Perbandingan Perilaku Hidup Sehat Berdasarkan Outcome Expectancies Pada Mahasiswa Universitas "X" Bandung (Perbandingan Aspek-Aspek Perilaku Hidup Sehat Antara Mahasiswa Degan Outcome Expectacies Moderat dan Mahasiswa dengan Outcome Expectacies Non Modera

(1)

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat di Universitas “X” Bandung. Pemilihan sampel menggunakan teknik sampling purposive. Responden memiliki kriteria usia 18-25 tahun dan mahasiswa aktif di Universitas “X” Bandung. Pengelompokan outcome expectancies moderat dan non moderat dibuat berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner perilaku hidup sehat dan kuesioner outcome expectancies. Kuesioner perilaku hidup sehat disusun oleh peneliti berdasarkan “The Health Behaviors Inventory” (Ginting, Ven, Becker, &Naring, 2014). Berdasarkan uji validitas terdapat 14 item yang valid dengan nilai antara 0,303 – 0,596 dan nilai reliabilitasnya sebesar 0,665. Kuesioner outcome expectancies dimodifikasi peneliti dari kuesioner RACK oleh Britta Renner & Ralf Schwarzer (2005). Berdasarkan uji validitas terdapat 48 item yang valid dengan nilai antara 0,303 – 0,618 dan nilai reliabilitasnya sebesar 0,938. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji Independent Sample t-test dengan program SPSS 22.0. Hasil yang diperoleh adalah terdapat perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat aspek tidak merokok di Universitas “X” Bandung, sedangkan untuk aspek yang lainnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengajukan saran agar penelitian selanjutnya melakukan penelitian kontribusi dari tiga faktor pendorong terbentuknya perilaku hidup sehat, melakukan penelitian eksperiemen tentang outcome expectancies antara responden perokok dan responden tidak merokok dan mengukur seluruh aspek perilaku hidup sehat termasuk dalam hal penggunaan obat-obatan terlarang.


(2)

viii Abstract

This study was conducted to determine differences in health behavior between students with moderate outcome expectancies and students with non-moderate outcome expectancies in the University "X" Bandung. Selection of the sample using purposive sampling method. Criteria of respondents is aged 18-25 years and as active student at the University "X" Bandung. Grouping of moderate outcome expectancies and non moderate outcome expectancies were made based on the average value and standard deviation.

Measuring instrument used a questionnaire of healthy behavior and questionnaires outcome expectancies. Health behavior questionnaire prepared by the researcher based on the “The Health Behaviors Inventory” (Ginting, Ven, Becker, &Naring, 2014). Based on test validity there are 14 items, validity value is 0,303 – 0,596 and reliability value is 0.665. Questionnaires outcome expectancies is modified by researcher using a questionnaire RACK by Britta Renner & Ralf Schwarzer (2005). Based on test validity there are 48 item, validity value is 0,303 – 0,618 and reliability value is 0.938. The data obtained were processed using the test independent sample t-test with SPSS 22.0. The results obtained are differences in health behavior between students with moderate outcome expectancies and students with non-moderate outcome expectancies aspects do not smoke in the University "X" Bandung, while the other aspects showed no difference between students with moderate outcome expectancies and students with non-moderate outcome expectancies.

Based on the research results, the authors propose suggestions on similar studies to conduct a research about contribution of three driving factors of healthy behavior, conduct an experiment research about outcome expectancies between smokers and non smokers, and assess all aspects of healthy behavior including drugs use.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... .1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1.Maksud Penelitian ... 6

1.3.2.Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 6

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 7

1.5.Kerangka Pikir ... 7

1.6.Asumsi ... 14


(4)

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Social Cognitive Theory (SCT) ... 16

2.1.1. The Health Action Process Approach (HAPA) ... 17

2.2. The Expectancy Theory of Motivation ... 22

2.3 Intention ... 25

2.4. Perilaku Hidup Sehat ... 26

2.4.1. Definisi perilaku hidup sehat ... 26

2.4.2. Pedoman Umum Kampanye Gaya Hidup Sehat ... 30

2.4.3 Indikator Perilaku Hidup Sehat ... 30

2.5 Adolescents ... 35

2.5.1 Physical and Mental Health ... 35

2.6 Emerging Adulthood and young adulthood ... 38

2.6.1 Perkembangan fisik ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian... 43

3.2. Bagan Rancangan Penelitian ... 44

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 44

3.3.1.Variabel Penelitian ... 44

3.3.2.Definisi Operasional ... 44

3.4 Alat Ukur ... 45

3.4.1 Alat Ukur Outcome Expectancy ... 45


(5)

3.4.3. Data Pribadi ... 49

3.4.4. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 50

3.5. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 52

3.5.1. Populasi Sasaran Penelitian ... 52

3.5.2. Karakteristik Populasi ... 52

3.5.3. Teknik Sampling ... 52

3.6.Teknik Analisis Data ... 53

3.7. Hipotesis Statistik ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sampel Penelitian ... 56

4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia... 57

4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Fakultas ... 57

4.2 Hasil Penelitian ... 58

4.2.1. Hasil Uji Hipotesis ... 60

4.2.2 Perhitungan Nilai Rata-rata Perilaku Hidup Sehat ... 62

4.3 Pembahasan ... 64

4.4 Diskusi ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 72

5.2 Saran ... 73


(6)

xii

5.2.2. Saran Praktis ... 73 DAFTAR PUSTAKA ... 75 DAFTAR RUJUKAN ... 77 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur Outcome Expectancy ... 45

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Alat Ukur Perilaku Hidup Sehat ... 47

Tabel 3.3. Kisi-kisi Alat Ukur Outcome Expectancies setelah uji validitas... 51

Tabel 4. 1. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4. 2. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ... 57

Tabel 4. 3. Gambaran Subjek Berdasarkan Fakultas... 57

Tabel 4. 4. Hasil Uji Independent Sample T-Test... 60

Tabel 4. 5. Nilai Rata-rata Aspek-aspek Perilaku Hidup Sehat Pada Mahasiswa Universitas “X” Bandung ... 62


