PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

(1)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh : RENI SUSANTI

0905668

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER


(2)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

Oleh : Reni Susanti

0905668

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Reni Susanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013


(3)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN RENI SUSANTI

NIM. 0905668

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I,

Drs. H. Heri Sutarno, M.T NIP. 195607141984031002

Pembimbing II,

Harsa W. Prabawa, S.Si, M.Pd NIP. 198008102009121003

Mengetahui,


(4)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dr. H. Enjang Ali Nurdin,M.Kom NIP. 196711211991011001


(5)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN

INFORMASI (KKPI)

Reni Susanti, 0905668, 0905668@gmail.com

ABSTRAK

Menurut Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Depdiknas tahun 2004 dan 2006 bahwa siswa dituntut untuk berkompeten, kreatif, apresiasif dan mandiri. Namun kecenderungan pola pembelajaran saat ini masih bersifat transmisif dan relative monoton dan tanpa inovasi sehingga sebagian siswa merasa pasif dan enggan untuk bertanya. Hal tersebut mengakibatkan materi pelajaran tidak terserap dengan baik. Dengan demikian mata pelajaran KKPI dirasa sulit untuk dipelajari. Hal ini terlihat dari rendahnya siswa terhadap pemahaman konsep. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui informasi perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep serta 2) untuk mengetahui informasi mengenai kondisi peningkatan kemampuan

pemahaman konsep. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

Pre-Experimental Design dengan design One-Group Pretest-Postest Design.

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan instrument tes dan nontes. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi hasil pretes kelompok atas dengan rata-rata nilai sebesar 37,86, kelompok sedang sebesar 32,01 dan kelompok bawah sebesar 32,10. Sementara untuk data hasil postes kelompok atas diperoleh rata-rata nilai sebesar 61,75, kelompok sedang sebesar 66,11 dan kelompok bawah sebesar 55,88. Nilai ideal untuk pretes dan postes adalah 100. Sedangkan untuk indeks gain yang diperoleh kelompok atas sebesar 0,38, untuk kelompok sedang sebesar 0,50 dan kelompok bawah sebesar 0,35. Hal tersebut menunjukan bahwa model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep antara setiap kelompoknya dan peningkatan yang terbaik dimiliki oleh kelompok sedang dibandingkan dengan kelompok lainnya. Pengujian hipotesis yang dilakukan terhadap data postes dan gain menunjukan hasil yang serupa. Pengujian lebih lanjut terhadap hasil uji hipotesis tersebut menempatkan kelompok sedang dan kelompok bawah pada posisi kelompok yang mengalami peningkatan kemampuan pemahaman yang signifikan dibandingkan dengan kelompok atas.


(6)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii

Kata Kunci : Model Pengajaran Langsung, Multimedia Pembelajaran Interaktif. Pemahaman Konsep


(7)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu viii

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN

INFORMASI (KKPI)

Reni Susanti, 0905668, 0905668@gmail.com

ABSTRACT

According to a decree issued by the Ministry of Education in 2004 and 2006 that required students to competent, creative, and independent apresiasif. But the trend is still learning patterns are transmissive and relatively monotonous and without innovation so that some students feel passive and reluctant to ask. This resulted in the subject matter is not well absorbed. Thus it is difficult KKPI subjects to be studied. This is evident from the low student to the understanding of the concept. The purpose of research is to 1) informed understanding of the concept of capacity enhancement difference and 2) to find out information about the state of understanding of the concept. The method used in this study is the method of Pre-Experimental Design with Design One-Group Pretest-posttest design. Research conducted with data collection instrument tests and nontes. Based on the results obtained information on the results of the pretest group with an average value of 37.86, the middle group was at 32.01 and the bottom group was 32.10. As for the posttest data from the group gained an average value of 61.75, the middle group was at 66.11 and 55.88 for the bottom group. Ideal value for the pretest and posttest was 100. As for the index gain of 0.38 was obtained with the above, for the middle group is the group of 0.50 and the bottom group was 0.35. It shows that the model-aided direct teaching multimedia interactive learning can improve conceptual understanding between each group and the best improvement is owned by the group being compared to the other groups. Hypothesis testing is conducted on the posttest and gain showed a similar result. Further testing of the hypothesis test results are put under the middle group and the bottom group is in a position group that experienced a significant increase in the ability of understanding than the top group.


(8)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ix

Kata Kunci : Direct Intruction, Multimedia Interactive Learning, understanding of the concept


(9)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Hipotesis ... 6

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Model Pembelajaran ... 8

B. Model Pengajaran Langsung... 9

C. Pemahaman ... 15

D. Media Pembelajaran ... 17

E. Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22


(10)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu viii

viii

B. Sampel Penelitian ... 23

C. Instrumen Penelitian ... 24

D. Pengembangan Bahan Ajar ... 33

E. Prosedur Penelitian ... 38

F. Teknik Analisa Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Tahap Persiapan Penelitian ... 46

B. Tahap Pelaksanaan ... 62

C. Tahap Analisa Data (Hasil Penelitian) ... 64

D. Analisis dan Uji Hipotesis ... 72

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... 94


(11)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ix

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pengajaran Langsung ... 10

Tabel 3.1 Desain Penelitian dan Rancangan Anova 1 Jalur ... 22

Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas... 26

Tabel 3.3 Tabel Kriteria Reliabilitas ... 28

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran... 29

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda ... 30

Tabel 3.6 Sumber Varian ... 43

Tabel 4.1 Storyboard Multimedia Interaktif ... 52

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Pretes ... 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Postes ... 56

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Soal Uraian ... 57

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ... 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian ... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Pilihan Ganda ... 60

Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Uraian ... 60

Tabel 4.9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda ... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Uraian ... 61

Tabel 4.11 Tabel Pembantu Untuk Membagi Kelompok ... 65

Tabel 4.12 Deskripsi Umum Data Skor Total ... 66

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Soal Pilihan Ganda ... 69

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Soal Uraian ... 69

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Soal Pilihan Ganda ... 71

Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Soal Uraian ... 71

Tabel 4.17 Hasil Uji Anova Satu Jalur ... 72

Tabel 4.18 Hasil Metode Tukey-Kramer Postes ... 73


(12)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu x x


(13)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xi

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahapan pengembangan pembelajaran multimedia interaktif ... 35

