PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung.

(1)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiii DAFTAR ISI

COVER………... i

PERSEMBAHAN………... ii

PENGESAHAN……….……… iii

PERNYATAAN……… iv

UCAPAN TERIMA KASIH.……… v

ABSTRAK……….………... ix

ABSTRACT……….………... x

KATA PENGANTAR………... xi

DAFTAR ISI……….……… xiii

DAFTAR TABEL……….……… xv

DAFTAR GRAFIK……….…...……… xxiv

DAFTAR GAMBAR………... xxvi

DAFTAR BAGAN...………... xxvii

DAFTAR LAMPIRAN………. xxviii

BAB I PENDAHULUAN………..………... 1

A. Latar Belakang Masalah……….... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah….………..…… 10

C. Tujuan Penelitian………... 12

D. Manfaat dan Signifikansi Penelitian…...……….. 12

E. Struktur Organisasi Tesis………... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN……….……… 16 A. Pendidikan Kewarganegaraan………….………. 16

B. Minat Belajar……….…….. 38

C. Hasil Belajar PKn……….... 45

D. Media Pembelajaran………..……….…. 53


(2)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiv

G. Penelitian Yang Relevan……….. 90

H. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian……….... 92

BAB III METODE PENELITIAN……….... 95

A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 95

B. Metode Penelitian………. 97

C. Defenisi Operasional………...……….… 102

D. Instrumen Penelitian……...……….. 102

E. Proses Pengembangan Instrumen……..………... 106

F. Teknik Pengumpulan Data ……….. 113

G. Teknik Analisis Data……… 114

H. Prosedur Penelitian……….. 118

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….... 121

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……… 121

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pengembangan……… 125

C. Hasil Uji Coba Media Pengembangan Media……….. 183

D. Pembahasan Hasil Penelitian dan Pengembangan.……….. 296

E. Temuan Penelitian……… 368

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI…….……….... 370

A. Kesimpulan………. 370

B. Rekomendasi………... 372

DAFTAR PUSTAKA………. 376


(3)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `1

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan merupakan bab awal dalam penelitian. Adapun yang akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, serta struktur organisasi tesis. Berikut hasil penyajiannya.

A. Latar Belakang Penelitian

Dinamika perkembangan globalisasi di satu sisi, dan desentralisasi pada sisi lain telah membawa dampak perubahan pada semua bidang kehidupan tidak terkecuali bidang pembelajaran. Karena pada konteks pembelajaran dianggap sebagai suatu peluang untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM), maka perubahan yang diakibatkan oleh globalisasi dan desentralisasi haruslah dipandang sebagai sesuatu yang positif. Untuk itu diperlukan terciptanya pembelajaran yang lebih berkualitas, salah satunya adalah melalui pemanfaatan teknologi informasi sebagai bagian dari sumber media pembelajaran di sekolah.

Kehidupan masyarakat yang terus menerus mengalami perubahan ini menuntut pembelajaran pada jenjang persekolahan harus dapat menyesuaikan diri dalam mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Materi dan pengalaman belajar yang diberikan oleh sekolah diharapkan dapat lebih bermanfaat sebagai bekal kehidupan peserta didik. Pencapaian dari perubahan tersebut nantinya akan sangat memberikan dampak positif bagi proses pembelajaran peserta didik di


(4)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `2 sekolah, sehingga dapat mempengaruhi minat serta hasil belajar peserta didik itu

sendiri.

Minat sangat memberikan perannya untuk menambah gairah, keinginan, serta merasa senang dan semangat untuk belajar. Seperti halnya motivasi, didalam kegiatan belajar, minat dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan keinginan untuk belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Seorang peserta didik yang memiliki intelegensi yang tinggi, boleh jadi gagal karena rendahnya minat pada satu mata pelajaran. Hasil belajar akan optimal kalau adanya minat peserta didik pada mata pelajaran tersebut.

Meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan oleh guru, tidak terkecuali guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Pasundan 1 Bandung. Hal ini karena diawali dengan kemauan maka akan menimbulkan kecintaan baginya pada pelajaran tersebut. Nyatanya ada beberapa peserta didik yang hanya senang pada satu, dua, tiga atau lebih mata pelajaran tetapi sangat rendah minatnya pada mata pelajaran lain. Realita yang terjadi di SMP Pasundan 1 Bandung menujukkan kebanyakan peserta didik hanya tertarik pada mata pelajaran yang sifatnya menantang, menyenangkan dengan tidak hanya menggunakan buku sebagai sumber belajar. Berbeda dengan mata pelajaran lain sepertihalnya PKn yang dianggap peserta didik sebagai mata pelajaran yang kurang menarik sehingga peserta didik merasa bosan dan jenuh untuk mengikuti mata pelajaran ini.


(5)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `3 Beberapa informasi yang diperoleh dari guru bidang studi PKn di SMP

Pasundan 1 Bandung mengatakan bahwa salah satu anggapan yang menjadi rendahnya minat siswa pada mata pelajaran PKn adalah dengan adanya kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan yang tidak memasukkan mata pelajaran PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional. Pendapat ini bisa saja benar, tetapi perlu harus dikaji atau diteliti lebih lanjut. Mengutip pendapat dari Budimansyah (2010: 32) mengatakan:

….saya tidak terlalu yakin penyebab kurang berminatnya peserta didik mempelajari PKn karena tidak diujiankan secara nasional. Pandangan tersebut setidak-tidaknya didasarkan pada dua alasan, Pertama, pada saat PKn masih diujikan secara nasional (beberapa tahun silam), keluhan-keluhan semacam ini sudah terdengar. Artinya, kurang minatnya peserta didik belajar PKn bukan karena diujikan atau tidaknya secara nasional. Kedua, pada sejumlah sekolah yang telah mengadopsi inovasi pembelajaran, misalnya Project Citizen, minat peserta didik mempelajari PKn tergolong tinggi. Mereka merasakan belajar yang sebenarnya, bukan hanya mempelajari PKn akan tetapi mereka belajar ber-PKn yakni belajar menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen). Anggapan rendahnya minat peserta didik pada pelajaran PKn akibat diujikan atau tidak diujikan pada ujian nasional haruslah dapat dikaji lebih lanjut. Tetapi apabila kita mencermati pendapat dari Budimansyah (2010: 32) di atas maka faktor pendekatan belajar yang digunakan oleh guru sangat memberikan kontribusi terhadap ketertarikan peserta didik mengikuti pelajaran PKn.