(8)

xiv

DAFTAR BAGAN Bagan 1. 1. Kerangka Pikir ... 13

Bagan 2. 1. Teori HAPA ... 19

Bagan 2.2. Expectancy Theory ... 23

Bagan 3.1. Rancangan Penelitian ... 44


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 – Kisi-kisi Alat Ukur ... L-1 Lampiran 2 – Kuesioner Survei Awal ... L-7 Lampiran 3 – Kata Pengantar ... L-8 Lampiran 4 – Lembar Pernyataan Kesediaan ... L-9 Lampiran 5 – Kuesioner Outcome Expectancies ... L-10 Kuesioner 6 – Perilaku Hidup Sehat ... L-14 Lampiran 7 – Data Mentah ... L-18 Lampiran 8 – Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... L-30 Lampiran 9 - Riwayat Penyakit Berat ... L-33 Lampiran 10 – Tabulasi Silang ... L-34 Lampiran 11 - Hasil Output SPSS ... L-35 Lampiran 12- Biodata Peneliti ... L-38


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa berada pada tahap peralihan dari remaja menuju tahap perkembangan emerging adulthood. Pada tahap remaja, mahasiswa mengalami perkembangan fisik dan mencapai puncak unjuk kerja fisik atau kondisi fisik yang paling sehat pada tahap emerging adulthood (Papalia, 2012). Ironisnya banyak mahasiswa yang mengabaikan risiko dari gaya hidup yang keliru. Contohnya seperti pada usia 18 sampai 30 tahun, seseorang yang sedikit makan buah-buahan dan sayur lebih memungkinkan untuk memiliki tekanan darah tinggi (Steffen et al., 2005 dalam Papalia, 2012). Snacking, fast food, makan dengan porsi besar, konsumsi tinggi lemak, teknologi pengawetan makanan, dan kegiatan rekreasi menetap (main komputer dan nonton televisi) juga dapat memicu terjadinya obesitas pada mahasiswa (Papalia, 2012).

Banyaknya tugas perkuliahan, family life stress, stres akademik akan memicu meningkatnya level insomnia. Kurang tidur akan mempengaruhi bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga fungsi berpikir, emosi, dan sosial seperti mudah marah, melakukan banyak kesalahan kerja dan kurang sabar. (Horne, 2000 dalam Papalia, 2012). Oleh karena itu, perilaku hidup sehat penting untuk dilakukan oleh mahasiswa karena dapat menunjang optimalisasi mereka di perkuliahan. Misalnya, melalui pola makan yang sehat dapat menunjang kelancaran aktivitas mahasiswa, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, serta konsentrasi mahasiswa dalam belajar (Sebayang, 2012). Selain itu, kurangnya aktvitas fisik atau olahraga juga dapat menyebabkan mahasiswa memiliki tubuh yang kurang sehat, cepat


(11)

2

lelah dan mengantuk (Istiningtyas, 2010). Pola tidur juga dapat mempengaruhi prestasi mahasiswa. Berdasarkan penelitian, mahasiswa yang cukup tidur dapat memiliki prestasi belajar yang tinggi (Marpaung, Supit & Nancy, 2013). Di samping itu, kesehatan fisik secara umum juga dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa (Ardana, Aritonang & Dermawan, 2013).

Perilaku hidup sehat juga penting untuk dilakukan oleh mahasiswa karena saat ini beberapa penyakit kronis juga dapat menyerang orang muda, misalnya seperti serangan stroke, tulang keropos dan juga pikun. Akibat perubahan gaya hidup modern yang semakin tidak sehat, penyakit-penyakit kronis semacam itu bisa juga menyerang sejak usia sangat muda. Beberapa jenis penyakit kronis yang bisa menyerang sejak muda seperti Melanoma, Stroke dan Kanker Payudara (Pramudiarja, 2012).

Perilaku hidup sehat dapat didefinisikan sebagai perilaku yang dilakukan oleh seseorang tanpa memperhatikan status kesehatan mereka dengan tujuan untuk melindungi, meningkatkan atau menjaga kesehatan (Harris & Guten, 1979 dalam Morrison & Bennett, 2006). Dalam upaya untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan pada mahasiswa maka perilaku hidup sehat tersebut tidaklah cukup jika hanya dilakukan satu kali, namun mahasiswa perlu untuk membentuk suatu kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan yang dimaksud adalah suatu perilaku yang secara otomatis dilakukan sebagai suatu respon individu dalam berperilaku (Gardner, Lally, & Wardle, 2012). Kebiasaan hidup sehat pada mahasiswa ini dapat dilakukan dengan melakukan gaya hidup sehat sesuai dengan Panduan Umum Kampanye Gaya Hidup Sehat Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI, 1997), gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Perilaku-perilaku yang dapat dilakukan oleh mahasiswa antara lain seperti makan aneka ragam


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha

makanan sesuai Pedoman Umum Gizi Seimbang, tinggi serat rendah lemak, tidak berlebihan, serta selalu mengendalikan berat badan, tidur selama tujuh sampai delapan jam setiap malam, berolahraga secara teratur, tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol.

Menurut Teori The Health Action Process Approach (HAPA), faktor pendorong terbentuknya perilaku hidup sehat adalah self efficacy, outcome expectancies dan risk perception. Self efficacy dan outcome expectancies dinilai sebagai faktor pendorong penting dalam membentuk perilaku hidup sehat (Morrison & Bennett, 2006). Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti outcome expectancies. Ketika seseorang memiliki outcome expectation yang didapatkan dari perilaku hidup sehat, maka ia diharapkan dapat menghasilkan perilaku hidup sehat. Teori tersebut didukung dengan adanya penelitian dari Gellert, Ziegelmann, & Schwarzer (2012) yang mengatakan bahwa terdapat bukti empiris bahwa outcome expectationcies memiliki pengaruh penting pada perilaku olahraga pada masa dewasa.

Berdasarkan hasil survei awal terhadap 20 mahasiswa Universitas “X”, dengan menggunakan kuesioner mengenai outcome expectancies dari perilaku hidup sehat didapatkan hasil bahwa 100% mahasiswa memiliki persepsi konsekuensi yang diharapkan dapat dicapai melalui perilaku hidup sehat, yaitu dapat memiliki tubuh yang sehat, daya tahan tubuh yang kuat, bentuk dan berat badan yang ideal, fokus dan dapat berpikir dengan baik, dapat beraktivitas dengan baik, memiliki umur yang panjang dan disukai oleh orang lain.