Gambar 3.2 Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket ... 45

Gambar 4.2 Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 53


(14)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xii

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Perbandingan Hasil Pretes ... 67

Diagram 4.2 Perbandingan Hasil Postes ... 67

Diagram 4.3 Perbandingan Hasil Gain Ternormalisasi ... 67

Diagram 4.4 Gain Ternormalisasi Soal Pilihan Ganda ... 75

Diagram 4.5 Gain Ternormalisasi Soal Uraian ... 76

Diagram 4.6 Gain Skor Total (PG & Uraian) ... 77

Diagram 4.7 Perbandingan Gain PG, Uraian dan Skor Total ... 78

Diagram 4.8 Jawaban Siswa Pada Soal Pilihan Ganda ... 84

Diagram 4.9 Jawaban Siswa Untuk Soal A ... 86

Diagram 4.10 Jawaban Siswa Untuk Soal B ... 86

Diagram 4.11 Jawaban Siswa Untuk Soal C ... 87


(15)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

A. LAMPIRAN A : Multimedia ... 94

1. Storyboard ... 95

2. Interface Multimedia ... 108

B. LAMPIRAN B : Instrumen Penelitian ... 111

1. Silabus ... 112

2. RPP ... 113

3. Kisi-kisi Instrumen Tes (Soal) ... 140

4. Rubrik Skoring ... 146

5. Soal pretes ... 148

6. Soal postes ... 162

7. Lembar Judgement Soal ... 176

8. Judgement Soal ... 188

9. Wawancara + Kisi-kisi angket ... 206

10. Lembar Angket ... 209

11. Lembar Judgement Multimedia ... 212

12. Judgement Multimedia ... 218

C. LAMPIRAN C : Analisa Hasil Uji Coba Instrumen... 232

1. Uji Validitas ... 233

2. Uji Reliabilitas ... 237

3. Uji Tingkat Kesukaran ... 240

4. Uji Daya Pembeda ... 240

D. LAMPIRAN D : Analisa Hasil Penelitian ... 247

1. Nilai Awal Siswa ... 248

2. Rekapitulasi Nilai Siswa ... 249

3. Pembagian Kelompok ... 253


(16)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiv

xiv

5. Uji Homogenitas ... 264

6. Uji Anova Satu Jalur ... 270

7. Hasil Angket ... 283

E. LAMPIRAN E : Jawaban Siswa... 285

1. Jawaban Siswa Hasil Uji Instrumen ... 286

2. Jawaban Siswa Hasil Penelitian ... 290

3. Jawaban Siswa Terhadap Angket ... 295

F. LAMPIRAN F : Dokumentasi ... 304

1. Surat Izin Penelitian ... 305

2. Surat Balasan Penelitian ... 306


(17)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xv


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Surat Keputusan Kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006) menyatakan bahwa mata palajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan salah satu fasilitas untuk menghasilkan siswa yang berkompeten. Maksudnya, siswa tidak hanya mampu merespon tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, desentralisasi, dan hak asasi manusia, tapi juga mampu menggali, menyeleksi, mengolah dan menginformasikan bahan kajian yang telah diperoleh meskipun telah menyelesaikan pendidikannya. Dengan demikian, siswa memiliki bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.

Surat Keputusan Kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003) menyatakan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi sangat penting untuk diajarkan di sekolah karena pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi bertujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi, mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi, mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan menghargai karya cipta di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dengan memiliki kemampuan-kemampuan berikut siswa diharapkan memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global serta dapat beradaptasi dengan dunia perkerjaan dan perkembangan dunia.

Namun kecenderungan pola pembelajaran saat ini masih bersifat transmisif, pengajar menstransfer konsep-konsep secara langsung kepada siswa.


(19)

2

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2

Dalam pandangan ini, siswa secara pasif “menyerap” struktur pengetahuan yang diberikan guru atau yang terdapat dalam buku pelajaran. Pembelajaran hanya sekedar penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan kepada siswa (Clements & Battista dalam Trianto,2010 :18).

Kondisi serupa juga muncul saat peneliti melakukan observasi lapangan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Bandung pada tahun 2012. Dalam kegiatan observasi tersebut terlihat bahwa proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan relatif monoton dan tanpa inovasi, sehingga siswa bersifat pasif dan terkadang siswa menjadi malu atau enggan untuk bertanya. Adapun sebagian siswa mendapatkan kesulitan untuk menyelesaikan soal-soal atau permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru adapula siswa yang terkecoh akan soal yang diberikan oleh guru. Hal tersebut mengakibatkan materi pelajaran tidak terserap dengan baik. Dengan demikian siswa merasakan bahwa mata pelajaran KKPI dirasa sulit untuk dipelajari. Hal ini terlihat dari rendahnya siswa terhadap pemahaman konsep, sehingga diperlukan berbagai cara untuk meningkatkan pemahaman konsep tersebut diantaranya adalah penggunaan sebuah strategi pembelajaran yang cocok diterapkan untuk mata pelajaran Keterampikan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

Menurut Arikunto (2009:259), terdapat istilah kedudukan siswa dalam kelompok, yang dimaksud dengan kedudukan siswa dalam kelompoknya adalah letak seseorang siswa di dalam urutan tingkatannya. Dengan kata lain, didalam suatu kelas terdapat 3 kemampuan yang dimiliki oleh siswa yaitu siswa dengan kemampuan tinggi, siswa dengan kemampuan sedang dan siswa dengan kemampuan rendah. Tiap kemampuan memiliki perbedaan dalam proses penyerapan materi yang diberikan oleh guru. Kesulitan dan kelemahan belajar


(20)

3

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3

siswa memahami suatu materi pembelajaran yang dialami siswa tidak semata-mata karena lemahnya proses berfikir siswa akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan kesulitan dan kelemahan tersebut yaitu mulai dari guru, media yang digunakan sampai variansi model pembelajaran yang diterapkan kepada siswa. Perlu diingat bahwa tingkat kemampuan penyerapan siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru itu berbeda-beda, baik oleh siswa yang terdapat pada kelompok atas, sedang atau bawah. Pengajaran Langsung atau

Direct Instruction merupakan suatu model pengajaran yang bersifat teacher center. Model pengajaran langsung (direct instruction) adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. (Arend dalam Trianto, 2009 : 41).

