Studi Kontribusi Mengenai Determinan-Determinan Terhadap Intention Untuk Berhenti Mengkonsumsi Narkoba Pada Pasien Panti Rehabilitasi di Bandung (Ditinjau Berdasarkan Teori Plan Behavior).
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi setiap determinan terhadap intention untuk berhenti mengkonsumsi narkoba pada pasien panti rehabilitasi. Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah pasien panti rehabilitasi narkoba di Bandung. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 peserta.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori planned behavior dan alat ukur yang digunakan adalah modifikasi kuesioner intention dan determinan-determinannya yang disusun oleh Icek Ajzen (2005) dan telah diadaptasi oleh peneliti. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Pearson dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach diperoleh 16 item yang diterima, dengan validitas berkisar antara 0,043 - 0,899 dan reliabilitas sebesar 0,6763.
Hasil penelitian diolah dengan teknik analisis regresi. Hasil ini memperlihatkan bahwa determinan attitude toward the behavior memberikan kontribusi paling tinggi terhadap intention dalam usaha berhenti mengkonsumsi narkoba (rs=0,420), determinan perceived behavioral control berkontribusi moderat terhadap intention dalam usaha berhenti mengkonsumsi narkoba (rs=0,371), determinan subjective norms tidak memiliki kontribusi secara pasti terhadap intention dalam usaha berhenti mengkonsumsi narkoba (rs=-0,048), serta korelasi antara determinan attitude toward the behavior dan determinan perceived behavioral control merupakan korelasi terbesar antara determinan-determinan pada intention (rs=0,277).
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan saran bagi peneliti-peneliti lain yang berminat untuk melakukan peneliti-penelitian lanjutan agar dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai gambaran pengaruh actual control behavior terhadap intention serta mengenai intention terhadap behavior. Dan untuk pasien rehabilitasi disarankan agar meningkatkan penghayatan diri mengenai nilai-nilai positif terhadap sikap berhenti mengkonsumsi narkoba, juga untuk lebih meyakini mengenai kemampuan yang dimilikinya dalam menjalani upaya untuk berhenti mengkonsumsi.
(2)
DAFTAR ISI
Lembar Judul ...i
Lembar Pengesahan ...ii
Abstrak ...iii
Kata Pengantar ...iv
Daftar Isi ...vii
Daftar Lampiran ...x
Dafar Skema ...xi
Daftar Tabel ...xii
Bab I. Pendahuluan ...1
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...5
1.3 Maksud dan Tujuan ...5
1.3.1 Maksud Penelitian ...5
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaan Penelitian... 6
1.4.1 Kegunaan Ilmiah ... 6
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 6
1.5 Kerangka Pemikiran ... 7
1.6 Asumsi Penelitian ... 12
Bab II. Tinjauan Pustaka ... 13
(3)
2.1.1 Pengertian Planned Behavior ... 13
2.1.2 Intention ... 14
2.1.3 Attitude toward behavior ... 15
2.1.4 Subjective Norms ... 16
2.1.5 Percived behavioral control ... 17
2.1.6 Pengaruh determinan terhadap Intention ... 18
2.1.7 Hubungan antar determinan-determinan Intention ... 19
2.1.8 Ketidaksesuaian antara Intention dengan perilaku ... 20
2.1.9 Target, action, context, and time ... 22
2.1.10 Control factors ... 23
2.2 Pengertian Dewasa Awal ... 24
2.3 Pengertian Obat-obatan Psikotropika Dan Narkotika ... 25
Bab III. Metode Penelitian ... 26
3.1 Rancangan Penelitian ... 26
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 27
3.2.1 Variabel Penelitian ... 27
3.2.2 Definisi Operasional ... 27
3.3 Alat Ukur ... 28
3.3.1 Alat Ukur Planned Behavior ... 28
3.3.2 Sistem Penilaian ... 29
3.3.3 Kuesioner Data Pribadi dan Data Penunjang ... 30
3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 31
(4)
3.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 32
3.5 Populasi Sasaran dan Sampel Penelitian ... 33
3.5.1 Populasi Sasaran Penelitian ... 33
3.5.2 Karakteristik Sampel ... 33
3.5.3 Teknik Sampling ... 34
3.5.4 Teknik Analisis Data ... 34
3.5.5 Hipotesi Statistik ... 35
3.5.6 Uji Signifikansi Model Regresi ... 36
Bab IV. Hasil dan Pembahasan ... 38
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 38
4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38
4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 39
4.2 Gambaran Hasil Penelitian ... 39
4.2.1 Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention ... 39
4.2.2 Korelasi Antar Determinan-determinan Dalam Intention ... 40
4.2.3 Intention dan Determinan Intention ... 41
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 44
Bab V. Kesimpulan dan Saran ... 52
5.1 Kesimpulan ... 52
5.2 Saran ... 53
Daftar Pustaka ... 55
Daftar Rujukan ... 56
(5)
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner plan behavior ...57
Kuesioner data penunjang ...64
Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...67
Karakteristik Responden ...69
Hasil Data Mentah ...71
Skor Hasil Data Mentah ...72
Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention ...73
Korelasi Antar Determinan-determinan Intention ...74
Gambaran Hasil Penelitian Intention ...75
Crosstabulation Intention Dengan Data Penunjang ...76
Crosstabulation ATB Dengan Data Penunjang ...77
Crosstabulation PBC Dengan Data Penunjang ...79
Crosstabulation SN Dengan Data Penunjang ...81
(6)
DAFTAR SKEMA
1.5 Skema kerangka pikir ...11 3.1 Skema desain penelitian ...26 4.2 Skema Nilai Kontribusi dan Korelasi Intention dan Determinannya ...41
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 alat ukur data primer ...29
Tabel 4.1 Gambaran Jenis Kelamin ...38
Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Pendidikan Terakhir Yang Pernah Ditempuh……39
Tabel 4.3 Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention ...39
Tabel 4.4 Korelasi Antara Determinan-determinan Dalam Intention ...40
Tabel 4.5 Gambaran Hasil Penelitian Intention ...41
Tabel 4.6 Gambaran Hasil Penelitian Determinan ATB Dalam Intention ...42
Tabel 4.7 Gambaran Hasil Penelitian Determinan SN Dalam Intention ...42
Tabel 4.8 Gambaran Hasil Penelitian Determinan PBC Dalam Intention ...42
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara ATB Dengan Intention ...43
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara SN Dengan Intention ...43
(8)
Lampiran 1. Alat Ukur Planned Behavior
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Skripsi, peneliti
menyusun penelitian yang berjudul ”Studi Kontribusi Mengenai Intention dan
Deteminan-determinan Untuk Berhenti Mengkonsumsi Narkoba Pada Pasien Panti Rehabilitasi di Bandung”. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti memohon kesediaan saudara untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Data yang akan diperoleh nantinya akan dipergunakan untuk penelitian ini.
Saudara diharapkan untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya dan bukan berdasarkan norma-norma yang berlaku secara umum sesuai dengan diri saudara. Identitas dan kerahasiaan jawaban saudara akan dijaga.