Berdasarkan teori HAPA, outcome expectancies yang dimiliki mahasiswa seharusnya dapat mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat, namun berdasarkan hasil survei terlihat bahwa walaupun mahasiswa memiliki outcome expectancy dari melakukan perilaku hidup sehat, terdapat mahasiswa yang tidak melakukan perilaku hidup sehat sesuai dengan pedoman perilaku hidup sehat menurut DepKes RI. Hasil survei awal menunjukkan bahwa dari 20 mahasiswa, untuk aspek tidur cukup dan teratur terdapat 14 mahasiswa (70%) tidak cukup


(13)

4

tidur, yaitu tidur kurang dari 7 sampai 8 jam setiap hari. Di samping itu, untuk aspek makan makanan tinggi serat, rendah lemak serta mengendalikan berat badan terdapat 6 mahasiswa (30%) tidak makan makanan yang tinggi serat, rendah lemak serta selalu mengendalikan berat badan. Untuk aspek olahraga teratur, sebanyak 9 mahasiswa (45%) tidak berolahraga sebanyak minimal 15 menit sebanyak 3 kali selama seminggu. Untuk aspek tidak minum minuman beralkohol, sebanyak 2 mahasiswa (10%) minum minuman beralkohol dan untuk aspek tidak merokok terdapat 4 mahasiswa (20%) yang merokok. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih terdapat mahasiswa yang belum melakukan perilaku hidup sehat, sehingga memberi indikasi awal bahwa walaupun mahasiswa memiliki outcome expectancies yang ideal dari melakukan perilaku hidup sehat namun belum tentu dapat mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat.

Hasil survei tersebut menunjukkan adanya pertentangan dengan teori HAPA bahwa persepsi konsekuensi yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa Universitas “X” melalui perilaku hidup sehat (outcome expectancies), belum tentu dapat mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat. Peneliti berasumsi bahwa outcome expectancies yang moderat akan lebih mendorong mahasiswa untuk memunculkan perilaku hidup sehat dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki outcome expectancies non moderat. Outcome expectancies non moderat yang dimaksud adalah outcome expectancies yang terlalu tinggi (terlalu ideal) dan rendah. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan outcome expectancies yang terlalu tinggi merupakan persepsi konsekuensi yang tidak realistik yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa Universitas “X” melalui perilaku hidup. Sedangkan outcome expectancies yang rendah merupakan persepsi konsekuensi yang kurang atau tidak diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa Universitas “X” melalui perilaku hidup sehat.

Hal ini didukung oleh The Expectancy Theory of Motivation (Porter & Lawler, 1968; Vroom, 1964) bahwa outcome expectancies yang terlalu tinggi justru dapat melemahkan


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha

motivasi individu untuk melakukan perilaku hidup sehat karena memiliki harapan yang tidak realistik. Hasil penelitian dari Williams, Anderson & Winett (2005) menunjukkan bahwa outcome expectancy yang tinggi tidak mendukung terbentuknya perilaku untuk olahraga secara berkelanjutan karena outcome expectancy dapat memotivasi individu untuk melakukan suatu perilaku berdasarkan values tentang outcome expectancy yang dimilikinya. Di samping itu, terdapat juga hasil penelitian dari Gardner, Lally & Wardle (2012) bahwa harapan yang tidak realistik dapat menyebabkan pasien menyerah dalam membentuk kebiasaan hidup sehat.

Untuk membuktikan asumsi tersebut maka peneliti ingin mengetahui perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies yang tinggi dan rendah atau dikelompokan sebagai kelompok outcome expectancies non moderat. Sehingga dapat diketahui outcome expectancies yang dapat lebih mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat dan perilaku hidup sehat pada mahasiswa dapat ditingkatkan.

1.2. Identifikasi Masalah

Ingin mengetahui perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat aspek makan makanan tinggi serat, rendah lemak, serta mengendalikan berat badan, olahraga teratur, tidur cukup dan teratur, tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol di


(15)

6

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat di Universitas “X” Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

1. Memberi informasi tambahan dalam bidang Psikologi Kesehatan melalui penelitian yang telah dipublikasikan mengenai perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat dalam upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.

2. Memberikan informasi tambahan kepada peneliti lain mengenai perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat dalam upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat, serta mendorong dikembangkannya penelitian yang berhubungan dengan hal tersebut.


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada mahasiswa melalui penelitian yang telah dipublikasikan mengenai gambaran tentang perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat dalam upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.

2. Memberikan informasi kepada universitas agar dapat memberikan informasi kepada mahasiswa tentang perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat dalam upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat serta manfaat melakukan perilaku hidup sehat.

1.5. Kerangka Pikir

Kondisi fisik yang sehat sangat dibutuhkan mahasiswa untuk dapat menunjang optimalisasi mereka di perkuliahan. Secara umum, mahasiswa juga berada pada tahap perkembangan remaja dan emerging adulthood. Pada tahap perkembangan ini juga, mahasiswa perlu menjaga kesehatannya agar tetap sehat di tahap perkembangan selanjutnya. Mahasiswa dapat memiliki dan mempertahankan kesehatannya melalui berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan melakukan perilaku hidup sehat.

Menurut Pedoman Umum Kampanye Gaya Hidup Sehat Depkes RI (1997), perilaku hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Beberapa indikator perilaku hidup sehat yang dapat diterapkan pada mahasiswa sesuai Pedoman Umum Kampanye Gaya hidup Sehat Depkes RI adalah makan aneka ragam makanan sesuai Pedoman Umum Gizi Seimbang, tinggi serat rendah lemak, tidak berlebihan,


(17)

8

serta selalu mengendalikan berat badan, melakukan olah raga teratur minimal 3 hari dalam seminggu, tidur teratur antara tujuh sampai delapan jam setiap hari, tidak merokok dan tidak minum alkohol dan tidak minum obat sembarangan, narkotika dan obat berbahaya.