Model ini difokuskan pada konseptualisasi kinerja siswa melalui pelaksanaan penyelesaian persoalan-persoalan yang diberikan oleh guru untuk mencapai tujuan yang akan dicapai oleh siswa serta dengan diberikannya tugas-tugas latihan kepada siswa untuk mematangkan penguasaan siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Model Pengajaran Langsung lebih menekankan pada interaksi dan komunikasi dalam proses pembelajaran serta menekankan pada proses pembentukan pengetahuan secara aktif oleh siswa. Seperti yang

diungkapkan oleh Taylor & Graves (dalam Indrawati,2007 : 8) “Model

Pembelajaran Direct Instruction sangat cocok jika guru menginginkan siswa

menguasai informasi konsep atau prinsip”.

Menurut Lisdayanti (2009) yang telah melakukan penelitian dengan Model Pengajaran Langsung terhadap siswa SMA kelas X dalam upaya


(21)

4

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4

meningkatkan penguasaan konsep fisika. Secara umum, penguasaan konsep fisika siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah diterapkan model

pembelajaran direct instruction. Adapun penelitian lainnya yaitu Mardiyah (2010)

mengungkapkan bahwa dengan model pengajaran langsung (direct instruction),

pengetahuan dan keterampilan dapat diterima dan terserap dengan baik oleh seluruh siswa.

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan suatu kajian yang berjudul “Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct instruction)

Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka terdapat rumusan masalah yaitu :

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep

antara siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan model pengajaran langsung dengan berbantuan multimedia interaktif?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara


(22)

5

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5 C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melebar, maka masalah dalam penelitian dibatasi. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Materi yang digunakan adalah “materi form dan report”

2. Multimedia pembelajaran dibuat dengan menggunakan Macromedia Flash

CS 6 dan media tersebut hanya bersifat sebagai pendukung atau alat bantu

pembelajaran (berbantuan multimedia)

3. Software tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft

Access 2007

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui informasi mengenai perbedaan peningkatan kemampuan

pemahaman konsep antara siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan model pengajaran langsung dengan berbantuan multimedia interaktif.

2. Untuk mengetahui informasi mengenai bagaimanakah peningkatan

kemampuan konsep siswa antara kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah.

E. Manfaat Penelitian


(23)

6

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6

1. Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini maka dapat menambah pengetahuan peneliti akan model-model pembelajaran dan dapat mengetahui

penggunaan model pengajaran langsung (direct instruction) dalam

menyelesaikan permasalahan pembelajaran.

2. Bagi Guru

Melalui penelitian ini guru akan mendapatkan pengetahuan lebih

tentang model pembelajaran khususnya model pengajaran langsung (direct

instruction) dan mengetahui model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan di Sekolah dalam upaya meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Guru akan mendapatkan pencerahan dalam proses belajar mengajar, yang biasanya guru hanya melakukan pembelajaran dengan media saja sekarang dengan bantuan multimedia yang mana akan membuat guru lebih mudah dalam memberikan pengajaran.

3. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini, siswa dapat mempelajari materi pembelajaran yang bertahap, selangkah demi selangkah. Sehingga, siswa diharapkan dapat dengan mudah dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan dibuktikan kebenarannya. Adapaun hipotesis penelitian sebagai berikut :


(24)

7

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7

H0 : “Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman

konsep siswa antara kompok atas, sedang dan bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan model pengajaran langsung dengan berbantuan multimedia interaktif”.

H1 : “Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep

siswa antara kompok atas, sedang dan bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan model pengajaran langsung dengan berbantuan multimedia interaktif”.

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dan juga memudahkan dalam menjelaskan apa yang sedang dibahas sehingga menjadi lebih terarah. Adapun beberapa istilah-istilah yang umum digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan pada definisi operasional sebagai berikut :

1. Model Pengajaran Langsung ( Direct Instruction)

Model pengajaran langsung (direct instruction) tersebut disajikan dalam 5

(lima) tahap atau fase, diantaranya (a) Tahap pertama adalah menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, (b) Tahap kedua adalah mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (c) Tahap ketiga adalah membimbing pelatihan siswa, (d) Tahap keempat adalah mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan (e) Tahap kelima adalah memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.


(25)

8

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8

2. Multimedia Pembelajaran Interaktif

Multimedia pembelajaran interaktif menggabungkan dan mensinergikan semua media yang terdiri dari : a) Teks; b) Grafik ; c) Audio, dan d) interaktivitas.

3. Pemahaman Konsep

Terdapat 3 indikator kemampuan pada pemahaman konsep yaitu : a)

Translasi (Kemampuan menterjemahkan), b) Interpretasi (kemampuan


(26)

8

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif yaitu Pre-Experimental Design. Sugiyono (2011 : 109) menyatakan

bahwa :

“ Dikatakan pre-experimental design, karena desian ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Mengapa? Karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variable dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variable independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variable control, dan sampel tidak dipilih secara random ”.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Group

Pretest-Postest Design. Sugiyono (2011 : 110) menyatakan bahwa :

“ Pada desain ini terdapat pretes, sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.”

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian anova satu jalur yang memiliki beberapa kategori dalam menguji apakah terdapat perbedaan dalam varian antara kelompok atas, sedang dan bawah. berikut adalah desain penelitian dan rancangan dari anova satu jalur :

Tabel 3.1

Desain Penelitian dan Rancangan Anova 1 Jalur

Model Kelompok Pretes Variabel Postes Model DI

Atas

O1 X O2

Sedang Bawah


(27)

23

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 23 Keterangan :

Model DI : Model DI adalah Model Pengajaran Langsung atau

Direct Instruction merupakan model yang digunakan dalam penelitian ini.

Kelompok Atas : Kelompok atas merupakan kumpulan dari siswa

yang memiliki nilai murni di atas 81.