Atas kesediaan dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(9)
KUESIONER PLANNED BEHAVIOR IDENTITAS
Nama (inisial) :
Usia :
Jenis Kelamin :
Tingkat Pendidikan Terakhir :
PETUNJUK PENGISIAN
Pada halaman berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan yang diakhiri dengan 2 kata yang berlawanan. Diantara 2 kata yang berlawanan tersebut terdapat 7 kemungkinan jawaban. Kemungkinan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1 = sangat : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut sangat sesuai
dengan diri Saudara
2 = cukup : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut cukup sesuai dengan diri saudara
3 = agak : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut agak / sedikit sesuai dengan diri saudara
4 = netral : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri dan kanan tidak sesuai dengan diri saudara
5 = agak : jika Saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut agak / sedikit sesuai dengan diri saudara
(10)
6 = cukup : jika Saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut cukup sesuai dengan diri saudara
7 = sangat : jika Saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut sangat sesuai dengan diri Saudara
Perhatikan setiap pertanyaan dengan teliti dan lingkari angka yang sesuai dengan diri Saudara.
Contoh :
Cuaca di kota Bandung adalah
baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk
Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bandung sangat baik, maka lingkarilah angka 1 seperti ini :
Cuaca di kota Bandung adalah
baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk
Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bandung cukup buruk, maka lingkarilah angka 6 seperti ini :
baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk
Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bandung agak baik, maka lingkarilah angka 3 seperti ini :
baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk
Jika Saudara berpikir bahwa cuaca di kota Bandung tidak baik dan tidak buruk, maka lingkarilah angka 4 seperti ini :
(11)
baik : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: buruk
Dalam menentukan pilihan jawaban, pastikan Saudara mengisi semua nomer dan tidak melingkari lebih dari 1 pilihan jawaban.
(12)
Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan cara melingkari angka yang menurut Saudara paling menggambarkan diri Saudara. Beberapa pertanyaan tampak mirip, tapi pertanyaan-pertanyaan tersebut ditujukan pada topik-topik yang berbeda. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.
[Pengukuran langsung terhadap Perceived Behavioral Control, Subjective Norms, Attitudes dan Intention]
(Perceived Behavioral Control)
1. Bagi saya berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang: Sangat : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: Sangat
mudah sulit
2. Berhenti mengonsumsi narkoba sepenuhnya tergantung kehendak saya: Sangat : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: Sangat
setuju tidak setuju
3. Saya yakin, saya dapat berhenti mengonsumsi narkoba: Benar: __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:Salah 4. Bagi saya, berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang:
Sangat : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:Sangat
(13)
( Subjective Norms)
5. Orang-orang yang terdekat dalam hidup saya berpikir bahwa saya: Harus : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:Tidak Harus berhenti mengonsumsi narkoba
6. Kebanyakan orang-orang yang penting bagi diri saya berhenti mengonsumsi narkoba:
Benar : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: Salah 7. Saya diharapkan untuk berhenti mengonsumsi narkoba:
Benar : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: Salah
8. Orang-orang yang penting bagi diri saya, akan menyetujui saya untuk berhenti mengonsumsi narkoba:
Sangat: __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:Sangat
setuju tidak setuju
(Attitude Toward The Behavior)
9. Bagi saya berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang: Sangat : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:Sangat
baik buruk
10. Bagi saya berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang: Sangat : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: Sangat
(14)
11. Bagi saya, berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang: Sangat : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:Sangat tidak menyenangkan menyenangkan 12. Bagi saya, berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang:
Sangat : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:Sangat menarik membosankan ( Intention)
13. Saya berencana untuk berhenti mengonsumsi narkoba:
Sangat: __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:Sangat tidak sesuai sesuai 14. Saya akan mencoba untuk berhenti mengonsumsi narkoba:
Akan: __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__: Tidak akan mencoba mencoba 15. Saya akan berusaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba:
Sangat: __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:Sangat
setuju tidak setuju
16. Saya berniat untuk berhenti mengonsumsi narkoba:
Sangat: __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__:__7__:Sangat
(15)
Lampiran 2. Data Penunjang
Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan di bawah ini kemudian jawablah pertanyaan tersebut dengan cara memberi tanda silang pada pilihan jawaban yang menurut Saudara paling menggambarkan diri Saudara. Pada beberapa pertanyaan saudara diminta untuk menuliskan jawaban saudara pada tempat yang telah tersedia. Isilah pertanyaan tersebut dengan lengkap dan jelas.
1. Selama ini, saya telah berhenti mengonsumsi narkoba sekitar ... minggu/bulan/tahun (coret yang tidak diperlukan)
2. Apakah saudara pernah mencoba untuk berhenti ataupun mengikuti program rehabilitasi sebelumnya?
a. Pernah
b. Belum pernah
3. Bila pernah, berapa kali? a. Satu kali
b. Dua kali
c. Lebih dari dua kali, sebutkan: ... kali
Alasan berhenti : ... ...
4. Hal apa yang menyebabkan saudara mengonsumsinya kembali? ... ...
(16)
5. Diantara ini adalah orang-orang tertentu yang mempengaruhi saudara dalam upaya berhenti mengonsumsi narkoba (jawaban boleh lebih dari satu):
a. Orang tua b. Teman dekat c. Pacar
d. Lingkungan rehabilitasi; sebutkan: ... e. Lainnya; sebutkan: ...
6. Pengaruh seperti apakah yang orang-orang tersebut berikan terhadap saudara? ...
...
7. Menurut saudara, apakah pengaruh tersebut mendukung suasana hati saudara dalam upaya mengikuti program rehabilitasi dan berhenti mengonsumsi narkoba?
a. Ya; karena: ... b. Tidak; karena: ...
8. Berapa pengeluaran rata-rata yang saudara habiskan untuk mengonsumsi narkoba setiap bulannya?
a. Kurang dari Rp.500.000,- b. Rp.500.000,- s/d Rp.1000.000,- c. Diatas Rp.1.000.000,-
(17)
9. Berapakah pendapatan rata-rata saudara setiap bulannya? a. Kurang dari Rp.500.000,-
b. Rp.500.000,- s/d Rp.1000.000,- c. Diatas Rp.1.000.000,-
10. Darimanakah biaya tersebut saudara peroleh? a. Orang tua
b. Bekerja; sebagai: ... c. Lain-lain; sebutkan: ... 11. Berdasar pengetahuan saudara, dampak apa sajakah yang sekiranya akan
saudara terima bila saudara masih mengonsumsi narkoba?
a. Ekonomi; seperti ……….
b. Sosial; seperti ………..