Perilaku hidup sehat pada mahasiswa dapat terbentuk melalui self-efficacy, outcome expectancy dan risk perception yang dimiliki oleh mahasiswa. Pembentukan perilaku hidup sehat pada mahasiswa ini dapat dijelaskan melalui teori The Health Action Process Approach (HAPA) yang merupakan salah satu model dalam Social Cognitive Theory (SCT). Teori HAPA menyatakan bahwa tahap atau fase pertama di dalam “pengadopsian” perilaku sehat disebut fase motivasi. Fase ini memprediksi kalau intensi untuk bertindak, atau tujuan perilaku, diprediksi langsung lewat self-efficacy, outcome expectancy dan risk perception (Morrison & Bennett, 2006). Intensi di sini dianggap sebagai sebuah niat untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai kondisi yang dibutuhkan, seperti melakukan latihan olahraga secara teratur untuk merasa lebih sehat. Dengan kata lain, intensi juga dapat diwujudkan dalam bentuk goal/ sasaran. Teori HAPA mengemukakan bahwa self-efficacy dan outcome expectancy merupakan prediktor penting dari terbentuknya intensi (Schwarzer, 1992 dalam Morrison & Bennett, 2006).

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah outcome expectancies. Peneliti memilih untuk meneliti outcome expectancies karena teori HAPA menjelaskan bahwa faktor pendorong penting terbentuknya perilaku hidup sehat adalah self efficacy dan outcome expectancies. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti outcome expectancies. Menurut Bandura (1997) Outcome expectancy adalah perkiraan individu bahwa suatu perilaku akan menghasilkan suatu hasil tertentu (Gellert, Ziegelmann, & Schwarzer, 2012). Pada dasarnya, outcome expectancy (harapan akan hasil) memiliki bentuk asosiasi “jika-maka”. Sehingga dapat diartikan bahwa outcome expectancy yang dimiliki mahasiswa adalah persepsi konsekuensi yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa Universitas “X” melalui perilaku


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha

hidup sehat. Outcome expectancy yang dimiliki mahasiswa dari melakukan perilaku hidup sehat dapat bersifat fisik dan sosial atau self-evaluative (Dijkstra dkk, 1997 dalam Albery & Marcus, 2008). Outcome expectancy yang bersifat fisik mencerminkan perubahan dalam simptomologi (contohnya, jika mahasiswa berolahraga secara teratur maka ia akan memiliki jantung yang lebih sehat), outcome expectancy yang bersifat sosial mengacu pada perubahan-perubahan respon sosial yang mengikuti suatu perilaku (contohnya, mahasiswa yang melakukan gaya hidup sehat dapat merasa lebih rasa percaya diri) (Albery & Marcus, 2008).

Outcome expectancy yang dimiliki oleh mahasiswa adalah memiliki tubuh yang sehat, daya tahan tubuh yang kuat, bentuk dan berat badan yang ideal, fokus dan dapat berpikir dengan baik, dapat beraktivitas dengan baik, memiliki umur yang panjang dan disukai oleh orang lain. Outcome expectancies ini secara tidak langsung mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat melalui terbentuknya intensi untuk melakukan perilaku hidup sehat. Intensi merupakan komponen dalam diri mahasiswa yang mengacu pada keinginan atau niat untuk melakukan perilaku hidup sehat. Fase pembentukan intensi ini disebut sebagai fase motivasi.

Outcome expectancy ini dapat memotivasi mahasiswa untuk melakukan perilaku hidup sehat melalui terbentuknya intensi melakukan perilaku hidup sehat didukung oleh penejelasan dari teori The Expectancy Theory of Motivation (Porter & Lawler, 1968; Vroom, 1964 dalam School, 2002). Teori ini tersusun dari tiga asumsi dasar, yaitu expectancy, instrumentality dan valance. Individu dapat termotivasi ketika ia yakin bahwa sebuah usaha akan menghasilkan perilaku yang diinginkan (expectancy), perilaku tersebut dapat menghasilkan reward (instrumentality) dan nilai dari reward tersebut berharga bagi individu (valance). Namun terkadang kebanyakan individu jarang mempertimbangkan alternatif-alternatif yang memungkinkan untuk dicapai atau membuat perhitungan detil mengenai konsekuensi yang mungkin didapatkan. Mereka lebih memilih kemungkinan-kemungkinan


(19)

10

hasil yang terlihat memuaskan daripada memilih kemungkinan yang dapat didapatkan secara optimal (Bandura, 1986).

Teori ini membantu menjelaskan bahwa walaupun mahasiswa memiliki outcome expectancy yang terlalu ideal (terlalu tinggi) belum tentu menunjukkan perilaku hidup sehat. Ketika mahasiswa memiliki outcome expectancy yang terlalu tinggi dalam hal ini berarti mahasiswa memiliki harapan yang terlalu ideal dan bahkan cenderung tidak realistik, memungkinkan mahasiswa untuk memiliki intensi untuk melakukan perilaku hidup sehat yang rendah sehingga menunjukkan perilaku hidup sehat yang cenderung rendah karena mahasiswa menjadi tidak realistik dalam menentukan hasil yang ingin dicapai atau memiliki harapan (expectancy) yang terlalu tinggi. Harapan yang terlalu tinggi dan berada di luar kendali mahasiswa justru akan melemahkan motivasinya untuk melakukan perilaku hidup sehat karena harapan yang terlalu tinggi memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan berada di luar kemampuan mahasiswa untuk dicapai sehingga memiliki kemungkinan yang kecil untuk dicapai. Hal ini membuat mahasiswa dapat merasa bahwa perilaku yang ia lakukan tidak akan menghasilkan hasil yang ia inginkan sebagai reward (instrumentality) dan melemahkan nilai terhadap outcome expectancy (valance) yang dimiliki oleh mahasiswa. Oleh karena itu dapat melemahkan intensi mahasiswa dalam melakukan perilaku hidup sehat. Ketika mahasiswa memiliki intensi yang lemah dalam melakukan perilaku hidup sehat maka mahasiswa akan cenderung menampilkan perilaku hidup sehat yang lebih rendah.