Kelompok Sedang : Kelompok sedang merupakan kumpulan dari siswa

yang memiliki nilai murni antara 42 sampai 80

Kelompok Bawah : Kelompok bawah merupakan kumpulan dari siswa

yang memiliki nilai murni dibawah 41

X : Perlakuan yang diberikan kepada ketiga kelompok

tersebut yaitu kelompok atas, sedang dan bawah

dengan model pengajaran langsung (direct

instruction) berbantuan multimedia interaktif

O1 : Tes awal sebelum perlakuan (pretes)

O2 : Tes akhir setelah perlakuan (postes)

Untuk melihat pembagian kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah terlampir pada bab 4 di tabel 4.11.

B. Sampel Penelitian

Sugiyono (2011 :117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Kemudian Sugiyono pun mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Dalam pengambilan data, peneliti akan mengambil populasi di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Bandung dengan sampel

kelas XI. Dilakukan dengan teknik Purposive Sampling yang mana nantinya

akan mengambil 1 Kelompok besar / 1 sampel yang terdiri dari 2 kelas agar terdapat data yang cukup besar. Untuk dapat menentukan 1 Kelompok


(28)

24

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 24

tersebut, peneliti meminta kesediaan guru mata pelajaran untuk terlibat dalam pemilihan sampel penelitian. Setelah berkonsultasi dengan guru mata pelajaran KKPI maka sampel penelitian diperoleh kelas XI TKR 1 dan XI TSM 6.

C. Instrumen Penelitian

1. Validasi Ahli

Validasi ahli atau judgement instrumen merupakan hal yang penting sebelum peneliti melakukan penelitian. Judgement instrumen dilakukan untuk mengukur apakah instrumen tersebut layak digunakan atau tidak. Untuk instrumen soal dilakukan kepada 3 orang para ahli materi yaitu dua dosen dan satu guru KKPI di sekolah. Sedangkan untuk multimedia dilakukan kepada 2 orang para ahli media yaitu 1 staf Dirtik UPI Bandung dan satu guru KKPI di sekolah.

2. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa yang telah mendapatkan materi ini sebelumnya. Kelas tersebut adalah kelas XI dan kelas XII.

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Pada tahap analisis hasil uji coba isntrumen, peneliti menggunakan instrumen tes dan non tes. Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012 :177) mengatakan bahwa uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji data yang menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner untuk melihat pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden tersebut layak atau belum, pertanyaan-pertanyaan digunakan untuk mengambil data.


(29)

25

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 25

a. Test

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan-kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variable. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variable tertentu. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan diuji validitasnya. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df=n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid. (Sujarweni dan Endrayanto,2012 :177)

Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis soal yang di ujikan yaitu soal berbentuk pilihan ganda dan soal berbentu uraian (essay). Untuk menghitung validitas instrument kedua bentuk soal tersebut yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas

menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut :

= −( )( ) 2 2{ 2( )2}

(3.1)

(Sujarweni dan Endrayanto,2012 :177) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variable x dan variable y

n = Jumlah siswa

∑x = Jumlah skor distribusi x


(30)

26

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 26

Setelah diketahui koefisien korelasi (r) kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikansi korelasi dengan menggunakan rumus distribusi t, yaitu :

= −2

1− 2 (3.2)

(Sugiyono, 2012: 230)

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden yang di uji coba

Kemudian jika ttabel < thitung maka dapat disimpulkan butir

soal tersebut valid pada taraf yang ditentukan.

Menurut Arikunto (2009:75), untuk mengadakan

interprestasi besarnya koefisien korelasi, digunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kriteria Koefisien Korelasi Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,80 < r ≤ 1 Sangat tinggi 0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < r ≤ 0,60 Sedang 0,20 < r ≤ 0,40 Rendah 0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah


(31)

27

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 27

Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012 :186), reabilitas (kehandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variable dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Pengujian reliabilitas untuk soal berbentuk pilihan ganda menggunakan rumus KR 20 (Kurder Richardson) sebagai berikut :

(3.3)

(Sugiyono,2012 : 359) Keterangan :

k = Jumlah butir dalam instrument

pi = Proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada butir 1

qi = 1 - pi

st2 = varians total

dan dibawah ini adalah rumus untuk menghitung varians total :

Varians Total : st2 =

xt2

n (3.4)

xt2 = 2 −

2

(3.5)

Sedangkan untuk menghitung uji reliabilitas soal uraian,

peneliti menggunakan rumus Alfa Cronbach seperti yang

dijelaskan oleh Sugiyono (2012 :365) yaitu “Pengujian reliabilitas

� = ( 1)

2

� �


(32)

28

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 28

dengan teknik Alfa Cronbach dilakukan untuk jenis data interval/essay”. Berikut adalah rumus dari Alfa Cronbach :

� =( 1) 1− � 2

�2 (3.6)

(Sujarweni dan Endrayanto,2012 :188)

Keterangan :

r = Koefisien reliability instrument (cronbach alfa)

k = banyaknya butir pertanyaan

�2 = total varians butir

�2 = total varians butir

Sebagai acuan untuk menafsirkan nilai koefisien reliabilitas digunakan kriteria seperti dibawah ini:

Tabel 3.3

Tabel Kriteria Reliabilitas

Reliabilitas Interprestasi

< 0,200 Sangat rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Cukup

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

3) Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk

menyatakan bahwa butir soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran untuk soal yang berbentu pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus :


(33)

29

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 29

= +

+ (3.7)

(Arifin, 2009:266) Keterangan :

WL = 27% jumlah jawaban salah kelompok bawah WH = 27% jumlah jawaban salah kelompok atas nL = 27% jumlah dari kelompok bawah

nH = 27% jumlah dari kelompok atas

Sedangkan untuk menentukan tingkat kesukaran soal berbentuk uraian digunakannya rumus lain yaitu :

Tingkat Kesukaran = −

� � (3.8)

(Arifin, 2009 :135) Untuk menentukan apakah soal tersebut memiliki tingkat kesukaran yang sukar, sedang atau mudah maka dilakukan penafsiran dengan melihat kriteria tingkat kesukaran pada Tabel 3.4:

Tabel 3.4

Kriteria Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,71 < TK < 1,00 Mudah

0,31 < TK < 0,70 Sedang

0,00 ≤ TK < 0,30 Sukar

4) Uji Daya Pembeda

Daya pembeda adalah pengukuran dari seberapa jauh kemampun butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa


(34)

