Hubungan Perilaku Pola Hidup Sehat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007

(1)

HUBUNGAN PERILAKU POLA HIDUP SEHAT MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2007

Oleh :

NURUL MUFIDAH BINTI MD NASIR 070100460

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

HUBUNGAN PERILAKU POLA HIDUP SEHAT MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2007

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

NURUL MUFIDAH BINTI MD NASIR 070100460

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Perilaku Pola Hidup Sehat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007

Nama : Nurul Mufidah binti Md Nasir

NIM : 070100460

Pembimbing Penguji I

(dr Rina Amelia, MARS) (dr Tetty Aman Nasution)

NIP : NIP :

Penguji II

(dr Hemma Yulfi) NIP :


(4)

ABSTRAK

Keadaan kesehatan tubuh sangat berhubungan dengan gaya hidup seseorang. Kebiasaan – kebiasaan tertentu dapat memicu dan meningkatkan resiko kejadian sesuatu penyakit. Program pola hidup sehat telah banyak dijalankan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kepentingannya. Namun begitu, dapatan daripada penelitian - penelitian yang telah dijalankan menunjukkan peningkatan pengetahuan ini tidak terjadi seiring dengan tindakan. Lalu hal ini menimbulkan tanda tanya, bagaimana pula skenario yang terjadi di kalangan mahasiswa kedokteran?

Penelitian ini dijalankan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa kedokteran terhadap pola hidup sehat. Desain penelitian adalah deskriptif analitik. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2007 yang berjumlah 432 orang. Sampel adalah sebanyak 100 orang yang dipilih melalui metode systematic

sampling. Data diambil dengan metode wawancara langsung dengan menggunakan

kuesioner, kemudian data dianalisa dengan menggunakan uji chi square dengan menggunakan perangkat komputer SPSS 16.0.

Hasil penelitian menunjukkan dari 100 orang responden dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan terhadap pola hidup sehat adalah baik yaitu sebanyak 81 orang (81%), sikap terhadap pola hidup sehat adalah baik sebanyak 85 orang (85%) dan tindakan terhadap pola hidup sehat adalah kurang baik sebanyak 66 orang (66%), terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan tindakan terhadap pola hidup sehat (p< .0001) dan terdapat hubungan antara sikap dan tindakan terhadap pola hidup sehat (p< .0001).

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi ukuran tentang pola hidup bersih dan sehat dalam masyarakat, dan dijadikan panduan untuk usaha dan strategi yang lebih efektif dalam mendidik masyarakat secara umum, dan mahasiswa kedokteran khasnya untuk tidak hanya sekadar tahu tentang pola hidup sehat tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan harian. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan permulaan untuk lebih banyak lagi penelitian tentang pola hidup sehat yang lebih menyeluruh.


(5)

ABSTRACT

State of health is closely connected with one's lifestyle. Certain habits can trigger and increase the risk of certain diseases. Healthy lifestyle program has been widely implemented to increase knowledge and awareness of its importance. However, researches that has been carried out showing the increase of knowledge is not in line with the action. So this raises a question mark, how well the scenario that occurred among medical students?

This research was undertaken to determine the level of knowledge, attitudes and actions of medical students towards a healthy lifestyle. The study design was a descriptive analytic. The population was students of the Faculty of Medicine, University of North Sumatera class of 2007, which amounted to 432 persons. Samples are as many as 100 people selected through systematic sampling method. Data taken with the direct interview method using a questionnaire, then the data were analyzed by using chi square test using SPSS 16.0 computer device.

Results showed that the level of knowledge of healthy lifestyles is good, with as many as 81 people (81%), attitudes towards healthy lifestyles is good as much as 85 people (85%) and action on a healthy lifestyle is not good as many as 66 people (66%), there is a significant relationship between knowledge and action on healthy lifestyle (p< .0001) and there is a relationship between attitude and action towards a healthy lifestyle (p< .0001).

The result is expected to reflect the level of knowledge and application of the clean and healthy lifestyle within the community, and as a guide to plan more effective strategies and approach in educating the public in general, and the medical student to not only know about a healthy lifestyle but also apply it in lifedaily. This research is expected to be a referrence and the beginning for more research on a more healthy lifestyle overall.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya maka Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Perilaku Pola Hidup Sehat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007”.

Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, terdapat banyak kesulitan dan masalah yang terpaksa dihadapi, namun hasil bantuan daripada pelbagai pihak maka akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini berjaya diselesaikan.

Oleh itu, setinggi – tinggi penghargaan dan terima kasih diucapkan kepada : 1. dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya

Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan idea, komentar, kritik serta saran dalam membantu penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. Isti Ilmiati Fujiati, dr. Juliandi Harahap, dan dr. Arlinda Sari Wahyuni selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Komunitas yang turut membantu membarikan bimbingan dan tunjuk ajar untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Keluarga tercinta yang banyak memberikan dukungan moral dan material serta doa yang tiada henti selama ini.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Semua responden yang bersedia meluangkan waktu dan menjawab kuesioner yang disediakan bagi membantu mendapatkan data untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman – teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pihak yang mendukung dan membantu secara langsung atau tidak langsung selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan.


(7)

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya, untuk itu penulis mengharapkan saran yang kritik yang membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, sekali lagi diucapkan terima kasih dan setinggi – tinggi penghargaan kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermafaat bagi para pembaca.

Penang, 20 November 2010 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan……… i

Abstrak………... ii

Absract……….. iii

Kata Pengantar………... vi

Daftar Isi………. v

Daftar Tabel……… vii

Daftar Singkatan………... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ………. 1

1.1. Latar Belakang………... 1

1.2. Rumusan Masalah……….. 3

1.3. Tujuan Penelitian……… 3

1.4. Manfaat Penelitian………... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……….. 5

2.1. Efek Persekitaran Terhadap Kesehatan……… 5

2.2. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)……….. 6

2.3. Kebiasaan Mencuci Tangan……….. 8

2.4. Pola Makan……… 9

2.5. Kebiasaan Merokok………... 12

2.6. Kebiasaan Berolahraga……….. 15

2.7. Menangani Stress………... 16

2.8. Hasil Tinjauan Literatur………. 18

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL …………. 20

3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….. 20

3.2. Definisi Operasional……….. 20

3.3. Hipotesis Penelitian……… 23

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24

4.1. Jenis Penelitian……….. 24

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 24

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………. 25

4.4. Teknik Pengumpulan Data………. 26

4.5. Pengolahan dan Analisis Data……… 27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian……….. 28


(9)

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden……… 28 5.1.3. Pengetahuan Mahasiswa Terhadap Pola Hidup Sehat……... 29 5.1.4. Sikap Mahasiswa Terhadap Pola Hidup Sehat………... 31 5.1.5. Tindakan Mahasiswa Terhadap Pola Hidup Sehat…………. 32 5.1.6. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Mahasiswa Terhadap Pola Hidup Sehat……….. 34 5.1.7. Hubungan Sikap dan Tindakan Mahasiswa Terhadap Pola Hidup Sehat……….. 36 5.2. Pembahasan……… 37

5.2.1. Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2007 terhadap Pola Hidup Sehat………. 38 5.2.2. Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2007 terhadap Pola Hidup Sehat………. 39 5.2.3. Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara Stambuk 2007 terhadap Pola Hidup Sehat……….. 39 5.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Mahasiswa terhadap Pola Hidup Sehat... 41

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan……….. 6.2. Saran………...

DAFTAR PUSTAKA ……… 29 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

5.3 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

5.4 Distibusi Frekuensi Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat 5.5 Distibusi Frekuensi Kategori Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat 5.6 Distibusi Frekuensi Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat 5.7 Distibusi Frekuensi Kategori Tindakan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

5.8 Uji Silang Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Mahasiswa terhadap Pola Hidup Sehat

5.9 Uji Chi – square

5.10 Uji Silang Sikap dengan Tindakan Mahasiswa terhadap Pola Hidup Sehat 5.11 Uji Chi – square


(11)

DAFTAR SINGKATAN AIDS acquired immune deficiency syndrome

ASI air susu ibu

FK Fakultas Kedokteran

PHBS Pola Hidup Bersih dan Sehat

PPOK penyakit pulmonari obstruktif kronis USU Universitas Sumatera Utara


(12)

ABSTRAK

Keadaan kesehatan tubuh sangat berhubungan dengan gaya hidup seseorang. Kebiasaan – kebiasaan tertentu dapat memicu dan meningkatkan resiko kejadian sesuatu penyakit. Program pola hidup sehat telah banyak dijalankan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kepentingannya. Namun begitu, dapatan daripada penelitian - penelitian yang telah dijalankan menunjukkan peningkatan pengetahuan ini tidak terjadi seiring dengan tindakan. Lalu hal ini menimbulkan tanda tanya, bagaimana pula skenario yang terjadi di kalangan mahasiswa kedokteran?

Penelitian ini dijalankan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa kedokteran terhadap pola hidup sehat. Desain penelitian adalah deskriptif analitik. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2007 yang berjumlah 432 orang. Sampel adalah sebanyak 100 orang yang dipilih melalui metode systematic

sampling. Data diambil dengan metode wawancara langsung dengan menggunakan

kuesioner, kemudian data dianalisa dengan menggunakan uji chi square dengan menggunakan perangkat komputer SPSS 16.0.

Hasil penelitian menunjukkan dari 100 orang responden dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan terhadap pola hidup sehat adalah baik yaitu sebanyak 81 orang (81%), sikap terhadap pola hidup sehat adalah baik sebanyak 85 orang (85%) dan tindakan terhadap pola hidup sehat adalah kurang baik sebanyak 66 orang (66%), terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan tindakan terhadap pola hidup sehat (p< .0001) dan terdapat hubungan antara sikap dan tindakan terhadap pola hidup sehat (p< .0001).

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi ukuran tentang pola hidup bersih dan sehat dalam masyarakat, dan dijadikan panduan untuk usaha dan strategi yang lebih efektif dalam mendidik masyarakat secara umum, dan mahasiswa kedokteran khasnya untuk tidak hanya sekadar tahu tentang pola hidup sehat tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan harian. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan permulaan untuk lebih banyak lagi penelitian tentang pola hidup sehat yang lebih menyeluruh.


(13)

ABSTRACT

State of health is closely connected with one's lifestyle. Certain habits can trigger and increase the risk of certain diseases. Healthy lifestyle program has been widely implemented to increase knowledge and awareness of its importance. However, researches that has been carried out showing the increase of knowledge is not in line with the action. So this raises a question mark, how well the scenario that occurred among medical students?