(18)
Lampiran 3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
A. Validitas Intention
No Item Koefisien Keterangan
13 0,899 Diterima
14 0,866 Diterima
15 0,884 Diterima
16 0,777 Diterima
B. Validitas Attitude toward the behavior No Item Koefisien Keterangan
9 0,043 Ditolak
10 0,710 Diterima
11 0,883 Diterima
12 0,715 Diterima
C. Validitas Subjective Norms
No Item Koefisien Keterangan
5 0,626 Diterima
6 0,740 Diterima
7 0,719 Diterima
(19)
D. Validitas Perceived Behavioral Control No Item Koefisien Keterangan
1 0,413 Diterima
2 0,549 Diterima
3 0,690 Diterima
4 0,526 Diterima
E. Reliabilitas Alpha Cronbach = 0, 6763
(20)
Lampiran 4. Karakteristik Responden No.
Subjek Usia Kelamin Pendapatan Pengeluaran
Asal Pendapatan Pendidikan Terakhir Pengalaman Rehabilitasi Lama Berhenti Dampak Yang Diketahui Pengaruh Sign. Person Sign. Person 1
24 L 500.000 -
1.000.000 > 1.000.000 Lain-lain
SMU Pernah, 6 x 11
bulan
Ekonomi,
Sosial Ya
Ortu, Rehab 2
27 L
< 500.000 > 1.000.000 Ortu
SMU Pernah, 5 x 12
bulan Lain-lain Ya Ortu
3
32 L
> 1.000.000 > 1.000.000
Ortu & Kerja
D1 Pernah, - x 48
bulan
Ekonomi,
Sosial Ya
Ortu, Rehab
4
33 L
> 1.000.000 > 1.000.000 Lain-lain
SMU Pernah, 4 x 67
bulan
Ekonomi,
Sosial Ya
Ortu, Pacar, Rehab, Lainnya 5
20 P
- > 1.000.000 Ortu
SMU Pernah, 3 x 8,5
bulan Lain-lain Ya
Ortu, Pacar
6
31 L
> 1.000.000 > 1.000.000
Ortu & Lain-lain
SMU Pernah, 5 x 10
bulan
Ekonomi, Sosial,
Lain-lain Ya Ortu
7
30 L
< 500.000 > 1.000.000 Ortu
D1 Pernah, 1 x 48
bulan
Ekonomi,
Sosial Tidak Ortu
8 30 P - - - SMU - - - Ya -
9
26 P
500.000 -
1.000.000 > 1.000.000
Ortu & Kerja
SMU Pernah, 2 x 15
bulan Ekonomi,
Sosial Ya
Ortu, Sobat, Pacar
10
29 L
> 1.000.000 > 1.000.000 Lain-lain
SMU Pernah, 2 x 44
bulan
Ekonomi, Sosial,
Lain-lain Ya
Ortu, Pacar, Rehab 11
27 L 500.000 -
1.000.000
500.000 -
1.000.000 Ortu
SMP Pernah, 4 x 12
bulan
Ekonomi,
Sosial Ya Ortu
12
30 L
< 500.000 > 1.000.000
Ortu & Lain-lain
SMU Pernah, 2 x 96
bulan
Sosial Ya
Ortu, Sobat, Rehab
13
31 L
500.000 -
1.000.000 > 1.000.000
Ortu & Kerja
D3 Belum
Pernah
41 bulan
Ekonomi, Sosial,
Lain-lain Ya
Ortu, Pacar, Rehab
(21)
14
19 L 500.000 -
1.000.000 < 500.000 Ortu
SMP Belum
Pernah
1 bulan
Sosial Ya
Ortu, Sobat 15
23 L 500.000 -
1.000.000
500.000 -
1.000.000 Ortu
S1 Pernah, 1 x 12
bulan Sosial Ya
Ortu, Sobat
16
24 L
500.000 -
1.000.000 < 500.000 Ortu
SMU Belum
Pernah
36
bulan Ekonomi,
Sosial Ya
Ortu, Sobat, Pacar
17
26 L
> 1.000.000
500.000 -
1.000.000 Kerja
SMU Pernah, 1 x 4 bulan Ekonomi,
Sosial,
Lain-lain Ya
Ortu, Sobat, Pacar
18
28 L
> 1.000.000
500.000 - 1.000.000
Ortu, Kerja & Lain-lain
S1 Pernah, 3 x 36
bulan
Ekonomi, Sosial,
Lain-lain Tidak Lainnya
19
23 L
500.000 -
1.000.000 > 1.000.000 Ortu
SMP Belum
Pernah
4 bulan
Ekonomi,
Sosial Ya
Ortu, Sobat, Rehab
20
34 L
> 1.000.000 < 500.000 Kerja
S1 Belum
Pernah
11 bulan
Ekonomi, Sosial,
Lain-lain Ya
Pacar, Rehab
(22)
Lampiran 5. Hasil Data Mentah
NO ATB9 ATB10 ATB11 ATB12 PBC1 PBC2 PBC3 PBC4 SN5 SN6 SN7 SN8 INT13 INT14 INT15 INT16
1 7 7 7 6 1 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
2 7 7 7 7 1 7 3 5 6 7 7 6 7 7 7 7
3 6 7 7 7 3 3 3 6 6 6 6 6 7 7 7 7
4 7 6 5 6 4 5 5 6 7 4 6 4 5 7 7 7
5 7 7 3 3 3 6 4 3 7 4 7 7 6 7 6 6
6 7 7 7 7 1 1 7 7 7 4 7 4 4 7 7 7
7 7 7 7 7 1 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
8 6 6 5 5 7 6 6 6 7 6 5 5 6 7 7 7
9 7 7 7 7 4 7 6 7 7 4 7 7 7 7 7 7
10 7 7 7 2 1 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7
11 7 7 7 7 1 7 5 5 7 5 7 7 7 7 7 7
12 7 7 7 1 1 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
13 7 6 3 4 2 2 5 6 7 7 7 6 3 5 5 6
14 7 3 2 4 3 7 3 3 7 1 7 7 5 7 7 7
15 7 4 4 7 5 7 4 5 7 7 6 7 5 7 7 7
16 7 7 7 7 4 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7
17 7 7 7 7 1 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7
18 7 7 7 7 4 4 7 6 4 4 4 5 7 7 7 7
19 7 7 7 6 4 7 7 6 7 7 7 7 7 7 7 7
(23)
Lampiran 6. Skor Hasil Data Mentah Skor Jawaban Data Primer Responden
Responden ATB PBC SN Intention
1 27 22 28 28
2 28 16 26 28
3 27 15 24 28
4 24 20 21 26
5 20 16 25 25
6 28 16 22 25
7 28 22 28 28
8 22 25 23 27
9 28 24 25 28
10 23 20 28 28
11 28 18 26 28
12 22 22 28 28
13 20 15 27 19
14 16 16 22 26
15 22 21 27 26
16 28 25 28 27
17 28 20 28 28
18 28 21 17 28
19 27 24 28 28
(24)
Lampiran 7. Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention
Model Standardized Coefficients
Jumlah ATB 0,420
Jumlah SN -0,048
(25)
Lampiran 8. Korelasi Antar Determinan-determinan Intention 8.1 Korelasi Antar Determinan ATB – PBC
ATB - PBC 0,277
8.2 Korelasi Antar Determinan SN – PBC
SN - PBC 0,240
8.3 Korelasi Antar Determinan ATB - SN
(26)
Lampiran 9. Gambaran Hasil Penelitian Intention
Intention
Frekuensi
∑ %
Kuat 12 60%
Lemah 8 40%
(27)
Lampiran 10. Crosstabulation Intention dengan Data Penunjang Tabel 10.1 Crosstabs Intention dan Usia Pasien Panti Rehabilitasi
Intention
Usia
Total
<20 20-30 >30
Lemah 1
(12,5%) 4 (50%) 3 (37,5%) 8 (100%)
Kuat - 10
(83,3%)
2 (16,7%)
12 (100%)
Total 1
(5%) 14 (70%) 5 (25%) 58 (100%)
Tabel 10.2 Crosstabs Intention dan Jenis Kelamin
Intention
Jenis Kelamin
Total
Pria Wanita
Lemah 6
(75%)
2 (25%)
8 (100%)
Kuat 11
(91,7%)
1 (8,3%)
12 (100%)
Total 17
(85%)
3 (15%)
20 (100%)
(28)
