Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Peringkat Obligasi terhadap Yield Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia yang Listing pada Periode Tahun 2007 - 2012.

(1)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the effect of debt to equity ratio, firm size and bond ratings against corporate bond yields in the Indonesia Stock Exchange, which are listings in the period of 2007 until 2012. Population in this research is all corporate bonds listed in the Indonesia Stock Exchange for the period of 2007 to 2012, which are 347 bonds. Based on the purposive sampling criteria, samples of this research are 56 corporate bonds. This research uses multiple linear regression analysis to examine the hypothesis with significance level of 0.05 (Sig. > α) using SPSS 16 for Windows.

The results of partial test show that the debt to equity ratio, firm size and bond rating does not have a significant effect to bond yields. Significant value of debt to equity ratio is 0.475, significant value of firm size is 0.234 and significance value of bond rating is 0.491. The results of simultaneous test showed that the debt to equity ratio, firm size and bond ratings are together and significantly effect to bond yields with a significance value of 0.038.


(2)

 

Universitas Kristen Maranatha ix 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan peringkat obligasi terhadap yield obligasi korporasi di Bursa Efek Indonesia yang listing pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh obligasi korporasi yang listing di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2012 yang berjumlah 347 obligasi. Berdasarkan kriteria purposive sampling diperoleh 56 sampel obligasi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk melakukan pengujian hipotesis dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (Sig. > α) menggunakan

program SPSS 16 for Windows.

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan peringkat obligasi masing-masing tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap yield obligasi. Nilai signifikansi untuk variabel debt to equity ratio adalah 0,475, nilai signifikansi untuk variabel ukuran perusahaan adalah 0,234 dan nilai signifikansi untuk variabel peringkat obligasi adalah 0,491. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan peringkat obligasi secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap yield obligasi dengan nilai signifikansi sebesar 0,038.

Kata kunci: debt to equity ratio, ukuran perusahaan, peringkat obligasi dan yield obligasi.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRACT...viii

ABSTRAK ...ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

  BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian... 6

  BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7


(4)

 

Universitas Kristen Maranatha xi 

2.1.1 Pengertian Obligasi ... 7

2.1.2 Jenis Obligasi ... 8

2.1.3 Karakteristik Obligasi... 10

2.1.4 Yield Obligasi ... 11

2.1.5 Risiko Obligasi ... 14

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Yield Obligasi ... 16

2.1.6.1 Debt to Equity Ratio (DER)... 16

2.1.6.2 Ukuran Perusahaan (Firm Size) ... 17

2.1.6.3 Peringkat Obligasi (Bond Rating) ... 18

2.2 Penelitian Terdahulu... 22

2.3 Rerangka Pemikiran ... 24

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 25

2.4.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Yield Obligasi ... 25

2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Yield Obligasi ... 26

2.4.3 Pengaruh Peringkat Obligasi terhadap Yield Obligasi... 26

2.4.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Peringkat Obligasi terhadap Yield Obligasi... 27

2.5 Model Penelitian... 29

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 30

3.1 Objek Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian... 30

3.2.1 Jenis Penelitian ... 30


(5)

3.2.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 32

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.2.5 Alat Analisis Data ... 34

3.2.6 Uji Asumsi Klasik ... 35

3.2.6.1 Uji Normalitas... 36

3.2.6.2 Uji Multikolinearitas ... 36

3.2.6.3 Uji Heteroskedastisitas... 37

3.2.6.4 Uji Autokorelasi... 38

3.2.7 Pengujian Hipotesis ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Hasil Penelitian... 41

4.1.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 41

4.1.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 45

4.1.3 Koefisien Determinasi ... 46

4.1.4 Pengujian Hipotesis ... 47

4.1.4.1 Pengujian secara Parsial (Uji t)... 46

4.1.4.2 Pengujian secara Simultan (Uji F) ... 48

4.2 Pembahasan ... 48

  BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Simpulan... 54


(6)

 

Universitas Kristen Maranatha xiii 

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN ... 60 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) ... 73


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL I Hubungan Kupon, Current Yield, Yield To Maturity dan Harga ... 14