This research was undertaken to determine the level of knowledge, attitudes and actions of medical students towards a healthy lifestyle. The study design was a descriptive analytic. The population was students of the Faculty of Medicine, University of North Sumatera class of 2007, which amounted to 432 persons. Samples are as many as 100 people selected through systematic sampling method. Data taken with the direct interview method using a questionnaire, then the data were analyzed by using chi square test using SPSS 16.0 computer device.

Results showed that the level of knowledge of healthy lifestyles is good, with as many as 81 people (81%), attitudes towards healthy lifestyles is good as much as 85 people (85%) and action on a healthy lifestyle is not good as many as 66 people (66%), there is a significant relationship between knowledge and action on healthy lifestyle (p< .0001) and there is a relationship between attitude and action towards a healthy lifestyle (p< .0001).

The result is expected to reflect the level of knowledge and application of the clean and healthy lifestyle within the community, and as a guide to plan more effective strategies and approach in educating the public in general, and the medical student to not only know about a healthy lifestyle but also apply it in lifedaily. This research is expected to be a referrence and the beginning for more research on a more healthy lifestyle overall.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kunci utama kepada kesejahteraan hidup. Individu yang sehat dapat berperan aktif dan menyumbang kepada pembangunan agama, bangsa dan negara. World Health Organization (WHO, 1948) mendefinisikan kesehatan sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang sehat, optimal, cerdas, serta bebas daripada sebarang penyakit. Definisi ini menegaskan bahwa status kesehatan ditunjangi oleh faktor fisik, mental, dan sosial yang sehat, berfungsi dengan baik dan optimal serta tidak diancam oleh sebarang penyakit yang dapat memudaratkan.

Keadaan kesehatan tubuh sangat berhubungan dengan gaya hidup seseorang. Kebiasaan–kebiasaan tertentu dapat memicu dan meningkatkan resiko kejadian sesuatu penyakit. Sebagai contoh, kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko kejadian kanker paru, kanker mulut, kanker nasofaring, serta impotensi pada perokok tersebut. Kebiasaan makan yang buruk seperti memakan makanan yang manis, berlemak, tinggi kalori serta tinggi kandungan natriumnya dapat meningkatkan resiko kejadian penyakit diabetes melitus, hipertensi, arterosklerosis serta penyakit jantung koroner. Sementara itu, kebiasaan berolah raga pula dapat mengurangi resiko terjadinya obesitas, osteoporosis, dan penyakit jantung manakala kebiasaan mencuci tangan dapat mengelakkan penularan penyakit–penyakit infeksi.

Oleh karena itu, penerapan gaya hidup yang sehat dalam kehidupan seharian amatlah penting dan harus dijadikan kebiasaan oleh setiap individu, seperti kata peribahasa, mencegah lebih baik daripada mengobati. Pola hidup sehat mencakupi tiga aspek utama dalam kesehatan yaitu fisik, mental serta sosial. Komponen utama yang menjadi teras konsep pola hidup sehat ini adalah: (1) peningkatan pengetahuan dan kebiasaan mencuci tangan; (2) peningkatan pengetahuan dan pola pemakanan;


(15)

(3) peningkatan pengetahuan dan sikap anti merokok; (4) peningkatan pengetahuan dan kebiasaan berolah raga; (5) peningkatan pengetahuan dan penanganan stress.

Menyadari kepentingan pola hidup sehat ini, WHO telah membuat berbagai program khas untuk mempromosikan pola hidup sehat di kalangan masyarakat. Di Indonesia sendiri, pihak pemerintah juga memberi pehatian lebih mengenai kesehatan masyarakat umum. Menyadari pentingnya tahap kesehatan yang baik serta usaha pencegahan yang boleh dilakukan terhadap penyakit–penyakit tertentu hanya dengan penerapan pola hidup yang sehat maka terdapat suatu program yang dirangka untuk membentuk perilaku sehat yang dilakukan atas kesadaran, sesuai dengan sasaran mencapai Indonesia Sehat 2010.

Program Pola Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) telah diperkenalkan oleh dinas kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Program PHBS mengandung 20 butir kaidah hidup sehat yang dibagikan menjadi 5 kelompok utama yaitu gaya hidup, kesehatan lingkungan, pangan dan gizi, kesehatan ibu dan anak, serta partisipasi dalam upaya kesehatan. Kegiatan pokok program PHBS ini dijalankan dengan 3 strategi yaitu strategi advokasi, strategi bina suasana dan strategi gerakan masyarakat (Dinkes, 2008).

Program–program yang berasaskan pola hidup sehat telah banyak dijalankan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kepentingannya. Namun begitu, dapatan daripada penelitian - penelitian yang telah dijalankan menunjukkan peningkatan pengetahuan ini tidak terjadi seiring dengan tindakan.

Lalu hal ini menimbulkan tanda tanya, bagaimana pula skenario yang terjadi di kalangan mahasiswa kedokteran? Mahasiswa kedokteran adalah merupakan kelompok yang didedahkan dengan berbagai aspek pengetahuan tentang kesehatan untuk diaplikasikan kepada pasien. Hubungan penyakit–penyakit menular serta


(16)

kronis yang dapat dicegah dengan pola hidup sehat sangat jelas dan berkait rapat. Justeru itu, tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap pola hidup sehat dianggap tinggi. Walaubagaimanapun, adakah tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran ini mempengaruhi tindakan mereka terhadap pola hidup sehat?

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui, bagaimanakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2007 terhadap pola hidup sehat?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan mahasiswa FK–USU angkatan 2007 terhadap pola hidup sehat.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap pola hidup sehat. b) Mengetahui sikap mahasiswa terhadap pola hidup sehat.

c) Mengetahui aplikasi pola hidup sehat oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari– hari.

d) Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan mahasiswa terhadap pola hidup sehat.

1.4. Manfaat Penelitian

Daripada penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan mahasiswa FK–USU terhadap pola hidup


(17)

sehat. Penelitian ini juga diharap dapat memberikan gambaran yang jelas tentang perilaku hidup sehat pada mahasiswa kedokteran yang seharusnya jauh lebih baik daripada masyarakat umum.

Seterusnya, hasil penelitian ini diharap dapat dijadikan panduan dalam merangka program–program edukasi kesehatan yang berhubungan pola hidup sehat kepada masyarakat umum, maupun mahasiswa kedokteran sendiri. Penelitian ini juga dapat sedikit sebanyak meningkatkan kesadaran mahasiswa kedokteran secara tidak langsung tentang pola hidup mereka supaya diperbaiki menjadi lebih baik dan sehat.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Efek Lingkungan Terhadap Kesehatan

Status kesehatan adalah rangkuman kualitas daripada seluruh sistem interaksi yang kompleks antara faktor–faktor penentu derajat kesehatan termasuk pewarisan genetik, faktor–faktor fisikal di mana seseorang tinggal seperti keadaan tempat tinggal, kualitas udara, serta persekitaran kerja; lingkungan sosial seperti hubungan persahabatan, kepercayaan serta dukungan; kondisi keuangan serta faktor lain yang berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Sistem ini tidak berbeda–beda pada setiap individu, malah setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang akan memberi dampak yang global. Sebagai contoh, petani yang menanam tembakau akan mempengaruhi orang lain untuk menggunakannya sehingga wujud kebiasaan merokok dalam masyarakat (Hanlon, P., et al., 2006).

Faktor yang menentukan status kesehatan ini berjalan seumur hidup. Sebagai contoh, kebiasaan–kebiasaan tertentu, nilai–nilai, kemampuan atau bakat tertentu serta sikap pada masa anak–anak dan remaja sangat berpegaruh terhadap tingkat pendidikan, prospek pekerjaan serta resiko kejadian penyakit. Kebiasaan harian dalam kehidupan akan memberi dampak yang bersifat kumulatif terhadap kesehatan termasuk pemaparan terhadap serangan penyakit, kondisi lingkungan yang berbahaya dan tidak sehat, serta sikap dan perilaku yang merusak kesehatan (Hanlon, P., et al., 2006).

2.2. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS telah diperkenalkan oleh dinas kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar


(19)

hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Dinkes, 2008).

20 Butir Kaidah Hidup Sehat Menuju Indonesia Sehat 2010 a) Pesan Pokok Gaya Hidup

1. Olah raga secara teratur. 2. Mengendalikan stress.

3. Menghindari rokok, minuman keras dan narkoba.

4. Menyadari bahaya AIDS, dan ikut berupaya menanggulangi. 5. Istirahat yang cukup.

b) Pesan Pokok Kesehatan Lingkungan

1. Menggunakan kamar mandi apabila buang air besar. Sedangkan bayi dan orang sakit kotorannya juga di buang ke kamar mandi.

2. Menggunakan air bersih (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna) dan memasak terlebih dahulu air yang ingin diminum.

3. Membuang sampah pada tempatnya dan memberantas sarang nyamuk.

4. Keadaan rumah tidak padat penghuni,menghindarkan rumah dari sarang tikus dan jentik nyamuk.

5. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan sabun dan air bersih.

c) Pesan Pokok Pangan dan Gizi

1. Makan makanan yang bervariasi dengan gizi yang seimbang sebanyak 3 kali sehari, dan disertai makanan selingan sebanyak 2 kali sehari.


(20)

2. Menggunakan garam beryodium.

3. Ibu hamil menambah makanan yang mengandung zat besi.

4. Memanfaatkan pekarangan rumah dengan tanaman pangan dan tanaman obat-obatan.

5. Pemberian makanan untuk bayi dan anak - anak sesuai dengan umur.

d) Pesan Pokok Kesehatan Ibu dan Anak

1. Ibu hamil memeriksakan kehamilan ke sarana / petugas kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan dan mengkonsumsi pil tambah darah setiap hari.

2. Ibu bersalin melakukan persalinan ke sarana / petugas kesehatan. 3. Ibu yang mempunyai bayi agar memberi ASI eksklusif pada bayinya.

4. Ibu membawa bayi dan balitanya ke posyandu atau sarana kesehatan untuk ditimbang dan memantau perkembangannya setiap bulan.

e) Pesan Pokok Peran Serta Dalam Upaya Kesehatan

1. Ibu hamil, bayi dan anak - anak mengikuti immunisasi lengkap.

2. Memanfaatkan sarana kesehatan apabila memerlukan pelayanan kesehatan. 3. Melakukan kesehatan mandiri misalnya menyediakan obat asli Indonesia di keluarga.

Kegiatan PHBS

Kegiatan pokok program PHBS ini dijalankan dengan 3 strategi yaitu strategi advokasi, strategi bina suasana dan strategi gerakan masyarakat (Dinkes, 2008).

