UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG Upaya Mengembangkan Kemampuan Bahasa Lisan Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi I Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN
MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG
PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI I
TOWANGSAN GANTIWARNO KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Guru Kependidikan Anak Usia Dini
(PG – PAUD)

ENY RESTUTININGSIH
A53B111020
OLEH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yati Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id

Email: ums@ums.ac.id

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama

: Drs. H. Sutan Syahrir Zabda, M.H.

NIP/NIK

: 142

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa :
Nama

: Eny Restutiningsih

NIM

: A53B111020

Program Studi

: S1 PAUD

Judul Skripsi

: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA
LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN
WAYANG PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI I
TOWANGSAN


GANTIWARNO

KLATEN

TAHUN

AJARAN 2013/2014

Naskah artikel tersebut, layak dan disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, .................................
Pembimbing

Drs. H. Sutan Syahrir Zabda, M.H.
Nik. 142

PENGESAHAN
UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN
MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG

PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI I
TOWANGSAN GANTIWARNO KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
ENY RESTUTININGSIH
A53B111020
Telah disetujui oleh pembimbing skripsi untuk
dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
Pada Tanggal : .......................................
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Drs. H. Sutan Syahrir Zabda, M.H
2. Drs. M. Yahya, M. Si
3. Drs. Ilham Sunaryo, M. Pd

(
(
(

Surakarta, .....................................

Universitas Muhammadiyah Surakarta

)
)
)

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN
MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG
PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI I
TOWANGSAN GANTIWARNO KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014

Eny Restutiningsih, A53B111020, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Program
Sarjana Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan Pendidikan AUD, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak
melalui metode bercerita dengan wayang pada anak kelompok B TK Pertiwi I
Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Penyebab kemampuan

bahasa lisan belum berkembang dengan baik karena anak masih tidak mau
menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan masih malu-malu menjadikan
kemampuan bahasa lisan anak masih rendah Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan di TK Pertiwi I Towangsan dengan subjek penelitian anak
kelompok B yang berjumlah 13 anak. Data mengenai kemampuan bahasa lisan
anak diperoleh melalui pedoman observasi perkembangan kemampuan bahasa
lisan anak yang kemudian ditabulasikan dan dicatat dalam lembar tabulasi skor
perkembangan kemampuan bahasa lisan, sedangkan data penerapan metode
bercerita diperoleh melalui lembar hasil observasi penerapan metode bercerita dan
catatan lapangan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis
data komparatif yaitu dengan membandingkan hasil pencapaian anak dengan
indikator yang ditargetkan. Dari analisis data menunjukkan bahwa pada Prasiklus
kemampuan bahasa lisan rata-rata anak dalam 1 kelas sebesar 46.66%. Setelah
dilakukan tindakan perbaikan melalui siklus I diperoleh rata-rata kemampuan
anak berkembang menjadi 72.36% dan setelah tindakan perbaikan siklus II
kemampuan rata-rata anak berkembang menjadi sebesar 93.75%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dengan wayang mampu
mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B TK Pertiwi I
Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.
Kata kunci : Kemampuan Bahasa Lisan, Metode Bercerita


A. PENDAHULUAN
Salah satu pendidikan anak usia dini yang memberikan pelayanan
untuk anak usia empat sampai enam tahun adalah Taman Kanak-Kanak. Ada
beberapa aspek yang dikembangkan

di TK yaitu aspek nilai moral dan

agama, aspek fisik motorik, aspek kognitif, aspek bahasa dan juga aspek
sosial emosional.
Bahasa merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan di TK.
Dalam perkembangannya bahasa merupakan alat bantu komunikasi. Bahasa
yang paling efektif dan mudah dilakukan adalah bahasa lisan. Pola belajar
bicara atau bahasa untuk semua anak pada umumnya sama tergantung
rangsangan awal yang kita berikan pada anak. Pada masa anak mulai sekolah
hasrat anak belajar dan ingin tahu semakin besar, pada masa inilah masa yang
paling efektif untuk belajar bahasa, anak mulai bertanya mengenai segala
yang dilihat dan ditemui dalam kehidupannya sehari-hari.
Dalam perkembangannya bahasa dibedakan menjadi dua ragam
bahasa, yaitu: bahasa lisan dan bahasa tulisan. Pada umumnya anak memakai

bahasa lisan dalam kehidupannya sehari-hari untuk memenuhi kepentingan
individu anak itu sendiri. Sebelum memasuki dunia sekolah anak-anak lebih
sering menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi dengan orang-orang
yang ada di sekitarnya. Bila anak sudah sekolah dan menginjak remaja
bahkan

