Pengaruh Pemberian Jus Buah Delima (Punica Granatum L.) Terhadap Kualitas Sperma Pada Mencit Yang Telah Diinduksi Ekstrak Daun Tembakau

(1)

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP KUALITAS SPERMA PADA MENCIT YANG TELAH

DIINDUKSI EKSTRAK DAUN TEMBAKAU

SKRIPSI

OLEH

ARISA CHAIRANI HALOHO 110805047

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP KUALITAS SPERMA MENCIT YANG TELAH DIINDUKSI

EKSTRAK DAUN TEMBAKAU

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

OLEH

ARISA CHAIRANI HALOHO 110805047

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

i

PERSETUJUAN

Judul : Pengaruh Pemberian Jus Buah Delima (Punica

granatum L.) Terhadap Kualitas Sperma Mencit

Yang Telah Diinduksi Ekstrak Daun Tembakau

Kategori : Skripsi

Nama : Arisa Chairani Haloho Nomor Induk Mahasiswa : 110805047

Program Studi : Sarjana (S1) Biologi Departemen : Biologi

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universtas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, November 2015

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc NIP. 196005231985022001

Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.Biomed NIP.196602091992031003

Disetujui Oleh

Departemen Biologi FMIPA USU Ketua,

Dr. Nursahara Pasaribu, M. Sc. NIP. 196301231990032001


(4)

ii

PERNYATAAN

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica grantaum L.) TERHADAP KUALITAS SPERMAN MENCIT YANG TELAH

DIINDUKSI EKSTRAK DAUN TEMBAKAU

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, November 2015

Arisa Chairani Haloho 110805047


(5)

iii

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Kualitas Sperma Mencit Yang Telah Diinduksi Ekstrak Daun Tembakau ”,Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains pada Fakultas MIPA USU Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua terkasih dan terbaik Ayahanda A. Haloho dan Ibunda M. Sidabutar, S.Pd yang selalu memberikan doa, semangat, perhatian, kasih sayang dan pengorbanan yang begitu besar kepada penulis. Kepada Abang ipar Guntur Turnip, S.ST., M.M, kakak Otri Wani Sihaloho, S.ST, kakak Dey Grisyanti Haloho,S.Kom, abang Meliater Halomoan Haloho,S.ST yang terkasih bang Chandra Maruli Sitohang, Amd dan keponakan Jethro Abiel Hasianatama Turnipyang selalu memberikan dukungan semangat dan perhatian kepada penulis.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.Biomed selaku pembimbing I dan Ibu Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran selama masa penelitian dan penulisan skiripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Salomo Hutahaean, M.Si. dan Ibu Masitta Tanjung, S.Si., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. Ibu Erni Jumilawaty, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasehat dan semangat selama masa perkuliahan. Ibu Dr. Nursahara Pasaribu M.Sc. selaku ketua Departemen Biologi FMIPA USU. Ibu Nurhasni Muluk, Bang Erwin dan Ibu Rosalina Ginting selaku staf pegawai Departemen Biologi FMIPA USU.

Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan di Laboratorium Fisiologi Hewan bang Samuel Situmorang, bang Rahmad Zais, kak Chrestina, kak Anita, Sera, Corry, Friska, Nopi, Titis, Rinda, Putri Febriani, Mira, Darni, Donaterimaksih atas canda dan tawa yang menghiasi hari-hari penulis selama penelitian dan pengerjaan skiripsi ini. Teman-teman Biologi 2011 (Nelly,Grace Sonia, Famela, Ribka, Rani, Natanael, Junaydi, Taufik, Luhut, Mujahidin, Berlina, Ristia, Sisdew, Sridesi, Nana, Maya, Yentiti, Desmun, Pucil, Venita, Violita, Mariati). Terimakasih kepada rekan-rekan asisten Laboratorium Genetika (Bang Adrianto, bang Sandi, kak Yantika, kak Vahnoni, Jordani, Nasir, Grace Lumbantoruan, Febi, Riski, Romida, Dedek, Wilda, Novita Loka, Freddy)dan seluruh mahasiswa Biologi terimakasih atas kerja samanya selama di bangku perkuliahan.Kepada adik ku tersayang (Veronica Julita Sitanggang, Sartika Sinaga, Ebiet Yuni Sinaga), Kepada temen satu kost (Paramitha, Vivi, Ranafika, Minar dan Nova Sihombing)


(6)

iv

serta Sahabat ku (Mustika surya ningsih,S.Pd, Dastri Wiranda, Suherlinda, S.Pd, Siska Romauli Simanjuntak, Finency Sitompul,Amd, Hafizah,Edward Nababan,S.Pi, Ainul Mardiah,S.E) terima kasih buat semua doa dan dukungannya.terimakasih sudah memberikan semangat dan menghiasi hari-hari penulis dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berisfat membangundemi kesempurnaan skiripsi ini. Atas partisipasi dan dukungannya penulis ucapkan terimakasih.

Medan, November 2015


(7)

v

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica granatumL.) TERHADAP KUALITAS SPERMA MENCIT YANG TELAH DIINDUKSI

EKSTRAK DAUN TEMBAKAU

ABSTRAK

Ekstrak daun tembakau menyebabkan terjadinya penurunan kualitas spermatozoa. Penurunan kualitas spermatozoa dapat dipulihkan dengan pemberian Jus Buah Delima. Penelitian ini memakai mencit jantan (Mus musculus L.) dewasa fertil berumur ± 2 bulan. Mencit dengan berat badan 20-22 gram sebanyak 24ekor. Mencit dibagi menjadi 3 kontrol dan 3 perlakuan. Masing-masing terdiri dari 5 ekor. Kontrol 0 adalah kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol 1 adalah kontrol positif yang diberi ekstrak daun tembakau dengan dosis 0,121mg/0,1ml//hari/ mencit dan kontrol 2 adalah kontrol positif yang diberi jus buah delima dengan dosis 0,1 ml/hari/mencit. Pada perlakuan 1, 2 dan 3 pemberian ekstrak daun tembakau dengan dosis 0,121mg/0.1ml/hari/mencit dan jus buah delima dengan konsentrasi 4%, 5%, 6% sebanyak 0.1ml/mencit selama 35 hari melalui oral. Proses pemulihan dilakukan pada kontrol 2, perlakuan 1, 2 dan 3 yang diberikan Jus buah delima sebanyak 0,1mg/hari/mencit. Pembedahan dilakukan setelah 35 hari melalui dislokasi leher. Pemeriksaan spermatozoa menggunakan kamar hitung Improved Neubauer dan mikroskop cahaya. Hasil penelitian didapat jus buah delima dapat meningkatkan kualitas sperma mencit yang turun akibat ekstrak daun tembakau.

Kata kunci: Ekstrak daun tembakau, Jus buah delima, Mus musculus L., Spermatozoa


(8)

vi

GIVING EFFECT OF FRUIT JUICE POMENGRANATE (Punica granatum L.) THE QUALITY OF SPERM ON MICE WHICH HAVE INDUCED

TOBACCO EXTRACT

ABSTRACT

Tobacco leaf extract led to a decline in sperm quality. Decline in sperm quality can be restored by administration of Pomegranate Juice. The study used male mice (Mus musculus L.) grown in fertile age ± 2 months. Mice weighing 20-22 grams were 24 tails. Mice were divided into 3 control and 3 treatment. Each consisting of 5 mice. Control 0 is the negative control which was only given distilled water, 1 control was positive controls were given extracts of tobacco leaves with a dose of 0,121mg/day/0,1ml mice and control 2 are positive controls were given pomegranate juice at a dose of 0.1 ml /day/ mice. In the treatment 1, 2 and 3 of extract of tobacco leaves with a dose of 0,121mg /0.1ml /day /mice and pomegranate juice with a concentration of 4%, 5%, 6% as much as 0.1ml / mice for 35 days orally. The recovery process is done in the control 2, treatment of 1, 2 and 3 were given pomegranate juice as much as 0.1 mg /day/mice. Surgery is performed after 35 days by cervical dislocation. Examination of spermatozoa using the Improved Neubauer counting chamber and the light microscope. The result is pomegranate juice may improve sperm quality in mice which fell due to tobacco leaf extracts.


