PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN FOTOGRAFI ESAI.

(1)

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI

SKRIPSI PENCIPTAAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa

Oleh:

SHOFIYAH RIGAN GANOFI 1100896

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI

Oleh :

Shofiyah Rigan Ganofi 1100896

Sebuah skripsi yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

©

Shofiyah Rigan Ganofi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI

Disusun oleh: Shofiyah Rigan Ganofi

1100896

Bandung, Oktober 2015

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Dr. Zakarias S. Soeteja, M.Sn. NIP. 196707241907021001

Pembimbing II

Drs. Untung Suprianto, M. Pd. NIP. 195210161986011001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, M. Pd. NIP. 19720613199031001


(4)

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI

Disusun oleh: Shofiyah Rigan Ganofi

1100896

Bandung, Oktober 2015 disetujui dan disahkan oleh penguji:

Penguji I,

Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. 195509131985032001

Penguji II

Dr.Farid Abdullah, M.Sn. 19690220199421001

Penguji III,

Drs. Taswadi, M.Sn. 196501111994121001


(5)

ABSTRAK

SHOFIYAH RIGAN GANOFI, 2015. “PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN FOTOGRAFI ESAI”

Fotografi adalah salah satu media untuk representasi sebuah penyampaian informasi atau pesan secara visual. Semua orang dapat merasakan dan melihat suatu peristiwa hanya dengan melihat sebuah foto. Salah satunya adalah foto pemandangan alam, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah terutama pada pegunungannya, diantara beberapa gunung yang spesifik, menarik dan indah yang berada di Jawa Barat, adalah Gunung Burangrang. Agar dapat menyampaikan informasi secara utuh tentang pesona alam Gunung Burangrang penulis membuat media foto ke dalam bentuk sebuah buku fotografi esai. Eksistensi sebuah buku akan berbeda dibandingkan hanya memajang sebuah karya foto saja. Terdapat rumusan masalah yaitu (1) Bagaimana visualisasi karya fotografi pesona alam Gunung Burangrang (2) Bagaimana desain buku foto esai pesona alam Gunung Burangrang. Proses penciptaan buku fotografi esai ini memiliki tahapan proses penciptaan yaitu, proses pengambilan gambar, proses seleksi foto, proses editing foto, proses pengolahan layout (tata letak) hingga proses pencetakan. Maka tujuan penciptaan ini adalah untuk memvisualisasi karya fotografi pesona alam Gunung Burangrang dan mendeskripsikan analisis desain buku foto esai pesona alam Gunung Burangrang. Penulis bermaksud membuat sebuah karya fotografi esai yang menggambarkan bagaimana pesona keindahan alam dari Gunung Burangrang. Hal ini dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran untuk meningkatkan apresiasi sekaligus sikap positif dalam meresponi alam di Indonesia. Hasil dari skripsi penciptaan ini secara umum visualisasi karya fotografi dan desain buku foto esai yang dihasilkan penulis memiliki foto dengan nuansa alam yang masih asri dan desain buku yang simple tetapi elegan, juga dapat menggambarkan serta menjelaskan pesona alam yang terdapat di kawasan Gunung Burangrang.


(6)

ABSTRACT

SHOFIYAH GANOFI RIGAN, 2015. "THE NATURAL CHARM OF MOUNT BURANGRANG AS OBJECT THE IDEA OF PHOTOGRAPHIC ESSAY" Photography is one of the media for information or submission of a representation of the message visually. Everyone can feel and see an event just by looking at a photograph. One is the photo scenery, Indonesia has abundant natural wealth especially on the mountainous landscape, among the few mountains that are specific, compelling and beautifully located in West Java, is Mount Burangrang. In order to pass on the information as a whole about the natural charm of Mount Burangrang authors create media images to a photography book of essays. The existence of a book will be different than just posting a photo only. There is a formulation of the problem i.e. (1) How visualization works photography nature charm mount Burangrang (2) how to design a photo book of essays the natural charm of Mount Burangrang. The process of the creation of this essay has a photography book the stages of creation process i.e., the process of filming, process selection photos, photo editing process, processing layout (layout) to the printing process. Then the purpose of the creation is to the natural charm of the photographic work visualization mount Burangrang and describe the design analysis of natural charm photo essay book mount Burangrang. The author intends to make a photographic work an essay describing how the charm of the natural beauty of Mount Burangrang. This is done so that communities have the awareness to increase appreciation of the positive attitudes at once to respond to nature in Indonesia. The result of the creation of this thesis in General visualization photographic work and the design of the resulting photo essay book writer has photos with natural shades of green and the book design simple but elegant, it can also describe and explain the natural charm located in the area of Mount Burangrang.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR BAGAN... ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Masalah Penciptaan... 1

B.Rumusan Masalah Penciptaan... 3

C.Tujuan Penciptaan... 4

D.Manfaat Penciptaan... 4

E. Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN... 6

A.Landasan Teoritik... 6

1. Fotografi... 6

2. Fotografi Esai (Essay Photography)... 18

3. Desain Komunikasi Visual... 20

B. Landasan Empirik... 33

1. Gunung Burangrang... 33


(8)

C.Konsep Penciptaan... 36

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN... 38

A. Ide Berkarya... 38

B. Kontemplasi... 41

C. Stimulasi Berkarya... 41

D. Pengolahan Konsep Berkarya... 42

E. Persiapan... 42

F. Perjalanan Pemotretan... 46

G. Proses Pengambilan Gambar... 48

H. Proses Seleksi Foto... 50

I. Proses Editing Foto/Gambar... 51

J. Proses Mendesain dan Pembuatan Layout Buku Foto Esai... 52

K. Proses Pencetakan Karya dan Finishing... 58

BAB IV ANALISIS VISUAL KARYA... 60

BAB V PENUTUP... 146

A. Simpulan... 146

B. Saran... ... 147 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH LAMPIRAN


(9)

DAFTAR BAGAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk kamera obscura... 8

Gambar 2.2 “View from the Window at Le Gras” foto pertama yang berhasil dicetak oleh Joseph Nicéphore Niépce... 8

Gambar 2.3 Kamera Analog... 10

Gambar 2.4 Kamera Polaroid... 10

Gambar 2.5 Kamera Saku... 11

Gambar 2.6 Kamera Prosumer... 12

Gambar 2.7 Kamera DSLR... 12

Gambar 2.8 Kamera Mirror Less... 13

Gambar 2.9 Kamera Handphone... 13

Gambar 2.10 Foto Potrait... 14

Gambar 2.11 Foto Human Interest... 14

Gambar 2.12 Foto Fashion... 15

Gambar 2.13 Foto Satwa... 15

Gambar 2.14 Foto Still Life... 16

Gambar 2.15 Foto Arsitektur... 16

Gambar 2.16 Foto Landscape... 17

Gambar 2.17 Foto Macro... 17

Gambar 2.18 Foto Jurnalisme... 18

Gambar 2.19 Contoh Garis... 23


(11)

Gambar 2.21 Lingkaran Warna... 25

Gambar 2.22 Ukuran buku yang proporsional... 30

Gambar 2.23 Keseimbangan Simetris dan Asimetris... 30

Gambar 2.24 Kontras pada foto... 31

Gambar 2.25 Irama pada layout... 32

Gambar 2.26 Contoh Layout yang baik... 33

Gambar 2.27 Contoh Layout yang baik terdapat 4 elemen utama... 33

Gambar 2.28 Gunung Burangrang... 34

Gambar 2.29 Peta Bandung Purba... 34

Gambar 3.1 Kamera Sony Alpha Nex-5T... 43

Gambar 3.2 Kartu Memori... 43

Gambar 3.3 Tas Kamera... 44

Gambar 3.4 Perjalanan pemotretan... 45

Gambar 3.5 Peralatan Makan... 45

Gambar 3.6 Tenda... 46

Gambar 3.7 Mendirikan tenda di hutan pinus... 46

Gambar 3.8 Air terjun kecil curug layung... 47

Gambar 3.9 Pendakian menuju puncak... 47

Gambar 3.10 Mencapai tugu puncak Gunung Burangrang... 48

Gambar 3.11 Proses pemilihan gambar... 51

Gambar 3.12 Aplikasi vscocam... 51


(12)