TABEL II Simbol Peringkat PT. Pefindo ... 19

TABEL III Definisi Peringkat Obligasi ... 20

TABEL IV Ringkasan Penelitian Terdahulu... 22

TABEL V Definisi Operasional Variabel ... 31

TABEL VI Sampel Obligasi ... 33

TABEL VII Uji Normalitas (One Sample Kolmogorv-Smirnov Test) ... 41

TABEL VIII Uji Multikolinearitas (Tolerance dan Variance Inflation Factor)... 42

TABEL IX Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)... 43

TABEL X Uji Autokorelasi (Run Test)... 44

TABEL XI Hasil Analisis Regresi Berganda... 45

TABEL XII Koefisien Determinasi ... 46

TABEL XIII Pengujian secara Parsial ... 47


(8)

 

Universitas Kristen Maranatha xv 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1 Rerangka Pemikiran... 24 GAMBAR 2 Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen ... 29


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A Daftar Sampel Penelitian ... 61

LAMPIRAN B Data Variabel Yield To Maturity... 63

LAMPIRAN C Data Variabel Debt to Equity Ratio... 64

LAMPIRAN D Data Variabel Ukuran Perusahaan dan Peringkat Obligasi ... 65

LAMPIRAN E Output Uji Asumsi Klasik... 69


(10)

BAB I PENDAHULUAN |

Universitas Kristen Maranatha 1 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, reksadana dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen (Malinda dan Martalena, 2011).

Dari berbagai macam sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal, para investor memiliki kebebasan untuk memilih sekuritas yang sesuai dengan profil risiko dan keuntungan yang diharapkan oleh mereka. Salah satu sekuritas yang diperdagangkan adalah obligasi. Obligasi (bond) merupakan utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Nilai utang dari obligasi tersebut dinyatakan dalam surat utangnya (Hartono, 2009). Jenis obligasi dapat dibedakan antara lain government bond dan corporate bond. Obligasi yang diterbitkan pemerintah Republik Indonesia adalah government bond, sementara itu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik perusahaan berbentuk


(11)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun badan usaha swasta adalah corporate bond atau obligasi korporasi (Manurung dkk, 2008 dalam Purnamawati, 2013).

Tujuan utama seorang investor menginvestasikan dananya pada suatu instrumen keuangan adalah memperoleh yield (imbal hasil). Bagi investor, apabila membeli obligasi, maka investor akan memperoleh bunga / kupon yang tetap secara berkala biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Yield yang berupa capital gain juga mungkin diperoleh oleh pemegang obligasi. Apabila obligasi dibeli pada harga pari dan dijual pada harga premium maka akan memberikan capital gain bagi pemegangnya (Krisnilasari, 2007).

Yield obligasi merupakan faktor terpenting sebagai pertimbangan investor dalam melakukan pembelian obligasi sebagai instrumen investasinya. Investor obligasi akan menghitung seberapa besar pendapatan investasi atas dana yang dibelikan obligasi tersebut dengan menggunakan alat ukur yield. Ukuran yield yang banyak digunakan adalah yield to maturity karena merupakan tingkat keuntungan yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo (Rahardjo, 2006).

Tingkat imbal hasil obligasi yang diperoleh investor akan mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Salah satu faktor yang mempengaruhi imbal hasil obligasi adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER adalah salah satu rasio

financial leverage (Riyanto, 2011). Financial leverage merupakan rasio yang mencerminkan faktor risiko yang dihadapi oleh investor. Semakin banyak hutang yang dipakai untuk menghasilkan laba maka semakin besar financial leverage-nya. Semakin besar financial leverage yang digunakan perusahaan semakin tinggi risikonya dan juga sekaligus return yang diharapkan berkurang. Semakin rendah


(12)

BAB I PENDAHULUAN |

Universitas Kristen Maranatha 3 

DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya (Gumantri, 2007). Hasil penelitian mengenai pengaruh DER terhadap

yield obligasi yang telah dilakukan oleh Bhojraj dan Sengupta (2003) serta Khurana dan Raman (2003) menunjukkan hasil bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield obligasi. Namun hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyapurnama (2005) yang menemukan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap yield obligasi.

