Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention Untuk Berhenti Menggunakan Narkoba Pada Pecandu Narkoba Yang Sedang Menjalani Rehabilitasi di Rumah Sakit "X" Bogor.

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit “X” Bogor. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan sampel dalam penilitian ini berjumlah 30 orang.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner intention dan determinan-determinannya yang disusun oleh Icek Ajzen (2005) dan dimodifikasi oleh peneliti dan mengacu pada Teori Planned Behavior. Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan content validity. Data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik multiple regresi. Hasil uji signifikansi model regresi sebesar 0,00 dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa sebanyak 80% responden memiliki intention yang kuat dan 20% responden memiliki intention yang lemah untuk berhenti menggunakan narkoba secara total. Secara bersama-sama ketiga determinan mempengaruhi intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba. Attitude toward the behavior memberikan kontribusi terbesar dan signifikan terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total yaitu sebesar 0,785. Subjective norms memberikan kontribusi kedua, namun tidak secara signifikan mempengaruhi intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total yaitu sebesar 0,104. Perceived behavioral control memberikan kontribusi terkecil dan negatif terhadap intention yaitu -0,078, namun tidak secara signifkan mempengaruhi intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total.

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian serupa dengan lebih melibatkan belief-belief, korelasi antar determinan yang berpengaruh terhadap intention dan elemen-elemen TACT secara lebih spesifik dan mendalam dalam hubungannya dengan perilaku berhenti menggunakan narkoba secara total. Peneliti juga memberikan saran kepada setiap pecandu narkoba di Rumah Sakit “X” Bogor untuk lebih menggali informasi-informasi mengenai dampak narkoba dan manfaat berhenti menggunakan narkoba secara total dengan lebih fokus mengikuti pembinaan dari tempat rehablitasi. Dan peneliti juga memberikan saran bagi tempat rehabilitasi di Rumah Sakit “X” untuk melakukan pendekatan yang lebih dan memberikan banyak informasi mengenai dampak narkoba dan manfaat berhenti menggunakan narkoba secara total kepada pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi. Peneliti juga memberi saran pada keluarga pecandu narkoba untuk terus mendukung pecandu narkoba sehingga memunculkan kemauan dan niat yang kuat pada pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total.


(2)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar tabel ... ix

Daftar Bagan ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 11

1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 11

1.4Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Ilmiah ... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 12

1.5Kerangka Pemikiran ... 13

1.6Asumsi ... 23

1.7Hipotesis ... 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 25

2.1 Teori Planned Behavior ... 25

2.1.1 Pengertian Planned Behavior ... 25

2.1.2 Intention ... 27

2.1.3 Attitude Toward The Behavior ... 27

2.1.4 Subjective Norms ... 29

2.1.5 Perceived Behavior Control ... 30


(3)

Universitas Kristen Maranatha vii

2.1.7 Hubungan Antar Determinan-Determinan Intention ... 33

2.1.8 Background Factors...34

2.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Intention menjadi perilaku... 35

2.1.10 Target, Action, Context, and Time ...... .….…. 38

2.2. Periode Masa Dewasa Awal………... 39

2.2.1. Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal……….... 39

2.2.2. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal... 42

2.3. narkoba ... 43

2.3.1. Pengertian narkoba ...….. 43

2.3.2. Jenis-jenis narkoba ………...………….. 46

2.3.3. Penyalahgunaan dan ketergantungan ………...………. 50

2.3.3.1. Penyebab penyalahgunaan narkoba... 51

2.3.3.2. Akibat penyalahgunaan narkoba... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 55

3.1 Rancangan Penelitian ... 55

3.2 Skema Rancangan Penelitian ... 55

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 56

3.3.1 Variabel Penelitian ... 56

3.3.2 Definisi Operasional ... 56

3.4 Alat Ukur ... 57

3.4.1 Alat Ukur Intention dan Determinan-Determinannya ... 57

3.4.2 Kisi-kisi Alat Ukur... 57

3.4.3 Sistem Penilaian ... 58

3.4.4 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 59

3.4.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 59

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 60


(4)

Universitas Kristen Maranatha viii

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 60

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 60

3.6 Teknik Analisis Data ... 60

3.7 Hipotesis Statistik ... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 64

4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ... 65

4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Agama ... 65

4.1.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Narkoba Yang Digunakan... 66

4.1.5 Gambaran Subjek Berdasarkan Berapa Kali Masuk Rehabilitasi...66

4.2 Gambaran Hasil Penelitian ... 67

4.2.1 Kontribusi Determinan-Determinan terhadap Intention... 67

4.2.2 Uji Hipotesis ... 67

4.2.3 Tabulasi Silang Intention dan Determinan-Determinan Intention... 69

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(5)

Universitas Kristen Maranatha ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.2 Tabel Alat Ukur ... 57

Tabel 4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

Tabel 4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ………... 64

Tabel 4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Agama …………... 65

Tabel 4.1.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Narkoba Yang Digunakan…. 66 Tabel 4.1.5 Gambaran Subjek Berdasarkan Berapa Kali Masuk Rehabilitasi…. 66 Tabel 4.2.1 Kontribusi Determinan-Determinan terhadap Intention ………….. 67

Table 4.2.2.1 Signifikansi Determinan-determinan terhadap intention ….……… 67

Table 4.2.2.2 Signifikansi Attitude toward the behavior terhadap intention …….. 68

Tabel 4.2.2.3 Signifikansi Subjective Norms terhadap intention ……… 68

Tabel 4.2.2.4 Signifikansi Perceived Behavioral Control dengan intention …….. 68

Tabel 4.2.3.1 Tabulasi Silang Intention dan Attitude Toward The Behavior 69 Tabel 4.2.3.2 Tabulasi Silang Intention dan Subjective Norms………... 70


(6)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.5 Kerangka Pemikiran ...22 Bagan 2.1.1 Teori Planned Behavior ... 26 Bagan 3.1 Skema rancangan penelitian ………...………….. 55


(7)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat Ukur Planned Behavior Lampiran 2. Data Penunjang

Lampiran 3. Karakteristik Rersponden Lampiran 4. Hasil jawaban data primer

Lampiran 5. Crostabulation attitude toward the behavior dengan behavioral beliefs dan outcomes evaluation

Lampiran 6. Crostabulation Subjective Norms dengan Normative Beliefs dan Motivation to Comply

Lampiran 7. Crostabulation Perceived Behavioral Control dengan Control Belief dan Power of Control Factors

Lampiran 8. Crosstabulation Attitude Toward The Behavior dengan Data Penunjang

Lampiran 9. Crosstabulation Subjective Norms dengan Data Penunjang

Lampiran 10. Crosstabulation Perceived Behavioral Control (PBC) dengan Data Penunjang


(8)

KATA PENGANTAR

Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti ujian akhir di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung adalah menyusun skripsi. Adapun judul skripsi yang kami buat adalah ”Kotribusi Determinan-Determinan terhadap Intention untuk Berhenti Menggunakan Narkoba Pada Pecandu Narkoba yang sedang Menjalani Rehabilitasi di Rumah Sakit ’X’ Bogor”.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka saudara dimohon kesediannya untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Data yang akan diperoleh nantinya akan dipergunakan untuk penelitian ini.

Saudara diharapkan untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya. Identitas dan kerahasiaan jawaban saudara akan dijaga.

Atas kesediaan dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,


(9)

IDENTITAS

Nama (Inisial) : Jenis kelamin :

Umur :

Agama :

PETUNJUK PENGISIAN

Pada halaman berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan yang diakhiri dengan 2 kata yang berlawanan. Diantara 2 kata yang berlawanan tersebut terdapat 7 kemungkinan jawaban. Kemungkinan jawaban tersebut adalah sebagai berikut :

1 = sangat : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut sangat sesuai dengan diri Saudara

2 = cukup : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut cukup sesuai dengan diri saudara

3 = agak : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut agak / sedikit sesuai dengan diri saudara

4 = netral : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri dan kanan tidak sesuai dengan diri saudara

5 = agak : jika Saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut agak / sedikit sesuai dengan diri saudara

6 = cukup : jika Saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut cukup sesuai dengan diri saudara

7 = sangat : jika Saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut sangat sesuai dengan diri Saudara

Perhatikan setiap pertanyaan dengan teliti dan lingkari angka yang sesuai dengan diri Saudara.


(10)

Contoh :

Cuaca di kota Bogor belakangan ini adalah

baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk sangat cukup agak netral agak cukup sangat

Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bogor sangat baik, maka lingkarilah angka 1 seperti ini :

baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk

Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bogor cukup baik, maka lingkarilah angka 2 seperti ini :

baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk

Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bogor agak baik, maka lingkarilah angka 3 seperti ini :

baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk

Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bogor tidak baik dan tidak buruk, maka lingkarilah angka 4 seperti ini :

baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk

Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bogor agak buruk, maka lingkarilah angka 5 seperti ini :

baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk

Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bogor cukup buruk, maka lingkarilah angka 6 seperti ini :

baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk

Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bogor sangat buruk, maka lingkarilah angka 7 seperti ini :

baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk

Dalam menentukan pilihan jawaban, pastikan Saudara mengisi semua nomer dan tidak melingkari lebih dari 1 pilihan jawaban.


(11)

Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan cara melingkari angka yang menurut Saudara paling menggambarkan diri Saudara. Beberapa pertanyaan tampak mirip, tapi pertanyaan-pertanyaan tersebut ditujukan pada topik-topik yang berbeda. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.

