T1 162011020 BAB III

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab metode penelitian ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode verifikasi data.

3.1. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang pendidikan yaitu untuk mendiskripsikan tentang strategi peningkatan mutu sekolah pada SMP Negeri 2 Tuntang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk menganalisis model interaktif . Penelitaian kualitatif dapat diartikan sebagai :

“Tradisi tertentu dari ilmu pengetahuan sosial secara fundamental

bergantung pada pengamatan pada manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan

peristilahannya.”1

Kuantitatif model deterministik adalah untuk menganalisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threath) . “Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan”2. Pendekatan analisis SWOT bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci strategi peningkatan mutu sekolah yang diterapkan oleh SMP Negeri 2 Tuntang. “Models are a limited

1 Lexy J. Moleong, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 3

2


(2)

representation of reality and for this reason the result from analyzing a model are not necessary the solution for the original management situation”3.

Sedangkan model deterministik diartikan sebagai, “Deterministic models are those models in which all of the relevant are assumed to be known with certainly. That is, deterministic models presume that when the model is analyzed all the needed information for decision making will be available” 4.

3.2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Tuntang. yang terletak di Jl. Mertokusumo Rt 1/ RW 1, Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Satuan pengamatan dalam penelitian ini adalah seluruh pihak SMP Negeri 2 Tuntang. Satuan analisis sebagai sumber data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ditentukan dengan teknik random sampling dan purposive sampling.

3.3.Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, sehingga dalam pengumpulan data peneliti menggunakan sumber primer dan sekunder.

“Sumber primer adalah sumber data yang yang langsung kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah merupakan data

3 G.D. Eppen. et.al. 1998. Introductory Management Science: Decision Modelling with

Spreadsheets, Upper Saddle River, N.J: Prentice-Hall, hal, 23.

4


(3)

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”5

Data primer dan sekunder ini diperoleh dari berbagai sumber. Data primer diperoleh dari pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 2 Tuntang, sedangkan data sekunder akan diperoleh dari website, studi dokumentasi, seperti profil sekolah, data guru, hasil kelulusan siswa, jumlah siswa baru, perolehan nilai UN.

Sumber data penelitian ini adalah pihak-pihak yang dinilai oleh penulis mempunyai pengetahuan dan informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pihak-pihak tersebut digunakan sebagai informan. Informan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya :

“1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekeda r diketahui, tetapi juga dihayati.

2. Mereka yang tergolong masih berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri.

4. 5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan

penelitian sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam

guru atau narasumber.”6

Informan yang berfungsi sebagai sumber data dalam penelitian adalah pihak sekolah yang dinilai oleh peneliti mampu memberikan informasi mengenai peningkata

5Sugiyono, 2010, Metode Peelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta. hal. 309.

6


(4)

mutu sekolah . Informan tersebut diantaranya adalah kepala sekolah, wakasek sarana prasarana, wakasek kesiswaan, dan guru.

3.4.Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara, diantaranya adalah dengan menggunakan observasi pasif, wawancara semi terstruktur, dokumentasi dan triangulasi. Cara lain yang digunakan dalam memperoleh data adalah wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Wawancara digunakan oleh peneliti dalam menggali lebih dalam tentang fenomena-fenomena yang ada di objek penelitian yang tidak dapat dilakukan jika hanya menggunakan teknik observasi saja. Wawancara ini dimaksudkan untuk :

“Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.7

Wawancara semi terstruktur digunakan dalam penelitian ini karena dalam melaksanakan pengumpulan data, penulis akan menggunakan pedoman wawancara yang berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan oleh penulis kepada

7


(5)

informan yang dipilih. Penulis juga dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat serta pemahaman yang lebih mendalam.

Dokumen juga digunakan sebagai salah satu sumber data dalam penelitian ini. Dokumen-dokumen berasal dari lembaga-lembaga yang berkaitan dengan topik penelitian.

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.”8

Data-data yang diperoleh dari observasi partisipatif pasif, wawancara terstruktur dan dokumen-dokumen dapat saling dihubungkan untuk memperjelas apa saja yang sebenarnya terjadi pada objek penelitian. Untuk lebih menjamin kepastian data yang yang diperoleh, dapat dilakukan trianggulasi.

“Dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.”9

Teknik trianggulasi tidak digunakan untuk mencari kebenaran tentang fenomena, akan tetapi trianggulasi digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang berbagai hal atau data yang telah ditemukan.

