Pengaruh Pemberian Madu Bunga Clover Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Pada Mencit Swiss Webster Jantan.

(1)

iv

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN MADU BUNGA CLOVER

TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT

SWISS WEBSTER JANTAN

Adrian Maleakhi Husada, 2012. Pembimbing 1 : Harijadi Pramono, dr., M.Kes Pembimbing 2 : Rizna Tyrani, dr., M.Kes Latar Belakang Gangguan pada proses penyembuhan luka dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, karena itu pengobatan luka yang efektif merupakan syarat utama untuk mempercepat penyembuhan. Madu bunga

Clover merupakan salah satu terapi herbal yang digunakan sebagai alternatif

pengobatan luka.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh madu bunga Clover dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi dan menilai potensinya bila dibandingkan dengan povidone iodine 10%.

Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terhadap 30 hewan coba mencit

Swiss Webster jantan dengan luka insisi yang dibagi secara acak menjadi 5

kelompok perlakuan (n=6), yaitu kelompok madu bunga Clover 100%, kelompok madu bunga Clover 50%, kelompok madu bunga Clover 25%, kelompok kontrol positif yang diberi povidone iodine 10%, kelompok kontrol negatif yang diberi akuades. Data yang akan dibandingkan adalah waktu penyembuhan luka (hari) sampai luka menutup sempurna. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji Post hoc LSD (Least Significant Difference) dengan

α=0,05.

Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu penyembuhan (hari) luka insisi adalah kelompok madu bunga Clover 100% (5,7) dan madu bunga Clover 50% (6,2) berbeda sangat signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (7,5) dan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (5,8) dengan nilai p < 0,05, sedangkan kelompok madu bunga Clover 25% (7,0) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif dan menunjukkan perbedaan yang bermakna dibandingkan kontrol positif dengan nilai p < 0,05.

Simpulan Pemberian madu bunga Clover 100% atau 50% mempercepat waktu penyembuhan luka dengan potensi setara dibandingkan povidone iodine

10%


(2)

v

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

THE EFFECT OF CLOVER HONEY TOWARDS THE

RECOVERY PROCESS OF INCISION WOUND IN MALE

WEBSTER SWISS MICE

Adrian Maleakhi Husada, 2012. Preceptor 1 : Harijadi Pramono, dr., M.Kes

Preceptor 2 : Rizna Tyrani, dr., M.Kes

Background Disruption to the process of wound recovery may cause overt

and dangerous life-threatening complications. An effective wound treatment is the primary condition for which it might enhance the recovery of the wound itself. Clover honey is one of the herbal therapy which is used as an alternate treatment for wounds.

Goal of this experiment is to learn the effect of Clover honey enhancing the

recovery time of incision wounds and to rate its potency in compare to povidone iodine 10%.

Method used in this experiment is a real experimental research using the

complete randomized plan (CRP) towards 30 incised wounded male Swiss Webster mice as the subject of this experiment. The subjects were grouped into 5 different groups of treatment, which were the 100% Clover honey group, the 50% Clover honey group, the 25% Clover honey group, the positive control group which is administered 10% povidone iodine, and the negative control group which is administered aquades. Data which is going to be compared is the recover time (days) needed for the wound to fully recover. Data analysis used in this experiments were first ANOVA one way test and Post hoc LSD (Least Significant Difference) test as the second test with an α value of 0,05(α=0,05).

Results are the average time (days) needed for incision wound recovery. The

results shows that the 100% Clover flower honey group (5,7) and 50% Clover flower honey group (6,2) differed significantly compared to the negative control group (7,5) and it did not show a mean difference compared to the positive control group (5,8) with a p value smaller than or equal to 0,05 (p < 0,05). However the 25% Clover honey group (7,0) did not show any mean difference in compare to the negative control group but it shows significant difference in compare to the positive control group with a p value smaller than or equal to 0,05 (p < 0,05).

Conclusion The administration of 100% and 50% Clover honey shortens the

time needed for wound healing with the potency equal to 10% povidone iodine.


(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL……….... i

LEMBAR PERSETUJUAN……….. ii

SURAT PERNYATAAN………... iii

ABSTRAK……….………. iv

ABSTRACT……….……….……….……….. v

KATA PENGANTAR……….……….………. vi

DAFTAR ISI……….. viii

DAFTAR TABEL………. xii

DAFTAR GAMBAR………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN……….……….……….... xiv

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah………. 2

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian………. 2

1.3.1 Maksud Penelitian………. 2

1.3.2 Tujuan Penelitian……… 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah……….. 3

1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian……… . 3

1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian……….. 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan hipotesis………..………. . 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran………... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian………..………. 5