1. Bagi saya berhenti menggunakan narkoba secara total merupakan hal yang.... Mudah :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Sulit

2. Sebagian besar keluarga saya berpendapat bahwa saya….

Harus :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak Harus Berhenti menggunakan narkoba secara total

3. Bagi saya, berhenti menggunakan narkoba secara total merupakan hal yang…. Baik :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Buruk

4. Saya berencana untuk berhenti menggunakan narkoba secara total…. Sesuai :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak sesuai

Dengan diri saya

5. Bagi saya berhenti menggunakan narkoba secara total adalah

Tergantung pada saya :_1_:_:2_:_3_:_4_:_5_:_6_:_7_: Tidak tergantung pada saya

6. Teman-teman saya berpendapat bahwa saya….

Harus :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak Harus Berhenti menggunakan narkoba secara total


(12)

7. Bagi saya berhenti menggunakan narkoba secara total merupakan hal yang…. Penting :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak Penting

8. Saya akan mencoba :_1_:_:2_:_3_:_4_:_5_:_6_:_7_: Tidak akan mencoba Berhenti menggunakan narkoba secara total

9. Jika saya mau, saya mampu untuk berhenti menggunakan narkoba secara total Yakin :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak yakin

10. Konselor….

Mewajibkan :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak Mewajibkan Saya berhenti menggunakan narkoba secara total

11. Bagi saya berhenti menggunakan narkoba secara total merupakan hal yang….

Menyenangkan :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak menyenangkan

12. Saya….

Akan berusaha :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak akan berusaha Berhenti menggunakan narkoba secara total

13. Bagi saya berhenti menggunakan narkoba secara total merupakan hal yang….

Mampu saya lakukan :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: tidak mampu saya lakukan

14. Perawat menuntut saya untuk berhenti menggunakan narkoba secara total Sesuai :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak Sesuai


(13)

15. Bagi saya berhenti menggunakan narkoba secara total merupakan hal yang…. Bermanfaat :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak bermanfaat

16. Saya berniat :

_

1

_

:

_

2

_

:

_

3

_

:

_

4

_

:

_

5

_

:

_

6

_

:

_

7

_

: Tidak berniat Berhenti menggunakan narkoba secara total


(14)

DATA PENUNJANG

Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan di bawah ini kemudian jawablah pertanyaan tersebut dengan cara memberi tanda silang pada pilihan jawaban yang menurut Saudara paling menggambarkan diri Saudara. Pada beberapa pertanyaan saudara diminta untuk menuliskan jawaban saudara pada tempat yang telah tersedia. Isilah pertanyaan tersebut dengan lengkap dan jelas.

(Behavioral Beliefs)

1. Saya akan dapat terhidar dari penyakit AIDS dan penyakit komplikasi lainnya, jika saya berhenti menggunakan narkoba secara total….

Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai

2. Saya akan dapat menyiapkan diri untuk bisa diterima di lingkungan baru di luar rehabilitasi, jika saya berhenti menggunakan narkoba secara total melalui rehabilitasi… Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai

3. Saya dapat memperbaiki hubungan yang kacau dengan keluarga karena narkoba, jika saya berhenti menggunakan narkoba secara total…

Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai

4. Saya dapat bekerja atau melanjutkan kuliah saya yang tertunda, jika saya berhenti menggunakan narkoba secara total…

Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai

5. Saya dapat mengurus diri sendiri/keluarga (anak, suami/istri) saya, jika saya berhenti menggunakan narkoba secara total…


(15)

(Normative Beliefs)

6. Keluarga (orang tua, istri/suami, kakak/adik) saya berpikir bahwa saya harus berhenti menggunakan narkoba secara total…

Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai

7. Teman saya berpikir bahwa saya harus berhenti menggunakan narkoba secara total… Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai

8. Konselor berpikir bahwa saya harus berhenti menggunakan narkoba secara total… Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai

9. Perawat berpikir bahwa saya harus berhenti menggunakan narkoba secara total… Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai

(Outcome Evaluations)

10. Bagi saya terhindar dari penyakit AIDS dan penyakit komplikasi lainnya karena berhenti menggunakan narkoba secara total adalah hal yang…

Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk

11. Bagi saya dapat menyiapkan diri untuk bisa diterima di lingkungan baru di luar rehabilitasi karena berhenti menggunakan narkoba secara total adalah hal yang…

Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk

12. Bagi saya dapat memperbaiki hubungan yang kacau dengan keluarga karena berhenti menggunakan narkoba secara total adalah hal yang…

Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk

13. Bagi saya dapat bekerj/ kuliah karena berhenti menggunakan narkoba secara total adalah hal yang…

Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk

14. Bagi saya dapat mengurus diri sendiri/keluarga (anak, istri/suami) karena berhenti menggunakan narkoba secara total adalah hal yang…


(16)

(Control Beliefs)

15. Seberapa sering saudara tergoda untuk menggunakan narkoba lagi? Jarang : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Sering

16. Seberapa sering saudara masuk rehabilitasi? Jarang : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Sering

17. Seberapa sering saudara melanggar peraturan yang ada di rehabilitasi? Jarang : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Sering

18. Seberapa sering saudara merasa kesulitan untuk berhenti menggunakan narkoba secara total?

Jarang : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Sering

(Motivation to Comply)

19. Secara umum, sejauh mana saudara peduli dengan apa yang keluarga pikirkan mengenai apa yang harus kamu lakukan?

Peduli : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak peduli

20. Secara umum, sejauh mana saudara peduli dengan apa yang teman-teman pikirkan mengenai apa yang harus kamu lakukan?

Peduli : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak peduli

21. Secara umum, sejauh mana saudara peduli dengan apa yang konselor pikirkan mengenai apa yang harus kamu lakukan?

Peduli : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak peduli

22. Secara umum, sejauh mana saudara peduli dengan apa yang perawat pikirkan mengenai apa yang harus kamu lakukan?

Peduli : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak peduli

(Power of Control Factors)

23. Bila saya kembali ke lingkungan narkoba saya yang lama, hal tersebut akan membuat saya lebih sulit untuk berhenti menggunakan narkoba secara total…


(17)

24. Bila saya sedang kesal, sendirian/kesepian atau mengalami masalah,, hal tersebut akan membuat saya lebih sulit untuk berhenti menggunakan narkoba secara total…

Tidak setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Setuju

25. Bila teman saya menggunakan narkoba, hal tersebut akan membuat saya lebih sulit untuk berhenti menggunakan narkoba secara total…

Tidak setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Setuju

26. Apa saja Informasi mengenai dampak penyalahgunaan narkoba yang saudara ketahui? ………... 27. Berapa kali saudara masuk rehabilitasi/tempat pemulihan lainnya?

……… 28. Adakah manfaat yang saudara dapatkan jika berhenti menggunakan narkoba secara total?

Ya/Tidak

Jika Ya, apa saja manfaat yang saudara rasakan?

………... Jika tidak, mengapa?

………. 29. Hal-hal apa saja yang mendukung saudara untuk dapat berhenti menggunakan narkoba secara

total?

………... 30. Hal-hal apa saja yang menghambat/mempersulit saudara untuk dapat berhenti menggunakan

narkoba secara total?

………. 31. Menurut saudara, orang yang paling menuntut saudara untuk berhenti menggunakan narkoba


(18)

a. Konselor

b. Keluarga (Orang tua, pasangan hidup, anak, kakak/adik) c. Psikiater/Psikolog

d. Teman

e. ……….. f. Tidak ada yang menuntut

32. Suasana hati seperti apa yang dapat membuat saudara kembali menggunakan narkoba? ……….. 33. Suasana hati seperti apa yang mendukung saudara untuk dapat berhenti menggunakan

narkoba secara total?

………... 34. Lingkungan seperti apa yang dapat membuat saudara berhenti menggunakan narkoba secara

total?

………... 35. Lingkungan seperti apa yang menghambat saudara untuk berhenti menggunakan narkoba

secara total?


(19)

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Subjek Usia Jenis Kelamin Agama Jenis Narkoba Masuk Rehabilitasi

1 31 Laki-laki Islam Putaw 1 kali

2 30 Laki-laki Kristen Kanabis dan shabu 1 kali

3 28 Laki-laki Islam Putaw 4 kali

4 27 Laki-laki Islam Putaw 4 kali

5 32 Laki-laki Islam Putaw 2 kali

6 34 Laki-laki Islam Putaw 2 kali

7 23 Perempuan Islam Putaw dan Ganja 2 kali

8 30 Perempuan Islam Putaw 1 kali

9 26 Laki-laki Islam Putaw 2 kali

10 27 Laki-laki Islam Putaw 1 kali

11 32 Laki-laki Islam Putaw atau Heroin 7 kali

12 30 Laki-laki Islam Putaw 3 kali

13 33 Laki-laki Islam Putaw 4 kali

14 30 Laki-laki Islam Putaw 1 kali

15 25 Laki-laki Islam Shabu-shabu 2 kali

16 26 Laki-laki Islam Putaw 1 kali

17 27 Laki-laki Islam Putaw 1 kali

18 31 Laki-laki Islam Putaw 2 kali

19 30 Laki-laki Islam Ganja 2 kali

20 28 Laki-laki Islam Ganja 4 kali

21 24 Laki-laki Kristen Putaw 7 kali

22 29 Laki-laki Islam Putaw 3 kali

23 29 Laki-laki Islam Opiat (putaw) 2 kali

24 33 Laki-laki Islam Putaw 7 kali

25 25 Laki-laki Islam Heroin jenis putaw 5 kali 26 27 Laki-laki Islam Heroin jenis putaw 2 kali

