MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI PENDEKATAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY (STS):PTK di kelas IV SDN Sindang Laut 1 Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang.

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI PENDEKATAN

SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY (STS)

(PTK di kelas IV SDN Sindang Laut 1 Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

EROH ROHAYATI 0903756


(2)

2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA KONSEP TEKNOLOGI PRODUKSI,

KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI

MELALUI PENDEKATAN

SCIENCE

TECHNOLOGY SOCIETY (STS)

(PTK di Kelas IV SD Negeri SINDANGLAUT 1 Kecamatan Carita

Kabupaten Pandeglang)

Oleh Eroh Rohayati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru sekolah Dasar

© ErohRohayati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Eroh Rohayati, 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Tekhnologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi Melalui Pendekatan Science Technology Society (STS).

Berdasarkan hasil observasi di kelas, keadaan di SDN Sindang Laut 1 Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang masih menghadapi hambatan dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya konsep teknologi dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran IPS masih didominasi dengan metode ceramah, rendahnya hasil belajar siswa, serta faktor-faktor lain. Dengan menerapkan pendekatan Science

Technology Society (STS) pada konsep teknologi pada pembelajaran IPS

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena Science Technology

Society (STS) atau Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pembelajaran

yang diambil dari suatu isu yang tengah terjadi di masyarakat dijadikan topik dalam pembelajaran di kelas yang berpusat pada siswa. (karli, 2004: 28).

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Science Technology

Society (STS) pada konsep teknologi? Adapun tujuan dalam penelitian ini yakni

mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan

Science Technology Society (STS).

Dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun dalam penelitian ini peneliti mengambil tiga siklus dengan jumlah siswa kelas IV secara keseluruhan sebanyak 24 orang terdiri dari 10 orang laki-laki, dan 14 orang perempuan. Instrument penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes. Analisis datanya yaitu tahap persiapan dan pengolahan data.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa peneliti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS pada konsep teknologi. Hal ini bisa dilihat dari skor rata-rata hasil belajar siswa mulai dari siklus I mencapai 64,58 dan prosentase 33% dengan kategori cukup, siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 71,66 dengan prosentase 58% masih dalam kategori cukup, dan kemudian siklus III mencapai 81,25 dengan prosentase 83% termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut membuktikan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan khususnya pada pembelajaran IPS pada konsep teknologi dengan menggunakan penerapan pendekatan Science Technology Society (STS). Diharapkan guru kelas IV dalam konsep teknologi dalam pembelajaran IPS atau dalam konsep apapun dapat menerapkan pendekatan Science Technology Society

(STS).

Kata kunci: Science Technology Society (STS). Konsep Tekhnologi Produksi,


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Ruang Lingkup dan Proses Pembelajaran IPS... 10

B. Karakteristik Anak Sekolah Dasar ... 11

C. Pendekatan Science Technology Society (STS) ... 14

D. Hasil Belajar ... 22

E. Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi ... 24


(7)

G. Kerangka Berpikir ... 29

H. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Pemilihan Metode Penelitian ... 31

B. Desain Penelitian ... 33

C. Subjek dan Lokasi Penelitian... 43

D. Instrumen Penelitian ... 44

E. Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ... 52

B. Pelaksanaan Penelitian ... 53

C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 87

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

E. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu Sudjana, (1989: 28). Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan prilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.

Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.

Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak


(9)

dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan kearah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sedikit sulit.

Dengan adanya ketentuan undang-undang yang mewajibkan IPS sebagai mata pelajaran dalam sistem pendidikan di Indonesia telah menjadikan kedudukan IPS semakin jelas dan kokoh. Seperti yang dikemukakan dalam Pasal 37 UU Sisdiknas bahwa mata pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial mempunyai fungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia. Melihat betapa pentingnya nilai-nilai tersebut maka pembelajaran Pengetahuan Sosial hendaknya disusun, direncanakan, dan dilaksanakan secara sistematis dengan strategi pembelajaran yang dapat merangsang keterlibatan siswa secara aktif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Berdasarkan hasil observasi tentang kegiatan belajar mengajar di kelas 1V SDN Sindanglaut 1, guru mendominasi kegiatan belajar sehingga siswa pasif dan kurang dilibatkan, hal ini berimbas pada pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru, sehingga tujuan dari hasil belajar tidak tercapai.

Bagi peserta didik mata pelajaran Pengetahuan Sosial yang cakupannya luas itu sering diasumsikan sebagai mata pelajaran yang membosankan dan kurang menarik. Bahkan ada yang beranggapan bahwa


(10)

Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal.