Ketika mahasiswa memiliki outcome expectancy yang terlalu rendah dalam hal ini berarti mahasiswa memiliki harapan yang rendah dari melakukan perilaku hidup sehat maka mahasiswa akan memiliki intensi untuk melakukan perilaku hidup sehat yang rendah juga sehingga mahasiswa tidak menampilkan perilaku hidup sehat. Outcome expectancy yang terlalu rendah akan cenderung kurang memotivasi mahasiswa untuk melakukan perilaku hidup sehat karena mahasiswa memiliki harapan yang rendah bahwa perilaku hidup sehat


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha

dapat menghasilkan reward berupa hasil dari perilaku hidup sehat dan mahasiswa cenderung menilai bahwa reward berupa hasil dari perilaku hidup sehat tersebut tidak penting atau tidak berharga. Pada penelitian ini, mahasiswa yang memiliki outcome expectancies tinggi dan rendah diasumsikan sebagai kelompok mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat.

Saat mahasiswa memiliki outcome expectancy yang moderat yang berarti mahasiswa memiliki harapan yang realistis maka akan memiliki intensi untuk melakukan perilaku hidup sehat yang tinggi sehingga dapat memunculkan perilaku hidup sehat. Ketika mahasiswa merasa bahwa harapan yang mereka miliki berada di dalam kendali karena goal difficulty dari target tersebut merasa dapat diatasi maka akan memperkuat motivasi mereka untuk melakukan perilaku hidup sehat. Di samping, itu mahasiswa juga akan merasa yakin bahwa perilaku tersebut dapat memberikan reward (instrumentality) yang dinilai penting oleh mahasiswa (valance) maka mahasiswa tersebut akan memiliki motivasi yang tinggi untuk menampilkan perilaku hidup sehat. Setelah memiliki motivasi yang tinggi maka mahasiswa dapat memiliki intensi yang tinggi dan menunjukkan perilaku hidup sehat yang lebih tinggi.

Perilaku hidup sehat yang konsisten pada mahasiswa diduga didorong oleh adanya intensi yang tinggi. Sedangkan tindakan untuk melakukan perilaku hidup sehat yang tidak konsisten pada mahasiswa diduga didorong oleh adanya intensi yang rendah dalam melakukan perilaku hidup sehat, di mana intensi mahasiswa tersebut didorong oleh outcome expectancy yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut.

Setelah mahasiswa membentuk intensi untuk melakukan perilaku hidup sehat, ia pun memasuki fase kedua yang disebut fase volitional. Fase ini merupakan fase dimana intensi diterjemahkan menjadi tindakan atau perilaku hidup sehat. HAPA berpendapat bahwa manusia harus menjalani proses perencanaan dan pengontrolan tindakan. Individu juga perlu merumuskan sebuah rencana ke dalam instruksi yang detil berdasarkan di mana, kapan, dan


(21)

12

bagaimana mereka akan menjalankan suatu perilaku (Gollwitzer, 1999 dalam Morrison & Bennett, 2006 ). Hal ini dapat diartikan bahwa setelah terbentuknya intensi untuk melakukan perilaku hidup sehat pada mahasiswa maka mahasiswa perlu membuat perencanaan dan mengontrol perilaku dalam melakukan gaya hidup sehat mereka.

Melalui teori HAPA belum diketahui derajat outcome expectancy yang dapat mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat karena walaupun mahasiswa memiliki outcome expectancies dari melakukan perilaku hidup sehat namun perilaku sehat yang dimunculkan dapat berbeda-beda. Outcome expectancy yang terlalu tingi belum tentu dapat mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat, hal ini ditunjukkan dengan walaupun mahasiswa mengetahui hasil positif dari melakukan perilaku hidup sehat namun masih terdapat mahasiswa yang tidak melakukan perilaku hidup sehat. Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini dapat menggambarkan perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies tinggi dan rendah atau non moderat. Sehingga mahasiswa dapat lebih diarahkan untuk memiliki outcome expectancy yang moderat untuk dapat memunculkan perilaku hidup sehat.


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha

Mahasiswa dengan outcome expectancies moderat

Mahasiswa dengan outcome expectancies rendah

Mahasiswa dengan outcome expectancies tinggi Intensi untuk melakukan perilaku hidup sehat yang rendah Motivasi untuk melakukan perilaku hidup sehat yang rendah.  Expectancy tidak realistik  Intrumentality tidak realistik  Valance rendah Intensi untuk melakukan perilaku hidup sehat yang rendah Motivasi untuk melakukan perilaku hidup sehat yang rendah  Expectancy rendah  Intrumentality rendah  Valance rendah  Intensi untuk melakukan perilaku hidup sehat yang tinggi Motivasi untuk melakukan perilaku hidup sehat yang tinggi.  Expectancy realistik  Intrumentality realistik  Valance tinggi Perilaku Hidup Sehat yang lebih rendah dari rata-rata Perilaku Hidup Sehat yang lebih tinggi dari rata-rata


(23)

14 1.6. Asumsi

1.6.1 Mahasiswa memiliki harapan dari perilaku hidup sehat yang berbeda-beda sehingga memungkinkan mahasiswa untuk memiliki derajat outcome expectancies yang berbeda-beda.

1.6.2 Mahasiswa yang memiliki derajat outcome expectancies yang tinggi dan rendah berada dalam kelompok outcome expectancies non moderat.

1.6.3 Mahasiswa dengan outcome expectancy yang terlalu tinggi memungkinkan mereka untuk memiliki expectancy yang tidak realistik, instrumentality yang tidak realistik dan valance yang rendah.

1.6.4 Mahasiswa dengan outcome expectancy yang moderat memungkinkan mereka untuk memiliki expectancy yang realistik, instrumentality yang realistik dan valance yang tinggi.

1.6.5 Mahasiswa dengan outcome expectancy yang rendah memungkin mereka untuk memiliki expectancy yang rendah, instrumentality yang rendah dan valance yang rendah.

1.6.6 Perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat menunjukkan bahwa outcome expectancies berhubungan dengan perilaku hidup sehat.


(24)

15

Universitas Kristen Maranatha

1.7. Hipotesis Hipotesis 1:

Terdapat perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat aspek makan makanan

tinggi serat, rendah lemak, serta mengendalikan berat badan di Universitas “X” Bandung.

Hipotesis 2:

Terdapat perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat aspek olahraga teratur di

Universitas “X” Bandung.

Hipotesis 3:

Terdapat perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat aspek tidur cukup dan teratur di Universitas “X” Bandung.

Hipotesis 4:

Terdapat perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat aspek tidak merokok di

Universitas “X” Bandung. Hipotesis 5:

Terdapat perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat aspek tidak minum


(25)

72 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 mahasiswa di Universitas “X” Kota Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat aspek tidak merokok di Universitas “X” Bandung.