1.6 Metodologi Penelitian……….….. 5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian………..….. 5

1.8 Tahap Rencana Kegiatan……….. . 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 7

2.1 Kulit………..……….. 7

2.1.1 Histologi Kulit……… 7

2.1.1.1 Lapisan Epidermis………. 8

2.1.1.2 Lapisan Dermis……….. 11

2.1.1.3 Lapisan Subkutis……… 12

2.1.1.4 Adneksa Kulit………..………... 13

2.1.2 Fisiologi Kulit……….…………. 15

2.2 Luka………. 17

2.2.1 Klasifikasi luka……… 17

2.2.1.1 Klasifikasi Luka Berdasarkan Mekanisme Terjadinya…….. 17


(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha

2.3 Penyembuhan luka ……….…… 19

2.3.1 Mekanisme Penyembuhan Luka……….…………. 19

2.3.2 Klasifikasi Luka Menurut Waktu Penyembuhan………. 22

2.3.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan luka………….. 22

2.4 Gangguan Penyembuhan Luka dan Komplikasi……….. 24

2.5 Povidone Iodine……… 24

2.6 Madu……… 25

2.6.1 Komposisi Madu………..………… 26

2.6.1.1 Komposisi Madu Secara umum..……….. 26

2.6.1.2 Komposisi Madu Bunga Clover……… 27

2.6.2 Manfaat Madu………. 28

2.6.3 Efek Madu Terhadap Penyembuhan Luka……….. 29

BAB III ALAT DAN METODE PENELITIAN……….. 32

3.1 Bahan dan Alat Penelitian...……….. …… 32

3.1.1 Bahan Penelitian………. 32

3.1.2 Alat Penelitian……….……… 32

3.1.3 Hewan Coba……… 32

3.1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 33

3.2 Metode Penelitian………...…… 33

3.2.1 Desain Penelitian……….………… 33

3.2.2 Variabel Penelitian………..……….. 33

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel………….….……… 33

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel……….……… 34

3.2.3 Besar Sampel Penelitian………..………. 34

3.2.4 Prosedur Kerja……….………. 35

3.2.4.1 Pengumpulan Bahan………..……….. 35

3.2.4.2 Penyiapan Hewan Coba………..………. 35

3.2.4.3 Prosedur Penelitian………...……… 35

3.2.5 Cara Pemeriksaan……….………. 36

3.2.6 Metode Analisis………. 36

3.2.6.1 Hipotesis Statistik……….……… 36

3.2.6.2 Kriteria Uji……… 36

3.2.7 Aspek Etik Penelitian….….….….….….….….….….………….. 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN….….….….….….….….….….….. 38

4.1 Hasil Penelitian….….….….….….….….….….….….….….….…….. 38

4.1.1 Hasil Penelitian Madu dapat Mempercepat Penyembuhan Luka... 40

4.1.2 Hasil Penelitian Perbandingan Pengaruh Pemberian Madu dan Povidone Iodine 10% dalam Mempercepat Penyembuhan Luka.... 42

4.2 Uji hipotesis….….….….….….….….….….….….….….….….……… 43

4.2.1 Hipotesis Penelitian 1………..………… 43

4.2.1.1 Hasil yang Mendukung………..……… 43

4.2.1.2 Hasil yang Tidak Mendukung……… 43

4.2.1.3 Simpulan……… 43


(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha 4.2.2.1 Hasil yang Mendukung………..……… 44 4.2.2.2 Hasil yang Tidak Mendukung……… 44

4.2.2.3 Simpulan……… 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN….….….….….….….….….….…... 45

5.1 Kesimpulan….….….….….….….….….….….….….….….….….…… 45

5.2 Saran….….….….….….….….….….….….….….….….….….….…… 45

DAFTAR PUSTAKA……….. 46

LAMPIRAN….….….….….….….….….….….….….….….….….….….…. 49 RIWAYAT HIDUP….….….….….….….….….….….….….….….….….... 57


(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sitokin Inflamasi pada Luka... 21 Tabel 2.2 Growth Factors yang Ditemukan pada Jaringan Luka

dan Pengaruhnya pada Sel yang Ikut Serta dalam Proses

Penyembuhan Luka... 23 Tabel 2.3 Komposisi Madu yang Berasal dari Bunga dan Buah Secara

Umum Dalam g/100... 26 Tabel 2.4 Komposisi Madu Bunga Clover Dalam g/100... 27 Tabel 2.5 Kadar Komponen Flavonoid dan Phenolic Acid (mg/100 g)

dalam madu Clover, Cotton dan Citrus dengan Teknik HPLC... 27 Tabel 2.6 Khasiat dan Hasil Klinis Pemberian Madu pada Luka

Serta Mekanismenya... 29 Tabel 4.1 Rerata Waktu Penyembuhan Luka Pada Setiap Kelompok

Perlakuan Dalam Hari... 38 Tabel 4.2 ANAVA satu arah Terhadap Waktu Penyembuhan Luka

Pada Setiap Kelompok...39 Tabel 4.3 Uji Post hoc LSD Terhadap Waktu Penyembuhan Luka


(7)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Histologi Kulit Manusia... 8

Gambar 2.2 Stratum Basale Epidermis... 9

Gambar 2.3 Stratum Spinosum Epidermis... 9

Gambar 2.4 Stratum Granulosum Epidermis... 10

Gambar 2.5 Stratum Lusidum Epidermis... 10

Gambar 2.6 Stratum Korneum Epidermis... 11

Gambar 2.7 Mekanisme Penyembuhan Luka... 20


(8)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

LAMPIRAN 1 Foto-foto Penelitian ... 49

LAMPIRAN 2 Data Hasil Percobaan ... 50

LAMPIRAN 3 Data Statistika ... 41


(9)

