PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014/2015

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM

PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2014/2015

Oleh

ZULAILI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM

PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

ZULAILI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM

PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2014/2015

Oleh

ZULAILI

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPS kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung. Masih banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui Pendekatan Keterampilan Proses.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi aktivitas dan tes hasil belajar siswa. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung. Pada siklus I pertemuan I persentase siswa yang kurang aktif 60,98% siswa yang aktif 26,83% sangat aktif 12,19% mengalami perubahan lebih baik pada pertemuan II persentase siswa yang kurang aktif 39,02% siswa yang aktif 41,46% sangat aktif 19,51%. Pada siklus II pertemuan I persentase siswa yang kurang aktif 14,63% siswa yang aktif 48,78% sangat aktif 36,59% mengalami peningkatan pada pertemuan II persentase siswa yang kurang aktif 0% siswa yang aktif 53,66% sangat aktif 46,34%. Sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM pada siklus I pertemuan I persentase 56,1% pertemuan II presentase 39,02% menurun pada siklus II pertemuan I menjadi 14,63% dan terus menurun pada pertemuan II dengan persentase 0%.


(4)

(5)

(6)

(7)

xi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian... 4

1.5 Manfaat/ Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI 2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran ... 6

2.1.1 Teori Belajar... 6

2.1.2 Pembelajaran ... 10

2.2 Pembelajaran IPS... 10

2.2.1 Pengertian Pendidikan IPS... 10

2.2.2 Tujuan Pembelajaran IPS SD... 11

2.2.3 Ruang Lingkup IPS SD... 12

2.2.4 Materi Pendidikan IPS ... 12

2.3 Pendekatan Belajar ... 12

2.4 Pendekatan Keterampilan Proses... 13

2.5 Keaktifan Siswa Dalam Pendekatan Keterampilan Proses... 14

2.5.1 Langkah-Langkah Pelaksanaan Keterampilan Proses ... 15

2.5.1.1 Pemanasan ... 15


(8)

xii

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses ... 17

2.6.1 Keunggulan Pendekatan Keterampilan Proses... 17

2.6.2 Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses ... 17

2.7 Aktivitas Belajar ... 18

2.8 Hasil Belajar ... 19

2.9 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 19

2.10 Hipotesis Tindakan... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Tempat Penelitian ... 23

3.3 Subjek Penelitian ... 24

3.4 Alat Pengumpulan Data... 24

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.6 Teknik Analisis Data ... 25

3.7 Langakah-langkah Kegiatan PTK Berdasarkan Siklus ... 28

3.8 Urutan Kegiatan PTK ... 29

3.8.1 Siklus I Pertemuan I ... 29

3.8.2 Siklus I Pertemuan II... 32

3.8.3 Siklus II Pertemuan I... 34

3.8.4 Siklus II Pertemuan II ... 36

3.9 Indikator Keberhasilan ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 39

4.2 Hasil Penelitian... 40

4.2.1 Siklus I Pertemuan I ... 40

4.2.2 Siklus I Pertemuan II... 44

4.2.3 Siklus II Pertemuan I... 51

4.2.4 Siklus II Pertemuan II ... 56

4.3 Pembahasan ... 63

4.3.1 Aktivitas Belajar... 63

4.3.2 Hasil Belajar... 65


(9)

xiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 68 5.2 Saran-saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA


(10)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 2

3.1 Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 25

4.1 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I... 43

4.2 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 48

4.3 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 55

4.4 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ... 60

4.5 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I s/d Siklus II ... 64

4.6 Nilai Hasil Belajar Siswa... 65


(11)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(12)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran... 72

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 80

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan I ... 85

4. Instrumen Soal Siklus I Pertemuan I ... 86

5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 87

6. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I... 91

7. Skor Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 93

8. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan II ... 95

9. Instrumen Soal Siklus I Pertemuan II ... 96

10. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II... 97

11. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II ... 101

12. Skor Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II... 103

13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 105

14. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan I... 110

15. Instrumen Soal Siklus II Pertemuan I ... 111

16. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I... 112

17. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I ... 116

18. Skor Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I... 118

19. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan II ... 120

20. Instrumen Soal Siklus II Pertemuan II ... 121

21. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ... 122

22. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II ... 126

23. Skor Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ... 128

24. Dokumen Photo Penelitian... 130

25. Surat Izin Penelitian ... 132


(13)

MOTO

Suatu perjuangan tanpa kekuatan dan semangat yang

tinggi tidaklah akan berhasil .


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Agung Kecamatan Waylima, pada 30 Juni 1966, yang merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Asli Hudari dan Ibu Masturo. Penulis bertempat tinggal di Jl. Bayangkara Komplek Polri Rajabasa Bandar Lampung.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 1 Banjar Negeri Kecamatan Kedondong Lampung Selatan pada tahun 1979 kemudian di SMP Negeri 1 Kedondong Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1982 dan SPG Negeri 1 Tanjung Karang pada tahun 1985. Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 PGSD Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(15)

PERSEMBAHAN

Seiring dengan sujud sykur pada-Nya karya Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Suamiku tercinta Ismail, S.IP terimakasih atas semangat dan doa yang diberikan kepadaku, dengan sabar, ikhlas, dan tulus karena melalui dorongan dan semangat yang curahkan kepadaku adalah kekuatan bagiku, untuk mencapai kesuksesan, aku ucapkan banyak terimakasih.

2. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Asli hudori dan Ibu Masturo terimakasih atas doa dan restumu.