Faktor berikutnya yang mempengaruhi yield obligasi adalah ukuran

perusahaan. Menurut Indriani (2005) dalam Daniati dan Suhairi (2006), ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan (Machfoedz, 1994 dalam Ibrahim, 2008). Menurut Andry (2005) dalam Purnamawati (2013), perusahaan besar kurang berisiko dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan kecil memiliki risiko lebih besar dibandingkan dengan perusahaan besar. Maka semakin besar suatu perusahaan, menyebabkan potensi mendiversifikasikan risiko non-sistematiknya (misalnya risiko operasi atau risiko keuangan perusahaan) semakin besar, sehingga membuat risiko obligasi perusahaan tersebut menurun. Dengan menurunnya risiko obligasi maka imbal hasil yang diharapkan investor atas dana yang ditanamkan pada obligasi akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Bhojraj dan Sengupta (2003) dan Khurana dan Raman (2003) menunjukkan hasil bahwa total asset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap yield obligasi. Namun hasil penelitian tersebut belum konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasher dan Surya (2011) yang menunjukkan bahwa total asset tidak berpengaruh signifikan terhadap yield obligasi


(13)

dan hasil penelitian Setyapurnama (2005) yang menemukan bahwa total asset

berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield obligasi.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi yield obligasi adalah peringkat (rating) obligasi. Peringkat obligasi penting karena memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas default hutang perusahaan. Kualitas suatu obligasi dapat dimonitor dari informasi peringkatnya (Fauziah dan Setyarini, 2004). Menurut (Cahyana, 2004), berdasarkan ketentuan yang berlaku sejak tahun 1994, setiap obligasi yang akan dicatatkan di bursa efek domestik wajib diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang sudah memperoleh lisensi dari Bapepam. Sejauh ini ada dua perusahaan di Indonesia yang memperoleh lisensi untuk melakukan pemeringkatan efek utang di Indonesia. Salah satunya dan memeringkat hampir semua obligasi adalah PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Obligasi yang berperingkat tinggi akan memberikan imbal hasil yang rendah, demikian pula sebaliknya, jika obligasi berperingkat rendah maka akan memberikan imbal hasil yang tinggi. Hal ini berhubungan positif dengan risiko yang melekat pada obligasi tersebut. Semakin tinggi peringkat obligasi maka risiko default

semakin rendah, imbal hasil yang diberikan juga semakin rendah. Sebaliknya jika semakin rendah peringkat obligasi, semakin tinggi risiko default, semakin tinggi juga imbal hasil yang diberikan (Ibrahim, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Crabtree dan Maher (2005), Indarsih (2013), Purnamawati (2013) dan Hapsari (2013) menunjukkan bahwa peringkat obligasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap yield obligasi. Namun hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurfauziah dan Setyarini


(14)

BAB I PENDAHULUAN |

Universitas Kristen Maranatha 5 

(2004) yang menyatakan bahwa peringkat obligasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap yield obligasi.

Penelitian mengenai pengaruh DER, ukuran perusahaan dan peringkat obligasi terhadap yield to maturity obligasi telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, namun hasilnya masih menunjukkan perbedaan. Di antara peneliti-peneliti tersebut adalah Bhojraj dan Sengupta (2003), Nurfauziah dan Setyarini (2004), Crabtree dan Maher (2005), Setyapurnama (2005), Nasher dan Surya (2011), Indarsih (2013), Purnamawati (2013) dan Hapsari (2013). Adanya perbedaan dari hasil penelitian-penelitian tersebut menjadikan variabel DER, ukuran perusahaan, peringkat obligasi dan yield to maturity obligasi penting untuk diteliti, sehingga diperlukan pengujian kembali untuk memperjelas hubungan antar variabel-variabel tersebut. Berdasarkan hal di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Peringkat Obligasi terhadap Yield Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia yang

Listing pada Periode Tahun 2007-2012”.

1.2Identifikasi Masalah

Adapun pertanyaan penelitian (research question) yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah DER berpengaruh terhadap yield obligasi?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap yield obligasi? 3. Apakah peringkat obligasi berpengaruh terhadap yield obligasi?

4. Apakah DER, ukuran perusahaan dan peringkat obligasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap yield obligasi?