49 LAMPIRAN 1

FOTO - FOTO PENELITIAN

Pencukuran bulu mencit Penyayatan

Pengolesan obat

Pengukuran panjang luka Luka insisi


(10)

50

LAMPIRAN 2

DATA HASIL PERCOBAAN

Panjang Luka (mm) Setelah Diobati Dengan Madu 100%

Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 Mencit 6

Hari 1 6,30 7,25 7,15 5,85 6,15 6,80

Hari 2 4,75 5,80 4,80 3,25 3,40 4,75

Hari 3 2,25 5,15 3,15 2,,65 2,50 2,10

Hari 4 1,15 3,70 2.30 1,10 1,35 1,55

Hari 5 0 1,60 1,20 0 0,60 0

Hari 6 0 0,40 0 0 0 0

Hari 7 0 0 0 0 0 0

Hari 8 0 0 0 0 0 0

Panjang Luka (mm) Setelah Diobati Dengan Madu 50%

Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 Mencit 6

Hari 1 7,15 7,30 6,80 7,25 6,75 6,35

Hari 2 5,25 6,40 4,15 6,55 5,05 4,50

Hari 3 4,10 5,15 3,50 4,90 3,50 2,40

Hari 4 2,60 2,95 2.80 3,40 2,85 1,15

Hari 5 1,25 1,70 0,95 2,60 1,45 0

Hari 6 0 0,55 0 1,25 0 0

Hari 7 0 0 0 0 0 0


(11)

51

Panjang Luka (mm) Setelah Diobati Dengan Madu 25%

Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 Mencit 6

Hari 1 7,15 6,85 7,60 6,75 7,85 6,35

Hari 2 4,90 5,75 6,45 5,90 6,75 4,80

Hari 3 3,15 5,05 4,10 4,75 5,80 3,15

Hari 4 2,65 3,35 2,80 2,90 4,10 1,65

Hari 5 1,80 1,40 1,15 2,00 2,55 1,10

Hari 6 1,40 0 0,50 1,65 1,95 0

Hari 7 0,80 0 0 0 1,40 0

Hari 8 0 0 0 0 0 0

Panjang Luka (mm) Setelah Diolesi dengan Akuades

Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 Mencit 6

Hari 1 7,60 6,80 7,05 7,50 7,20 6,75

Hari 2 6,85 5,55 6,30 6,20 5,95 5,60

Hari 3 5,50 4,75 5,65 5,05 4,85 4,90

Hari 4 4,15 3,15 4,10 3,45 4,10 3,55

Hari 5 3,80 1,60 2,50 2,80 3,30 2,10

Hari 6 2,45 0,85 1,15 1,20 2,70 0,45

Hari 7 1,20 0 0 0,45 1,55 0


(12)

52

Panjang Luka (mm) Setelah Diobati dengan Povidone Iodine 10%

Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 Mencit 6

Hari 1 7,25 6,50 7,10 6,45 5,80 6,95

Hari 2 6,10 5,20 5,30 4,70 4,50 5,10

Hari 3 4,85 3,50 3,80 3,15 3,05 3,90

Hari 4 3,55 1,55 2,40 2,00 1,75 2,55

Hari 5 2,15 0 0,85 1,35 0 1,30

Hari 6 0,60 0 0 0 0 0

Hari 7 0 0 0 0 0 0


(13)

53

LAMPIRAN 3 DATA STATISTIKA

Oneway Anova

ANOVA

Hari

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 14.867 4 3.717 6.408 .001

Within Groups 14.500 25 .580

Total 29.367 29

Post hoc test

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Hari

(I) Kelompok

(J)

Kelompok Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tukey HSD 1 2 -.500 .440 .786 -1.79 .79

3 -1.333* .440 .041 -2.62 -.04

4 -1.833* .440 .003 -3.12 -.54

5 -.167 .440 .995 -1.46 1.12

2 1 .500 .440 .786 -.79 1.79

3 -.833 .440 .346 -2.12 .46

4 -1.333* .440 .041 -2.62 -.04

5 .333 .440 .940 -.96 1.62

3 1 1.333* .440 .041 .04 2.62

2 .833 .440 .346 -.46 2.12

4 -.500 .440 .786 -1.79 .79

5 1.167 .440 .091 -.12 2.46


(14)

54

2 1.333* .440 .041 .04 2.62

3 .500 .440 .786 -.79 1.79

5 1.667* .440 .007 .38 2.96

5 1 .167 .440 .995 -1.12 1.46

2 -.333 .440 .940 -1.62 .96

3 -1.167 .440 .091 -2.46 .12

4 -1.667* .440 .007 -2.96 -.38

LSD 1 2 -.500 .440 .266 -1.41 .41

3 -1.333* .440 .006 -2.24 -.43

4 -1.833* .440 .000 -2.74 -.93

5 -.167 .440 .708 -1.07 .74

2 1 .500 .440 .266 -.41 1.41

3 -.833 .440 .070 -1.74 .07

4 -1.333* .440 .006 -2.24 -.43

5 .333 .440 .455 -.57 1.24

3 1 1.333* .440 .006 .43 2.24

2 .833 .440 .070 -.07 1.74

4 -.500 .440 .266 -1.41 .41

5 1.167* .440 .014 .26 2.07

4 1 1.833* .440 .000 .93 2.74

2 1.333* .440 .006 .43 2.24

3 .500 .440 .266 -.41 1.41

5 1.667* .440 .001 .76 2.57

5 1 .167 .440 .708 -.74 1.07

2 -.333 .440 .455 -1.24 .57

3 -1.167* .440 .014 -2.07 -.26

4 -1.667* .440 .001 -2.57 -.76


(15)