3. Mertua tersayang Bapak M. Saidi (alm) dan Ibu Siti Bahriah terimakasih atas doa dan restumu.

4. Anak-anak tercinta, yang selalu memberi semangat yang tak henti-hentinya kepadaku.

5. Cucung-cucungku yang selalu memberikan keceriaan setiap harinya disaat aku berjuang.

6. Rekan-rekan sejawat yang selalu mensuportku.

7. Kepala sekolah dan guru yang selalu mendukung keberhasilanku. 8. Almamater Universitas Lampung Kebanggaanku


(16)

ix

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui

Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun 2014/2015.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran, kritik yang membangun, nasehat dan motivasi serta bimbingan yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak Drs. Hi. Riyanto M. Taruna, M.Pd sebagai dosen pembahas yang telah

memberikan saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga. 5. Ibu Mardiyana S.Pd. MM.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 1 Rajabasa Raya. 6. Seluruh dewan guru dan staf SDN 1 Rajabasa Raya atas kerjasama yang baik


(17)

x selama penelitian berlangsung.

7. Rekan-rekan Sejawat terimakasih atas kebersamaan kalian.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

Pendidikan merupakan kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan dan pengajaran dapat berhasil sesuai dengan harapan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang saling berkaitan dan saling menunjang. Faktor yang paling menentukan keberhasilan pendidikan atau pengajaran adalah guru, sehingga guru sangat dituntut kemampuannya untuk menyampaikan bahwa pengajaran kepada siswa dengan baik, untuk itu guru perlu mendapatkan ilmu pengetahuan tentang metode dan media pengajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.


(19)

2

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Salah satu pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD). Tujuan pembelajaran IPS di SD dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 adalah: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di SDN 1 Rajabasa Raya tergolong masih rendah. Adapun rendahnya nilai pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan

1 ≥ 65 15 35% Tuntas

2 ≤ 64 28 65% Tidak Tuntas

Jumlah 41 100 %


(20)

3

Rendahnya hasil belajar IPS siswa tersebut diantaranya disebabkan model pembelajaran yang selama ini diterapkan kurang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran IPS di SD jika hanya di sampaikan melalui metode ceramah akan terasa sangat membosankan bagi siswa, sehingga siswa tidak bersemangat saat proses pembelajaran berlangsung akibatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah dan siswa tidak memperoleh pengalaman langsung dan jarang terlibat saat diskusi kelompok.

Untuk itu guru perlu membuat strategi pembelajaran dimana siswa lebih aktif. Pendekatan pembelajaran yang bisa dipakai adalah pendekatan keterampilan proses, dalam proses belajar ini menjadikan siswa lebih aktif dimana siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari temannya, dan dari manusia-manusia sumber di luar sekolah.

Menurut Sagala (2011:74) pendekatan proses adalah suatu pendekatan pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses”. Pendekatan keterampilan proses memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuan karena penerapan pendekatan keterampilan proses menekankan dalam memperoleh ilmu pengetahuan siswa hendaknya menanamkan sikap dan nilai sebagai seorang ilmuan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengangkat judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK): “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun 2014/2015”.


(21)

4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat di definisikan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa masih rendah

2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah

3. Siswa tidak memperoleh pengalaman langsung dan jarang terlibat saat diskusi kelompok.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung?

2. Apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari peneliti ini adalah:

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS melalui pendekatan keterampilan proses Siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan keterampilan proses Siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung.

1.5 Manfaat/ Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian dalam pembelajaran IPS SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung adalah sebagai berikut:


(22)

5

1. Manfaat Teoritis

Secara umum penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis

Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain: a. Bagi penulis, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar

setelah dilakukan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

b. Bagi guru, dengan pendekatan pembelajaran dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif, dan meningkatkan profesionalitas guru.

c. Bagi siswa, dengan pendekatan pembelajaran akan dapat meningkatkan nilai dan motivasi belajar, menumbuhkan rasa saling menghargai, tenggang rasa, bersikap sopan, dan kemandirian belajar siswa.

d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan perbandingan dan referensi terhadap penelitian yang relevan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI

2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Teori Belajar

Pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2).

Belajar menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006:295) adalah “kegiatan individu memperoleh pengetahuan, prilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar”. Dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Hamalik (2009:27) belajar adalah “modifikasi atau memperteguh kelakuan melalaui pengalaman”. Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.


(24)

7

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penugasan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Sedangkan menurut Gage dalam (Sagala, 2011:13) belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah prilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan memperoleh pengetahuan melalui latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku suatu organisme.

Jenis teori belajar yang banyak mempengaruhi pemikiran tentang proses pembelajaran dan pendidikan menurut Thomas B. Roberts (1975) dalam Lapono,dkk (2008:1) adalah teori belajar Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme, dan Humanisme.

1. Teori Belajar Behaviorisme

Teori belajar Behaviorisme adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Ada 3 jenis teori belajar menurut Teori Behaviorisme dalam Lapono,dkk (2008:3-8) yaitu teori:

(1) Respondent Conditioning

Teori belajar Respondent Conditioning (pengkondisian respon), yang didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku atau tingkah laku merupakan respon yang dapat diamati dan diramalkan. Kondisi tertentu (yang disebut


(25)

8

stimuli atau rangsangan) dapat mempengaruhi individu dan membawanya ke arah perilaku (respon) yang diharapkan. Keterpakuannya pada perilaku yang aktual dan yang dapat diamati atau terukur itu yang menyebabkan teori ini digolongkan ke dalam teori behaviorisme.

(2) Operant Conditioning

Belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan. Operant Conditioning yang berunsur rangsangan atau stimuli, respon, dan konsekuensi. Stimuli (tanda/syarat) bertindak sebagai pemancing respon, sedangkan konsekuensi tanggapan dapat bersifat positif atau negatif, namun keduanya memperkukuh atau memperkuat (reinforcement).