(9)

vii DAFTAR ISI

Halaman

PERSTUJUAN i

PERNYATAAN ii

PNGHARGAAN iii

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN Xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Hipotesis 2

1.5 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Delima 4

2.2 Kandungan Buah Delima 5

2.3 Organ Reproduksi Mencit Jantan 6

A. Testis 6

B. Epididimis 6

C. Vasdeferens D. Kelenjar Aksesoris

7 7

2.4 Spermatogenesis 7

2.5 Spermatozoa Mencit

2.5.1 Morfologi Spermatozoa 2.5.2 Viabilitas Spermatozoa 2.5.3 Motilitas Spermatozoa 2.6 Klasifikasi Daun Tembakau

8 8 9 9 9 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat 11

3.2 Rancangan Percobaan 11

3.3 Prosedur Percobaan 11

3.3.1 Pemeliharaan Hewan Percobaan 12

3.3.2 Pembuatan Jus Buah Delima 12

3.3.3 Pembuatan Ekstrak Daun Tembakau 12

3.3.4 Pemberian Perlakuan 13

3.4 Variabel Yang Diamati 13

3.4.1 Jumlah Spermatozoa 3.4.2 Morfologi Spermatozoa 3.4.3 Viabilitas Spermatozoa

14 14 15


(10)

viii 3.4.4 Motilitas Spermatozoa 3.5 Analisis Data

15 16 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jumlah Spermatozoa 17

4.2 Morfologi Spermatozoa 18

4.3 Viabilitas Spermatozoa 21

4.4Motilitas Spermatozoa 22

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 24

5.2 Saran 24

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

26 29


(11)

ix DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis Kulit Buah Delima

6


(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.5.1 Morfologi Spermatozoa Mencit 8 3.4.5.1 Kamar Hitung Improved Neubauer 14

4.1 Jumlah Spermatozoa 17

4.2 Morfologi Spermatozoa 19

4.2.1 Morfologi Spermatozoa Normal 20 4.2.2 Morfologi Spermatozoa Abnormal 20

4.3 Viabilitas Spermatozoa 21


(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Data Rataan Jumlah Spermatozoa Mencit 29 2 Data Rataan Morfologi Spermatozoa Mencit 29 3 Data Rataan Viabilitas Spermatozoa Mencit 29 4 Data Rataan Motilitas Spermatozoa Mencit 30

5 Analisis Statistik 31

6 Gambar Alat dan Bahan 36

7 Gambar Hasil Pengamatan 38 8 Prosedur Pembuatan Jus Buah Delima 39 9 Prosedur Pembuatan Ekstrak Daun Tembakau 40 10 Prosedur Pengamatan Spermatozoa Mencit 41 11 Surat Hasil Skrining Fitokimia Senyawa Bahan 43


(14)

v

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica granatumL.) TERHADAP KUALITAS SPERMA MENCIT YANG TELAH DIINDUKSI

EKSTRAK DAUN TEMBAKAU

ABSTRAK

Ekstrak daun tembakau menyebabkan terjadinya penurunan kualitas spermatozoa. Penurunan kualitas spermatozoa dapat dipulihkan dengan pemberian Jus Buah Delima. Penelitian ini memakai mencit jantan (Mus musculus L.) dewasa fertil berumur ± 2 bulan. Mencit dengan berat badan 20-22 gram sebanyak 24ekor. Mencit dibagi menjadi 3 kontrol dan 3 perlakuan. Masing-masing terdiri dari 5 ekor. Kontrol 0 adalah kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol 1 adalah kontrol positif yang diberi ekstrak daun tembakau dengan dosis 0,121mg/0,1ml//hari/ mencit dan kontrol 2 adalah kontrol positif yang diberi jus buah delima dengan dosis 0,1 ml/hari/mencit. Pada perlakuan 1, 2 dan 3 pemberian ekstrak daun tembakau dengan dosis 0,121mg/0.1ml/hari/mencit dan jus buah delima dengan konsentrasi 4%, 5%, 6% sebanyak 0.1ml/mencit selama 35 hari melalui oral. Proses pemulihan dilakukan pada kontrol 2, perlakuan 1, 2 dan 3 yang diberikan Jus buah delima sebanyak 0,1mg/hari/mencit. Pembedahan dilakukan setelah 35 hari melalui dislokasi leher. Pemeriksaan spermatozoa menggunakan kamar hitung Improved Neubauer dan mikroskop cahaya. Hasil penelitian didapat jus buah delima dapat meningkatkan kualitas sperma mencit yang turun akibat ekstrak daun tembakau.

Kata kunci: Ekstrak daun tembakau, Jus buah delima, Mus musculus L., Spermatozoa


(15)

vi

GIVING EFFECT OF FRUIT JUICE POMENGRANATE (Punica granatum L.) THE QUALITY OF SPERM ON MICE WHICH HAVE INDUCED

TOBACCO EXTRACT

ABSTRACT

Tobacco leaf extract led to a decline in sperm quality. Decline in sperm quality can be restored by administration of Pomegranate Juice. The study used male mice (Mus musculus L.) grown in fertile age ± 2 months. Mice weighing 20-22 grams were 24 tails. Mice were divided into 3 control and 3 treatment. Each consisting of 5 mice. Control 0 is the negative control which was only given distilled water, 1 control was positive controls were given extracts of tobacco leaves with a dose of 0,121mg/day/0,1ml mice and control 2 are positive controls were given pomegranate juice at a dose of 0.1 ml /day/ mice. In the treatment 1, 2 and 3 of extract of tobacco leaves with a dose of 0,121mg /0.1ml /day /mice and pomegranate juice with a concentration of 4%, 5%, 6% as much as 0.1ml / mice for 35 days orally. The recovery process is done in the control 2, treatment of 1, 2 and 3 were given pomegranate juice as much as 0.1 mg /day/mice. Surgery is performed after 35 days by cervical dislocation. Examination of spermatozoa using the Improved Neubauer counting chamber and the light microscope. The result is pomegranate juice may improve sperm quality in mice which fell due to tobacco leaf extracts.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal dikalangan masyarakat indonesia. Tanaman ini tersebar diseluruh Nusantara dan mempunyai kegunaan yang sangat banyak terutama untuk bahan baku pembuatan rokok. Dimana pada saat ini banyak ditemukan perokok aktif yang tanpa memikirkan efek negatif dari rokok tersebut. Beberapa penelitian mengenai efek nikotin dari rokok menunjukkan adanya gangguan pada spermatogenesis melalui peningkatan produksi radikal bebas atau oksigen yang reaktif. Merokok dapat meningkatkan radikal bebas dan menurunkan antioksidan pada semen (Batubara et al., 2013)

Keberhasilan perkawinan dalam suatu populasi ternak baik itu perkawinan alam maupun inseminasi buatan berhubungan erat dengan kualitas sperma. Kualitas dan kuantitas sperma yang menurun akan memperkecil angka konsepsi yang dicapai (Hafez, 1993). Produksi sperma dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: pakan, suhu dan musim, frekuensi ejakulasi, libodo, umur, penyakit, herediter, dan gerak badan (Toelihere, 1985).

Infertilitas pada jantan adalah suatu keadaan yang dipengaruhi oleh faktor kualitas sperma. Indikator kualitas sperma salah satunya yaitu rendahnya viabilitas sperma, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Infertilitas pada jantan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kualitas sperma yang kurang bagus, gaya hidup dan lingkungan. Saat ini angka infertilitas di Indonesia mencapai angka 15% (WHO, 2012). Kasus infertilitas40% disebabkan dari faktor pria yang banyak melakukan aktifitas beresiko tinggi dalam hal ini adalah seorang perokok (Agarwal,2005).

Buah delima di Indonesia kurang mendapat perhatian. Pada umumnya buah delima hanya ditanam sebagai tanaman hias dan sangat jarang dibudidayakan secara umum di Indonesia. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat dari buah delima itu sendiri sedangkan di Amerika bagian California buah delima telah dibudidayakan secara besar-besaran sebagai komoditas perkebunan, karena buah ini mempunyai kandungan antosianin


(17)

2

dan polifenol yang merupakan agensia antioksidan. Di Amerika, produk sari buah delima dikenal sebagai jenis minuman kesehatan terbaru (Wijanarko, 2008).

Sekarang ini banyak peneliti didunia mulai menyoroti tanaman-tanaman obat untuk dijadikan alternatif guna mengatasi permasalahan reproduksi tersebut, karena penggunaan tanaman obat (herba) bersifat alami dan tidak berbahaya bagi pemakainya. Salah satu contoh adalah tanaman buah delima yang diduga merupakan tanaman yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan reproduksi.

1.2 Permasalahan

Ekstrak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.) menurunkan kualitas spermatogenesis mencit (Mus musculusL.) yang meliputi jumlah sel spermatogonia, spermatosit primer, spermatid dan lapisan sel serta menurunkan viabilitas dan kecepatan gerak (Nugraheni et al.,2003). Seiring dengan hal tersebut pemberian asupan jus buah delima yang mengandung polifenol dan flavonoid yang merupakan antioksidan juga diduga dapat memulihkan kembali keadaan sperma secara kualitas. Oleh karena itu peneliti ingin membuktikan apakah jus delima dapat memulihkan spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi pengaruh pemberian jus buah delima (Punica granatumL.) terhadap kualitas sperma mencit yang telah diinduksi ekstrak daun tembakau.

1.4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian yang dilaksanakan adalah pemberian jus buah delima pada mencit (Mus musculus L.) dapat meningkatkan jumlah, morfologi, viabilitas dan motilitas spermatozoa setelah pemberian ekstrak daun tembakau.