Indikator PHBS

Indikator adalah suatu petujuk yang membatasi fokus perhatian suatu penilaian. Dalam kegiatan penilaian suatu program, indikator digunakan sebagai


(21)

petunjuk untuk membatasi fokus perhatian penilaian program tersebut. Indikator PHBS meliputi indikator tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, sarana kesehatan, tempat umum dan tempat kerja (Dinkes, 2008).

2.3. Kebiasaan Mencuci Tangan

Mencuci tangan adalah tindakan membersihkan tangan dengan atau tanpa menggunakan air, cairan lain, atau sabun, dengan tujuan membersihkan tangan daripada kotoran dan mikroorganisme.

Dari aspek medis, tujuan utama tindakan mencuci tangan adalah untuk membersihkan tangan daripada patogen (termasuk bakteri dan virus) dan zat–zat kimiawi yang dapat membahayakan dan mengancam kesehatan. Kebiasaan ini harus diterapkan kepada seluruh masyarakat. Menurut satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tindakan yang telah terbukti paling efektif untuk mencegah penyebaran patogen adalah dengan mencuci tangan dengan benar.

Mencuci tangan tidak dapat mencegah penyakit infeksi yang bersifat droplet dan airborne seperti campak, influenza dan tuberkulosis. Jenis penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan cara mencuci tangan adalah infeksi yang ditularkan secara fekal–oral serta kontak fisik.

Selain menggunakan air dan sabun, tindakan mencuci tangan juga boleh dilakukan dengan menggunakan alkohol yang juga efektif membunuh patogen– patogen tertentu (Pusat Informasi Penyakit Infeksi, 2005).


(22)

Langkah-Langkah Mencuci Tangan yang Benar

• Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.

• Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Jenis sabun yang lebih baik digunakan adalah sabun yang mengandung antiseptik.

• Gosokkan kedua telapak tangan.

• Gosokkan sampai ke ujung jari.

• Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.

• Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci.

• Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

• Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan ke depan, ke belakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.

• Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.

• Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

• Keringkan tangan dengan menggunakan tisu dan bila menggunkan kran, tutup kran dengan tisu (CDC, 2010).

2.4. Pola Makan

Untuk menunjang aktivitas tubuh, manusia perlu makan. Selain untuk mengembalikan energi yang terpakai, makan juga untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan protein, mineral, dan vitamin. Namun karena kesibukan kerja, banyak orang terutama di kota-kota besar cenderung mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yakni makanan yang tidak seimbang komposisinya dengan kecenderungan tinggi


(23)

lemak. Kondisi ini tentu tidak baik bagi tubuh dan kesehatan. Jika pola makan yang tidak sehat ini berlanjut, lambat laun akan menimbulkan gangguan pada tubuh. Pada gilirannya, pola makan tidak sehat ini akan mempengaruhi kesehatan tubuh mulai dari yang ringan seperti ganguan sistem pencernaan hingga berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes dan penyakit jantung (Siswono, 2003).

Untuk menghindari penyakit-penyakit tersebut, ahli gizi menyarankan untuk mengkonsumsi menu makanan sehat yang disebut dengan menu seimbang. Pada dasarnya, menu seimbang dibuat melalui perhitungan tertentu dengan memperhatikan kebutuhan kalori individual. Hasil perhitungan itulah yang kemudian dikonversikan dalam bentuk makanan yang disajikan tiga kali sehari yakni pagi, siang, dan malam dengan disertai dua makanan ringan untuk selingan di antara ketiga jadwal makan utama tadi.

Memperbaiki pola makan dan membatasi jumlah asupan makanan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh memang sangat dianjurkan. Namun diakui, mengubah kebiasaan atau pola makan memang sulit. Kesungguhan menjadi kata kunci untuk mengubah pola makan menuju pola makan yang sehat karena upaya ini memang perlu waktu dan kesabaran.

Lelah bekerja seharian, stress, atau telat makan sering kali membuat kondisi tubuh melemah. Pada kondisi seperti ini, suplemen sering menjadi alternatif. Suplemen dapat memberi zat gizi tambahan bagi tubuh yang bukan berasal dari makanan. Segala jenis suplemen kini tersedia di apotek seperti suplemen penambah darah, menjaga kesehatan kulit, bagi penderita diabetes, maupun yang dapat memberi nutrisi kepada otak. Namun suplemen harus dikonsumsi dengan berhati-hati karena jika berlebihan dapat berakibat fatal.

Saat ini gaya hidup dan pola makan yang tidak mengutamakan gizi yang baik, mengakibatkan tingginya resiko untuk mengalami penyakit degeneratif seperti


(24)

kanker, penyakit jantung, diabetes mellitus, dan rematik meningkat di kalangan masyarakat (Siswono, 2003).

Lingkungan sekitar yang tercemar oleh polusi juga merangsang penghasilan radikal bebas yang merusak tubuh. Tanpa disadari dalam tubuh kita secara terus-menerus terbentuk radika bebas melalui proses metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi dan akibat respons terhadap pengaruh dari luar tubuh seperti polusi lingkungan, sinar ultraviolet, asap rokok dan sebagainya.

Oleh itu, untuk menjaga kesehatan tubuh, kita memerlukan makanan yang bergizi. Kesehatan tubuh sangat berkaitan erat dangan pola makan bergizi dan aktivitas fisik yang teratur seperti olahraga.

Makan makanan yang bergizi berarti mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang sehingga dapat memelihara kesehatan tubuh, namun tidak berlebihan. Didukung kebiasaan hidup sehat yaitu, tidak merokok, atasi stress, tidur yang cukup, berolahraga, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, melakukan diet yang sehat dan memperhatikan kesehatan tubuh, juga melakukan pemeriksaan rutin untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang baik.

Makanan Seimbang

Makanan seimbang yang dimaksud haruslah memiliki kandungan zat gizi yang meliputi karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, lemak dan serat.Oleh itu, penting untuk diketahui bahawa untuk hidup yang lebih sehat, makanlah makanan dari berbagai jenis dan sumber. Makan secara teratur dan kurangilah pengambilan makanan yang tinggi kandungan gula, garam dan lemak (Siswono, 2003).


(25)

Pola makan yang seimbang adalah yang sesuai dengan piramida makanan seperti berikut :

2.5. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok meningkatkan resiko kejadian berbagai penyakit secara dramatis. Merokok merupakan penyebab utama kasus–kasus kanker paru dan penyakit pulmonari obstruktif kronis (PPOK) dan rata–rata perokok meninggal dunia akibat penyakit paru manakala selebihnya akibat penyakit jantung iskemik. Merokok juga menyebabkan kanker pada saluran pernafasan bagian atas, dan saluran pencernaan, ginjal dan kandung kemih, serta meningkatkan resiko penyakit vaskular perifer, stroke dan ulkus peptikum. Kebiasaan merokok pada ibu hamil pula berhubung erat dengan kejadian retardasi tumbuh kembang janin. Tambahan pula, terdapat banyak bukti–bukti penelitian ilmiah yang menyatakan bahawa merokok pasif juga dapat memberi dampak yang besar dan buruk terhadap kesehatan kardiovaskular dan pulmoner (Hanlon, P., et al., 2006).

Pada awal penemuan tentang hubungan merokok dengan kejadian penyakit– penyakit kronis, dianggap bahawa dengan mendedahkan bahawa merokok dan hubungannya dengan kejadian penyakit kronis akan mengakibatkan para perokok berhenti merokok. Hal ini terbukti dengan penurunan awal kadar merokok pada tahun


(26)

1960an memberi harapan bahawa asumsi tersebut adalah benar. Namun demikian, pada kebanyakan negara, kadar penurunan tersebut menjadi perlahan atau plateu, manakala kadar merokok di kalangan wanita muda meningkat. Di seluruh dunia, terdapat kira–kira 1 billion perokok, dan 3 miliyar daripadanya meninggal dunia dalam usia muda akibat kebiasaan mereka. Di United States, dianggarkan kira–kira lebih daripada 5 miliyar tahun potensi hidup serta $90 billion produktivitas telah dirugikan oleh kebiasaan merokok (Hanlon, P., et al., 2006).

Pada hakikatnya, terdapat suatu sistem yang kompleks yang saling berinteraksi yang menyebabkan seseorang mula merokok dan mengamalkan kebiasaan tersebut. Pada tingkat molekuler dan seluler, nikotin bekerja pada sistem saraf dan menimbulkan ketergantungan pada zat tersebut, sehingga perokok mengalami efek yang tidak menyenangkan apabila mencoba untuk berhenti merokok. Oleh itu, walaupun menyedari bahaya merokok dan efek buruknya terhadap kesehatan, ketergantungan terhadap zat tersebut menjadi alasan tabiat tersebut masih juga diteruskan. Pengaruh pada tingkat personal dan sosial juga turut berperan, di mana penelitian menunjukkan bahawa kebanyakan perokok terus beralasan bahawa terdapat sosok tertentu yang mereka kenal secara personal, yang juga merokok tetapi hidup dalam tempoh yang lama dan akhirnya meninggal tanpa menderita sebarang penyakit kronis. Contoh–contoh sedemikian menyebabkan perokok yakin untuk terus merokok walaupun disogokkan dengan bukti–bukti statistik daripada penelitian– penelitian ilmiah. Wanita muda pula sering termotivasi untuk merokok karena keinginan untuk mengekalkan bentuk tubuh yang menarik serta kelihatan ‘gaul’ daripada mencegah kejadian penyakit pada usia lanjut (Hanlon, P., et al., 2006).

Walaupun perokok mempunyai keinginan untuk berhenti merokok, terdapat berbagai alasan dan pengaruh yang terus menjebak mereka, termasuklah pengaruh dari teman, pengiklanan, dan lain–lain. Industri tembakau berkerja keras untuk mengekalkan dan meningkatkan kebiasaan merokok sehingga bajet pengiklanannya


(27)

adalah jauh lebih besar berbanding bajet yang ada untuk promosi-promosi kesehatan (Hanlon, P., et al., 2006).

Berhenti Merokok

Mayoritas perokok dewasa yakin bahawa mereka mampu berhenti merokok, namun hanya sekitar dua persen yang berhasil setiap tahun dengan menggunakan kaidah kemauan diri sendiri. Oleh itu, berbagai strategi yang dilakukan termasuk khidmat nasehat dan konseling, penggunaan khidmat pakar, terapi perilaku serta terapi pengganti nikotin selama minimal delapan minggu (Hanlon, P., et al., 2006).