Faktor pendekatan belajar merupakan salah satu faktor yang sangat memberikan peran terhadap minat belajar peserta didik selain dari faktor internal dan faktor eksternal peserta didik sendiri. Pada mata pelajaran PKn sendiri


(6)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `4 pendekatan sangatlah diperlukan hal ini karena “Pendekatan pembelajaran PKn

sejalan dengan tujuan PKn agar dapat membangun peserta didik sebagai warga negara yang baik dan cerdas secara intelektual, emosional, sosial, spiritual, mau bertanggung jawab dan mampu berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. (Wahab dan Sapriya, 2011: 336).

Guru sebagai fasilitator sangat memiliki peran dalam mengorganisasikan pembelajaran agar lebih bermakna dan menyenangkan. Tugas guru agar menciptakan proses pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar anak sangat jelas diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 yang dinyatakatan bahwa :

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dalam prakteknya, guru PKn terjebak dengan pola-pola pembelajaran konvensional yang didominasi oleh metode ceramah dan tanya jawab di kelas dengan buku sebagai sumber utamanya. Proses belajar cenderung hanya menetapkan pendekatan yang kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar aktif dan mandiri. Selain itu tujuan pembelajaran hanya berorientasi pada pengembangan aspek kognitif pada level rendah, sehingga mata pelajaran PKn dianggap mata pelajaran hapalan belaka yang membosankan dan kurang bermanfaat dalam kehidupannya.


(7)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `5 Dengan demikian, apabila proses pembelajaran PKn yang dilakukan oleh

guru masih bersifat konvensional dimana guru masih mempertahankan dan menggunakan tradisi-tradisi pembelajaran terdahulu maka hal ini akan menjadi salah satu kendala dalam mencapai tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yakni sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi). Alhasil seberapa maksimalpun upaya yang dilakukan oleh guru di kelas, maka tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu diperlukan keseriusan bagi guru dalam mengembangkan berbagai cara agar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik sehingga mempengaruhi pengetahuan dan sikapnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik adalah dengan memperbaiki pendekatan belajarnya sepertihalnya dalam pemilihan media pembelajaran. Hal ini dianggap penting karena fungsi media dalam kegiatan pembelajaran dianggap tidak hanya sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Menggunakan media dalam proses pembelajaran sangat diperlukan, terutama pada pembelajaran PKn. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas interaksi antara guru dan peserta didik. Sekalipun “tidak ada suatu media maupun metode manapun yang berperan sebagai obat mujarab (panacea) untuk mengatasi seluruh permasalahan pembelajaran”. Heinich, (Warsita, 2008: 281)


(8)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `6 Media pembelajaran memiliki fungsi untuk menimbulkan gairah belajar,

mempersamakan pengalaman, meningkatkan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Sardiman (1995). Tetapi di satu sisi, beberapa tempat pembelajaran seperti sekolah, sanggar, dan sebagainya menunjukkan penggunaan media tidak memberikan hasil yang optimal terhadap peningkatan minat dan hasil belajar peserta didik hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Pendidik tidak tahu cara menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran

2. Penggunaan media pembelajaran oleh pendidik sangat terbatas dan tidak substansif sehingga dirasakan kurang membantu dalam penguasaan bahan ajar

3. Kurang variatifnya media pembelajaran sehingga media pembelajaran sangat membosankan. (Mulyanta dan Leong. 2009: 3)

Untuk itu agar penggunaan media dapat mencapai tujuan yang diharapkan sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih bermakna, maka dibutuhkan media pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik, sehingga proses pembelajaran lebih berjalan menarik, efektif dan menyenangkan. Dengan demikian dibutuhkan kecermatan bagi guru PKn dalam memilih serta menggunakan media pembelajaran.

Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan media memperlihatkan hasil yang konsisten terhadap kualitas pembelajaran. Dengan demikian para ahli selalu berusaha mengembangkan media sebagai solusi alternatif dalam memecahkan permasalahan pembelajaran, sepertihalnya meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik. Dan salah satu bentuk upaya dalam mengembangkan media pembelajaran adalah dengan menggabungkan


(9)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `7 unsur teknologi dan pembelajaran yang dikemas menjadi satu bagian sehingga

menjadikan sebuah media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi.

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran sangatlah sejalan dengan pendidikan di abad 21 ini. Untuk itu berbagai macam media pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi terus dikembangkan. Salah satu media pembelajaran yang dikembangkan adalah multimedia interaktif. Program ini merupakan satu program yang memproduksi multimedia yang menggunakan lebih dari satu media sepertihyalnya teks, grafik, animasi, audio, video dan gambar untuk tujuan komunikasi yang diintegrasikan dengan komputer.

Begitu banyaknya keunggulan dari multimedia interaktif ini dibandingkan dengan media lainnya membuat para pengembang multimedia sepertihalnya Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud secara terus menerus mengembangkan dan memproduksi program multimedia pada semua mata pelajaran. Pada mata pelajaran PKn sendiri selain yang dikembangkan oleh Pustekkom Kemendikbud, media ini juga dikembangkan oleh Direktorat PSMP yang ditayangkan dalam TV edukasi berbentuk model film animasi. Selain itu beberapa lembaga lain seperti PT Pustaka Media dan Ed-Link serta beberapa guru PKn seperti Kepala SMP 108 Jakarta juga telah mengembangakan media pembelajaran multimedia interaktif PKn pada tingkat SMP ini.

Tetapi memang media pembelajaran multimedia interaktif PKn ini jumlahnya tidak begitu banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lain, hal dikarenakan memang masih belum banyaknya lembaga-lembaga pendidikan yang


(10)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `8 memberikan perhatian untuk mengembangkan media ini serta keterbatasan

kemampuan guru PKn pada teknologi dan informasi juga turut memberikan kontribusi minimnya media ini. Padahal kebutuhan akan media ini pada pembelajaran PKn sangatlah tinggi. Hal ini cukuplah beralasan mengingat guru bukan satu-satunya sumber belajar serta tuntutan pemanfaatan teknologi pada pembelajaran di sekolah.