55

Homogeneous Subsets

Hari

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Tukey HSDa 1 6 5.67

5 6 5.83 5.83

2 6 6.17 6.17

3 6 7.00 7.00

4 6 7.50

Sig. .786 .091 .786

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


(16)

56


(17)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tubuh makhluk hidup dilapisi oleh jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung terhadap bahaya yang berasal dari lingkungan luar. Namun demikian, trauma mekanis akibat benturan oleh benda tajam maupun benda tumpul pada permukaan kulit masih seringkali terjadi sehingga menyebabkan terjadinya diskontinuitas jaringan kulit yang dikenal sebagai luka. Radiasi, suhu yang ekstrim, bahan kimia tertentu juga dapat menimbulkan cidera pada kulit. Segera setelah terjadi luka akan terjadi proses penyembuhan yang dimulai dari fase inflamasi, fase proliferatif, dan fase remodeling. Gangguan pada proses penyembuhan luka dapat menimbulkan komplikasi berbahaya. Infeksi merupakan salah satu penyebab komplikasi tersering pada luka yang mengalami hambatan proses penyembuhan, oleh karena itu pengobatan luka yang efektif dengan cara membersihkan dan menutup luka merupakan syarat mutlak untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi timbulnya jaringan parut setelah proses penyembuhan luka (Jae I, 2010).

Menurut beberapa penelitian tentang penggunaan larutan povidone iodine untuk membersihkan luka, mengairi luka, dan menutupi luka ternyata kurang efektif untuk membantu proses penyembuhan luka, bahkan dapat menyebabkan hambatan penyembuhan luka dan infeksi (Kramer SA,1999).

Pengobatan luka dengan madu sebenarnya sudah dilakukan oleh tentara Rusia sejak Perang Dunia I pada tahun 1914-1918 untuk mencegah infeksi luka dan mempercepat penyembuhan luka (Angela M, 2002). Namun masyarakat masa kini lebih sering menggunakan povidone iodine 10% dan beranggapan bahwa madu hanya dapat digunakan sebagai minuman kesegaran yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu (Ivan Hoesada, 2007). Beberapa tahun akhir-akhir ini terapi herbal mulai mendapat tempat sebagai alternatif pengobatan luka. Madu merupakan salah satu terapi herbal yang digunakan sebagai alternatif


(18)

2

Universitas Kristen Maranatha

pengobatan luka. Waikato University Honey Research Unit di New Zealand telah membuktikan manfaat madu untuk penyembuhan luka pada tahun 1980. Peneliti lain mengatakan bahwa madu dapat digunakan untuk mengoptimalkan fungsi pencernaan, meningkatkan nutrisi, menambah energi dan sebagai antioksidan alami. Selain itu, telah diketahui bahwa madu juga mempunyai sifat antibakteri (Molan, 2001). Penelitian Al-Waili dan Saloom yang berjudul "Effects of topical

honey on post-operative wound infections due to gram positive and gram negative bacteria following caesarean sections and hysterectomies" pada tahun 1999

membuktikan bahwa penyembuhan luka dengan menggunakan madu secara topikal lebih cepat dari pada menggunakan povidone iodine 10%.

Peneliti tertarik untuk menyelidiki pengaruh madu bunga Clover terhadap penyembuhan luka karena madu bunga Clover mempunyai pH yang lebih rendah dibandingkan dengan madu lain, selain itu kadar antiinflamasi P- hydroxybenzoic

acid pada madu bunga Clover lebih tinggi dibandingkan dengan madu jenis lain.

pH dan zat antiinflamasi ini sangat penting peranannya dalam membantu penyembuhan luka (Asmaa, 2009).

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah pemberian madu bunga Clover secara topikal mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster jantan.

2. Apakah waktu penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster jantan setelah pemberian madu bunga Clover secara topikal lebih cepat dibandingkan dengan povidone iodine 10%.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mencari alternatif terapi untuk mempercepat penyembuhan luka insisi.


(19)

3

Universitas Kristen Maranatha

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menilai pemberian madu bunga Clover secara topikal dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mencit

Swiss Webster jantan, dan (2) untuk membandingkan potensi pemberian madu

bunga Clover secara topikal dalam mempercepat waktu penyembuhan luka inisisi pada mencit Swiss Webster jantan dibandingkan dengan potensi dari povidone

iodine 10%.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian

Manfaat akademis penelitian ini adalah memperluas pengetahuan tentang efektivitas madu bunga Clover dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi.