Gambar 3.14 Pengolahan gambar di vscocam... 52

Gambar 3.15 Pengolahan gambar di snapseed... 52

Gambar 3.16 Referensi Layout... 53

Gambar 3.17 Merancang layout... 53

Gambar 3.18 Proses menentukan foto... 54

Gambar 3.19 Adobe Illustrator CC... 54

Gambar 3.20 Art Board yang masih kosong... 55

Gambar 3.21 Drag foto ke dalam Adobe Illustrator CC... 55

Gambar 3.22 Menentukan jenis Font... 56

Gambar 3.23 Memasukan teks pada layout... 57

Gambar 3.24 Proses membuat layout buku... 57

Gambar 3.26 Proses finishing buku di percetakan... 58

Gambar 3.27 Buku Fotografi Esai... 58

Gambar 3.28 Hasil Cetak Buku Fotografi Esai... 59

Gambar 4.1 Cover dan Back Cover... 61

Gambar 4.2 Beberapa foto yang diseleksi... 61

Gambar 4.3 Foto cover dan back cover yang terpilih... 62

Gambar 4.5 Garis pada Foto cover dan back cover... 63

Gambar 4.6 Warna pada Foto cover dan back cover... 63

Gambar 4.7 Desain manual digital pada Foto cover dan back cover.... 64

Gambar 4.8 Tipografi pada Foto cover dan back cover... 64


(13)

Gambar 4.10 Gambar Halaman 1 dan 2... 65

Gambar 4.11 Penyeleksian Foto Halaman 1 dan 2... 66

Gambar 4.12 Foto Halaman 1 dan 2 yang telah diseleksi... 66

Gambar 4.13 Jalan Sebagai Center Pada Foto Halaman 1 dan 2... 67

Gambar 4.14 Garis Pada Foto Halaman 1 dan 2... 67

Gambar 4.15 Warna pada foto halaman 1 dan 2... 68

Gambar 4.16 Foto kedua pada halaman 2... 68

Gambar 4.17 Komposisi pada foto kedua halaman 2... 69

Gambar 4.18 Garis pada foto kedua halaman 2... 69

Gambar 4.19 Warna pada foto kedua halaman 2... 69

Gambar 4.20 Desain manual dan digital layout halaman 1 dan 2... 70

Gambar 4.21 Tipografi dan kolom teks pada halaman 1 dan 2... 70

Gambar 4.22 Gambar halaman 3 dan 4... 71

Gambar 4.23 Proses penyeleksian foto pada halaman 3 dan 4... 71

Gambar 4.24 Foto yang terpilih di halaman 3 dan 4... 72

Gambar 4.25 Foto Pertama Halaman 3 dan 4... 72

Gambar 4.26 Kompisis Pada foto pertama halaman 3 dan 4... 73

Gambar 4.27 Garis pada foto pertama halaman 3 dan 4... 73

Gambar 4.28 Warna pada foto pertama halaman 3 dan 4... 73

Gambar 4.29 Foto kedua pada halaman 3 dan 4... 74

Gambar 4.30 Komposisi pada foto kedua halaman 3 dan 4... 74

Gambar 4.31 Garis pada foto kedua halaman 3 dan 4... 75

Gambar 4.32 Warna pada foto kedua halaman 3 dan 4... 75

Gambar 4.33 Foto ketiga pada halaman 3 dan 4... 75

Gambar 4.34 Komposisi pada foto ketiga halaman 3 dan 4... 76


(14)

Gambar 4.36 Warna pada foto ketiga halaman 3 dan 4... 77

Gambar 4.37 Desain Layout pada halaman 3 dan 4... 77

Gambar 4.38 Keterangan layout pada halaman 3 dan 4... 78

Gambar 4.39 Layout Halaman 5 dan 6... 78

Gambar 4.40 Foto pada halaman 5 dan 6... 79

Gambar 4.41 Komposisi pada halaman 5 dan 6... 79

Gambar 4.42 Garis pada foto halaman 5 dan 6... 80

Gambar 4.43 Warna pada foto halaman 5 dan 6... 80

Gambar 4.44 Rancangan layout pada halaman 5 dan 6... 80

Gambar 4.45 Keterangan Layout Halaman 5 dan 6... 81

Gambar 4.46 Layout Halaman 7 dan 8... 81

Gambar 4.47 Foto halaman 7... 82

Gambar 4.48 Komposisi foto halaman 7... 82

Gambar 4.49 Garis pada foto halaman 7... 82

Gambar 4.50 Warna pada foto halaman 7... 83

Gambar 4.51 Foto pada halaman 8... 83

Gambar 4.52 Komposisi pada foto halaman 8... 84

Gambar 4.53 Garis pada foto halaman 8... 84

Gambar 4.54 Warna pada foto halaman 8... 84

Gambar 4.55 Desain Layout Halaman 7 dan 8... 85

Gambar 4.56 Tata letak layout halaman 7 dan 8... 85

Gambar 4.57 Foto halaman 9 dan 10... 86

Gambar 4.58 Penyeleksian Foto Halaman 9 dan 10... 86

Gambar 4.59 Foto yang terpilih pada halaman 9 dan 10... 87

Gambar 4.60 Komposisi pada foto halaman 9 dan 10... 87


(15)

Gambar 4.62 Warna pada foto halaman 9 dan 10... 88

Gambar 4.63 Desain layout halaman 9 dan 10... 88

Gambar 4. 64 Layout Halaman 11 dan 12... 89

Gambar 4.65 Foto pada halaman 11 dan 12... 89

Gambar 4.66 Komposisi Foto pada foto halaman 11 dan 12... 90

Gambar 4.67 Garis pada foto halaman 11 dan 12... 90

Gambar 4.68 Warna pada foto halaman 11 dan 12... 90

Gambar 4.69 Desain layout halaman 11 dan 12... 91

Gambar 4.70 Tata letak layout pada halaman 11 dan 12... 91

Gambar 4.71 Layout Pada Halaman 13 dan 14... 92

Gambar 4.72 Foto yang diseleksi pada halama 13 dan 14... 92

Gambar 4.73 Foto pertama pada Halaman 13 dan 14... 93

Gambar 4.74 Komposisi pada foto pertama halaman 13 dan 14... 93

Gambar 4.75 Garis pada foto pertama halaman 13 dan 14... 94

Gambar 4.76 Warna pada foto pertama halaman 13 dan 14... 94

Gambar 4.77 Foto kedua pada halaman 13 dan 14... 94

Gambar 4.78 Komposisi pada foto kedua halaman 13 dan 14... 95

Gambar 4.79 Garis pada foto kedua halaman 13 dan 14... 95

Gambar 4.80 Warna pada foto kedua halaman 13 dan 14... 96

Gambar 4.81 Foto ketiga pada halaman 13 dan 14... 96

Gambar 4.82 Komposisi pada foto ketiga halaman 13 dan 14... 97

Gambar 4.83 Garis pada foto ketiga halaman 13 dan 14... 97

Gambar 4.84 Warna pada foto ketiga halaman 13 dan 14... 97

Gambar 4.85 Desain Manual dan digital halaman 13 dan 14... 98

Gambar 4.86 Tata letak halaman 13 dan 14... 98


(16)