8 Sugiyono, Op. cit., hal. 329. 9Sugiyono, Ibid hal. 83.


(6)

3.5. Prosedur Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan metode analisis yang mendeskripsikan gambaran objek penelitian secara sistematis, sesuai dengan fakta yang terjadi serta akurat. Analisis deskriptif dipilih karena data kualitatif yang diperoleh senantiasa akan terus bertambah sampai data tersebut jenuh. Berikut adalah komponen dalam analisis data model interaktif menurut Miles and Huberman adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data Model Interaktif

(Sumber :Miles and Huberman, 1992, )

3.5.1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Penulis melakukan pengumpulan data sebanyak-banyaknya melalui observasi dan wawancara. Data yang dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi adalah terkait dengan strategi peningkatan mutu sekolah pada SMP Negeri 2 Tuntang.

Data Collection

Conclution Data Reduction


(7)

3.5.2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah kegiatan menyaring hal-hal pokok untuk dapat difokuskan pada masalah penelitian. Imam gunawan mengatakan bahwa

“Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data. Temuan yang dipandang asing, tidak dikenal, dan belum memiliki pola, maka hal itulah yang dijadikan perhatian karena penelitian kualitatif bertujuan mencari pola dan

makna yang tersembunyi dibalik pola dan data yang tampak”10

3.5.3. Penyajian Data (Data Display)

Langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian dalam bentuk naratif bertujuan untuk menjelaskan semua data yang telah dikumpulkan dan direduksi gaar mudah dipahami.

3.5.4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion)

Hal terakhir yang dilakuakan dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan bertujuan untuk menjawab masalah penelitian. Kesimpulan yang ditarik dapat menjawab masalah penelitian, tetapi tidak menutup kemungkinan tidak dapat menjawab masalah penelitian karena masalah dalam penelitian kualitatif yang dikemukakan di depan bersifat sementara dan akan berkembang setelah penulis berada di lapangan.

10


(8)

3.6. Metode Verifikasi Data

Verifikasi data adalah pemeriksaan kembali terhadap kebenaran data-data yang sudah terkumpul. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan verifikasi data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan ketekunan dalam mengumpulkan data. Ketekunan ini penting karena semakin banyak dan berkualitas data yang diperoleh, maka jawaban dari masalah penelitian akan semakin baik pula.

2. Mengidentifikasi data dan mengelompokkan data yang telah diperoleh.

3. Menyusun data secara sistematis dan membentuk pola hubungan antar data dengan pemikiran induktif dan deduktif. Pola adalah pernyataan yang merupakan perluasan dari definisi. Pola dalam penelitian ini juga merupakan hasil analisis data yang telah dikumpulkan.

3.7. Analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Teknik penerapan analisis SWOT dalam peneltian ini dilakukan pada keseluruhan analisis internal dan eksternal. Faktor internal merupakan kunci sebuah institusi dalam hal keunggulan (Strength) dan kelemahan (Weaknesses). Sedangkan faktor eksternal adalah peluang (Opportunities) dan ancaman (Threat)h. Dalam melakukan analisis ada beberapa hal yang akan diniliai yaitu bobot, rating dan nilai. a. Bobot adalah faktor presentasi seberapa pentingnya indikator di dalam instirusi


(9)

b. Rating adalah penilaian yang diberikan untuk kondisi atau keadaan sudah berjalan selama ini di dalam sebuah institusi.

c. Nilai adalah perkalian anatara bobot dan rating yang akan menjadi ukuran untuk menentukan posisi perusahaan secara umum.

3.7.1. Matriks Faktor Strategi Internal

Tabel IFAS (Internal Strategic Factor Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal dalam kerangka Strength dan Weaknesses sekolah. Tahapnya adalah:

a)“Menentukan faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahan dalam kolom 1.

b) Beri bobot masing-masing fakor dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor totoal 1,00).

c) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (ousstanding) sampai dengan 1 (poor). Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk dalam kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari + 1 sampai dengan + 4, sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.

d)Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh fakotr pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total

skor pembobotan”11

.

11


(10)

3.7.2. Matriks Faktor Strategi Eksternal

Dalam menganalisis faktor eksternal dilakukan analisis EFAS (External Factors Analysis Summary), tabel tersebut disuusn untuk merumuskan faktor-faktor strategis dalam kerangka peluang (Opportunities) dan ancaman (Threat). Berikut ini adalah cara-cara penentuan strategi eksternal:

a) “Menyusun dalam kolom (peluang dan ancaman).

b) Beri bobot maisng-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1.0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).

c) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala dengan 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). d) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh pembobotan dalam kolom 4.

e) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi sekolah”12

.

