadian yang dimiliki oleh guru penjas di sekolah mereka. Dari hasil skala survey tersebut nantinya, baru penulia bisa menentukan sekolah mana yang dijadikan peneltiian untuk menentukan siswa/siswi yang akan di jadikan sampel pada penelitian ini.


(18)

b. Kompetensi Sosial Guru

Pengumpulan data untuk kompetensi sosial ini di dapat melalui penyebaran angket yang diberikan kepada guru yang berkaitan dengan sejauh mana tingkat kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru penjas di sekolah mereka.

c. Pembentukan Karakter Siswa

Pengumpulan data untuk variabel pembentukan karakter siswa diperoleh dari penyebaran angket yang diberikan kepada para siswa/siswi yang sekolahnya dijadikan sebagai sampel penelitian yang diambil tiap sekolah berdasarkan ketentuan kesalahan 5 % dari jumlah populasi.

4. Melakukan uji coba penelitian

Setelah variabel-variabel penelitian ditentukan, selanjutnya dilakukan uji coba angket yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kevalidan dan kerealibel butir-butir soal yang telah dibuat dan selanjutnya dilakukan pemilihan butir soal yang dapat digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan.

5. Melakukan penelitian

Setelah diperoleh butir-butir soal yang valid dan realibel, maka langkah selanjutnya dilakukan penelitian di sekolah-sekolah yang dijadikan sampel penelitian yang berjumlah sepuluh sekolah yang berada di Kota Pekanbaru.

6. Mengolah hasil penelitian

Setelah memperoleh data mentah hasil penelitian, selanjutnya melakukan pengolahan data hasil penelitian dan selanjutnya menyusun laporan penelitian secara lengkap.

G.Tekhnik Analisis Data

Untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian, data yang dihasilkan selanjutnya akan dianalisis dan diinterpretasikan. Selanjutnya peneliti melakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai salah satu asumsi yang berlaku pada penggunaan analisis multivariate (MANOVA).


(19)

a. Uji Normalitas Data

Kriteria untuk menafsirkan apakah distribusi data tersebut normal atau tidak, yaitu apabila nilai sig lebih besar dari 0,05 maka data variabel tersebut berdistribusi normal. Dan apabila nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka data variabel tersebut berdistribusi tidak normal. Dalam asumsi yang berlaku pada manova variabel devenden harus terdistribusi normal. (Ramdhani, 2010, hlm. 1).

b. Uji Homogenitas Data

Kriteria untuk menafsirkan apakah distribusi data tersebut homogen atau tidak, yaitu apabila nilai sig lebih besar dari 0,05 maka data variabel tersebut homogen. Dan apabila nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka data variabel tersebut tidak homogen. Dalam asumsi yang berlaku pada manova pasangan variabel devenden, kovariat adalah linear (sama). (Ghozali, 2009, hlm. 80) dan (Ramdhani, 2010, hlm.1)

Tekhnik analisis multivariate ini digunakan untuk menghitung pengujian signifikansi perbedaan rata-rata secara bersamaan antara kelompok untuk dua atau lebih pada variabel dependent. Dan untuk mempermudah proses pengolahan dan analisis data menggunakan program SPSS 16


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B, dkk. (2009). Guru Profesional. Bandung : Alpabeta.

Arikunto, S. (2002b). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Kelima. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2010c). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Atkinson, R.C, Shiffrin, R.M. (1971).Chapter : Human: A Proposed System and its Control Processes : In Spence, KW.; Spence, J.T. The Psychology Of Learning and Motivation (Vol 4). New York : Academic Perss. Pp 89-195 Azra, A. (2002). Paradigma Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Kompas.

Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Bandung: Pustaka Pelajar

Borba, M. (2001). Building Moral Intelegence, The Seven Essential Vitues That Teach Kids to Do The Right Thing, alih Bahasa Lina Jusuf, 2008, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Djamarah, S. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.

Duliman, Muh. (2011). Model Pendidikan Nilai Berbasis Dzikir dan Doa Dalam Mengembangkan Kepribadian Kaffah. Bandung: Disertasi (Tidak di Publikasihkan).

Fatah, A. (2013). Strategi Pengembangan Komonitas Belajar Untuk Meningkatkan Kinerja Guru. Desertasi.

Fraenkel,dkk (2012). How Design and Evaluate Research in Education. San Francisco State University. Mc Graw Hill

Ghozali, I. (2009). Model Persamaan Struktural. Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Giriwijoyo, H. (2012). Ilmu Faal Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia pada

Olahraga Untuk Kesehatan dan Prestasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Hellison, D. (1995). Teaching Responsibility Through Physical Activity. Human Kinetics. University of Illinois at Chicago.