Gambar 4.88 Foto pertama pada halaman 15 dan 16... 99

Gambar 4.89 Komposisi pada foto pertama halaman 15 dan 16... 100

Gambar 4.90 Garis pada foto pertama halaman 15 dan 16... 100

Gambar 4.91 Warna pada foto pertama halaman 15 dan 16... 101

Gambar 4.92 Foto kedua pada halaman 15 dan 16... 101

Gambar 4.93 Foto ketiga pada halaman 15 dan 16... 102

Gambar 4.94 Desain manual dan digital halaman 15 dan 16... 103

Gambar 4.95 Tata letak halaman 15 dan 16... 103

Gambar 4.96 Layout halaman 17 dan 18... 104

Gambar 4.97 Foto pertama pada halaman 17 dan 18... 104

Gambar 4.98 Komposisi Foto pertama pada halaman 17 dan 18... 105

Gambar 4.99 Garis Foto pertama pada halaman 17 dan 18... 105

Gambar 4.100 Warna pada Foto pertama pada halaman 17 dan 18... 106

Gambar 4.101 Foto kedua pada halaman 17 dan 18... 106

Gambar 4.102 Foto ketiga pada halaman 17 dan 18... 107

Gambar 4.103 Garis pada Foto ketiga pada halaman 17 dan 18... 107

Gambar 4.104 Warna pada Foto ketiga pada halaman 17 dan 18... 108

Gambar 4.105 Desain manual dan digital halaman 17 dan 18... 108

Gambar 4.106 Tata letak pada halaman 17 dan 18... 108

Gambar 4.107 Layout Halaman 19 dan 20... 109

Gambar 4.108 Foto pertama pada Halaman 19 dan 20... 109

Gambar 4.109 Garis Vertikal Diagonal Pada Foto Halaman 19 dan 20 110 Gambar 4.110 Warna Pada Foto Halaman 19 dan 20... 110

Gambar 4.111 Foto kedua pada halaman 19 dan 20... 111

Gambar 4.112 Titik Fokus Pada Foto Halaman 19 dan 20... 112


(17)

Gambar 4.114 Foto ketiga pada halaman 19 dan 20... 112

Gambar 4.115 Garis Vertikal Pada Foto ketiga Halaman 19 dan 20... 113

Gambar 4.116 Warna pada foto ketiga halaman 19 dan 20... 113

Gambar 4.117 Desain layout manual dan digital... 113

Gambar 4.118 Layout Halaman 21 dan 22... 114

Gambar 4.119 Foto pada halaman 21... 114

Gambar 4.120 Garis Pada Foto Halaman 21... 115

Gambar 4.121 Warna Pada Foto Halaman 21... 115

Gambar 4.122 Foto pada halaman 22... 115

Gambar 4.123 Komposisi Pada Foto Halaman 22... 116

Gambar 4.124 Warna Pada Foto Halaman 22... 116

Gambar 4.125 Desain layout pada foto halaman 21 dan 22... 117

Gambar 4.126 Tata letak halaman 21 dan 22... 117

Gambar 4.127 Layout Halaman 23 dan 24... 118

Gambar 4.128 Foto Halaman 23... 118

Gambar 4.129 Komposisi pada foto halaman 23... 119

Gambar 4.130 Warna pada foto halaman 23... 119

Gambar 4.131 Foto kedua pada halaman 23... 119

Gambar 4.132 Garis Lengkung Pada Foto kedua Halaman 23... 120

Gambar 4.133 Warna Pada Foto Halaman 23... 120

Gambar 4.134 Foto pertama pada Halaman 24... 121

Gambar 4.135 Garis Pada Foto pertama halaman 24... 121

Gambar 4.136 Warna Pada Foto pertama halaman 24... 122

Gambar 4.137 Foto Kedua Halaman 24... 122

Gambar 4.138 Garis pada foto kedua halaman 24... 123


(18)

Gambar 4.140 Desain manual dan digital halaman 23 dan 24... 123

Gambar 4.141 Layout Halaman 25 dan 26... 124

Gambar 4.142 Foto pada halaman 25... 124

Gambar 4.143 Garis pada foto halaman 25... 125

Gambar 4.144 Warna pada foto halaman 25... 125

Gambar 4.145 Foto pada halaman 26... 126

Gambar 4.146 Desain manual dan digital halaman 25 dan 26... 127

Gambar 4.147 Tata letak halaman 25 dan 26... 127

Gambar 4.148 Layout halaman 27 dan 28... 128

Gambar 4.149 Foto pertama pada halaman 27... 128

Gambar 4.150 Garis pada Foto pertama halaman 27... 129

Gambar 4.151 Warna pada Foto pertama halaman 27... 129

Gambar 4.152 Foto kedua pada halaman 27... 129

Gambar 4.153 Foto pada halaman 28... 130

Gambar 4.154 Garis pada foto halaman 28... 131

Gambar 4.105 Warna Pada Foto Halaman 28... 131

Gambar 4.106 Layout pada halaman 27 dan 28... 132

Gambar 4.107 Peletakan kolom teks pada halaman 27 dan 28... 132

Gambar 4.108 Layout halaman 29 dan 30... 133

Gambar 4.109 Foto pertama pada halaman 29... 133

Gambar 4.110 Komposisi Foto pertama pada halaman 29... 134

Gambar 4.111 Warna pada Foto pertama halaman 29... 134

Gambar 4.112 Foto kedua pada halaman 29... 135

Gambar 4.113 Foto pada halaman 30... 136

Gambar 4.114 Garis Pada Foto Halaman 30... 136


(19)

Gambar 4.116 Desain manual dan digital pada halaman 29 dan 30... 137

Gambar 4.117 Keterangan pada foto halaman 29 dan 30... 137

Gambar 4.118 Layout pada halaman 31 dan 32... 138

Gambar 4.119 Foto pada halaman 31... 138

Gambar 4.120 Garis pada foto halaman 31... 139

Gambar 4.112 Warna Pada Foto Halaman 31... 139

Gambar 4.113 Foto pertama pada halaman 32... 140

Gambar 4.114 Garis pada foto pertama halaman 32... 140

Gambar 4.115 Warna pada foto pertama halaman 32... 141

Gambar 4.116 Foto kedua pada halaman 32... 141

Gambar 4.117 Layout pada halaman 31 dan 32... 142

Gambar 4.118 Layout pada Halaman 33 dan 34... 143

Gambar 4..119 Foto pada halaman 33 dan 34... 143

Gambar 4.120 Garis pada Halaman 33 dan 34... 144

Gambar 4.121 Warna pada Halaman 33 dan 34... 144


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penciptaan

Indonesia adalah negara yang tidak hanya subur dan indah, melainkan juga kaya dengan berbagai sumber daya alam, baik di laut dan udara maupun darat. Untuk itu, sebagai negara yang terkaya, terbesar dan terindah, Indonesia tidak hanya menjadi incaran para investor, melainkan juga wisatawan.

Di samping alamnya yang kaya dan indah, dihampir semua wilayah Indonesia terdapat berbagai dataran rendah dan tinggi. Deretan gunung dan bukit yang menjulang tinggi ke angkasa telah membuat tekanan udara tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Gunung-gunung berapi aktif yang telah mengeluarkan lava telah menyebabkan alam Indonesia menjadi subur untuk lahan pertanian dan perkebunan.

Keindahan alam yang berada dipermukaan gunung maupun lingkungan sekitarnya membuat daerah ini menjadi incaran banyak orang untuk menikmati pesona alam, sejuknya cuaca, asrinya lingkungan dan beragamnya tanaman obat-obatan. Untuk itu, mendaki gunung menjadi kegiatan alternatif yang populer saat ini, baik dikalangan orang tua maupun anak muda, baik bagi wisatawan maupun selebriti. Walaupun kegiatan mendaki gunung merupakan kegiatan yang ekstrim dan penuh resiko, namun tidak membuat orang-orang yang menggemari kegiatan ini menyerah begitu saja. Keindahan alam, sejuknya cuaca serta beragamnya flora dan fauna menjadi alasan mengapa orang sangat sulit untuk tidak melakukan kegiatan mendaki gunung.

Karena keindahan, keunikan dan kekhasan beberapa hal yang ada di daerah pergunungan, maka banyak fotografer berusaha untuk mencari angle menarik tentang gunung. Bahkan objek pemotretan antara gunung yang satu dengan gunung yang lainnya sungguh sangat berbeda, sehingga membuat para pendaki gunung tidak pernah merasa bosan untuk membidik objek yang satu ini.


(21)

2

Berbeda dengan laut dan pantai, pesona alam gunung mempunyai berbagai keanekaragaman tempat, tanaman, angle, tantangan dan dinamika-dinamika tertentu. Contohnya pada Gunung Papandayan yang berada di Garut, memiliki pemandangan alam dari ketinggian kawah dan padang edelweis yang indah. Sedangkan pada gunung Rinjani di Lombok terdapat danau yang eksotis bernama Segara Anak. Keindahan dan keunikan alam yang berada diatas gunung inilah yang membuat gunung memiliki nilai lebih dan spesifik bila dibandingkan dengan laut dan pantai.