dewasa,

mereka

akan

memenuhi

kepentingannya

untuk

bermasyarakat dan menggunakan bahasa. Bahasa lisan merupakan bahasa
primer yaitu suatu bentuk komunikasi yang unik yang dijumpai pada manusia

yang menggunakan kata-kata yang diturunkan dari kosakata yang besar
(kurang lebih 10.000) bersama-sama dengan berbagai macam nama yang
diucapkan

melalui

atau

menggunakan

organ

mulut

(wikipedia.org/wiki/Bahasa_lisan....diakses 2013/10/15:20.20).
Mengembangkan

kemampuan bahasa lisan anak dapat dilakukan

melalui beberapa metode. Selama ini yang dilakukan guru dalam

mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B TK Pertiwi

I Towangsan melalui metode tanya jawab. Dengan melakukan tanya jawab
dengan anak, guru berharap anak-anak dapat berbicara dengan lancar dan
jelas, tepat dalam memberikan jawaban dan mampu memberikan penjelasan
yang lebih kompleks akan pertanyaan yang guru sampaikan. Namun masih
banyak anak yang tidak mau menjawab ketika guru mengajak anak untuk
melakukan percakapan. Masih banyak anak yang malu-malu ketika ditanya
guru tentang tema pada hari itu. Selain itu belum tersedianya sarana
pembelajaran yang variatif menyebabkan suasana pembelajaran yang
membosankan dan kurang terpusatnya perhatian anak terhadap hal yang
disampaikan oleh guru. Dari 13 anak kelompok B hanya 3 anak yang mau
menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
Bahasa lisan adalah bahasa sebagai alat komunikasi yang cara
penyampaiannya secara lisan atau ucapan dari seorang komunikator kepada
lawan bicara/komunikan. (Wijaya, 2011).
Menurut Jumini, 2008 matrik yang ada dalam Kurikulum KBK 2004,
indikator kemampuan bahasa lisan anak adalah berkomunikasi secara lisan
dengan bahasanya sendiri, berbicara lancar dengan menggunakan kalimat
yang kompek terdiri dari 5-6 kata, mendengarkan dan menceritakan kembali

cerita secara runtut, menjawab pertanyaan sederhana.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
dilaksanakan di TK Pertiwi I Towangsan yang telah terakreditasi oleh Badan
Akreditasi Nasional dengan nilai B yang letaknya terdapat di Dukuh
Tangkisan Desa Towangsan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten
Propinsi Jawa Tengah. Peneliti memilih tempat ini karena peneliti sendiri
merupakan guru di TK ini sehingga peneliti lebih mudah mencari dan
mengumpulkan data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester I tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 bulan yaitu bulan November
2013 – Januari 2014.
Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir penelitian. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas adalah melalui siklus. Dan dalam setiap satu siklus terdiri dari
4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data
penelitian menggunakan data kuantitatif yang berupa angka-angka atau
lambang bilangan, data ini diperoleh dari lembar tabulasi skor butir amatan
kemampuan bahasa lisan anak dan data kualitatif yang berupa narasi atau
kata-kata. Data ini diperoleh dari lembar observasi penerapan metode
bercerita dan lembar catatan lapangan.
Sumber data diperoleh dari sumber data kemampuan bahasa lisan
pada anak diperoleh dari anak dengan cara melakukan pengamatan terhadap
kemampuan anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan sumber
data penerapan metode bercerita diperoleh dari guru saat menerapkan metode
bercerita untuk mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak.
Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh
data yang diinginka melalui observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan.
Semua catatan atau data yang diperlukan nara sumber baik dari kepala
sekolah, guru kelas maupun peneliti sendiri merupakan instrumen penelitan.
Instrumen ini disusun sebelum peneliti terjun langsung ke lapangan. Menurut
Lexy Maleong (1996 : 4), peneliti sendiri atau dengan bantuan oranng lain
merupakan alat pengumpul data utama. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan : 1) Lembar observasi perkembangan
kemampuan bahasa lisan anak: 2) Pedoman observasi penerapan metode
bercerita dan catatan lapangan atau field notes dibuat oleh pengamat pada saat
melakukan pengamatan/ observasi ketika kegiatan berlangsung; 3) Catatan ini
digunakan untuk mencatat semua kejadian yang terjadi atau permasalahanpermasalahan yang muncul pada waktu dilaksanakannya kegiatan: 4) Foto
kegiatan dapat dijadikan dokumen sebagai bahan penunjang data-data yang
ada. Peneliti anak mendokumentasikan pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.