Media pembelajaran multimedia interaktif ini memang memiliki keunggulan dibandingkan dengan media-media lainnya. Beberapa hasil penelitian mengenai keunggulan multimedia interaktif dalam pembelajaran seperti halnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menunjukkan bahwa :

Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multimedia (MP-PAI-BMI) memiliki keunggulan dalam meningkatkan pencapaian hasil pembelajaran baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik terutama pada materi akidah ahlak Al Qur’an yang dikemas dalam bentuk animasi sangat membantu peserta didik dalam memahami konsep, defenisi dan fakta serta keterampilan membaca dan menulis huruf Arab. Penyampaian materi akidah/akhlak dan Tulis Baca Huruf Al-Qur’an melalui animasi meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan perhatian dan konsentrasi yang tinggi. Rusdi, (2010: 14)

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Yusrizal (2008) meneliti tentang penggunaan multimedia dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan multimedia dengan tradisional, serta adanya peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan multimedia


(11)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `9 dibandingkan dengan tradisional. Selain keunggulan dari multimedia ini, menurut

Suryadi (dalam Djahiri, 2006: 43) mengemukakan:

…menggunakan teknologi dalam proses belajar selain (mengefisienkan), juga menyenangkan karena peserta didik berinteraksi dengan warna-warna, gambar, suara, video, dan sesuatu yang instan. Situasi dan kondisi yang menyenangkan inilah yang sebenarnya menjadi faktor yang sangat penting dan esensial untuk mencapai efektivitas belajar. Teknologi mampu membangkitkan emosi positif dalam proses belajar. Kemudian media ini juga dapat membantu menciptakan kondisi belajar yang kondusif secara mental. Peran penting dari hadirnya teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran menurut Suryadi, (Djahiri K. 2006: 43) adalah “mempermudah dan mempercepat pekerjaan peserta didik, serta tentu saja memberi keterampilan menggunakan teknologi tinggi (advanced skill)”.

Sekaitan dengan itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Pike (dalam Silberman, 2004: 17) mengemukakan “dengan menambahkan media visual pada pemberian pelajaran, ingatan akan meningkat dari 14 hingga 38 persen. Penelitian ini juga menunjukkan adanya peningkatan hingga 200 persen ketika digunakan media visual dalam mengajarkan kosa kata”. Pada pembelajaran PKn, Wahab dan Sapriya (2011: 336) mengemukakan “Bahan materi audiovisual merupakan pendekatan yang menarik dan efisien dalam menyampaikan informasi. Presentasi menggunakan audiovisual dapat menyederhanakan gagasan atau informasi yang abstrak menjadi konkret/nyata sehingga mudah diserap oleh peserta didik”

Dari beberapa pendapat dan hasil penelitian di atas, dapatlah kita ketahui bahwa media pembelajaran multimedia interaktif sangat penting dalam pembelajaran khususnya PKn. Untuk itu dengan menggunakan media ini


(12)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `10 diharapa minat dan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Hal ini sangatlah

sejalan dengan permasalahan kondisi pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung dimana masih rendahnya perhatian peserta didik untuk mengikuti pelajaran PKn sehingga hal ini berdampak pada hasil belajar PKn peserta didik.

Di satu sisi, guru PKn sudah melakukan berbagai upaya dalam membangkitkan minat peserta didik melalui berbagai macam strategi pembelajaran. Tetapi hasil yang ditunjukkan peserta didik tetap tidak memberikan perhatian penuh terhadap pembelajaran yang dilakukan di kelas. Untuk itu peneliti mencoba melalui inovasi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif ini, yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik pada pelajaran PKn. Reformasi pembelajaran melalui multimedia interaktif pada hakekatnya ingin memperbaiki cara belajar agar anak didik lebih cerdas, kreatif, kritis, dan lebih bijaksana dalam berpikir dan bertindak. Untuk itu melalui media pembelajaran multimedia interaktif ini diharapkan mata pelajaran PKn menjadi mata pelajaran yang powerfull serta bermakna bagi peserta.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Didasarkan oleh uraian latar belakang di atas, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat dan hasil belajar PKn. Salah satu faktor yang diduga kuat berkontribusi terhadap minat dan hasil belajar peserta didik yaitu pendekatan pembelajaran yang salah satunya menggunakan media melalui pemanfaatan teknologi. Pembaruan pendekatan dan pemanfaatan teknologi (ICT)


(13)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `11 untuk pembelajaran merupakan dua elemen reformasi pembelajaran untuk

mencapai efektivitas pembelajaran yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang dan pemikiran sebagaimana diuraikan di atas, penelitian ini difokuskan pada pengembangan media pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi terhadap minat dan hasil belajar peserta didik dalam mempelajari PKn di SMP Pasundan 1 Bandung.

2. Rumusan Masalah

Untuk lebih mempermudah pembahasan maka secara rinci rumusan masalah adalah sebagai berikut

a. Bagaimana kondisi pembelajaran PKn selama ini di SMP Pasundan 1 Bandung?

b. Bagaimana cara pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual?

c. Bagaimana cara mengimplementasikan media pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual?

d. Apakah terdapat peningkatan minat belajar peserta didik pada pelajaran PKn sesudah menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif?

e. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik pada pelajaran PKn sesudah menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif?

3. Variabel Penelitian

Dari identifikasi dan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : Variabel bebasnya adalah Media


(14)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `12 pembelajaran multimedia interaktif (X). Sedangkan yang menjadi variabel terikat

pertamanya (Y1) adalah Minat peserta didik belajar dan variabel terikat keduanya (Y2) adalah Hasil belajar PKn

Sesuai perumusan masalah, maka pola hubungan antar variabel penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Gambar 1.2

Hubungan Antara Variabel C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran multimedia interaktif sehingga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memperoleh gambaran tentang kondisi pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung.

2. Memperoleh gambaran bagaimana cara pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual

Media Pembelajaran Multimedia Interaktif

(X)

Minat Peserta didik belajar

(Y1)

Hasil Belajar PKn (Y2)


(15)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `13 3. Memperoleh gambaran bagaimana cara mengimplementasikan media

pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual

4. Mengkaji apakah ada peningkatan minat belajar peserta didik pada pelajaran PKn setelah digunakannya media pembelajaran multimedia interaktif?