Diantara beberapa gunung yang spesifik, menarik, indah dan utuh yang berada di Jawa Barat, adalah Gunung Burangrang. Gunung Burangrang termasuk salah satu gunung api parasit tua, sehingga telah memiliki lembah-lembah dengan sayatan dalam dan lereng yang curam. Pada deretan pergunungan Indonesia, Burangrang masih satu rangkaian dengan Tangkuban Perahu dan merupakan hasil letusan gunung sunda purba. Gunung Burangrang memiliki pesona alam yang indah, rimbunnya hutan tropis, terdapat sungai dan danau. Juga memiliki tebing dan medan pendakian yang terjal. Hal ini terjadi menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki gunung Burangrang.

Di kaki Gunung Burangrang ditumbuhi hutan pinus yang lebat, dibasahi oleh percikan air terjun yang kecil bernama curug layung. Pesona alam yang indah, keanekaragaman hewan dan berbagai jenis tanaman ternyata telah membuat Gunung Burangrang menarik untuk dijadikan sebagai objek untuk membuat fotografi esai. Posisinya yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis tentu akan mempermudah proses pengamatan secara langsung, dan penelitian secara objektif.

Foto esai merupakan salah satu metoda untuk menggambarkan, menceritakan, mengedukasi dan menyampaikan pesan tentang Gunung Burangrang kepada khalayak. Lewat pembuatan foto esai, orang akan mengerti betapa indahnya, lestari, sejuk dan nyamannya Gunung Burangrang. Mengapa penulis memilih fotografi, karena fotografi pada hakekatnya merupakan cara dimana kita dengan mudahnya menjelaskan dan menggambarkan tentang sebuah objek alam seperti gunung kepada masyarakat.


(22)

3

Berangkat dari hal tersebut, maka penulis bermaksud membuat sebuah karya fotografi esai yang menggambarkan bagaimana pesona keindahan alam dari Gunung Burangrang serta berbagai potensi alami yang terkandung didalamnya. Hal ini dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran untuk meningkatkan apresiasi sekaligus sikap positif dalam meresponi alam di Indonesia. Secara perlahan hal ini tentu akan mampu membangun rasa cinta tanah air anak bangsa terhadap keindahan alamnya sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari alam seharusnya menyadari betapa pentingnya sikap peduli dengan alam sekitarnya. Seharusnya manusia tidak hanya menikmati keindahan alam, melainkan juga harus memiliki tanggung jawab untuk menjaganya. Berkenaan dengan itu perlu adanya upaya untuk menjaga kelestarian dan keastrian alam tersebut guna mencipatakan keamanan dan kenyamanan lingkungan alam.

Penulis memilih membuat karya fotografi esai ini dalam bentuk buku bermaksud agar bisa lebih leluasa menceritakan selengkap mungkin tentang Gunung Burangrang. Eksistensi sebuah buku tentu akan berbeda dengan poster yang akan memiliki lebih banyak ruang untuk menampilkan berbagai keindahan, keasrian, kenyamanan dan keutuhan Gunung Burangrang dari aspek fotografi. Setelah melihat skripsi di jurusan seni rupa UPI, penulis belum pernah mendapatkan satu karya buku fotografipun yang menggambarkan tentang Gunung Burangrang. Sedangkan di kampus lain memang sudah ada yang membuat buku foto esai sebagai karya skripsi penciptaan, tentunya penulis akan membuat desain buku yang berbeda dengan yang sudah pernah dibuat. Paling tidak kehadiran karya fotografi esai tentang Gunung Burangrang ini akan menambah referensi jurusan seni rupa UPI.

B. Rumusan Masalah Penciptaan

Berdasarkan latar belakang penciptaan tersebut maka rumusan masalah penciptaan ini adalah:

1. Bagaimana visualisasi karya fotografi pesona alam Gunung Burangrang. 2. Bagaimana desain buku foto esai pesona alam Gunung Burangrang.


(23)

4

C. Tujuan Penciptaan

Sesuai dengan masalah penciptaan, maka tujuan penciptaan ini adalah: 1. Untuk memvisualisasi karya fotografi pesona alam Gunung Burangrang. 2. Mendeskripsikan analisis desain buku foto esai pesona alam Gunung

Burangrang.

D. Manfaat Penciptaan 1. Manfaat bagi penulis

a. Menambah wawasan dalam proses dan teknik berkarya fotografi.

b. Meningkatkan kemampuan berkarya seni rupa khususnya di bidang desain komunikasi visual dan fotografi.

c. Sebagai media eskpresi penulis melalui pengungkapan kedalam sebuah karya fotografi.

2. Manfaat bagi dunia dan pendidikan seni rupa

a. Sebagai wawasan dalam pendidikan seni rupa terhadap hal-hal baru dan proses penciptaannya.

b. Dapat dijadikan referensi untuk pelajaran yang bersangkutan dengan seni rupa, khusunya desain komunikasi visual dan fotografi.

3. Manfaat bagi masyarakat

a. Untuk menambah apresiasi dalam karya dua dimensi khususnya yang di aplikasikan kedalam karya fotografi.

b. Sebagai media apresiasi dalam memberikan sikap, rasa, anggapan, tujuan dan asa masyarakat.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan serta pembacaan skripsi penciptaan karya

seni fotografi yang berjudul “PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI”, maka karya


(24)

5

1. BAB I PENDAHULUAN dalam bab ini terdiri atas Latar Belakang Masalah Penciptaan, Rumusan Masalah Penciptaan, Tujuan Penciptaan, Manfaat Penciptaan, Metode Penciptaan dan Sistematika Penulisan.

2. BAB II LANDASAN PENCIPTAAN dalam bab ini penulis akan memaparkan beberapa kajian teori yang bersangkutan dengan materi Fotografi, Desain Komunikasi Visual dan Gunung Burangrang.

3. BAB III METODE PENCIPTAAN dalam bab ini penulis memaparkan lebih rinci mengenai metode penciptaan yang dipilih untuk proses penciptaan yang dilakukan

4. BAB IV VISUAL ANALISIS KARYA dalam bab ini penulis menganalisis visual karya penciptaan yang telah dilakukan penulis

5. BAB V PENUTUP dalam bab ini penulis memaparkan simpulan hasil penciptaan


(25)

BAB III

METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

A. Ide Berkarya

Indonesia merupakan negara memiliki kekayaan bumi yang banyak dan panorama alam yang indah. Kekayaan sumber daya alam tersebut tidak hanya berada di wilayah lautan, melainkan juga di wilayah daratan. Memiliki berbagai sumber daya alam baik di laut maupun daratan. Hampir semua daerah di Indonesia terdapat dataran rendah dan dataran tinggi. Deretan gunung yang berada di Indonesia menjadi salah satu pesona alam yang dapat dibanggakan, dimanfaatkan dan dinikmati banyak orang.

Diantara beberapa deretan gunung yang menarik, indah, sejuk, hijau dan utuh yang berada di Jawa Barat, adalah Gunung Burangrang. Gunung Burangrang termasuk salah satu gunung api parasit tua, dan merupakan hasil letusan Gunung Sunda Purba, sehingga telah memiliki lembah – lembah dengan sayatan dan lereng yang curam. Gunung Burangrang memiliki pesona alam yang indah dan asri, rimbunnya hutan tropis, serta terdapat sungai dan danau.

Pada bagian lain, Burangrang juga memiliki tebing dan medan pendakian yang terjal sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk didaki dan dituruni. Di kaki Gunung Burangrang ditumbuhi hutan pinus yang lebat, dibasahi oleh percikan air terjun bernama Curug Layung sehingga membawa kesejukan buat semua kehidupan. Pesona alam yang indah, keanekaragaman hayati yang ada di Gunung Burangrang membuat Gunung ini menarik untuk dijadikan objek fotografi.