Teknik validitas data yang dipakai dalam penelitian ini dengan
triangulasi data. Triangulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, artinya peneliti melakukan
pengecekan kebenaran data yang telah dianalisis oleh peneliti yang berperan
sebagai guru kelas dengan membandingkan data guru pendamping. Untuk
teknik analisis data menggunakan teknik analisis komparatif dengan cara
membandingkan hasil kemampuan anak di siklus I dan siklus II dan teknik
analisis kritis untuk data yang berupa narasi mengenai kelebihan-kelebihan
maupun kelemahan-kelemahan dalam penerapan metode bercerita dengan
wayang kardus yang dilakukan oleh guru.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.

Deskripsi Siklus I
a.

Perencanaan Tindakan Siklus I
Pada siklus I ini perencanaan tindakan disusun oleh peneliti
yang

sebelumnya

telah

berkoordinasi

dengan

kolaborator,

perencanaan kegiatan siklus I ini dilakukan pada hari Sabtu, 4
Januari 2014 dan telah telah sepakat bahwa peneliti sebagai
pelaksana

pembelajaran

dan

kolaborator

membantu

dalam

pelaksanaan pembelajaran sampai selesai yang berlaku sebagai
observernya. Adapun tindakan disiklus I akan dilaksanakan 2 kali
pertemuan dipilih pada saat tema Rekreasi. Pertemuan pertama pada
hari Senin, 6 Januari 2014 dan pertemuan kedua pada hari Selasa, 7
Januari 2014. Selain membuat RBP peneliti juga mempersiapkan
peralatan yang akan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan yang
akan dilakukan yaitu menyediakan media pembelajaran yang akan
digunakan yaitu wayang yang terbuat dari kertas karton dan
menyeting tempat duduk agar anak dapat bermain dengan wayang
secara bergantian.
b.

Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan untuk siklus I pada hari Senin, 6
Januari 2014 pada anak kelompok B di TK Pertiwi I Towangsan
sebanyak 13 anak. Pembelajaran berlangsung selama + 60 menit dari
pukul

07.30-08.30

WIB.

Pada

pertemuan

pertama

peneliti

menggunakan 3 tahap pembelajaran yaitu Pendahuluan: dengan
mengajak anak-anak untuk berbaris di halaman sambil menyanyikan
lagu “Ayo Baris”kemudian masuk ke kelas. Di dalam kelas guru
mempersilahkan anak untuk duduk di atas tikar kemudian
mempersilahkan salah satu anak untuk memimpin doa, kemudian
guru mengadakan perrcakapan dengan anak didik mengenai kesenian
wayang. Inti: setelah memberikan penjelasan guru memperkenalkan
tokoh-tokoh wayang yang akan dimainkan dalam kegiatan bercerita
tersebut, tema dan cara memainkannya. Setelah selesai guru
mempraktekkan

bercerita

dengan

wayang,

dan

kemudian

mempersilahkan anak untuk bercerita dengan menggunakan wayang
tersebut. Penutup: setelah anak selesai bercerita dengan wayang,
peneliti memberikan apresiasi kepada anak yang berani bercerita
kemudian melakukan tanya jawab mengenai nama tokoh dan hal
lain seputar cerita tersebut, barulah peneliti memberikan kesimpulan
terhadap kegiatan tersebut.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Januari
2014 mulai pada pukul 07.30-08.30 WIB. Pelaksanaan pembelajaran
pada pertemuan kedua ini sama dengan pertemuan yang pertama
yang terdiri dari 3 tahap seperti pertemuan pertama.
c.

Observasi
Berdasarkan dari hasil observasi pedoman perkembangan
kemampuan bahasa lisan yang telah ditabulasikan dan dicatat dalam
lembar tabulasi skor perkembangan kemampuan bahasa lisan melalui
metode bercerita diperoleh rata-rata kemampuan bahasa lisan anak
dalam 1 kelas sudah mengalami perkembangan yaitu menjadi
sebesar 72.36%, walaupun demikian hasilnya masih belum
memenuhi target akhir yang ditentukan yaitu sebesar 80%. Dengan
demikian, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu
siklus II.

d.