30

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 30

yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut. Untuk soal yang berbentuk pilihan ganda, daya pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

�= − (3.9)

(Arifin, 2009:273) Keterangan :

DP = Daya pembeda

WL = Jumlah jawaban salah kelompok bawah

WH = Jumlah jawaban salah kelompok atas

n = 27% x N

Sedangkan untuk soal berbentuk uraian, daya pembeda dapat dihitung dengan rumus :

�= XKA +XKB

Skor Maks (3.10)

(Arifin, 2009 :133)

Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal

tertentu

XKA = Rata-rata kelompok atas

XKB = Rata-rata kelompok bawah


(35)

31

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 31

Menurut Arifin (2009 :133), sebagai acuan untuk mengklarifikasi dan hasil penelitian dapat digunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda

Rentang Nilai Daya Pembeda (D) Klasifikasi

D < 0,19 Kurang baik

0,20 < D < 0,29 Cukup

0,30 < D < 0,39 Baik

0,40 < D Baik Sekali

b. Non Test

1) Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Dalam angket ini, peneliti menggunakan 20 pernyataan. Berikut adalah pernyataan tersebut :

a) KKPI adalah mata pelajaran yang membuat saya mendapatkan

pengetahuan tentang komputer

b) Mata pelajaran KKPI membuat saya tidak gaptek akan

komputer

c) Saya lebih suka pelajaran KKPI dibandingkan pelajaran lainnya

d) Saya senang belajar KKPI di laboratorium dibandingkan


(36)

32

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 32

e) Pelajaran KKPI membuat saya bosan

f) Saya tidak tertarik dengan pembelajaran KKPI yang monoton

(ceramah, praktikum, latihan)

g) Mata pelajaran KKPI yang dilaksanakan melalui model

Pengajaran Langsung (Direct Instruction) membuat saya

memiliki kemauan tinggi untuk mengikuti pelajaran

h) Mata pelajaran KKPI yang dilaksanakan melalui model

Pengajaran Langsung (Direct Instruction) sangat menarik dan

tidak membosankan

i) Saya merasa senang mengikuti mata pelajaran KKPI dengan

menggunakan model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

j) Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) membuat

mata pelajaran KKPI sulit dipahami.

k) Saya merasakan ketertarikan atau minat terhadap mata

pelajaran KKPI menggunakan model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) sama dengan pembelajaran yang biasa dilakukan

l) Saya lebih mudah mengerti mata pelajaran KKPI jika

pembelajaran menggunakan model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

m) Sedikit pun saya tidak memahami materi pembelajaran ini

n) Pertama kali saya melihat multimedia pembelajaran ini saya

percaya bahwa saya akan belajar materi KKPI dengan mudah

o) Pada awal pembelajaran dengan menggunakan multimedia ini

membuat saya tertarik untuk mempelajari materi KKPI

p) Materi pembelajaran KKPI dengan menggunakan multimedia


(37)

33

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 33

q) Saya tidak suka dengan penggunaan multimedia dalam proses

pembelajaran

r) Cerita, gambar, video dan interaksi didalam multimedia ini

membuat materi pelajaran KKPI semakin menarik minat belajar saya

s) Multimedia ini membuat pembelajaran menjadi lama dan tidak

menarik untuk diikuti

t) saya senang belajar KKPI dengan menggunakan model

Pengajaran Langsung (Direct Instruction) dan dibantu dengan

multimedia pembelajaran ini.

2) Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. (Sugiyono, 2011 :194). Peneliti menggunakan wawancara untuk mengetahui sejauh mana responden mengenal materi yang telah diberikan terdahulu. Wawancara digunakan peneliti kepada responden yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal (dalam kasus ini responden uji instrument).

Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan 4 pertanyaan. Berikut adalah pertanyaan tersebut :

a) Dari soal pilihan ganda, soal mana saja yang dirasa sulit?

b) Dari soal uraian, soal mana saja yang dirasa sulit?

c) Apa kendala yang dirasakan ketika menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut?

d) Setelah melihat tabel hubungan soal pilihan ganda dengan soal


(38)

34

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 34 D. Pengembangan Bahan Ajar

1. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan salah satu perangkat yang terpenting dalam proses pembelajaran, karena dengan RPP seorang guru ataupun peneliti yang akan melakukan proses pembelajaran direncanakan dari awal sebelum melakukan tahap pelaksanaan mengajar dikelas maupun dilaboratorium.

2. Soal Pretes dan Postes

Soal merupakan salah satu perangkat yang tidak kalah penting, karena dengan soal kita dapat mengukur hasil tes siswa baik itu dalam melakukan pretes maupun postes. Berikut adalah rumus untuk menghitung skor total pada soal pilihan ganda dan soal uraian :

Skor Pilihan Ganda = Jumlah benar

Skor ideal 10 + 10 (3.11)

Skor Uraian = Jumlah benar

Skor ideal 80 (3.12)

3. Multimedia Pembelajaran Interaktif

Suatu multimedia interaktif yang dikembangkan harus memenuhi beberapa kriteria. Thorn dalam Munir (2009:219-220) mengajukan enam kriteria untuk menilai miltimedia interaktif, yaitu :

a. Kriteria penilaian pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah CD

interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga mahasiswa dapat memperlajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang media.


(39)

35

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 35

b. Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. Dalam arti adanya

kandungan pengetahuan yang jelas.

c. Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, yang digunakan untuk

menilai isi dan program CD interaktif itu sendiri

d. Kriteria keempat adalah integrasi media, dimana media harus

mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan.

e. Kriteria kelima adalah artistik dan estetika. Untuk menarik minat

belajar, maka program harus mempunyai tampilan yang menarik dan estetika yang baik.

f. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan,

dengan kata lain program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta belajar.