5. Mengkaji apakah ada peningkatan hasil belajar peserta didik pada pelajaran PKn setelah digunakannya media pembelajaran multimedia interaktif?

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat :

1. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam mengembangkan media pembelajaran, khususnya media pembelajaran multimedia interaktif PKn

2. Melalui media pembelajaran multimedia interaktif merupakan sebagai langkah melaksanakan reformasi pembelajaran PKn agar lebih menarik dan bermutu. 3. Sebagai sumbangan pemikiran dalam meningkatan minat dan hasil belajar

PKn khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama/MTs Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat :

1. Penentu Kebijakan; sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk menentukan langkah, dalam upaya meningkatkan mutu dan profesionalisme guru.

2. Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK), sebagai sumbangan pemikiran dan informasi, agar dapat mencetak tenaga pendidikan yang lebih professional yakni tenaga pendidik yang dapat memanfaatkan IT dalam proses pembelajaran.


(16)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `14 3. Pustekkom Depdiknas, sebagai masukan untuk dapat lebih banyak

mengembangkan media pembelajaran pada semua mata pelajaran, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Serta mendistribusikan media pembelajaran ini ke seluruh sekolah yang ada di Indonesia, sehingga media ini dapat dinikmati oleh banyak peserta didik dan guru.

4. Para guru (khususnya guru PKn), yang merupakan komponen sentral di lapangan dalam proses pembelajaran, sebagai wawasan dan pengetahuan dalam rangka mengembangkan proses pembelajaran PKn agar lebih bermakna, terutama dalam meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran PKn

E. Struktur Organisasi Tesis

Tesis yang nantinya akan dikembangkan terdiri dari 5 bab, yakni: bab pertama pendahuluan, bab kedua kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Bab ketiga adalah metode penelitian, bab keempat adalah hasil dan pembahasan penelitian, serta bab kelima adalah kesimpulan dan rekomendasi.

Pada bab pendahuluan secara rinci akan mendeskripsikan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, defenisi operasional, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Pada bab kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian, terlebih dahulu peneliti akan mendeskripsikan tentang kajian-kajian atau teori-teori mengenai Pendidikan kewarganegaraan, minat dan hasil belajar serta media pembelajaran, multimedia


(17)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu `15 interaktif serta beberapa penelitian terdahulu sebagai pendukung serta penelitian

ini. Untuk memperjelas apa yang menjadi permasalahan yang akan peneliti teliti maka peneliti akan mendeskripsikan kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.

Bab selanjutnya adalah metode penelitian penelitian. Pada bab ini terdiri atas uraian lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, defenisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan serta teknik analisis data.

Pada bab empat selanjutnya mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan. Tiga hal yang peneliti lakukan pada bab ini, yang pertama peneliti mencoba mendeskripsikan serta melakukan pembahasan pada hasil penelitian survai awal, yang kedua peneliti akan menguraikan mengenai pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual. Pada tahap yang ketiga, peneliti akan melakukan analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian serta pembahasan atau temuan penelitian. Pada bab kelima selanjutnya peneliti akan mendeskripsikan kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab ini peneliti mencoba untuk menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(18)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 95

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab metode penelitian peneliti akan menyajikan mengenai lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, defenisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta analisis data. Berikut hasil penyajiannya.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Pasundan 1 Bandung. Jl. Pasundan No. 32. Bandung Jawa Barat. Adapun beberapa pertimbangan dalam menentukan lokasi penelitian adalah sebagai berikut :

a. SMP Pasundan 1 Bandung merupakan SMP tertua yang terletak kota Bandung, sehingga besarnya animo masyarakat yang masuk pada sekolah ini. b. Hasil dialog dengan para guru PKn di SMP Pasundan 1 Bandung mengemukakan masih rendahnya minat dan hasil belajar peserta didik pada pelajaran PKn. Hal ini dibuktikan melalui hasil ulangan harian/semester kelas c. Adanya kesiapan dan sambutan positif dari guru PKn dan kepala Sekolah

dalam rangka penelitian ini, sehingga diharapkan penelitian ini berjalan lancar dan memperoleh data yang objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.

d. Sebagai tahapan persiapan SMP Pasundan 1 Bandung dalam memasuki sistem pembelajaran e-learning pada tahun 2012.


(19)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 96

2. Subjek Penelitian

Karena penelitian ini adalah penelitian research and development (R&D) yang terdiri atas tahapan penelitian, maka yang menjadi subjek penelitian disesuaikan dengan tahap penelitian tersebut yakni:

a. Pada tahap survai awal (prasurvey). Untuk mencari informasi mengenai kondisi pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 adapun yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas VII di SMP Pasundan 1 Bandung, serta guru PKn. Sedangkan untuk mencari informasi mengenai cara pembuatan dan cara mengimplementasikan media pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual adapun yang menjadi subjek penelitiannya adalah ahli media dan ahli materi PKn yang masing-masing berjumlah 1 orang.

b. Pada tahap uji coba

Pada uji coba terbatas (kelompok kecil) adapun yang menjadi subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas VII-C yang berjumlah 39 orang. Sementara untuk uji coba luas (sampel besar) adapun yang menjadi subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas VII-E, VII-F dan VII-G yang dipilih berdasarkan tingkatan hasil belajar yang berjumlah 118 orang dengan rekapitulasi sebagai berikut :

Tabel 3.1

Rekapitulasi Subjek Penelitian Kelompok Besar

No Kelas Jumlah Peserta didik Kategori Hasil Belajar PKn

1 VII-E 40 Tinggi


(20)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 97

3 VII-G 40 Rendah

Total Sampel 118

Sumber: Hasil belajar PKn pada semester sebelumnya serta hasil diskusi

dengan guru PKn kelas VII di SMP Pasundan 1 Bandung

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang dikenal dengan singakatan R&D. Borg and Gall (1989) memberikan defenisi research and development (R&D) sebagai “a

procces used to develop and validate educational products”. Hal senada dikemukakan oleh Sugiyono, (2011: 297) metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah “metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.” Dari beberapa defenisi ini dapatlah kita mengambil pengertian bahwa penelitian dan pengembangan ini merupakan rangkaian langkah penelitian yang terdiri atas beberapa tahapan sampai akhirnya dapat menghasilkan produk pendidikan.