1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian

Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa madu bunga Clover mampu mempercepat penyembuhan luka, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan untuk penyembuhan luka.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Proses penyembuhan luka terdiri dari tiga fase, yaitu (1) fase inflamasi, yang ditandai oleh terjadinya hemostasis dan reaksi inflamasi, (2) fase proliferatif, yang ditandai oleh aktivitas fibroblas untuk memulai angiogenesis, epitelialisasi, dan pembentukan kolagen, dan (3) fase remodeling, yang ditandai oleh meningkatnya pembentukan kolagen, sehingga luka dapat sembuh sempurna (Allen G, 2011). Madu bunga Clover memiliki kandungan yang dapat mendukung ketiga fase tersebut dan dapat mengurangi aktivitas faktor-faktor yang mengganggu penyembuhan luka. Kandungan madu bunga Clover terdiri dari 17,2% air, 82,4%


(20)

4

Universitas Kristen Maranatha

karbohidrat, dan 0,5% sisanya merupakan protein, asam amino, vitamin, dan mineral. Kadar air dalam madu bunga Clover sangat rendah sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri akibat efek osmolaritas, yaitu menjadikan lingkungan tidak sesuai untuk pertumbuhan bakteri dan menarik cairan dari sel bakteri sehingga bakteri akan mati (Molan, 2001). Madu bunga Clover memiliki pH 3,91, beberapa bakteri tidak dapat bertahan hidup pada pH asam. Beberapa komponen flavonoid yaitu quercetin, cinnamic acid, p-hydroxybenzoic acid yang berperan sebagai antioksidan dan anti inflamasi (Amsaa, 2009). Serta adanya lisozim yang dapat membunuh beberapa bakteri (Nevio C, 2007). Menurut penelitian Majtan yang berjudul “Effect of Honey and its Major Royal Jelly

Protein 1 on cytokine and MMP-9 mRNA transcripts in human keratinocytes”, madu dapat menstimulasi sitokin (TNF-α, IL-Iβ dan TGF-β) dan matrix

metalloproteinase-9 (MMP-9) yang berperan dalam penyembuhan luka (Majtan J,

2009).

Madu bunga Clover juga memiliki hidrogen peroksida yang berperan membersihkan luka. Hidrogen peroksida ini akan teraktivasi saat glukosa madu dicairkan dengan luka yang basah oleh cairan tubuh. Lalu madu memiliki enzim glukosa oksidase yang dapat mengubah glukosa (C6H12O6) + H2O + O2 menjadi asam glukonat (C6H12O7) + hidrogen peroksida (H2O2). Dahulu hidrogen peroksida sering dipakai sebagai pembersih luka, tetapi sekarang tidak digunakan lagi karena telah ditemukan efek peradangan dan kerusakan jaringan pada pemakaian hidrogen peroksida konsentrasi tinggi. Konsentrasi hidrogen peroksida yang dihasilkan dalam madu bunga Clover setelah mengalami pengenceran oleh jaringan adalah sekitar 5.62 ± 0.54 mmol/L, yaitu 1000 kali lebih kecil dibandingkan larutan hydrogen peroksida 3% yang biasa digunakan sebagai antiseptik (Paulus, 2010). Efek berbahaya dari hidrogen peroksida dalam madu bunga Clover jauh rendah karena madu memiliki unsur-unsur logam bebas (Al 3+ , Cr 3+ , Cu 2+ , Ni 2+ , Mg 2+ , Zn 2+ , Mn 2+ , Pb2+ , Sn(IV), and Fe 3+) yang mengkatalisis pembentukan oksigen radikal bebas serta komponen antioksidan yang membantu untuk menghentikan oksigen radikal bebas yang dihasilkan oleh hidrogen peroksida. Pertumbuhan bakteri dapat dihambat oleh 0,02-0,05 mmol/L


(21)

5

Universitas Kristen Maranatha

hidrogen peroksida yang setara dengan kira-kira 3ml madu, sehingga madu bunga

Clover sangat efektif untuk membunuh bakteri tanpa menyebabkan inflamasi atau

merusak sel-sel kulit manusia (Molan, 2001 dan Alka, 2002).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Pemberian madu bunga Clover secara topikal mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster jantan.

2. Waktu penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster jantan akibat pemberian madu bunga Clover secara topikal lebih cepat dibandingkan dengan pemberian povidone iodine 10%.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan hewan coba mencit Swiss Webster jantan dengan luka insisi. Data yang dinilai adalah waktu penyembuhan luka dalam hari pada kelompok dengan pemberian madu dan pemberian povidone

iodine secara topikal. Analisis data menggunakan uji one way ANAVA on Ranks

dengan a=0,05 dan dilanjutkan dengan uji post hoc LSD menggunakan perangkat lunak komputer . Tingkat kemaknaan dinilai berdasarkan nilai p ≤ 0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha


(22)

6

Universitas Kristen Maranatha

1.8 Tahap Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan

bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 PERSIAPAN

penentuan topik dan judul √ penelusuran pustaka dan teori √ √ √ √ pembuatan usulan penelitian √

uji lapangan √ √

daftar kuesioner √

pengadaan alat-alat √ administrasi perizinan √

2 PELAKSANAAN

pengumpulan data √ √ √ √ supervisi lapangan pengerjaan di laboratorium √ √ √ √

3 PENGOLAHAN DATA

analisis data √ √ √

konsultasi pembimbing √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4 PENYUSUNAN LAPORAN

menulis draft laporan √ √ √ √ √ penyusunan laporan akhir √ √ √ √


(23)

45

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian madu bunga Clover 100% dan 50% secara topikal mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster jantan.