Pakar kesehatan haruslah lebih dekat dengan perokok supaya dapat lebih mengerti kemampuan, keyakinan serta motivasinya. Partisipasi secara berkelompok juga menunjukkan efektivitas yang tinggi. Penggunaan terapi pengganti nikotin dan brupropion yaitu sejenis obat anti depressan dapat mengurangi keinginan merokok. Dengan mengkombinasikan teknik insentif ini dengan bantuan secara farmakologis dapat meningkatkan kadar perokok yang berhenti merokok. Walaupun secara keseluruhan kadarnya masih ditingkat sederhana namun jika diamalkan secara meluas maka penurunan prevalensi perokok akan lebih nyata (Hanlon, P., et al., 2006).

Walaupun demikian, tindakan pemberantasan pada tingkat sosial seperti pengharaman iklan–iklan rokok, peningkatan bea penjualan tembakau, penjualan tembakau yang lebih bersifat reguler, mewujudkan persekitaran bebas asap rokok di tempat kerja dan lingkungan sosial serta mewajibkan pembungkusan kotak rokok yang mempamerkan bahaya merokok akan lebih efektif. Negara–negara yang telah mengamalkan seperti demikian telah membuktikan keberhasilannya dengan penurunan kadar perokok (Hanlon, P., et al., 2006).

2.6. Kebiasaan Berolahraga

Olahraga merupakan aktivitas tubuh yang dapat meningkatkan atau mengekalkan kondisi fisiologis dan kesehatan tubuh. Olahraga yang teratur dapat meningkatkan respon sistem imun dan mencegah kejadian penyakit–penyakit seperti penyakit jantung, kardiovaskuler, diabetes mellitus tipe 2, dan obesitas. Selain itu,


(28)

dengan berolahraga juga, dapat meningkatkan kesehatan mental, mencegah depresi, membantu meningkatkan atau mengekalkan rasa percaya diri serta membuat bentuk tubuh kelihatan lebih menarik (Depkes, 2009).

Olahraga penting untuk mengekalkan ketahanan tubuh dan secara positif dapat mengekalkan berat badan unggul, membina dan mengekalkan densitas tulang yang sehat, kekuatan otot, mobilitas sendi, memelihara kondisi fisiologis, mengurangi resiko bedah, dan menguatkan sistem imun (Santoso, D., 2009).

Kadar kortisol dalam tubuh juga akan menurun selepas berolahraga. Kortisol adalah sejenis hormon stress yang menyebabkan penumpukan lemak pada bagian abdomen sehingga menjadi sukar untuk menururnkan berat badan. Kortisol dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental.

Olahraga yang teratur telah terbukti dapat mencegah dan mengurangi penyakit–penyakit kronis dan mengancam nyawa seperti hipertensi, obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, insomnia dan depresi (Depkes, 2009).

Berdasarkan penelitian, olahraga yang teratur oleh seorang individu yang sehat akan menyebabkan pelepasan sejenis opioid natural tubuh yaitu endorfin yang dapat menyebabkan euforia dan meningkatkan hormon pertumbuhan dan testosteron.

Efisiensi mekanis dari jantung juga dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan curah jantung dan ketebalan daripada otot miokard. Perubahan ini secara umum adalah baik dan sehat jika terjadi akibat respon dari olahraga.

Olahraga yang dikatakan teratur adalah olahraga yang berterusan dan dilakukan minimal selama 20 menit bagi setiap sesi, sebanyak 3 kali seminggu (Santoso, D., 2009).


(29)

2.7. Menangani Stress

Stress merupakan suatu kondisi atau perasaan yang dialami apabila seseorang merasakan bahwa kebutuhannya adalah melebihi kemampuan secara personal dan sosial yang dimilikinya.

Respon stress dapat dibagikan kepada dua yaitu respon jangka pendek dan respon jangka panjang. Respon jangka pendek dikenal sebagai fight-or-flight

response. Walter Cannon pada tahun 1932 telah mengenalpasti bahawa apabila

terdapat suatu stimulus yang menimbulkan stress, terhadap hormon tertentu yang akan dihasilkan oleh tubuh. Hormon meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga suplai oksigen dan glukosa ke otot meningkat. Kadar berkeringat turut ditingkatkan dengan tujuan menyejukkan otot–otot agar dapat berkerja dengan efisien. Aliran darah ke kulit berkurang, sebaliknya aliran darah ke organ–organ vital meningkat. Hormon yang dimakudkan adalah adrenalin (Tortora, G. J., Derrickson, B., 2006).

Walaupun demikian, jika hal ini berlanjut, akan timbul rasa tidak nyaman dan terganggu untuk beraktivitas karena gejala gejala seperti jantung berdebar–debar, berkeringat dan lain–lain yang muncul sebagai akibat daripada hiperaktivitas simpatis.

Respon stress jangka panjang pula dikenal sebagai General Adaptation and

Burnout. Respon ini dibagikan kepada 3 fase. Fase pertama adalah Alarm Phase.

Pada fase ini, individu bereaksi terhadap stressor. Seterusnya adalah Resistance

Phase. Pada fase ini, resistensi terhadap stressor semakin meningkat karena telah

terjadi adaptasi dan penyesuaian diri. Fase ini akan terus berlanjut selama tubuh masih mampu bertahan terhadap stressor. Terakhir adalah Exhaution Phase, di mana pada fase ini resistensi telah tidak berfungsi lagi dan semakin menurun (Tortora, G. J., Derrickson, B., 2006).


(30)

Istirahat, Relaksasi dan Tidur

Istirahat dapat membantu menenangkan diri. Begitu juga jika melakukan sesuatu hal yang menyenangkan pada waktu lapang sehingga dapat mengkompensasi stress yang dirasakan dan hidup lebih seimbang. Istirahat dan relaksasi sangat penting jika individu tersebut sering terpapar dengan kondisi yang dapat menyebabkan stress yang berat dan berpanjangan.

Solusi terbaik untuk beristirahat dan mengurangi stress yang berpanjangan adalah melakukan sesutu yang disenangi seperti berolahraga atau hobi. Adakalanya, liburan ke tempat wisata yang indah dan tenang juga dapat membantu relaksasi dan memberikan perasaan yang lebih nyaman serta dapat mengurangi kadar stress.

Selain itu, stress juga boleh dikurangi dengan tidur yang secukupnya. Pada umumnya, tidur yang cukup bagi orang dewasa adalah sekitar 8 jam. Apabila jam tidur ini berkurang, konsentrasi dan efektivitas tubuh akan menurun dan kadar energi juga berkurang. Akibatnya, efektivitas kerja berkurang sehingga stress turut bertambah.

2.8. Hasil Tinjauan Literatur

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Farooqi, Nagra, Edgar, dan Khunti (2000) di luar negara menunjukkan bahawa pengetahuan rakyat dunia terhadap gaya hidup sehat semakin meningkat namun sayangnya ia tidak mempengaruhi tindakan dan kebiasaan sehari–hari sehingga resiko terjadi penyakit–penyakit tertentu masih juga tinggi.

McMahan, Hampl, dan Chikamoto (2003) telah menjalankan penelitian terhadap pengetahuan dan amalan pemakanan di kalangan mahasiswa universitas di Amerika. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahawa terdapat peningkatan pengetahuan pemakanan di kalangan pelajar mahasiswa berbanding penelitian yang


(31)

dilakukan pada tahun 1971. Namun bilangan mahasiswa yang mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan harian masih rendah.

Douglas dan Douglas (1984) menjalankan penelitian terhadap 943 orang atlit di sebuah universitas di Connecticut dan hasil yang didapatkan adalah wanita mempunyai pengetahuan pemakanan yang lebih baik berbanding pria. Walaupun begitu, amalan pemakanan pria adalah lebih baik daripada wanita. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Thatcher dan Rhea (2003) pula mendapati tabiat pemakanan remaja sangat dipengaruhi oleh media massa, keluarga serta teman.

Males dan Kerr (1996) melalui penelitian tingkat stress mendapati bahawa individu yang mempunyai pangkat atau kelayakan akademik yang tinggi memiliki tingkat stress yang lebih tinggi berbanding individu berpendidikan rendah. Dapatan penelitian juga menunjukkan bahawa ramai responden tidak mempunyai pengetahuan menangani stress dengan baik. Selain itu, Nasution (2000) pula menegaskan bahawa stress yang berpanjangan akan mengganggu pola hidup individu sehingga kesehatan mereka mungkin terganggu. Selain dampak negatif terhadap kesehatan, stress juga telah mendatangkan pelbagai kesan negatif terhadap kemerosotan prestasi altet sukan (Davies, 1989; Kerr & Leith, 1993; Kerr & Svebak, 1994; Kerr & Van-Schaik, 1995). Penelitian yang dijalankan oleh Aldinger, Dawood, Hanson, Lee dan Rinaldi (1999) mendapati bahawa tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok yang tinggi dikalangan mahasiswa tidak dapat menghentikan kebiasaan merokok mereka. Wechler, Rigotti, Gleduill, Hoyt, dan Lee (1998) pula melaporkan terdapat peningkatan sebanyak 28 peratus bilangan mahasiswa yang merokok dari tahun 1993–1997. Beliau juga mendapati bahawa lebih sepertiga mahasiswa baru di kolej tersebut mempunyai kebiasaan merokok.

Reader, Carter, dan Crawford (1998) meneliti hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap tabiat merokok di kalangan pelajar Universitas Exeter di England (n=98) menggunakan kaedah kuesioner. Hasilnya menunjukkan bahawa responden memiliki pengetahuan bahaya merokok yang tinggi. Walaubagaimanapun,


(32)

pengetahuan ini tidak diaplikasikan dalam kehidupan seharian mereka. Menurut Aditama (2007) pula, sekitar 9,3 persen mahasiswa fakultas kedokteran di Indonesia merupakan perokok aktif.

Mourey dan McGinnis (2003) menjalankan penelitian terhadap kempen Wheeling Walks Health Education and Media Campaign yang bertujuan untuk menggalakkan masyarakat sekitar menggiatkan diri secara aktif dalam aktiviti sukan dan olah raga khusus untuk penjagaan kesehatan. Hasilnya menunjukkan bahawa lebih 90 peratus masyarakat melibatkan diri dalam program ini, namun hanya 14 peratus sahaja yang mempraktekkannya dalam hidup seharian.

Wetter, Goldberg, King, Sigmant-Grant, & al (2001) pula menegaskan bahawa pelbagai usaha telah dijalankan untuk meningkatkan pengetahuan dan kebiasaan masyarakat Amerika Serikat terhadap pemakanan dan olah raga. Walaubagaimanapun, pengetahuan ini kurang diamalkan dalam kehidupan seharian. Hal yang sama juga dilaporkan dalam kajian Morrow, Krzewinski-Malone, Jackson, Bungum, & Fitzgerald (2004). Melalui persamaan dapatan di antara kajian di atas, Rudd dan Glanz (1990) menyimpulkan bahawa pengetahuan tidak memainkan peran yang besar dalam pembentukan gaya hidup sihat.