Newby dalam Munir (2009:220), menggambarkan proses

pengembangan suatu instructional media berbasis multimedia dilakukan

dalam empat tahapan dasar, yaitu :

a. Planning, berkaitan dengan perencanaan data media berdasarkan

kurikulum dan tujuan (instructional).

b. Instructional design, perencanaan direalisasikan dalam bentuk rancangan.

c. Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk purwarupa.

d. test, purwarupa yang dihasilkan kemudian diujicoba, ujicoba dilakukan


(40)

36

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 36

Planning

Instructional Design

Prototype

Test

Gambar 3.1

Tahapan pengembangan pembelajaran multimedia interaktif Tahapan perencanaan terdiri atas:

 Penentuan tujuan pembelajaran

 Membuat profil pengguna

 Menentukan data

 Menentukan biaya dan waktu

Tahapan desain instruksional, terdiri atas:

 Perencanaan pembelajaran

 Desain peta pembelajaran

 Pengumpulan isi (content)

Storyboard dan penulis

Tahapan prototype, terdiri atas:


(41)

37

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 37

 Navigasi

 Pertemuan 1,2,3 dan seterusnya

Langkah-langkah yang digambarkan oleh Newbi di atas, kemudian dikembangkan oleh Tropin dalam Munir (2009:221-222) bentuk proses perancangan multimedia, sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.6

Proses perancangan multimedia PROSES PERANCANGAN MULTIMEDIA Stage (Issues and Decisions) Instructional Design Role

1. Analysis: Context vs. Content

a. Curriculum b. Content

c. Performance objectives d. Learning objectives e. Environment

Diagnostic (team resource)

2. Technology Selection Consulting (team resource)

3. Development Strategy and

Process

Strategic (active team role)

4. Design/Build/Test Design & Develop (major team role)

a. Analisis

Dalam tahapan ini, pemilihan kurikulum, menjadi gerak awal dari serangkaian proses berikutnya. Bagian mana dari kurikulum tersebut yang berpeluang untuk dikembangkan dengan teknologi multimedia. Teknologi multimedia ini akan memberikan dampak bagi kurikulum. Oleh karena itu

seorang instructional designer harus melakukan diagnosa pada bagian dari

isi kurikulum yang sebaiknya disentuh oleh multimedia, tujuan pembelajaran apa yang akan dicapai dan bagaimana perbandingannya dengan format konvensional.


(42)

38

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 38

b. Pemilihan Teknologi

Pada tahapan ini, ditentukan teknologi apa yang akan digunakan untuk merelasasikan analisis kurikulum yang telah dilakukan. Pemilihan produk ini, khususnya dilakukan untuk menentukan :

1) Antarmuka pengguna (the user interface)

2) Kapabilitas sistem (system capabilities)

3) Bagaimana pengguna (learners) menggunakan dan belajar

melakukan navigasi system

4) Bagaimana elemen-elemen program dan interaktivitas umum

diintegrasikan, dengan link-link yang baik.

5) Aturan-atruran fasilitator, latihan, dukungan teknis dan

adminitratornya

6) Penggunaan grafik

7) Penggunaan audio dan video

Disamping itu, pemilihan teknologi hardware dan software akan menentukan strategi belajar apa yang bisa dan tidak bisa digunakan. Oleh

karena itu seorang instructional designer harus menetukan semuanya itu

berdasarkan isi dan target audien yang akan menggunakannya.

c. Strategi Pengembangan dan Proses

Berbagai tahapan pengembangan dan uji akhir terhadap audiens merupakan kebutuhan utama dalam pengembangan multimedia. Stretegi ini tidak hanya berhubungan dengan bagian teknologi mana yang akan diuji, tetapi juga berhubungan dengan bagianperancangan yang akan diuji sebelum pengembangan utuh dilakukan.


(43)

39

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 39

Pada bagian ini, merupakan bagian proses yang sebagain besarnya

dilakukan di laboratoriumm. Dalam proses ini project leader harus

mengetahui bagaimana hubungan kontribusi masing-masing anggota

dalam memproduksi suatu program jadi. Umumnya instructional designer

merupakan suatu tim, yang menjamin integritas isi media dan keteraksesan

program oleh pengguna (learner).

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, berikut ini adalah proses tahapan yang akan dilakukan yaitu:

1. Tahapan persiapan penelitian

Pada tahap ini dilakukannya mulai dari penentuan populasi dan sampel, membuat instrument penelitian, melakukan validasi kepada ahli (judgement) baik soal maupun media, melakukan uji instrumen dan diakhiri dengan melakukan analisa data uji coba instrumen yang meliputi uji validiats, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda.

2. Tahapan pelaksanaan penelitian

Pada tahap ini dimulai dengan pemberian tes awal untuk mengukur pengetahuan awal siswa sebelum diberikannya perlakukan. Setelah itu, diberikannya perlakuan terhadap ketiga kelompok yaitu kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah menggunakan model pengajaran

langsung (direct instruction) dengan berbantuan multimedia pembelajaran

interaktif. Jika sudah diberikan perlakuan maka langkah selanjutnya adalah diberikannya tes akhir untuk mengetahui nilai akhir siswa. Selanjutnya siswa diberikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap model


(44)

40

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 40

pembelajaran serta multimedia yang digunakan. Langkah terkahir dari tahapan pelaksanaan adalah melakukan wawancara kepada siswa.

3. Tahapan analisa data

Pada tahap ini dilakukan dengan mengelompokan data berdasarkan variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

4. Tahapan uji hipotesis

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk melihat penolakan atau penerimaan hasil hipotesis berdasarkan hasil analisa data.

5. Tahapan penarikan kesimpulan

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan tahapan uji hipotesis.

F. Teknik Analisa Data

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Menurut Somantri dan Muhidin (2006:289) menyatakan bahwa pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan.