Penelitian dan pengembangan (R&D) dipandang cocok untuk digunakan, karena tujuan dari penelitian ini bukan hanya menemukan media yang baru tetapi berupaya menerapkan/mengujicobakan media tersebut pada pembelajaran PKn. Pendekatan penelitian dan pengembangan ini memiliki keunggulan ditinjau dari segi prosedurnya yang sistematis dan sangat memperhatikan situasi dan kondisi nyata di sekolah.

Dalam pelaksanaannya, Borg and Gall (1989) mengemukakan sepuluh aktivitas atau tahapan penelitian yaitu:

1. Penelitian dan pengumpulan informasi (research and information collection) termasuk di dalamnya review literatur, observasi kelas,


(21)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 98 pengumpulan informasi mengenai data lapangan berdasarkan studi

awal dan studi literatur yang menunjang terhadap peningkatan hasil belajar.

2. Perencanaan (planning), termasuk di dalamnya mendefenisikan keterampilan menetapkan tujuan, menentukan urutan pembelajaran, dan uji kemungkinan dalam skala kecil.

3. Mengembangkan bentuk-bentuk pendahuluan (develop preliminary form of product) termasuk dididalamnya persiapan materi belajar, buku-buku yang digunakan, media dan evaluasi. Mengembangkan bentuk awal model yang dimaksud adalah menyusun model pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif

4. Uji coba pendahuluan (oreliminary field testing)

5. Revisi terhadap produk utama (main product revision), didasarkan atas hasil ujicoba pendahuluan tentang pengembangan media pembelajaran untuk bahan uji coba luas.

6. Uji coba luas (main field testing),

7. Perbaikan hasil uji coba luas (operational product revision), perbaikan model pembelajaran ini dilakukan berdasarkan hasil uji coba utama/terbatas.

8. Uji coba operasional (operational field testing).

9. Revisi/perbaikan produk akhir (final product revision) berdasarkan hasil uji coba luas

10.Disseminasi dan distribusi (dissemination and distribution); yaitu penyebaran dan distribusi, pada langkah ini dilakukan monitoring sebagai kontrol terhadap kualitas produk.

Berdasarkan langkah-langkah dari Borg and Gall di atas dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan, tahap-tahap penelitian dan pengembangan ini dapat disederhanakan menjadi tiga tahap mengacu pada pendapat Sukmadinata (2008: 184) yang mengemukakan “secara garis besar langkah penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Sukamadinata dan kawan-kawan terdiri atas tiga tahap, yaitu 1). studi pendahuluan, 2). pengembangan model; dan 3). uji coba model/validasi”.

Selanjutnya dari ketiga tahapan tersebut tidak penulis lakukan secara keseluruhan, sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2008: 187) bahwa “untuk


(22)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 99 peneliti dari program strata dua (S2) atau penyusunan tesis, kegiatan penelitian

dan pengembangan dapat dihentikan sampai dihasilkan model final, tanpa pengujian validasi untuk sampel besar”. Berikut tahapan penelitian dan pengembangan (R&D) yang akan peneliti lakukan.

1. Tahap studi pendahuluan

Ada dua kegiatan yang dilakukan dalam studi pendahuluan ini yaitu studi kepustakaan dan survai awal. Studi kepustakaan dilakukan untuk mempelajari dan mengkaji landasan-landasan teoritis dari model yang akan dikembangkan. Sedangkan survai awal (prasurvey) dilakukan untuk memperoleh gambaran

STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN

MEDIA/PRODUK

Studi Kepustakaan dan

Survai Awal

Draf Media

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

Diadopsi dari Syaodih (2002)

Uji Coba Terbatas (kel. Kecil)

Uji Coba Lebih Luas (Kel. Besar)

Model Final Hipotesis


(23)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 100 mengenai kondisi pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung. Untuk

mengetahui kondisi pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung, Adapun aspek-aspek yang diteliti dalam survai awal ini (1) persiapan mengajar, (2) kegiatan pembelajaran, (3) penggunaan media, metode dan penilaian pembelajaran PKn. Hasil dari survai awal/prasurvey ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan media pembelajaran multimedia interaktif pada pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung.

2. Pengembangan Media pembelajaran

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang mengacu pada landasan-landasan teori dan hasil kajian pustaka maka disusun draf awal media pembelajaran multimedia interaktif yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan. Tetapi sebelum melakukan pengembangan peneliti terlebih dahulu akan mencari informasi secara konseptual tentang bagaimana proses pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif, adapun aspek-aspek yang akan peneliti peroleh adalah (1) pengertian, elemen, kelebihan dan kekurangan multimedia interaktif, (2) langkah-langkah yang harus dilakukan serta perangkat yang dibutuhkan daam pembuatan multimedia interaktif, (3) materi pembelajaran PKn yang tepat untuk dikembangkan, (4) dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun naskah materi, gambar serta evaluasi.

Untuk mencari informasi tentang bagaimana mengimplementasikan media pembelajaran multimedia interaktif secara konseptual, adapun aspek-aspek


(24)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 101 yang akan diteliti adalah (1). kemampuan khusus/pemahaman komputer guru dan

peserta didik, (2). perangkat atau fasilitas yang harus dimiliki serta spesifikasinya. Untuk mendapatkan kedua informasi di atas, peneliti akan melaksanakan wawancara dengan ahli multimedia (media expert judgement) yakni orang yang berkompeten dalam pembuatan media pembelajaran multimedia interaktif (ahli Informasi Teknologi/IT) serta ahli materi (conten expert judgement) yakni orang yang ahli dalam pembelajaran PKn.

Kemudian setelah memiliki Draf awal media, langkah selanjutnya adalah melakukan di reviw melalui diskusi bersama para pembimbing dan teman-teman sejurusan sehingga menghasilkan draf model. Draf model yang dikembangkan kemudian dinilai oleh ahli materi dan ahli media.