Hasil sorotan literatur membuktikan bahawa terdapat peningkatan pengetahuan yang tinggi dikalangan masyarakat tentang kepentingan gaya hidup sihat. Walaubagaimanapun, pengetahuan tersebut kurang dilaksanakan dalam kehidupan seharian lantas mengundang resiko ancaman terhadap tingkat kesehatan yang berterusan.


(33)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional 3.2.1 Tingkat pengetahuan

Definisi : Tingkat pengetahuan adalah derajat pemahaman responden terhadap pola hidup sehat yang mencakupi lima aspek yang menjadi teras pola hidup sehat yaitu kebiasaan mencuci tangan, pola pemakanan, sikap anti merokok, kebiasaan berolah raga, serta penanganan stress. Cara ukur : Sistem angket / kuesioner

Alat ukur : Kuesioner, yaitu dengan mengajukan sebanyak 20 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban. Setiap jawaban yang benar akan diberi skor 5 manakala bagi jawaban yang salah, skornya adalah 0. Oleh yang demikian, jika semua pertanyaan dapat dijawab dengan benar, maka skor maksimal didapatkan yaitu 100. Pertanyaan nomor 3 hanya digunakan sebagai skreening dan tidak akan diberi nilai.

Hasil ukur : Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka ukuran tingkat pengetahuan responden menurut Pratomo (1990) dibagikan seperti berikut:

- Tingkat pengetahuan tinggi, jika skor yang didapatkan di atas 75% - Tingkat pengetahuan sedang, jika skor adalah diantara 40 - 75% Variabel independen

- Tingkat pengetahuan - Sikap

Variabel dependen Tindakan mahasiswa terhadap pola hidup sehat


(34)

- Tingkat pengetahuan rendah, jika skor yang didapatkan di bawah 40%

Skala : Ordinal 3.2.2 Sikap

Definisi : Sikap adalah persepsi dan tanggapan responden terhadap kepentingan aplikasi pola hidup sehat dalam kebiasaan sehari – hari untuk mencapai dan memelihara derajat kesehatan yang optimal.

Cara ukur : Sistem angket / kuesioner

Alat ukur : Kuesioner, yaitu dengan mengajukan 10 pertanyaan yang setiap dua daripadanya mewakili satu daripada lima aspek pola hidup sehat. Jenis pertanyaan yang digunakan adalah daripada jenis pertanyaan tertutup yaitu hanya terdapat 3 pilihan jawaban, sama ada ‘setuju’, ‘kurang setuju’ atau ‘tidak setuju’. Bagi setiap jawaban ‘setuju’, skor yang diberikan adalah 2, bagi setiap jawaban ‘kurang setuju’, skor yang diberikan adalah 1, manakala bagi setiap jawaban ‘tidak setuju’, skor yang diberikan adalah 0. Nilai skor maksimal yang diperoleh jika semua pertanyaan dijawab ‘setuju’ adalah 20.

Hasil ukur : Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka ukuran sikap responden menurut Pratomo (1990) adalah seperti berikut :

- Sikap baik jika skor yang didapatkan adalah 76 - 100% - Sikap cukup jika skor yang didapatkan adalah 40 - 75% - Sikap kurang baik jika skor yang didapatkan adalah 0 - 39% Skala : Ordinal

3.2.3 Tindakan

Definisi : Tindakan adalah aplikasi dalam bentuk perlakuan dan kebiasaan sehari – hari oleh responden yang dilihat dari aspek perilaku mencuci


(35)

tangan, pola pemakanan, sikap anti merokok, kebiasaan berolah raga serta penanganan stress.

Cara ukur : Sistem angket / kuesioner

Alat ukur : Kuesioner, yaitu melalui 15 pertanyaan yang didesain berdasarkan 5 aspek utama pola hidup sehat yang ingin dinilai. Bentuk pertanyaan adalah pertanyaan tertutup dengan tiga pilihan jawaban yaitu ‘sering’, ‘jarang’ dan ‘tidak pernah’, tergantung kebiasaan masing – masing responden. Bagi setiap jawaban ‘sering’, akan diberi nilai 2, pertanyaan yang dijawab dengan ‘jarang’ diberi nilai 1 manakala pertanyaan yang dijawab dengan ‘tidak pernah’ akan diberi nilai 0. Nilai skor maksimal jika semua pertanyaan dijawab dengan ‘sering’ adalah 30.

Hasil ukur : Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka ukuran tindakan responden menurut Pratomo (1990) adalah seperti berikut :

- Tindakan baik, jika skor yang diperoleh adalah 76 - 100% - Tindakan kurang, jika skor yang diperoleh adalah 40 - 75% - Tindakan tidak baik, jika skor yang diperoleh adalah 0-39% Skala : Ordinal

3.3. Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan mahasiswa FK–USU angkatan 2007 terhadap pola hidup sehat.


(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah berbentuk analitik yaitu menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan responden terhadap pola hidup sehat. Desain penelitian yang dilakukan pula adalah cross–sectional study yaitu dengan melakukan pengamatan pada satu–satu masa tentang tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden terhadap pola hidup sehat. Data dari pengamatan didapatkan melalui teknik angket, yaitu menggunakan kuesioner.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian

Keseluruhan daripada penelitian ini diselesaikan dalam waktu 33 minggu, bermula pada bulan Februari 2010. Proses penelitian dimulakan dengan diskusi judul penelitian bersama dosen pembimbing, penelusuran literatur, penulisan proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, dan dilanjutkan dengan seminar proposal penelitian.

Setelah proposal dipresentasikan dan diperbaiki sesuai dengan rekomendasi, selanjutnya adalah pengupulan data di lapangan dan penulisan hasil dan laporan penelitian. Tahap akhir adalah seminar hasil penelitian dan penyerahan laporan hasil penelitian.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU). Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena daripada target populasi dalam penelitian ini adalah kelompok masyarakat yang mendapat pemaparan yang luas dan tinggi dalam aspek kesehatan serta pola hidup sehat, supaya dapat diketahui adakah tindakan responden terhadap pola hidup sehat sesuai dengan tingkat pengetahuan dan sikap.


(37)

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah mahasiswa FK-USU tahun 2010, dari stambuk 2007. Menurut data yang didapatkan daripada Subbag Pendidikan FK–USU, jumlah populasi bagi stambuk ini adalah 432 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah subset (bagian) populasi yang diteliti, yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2008). Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus berikut (Notoatmodjo, 2003) :

Keterangan : N = jumlah populasi n = jumlah sampel

d2 = tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,1)

Oleh itu, dengan menggunakan rumus di atas, maka jumlah sampel yang diinginkan adalah :

n =

1 + 432 (0,12) _____432______

n = 82 orang

Berdasarkan rumus perhitungan sampel diatas, jumlah sampel yang didapatkan adalah 82 orang. Jumlah sampel yang lebih akurat yang dipilih adalah 100 orang.

Sampel diambil berdasarkan peluang (probability sampling), di mana setiap subjek yang termasuk dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel penelitian ini. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah

n = ________N________ 1 + N (d2)


(38)

secara systematic sampling. Pada systematic sampling, ditentukan bahwa dari seluruh subjek yang dapat dipilih, setiap subjek nomor ke sekian dipilih sebagai sampel. Cara perhitungannya adalah dengan membagi jumlah populasi dengan jumlah sampel yang dikehendaki, maka hasilnya didapatkan interval yang akan digunakan (Sastroasmoro, 2008).

Oleh itu, jumlah populasi yaitu 432 orang dibagikan dengan jumlah sampel yang dikehendaki, 100 orang dan hasil yang didapatkan adalah 4. Maka, daripada populasi keseluruhan, sampel yang dipilih adalah setiap elemen yang mempunyai nomor kelipatan 4, yakni 4, 8, 12, 16, 18, 20 dan seterusnya sehingga jumlah sampel yang dikehendaki telah terpenuhi (Sastroasmoro, 2008).

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah daripada kuesioner yang terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dijalankan dengan menggunakan kuesioner pertama pada 10 orang sampel, kemudian reliabilitas kuesioner diperkirakan dengan menggunakan teknik korelasi

product moment yang rumusnya adalah seperti berikut (Notoatmodjo, S., 2005) :

R = ____

√ {N∑X2 (∑X)2}{N∑Y2 (∑Y)2} N(∑XY) – (∑X∑Y)________

Keterangan : X = pertanyaan nomor 1 Y = skor total

XY = skor pertanyaan nomor 1 dikali skor total 4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Kuesioner yang telah dijawab oleh responden selanjutnya dianalisa dengan memberikan penilaian terhadap jawaban yang telah diberikan. Data dianalisa dengan menggunakan uji chi - square. Kemudian, data diolah dengan menggunakan sistem


(39)

perangkat lunak program komputer SSPS 16.0. Setelah itu, persentase data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel.


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara terletak di Jln. Dr. T Mansur No.9 di kota Medan, Sumatera Utara dan merupakan salah satu universitas terbaik di pulau Sumatera. Fakultas Kedokteran pula merupakan fakultas pertama yang didirikan di Universitas Sumatera Utara, yaitu pada tahun pertama penubuhannya.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FK-USU angkatan 2007 sebanyak 432 orang. Sebanyak 100 orang telah dipilih sebagai sampel. Karakteristik responden adalah seperti dalam Tabel 5.1 berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007

Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki – laki 39 39

Perempuan 61 61

Total 100 100

Daripada Tabel 5.1, diketahui bahwa jumlah responden perempuan adalah sebanyak 61 orang (61%) dan lebih besar berbanding jumlah responden laki–laki yang berjumlah 39 orang (39%).