(3)Observational Learning

Belajar observasi merupakan sarana dasar untuk memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai.

2. Teori Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitivisme dalam Lapono,dkk (2008:18) mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognition dalam aktifitas belajar.

Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Pembelajaran konstruktivisme merupakan satu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara aktif


(26)

9

pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing.

Nik Azis Nik Pa (1999) dalam Lapono,dkk (2008:25) menjelaskan Konstruktivisme adalah tidak lebih daripada satu komitmen terhadap pandangan bahwa manusia membina pengetahuan sendiri. Ini bermakna bahwa sesuatu pengetahuan yang dipunyai oleh seseorang individu adalah hasil daripada aktiviti yang dilakukan oleh individu tersebut, dan bukan sesuatu maklumat atau pengajaran yang diterima secara pasif daripada luar. Pengetahuan tidak boleh dipindahkan daripada pemikiran seseorang individu kepada pemikiran individu yang lain. Sebaliknya, setiap insan membentuk pengetahuan sendiri dengan menggunakan pengalamannya secara terpilih.

4. Teori Belajar Humanisme

Teori belajar humanism adalah pengalaman-pengalaman terapeutiknya yang banyak dipengaruhi oleh teori kebutuhan (needs). Menurut teori kebutuhan, di dalam diri tiap individu terdapat sejumlah kebutuhan yang tersusun secara berjenjang, mulai dari kebutuhan yang paling rendah tetapi mendasar (physiological needs) sampai pada jenjang paling tinggi (self actualization). Setiap individu mempunyai keinginan untuk mengaktualisasi diri, yang disebut dorongan untuk menjadi dirinya sendiri (to becoming a person).

Kesimpulan dari tiga teori belajar di atas yang medekati pendekatan keterampilan proses adalah teori konstruktivisme, karena teori


(27)

10

konstruktivisme merupakan satu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing.

2.1.2 Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses dua arah, mengajar dan belajar. Dimana mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2011:61).

Pembelajaran menurut Dani Maulana (2013:1-2) adalah proses interaksi antara pengajar (guru) dan peserta didik (siswa) untuk secara bersama-sama dapat mengusai isi pelajaran hingga tujuan pembelajaran yang ditentukan.

Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:297) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran adalah proses dua arah antara pengajar (guru) dan peserta didik (siswa) atau kegiatan guru yang terperogram untuk membuat siswa belajar secara aktif.

2.2 Pembelajaran IPS

2.2.1 Pengertian Pendidikan IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Puskur (Kasim, 2008:4). Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki


(28)

11

keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan kebulatan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai priode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu ekonomi tergolong kedalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi merupakan ilmu-ilmu tentang prilaku seperti konsep peran kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Sedangkan menurut Leonard (Kasim, 2008:4) mengemukakan bahwa IPS menggambarkan interaksi individu atau kelompok dalam masyarakat baik dalam lingkungan mulai dari yang terkecil misalkan keluarga, tetangga, rukun tetangga atau rukun warga, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara dan dunia.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah disiplin-displin ilmu sosial ataupun integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi yang mempelajari masalah-masalah sosial.

2.2.2 Tujuan Pembelajaran IPS SD

Menurut Nana Supriatna, dkk ada empat tujuan pembelajaran IPS bagi peserta didik untuk memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya


(29)

12

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.

2.2.3 Ruang Lingkup IPS SD

Menurut Nana Supriatna, dkk ada lima ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3. Sistem Sosial dan Budaya

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan 5. Ilmu Pengetahuan Sosial

2.2.4 Materi Pendidikan IPS

Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan di Kelas IV semester 2. Materi IPS mencakup Standar Kompetensi 2.Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta Kompetensi Dasar 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.

2.3 Pendekatan Belajar

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu (Sagala, 2011:68).


(30)

13

Pendekatan belajar dalam proses pembelajaran termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa. Adapun pendekatan pembelajaran yang sudah umum dipakai oleh para guru antara lain pendekatan konsep dan proses, dedukatif dan induktif, ekspositori dan heuristik, pendekatan kecerdasan serta pendekatan kontekstual.

Pendekatan tersebut bertitik tolak pada aspek pisikologis dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan anak, kemampuan intelektual dan kemampuan lainnya, yang mendukung kemampuan belajar. Pendekatan ini dilakukan sebagai strategi yang dipandang tepat untuk memudahkan siswa untuk memahami pelajaran dan juga belajar yang menyenangkan.

Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan pendekatan tertentu, karena antara pendekatan yang satu dengan yang lain masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu guru harus pandai memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan materi ajar yang telah dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.

2.4 Pendekatan Keterampilan Proses

Dalam Dimyati dan Mudjiono, (2006:157) bahwa “Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri pembelajar (Depdikbud)”.

Menurut Suryosubroto (2002:71) pendekatan keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan dan


(31)

14

megkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar mengajar tesebut. Sedangkan menurut Sagala (2011:74) pendekatan proses adalah “suatu pendekatan pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses”. Pendekatan keterampilan proses memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuan karena penerapan pendekatan keterampilan proses menekankan dalam memperoleh ilmu pengetahuan siswa hendaknya menanamkan sikap dan nilai sebagai seorang ilmuan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja secara nyata menjadi seorang ilmuan, tidak sekedar mendengarkan apa yang di jelaskan oleh guru tetapi juga dari temannya.

2.5 Keaktifan Siswa Dalam Pendekatan Keterampilan Proses

Keaktifan siswa dalam pendekatan keterampilan proses antara lain tampak pada:

a. Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan,

b. Mempelajari, mengamati dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan,

c. Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya,


(32)

15

e. Mencoba sendiri konsep-konsep tertentu,

f. Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, penghayatan, nilai-nilai secara lisan atau penampilannya (Suryosubroto, 2002:71-72).