27 35 Laki-laki Islam Ganja 2 kali

28 29 Laki-laki Islam Heroin jenis putaw 5 kali

29 26 Laki-laki Islam Putaw dan Ganja 4 kali


(20)

HASIL JAWABAN DATA PRIMER RESPONDEN

NO ATB SN PBC INTENTION

1 28 25 25 28

2 28 28 28 28

3 28 28 25 28

4 28 26 26 28

5 28 20 24 28

6 28 16 22 28

7 20 23 25 15

8 28 25 22 28

9 25 26 19 25

10 28 25 22 28

11 27 24 22 27

12 28 26 22 26

13 28 28 26 28

14 28 22 21 28

15 26 27 22 27

16 28 28 21 28

17 28 28 22 28

18 28 28 22 28

19 22 26 19 25

20 26 22 21 28

21 28 27 20 27

22 28 22 21 22

23 28 26 21 28

24 28 28 27 28

25 28 22 23 28

26 27 23 25 28

27 28 25 22 28

28 28 22 23 28

29 27 25 22 26


(21)

CROSSTABULATION ATTITUDE TOWARD THE BEHAVIOR DENGAN BEHAVIORAL BELIEFS DAN OUTCOMES EVALUATION

Tabel 5.1. Crosstabs Attitude toward the behavior dengan Behavioral Beliefs

ATB

Behavioral Beliefs

Total

Tinggi Rendah

Positif 17

(56,7%)

5 (16,7%)

22 (73,3%)

Negatif 4

(13,3%)

4 (13,3%)

8 (26,7%)

Total 21

(70%)

9 (30%)

30 (100%)

Tabel 5.2. Crosstabs Attitude toward the behavior dengan Outcome Evaluation

ATB

Outcome Evaluation

Total

Tinggi Rendah

Positif 17

(56,7%)

5 (16,7%)

22 (73,3%)

Negatif 3

(10%)

5 (16,7%)

8 (26,7%)

Total 20

(66,7%)

10 (33,3%)

30 (100%)


(22)

CROSSTABULATION SUJECTIVE NORMS DENGAN NORMATIVE BELIEFS DAN MOTIVATION TO COMPLY

Tabel 6.1. Crosstabs Subjective Norms dengan Normative Beliefs

SN

Normative Beliefs

Total

Tinggi Rendah

Positif 12

(40%)

8 (26,7%)

20 (66,7%)

Negatif 5

(16,7%)

5 (16,7%)

10 (33,3%)

Total 17

(56,7%)

13 (43,3%)

30 (100%)

Tabel 6.2. Crosstabs Subjective Norms dengan Motivation To Comply

SN

Motivation to Comply

Total

Tinggi Rendah

Positif 14

(46,7%)

6 (20%)

20 (66,7%)

Negatif 4

(13,3%)

6 (20%)

10 (33,3%)

Total 18

(60%)

12 (40%)

30 (100%)


(23)

CROSSTABULATION PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN CONTROL BELIEF DAN POWER OF CONTROL FACTORS

Tabel 7.1. Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Control Belief

PBC

Control Belief

Total

Tinggi Rendah

Positif 7

(23,3%)

5 (16,7%)

12 (40%)

Negatif 10

(33,3%)

8 (26,7%)

18 (60%)

Total 17

(56,7%)

13 (43,3%)

30 (100%)

Tabel 7.2. Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Power of Control Factors

PBC

Power of Control Factors

Total

Tinggi Rendah

Positif 9

(30%)

3 (10%)

12 (40%)

Negatif 5

(16,7%)

13 (43,3%)

18 (60%)

Total 14

(46,7%)

16 (53,3%)

30 (100%)


(24)

CROSSTABULATION ATTITUDE TOWARD THE BEHAVIOR DENGAN DATA PENUNJANG

Tabel 8.1. Crosstabs Attitude toward the behavior dengan banyaknya informasi mengenai dampak narkoba

ATB

Banyaknya Informasi Mengenai Dampak Narkoba

Total

1 macam 2 macam 3 macam

Positif 10

(66,7%)

6 (75%)

6

(85,7%) 22

Negatif 5

(33,3%)

2 (25%)

1

(14,3%) 8

Total

15

(100%)

8 (100%)

7

(100%) 30

Tabel 8.2. Crosstabs Attitude toward the behavior dengan banyaknya manfaat berhenti menggunakan narkoba secara total

ATB

Banyaknya Manfaat Berhenti Menggunakan

Narkoba secara Total

Total

1 2 3

Positif 14

(66,7%)

5 (83,3%)

3

(100%) 22

Negatif 7

(33,3%)

1 (16,7%)

0

(0%) 8

Total

21

(100%)

6 (100%)

3


(25)

RANKING DATA PENUNJANG DENGAN SUBJECTIVE NORMS

Tabel 9.1. Ranking Subjective Norms dengan Orang yang Paling Menuntut untuk berhenti menggunakan narkoba secara total

Orang yang Paling Menuntut JUMLAH

Diri sendiri 12

(40%)

Keluarga 12

(40%)

Konselor 3

(10%)

Teman 2

(6,7%)

Tidak ada 1

(3,3%)

TOTAL 30


(26)

CROSSTABULATION PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN DATA PENUNJANG

Tabel 10.1. Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Hal yang Mendukung Berhenti Menggunakan Narkoba secara total

PBC

Hal-hal yang Mendukung

Total

Keluarga Ingin Sehat Dukungan

Orang Lain

Lingkungan yang bebas Narkoba

Positif 6 (20%) 3 (10%) 2 (6,7%) 1 (3,3%) 12 (40%)

Negatif 9 (30%) 3 (10%) 2 (6,7%) 4 (13,3%) 18 (60%)

Total 15

(50%) 6 (20%) 4 (13,3%) 5 (16,7%) 30 (100%)

Tabel 10.5. Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Hal-hal yang Menghambat untuk Berhenti Menggunakan Narkoba secara total

PBC

Hal-hal yang menghambat

Total

Suasana

hati yang

berubah-ubah

Sugesti Lingkungan yang masih ada narkoba Ada masalah Tidak ada yang menghambat

Positif 2 (6,7%) 2 (6,7%) 5 (16,7%) 2 (6,7%) 1 (3,3%) 12 (40%)

Negatif 3 (10%) 6 (20%) 7 (23,3%) 1 (3,3%) 1 (3,3%) 18 (60%) Total 5

(16,7%) 8 (26,7%) 12 (40%) 3 (10%) 2 (6,7%) 30 (100%)


(27)

Profil Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

Tempat rehabilitasi bagi para pecandu narkoba adalah Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor melalui Instalasi Pemulihan Ketergantungan NAPZA. 2.3.4.1.Program perawatan pemulihan ketergantungan NAPZA RSMM-Bogor

 Detokfikakasi

Merupakan program/tahap awal bagi pecandu sebelum menjalani program pemulihan. Detokfikasi adalah suatu proses pengeluaran racun dari tubuh dimana tujuannya untuk membuat pecandu merasa nyaman ketika mengalami gejala putus zat (withdrawal). Lama waktu detokfikasi untuk setiap NAPZA (drugs) berbeda.

Detokfikasi bisa dilakukan dengan menggunakan obat-obatan medis maupun secara konvensional (tanpa obat) dan itu semua tergantung observasi dari dokter. Dokter secara intensif mengobservasi keadaan pasien yang memiliki penyakit diagnosis ganda (dual-diagnose), sebelum pasien masuk program pemulihan, dia mendapatkan terapi medis secara khusus.

 Program Rawat Inap/Residential Program : 6 bulan  Fase 0-3 bulan (basic)

Program awal pasca relapse center dengan waktu 0-3 bulan. Program ini bertujuan agar residen dapat fokus pada dirinya sendiri, lebih mengenal dirinya dan memahami faktor-faktor penyebab pemakaian drugs/relapse yang dilakukan


(28)

dengan beberapa cara diantaranya : Sponsorship, Counseling Personal atau Group Therapy, Cognitive Behavioural Therapy dengan bimbingan dari staf profesional (Psikiater)

 Fase 3-6 bulan (Intermediate)

Fase 3-6 bulan ini merupakan program lanjutan dari fase 0-3 bulan. Pada tahap ini residen diarahakan untutk dapat menentukan langkah/tujuan yang akan diambilnya, antara lain: membuat keputusan (decision making), memperbaiki hubungan dengan orang lain terutama keluarga, membuat rencana-rencana yang dapat membantunya dalam menjalani kehidupannya (action plan, recovery plan). Cara yang dilakukan tetap melalui konseling dengan staf profesional (Psikiater, Psikolog, Dokter, Konselor) dan mengikuti pelatihan life skill. Therapy konseling yang lebih difokuskan pada model konseling interpersonal.

 Relapse Center Program

Residen ynag melanggar Golden Rules TC (no sex, no drugs, no viodence) selama proses pemulihan akan ditempatkan di relapse center. Program berlangsung selama 14-45 hari (tergantung kasus). Program yang diberikan berupa konseling individu/kelompok, meditasi, konfrontasi, behaviour correction dan encounter group.

 Re-entry Program/Peer in Training

Fase ini dijalani residen setelah selesai menjalani primary program selama 6 bulan. Residen bisa memilih program re-entry ataupun program untuk menjadi peer counselor atau mengikuti pelatihan untuk menjadi konselor VCT.


(29)

 Aftercare Program

Aftercare adalah program pasca pemulihan bagi mantan residen yang sudah menjalani hidup di luar dan difasilitasi oleh para mantan pecandu atau peer counselor. Program aftercare RSMM bernama KESATU (kelompok Saling Bantu).