2. Tidak terdapat perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat pada aspek makan makanan tinggi serat, rendah lemak serta mengendalikan berat badan; olahraga teratur; tidur cukup dan teratur dan tidak minum minuman beralkohol dengan perilaku hidup sehat aspek makan makanan tinggi serat, rendah lemak serta memantau berat badan; olahraga teratur; tidur cukup dan teratur dan tidak minum minuman beralkohol di Universitas “X” Bandung.

3. Mahasiswa yang berada pada tahap perkembangan adolesence memiliki rata-rata perilaku hidup sehat yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang berada pada tahap perkembangan emerging adulthood.


(26)

73

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka peneliti mengemukakan saran yang dapat dipertimbangkan yaitu sebagai berikut :

5.2.1. Saran Teoretis

Dengan adanya keterbatasan pada penelitian, penulis menyarankan apabila akan dilakukan penelitian serupa, maka:

1. Melakukan penelitian kontribusi dari tiga faktor pendorong terbentuknya perilaku hidup sehat dalam teori HAPA.

2. Melakukan penelitian eksperimen tentang outcome expectancies antara responden perokok dan responden yang tidak merokok.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengukur seluruh aspek perilaku hidup sehat pada mahasiswa termasuk dalam hal penggunaan obat-obatan terlarang.

5.2.2. Saran Praktis

1. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan informasi kepada mahasiswa (melalui penelitian yang telah dipublikasikan) mengenai gambaran tentang perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancy moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat. Hal ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk membentuk outcome expectancy moderat yang menjadi prediktor untuk menampilkan perilaku hidup sehat. Misalnya, mahasiswa membuat outcome expectancies yang realistis berdasarkan kemampuan diri sendiri kemudian membuat rencana dan strategi yang realistis juga untuk dapat mencapai outcome expectancies tersebut.

2. Di samping itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan informasi kepada universitas “X” agar dapat bekerja sama dengan seluruh fakultas dan memberikan kampanye


(27)

74

kepada mahasiswa mengenai pentingnya melakukan seluruh aspek perilaku hidup sehat serta manfaat melakukan seluruh aspek perilaku hidup sehat. Kampanye yang dapat diberikan misalnya seperti kampanye tentang cara yang realistik untuk dapat berhenti merokok, manfaat tidak merokok dan merokok sebagai bentuk perilaku hidup tidak sehat.


(28)

PERBANDINGAN PERILAKU HIDUP SEHAT BERDASARKAN

OUTCOME EXPECTANCIES

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS “X”

BANDUNG

(PERBANDINGAN ASPEK-ASPEK PERILAKU HIDUP SEHAT ANTARA MAHASISWA DENGAN OUTCOME EXPECTANCIES MODERAT DAN MAHASISWA

DENGAN OUTCOME EXPECTANCIES NON MODERAT)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Oleh:

THERESIA PUJI LESTARI 1230009

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(29)

(30)

(31)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus atas kasih dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi pada tahun ajaran 2016 di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Perbandingan Perilaku Hidup Sehat Berdasarkan Outcome Expectancies Pada Mahasiswa Universitas “X”

Bandung”

(Perbandingan Aspek-Aspek Perilaku Hidup Sehat Antara Mahasiswa Dengan

Outcome Expectancies Moderat dan Mahasiswa Dengan Outcome Expectancies Non Moderat).

Peneliti juga berterimakasih untuk segala bantuan dari berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa tugas yang telah disusun ini masih jauh dari kata sempurna, serta masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Pada kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam proses penyusunan dan penyelesaian tugas ini. Ucapan terima kasih ditujukan kepada :

1. Irene Prameswari E., M.Si., Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

2. Dr. Henndy Ginting, M.Si., Psikolog selaku dosen pembimbing utama yang telah dengan sabar dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu, dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyusun penelitian ini.

3. Ellen Theresia, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping yang telah dengan sabar, memberi semangat dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu, dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyusun penelitian ini.


(32)

vi

4. Mahasiswa di Universitas “X” yang telah membantu dan bekerja sama sebagai responden di dalam penelitian ini.

5. Keluarga terkasih, untuk kedua orang tua yang selalu mendoakan, membantu, memberi dukungan, dan semangat saat peneliti sedang bekerja keras dalam menyusun penelitian ini.

6. Teman-teman “Sis-Cyn” Milla, Anin, Devi, Sherly, Giovani, Anastaha, Christine, Clarence, Angie, Cynthia, Fey, Tania, dan Sheren yang telah memberikan semangat dan hiburan selama perkuliahan dan pengerjaan penelitian ini.

7. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2012, terima kasih atas bantuan, saran, dan dorongannya kepada penulis.

8. Semua pihak yang memberikan dukungan dan membantu penulis selama penyelesaian skripsi ini tetapi tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mungkin namanya tidak disebutkan. Terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, Mei 2016


(33)

75

DAFTAR PUSTAKA

Albery, Ian P. & Marcus Munafo. (2008). Key Concepts in Health Psychology. London : Sage Publications

Albery, Ian P. & Marcus Munafo. (2011). Psikologi Kesehatan Panduan Lengkap dan Komprehensif Bagi Studi Psikologi Kesehatan. Cetakan I. Yogyakarta : Palmall. Ardana, Cenik. I.,Lerbin. R. Aritonang & Elizabeth Sugiarto Dermawan. (2013). Kecerdasan

Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual Dan Kesehatan Fisik Untuk Memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Akuntansi Vol. XVII, No. 03, September 2013, 444-458.

Bandura, Albert. (1986). Social Foundation of Thought and Action. A Social Cognitive Theory. New York : Prentice Hall, Inc.

Corner. Mark & Paul Norman. (2005). Predicting Health Behavior. England : Open University Press.

Dalton, Madeline A., James D Sargent., Michael L Beach., Amy M Bernhardt., & Marguerite Stevens. (1999). Positive and Negative Outcome Expectancies of Smoking Implication for Prevention. Preventive Medicine, 29 460-465.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1997).

Effendi, Sofian. 2014. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, anggota Ikapi

Gardner, Benjamin., Phillippa Lally., Jane Wardle. (2012). Debate & Analysis Making Health Habitual : the Psychology of Habit Formation and General Practice. British Journal of Genera Practice.