2.5.1 Langkah-Langkah Pelaksanaan Keterampilan Proses

Untuk dapat melaksanakan kegiatan keterampilan proses dalam pembelajaran, menurut Suryosubroto (2002:73-75), guru harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

2.5.1.1 Pemanasan

Tujuan dilakukan kegiatan ini untuk mengarahkan siswa pada pokok permasalahan agar siswa siap, baik secara mental, emosional maupun fisik. Kegiatan pendahuluan atau pemanasan tersebut berupa:

a. Pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa ataupun guru.

b. Pengulasan bahan pengajaran yang pernah dipelajari sebelumnya.

c. Kegiatan-kegiatan yang menggugah dan mengarahkan perhatian siswa antara lain meminta pendapat/saran siswa, menunjukkan gambar, slide film atau benda lain.

2.5.1.2 Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran hendaknya selalu mengikutkan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa antara lain kemampuan mengamati, menginterprestasikan, meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuannya (Suryosubroto, 2002:73-75).


(33)

16

a. Pengamatan

Tujuan kegiatan ini untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala/fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan. Yang dimaksud pengamatan di sini adalah penggunan indra secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang memadai.

b. Interprestasi Hasil Pengamatan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyimpulkan hasil pengamatan yang telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya. Kesimpulan tersebut merupakan konsep yang perlu dimanfaatkan/digunakan.

c. Peramalan

Hasil Interprestasi dari suatu pengamatan kemudian digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati/akan datang. Ada perbedaan antara ramalan dan terkaan, ramalan didasarkan atas hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah diketahui, sedangkan terkaan kurang didasarkan pada hasil pengamatan.

d. Aplikasi Konsep

Yang dimaksud aplikasi konsep adalah menggunakan konsep yang telah diketahui/dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan masalah, umpamanya yang telah memberikan tugas mengarang tentang suatu masalah yang telah dibicarakan dalam mata pelajaran lain.

e. Perencanaan Penelitian


(34)

17

menguji kebenaran hipotesis tertentu perlu perencanaan penelitian-penelitian lanjutan dalam bentuk percobaan lainnya.

f. Pelaksanaan Penelitian

Tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa lebih memahami pengaruh variabel yang satu pada variabel yang lain. Cara belajar yang mengasyikkan akan terjadi dan kreatifitas siswa akan terlatihkan.

g. Komunikasi

Kegiatan ini bertujuan mengkomunikasikan proses dan hasil penelitian kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan, maupun tabel, secara lisan atau tertulis.

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses 2.6.1 Keunggulan Pendekatan Keterampilan Proses

Keunggulan pendekatan proses menurut Sagala (2011:74) adalah:

1. Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting untuk mengembangkan pengetahuan dan masa depan.

2. Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.

2.6.2 Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses

Menurut Sagala (2011:74) ada beberapa kelemahan dalam pendekatan proses, antara lain sebagai berikut :

1. Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk menyelesaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.

2. Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakannya.


(35)

18

3. Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan sulit, tidak setiap siswa mampu melaksanakannya.

2.7 Aktivitas Belajar

Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif afektif maupun psikomotor dalam Nanang Hanafiah (2010:23).

Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100).

Aktivitas belajar dialami siswa sebagai suatu proses, yaitu proses belajar sesuatu yaitu merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman (Dimyati dan Mudjiono, 2006:236).

Indikator dari aktivitas belajar adalah sebagai berikut: (1) antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (2) interaksi siswa dengan guru, (3) interaksi siswa dengan siswa, (4) kerjasama kelompok, (5) aktivitas belajar siswa dalam diskusi kelompok, (6) aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran, (7) partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi.


(36)

19

2.8 Hasil Belajar

Hasil belajar dapat didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai dalam suatu usaha, berusaha untuk mengadakan perubahan untuk mencapai tujuan. Tujuan tersebut tentunya yang diharapkan oleh siswa, guru, dan orang tua murid itu sebagai hasil belajar. Disamping itu hasil belajar merupakan hasil dari satu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak suatu proses belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa”(Dimyati dan Mudjiono, 2006:3).

Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dapat ditunjukkan dengan angka indeks yang dicapai siswa setelah melakukan proses dan kegiatan-kegiatan pembelajaran. Yang menjadi kriteria hasil belajar adalah memberikan nilai pertimbangan tentang hasil belajar yang dicapai siswa.

2.9 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Lidia Arlina Siagian Tahun 2013, dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 05 Beruak Tahun 2013”. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan pendektan keterampilan proses. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS siswa kelas IV SDN 05 Beruak Tahun 2013.


(37)

20

Selain itu, hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Badrudin Tahun 2010, dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarwinaya Di Kelas VI Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang”.

2.10 Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah “Asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya”(Sudjana, 2005:219).

Berdasarkan kajian teori diatas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas oleh peneliti sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran IPS Siswa menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS Kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun 2014/2015.


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Arikunto, dkk (2008:2-3) ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yakni :

1. Penelitian, menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.


(39)

22

(2) tindakan, (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus kepada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. (Arikunto dkk, 2008:58).

Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, dan refleksi. Apabila diperlukan, pada tahap selanjutnya disusun rencana tindak lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah:

1. Permasalahan

2. Perencanaan tindakan 3. Pelaksanaan tindakan

4. Pengamatan/ pengumpulan data atau Observasi 5. Refleksi


(40)

23

Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.1 Siklus Kegiatan PTK Arikunto, dkk (2008:74) 3.2 Tempat Penelitian

a. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung untuk mata pelajaran IPS kelas IV.

b. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung, karena peneliti bertugas sebagai guru kelas IV di SD tersebut.