(18)

3

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah delima (Punica granatumL.) terhadap kualitas sperma mencit yang telah diinduksi ekstrak daun tembakau.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Klasifikasi Delima (Punica granatum L.)

Klasifikasi ilmiah buah delima adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Lythraceae Genus : Punica

Spesies : Punica granatumL. (sumber: Budka2008)

Secara morfologi, tumbuhan delima (Punica granatum) merupakan tanaman semak atau perdu meranggas yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 5-8 meter. Tanaman ini berasal dari Persia dan daerah Himalaya yang terletak di selatan India. Tanaman buah delima tersebar mulai dari daerah subtropik hingga tropik, dari dataran rendah hingga ketinggian di bawah 1000 mdpl. Tanaman ini sangat cocok untuk ditanam di tanah yang gembur dan tidak terendam oleh air, serta air tanahnya tidak dalam (Madhawati, 2012).

Batang tanaman delima berbentuk kayu ranting yang bersegi, dan percabangan banyak tetapi lemah. Pada ketiak daunnya, terdapat duri dan warnanya coklat. Daunnya tunggal dengan tangkai yang pendek dan letaknya berkelompok. Daun delima memiliki bentuk yang lonjong dengan pangkal yang lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, dan permukaan mengkilap. Panjang daun bisa mencapai 1-9 cm dengan lebar 0,5-2,5 cm (Savitri, 2008).

Delima dapat berbunga sepanjang tahun, bunganya tunggal dengan tangkai pendek, serta keluar di ujung ranting atau ketiak daun yang paling atas. Bunga delima biasanya 1-5 kuntum berada di ujung ranting, berlilin, panjang dan lebarnya masing-masing 4-5 cm, daun kelopak dan penyangganya sama-sama 2-3 cm panjangnya. Bunga delima biasanya berwarna merah, putih dan ungu. Warna


(20)

5

bunga dapat menentukan warna daging buah delima di dalamnya (Madhawati, 2012).

2.2Kandungan Buah Delima (Punica granatum L.)

Flavonoid yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan memiliki khasiat antioksidan. Salah satu komponen flavonoid dari tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai antioksidan adalah zat warna alami yang disebut antosianin. Warna merah pada delima disebabkan oleh kandungan antosianin yang cukup tinggi pada buah delima. Antosianin yang dapat diidentifikasi pada buah delima merah anatara lain

delphinidin 3-glucoside dan 3,5diglucoside, cyanidin 3-glucoside dan 3,5-diglucoside, pelargonidin 3-glucoside dan 3,5 diglucoside. Rasa kesat pada buah

delima disebabkan kandungan flavonoid (golongan polifenol) yang tinggi. Salah satu peran flavonoid yang penting adalah sebagai antioksidan. Flavonoid dapat menstabilkan senyawa oksigen reaktif yang dapat mengurangi kerusakan akibat radikal bebas (Yanjun et al, 2009: Nijveldt, 2001).

Beberapa studi menyebutkan manfaat dan keuntungan dari delima pada manusia antara lain sebagai antioksidan yang sangat baik untuk mengurangi tubuh kita dari kerusakan oksidatif. Asupan antioksidan sekunder dari bahan pangan sangat diperlukan. Makin tinggi asupan antioksidan eksogenus, makin tinggi pula status antioksidan endogenus. Diperlukan konsumsi bahan makanan yang kaya akan komponen antioksidan dalam tubuh sehingga mampu menekan kerusakan sel yang berlebihan dan mempertahankan status antioksidan seluler (Harborne and Wiliam, 2001; Buhler and Miranda, 2000).

Bagian dari buah delima yang dapat dimakan (kurang lebih 50% dari berat total buah) terdiri dari 80% jus dan 20% biji. Jus segar dari buah delima mengandung 85% air, 10% gula dan 1,5% pektin, asam askorbat, dan flavonoid polifenol (Eibond, 2004). Kandungan polifenol dalam jus delima tergantung dari jenis atau varietasnya yang sebagian besar terdiri dari antosianin, katekin, ellagic tannis, gallic dan ellagic acid. Polifenol komplek bersifat sebagai antioksidan yang dapat diserap dalam tubuh manusia. Selain polifenol, jus delima juga mengandung vitamin C yang bersifat sebagai antioksidan (Buhler and Miranda, 2000; Ignarro et al., 2006).


(21)

6

Menurut Duke (2010) kandungan kulit buah delima merah yang mempunyai efek farmakologis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis Kulit Buah Delima Kandungan kimia Efek Farmakologis

Pelletierene Anthihelminthes

Granatin Antihepatotoksik dan antioksidan

Betulic acid Antihelminthes, antibakterial, antikanker, antiinflamasi, antimalaria, antiviral

Ursolic acid Analgesik, antiarthritis, antibakterial, antioksidan, antikanker

Eligatanin Antialergik, antioksidan

Beta-sitosterol Antibakterial, antikanker, antioksidan

Casuarin Antioksidan

Ellagic acid Antikanker, antikatarak, antiseptik, antiviral, antioksidan

Friedelin Antiinflamasi, diuretik

Isopelletierine Midriasis, laksatif

Punicalagin Antioksidan 2.3 Organ Reproduksi Mencit jantan

Organ reproduksi mencit jantan (Mus musculus L.) terdiri dari: testis, epididimis, Vas deferens, kelenjar aksesoris dan bebarapa organ pendukung lainnya. Berikut dijelaskan beberapa organ utama reproduksi mencit:

A.Testis

Setiap testis ditutupi dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albuginea, bagian tipisnya atau septa akan memasuki organ untuk membelah menjadi lobus yang mengandung beberapa tubulus disebut tubulus seminiferus. Bagian tunika memasuki testis dan bagian arteri testiskuler yang masuk disebut sebagai hilus. Epitel tubulus seminiferus berada tepat di bawah membran basalis yang dikelilingi oleh jaringan ikat fibrosa yang tipis. Antara tubulus adalah stroma interstitial, terdiri atas gumpalan sel leydig ataupun sel sertoli dan kaya akan darah dan cairan limfe (Rugh, 1968).

B. Epididimis

Epididimis terletak pada bagian dorsolateral testis, merupakan suatu struktur memanjang dari bagian atas sampai bagian bawah testis. Organ ini terdiri dari bagian kaput, korpus dan kauda epididimis. Epitel epididimis memiliki dua fungsi. Pertama mensekresi plasma epididimis yang bersifat kompleks tempat sperma tersuspensikan dan mengalami pematangan. Kedua, mengabsobsi kembali


(22)

7

cairan testikuler yang mengankut sperma dari tubulus seminiferus dan sperma yang sudah rusak (Rugh, 1968).

C.Vas Deferens

Vas deferens merupakan suatu saluran yang menghubungkan epididimis dan uretra. Letak vas deferens dimulai dari ujung kauda epididimis yang ada dalam kantung skrotum, lalu naik ke bagian atas lipat paha. Sebelum masuk ke uretra, vas deferens ini bergabung terlebih dahulu dengan saluran ekskresi vesika seminalis membentuk duktus ejakulatoris. Pada saat ejakulasi sperma dari epididimis diangkut melalui vas deferens dengan suatu seri kontraksi yang dikontrol oleh saraf (Rugh, 1968).

D. Kelenjar Aksesoris

Kelenjar-kelenjar tambahan menghasilkan plasma semen yang memungkinkan sperma dapat bergerak aktif dan hidup untuk waktu tertentu. Kelenjar tambahan tersebut adalah kelenjar bulbourethra, kelenjar prostad dan vesika seminalis (Rugh, 1968).

2.4Spermatogenesis

Sel germinal primordial mencit jantan muncul sekitar 8 hari kehamilan, dengan jumlah hanya 100, yang merupakan awal dari jutaan sperma yang akan diproduksi dan masih berada di daerah ekstra gonad. Karena sel germinal kaya akan alkalin fosfatase untuk mensuplai energi pergerakannya melalui jaringan embrio, maka sel germinal dapat dikenal dengan teknik pewarnaan. Pada hari ke 9 dan 10 kehamilan sebagian mengalami degenerasi dan sebagian lain mengalami proliferasi dan bahkan bergerak (pada hari ke 11 dan 12) ke daerah genital. Pada saat jumlahnya mencapai sekitar 5000 dan identifikasi testis dapat dilakukan. Proses proliferasi dan diferensiasi berlangsung di daerah medulla testis. Pada kasus steril, kehilangan sel germinal berlangsung selama perjalanan dari bagian ekstra gonad menuju daerah genetalia. Menuju akhir masa fetus, aktivitas mitosis sel germinal primordial dalam bagian genetalia berkurang dan beberapa sel mulai degenerasi menjelang hari ke-19 kehamilan. Tidak berapa lama setelah kelahiran, sel tampak lebih besar, yaitu spermatogonia. Setelah itu akanada spermatogonia


(23)

8

dalam testis mencit sepanjang hidupnya. Ada 3 jenis spermatogonia: tipe A, tipe intermediet dan tipe B (Rugh,1968).