(21)

Hurlock, Elizabeth B. (1976). Personality Development. India: Publisher McGraw-Hill Education.

Ibung, D. (2009). Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak, Jakarta : Elex Komputindo, Kelompok Gramedia

Jennings, P, and Greenberg, M. (2008). The Prosocial Classroom: Teacher Social and Emotional Competence in Relation to Student and Classroom Outcomes.

American Educational Research Association.

http://www.sagepublications.com

Kerlinger, F.M. (1964). Foundation of Behavioral Research. New York : Holt, Rinehart, & Winston.

Kovac, M, dkk. (2008). Competencies in physical education teaching: Slovenian teachers' views and future perspectives. European Physical Education Review. http://www.sagepublications.com

Kunandar. (2009). Guru Profesional implementasi KTSP dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Lickona, T. (1991). Educating for Charakter. (Terj..Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Wamaungo, 2012). Bandung: Bumi Aksara.

Lickona, T. (1991). Educating for Charakter. US : The New York Times Company.

Lickona, T. (1992). Educating for Character : How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York : Publishing History.

Lutan, R. (2001) . Pembaharuan Pendidikan Jasmani di Indonesia. Jakarta: Depa Tement Pendidikan Nasional

Maksum, A. (2012). Metodologi Penelitian dalam olahraga. Surabaya : Unesa University Press.

Maksum, A. (tt ). Kualitas Guru Pendidikan Jasmani di Sekolah: Antara Harapan dan Kenyataan. Surabaya : FIK UNESA

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Untuk Membangun Masyarakat Madani. Jakarta : Star Energy.

.

Muhaimin. (2007). Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Mu’in, F. (2011). Pendidikan karakter : Konstruksi Teoritik & Practik. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.


(22)

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Munawaroh, D. (2013). Kompetensi Sosial Guru PAI dan Relevansinya dengan Pembentukkan Karakter Siswa di SMK N 1 Nglipar Gunung Kidul. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Nazir, M (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ngalim, P. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosadakarya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta. BSNP.

Peraturaran Pemerintah Republik Indonesi Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Ramdhani, M. R. (2010). Analisis Variansi Multivariat. Bandung: Institute Teknolgi Bandung.

Rangga, D. (2012). Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukkan Karakter. Yogyakarta. Skripsi : Tidak dipublikasikan. Riduwan. (2009). Metode dan Tekhnik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rink, J,E. (1985). Teaching Physical Education for Learning. Toronto: Times Mirror/ Mosby Colleg Publishing.

Sagala, S. ( 2009). Kemampuan profesional guru dan tenaga Kependidikan. Bandung. Alfabeta.

Samani, M. & Hariyanto. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya

Saroni, M. (2011). Personal Branding Guru: Meningkatkan Kualitas dan Profesional Guru. Jogyakarta: Ar Ruzz Media

Saud, U. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Siedentop, D. (1994). Sport Education : Quality PE through Positive Sport Education. Human Kinetics. The Ohio State University.


(23)

Sudarma, M. (2013). Profesi Guru Dipuji, Dikritisi dan Dicaci. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode penelitian Administrasi . Bandung : Alfabeta.

Suherman, A (2013). Materi Pra Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014. Bandung: UPI Bandung.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : CV. Bintang Warli Artika

Suharsimi, A (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta, Rieneka Cipta

Syah, M. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Syoadih, N. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Syukur, F. (2010). Menjadi Guru Dahsyat Guru Yang Memikat. Bandung : Simbiosa Rekatama Media

Ulwan, A. N. (1985). Tarbiyatul Aulad fil Islami. Kairo : Darus Salam

Usman, U. (1990). Menjadi Guru Profesional. Bandung, Remaja Rosdakarya

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

________ (1987). SK Mendikbud nomor 413 tentang Pendidikan Jasmani. Jaakarta. Depdiknas

________ (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung. Nuansa Aulia.

________ (2009). Undang-Undang Guru dan Dosen. Bandung. Fokusmedia

________ Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas. Jakarta.


(1)

b. Kompetensi Sosial Guru

Pengumpulan data untuk kompetensi sosial ini di dapat melalui penyebaran angket yang diberikan kepada guru yang berkaitan dengan sejauh mana tingkat kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru penjas di sekolah mereka.

c. Pembentukan Karakter Siswa

Pengumpulan data untuk variabel pembentukan karakter siswa diperoleh dari penyebaran angket yang diberikan kepada para siswa/siswi yang sekolahnya dijadikan sebagai sampel penelitian yang diambil tiap sekolah berdasarkan ketentuan kesalahan 5 % dari jumlah populasi.

4. Melakukan uji coba penelitian

Setelah variabel-variabel penelitian ditentukan, selanjutnya dilakukan uji coba angket yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kevalidan dan kerealibel butir-butir soal yang telah dibuat dan selanjutnya dilakukan pemilihan butir soal yang dapat digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan.