Dari permasalahan diatas khususnya mengenai teknologi produksi, komunikasi dan transportasi melalui pengamatan langsung ke masyarakat, pengamatan langsung disini maksudnya, dikarenakan perkembangan teknologi yang sangat pesat, untuk mengetahui perkembangan teknologi tersebut siswa dapat mengamati langsung perkembangan teknologi yang ada disekeliling kehidupannya sehari-hari. Dengan kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan pembelajaran langsung tanpa disadari. Selain hal tersebut guru dapat menugaskan siswanya untuk mencari tahu perkembangan teknologi melalui media masa merupakan sarana yang baik untuk dilihat dan diamati, maka dari itu peneliti merasa perlu mengembangkan suatu model pembelajaran IPS yang memuat kegiatan teknologi dengan mengangkat isu-isu atau masalah yang ada di lingkungan sekitar anak (masyarakat) kedalam suatu pembelajaran dan mengaitkan dengan konsep IPS pada perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Sehingga pelajaran IPS akan lebih bermakna dan siswa akan menjadi lebih terampil. Dalam hal ini peneliti mencoba menerapkan pendekatan Science Technology Society (STS), yaitu pendekatan terpadu antara sains, IPS, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat.


(11)

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Karena PTK sangat besar bagi dunia pendidikan. Menurut I Wayan Santyana (2007), dalam Arifin, (2012: 100-101) “PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan” Pelaksanaan PTK secara kontinyu dapat membentuk sikap professional (guru, kepala sekolah, pengawas), sehingga mereka tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zona nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hasil yang lebih baik.

Atas dasar permasalahan diatas peneliti merasa tergugah untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SD Negeri Sindang Laut 01 Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi Melalui Pendekatan Science Technology Society (STS)

(PTK di kelas 1V SDN Sindang Laut 1 Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang)


(12)

B Perumusan Masalah

Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Science Technology Society (STS) pada konsep teknologi?

Secara spesifik dari rumusan masalah diatas dapat diuraikan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan pendekatan Science Technology Society

(STS) pada konsep teknologi?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada konsep teknologi dengan pendekatan Science Technology Society (STS)? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

pendekatan Science Technology Society (STS) pada konsep teknologi?

C Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini yakni mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan Science

Technology Society (STS). Secara khusus tujuan penelitian ini dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan penerapan pendekatan Science Technology


(13)

2. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada konsep teknologi dengan pendekatan Science Technology Society

(STS)

3. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan

Science Technology Society (STS) pada konsep teknologi

D Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi peneliti

a. Menyediakan wawasan tentang penggunaan menggunakan pendekatan Science Technology Society (STS)

b. Menyediakan identifikasi masalah-masalah yang terjadi pada pembelajaran dikelas

c. Menyediakan ide atau gagasan dan hasil yang ingin di capai untuk diterapkan di kelas.

2. Bagi guru

a. Menyediakan wawasan tentang penggunaan pendekatan

Science Technology Society (STS) hasil belajar siswa sesuai

dengan yang diajarkan

b. Menyediakan keterampilan mengajar dengan menggunakan pendekatan Science Technology Society (STS)

c. Memotivasi pembentukan mutu dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran


(14)

3. Bagi siswa

a. Mempasilitasi peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS

b. Mendorong pola berpikir yang kreatif dalam belajar.

c. memotivasi belajar siswa menguji kemampuan intelektual dan membiasakan belajar aktif.

E Definisi Operasional

1. Pendekatan Science Technology Society (STS)

Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan pembelajaran yang diambil dari suatu isu yang tengah terjadi di masyarakat dijadikan topik dalam pembelajaran di kelas yang berpusat pada siswa. (karli, 2004: 28). Dalam proses pembelajaran STS siswa secara tidak langsung belajar bagaimana cara mengatasi masalah yang dihadapinya. siswa menelusuri isu-isu yang terjadi sehingga siswa menemukan pemecahan dari masalah yang terjadi. Selain itu siswa dapat meningkatkan rasa peduli terhadap sesamanya dalam kehidupan sehari-hari.


(15)

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran pendekatan

Science Technology Society (STS) yang akan dilakukan dalam

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap Invitasi: siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang dibahas. Bila perlu guru memancing dengan memberikan pertanyaan problematik tentang teknologi.

b. Tahap eksplorasi: siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep teknologi melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterpretasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru. Secara berkelompok atau individu siswa melakukan kegiatan diskusi.

c. Tahap Penjelasan dan Solusi: memberikan penjelasan-penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, membuat rangkuman serta kesimpulan.

d. Tahap Pengembalian Tindakan: siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik bagi individu maupun masyarakat yang berhubungan dengan pemecahan masalah.