2.5Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Spermatozoa adalah sel kelamin (gamet) yang diproduksi di dalam tubulus seminiferus melalui proses spermatogenesis, dan bersama-sama dengan plasma semen akan dikeluarkan melalui sel kelamin jantan. Bentuk spermatozoa abnormal dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk kepala dan ekornya. Menurut Washington et al., (1983), bentuk sperma abnormal pada tikus terdiri dari bentuk kepala seperti pisang, bentuk kepala tidak beraturan (amorphous), bentuk kepala terlalu membengkok dan lipatan-lipatan ekor yang abnormal.

2.5.1Morfologi Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Kepala spermatozoa terdiri atas sel berinti padat dengan hanya sedikit sitoplasma dan lapisan membran sel di sekitar permukaannya. Di bagian luar, dua pertiga anterior terdapat selubung tebal disebut akrosom yang terutama dibentuk dari alat Golgi. Selubung ini mengandung sejumlah enzim yang serupa dengan enzim yang ditemukan pada lisosom pada sel-sel tertentu, termasuk hialuronidase, yang dapat mencerna filamen proteoglikan dari jaringan, dan enzim proteolitik yang sangat kuat. Enzim-enzim tersebut mempunyai peranan penting dalam hal memungkinkan sperma untuk membuahi ovum. Ekor spermatozoa, yang disebut flagellum, memiliki 3 komponen utama, yaitu: rangka pusat, membran sel, dan sekelompok mitokondria yang terdapat pada proximal (Aryoseto, 2009).

Gambar 2.5.1 Morfologi Spermatozoa mencit. (a) Spermatozoa Normal, (b) Pengait tumpul, (c) Pengait pendek, (d) Kepala terjepit, (e) Sperma berekor ganda dengan kepala tidak berbentuk (f) Kepala sperma tidak berbentuk. Perbesaran 800 x (Wyrobek A.J & Bruce WR, 1975)


(24)

9

2.5.2 Viabilitas Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Sampai saat ini parameter spermatozoa masih merupakan indikator terpenting pada evaluasi fertilitas pria. Salah satu indikator yang menentukan terjadinya fertilisasi atauterbentuknya embrio adalah viabilitas (daya hidup) spermatozoa, mengingat faktor tersebut erat kaitannya dengan fungsi spermatozoa itu. Dengan rendahnya viabilitas maka pembuahan tidak akan terjadi sebab spermatozoa mati sebelum membuahi sel telur (Rusmiati, 2007).

2.5.3 Motilitas Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Gerakan Spermatozoa dikategorikan menurut WHO (1988) antara lain : a. Jika sperma bergerak cepat dan lurus ke depan (gerak maju sangat baik)

b. jika geraknya lambat dan sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus (gerakan lemah)

c. jika tidak bergerak maju dan d. jika sperma tidak bergerak

2.6Klasifikasi Daun Tembakau (Nicotiana tabbacum L.)

Klasifikasi ilmiah daun tembakau (Nicotiana tabbacum L.) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Nicotiana

Spesies : Nicotiana tabaccumL. (Cahyono.B, 1998)

Bentuk daun tembakau bulat lonjong, ujungnya meruncing, tulang daun menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Daun bertangkai melekat pada batang, kedudukan daun mendatar atau tegak. Ukuran dan ketebalan daun tergantung varietasnya dan lingkungan tumbuhnya. Daun tembakau tersusun atas lapisan palisade parenchyma pada bagian atasnya dan spongy parenchyma


(25)

10

pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman berkisar 28-32 helai, tumbuh berselang-seling mengelilingi batang. Daun tembakau secara umum dapat diklasifikasikan menurut letaknya pada batang yang dimulai dari bawah keatas, yaitu: daun pasir, kaki, tengah dan atas. Bagian dari daun tembakau yang mempunyai nilai tertinggi adalah bawah dan tengah menyusul daun atas (Abdullah, 1982).

Nikotin dihasilkan dari akar tanaman dan selanjutnya didistribusikan didaun melalui batang, dalam bentuk murni merupakan cairan yang tidak berwarna, rasa pahit dan pedas, mudah larut dalam air dan pelarut organik. Tembakau mengandung bahan aktif golongan alkaloid. Kandungan bahan kimia terpenting dalam daun tembakau adalah zat nikotin, biasanya dalam bentuk


(26)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 - Juli 2015 di Laboratorium Fisiologi Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

3.2Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan yaitu 3 kontrol dan 3 perlakuan yaitu kontrol 0 (K0) adalah kontrol negatif yang diberi akuades, kontrol 1 (K1) adalah kontrol positif yang diberi ekstrak daun tembakau, kontrol 2 (K2) adalah kontrol positif yang diberi jus buah delima dan perlakuan 1 (P1), 2 (P2) dan 3 (P3) yang diberi estrak daun tembakau dan jus buh delim dengan konsentrasi yang berbeda 4%, 5%, 6%. Jumlah ulangan untuk setiap perlakuan ditentukan dengan menggunakan rumus Federer dalam Chairul dkk., (1992) yaitu:

(t-1) (n-1) ≥ 15, dimana:t = jumlah perlakuan dan n= jumlah ulangan.

Baik kelompok kontrol maupun perlakuan masing-masing terdiri dari lima ulangan sehingga mencit yang digunakan berjumlah 6 X 4 = 24 ekor.

Tabel. 3.2.1 Rancangan Percobaan Mencit

Keterangan: K0 = Kontrol (-) akuades

K1 = Kontrol (+) ektrak daun tembakau K2 = Kontrol (+) jus buah delima

P1 = ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4%, P2 = ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5% P3 = ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6% n = jumlah ulangan.

Kontrol Perlakuan

P1 P2 P3

Akuades (K2) (n=4) Ekstrak daun (K1) (n=4) Jus buah delima (K2) (n=4) Ekstrak daun tembakau+jus buah delima 4% (n=4)

Ekstrak daun tembakau +jus buah delima 5%

(n=4)

Ekstrak daun tembakau +jus buah

delima 6% (n=4)


(27)

12

3.3Prosedur Percobaan

3.3.1 Pemeliharaan Hewan Percobaan

Penelitian ini menggunakan mencit jantan dewasa (Mus musculus L.) sebagai hewan percobaan. Kisaran umur mencit yang digunakan sekitar dua bulan dengan berat badan 20-22 gram, sebelum diberi perlakuan, 24 ekor mencit jantan dewasa yang digunakan sebagai percobaan diaklimatisasi selama 7 hari. Kandang yang digunakan selama pemeliharaan berupa bak plastik yang berukuran panjang 39 cm, lebar 31 cm dan tinggi 15 cm yang ditutup dengan penutup kawat, dialasi dengan sekam dan diberi pakan setiap hari selama 35 hari.

3.3.2Pembuatan Jus Buah delima(Punica granatum L.)

Jus buah delima dibuat dari buah delima merah produk lokal. Setelah dipetik, buah delima dicuci bersih. Buah dikupas dari kulitnya. Ditimbang buah sebanyak 250 gram. Diblender buah delima dan disaring. Jus buah delima dibuat dalam konsentrasi yang berbeda yaitu 4%, 5% dan 6% dengan penambahan akuades sebanyak 100 ml, jus buah delima disimpan dilemari es pada suhu 40C (Aviram et al, 2000).

3.3.3 Pembuatan Ekstrak Daun Tembakau (Nicotiana tabaccum L.)

Daun tembakau dipotong kecil-kecil, dikeringanginkan selama 48 jam, diblender sampai berbentuk serbuk, ditimbang daun tembakau sebanyak 800 g, dimasukan kedalam botol dan dimeserasi serbuk daun tembakau dengan reagen methanol selama 48 jam sampai terendam. Hasil meserasi disaring dengan kertas saring dan diperoleh filtrat. Residu yang ada direndam kembali dengan pelarut methanol 96 %. Hal ini dilakukan secara berulang hingga diperoleh filtrat jernih. Kemudian filtrat yang diperoleh dipisahkan dengan rotavapor, filtrat dimasukkan kedalam

beaker glass.

Ekstrak diasamkan dengan penambahan HCl 2N sampai PH=2 yang dicek dengan kertas lakmus, diekstraksi dengan CHCl3 untuk menghilangkan senyawa

organic non alkaloid, filtrate dimasukkan kedalam corong pemisah,dimasukkan kedalam beaker glass, ditambahkan filtrat dengan NaOH sampai PH=10 yang dicek dengan kertas lakmus, ditambahkan CHCl3, dipisahkan dengan corong


(28)

13

(Harbone,J.B, 1998). Dilarutkan ekstrak sebanyak 46,53 mg dengan akuades sebanyak 100 ml dengan dosis 0.121 mg/bb (Nugraheni et al., 2003).