Perencanaan tindakan I Pelaksanaan tindakan I Pengamatan/ pengumpulan data I Permasalahan Apabila Permasalahan belum terselesaikan Permasalahan baru, hasil refleksi Perencanaan tindakan II Pelaksanaan tindakan II Pengamatan/ pengumpulan data II Refleksi II Dilanjutkan ke siklus berikutnya Refleksi I


(41)

24

3.3 Subjek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung, yang terdiri dari 41 siswa dengan komposisi 21 orang laki-laki dan 20 orang perempuan.

3.4 Alat Pengumpulan Data

a. Observasi, yaitu instrumen untuk mengadakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru yang dilakukan oleh pengamat (observer) pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

b. Tes, yaitu instrumen untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa melalui tes tertulis.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan melalui:

1. Observasi aktivitas belajar siswa menggunakan tehnik instrument penelitian berupa lembar observasi yang diisi oleh observer ketika mengamati aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

2. Observasi aktivitas kinerja guru yang digunakan untuk mengamati aktivitas kinerja guru menggunakan lembar observasi kinerja guru siklus I dan II yang masing-masing setiap siklusnya dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.

3. Tes hasil belajar siswa digunakan untuk memperoleh data kemampuan siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes isian singkat. Data yang diperoleh dalam bentuk tes ini adalah nilai tes akhir dari siswa. Tes hasil


(42)

25

belajar adalah instrument penelitian yang digunakan setelah kegiatan belajar mengajar setiap siklus selesai dilaksanakan.

3.6 Teknik Analisis Data

Kegiatan analisa data dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Pada analisis data dilakukan melalui penggunaan statistik sederhana berupa nilainilai yang diperoleh dari hasil aktivitas belajar setiap siswa per siklus dan tes hasil belajar serta kinerja guru sebagai berikut:

1. Observasi aktivitas belajar siswa

Teknik yang digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa yang meliputi indikator sebagai berikut :

a. Keaktifan siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi.

b. Keaktifan siswa dalam mempelajari, mengamati, dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan.

c. Keaktifan siswa dalam belajar kelompok.

d. Keaktifan siswa mengkomunikasikan hasil pikiran, dan penemuan dari pengamatannya.

Indikator indikator aktivitass belajar siswa tersebut dapat dilihat dalam bentuk tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa No Nama Aspek yang dinilai ΣSkor NAS Kriteria

A B C D

Jumlah Rerata

Keterangan : Skala nilai per-indikator yang diamati dalam aktivitas belajar siswa sebagai berikut:


(43)

26

a. Keaktifan siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi. 1) Sangat aktif (skala nilai 4)

2) Aktif (skala nilai 3) 3) Cukup aktif (skala nilai 2) 4) Tidak aktif (skala nilai 1)

b. Keaktifan siswa dalam mempelajari, mengamati, dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan.

1) Sangat aktif (skala nilai 4) 2) Aktif (skala nilai 3) 3) Cukup aktif (skala nilai 2) 4) Tidak aktif (skala nilai 1)

c. Keaktifan siswa dalam belajar kelompok. 1) Sangat aktif (skala nilai 4)

2) Aktif (skala nilai 3) 3) Cukup aktif (skala nilai 2) 4) Tidak aktif (skala nilai 1)

d. Keaktifan siswa mengkomunikasikan hasil pikiran, dan penemuan dari pengamatannya.

1) Sangat aktif (skala nilai 4) 2) Aktif (skala nilai 3) 3) Cukup aktif (skala nilai 2) 4) Tidak aktif (skala nilai 1)

Untuk mencari nilai akhir aktivitas belajar siswa menggunakan rumus


(44)

27

Keterangan:

NA = Nilai Akhir Aktivitas = Nilai skor aktivitas

= Nilai skor aktivitas tertinggi 100 = Bilangan tetap

Untuk mencari nilai rerata per indikator menggunakan rumus sebagai

berikut:

=

...

Keterangan:

X = Rerata Nilai

X1 dst = Skala Nilai Aktivitas Siswa per Siswa n = Jumlah Seluruh Siswa

Untuk menentukan kriteria nilai aktivitas siswa (NAS) berdasarkan perolehan skor skala nilai per siswa ditetapkan sebagai berikut:

20-50% = Kurang Aktif 51-79% = Aktif

80-100% = Sangat Aktif

2. Tes hasil belajar siswa

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, guru memberikan latihan dengan soal isian singkat yang berjumlah 10 soal dengan penghitungan masing-masing butir soal memiliki skor nilai 10 dan skor maksimal adalah 100.


(45)

28

Rumus yang digunakan untuk mencari jumlah nilai berdasarkan soal isian

singkat adalah:

=

X100

Keterangan :

NS = Nilai Siswa 100 = Bilangan Tetap

Untuk menentukan tuntas atau tidak tuntas siswa dalam mencapai nilai hasil belajar, berpedoman kepada nilai KKM > 65.

Sedangkan penilaian ketuntasan belajar (presentase)

=

X 100

Keterangan :P =Presentase ketuntasan belajar 3.7 Langkah-langkah Kegiatan PTK Berdasarkan Siklus

Setelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat kegiatan. Apabila sudah diketahui keberhasilan atau hambatan dalam tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama, peneliti kemudian mengidentifikasi permasalahan baru untuk menentukan rancangan siklus berikutnya. Kegiatan pada siklus kedua, dapat berupa kegiatan yang sama dengan sebelumnya bila ditunjukan untuk mengulangi keberhasilan, untuk menyakinkan, atau untuk menguatkan hasil. Pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya yang ditunjukan untuk mengatasi berbagai hambatan/kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.