(16)

2. Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi

Menurut Hisnu, (2008: 170) “Teknologi ada hubunganya dengan teknik, kata teknik artinya cara atau metode” Materi pada penelitian ini difokuskan pada konsep teknologi , dengan beberapa sub topik yaitu teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi, adapun manfaat pembelajaran teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi bagi siswa yaitu siswa dapat mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta siswa dilatih untuk dapat menilai dampak positif maupun negatif produk tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat dan lingkungan alam, sehingga ia dapat mengambil keputusan secara bijak apabila menghadapi masalah dilingkungannya.

3. Hasil belajar

Menurut Sudjana dalam Kunanadar, (2011: 267) “Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan” Hasil belajar dalam penelitian ini adalah berupa nilai tes hasil belajar siswa, kelompok dan tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dicuplik pada lembar observasi.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pemilihan Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Karena PTK sangat besar bagi dunia pendidikan. Menurut I Wayan Santyana (dalam Arifin, 2012: 100-101) “PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan” Pelaksanaan PTK secara kontinyu dapat membentuk sikap professional (guru, kepala sekolah, pengawas), sehingga mereka tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zona nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hasil yang lebih baik.

Menurut Arikunto, (2008: 2-5) dikatakan bahwa “PTK merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk mencermati suatu objek, dengan menggunakan metodologi untuk memperoleh data yang dilakukan di dalam kelas”

Menurut Supardi, (2008: 104) “PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul dikelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa PTK diperoleh dari persepsi peneliti.

Selanjutnya menurut Kemmis dan Mc. Taggart bahwa “Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang


(18)

meningkatkan penalaran dan keadaan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut” Arikunto, (2008: 58).

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan kelas yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru dan peneliti, mulai dari penyusunan rencana sampai penilaian terhadap tindakan nyata yaitu berupa proses kegiatan belajar mengajar dikelas.

1. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menemukan karateristik dari PTK, yang membedakannya dengan jenis penelitian lain, bahwa PTK itu kegiatan nyata untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas, dan merupakan tindakan yang dilakukan oleh guru kepada siswa.

Supardi, (2008: 108) menjelaskan tentang karakteristik PTK diantaranya adalah:

a. Masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran guru adanya persoalan yang terkait dengan proses`dan produk pembelajaran yang dihadapi di kelas

b. Pendidik menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara professional

c. Dalam konteks seperti itu seorang guru lain/ kepala sekolah dapat berdiskusi untuk mencari dan merumuskan persoalan di kelas. Dengan demikian, guru beserta temannya dapat melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif.

d. Adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

Berdasarkan karakteristik di atas, peneliti bisa menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan karena ditemukan adanya masalah-masalah dalam proses kegiatan pembelajaran sehari-hari, maka dengan


(19)

adanya PTK ini peneliti berupaya untuk memperbaiki pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya melalui beberapa tahapan.

2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan utama dari pelaksanaan PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangan profesionalnya.

Supardi, (2008: 108) “Untuk memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar”

B. Desain Penelitian

1. Prosedur Pengembangan Program Tindakan

Dilihat dari karakteristik dan tujuan PTK di atas, maka penelitian tindakan kelas yang diambil oleh peneliti adalah PTK Menurut Kemmis dan M.C. Taggart, empat komponen penelitian tindakan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi). Sukardi, (2008: 214).


(20)

dalam suatu spiral yang saling terkait. Antara langkah satu dengan langkah berikutnya yang secara singkat akan dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 3.1: Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart Sumber: Natalia dan Dewi (2009: 38)

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,(3) pengamatan, (4) refleksi.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki karakteristik yang sangat penting, yaitu bahwa problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru kelas. PTK akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapi di kelas. Kemudian dari persoalan itu pendidik menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara profesional. Jika pendidik merasa


(21)

bahwa apa yang dia praktikan sehari-hari di kelas tidak bermasalah maka PTK tidak diperlukan. Namun, pendidik/guru perlu melihat dan merasakan sendiri apa yang telah dilakukannya selama mengajar di kelas. 2. Prosedur Pelaksanaan Tindakan

Rangkaian kegiatan penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan (penelitian pendahuluan) tentang pola pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas. Prosedur pelaksanaan tindakan yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut:

a. Pra siklus

Pra siklus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah studi pendahuluan sebelum tindakan kelas dilakukan terhadap praktek pembelajaran yang dilaksanakan.

1) Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan suatu observasi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pembelajaran, juga mengamati proses kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan guru dalam pengunaan alat peraga edukatif, fasilitas belajar yang digunakan serta interaksi siswa dalam pembelajaran.

2) Refleksi

Hasil observasi lalu dijadikan bahan refleksi dan dikonfirmasikan dengan hasil kajian teoritis yang relevan sehingga menghasilkan suatu program pengembangan tindakan yang dipandang akurat dan sesuai


(22)

dilakukan dengan menggunakan pendekatan Science Technology

Society untuk pelaksanaan siklus I.

b. Siklus I 1) Rencana

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti bersama guru merencanakan rencana pembelajaran dari hasil observasi dan refleksi dari kegiatan pra siklus sebagai wujud revisi dari kelemahan yang terjadi pada kegiatan pra siklus.

a) Menyusun perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) konsep teknologi di kelas IV dengan menggunakan pendekatan Science Technology Society. b) Membuat pedoman observasi dan lembar observasi teradap

aktivitas siswa.

c) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tulis untuk mengetahui hasil kognitif siswa dan lembar observasi untuk penilaian aktivitas siswa.

2) Tindakan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan Proses pembelajaran menggunakan pendekatan

Science Technology Society dalam pembelajaran IPS Pada

konsep teknologi produksi, yakni sebagai berikut:

a) Bagian awal pembelajaran guru melakukan apersepsi untuk menggali konsep awal siswa tentang teknologi.


(23)

b) Invitasi, yaitu guru melakukan tanya jawab dan

brainstorming yang dihubungkan dengan teknologi produksi

dalam kehidupan sehari-hari.

c) Guru melakukan eksplorasi, yaitu Guru menyajikan masalah tentang “mana teknologi produksi sederhana dan modern?”. Kemudian, Siswa dibagi kelompok untuk Mendiskusikan masalah tadi dan membuat suatu produk yang menggunakan teknologi produksi sederhana

d) Siswa menyajikan/mempersentasikan hasil diskusinya serta menyajikan hasil produknya

e) Mengevaluasi/merefleksi, dan menyimpulkan pembelajaran hari ini.

3) Obervasi

Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru mitra yang juga sebagai observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran pada konsep teknologi dengan menggunakan pendekatan science technology society (STS) yang dilakukan di kelas IV dengan menggunakan pedoman observasi, yang diamati adalah aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS pada konsep teknologi.

4) Refleksi


(24)

atau kelemahan-kelemahan yang muncul dari hasil pengamatan, yaitu berupa perkembangan aktifitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode science technology society (STS). Selanjutnya merumuskan perencanaan dan merevisi rencana tindakan untuk ditindaklanjuti pada siklus II.

a. Siklus II

Berdasarkan Refleksi pada siklus I, maka Peneliti dan guru mitra akan merencanakan sebagai berikut:

1) Rencana

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti bersama guru merencanakan pembelajaran dari hasil observasi dan refleksi dari kegiatan siklus I sebagai wujud revisi dari kelemahan yang terjadi pada kegiatan siklus I. Adapun kegiatan pada tahap perencanaan pada siklus I diantaranya:

a) Mendata masalah dan temuan-temuan pada siklus I.

b) Membuat rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP) dengan pendekatan science technology society (STS) untuk siklus II. c) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tulis untuk mengetahui

hasil kognitif siswa dan lembar observasi untuk penilaian aktivitas siswa.


(25)

2) Tindakan

Berdasarkan dari pelaksanaan, maka tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, dan guru mitra sebagai observer. Adapaun langkah-langkah pembelajaran pada proses tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

a) Bagian awal pembelajaran guru melakukan apersepsi untuk menggali konsep awal siswa.

b) Melakukan invitasi yaitu tanya jawab atau brainstorming tentang kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan teknologi komunikasi

c) Eksplorasi: Siswa diberikan masalah tentang “mana teknologi komunikasi zaman dulu dan komunikasi sekarang?” Kemudian, Siswa diberikan salah satu contoh alat komunikasi dan siswa diminta untuk memperaktekan alat komunikasi tersebut, ada siswa yang memperaktekan alat komunikasi zaman dulu dan ada siswa yang memperaktekan alat komunikasi zaman sekarang, Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan teknologi komunikasi zaman dulu dan zaman sekarang dan kelompok tersebut diminta untuk membuat alat komunikasi zaman dulu, bahan dan alat sudah disediakan. Dengan bimbingan guru


(26)

d) Tahap penjelasan dan solusi tindakan, Siswa bersama guru membahas tentang permasalahan yang diungkap, lalu perwakilan siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya, dan meperlihatkan hasil produknya.

e) Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini 3) Observasi

a) Observer (guru mitra) melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan pendekatan science technology society (STS) pada konsep teknologi komunikasi.

b) Mencatat perubahan aktivitas siswa pada saat pembelajaran pada lembar pedoman observasi.