Analisis dan Refleksi

Berdasarkan dari hasil pengamatan selama pelaksanaan
tindakan pada siklus I, peneliti dan kolaborator melakukan analisis
terhadap jalannya proses pembelajaran untuk mengembangkan
kemampuan bahasa lisan anak dengan cara menganalisis kelemahan
dan kelebihan yang terjadi pada siklus I, yaitu: (1) ada beberapa anak
yang tidak mau menjawab pertanyaan yang diajukan guru, (2) masih
ada anak yang meniru apa yang diceritakan guru, (3) ada 2 anak
tidak mau maju bercerita dengan wayang, (4) anak yang sudah mau
menjawab pertanyaan sudah bertambah, (5) sudah ada yang berani
maju ke depan bercerita dengan wayang walaupun belum lengkap
dan masih belum runtut.
2.

Deskripsi Siklus II
a.

Perencanaan Tindakan
Pada siklus II ini perencanaan disusun oleh peneliti yang
sebelumnya telah mendiskusikannya terlebih dahulu dengan
kolaborator mengenai tindakan yang akan dilakukan, perencanaan
kegiatan siklus II ini dilakukan pada hari Rabu, 8 Januari 2014.
Peneliti

dengan

kolaborator

menentukan

hari

dan

tanggal

pelaksanaan tindakan siklus II.
Pada waktu pelaksanaan diskusi telah disepakati bahwa
peneliti sebagai pelaksana pembelajaran dan kolaborator membantu
dalam pelaksanaan pembelajaran sampai selesai yang berlaku
sebagai observernya. Dalam pelaksanaan kegiatan ini alokasi waktu
setiap pertemuan + 60 menit. Adapun tindakan disiklus II akan
dilaksanakan 2 kali pertemuan dipilih pada saat tema Rekreasi.
Pertemuan pertama pada hari Kamis, 9 Januari 2014 dan pertemuan
kedua pada hari Jum’at, 10 Januari 2013. Selain membuat RBP
peneliti juga mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk
pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan.
b.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dimulai dengan pertemuan
pertama pada hari Kamis, 9 Januari 2014, dengan jumlah anak yang
mengikuti proses pembelajaran ada 13 anak. Pembelajaran mengacu
pada rencana bidang pengembangan (RBP) yang telah dibuat.
Dengan tema yang sama seperti pada siklus I “Rekreasi” tetapi
menggunakan media pembelajaran yang variasi diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan bahasa lisan anak. Pendahuluan : dimulai
dengan baris di halaman sambil menyanyi lagu “Ayo Baris” terus
masuk ke dalam kelas dan duduk ditikar, kemudian dipimpin salah
satu

anak

untuk

berdoa

dan

mengucapkan

salam.

Guru

menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Inti:
Guru menyampaikan judul cerita yang akan dibawakan dengan
lantang kemudian bercerita menggunakan wayang. Setelah selesai
meminta salah satu anak yang bersedia maju ke depan dan memakai
blankon seperti dalam kemudian bercerita dengan wayang. Penutup :
Guru memberikan apresiasi dengan tepuk tangan dan memuji anak.
Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab sekitar cerita yang
disampaikan anak. Barulah guru memberikan kesimpulan terhadap
kegiatan yang baru saja dilakukan.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 10 Januari
2014 dengan tahapan seperti pertemuan pertama yaitu pendahuluan:
dengan baris, masuk kelas duduk ditikar, lalu berdoa dengan
dipimpin salah satu anak, mengucapkan salam kemudian dilanjutkan
kegiatan tanya jawab. Inti: guru memperlihatkan alat yang akan
digunakan, mempersilahkan anak memakai blangkon dan bercerita
dengan wayang yang telah disediakan. Penutup: Guru memberikan
pujian dan tepuk tangan sebagai penghargaan, kemudian melakukan
tanya jawab seputar cerita yang dibawakan barulan guru memberikan
kesimpulan terhadap kegiatan yang baru saja dilaksanakan.
c.

Observasi

Berdasarkan pedoman observasi perkembangan kemampuan
bahasa lisan anak melalui metode bercerita dengan wayang yang
telah ditabulasikan dan dicatat dalam lembar tabulasi skor butir
amatan perkembangan kemampuan bahasa lisan anak diperoleh hasil
rata-rata kemampuan bahasa lisan anak dalam 1 kelas sebesar
93.75%. Dengan demikian hasilnya telah dapat mencapai target yang
telah ditentukan sebelumnya.
d.