(15)

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali hubungan antar variabel DER, ukuran perusahaan dan peringkat obligasi terhadap yield obligasi yang dilaksanakan dengan tujuan untuk:

1. Menganalisis pengaruh DER terhadap yield obligasi

2. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap yield obligasi 3. Menganalisis pengaruh peringkat obligasi terhadap yield obligasi

4. Menganalisis pengaruh DER, ukuran perusahaan dan peringkat obligasi secara bersama-sama terhadap yield obligasi

1.4Kegunaan Penelitian

1. Manfaat bagi akademisi

Bagi peneliti yang ingin melakukan kajian di bidang yang sama, diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan memberikan landasan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat bagi praktisi bisnis

Bagi calon investor dapat melakukan analisis terhadap obligasi yang diperdagangkan di pasar modal melalui DER, ukuran perusahaan dan peringkat obligasi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap yield obligasi, sehingga dapat memilih portofolio investasinya secara bijaksana. Bagi investor obligasi sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi obligasi di pasar modal.


(16)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 54

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel DER (debt to equity ratio) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap YTM (yield to maturity) obligasi pada tingkat signifikansi 5%. Hasil yang tidak signifikan ini kemungkinan disebabkan karena para emiten obligasi memiliki rasio DER yang baik. Dimana hal ini mencerminkan risiko gagal bayar yang lebih kecil sehingga menghilangkan tuntutan para investor untuk mendapatkan kupon yang tinggi.

2. Variabel SIZE (ukuran perusahaan) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap YTM (yield to maturity) obligasi pada tingkat signifikansi 5%. Hasil yang tidak signifikan ini kemungkinan disebabkan karena total asset tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berapapun total asset yang dimiliki oleh perusahaan penerbit obligasi, baik yang berjumlah besar maupun kecil, sama-sama menghasilkan kinerja perusahaan yang baik. Sehingga obligasi yang mereka terbitkan mengandung risiko gagal bayar yang kecil dan mengakibatkan para investor tidak memiliki tuntutan untuk mendapatkan tingkat kupon obligasi yang tinggi.

3. Variabel RATING (peringkat obligasi) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap YTM (yield to maturity) obligasi pada tingkat signifikansi 5%. Hasil


(17)

yang tidak signifikan ini kemungkinan disebabkan karena obligasi-obligasi perusahaan yang listing pada periode penelitian merupakan obligasi yang berada pada kategori investment grade. Oleh karena itu, tidak ada tuntutan dari investor untuk mendapatkan kupon yang tinggi.

4. Variabel DER (debt to equity ratio), SIZE (ukuran perusahaan) dan RATING (peringkat obligasi) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap YTM (yield to maturity) obligasi pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa para investor memiliki implikasi dalam menggunakan DER (debt to equity ratio), SIZE (ukuran perusahaan) dan

RATING (peringkat obligasi) secara bersama-sama dalam memprediksi YTM

(yield to maturity) obligasi suatu perusahaan.

5.2 Saran

Saran yang dapat digunakan bagi pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini adalah:

1. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penambahan data terbaru hingga data transaksi obligasi tahun 2013, sehingga hasilnya lebih dapat mewakili kondisi yang ada dengan menggunakan transaksi harian dan sampel yang lebih besar. 2. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai yield obligasi

dengan secara khusus meneliti per sektor industri.

3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan peringkat obligasi yang dikeluarkan agen pemeringkat lain selain PT Pefindo, seperti PT. Kasnic Credit Rating Indonesia (Moody’s Indonesia) sehingga variasi data peringkat obligasi yang


(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 56

Universitas Kristen Maranatha diperoleh menjadi lebih banyak.

4. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain yang mempengaruhi yield obligasi, dimana pada penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen. Adapun variabel tersebut merujuk pada penelitian sebelumnya yaitu variabel ekonomi makro seperti tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI), tingkat inflasi, nilai tukar rupiah dan GNP.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2005). Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.

Bhojraj, S., & Sengupta, P. (2003). Effect of Corporate Governance on Bond Ratings and Yields: The Role of Institutional Investors and Outside Directors. The Journal of Business, 76, hal. 455-475.