Mengapresiasi kekayaan dan pesona alam di pegunungan dengan membuat sebuah karya fotografi dalam bentuk buku foto esai adalah salah satu cara untuk menanamkan rasa cinta tanah air. Kita sadari bersama bahwa fotografi merupakan salah satu cara dimana kita dengan mudahnya menjelaskan tentang sebuah objek alam secara visual. Karena kegiatan fotografi adalah merupakan bagian dari seni dan komunikasi visual. Jika ia ditempatkan dalam bagian seni, maka karya fotografi menuntut kekayaan ide dan kemampuan imajinasi dari fotografer itu sendiri. Untuk itu perlu adanya proses kreatif sebelum memotret


(26)

39

objek, disamping tidak mengabaikan aspek cita rasa seni untuk menghasilkan foto yang bagus, menarik dan unik.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka pembuatan karya tugas akhir

yang berjudul “Pesona Alam Sebagai Objek Gagasan Buku Fotografi Esai” ini menggunakan metode penciptaan seni fotografi secara sistematis. Hal itu dilakukan untuk menghasilkan penciptaan karya yang lebih baik, menarik dan unik. Untuk menciptakan karya yang baik, menarik dan unik tersebut perlu dilakukan beberapa tahapan dalam proses maupun produksi pembuatan karya ini yang dimulai dari pengembangan ide atau gagasan yang didalamnya berupa kontemplasi, stimulasi berkarya yang telah dilakukan dan pengolahan ide hingga produksi karya seni fotografi ini siap untuk di apresiasi.

Proses tahapan pembuatan karya fotografi esai ini dilakukan beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan oleh penulis yaitu persiapan dan perbekalan mendaki, peralatan fotografi, pemilihan gambar (foto hasil pemotretan), pengolahan gambar, pembuatan layout buku foto esai, dan pencetakan buku fotografi esai.

Tahapan – tahapan dalam proses dan teknik penciptaan, masing – masing dapat dijelaskan dengan uraian pembahasan.


(27)

40

Pra Ide

Ide Gagasan Pesona Alam Gunung

Burangrang Eksternal :

Melihat, Mengamati

Internal : Memori, Presepsi,

Pengalaman

Kontemplasi

Stimulasi Studi Awal :

Mengamati Objek

Eksplorasi : Teknik Foto

Persiapan

Pemotretan

Perancangan Desain Buku

Pembuatan Buku Fotografi Esai


(28)

41

B. Kontemplasi

Suatu karya seni terlahir dalam sebuah ide atau gagasan yang didapatkan dimulai dari proses perenungan dan pengkajian atau dikenal dengan istilah

kontemplasi. Kontemplasi menurut kamus besar bahasa Indonesia (edisi kedua)

adalah renungan dan sebagainya adalah kebulatan pikiran atau perhatian penuh. Jadi kontemplasi, kata yang dikemas dan banyak digunakan dalam proses penciptaan sebuah karya.

Perlu kita ketahui bersama, renungan merupakan langkah awal untuk mewujudkan ide atau gagasan yang muncul dan dituangkan ke dalam bentuk karya seni. Karya seni yang hendak penulis ciptakan dalam hal ini adalah berupa karya buku fotografi esai. Dalam kegiatan kontemplasi ini penulis tidak hanya fokus pada membayangkan sebuah objek fotografi, melainkan juga melihat secara langsung lingkungan sekitar penulis. Kecintaan penulis pada kegiatan menjelajahi kawasan gunung (kegiatan outdoor) juga mengabadikan setiap momen dan objek penting di gunung ternyata telah menjadi motivasi tersendiri bagi penulis untuk menciptakan karya fotografi. Proses tahapan kontemplasi ini dilakukan melalui proses pendalaman ide atau gagasan dengan kegiatan berupa perenungan dan penghayatan pada objek – objek disekitar penulis.

Perenungan, penghayatan dan pendalaman dalam karya fotografi ini tentunya sudah memiliki objek yang akan ditangkap dengan konsep menggambarkan dalam bentuk buku fotografi esai.

C. Stimulasi Berkarya

Kita sadari bersama bahwa dalam pembuatan karya fotografi terdapat proses berupa stimulasi berkarya. Stimulasi atau rangsangan adalah sesuatu yang mendorong seseorang dalam menciptakan karya seni atau penggugah yang memacu kreativitas yang datang dari dalam diri manusia untuk menciptakan sebuah karya. Pada tahapan ini penulis melakukan beberapa hal seperti : penelitian terhadap objek dan mengamati lingkungan sekitar objek sebagai acuan dalam menstimulasi karya – karya yang hendak dibuat.

Keanekaragaman dan keunikan alam yang berada di kawasan Gunung Burangrang dijadikan sebagai objek dalam pembuatan karya buku fotografi esai


(29)

42

ini mempunyai makna untuk memberikan rangsangan rasa cinta akan indahnya alam Indonesia dan betapa pentingnya untuk menjaga kelestarian alam sehingga tetap astri, lestari, indah, sejuk dan bermanfaat buat kehidupan. Untuk mendukung hal tersebut penulis melakukan berbagai pendekatan dengan objek Gunung Burangrang serta pengolahan teknik dan estetika dalam membuat layout buku fotografi esai ini. Hal tersebut ditujukan untuk menimbulkan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan keindahan alam Indonesia dan pengembangan dari karya fotografi.

D. Pengolahan Konsep Berkarya

Keberadaan sebuah konsep adalah sangat penting dan fundamental (mendasar) dalam membuat sebuah karya. Pengolahan konsep yang ingin kita wujudkan dalam karya seni fotografi ini dimulai dari cita rasa terhadap objek yang akan di potret, memperhatikan objek, sampai pada penuangan penempatan objek di media yang akan di buat yaitu buku fotografi esai. Konsep selanjutnya adalah proses pengambilan gambar, proses seleksi foto, proses editing foto, proses pengolahan layout (tata letak) foto untuk di kemas menjadi sebuah buku fotografi esai hingga proses pencetakan.

E. Persiapan

Tahap persiapan adalah langkah pertama untuk proses pembuatan karya fotografi. Dalam tahap ini penulis menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pemotretan termasuk dalam proses pengolahan foto yang akan dijadikan buku foto esai. Yang tidak kalah pentinnya dalam proses persiapan adalah aspek mental untuk memotret berbagai objek yang akan difoto.

1. Perlengkapan Pemotretan a. Kamera

Kamera yang digunakan untuk membuat karya fotografi ini adalah kamera jenis mirror less. Kamera ini memiliki sistem digital yang pada dasarnya sama seperti kamera jenis DSLR (Digital Single Lens Reflection) namun tidak memakai cermin. Penulis menggunakan kamera jenis ini dengan alasan karena lebih


(30)

43

ringkas dan ringan untuk digunakan memotret kawasan Gunung Burangrang yang membutuhkan waktu perjalanan yang terbilang tidak singkat dan tantangan alam yang tidak begitu ringan. Jenis kamera yang digunakan dalam pembuatan buku fotografi esai ini adalah kamera merk Sony Alpha NEX-5T dengan spesifikasi yang dimiliki 16.1 megapixel.

.

Gambar 3.1 Kamera Sony Alpha Nex-5T (sumber : dokumentasi pribadi)

b. Kartu Memori

Kartu memori yang digunakan adalah jenis microda x-tra pro memiliki kapasitas memori dengan ukuran 8GB ini terhitung cukup besar untuk memotret banyak objek, penulis tidak perlu khawatir kehabisan memori karena kapasitas sebesar ini cukup untuk memotret lebih dari 200 objek foto.


(31)

44

c. Tas Kamera

Tas kamera untuk mendukung kegiatan pemotretan ini adalah tas kamera yang berukuran kecil. Hal ini penulis gunakan agar mudah dibawa dan lebih ringkas bila hendak mengeluarkan kamera dari dalam tas pada saat jalan mendatar, menurun , mendaki dan penggambilan gambar.

Gambar 3.3 Tas Kamera (sumber : dokumentasi pribadi)

2. Perlengkapan Perjalanan

Perlengkapan perjalanan merupakan perlengkapan yang paling mendukung pada pelaksanaan kegiatan pemotretan. Adapun perlengkapan yang di bawa sama seperti halnya mendaki gunung. Dalam hal ini yang perlu disesuaikan adalah medan perjalanan dan lamanya waktu penjelajahan di kawasan Gunung Burangrang.