5.1.3 Pengetahuan Mahasiswa Terhadap Pola Hidup Sehat

Pengetahuan mahasiswa dinilai menggunakan 20 pertanyaan yang meliputi lima aspek pola hidup sehat yaitu kebiasaan mencuci tangan, pola makan, sikap


(41)

anti-merokok, olahraga teratur serta penanganan stress. Jawaban masing-masing responden bagi pertanyaan yang diajukan dapat dilihat pada Tabel 5.2 seperti berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

No Item Pengetahuan

Benar Salah (n) (%) (n) (%) 1 Definisi sehat menurut WHO (1948) 94 94 6 6 2 Definisi sehat menurut UU

Kesehatan No.23 (1992)

34 34 66 66

3 Pengertian PHBS 87 87 13 13

4 Komponen-komponen dari PHBS 40 40 60 60

5 Cara mencuci tangan dengan benar 89 89 11 11

6 Waktu harus mencuci tangan 91 91 9 9

7 Penyakit yang dapat dicegah dengan cara mencuci tangan

93 93 7 7

8 Pengertian makanan seimbang 86 86 14 14

9 Dasar piramida makanan seimbang 89 89 11 11

10 Pola makan yang sehat 89 89 11 11

11 Keburukan makanan siap saji/segera 93 93 7 7 12 Sifat zat dalam rokok yang dapat memicu

kejadian kanker

85 85 15 15

13 Golongan yang mempunyai resiko terbesar untuk mengalami masalah kesehatan setelah terapar asap rokok

80 80 20 20

14 Efek merokok 89 89 11 11

15 Durasi dan frekuensi olahraga teratur 90 90 10 10 16 Penyakit yang dapat dicegah dengan berolahraga

secara teratur

92 92 8 8

17 Efek olahraga teratur terhadap fungsi fisiologis tubuh

92 92 8 8

18 Definisi stress 65 65 35 35

19 Penyebab stress 91 91 9 9

20 Cara mengatasi stress yang benar 90 90 10 10

Pengetahuan responden tentang definisi sehat menurut WHO (1948) adalah yang tertingi yaitu sebanyak 94 orang (94%) menjawab dengan benar, diikuti


(42)

pengetahuan tentang penyakit yang dapat dicegah dengan cara mencuci tangan serta keburukan makanan siap saji/segera dengan dapatan 93 orang responden (93%) menjawab dengan benar.

Ironisnya, pengetahuan responden tentang definisi sehat menurut Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 pula paling rendah dengan hanya 34 orang responden (34%) sahaja yang menjawab dengan benar. Bagi pertanyaan berhubung komponen-komponen PHBS, sejumlah 40 orang responden (40%) mendapatkan jawaban yang benar manakala bagi pertanyaan tentang definisi stress, sebanyak 65 orang responden (65%) menjawab dengan benar.

Secara keseluruhannya, kita dapat melihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pola hidup sehat adalah baik, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Baik 81 81

Sedang 16 16

Kurang 3 3

Jumlah 100 100

Berdasarkan Tabel 5.3, data yang didapatkan menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang pola hidup sehat yaitu 81 orang (81%), diikuti 16 orang responden yang berpengetahuan sedang (16%) manakala 3 orang responden lagi mempunyai pengetahuan kurang (3%).

5.1.4 Sikap Mahasiswa Terhadap Pola Hidup Sehat

Sikap mahasiswa terhadap pola hidup sehat dinilai dengan menggunakan 11 pertanyaan berhubung persepsi dan tanggapan responden terhadap kepentingan aplikasi pola hidup sehat dalam kebiasaan sehari–hari untuk mencapai dan memelihara derajat kesehatan yang optimal.


(43)

Analisa jawaban responden bagi pertanyaan berhubung sikap dapat dilihat pada Tabel 5.4 seperti berikut:

Tabel 5.4

Distibusi Frekuensi Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

No Item Sikap

Setuju Kurang setuju

Tidak setuju (n) (%) (n) (%) (n) (%) 1 Mencuci tangan dapat

mencegah penyakit infeksi

90 90 9 9 1 1

2 7 langkah cuci tangan efektif untuk memastikan tangan bersih

86 86 11 11 3 3

3 Pola makan yang buruk berdampak negatif terhadap kesehatan

88 88 10 10 2 2

4 Makanan segera dan siap saji memudaratkan kesehatan

86 86 11 11 3 3

5 Pola makan sehat adalah seswai dengan piramida makanan seimbang

89 89 9 9 2 2

6 Merokok menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit kronis

86 86 11 11 3 3

7 Merokok hanya menyebabkan efek negatif kepada individu

68 68 24 24 8 8

8 Olahraga teratur mengurangi resiko kejadian penyakit dan memelihara kesehatan

88 88 7 7 5 5

9 Olahraga teratur dapat mempertahan dan

meningkatkan fungsi fisiologis tubuh

85 85 14 14 1 1

10 Stress dapat memicu kejadian penyakit

85 85 11 11 4 4

11 Stress harus diurus dan diatasi dengan baik dan benar


(44)

Berdasarkan Tabel 5.4 didapati 90 orang responden (90%) setuju bahwa mencuci tangan dapat membantu mencegah kejadian penyakit menular atau infeksi. 89 orang responden (89%) pula bersetuju dengan pernyataan bahwa pola makan yang sehat adalah pola makan yang seswai dengan piramida makanan seimbang.

Bagaimanapun, hanya 68 orang responden (68%) bersetuju bahwa merokok hanya memberikan efek negatif kepada individu, sebaliknya 24 orang responden (24%) kurang setuju manakala 8 orang responden (8%) lagi tidak bersetuju.

Daripada data yang didapatkan diatas, sikap responden terhadap pola hidup sehat telah dikelompokkan didalam Tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5

Distibusi Frekuensi Kategori Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

Sikap Jumlah Persentase (%)

Baik 85 85

Cukup 13 13

Kurang baik 2 2

Jumlah 100 100

Berdasarkan Tabel 5.5, didapati bahwa rata–rata responden mempunyai sikap yang baik terhadap pola hidup sehat yaitu sebanyak 85 orang (85%) manakala 13 responden lagi (13%) mempunyai sikap cukup. Hanya dua orang responden (2%) didapati mempunyai sikap kurang baik.

5.1.5 Tindakan Mahasiswa terhadap Pola Hidup Sehat

Sebanyak 15 pertanyaan telah dikemukakan kepada responden melalui kuesioner untuk menilai aplikasi dalam bentuk perlakuan dan kebiasaan sehari–hari oleh responden yang dilihat dari aspek perilaku mencuci tangan, pola pemakanan, sikap anti merokok, kebiasaan berolah raga serta penanganan stress. Jawaban responden bagi pertanyaan yang diajukan adalah seperti dalam Tabel 5.6.


(45)

Tabel 5.6

Distibusi Frekuensi Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

No Item Tindakan

Sering Jarang Tidak pernah (n) (%) (n) (%) (n) (%) 1 Melakukan kebiasaan hidup yang

sehat / pola hidup sehat

34 34 64 64 2 2

2 Mencuci tangan setiap kali sebelum dan selepas makan, menyediakan makanan, selepas membersihkan rumah / kamar, menyentuh hewan, mengunjungi / menjaga orang sakit, batuk / bersin, dan sebaik pulang ke rumah / tempat tinggal

63 63 35 35 2 2

3 Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir

69 69 28 28 3 3

4 Melakukan langkah mencuci tangan seperti yang dianjurkan

44 44 49 49 7 7

5 Makan mengikut porsi dan jenis makanan yang dianjurkan berdasarkan piramida makanan seimbang

18 18 71 71 11 11

6 Mementingkan kebersihan dan kualitas gizi daripada makanan yang anda konsumsi

50 50 40 40 10 10

7 Mengkonsumsi makanan siap saji / makanan segera

10 10 55 55 35 35

8 Merokok / sering berada di kalangan perokok

32 32 36 36 32 32

9 Mencoba mengelakkan diri daripada paparan asap rokok

56 56 29 29 15 15

10 Mencoba berhenti merokok / menasehati teman dan ahli keluarga supaya berhenti merokok

43 43 40 40 17 17

11 Berolahraga 23 23 67 67 10 10


(46)

13 Sentiasa memastikan tahap stress dalam keadaan teratasi dan tidak berlebihan

44 44 37 37 19 19

14 Beristirahat, relaksasi, dan tidur secukupnya

48 48 42 42 10 10

15 Merasa gembira dan bersemangat 66 66 29 29 5 5

Berdasarkan Tabel 5.6, didapati bahwa 69 orang responden (69%) sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir manakala 63 orang responden (63%) mencuci tangan sebelum dan selepas melakukan sesuatu kegiatan. Selain itu, terdapat 66 responden (66%) yang merasa gembira dan bersemangat.

Sementara itu, didapatkan bahwa hanya 10 orang responden (10%) yang sering mengkonsumsi makanan segera / makanan cepat saji manakala jumlah responden yang makan mengikut porsi dan jenis makanan yang dianjurkan berdasarkan piramida makanan seimbang adalah 18 orang (18%).

Secara keseluruhannya, tindakan mahasiswa terhadap pola hidup sehat adalah kurang baik, hal ini dapat kita lihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7

Distibusi Frekuensi Kategori Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

Tindakan Jumlah Persentase (%)

Baik 29 29

Kurang 66 66

Tidak Baik 5 5

Jumlah 100 100

Berdasarkan Tabel 5.7, didapati bahwa sebagian besar responden mempunyai tindakan kurang baik yaitu sebanyak 66 orang responden (66%), diikuti 29 orang responden (29%) mempunyai tindakan baik dan selebihnya, 5 orang responden lagi (5%) mempunyai tindakan yang tidak baik terhadap pola hidup sehat.

5.1.6 Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Mahasiswa terhadap Pola Hidup Sehat


(47)

Data tingkat pengetahuan yang didapatkan dilakukan uji silang dengan data tindakan mahasiswa, kemudian dianalisa secara statistik dengan mengunakan uji chi square. Hasil yang didapatkan ditunjukkan dalam Tabel 5.8.

Tabel 5.8

Uji Silang Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Mahasiswa terhadap Pola Hidup Sehat

Tindakan

Baik Kurang baik Tidak baik Total Pengetahuan Baik 28 52 1 81

Sedang 1 13 2 16

Kurang 0 1 2 3

Total 29 66 5 100

Berdasarkan Tabel 5.8 diatas maka dapat dilihat bahwa 52 orang responden (52%) mempunyai pengetahuan yang baik terhadap pola hidup sehat, tetapi aplikasi yang kurang baik. Sementara itu, 28 orang responden pula (28%) mempunyai pengetahuan dan tindakan yang baik, manakala 13 orang responden (13%) pula didapati mempunyai pengetahuan yang sedang dan tindakan yang kurang baik terhadap pola hidup sehat.

Analisa chi – square pula mendapatkan hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Uji Chi – square

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi – Square 32.594a 4 .000

Likelihood Ratio 19.153 1 .001

Linear-by-linear association 15.996 1 .000

N of valid cases 100 Dari hasil uji chi – square pada Tabel 5.9, p value yang didapatkan adalah p< .001. Hal ini berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan mahasiswa terhadap pola hidup sehat.