 Family Support & Therapy (fast)

IPK NAPZA bekerja sama dengan orangtua/keluarga residen membentuk suatu wadah yang bertujuan untuk mensupport dan menjalankan terapi yang berkaitan dengan HIV maupun akibat-akibat yang disebabkan oleh pemakaian drugs. Kegiatan ini dilakukan setiap hari sabtu, minggu pertama setiap bulannya, dari jam 13.00 s/d 16.00 WIB. Bentuk acara sarasehan, penyampaian informasi terbaru mengenai NAPZA dan HIV dengan narasumber yang berkualitas.

 Re-entry House

Re-entry house merupakan program lanjutan bagi residen pasca pemulihan selama 6 bulan (re-entry). Tujuan dari program re-entry house adalah menciptakan tempat yang aman dan steril dari drugs. Residen tetap dapat melakukan aktifitasnya (misalnya bekerja atau kuliah) di luar tempat pemulihan. Selain menjadi alternatif solusi bagi anak yang ingin melanjutkan cita-cita hidupnya, entry house dapat menjadi media bagi residen dalam persiapan re-sosialisasi ke masyarakat secara penuh.


(30)

Selama menjalankan proses re-sosialisasi tersebut, re-entry house dapat menjadi wadah yang tepat bagi residen dan para staf dapat menjadi fasilitator, sehingga secara bertahap mereka dapat beradaptasi dengan duania luar.

2.3.4.2.Konsep Pengajaran yang Digunakan di RSMM-Bogor

1. Therapeutic Community

Program pemulihan RSMM menggunakan konsep TC yang bersifat Hospital Base, dimana selain residen ada juga profesional (psikiater, dokter, psikolog, perawat, konselor) yang semuanya berperan aktif di bidangnya masing-masing untuk membantu proses pemulihan pecandu.

2. Narcotic Anonymous (NA) & 12 steps of NA

Suatu program dimana para pecandu berbagi pengalaman, kekuatan dan harapannya dan mempelajari 12 steps yang tujuannya agar bisa bersih dari drugs dan berpikir waras (clean & sober)

3. Penyakit-penyakit Akibat dari Adiksi

Residen mempelajari bahwa efek penggunaan obat bisa menyebabkan penyakit-penyakit serta pencegahan penularannya (harm reduction & universal precaution). Penyakit-penyakit tersebut antara lain: HIV/AIDS, Hepatitis B & C, Ebdokartisis, dan lain-lain.

4. Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Residen belajar untuk berpikir dan bertingkah laku dalam menjalani kehidupan kesehariannya.


(31)

5. Relapse Prevention

Suatu kiat-kiat yang dipelajari dan diterapkan oleh residen untuk mencegah residen menggunakan drugs kembali (slip/relapse)

6. Sponsorship

Program bimbingan oleh seorang yang tugasnya membantu pemulihan residen.


(32)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penggunaan berbagai macam jenis obat dan zat adiktif atau yang biasa disebut narkoba cukup meningkat 5 tahun belakangan ini. Menurut Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BNN Komjen Pol I Made Mangku Pastika peredaran gelap narkoba di Indonesia semakin meningkat sejak tahun 2003. Dia mengungkapkan, berdasarkan data Mabes Polri tindak pidana narkoba hingga November 2007 tercatat 77.200 kasus. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2005 yakni 16.250

dan pada 2006 tercatat 17.365 kasus

(http://bisnispolitik.wordpress.com/2008/03/25). Pada umumnya, obat terlarang seperti narkoba tersebut banyak disalahgunakan oleh kalangan muda seperti remaja dan orang dewasa. Namun yang paling banyak menggunakan narkoba adalah orang-orang dewasa awal. Berdasarkan data dari BNN, dari 4 juta pengguna narkoba di seluruh Indonesia, sebanyak 20 persen adalah remaja, sisanya 80 persen adalah orang-orang dewasa di atas 20 tahun (Kapanlagi.com, Rabu, 27 Juni 2007).

Penyalahgunaan narkoba adalah pemakaian obat dan zat-zat berbahaya lain dengan maksud bukan untuk tujuan pengobatan dan/atau penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan serta dosis yang benar. Penggunaan terus-menerus dan berlanjut akan mengakibatkan ketergantungan atau dependensi ataupun kecanduan (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba).


(33)

Universitas Kristen Maranatha

Banyak alasan mengapa seseorang menggunakan bahan terlarang dan berbahaya seperti narkoba. Beberapa alasannya adalah menganggap sebagai suatu gaya hidup, dibujuk orang lain agar merasakan efek menyenangkan dari zat tersebut, dibujuk agar menjadi tergantung dan terus membeli, sebagai pelarian

dari suatu masalah, dan mungkin masih banyak alasan lain

(http://farhanzen.wordpress.com/2007/12/13/narkoba-dan-disfungsi-seksual-2/). Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah karena rasa ingin tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari narkoba dan keinginan untuk mengikuti bujukan orang lain terutama dari lingkungan pergaulan mereka (McInthosh 2002).

Pemakaian dan penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan yang tidak sesuai aturan dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, baik bagi pemakai itu sendiri maupun bagi lingkungan di sekitar pemakai terutama keluarga. Pada dasarnya akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis. Akibat yang terjadi tentu tergantung kepada jenis narkoba yang digunakan, cara penggunaan, dan lama penggunaan. Beberapa akibat fisik karena lamanya menggunakan narkoba ialah kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah. Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa (http://rumahrizal.multiply.com). Dampak terhadap lingkungan sekitarnya


(34)

Universitas Kristen Maranatha

adalah pecandu menjadi bermasalah dengan orangtua, bermasalah di sekolah, di pekerjaan bahkan berurusan dengan pihak berwenang karena perilaku yang tidak terkontrol akibat penyalahgunaan narkoba. Pecandu menjadi sering terlibat kasus seperti pencurian untuk mendapatkan narkoba.

Banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan narkoba secara bebas dan tidak sesuai aturan, maka diperlukan perhatian khusus untuk menanggulangi masalah ini. Menurut Budiarta (2000), ada dua upaya penanggulangan masalah narkoba yaitu preventif dan represif. Upaya preventif merupakan pencegahan yang dilakukan agar seseorang jangan sampai terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan narkoba. Sedangkan upaya represif adalah usaha penanggulangan dan pemulihan pengguna narkoba yang mengalami ketergantungan. Usaha-usaha represif dapat dilakukan dengan mendirikan panti-panti rehabilitasi maupun Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Di dalam Rumah Sakit Ketergantungan Obat atau panti Rehabilitas itulah nantinya dilaksanakan program-program pemulihan bagi pengguna narkoba. Menurut Wresniwiro (1999), rehabilitasi merupakan usaha untuk menolong, merawat dan memulihkan korban penyalahgunaan obat terlarang, sehingga diharapkan para korban dapat kembali ke dalam lingkungan masyarakat atau dapat bekerja serta belajar dengan layak.

Salah satu tempat rehabilitasi yang dapat membantu pecandu narkoba

untuk berhenti menggunakan narkoba adalah Rumah Sakit “X” Bogor. Tujuan

rehabilitasi di Rumah Sakit “X” Bogor adalah bekerja keras dengan semangat dan


(35)

Universitas Kristen Maranatha

dari permasalahannya dan dapat hidup tanpa menggunakan narkoba. Rumah sakit

“X” Bogor tersebut memiliki beberapa program perawatan dan pemulihan bagi

pecandu narkoba. Sebelum menjalani program rehabilitasi, seorang pecandu narkoba harus menjalani detoksifikasi terlebih dahulu. Detoksifikasi adalah suatu proses pengeluaran racun dari tubuh yang bertujuan untuk membuat pecandu merasa nyaman ketika mengalami gejala putus zat atau withdrawal (Profil Instalasi Pemulihan Ketergantungan NAPZA). Pecandu narkoba yang sudah menjalani detokfikasi dinyatakan sudah bebas dari narkoba atau berhenti menggunakan narkoba.

Supaya pecandu narkoba dapat berhenti menggunakan narkoba secara total atau bertahan untuk tidak menggunakan narkoba lagi, maka pecandu narkoba perlu menjalani rehabilitasi setelah detoksifikasi. Lamanya program rawat inap

rehabilitasi di Rumah Sakit “X” Bogor adalah 6 bulan. Dalam program

rehabilitasi tersebut, pecandu narkoba harus mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan setiap harinya dan mentaati aturan-aturan yang telah dibuat oleh Rumah Sakit tersebut. Apabila pecandu narkoba melanggar aturan Golden Rules TC (no sex, no drugs, no violence), maka ia mengikuti relapse center program selama 14-45 hari, tergantung kasusnya. Relapse center program berupa konseling individu/kelompok, meditasi, konfrontasi, behaviour correction dan encounter group (Profil Instalasi Pemulihan Ketergantungan NAPZA).

Menurut seorang pengawas pecandu di tempat rehabilitasi tersebut, kebanyakan para pecandu narkoba awalnya kurang dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit, seperti tidak ikut


(36)

Universitas Kristen Maranatha

dalam kegiatan bersih-bersih sehingga terkadang menyebabkan pertengkaran di antara para pecandu nakoba. Biasanya mereka yang terlibat pertengkaran dan perkelahian akan dipisahkan dari pecandu lainnya untuk melakukan konseling secara pribadi/kelompok.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit “X” Bogor, 41 orang (95,4%) dari 43 pecandu yang menjalani rehabilitasi berusia 22-40 tahun. Rata-rata pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi sudah menikah dan memiliki anak. Sebagian dari mereka menikah dengan teman mereka yang juga pecandu narkoba. Mereka awalnya mengenal narkoba dari teman-teman mereka dan bujukan teman-teman mereka. Menurut perawat di tempat rehabilitasi tersebut, kebanyakan dari pecandu narkoba masuk ke tempat rehabilitasi bukan atas keinginan mereka sendiri, meskipun ada juga yang benar-benar atas keinginan sendiri untuk berhenti menggunakan narkoba secara total melalui rehablitasi. Akan tetapi setelah keluar dari tempat rehabilitasi, para pecandu narkoba seringkali menggunakan narkoba lagi dan kembali masuk rehabilitasi. Alasan para pecandu narkoba kembali menggunakan narkoba karena mereka kesulitan untuk menolak ajakan teman dan menjauh dari teman-teman sesama pecandu narkoba. Dimana hampir keseluruhan dari pecandu narkoba atau lebih kurang 80% pecandu narkoba seringkali mengalami relaps dan kembali menjalani rehabilitasi lagi.