(46)

29

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral yang terdiri dari empat tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan perbaikan rencana dalam setiap siklus.

a. Tahapan Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan yaitu merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan sebagai langkah kedua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Praktek pembelajaran berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama-sama sebelumnya.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi yaitu merupakan kegiatan melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan dapat menetukan apakah ada hal-hal yang perlu segera diperbaiki agar dapat mencapai tujuan yang kita inginkan.

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi yaitu merupakan kegiatan yang dilakukan setelah tahapan tindakan berakhir. Pada kegiatan ini kita akan mencoba melihat kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar.

3.8 Urutan Kegiatan PTK 3.8.1 Siklus I Pertemuan I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan hal-hal sebagai berikut:


(47)

30

1. Menyiapkan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya.

2. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilakukan penelitian.

3. Membuat Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 4. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.

5. Menyusun lembar kegiatan siswa yang akan diberikan pada saat belajar kelompok.

6. Mempersiapkan perangkat tes formatif hasil tindakan dalam bentuk soal isian singkat.

7. Menyiapkan format pengamatan/observasi proses pembelajaran.

8. Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penugasan siswa terhadap materi yang disajikan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam sekenario pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besarnya sebagai berikut:

1. Sebelum materi diberikan, guru menginformasikan materi yang akan dipelajari untuk memotivasi siswa dalam menerima pembelajaran yang baru.

2. Guru melakukan pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa dengan menanyakan kepada siswa: Pernahkah kalian punya masalah?


(48)

31

3. Guru membentuk 8 kelompok yang terdiri atas 5/6 orang dalam setiap kelompoknya yang memiliki kemampuan heterogen.

4. Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati lingkungkan kelas. 5. Setiap kelompok menyimpulkan hasil pengamatan (interprestasi hasil

pengamatan), apakah ada permasalahan di kelas dan menjawab pertanyaan di lembar kerja siswa/ LKS (terlampir).

6. Setiap kelompok meramal tentang pengertian masalah sosial. 7. Setiap kelompok mengumpulkan hasil pengamatan dan ramalannya. 8. Setiap kelompok menjelaskan pengertian masalah sosial di depan kelas

secara bergantian sesuai dengan hasil penelitiannya

9. Kelompok yang lain dapat mengajukan pertanyaan ataupun pendapat. 10. Guru menanggapi penampilan dari semua kelompok.

c. Tahap observasi

Kegiatan ini dilakukan oleh teman sejawat penulis. Adapun kegiatannya sebagai berikut:

1. Observer melakukan pengamatan terhadap siswa dan guru (peneliti), yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang telah disediakan.

d. Tahap refleksi

Setelah melalui proses pelaksanaan dan berdasarkan hasil observasi peneliti melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan I. Hasil refleksi pada siklus I


(49)

32

pertemuan I digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

3.8.2 Siklus I Pertemuan II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.

2. Menyusun lembar kegiatan siswa yang akan diberikan pada saat belajar kelompok.

3. Mempersiapkan perangkat tes formatif hasil tindakan dalam bentuk soal isian singkat.

4. Menyiapkan format pengamatan/observasi proses pembelajaran.

5. Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penugasan siswa terhadap materi yang disajikan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam sekenario pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besarnya sebagai berikut:

1. Sebelum materi diberikan, guru menginformasikan materi yang akan dipelajari untuk memotivasi siswa dalam menerima pembelajaran yang baru.


(50)

33

sebelumnya, yaitu menanyakan: Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?

3. Guru membentuk 8 kelompok yang terdiri atas 5/6 orang dalam setiap kelompoknya yang memiliki kemampuan heterogen.

4. Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati gambar peristiwa bencana yang ada di buku IPS kelas IV, Mastur, dkk. Penerbit Aneka Ilmu, halaman 132.

5. Setiap kelompok menyimpulkan hasil pengamatan (interprestasi hasil pengamatan), dan menjawab pertanyaan di LKS (terlampir).

6. Setiap kelompok meramal tentang faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah sosial.

7. Setiap kelompok mengumpulkan hasil pengamatan dan ramalannya. 8. Setiap kelompok menjelaskan penyebab masalah sosial di depan kelas

secara bergantian sesuai dengan hasil penelitiannya.

9. Kelompok yang lain dapat mengajukan pertanyaan ataupun pendapat. 10. Guru menanggapi penampilan dari semua kelompok.

c. Tahap observasi

Kegiatan ini dilakukan oleh teman sejawat penulis. Adapun kegiatannya sebagai berikut:

1. Observer melakukan pengamatan terhadap siswa dan guru (peneliti), yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang telah disediakan.


(51)

34

d. Tahap refleksi

Setelah melalui proses pelaksanaan dan berdasarkan hasil observasi peneliti melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan II. Hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakan pada siklus berikutnya.

3.8.3 Siklus II Pertemuan I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

2. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.

3. Menyusun lembar kegiatan siswa yang akan diberikan pada saat belajar kelompok.

4. Mempersiapkan perangkat tes formatif hasil tindakan dalam bentuk soal isian singkat.

5. Menyiapkan format pengamatan/observasi proses pembelajaran.

6. Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penugasan siswa terhadap materi yang disajikan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam sekenario pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besarnya sebagai berikut:


(52)

35

1. Sebelum materi diberikan, guru menginformasikan materi yang akan dipelajari untuk memotivasi siswa dalam menerima pembelajaran yang baru.

2. Guru mengulas bahan pengajaran yang pernah dipelajari pada waktu sebelumnya, yaitu menanyakan: apa saja penyebab terjadiya masalah sosial?

3. Guru membentuk 8 kelompok yang terdiri atas 5/6 orang dalam setiap kelompoknya yang memiliki kemampuan heterogen.

4. Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati gambar macam-macam masalah sosial.