(48)

5.1.7 Analisa Hubungan Sikap dan Tindakan Mahasiswa terhadap Pola Hidup Sehat

Data sikap mahasiswa yang didapatkan dilakukan uji silang dengan data tindakan mahasiswa, kemudian dianalisa secara statistik dengan mengunakan uji chi square. Hasil yang didapatkan ditunjukkan dalam Tabel 5.10 berikut :

Tabel 5.10

Uji Silang Sikap dengan Tindakan Mahasiswa terhadap Pola Hidup Sehat Tindakan

Baik Kurang baik Tidak baik Total Sikap Baik 29 55 1 85

Cukup 0 10 3 13

Kurang 0 1 1 2

Total 29 66 5 100

Berdasarkan Tabel 5.10 diatas maka dapat dilihat bahwa 55 orang responden (55%) mempunyai sikap yang baik terhadap pola hidup sehat, tetapi tindakan yang kurang baik. Sementara itu, 29 orang responden pula (29%) mempunyai sikap dan tindakan yang baik, manakala 10 orang responden (10%) pula didapati mempunyai sikap yang cukup dan tindakan yang kurang baik terhadap pola hidup sehat.

Analisa chi – square pula mendapatkan hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11 Uji Chi – square

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi – Square 24.533a 4 .000

Likelihood Ratio 20.643 4 .000

Linear-by-linear association 15.960 1 .000

N of valid cases 100 Dari hasil uji chi – square pada Tabel 5.11, p value yang didapatkan adalah

p< .001. Hal ini berarti terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan mahasiswa


(49)

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada sampel yang terdiri daripada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 tahun 2010, dengan data penelitian didapatkan secara mendistribusikan kuesioner kepada 100 orang responden.

Penelitian ini terbatas terhadap faktor berikut :

• Penelitian hanya dijalankan terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 sahaja. Sehubungan itu, penelitian ini tidak seswai untuk digeneralisasikan kepada seluruh masyarakat Medan.

• Akibat tempoh penelitian yang singkat, kaedah penelitian yang dipilih adalah dengan mendistribusikan kuesioner sahaja. Walaubagaimanapun, untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan tepat hendaklah dengan melakukan penelitian secara lebih menyeluruh seperti mewawancara, pemerhatian serta semakan rekod aktivitas mahasiswa.

• Kejujuran responden sewaktu menjawab kuesioner ini adalah tidak dapat dikawal. Bagi meminimalisasikan faktor ini, responden telah diberi penjelasan tentang tujuan dan kepentingan penelitian ini dan seterusnya diharapkan dapat memberi jawaban yang ikhlas dan jujur.

Data yang didapatkan diproses dan hasil akhirnya dinyatakan dalam pembahasan seperti yang berikut:

5.2.1 Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

Berdasarkan Tabel 5.1, didapati bahwa sebanyak 81 orang responden (81%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang pola hidup sehat manakala 16 orang


(50)

responden (16%) berpengetahuan sedang diikuti oleh 3 orang responden lagi (3%) berpengetahuan kurang.

Peningkatan pengetahuan mahasiswa tentang pola hidup sehat ini tentunya didukung oleh pemaparan tentang ilmu-ilmu kesehatan yang dipelajari setiap hari di kampus. Farooqi, Nagra, Edgar dan Khunti (2000) melalui penelitian yang dilakukan juga mendapati bahwa pengetahuan masyarakat dunia tentang gaya hidup sehat ini telah meningkat dari hari ke hari. Hal ini mungkin disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi dengan begitu pesat sehingga tahap pendidikan masyarakat menjadi lebih baik dan berkembang.

Peran media massa juga yaitu internet, media cetak, serta media elektronik yang banyak memaparkan kepentingan dan pengaruh gaya hidup sehat kepada masyarakat juga membantu menjabarkan pengetahuan ini kepada masyarakat di seluruh dunia. Pengetahuan mahasiswa tentang makanan sehat dan seimbang juga adalah baik, seswai dengan penelitian yang dilakukan oleh McMahan, Hampl, dan Chikamoto (2003) yang mendapati bahawa terdapat peningkatan pengetahuan pemakanan di kalangan pelajar mahasiswa universitas di Amerika berbanding penelitian yang dilakukan pada tahun 1971.

Sementara itu, pengetahuan tentang bahaya merokok juga baik dan hasil yang sama turut didapatkan oleh Aldinger, Dawood, Hanson, Lee dan Rinaldi (1999) yang melakukan penelitian tentang pengetahuan mahasiswa kolej terhadap bahaya merokok. Hasil penelitian tersebut mendapati bahwa tahap pengetahuan remaja tentang bahaya merokok adalah tinggi namun tidak dapat menghentikan kebiasaan merokok.

5.2.2 Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

Data penelitian yang didapatkan tentang sikap mahasiswa terhadap pola hidup sehat pula adalah baik, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5.5. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup


(51)

daripada seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan perlaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan predesposisi tindakan suatu perilaku.

Sikap adalah penilaian yang dilakukan setelah mengetahui sesuatu stimulus. Oleh itu, indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan (Notoadmodjo, 2007). Maka, dapatlah dinyatakan bahwa dapatan daripada penelitian ini adalah seswai dengan pernyataan di atas.

Pengetahuan mahasiswa yang baik tentang pola hidup sehat telah mempengaruhi penilaian dan reaksi terhadap pola hidup sehat sehingga hasil yang didapatkan adalah rata - rata mahasiswa mempunyai sikap yang baik terhadap pola hidup sehat.

Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang didapat oleh mahasiswa secara langsung difakultas maupun secara tidak langsung melalui internet dan media massa telah cukup untuk membentuk sikap yang positif terhadap perilaku hidup sehat. Ini menjelaskan bahwa mahasiswa bersetuju dengan kepentingan mengadopsi perilaku hidup yang sehat untuk memelihara kondisi kesehatan tubuh.

Sikap positif ini amat penting untuk menjadikan mahasiswa seorang ahli kesehatan yang peka dari segala aspek manajemen kesehatan, bukan sahaja untuk merawat dan mengobati penyakit tetapi juga mencegah kejadian penyakit, salah satunya dengan membudayakan perilaku sehat dikalangan masyarakat.

5.2.3 Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 terhadap Pola Hidup Sehat

Daripada hasil penelitian yang dilakukan, didapati tindakan mahasiswa terhadap pola hidup sehat adalah kurang baik, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5.7. Walaupun tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap pola hidup sehat adalah baik tetapi tindakan mahasiswa adalah kurang baik.

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas


(52)

(Notoatmodjo, 2007). Daripada observasi yang dilakukan, didapati faktor yang menyebabkan mahasiswa kurang melakukan kebiasaan mencuci tangan yang benar mungkin disebabkan oleh fasilitas, yaitu sabun yang tidak tersedia.

Selain itu, faktor pemilihan makanan yang kurang menitikberatkan makanan seimbang mungkin disebabkan oleh ketersediaan pilihan makanan segera yang lebih menarik dan sering dipromosikan berbanding makanan sehat. Makanan-makanan yang dijual dipinggir jalan oleh penjaja makanan pula rata – rata dijual dengan harga yang jauh lebih murah sehingga mahasiswa lebih memilih untuk membeli makanan daripada penjaja tersebut tanpa mempertimbangakan faktor kebersihan dan zat yang terkandung dalam makanan.

Tindakan anti - merokok pula kurang baik, sesuai dengan hasil yang diperoleh Aditama (2007) yang mendapati bahwa sekitar 9,3 persen mahasiswa fakultas kedokteran di Indonesia merupakan perokok aktif. Hal ini mungkin disebabkan faktor harga rokok yang murah dan terjangkau serta pemaparan pada lingkungan yang merokok. Pengaruh rakan dan ahli keluarga yang merokok menyebabkan perilaku ini menjadi ‘budaya’ sehingga ramai mahasiswa turut merokok.

Tindakan mahasiswa yang kurang berolahraga pula mungkin disebabkan oleh faktor pengurusan waktu yang tidak baik sehingga kesibukan belajar dijadikan faktor penghalang untuk berolahraga secara rutin. Hal ini seswai dengan dapatan daripada penelitian yang dilakukan oleh Wetter, Goldberg, King, Sigmant-Grant, & al (2001) yang mendapati bahwa meskipun pelbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di Amerika Serikat terhadap kebiasaan makan dan olahraga namun aplikasinya dalam kehidupan harian masih kurang. Dapatan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Morrow, Krzewinski-Malone, Jackson, Bungum, & Fitzgerald (2004) yang mendapati jumlah remaja yang berolahraga secara teratur masih rendah walaupun mempunyai pengetahuan yang baik.

Sementara itu, manajemen stress yang kurang baik dikalangan mahasiswa juga harus diteliti faktor penyebabnya. Males dan Kerr (1996) mendapati bahwa


(53)

tingkat stress pada golongan berpendidikan tinggi seperti mahasiswa atau golongan mempunyai kelayakan akademik yang baik adalah lebih tinggi. Hal ini mungkin dipicu oleh tuntutan untuk mencapai tingkat kelayakan yang baik serta mendapatkan nilai yang cemerlang dalam prestasi ujian sehingga tingkat stress adalah tinggi. Mahasiswa mungkin kurang memperhatikan masalah ini karena kurang pendedahan tentang bahaya stress yang berat dan berpanjangan serta kurang pemaparan dan pemahaman tentang langkah-langkah mengatasi stress yang baik dan benar.

5.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Mahasiswa terhadap Pola Hidup Sehat

Daripada data yang didapatkan dari penelitian, telah dilakukan analisa menggunakan Chi–square. Meskipun secara umum didapatkan bahwa pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap pola hidup sehat adalah baik, manakala tindakan terhadap pola hidup sehat adalah kurang baik, analisa menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan mahasiswa terhadap pola hidup sehat dengan p<0,001.

Analisa juga menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan mahasiswa terhadap pola hidup sehat dengan p<0,001. Daripada hasil di atas, secara kesimpulannya bolehlah dikatakan bahawa pada keseluruhannya terdapat hubungan atau perkaitan yang positif antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan terhadap pola hidup sehat bagi responden yang diteliti. Ini berarti, responden mempunyai pengetahuan dan sikap tentang gaya hidup sehat yang tinggi dan mengaplikasikannya di dalam kehidupan seharian mereka.

Dapatan penelitian ini berbeda dengan dapatan penelitian Farooqi, Nagra,Edgar, dan Khunti (2000), McMahan, Hampl, dan Chikamoto (2003), Aldinger, Dawood, Hanson,Lee dan Rinaldi (1999), Reader, Carter, dan Crawford (1998), Mourey dan McGinnis (2003). Kesemua penelitian ini mendapati tahap pengetahuan dan sikap tentang pola hidup sehat di kalangan responden


(54)

masing-masing adalah baik namun ia tidak diaplikasikan dalam kehidupan seharian lantas mengundang risiko pelbagai penyakit.

Pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pola hidup sehat adalah berhubung erat karena jika ada pengetahuan semata - mata tetapi tidak diamalkan maka pelbagai resiko negatif akan dihadapi termasuk resiko penyakit dan pelbagai gejala negatif yang lain. Penelitian Farooqi, Nagra, Edgar dan Khunti (2000) mendapati walaupun pengetahuan penduduk dunia terhadap gaya hidup sehat semakin meningkat, namun ianya tidak diaplikasikan sepenuhnya dalam kehidupan seharian lantas mengundang pelbagai resiko penyakit.

Mengekalkan kesehatan bukan sekadar memakan makanan yang bermutu, berolahraga dengan rutin dan mendapatkan rawatan apabila perlu. Ini hanya sebahagian daripadanya. Yang pastinya, usaha ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang fungsi tubuh serta bagaimana tubuh bekerja di dalam kondisi kesehatan yang optimum. Sehat berarti fungsi tubuh berada pada tahap yang optimal, yang membolehkan kita tidur dengan lena, bekerja dengan nyaman, prestasi mental dan fisik juga berada pada tahap yang optimal serta bebas daripada sebarang penyakit.

Dalam penelitian ini, didapati responden tingkat pengetahuan yang baik, dan sikap yang baik terhadap pola hidup sehat telah mempengaruhi tindakan atau perilaku responden terhadapnya. Perbedaan hasil yang didapatkan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya mungkin disebabkan oleh pemilihan sampel penelitian yang berbeda karena penelitian–penelitian sebelumnya menggunakan sampel masyarakat umum dan mahasiswa, tetapi penelitian ini dilakukan secara lebih spesifik kepada mahasiswa kedokteran. Pemaparan yang tinggi terhadap kesehatan tubuh yang didapatkan di fakultas menyebabkan mahasiswa kedokteran mempunyai pemahaman yang lebih jelas tentang perjalanan penyakit, faktor resiko penyakit serta pola hidup sehat yang dapat membantu mencegah kejadian sesuatu penyakit.


(1)

5. Apakah komponen–komponen dari PHBS?

a) Kebiasaan mencuci tangan, pola makan, sikap anti-merokok, olahraga teratur serta penanganan stress

b) Gaya hidup, kesehatan lingkungan, pangan dan gizi, kesehatan ibu dan anak, serta partisipasi dalam upaya kesehatan

c) Penghasilan secara ekonomi, kesehatan keluarga, makanan seimbang, keluarga berencana, serta menjauhi narkoba.

6. Bagaimanakah cara mencuci tangan yang benar? a) Menggunakan sabun dan air mengalir

b) Mengelap tangan dengan tisu bersih dan kering c) Menggunakan handuk

7. Bilakah anda harus mencuci tangan?

a) Sebelum dan selepas bangun tidur, setelah berolahraga, sebelum belajar b) Sebelum dan selepas makan, sebelum menyediakan makanan, selepas

memegang hewan peliharaan, selepas ke kamar mandi

c) Sebelum dan selepas mandi, sebelum meminum obat, sebelum meninggalkan rumah

8. Apakah bentuk penyakit yang dapat dicegah dengan cara mencuci tangan? a) Penyakit kardiovaskuler

b) Penyakit kelamin c) Penyakit infeksi

9. Apakah yang dimaksudkan dengan makanan seimbang?

a) Makanan yang dikonsumsi setiap individu setiap hari supaya dapat terus hidup

b) Makanan yang dikonsumsi setiap individu, setelah memastikan kebersihan dan zat gizi daripada makanan tersebut tidak akan memberi dampak negatif terhadap kesehatan

c) Makanan yang dikonsumsi setiap individu untuk memenuhi kebutuhan selama satu hari, dan mengandung zat gizi sesuai kebutuhan yang bersangkutan baik jumlah maupun jenis zat gizi

10.Manakah diantara berikut yang sesuai dengan piramida makanan seimbang? a) Makanan yang memberi energi, menjauhi dari penyakit dan membina

sel-sel dan jaringan tubuh

b) Makanan yang banyak, bersih dan mengenyangkan c) Makanan yang dimakan sebanyak 5 kali sehari


(2)

11.Pola makan yang sehat adalah :

a) Memakan makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak yang tinggi untuk mendapatkan cadangan energi yang banyak

b) Memakan makanan dalam porsi kecil sebanyak 8 hingga 10 kali sehari untuk mengelakkan terjadi obesitas dan mengkonsumsi suplemen tambahan

c) Memakan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, garam mineral dan serat sesuai proporsi masing–masing.

12.Makanan siap saji / segera tidak baik untuk kesehatan karena mengandung : a) Tinggi vitamin dan mineral

b) Tinggi pengawet dan garam c) Tinggi zat gizi

13.Sifat zat–zat yang terkandung dalam rokok yang dapat memicu kejadian kanker dikenal sebagai :

a) Onkogenik b) Karsinogenik c) Tidak tahu

14.Jika sering terpapar asap rokok, siapakah antara berikut yang mempunyai resiko terbesar untuk mengalami masalah kesehatan?

a) Bayi dan anak–anak b) Perokok primer c) Perokok sekunder

15.Manakah antara berikut yang dapat dihubungkan dengan rokok?

a) Menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin

b) Mengurangi stress, mengurangi uwang dan meningkatkan rasa percaya diri

c) Tidak mengganggu kesehatan tubuh

16.Bagaimanakah yang dikatakan dengan olahraga teratur? a) 20 menit setiap sesi, 3 kali seminggu

b) 50 menit setiap sesi, 7 kali seminggu c) 2 jam setiap sesi, sesuka hati


(3)

17.Apakah penyakit–penyakit yang dapat dicegah dengan berolahraga secara teratur?

a) Penyakit jantung dan kardiovaskuler, DM tipe 2, dan obesitas b) Penyakit ginjal, hati dan pulmoner

c) Penyakit kanker

18.Bagaimanakah efek olahraga teratur terhadap fungsi fisiologis tubuh? a) Meningkat

b) Menurun c) Tidak berubah 19.Apakah itu stress?

a) Suatu kondisi atau perasaan yang dialami apabila tidak mendapat sesuatu hal yang diinginkan

b) Suatu kondisi atau perasaan yang dialami apabila kebutuhan sumber sosial dan personal melebihi kemampuan yang dimiliki

c) Suatu kondisi atau perasaan yang dialami oleh setiap individu sejak lahir

20.Apakah yang dapat menyebabkan terjadinya stress? a) Masalah sosial, lingkungan dan ekonomi

b) Kurang percaya diri c) Merokok

21.Bagaimanakah cara mengatasi stress yang benar? a) Merokok, minum alkohol, menggunakan narkoba b) Mendengar musik


(4)

b)Sikap

Baca dengan teliti pernyataan berikut dan tandakan (X) pada jawaban yang paling sesuai menurut anda.

Petunjuk : S = setuju, KS = kurang setuju, TS = tidak setuju

No Pernyataan S KS TS

1 Mencuci tangan dapat membantu mencegah kejadian penyakit menular / infeksi

2 7 langkah cuci tangan adalah efektif untuk memastikan tangan telah benar– benar bersih dan bebas kuman

3 Pola makan yang buruk akan memberi dampak negatif terhadap kesehatan 4 Makanan siap saji dan makanan segera mengandung pengawet dan garam

yang tinggi yang dapat memudaratkan kesehatan

5 Pola makan yang sehat adalah pola makan yang sesuai dengan piramida makanan seimbang

6 Merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit kronik 7 Merokok hanya memberikan efek negatif kepada individu, tiada efek

positif yang didapatkan

8 Olahraga teratur dapat mengurangi resiko kejadian penyakit–penyakit kronis dan memelihara kesehatan tubuh

9 Fungsi fisiologis tubuh dapat dipertahankan dan ditingkatkan dengan berolahraga secara teratur

10 Stress berat dan berpanjangan dapat memicu kejadian sesuatu penyakit 11 Stress harus diurus dan diatasi dengan baik dan benar


(5)

c)Tindakan

Baca pertanyaan dibawah dengan teliti dan jawablah dengan jujur dan benar. Tandakan (X) pada kolom yang sesuai jawaban anda.

No Pertanyaan Sering Jarang Tidak

pernah 1 Menurut anda, adakah anda mempunyai kebiasaan

hidup yang sehat / pola hidup sehat?

2 Adakah anda mencuci tangan setiap kali sebelum dan selepas makan, sebelum dan selepas menyediakan makanan, selepas membersihkan rumah / kamar, selepas menyentuh hewan, selepas mengunjungi atau menjaga orang sakit, selepas batuk atau bersin, dan sebaik pulang ke rumah / tempat tinggal anda?

3 Adakah anda mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir?

4 Adakah anda melakukan langkah mencuci tangan seperti yang dianjurkan?

5 Adakah anda makan mengikut porsi dan jenis makanan yang dianjurkan berdasarkan piramida makanan seimbang?

6 Adakah anda mementingkan kebersihan dan kualitas gizi daripada makanan yang anda konsumsi?

7 Adakah anda sering mengkonsumsi makanan siap saji / makanan segera?

8 Adakah anda merokok / sering berada di kalangan perokok?

9 Adakah anda mencoba mengelakkan diri daripada paparan asap rokok?

10 Adakah anda mencoba berhenti merokok / menasehati teman dan ahli keluarga supaya berhenti merokok?

11 Adakah anda berolahraga?

12 Adakah anda rutin berolahraga setiap minggu?

13 Adakah anda sentiasa memastikan tahap stress anda masih dalam keadaan teratasi dan tidak berlebihan? 14 Adakah anda beristirahat, relaksasi dan tidur

secukupnya?


(6)

Kepada Yth: Tim Penilai KTI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Validasi Kuesioner KTI oleh Pakar Secara Validity of Content Nama : Nurul Mufidah binti Md Nasir

NIM : 070100460

Judul : Hubungan Perilaku Pola Hidup Sehat Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 Dosen Pembimbing : dr Rina Amelia, MARS

Dengan hormat,

Kuesioner yang telah digunakan dalam penelitian ini telah disahkan valid secara validity of content. Pengesahan ini telah dilakukan oleh dr Rina Amelia dari divisi Ilmu Kesehatan Masyarakat pada tanggal 6 September 2010. Kuesioner ini telah diperbaiki menurut saranan yang diberikan dan disetujui untuk digunakan dalam penelitian.

Penang, 6 September 2010 Dimaklumi dan Disahkan oleh,

_____________________________ (dr Rina Amelia, MARS)