3.7.3. Matriks Internal Eksternal (IE)

Tahap analisis matrik Internal Ekternal (IE matrix) dilakukan dengan memasukkan parameter yang digunakan kekuatan internal dan ekternal yang bersumber dari Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Matriks External Analysis Summary (EFAS Faktor Evaluation (EFAS). Gambar Matriks Internal dan Ekternal (IE Matrik) ditunjukkan dalam Gambar 3.1.

12


(11)

IFAS

HIGH MEDIUM LOW

3,00-4,00 2,00-3,00 1,00-2,00

HIGH I GROWTH II GROWTH III RENTRECHCMENT

3,00-4,00 kosentrasi melalui integrasi vertikal

konsentrasi melalui integrasi horizontal

strategi turn-around

EFAS MEDIUM

IV STABILITY V GROWTH VI RENTRECHCMENT 2,00-3,00 konsentrasi melalui integrasi horizontal, STABILITY profit strategi Strategi divestasi LOW VII GROWTH VII GROWTH IX LIKUIDASI

1,00-2,00 diversifikasi konsentrik difersifikasi klongmerat

Gambar 3.1. Internal External (IE) Matrix

(Sumber: Rangkuti,193)

Matrix IE dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yang memiliki dampak statistic berbeda. Matriks tersebut dapat mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

“1. Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

2. Stability Strategy adalah strategi a \yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.

3. Retrenchment Strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau

mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan”13

13


(12)

3.7.4. Diagram SWOT

Langkah selanjutnya adalah menelaah melalui diagram analisis SWOT dengan membuat titik potong antara sumbu X dan sumbu Y, dimana nilai dari sumbu X didapat dari selisih antara subtotal Strenght dan total weakness, sedangkan untuk nilai sumbu Y didapat dari selisih subtotal Opportunities dan Threath.

Gambar 3.2. Diagram Analisis SWOT

(Sumber: Rangkuti, 20)

Diagram analisis SWOT pada ga,bar 3.2 menghasilkan empat kuadran yang dijelaskan sebagai berikut:

Kuadran 1: Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memilki peluang yang ada, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah

BERBAGAI PELUANG

3. Mendukung strategi turn-around

1.Mendukung strategi agresif

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL

4. Mendukung strategi defensive

2. Mendukung Strategi difersifikasi

BERBAGAI ANCAMAN


(13)

mendukung kegiatan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi berbagai kendala/ kelemahan internal

Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.14

3.7.5. Matriks SWOT

Langkah selanjutnya adalah menganalisis EFAS dan IFAS dengan menggunkan matriks SWOT. Matriks SWOT digunkan untuk menyusun faktor-faktor strategis. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh sekolah dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilki. Matriks ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis yang dapat dilihat pada gambar 3.3.

14


(14)

Gambar 3.3. Matriks SWOT

(Sumber: Rangkuti, 83) Berikut adalah kombinasi analisis SWOT: a) “Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b) Stretegi ST

Strategi dalam menggunkan kekuatan yang dimilki perusahaan untuk mengtasi ancaman.

c) Stretegi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d) Stretegi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman”15

.

15

Ibid hal 84.

IFAS

EFAS

STRENGTH (S)

Tentukan faktor-faktor kelemahan internal

WEAKNESSES (W)

Tentukan kekuatan internal

OPPORTUNITIES (O)

Tentukan faktor peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunkan keukatan

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

TREATHS (T)

Tentukan faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi anacaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman


(1)

b.

Rating adalah penilaian yang diberikan untuk kondisi atau keadaan sudah

berjalan selama ini di dalam sebuah institusi.

c.

Nilai adalah perkalian anatara bobot dan rating yang akan menjadi ukuran

untuk menentukan posisi perusahaan secara umum.

3.7.1.

Matriks Faktor Strategi Internal

Tabel IFAS (Internal Strategic Factor Summary) disusun untuk merumuskan

faktor-faktor strategis internal dalam kerangka

Strength dan

Weaknesses sekolah. Tahapnya

adalah:

a)

Menentukan faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

perusahan dalam kolom 1.

b)

Beri bobot masing-masing fakor dengan skala mulai dari 1,0 (paling

penting) sampai 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut jumlahnya

tidak boleh melebihi skor totoal 1,00).

c)

Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (ousstanding) sampai dengan 1 (poor).

Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk dalam

kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari + 1 sampai dengan + 4,

sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.

d)

Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh fakotr pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e)

Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total

skor pembobotan”

11

.

11


(2)

3.7.2.