Fenomena di atas menunjukkan betapa sulitnya pecandu narkoba untuk bisa berhenti menggunakan narkoba secara total. Oleh sebab itu selain menjalani rehabilitasi dan dukungan dari lingkungan sosial, dibutuhkan niat yang kuat dari


(37)

Universitas Kristen Maranatha

dalam diri pecandu narkoba sendiri. Dengan memiliki niat yang kuat, maka pecandu narkoba akan terdorong mengerahkan upaya yang lebih dalam mengatasi kesulitan untuk berhenti menggunakan narkoba secara total dibandingkan dengan pecandu narkoba yang memiliki niat yang lemah.

Niat dalam teori Planned Behavior (Icek ajzen, 1991) disebut intention yaitu suatu keputusan mengerahkan usaha untuk melakukan suatu perilaku. Terdapat tiga determinan yang mempengaruhi intention yaitu Attitude toward the behavior, Subjective norms, dan Perceived behavioral control. Attitude toward the behavior merupakan sikap baik atau buruk, sikap menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap menarik atau membosankan pecandu narkoba terhadap evaluasi dari konsekuensi berhenti menggunakan narkoba secara total. Subjective norms merupakan persepsi pecandu narkoba mengenai tuntutan dari keluarga (orang tua, suami/istri, kakak/adik), teman, konselor, dan perawat untuk mengharuskan atau tidak mengharuskan, benar atau salah dalam melakukan perilaku berhenti menggunakan narkoba secara total, serta kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut. Perceived behavioral control merupakan persepsi pecandu narkoba mengenai kemampuan mereka untuk berhenti menggunakan narkoba secara total, mudah atau sulitnya, setuju atau tidak setuju untuk berhenti menggunakan narkoba secara total, dan mungkin atau tidaknya untuk berhenti menggunakan narkoba secara total.

Berdasarkan hasil survei awal terhadap 10 orang pecandu narkoba dewasa awal yang menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit ”X” Bogor, mereka mulai menggunakan narkoba sejak SMA. Sebanyak 8 orang (80%) mengatakan bahwa


(38)

Universitas Kristen Maranatha

mereka merasa tertarik untuk berhenti menggunakan narkoba secara total karena dengan berhenti menggunakan narkoba secara total, mereka dapat terhindar dari penyakit HIV/AIDS dan sembuh dari penyakit komplikasi lainnya seperti Hepatitis C (attitude toward the behavior). Mereka juga memilih untuk mengikuti rehabilitasi karena mereka menganggap dengan berhenti menggunakan narkoba dan mengikuti rehabilitasi bisa menyiapkan diri mereka untuk bisa diterima di lingkungan baru di luar rehabilitasi. Mereka juga menganggap konsekuensi dari berhenti menggunakan narkoba akan memperbaiki hubungan dengan keluarga mereka yang kacau akibat narkoba. Mereka dapat lebih memperhatikan keluarga, fokus untuk merawat anak dan juga bisa melanjutkan kuliah mereka yang pernah tertunda karena kecanduan narkoba. Hal ini membuat niat pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan nakoba menjadi kuat (intention kuat).

Sebanyak 2 orang (20%) pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di

Rumah Sakit ”X” Bogor mengatakan bahwa mereka kurang tertarik untuk

berhenti menggunakan narkoba dan mengikuti rehabilitasi, karena sebenarnya mereka belum mau berhenti merasakan efek menyenangkan dari narkoba tersebut (attitude toward the behavior). Mereka merasa terpaksa untuk berhenti menggunakan narkoba, dipaksa orangtua mereka untuk masuk rehabilitasi yang sebenarnya mereka tidak inginkan, meskipun sebenarnya mereka tahu akibat dari narkoba telah membuat dirinya sakit. Mereka menganggap bahwa rehabilitasi tidak akan bisa membuat mereka berhenti menggunakan narkoba secara total. Mereka terkadang menjalani program rehabilitasi dengan keterpaksaan untuk menghindari hukuman. Mereka juga merasa tidak nyaman tinggal di rehabilitasi,


(39)

Universitas Kristen Maranatha

sehingga terkadang mereka meminta untuk diberikan cuti pulang ke rumah, meskipun tidak pernah diberikan ijin. Hal ini membuat niat pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan nakoba menjadi lemah (intention lemah).

Sebanyak 8 orang (80%) pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di

Rumah Sakit ”X” Bogor mengatakan bahwa bahwa keluarga (orangtua,

suami/istri, kakak/adik), teman, konselor dan perawat mendukung mereka untuk berhenti menggunakan narkoba dan menjalani rehabilitasi di rumah sakit tersebut. Hal ini membuat mereka yakin bahwa keluarga (orangtua istri/suami, kakak/adik), teman, konselor, perawat menuntut dirinya untuk berhenti menggunakan narkoba dan mereka memiliki kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut (subjective norms). Tuntutan tersebut dirasakan dari perilaku keluarga mereka yang sering mengunjungi mereka secara rutin, berkomunikasi melalui telepon dan memberikan perhatian dengan memasukkan mereka ke rehabilitasi. Dukungan dari keluarga (orangtua istri/suami, kakak/adik), teman, konselor, perawat yang dipersepsi pecandu narkoba membuat niat pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan nakoba menjadi kuat (intention kuat).

Sebanyak 2 orang (20%) pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di

Rumah Sakit ”X” Bogor mengatakan bahwa keluarga (orangtua istri/suami,

kakak/adik), teman, konselor, perawat kurang menuntut mereka untuk berhenti menggunakan narkoba. Mereka merasa keluarga mereka hanya memasukkan mereka ke rehabilitasi untuk melepaskan tanggung jawab. Hal ini dirasakan oleh pecandu narkoba karena keluarga (orangtua istri/suami, kakak/adik) tidak pernah/jarang sekali mengunjungi mereka ke rehabilitasi dan juga jarang


(40)

Universitas Kristen Maranatha

menghubungi mereka. Hal ini membuat niat mereka untuk berhenti menggunakan narkoba menjadi lemah (intention lemah).

Sebanyak 7 orang (70%) pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di

Rumah Sakit ”X” Bogor mengaku bahwa mereka merasa sulit dan kurang mampu

untuk berhenti menggunakan narkoba secara total (perceived behavioral control). Hal ini disebabkan karena pengalaman mereka sebelumnya yang sudah sering keluar masuk rehabilitasi 3 atau 4 kali, bahkan ada yang 10 kali keluar masuk pesantren dan rehabilitasi. Hal lain yang menyebabkan mereka merasa sulit untuk berhenti menggunakan narkoba secara total karena teman-teman mereka di luar rehabilitasi mempengaruhi mereka untuk mencoba menggunakan narkoba lagi. Disamping itu, ketika menghadapi masalah berat, biasanya mereka berpikir untuk menggunakan narkoba lagi. Oleh karena itu mereka mempersepsikan bahwa mereka tidak akan mampu untuk berhenti menggunakan narkoba secara total setelah keluar dari rehabilitasi. Hal ini membuat niat mereka untuk berhenti menggunakan narkoba menjadi lemah (intention lemah).

Sebanyak 3 orang (30%) pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di

Rumah Sakit ”X” Bogor mengaku bahwa mereka cukup mampu untuk berhenti

menggunakan narkoba secara total (perceived behavioral control). Hal ini disebabkan pengalaman sebelumnya, satu orang di antara mereka pernah berhenti menggunakan narkoba selama setahun dengan menjalani detokfikasi di rumah sakit tanpa menjalani rehabilitasi. Tetapi ketika ia melihat temannya sedang menggunakan narkoba ia kembali menggunakan narkoba lagi karena ada keinginan merasakan narkoba lagi. Mereka berharap melalui rehabilitasi di


(41)

Universitas Kristen Maranatha

Rumah Sakit ”X” Bogor ini, mereka dapat berhenti menggunakan narkoba secara

total dan mereka memiliki keinginan untuk menjaga jarak dengan teman pecandu narkoba terdahulu serta lebih fokus kepada keluarga mereka. Hal ini mendorong mereka tekun menjalani program-program rehabilitasi dan tidak pernah melanggar peraturan karena mereka ingin berhenti narkoba secara total. Hal ini mempengaruhi niat mereka untuk berhenti menggunakan narkoba menjadi kuat (intention kuat).