5. Melakukan penelitian

Setelah diperoleh butir-butir soal yang valid dan realibel, maka langkah selanjutnya dilakukan penelitian di sekolah-sekolah yang dijadikan sampel penelitian yang berjumlah sepuluh sekolah yang berada di Kota Pekanbaru.

6. Mengolah hasil penelitian

Setelah memperoleh data mentah hasil penelitian, selanjutnya melakukan pengolahan data hasil penelitian dan selanjutnya menyusun laporan penelitian secara lengkap.

G.Tekhnik Analisis Data

Untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian, data yang dihasilkan selanjutnya akan dianalisis dan diinterpretasikan. Selanjutnya peneliti melakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai salah satu asumsi yang berlaku pada penggunaan analisis multivariate (MANOVA).


(2)

a. Uji Normalitas Data

Kriteria untuk menafsirkan apakah distribusi data tersebut normal atau tidak, yaitu apabila nilai sig lebih besar dari 0,05 maka data variabel tersebut berdistribusi normal. Dan apabila nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka data variabel tersebut berdistribusi tidak normal. Dalam asumsi yang berlaku pada manova variabel devenden harus terdistribusi normal. (Ramdhani, 2010, hlm. 1).

b. Uji Homogenitas Data

Kriteria untuk menafsirkan apakah distribusi data tersebut homogen atau tidak, yaitu apabila nilai sig lebih besar dari 0,05 maka data variabel tersebut homogen. Dan apabila nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka data variabel tersebut tidak homogen. Dalam asumsi yang berlaku pada manova pasangan variabel devenden, kovariat adalah linear (sama). (Ghozali, 2009, hlm. 80) dan (Ramdhani, 2010, hlm.1)

Tekhnik analisis multivariate ini digunakan untuk menghitung pengujian signifikansi perbedaan rata-rata secara bersamaan antara kelompok untuk dua atau lebih pada variabel dependent. Dan untuk mempermudah proses pengolahan dan analisis data menggunakan program SPSS 16


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B, dkk. (2009). Guru Profesional. Bandung : Alpabeta.

Arikunto, S. (2002b). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Kelima. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2010c). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Atkinson, R.C, Shiffrin, R.M. (1971).Chapter : Human: A Proposed System and its Control Processes : In Spence, KW.; Spence, J.T. The Psychology Of Learning and Motivation (Vol 4). New York : Academic Perss. Pp 89-195 Azra, A. (2002). Paradigma Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Kompas.

Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Bandung: Pustaka Pelajar

Borba, M. (2001). Building Moral Intelegence, The Seven Essential Vitues That Teach Kids to Do The Right Thing, alih Bahasa Lina Jusuf, 2008, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Djamarah, S. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.

Duliman, Muh. (2011). Model Pendidikan Nilai Berbasis Dzikir dan Doa Dalam Mengembangkan Kepribadian Kaffah. Bandung: Disertasi (Tidak di Publikasihkan).

Fatah, A. (2013). Strategi Pengembangan Komonitas Belajar Untuk Meningkatkan Kinerja Guru. Desertasi.

Fraenkel,dkk (2012). How Design and Evaluate Research in Education. San Francisco State University. Mc Graw Hill

Ghozali, I. (2009). Model Persamaan Struktural. Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Giriwijoyo, H. (2012). Ilmu Faal Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia pada

Olahraga Untuk Kesehatan dan Prestasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Hellison, D. (1995). Teaching Responsibility Through Physical Activity. Human Kinetics. University of Illinois at Chicago.


(4)

Hurlock, Elizabeth B. (1976). Personality Development. India: Publisher McGraw-Hill Education.

Ibung, D. (2009). Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak, Jakarta : Elex Komputindo, Kelompok Gramedia

Jennings, P, and Greenberg, M. (2008). The Prosocial Classroom: Teacher Social and Emotional Competence in Relation to Student and Classroom Outcomes.

American Educational Research Association.

http://www.sagepublications.com

Kerlinger, F.M. (1964). Foundation of Behavioral Research. New York : Holt, Rinehart, & Winston.

Kovac, M, dkk. (2008). Competencies in physical education teaching: Slovenian teachers' views and future perspectives. European Physical Education Review. http://www.sagepublications.com

Kunandar. (2009). Guru Profesional implementasi KTSP dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Lickona, T. (1991). Educating for Charakter. (Terj..Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Wamaungo, 2012). Bandung: Bumi Aksara.

Lickona, T. (1991). Educating for Charakter. US : The New York Times Company.

Lickona, T. (1992). Educating for Character : How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York : Publishing History.