3.3.4 Pemberian Perlakuan

Pada perlakuan kontrol negatif (K0) mencit hanya diberi akuades saja. Pada perlakuan kontrol positif (K1) mencit hanya diberi ekstrak daun tembakau sebanyak 0,1 ml, dan pada kontrol positif (K2) mencit diberi jus buah delima sebanyak 0,1 ml. Pada perlakuan 1 (P1) diberikan ekstrak daun tembakau dan jus buah delima dengan konsentrasi 4% sebanyak 0,1 ml dan pada perlakuan 2 (P2) diberikan ekstrak daun tembakau dan jus buah delima dengan konsentrai 5% sebanyak 0,1 ml dan perlakuan 3 (P3) diberikan ekstrak daun tembakau dan jus buah delima dengan konsentrasi 6% sebanyak 0,1 ml. Dosis pemberian ekstrak tembakau sebanyak 0.121 mg/0,1 ml/hari. Dosis jus buah delima dengan berat 250g untuk mencit yaitu 0,1 ml/hari (wahyuni etal., 2013). Pemberian jus buah delima yaitu 0,1 ml pada mencit. Hal ini dikarenakan kapasitas lambung mencit 1 ml (Suganto, 2011). Pemberian ekstrak daun tembakau dan jus buah delima menggunakan jarum gavage yang diberikan setiap hari selama 35 hari dan dilakukan pembedahan dan pengamatan spermatozoa pada hari ke 36.

3.4Variabel yang diamati 3.4.1 Jumlah spermatozoa

Mencit (Mus musculus L.) dibedah, dipotong bagian kauda epididimis dan distal vas deferens. Kauda epididimis dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berisi NaCl 0,9%, dan dilakukan pemotongan dengan pisau silet biasa. Suspensi sperma yang telah homogen diambil dengan pipet tetes (50µL) , dimasukkan ke dalam kotak hemositometer/Improved Neubauer dan ditutup dengan cover glass. Spermatozoa diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali dan dilakukan perhitungan jumlah spermatozoa.


(29)

14

Gambar 3.3.5.1Kamar Hitung Improved Neubauer (Zaneveld et al., 1986) Pengamatan jumlah sperma dilakukan menurut Soehadi dan Arsyad (1983), Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam rumus:

Jumlah spermatozoa = N/2 x 105spermatozoa/ml suspensi Dimana, N = Jumlah spermatozoa yang dihitung dalam kotak

105 = Bidang permukaan kamar hitung 3.4.2 Morfologi Spermatozoa

Mencit (Mus musculus L.) dibedah, dipotong bagian kauda epididimis dan distal vas deferens. Kauda epididimis dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berisi NaCl 0,9%, dan dilakukan pemotongan dengan pisau silet biasa.Suspensi sperma yang telah homogen diambil dengan pipet tetes (50µ L), dimasukkan ke dalam kotak hemositometer/Improved Neubauerdan ditutup dengan cover

glass.Spermatozoa diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400

kali dan dilakukan perhitungan persentase jumlah spermatozoa yang normal dan abnormal.

Untuk mendapatkan hasil akhirnya, jumlah persentase sperma yang normal kiri dan kanan kauda epididimis dijumlah kemudian diambil rata-ratanya. Ciri sperma normal yaitu mempunyai bentuk kepala seperti kait pancing dan ekor panjang lurus, sedangkan sperma yang abnormal mempunyai bentuk kepala tidak beraturan, dapat berbentuk seperti kepala tidak beraturan, dapat berbentuk seperti pisang, atau tidak beraturan (amorphus), atau terlalu bengkok, dan ekornya tidak


(30)

15

lurus bahkan tidak berekor, atau hanya terdapat ekornya saja tanpa kepala (WHO, 1988).

Spermatozoa normal

% Spermatozoa Normal = x 100 % 100 spermatozoa (normal/abnormal)

3.4.3 Viabilitas Spermatozoa

Mencit (Mus musculus L.) dibedah, dipotong bagian kauda epididimis dan distal vas deferens. Kauda epididimis dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berisi NaCl 0,9%, dan dilakukan pemotongan dengan pisau silet biasa. Suspensi sperma yang telah homogen diambil dengan pipet tetes (50µL), dimasukkan ke dalam kotak hemositometer/Improved Neubauer,diberi giemsa 3% dan ditutup dengan cover glass. Spermatozoa diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali dan dilakukan perhitungan viabilitas spermatozoa.

Spermatozoa yang hidup tidak berwarna dan yang mati berwarna kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop cahaya pada pembesaran 400x dan dihitung terhadap 100-200 spermatozoa. Sebagai hasilnya dinyatakan dalam bentuk persen hidup yang didapat dari hasil bagi jumlah spermatozoa hidup dengan jumlah total spermatozoa hidup dan mati yang dikalikan dengan 100% (WHO, 1988).

spermatozoa hidup

% Spermatozoa Hidup = x 100 % 100 spermatozoa (hidup/mati)

3.4.4 Motilitas Spermatozoa

Mencit (Mus musculus L.) dibedah, dipotong bagian kauda epididimis dan distal vas deferens. Kauda epididimis dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berisi NaCl 0,9%, dan dilakukan pemotongan dengan pisau silet biasa.Suspensi sperma yang telah homogen diambil dengan pipet tetes (50µ L), dimasukkan ke dalam kotak hemositometer/Improved Neubauer dan ditutup dengan cover

glass.Spermatozoa diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400

kali dan dilakukan perhitungan motilitas spermatozoayang bergerak cepat, tidak bergerak, dan bergerak lamban (WHO, 1988).


(31)

16

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis secara statistika dengan Analysis Of Variance (ANOVA) menggunakan Software SPSS Release For Window versi 20.


(32)

17

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh pemberian jus buah delima (Punica granatum L.) terhadap kualitas sperma pada mencit yang telah diinduksi ekstrak daun tembakau, diperoleh hasil sebagai berikut:

4.1 Jumlah Spermatozoa

Dari hasil analisis data diperoleh penurunan jumlah spermatozoa secara bermakna pada kontrol positif 1 yang diberikan ekstrak daun tembakau dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol positif 2 yang diberikan jus buah delima dan perlakuan 1, 2 dan 3. Pada Gambar 4.1 dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada (Lampiran A halaman 29) bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif (K0), kontrol positif 1 (K1), kontrol positif 2 (K2) dan perlakuan 1, 2 dan 3, masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%.

Gambar 4.1 Jumlah spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata (p>0.05) pada taraf 5% dan huruf yang berbeda adalah beda nyata 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

K0 K1 K2 P1 P2 P3

Ju m lah S p er m at oz oa (! 0 5ml ) Kelompok c a b a a a


(33)

18

(p<0.05) pada taraf 5%.K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4%, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5% dan P3= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6%.

Berdasarkan Gambar 4.1 diperoleh kecenderungan penurunan jumlah spermatozoa mencit pada kontrol positif 1yang diberi ekstrak daun tembakau dan terjadi peningkatan jumlah spermatozoa setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan jumlah yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3.

Pemberian ekstrak daun tembakau secara terus menerus dapat menyebabkan penurunan jumlah spermatozoa mencit. Penurunan jumlah spermatozoa ini terjadi diakibatkan oleh kandungan daun tembakau yaitu nikotin yang dapat menimbulkan peningkatan produksi radikal bebas. Peningkatan radikal bebas ini akan merusak membran dari sel-sel spermatogenik, mengganggu transport ion-ion penting bagi proliferasi dan pertumbuhan sel-sel spermatogenik, merusak DNA spermatozoa dan meningkatkan terjadinya apoptosis spermatozoa (Karim, 2011).

Menurut arief (2008), antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan bahwa pemberian jus buah delima ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah spermatozoa yang diberikan ekstrak daun tembakau.

Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap jumlah sperma, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan. Menurut Aviram et al., (2000), jus delima merah merupakan sumber antosianin yang merupakan salah satu antioksidan yang kuat. Pigmen antosianin berperan dalam mencegah berbagai penyakit dan menangkap radikal bebas yang merusak sel.

4.2 Morfologi Spermatozoa

Dari hasil analisis data diperoleh penurunan morfologi spermatozoa yang normal secara bermakna pada kontrol positif 1 yang diberikan ekstrak daun tembakau dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol positif 2 yang diberikan jus buah delima dan perlakuan 1, 2 dan 3. Pada Gambar 4.2


(34)

19

dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada (Lampiran A halaman 29) bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif (K0), kontrol positif 1 (K1), kontrol positif 2 (K2) dan perlakuan 1, 2 dan 3, masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%.

Gambar 4.2 Morfologi spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata (p>0.05) pada taraf 5% dan huruf yang berbeda adalah beda nyata (p<0.05) pada taraf 5%.. K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1=ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4%, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5% dan P3= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6%.

Berdasarkan Gambar 4.2 diperoleh kecenderungan penurunan morfologi spermatozoa mencit yang normal pada kontrol positif 1 yang diberi ekstrak daun tembakau dan terjadi peningkatan morfologi spermatozoa yang normal setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan morfologi yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3.

Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap morfologi spermatozoa, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan.Menurut Yanjun et al.,(2009) & Caoet al.,(2001), buah delima(Punica granatumL.) merupakan salah satu sumberantioksidan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan polifenol dan antosianin yang cukup tinggi. Pigmen antosianin bertanggung jawab untuk warna merah,ungu dan biru dari

0 20 40 60 80 100 120

K0 K1 K2 P1 P2 P3

M or fol ogi S p er m at oz oa (%) Perlakuan

c c c c

a


(35)

20

buah, sayuran dan bunga. Antosianin merupakan salah satu antioksidan kuat yang mampu mencegah berbagai kerusakan akibat stress oksidatif sehingga mampu melindungi sel dari radikal bebas.

Gambar 4.2.1 Spermatozoa Normal

Gambar 4.2.2 Spermatozoa Abnormal

Pada penelitian ini morfologi abnormal spermatozoa yang ditemukan adalah spermatozoa mencit dengan kepala tumpul, leher membengkok dan ekor membengkok dan sebagainya. Morfologi spermatozoa merupakan salah satu faktor penentu fertilitas spermatozoa. Bentuk-bentuk abnormalitas primer spermatozoa di dalam testis karena kesalahan spermatogenesis atau spermiogenesis yang disebabkan kerena keturunan, penyakit, defesiensi makanan, dan pengaruh-pengaruh lingkungan yang buruk. Spermatozoa yang memiliki abnormalitas morfologik kemungkinannya tidak fertil (Salisbury & Vandemark, 1985).

4.3 Viabilitas Spermatozoa

1. Kepala berkait 2. Leher lurus 3. Ekor lurus Ket:

Ket:

1. Kepala tumpul 2. Leher bengkok 3. Ekor bengkok 1 2

3

1


(36)

21

Dari hasil analisis data diperoleh penurunan viabilitas spermatozoa secara bermakna pada kontrol positif 1 yang diberikan ekstrak daun tembakau dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol positif 2 yang diberikan jus buah delima dan perlakuan 1, 2 dan 3. Pada Gambar 4.3dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada (Lampiran A halaman 29) bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif (K0), kontrol positif 1 (K1), kontrol positif 2 (K2) dan perlakuan 1, 2 dan 3, masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%.

Gambar 4.3 Viabilitas spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata (p>0.05) pada taraf 5% dan huruf yang berbeda adalah beda nyata (p<0.05) pada taraf 5%., K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4%, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5% dan P3=ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6%.

Berdasarkan Gambar 4.3 diperoleh kecenderungan penurunan viabilitas spermatozoa mencit pada kontrol positif 1 yang diberi ekstrak daun tembakau dan terjadi peningkatan viabilitas spermatozoa setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan viabilitas yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3 dan kontrol negatif.

Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap viabilitas spermatozoa, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan. Menurut Astawan (2008), buah delima juga kaya

0 20 40 60 80 100 120

K0 K1 K2 P1 P2 P3

V iab il it as S p er m at oz oa (%) Perlakuan a b


(37)

22

akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen biokimia yang mempunyai fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi manusia. Selain itu, fitosterol juga tahan terhadap oksidasi, sehingga dapat digolongkan antioksidan pangan. Buah delima yang mengandung antioksidan berperan dalam menangkap radikal bebas. 4.4 Motilitas Spermatozoa

Dari hasil analisis data diperoleh penurunan motilitas spermatozoa secara bermakna pada kontrol positif 1 yang diberikan ekstrak daun tembakau dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol positif 2 yang diberikan jus buah delima dan perlakuan 1, 2 dan 3. Pada Gambar 4.4 dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada (Lampiran A halaman 30) bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif (K0), kontrol positif 1 (K1), kontrol positif 2 (K2) dan perlakuan 1, 2 dan 3masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan (p<0.05) pada taraf 5%.

Gambar 4.4 Motilitas spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata (p>0.05) pada taraf 5% dan huruf yang berbeda adalah beda nyata (p<0.05) pada taraf 5%.K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4%, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5% dan P3=ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6%.

Berdasarkan Gambar 4.4 diperoleh kecenderungan penurunan motilitas spermatozoa mencit pada kontrol positif 1 yang diberi ekstrak daun tembakau dan

0 20 40 60 80 100 120

K0 K1 K2 P1 P2 P3

M ot il it as S p er m at oz oa (%) Perlakuan a b


(38)

23

terjadi peningkatan motilitas spermatozoa setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan motilitas yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3 dan kontrol negatif.

Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap motilitas spermatozoa, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan. Menurut Buhler& Miranda (2000) dan Ignarro et

al., (2006), kandungan polifenol dalam jus delima tergantung dari jenis atau

varietasnya yang sebagian besar terdiri dari antosianin, katekin, ellagic tannins, gallic dan ellagic acid. Polifenol komplek bersifat sebagai antioksidan yang dapat diserap dalam tubuh manusia. Selain polifenol, jus delima juga mengandung vitamin C yang bersifat sebagai antioksidan. Buah delima yang mengandung antioksidan berperan dalam menangkap radikal bebas.


(39)

24

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

Pemberian jus buah delima dapat meningkatkan kualitas spermatozoa yang telah diinduksi ekstrak daun tembakau selama 35 hari. Pada konsentrasi 4% jus buah delima diperoleh jumlah spermatozoa yang lebih meningkat, pada konsentrasi 5% jusbuah delima diperoleh morfologi dan viabilitas spermatozoa yang lebih meningkat dan pada konsentrasi 6% jus buah delima diperoleh motilitas spermatozoa yang lebih meningkat.

5.2 Saran

Saran yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:

a. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis Jus buah delima yang lebih rendah.

b. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan sumber antioksidan yang lain.


(40)

25

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah.A dan Soedarmanto. 1982. Budidaya Tembakau. Jakarta: CV Yasaguna. Agarwal. A., and T.M .Said. 2005. Oxidative stress, DNA damage and apoptosis

in male infertility: a clinical approach, BJU Internat.95:503-507.

Arief. H, 2008. Radikal Bebas . SMF Ilmu Kesehatan Anak Fk Unair/RSU Dr.Soetomo: Surabaya.

Aryoseto, L. 2009. Hubungan antara jumlah leukosit dengan morfologi spermatozoa pada pasien di rumah sakit dokter kariadi. Laporan Akhir

Penelitian Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro. hlm. 14.

Astawan. M, 2008. Sehat Dengan Buah. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Aviram, M., Dornfeld, L., Rosenblat, M., Volkova, N., Kaplan, M., Coleman, R., Hayek, T., Presser, D., dan Fuhrman, B.S 2000. Pomegranate Juice Consumption Reduces Oxidative Stress, Atherogenic Modifications to LDL, and Platelet Aggregation : Studies in Human and in Atherosclerotic

Apolipoprotein E-deficient Mice. Available from

Accessed : 15-09-2014.

Batubara, I.V.D. Wantouw, B. Tendean, L. 2013. Pengaruh Paparan Asap Rokok Kretek Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit Jantan (Mus Musculus). Vol. 1. No.1. Manado. Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi Press. hlm: 330-335.

Budka,F. 2008. Active Ingredients, Their Bio availibility and The Health Benefit of Punica granatum Linn (Pomegranate). Accessed : 15-09-2014.

Buhler,D.R and Miranda, C. 2000. Antioxidant Activities of Flavonoid.Departement of Environmental and Molecular Toxicology Oregon StateUniversity.

Cahyono, Bambang.1998. Tembakau Budi Daya dan Analisis Usaha Tani. Kansius.Yogyakarta.


(41)

26

Cao, G., Mumlitelli H.U., Moreno C.S., dan Prior R.L. 2001. Anthocyanins are Absorbed in Glycated Forms in Elderly Women. American Journal

OfClinical Nutrition. 73 (5): 920-926.

Chairul., Harapini. M., Daryati, Y. 1992. Pengaruh Ekstrak Kencur (Kaemferia

galanga L.) Terhadap Kehamilan Mencit Putih (Mus musculus L.). Seminar Nasional Indonesia

Duke,J.A.2010. Handbook of Phytochemical Constituents of GRAS Herbsand Other Economical Plants. CRCPress.Egypt.

(5): 4-5

Hafez, E.S.E.1993.Semen Evaluation In : Reproduction In Farm Animal. 6thEdition.Lea and Febiger.Philadelfia. USA

Harbone,J.B and Wiliam C.A, 2001. Anthocyanins and other Flavonoids. The Royal Society of Chemistry.Nat Prod Rep.18:310-333.

Harborne, J. B. 1987. Phytochemical Methods A Guide To Modern Techniques Of

Plant Analysis . Germany: Chapman & Hall.

Ignarro, L.J., Byrns, R.E., Sumi, D., Nigris, F., Napoli, C. 2006. PomegranateJuice Protects Nitric Oxide Against Oxidative Destruction and Enhances theBiological Actions of Nitric Oxide. Available online

Karim. Pengaruh paparan asap rokok elektrik terhadap motilitas, jumlah sperma dan kadar testis mencit (Mus musculus L.). [Tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara;2011;1,60-1.