5. Setiap kelompok menyimpulkan hasil pengamatan (interprestasi hasil pengamatan) dan mejawab pertanyaan di LKS (terlampir).

6. Setiap kelompok meramal tentang macam-macam masalah sosial. 7. Setiap kelompok mengumpulkan hasil pengamatan dan ramalannya. 8. Setiap kelompok menyebutkan macam-macam masalah sosial di depan

kelas secara bergantian sesuai dengan hasil penelitiannya.

9. Kelompok yang lain dapat mengajukan pertanyaan ataupun pendapat.

c. Tahap observasi

Kegiatan ini dilakukan oleh teman sejawat penulis. Adapun kegiatannya sebagai berikut:

1. Observer melakukan pengamatan terhadap siswa dan guru (peneliti), yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.


(53)

36

d. Tahap refleksi

Setelah melalui proses pelaksanaan dan berdasarkan hasil observasi peneliti melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan I. Hasil refleksi pada siklus II pertemuan I digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakan pada pertemuanberikutnya.

3.8.4 Siklus II Pertemuan II a. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.

2. Menyusun lembar kegiatan siswa yang akan diberikan pada saat belajar kelompok.

3. Menyiapkan format pengamatan/observasi proses pembelajaran.

4. Mempersiapkan perangkat tes formatif hasil tindakan dalam bentuk soal isian singkat.

5. Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penugasan siswa terhadap materi yang disajikan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam sekenario pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besarnya sebagai berikut:


(54)

37

1. Sebelum materi diberikan, guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.

2. Guru mengulas bahan pengajaran yang pernah dipelajari pada waktu sebelumnya, yaitu menanyakan: sebutkan masalah sosial yang terjadi di lingkungan rumahmu!

3. Guru membentuk 8 kelompok yang terdiri atas 5/6 orang dalam setiap kelompoknya yang memiliki kemampuan heterogen.

4. Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati gambar macam-macam masalah sosial.

5. Setiap kelompok menyimpulkan hasil pengamatan (interprestasi hasil pengamatan) dan mejawab pertanyaan di LKS (terlampir).

6. Setiap kelompok meramal macam-macam-masalah sosial dan cara penanganannya.

7. Setiap kelompok mengumpulkan hasil pengamatan dan ramalannya. 8. Setiap kelompok menyebutkan macam-macam masalah sosial dan cara

penanganannya di depan kelas secara bergantian sesuai dengan hasil penelitiannya.

9. Kelompok yang lain dapat mengajukan pertanyaan ataupun pendapat. 10. Guru menanggapi penampilan dari semua kelompok.

c. Tahap observasi

Kegiatan ini dilakukan oleh teman sejawat penulis. Adapun kegiatannya sebagai berikut:

1. Observer melakukan pengamatan terhadap siswa dan guru (peneliti), yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.


(55)

38

2. Menilai hasil tindakan dengan format yang telah disediakan.

d. Tahap refleksi

Setelah melalui proses pelaksanaan dan berdasarkan hasil observasi peneliti melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan II. Hasil refleksi pada siklus II digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakan pada siklus berikutnya. Diharapkan pada siklus ini hasil belajar sudah optimal sehingga tidak diperlukan siklus berikutnya.

3.9 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pelaksanaan penelitian di kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

a. Adanya peningkatan rata-rata aktivitas dan hasil belajar siswa.

b. Kelas dianggap tuntas belajar apabila 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai lebih dari KKM (65).


(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan aktivitas belajar terlihat pada siklus I dan siklus II. Siswa yang kurang aktif berkurang dari 60,98% menjadi 39,02% dan terus menurun pada siklus II presentase 14,63 menjadi 0% pada siklus II pertemuan II. Siswa aktif pada siklus I persentase 26,83% meningkat menjadi 41,46% dan terus meningkat pada siklus II persentase 48,78% menjadi 53,66% pada siklus II pertemuan II. Untuk kategori sangat aktif pada siklus I persentase yang diperoleh 12,19% meningkat menjadi 19,51% pada siklus II pertemuan I dan terus meningkat dari 36,59% menjadi 46,34% pada siklus II pertemuan II.

2. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan hasi belajar terlihat


(57)

69

pada siklus I siswa yang mencapai KKM persentase 43,9% meningkat menjadi 60,96% dan masih mengalami peningkatan pada siklus II yang mencapai KKM dari persentase 85,37% terus meningkat menjadi 100%. Sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM pada siklus I persentase 56,1% menurun menjadi 39,02% dan masih menurun pada siklus II persentase 14,63% terus menurun dengan persentase 0%.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas, maka peneliti memiliki saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Siswa diharapkan mengikuti dengan seksama model pembelajaran yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi guru

a. Untuk memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi-kompetensi yang harus dimilikinya dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar dan Prestasi belajar dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.

b. Pendekatan pembelajaran pendekatan keterampilan proses merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Untuk mendukung dan memberi motivasi serta memfasilitasi kegiatan belajar mengajar maupun proses peningkatan kompetensi guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

Badrudin. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarwinaya Di Kelas VI Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang. Subang

Dani Maulana. 2013. Model-model Pembelajaran Inovatif. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan: Lampung

Depdiknas. 2009.UU SISTEM PENDIDIKAN (UU RI No. 20 Tahun 2003). Sinar Grafika: Jakarta

Diknas. 2006.Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan SD/MI.Diknas: Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri, dan Anwar Zein. 2005.Psikologi Belajar. Rineka Cipta:

Jakarta.

Hamalik. Oemar. 2009.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung.

Kasim, Melany. 2008.Model Pembelajaran IPS,(Online),Http://Wodrpres.Com. (diakses 1 April 2015).