(45)

41

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 41

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus chi-square

untuk menghitung uji normalitas. Salah satu fungsi dari chi-square

adalah uji kecocokan (goodness of fit). Dalam uji kecocokan akan

dibandingkan antara frekuensi hasil observasi dengan frekuensi harapan/teoritis. Apakah frekuensi hasil observasi menyimpang atau tidak dari freakuensi yang diharapkan. Jika nilai χ2

kecil, berarti frekuensi hasil observasi sangat dekat dengan frekuensi harapan, dan hal ini menunjukan adanya kesesuaian yang baik. Jika nilai χ2

besar, berarti frekuensi hasil observasi berbeda cukup besar dari frekuensi harapan, sehingga kesesuainya buruk.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk pengujian normalitas adalah :

1) Menghitung rentang skor (r)

r = skor tertinggi – skor terendah (3.13)

2) Menentukan banyak kelas interval

k = 1 + 3,3 log n (3.14)

3) Menentukan panjang kelas interval (p)

= = (3.15)

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menghitung rata-rata (mean X)


(46)

42

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 42

6) Menghitung simpangan baku (SD)

= � � 2

� � 2

( −1) (3.17)

7) Menentukan batas atas dan batas bawah kelas interval

8) Menghitung harga baku (Z)

= ( 1,2− ) (3.18)

9) Menghitung luas daerah tiap-tiap interval ( )

Untuk luas daerah dilakukan dengan mencari selisih dari kedua batas daerah setelah dilakukannya perhitungan pada point 6. Batas daerah ditentukan dengan menggunakan tabel luas daerah dibawah lengkung normal standar dari 0 ke z. Dan berikut adalah rumus dari menghitung luas daerah tiap-tiap intercal adalah :

= Ztabel(2) – Ztabel(1) (3.19)

10)Menghitung frekuensi expetasi (frekuensi diharapkan)

Ei = n x l (3.20)

11)Menghitung chi kuadrat (χ2) χ2

= ( �− �) 2

� (3.21)

12)Membandingkan nilai χ2hitung yang didapat dengan nilai χ2tabel pada

derajar kebebasan dk = k -1 dan taraf kepercayaan 95%.


(47)

43

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 43

b. Uji Homogenitas

(Somantri dan Muhidin,2006:294), persyaratan uji parametrik yang kedua adalah homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variable memiliki varians yang homogen.

Menurut Purwanto (2011 :176), pengujian homogenitas varians dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok yang dibandingkan merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai varinas homogen. Uji barlet digunakan apabila kelompok-kelompok yang dibandingkan mempunyai jumlah sampel yang tidak sama besar. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk melakukan uji homogenitas :

χ2

= (ln 10) − − 1 log 2 . (3.22)

dimana ln 10 = 2,303

Kelompok-kelompok yang dibandingkan dinyatakan

mempunyai varians yang homogen apabila χ2hitung < χ2tabel pada taraf

kesalahan tertentu.

2. Uji Hipotesis

a. Anova 1 Jalur

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus anova satu jalur untuk melihat kecocokan dan perbedaan pada kelompok atas, sedang dan bawah setelah diberikan perlakuan dengan model pengajaran langsung berbantuan multimedia.


(48)

44

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 44

Seperti yang diungkapkan Purwanto (2011 :206) , anova satu jalur adalah anova untuk perbandingan beberapa kelompok yang mempunyai satu jalur. Dan menurut Susetyo (2010 :260) pengujian anova satu jalur menggunaan satu faktor, yang memiliki beberapa level atau kategori dengan menguji apakah terdapat perbedaan dalam varian antaara berbagai macam perlakuan. Uji satu faktor ini disebut juga dengan uji anova desain random keseluruhan.

Pengujian hanya terhadap hipotesis hanya mengetahui apakah ada tanda sama dengan untuk rata-rata yang beda, tanpa mengetahui rata-rata mana saja yang beda. Pengujian hipotesis dilakukan terhadap varian, yaitu varian kelompok dengan varian dalam kelompok melalui:

= 2

2 (3.23)

(Susetyo, 2010 :261) Keterangan :

SA2 = varian antar kelompok

SD2 = varian dalam kelompok

Berikut adalah rumus dari tabel sumber varian :

dkT = n – 1 (3.24)

dkA = k – 1 (3.25)

dkD = dkT – dkA (3.26)

JKT = 2−

( )2

(3.27)

JKA = 1

2 1 + 2 2 2 + 3 2 3 − 2 (3.28)

JKD = JKT - JKA (3.29)

Tabel 3.6 Sumber Varian


(49)

45

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 45 Antar kelompok Dalam Kelompok Total

Keterangan :

dkT = derajat kebebasan total

dkA = derajat kebebasan antar kelompok

dkD = derajat kebebasan dalam kelompok

JKT = jumlah kuadrat total

JKA = jumlah kuadrat antar kelompok

JKD = jumlah kuadrat dalam kelompok

3. Gain Ternormalisasi

Gain adalah selisih skor postes dan skor pretes untuk mengetahui bagaimana peningkatan dari perlakuan yang telah diberikan. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk mencari nilai gain ternormalisasi <g> :

< > = � − (3.30)

(Meltzer ,2002) Dimana, SMI = Skor Maksimum Ideal

4. Analisa Data Angket

Dengan melakukannya penyebaran angket kepada siswa, peneliti ingin melihat respon siswa terhadap perlakuan yang diberikan oleh peneliti menggunakan model pegajaran langsung menggunakan bantuan multimedia interaktif.


(50)

46

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 46

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung presentase angket tersebut adalah :

= 100% (3.31) Keterangan :

p = presentase jawaban

f = frekuensi jawaban

n = banyaknya jawaban

Alternatif jawaban yang tersedia dibuat skala likert yang terdiri dari SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Menurut Sugiyono (2011 :137), angket dipresentasikan sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah skor kriterium

Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir mendapatkan skor tertinggi

Skor tertinggi x jumlah responden x jumlah butir soal

b. Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data

Skor-skor yang diperoleh dari responden, ditabulasikan dalam tabel dan dihitung jumlah keseluruhan skor data kuantitatif dari yang dipilih seluruh responden.

c. Menentukan kategori/interprestasi data

Setelah diketahui skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan data, dihitung skor kualitas dengan cara :


(51)

47

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 47

Jumlah skor hasil pengumpulan data

skor kriterium x 100% (3.32)

Sehingga diketahui presentase dari kriteria yang ditetapkan. Secara kontinu dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut :

Gambar 3.2


(52)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 89 89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian maka didapatkan beberapa kesimpulan, dan kesimpulan tersebut adalah :

1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep

siswa antara kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan model pengajaran langsung dengan berbantuan multimedia pembelajaran interaktif.

2. Kelompok sedang memiliki peningkatakan terbaik dibandingkan

dengan kelompok atas dan kelompok bawah. Sebagian besar kelompok sedang cenderung memiliki pengamatan yang baik sehingga pada tahap kedua model pengajaran langsung yaitu demonstrasi, kelompok sedang dapat menyerap materi dengan baik dan benar.