Pecandu narkoba yang memiliki niat yang kuat untuk berhenti menggunakan narkoba secara total cenderung akan memunculkan perilaku tidak menggunakan atau menyentuh narkoba sama sekali baik di rehabilitasi maupun di luar rehabilitasi. Setelah keluar dari rehabilitasi, mereka dapat melanjutkan kuliah/bekerja, dapat mengurus keluarga bagi mereka yang sudah menikah dan dapat memperbaiki hubungan yang sempat kacau karena narkoba. Pada pecandu narkoba yang memiliki niat yang lemah untuk berhenti menggunakan narkoba secara total cenderung akan menghambat munculnya perilaku berhenti menggunakan narkoba secara total seperti sering keluar masuk rehabilitasi. Setelah keluar dari rehabilitasi, mereka menggunakan narkoba lagi. Hal ini akan berdampak terhadap kesehatan, mereka akan rentan terkena penyakit HIV/AIDS, hepatitis C atau penyakit komplikasi lainnya dan hubungan dengan keluarga menjadi tidak harmonis lagi, mengabaikan keluarga karena sibuk dengan pancarian dan penyalahgunaan narkoba.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk berhenti menggunakan


(42)

Universitas Kristen Maranatha

narkoba pada pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit “X” Bogor.

1.2. Identifikasi Masalah

Bagaimana kontribusi determinan – determinan terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba yang sedang

menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit ”X” Bogor.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

 Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai kontribusi determinan – determinan terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba yang sedang

menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit ”X” Bogor.

 Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran lebih rinci dan mendalam mengenai kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit

”X” Bogor.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Ilmiah

 Untuk menambah informasi dalam bidang ilmu psikologi klinis


(43)

Universitas Kristen Maranatha

intention untuk berhenti menggunakan narkoba pada pecandu narkoba berdasarkan teori planned behavior.

 Memberikan sumbangan informasi mengenai gambaran kontribusi

determinan-determinan terhadap intention berdasarkan teori planned behavior kepada peneliti-peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai gambaran kontribusi determinan-determinan terhadap intention pada pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba.

1.4.2. Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada pecandu narkoba mengenai gambaran

intention dan determinan-determinan yang dimilikinya sehingga pecandu narkoba termotivasi untuk berhenti menggunakan narkoba secara total untuk kesejahteraan hidup mereka.

 Memberikan informasi bagi tempat rehabilitasi mengenai intention dan determinan-determinan yang dimiliki pecandu narkoba yang ada di rehabilitasi tersebut, sehingga mereka dapat memotivasi pecandu narkoba agar memiliki intention yang kuat dalam usaha berhenti menggunakan narkoba secara total.

 Memberikan informasi kepada orang tua dan masyarakat mengenai gambaran Intention dan determinan-determinan yang dimiliki pecandu narkoba sehingga mereka dapat mendukung dan memotivasi pecandu narkoba agar memiliki intention yang kuat untuk berhenti menggunakan narkoba secara total.


(44)

Universitas Kristen Maranatha 1.5. Kerangka Pemikiran

Menurut E.B. Hurlock (1980), masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa diharapkan memainkan peran baru, seperti peran suami atau isttri, orangtua dan pencari nafkah dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Masa ini berarti masa pengaturan dimana seseorang mulai menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa dan meninggalkan kebebasan yang mereka rasakan pada masa remaja. Begitu juga halnya pada pecandu narkoba dewasa awal. Mereka diharapkan untuk dapat menjalankan perannya dan menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Akan tetapi, karena ketergantungan narkoba, mereka tidak dapat menjalankan perannya sebagai suami yang seharusnya menjalankan tugasnya sebagai pencari nafkah ataupun sebagai istri yang merawat keluarganya (anak). Oleh karena itu, diharapkan dengan berhenti menggunakan narkoba secara total melalui rehabilitasi, mereka dapat kembali menjalankan tenggung jawabnya masing-masing.

Ketergantungan zat/obat (narkoba) adalah pola tingkah laku maladaptif dalam penggunaan obat (narkoba) yang secara klinis berbahaya atau merusak. Adanya pikiran, perilaku dan simptom fisik yang mengindikasikan bahwa individu secara terus-menerus menggunakan zat/obat (narkoba) dan ada gejala yang berhubungan dengan masalah penggunaan narkoba. Adanya toleransi, withdrawal, dan tingkah laku yang kompulsif dalam memperoleh obat (narkoba).


(45)

Universitas Kristen Maranatha

Ketergantungan berkaitan dengan semua jenis obat (narkoba) kecuali kafein

(DSM-IV-TR™, 2000).

Ketergantungan zat (narkoba) akan diikuti dengan perilaku bermasalah penggunaan zat (narkoba) secara kontiniu. Perilaku bermasalah tersebut biasanya dimanifestasikan dalam bentuk pencarian dan penggunaan secara kompulsif zat (narkoba) tersebut. Individu yang ketergantungan narkoba tidak mampu mengontrol jumlah zat (narkoba) yang mereka gunakan. Hal ini berbahaya secara fisik dan menyebabkan masalah yang serius bagi penggunanya (Study Guide DSM IV-TR, 2002).

Akibat ketergantungan narkoba adalah menyebabkan kerusakan dan komplikasi yang berat, menyebabkan kemunduran dalam kondisi kesehatan secara umum, rusaknya koordinasi motorik, menyebabkan kematian secara tiba-tiba akibat artimia jantung, myocardial infarction, pendarahan otak atau gangguan pernafasan. Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi menyebabkan infeksi virus HIV, hepatitis, tetanus, vaskulitis, keracunan darah, subacute bacterical endocarditis, fenomena embolik, dan malaria. Penggunaan narkoba berhubungan dengan kekerasan atau perilaku agresif yang dimanifestasikan dalam bentuk perkelahian atau tindakan kriminal yang dapat melukai individu sendiri maupun orang lain (DSM-IV-TR™, 2000). Terdapat juga beberapa akibat psikis dari ketergantungan narkoba yaitu secara signifikan bermasalah dalam kognisi dan mood/emosi, mengalami kecemasan, halusinasi, delusi, dan kejang-kejang ketika putus obat (Abnormal Psychology, 2007). Oleh sebab itu pecandu narkoba diharapkan untuk dapat berhenti menggunakan narkoba secara total, dikarenakan


(46)

Universitas Kristen Maranatha

akibat negatif yang ditimbulkan oleh narkoba baik secara fisik, psikis maupun sosial.

Merupakan hal yang sulit bagi pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total. Oleh karena pecandu narkoba harus memilki niat yang kuat untuk dapat berhenti menggunakan narkoba secara total. Disamping itu, dibutuhkan juga dorongan dan motivasi dari orang-orang sekitar pecandu narkoba untuk dapat berhenti menggunakan narkoba secara total.. Pecandu narkoba yang memiliki niat yang kuat untuk berhenti menggunakan narkoba akan lebih besar kemungkinannya untuk berhenti menggunakan narkoba secara total.

Menurut Icek Ajzen (2005), individu dalam berperilaku berdasarkan akal sehat dan selalu mempertimbangkan dampak dari perilaku tersebut. Hal ini yang membuat seseorang berniat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tersebut. Di dalam teori planned behavior, niat seseorang untuk berperilaku tertentu disebut intention. Intention adalah suatu keputusan untuk mengerahkan usaha dalam melakukan suatu perilaku tertentu. Intention dipengaruhi oleh tiga determinan, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control.

Attitude Toward the Behavior adalah sikap favourable atau unfavourable dalam menampilkan suatu perilaku yang dihasilkan dari evaluasi positif atau negatif terhadap suatu perilaku. Attitude Toward the Behavior didasari oleh behavioral belief dan outcome evaluations yaitu keyakinan mengenai evaluasi dari konsekuensi menampilkan suatu perilaku. Jika pecandu narkoba memiliki


(47)

Universitas Kristen Maranatha

keyakinan bahwa berhenti menggunakan narkoba dan mengikuti rehabilitasi akan memberikan konsekuensi yang positif, misalnya dapat sembuh atau berkurangnya penyakit akibat penggunaan narkoba, bisa menyiapkan diri untuk bisa diterima di lingkungan baru di luar rehabilitasi, dapat memperbaiki hubungan dengan keluarga mereka yang sempat kacau, bisa fokus untuk merawat anak dan juga bisa melanjutkan kuliah mereka, maka pecandu narkoba akan memiliki sikap tertarik (favourable) untuk berhenti menggunakan narkoba. Sikap tersebut akan mempengaruhi niat (intention) pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total menjadi kuat.

Jika pecandu narkoba memiliki keyakinan terhadap evaluasi bahwa berhenti menggunakan narkoba akan memberikan konsekuensi yang negatif, misalnya dapat membuat mereka mengalami withdrawal syndrome atau sakau yang mereka rasakan sangat sakit akibat berhentinya pemakaian narkoba dan keterpaksaan untuk mengikuti rehabilitasi karena sebenarnya mereka belum ingin berhenti menggunakan narkoba. Hal ini akan membuat pecandu narkoba memiliki sikap tidak tertarik (unfavourable) terhadap usaha berhenti menggunakan narkoba secara total. Sikap tersebut akan mempengaruhi niat (intention) pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba menjadi lemah.

Belief yang dimiliki oleh setiap pecandu narkoba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah informasi mengenai dampak penyalahgunaan narkoba. Informasi apa saja yang pecandu narkoba ketahui mengenai dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan dan kehidupan pecandu narkoba akan dapat berpengaruh terhadap sikap favorable yang dimiliki


(48)

Universitas Kristen Maranatha

pecandu narkoba untuk berusaha berhenti menggunakan narkoba secara total. Informasi mengenai dampak penyalahgunaan narkoba yang berdampak buruk bagi kesehatan dan kehidupan mereka dapat menjadi dasar keyakinan (beliefs) pecandu narkoba mengenai konsekuensi perilaku berhenti menggunakan narkoba secara total.