Madhawati, R. 2012, Si Cantik Delima (Punica granatum) Dengan Sejuta

Manfaat Antioksidan sebagai bahan Alternatif Alami Tampil Sehat dan Awet Muda, Universitas Negeri Malang, malang.

Nijveldt,R.J.2001.Flavonoid: A review of Probable Mechanism of Action anf Potential Applications. Am J Clin Nutr. (74): 418-425.

Nugraheni, T. Asitirin, O. Widiyani, T. 2003. Pengaruh Vitamin C Terhadap Perbaikan Spermatogenesis dan Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tembakau (Nicotiana tabacum L.). Biofarmasi. 1(1). hlm 1-19.

Rugh, R. 1968. The Mouse Its Reproduction and Development. Minneapolis: Burgers Publishing Company.

Rusmiati, 2007. Pengaruh ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L) terhadap viabilitas spermatozoa mencit jantan (Mus musculus L.).


(42)

27

Salisbury, G.W. dan N.L Vandemark.1998. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi

Buatan Pada Sapi. Penerjemah: Djanuar, R. Yogyakarta: UGM Press.

Savitri, E.S. 2008, Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. UIN Press, Malang.

Siska. S.C, 2004. Role of Oxidative stress and antioxidants in andrology and assited reproducttive technology. Andrology. American Society. Hal 6-8 Soehadi, K. & Arsyad, K.(1983). Analisis Sperma. Surabaya: Airlangga

Universitas Press.

Sugianto,N.L. 2011. Pemberian Jus Buah Delima (Punica granatum) Dapat

Meningkatkan Kadar Glutation Peroksidase Darah Pada Mencit (Mus musculus) Dengan Aktivitas Fisik Maksimal. Penelitian Pendahuluan

Program Magister Ilmu Biomedik UNUD. hlm: 30-31

Toelihere. 1985. Fisiologi Reproduksi Ternak. Cetakan keenam. Angkasa Bandung.

Wahyuni, F.D, Asyiah, I.N, Hariyadi, S. 2013. Pengaruh Ekstrak N-heksan Daging Buah Delima Putih (Punica granatum) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) dan Pemanfaatnya Sebagai Buku suplemen. Vol (2). No (4)

Washington W.J., R. C. Murthly A.Doye K. Eugene D. Brown and I. Bradley. 1983. Induction of morphologically abnormal sperm in rats exposed to oxylene. Arch. Androl. (11) : 233-237

Wijanarko. 2008. Pengaruhvarietas buah delima

(Punicagranatum)terhadapaktivitasantioksidandan total fenol .Dalam:

Seminar TugasAkhir S1 Jurusan Kimia FMIPA UNDIP , Jurusan Kimia UNDIP.

World Health Organization (WHO), 1988. Penuntun Laboratorium WHO untuk

pemeriksaan Semen Manusia dan Interaksi semen-getah serviks, Terj.

Oleh M.K. Tadjudin, Jakarta: Penerbit FK-UI. hlm. 14.

Word Health Organization.2012. Pencegahan dan Pengendalian ISPA di Fasilitas Pelayanan Kesehat

Wyrobek, A. J and Bruce, W. R 1975. Chemical induction of sperm abnormalities in mice. Proc Natl Acad Sci USA.72: 4425-4429


(43)

28

Yanjun, Z., Dana, K., Robert, D., Rypo, L., dan David, W. International Multidimentional Authenticity Specification (IMAS) Algorithm for Detectionof Comercial Pomegranate Juice Adulteration. J. Agric Food

Chem. 57(6):2550-2557.

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Data Rataan Jumlah Spermatozoa mencit (Mus musculus L.) Rataan jumlah spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Kelompok Jumlah spermatozoa (jt/ml)

K0 103

K1 6,91 K2 154,81

P1 123,78

P2 117,25

P3 123,35

LAMPIRAN 2. Data Rataan Morfologi Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Rataan morfologi spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Kelompok Morfologi spermatozoa (%)

K0 74

K1 5.18 K2 87,17 P1 85,03 P2 85,7 P3 84,11

LAMPIRAN 3. Data Rataan Viabilitas Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Rataan Viabilitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Kelompok Viabilitas spermatozoa (%)


(44)

29

K1 5,08 K2 85,63 P1 82,98 P2 83,73 P3 83,5

LAMPIRAN 4. Data Rataan Motilitas Spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Rataan Viabilitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

Kelompok Viabilitas spermatozoa (%)

K0 72,5

K1 5,77 K2 85,3 P1 82,9 P2 82,07 P3 83,31


(45)

30

LAMPIRAN 5. Analisis Statistik a. Jumlah Spermatozoa

Onewa

ANOVA

Jumlah_Spermatozoa

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 51587,092 5 10317,418 195,469 ,000

Within Groups 950,093 18 52,783

Total 52537,185 23

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Jumlah_Sperm Bonferroni

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

K0

K1 96,08750* 5,13726 ,000 78,7217 113,4533

K2 -51,81250* 5,13726 ,000 -69,1783 -34,4467

P1 -20,78750* 5,13726 ,011 -38,1533 -3,4217

P2 -14,25000 5,13726 ,188 -31,6158 3,1158

P3 -18,97500* 5,13726 ,025 -36,3408 -1,6092

K1

K0 -96,08750* 5,13726 ,000 -113,4533 -78,7217

K2 -147,90000* 5,13726 ,000 -165,2658 -130,5342

P1 -116,87500* 5,13726 ,000 -134,2408 -99,5092

P2 -110,33750* 5,13726 ,000 -127,7033 -92,9717

P3 -115,06250* 5,13726 ,000 -132,4283 -97,6967

K2

K0 51,81250* 5,13726 ,000 34,4467 69,1783

K1 147,90000* 5,13726 ,000 130,5342 165,2658

P1 31,02500* 5,13726 ,000 13,6592 48,3908

P2 37,56250* 5,13726 ,000 20,1967 54,9283


(46)

31

P1

K0 20,78750* 5,13726 ,011 3,4217 38,1533

K1 116,87500* 5,13726 ,000 99,5092 134,2408

K2 -31,02500* 5,13726 ,000 -48,3908 -13,6592

P2 6,53750 5,13726 1,000 -10,8283 23,9033

P3 1,81250 5,13726 1,000 -15,5533 19,1783

P2

K0 14,25000 5,13726 ,188 -3,1158 31,6158

K1 110,33750* 5,13726 ,000 92,9717 127,7033

K2 -37,56250* 5,13726 ,000 -54,9283 -20,1967

P1 -6,53750 5,13726 1,000 -23,9033 10,8283

P3 -4,72500 5,13726 1,000 -22,0908 12,6408

P3

K0 18,97500* 5,13726 ,025 1,6092 36,3408

K1 115,06250* 5,13726 ,000 97,6967 132,4283

K2 -32,83750* 5,13726 ,000 -50,2033 -15,4717

P1 -1,81250 5,13726 1,000 -19,1783 15,5533

P2 4,72500 5,13726 1,000 -12,6408 22,0908

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

b. Morfologi Spermatozoa

Oneway

ANOVA

Morfologi_Spermatozoa

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 26417,369 4 6604,342 2585,578 ,000

Within Groups 51,086 20 2,554

Total 26468,455 24

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Morfologi_Spermatozoa Bonferroni

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean

Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

K1

K2 -82,45000* 1,01080 ,000 -85,6375 -79,2625

P1 -80,90000* 1,01080 ,000 -84,0875 -77,7125

P2 -81,77000* 1,01080 ,000 -84,9575 -78,5825

P3 -79,83000* 1,01080 ,000 -83,0175 -76,6425

K2

K1 82,45000* 1,01080 ,000 79,2625 85,6375

P1 1,55000 1,01080 1,000 -1,6375 4,7375


(47)

32

P3 2,62000 1,01080 ,174 -,5675 5,8075

P1

K1 80,90000* 1,01080 ,000 77,7125 84,0875

K2 -1,55000 1,01080 1,000 -4,7375 1,6375

P2 -,87000 1,01080 1,000 -4,0575 2,3175

P3 1,07000 1,01080 1,000 -2,1175 4,2575

P2

K1 81,77000* 1,01080 ,000 78,5825 84,9575

K2 -,68000 1,01080 1,000 -3,8675 2,5075

P1 ,87000 1,01080 1,000 -2,3175 4,0575

P3 1,94000 1,01080 ,693 -1,2475 5,1275

P3

K1 79,83000* 1,01080 ,000 76,6425 83,0175

K2 -2,62000 1,01080 ,174 -5,8075 ,5675

P1 -1,07000 1,01080 1,000 -4,2575 2,1175

P2 -1,94000 1,01080 ,693 -5,1275 1,2475

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

c. Viabilitas Spermatozoa

Oneway

ANOVA

Viabilitas_Spermatozoa

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 25352,523 4 6338,131 2372,987 ,000

Within Groups 53,419 20 2,671

Total 25405,942 24

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Viabilitas_Spermatozoa Bonferroni