Waktu penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster jantan setelah pemberian madu bunga Clover secara topikal setara dengan povidone iodine 10%.

5.2 Saran

Penelitian pengaruh madu bunga Clover terhadap penyembuhan luka perlu dilanjutkan dengan:

 Menggunakan dosis pemakaian yang lebih banyak (>3ml)

 Menggunakan hewan percobaan yang diinduksi aloksan (hewan percobaan dengan DM)

 Menggunakan sediaan yang berbeda seperti dalam bentuk salep untuk dapat mempercepat durasi penyembuhan luka.

Menggunakan madu bunga Clover untuk jenis-jenis luka yang lain, seperti pada luka memar, luka lecet, luka robek, dan luka tusuk.


(24)

46

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alka J.M.H., Zvonimir S., Mirela D. 2002. Qualitative identification of metal ions

in honey by two-dimensional thin-layer chromatography. Croatia: JPC 15(5):

367-370

Allen G. 2011. Wound Healing and Growth Factors.

http://emedicine.medscape.com/article/1298196-overview#aw2aab6b4. 15 Januari 2012

Al-Waili N.S. Saloom K.Y. Effects of topical honey on post-operative wound

infections due to gram positive and gram negative bacteria following

caesarean sections and hysterectomies.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10085281. 20 Desember 2011.

Angela M.M. 2002. Honey-Health and Therapeutic Qualities. Longmont: The National Honey Board.

Asmaa A.H., Hanaa M.I., Abd El-Moneim A.A., Naglaa F.G. 2009.

Determination of Flavonoid and Phenolic Acid Contents of Clover, Cotton and Citrus Floral Honey. Egypt: Egypt Public Health Assoc 84(3-4): 245-259

Barbul A. 2005. Wound Healing. In: F. Charles Brunicardi., Dana K., Andersen, Timothy R., Billiar, David L., et al., eds. Schwartz’s principles of surgery. 8th ed. New York: Mc Graw-Hill Companies. p. 223-246

Brannon H. 2007. Anatomi Epidermis.

http://dermatology.about.com/od/anatomy/ss/epidermis_2.htm. 30 september 2007.

Brown R.G., Burns T. 2005. Lectures Notes Dermatologi, 8nd ed. Jakarta: Erlangga.

Driscoll P. 2010. Factors affecting wound healing.

http://mediligence.com/blog/2010/05/26/factors-affecting-wound-healing/. 26 mei 2010.

Gerard J.T., Bryan H.D. 2009. The Integumentary System. In: Principles of

Anatomy and Physiology, 12th ed. Asia: John Wiley & Sons 1(5): 147-149

George Broughton, Jeffrey E. Janis, Christopher E. Attinger. 2006. Wound

Healing: An Overview. America:American Society of Plastic Surgeon

Guo S., Dipietro L. A. 2010. Factors Affecting Wound Healing. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2903966/. Maret 2010.


(25)

47

Universitas Kristen Maranatha

Irman Somantri. 2007. Perawatan Luka.

http://irmanthea.blogspot.com/2007/07/definisi-luka-adalah rusaknya.html. 16 desember 2011.

Ivan Hoesada. 2007. Rahasia Kekayaan Alam untuk Kesehatan. Jakarta: HD. Jae Ireland. 2010. How to Heal Scars & Wounds.

http://www.livestrong.com/article/117297-heal-scars-wounds/. 16 desember 2011.

Jane D. 2011. Wound Healing. http://nursingcrib.com/nursing-notes-reviewer/fundamentals-of-nursing/wound-healing/. 9 september 2011.

Junquiera, L.C., Carniero, J. 2005. Basic Histology Text and Atlas 11st ed. New

York: McGraw Hill Companies,Inc. p:360-72

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Rancangan Percobaan Aplikatif : Aplikasi Kondisional Bidang Pertanian, Peternakan,

Perikanan, Industri dan Hayati. Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

p.10-12

Kramer S.A. 1999. Effect of povidone-iodine on wound healing.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10362983. 16 Desember 2011.

Majtan J., Kumar P., Majtan T., Walls A.F., Klaudiny J. 2009. Effect of honey and its major royal jelly protein 1 on cytokine and MMP-9 mRNA transcripts in human keratinocytes. In: Experimental Dermatology. John Wiley & Sons p:e73-e79

Mcleod S. 2011. What Are the Allergenic Effects of Povidone-Iodine Use On the

Skin. http://www.ehow.com/info_8462506_allergenic-effects-povidoneiodine-use-skin.html. 19 Desember 2011.