4) Refleksi

a) Merefleksi proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan science technology society pada konsep teknologi komunikasi.

b) Merefleksi hasil perubahan aktifitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan science

technology society pada konsep teknologi komunikasi.

c) Menganalisis hasil temuan dan hasil penelitian pada siklus II, dan merencanakan untuk menindaklanjuti pada siklus III.


(27)

b. Siklus III

Berdasarkan refleksi pada siklus II, maka Peneliti dan guru mitra akan merencanakan sebagai berikut:

1) Rencana

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti bersama guru merencanakan pembelajaran dari hasil observasi dan refleksi dari kegiatan siklus II sebagai wujud revisi dari hasil temuan dan kelemahan-kelamahan yang terjadi pada kegiatan siklus II.

a) Mendata masalah dan temuan-temuan pada siklus II, lalu dievaluasi dan didiskusikan untuk mencari upaya perbaikan dan diterapkan pada pembelajaran di siklus III,

b) Merancang rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus III.

c) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tulis untuk mengetahui hasil kognitif siswa dan lembar observasi untuk penilaian aktivitas siswa

d) Menentukan jadwal untuk pelaksanaan siklus III.

2) Tindakan

Berdasarkan dari perencanaan, maka tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah melaksanakan langkah-langkah


(28)

mitra sebagai observer. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus III adalah sebagai berikut:

a) Diawal pembelajaran guru melakukan apersepsi yaitu guru mengingatkan kembali tentang teknologi

b) Guru melakukan invitasi yaitu guru menyebutkan beberapa contoh teknologi transportasi darat, teknologi udara dan sungai Melakukan tanya jawab tentang ketiga jenis alat transportasi tersebut.

c) Eksplorasi: Siswa diberikan masalah tentang “mana transportasi zaman dulu dan transportasi zaman sekarang?”. Kemudian, Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan siswa dibawa keluar kelas, siswa diminta untuk mengamati transportasi yang ada dilingkungan sekolah, bersama kelompok, siswa berdiskusi tentang masalah yang disajikan, dan kelompok tersebut membuat sebuah contoh alat transportasi darat yang terbuat dari bekas minuman botol d) Tahap penjelasan dan solusi tindakan, Siswa bersama guru

membahas tentang permasalahan yang diungkap, lalu perwakilan siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya serta memperlihatkan hasil produknya


(29)

3) Observasi

a) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan pendekatan

science technology society pada konsep teknologi transportasi.

b) Mencatat perubahan aktivitas siswa pada saat pembelajaran pada lembar pedoman observasi.

.

4) Refleksi

a) Merefleksi proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan science technology society pada konsep teknologi transportasi.

b) Merefleksi hasil perubahan aktifitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan science

technology society pada konsep teknologi transportasi.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Dengan menentukan subjek penelitian, maka penelitian akan lebih mudah dan efektif. Adapun subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sindang Laut 1, dengan jumlah siswa kelas


(30)

IV secara keseluruhan sebanyak 24 Orang terdiri dari 10 orang laki-laki, dan 14 orang perempuan.

Alasan memilih subjek penelitian siswa kelas IV SDN Sindang Laut 1 Kecamatan Carita. ini adalah berlandaskan pada tingkat perkembangan kognitif anak kelas IV yang sudah matang, menurut tahapan perkembangan kognitif mereka berada dalam tahap observasi formal, dengan demikian mereka dapat mengemukakan pendapatnya secara rasional dan wajar.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksankan di SDN Sindang Laut 1 kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang. Alasan memilih lokasi ini karena letaknya tidak jauh dari tempat tinggal peneliti sendiri sehingga memudahkan pelaksanaan penelitian.

D. Instrument Penelitian

Untuk menghimpun data tersebut diatas, instrument penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Arikunto, (2006 : 30).

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis, dimana peneliti sebelum melakukan observasi terlebih dahulu


(31)

menyiapkan pedoman sebagai instrument pengamatan. Pedoman observasi dalam penelitian ini yaitu :

Table 3.1

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

dengan Menggunakan Pendekatan STS

No.

