PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA UNTUK PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA BAGI ANAK DOWN SYNDROME.

(1)

PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA UNTUK PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA BAGI ANAK DOWN SYNDROME

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar magister pendidikan Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh

Rahmi Khalida 1201654

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA UNTUK PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA BAGI ANAK DOWN SYNDROME

Oleh

Rahmi Khalida, S.Pd UPI Bandung, 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Rahmi Khalida 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Rahmi Khalida 1201654

HALAMAN PENGESAHAN TESIS

PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA UNTUK PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA BAGI ANAK DOWN SYNDROME

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Zaenal Alimin, M.Ed NIP. 195903241984031002

Pembimbing II

Dr. Didi Tarsidi, M.Pd NIP. 1910601 197903 1 003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed NIP. 195904141985031005


(4)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PROGRAM PELATIHAN

ORANGTUA UNTUK PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA BAGI ANAK DOWN SYNDROME” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juli 2014

Yang membuat pernyataan,

Rahmi Khalida


(5)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyelesaian penelitian ini, banyak pihak yang telah membantu peneliti, baik pada tahap persiapan sebelum ke lapangan, pelaksanaan penelitian, maupun penulisan tesis ini. Oleh karena itu peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Djadja Rahardja, M.Ed selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi dengan tepat pada waktunya

2. Bapak Dr. Zaenal Alimin, M.Ed selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing, mengarahkan, serta memotivasi peneliti dengan penuh ketulusan dan kesabaran sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Dr. Didi Tarsidi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi, serta memberikan pesan-pesan positif kepada peneliti dengan penuh ketulusan dan kesabaran sehingga tesis ini dapat diselesaikan. 4. Seluruh staf Dosen pada program studi pendidikan kebutuhan khusus yang telah

banyak memberikan bimbingan selama proses perkuliahan dan telah memberikan saran secara tidak langsung kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Orangtuaku yang tercinta, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan keberkahan kepada mereka karena sampai detik ini merekalah yang selalu memberikan bukti nyata kasih sayangnya sebagai perpanjangan tangan Rabb Yang Maha Lembut, sehingga ananda bisa mencapai kesuksesan sampai pada tingkat sejauh ini.

6. Adik-adikku yang kucintai, karena semangat dan cintanya kakak selalu optimis untuk menjadi contoh dan turut memberikan kontribusi agar kalian mencapai kesuksesan dalam semua aspek kehidupan.

7. Pada teman seperjuangan, kak Inel, ukh Dolly, ukh Rini, ukh Ade, ukh Dina, ukh Dilla,Kak Nurul, ukh Ibet, ukh Nila, kak Pit, kak Oi, kak Indah, kak Zi, dan


(6)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kawan-kawan lain yang tidak sempat dituliskan namun selalu bernaung dalam hati.

8. Para sahabat, mahasiswa S2 Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus angkatan 2012, atas segala kebersamaan dalam suka dan duka selama menempuh pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus SPs UPI Bandung.

Semoga segala bantuan yang diberikan kepada peneliti mendapat imbalan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya, peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat menjadi pijakan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Dan tentunya kesempurnaan hanyalah milik Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa dan kekurangan adalah milik kita sebagai makhluk-Nya. Akhir kata, peneliti berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandung, Juli 2014 Penulis


(7)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil’alamin, segala puji beserta syukur kepada Allah SWT, atas pertolongan, rahmat, dan ridha-Nya, tesis yang berjudul “Program Pelatihan Orangtua untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Sindrom” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar magister pendidikan dalam bidang Pendidikan Kebutuhan Khusus pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI).

Penelitian ini berawal dari fenomena peran orangtua dalam meningkatkan kualitas hidup (Family Quality of Life) anak berkebutuhan khusus. Keadaan ini tentu membutuhkan perhatian dari praktisi, akademisi pendidikan terutama dari bidang Pendidikan Kebutuhan Khusus. Hal yang dimaksudkan adalah menyangkut perkembangan kemampuan anak berkebutuhan khusus contohnya anak Down Syndrome. Orangtua adalah merupakan lingkungan microsistem dalam mempengaruhi perkembangan kemampuan anak sebagai sumber belajarnya. Penerimaan orangtua terhadap kondisi yang dialami anak tentunya sangat mempengaruhi pemberian stimulus atau intervensi terhadap hambatan perkembangannya. Untuk dapat memberikan intervensi tersebut perlu adanya pemahaman dan pengetahuan orangtua terhadap kondisi yang dialami anak. dengan pemahaman yang baik pada orangtua tentunya akan mempengaruhi penerimaan lingkungan yang lebih luas terhadap kondisi Anak. untuk menuju hal tersebut dalam penelitian bertujuan merancang program pelatihan orangtua yang dapat dipergunakan dalam meningkatkan pehamahan orangtua terhadap kondisi dan dan mengembangkan keterampilannya dalam merancang intervensi untuk hambatan perkembangan anak mereka. Sehingga dengan hal tersebut cita-cita untuk membuat kehidupan anak berkebutuhan khusus di tengah keluarga dan lebih luasnya di lingkungan masyarakat menjadi berkualitas sesuai dengan tujuan konsep Family Quality of Life tersebut.


(8)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal ini tidak terlepas dari hakikat peneliti sebagi manusia yang tidak bersifat sempurna dan memiliki keterbatasan pemahaman dan pengetahuan. Oleh karena itu saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi melengkapi tesis ini.

Bandung, Juli 2014 Penulis


(9)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH DAN PERTANYAAN PENELITIAN ... 6

C. TUJUAN PENELITIAN ... 6

D. MANFAAT PENELITIAN ... 7

E. DEFENISI KONSEP ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. TEORI EKOLOGI SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM INTERVENSI DINI ... 9

B. KONSEP FAMILY QUALITY OF LIFE ... 14

C. PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA ... 18

D. ANAK DOWN SYNDROME ... 21

E. PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ... 29

F. HASIL PENELITIAN TERDAHULU ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. PROSEDUR PENELITIAN ... 39

B. LOKASI DAN PARTISIPAN PENELITIAN ... 42

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 44

D. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN ... 45

E. TEKNIK ANALISIS DATA ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. HASIL PENELITIAN ... 50

1. Deskripsi Kondisi Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome ... 50


(10)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Upaya Orangtua Dalam Menstimulasi Perkembangan

Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome ... 65

3. Rancangan Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome ... 75

4. Hasil Uji Keterlaksanaan Progran Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome ... 77

B. PEMBAHASAN ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 113

A. KESIMPULAN ... 119

B. REKOMENDASI ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 127


(11)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Dimensi Konsep Family Quality Of Life ... 17

Tebel 2.2 Transkrip Ujaran Anak ... .... 34

Tabel 2.3 Pengukuran Mean Length Uttarance ... .... 35

Tabel 3.1 Analisis Ujaran Anak ... .... 47

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Mean Length Uttarance ... .... 48

Tabel 4.1 Rangkuman Deskripsi Intervensi Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome Berdasarkan Konsep FQoL ... .... 86

Tabel 4.2 Draft Rancangan Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome ... 94

Tabel 4.3 Desain Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome ... 102

Tabel 4.4 Draft Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome ... 103

Tabel 4.5 Program Intervensi Dini Dari Orangtua ... 112

Tabel 4.6 Hasil Uji Keterlaksanaan Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome ... 115


(12)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Tabel 2.1 Teori Ekologi Microsistem ... 11

Tabel 3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research And Development ... 39

Tabel 3.2 Prosedur Penelitian Program Pelatihan Orangtua ... 40

Tabel 4.1 Deskripsi Tahap Pelaksanaan ... 79

Tabel 4.2 Prosedur Pelaksanaan Pelatihan Orangtua ... 108


(13)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Program Pelatihan Orangtua

Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome ... 131

B. Instrument Pertayaan Wawancara ... 134

C. Transkrip MLU Anak ... 138

D. Catatan Lapangan ... 150

E. Transkrip Wawancara Orangtua ... 167


(14)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome

Rahmi Khalida 1201654

Pendidikan Kebutuhan Khusus

ABSTRAK

Salah satu anak berkebutuhan khusus adalah anak Down Syndrome yang berada ditengah sebuah keluarga. Keberadaannya akan mempengaruhi kualitas hidup keluarga Family Quality of Life (FQoL) tersebut dengan kondisi yang mereka

bawa. Judul penelitian ini adalah “Program Pelatihan Orangtua untuk

Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Down Syndrome”. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan program pelatihan orangtua dalam mengoptimalkan kemampuan pemerolehan bahasa pertama anak Down Syndrome. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Research and Development (R&D) dengan pendekatan studi kasus. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Subjek penelitian ini adalah tiga keluarga yang terdiri dari dua keluarga informan utama dan satu keluarga untuk uji keterlaksanaan program. Data diolah dengan melakukan analisis isi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kondisi kemampuan pemerolehan bahasa anak dipengaruhi oleh lingkungan micrositemnya (2) pemahaman orangtua terhadap kondisi anak mempengaruhi intervensi terhadap hambatan perkembangannya (3) dimensi FQoL yang ada pada keluarga dapat mewujudkan kualitas hidup keluarga terutama anak (4) perlunya kerjasama ahli bidang layanan bagi anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman orantua dalam intervensi dini anak berkebutuhan khusus.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka sangat diperlukan usaha-usaha peningkatan

FQoL pada keluarga dan saran-saran dalam penelitian ini berupa anjuran yang

ditujukan pada orangtua, ahli dalam bidang anak berkebutuhan khusus dan peneliti selanjutnya. Program yang dikembangkan berdasarkan konsep FQoL ini dapat menjadi referensi bagi keluarga yang memiliki anak Down Syndrome dalam mengintervensi hambatan kemampuan pemerolehan bahasa pertama anak.