Cahyono, J. E. (2004). Langkah Taktis Metodis Berinvestasi di Obligasi. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Crabtree, A. D., & Maher, J. J. (2005). Earning Predictability, Bond Ratings and Bond Yields. Review of Quantitative Finance and Accounting, 25, hal. 233-253.

Daniati, N., & Suhairi. (2006). Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham (Survey pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEJ). Simposium Nasional Akuntansi, IX.

Fahmi, I. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta, Bandung.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Undip, Semarang.

Hapsari, R. A. (2013). Kajian Yield To Maturity (YTM) Obligasi pada Perusahaan Korporasi. Accounting Analysis Journal, 1 (3), hal. 74-81.

Hartono, J. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Ibrahim, H. (2008). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan dan Debt to Equity Ratio terhadap Yield To Maturity Periode Tahun 2004-2006. Universitas Diponegoro, Semarang.

IDX. (2013). Perusahaan Teracatat, Laporan Keuangan dan Tahunan, Obligasi dan Sukuk, Laporan Transaksi OTC, (http://www.idx.co.id, diakses 22 Oktober 2013).

Indarsih, N. (2013). Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Rating, Likuiditas dan Maturitas terhadap Yield To Maturity Obligasi. Jurnal Ilmu Manajemen, 1 (1), hal. 125-136.

Indra, A. (2006). Faktor-faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi Risiko Saham. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 2 (3), hal. 239-256.

Jewell, J., & Livingston, M. (2000). The Impact of a Third Credit Rating on the Pricing of Bond. The Journal of Fixed Income, hal. 69-85.


(20)

 

 

Universitas Kristen Maranatha 58 

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Kelima, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Krisnilasari. (2007). Analisis Pengaruh Likuiditas Obligasi, Coupon dan Jangka Waktu Jatuh Tempo Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi di Bursa Efek Surabaya. Universitas Diponegoro, Semarang.

Malinda, M., & Martalena. (2011). Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama. Kanisius, Bandung.

Nainggolan, P., & Hanum, L. (2005). Prediksi Gagal Bayar Obligasi Tahun 1998-2004 dengan Analisis Diskriminan dan Regresi Logistik. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5 (1), hal. 79-90.

Nurfauziah, & Setyarini, A. F. (2004). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan dan Industri Finansial). Jurnal Siasat Bisnis, 9 (2), hal. 241-256.

Panjaitan, Y., Dewinta, O., & Sri Desinta, K. (2004). Analisis Harga Saham, Ukuran Perusahaan dan Risiko terhadap Return yang Diharapkan Investor pada Perusahaan Saham Aktif. Balance, 1, hal. 56-72.

PEFINDO. (2013). Product and Services, Rating Release, Rating Announcement, (http://new.pefindo.com, diakses 18 September 2013)

Purnamawati, A. (2013). Pengaruh Peringkat Obligasi, Tingkat Suku Bunga - Seritifikat Bank Indonesia, Rasio Leverage, Ukuran Perusahaan dan Umur Obligasi pada Imbal Hasil Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia. VOKASI Jurnal Riset Akuntansi, 2 (1), hal. 28-45.

Rahardjo, S. (2006). Panduan Investasi Obligasi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ratih, S. D. (2006). Saham dan Obligasi. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit UAJY, Yogyakarta.

Riyanto, B. (2011). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Setyapurnama, Y., & Norpratiwi, A. V. (2006). Pengaruh Corporate Governance terhadap Peringkat Obligasi dan Yield Obligasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 7 (2), hal. 107-108.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Edisi Kedua, Penerbit ANDI, Yogyakarta. Sunjoyo, Carolina, V., Magdalena, N., Setiawan, R., & Kurniawan, A. (2013).

Aplikasi SPSS untuk Smart Riset (Program IBM SPS 21.0). Cetakan Kesatu, Alfabeta, Bandung.


(21)

Surya, B. A., & Nasher, T. G. (2011). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Exchange Rate, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio dan Bond terhadap Yield Obligasi Korporasi di Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi, 10 (2), Hal. 186-195.

Sutedi, A. (2009). Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk. Edisi Pertama, Sinar Grafika, Jakarta.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama, Kanisius, Yogyakarta.