Guna mendukung kegiatan pemotretan ini, maka perlengkapan yang penulis bawah guna menunjang karya tugas akhir ini, diantaranya sebagai berikut:

a. Peralatan Jalan

Peralatan jalan dalam pemotretan terbuka yaitu pakaian yang menyerap keringat, celana, sepatu khusus mendaki gunung, ransel, jas hujan, pisau, tali, obat


(32)

45

Gambar 3.4 Perjalanan pemotretan (sumber : dokumentasi pribadi)

b. Peralatan Makan dan Minum

Perlengkapan makan dan minum merupakan hal penting untuk

dipersiapkan guna melakukan pemotretan yang diakui akan menguras energi dan membutuhkan fisik yang prima selama dalam perjalanan menelusuri kawasan Gunung Burangrang.

Gambar 3.5 Peralatan Makan (sumber : dokumentasi pribadi)

c. Peralatan Tidur

Kegiatan untuk memotret kawasan Gunung Burangrang membutuhkan waktu perjalanan selama 2 hari. Hal tersebut dipertimbangkan karena penulis ingin memotret dengan berbagai momen dan objek yang beragam dalam waktu pemotretan yang berbeda, seperti pada pagi dan sore hari. Oleh karena itu peralatan tidur sepert tenda, sleeping bag, jaket, dan pakaian penghangat lainnya


(33)

46

harus dibawa dalam perjalanan pengambilan foto di kawasan Gunung Burangrang.

Gambar 3.6 Tenda (sumber : dokumentasi pribadi)

F. Perjalanan Pemotretan

Untuk mencapai kawasan Gunung Burangrang penulis melakukan perjalanan awal dimulai dari daerah Cisarua Gerbang Komando, berlanjut melewati Gerbang Lawang Angin. Dari situ terlihat petunjuk arah untuk menuju wilayah Curug Layung dan kawasan Camping Ground yang di penuhi hutan – hutan pinus gunung Burangrang. Dalam rangka mendukung kegiatan pemotretan, penulis mendirikan tenda di hutan pinus, sehingg lebih leluasa untuk mengambil

angle – angle foto yang ingin penulis dapatkan.

Gambar 3.7 Mendirikan tenda di hutan pinus (sumber : dokumentasi pribadi)

Dari tempat mendirikan kemah, untuk menuju Curug Layung penulis hanya membutuhkan waktu lebih kurang 15 menit. Pada hari pertama, penulis


(34)

47

menelusuri kawasan hutan pinus dan Curug Layung untuk diambil beberapa objek yang dijadikan sebagai fokus pemotretan.

Gambar 3.8 Air terjun kecil curug layung (sumber : dokumentasi pribadi)

Pada hari kedua barulah penulis melakukan pendakian dan pemotretan untuk mencapai puncak Gunung Burangrang. Medan pendakian gunung Burangrang yang sedikit menanjak serta diselang-selingi oleh bebatuan yang besar membuat penulis sedikit kesulitan menunju puncaknya. Untuk mencapai puncak gunung Burangrang memakan waktu kurang lebih dari 4 jam perjalanan yang dikiri kanannya masih dpenuhi hutan belantara.


(35)

48

Gambar 3.10 Mencapai tugu puncak Gunung Burangrang (sumber : dokumentasi pribadi)

Setelah mencapai puncak gunung Burangrang penulis tidak hanya melakukan beberapa kali pemotretan terhadap beberapa objek, melainkan juga memanfaatkannya untuk beristirahat, makan dan shalat. Dari atas puncak gunung Burangrang kita bisa melihat birunya danau Situ Lembang dari kejauhan yang pada saat ini tidak bisa sembarangan orang yang dapat diperbolehkan ke kawasan tersebut.

G. Proses Pengambilan Gambar 1. Pengoperasian Kamera

Proses pengambilan gambar karya fotografi yang merupakan tugas akhir ini, penulis lakukan dengan 2 teknik pemotretan, yaitu secara manual dan auto . Teknik manual yang dimaksud dalam hal ini, yaitu: mengoperasikan atau memainkan bukaan cahaya yang disebut dengan diafragma (f) dengan standar ukuran f/4 sampai f/22 serta kecepatan cahaya yang disebut shutter speed (S) yang menyesuaikan diafragma kearah normal. Sedangkan memakai teknik auto, penulis lakukan saat penulis melakukan pendakian agar lebih cepat mengambil gambar secara otomatis dengan menggunakan fasilitas yang disediakan oleh kamera.

2. Komposisi dan Sudut Pengambilan Gambar (Angle)

Untuk melakukan pemotretan, penulis melakukan pengambilan gambar dari sudut pandang yang beragam dan berbeda. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan berbagai macam angle foto yang menarik di kawasan Gunung Burangrang. Disamping itu pengaturan komposisi dalam pemotretan juga penulis pertimbangkan. Karena komposisi menjadi salah satu penentu tingginya nilai


(36)

49

estetika dalam karya fotografi. Komposisi adalah cara bagaimana gambar membagi sebuah bidang gambar (Charpentier, 1993). Penentuan komposisi dilakukan saat kita membidik objek foto.

Sama halnya dengan berkarya seni, untuk memotret menghasilkan foto yang bagus diperlukan unsur – unsur seni (elements of art), seperti unsur garis, bentuk, ruang, warna, tekstur dan cahaya yang paling berperan penting dalam fotografi. Unsur – unsur yang paling menonjol untuk memotret pemandangan alam di Gunung Burangrang ini diantaranya adalah :

a. Garis

Unsur garis dalam memotret pemandangan alam khususnya Gunung Burangrang lebih memeperhatikan garis horizon, karena tidak seperti memotret pemandangan alam pada pantai dan laut yang garis horizonnya hanya lurus saja. Memotret pemandangan alam di kawasan gunung memiliki banyak unsur garis seperti lurus, lengkung, miring dan patah – patah.

b. Warna

Warna adalah suatu konsep yang membantu kita mengenali sifat berbagai objek dan mendefinisikannya dengan lebih cepat. Jika kita memikirkan warna objek di sekeliling kita, segera kita dapat melihat betapa nuansa warna sangat beraneka. (Yahya, 2002)

Warna dalam memotret pemandangan alam dapat ditimbulkan melalui pilihan pencahayaan. Idealnya, sebuah foto mempunyai satu subjek utama dan satu warna utama, sedang subjek dan warna lainnya merupakan pendukung. Sebuah komposisi yang warnanya terdiri dari tingkat warna sejenis akan menghasilkan foto yang tenang. Unsur-unsur pendukung warna ini sangat dipengaruhi oleh sumber cahaya yang berupa cahaya seadanya, seperti cahaya matahari. Warna pada karya foto pemandangan alam ini adalah warna asli yang berada di alam, warna normal sesuai dengan kondisi alam dan keadaan. Seperti mengandalkan cahaya dari objek yang tersinari oleh cahaya matahari.

c. Bentuk dan Ruang

Unsur bentuk dan ruang dalam foto pemandangan alam mengutamakan tatanan yang memberikan kesan tiga dimensi. Ditunjukkan dengan gradasi cahaya dan bayangan.


(37)

50

d. Cahaya atau Pencahayaan

Cahaya merupakan unsur yang paling utama dalam fotografi, karena gambar yang terlihat adalah cahaya yang dipantulkan oleh objek sehingga membentuk foto objek tersebut. Gambar foto yang menarik juga tercipta dengan cara memainkan unsur cahaya.

Unsur cahaya dalam pemotretan karya fotografi ini penulis gunakan untuk memperoleh warna alam yang natural dan kesan tekstur seperti pada objek gunung, atau bayangan pada tanah, kilauan cahaya pada air dan lain sebagainya. Penulis memotret menggunakan cahaya normal agar foto dapat mudah dilanjutkan dengan proses retouching atau editing.

H. Proses Seleksi Foto

Seperti yang sudah penulis jabarkan sebelumnya, penulis memotret dengan mengambil berbagai objek pesona alam yang ada di kawasan Gunung Burangrang, sehingga mendapatkan jumlah foto yang banyak. Jumlah foto yang telah didapatkan harus melalui proses penyeleksian gambar agar foto yang terbaik lah yang bisa dimasukan ke dalam karya buku fotografi esai yang menampilkan pesona keindahan alam di kawasan Gunung Burangrang. Pemilihan gambar dilakukan dengan menggunakan komputer atau laptop, prosesnya berupa pemindahan data dari memory card kamera yang di transfer melalui card reader yang sudah terdapat didalam laptop dan disimpan di hardisk laptop. Setelah foto telah tersimpan di laptop, maka penulis pun melakukan proses pemilihan foto. Proses pemilihan foto dilakukan dengan berbagai pertimbangan sesuai unsur – unsur fotografi yang telah dijelaskan penulis. Penulis memilih 42 foto dari sekian banyak foto yang sudah penulis dapatkan.


(38)

51

Gambar 3.11 Proses pemilihan gambar (sumber : dokumentasi pribadi)

I. Proses Editing Foto/Gambar

Foto/Gambar yang telah dipilih dan diseleksi bukan bearti bisa langsung di pakai ke dalam pembuatan layout buku fotografi esai, agar menghasilkan gambar yang lebih baik lagi dan penambah nilai estetis dilakukan pengolahan retouching dan editing foto.

Penulis melakukan pengolahan retouching foto menggunakan aplikasi yang tersedia di smartphone, yaitu dengan menggunakan 2 aplikasi VSCOCAM dan Snapseed. Aplikasi ini memiliki fungsi untuk mengedit menaikturunkan warna dan cahaya serta memberi filter pada foto.

Gambar 3.12 Aplikasi vscocam (sumber:

http://andyroid.vonetize.com.edgesuite.net/website10/wp-content/uploads/2015/03/vsco-cam-icon.jpg)


(39)

52

Gambar 3.13 Aplikasi snapseed (sumber :

https://pbs.twimg.com/profile_images/2940715558/b700b88c5ae1f0b86b91e4512010acef_400x40 0.png)

Gambar 3.14 Pengolahan gambar di vscocam (sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 3.15 Pengolahan gambar di snapseed (sumber : dokumentasi pribadi)

J. Proses Mendesain dan Pembuatan Layout Buku Foto Esai

Konsep pembuatan buku foto esai ini adalah dirancang dengan menampilkan dan menginformasikan secara jelas keindahan dari alam Gunung Burangrang. Hal pertama yang dilakukan penulis dalam mendesain adalah


(40)

53

menentukan tema layout yang akan dibuat, penulis memilih minimalist modern yaitu adalah dengan layout yang terkesan bersih, elegan dan simpel. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan fungsi fotografi sebagai point of interest. Setelah menentukan tema, penulis melakukan pencarian berbagai referensi layout – layout

buku yang ada di https://id.pinterest.com/ situs ini adalah aplikasi yang membantu menemukan dan menyimpan ide – ide kreatif.

Gambar 3.16 Referensi Layout (sumber : karya sidney lim yx https://s-media-cache- ak0.pinimg.com/736x/be/8d/9a/be8d9a268e96ccd9cf3d4467c20fccdb.jpg)

Proses berikutnya adalah merancang dan mendesain layout secara manual menentukan letak foto dan teks dalam buku.


(41)

54

Langkah selanjutnya adalah penulis menentukan foto yang akan dimasukkan ke dalam layout.

Gambar 3.18 Proses menentukan foto (sumber : dokumentasi pribadi)

Setelah menentukan foto yang akan di layout, langkah berikutnya adalah menulis teks yang akan dimasukan pada kolom teks pada layout. Selanjutnya adalah proses membuat layout, menyesuaikan foto dan memasukan teks menggunakan software Adobe Illustrator CC.

Gambar 3.19 Adobe Illustrator CC (sumber :


(42)

55

Langkah pertama menggunakan software ini untuk membuat layout adalah dengan menentukan berapa halaman art board yang dipilih, penulis menggunakan 10 art board untuk membuat cover dan halaman pertama sampai dengan 8, berikutnya akan di lanjut sampai dengan halaman terakhir.

Gambar 3.20 Art Board yang masih kosong (sumber : dokumentasi pribadi)

Selanjutnya adalah drag foto yang dipilih dan telah di retouch ke dalam

software adobe illustrator CC.


(43)

56

Langkah berikutnya yaitu menentukan font yang digunakan.

Gambar 3.22 Menentukan jenis Font (sumber : dokumentasi pribadi)

Tipografi yang digunakan dalam pembuatan karya ini ada 3 jenis font yaitu diantaranya adalah :

COUTURE BOLD


(44)

57

Setelah menentukan font penulis memasukan teks pada layout.

Gambar 3.23 Memasukan teks pada layout. (sumber : dokumentasi pribadi)

Proses selanjutnya adalah penulis mendesain layout sesuai dengan rancangan manual, total halaman artboard yang di buat adalah 36 halaman.


(45)

58

K. Proses Pencetakan Karya dan Finishing

Setelah semua layout diselesaikan dan di ubah ke dalam format PDF maka file dipindahkan ke dalam flash disk. Penulis lalu mencetak desain buku di percetakan dengan menggunakan print laser. Penulis memilih jenis kertas

“Mohawk Eggsheell” agar warna pada foto lebih terlihat tetap natural dan tajam serta menghasilkan foto yang bagus. Sedangkan pada pemilihan sampul cover menggunakan kertas kalkir. Proses terakhir adalah proses cutting dan finishing penyatuan kertas agar berbentuk buku.

Gambar 3.26 Proses finishing buku di percetakan (sumber : dokumentasi pribadi)


(46)

59


(47)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Dalam merancang sebuah buku fotografi esai membutuhkan sebuah kemampuan berkomunikasi dengan cara pendekatan secara visual yaitu fotografi dan desain. Proses pengerjaannya pun tidak semudah kelihatannnya. Membuat dan merancang sebuah buku fotografi esai harus dengan perancanaan yang matang, mulai dari persiapan menuju lokasi foto, perlengkapan yang dibawa, pengumpulan data sumber lokasi foto, dokumentasi dan pemotretan objek, hingga merancang foto tersebut menjadi sebuah buku foto esai secara utuh. Dalam menyelesaikan buku fotografi esai pesona alam Gunung Burangrang tidak hanya kemampuan fotografi saja tetapi kemampuan menganalisa pesona alam yang ada pada objek yaitu kawasan Gunung Burangrang.

Gunung Burangrang adalah salah satu gunung di Jawa Barat yang memiliki pesona alam yang indah, rimbunnya hutan tropis, terdapat sungai dan danau. Juga memiliki tebing dan medan pendakian yang terjal. Salah satu tempat di Indonesia yang harus dijaga kelestarian dan keasliannya. Media berjenis buku fotografi esai diharapkan mampu untuk memperlihatkan dengan nyata bagaimana pesona keindahan alam dan kekayaan di kawasan ini, sehingga dapat menimbulkan kecintaan akan tanah air dan lebih dekat dengan alam di Indonesia.

Dengan merancang karya buku fotografi esai ini tidak hanya kemampuan fotografi yang dapat diperlihatkan pada karya ini, tetapi juga bagaimana merancang sebuah media buku fotografi esai yang benar dengan tujuan untuk menunjukan pesona alam di kawasan Gunung Burangrang. Dan pada akhirnya masyarakat akan melihat dan menyadari menanamkan kembali nilai – nilai moral dari alam dan dapat menikmati ataupun mengapresiasi hasil fotografi yang indah akan kekayaan pesona alam Gunung Burangrang.


(48)

146

Pada karya fotografi yang dikemas dalam buku foto esai, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum visualisasi karya fotografi dan desain buku foto esai yang dihasilkan penulis memiliki foto dengan nuansa alam yang masih asri dan desain buku yang simple tetapi elegan, juga dapat menggambarkan serta menjelaskan pesona alam yang terdapat di kawasan Gunung Burangrang.

B. Saran

Dengan adanya pembuatan karya tugas akhir ini, yang berupa buku fotografi esai ini, maka penulis mengemukakan saran – saran untuk rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi pembaca penulis mengharapkan kritik dan saran untuk bisa meningkatkan upaya yang berkenaan dengan pendidikan yang lebih baik. 2. Bagi masyarakat diharapkan menjadi sebuah gambaran tentang pesona alam

Gunung Burangrang yang harus kita jaga keaslian dan keasriannya.

3. Bagi fotografer untuk menghasilkan karya fotografi pemandangan alam butuh persiapan dan peralatan yang memadai.

4. Karya buku fotografi esai ini semoga menjadikan sebuah stimulus bagi pencipta karya fotografi lainnya.

5. Bagi dunia fotografi diharapkan menjadikan media pembelajaran bagaimana fotografi diaplikasikan menjadi sebuah media buku fotografi.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Y. (2012). Photography From My Eyes. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Devenport, Alma. (1991). The History of Photography. Boston : Focal Press Edison, P. (2011). Buku Saku Fotografi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Tjin, E. (2012). Membuat Foto Yang Bercerita. [Online]. Tersedia dalam

http://www.infofotografi.com/blog/2012/07/membuat-foto-yang-bercerita

photo-story-essay/. [Diakses 27 Juli 2015]

Kusrianto, Ari. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi Kusuma, Yuliandi. (2013). Fotografi Lanskap Kreatif. Jakarta : PT. Grasindo Masri, Andry. (2010). Strategi Visual. Yogyakarta : Jalasutra Anggota IKAPI Rambey, Arbain. (2011). Apa Itu Esai Foto. [Online]. Tersedia dalam

http://dantospostcard.blogspot.com/2011/05/apa-itu-esai-foto.html. [Diakses 27 Juli 2015]

Rambey, Arbain (2003). Sejarah Fotografi, Sejarah Teknologi. Jakarta : Kompas. Rustan, S. (2008). Layout dan Dasar Penerapannya. Jakarta : Gramedia

Sachari, Agus. (2005). Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta : Erlangga Sanyoto, Sudjiman Ebdi. (2010). Nirmana : Elemen – elemen Seni dan Desain.

Yogyakarta : Jalasutra Anggota IKAPI.

Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual (Edisi Revisi). Yogyakarta : Jalasutra Anggota IKAPI.


(1)

57

Setelah menentukan font penulis memasukan teks pada layout.

Gambar 3.23 Memasukan teks pada layout. (sumber : dokumentasi pribadi)

Proses selanjutnya adalah penulis mendesain layout sesuai dengan rancangan manual, total halaman artboard yang di buat adalah 36 halaman.


(2)

Shofiyah Rigan Ganofi, 2015

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah semua layout diselesaikan dan di ubah ke dalam format PDF maka file dipindahkan ke dalam flash disk. Penulis lalu mencetak desain buku di percetakan dengan menggunakan print laser. Penulis memilih jenis kertas “Mohawk Eggsheell” agar warna pada foto lebih terlihat tetap natural dan tajam serta menghasilkan foto yang bagus. Sedangkan pada pemilihan sampul cover menggunakan kertas kalkir. Proses terakhir adalah proses cutting dan finishing penyatuan kertas agar berbentuk buku.

Gambar 3.26 Proses finishing buku di percetakan (sumber : dokumentasi pribadi)


(3)

59


(4)

Shofiyah Rigan Ganofi, 2015

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Dalam merancang sebuah buku fotografi esai membutuhkan sebuah kemampuan berkomunikasi dengan cara pendekatan secara visual yaitu fotografi dan desain. Proses pengerjaannya pun tidak semudah kelihatannnya. Membuat dan merancang sebuah buku fotografi esai harus dengan perancanaan yang matang, mulai dari persiapan menuju lokasi foto, perlengkapan yang dibawa, pengumpulan data sumber lokasi foto, dokumentasi dan pemotretan objek, hingga merancang foto tersebut menjadi sebuah buku foto esai secara utuh. Dalam menyelesaikan buku fotografi esai pesona alam Gunung Burangrang tidak hanya kemampuan fotografi saja tetapi kemampuan menganalisa pesona alam yang ada pada objek yaitu kawasan Gunung Burangrang.

Gunung Burangrang adalah salah satu gunung di Jawa Barat yang memiliki pesona alam yang indah, rimbunnya hutan tropis, terdapat sungai dan danau. Juga memiliki tebing dan medan pendakian yang terjal. Salah satu tempat di Indonesia yang harus dijaga kelestarian dan keasliannya. Media berjenis buku fotografi esai diharapkan mampu untuk memperlihatkan dengan nyata bagaimana pesona keindahan alam dan kekayaan di kawasan ini, sehingga dapat menimbulkan kecintaan akan tanah air dan lebih dekat dengan alam di Indonesia.

Dengan merancang karya buku fotografi esai ini tidak hanya kemampuan fotografi yang dapat diperlihatkan pada karya ini, tetapi juga bagaimana merancang sebuah media buku fotografi esai yang benar dengan tujuan untuk menunjukan pesona alam di kawasan Gunung Burangrang. Dan pada akhirnya masyarakat akan melihat dan menyadari menanamkan kembali nilai – nilai moral dari alam dan dapat menikmati ataupun mengapresiasi hasil fotografi yang indah akan kekayaan pesona alam Gunung Burangrang.


(5)

146

Pada karya fotografi yang dikemas dalam buku foto esai, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum visualisasi karya fotografi dan desain buku foto esai yang dihasilkan penulis memiliki foto dengan nuansa alam yang masih asri dan desain buku yang simple tetapi elegan, juga dapat menggambarkan serta menjelaskan pesona alam yang terdapat di kawasan Gunung Burangrang.

B. Saran

Dengan adanya pembuatan karya tugas akhir ini, yang berupa buku fotografi esai ini, maka penulis mengemukakan saran – saran untuk rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi pembaca penulis mengharapkan kritik dan saran untuk bisa meningkatkan upaya yang berkenaan dengan pendidikan yang lebih baik. 2. Bagi masyarakat diharapkan menjadi sebuah gambaran tentang pesona alam

Gunung Burangrang yang harus kita jaga keaslian dan keasriannya.

3. Bagi fotografer untuk menghasilkan karya fotografi pemandangan alam butuh persiapan dan peralatan yang memadai.

4. Karya buku fotografi esai ini semoga menjadikan sebuah stimulus bagi pencipta karya fotografi lainnya.

5. Bagi dunia fotografi diharapkan menjadikan media pembelajaran bagaimana fotografi diaplikasikan menjadi sebuah media buku fotografi.


(6)

Shofiyah Rigan Ganofi, 2015

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abdi, Y. (2012). Photography From My Eyes. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Devenport, Alma. (1991). The History of Photography. Boston : Focal Press Edison, P. (2011). Buku Saku Fotografi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Tjin, E. (2012). Membuat Foto Yang Bercerita. [Online]. Tersedia dalam

http://www.infofotografi.com/blog/2012/07/membuat-foto-yang-bercerita

photo-story-essay/. [Diakses 27 Juli 2015]

Kusrianto, Ari. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi Kusuma, Yuliandi. (2013). Fotografi Lanskap Kreatif. Jakarta : PT. Grasindo Masri, Andry. (2010). Strategi Visual. Yogyakarta : Jalasutra Anggota IKAPI Rambey, Arbain. (2011). Apa Itu Esai Foto. [Online]. Tersedia dalam

http://dantospostcard.blogspot.com/2011/05/apa-itu-esai-foto.html. [Diakses 27 Juli 2015]

Rambey, Arbain (2003). Sejarah Fotografi, Sejarah Teknologi. Jakarta : Kompas. Rustan, S. (2008). Layout dan Dasar Penerapannya. Jakarta : Gramedia

Sachari, Agus. (2005). Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta : Erlangga Sanyoto, Sudjiman Ebdi. (2010). Nirmana : Elemen – elemen Seni dan Desain.

Yogyakarta : Jalasutra Anggota IKAPI.

Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual (Edisi Revisi). Yogyakarta : Jalasutra Anggota IKAPI.