Aspek Yang Diobservasi

Deskriptor

1. Invitasi

fase penyelidikan

a. Pemahaman siswa tentang pertanyaan yang diajukan oleh guru

b. Mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang dibahas

c. Pemahaman siswa tentang konsep tersebut.

2. Eksplorasi

Fase Perancangan

a. Menghasilkan ide-ide untuk menyajikan hasil diskusi dan membuat produk


(32)

dan mencatat setiap langkah pengumpulan data.

c. Memperhatikan alat dan bahan secara benar dan aman.

3. Tahap

Penjelasan dan Solusi

Fase

Pembuatan

a. Menggunakan alat dan bahan secara benar.

b. Memproses cara pembuatan sesuai dengan bahan yang ada. c. Mempresentasikan atau

menyajikan hasil kelompoknya

Penjelasan tambahan:

Tanda Tangan

Peneliti

Sumber: Mulyawati, (2010: 37)

Tabel di atas merupakan pedoman observasi yang pada pelaksanaanya observer akan menuliskan hasil temuan pada lembar observasi yang disediakan oleh peneliti dan disesuaikan dengan deskriptor pada pedoman observasi di atas.


(33)

b. Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Arikunto, (2006 : 53).

Jenis tes yang digunakan adalah soal-soal bentuk obyektif, hal ini dilakukan karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan. Salah satu bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes dengan jawaban singkat. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah pembelajaran.

Penskoran tes hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, yaitu:

Adapun kisi-kisi soalnya adalah sebagai berikut :

Standar Kompetensi: Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi Kompetensi Dasar: Mengenal perkembangan tekhnologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya


(34)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal

Siklus Pokok / Sub Pokok Bahasan

Tingkat Kesukaran

Tingkatan kognitif Juml ah

C1 C2 C3

1. Teknologi Produksi

Mudah *1,2,3,4

10

Sedang *5,6,7

Sukar *8,9,10

Jumlah 10

2. Teknologi komunikasi

Mudah *1,2,3,4

10

Sedang *5,6,7

Sukar *8,9,10

Jumlah 10

3. Teknologi transportasi

Mudah *1,2,3,4

10

Sedang *5,6,7

Sukar *8,9,10

Jumlah 10

* nomor soal

Tabel diatas merupakan kisi-kisi soal yang akan diberikan pada saat pelaksanaan tindakan penelitian. Soal yang diberikan berjumlah sepuluh buah soal dengan tingkatan kognitif pengetahuan, pemahaman, dan penerapan dan tingkat kesukaran yang berbeda.


(35)

E. Analisis Data a. Persiapan

Pada tahap ini peneliti mengecek kelengkapan data, maksudnya memeriksa lembar observasi hasil temuan observer, dan mengecek data nama siswa sampai kelengkapan identitas pengisi instrumen, dan juga hasil tes siswa.

b. Pengolahan data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan klasifikasi dan dianalisa berdasarkan tujuan untuk memudahkan pengolahan dan pengambilan prosentase keberhasilan.

1. Lembar Pedoman Observasi

Untuk memperoleh data yang lebih relevan dalam bentuk kualitatif, dan disesuaikan dengan format lembar observasi yang telah disediakan, maka untuk mengetahui tingkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada konsep Teknologi dengan pendekatan Sains

Technology Society (STS) yang dilakukan oleh guru model (peneliti),

observer menuliskan hasil temuan dari pengamatannya pada lembar observasi yang disediakan, dan hasilnya akan dideskripsikan ulang oleh peneliti.


(36)

2. Tes Hasil Belajar Siswa

Dalam penelitian peneliti menggunakan tes prestasi hasil belajar tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 10 soal. Adapun pengolahan skor tes akhir belajar siswa dapat dilihat dibawah ini, Peneliti menentukan skor hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus:

Rumus:

× 100 (skala 0-100)

Keterangan:

B= jumlah jawaban benar

N= jumlah soal

Adapun rumus untuk menentukan nilai akhirnya adalah:

Nilai Akhir Siswa= Skor Hasil Sisiwa X 10

Dan nilai rata-rata kelasnya ditentukan dengan rumus: Nilai Rata-rata Kelas = ∑ Nilai Akhir Siswa


(37)

Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:

P= Siswa Yang Tuntas Belajar X 100 % Siswa

Berdasarkan rumus di atas, maka disesuaikan dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