Lapono. Nasibi, dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Lidia Arlina Siagian. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 05 Beruak Tahun 2013. Beruak.

Nanang Hanafiah & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama: Bandung.

Nana Supriatna, M.Ed, dkk. Bahan Belajar Mandiri Pendidikan IPS di SD.


(59)

Sagala. Syaiful, 2011.Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung. Sardiman. A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali:

Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta: Jakarta.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika.Tarsito: Bandung.

Suryosubroto. B. 2002.Proses Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Wardani. I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka: Jakarta.


(1)

1. Sebelum materi diberikan, guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.

2. Guru mengulas bahan pengajaran yang pernah dipelajari pada waktu sebelumnya, yaitu menanyakan: sebutkan masalah sosial yang terjadi di lingkungan rumahmu!

3. Guru membentuk 8 kelompok yang terdiri atas 5/6 orang dalam setiap kelompoknya yang memiliki kemampuan heterogen.

4. Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati gambar macam-macam masalah sosial.

5. Setiap kelompok menyimpulkan hasil pengamatan (interprestasi hasil pengamatan) dan mejawab pertanyaan di LKS (terlampir).

6. Setiap kelompok meramal macam-macam-masalah sosial dan cara penanganannya.

7. Setiap kelompok mengumpulkan hasil pengamatan dan ramalannya. 8. Setiap kelompok menyebutkan macam-macam masalah sosial dan cara

penanganannya di depan kelas secara bergantian sesuai dengan hasil penelitiannya.

9. Kelompok yang lain dapat mengajukan pertanyaan ataupun pendapat. 10. Guru menanggapi penampilan dari semua kelompok.

c. Tahap observasi

Kegiatan ini dilakukan oleh teman sejawat penulis. Adapun kegiatannya sebagai berikut:

1. Observer melakukan pengamatan terhadap siswa dan guru (peneliti), yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.


(2)

38

2. Menilai hasil tindakan dengan format yang telah disediakan.

d. Tahap refleksi

Setelah melalui proses pelaksanaan dan berdasarkan hasil observasi peneliti melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan II. Hasil refleksi pada siklus II digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakan pada siklus berikutnya. Diharapkan pada siklus ini hasil belajar sudah optimal sehingga tidak diperlukan siklus berikutnya.

3.9 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pelaksanaan penelitian di kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

a. Adanya peningkatan rata-rata aktivitas dan hasil belajar siswa.

b. Kelas dianggap tuntas belajar apabila 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai lebih dari KKM (65).


(3)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan aktivitas belajar terlihat pada siklus I dan siklus II. Siswa yang kurang aktif berkurang dari 60,98% menjadi 39,02% dan terus menurun pada siklus II presentase 14,63 menjadi 0% pada siklus II pertemuan II. Siswa aktif pada siklus I persentase 26,83% meningkat menjadi 41,46% dan terus meningkat pada siklus II persentase 48,78% menjadi 53,66% pada siklus II pertemuan II. Untuk kategori sangat aktif pada siklus I persentase yang diperoleh 12,19% meningkat menjadi 19,51% pada siklus II pertemuan I dan terus meningkat dari 36,59% menjadi 46,34% pada siklus II pertemuan II.

2. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan hasi belajar terlihat


(4)

69

pada siklus I siswa yang mencapai KKM persentase 43,9% meningkat menjadi 60,96% dan masih mengalami peningkatan pada siklus II yang mencapai KKM dari persentase 85,37% terus meningkat menjadi 100%. Sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM pada siklus I persentase 56,1% menurun menjadi 39,02% dan masih menurun pada siklus II persentase 14,63% terus menurun dengan persentase 0%.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas, maka peneliti memiliki saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Siswa diharapkan mengikuti dengan seksama model pembelajaran yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi guru

a. Untuk memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi-kompetensi yang harus dimilikinya dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar dan Prestasi belajar dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.

b. Pendekatan pembelajaran pendekatan keterampilan proses merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Untuk mendukung dan memberi motivasi serta memfasilitasi kegiatan belajar mengajar maupun proses peningkatan kompetensi guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung.


(5)

Arikunto. Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

Badrudin. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarwinaya Di Kelas VI Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang. Subang

Dani Maulana. 2013. Model-model Pembelajaran Inovatif. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan: Lampung

Depdiknas. 2009.UU SISTEM PENDIDIKAN (UU RI No. 20 Tahun 2003). Sinar Grafika: Jakarta

Diknas. 2006.Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan SD/MI.Diknas: Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri, dan Anwar Zein. 2005.Psikologi Belajar. Rineka Cipta:

Jakarta.

Hamalik. Oemar. 2009.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung.

Kasim, Melany. 2008.Model Pembelajaran IPS,(Online),Http://Wodrpres.Com. (diakses 1 April 2015).

Lapono. Nasibi, dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Lidia Arlina Siagian. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 05 Beruak Tahun 2013. Beruak.

Nanang Hanafiah & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama: Bandung.

Nana Supriatna, M.Ed, dkk. Bahan Belajar Mandiri Pendidikan IPS di SD.


(6)

Sagala. Syaiful, 2011.Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung. Sardiman. A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali:

Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta: Jakarta.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika.Tarsito: Bandung.

Suryosubroto. B. 2002.Proses Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Wardani. I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka: Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 4 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MENCARI PASANGAN DI SDN 1 GEDONGTATAAN TAHUN 2012

0 15 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 3 TALANG BANDAR LAMPUNG

1 6 50

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 76

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMBEREJO KEMILING BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 29

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014/2015

0 3 59

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKABUMI KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 50

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 8 51

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA KECAMATAN RAJA BASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 54