B. Saran

Adapun saran yang disampaikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini berhasil meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

siswa terhadap semua kelompok, tetapi yang lebih signifikan peningkatannya itu berada pada kelompok sedang, untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan model pengajaran langsung yang dikombinasikan dengan model lainnya misalkan model probing-prompting, model kontekstual maupun model realistik.


(53)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 90 90

2. Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah pemahaman konsep

secara menyeluruh, untuk peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan variable ini tetapi lebih khusus misalnya lebih kepada translasi, interprestasi ataupun ekstrapolasi yang lebih mendalam.


(54)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 43

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N. dan Haryanto, D. (2010).Pembelajaran Multimedia di Sekolah

Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. (2002). Media Pengajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Radja Grapindo

Persada.

Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Radja Grapindo

Persada.

Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Radja Grapindo

Persada.

Depdiknas. (2006) . Kurikulum 2006 standar kompetensi mata pelajaran. Jakarta :

Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka

Cipta

Eka. (2010). Kelebihan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).

[Online]. Tersedia :

http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/07/kelebihan-model-pembelajaran-langsung.html [04 Januari 2013].


(55)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 44

Hofstetter, Fred T. (2001). Multimedia Literacy. Third Edition. McGraw-Hill

International Edition, New York


(56)

91

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 91

Indrawati. (2007). Model Pembelajaran Langsung untuk Guru SD / SMP / SMA.

Bandung : Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam ( Science Education Development Centre).

Irwan. (2011). Investasi Pendidikan. [Online]. Tersedia :

http://irwan-education.blogspot.com/2011_12_01_archive.html [04 Januari 2013]

Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur. (2000). Pengajaran Langsung. Surabaya :

Universitas Negeri Surabaya Universiti Press.

Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur. (2001). Pengajaran Langsung. Surabaya :

Universitas Negeri Surabaya Universiti Press.

Kusmana, Agus. (2010). Aspek-aspek Pemahaman Konsep. [Online]. Tersedia :

http://aguskusmanago.blogspot.com/2010/04/aspek-aspek-pemahaman-konsep.html [04 Januari 2013]

Lisdayanti, Desi. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction

Dalam Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA Kelas X. Bandung : Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan.

Meltzer. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in

Diagnostic Pretes Scores”. American Journal Physics. 70(12), 1259 - 1268

Mardiyah, Siti. (2010). Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct

Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) (Studi Kasus di SMKN 1 Panyingkiran). Bandung : Skripsi pada Prodi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan.


(57)

92

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 92

Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Purwanto. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2003). Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA. Jakarta : Depdiknas.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta

Sudijono, Anas. (2003). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Sudjana. (2002). Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono.(2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sujarweni, V Wiratna dan Poly Endrayanto. (2012). Statistik untuk Penelitian.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Sumarno, Alim. (2012). Media dalam Pembelajaran 2. [Online]. Tersedia :

http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/media-dalam-pembelajaran-2 [04 Januari 2013].

Susetyo, Budi. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : PT.

Refika Aditama

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistik Dalam

Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif : Konsep,

Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(58)

93

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 93

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif : Konsep,

Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional

UPI.

Wijaya. (2008). Model-model Pembelajaran. [Online]. Tersedia :

http://www.wijayalabs.wordpress.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran.html [04 Januari 2013]


(1)

2. Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah pemahaman konsep secara menyeluruh, untuk peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan variable ini tetapi lebih khusus misalnya lebih kepada translasi, interprestasi ataupun ekstrapolasi yang lebih mendalam.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N. dan Haryanto, D. (2010).Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. (2002). Media Pengajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Radja Grapindo Persada.

Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Radja Grapindo Persada.

Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Radja Grapindo Persada.

Depdiknas. (2006) . Kurikulum 2006 standar kompetensi mata pelajaran. Jakarta : Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Eka. (2010). Kelebihan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).

[Online]. Tersedia :

http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/07/kelebihan-model-pembelajaran-langsung.html [04 Januari 2013].


(3)

Hofstetter, Fred T. (2001). Multimedia Literacy. Third Edition. McGraw-Hill International Edition, New York


(4)

91

Indrawati. (2007). Model Pembelajaran Langsung untuk Guru SD / SMP / SMA.

Bandung : Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam ( Science Education Development Centre).

Irwan. (2011). Investasi Pendidikan. [Online]. Tersedia : http://irwan-education.blogspot.com/2011_12_01_archive.html [04 Januari 2013]

Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur. (2000). Pengajaran Langsung. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya Universiti Press.

Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur. (2001). Pengajaran Langsung. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya Universiti Press.

Kusmana, Agus. (2010). Aspek-aspek Pemahaman Konsep. [Online]. Tersedia : http://aguskusmanago.blogspot.com/2010/04/aspek-aspek-pemahaman-konsep.html [04 Januari 2013]

Lisdayanti, Desi. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dalam Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA Kelas X. Bandung : Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan.

Meltzer. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in

Diagnostic Pretes Scores”. American Journal Physics. 70(12), 1259 - 1268 Mardiyah, Siti. (2010). Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct

Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) (Studi Kasus di SMKN 1 Panyingkiran). Bandung : Skripsi pada Prodi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan.


(5)

92

Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Purwanto. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2003). Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA. Jakarta : Depdiknas.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta

Sudijono, Anas. (2003). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana. (2002). Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono.(2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sujarweni, V Wiratna dan Poly Endrayanto. (2012). Statistik untuk Penelitian.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Sumarno, Alim. (2012). Media dalam Pembelajaran 2. [Online]. Tersedia :

http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/media-dalam-pembelajaran-2 [04 Januari 2013].

Susetyo, Budi. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : PT. Refika Aditama

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(6)

93

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional UPI.

Wijaya. (2008). Model-model Pembelajaran. [Online]. Tersedia :


Dokumen yang terkait

MODEL EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PELAJARAN TIK.

0 2 44

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN INVITATION INTO INQUIRY BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI.

2 30 50

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER.

0 5 50

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 3 44

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA DALAM MATA PELAJARAN TIK.

3 10 35

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSQ) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATA PELAJARAN KKPI.

0 2 41

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN TANDUR BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APLIKATIF SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

0 0 63

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA.

0 0 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMP.

2 10 48