Lampiran 11. Crosstabulation Attitude Toward The Behavior dengan Data Penunjang
Tabel 11.1 Crosstabs Attitude Toward The Behavior dan Tingkat Pendidikan Terakhir
ATB
Tingkat Pendidikan Terakhir
Total
SMP SMU D1-D3 S1
Negatif 1
(11,1%) 5 (55,6%) 1 (11,1%) 2 (22,2%) 9 (100%)
Postif 2
(18,2%) 6 (54,5%) 2 (18,2%) 1 (9,1%) 11 (100%)
Total 3
(15%) 11 (55%) 3 (15%) 3 (10%) 20 (100%)
Tabel 11.2 Crosstabs Attitude Toward The Behavior dan Lama Masa Mengikuti Rehabilitasi Terhitung Hingga Saat Sekarang (Pengisian Kuesioner)
ATB
Lama Masa Rehabilitasi
Total <33 bulan 33-64 bulan >64 bulan
Negatif 5
(55,6%) 2 (22,2%) 2 (22,2%) 9 (100%)
Positif 7
(63,6%) 4 (36,4%) - (0%) 11 (100%)
Total 12
(60%) 6 (30%) 2 (10%) 20 (100%)
(29)
Tabel 11.3 Crosstabs Attitude Toward The Behavior dan Banyak Aspek Pengetahuan dan Informasi Yang Dimiliki
ATB Informasi Mengenai Kerugian Mengkonsumsi Narkoba Total
1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek
Negatif 5
(55,6%) 1 (11,1%) 3 (33,3%) 9 (100%)
Positif 1
(9,1%) 7 (63,6%) 3 (27,3%) 1 (100%)
Total 6
(30%) 8 (40%) 6 (30%) 20 (100%)
Tabel 11.4 Crosstabs Attitude Toward The Behavior dan Pengalaman Mengikuti Program Rehabilitasi Sebelumnya
ATB
Pengalaman Direhabilitasi
Total Pernah Rehab
Sebelumnya
Belum Pernah Rehab
Negatif 6
(66,7%)
3 (33,3%)
9 (100%)
Positif 9
(81,8%)
2 (18,2%)
11 (100%)
Total 15
(75%)
5 (25%)
20 (100%)
(30)
Lampiran 12. Crosstabulation Perceived Behavioral Control (PBC) dengan Data Penunjang
Tabel 12.1 Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Jumlah Pemasukan / Pendapatan Setiap Bulan
PBC
Jumlah Pemasukan/pendapatan
Total >1.000.000 500.000
s/d 1.000.000
<500.000 Lain-lain
Negatif 1
(10%) 3 (30%) 5 (50%) 1 (10%) 10 (100%)
Positif 2
(20%) 5 (50%) 2 (20%) 1 (10%) 10 (100%)
Total 3
(15%) 8 (40%) 7 (35%) 2 (10%) 20 (100%)
Tabel 12.2 Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Pengeluaran Setiap Bulan
PBC
Jumlah Pengeluaran
Total >1.000.000 500.000
s/d 1.000.000
<500.000 Lain-lain
Negatif 1
(10%) 2 (20%) 7 (70%) - (0%) 10 (100%)
Positif 2
(20%) 2 (20%) 5 (50%) 1 (10%) 10 (100%)
Total 3
(15%) 4 (20%) 12 (60%) 1 (5%) 20 (100%)
(31)
Tabel 12.3 Crosstabs Perceived Behavioral Control dan Asal Pemasukan / Pendapatan
PBC Asal Pemasukan/pendapatan Total
1 sumber 2 sumber 3 sumber
Negatif 7
(70%)
3 (30%)
- (0%)
10 (100%)
Positif 7
(70%)
2 (20%)
1 (10%)
10 (100%)
Total 14
(70%)
5 (25%)
1 (5%)
20 (100%)
(32)
Lampiran 13. Crosstabulation Subjective Norms dengan Data Penunjang
Tabel 13.1 Crosstabs Subjective Norms (SN) dengan Persepsi Pasien Rehabiltasi Mengenai Pengaruh Orang Signifikan
SN
Persepsi Pasien Mengenai Pengaruh
Orang Signifikan Total
Berpengaruh Tidak berpengaruh
Negatif 9
(90%)
1 (10%)
10 (100%)
Positif 9
(90%)
1 (10%)
10 (100%)
Total 18
(90%)
2 (10%)
20 (100%)
Tabel 13.2 Crosstabs Subjective Norms (SN) dengan Jumlah Orang Signifikan
SN Jumlah Orang Signifikan Total
<2 orang 2 s/d 3 orang >3 orang
Negatif 5
(50%) 4 (40%) 1 (10%) 10 (100%)
Positif 1
(10%) 9 (90%) - (0%) 10 (100%)
Total 6
(30%) 13 (65%) 1 (5%) 20 (100%)
(33)
Lampiran 14. Kisi-Kisi Alat Ukur Intention dan Determinan-Determinannya Item Attitude Toward The
Behavior
9. Bagi saya berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang (Sangat baik – Sangat buruk) 10. Bagi saya berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang (Sangat penting – Sangat tidak
penting)
11. Bagi saya, berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang (Sangat menyenangkan - Sangat tidak menyenangkan)
12. Bagi saya, berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang (Sangat menarik – Sangat membosankan)
Subjective Norms 5. Orang-orang yang terdekat dalam hidup saya berpikir bahwa saya (Harus - Tidak harus) berhenti mengonsumsi narkoba
6. Kebanyakan orang-orang yang penting bagi diri saya berhenti mengonsumsi narkoba (Benar – Salah)
7. Saya diharapkan untuk berhenti mengonsumsi narkoba (Benar – Salah)
(34)
narkoba (Sangat setuju – Sangat tidak setuju) Perceived Behavioral
Control
1. Bagi saya berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang (Sangat mudah – Sangat sulit) 2. Berhenti mengonsumsi narkoba sepenuhnya tergantung kehendak saya (Sangat setuju – Sangat tidak
setuju)
3. Saya yakin, saya dapat berhenti mengonsumsi narkoba (Benar – Salah)
4. Bagi saya, berhenti mengonsumsi narkoba merupakan hal yang (Sangat mungkin – Sangat tidak mungkin)
Intention 13. Saya berencana untuk berhenti mengonsumsi narkoba (Sangat sesuai – Sangat tidak sesuai) 14. Saya akan mencoba untuk berhenti mengonsumsi narkoba (Akan mencoba - Tidak akan mencoba) 15. Saya akan berusaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba (Sangat setuju – Sangat tidak setuju) 16. Saya berniat untuk berhenti mengonsumsi narkoba (Sangat setuju – Sangat tidak setuju)