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean

Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

K1

K2 -80,73000* 1,03362 ,000 -83,9894 -77,4706

P1 -78,58000* 1,03362 ,000 -81,8394 -75,3206

P2 -79,85000* 1,03362 ,000 -83,1094 -76,5906

P3 -79,21000* 1,03362 ,000 -82,4694 -75,9506

K2

K1 80,73000* 1,03362 ,000 77,4706 83,9894

P1 2,15000 1,03362 ,506 -1,1094 5,4094

P2 ,88000 1,03362 1,000 -2,3794 4,1394


(48)

33

P1

K1 78,58000* 1,03362 ,000 75,3206 81,8394

K2 -2,15000 1,03362 ,506 -5,4094 1,1094

P2 -1,27000 1,03362 1,000 -4,5294 1,9894

P3 -,63000 1,03362 1,000 -3,8894 2,6294

P2

K1 79,85000* 1,03362 ,000 76,5906 83,1094

K2 -,88000 1,03362 1,000 -4,1394 2,3794

P1 1,27000 1,03362 1,000 -1,9894 4,5294

P3 ,64000 1,03362 1,000 -2,6194 3,8994

P3

K1 79,21000* 1,03362 ,000 75,9506 82,4694

K2 -1,52000 1,03362 1,000 -4,7794 1,7394

P1 ,63000 1,03362 1,000 -2,6294 3,8894

P2 -,64000 1,03362 1,000 -3,8994 2,6194

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

d. Motilitas Spermatozoa

Oneway

ANOVA

Motilitas_Spermatozoa

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 24614,983 4 6153,746 1569,393 ,000

Within Groups 78,422 20 3,921

Total 24693,405 24

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Motilitas_Spermatozoa Bonferroni

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean

Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

K1

K2 -79,81000* 1,25237 ,000 -83,7592 -75,8608

P1 -77,96000* 1,25237 ,000 -81,9092 -74,0108

P2 -77,80000* 1,25237 ,000 -81,7492 -73,8508

P3 -78,13000* 1,25237 ,000 -82,0792 -74,1808

K2

K1 79,81000* 1,25237 ,000 75,8608 83,7592

P1 1,85000 1,25237 1,000 -2,0992 5,7992

P2 2,01000 1,25237 1,000 -1,9392 5,9592


(49)

34

P1

K1 77,96000* 1,25237 ,000 74,0108 81,9092

K2 -1,85000 1,25237 1,000 -5,7992 2,0992

P2 ,16000 1,25237 1,000 -3,7892 4,1092

P3 -,17000 1,25237 1,000 -4,1192 3,7792

P2

K1 77,80000* 1,25237 ,000 73,8508 81,7492

K2 -2,01000 1,25237 1,000 -5,9592 1,9392

P1 -,16000 1,25237 1,000 -4,1092 3,7892

P3 -,33000 1,25237 1,000 -4,2792 3,6192

P3

K1 78,13000* 1,25237 ,000 74,1808 82,0792

K2 -1,68000 1,25237 1,000 -5,6292 2,2692

P1 ,17000 1,25237 1,000 -3,7792 4,1192

P2 ,33000 1,25237 1,000 -3,6192 4,2792


(50)

35

LAMPIRAN 6. Alat dan Bahan

Pemeliharaan Kandang Mus musculusL.

Improved Neubauer Gelas Arloji


(51)

36

Chloroform Methanol

Daun Tembakau Ekstrak Tembakau


(52)

37

LAMPIRAN 7. Gambar Hasil Pengamatan

Spermatozoa Normal

Ket:

2. Leher lurus 3. Ekor lurus 1. Kepala berkait

Ket:

1. Kepala tumpul 2. Leher bengkok 3. Ekor bengkok


(53)

38

disimpan dilemari es pada suhu 40C Spermatozoa Abnormal

LAMPIRAN 8. Prosedur Pembuatan Jus Buah Delima

dicuci bersih buah delima dikupas kulit

ditimbang buah sebanyak 250 gram diblender buah delima

disaring bijinya

dibuat konsentrasi 4%, 5% dan 6% Buah Delima

Hasil


(54)

39

ditambahkan NaOH 10% sampai PH=10 dicek dengan kertas lakmus

dimasukkan kedalam corong pemisah dimasukkan kedalam beaker glass LAMPIRAN 9. Prosedur Pembuatan Ekstrak DaunTembakau

dipotong kecil-kecil

dikeringkan anginkan selama 48 jam diblender sampai halus

dimasukan kedalam botol winker Daun Tembakau

Simplisia

Meserat

Residu Filtrat

Residu Filtrat

ditimbang sebanyak 800g

dimeserasi selama 48 jam dalam pelarut metanol

dipisahkan dengan rotavapor dimasukkan kedalam beaker glasss

diasamkan dengan HCl 2N sampai PH=2 diekstraksi dengan CHCl3

dicek dengan kertas lakmus

ditambahkan CHCl3

dipisahkan dengan corong dirotavapor


(55)

40

ditutup dengan cover glass ditutup dengan cover glass

diamati dibawah mikroskop diamati dibawah mikroskop

LAMPIRAN 10. Prosedur Pengamatan Spermatozoa Mencit a. Jumlah Spermatozoa

dilakukan pembedahan

dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %

dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes

dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer

dilakukan penghitungan

b. Morfologi Spermatozoa Mencit

dilakukan pembedahan

dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %

dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes

dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer Ekstrak

Larutan Ekstrak

Mus musculus L.

Hasil

Mus musculus L.

dibuat dosis 0.121mg/bb ditambahkan aquades 100 ml


(56)

41

ditetesi pewarna giemsa 3% ditutup dengan cover glass diamati dibawah mikroskop

ditutup dengan cover glass

dilakukan penghitungan sperma yang normal dan abnormal

c. Viabilitas Spermatozoa Mencit

dilakukan pembedahan

dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %

dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes

dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer

d. Motilitas Spermatozoa Mencit

dilakukan pembedahan

dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %

dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes

dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer

Mus musculus L.

Hasil

Mus musculus L.

Hasil


(57)

42

dilakukan penghitungan sperma yang bergerak dan tidak bergerak Hasil


(1)

LAMPIRAN 7. Gambar Hasil Pengamatan

Spermatozoa Normal

Ket:

2. Leher lurus 3. Ekor lurus 1. Kepala berkait

Ket:

1. Kepala tumpul 2. Leher bengkok 3. Ekor bengkok


(2)

disimpan dilemari es pada suhu 40C Spermatozoa Abnormal

LAMPIRAN 8. Prosedur Pembuatan Jus Buah Delima

dicuci bersih buah delima dikupas kulit

ditimbang buah sebanyak 250 gram diblender buah delima

disaring bijinya

dibuat konsentrasi 4%, 5% dan 6% Buah Delima

Hasil


(3)

ditambahkan NaOH 10% sampai PH=10 dicek dengan kertas lakmus

dimasukkan kedalam corong pemisah dimasukkan kedalam beaker glass LAMPIRAN 9. Prosedur Pembuatan Ekstrak DaunTembakau

dipotong kecil-kecil

dikeringkan anginkan selama 48 jam diblender sampai halus

dimasukan kedalam botol winker Daun Tembakau

Simplisia

Meserat

Residu Filtrat

Residu Filtrat

ditimbang sebanyak 800g

dimeserasi selama 48 jam dalam pelarut metanol

dipisahkan dengan rotavapor dimasukkan kedalam beaker glasss

diasamkan dengan HCl 2N sampai PH=2

diekstraksi dengan CHCl3 dicek dengan kertas lakmus

ditambahkan CHCl3 dipisahkan dengan corong


(4)

ditutup dengan cover glass ditutup dengan cover glass

diamati dibawah mikroskop diamati dibawah mikroskop

LAMPIRAN 10. Prosedur Pengamatan Spermatozoa Mencit a. Jumlah Spermatozoa

dilakukan pembedahan

dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %

dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes

dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer

dilakukan penghitungan

b. Morfologi Spermatozoa Mencit

dilakukan pembedahan

dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %

dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes

dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer Ekstrak

Larutan Ekstrak

Mus musculus L.

Hasil

Mus musculus L.

dibuat dosis 0.121mg/bb ditambahkan aquades 100 ml


(5)

ditetesi pewarna giemsa 3% ditutup dengan cover glass diamati dibawah mikroskop

ditutup dengan cover glass

dilakukan penghitungan sperma yang normal dan abnormal

c. Viabilitas Spermatozoa Mencit

dilakukan pembedahan

dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %

dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes

dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer

d. Motilitas Spermatozoa Mencit

dilakukan pembedahan

dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %

dipotong dengan pisau silet diambil dengan pipet tetes

dimasukkan ke dalam kaca hemositometer/improved neubauer

Mus musculus L.

Hasil

Mus musculus L.

Hasil


(6)

dilakukan penghitungan sperma yang bergerak dan tidak bergerak Hasil