Faktor keduanya adalah manfaat berhenti menggunakan narkoba secara total. Manfaat seperti dapat kuliah/bekerja kembali, terhindar dari penyakit HIV/AIDS atau hepatitis C, dan dapat mengurus keluarga mereka jika berhenti menggunakan narkoba secara total dapat berpengaruh terhadap sikap favorable yang dimiliki pecandu narkoba untuk berusaha berhenti menggunakan narkoba secara total.

Determinan kedua yaitu Subjective Norms adalah persepsi mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu perilaku tertentu dan kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut. Subjective Norms didasari oleh normative belief dan motivation to comply, yaitu keyakinan seseorang bahwa individu atau kelompok yang penting baginya akan menyetujui atau tidak menyetujui penampilan dari suatu perilaku dan kesediaan individu untuk mematuhi orang-orang yang signifikan tersebut. Tuntutan yang dipersepsi pecandu narkoba ini dapat berasal dari dukungan dan dorongan keluarga (orangtua istri/suami, kakak/adik), teman, konselor, dan perawat. Jika pecandu narkoba memiliki keyakinan bahwa keluarga (orangtua istri/suami, kakak/adik), teman, konselor, dan perawat mendukungnya untuk berhenti menggunakan narkoba secara total seperti kunjungan secara rutin,


(49)

Universitas Kristen Maranatha

berkomunikasi melalui telepon, memberikan perhatian dengan memasukkan mereka ke rehabilitasi, saling memotivasi antar teman pecandu narkoba, perawat yang selalu memperhatikan mereka dan dimotivasi oleh konselor yang merupakan mantan pecandu narkoba. Hal ini akan membuat pecandu narkoba memiliki persepsi bahwa keluarga (orangtua istri/suami, kakak/adik), teman, konselor, dan perawat menuntut mereka untuk berhenti menggunakan narkoba secara total dan adanya kesediaan pecandu narkoba untuk mematuhi orang-orang tersebut. Persepsi tersebut akan mempengaruhi niat (intention) pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba menjadi kuat. Jika pecandu narkoba mempersepsi bahwa keluarga (orangtua istri/suami, kakak/adik), teman, konselor, dan perawat kurang menuntutnya dan mendukungnya untuk berhenti menggunakan narkoba dan pecandu narkoba bersedia untuk mematuhi orang-orang tersebut, maka persepsi tersebut akan mempengaruhi niat (intention) pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba menjadi lemah.

Determinan ketiga yaitu Perceived Behavioral Control adalah persepsi individu mengenai kemampuan mereka untuk menampilkan suatu perilaku. Perceived behavioral control didasari oleh control belief dan power of control factors, yaitu keyakinan mengenai ada atau tidak adanya faktor-faktor yang mendukung atau menghambat dalam menampilkan suatu perilaku. Jika pecandu

narkoba memiliki keyakinan bahwa terdapat faktor-faktor yang

mendukung/mempermudah pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total seperti lingkungan yang bebas narkoba dan juga pengalaman mereka yang dapat menjauh dari teman yang masih menggunakan narkoba, maka


(50)

Universitas Kristen Maranatha

mereka akan memiliki persepsi bahwa berhenti menggunakan narkoba akan dapat mereka lakukan. Persepsi ini akan mempengaruhi niat (intention) pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total menjadi kuat. Sebaliknya, jika pecandu narkoba memiliki keyakinan bahwa faktor-faktor yang mempersulit seperti lingkungan pecandu narkoba, sugesti untuk menggunakan narkoba lagi, suasana hati yang buruk ketika mengalami masalah, dan ajakan teman lama pecandu narkoba, maka mereka akan memiliki persepsi bahwa berhenti menggunakan narkoba adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Persepsi ini akan mempengaruhi niat (intention) pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total menjadi lemah.

Ketiga determinan akan mempengaruhi kuat atau lemahnya intention seseorang dalam menampilkan suatu perilaku. Pengaruh ketiga determinan tersebut terhadap intention dapat berbeda-beda satu sama lain. Ketiga determinan tersebut dapat sama-sama kuat mempengaruhi intention, atau dapat salah satu saja yang kuat dalam mempengaruhi intention, tergantung kepada deteminan apa yang dianggap paling penting dalam mempengaruhi intention. Misalkan individu pecandu narkoba memiliki subjective norms yang positif dan determinan tersebut memiliki pengaruh yang paling kuat, maka intention pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total akan kuat walaupun dua determinan yang lainnya negatif karena subjective norms merupakan determinan paling penting mempengaruhi niat pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba. Sebaliknya, apabila subjective norms yang dimiliki oleh pecandu narkoba negatif dan kedua determinan lainnya positif, maka intention pecandu


(51)

Universitas Kristen Maranatha

narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total akan lemah. Hal ini dikarenakan bahwa subjective norms memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap intention.

Attitude toward the behaviour, subjective norms dan perceived behavioral control juga saling berhubungan satu sama lain. Apabila ketiga determinan tersebut memiliki hubungan yang erat, maka pecandu narkoba dewasa awal yang

menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit ”X” Bogor yang memiliki sikap tertarik

untuk berhenti menggunakan narkoba secara total. Karena dengan berhenti menggunakan narkoba akan mengurangi dan menyembuhkan penyakit akibat penggunaan narkoba, bisa menyiapkan diri untuk bisa diterima di lingkungan baru di luar rehabilitasi, dapat memperbaiki hubungan dengan keluarga mereka yang sempat kacau, bisa fokus untuk merawat anak dan juga bisa melanjutkan kuliah mereka. Serta memiliki persepsi bahwa dirinya mampu untuk berhenti menggunakan narkoba, terdapat lingkungan yang mendukung untuk berhenti menggunakan narkoba, dan sesuai dengan tuntutan dari orang-orang yang signifikan bagi dirinya seperti keluarga (orangtua istri/suami, kakak/adik), teman, konselor, dan perawat. Hal ini akan mempengaruhi sikap pecandu narkoba dewasa awal yang menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit ”X” Bogor menjadi semakin tertarik untuk berhenti menggunakan narkoba secara total.

Apabila pecandu narkoba dewasa awal yang menjalani rehabilitasi di

Rumah Sakit ”X” Bogor memiliki sikap kurang tertarik untuk berhenti

menggunakan narkoba secara total karena keterpaksaan mengikuti rehabilitasi dan merasa rehabilitasi tidak akan bisa membuat mereka berhenti menggunakan


(52)

Universitas Kristen Maranatha

narkoba. Serta memiliki persepsi bahwa dirinya sulit dan kurang mampu untuk berhenti menggunakan narkoba, tidak bisa menolak ajakan teman pecandu narkoba terdahulu, sugesti untuk menggunakan narkoba lagi ketika mengalami masalah, dan orang-orang signifikan bagi dirinya tidak menuntut dan mendukung pecandu narkoba untuk untuk berhenti menggunakan narkoba secara total. Hal ini akan mempengaruhi sikap pecandu narkoba dewasa awal yang menjalani

rehabilitasi di Rumah Sakit ”X” Bogor menjadi semakin tidak tertarik untuk

berhenti menggunakan narkoba secara total.

Interaksi ketiga determinan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi kuat atau lemahnya intention pecandu narkoba dewasa awal untuk berhenti menggunakan narkoba secara total di Rumah Sakit “X” Bogor. Skema kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut


(53)

Universitas Kristen Maranatha

1.5. Skema Kerangka Pikir Control Beleifs Normative Beliefs Behavioural beleifs Perceived behavioural control Subjective Norms Attitude toward the behaviour Intention Perilaku tidak menggunakan narkoba lagi atau sama sekali tidak menyentuh narkoba

lagi Faktor-faktor yang mempengaruhi:

- Informasi mengenai dampak penyalahgunaan narkoba

- Manfaat berhenti berhenti menggunakan narkoba. - Dukungan sosial

- Suasana hati - Lingkungan

Pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit “X” Bogor


(54)

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi

Dari kerangka pemikiran di atas, peneliti mempunyai asumsi, yaitu:

 Pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di Rumah sakit “X” Bogor

memiliki derajat intention dengan kekuatan yang berbeda-beda untuk berhenti menggunakan narkoba secara total.

Intention pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total dipengaruhi oleh attitude toward the behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control.

 Determinan-determinan pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di

Rumah sakit “X” Bogor untuk berhenti menggunakan narkoba secara total

memiliki kekuatan yang berbeda-beda.

Kekuatan dari ketiga determinan intention dipengaruhi oleh informasi

mengenai dampak penyalahgunaan narkoba, manfaat berhenti

menggunakan narkoba secara total, dukungan sosial, suasana hati dan lingkungan.

1.7. Hipotesis

Hipotesis Utama :

Terdapat pengaruh signifikan determinan-determinan terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba yang

sedang menjalani rehabilitasi di rumah sakit “X” Bogor.


(55)

Universitas Kristen Maranatha

Hipotesis 1

Terdapat pengaruh signifikan attitude toward the behavior terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di rumah sakit “X” Bogor.

Hipotesis 2

Terdapat pengaruh signifikan subjective norms terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba yang sedang

menjalani rehabilitasi di rumah sakit “X” Bogor.

Hipotesis 3

Terdapat pengaruh signifikan perceived behavioral control terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba yang


(56)

80 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada 30 orang pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit “X” Bogor, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Ketiga determinan, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control secara bersama-sama mempengaruhi intention pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit “X” Bogor.

2. Determinan yang memberikan kontribusi paling besar dan signifikan terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba adalah attitude toward the behavior. Karena banyaknya informasi yang diperoleh dan banyaknya manfaat yang sudah dirasakan pecandu narkoba membuat mereka semakin memiliki sikap favorable untuk berhenti menggunakan narkoba secara total.