- Skor nilai 90 – 100 = A (baik sekali) - Skor nilai 80 – 89 = B (baik) - Skor nilai 65 – 79 = C (cukup) - Skor nilai 55 – 64 = D (kurang) - Skor nilai  55 = E (buruk) Sumber: Cece Rakhmat dan Solehudin (2006 : 67). 3. Dokumentasi

Untuk memperkuat data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan foto sebagai dokumentasi hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti. Hasil dokumentasi merupakan salah satu data akurat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti pada pendekatan Science Technology Society (STS) pada konsep Teknologi, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari mulai pelaksanaan pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III, adalah sebagai berikut: 1. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Science

Technology Society (STS) dengan membuat sebuah prodak atau membuat

keterampilan yang berhubungan dengan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi, guru sudah bisa menciptakan pembelajaran yang kolaboratif, jadi interaksi siswa dengan siswa dalam pembelajaran sudah muncul. Bahkan guru sudah bisa mengajak siswa untuk menjadi warga Negara yang baik, tanggap terhadap perkembangan teknologi dan dapat menilai dampak positif maupun dampak negatif kemajuan teknologi. 2. Berdasarkan hasil pengamatan observer (guru mitra) terhadap proses

pembelajaran pada pelaksanaan siklus I sampai siklus III, dapat peneliti deskripsikan hasil pengamatannya bahwa aktivitas siswa pada setiap siklusnya semakin meningkat. Hal itu bisa terlihat bahwa setiap siswa sudah bisa mengeksplorasi dalam mengikuti pembelajaran, peningkatan terlihat dari munculnya kreativitas siswa. pada setiap deskriptor yang ada pada rubrik pedoman observasi. Antusias siswa terlihat pada setiap


(39)

pembelajaran dan pada saat memecahkan masalah yang diberikan bersama anggota kelomponya, Interaksi siswapun sudah cukup baik dan terlihatnya adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok.

3. Hasil belajar siswa pada konsep teknologi dengan menggunakan pendekatan Science Technology Society (STS) mengalami peningkatan yang sangat baik, hal ini bisa dilihat dari skor rata-rata hasil belajar siswa mulai dari siklus I mencapai 64,58 dan prosentase 33% dengan kategori cukup, pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 71,66 dengan prosentase 58% masih dalam kategori cukup, dan kemudian pada siklus III mencapai 81,25 dengan prosentase 83% termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut membuktikan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan khususnya pada pembelajaran IPS pada konsep teknologi dengan menggunakan pendekatan Science Technology Society (STS).

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian pada pendekatan Science Technology Society (STS). untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep teknologi ini telah berhasil dan memperoleh hasil yang sangat baik dengan meningkatnya skor hasil belajar siswa dan mampu melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan Science

Technology Society (STS) dengan baik, sehingga terciptanya pembelajaran

yang aktif dan siswa bisa tanggap terhadap perkembangan teknologi dan dapat menilai dampak positif maupun dampak negatif kemajuan teknologi.


(40)

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN Sindang Laut 1 Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang terhadap pembelajaran IPS, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru Kelas

- Dalam mengajar sebaiknya guru tidak langsung memasuki pada materi

pokok yang akan disampaikan. guru sebaiknya memotivasi siswa terlebih dahulu.

- Guru sebaiknya menjadi fasilitator, dan motivator bagi siswa selama

proses pembelajaran, sehingga siswa mendapatkan kebebasan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Dalam memberikan pembelajaran guru senantiasa menciptakan atau menggunakan alat peraga.

2. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Science Technology

Society (STS) akan menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki

bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.

3. Kepala Sekolah

Selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah kepala sekolah hendaknya memberikan masukan-masukan atau saran terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru guna mewujudkan peningkatan didalam proses pembelajaran. Serta memberikan dukungan kepada guru


(41)

yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajarn dengan memilih pendekatan atau metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 4. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih ditemukan banyak kekurangan, maka hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan diskusi dan referensi untuk diteliti lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada pembelajaran IPS dimasa yang akan datang.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, dkk, (2006 A). Pendidikan Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto Suharsimi, (2006 B). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara.

Sudjana Nana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya.

Sukardi, (2009). Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara

Sumaat madja, H Nursid, dkk. (2004). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Winardi, Tantya Hisnu P. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI

Kelas 4. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Poedjiadi Anna, (2007). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Rosdakarya.

Effendi Ridwan, Dkk (2007). Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya, dan

Teknologi. Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Karli, Hilda. dan Margaretha. S. (2004). Model-model Pembelajaran. Bandung: CV. Bina Media Informasi.