Molan P.C. 1999. Why Honey is Effective as a Medicine. 1 its Use in Modern

Medicine. New Zealand: Bee World 80(2): 80-92

_______. 2001. Why Honey is Effective as a Medicine. 2 The scientific

explanation of its effects, New Zealand: Bee World 82(1): 22-40

National Honey Board. 2012. Learn About Honey. http://www.honey.com/honey-at-home/learn-about-honey/. 25 Maret 2012

Nevio C. 2007. Sweet Success? Honey as a Topical Wound Dressing. BC Medical Journal 49(2): 64-67


(26)

48

Universitas Kristen Maranatha

Paulus H.S.K, Anje A.V., Leonie de Boer, Dave S., Christina M.J.E.V., Sebastian

A.J.Z. 2010. How Honey Kills Bacteria.

http://www.fasebj.org/content/24/7/2576.full. 15 Februari 2012

Richard M.S. 2012. Wound Care Treatment & Management.

http://emedicine.medscape.com/article/194018-treatment#a17. 5 mei 2012 Robin G., Tony B. 2011. Dermatology, 11th ed. John Wiley & Sons

Rulam. 2011. Penyembuhan Luka. http://www.infodiknas.com/penyembuhan luka-wound-healing/. 30 maret 2011.

R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong. 2004. Luka. Dalam: Buku-ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC h: 67-8, 70-1

Setiabudi, R. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FK UI

Sloane, E., penyunting : James Veldman. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk

Pemula. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta : EGC h:84-9

Stefan B., Tomislav J., Robert S., Peter G. 2008. Honey for Nutrition and Health. USA: American Journal of the College of Nutrition 27: 677-689

Stefan B. 2009. Honey Composition. In: Book of Honey. http://fantastic-flavour.com/yahoo_site_admin/assets/docs/CompositionHoney.20105942.pdf . 16 Agustus 2012

Stephen G., 2009. Histology of skin. http://histologyolm.stevegallik.org/node/353. 8 April 2012

Syarif M. Wasiaatmadja. 2007. Anatomi dan Faal Kulit. Dalam Adhi Djuanda :

Ilmu penyakit kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta : Balai penerbit FK UI.


(1)

5

Universitas Kristen Maranatha hidrogen peroksida yang setara dengan kira-kira 3ml madu, sehingga madu bunga

Clover sangat efektif untuk membunuh bakteri tanpa menyebabkan inflamasi atau

merusak sel-sel kulit manusia (Molan, 2001 dan Alka, 2002).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Pemberian madu bunga Clover secara topikal mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster jantan.

2. Waktu penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster jantan akibat pemberian madu bunga Clover secara topikal lebih cepat dibandingkan dengan pemberian povidone iodine 10%.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan hewan coba mencit Swiss Webster jantan dengan luka insisi. Data yang dinilai adalah waktu penyembuhan luka dalam hari pada kelompok dengan pemberian madu dan pemberian povidone

iodine secara topikal. Analisis data menggunakan uji one way ANAVA on Ranks

dengan a=0,05 dan dilanjutkan dengan uji post hoc LSD menggunakan perangkat lunak komputer . Tingkat kemaknaan dinilai berdasarkan nilai p ≤ 0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha


(2)

6

Universitas Kristen Maranatha 1.8 Tahap Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan

bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 PERSIAPAN

penentuan topik dan judul √ penelusuran pustaka dan teori √ √ √ √ pembuatan usulan penelitian √

uji lapangan √ √

daftar kuesioner √

pengadaan alat-alat √ administrasi perizinan √ 2 PELAKSANAAN pengumpulan data √ √ √ √ supervisi lapangan pengerjaan di laboratorium √ √ √ √ 3 PENGOLAHAN DATA

analisis data √ √ √

konsultasi pembimbing √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4 PENYUSUNAN LAPORAN

menulis draft laporan √ √ √ √ √ penyusunan laporan akhir √ √ √ √


(3)

45

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian madu bunga Clover 100% dan 50% secara topikal mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster jantan.

Waktu penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss Webster jantan setelah pemberian madu bunga Clover secara topikal setara dengan povidone iodine 10%.

5.2 Saran

Penelitian pengaruh madu bunga Clover terhadap penyembuhan luka perlu dilanjutkan dengan:

 Menggunakan dosis pemakaian yang lebih banyak (>3ml)

 Menggunakan hewan percobaan yang diinduksi aloksan (hewan percobaan dengan DM)

 Menggunakan sediaan yang berbeda seperti dalam bentuk salep untuk dapat mempercepat durasi penyembuhan luka.

Menggunakan madu bunga Clover untuk jenis-jenis luka yang lain, seperti pada luka memar, luka lecet, luka robek, dan luka tusuk.


(4)

46

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alka J.M.H., Zvonimir S., Mirela D. 2002. Qualitative identification of metal ions

in honey by two-dimensional thin-layer chromatography. Croatia: JPC 15(5):

367-370

Allen G. 2011. Wound Healing and Growth Factors.

http://emedicine.medscape.com/article/1298196-overview#aw2aab6b4. 15 Januari 2012

Al-Waili N.S. Saloom K.Y. Effects of topical honey on post-operative wound

infections due to gram positive and gram negative bacteria following

caesarean sections and hysterectomies.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10085281. 20 Desember 2011.

Angela M.M. 2002. Honey-Health and Therapeutic Qualities. Longmont: The National Honey Board.

Asmaa A.H., Hanaa M.I., Abd El-Moneim A.A., Naglaa F.G. 2009.