3. Uji Coba Media

Draft model yang telah dilakukan validasi oleh expert kemudian diuji cobakan secara terbatas (kelompok kecil) untuk melihat kelebihan dan kelemahan dari model yang dikembangkan melalui pengamatan sampai dengan ditemukan model yang sesuai dengan kondisi lapangan. Hasil dari pengamatan ini digunakan sebagai bahan untuk merevisi media yang akan diujicobakan pada tahap berikutnya yakni pada tahap uji coba luas (kelompok besar). Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan minat dan hasil belajar PKn setelah menggunakan media pembelajaran multimedia.

Sebelum peserta didik belajar dengan menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif, terlebih dahulu setiap peserta didik diberikan pretest untuk


(25)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 102 mengetahui hasil belajarnya serta mengisi angket untuk mengetahui minat belajar

peserta didik selama ini. Kemudian setelah peserta didik belajar dengan menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif maka setiap peserta didik diberikan postest sebagai alat ukur untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil dan minat belajar peserta didik setelah menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif.

C. Defenisi Operasional

Setiap batasan memiliki makna yang berbeda dan lapangan studi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk memperoleh tafsiran dan penjelasan, maka penulis memberikan defenisi operasional atas variabel penelitian sebagai berikut : a. Media Pembelajaran Multimedia Interaktif adalah media berbasis teknologi

yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran yang merupakan gabungan elemen dasar suara, gambar, teks, video dan animasi, yang memiliki kesesuaian dengan karakteristik peserta didik sehingga peserta didik diberikan kemudahan dalam memahami materi pembelajaran serta memberikan kemanfaatan dan ketertarikan bagi peserta didik untuk belajar.

b. Minat Peserta didik Belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar seorang peserta didik untuk belajar, dengan memperlihatkan aspek perhatian (atensi), percayaan diri (confidence),


(26)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 103 kepuasan (satisfaction) dan kesesuaian (relevansi) pada proses pembelajaran

yang diterima.

c. Hasil Belajar PKn adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menempuh proses belajar yang mencakup aspek diri peserta didik, baik berupa pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara (aspek kognitif), kepribadian (aspek afektif) serta perilaku berkepribadian (keprilakuan).

D. Instrumen Penelitian

Didalam sebuah penelitian, dibutuhkan alat ukur yang biasanya dinamakan instrumen penelitian. Sugiyono (2008: 148) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Karena penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D) maka instrumen penelitian terdiri atas instrumen kualitatif dan instrumen penelitian kuantitatif.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dan pengembangan ini disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan langkah-langkah penelitian yaitu pada tahap pendahuluan yakni melalui survai awal penelitian maka disusunlah pedoman wawancara serta instrumen untuk observasi kelas. Pada tahap pengembangan media dikembangkanlah instrumen angket (desk evaluation), Sedangkan pada tahap uji coba media maka disusunlah angket media pembelajaran multimedia interaktif dan minat belajar, serta instrumen hasil belajar


(27)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 104 PKn peserta didik yang tercakup didalamnya tes dan skala sikap. Berikut

diuraikan instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Pedoman Wawancara

Sugiyono, (2011:137) mengemukan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil”. Pendapat Sugiyono ini sesuai dengan apa yang

menjadi tujuan peneliti, yakni melalui survai awal peneliti ingin mengetahui tentang kondisi pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung serta cara pengembangan dan mengimplementasikan media pembelajaran multimedia interaktif.

b. Instrumen Angket

Angket (self administreted questionare) adalah salah satu alat untuk menjaring data. Ada tiga angket yang dikembangkan dalam penelitian ini yang digunakan pada tahap survai awal mengenai pengembangan media yaitu:

a. Angket untuk ahli media dan ahli materi (expert judgement). Untuk ahli media terdiri dari 10 butir pernyataan. Sedangkan untuk ahli materi terdiri atas 8 butir pernyataan. Angket ini digunakan untuk menjaring data yang berhubungan dengan penilaian para ahli tentang media pembelajaran yang dihasilkan. Aspek yang akan dinilai melalui oleh ahli media adalah keefektifan dan keefisienan media, reliabilitas dan usabilitas, sistem navigasi,


(28)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 105 desain tampilan latar serta pemilihan warna, serta software yang digunakan.

Sementara aspek yang akan dinilai oleh ahli materi adalah, kejelasan tujuan pembelajaran, relevansi tujuan pembelajaran, kesesuaian materi, naskah, gambar dan video dengan tujuan pembelajaran, interaktivitas, kontekstualitas dan aktualitas, serta kesesuaian evaluasi dan tujuan pembelajaran.

b. Angket untuk guru mengenai respon guru terhadap media pembelajaran multimedia interaktif yang telah digunakan, terdiri atas jenis multimedia interaktif, kesesuaian dan kemudahan, serta kemanfaatan dan kemanarikan yang berjumlah 14 butir pernyataan.

c. Angket untuk peserta didik yang terdiri atas respon peserta didik terhadap multimedia interaktif yang terdiri dari aspek elemen multimedia, kesesuaian dan kemudahan, serta kemanfaatan dan kemanarikan. Angket respon peserta didik pada multimedia ini terdiri atas 14 pernyataan. Selanjutnya adalah angket minat belajar peserta didik terdiri dari aspek perhatian (atensi), kesesuaian (relevansi), percaya diri (confidence) dan kepuasan (satisfication), yang keseluruhannya terdiri atas 21 butir pernyataan.

c. Instrumen Observasi

Observasi merupakan alat untuk mengumpulkan data dengan tujuan-tujuan tertentu. Observasi memungkinkan penyelidik mengamati dari dekat gejala penyelidikan, peneliti dapat mengambil jarak sebagai pengamat semata-mata, atau melibatkan diri dalam situasi yang ditelitinya atau secara aktif berpartisipasi. (Surakhmad, 1980). Dalam penelitian ini peneliti ikut melibatkan diri


(29)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 106 berpartisipasi aktif dalam situasi yang sedang diobservasi/diamati selama proses

terjadi dalam situasi yang sebenarnya. Instrumen observasi dilakukan untuk melihat secara langsung proses pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung serta melihat efektivitas penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif oleh peserta didik.

d. Instrumen Hasil Belajar

Instrumen hasil belajar dikembangkan dalam bentuk test, skala kepribadian, dan pengamatan. Hal ini dikarenakan di dalam PP 19 Pasal 64 ayat (7) dikatakan bahwa hasil belajar PKn terdiri atas pemahaman terhadap hak dan kewajiaban/tes kewarganegaraan (diukur dengan menggunakan soal pilihan berganda yang berjumlah 30 butir pertanyaan), Kepribadian, (diukur dengan menggunakan skala kepribadian yang berjumlah 50 butir pertanyaan), serta perilaku berkepribadian, (lembar pengamatan oleh guru yang terdiri atas 7 komponen perilaku kepribadian).