Lutan, R. (2001) . Pembaharuan Pendidikan Jasmani di Indonesia. Jakarta: Depa Tement Pendidikan Nasional

Maksum, A. (2012). Metodologi Penelitian dalam olahraga. Surabaya : Unesa University Press.

Maksum, A. (tt ). Kualitas Guru Pendidikan Jasmani di Sekolah: Antara Harapan dan Kenyataan. Surabaya : FIK UNESA

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Untuk Membangun Masyarakat Madani. Jakarta : Star Energy.

.

Muhaimin. (2007). Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Mu’in, F. (2011). Pendidikan karakter : Konstruksi Teoritik & Practik. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.


(5)

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Munawaroh, D. (2013). Kompetensi Sosial Guru PAI dan Relevansinya dengan Pembentukkan Karakter Siswa di SMK N 1 Nglipar Gunung Kidul. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Nazir, M (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ngalim, P. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosadakarya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta. BSNP.

Peraturaran Pemerintah Republik Indonesi Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Ramdhani, M. R. (2010). Analisis Variansi Multivariat. Bandung: Institute Teknolgi Bandung.

Rangga, D. (2012). Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukkan Karakter. Yogyakarta. Skripsi : Tidak dipublikasikan. Riduwan. (2009). Metode dan Tekhnik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rink, J,E. (1985). Teaching Physical Education for Learning. Toronto: Times Mirror/ Mosby Colleg Publishing.

Sagala, S. ( 2009). Kemampuan profesional guru dan tenaga Kependidikan. Bandung. Alfabeta.

Samani, M. & Hariyanto. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya

Saroni, M. (2011). Personal Branding Guru: Meningkatkan Kualitas dan Profesional Guru. Jogyakarta: Ar Ruzz Media

Saud, U. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Siedentop, D. (1994). Sport Education : Quality PE through Positive Sport Education. Human Kinetics. The Ohio State University.


(6)

Sudarma, M. (2013). Profesi Guru Dipuji, Dikritisi dan Dicaci. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode penelitian Administrasi . Bandung : Alfabeta.

Suherman, A (2013). Materi Pra Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014. Bandung: UPI Bandung.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : CV. Bintang Warli Artika

Suharsimi, A (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta, Rieneka Cipta

Syah, M. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Syoadih, N. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Syukur, F. (2010). Menjadi Guru Dahsyat Guru Yang Memikat. Bandung : Simbiosa Rekatama Media

Ulwan, A. N. (1985). Tarbiyatul Aulad fil Islami. Kairo : Darus Salam

Usman, U. (1990). Menjadi Guru Profesional. Bandung, Remaja Rosdakarya UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Universitas Pendidikan

Indonesia

________ (1987). SK Mendikbud nomor 413 tentang Pendidikan Jasmani. Jaakarta. Depdiknas

________ (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung. Nuansa Aulia.

________ (2009). Undang-Undang Guru dan Dosen. Bandung. Fokusmedia ________ Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi Pendidik

Ditjen PMPTK Depdiknas. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Kompetensi Kepribadian Guru Pai Dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa Di Smp Kharisma Bangsa Pondok Cabe

0 3 92

hubungan kompetensi guru pai dalam membentuk karakter siswa kelas XII keperawatan Di SMK Kharisma Panongan Tangerang

2 33 0

KONTRIBUSI TINGKAT PEMAHAMAN PERUMUSAN PANCASILA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU SD NEGERI KECAMATAN MEDAN HELVETIA.

0 3 26

PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG Pengaruh Implementasi Kompetensi Kepribadian Dan Sosial Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 16

PERANAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU AKIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS II Peranan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru akidah akhlak terhadap akhlak siswa kelas ii di madrasah aliyah mu’allimin muhammadiyah sur

0 1 14

PEMBINAAN KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DALAM KERANGKA PROFESIONALISME GURU Pembinaan Kompetensi Sosial Dan Kompetensi Kepribadian Dalam Kerangka Profesionalisme Guru (Studi Situs Di Smk Negeri 9 Surakarta).

0 1 15

PEMBINAAN KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DALAM KERANGKA PROFESIONALISME GURU Pembinaan Kompetensi Sosial Dan Kompetensi Kepribadian Dalam Kerangka Profesionalisme Guru (Studi Situs Di Smk Negeri 9 Surakarta).

1 1 20

Pengaruh Tingkat Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial Guru Penjas SMP Negeri se Kota Pekanbaru Terhadap Pembentukan Karakter Siswa - repository UPI T POR 1303308 Title

0 0 3

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU FISIKA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 MARIORIAWA KABUPATEN SOPPENG

0 0 119

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PPKN MELALUI KETELADANAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN SISWA (Studi di SMP Negeri 1 Mojolaban Kabupaten Sukoharjo) - UNS Institutional Repository

0 0 17