(35)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan maraknya pengedaran dan penyalahgunaan obat-obatan psikotropika di kalangan masyarakat secara umum, semakin banyak pula korban bermunculan yang diakibatkannya. Jumlah korban mencapai 15.000 orang dalam setahun akibat pengkonsumsiannya (Kompas, 16 Maret 2007). Dalam upaya penanggulangannya pemerintah telah menetapkan tuntutan pidana melalui UU no. 5 tahun 1997, UU no. 7 tahun 1997 dan UU no. 22 tahun 1997 yang isinya menggolongkan perbedaan antara jenis obat psikotropika dan obat narkotika, serta sangsi pidana atas penyalahgunaannya. Obat psikotropika merupakan obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, yang digunakan untuk terapi gangguan psikotik. Sedangkan obat narkotika merupakan obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat dan mempunyai efek utama terhadap penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa dan mengurangi (sampai dengan menghilangkan) rasa nyeri; yang digunakan untuk analgesik, antitusif, antipasmodik dan prenedikasi anastesi dalam praktek kedokteran. Disamping obat-obatan tersebut, adapula zat lain yang dapat mempengaruhi aktivitas mental dan perilaku pengguna, yaitu: minuman beralkohol, kanabinoida, sedativa/hipnotika, kokain, stimulansia, halusinogenik, tembakau, pelarut yang mudah menguap (lem, larutan alkohol, dsb).
(36)
2
Berdasarkan PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa), obat-obatan dan zat psikoaktif tersebut dapat menimbulkan manifestasi gangguan berupa, intoksisasi akut (tanpa atau dengan komplikasi), penggunaan yang merugikan, sindrom ketergantungan, keadaan putus zat (sakaw), gangguan psikotik, dan sindrom amnesik.
Menurut pembahasan Havighurst (dalam Hurlock, 1980) mengenai tuntutan tahap perkembangan dewasa awal, pasien rehabilitasi pada tahap perkembangan dewasa awal memiliki beberapa jenis tuntutan perkembangan yang harus dipenuhinya agar dapat berkembang secara normal, yaitu mulai bekerja, memilih pasangan, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Dalam pemenuhan tuntutan perkembangan ini, pasien rehabilitasi pada tahap usia perkembangan dewasa awal akan mengalami hambatan bila masih mengonsumsi narkoba. Hal ini diakibatkan oleh aktivitas mental dan perilaku mereka yang terpengaruh oleh manifestasi-manifestasi gangguan yang telah disebutkan diatas.
Untuk menanggulangi dan melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang menghambat optimasi tuntutan perkembangan individu tersebut mulailah bermunculan pusat-pusat rehabilitasi narkoba dan badan-badan organisasi anti narkoba. Pusat-pusat rehabilitasi dan badan-badan organisasi anti narkoba ini berjuang memotivasi para pengguna untuk berhenti menggunakan narkoba dengan berbagai cara seperti mengadakan terapi konsumsi obat, menggunakan metode therapeutic community (mengumpulkan orang-orang yang mempunyai masalah
(37)
3
yang sama dengan tujuan saling membantu guna membantu dirinya sendiri / man help man to help him self ) dan metode cognitive behavior treatment, sampai metode terapi religious, konseling, penyuluhan, kerjasama dengan LSM lainnya, serta pemeriksaan kesehatan dan mental. Dengan bantuan prosedur dari lembaga tersebut, para pengguna diajak untuk memiliki kembali kesempatan untuk memenuhi tuntutan perkembangan kepribadian yang sedang dijalani oleh masing-masing pengguna.
Pada kenyataannya, menurut hasil survei dari seorang clinical staff (konselor) di panti rehabilitasi di Jakarta, 90% mantan pasien/pengguna yang pernah menjalani program rehabilitasi ternyata kembali mengonsumsi narkoba setelah keluar dari masa rehabilitasi yang dijalani. Menurutnya kenyataan ini bukanlah menggambarkan ketidakefektifan program rehabilitasi, melainkan kurang kuatnya niat (intention) pasien rehabilitasi dalam melakukan usaha untuk menunjukkan perilaku berhenti mengonsumsi narkoba dengan mengikuti terapi, pelatihan dan usaha lainnya yang dilakukan oleh panti rehabilitasi.
Dan berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap 10 orang responden di Bandung, didapati 50% diantaranya mengakui bahwa mereka sukar bahkan cenderung enggan untuk berhenti mengonsumsi narkoba karena kurangnya dukungan berupa kepercayaan dari keluarga mengenai dirinya yang benar-benar ingin berhenti mengonsumsi, 30% diantaranya kembali mengonsumsi akibat kurangnya rasa percaya diri mereka ditengah lingkungan tanpa efek dari pengkonsumsian narkoba, dan 20% sisanya yang sama sekali tidak merasa mengalami kendala untuk berhenti mengonsumsi.
(38)
4
Untuk dapat memahami seberapa besar niat (intention) pasien rehabilitasi untuk berhenti mengonsumsi narkoba setelah mengalami program rehabilitasi yang diikuti, dapat dilihat dengan menggunakan teori Planned Behavior (Icek Ajzen, 1991), yaitu dengan mencari gambaran hubungan antar determinan dan pengaruhnya terhadap pembentukan niat pada pasien rehabilitasi untuk berhenti mengonsumsi narkoba. Niat merupakan indikasi seseorang untuk berusaha menampilkan suatu perilaku tertentu, dalam hal ini yaitu melakukan upaya untuk berhenti mengonsumsi narkoba. Tiga determinan dari dalam diri yang berpengaruh dalam mengarahkan niat pasien rehabilitasi untuk berhenti mengonsumsi narkoba, yaitu pandangan dari diri pasien bahwa berhenti mengonsumsi narkoba merupakan perilaku yang menguntungkan baginya (Attitude toward the behavior), adanya dukungan dari orang-orang yang signifikan seperti orang tua, teman sebaya, pasangan (pacar), ataupun guru/dosen (subjective norms), dan keyakinan bahwa dirinya mampu/dapat berhenti mengonsumsi narkoba (perceived behavioral control).