(43)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti pada pendekatan Science Technology Society (STS) pada konsep Teknologi, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari mulai pelaksanaan pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III, adalah sebagai berikut: 1. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Science

Technology Society (STS) dengan membuat sebuah prodak atau membuat

keterampilan yang berhubungan dengan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi, guru sudah bisa menciptakan pembelajaran yang kolaboratif, jadi interaksi siswa dengan siswa dalam pembelajaran sudah muncul. Bahkan guru sudah bisa mengajak siswa untuk menjadi warga Negara yang baik, tanggap terhadap perkembangan teknologi dan dapat menilai dampak positif maupun dampak negatif kemajuan teknologi. 2. Berdasarkan hasil pengamatan observer (guru mitra) terhadap proses

pembelajaran pada pelaksanaan siklus I sampai siklus III, dapat peneliti deskripsikan hasil pengamatannya bahwa aktivitas siswa pada setiap siklusnya semakin meningkat. Hal itu bisa terlihat bahwa setiap siswa sudah bisa mengeksplorasi dalam mengikuti pembelajaran, peningkatan terlihat dari munculnya kreativitas siswa. pada setiap deskriptor yang ada


(2)

pembelajaran dan pada saat memecahkan masalah yang diberikan bersama anggota kelomponya, Interaksi siswapun sudah cukup baik dan terlihatnya adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok.

3. Hasil belajar siswa pada konsep teknologi dengan menggunakan pendekatan Science Technology Society (STS) mengalami peningkatan yang sangat baik, hal ini bisa dilihat dari skor rata-rata hasil belajar siswa mulai dari siklus I mencapai 64,58 dan prosentase 33% dengan kategori cukup, pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 71,66 dengan prosentase 58% masih dalam kategori cukup, dan kemudian pada siklus III mencapai 81,25 dengan prosentase 83% termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut membuktikan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan khususnya pada pembelajaran IPS pada konsep teknologi dengan menggunakan pendekatan Science Technology Society (STS).

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian pada pendekatan Science Technology Society (STS). untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep teknologi ini telah berhasil dan memperoleh hasil yang sangat baik dengan meningkatnya skor hasil belajar siswa dan mampu melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan Science

Technology Society (STS) dengan baik, sehingga terciptanya pembelajaran

yang aktif dan siswa bisa tanggap terhadap perkembangan teknologi dan dapat menilai dampak positif maupun dampak negatif kemajuan teknologi.


(3)

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN Sindang Laut 1 Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang terhadap pembelajaran IPS, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru Kelas

- Dalam mengajar sebaiknya guru tidak langsung memasuki pada materi pokok yang akan disampaikan. guru sebaiknya memotivasi siswa terlebih dahulu.

- Guru sebaiknya menjadi fasilitator, dan motivator bagi siswa selama proses pembelajaran, sehingga siswa mendapatkan kebebasan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Dalam memberikan pembelajaran guru senantiasa menciptakan atau menggunakan alat peraga.

2. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Science Technology

Society (STS) akan menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki

bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.

3. Kepala Sekolah

Selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah kepala sekolah hendaknya memberikan masukan-masukan atau saran terhadap


(4)

yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajarn dengan memilih pendekatan atau metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 4. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih ditemukan banyak kekurangan, maka hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan diskusi dan referensi untuk diteliti lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada pembelajaran IPS dimasa yang akan datang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, dkk, (2006 A). Pendidikan Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto Suharsimi, (2006 B). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara.

Sudjana Nana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya.

Sukardi, (2009). Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara

Sumaat madja, H Nursid, dkk. (2004). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Winardi, Tantya Hisnu P. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI

Kelas 4. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Poedjiadi Anna, (2007). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Rosdakarya.

Effendi Ridwan, Dkk (2007). Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya, dan

Teknologi. Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya


Dokumen yang terkait

ENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSEP SAINS DAN TEKNOLOGI TERAPAN TERHADAP HASIL BELAJAR MENGENAL PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI (IPS) SISWA KELAS IV DI SDN KERTOSARI 2 JEMBER

0 5 132

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SUKADANA ILIR LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 40

PENERAPAN MODEL SCIENCE TECHNOLOGY AND SOCIETY UNTUK MENINGKATKAN SIKAP POSITIF SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN GEOGRAFI DAN KREATIVITAS SISWA

2 23 110

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 1 WAY HALIM PERMAI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 8 52

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV B SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 4 71

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT

0 8 90

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 TANJUNG SARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 50

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT

0 13 90

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014/2015

0 3 59

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI oleh NUR JANNAH NIM 201133055

0 0 27