(15)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Parent’s Trainning Program for Language Aquisition to Children With Down Syndrome

Rahmi Khalida 1201654

Special Need Education

ABSTRACK

One of a special needs children is a Down Syndrome in a family. This condition

will influence the quality of family life. The title of the research is “Parent’s

Trainning Program for Language Aquisition to Children With Down Syndrome”.

The research purpose are to formulate parent’s training program in optimalisation

of language aquisition for children with Down Syndrome. The method in this study using research and development with a case study design. The data are collected by interview and observation. The partisipants consist of three family that are divided into two family as main partisipant and one family for program implementation testing. The data is analyzed using content analysis

The result of this study show that (1) children language aquisition are influenced

by environment of microsystem, (2) Parents’ understanding about their child

codition influence the intervention due to development disorder, (3) the dimension og FQoL in family lead children to Family Quality of Life, (4) the importance of expert cooperation service for children with special needs in order to improve

knowledge and parents’ understanding in early intervention for children with

special needs.

Based on the description above, it is necessary to have improvement of FqoL in

family and this study is suggested to parents’, experts’ of children with special

needs and further study. This program developed with FqoL concept can be a reference for families who have children with Down Syndrome intervene obstruction ability in children language aquisition.


(16)

1

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Ketika membahas istilah keluarga maka akan diingatkan kepada unsur-unsur yang membangunnya. Keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu sebagai orangtua, serta anak. Dalam keluarga akan ada bagian-bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi contohnya antara orangtua dan anak mereka. Bahkan interaksi ini sudah terlihat di fase awal terlihat dari saling tatap atau kontak mata (Fogel, et al. 1988 dalam Santrock,2007:157). Pada tahap selanjutnya akan terjadi hubungan timbal balik dan ketika terjadinya sinkronisasi dalam hubungan antara orangtua dan anak maka secara positif itu juga berhubungan dengan kompetensi sosial anak (Harrist,1993 dalam Santrock,2007:159).

Hubungan yang positif antara orangtua dan anak akan terjadi tentunya jika adanya penerimaan yang baik dari orangtua. Setiap orangtua tentu akan memiliki perasaan yang bahagia ketika mempunyai anak yang sehat, cerdas, memiliki fisik yang normal. Namun ketika orangtua harus mendapatkan anak yang memiliki kebutuhan khusus, kebanyakan mereka akan berat sekali untuk menerima keadaan tersebut. Banyak aspek yang menjadi tantangan bagi mereka yang kadang membuat mereka tidak kuat untuk menerima keaadaan anaknya. Namun ada juga orangtua yang salah mengartikan anak berkebutuhan khusus ini contohnya dalam memenuhi kebutuhan perkembangan mereka, orangtua cenderung kurang mengajari anaknya tetapi malah mendidiknya dengan dasar kasihan terhadap kondisi anak, sehingga permasalahan anak berkebutuhan khusus menjadi sangat kompleks.

Pada dasarnya yang harus disadari oleh orangtua adalah bahwa mereka atau anak-anak mempunyai kebutuhan fisik dan psikologis. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Maslow,1968 (Allen&Marotz,2010:4-5) bahwa “Semua anak -anak, yang berkembang dengan normal, yang mengalami kelainan perkembangan, dan yang beresiko untuk mengalami masalah perkembangan


(17)

2

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai persamaan kebutuhan fisik dan psikologis”. Bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tentu harus belajar banyak untuk kelangsungan hidup anak dan keluarga mereka. Adapun aspek yang harus mereka pelajari mulai dari tumbuh kembang, bina diri, pengasuhan, pendidikan dan banyak lagi aspek lainnya. Membahas perkembangan anak tentunya ada beberapa bidang utama yang difokuskan yaitu: fisik, motorik, perseptual, kognitif, personal-sosial, dan bahasa (Allen&Marotz, 2010:23). Maka hal ini lah yang harus diperhatikan oleh orang tua sejak dini agar pemenuhan tugas perkembangan anak dapat dioptimalkan.

Berbahasa pada umumnya banyak anak-anak merasakan bahwa itu adalah suatu keterampilan yang rumit. Pemakaian bahasa terasa lumrah karena memang tanpa diajari oleh siapa pun. Seorang bayi akan tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan bahasanya. Dari umur satu sampai dengan satu setengah tahun seorang bayi mulai mengeluarkan bentuk-bentuk bahasa yang telah dapat kita identifikasikan sebagai kata. Seseorang saat menyampaikan suatu informasi kepada orang lain pada dasarnya menggunakan bahasa. Secara definisi “Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu sistem masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya,

berdasarkan pada budaya yang mereka miliki bersama”

(Dardjowidjodjo,2010:16). Dari definisi ini sangat jelas pentingnya bahasa dalam menyampaikan suatu informasi baik itu berupa berita, keinginan, pesan dan lain sebagainya. Begitupun dengan anak berkebutuhan khusus akan menggunakan bahasa sebagi alat untuk menyampaikan keinginannya pada orang lain.

Pemerolehan bahasa pada anak dilakukan secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya (native language). Hal ini selaras dengan yang dikemukakan Paivio and Beg, (Gleason,et al., 1981:148), “Language acquisition

is the study which accounts the children language development in a natural setting. It refers to the children’s development on the language comprehension and production”. Jadi pemerolehan bahasa anak tersebut adalah pembelajaran


(18)

3

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara naturalistik untuk memproduksi dan menafsirkan bahasanya sebagai alat komunikasi sosial mulai dari awal sampai dengan terakhir perkembangannya. Dalam hal ini anak juga belajar memahami dan mempersepsikan ujaran orang lain. Dalam pandangan teori behaviorisme, mereka menekankan lingkungan adalah sebagai sumber memperoleh pengetahuan termasuk pengetahuan bahasa. Anak belajar bahasa mulai dari mendengarkan, mempersepsikan, memahami, dan sampai pada tahap merespon. Dari gambaran di atas terlihat baik nature maupun nurture diperlukan dalam pemerolehan bahasa. Nature diperlukan karena tanpa bekal kodrati makhluk tidak dapat berbahasa. Dan nurture juga diperlukan karena tanpa adanya input dari alam sekitar bekal kodrati itu tidak akan terwujud.(Dardjowidjojo,2010:237)

Pada dasarnya bahasa dan inteligensi adalah dua faktor yang saling berhubungan. Anak tunagrahita secara umum adalah individu yang mengalami keterbatasan dalam intelegensinya, sehingga para ahli mendefinisikan ketunagrahitaan berdasarkan keterbatasan bahasanya. Diasumsikan secara umum bahwa bahasa diperlukan untuk sebagian besar proses berpikir tingkat tinggi, dan oleh karenanya sebagian besar item dalam kebanyakan tes inteligensi melibatkan stimulus verbal, respon verbal, atau keduanya. Menurut Ingalls ( Imandala:2012 )

“Minimnya pembendaharaan kata dalam keterampilan bahasa mungkin

merupakan karakteristik yang paling menonjol yang membedakan antara orang tunagrahita dan non-tunagrahita”. Salah satu jenis ketunagrahitaan yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah Down Syndrome.

Dalam realitanya banyak anak Down Syndrome mengalami gangguan ujaran (speech disorder) dan gangguan bahasa (language disorder). Hal ini adalah hambatan yang terjadi akibat dari keterbatasan intelegensi tersebut. Adapun pengertian dari gangguan ujaran adalah kesulitan dalam berbicara, tetapi belum tentu anak lemah dalam pengetahuannya tentang bahasa. Gangguan ujaran pada umumnya berupa masalah dalam artikulasi. Ini mencakup substitusi (satu bunyi diganti dengan bunyi lain), dan omisi (menghilangkan bunyi sama sekali, misalnya "mata" menjadi "ata"). Dengan bahasa hidup manusia bisa maju, yaitu


(19)

4

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilihat dari kemampuan berkomunikasi dan saling berkomunikasi melalui bahasanya, karena berkomunikasi pada hakikatnya adalah berbahasa. Dapat dilihat kecakapan berbahasa ini adalah tugas perkembangan yang utama bagi seorang anak. Bisa dibayangkan apabila perkembangan bahasa ini mengalami hambatan dan tidak disikapi cepat oleh orangtua maka aspek yang ikut terlambat selanjutnya adalah seperti keterampilan berkomunikasi, bersosialisasi, kemampuan akademik dan lain sebagainya.