Menurut Icek Ajzen (1991) dalam teori planned behavior ini, determinan-determinan tersebut mempengaruhi terbentuknya niat dari pasien rehabilitasi. Namun interaksi antara deteminan yang membentuk niat tersebut tidaklah selalu berjalan selaras. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini, sehingga dapat menemukan masukan dalam mengoptimalkan determinan yang paling berpengaruh bagi pasien rehabilitasi dalam pembentukan niat pada dirinya untuk berhenti mengonsumsi narkoba dengan mengetahui bobot tiap-tiap determinan tersebut.
(39)
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi permasalahan pada penelitian adalah :
Seberapa besar kontribusi determinan-determinan terhadap intention dalam melakukan usaha untuk dapat berhenti mengonsumsi narkoba pada pasien
rehabilitasi “X” di Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi determinan-determinan yang membentuk intention untuk berhenti mengonsumsi
narkoba pada pasien panti rehabilitasi “X” di Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan (Attitude toward the behavior, Subjective Norms, Perceived Behavioral Control) manakah yang memberikan kontribusi paling besar terhadap intention untuk berhenti mengonsumsi narkoba berdasarkan teori planned behavior dan korelasi antar determinan tersebut.
(40)
6
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah
1. Memberikan sumbangan informasi kepada bidang ilmu psikologi klinis dan psikologi sosial mengenai determinan mana yang memiliki pengaruh paling besar dalam membentuk intention untuk berhenti mengonsumsi narkoba melalui kajian teori planned behavior.
2. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian mengenai teori plan behavior.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Memberikan informasi kepada pusat-pusat rehabilitasi dan badan-badan organisasi anti narkoba mengenai kontribusi determinan-determinan terhadap intention pasien rehabilitasi untuk berhenti mengonsumsi narkoba, sehingga informasi tersebut dapat dimanfaatkan dalam mendukung klien dan atau pasien untuk menguatkan intention tersebut melalui pengembangan ketertarikan pasien untuk berhenti mengonsumsi narkoba.
2. Memberikan informasi kepada lingkungan pasien rehabilitasi (selain pusat-pusat rehabilitasi dan badan-badan anti narkoba, yang secara signifikan memiliki pengaruh terhadap pasien; seperti lingkungan keluarga pasien) mengenai kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk berhenti mengonsumsi narkoba agar lingkungan dapat mengoptimalkan determinan yang paling berpengaruh bagi pasien
(41)
7
terkait guna membentuk intention-nya untuk berhenti mengonsumsi narkoba. Melalui informasi mengenai peran dukungan lingkungan terhadap upaya untuk berhenti mengonsumsi narkoba dan pandangan pasien terhadap dukungan tersebut.
1.5 Kerangka Pikir
Dalam kehidupan bermasyarakat, individu merupakan bagian dari suatu komunitas sosial dan memiliki tuntutan dalam berkehidupan didalamnya. Adapun tuntutan tersebut sesuai dengan tuntutan utama perkembangan yang dijalaninya berupa independensi secara ekonomi, bertanggungjawab kepada dirinya, membuat keputusan yang independen (Scheer & Unger dalam Santrock, 2002), menerima tanggungjawab atas suatu konsekuensi, memutuskan belief dan value berkenaan dengan dirinya, menetapkan hubungan dengan orang tuanya setara sebagai orang dewasa (Arnett dalam Santrock, 2002), serta pemenuhan tuntutan perkembangan masa dewasa awal lainnya yang memegang peranan penting untuk menentukan arah perkembangan dirinya kearah yang normal berupa tuntutan untuk mulai bekerja, memilih pasangan, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan (Havighurst dalam Hurlock, 1980).
Pada para pengguna narkoba, tuntutan tersebut akan dapat dipenuhi bila dirinya dapat berhenti mengonsumsi narkoba secara penuh. Hal tersebut dipengaruhi oleh kuat-lemahnya intention pada diri mereka yang dibentuk dari
(42)
8
interaksi antar tiga determinan dalam dirinya yang mengarahkan dirinya dalam upaya berhenti mengonsumsi narkoba yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control.
Determinan pertama adalah evaluasi positif atau negatif individu terhadap suatu perilaku (Attitude toward the behavior). Bila pasien rehabilitasi memiliki evaluasi usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba yang positif, maka mereka akan mempersepsi bahwa berusaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba akan menghasilkan dampak yang menyenangkan bagi dirinya. Mereka akan menyukai untuk berusaha mengikuti terapi, pelatihan dan usaha lainnya yang diadakan oleh panti rehabilitasi. Akan tetapi, jika pasien rehabilitasi memiliki Attitude toward the behavior yang negatif, pasien akan mempersepsi bahwa melakukan usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba tidak membawa dampak yang menyenangkan bagi mereka sehingga mereka menjadi tidak bersemangat mengikuti terapi, pelatihan dan usaha lainnya yang diadakan oleh panti rehabilitasi.
Pada pasien yang intention-nya lebih dipengaruhi oleh determinan Attitude toward the behavior, apabila Attitude toward the behavior yang dimilikinya positif, maka intention pasien untuk melakukan usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba akan kuat walaupun dua determinan yang lainnya negatif. Begitu pula sebaliknya, apabila atittude toward behavior yang dimiliki pasien negatif, dan kedua determinan yang lainnya positif, intention pasien untuk melakukan usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba dapat menjadi lemah.
(43)
9
Determinan yang kedua adalah persepsi individu mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan (orang tua, teman sebaya, pasangan/pacar, ataupun guru/dosen) untuk menampilkan suatu perilaku dan kesediaan untuk mengikuti orang-orang yang signifikan tersebut (Subjective Norms). Pasien yang memiliki persepsi mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan (orang tua, teman sebaya, pasangan/pacar, ataupun guru/dosen) bagi dirinya untuk menampilkan suatu usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba yang positif (Subjective Norms positif) dan memiliki kesediaan untuk mengikuti orang-orang yang signifikan tersebut akan mempersepsi bahwa orang-orang yang yang signifikan tersebut menuntut mereka melakukan usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba dan pasien juga bersedia mematuhi orang-orang tersebut karena dirinya yakin mereka menyetujui usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba. Akan tetapi, jika pasien memiliki persepsi mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan bagi dirinya untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba yang negatif dan tidak memiliki kesediaan untuk mengikuti orang-orang yang signifikan tersebut, maka pasien berpersepsi bahwa orang-orang yang penting baginya tidak menuntut mereka untuk melakukan usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba dan pasien akan tidak melakukan usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba karena orang yang penting bagi dirinya juga tidak menuntut mereka untuk melakukan hal tersebut.
Determinan yang ketiga adalah persepsi individu mengenai kemampuan dirinya untuk menampilkan suatu perilaku tertentu (Perceived Behavioral Control). Pasien yang memiliki Perceived Behavioral Control bahwa dirinya
(44)
10
mampu melakukan usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba karena adanya keyakinan mengenai tidak adanya faktor-faktor yang menghambat dalam menampilkan perilaku tersebut, maka pasien akan mampu mengikuti terapi, pelatihan dan usaha lainnya yang dilakukan oleh panti rehabilitasi. Sebaliknya, jika pasien memiliki Perceived Behavioral Control bahwa dirinya tidak mampu melakukan usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba dirinya akan terhambat dalam mengikuti terapi, pelatihan dan usaha lainnya yang dilakukan oleh panti rehabilitasi.