Gellert, Paul., Jochen P Ziegelmann., & Ralf Schwarzer. (2012). Affective and Health-Related Outcome Expectancies For Physical Activity in Older Adults. Psychology and Health, Vol.27, No 7, July 2012, 816-828.

Ginting, Henndy., Monique van de Ven., Eni S Becker., Gerard Naring. (2014). Type D personality is associated with health behavior and perceived social support in individual with coronary heart disease. Journal Of Health Psychology 1-11.

Graziano, Anthony M. & Raulin, Michael L. 2000. Research Methods : A process of Inquiry Edisi Keempat. Sydney : Allyn & Bacon

Hillman, Charles H., Kirk I Erickson., Arthur F Kramer. 2008. Science and society: Be smart, exercise your heart: exercise effects on brain and cognition. Nature Reviews Neuroscience 9, 58-65


(34)

76

Universitas Kristen Maranatha

Istiningtyas, Anita. (2010). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang Gaya Hidup Sehat Dengan Perilaku Gaya Hidup Sehat Mahasiswa Di Psik Undip. Jurnal KesMaDaSKa, Vol 1 No. 1, Juli 2010(18-25).

Marpaung, Panangian. P., Sianntan Supit., & Joice Nancy. (2013). Gambaran Lama Tidur Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal e-Biomedik (eBM) Vol. 1, No. 1, Maret 2013, hlm. 543-549.

Morrison, Val dan Paul Bennett. (2006). An Introduction to Health Psychology. England : Pearson Education Limited

Papalia, Diane. E., Ruth Duskin Feldman., Gabriela Martorell. (2012). Experience Human Development Twelfth Edition. New York: McGraw-Hill.

Scholl, W. Richard. (2002). Motivation: Expectancy Theory. Schmidt Labor Research Center : University of Rhode Island, Kingston, RI 02881. Diambil dari www.uri.edu.

Santoso, Singgih. (2015). Menguasai SPSS 22 From Basic To Expert Skills. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sebayang, Agnes Natalia. 2012. Gambaran Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa di Universitas Indonesia Tahun 2012 (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan : Depok. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung : Alfabeta. Sugiyono.2014. Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta

Sunjoyo., Rony Setiawan., Verani Carolina., Nonie Magdalena., & Albert Kurniawan. (2013). Aplikasi SPSS Untuk SMART Riset. Bandung : Alfabeta.

Taylor, Shelley E. 1995. Health Psychology Third Edition. New York : McGraw-Hill Taylor, Shelley E. 1999. Health Psychology Fourth Edition. Singapore : McGraw-Hill U.S Department of Health and Human Services. (2005)

U.S. Department of Agriculture and U.S. Department of Health and Human Services. Dietary Guidelines for Americans, 2010. 7th Edition, Washington, DC: U.S. Government Printing Office, December 2010

Wamsteker, Erika W., Rinie Geenen., Pierre MJ Zelissen., Eric F Van Futh., & Jolein Lestra. (2009). Unrealistic Weight Loss Goals among Obese Patient Are Associated with Age and Causal Attribution. Journal of The American Dietetic Association volume 109 issue 11 november 2009 page 1903-1908.

Williams, David M., Eileen S Anderson., & Richard A Winnett. (2005). A Review of Outcome Expectancies Construct in Physical Activity Research. The Society Behavioral Medicine


(35)

77

DAFTAR RUJUKAN

Campaign for Tobacco – Free Kids. (2009). Smoking’s immediate effect on body. (https://www.tobaccofreekids.org/research/factsheets/pdf/0264.pdf smoking pdf, diakses pada 1 Agustus 2016)

Drug and Alcohol Rehab Asia. (2016). Realistic Expectations in Recovery.

(http://alcoholrehab.com/addiction-recovery/realistic-expectations-in-recovery/,

diakses pada 5 Mei 2016).

Pramudiarja, AN Uyung. (2012). 7 Penyakit Kronis di Usia Muda dan Cara Mencegahnya.

(

http://health.detik.com/read/2012/04/28/120037/1903918/766/7-penyakit-kronis-di-usia-muda-dan-cara-mencegahnya, diakses pada 5 Mei 2016).

Sass, Cynthia. (2013). 5 Reasons Your Diet is Making You Fat.

(http://news.health.com/2013/02/14/5-reasons-your-diet-is-making-you-fat/, diakses 5

Mei 2016).

Woolman, Lindsay. (2016). Unrealistic Expectations About Sleep and Insomnia.

(http://sleep.lovetoknow.com/Unrealistic_Expectations_about_Sleep_and_Insomnia,


(1)

(2)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus atas kasih dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi pada tahun ajaran 2016 di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Perbandingan Perilaku Hidup Sehat Berdasarkan Outcome Expectancies Pada Mahasiswa Universitas “X” Bandung” (Perbandingan Aspek-Aspek Perilaku Hidup Sehat Antara Mahasiswa Dengan

Outcome Expectancies Moderat dan Mahasiswa Dengan Outcome Expectancies Non

Moderat).

Peneliti juga berterimakasih untuk segala bantuan dari berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa tugas yang telah disusun ini masih jauh dari kata sempurna, serta masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Pada kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam proses penyusunan dan penyelesaian tugas ini. Ucapan terima kasih ditujukan kepada :

1. Irene Prameswari E., M.Si., Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

2. Dr. Henndy Ginting, M.Si., Psikolog selaku dosen pembimbing utama yang telah dengan sabar dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu, dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyusun penelitian ini.

3. Ellen Theresia, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping yang telah dengan sabar, memberi semangat dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu, dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyusun penelitian ini.


(3)

vi

4. Mahasiswa di Universitas “X” yang telah membantu dan bekerja sama sebagai responden di dalam penelitian ini.

5. Keluarga terkasih, untuk kedua orang tua yang selalu mendoakan, membantu, memberi dukungan, dan semangat saat peneliti sedang bekerja keras dalam menyusun penelitian ini.

6. Teman-teman “Sis-Cyn” Milla, Anin, Devi, Sherly, Giovani, Anastaha, Christine, Clarence, Angie, Cynthia, Fey, Tania, dan Sheren yang telah memberikan semangat dan hiburan selama perkuliahan dan pengerjaan penelitian ini.

7. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2012, terima kasih atas bantuan, saran, dan dorongannya kepada penulis.

8. Semua pihak yang memberikan dukungan dan membantu penulis selama penyelesaian skripsi ini tetapi tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mungkin namanya tidak disebutkan. Terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, Mei 2016


(4)

75

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Albery, Ian P. & Marcus Munafo. (2008). Key Concepts in Health Psychology. London : Sage Publications

Albery, Ian P. & Marcus Munafo. (2011). Psikologi Kesehatan Panduan Lengkap dan

Komprehensif Bagi Studi Psikologi Kesehatan. Cetakan I. Yogyakarta : Palmall.

Ardana, Cenik. I.,Lerbin. R. Aritonang & Elizabeth Sugiarto Dermawan. (2013). Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual Dan Kesehatan Fisik Untuk Memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Akuntansi Vol. XVII, No. 03, September 2013, 444-458.

Bandura, Albert. (1986). Social Foundation of Thought and Action. A Social Cognitive Theory. New York : Prentice Hall, Inc.

Corner. Mark & Paul Norman. (2005). Predicting Health Behavior. England : Open University Press.

Dalton, Madeline A., James D Sargent., Michael L Beach., Amy M Bernhardt., & Marguerite Stevens. (1999). Positive and Negative Outcome Expectancies of Smoking Implication for Prevention. Preventive Medicine, 29 460-465.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1997).

Effendi, Sofian. 2014. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, anggota Ikapi

Gardner, Benjamin., Phillippa Lally., Jane Wardle. (2012). Debate & Analysis Making Health Habitual : the Psychology of Habit Formation and General Practice. British Journal of

Genera Practice.

Gellert, Paul., Jochen P Ziegelmann., & Ralf Schwarzer. (2012). Affective and Health-Related Outcome Expectancies For Physical Activity in Older Adults. Psychology and

Health, Vol.27, No 7, July 2012, 816-828.

Ginting, Henndy., Monique van de Ven., Eni S Becker., Gerard Naring. (2014). Type D personality is associated with health behavior and perceived social support in individual with coronary heart disease. Journal Of Health Psychology 1-11.

Graziano, Anthony M. & Raulin, Michael L. 2000. Research Methods : A process of Inquiry Edisi Keempat. Sydney : Allyn & Bacon

Hillman, Charles H., Kirk I Erickson., Arthur F Kramer. 2008. Science and society: Be smart, exercise your heart: exercise effects on brain and cognition. Nature Reviews


(5)

76

Universitas Kristen Maranatha Istiningtyas, Anita. (2010). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang Gaya Hidup

Sehat Dengan Perilaku Gaya Hidup Sehat Mahasiswa Di Psik Undip. Jurnal

KesMaDaSKa, Vol 1 No. 1, Juli 2010(18-25).

Marpaung, Panangian. P., Sianntan Supit., & Joice Nancy. (2013). Gambaran Lama Tidur Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal e-Biomedik (eBM) Vol. 1, No. 1, Maret 2013, hlm. 543-549.

Morrison, Val dan Paul Bennett. (2006). An Introduction to Health Psychology. England : Pearson Education Limited

Papalia, Diane. E., Ruth Duskin Feldman., Gabriela Martorell. (2012). Experience Human

Development Twelfth Edition. New York: McGraw-Hill.

Scholl, W. Richard. (2002). Motivation: Expectancy Theory. Schmidt Labor Research Center : University of Rhode Island, Kingston, RI 02881. Diambil dari www.uri.edu.

Santoso, Singgih. (2015). Menguasai SPSS 22 From Basic To Expert Skills. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sebayang, Agnes Natalia. 2012. Gambaran Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa di Universitas Indonesia Tahun 2012 (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan : Depok. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung : Alfabeta. Sugiyono.2014. Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta

Sunjoyo., Rony Setiawan., Verani Carolina., Nonie Magdalena., & Albert Kurniawan. (2013).

Aplikasi SPSS Untuk SMART Riset. Bandung : Alfabeta.

Taylor, Shelley E. 1995. Health Psychology Third Edition. New York : McGraw-Hill Taylor, Shelley E. 1999. Health Psychology Fourth Edition. Singapore : McGraw-Hill U.S Department of Health and Human Services. (2005)

U.S. Department of Agriculture and U.S. Department of Health and Human Services. Dietary

Guidelines for Americans, 2010. 7th Edition, Washington, DC: U.S. Government Printing Office, December 2010

Wamsteker, Erika W., Rinie Geenen., Pierre MJ Zelissen., Eric F Van Futh., & Jolein Lestra. (2009). Unrealistic Weight Loss Goals among Obese Patient Are Associated with Age and Causal Attribution. Journal of The American Dietetic Association volume 109 issue 11 november 2009 page 1903-1908.

Williams, David M., Eileen S Anderson., & Richard A Winnett. (2005). A Review of Outcome Expectancies Construct in Physical Activity Research. The Society Behavioral Medicine


(6)

77

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Campaign for Tobacco – Free Kids. (2009). Smoking’s immediate effect on body. (https://www.tobaccofreekids.org/research/factsheets/pdf/0264.pdf smoking pdf, diakses pada 1 Agustus 2016)

Drug and Alcohol Rehab Asia. (2016). Realistic Expectations in Recovery.

(http://alcoholrehab.com/addiction-recovery/realistic-expectations-in-recovery/,

diakses pada 5 Mei 2016).

Pramudiarja, AN Uyung. (2012). 7 Penyakit Kronis di Usia Muda dan Cara Mencegahnya.

(

http://health.detik.com/read/2012/04/28/120037/1903918/766/7-penyakit-kronis-di-usia-muda-dan-cara-mencegahnya, diakses pada 5 Mei 2016).

Sass, Cynthia. (2013). 5 Reasons Your Diet is Making You Fat.

(http://news.health.com/2013/02/14/5-reasons-your-diet-is-making-you-fat/, diakses 5

Mei 2016).

Woolman, Lindsay. (2016). Unrealistic Expectations About Sleep and Insomnia.

(http://sleep.lovetoknow.com/Unrealistic_Expectations_about_Sleep_and_Insomnia,