Jumlah elemen yang mengandung arti dalam kalimat yang diucapkan anak dapat dapat diukur dengan Mean Length of Utterance (MLU). MLU merupakan satu kaidah yang digunakan untuk mengukur produk linguistik yang dihasilkan oleh seseorang anak. Secara umum, penghitungan MLU dilakukan dengan membagi bilangan morfem dengan bilangan ujaran. Semakin tinggi MLU anak maka semakin meningkat penguasaan berbahasa anak tersebut. Pada anak Down

Syndrome usia 4-7 tahun akan terlihat perkembangan bahasanya baik ujaran dan

juga jenis frasa yang sudah muncul pada ujaran anak tersebut.

Adapun realita di lapangan yang ditemukan beberapa anak Down Syndrome mampu mencapai proses perkembangan pemerolehan bahasa dengan baik. Hal ini banyak dipengaruhi oleh stimulus yang diberikan orangtua untuk melatih dan mengembangkan potensi anak dalam gaya pengasuhannya. Gaya pengasuhan merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi, membimbing, membina, dan mendidik anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan menjadikan anak sukses menjalani kehidupan ini. Menurut Santrock (2007) menyatakan bahwa cara orangtua dalam merespon kebutuhan anak, membuat aturan kendali dan penerapannya dan menjadi individu yang dewasa secara sosial serta dapat menemukan solusi terbaik dalam setiap permasalahannya.

Kealamian pemerolehan bahasa tidak dibiarkan mengalir begitu saja, tetapi diusahakan sedemikian rupa sehingga anak mendapat stimulus positif sebanyak dan sevariatif mungkin. Dengan begitu, diharapkan anak tidak akan mengalami kesulitan ketika memasuki tahap pembelajaran bahasa untuk kemudian menjadi


(20)

5

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seseorang yang terampil berbahasa. Oleh karena itu gaya pengasuhan yang kreatif, inovatif, seimbang, dan sesuai dengan tahap kebutuhan perkembangan anak akan menciptakan interaksi dan situasi komunikasi yang memberi kontribusi positif terhadap ketrampilan berbahasa anak.

Karena keterbatasan yang dimiliki oleh anak Down Syndrome maka haruslah orangtua mempunyai keterampilan atau kecakapan khusus untuk memfasilitasi segala kebutuhan anak mereka. Hendaknya orangtua mampu mengoptimalkan potensi anak yang masih bisa dimaksimalkan. Dengan begitu hidup anak akan lebih berarti dan juga dapat mandiri. Namun hal ini juga didukukung oleh berbagai aspek dan yang paling utama adalah dukungan dari orangtua anak tersebut. Kurangnya dukungan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus tentu mempunyai banyak alasan. Seperti contoh orang tua tidak mengetahui apa itu anak berkebutuhan khusus, bagaimana harus memenuhi kebutuhan mereka, bagaimana kebutuhan perkembangannya dan masih banyak lagi hal lain yang harus mereka pelajari demi kelangsungan hidup anak mereka.

Berdasarkan hal tersebut jelas diperlukan adanya program yang dapat menunjang dukungan orangtua terhadap perkembangan anak berkebutuhan khusus. Program ini nantinya dapat dijadikan pedoman bagi orangtua dalam perkembangan anak mereka di rumah untuk mengatasi masalah perkembangan bahasa. Secara spesifik dapat dijelaskan program yang dimaksud di sini adalah program pelatihan orangtua dalam mengoptimalkan perkembangan pemerolahan bahasa pertama anak Down Syndrome. Oleh karena itu penulis merasa perlu melakukan penelitian agar program yang di harapkan dapat terhimpun dengan baik. Dalam pengumpulan data ini peneliti akan mengambil tempat penelitian di Padang, Sumatera Barat karena pemerolehan bahasa pertama yang akan diteliti adalah bahasa Minang. Penjaringan dilakukan di beberapa tempat untuk mendapatkan subjek penelitian ini. Anak Down Syndrome dan orangtuanya akan menjadi subjek penelitian dalam hal ini. Dan untuk usia anak tersebut antara 4 sampai 7 tahun.


(21)

6

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. RUMUSAN MASALAH DAN PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana program pelatihan orang tua untuk pemerolehan bahasa pertama anak Down Syndrome?”

Berdasarkan rumusan penelitian tersebut, dikemukakan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi pemerolehan bahasa pertama anak Down Syndrome berdasarkan hasil pengukuran Mean Lenght Uttarance (MLU)?

2. Bagaimana upaya orangtua dalam menstimulasi pemerolehan bahasa pertama anak Down Syndrome?

3. Bagaimana rumusan program pelatihan orangtua untuk pemerolehan bahasa pertama bagi anak Down Syndrome?

4. Bagaimana keterlaksanaan program pelatihan orangtua untuk pemerolehan bahasa pertama bagi anak Down Syndrome?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitian ini adalah tersusunnya program pelatihan orangtua untuk perkembangan pemerolehan bahasa pertama bagi anak Down

Syndrome. Adapun proses dalam mencapai tujuan penelitian tersebut dapat

dirinci sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan kondisi perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak Down Syndrome berdasarkan hasil pengukuran Mean Length

Uttarance (MLU).

b. Mendeskripsikan upaya orangtua dalam menstimulasi perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak Down Syndrome.

c. Menyusun program pelatihan orangtua untuk pemerolehan bahasa pertama bagi anak Down Syndrome.


(22)

7

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mengkaji keterlaksanaan program pelatihan orangtua dalam mengoptimalkan perkembangan pemerolehan bahasa pertama bagi anak

Down Syndrome.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara praktis yaitu adanya perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua dalam mendidik anaknya yang berkebutuhan khusus dan memperbaiki pelaksanaan program pelatihan orangtua untuk pemerolehan bahasa pertama bagi anak Down Syndrome. Dan secara teoritis hendaknya penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pengayaan disiplin ilmu pendidikan kebutuhan khusus terutama bagi para ahli bidang pelayanan anak berkebutuhan khusus serta dapat memotivasi peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

E. DEFINISI KONSEP

Untuk menghindari adanya kesalahpahaman mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan penjelasan pada istilah-istilah yang digunakan yaitu:

1. Teori Ekologi

Teori ini terdiri dari lima sistem lingkungan yang meliputi interaksi interpersonal sampai pada pengaruh kultur yang lebih luas. Kelima sistem tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem dan kronosistem. (Santrock,2007:156-157)

2. Family Quality of Life

Menurut Zuna et al. (Schalock,2008) FQoL merupakan pandangan dinamis mengenai kesejahteraan keluarga yang dihayati baik secara kolektif maupun secara subyektif oleh setiap anggota keluarga, dimana kebutuhan-kebutuhan individual maupun kebutuhan keluarga saling berinteraksi satu sama lain.


(23)

8

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Program pelatihan orangtua

Program pelatihan orangtua dalam penelitian ini adalah pelatihan yang menekankan pada usaha untuk belajar dan membiasakan diri agar mampu memberikan stimulasi berkenaan dengan perkembangan pemerolehan bahasa pertama pada anak Down Syndrome. Kegiatan pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan lanjutan dari hasil analisis

Mean Length Uttarance anak dan upaya orangtua dalam menstimulasi

perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak yang telah dilakukan sebelumnya.

4. Pemerolehan bahasa pertama

Menurut yang dikemukakan Oktavianus, “Setiap anak yang normal

akan belajar bahasa pertama (bahasa ibu) dalam tahun-tahun pertamanya dan proses itu terjadi hingga kira-kira umur lima tahun” ( Harras, 2009: 35). Dalam proses perkembangan, semua anak manusia yang normal paling sedikit memperoleh satu bahasa alamiah. Dengan kata lain, setiap anak yang normal atau mengalami pertumbuhan yang wajar memperoleh satu bahasa, yaitu bahasa pertama atau bahasa ibu dalam tahun-tahun pertama kehidupannya.

5. Down Syndrome

Down Syndrome adalah suatu bentuk kelainan fisik dan mental yang

disebabkan oleh kelainan genetik pada kromosom 21. Seseorang dengan

Down Syndrome biasanya memiliki ciri-ciri fisik berupa profil wajah

datar dengan lidah besar, jari-jari pendek dan gemuk, dan lipatan tambahan pada ujung mata. Pada Down Syndrome biasanya memiliki


(24)

9

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kematangan mental yang lebih lambat dari orang normal lainnya seusianya.


(25)

38

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian seorang peneliti memerlukan sistematika yang jelas tentang langkah-langkah yang akan diambil sehubungan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapainya. Dalam metode penelitian akan tergambar prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh. Metode yang dimaksud dalam penelitian ini berkaitan dengan pendekatan, desain, strategi, proses, prinsip, prosedur dan pelaksanaan penelitian dalam rangka pengumpulan data dan analisis serta pemeriksaan keabsahan data hasil penelitian.