Widjaja, G., & Jono. (2006). Penerbitan Obligasi dan Peran Serta Tanggung Jawab Wali Amanat dalam Pasar Modal. Edisi Pertama, Cetakan kesatu, Kencana, Jakarta.


(1)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel DER (debt to equity ratio) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap YTM (yield to maturity) obligasi pada tingkat signifikansi 5%. Hasil yang tidak signifikan ini kemungkinan disebabkan karena para emiten obligasi memiliki rasio DER yang baik. Dimana hal ini mencerminkan risiko gagal bayar yang lebih kecil sehingga menghilangkan tuntutan para investor untuk mendapatkan kupon yang tinggi.

2. Variabel SIZE (ukuran perusahaan) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap YTM (yield to maturity) obligasi pada tingkat signifikansi 5%. Hasil yang tidak signifikan ini kemungkinan disebabkan karena total asset tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berapapun total asset yang dimiliki oleh perusahaan penerbit obligasi, baik yang berjumlah besar maupun kecil, sama-sama menghasilkan kinerja perusahaan yang baik. Sehingga obligasi yang mereka terbitkan mengandung risiko gagal bayar yang kecil dan mengakibatkan para investor tidak memiliki tuntutan untuk mendapatkan tingkat kupon obligasi yang tinggi.

3. Variabel RATING (peringkat obligasi) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap YTM (yield to maturity) obligasi pada tingkat signifikansi 5%. Hasil


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 55

yang tidak signifikan ini kemungkinan disebabkan karena obligasi-obligasi perusahaan yang listing pada periode penelitian merupakan obligasi yang berada pada kategori investment grade. Oleh karena itu, tidak ada tuntutan dari investor untuk mendapatkan kupon yang tinggi.

4. Variabel DER (debt to equity ratio), SIZE (ukuran perusahaan) dan RATING

(peringkat obligasi) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap YTM (yield to maturity) obligasi pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa para investor memiliki implikasi dalam menggunakan DER (debt to equity ratio), SIZE (ukuran perusahaan) dan

RATING (peringkat obligasi) secara bersama-sama dalam memprediksi YTM (yield to maturity) obligasi suatu perusahaan.

5.2 Saran

Saran yang dapat digunakan bagi pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini adalah:

1. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penambahan data terbaru hingga data transaksi obligasi tahun 2013, sehingga hasilnya lebih dapat mewakili kondisi yang ada dengan menggunakan transaksi harian dan sampel yang lebih besar. 2. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai yield obligasi

dengan secara khusus meneliti per sektor industri.

3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan peringkat obligasi yang dikeluarkan agen pemeringkat lain selain PT Pefindo, seperti PT. Kasnic Credit Rating Indonesia (Moody’s Indonesia) sehingga variasi data peringkat obligasi yang


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 56

diperoleh menjadi lebih banyak.

4. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain yang mempengaruhi yield

obligasi, dimana pada penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen. Adapun variabel tersebut merujuk pada penelitian sebelumnya yaitu variabel ekonomi makro seperti tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI), tingkat inflasi, nilai tukar rupiah dan GNP.


(4)

 

 

Universitas Kristen Maranatha 57 

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2005). Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.

Bhojraj, S., & Sengupta, P. (2003). Effect of Corporate Governance on Bond Ratings and Yields: The Role of Institutional Investors and Outside Directors. The Journal of Business, 76, hal. 455-475.

Cahyono, J. E. (2004). Langkah Taktis Metodis Berinvestasi di Obligasi. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Crabtree, A. D., & Maher, J. J. (2005). Earning Predictability, Bond Ratings and Bond Yields. Review of Quantitative Finance and Accounting, 25, hal. 233-253.

Daniati, N., & Suhairi. (2006). Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham (Survey pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEJ). Simposium Nasional Akuntansi, IX.

Fahmi, I. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta, Bandung.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Undip, Semarang.

Hapsari, R. A. (2013). Kajian Yield To Maturity (YTM) Obligasi pada Perusahaan Korporasi. Accounting Analysis Journal, 1 (3), hal. 74-81.

Hartono, J. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Ibrahim, H. (2008). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan dan Debt to Equity Ratio terhadap Yield To Maturity Periode Tahun 2004-2006. Universitas Diponegoro, Semarang.