Analisis dan Refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus II dilakukan oleh peneliti
bersama kolaborator, dengan hasil akhir jumlah anak yang
mempunyai

kemampuan

menjawab

pertanyaan

sederhana,

berkomunikasi secara lisan dengan bahasanya sendiri, berbicara
lancar dengan menggunakan kalimat yang komplek terdiri dari 5-6
kata, mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara runtut
telah meningkat menjadi 12 anak. Dari hasil refleksi yang dilakukan
oleh peneliti dengan kolaborator diperoleh pada pelaksanaan siklus
II yaitu media yang digunakan pada siklus II lebih variatif yaitu
menggunakan blangkon dan batang pisang agar lebih menarik bagi
anak, meningkatnya jumlah anak yang ingin bercerita dengan
wayang dan yang sudah mampu bercerita secara runtut, anak-anak
lebih aktif bercerita hal ini dapat dilihat setelah usai kegiatan anakanak masih membicarakan cerita yang dibawakan oleh temannya
dengan gembira, kemampuan bahasa lisan anak berkembang menjadi
93.75%. Pembelajaran melalui metode bercerita dengan wayang
sangat menyenangkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan
anak, sehingga kemampuan bahasa lisan anak dapat berkembang
dengan optimal.

3.

Perbandingan dan peningkatan pembelajaran siklus I dan siklus II
Kemampuan bahasa lisan rata-rata anak dalam 1 kelas pada anak
sebelum melakukan tindakan sebesar 46.66%, pada siklus I mencapai

72.36%, dan pada siklus II sudah mencapai 93.75%. Berdasarkan analisis
yang dilakukan oleh peneliti peningkatan kemampuan kemampuan
bahasa lisan dapat berkembang setelah peneliti menerapkan metode
bercerita

dengan

wayang.

Dengan

adanya

perkembangan

ini

menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti
dapat membuktikan hipotesis yaitu kemampuan bahasa lisan dapat
dikembangkan melalui penerapan metode bercerita dengan wayang pada
anak kelompok B TK Pertiwi I Towangsan dapat meningkat menjadi
93.75%.
D. SIMPULAN
Berdasarkan dari serangkaian kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang telah dilaksanakan oleh peneliti melalui tindakan siklus I dan II
maka dapat diambil kesimpulan yaitu melalui penerapan metode bercerita
dengan wayang dapat mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak
kelompok B TK Pertiwi I Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran
2013/2014 dan dengan menerapkan metode bercerita dengan wayang mampu
mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak, sebelum diterapkan metode
bercerita kemampuan bahasa lisan rata-rata anak dalam 1 kelas hanya sebesar
46.66%, setelah diadakan tindakan perbaikan melalui siklus I kemampuan
bahasa lisan rata-rata anak dalam 1 kelas berkembang menjadi 73.36%, dan
setelah dilakukan tindakan perbaikan melalui siklus II hasilnya berkembang
dan telah mencapai target yang ditentukan sebelumnya. Pada siklus II ratarata kemampuan bahasa lisan anak dalam 1 kelas telah mencapai 93.75%.

DAFTAR PUSTAKA

Chalpin, J.P. 1997. Kamus Lengkap Psikologi. Edisi 5. Jakarta: PT. Grafindo
Persada
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia .
Jakarta: Balai Pustaka
Dhieni Nurbiana. 2010. Metode Pengembangan Bahasa . Jakarta: Universitas
Terbuka
Gunari, Winda. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar
Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Jumini. 2008. Materi Pelatihan Guru Non Pns Kabupaten Klaten. Pelaksanaan
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA. Klaten: IGTKI
Kabupaten Klaten
Robbin, SP. 2000. Perilaku Organisasi. Konsep Kontroversi Aplikasi. Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhalindo
(id.wikipedia.org/wiki/kemampuan...diakses 2013/10/15:20.00)
(wikipedia.org/wiki/Bahasa_lisan....diakses 2013/10/15:20.20).

Dokumen yang terkait

Kemampuan Kognitif Anak Usia Taman Kanak-Kanak Kelompok B (Usia 5-6 Tahun) dalam Konsep Bilangan di TK AT-TAQWA Kalisat Tahun Ajaran 2006/2007 ;

0 8 16

HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI

6 57 56

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI DI KELOMPOK B TK TUT WURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG

3 22 42

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Sunda Manda Pada Kelompok B TK Dharma Wanita Kelun Mariyati TK Dharma Wanita Kelun

0 1 8

Kemampuan Motorik Halus Anak Dalam Membuat Mainan (Realia) Dengan Teknik Menggunting, Melipat dan Menempel Melalui Metode Demontrasi di Kelompok B TK Bina Insan II Barabai Tahun Pelajaran 20162017

1 9 6

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6

KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA WAYANG KARTON

0 4 23

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK USIA DINI KELOMPOK B PADA TK PEMBINA CAWAS

3 2 92

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 38