3. Determinan subjective norms memberikan kontribusi terbesar kedua

terhadap intention, namun tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari determinan subjective norms terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba.

4. Perceived behavioral control memberikan kontribusi negatif dan juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intention pecandu


(57)

Universitas Kristen Maranatha

narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total. Kontribusi negatif berarti, semakin perceived behavioral control pecandu narkoba bernilai positif, maka intention pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total semakin lemah begitu juga sebaliknya.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Bagi peneliti lain yang ingin meniliti Planned Behavior dalam bidang Psikologi Sosial dapat melakukan penelitian ini lebih lanjut yaitu meneliti elemen TACT secara lebih mendalam dan spesifik.

2. Bagi setiap pecandu narkoba yang memiliki intention yang lemah, disarankan untuk lebih banyak menggali informasi-informasi mengenai dampak-dampak dari penggunaan narkoba dan manfaat mengenai berhenti menggunakan narkoba secara total dengan cara lebih fokus dan tekun mengikuti pembinaan yang diberikan oleh tempat rehabilitasi.

3. Bagi tempat rehabilitasi yang ada di Rumah Sakit “X” Bogor tersebut disarankan untuk melakukan pendekatan lebih kepada pecandu narkoba untuk dapat memberikan banyak informasi mengenai dampak narkoba dan manfaat berhenti menggunakan narkoba secara total.


(58)

Universitas Kristen Maranatha

4. Bagi keluarga pecandu narkoba disarankan untuk memberikan

dukungan dan penerimaan kepada pecandu narkoba sehingga pecandu narkoba bisa meningkat kemauan dirinya untuk berhenti menggunakan narkoba maka niat pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total menjadi kuat.


(59)

83 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior. England: Open University Press, McGraw-Hill Education.

Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations.

Ajzen, Icek. 1991. Organizational of Behavior and Human Decision Processes. University of Massachusetts at Amherst.

American, Psychiatric Association. 2000. DSM-IV-TR™. Washington DC : American, Psychiatric Association

Bamberg, Sebastian., Ajzen, Icek., Schimdt, Peter. 2003. Choice of Travel Mode in the Theory of Planned Behavior: The Roles of Past Behavior, Habit, and Reasoned Action. Journal of Basic and Applied Social Psychology, 25. 175-187. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Fauman, Michael A. 2002. Study Guide to DSM IV-TR. American Psychiatric Publishing Inc.

Francis, Jillian J., Eccles, Martin P. 2004. Constructing Questionnaires Based On The Theory of Planned Behaviour. A Manual for Health Services Researchers. United Kongdom :Centre for Health Services Research, University of Newcastle.

Furlong, Nancy E., Lovelace, Eugene A., Lovelace, Kristin L. 2000. Research Methods and Statistics. Florida : Harcourt College Publishers.

Guilford, J. P. 1956. Fundanmental Statistics in Psychology and Education. (3rd Ed.). Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Nolen, Susan., Hoeksema. 2007. Abnormal Psychology 4th Edition. New York : McGraw-Hill Companies, Inc

Santrock, John. W., 2002. Life Span Development. Edisi Ketujuh. Jakarta Penerbit Erlangga.

Singarimbun, Masri., Eefendi Sofian. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : PT Midas Surya Grafindo.


(60)

84 Universitas Kristen Maranatha Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Edisi keenam. Bandung : Penerbit Tarsito.

2007. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.


(61)

85 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Profil Instalasi Pemulihan Ketergantungan NAPZA Kapanlagi.com, Rabu, 27 Juni 2007

http://bisnispolitik.wordpress.com/2008/03/25 http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba

http://farhanzen.wordpress.com/2007/12/13/narkoba-dan-disfungsi-seksual-2/ http://rumahrizal.multiply.com


(1)

80 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada 30 orang pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit “X” Bogor, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Ketiga determinan, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control secara bersama-sama mempengaruhi intention pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit “X” Bogor.

2. Determinan yang memberikan kontribusi paling besar dan signifikan terhadap

intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu

narkoba adalah attitude toward the behavior. Karena banyaknya informasi yang diperoleh dan banyaknya manfaat yang sudah dirasakan pecandu narkoba membuat mereka semakin memiliki sikap favorable untuk berhenti menggunakan narkoba secara total.

3. Determinan subjective norms memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap intention, namun tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari determinan subjective norms terhadap intention untuk berhenti menggunakan narkoba secara total pada pecandu narkoba.

4. Perceived behavioral control memberikan kontribusi negatif dan juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intention pecandu


(2)

81

Universitas Kristen Maranatha narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total. Kontribusi negatif berarti, semakin perceived behavioral control pecandu narkoba bernilai positif, maka intention pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total semakin lemah begitu juga sebaliknya.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Bagi peneliti lain yang ingin meniliti Planned Behavior dalam bidang Psikologi Sosial dapat melakukan penelitian ini lebih lanjut yaitu meneliti elemen TACT secara lebih mendalam dan spesifik.

2. Bagi setiap pecandu narkoba yang memiliki intention yang lemah, disarankan untuk lebih banyak menggali informasi-informasi mengenai dampak-dampak dari penggunaan narkoba dan manfaat mengenai berhenti menggunakan narkoba secara total dengan cara lebih fokus dan tekun mengikuti pembinaan yang diberikan oleh tempat rehabilitasi.

3. Bagi tempat rehabilitasi yang ada di Rumah Sakit “X” Bogor tersebut disarankan untuk melakukan pendekatan lebih kepada pecandu narkoba untuk dapat memberikan banyak informasi mengenai dampak narkoba dan manfaat berhenti menggunakan narkoba secara total.


(3)

82

Universitas Kristen Maranatha 4. Bagi keluarga pecandu narkoba disarankan untuk memberikan

dukungan dan penerimaan kepada pecandu narkoba sehingga pecandu narkoba bisa meningkat kemauan dirinya untuk berhenti menggunakan narkoba maka niat pecandu narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba secara total menjadi kuat.


(4)

83 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior. England: Open University Press, McGraw-Hill Education.

Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations.

Ajzen, Icek. 1991. Organizational of Behavior and Human Decision Processes. University of Massachusetts at Amherst.

American, Psychiatric Association. 2000. DSM-IV-TR™. Washington DC : American, Psychiatric Association

Bamberg, Sebastian., Ajzen, Icek., Schimdt, Peter. 2003. Choice of Travel Mode in the Theory of Planned Behavior: The Roles of Past Behavior, Habit, and Reasoned Action. Journal of Basic and Applied Social

Psychology, 25. 175-187. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Fauman, Michael A. 2002. Study Guide to DSM IV-TR. American Psychiatric Publishing Inc.

Francis, Jillian J., Eccles, Martin P. 2004. Constructing Questionnaires Based On The Theory of Planned Behaviour. A Manual for Health Services Researchers. United Kongdom :Centre for Health Services Research,

University of Newcastle.

Furlong, Nancy E., Lovelace, Eugene A., Lovelace, Kristin L. 2000. Research Methods and Statistics. Florida : Harcourt College Publishers.

Guilford, J. P. 1956. Fundanmental Statistics in Psychology and Education. (3rd Ed.). Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Nolen, Susan., Hoeksema. 2007. Abnormal Psychology 4th Edition. New York :

McGraw-Hill Companies, Inc

Santrock, John. W., 2002. Life Span Development. Edisi Ketujuh. Jakarta Penerbit Erlangga.

Singarimbun, Masri., Eefendi Sofian. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : PT Midas Surya Grafindo.


(5)

84 Universitas Kristen Maranatha Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Edisi keenam. Bandung : Penerbit Tarsito.

2007. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.


(6)

85 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Profil Instalasi Pemulihan Ketergantungan NAPZA Kapanlagi.com, Rabu, 27 Juni 2007

http://bisnispolitik.wordpress.com/2008/03/25 http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba

http://farhanzen.wordpress.com/2007/12/13/narkoba-dan-disfungsi-seksual-2/ http://rumahrizal.multiply.com


Dokumen yang terkait

Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Proses Rehabilitasi Pecandu Narkoba di Madani Mental Health Care

1 8 109

Kontribusi Determinan-Determinan Intention terhadap Intention Menjalani Perilaku Hidup Sehat pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "X".

0 0 13

Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention Untuk Melakukan Premarital Check Up pada Pasangan Dewasa Awal Yang Sedang Mempersiapkan Pernikahan di Bandung.

1 2 30

Kontribusi Determinan-Determinan Intention terhadap Derajat Intention untuk Menjalani Proses Penyembuhan pada Penderita Pasca Stroke di Klinik Akupunktur "X" Bandung.

0 0 33

Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention Untuk Menaati Diet Kalori pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II (Penelitian Terhadap Pasien di Rumah Sakit "X" Bandung).

0 1 38

Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention Untuk Mengurangi Bermain Game Online Pada Remaja Pecandu Game Online di Kota Bandung Utara.

0 0 41

Studi Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention Untuk Berhenti Merokok Pada Pelajar SMA "X" di Kota Bandung Yang Merokok.

0 0 47

Studi Kontribusi Mengenai Determinan-Determinan Terhadap Intention Untuk Berhenti Mengkonsumsi Narkoba Pada Pasien Panti Rehabilitasi di Bandung (Ditinjau Berdasarkan Teori Plan Behavior).

0 0 50

Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Sedang Menjalankan Program Diet di Klinik "X" Bandung.

0 0 61

Proses Pengambilan Keputusan Untuk Berhenti Menggunakan Narkoba Pada Mantan Pecandu Narkoba Di Wilayah Denpasar.

6 21 32