Atittude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control dalam diri pasien rehabilitasi dapat berbeda-beda derajat kekuatan maupun kepentingannya bagi pasien, sehingga dapat membentuk intention yang berbeda-beda pula pada masing-masing pasien rehabilitasi. Ketiga determinan tersebut dapat sama-sama kuat, sama-sama lemah dalam membentuk intention pasien, dan dapat pula salah satu ataupun hanya dua di antaranya saja yang kuat mempengaruhi intention pasien.
Dalam menampilkan perilaku berhenti mengonsumsi narkoba, ketiga determinan tersebut juga saling berhubungan satu sama lain. Apabila hubungan antara Attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control berhubungan erat, maka pasien yang memiliki sikap favourable, seperti menyukai dampak yang baik dan konsekuensi positif dari orang-orang yang signifikan baginya serta memiliki keyakinan mengenai tidak adanya faktor-faktor yang menghambat dirinya dalam mengikuti terapi, pelatihan dan usaha lainnya yang dilakukan oleh panti rehabilitasi untuk berhenti mengonsumsi narkoba akan
(45)
11
mempersepsi bahwa orang-orang yang signifikan tersebut menuntut dirinya untuk melakukan usaha berhenti mengonsumsi narkoba guna membawa dampak yang baik dan konsekuensi positif bagi dirinya serta mendukung keyakinan pasien mengenai ketidak adaan faktor-faktor yang akan menghambatnya.
Apabila pasien yang memiliki sikap unfavourable, seperti tidak menyukai dampak dan konsekuensi negatif dari orang-orang yang signifikan baginya seperti kesan negatif terhadap dirinya sebagai mantan pengguna (labeling), serta memiliki keraguan mengenai adanya faktor-faktor yang akan menghambat dirinya dalam mengikuti terapi, pelatihan dan usaha lainnya yang dilakukan oleh panti rehabilitasi untuk berhenti mengonsumsi narkoba. Maka pasien akan mempersepsi bahwa orang-orang yang signifikan tersebut tidak menuntut dirinya untuk melakukan usaha berhenti mengonsumsi narkoba, mendukung keraguan pasien mengenai adanya faktor-faktor yang akan menghambat dirinya dan pasien akan mempersepsi bahwa usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba tidak akan membawa dampak serta konsekuensi positif bagi dirinya.
Korelasi dan kontribusi dari ketiga determinan tersebut akan ikut mempengaruhi kuat atau lemahnya intention pasien dalam melakukan usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba. Skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
(46)
12
Pasien
rehabilitasi Subjective norms
Perceived behavioral control Attitude toward the behavior
untuk berhenti mengonsumsi narkoba
1.6 Asumsi
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengasumsikan bahwa:
● Derajat kekuatan intention pada masing-masing pasien rehabilitasi adalah berbeda-beda.
● Intention pada diri pasien rehabilitasi dibentuk oleh interaksi derajat kekuatan determinan (Attitude Toward the Behavior, Subjective Norms, dan Perceived Behavior Control) yang bervariasi pada diri pasien rehabilitasi.
Intention
Gambar 1.5 Skema Kerangka Pikir
Berhenti mengonsumsi narkotika dan zat adiktif lainnya
(47)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention untuk berhenti mengkonsumsi narkoba terhadap 20 pasien panti rehabilitasi Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Attitude toward the behavior memiliki pengaruh terbesar terhadap intention pasien rehabilitasi untuk berhenti mengkonsumsi narkoba.
2. Determinan yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap intention adalah perceived behavioral control.
3. Determinan subjective norms tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap intention.
4. Determinan yang hubungannya paling erat adalah antara perceived behavioral control dan attitude toward the behavior.
5. Determinan yang memiliki hubungan cukup erat adalah antara subjective norms dan perceived behavioral control.
6. Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara attitude toward the behavior dan subjective norms.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
(48)
54
1. Untuk penelitian lebih lanjut :
Meneliti mengenai pengaruh actual control behavior terhadap intention serta mengenai intention terhadap behavior.
2. Bagi pasien disarankan untuk lebih menggali informasi mengenai keuntungan dari berhenti mengkonsumsi narkoba sehingga mampu meningkatkan penghayatan diri mengenai nilai-nilai positif terhadap sikap berhenti mengkonsumsi narkoba, juga untuk lebih meyakini bahwa dirinya memiliki kemampuan dalam menjalani upaya untuk berhenti mengkonsumsi narkoba melalui program-program yang diberikan oleh pihak panti rehabilitasi.
3. Bagi panti rehabilitasi narkoba di Bandung disarankan untuk lebih terbuka terhadap penelitian dengan lebih memberikan keleluasaan dalam pengumpulan informasi mengenai data pasien sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif. Panti Rehabilitasi disarankan juga untuk lebih mampu memberikan kemasan program-program rehabilitasi dengan lebih menarik lagi dan kosisten dalam menunjukkan penghargaan terhadap kemampuan yang telah ditunjukkan pasien dalam usahanya untuk berhenti mengkonsumsi narkoba.
(49)
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 1991. Organizational of Behavior and Human Decision Processes. University of Massachusetts at Amherst.
2005. Attitudes, Personality and Behavior. England: Open University Press, McGraw-Hill Education.
2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations.
Chaplin, J. P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Descombe, Martin. 2003. The good research guide (second edition). Glasgow : Open University Press.
Furlong, Nancy E. 2000. Research Methods and Statistics An Integrated Approach. Santa Barbara: Harcourt College Publisher.
Guildford, J. P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. (3rd Ed.). Tokyo: Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maslim, Rusdi. 1998. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III)
1999. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Santrock, J. W. 2002. Life Span Development. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Siegel, Sidney, N. John Castellan Jr. 1988. Nonparametic Statistic for Behavioral Sciences. (2 nd Ed.) Tokyo Mc. Graw-Hill International Edition.
Sitepu, Nirvana. 1995. Analisis Korelasi. Bandung Unit Pelayanan Statistika. Jurusan Statistika. FMIPA UNPAD.
(50)
DAFTAR RUJUKAN
Undang-undang Psikotropika, no.5/1997 Undang-undang Psikotropika, no.22/1997
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_planned_behavior, diakses tanggal 24 Maret 2007
http://www.bnn.go.id,diakses tanggal 20 Juni 2007
http://rspalangbiru.blogspot.com/2007/09/pelayanan-korban-narkoba.html, diakses tanggal 15 September 2007
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0407/31/metro/1180472.htm, diakses
tanggal 1 November 2007
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0305/03/0303.htm, diakses tanggal 1 November 2007
http://www.infonarkoba.com, diakses tanggal 20 November 2007
http://www.anti-narkoba.web.id/index.php?query=panti+rehabilitasi+narkoba+di+bandung &pilih=search, diakses tanggal 22 November 2007
http://id.wikipedia.org/wiki/statistika, diakses tanggal 22 November 2007
http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mbkpage29.html, diakses tanggal 18 Desember 2007
Manuel, Vick. 2007. Kontribusi Determinan Terhadap Intention Dalam Melakukan Usaha Prospecting Pada Distributor MLM Jaringan”X” Bandung. Skripsi sarjana. Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Silfani. 2009. Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention Untuk Menjaga Kebugaran Tubuh Melalui Senam Aerobik Pada Peserta senam Aerobik Di Sanggart Senam “X” Bandung. Skripsi sarjana. Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.