E. Proses Pengembangan Instrumen 1. Pengujian Intsrumen Kuantitatif a. Uji Validitas

Dikatakan instrumen yang valid apabila alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. (Sugiyono, 2011:121). Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Surapranata, 2004:50). Validitas tes


(30)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 107 dibutuhkan untuk mengetahui kualitas tes yang akan digunakan untuk mengukur

sesuatu yang akan kita ukur.

Setelah dilakukannya validitas isi dan konstruksi, langkah penelitian selanjutnya melakukan validitas eksternal, dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang ada di lapangan (Sugiyono, 2011:129). Uji coba pada validitas eksternal ini menggunakan sampel yaitu 30 orang peserta didik kelas VII di SMP 43 Bandung. Alasan pemilihan sampel ini berdasarkan kesamaan karakteristik di SMP Pasundan 1 sebagai lokasi penelitian, baik tempat, akreditasi “A” yang diperoleh sekolah, prestasi, dan sebagainya. Salah satu cara untuk menentukan vaiditas ini adalah dengan menggunakan korelasi product moment dengan simpangan yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :

= ( � �)−( � �)

2

� 2 �2 − � 2

Dimana :

rxy : koefisien korelasi x dan y (nilai validitas soal)

n : banyak data

Xi : Data X ke-I (Skor Tiap Soal Responden ke-i)


(31)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 108

� : Jumlah data X ke-i � : Jumlah data Y ke-i

Untuk menentukan valid atau tidaknya sebuah soal, maka nilai koefisien korelasinya harus diuji dengan statistic uji-t

= ( −2)

1− 2

Dimana :

t : statistic uji-t (nilai t-hitung) r : koefisien korelasi (nilai validitas) n : banyaknya responden

Setelah didapatkan nilai t-hitung, kemudian dibandingkan dengan t-tabel. Dimana nilai t-tabel diperoleh dari daftar peluang t dengan taraf signifikansi � dan derajat kebebasan n – 2. Kriterianya adalah koefisien korelasi berarti (valid) jika t-hitung > t-tabel. Berikut hasil uji validasi pada penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar PKn peserta didik pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Untuk instrumen hasil belajar pada aspek pemahaman hak dan kewajiban, setelah dilakukan uji validasi ternyata butir soal yang tidak valid sebanyak 7 item, instrumen hasil belajar pada aspek skala kepribadian setelah dilakukan uji coba intsrumen yang tidak valid sebanyak 10 item. Sedangkan pada angket variabel minat belajar setelah dilakukan uji validasi bahwa instrumen yang tidak valid


(32)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 109 sebanyak 2 butir pernyataan. Instrumen yang valid akan digunakan sebagai

instrumen penelitian sesungguhnya, sedangkan instrumen yang tidak valid maka harus diperbaiki kembali atau bahkan dibuang. Instrumen yang telah diperbaiki kemudian akan didiskusikan kembali oleh pembimbing tesis.

Untuk angket penilaian multimedia interaktif expert judgement, serta angket media pembelajaran multimedia interaktif yang akan diisi oleh guru dan peserta didik, validasi dilakukan dengan mengkonsultasikannya dengan pembimbing tesis dan orang yang ahli pada bidangnya.

b. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005: 267). Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. (Sugiyono, 2005: 273).

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian, dapat digunakan Teknik Belah Dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrument nomor ganjil dan kelompok instrument nomor 5 genap. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap dicari


(33)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 110 korelasinya dengan menggunakan rumus Pearson Product Momen. setelah itu,

reliabilitas dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

1 = 2 1 + 12 Dimana :

r11 : koefisien Reliabilitas

r12 : korelasi antara 2 kelompok belahan (genap-ganjil)

r12 diperoleh dari rumus korelasi berikut:

12 =

( 1 2)−( 1 2)

12− 1 2 22− 2 2 Dimana :

r12 : korelasi antara X1 (belahan pertama) dan X2 (belahan kedua) X1 : Kelompok belahan pertama

X2 : Kelompok belahan kedua

Pemberian interprestasi terhadap reliabilitas ( 1) Umumnya digunakan standar reliabilitas 1uji coba sama dengan atau lebih dari 0,70 yang berarti hasil uji coba tesnya memiliki reliabilitas kurang (un-reliable). Kriteria besarnya reliabilitas adalah sebagai berikut :

0,80 Sampai dengan 1,00 : Sangat tinggi 0,60 Sampai dengan 0,79 : Tinggi 0,40 Sampai dengan 0,59 : Cukup 0,20 Sampai dengan 0,39 : Rendah


(34)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 111 Setelah dilakukan uji coba instrumen dan kemudia dilakukan tabulasi data

pada penelitian yang berjudul pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar PKn peserta didik pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan, maka untuk instrumen hasil belajar pada aspek pemahaman hak dan kewajiban, memiliki reliabilitas 0,81%. Mengacu pada tabel di atas maka reliabilitas pada instrumen tersebut masuk kategori sangat tinggi. Artinya instrumen tersebut cukup reliabel bila digunakan untuk pengukuran dalam pengumpulan data penelitian.

Untuk instrumen hasil belajar pada aspek skala kepribadian, setelah dilakukan uji coba intsrumen, maka pada skala ini memiliki tingkat reliabilitas 0,97%. Mengacu pada tabel di atas maka reliabilitas pada instrumen tersebut masuk kedalam golong sangat tinggi. Artinya instrumen tersebut cukup reliabel bila digunakan untuk pengukuran dalam pengumpulan data penelitian. Sedangkan pada angket variabel minat belajar, setelah dilakukan uji reliabilitas maka ditemukan 0,82%. Mengacu pada tabel di atas maka reliabilitas pada instrumen tersebut masuk kedalam kategori sangat tinggi.