Matriks Faktor Strategi Eksternal

Dalam menganalisis faktor eksternal dilakukan analisis EFAS (External Factors

Analysis Summary), tabel tersebut disuusn untuk merumuskan faktor-faktor strategis

dalam kerangka peluang (Opportunities) dan ancaman (Threat). Berikut ini adalah

cara-cara penentuan strategi eksternal:

a)

Menyusun dalam kolom (peluang dan ancaman).

b)

Beri bobot maisng-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1.0

(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).

c)

Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala dengan 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).

d)

Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh pembobotan dalam kolom 4.

e)

Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi sekolah”

12

.

3.7.3.

Matriks Internal Eksternal (IE)

Tahap analisis matrik Internal Ekternal (IE matrix) dilakukan dengan memasukkan

parameter yang digunakan kekuatan internal dan ekternal yang bersumber dari Matriks

Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Matriks

External Analysis Summary

(EFAS Faktor Evaluation (EFAS). Gambar Matriks Internal dan Ekternal (IE Matrik)

ditunjukkan dalam Gambar 3.1.

12


(3)

IFAS

HIGH

MEDIUM

LOW

3,00-4,00

2,00-3,00

1,00-2,00

HIGH

I

GROWTH

II

GROWTH

III

RENTRECHCMENT

3,00-4,00

kosentrasi melalui integrasi vertikal

konsentrasi melalui integrasi horizontal

strategi turn-around

EFAS

MEDIUM

IV

STABILITY

V

GROWTH

VI

RENTRECHCMENT

2,00-3,00

konsentrasi melalui integrasi horizontal, STABILITY profit strategi

Strategi divestasi

LOW

VII

GROWTH

VII

GROWTH

IX

LIKUIDASI

1,00-2,00

diversifikasi konsentrik difersifikasi klongmerat

Gambar 3.1. Internal External (IE) Matrix

(Sumber: Rangkuti, 193)

Matrix IE dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yang memiliki dampak statistic

berbeda. Matriks tersebut dapat mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada

prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

“1. Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri

(sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

2. Stability Strategy adalah strategi a \yang diterapkan tanpa mengubah

arah strategi yang telah ditetapkan.

3. Retrenchment Strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau

mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan”

13

13


(4)

3.7.4.

Diagram SWOT

Langkah selanjutnya adalah menelaah melalui diagram analisis SWOT dengan

membuat titik potong antara sumbu X dan sumbu Y, dimana nilai dari sumbu X didapat

dari selisih antara subtotal

Strenght dan total

weakness, sedangkan untuk nilai sumbu Y

didapat dari selisih subtotal Opportunities dan Threath.

Gambar 3.2. Diagram Analisis SWOT

(Sumber: Rangkuti, 20)

Diagram analisis SWOT pada ga,bar 3.2 menghasilkan empat kuadran yang dijelaskan

sebagai berikut:

Kuadran 1: Merupakan

situasi

yang

sangat

menguntungkan.

Perusahaan tersebut memilki peluang

yang

ada,

strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah

BERBAGAI PELUANG

3. Mendukung strategi turn-around

1.Mendukung strategi agresif

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL

4. Mendukung strategi defensive

2. Mendukung Strategi difersifikasi

BERBAGAI ANCAMAN


(5)

mendukung kegiatan pertumbuhan yang agresif (Growth

Oriented Strategy).

Kuadran 2:

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini

masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang

harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara

strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3:

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,

tetapi dilain pihak, ia menghadapi berbagai kendala/

kelemahan internal

Kuadran 4:

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan

kelemahan internal.

14

3.7.5.

Matriks SWOT

Langkah selanjutnya adalah menganalisis EFAS dan IFAS dengan

menggunkan matriks SWOT. Matriks SWOT digunkan untuk menyusun

faktor-faktor strategis. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang

dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh sekolah dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilki. Matriks ini menghasilkan empat set

kemungkinan alternatif strategis yang dapat dilihat pada gambar 3.3.

14


(6)

Gambar 3.3. Matriks SWOT

(Sumber: Rangkuti, 83)

Berikut adalah kombinasi analisis SWOT:

a)

Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b)

Stretegi ST

Strategi dalam menggunkan kekuatan yang dimilki perusahaan untuk

mengtasi ancaman.

c)

Stretegi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d)

Stretegi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman”

15

.

15

Ibid hal 84.

IFAS

EFAS

STRENGTH (S)

Tentukan faktor-faktor kelemahan internal

WEAKNESSES (W)

Tentukan kekuatan internal

OPPORTUNITIES (O)

Tentukan faktor peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunkan keukatan

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

TREATHS (T)

Tentukan faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi anacaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman