PERFORMANS SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF TERNAK KERBAU (Swamp buffalo) DI KECAMATAN SUNGAI LIMAU KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

PERFORMANS SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF TERNAK
KERBAU (Swamp buffalo) DI KECAMATAN SUNGAI LIMAU
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
SKRIPSI

OLEH:
BUDDI SEPTIADI
07 161 053

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Petenakan

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

Performans Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Ternak Kerbau Lumpur
(Swamp Buffalo) di Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman

BUDDI SEPTIADI, di bawah bimbingan

Dr. Ir. Sarbaini Anwar M.Sc dan Ir. Jhon Farlis, M. Sc
Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan
Universitas Andalas, 2014

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sifat kualitatif dan
kuantitatif ternak kerbau lumpur (Swamp Buffalo) di Kecamatan Sungai Limau
Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan informasi ilmiah bagi peneliti dan instansi terkait tentang keberagaman sifat
kualitatif dan kuantitatif ternak kerbau lumpur yang ada di Kecamatan Sungai
Limau. Materi penelitian meliputi 60 ekor ternak kerbau, terdiri dari kerbau jantan
sebanyak 14 ekor dan betina 46 ekor yang dipelihara oleh peternak di Kecamatan
Sungai Limau. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan
pengamatan secara langsung pada setiap individu ternak sampel. Sampel ternak
diambil secara purposive dengan kelompok umur diatas 2 tahun. Analisa data
dilakukan secara deskriptif dengan menghitung persentase, rataan, simpangan
baku, dan koofesien keragaman. Dari hasil pengamatan pada sifat kualitatif
didapatkan warna kulit dan bulu ternak kerbau dewasa umur lebih dari 2 tahun
adalah seragam abu-abu gelap, arah pertumbuhan tanduk umumnya model II
(MII) yaitu tanduk tumbuh melingkar kebelakang, dan pada ujung tanduk agak

melengkung kedalam membentuk setengah lingkaran, posisi tanduk agak
membentuk sudut horizontal dengan punggung. Dari hasil pengamatan terhadap
sifat kuantitatif ternak kerbau berumur lebih dari 2 tahun diperoleh rataan dan
simpangan baku panjang badan, lingkar dada, tinggi pinggul, lebar pinggul, dan
tinggi pundak ternak kerbau lumpur di Kecamatan Sungai Limau berturut-turut
adalah (jantan) 124,98 ± 3,28 cm, 187,44 ± 3,00 cm, 123,06 ± 2,35 cm, 37,24 ±
3,17 cm, 123,93 ± 3,32 cm (betina) 121,01 ± 3,11 cm, 183,42 ± 2,25 cm, 119,43 ±
2,16 cm, 34,11 ± 2,52 cm, 122,34 ± 2,66 cm.

Kata kunci : Sifat Kualitatif, Sifat Kuantitatif, Kerbau Lumpur (Swamp Buffalo),
Kecamatan Sungai Limau.

i

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ternak kerbau merupakan salah satu ternak penghasil daging yang
memberikan sumbangan bagi pengadaan kebutuhan protein hewani. Ternak
kerbau telah lama dipelihara di Indonesia dan telah dimulai sejak kedatangan
nenek moyang bangsa Indonesia ribuan tahun yang lalu. Di Indonesia yang

sebagian besar berpendudukan tinggal di daerah pedesaan dan hidup dari sektor
pertanian, peranan ternak kerbau tidak dapat dipisahkan.
Ternak kerbau ini menyebar luas di kepulauan-kepulauan Indonesia yang
saat ini populasinya mencapai 1.378.153 ekor, sebagian besar tersebar di Provinsi
Nusa Tenggara Timur sebanyak 153.038 ekor. Sedangkan populasi ternak kerbau
di Sumatra Barat pada tahun 2012 tercatat sebanyak 108.073 ekor (Direktorat
Jenderal Peternakan, 2012) merupakan salah satu provinsi terpadat ke 7 populasi
ternak kerbaunya di Indonesia.
Ternak kerbau sudah dipelihara petani Indonesia dari dahulu kala untuk
berbagai tujuan, terutama sebagai sumber tenaga untuk pengolahan tanah dan
transportasi. Pada umumnya ternak kerbau dipelihara secara semi intensif dengan
cara pengembalaan pada siang hari dan mengandangkannya pada malam hari.
Umumnya ternak kerbau di Indonesia tidak menunjukkan jenis tersendiri,
namun terdapat kelompok-kelompok yang berbeda dari satu daerah ke daerah lain.
Bentuk yang seragam sukar didapati, sehingga tiap kelompok belum merupakan
bangsa sendiri.(Sosroamidjojo, 1985)
Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu kabupaten di Sumatera
Barat yang memiliki populasi kerbau yang cukup besar, pada tahun 2010 tercatat

1


sebanyak 44.226 ekor sedangkan di Kecamatan Sungai Limau populasi ternak
kerbau tercatat sebanyak 2.486 ekor (Dinas Peternakan Kabupaten Padang
Pariaman, 2010).
Kecamatan Sungai Limau termasuk daerah terbuka yang berada di
sepanjang jalur lalulintas Provinsi antar kabupaten (Pasaman Barat-Agam). Hal
ini memungkinkan ternak kerbau daerah lain mudah masuk ke wilayah ini
sehingga menyebabkan ternak kerbau di daerah ini memiliki tingkat keragaman
sifat kualitatif dan kuantitatif yang lebih tinggi.
Untuk mengetahui keragaman sifat-sifat kualitatif dan kuantitatif ternak
kerbau yang ada di Kecamatan Sungai Limau maka dilakukan penelitian dengan
judul “Performans Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Ternak Kerbau ( Swamp
buffalo) di Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan berbagai hal yang dikemukakan di atas maka masalah
penelitian ini adalah “Bagaimanakah keragaman sifat kualitatif dan kuantitatif
ternak kerbau lumpur yang dipelihara masyarakat di Kecamatan Sungai Limau,
Kabupaten Padang Pariaman”.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam tampilan sifat

kualitatif dan kuantitatif ternak kerbau yang dipelihara masyarakat Kecamatan
Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman.
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi ilmiah
tentang sifat kualitatif dan kuantitatif ternak kerbau lumpur yang ada di
Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman khususnya dan Indonesia
pada umumnya.
2