Langkah awal dari penelitian ini adalah memulai dari pengumpulan data dengan metode studi kasus dan kemudian dilanjutkan dengan analisis kualitatif. Alasan memilih metode ini karena studi kasus menyiratkan peneliti melakukan analisis yang intensif pada satu unit analisis yang diteliti. Myers,2009 (dalam Suryabrata,2013) mendefinisikan Case Study kualitatif sebagai penelitian yang menggunakan bukti empiris dari satu atau lebih organisasi dan peneliti berusaha mempelajari permasalahan dalam konteksnya.

Sesuai dengan fokusnya Case Study adalah untuk menjawab permasalahan penelitian yang dimulai dengan kata tanya bagaimana atau mengapa. Dan hal ini digunakan untuk meneliti kejadian nyata di masa kini dan (kontemporer) dimana peneliti tidak dapat mengendalikannya dan mungkin saja semua kejadian yang diamati terjadi dalam waktu yang bersamaan. Case study sebagai alat yang digunakan untuk menguji dan menyempurnakan hipotesis dalam suatu kasus nyata.

Pendekatan penelitian ini adalah Research and Development (R&D). R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono.2012:297). Berikut ini langkah-langkah penelitian pengembangan (Sugiono.2012:298).


(26)

39

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar.3.1

Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R&D)

Dalam menggunakan pendekatan R&D harus mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan karena penelitian ini memerlukan waktu lebih dari 1 tahun dalam menyelesaikan pengembangan sebuah produk (Gall and Borg. 2003:575). Oleh karena itu, kegiatan penelitian dan pengembangan untuk program S2 dapat dihentikan sampai dihasilkan draft model, tanpa pengujian hasil (Sukmadinata.2011:187).

A. PROSEDUR PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan penelitian penelitian yang telah ditetapkan maka diperlukan alur penelitian. Adapun alur dari prosedur penelitian yang terdiri dari 3 tahap, sebagaimana digambarkan pada skema di bawah ini.

Potensi dan masalah

Pengumpulan data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Ujicoba

Produk Ujicoba

Pemakainan

Revisi Produk

Revisi Produk Produksi massal Batas tahapan penelitian


(27)

40

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Prosedur Penelitian Program Pelatihan Orangtua

Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap. Hal itu akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Studi Kasus

Pada tahap ini peneliti menggali data dengan metode studi kasus pada keluarga yang dianggap berhasil mengintervensi hambatan perkembangan anaknya dan mengobservasi kondisi kemampuan bahasa pertama anak. Peneliti mencoba menggali data mengenai dimensi-dimensi yang terdapat

Tahap studi pendahuluan

Tahap perancangan program

Konsultasi program

 Kajian kepustakaan

 Kajian hasil penelitian yang relevan

Draft program pelatihan orangtua

Validasi Pakar

Revisi program

ANALISIS HASIL

Keterlaksanaan di Keluarga X

Program

T A H A P 1 T A H A P 2 T A H A P 3 Studi kasus tentang pemerolehan

bahasa pertama anak dan upaya intervensi dari orangtua

Ujicoba

Keterlaksanaan

program


(28)

41

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada keluarga dalam mengintervensi hambatan anak yang diharapkan dapat diimplementasikan pada keluarga lain yang mempunyai anak dengan hambatan yang sama dan belum maksimal dalam mengintervensi hambatan anak. Agar dapat mengungkap data pada keluarga tersebut maka akan dikumpulkan data melalui pendekatan studi kasus (case study

approach) .

2. Tahap Perancangan Program.

Data kualitatif yang terhimpun dari hasil telaahan teori, studi empiris di lapangan akan dilanjutkan dengan perancangan draft program pelatihan orangtua. Selanjutnya divalidasi oleh pakar. Hasil konkrit dari program yang telah divalidasi direvisi kembali dan siap untuk diujicobakan keterlaksanaannya pada keluarga.

3. Tahap Ujicoba Keterlaksanaan

Pada tahap ini peneliti berusaha mengkaji keterlaksanaan program pelatihan orangtua untuk pemerolehan bahasa pertama yang telah dikembangkan bagi anak Down Syndrome. Dengan memberikan pelatihan kepada subjek baru sesuai kriteria atau keluarga yang mempunyai anak

Down Syndrome selama beberapa kali pertemuan. Dilanjutkan dengan

mengevaluasi program yang dilakukan tersebut. Berdasarkan dari hasil tersebut maka dibuatkan analisis keterlaksanaan, sebagai akhir hasil penelitian yang berbentuk hasil analisa uji keterlaksaan program.

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan tentang deskripsi kondisi objektif MLU anak Down Syndrome akan mengumpulkan data kuantitatif pengukuran ujaran anak dan keberhasilan orangtua dalam memberikan stimulus untuk perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak

Down Syndrome akan diambil adalah data kualitatif. Agar semua data dapat


(29)

42

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merekam anak ketika berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Observasi ini dilakukan secara naturalistik pada kegiatan anak sehari-hari.

Penelaahan berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrumen pengumpulan data. Oleh karena itu peneliti dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, kuesioner (hasil survei), rekaman, bukti-bukti fisik, dan sebagainya (Sarosa,2012). Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi dan wawancara sebagai instrumen pengumpulan data.

Subjek dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak Down

Syndrome umur 4-7 tahun. Program yang akan dirumuskan dalam penelitian ini

ditujukan kepada orangtua sebagai panduan orangtua. Tujuan dari pembuatan dari program ini yakni orangtua mampu memberikan intervensi kepada anaknya dalam mengoptimalkan pemerolehan bahasa anak tersebut.

B. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam studi kasus untuk merancang draft program ini berada di kota Padang dalam dua keluarga yang mempunyai anak Down

Syndrome usia 4-7 tahun. Alasan pemilihan lokasi ini yaitu karena peneliti

mengambil bahasa Minang menjadi bahasa pertama anak yang akan dijadikan subjek penelitian. Dan lokasi penelitian dalam uji keterlaksanaan berada di kota Bandung karena peneliti akan melihat keterlaksanaan dari program yang dirumuskan dari keluarga yang diaggap berhasil dalam mengintervensi hambatan perkembangan anaknya. Oleh sebab itu uji keterlaksanaan di lakukan pada subjek yang berbeda yaitu keluarga yang baru.


(30)

43

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subjek dalam penelitian ini adalah keluarga. Keluarga yang dimaksud adalah orangtua atau ayah dan ibu anak tersebut. Adapun kriteria pemilihan keluarga dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yaitu, sebagai berikut:

1) Orangtua yang memiliki anak Down Syndrome usia 4-7 tahun 2) Orangtua yang langsung terlibat dalam pengasuhan anaknya. Pada tahap ujicoba keterlaksanaan program yang menjadi subjek untuk ujicoba keterlaksanaan program adalah satu keluarga yang mempunyai anak Down Syndrome yang berdasarkan observasi dan wawancara orangtua disimpulkan anak belum mendapatkan intervensi yang optimal dalam kemampuan pemerolehan bahasa pertamanya.

Alasan pemilihan anak dengan usia 4-7 tahun didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan pemerolehan bahasa anak pada usia tersebut, kosakata dan keterampilan intelektual berkembang secara pesat, memungkinkan anak untuk mengekspresikan gagasannya, memecahkan masalah, dan membuat rencana (Eileen A. & Lynn R.,2010 dikutip Santrock,2007:158). Walaupun perkembangan mental anak Down

Syndrome usia 4 tahun berbeda dengan perkembangan mental anak pada

umumnya, tetapi berdasarkan batasan ini kita dapat melihat keberfungsian organ bahasanya terhadap perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak.

Penentuan subjek sebagai subjek dalam penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk mewakili suatu populasi tertentu. Namun penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu. Sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2012) “teknik pengambilan sampel yang

didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti,


(31)

44

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini disebut dengan purposive sampling.” Dengan purposive sampling memungkinkan peneliti untuk mengungkap data realita secara lebih baik.

Adapun subjek tambahan dalam penelitian ini yaitu anggota keluarga yang berada dalam rumah tersebut seperti kakak, paman, bibi, kakek, nenek dan lain sebagainya itu tidak ditentukan sebelumnya, tetapi bergulir

dengan cara “snow ball”. Artinya ketika anak berinteraksi dengan anggota keluarga, peneliti akan mengklarifikasi kejadian yang dilihat melalui pengamatan dan mengkonfirmasi data melalui wawancara. Alasan peneliti supaya memperoleh data se-alami mungkin, tanpa intervensi dan tidak dikondisikan sebelumnya, dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Tahap Perancangan Draft Program

Dalam penelitian ini cara yang digunakan dalam pengumpulan data mengenai rumusan program pelatihan orangtua dilakukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan orangtua yang berhasil mengoptimalkan pemerolehan bahasa pertama anaknya. Teknik yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan data penelitian yang berkaitan dengan program pelatihan orangtua untuk pemerolehan bahasa pertama bagi anak Down Syndrome adalah observasi dan wawancara. Pertama observasi, observasi tidak terstruktur, yakni melakukan observasi atau pengamatan langsung tanpa ada instrumen yang baku dan mencatat atau merekam segala sesuatu yang terjadi saat kegiatan berlangsung. Alasan dilakukan observasi ini antara lain agar dapat melihat data secara cepat dan objektif. Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi objektif pemerolehan bahasa pertama anak Down Syndrome berdasarkan pengukuran MLU-nya dan mengamati kegiatan orangtua dalam kesehariannya bersama anak. Kedua wawancara, wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara beraturan, karena untuk mengetahui lebih mendalam tentang responden terutama dalam upaya-upaya yang dilakukan


(32)

45

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orangtua dalam mengintervensi perkembangan bahasa pertama anaknya. Wawancara juga digunakan untuk menggali data tentang kondisi perkembangan bahasa anak.

2. Tahap Pengumpulan Data Hasil Uji Keterlaksanaan Program

Program pelatihan orangtua yang telah disusun kemudian diimplementasikan pada kehidupan nyata di keluarga lain yang mempunyai anak Down Syndrome. Ujicoba keterlaksanaan dilakukan pada keluarga yang berbeda karena keluarga pertama atau subjek pada tahap satu berfungsi sebagai keluarga yang diambil dimensi-dimensi positif dalam upaya mengoptimalkan perkembangan anak khususnya anak Down

Syndrome. Yang dimaksud sebagai subjek dalam uji keterlaksanaan adalah

keluarga baru yang diambil sesuai dengan kriteria yaitu keluarga yang mempunyai anak Down Syndrome usia 4-7 tahun dan belum maksimal dalam mengintervensi hambatan pemerolehan bahasa pertama anak tersebut. Hal ini dilakukan agar dapat melihat keterlaksanaan program yang diambil dari dimensi yang terdapat pada keluarga sebelumnya. Adapun sebelum memberikan pelatihan kepada keluarga tersebut peneliti melakukan observasi dan wawancara dari orangtua dan anak untuk melihat kondisi objektifnya. Untuk mendapatkan hasil uji keterlaksanaan maka akan dikumpulkan data melalui wawancara dengan orangtua anak setelah pelatihan kepada orangtua dilaksanakan.

D. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian ini yang memakai pengembangan instrument berdasarkan kisi-kisi pengumpulan datanya. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkannya yaitu sebagai berikut :


(33)

46

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap I, Studi Kasus

a. Pedoman Observasi. Instrumen ini terdiri dari pedoman observasi pemerolehan bahasa anak Down Syndrome yaitu pengukuran dengan

MLU dan pedoman sikap orang tua terhadap anak.(lampiran)

b. Pedoman Wawancara. Instrumen ini terdiri dari pedoman wawancara kepada orang tua mengenai pemerolehan bahasa anak, pemahaman dan sikap orang tua terhadap kemampuan anak, dan upaya yang dilakukan orang tua dalam mengoptimalkan pemerolehan bahasa anak.(lampiran)

2. Tahap II, Rancangan Program

a. Pedoman validasi program. Validasi yang dilakukan berkenaan dengan program yang telah peneliti rumuskan. Validasi dilakukan oleh pakar sehingga dapat menguatkan program dengan koreksi dan rekomendasinya.

3. Tahap III, Uji Keterlaksanaan Program

a. Pedoman observasi. Observasi yang dilakukan agar memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, kemudian memberikan catatan tentang perilaku dan kejadian sebenarnya.

b. Pedoman wawancara. Dalam uji keterlaksanaan bertujuan melihat implementasi program pelatihan digunakan orangtua anak Down

Syndrome, pemahaman orang tua terhadap program dan sikap orang

tua dalam menjalani program tersebut. Adapun instrumen wawancara dalam uji keterlaksaan ini dikembangkan berdasarkan tujuan program pelatihan orantua.(lampiran)

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Secara garis besar analisis data hasil penelitian dilakukan dalam dua tahap secara terpisah yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif.


(34)

47

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk analisis data ini langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

Pertama, pengumpulan data dalam bentuk catatan lapangan,rekaman

wawancara dan observasi. Kedua, reduksi data yakni merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal penting, mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Ketiga, display data yakni penyajian data dalam pola, data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami. Keempat, verifikasi yakni memilih yang penting, membuat kategori dan membuang yang tidak dipakai, penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiono,2013:334)

Analisis data dilakukan secara terus-menerus mulai dari awal penelitian sampai ahkir baik itu data observasi maupun data wawancara. Untuk mengolah data observasi mengenai kondisi ujaran anak juga akan diperkuat dengan hasil pengamatan langsung dan wawancara peneliti kepada orangtua anak tersebut. Adapun penjelasan mengenai cara menganalisis data observasi analisis pengukuran Mean Length Uttarance (MLU) berupa rekaman ujaran anak menurut Dardjowidjojo (2010 : 241) yaitu, sebagai berikut :

Rumus Mean Length Uttarance (MLU)

Contoh :

Tabel 3.1 Analisis Ujaran Anak

No. Ujaran ∑ Ujaran ∑ Morfem

1. Ma-ma(2)/ mam(1) ki-ma (2) / 2 5


(35)

48

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bang ,(1) / ke-sini-lah (3)/ game bang (2) / 3 6

4. Kumlam… (1) / ma… (1) / 2 2

Σ 8 14

1,75

Maka setelah secara keseluruhan data MLU dianalisis dan didapatkan

MLU masing-masing anak, selanjutnya akan ditentukan tahap

pemerolehan bahasa anak tersebut sesuai dengan teori Brown dalam Dardjowidjojo (2010, 241). Dan ukuran tersebut dibagi atas bagian-bagian seperti yang dijelaskan di bawah ini :

Tabel 3.2 Pengukuran Mean Length Uttarance menurut Teori Roger Brown, 1973 (Mara’at,2005)

TAHAP USIA(bulan) MLU Keterangan

I 15-30 1.5-2.0

Pembendaharaan kata terdiri atas kata benda dan kata kerja dengan sedikit kata sifat dan kata bantu. Misal :

“da-dah Mama”, “da-dah Papa”, “ikan besar”

II 28-36 2.0-2.5

Kalimat-kalimat anak mulai kompleks, kata majemuk terbentuk, mereka menggunakan preposisi, kata kerja tak beraturan,tensisi, bentuk jamak

III 36-42 2.5-3.0

Muncul pertanyaan-pertanyaan “Ya-tidak”,

“siapa,apa,dimana”, kata-kata negatif (tidak) dan kata-kata imperatif (perintah-permohonan) digunakan IV 42-46 3.0-3.7 Pembendaharaan kata meningkat, penggunaan tata


(36)

49

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahasa lebih konsisten, mengaitkan kalimat satu dengan kalimat lain

V 46-52+ 3.7-4.5+

Kalimat lebih kompleks dengan menggabungkan 2 atau lebih kalimat, kalimat-kalimat sederhana dan hubungan-hubungan proposisi terkoordinasi

2. Tahap Uji Keterlaksanaan Program

Dalam uji keterlaksanaan program data akan dianalisis dengan memakai analisis kualitatif. Data yang telah dikumpulkan dengan wawancara dan observasi yang dilakukan bersama orangtua anak. langkah yang akan digunakan dalam analisis ini serupa dengan langkah pada analisis data pada tahap sebelumnya. Adapun langkah dari analisis data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data dalam bentuk wawancara dan observasi.

b. Reduksi data yakni merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal penting, mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

c. Display data yakni penyajian data dalam pola, data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami.

d. Verifikasi yakni memilih yang penting, membuat kategori dan membuang yang tidak dipakai, penarikan kesimpulan dan verifikasi.(Sugiono,2013:334)


(37)

119

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran yang berkenaan dengan hasil penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai program orangtua untuk pemerolehan bahasa pertama anak Down Syndrome maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kemampuan pemerolehan bahasa pertama pada anak dilihat dari perkembangan ujaran, bahasa ekspresif, bahasa reseptif dan interaksi sosialnya. Dalam berkomunikasi anak membutuhkan bahasa sebagai alat dalam menyampaikan keinginannya. Pemerolehan bahasa pertama adalah suatu kemampuan anak yang perkembangannya dapat dipengaruhi secara naturalistik atau behavior. Keluarga adalah lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak sesuai dengan prinsip behavior dan teori ekologi. Anak yang cukup baik dalam bahasanya berdasarkan penelitian ini dipengaruhi oleh pengasuhan orangtua. Orangtua mampu memberikan intervensi terhadap masalah perkembangan anak. Pemberian stimulus yang tepat untuk hambatan perkembangan anak maka mengakibatkan anak dapat diterima oleh lingkungan sosialnya.

2. Orangtua adalah lingkungan mikrosistem yang mempengaruhi perkembangan kemampuan anak. Keterlibatan orangtua dalam pengasuhan anak mampu mengarahkan anak pada pengoptimalan kemampuannya. Adapun yang unsur yang harus ada dalam pengasuhan orangtua tersebut agar mampu memberikan intervensi yang tepat pada kebutuhan anak adalah pemahaman orangtua terhadap hambatan perkembangan yang dialami oleh anak tersebut. Pemahaman orangtua akan membuat suatu pandangan yang positif terhadap hambatan anak.


(38)

120

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan konsep FQoL hal tersebut akan meningkatkan kualitas hidup keluarga terutama anak dengan hambatan perkembangan. Dengan pemahaman yang dimiliki orangtua akan membentuk motivasi memberikan solusi terhadap masalah yang dialami anak. Hal pertama yang terlihat pada orangtua adalah penerimaannya terhadap kondisi anak. Dapat dilihat dengan giatnya orangtua dalam mencari informasi mengenai hambatan yang dimiliki anak dan konsisten dalam memberikan intervensi. Pemberian stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak dalam memaksimalkan perkembangannya orangtua lebih kreatif dan lebih sabar dalam memberikan hal tersebut. Orangtua juga berperan dalam memberikan pemahaman kepada anggota keluarga lainnya mengenai kondisi anak bahkan orangtua juga melanjutnya kepada pemahaman yang diberikan kepada masyarakat yang ada di sekitar anak. Dengan tindakan orangtua ini maka akan tercipta kerjasama antar semua, keluarga dan lingkungan masyarakat untuk menjadi sumber belajar dalam mengoptimalkan kemampuan anak. Hal ini menciptakan iklim yang kondusif terhadap perkembangan anak. 3. Rancangan program pelatihan orangtua ini dirumuskan berdasarkan

hasil penelaahan studi kasus dan studi literatur. Dari hal ini dapat dianalisis upaya-upaya yang dilakukan oleh orangtua dalam meminimalisir hambatan perkembangan anak. Intervensi yang diberikan diimplementasikan dalam pengasuhan anak sehari-hari. Teknik pengasuhan orangtua mempunyai dimensi-dimensi yang pokok untuk diterapkan agar tujuan perkembangan anak dapat dicapai. Hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan program adalah kesesuaian program terhadap kebutuhan perkembangan anak. Adapun dimensi-dimensi yang mempengaruhi perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak mengadaptasi dari konsep FQoL yaitu; (a) kesehatan keluarga, yang bertujuan meningkatkan penerimaan anggota keluarga terutama orangtua terhadap kondisi anak, dampak hambatan serta solusi


(39)

121

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap perkembangan anak , (b) relasi keluarga, dimensi ini bertujuan memastikan kondisi lingkungan rumah dan hubungan antar anggota keluarga yang kondusif dalam memberikan intervensi dan sumber belajar terhadap kebutuhan terutama perkembangan bahasa pertama anak, (c) dukungan dari orang lain, bertujuan untuk melatih kemandirian dan keterampilan orangtua dalam merancang, menerapkan, dan mengevaluasi program yang diberikan kepada anak, (d) dukungan dari kelembagaan, yang dimaksudkan adalah sekolah yang mana bertujuan meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kerjasama orangtua dalam memberikan dan menerapkan intervensi terhadap kebutuhan perkembangan anak, (e) pemanfaatan waktu luang dan rekreasi, bertujuan meningkatkan fungsi waktu bersama orangtua untuk memaksimalkan pengetahuan anak dengan komunikasi dan interaksi dalam keluarga, (f) interaksi masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai fungsinya sebagai sumber belajar bagi anak dalam memaksimalkan perkembangan anak. 4. Pada pelaksanaan program pelatihan yang diberikan pada orangtua anak

Down Syndrome terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian oleh peneliti yaitu sikap atau respon keluarga atau orangtua. Untuk melihat keterlaksanaan program pelatihan orangtua mempunyai sikap atau tanggapan yang berbeda-beda. Hasil keterlaksanaan dalam program pelatihan orangtua untuk pemerolehan bahasa pertama anak Down


(40)

122

Tabel 5.1

Kesimpulan Keterlaksanaan Program Pelatihan Orangtua

No Dimensi FQoL Tujuan Keterlaksanaan Program

1 2 3 4

1

Kesehatan keluarga

Meningkatkan penerimaan anggota keluarga terutama orangtua terhadap kondisi anak, dampak hambatan serta solusi terhadap perkembangan anak

Ketercapaian dalam uji keterlaksanaan program sesuai dengan tujuan dengan memberikan materi seputar kondisi, dampak hambatan dan solusi, orangtua terlihat antusias ketika penjelasan tentang materi, berdiskusi dan berbagi masalah perkembangan anak. Hal ini menunjukkan adanya penerimaan orangtua yang berbentuk kepedulian terhadap anak dan juga keterbukaan dalam sikapnya.

2

Relasi keluarga

Memastikan kondisi lingkungan rumah dan hubungan antar anggota keluarga yang kondusif dalam memberikan intervensi dan sumber belajar terhadap kebutuhan terutama perkembangan bahasa pertama anak

Ketercapaian tujuan dari materi yang telah diberikan ketika diamati orangtua mampu memahami materi yang diberikan, dalam implementasi hubungan antar anggota keluarga sebelumnya telah baik. Dengan materi yang ada orangtua dapat lebih memahami tatacara membangun hubungan dan sikap yang terbuka dalam memberikan stimulus untuk perkembangan anak.


(41)

123

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4

3

Dukungan dari orang lain

Meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kerjasama orangtua dengan ahli dalam memberikan dan menerapkan intervensi terhadap kebutuhan perkembangan anak

Keterlaksanaan dapat dilihat setelah memberikan materi, orangtua terlihat antusias dalam mempelajari kondisi anak dari materi-materi yang diberikan. Keterlaksanaan program ini baru dapat dilihat pada motivasi orangtua yang berkeinginan untuk memberikan pemahaman tentang kondisi anak kepada keluarga besar yang sehari-harinya juga bersama anak.

4

Dukungan dari kelembagaan

Melatih kemandirian dan keterampilan orangtua dalam merancang,

menerapkan, dan mengevaluasi program yang diberikan kepada anak

Orangtua belum mendapatkan dukungan kelembagaan untuk mengatasi hambatan perkembangan anak. Dari tatacara merancang program intervensi pda anak, orangtua mulai memperkirakan solusi atau intervensi yang sesuai dengan kebutuhan dan hambatan perkembangan anak. pada prosesnya sampai pada tahap evaluasi, orangtua masih memerlukan pendampingan dalam pelaksanaannya.

5

Pemanfaatan waktu luang dan

rekreasi

Meningkatkan fungsi waktu bersama orangtua untuk memaksimalkan pengetahuan anak dengan komunikasi dan interaksi dalam keluarga

Hasil keterlaksanaan program setelah materi diberikan yaitu orangtua sudah mulai mengarahan kegiatan bersama anak pada aktitas yang meransang perkembangan pemerolehan bahasa anak. waktu orangtua bersama anak di rumah sangat panjang sehingga orangtua mencoba memanfaatkan waktu untuk memberikan stimulus pada perkembangan anak.


(42)

124

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4

6

Interaksi masyarakat

Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai fungsinya sebagai sumber belajar bagi anak dalam

memaksimalkan perkembangan anak

Hasil dari pemberian materi dalam implementasi bersama anak, orangtua baru memahami dan memiliki motivasi untuk mendampingi anak berinteraksi dengan masyarakat atau tetangga. Keterlaksanaan dari program ini orangtua masih butuh pendampingan ahli dalam mengimplementasikan program.


(43)

125

bahwa program pelatihan orangtua ini pada orangtua CC dapat membantunya dalam meningkatkan pemahamannya terhadap kondisi anak dan memberikan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan pemerolehan bahasa pertama CC. Dalam pelaksanaannya perlu dirancang atau ditentukan tujuan program dalam jangka panjang, menengah dan pendek. Berikut rancangan tujuan yang dibuat berdasarkan kebutuhan perkembangan anak dan kondisi dari orangtua yaitu sebagai berikut :

a. Tujuan jangka pendek, program ini dapat membantu

meningkatkan pemahaman orangtua mengenai kondisi objektif anak meliputi kemampuan dan hambatan perkembangannya. b. Tujuan jangka menengah, orangtua terampil membuat program

intervensi bagi hambatan perkembangan anak.

c. Tujuan jangka panjang, orangtua terampil melaksanakan

intervensi untuk hambatan perkembangan anak secara berkelanjutan. Dan meningkatkan kualitas hidup dengan memenuhi dimensi-dimensi menurut konsep Family Quality of

Life.

B. REKOMENDASI

Pada penelitian yang peneliti lakukan ini tentunya telah mencapai target penulisan karya ilmiah. Namun peneliti tetap menyadari masih terdapat kekurangan di bagian-bagian tertentu. Untuk mencapai hasil yang sempurna maka peneliti mengharapkan adanya penerus dalam mengamati program pelatihan orangtua ini. Berdasarkan hasil penelitian ini, berikut rekomendasi yang diberikan peneliti :

1. Untuk orangtua

Orangtua sebagai guru pertama bagi anak diharapkan agar mampu menunjukkan penerimaan terhadap kondisi anak dengan cara mencari tahu sebanyak mungkin pengetahuan tentang hambatan anak,


(44)

126

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan yang masih bisa di kembangkan dan cara mengintervensi hambatan tersebut agar dapat diminimalisir atau dialihkan menjadi suatu keunikan bagi anak.

2. Untuk ahli pendidikan kebutuhan khusus dan lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang pendidikan khusus baik secara formal maupun informal

Dalam pelaksanaan program masih diperlukan pendampingan terhadap orangtua sebagai ahli dalam mengarahkan kegiatan orangtua untuk memberikan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Diharapkan pada ahli dan praktisi dapat memberikan perhatian dan pendampingan pada keluarga yang memiliki anak dengan hambatan perkembangan dengan memberikan dukungan dan kerjasama para ahli dalam perkembanagn anak untuk dapat memberikan suatu perubahan bagi orangtua dan anak berkebutuhan khusus.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Pada penelitian ini peneliti berkesimpulan program pelatihan Orangtua ini bisa dipakai oleh orangtua namun masih perlu kegiatan lanjutan sebagai bentuk pendampingan sampai nantinya orangtua mampu mandiri. Peneliti menyarankan program ini dapat diimplementasikan dengan karakter pemilihan subjek yang sesuai dengan kriteria kondisi subjek atau keluarga yang ada pada penelitian. Dan bagi subjek atau keluarga dengan kriteria yang berbeda diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lanjutan berdasarkan kondisi keluarga tersebut agar dapat menyempurnakan program yang sudah ada dan mampu merancang program yang mencakup beberapa tujuan dari intervensi pada hambatan perkembangan anak.


(45)

127

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, M.R. (2012). Pengaruh Pola Asuh Terhadap Perkembangan Bahasa Anak.

file:///D:/academic%20I%202012/sms%203/Referensi%20Asesmen%20dan%20Perke mbangan/Pengaruh%20Pola%20Asuh%20terhadap%20Perkembangan%20Bahasa%20

Anak%20-%20M.%20Ramdhan%20Adhi.html [online] 13 Maret 2014

Allen, K.E dan Marotz, L.R. (2010). Profil Perkembangan Anak: Prakelahiran hingga usia

12 tahun. Jakarta: PT Indeks

Alwasilah, A.C. (2009). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan

Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya

Baum, N. (2008). “Family Quality of Life Orientation : its Affect on the Family as a Whole

and the Individuals Within it”. Journal Inspire Mukibaum Treatment Centres. 2,(2), 9-22.

Brown, I., Roy I.B., Nehama T.B., Barry J.I., Ted M., Shimshon N., Dana R., Jo S., Mian W. (2006). Family Quality of Survey : Main Caregivers of People With Intellectual or

Development Disabilities. Toronto, ON, Canada : Surrey Place Centre.

Creswell, J. W. (2012). Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi ke-3. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Dardjowidjojo, S. dan Unika A. J. (2008). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa

Manusia. Edisi ke-2. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Delphie, B. (2012). Pembelajaran Anak Tuna Grahita. Bandung : PT Resika Aditama Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Dirham, A.P. (2010). Perkembangan Bahasa Milestone. http://dirham-andipurnama.blogspot.com/2010/05/perkembangan-bahasa-milestone.html [online] 17 Mei 2014

Effendi, S. (2012). Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. file:///D:/academic%20I%202012/sms%203/Referensi%20Asesmen%20dan%20Perke mbangan/sofyan%20effendi%20%20PELATIHAN%20DAN%20PENGEMBANGAN %20SDM.html [online] 3 Juni 2014

Elistia, Inong. (2013). Pemerolehan Kata Anak.

http://inongelistia.blogspot.com/2013_07_01_archive.html [online] 9 nov 2013

Erlita, Y. (2010). Pemerolehan Bahasa dalam Lingkungan Keluarga Pada Usia Anak Tiga

Tahun.

http://akademik.nommensen-id.org/portal/public_html/JURNAL/VISI-UHN/2010/VISI_Vol_18_No_3-2010/8_YENI_ERLITA%201.doc [online] 27 Mei


(46)

128

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fairyz. (2010). Pengaruh Pola Asuh erhadap Perkembangan Bahasa Anak. file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/pengaruh-pola-asuh-terhadap.html [online] 24 November 2013

Firin. (2010). Pemerolehan Bahasa I. http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1965996-pemerolehan-bahasa-bagian/. [online] 09 nov 2013

Gauri, P. (2007). Language development in children with mental retardation. National

council of education research and training.

http://goertzel.org/dynapsyc/2007/language%20development.htm [online] 17 Maret 2014 Gleason, J. B. and Nan B. R. (2001).The Development of Language. Edisi ke-7. USA:

Pearson International Edition

Hallahan, D.P. & James M. K. (1982). Exceotional Children : Introduction to Special

Education. New Jersey: Practice Hall

Harras, K. A. dan Andika D. B. (2009). Dasar-dasar Psikolinguistik. Bandung: UPI Press Hartono, C.J. (2013). Studi Kasus Mengenai Family Quality Of Life Pada Keluarga Yang

Memiliki Anak Down Syndrome Di Lembaga Pendidikan Bandung. Tesis pada SPs UPI

Bandung : tidak diterbitkan

Hertianna, D.U. (2013). Program Pelatihan Orangtua Untuk Intervensi Dini Anak Dengan

Hambatan Komunikasi. Tesis pada SPs UPI Bandung : tidak diterbitkan

Hidayati, M. (2013). Pemerolehan Bahas Pada Anak.

http://nimiasata.blogspot.com/2013/03/pemerolehan-bahasa-pada-anak.html [online] 21 November 2013

Imandala, I. (2012). Perkembangan Bahasa Pada Anak Tunagrahita. file:///D:/academic%20I%202012/sms%203/BK%20PKKh/PERKEMBANGAN%20B AHASA%20PADA%20ANAK%20TUNAGRAHITA%20_%20BLOG%20Pendidikan

%20Khusus.htm [online] 9 November 2013

Jannah, H.(2013). Bentuk Pola Asuh Orang Tua Dalam Menanamkan Perilaku Moral Pada

Anak Usia Di Kecamatan Ampek Angkek. Pesona PAUD, Vol I, No 1 [jurnal online] 23

November 2013

Kaltim Post. (2013). Tipe Pola Asuh Orangtua.

file:///D:/Tipe%20Pola%20Asuh%20Orangtua%20%20Kaltim%20Post%20Online.htm l [online] 23 November 2013

Mar’at, Samsunuwiyati. (2011). Psikolinguistik Sebagai Suatu Pengantar. Bandung : Refika

Aditama


(1)

125

bahwa program pelatihan orangtua ini pada orangtua CC dapat membantunya dalam meningkatkan pemahamannya terhadap kondisi anak dan memberikan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan pemerolehan bahasa pertama CC. Dalam pelaksanaannya perlu dirancang atau ditentukan tujuan program dalam jangka panjang, menengah dan pendek. Berikut rancangan tujuan yang dibuat berdasarkan kebutuhan perkembangan anak dan kondisi dari orangtua yaitu sebagai berikut :

a. Tujuan jangka pendek, program ini dapat membantu

meningkatkan pemahaman orangtua mengenai kondisi objektif anak meliputi kemampuan dan hambatan perkembangannya. b. Tujuan jangka menengah, orangtua terampil membuat program

intervensi bagi hambatan perkembangan anak.

c. Tujuan jangka panjang, orangtua terampil melaksanakan

intervensi untuk hambatan perkembangan anak secara berkelanjutan. Dan meningkatkan kualitas hidup dengan memenuhi dimensi-dimensi menurut konsep Family Quality of

Life.

B. REKOMENDASI

Pada penelitian yang peneliti lakukan ini tentunya telah mencapai target penulisan karya ilmiah. Namun peneliti tetap menyadari masih terdapat kekurangan di bagian-bagian tertentu. Untuk mencapai hasil yang sempurna maka peneliti mengharapkan adanya penerus dalam mengamati program pelatihan orangtua ini. Berdasarkan hasil penelitian ini, berikut rekomendasi yang diberikan peneliti :

1. Untuk orangtua

Orangtua sebagai guru pertama bagi anak diharapkan agar mampu menunjukkan penerimaan terhadap kondisi anak dengan cara mencari tahu sebanyak mungkin pengetahuan tentang hambatan anak,


(2)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan yang masih bisa di kembangkan dan cara mengintervensi hambatan tersebut agar dapat diminimalisir atau dialihkan menjadi suatu keunikan bagi anak.

2. Untuk ahli pendidikan kebutuhan khusus dan lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang pendidikan khusus baik secara formal maupun informal

Dalam pelaksanaan program masih diperlukan pendampingan terhadap orangtua sebagai ahli dalam mengarahkan kegiatan orangtua untuk memberikan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Diharapkan pada ahli dan praktisi dapat memberikan perhatian dan pendampingan pada keluarga yang memiliki anak dengan hambatan perkembangan dengan memberikan dukungan dan kerjasama para ahli dalam perkembanagn anak untuk dapat memberikan suatu perubahan bagi orangtua dan anak berkebutuhan khusus.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Pada penelitian ini peneliti berkesimpulan program pelatihan Orangtua ini bisa dipakai oleh orangtua namun masih perlu kegiatan lanjutan sebagai bentuk pendampingan sampai nantinya orangtua mampu mandiri. Peneliti menyarankan program ini dapat diimplementasikan dengan karakter pemilihan subjek yang sesuai dengan kriteria kondisi subjek atau keluarga yang ada pada penelitian. Dan bagi subjek atau keluarga dengan kriteria yang berbeda diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lanjutan berdasarkan kondisi keluarga tersebut agar dapat menyempurnakan program yang sudah ada dan mampu merancang program yang mencakup beberapa tujuan dari intervensi pada hambatan perkembangan anak.


(3)

127

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, M.R. (2012). Pengaruh Pola Asuh Terhadap Perkembangan Bahasa Anak.

file:///D:/academic%20I%202012/sms%203/Referensi%20Asesmen%20dan%20Perke mbangan/Pengaruh%20Pola%20Asuh%20terhadap%20Perkembangan%20Bahasa%20 Anak%20-%20M.%20Ramdhan%20Adhi.html [online] 13 Maret 2014

Allen, K.E dan Marotz, L.R. (2010). Profil Perkembangan Anak: Prakelahiran hingga usia

12 tahun. Jakarta: PT Indeks

Alwasilah, A.C. (2009). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan

Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya

Baum, N. (2008). “Family Quality of Life Orientation : its Affect on the Family as a Whole

and the Individuals Within it”. Journal Inspire Mukibaum Treatment Centres. 2,(2), 9-22. Brown, I., Roy I.B., Nehama T.B., Barry J.I., Ted M., Shimshon N., Dana R., Jo S., Mian W. (2006). Family Quality of Survey : Main Caregivers of People With Intellectual or

Development Disabilities. Toronto, ON, Canada : Surrey Place Centre.

Creswell, J. W. (2012). Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi ke-3. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Dardjowidjojo, S. dan Unika A. J. (2008). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa

Manusia. Edisi ke-2. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Delphie, B. (2012). Pembelajaran Anak Tuna Grahita. Bandung : PT Resika Aditama Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Dirham, A.P. (2010). Perkembangan Bahasa Milestone. http://dirham-andipurnama.blogspot.com/2010/05/perkembangan-bahasa-milestone.html [online] 17 Mei 2014

Effendi, S. (2012). Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. file:///D:/academic%20I%202012/sms%203/Referensi%20Asesmen%20dan%20Perke mbangan/sofyan%20effendi%20%20PELATIHAN%20DAN%20PENGEMBANGAN %20SDM.html [online] 3 Juni 2014

Elistia, Inong. (2013). Pemerolehan Kata Anak. http://inongelistia.blogspot.com/2013_07_01_archive.html [online] 9 nov 2013

Erlita, Y. (2010). Pemerolehan Bahasa dalam Lingkungan Keluarga Pada Usia Anak Tiga

Tahun. http://akademik.nommensen-id.org/portal/public_html/JURNAL/VISI-UHN/2010/VISI_Vol_18_No_3-2010/8_YENI_ERLITA%201.doc [online] 27 Mei 2014


(4)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fairyz. (2010). Pengaruh Pola Asuh erhadap Perkembangan Bahasa Anak. file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/pengaruh-pola-asuh-terhadap.html [online] 24 November 2013

Firin. (2010). Pemerolehan Bahasa I. http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1965996-pemerolehan-bahasa-bagian/. [online] 09 nov 2013

Gauri, P. (2007). Language development in children with mental retardation. National

council of education research and training.

http://goertzel.org/dynapsyc/2007/language%20development.htm [online] 17 Maret 2014 Gleason, J. B. and Nan B. R. (2001).The Development of Language. Edisi ke-7. USA:

Pearson International Edition

Hallahan, D.P. & James M. K. (1982). Exceotional Children : Introduction to Special

Education. New Jersey: Practice Hall

Harras, K. A. dan Andika D. B. (2009). Dasar-dasar Psikolinguistik. Bandung: UPI Press Hartono, C.J. (2013). Studi Kasus Mengenai Family Quality Of Life Pada Keluarga Yang

Memiliki Anak Down Syndrome Di Lembaga Pendidikan Bandung. Tesis pada SPs UPI

Bandung : tidak diterbitkan

Hertianna, D.U. (2013). Program Pelatihan Orangtua Untuk Intervensi Dini Anak Dengan

Hambatan Komunikasi. Tesis pada SPs UPI Bandung : tidak diterbitkan

Hidayati, M. (2013). Pemerolehan Bahas Pada Anak. http://nimiasata.blogspot.com/2013/03/pemerolehan-bahasa-pada-anak.html [online] 21 November 2013

Imandala, I. (2012). Perkembangan Bahasa Pada Anak Tunagrahita. file:///D:/academic%20I%202012/sms%203/BK%20PKKh/PERKEMBANGAN%20B AHASA%20PADA%20ANAK%20TUNAGRAHITA%20_%20BLOG%20Pendidikan %20Khusus.htm [online] 9 November 2013

Jannah, H.(2013). Bentuk Pola Asuh Orang Tua Dalam Menanamkan Perilaku Moral Pada

Anak Usia Di Kecamatan Ampek Angkek. Pesona PAUD, Vol I, No 1 [jurnal online] 23

November 2013

Kaltim Post. (2013). Tipe Pola Asuh Orangtua. file:///D:/Tipe%20Pola%20Asuh%20Orangtua%20%20Kaltim%20Post%20Online.htm l [online] 23 November 2013

Mar’at, Samsunuwiyati. (2011). Psikolinguistik Sebagai Suatu Pengantar. Bandung : Refika

Aditama


(5)

129

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rizky. (2010). Down Syndrome.

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/DOWN%20SYNDROME2.htm [online] 9 Mei 2014

Robert, R.N. (2005). An Outcomes-Based Approach To Evaluating Service Coordination

Models. Early Intervension Research Institute. http://www.nectac.org/-pdfs/topics/scoord/FINALOUTCOMESREPORT_Robert.pdf [online] 15 Maret 2014 Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. edisi ke-11, jilid1-2. Jakarta : Penerbit Erlangga Santrock,J.W.(2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Penerbit Salemba Humanika

Sarosa, S. (2012). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Jakatra Barat : PT Indeks

Schalock, R.L. (2008). Family Quality Of Life And Application Among People With

Intelectual Disabilities And Their Families. Institute of health & Welfare Policy : Yang Ming

University.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama

Subyakto, S. U. (1988). Psikolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : Dirjen Dikti PPLPTK Sudjana, N dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Algesindo

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung : Penerbit Alfabeta

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.

Suharsa, A. (2009). Psikolinguistik.

file:///D:/academic%20I%202012/sms%203/Referensi%20Asesmen%20dan%20Perke mbangan/psikolinguistik.html [online] 23 Mei 2014

Suryabrata, S. (2013). Metodologi Penelitian. Edisi ke 2. Jakarta:Rajawali Pers

Tarigan, H. G. (1988). Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Jakarta : Dirjen Dikti PPLPTK Turnbull, A.P. & Turnbull, H.R. (2001). From The Old To The New Paradigm Of Disability

And Families : Research To Enhance Family Quality Of Life Outcomes. London :

Ablex Publishing

Willis, S.S. (2011). Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung: Penerbit Alfabeta Witri, A. (2011). Pemerolehan Bahasa Anak (Kajian Mean Length of Utterance

(MLU).file:///D:/PEMEROLEHAN%20BAHASA%20ANAK%20%28Kajian%20Mea n%20Length%20of%20Utterance%20%28MLU%29%20pada%20Anak%20Usia%203 %20tahun%208%20Bulan%29%20_%20Bintangkecilungu%27s%20Blog.htm [online] 09 nov 2013


(6)

Rahmi Khalida, 2014

Program Pelatihan Orangtua Untuk Pemerolehan Bahasa Pertama Bagi Anak Down Syndrome Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yildirim, A. (2010). Hopelessness Of Mothers Have Children With Down Syndrome.

http://www.faqs.org/perodicals/201010/2252369151 [online] 10 februari 2014

Yogatama, A. (2011). Pemerolehan Bahasa Pada Anak Usia 3 Tahun Dari Sudut Pandang

Morfosintaksis. http://jurnal.unimus.ac.id [online] 20 November 2013

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Zurnali, Cut. (2004). Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif

Karyawan pada Divisi Long Distance PT Telkom Indonesia Tbk, Tesis pada Program