Determination of Flavonoid and Phenolic Acid Contents of Clover, Cotton and Citrus Floral Honey. Egypt: Egypt Public Health Assoc 84(3-4): 245-259

Barbul A. 2005. Wound Healing. In: F. Charles Brunicardi., Dana K., Andersen, Timothy R., Billiar, David L., et al., eds. Schwartz’s principles of surgery. 8th ed. New York: Mc Graw-Hill Companies. p. 223-246

Brannon H. 2007. Anatomi Epidermis.

http://dermatology.about.com/od/anatomy/ss/epidermis_2.htm. 30 september 2007.

Brown R.G., Burns T. 2005. Lectures Notes Dermatologi, 8nd ed. Jakarta: Erlangga.

Driscoll P. 2010. Factors affecting wound healing.

http://mediligence.com/blog/2010/05/26/factors-affecting-wound-healing/. 26 mei 2010.

Gerard J.T., Bryan H.D. 2009. The Integumentary System. In: Principles of

Anatomy and Physiology, 12th ed. Asia: John Wiley & Sons 1(5): 147-149

George Broughton, Jeffrey E. Janis, Christopher E. Attinger. 2006. Wound

Healing: An Overview. America:American Society of Plastic Surgeon

Guo S., Dipietro L. A. 2010. Factors Affecting Wound Healing. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2903966/. Maret 2010.


(5)

47

Universitas Kristen Maranatha

Irman Somantri. 2007. Perawatan Luka.

http://irmanthea.blogspot.com/2007/07/definisi-luka-adalah rusaknya.html. 16 desember 2011.

Ivan Hoesada. 2007. Rahasia Kekayaan Alam untuk Kesehatan. Jakarta: HD.

Jae Ireland. 2010. How to Heal Scars & Wounds.

http://www.livestrong.com/article/117297-heal-scars-wounds/. 16 desember 2011.

Jane D. 2011. Wound Healing. http://nursingcrib.com/nursing-notes-reviewer/fundamentals-of-nursing/wound-healing/. 9 september 2011.

Junquiera, L.C., Carniero, J. 2005. Basic Histology Text and Atlas 11st ed. New

York: McGraw Hill Companies,Inc. p:360-72

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Rancangan Percobaan Aplikatif : Aplikasi Kondisional Bidang Pertanian, Peternakan,

Perikanan, Industri dan Hayati. Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

p.10-12

Kramer S.A. 1999. Effect of povidone-iodine on wound healing.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10362983. 16 Desember 2011.

Majtan J., Kumar P., Majtan T., Walls A.F., Klaudiny J. 2009. Effect of honey and its major royal jelly protein 1 on cytokine and MMP-9 mRNA transcripts in human keratinocytes. In: Experimental Dermatology. John Wiley & Sons p:e73-e79

Mcleod S. 2011. What Are the Allergenic Effects of Povidone-Iodine Use On the

Skin. http://www.ehow.com/info_8462506_allergenic-effects-povidoneiodine-use-skin.html. 19 Desember 2011.

Molan P.C. 1999. Why Honey is Effective as a Medicine. 1 its Use in Modern

Medicine. New Zealand: Bee World 80(2): 80-92

_______. 2001. Why Honey is Effective as a Medicine. 2 The scientific

explanation of its effects, New Zealand: Bee World 82(1): 22-40

National Honey Board. 2012. Learn About Honey. http://www.honey.com/honey-at-home/learn-about-honey/. 25 Maret 2012

Nevio C. 2007. Sweet Success? Honey as a Topical Wound Dressing. BC Medical Journal 49(2): 64-67


(6)

48

Universitas Kristen Maranatha Paulus H.S.K, Anje A.V., Leonie de Boer, Dave S., Christina M.J.E.V., Sebastian

A.J.Z. 2010. How Honey Kills Bacteria.

http://www.fasebj.org/content/24/7/2576.full. 15 Februari 2012

Richard M.S. 2012. Wound Care Treatment & Management.

http://emedicine.medscape.com/article/194018-treatment#a17. 5 mei 2012

Robin G., Tony B. 2011. Dermatology, 11th ed. John Wiley & Sons

Rulam. 2011. Penyembuhan Luka. http://www.infodiknas.com/penyembuhan luka-wound-healing/. 30 maret 2011.

R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong. 2004. Luka. Dalam: Buku-ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC h: 67-8, 70-1

Setiabudi, R. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FK UI

Sloane, E., penyunting : James Veldman. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk

Pemula. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta : EGC h:84-9

Stefan B., Tomislav J., Robert S., Peter G. 2008. Honey for Nutrition and Health. USA: American Journal of the College of Nutrition 27: 677-689

Stefan B. 2009. Honey Composition. In: Book of Honey. http://fantastic-flavour.com/yahoo_site_admin/assets/docs/CompositionHoney.20105942.pdf . 16 Agustus 2012

Stephen G., 2009. Histology of skin. http://histologyolm.stevegallik.org/node/353. 8 April 2012

Syarif M. Wasiaatmadja. 2007. Anatomi dan Faal Kulit. Dalam Adhi Djuanda :

Ilmu penyakit kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta : Balai penerbit FK UI.