IDX. (2013). Perusahaan Teracatat, Laporan Keuangan dan Tahunan, Obligasi dan Sukuk, Laporan Transaksi OTC, (http://www.idx.co.id, diakses 22 Oktober 2013).

Indarsih, N. (2013). Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Rating, Likuiditas dan Maturitas terhadap Yield To Maturity Obligasi. Jurnal Ilmu Manajemen, 1 (1), hal. 125-136.

Indra, A. (2006). Faktor-faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi Risiko Saham. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 2 (3), hal. 239-256.

Jewell, J., & Livingston, M. (2000). The Impact of a Third Credit Rating on the Pricing of Bond. The Journal of Fixed Income, hal. 69-85.


(5)

 

 

Universitas Kristen Maranatha 58 

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Kelima, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Krisnilasari. (2007). Analisis Pengaruh Likuiditas Obligasi, Coupon dan Jangka Waktu Jatuh Tempo Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi di Bursa Efek Surabaya. Universitas Diponegoro, Semarang.

Malinda, M., & Martalena. (2011). Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama. Kanisius, Bandung.

Nainggolan, P., & Hanum, L. (2005). Prediksi Gagal Bayar Obligasi Tahun 1998-2004 dengan Analisis Diskriminan dan Regresi Logistik. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5 (1), hal. 79-90.

Nurfauziah, & Setyarini, A. F. (2004). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan dan Industri Finansial). Jurnal Siasat Bisnis, 9 (2), hal. 241-256.

Panjaitan, Y., Dewinta, O., & Sri Desinta, K. (2004). Analisis Harga Saham, Ukuran Perusahaan dan Risiko terhadap Return yang Diharapkan Investor pada Perusahaan Saham Aktif. Balance, 1, hal. 56-72.

PEFINDO. (2013). Product and Services, Rating Release, Rating Announcement, (http://new.pefindo.com, diakses 18 September 2013)

Purnamawati, A. (2013). Pengaruh Peringkat Obligasi, Tingkat Suku Bunga - Seritifikat Bank Indonesia, Rasio Leverage, Ukuran Perusahaan dan Umur Obligasi pada Imbal Hasil Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia. VOKASI Jurnal Riset Akuntansi, 2 (1), hal. 28-45.

Rahardjo, S. (2006). Panduan Investasi Obligasi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ratih, S. D. (2006). Saham dan Obligasi. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit UAJY, Yogyakarta.

Riyanto, B. (2011). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Setyapurnama, Y., & Norpratiwi, A. V. (2006). Pengaruh Corporate Governance terhadap Peringkat Obligasi dan Yield Obligasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 7 (2), hal. 107-108.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Edisi Kedua, Penerbit ANDI, Yogyakarta. Sunjoyo, Carolina, V., Magdalena, N., Setiawan, R., & Kurniawan, A. (2013).

Aplikasi SPSS untuk Smart Riset (Program IBM SPS 21.0). Cetakan Kesatu, Alfabeta, Bandung.


(6)

 

 

Universitas Kristen Maranatha 59 

Surya, B. A., & Nasher, T. G. (2011). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Exchange Rate, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio dan Bond terhadap Yield Obligasi Korporasi di Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi, 10 (2), Hal. 186-195.

Sutedi, A. (2009). Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk. Edisi Pertama, Sinar Grafika, Jakarta.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama, Kanisius, Yogyakarta.

Widjaja, G., & Jono. (2006). Penerbitan Obligasi dan Peran Serta Tanggung Jawab Wali Amanat dalam Pasar Modal. Edisi Pertama, Cetakan kesatu, Kencana, Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KURS, PERINGKAT OBLIGASI, UKURAN PERUSAHAAN, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP IMBAL HASIL OBLIGASI KORPORASI DI INDONESIA

1 20 29

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

5 27 97

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Capital Adequacy Ratio dan Return on Equity terhadap Peringkat Obligasi Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2008-2013.

0 0 26

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 10

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 2

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 9

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 31

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 3

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity Ratio, Terhadap Yield To Maturity Obligasi Koorporasi di Bursa Efek Indoneisa Periode 2011-2014

0 0 8

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, DEBT TO EQUITY RATIO DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI KORPORASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 1 13