(1)
11
mempersepsi bahwa orang-orang yang signifikan tersebut menuntut dirinya untuk melakukan usaha berhenti mengonsumsi narkoba guna membawa dampak yang baik dan konsekuensi positif bagi dirinya serta mendukung keyakinan pasien mengenai ketidak adaan faktor-faktor yang akan menghambatnya.
Apabila pasien yang memiliki sikap unfavourable, seperti tidak menyukai dampak dan konsekuensi negatif dari orang-orang yang signifikan baginya seperti kesan negatif terhadap dirinya sebagai mantan pengguna (labeling), serta memiliki keraguan mengenai adanya faktor-faktor yang akan menghambat dirinya dalam mengikuti terapi, pelatihan dan usaha lainnya yang dilakukan oleh panti rehabilitasi untuk berhenti mengonsumsi narkoba. Maka pasien akan mempersepsi bahwa orang-orang yang signifikan tersebut tidak menuntut dirinya untuk melakukan usaha berhenti mengonsumsi narkoba, mendukung keraguan pasien mengenai adanya faktor-faktor yang akan menghambat dirinya dan pasien akan mempersepsi bahwa usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba tidak akan membawa dampak serta konsekuensi positif bagi dirinya.
Korelasi dan kontribusi dari ketiga determinan tersebut akan ikut mempengaruhi kuat atau lemahnya intention pasien dalam melakukan usaha untuk berhenti mengonsumsi narkoba. Skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
(2)
12
Pasien
rehabilitasi Subjective norms
Perceived behavioral control Attitude toward the behavior
untuk berhenti mengonsumsi narkoba
1.6 Asumsi
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengasumsikan bahwa:
● Derajat kekuatan intention pada masing-masing pasien rehabilitasi adalah berbeda-beda.
● Intention pada diri pasien rehabilitasi dibentuk oleh interaksi derajat kekuatan determinan (Attitude Toward the Behavior, Subjective Norms, dan Perceived Behavior Control) yang bervariasi pada diri pasien rehabilitasi.
Intention
Gambar 1.5 Skema Kerangka Pikir
Berhenti mengonsumsi narkotika dan zat adiktif lainnya
(3)
53 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention untuk berhenti mengkonsumsi narkoba terhadap 20 pasien panti rehabilitasi Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Attitude toward the behavior memiliki pengaruh terbesar terhadap intention pasien rehabilitasi untuk berhenti mengkonsumsi narkoba.
2. Determinan yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap intention adalah perceived behavioral control.
3. Determinan subjective norms tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap intention.
4. Determinan yang hubungannya paling erat adalah antara perceived behavioral control dan attitude toward the behavior.
5. Determinan yang memiliki hubungan cukup erat adalah antara subjective norms dan perceived behavioral control.
6. Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara attitude toward the behavior dan subjective norms.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
(4)
54
1. Untuk penelitian lebih lanjut :
Meneliti mengenai pengaruh actual control behavior terhadap intention serta mengenai intention terhadap behavior.
2. Bagi pasien disarankan untuk lebih menggali informasi mengenai keuntungan dari berhenti mengkonsumsi narkoba sehingga mampu meningkatkan penghayatan diri mengenai nilai-nilai positif terhadap sikap berhenti mengkonsumsi narkoba, juga untuk lebih meyakini bahwa dirinya memiliki kemampuan dalam menjalani upaya untuk berhenti mengkonsumsi narkoba melalui program-program yang diberikan oleh pihak panti rehabilitasi.
3. Bagi panti rehabilitasi narkoba di Bandung disarankan untuk lebih terbuka terhadap penelitian dengan lebih memberikan keleluasaan dalam pengumpulan informasi mengenai data pasien sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif. Panti Rehabilitasi disarankan juga untuk lebih mampu memberikan kemasan program-program rehabilitasi dengan lebih menarik lagi dan kosisten dalam menunjukkan penghargaan terhadap kemampuan yang telah ditunjukkan pasien dalam usahanya untuk berhenti mengkonsumsi narkoba.
(5)
55
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 1991. Organizational of Behavior and Human Decision Processes. University of Massachusetts at Amherst.
2005. Attitudes, Personality and Behavior. England: Open University Press, McGraw-Hill Education.
2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations.
Chaplin, J. P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Descombe, Martin. 2003. The good research guide (second edition). Glasgow : Open University Press.
Furlong, Nancy E. 2000. Research Methods and Statistics An Integrated Approach. Santa Barbara: Harcourt College Publisher.
Guildford, J. P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. (3rd Ed.). Tokyo: Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maslim, Rusdi. 1998. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III)
1999. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Santrock, J. W. 2002. Life Span Development. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Siegel, Sidney, N. John Castellan Jr. 1988. Nonparametic Statistic for Behavioral Sciences. (2 nd Ed.) Tokyo Mc. Graw-Hill International Edition.
Sitepu, Nirvana. 1995. Analisis Korelasi. Bandung Unit Pelayanan Statistika. Jurusan Statistika. FMIPA UNPAD.
(6)
56
DAFTAR RUJUKAN
Undang-undang Psikotropika, no.5/1997 Undang-undang Psikotropika, no.22/1997
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_planned_behavior, diakses tanggal 24 Maret 2007
http://www.bnn.go.id,diakses tanggal 20 Juni 2007
http://rspalangbiru.blogspot.com/2007/09/pelayanan-korban-narkoba.html,
diakses tanggal 15 September 2007
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0407/31/metro/1180472.htm, diakses tanggal 1 November 2007
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0305/03/0303.htm, diakses tanggal 1 November 2007
http://www.infonarkoba.com, diakses tanggal 20 November 2007
http://www.anti-narkoba.web.id/index.php?query=panti+rehabilitasi+narkoba+di+bandung &pilih=search, diakses tanggal 22 November 2007
http://id.wikipedia.org/wiki/statistika, diakses tanggal 22 November 2007
http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mbkpage29.html, diakses tanggal 18 Desember 2007
Manuel, Vick. 2007. Kontribusi Determinan Terhadap Intention Dalam Melakukan Usaha Prospecting Pada Distributor MLM Jaringan”X” Bandung. Skripsi sarjana. Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Silfani. 2009. Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention Untuk Menjaga Kebugaran Tubuh Melalui Senam Aerobik Pada Peserta senam Aerobik Di Sanggart Senam “X” Bandung. Skripsi sarjana. Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.