(35)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 112 Berdasarkan hasil uji daya beda yang dilakukan terhadap variabel Y2 yaitu

hasil belajar PKn pada sub variabel tes pengetahuan hak dan kewajiban, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Daya Pembeda Pada Tes Hasil Belajar Peserta didik

Soal DP Keterangan Soal DP Keterangan Soal DP Keterangan

1 0.25 Cukup 11 0.625 Baik 21 0.625 Baik

2 0.25 Cukup 12 0.25 Cukup 22 0.625 Baik

3 0.125 Jelek 13 0.375 Cukup 23 0.25 Cukup

4 0.5 Baik 14 0.125 Jelek 24 0.5 Baik

5 0.375 Cukup 15 0.5 Baik 25 0.375 Cukup

6 0.25 Cukup 16 0 Sangat Jelek 26 0.125 Jelek

7 0.375 Cukup 17 0.25 Cukup 27 0.25 Cukup

8 0.625 Baik 18 -0.375 Sangat Jelek 28 0.375 Cukup

9 0.25 Cukup 19 -0.375 Sangat Jelek 29 0.125 Jelek

10 0.375 Cukup 20 0.375 Cukup 30 0 Sangat Jelek

Ket: DP = Daya Pembeda

Tabel di atas menunjukkan kriteria daya pembeda pada tes hasil belajar peserta didik. Kemudian untuk melihat persentase daya pembeda setiap soal maka kita dapat melihatnya pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3

Persentase Daya Pembeda Pada Tes Hasil Belajar Peserta didik

Keterangan N %

SJ Sangat Jelek 4 13.3%

J Jelek 4 13.3%

C Cukup 15 50%

B Baik 7 23.3%

SB Sangat Baik 0 0%


(36)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 113 Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 4 pertanyaan

harus dibuang, 4 pertanyaan dianggap jelek harus diperbaiki, dan 15 pertanyaan dianggap cukup serta 7 pertanyaan dianggap baik yang tetap dipertahankan.

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu butir soal menunjukkan apakah butir soal tersebut tergolong sukar, sedang atau mudah. Persamaan yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi menjawab benar adalah:

�= � � Surapranata (2006: 12)

P = indeks tingkat kesukaran

= banyaknya peserta tes yang menjawab dengan benar � = skor maksimum

� = jumlah peserta tes

Kriteria indeks kesukaran butir soal yang digunakan menurut Surapranata (2006: 21) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

0,00 < P ≤ 0,30 = Sukar 0,30 < P ≤ 0,70 = Sedang 0,70 < P ≤ 1,00 = Mudah

Setelah dilakukan tabulasi data, khsusnya tes pemahaman hak dan kewajiban dalam bentuk tes pilihan ganda, dari 30 soal maka diperoleh soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi adalah 1 soal (3,3%), sukar 3 (10%), sedang 13 soal (43%) dan soal yang tergolong mudah adalah 12 soal (40%), dan sangat mudah 1 (3%).


(37)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 114

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan di dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi, adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung dengan menggunakan alat observasi terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki. Observasi ini digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung serta memperoleh data tentang pelaksanaan penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif.

2. Wawancara, digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan pandangan guru dan peserta didik berkaitan proses pembelajaran PKn yang selama ini di SMP Pasundan 1 Bandung serta cara pengembangan dan implementasi multimedia interaktif secara konseptual. 3. Angket, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. (Sugiyono, 2008: 142). Pada penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan respon guru dan peserta didik terhadap media pembelajaran multimedia interaktif, minat belajar PKn peserta didik selama ini dan sesudah menggunakan media serta penilaian multimedia interaktif oleh ahli materi dan ahli PKn.


(38)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 115 4. Studi dokumentasi, untuk memperoleh beberapa teori yang mendasari

beberapa penelitian ini diperlukan adanya buku-buku, majalah, artikel dan lain sebagainya yang relevan dengan masalah yang diteliti. Studi dokumentasi juga digunakan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar mata pelajaran PKn di SMP, serta mencoba mengkaji rencana pelajaran yang selama ini dibuat oleh guru PKn di SMP Pasundan 1 Bandung.

5. Dokumentasi atau foto, digunakan dalam penelitian ini agar dapat merekam peristiwa-peristiwa penting atau untuk merekam aspek kegiatan di kelas yang meliputi seluruh aktivitas peserta didik dengan tujuan untuk memperjelas atau memperkuat data dari hasil observasi dan dapat juga membantu data-data lainnya yang sangat penting

6. Penilaian, digunakan untuk memperoleh data tentang hasil evaluasi analisis landasan dan konsep, flowchart view, story board dan pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif, sekaligus untuk mengetahui keterpakaian produk dalam pembelajaran

7. Tes hasil belajar. Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif. Tes berupa pilihan berganda untuk mengukur pemahaman peserta didik akan hak dan kewajiban, serta skala kepribadian untuk mengukur kepribadian peserta didik.


(39)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 116

1. Data Kualitatif

Pada hasil survey awal penelitian analisis data yang akan dipakai adalah analisis data dari Miles dan Huberman (1992:16-18) terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : Reduksi data, penyajian data/display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

Bagan 3.2 Komponen-komponen Analisis Data

(Miles dan Huberman, 1992:20)

Bagan di atas menjelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama pengumpulan data (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi) merupakan proses siklus interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi Data

Pengumpulan Data

Kesimpulan: penarikan/verifikasi Reduksi

data

Penyajian data


(40)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 117

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan traspormasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh jumlahnya cukup banyak, sehingga memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok dan penting.

Selama proses reduksi data peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai pada pelaporan penelitian selesai. Reduksi data merupakan yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti. Reduksi data ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data sesuai dengan aspek-aspek permasalahan penelitian. Dengan cara melakukan pengelompokkan tersebut maka peneliti dapat dengan mudah menentukan unit-unit analisis data penelitiannya.

2. Display Data

Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan aspek-aspek penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan akan dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan. Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif,


(41)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 118 penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan cara bertahap. Pertama, manarik

kesimpulan sementara atau tentatif, namun seiring dengan bertambahnya data maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Kedua, verifikasi data juga dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dari pihak-pihak lain yang ada keterkaitannya dengan penelitian, yaitu dengan meminta pertimbangan dari guru-guru lain, atau dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari sumber tertentu dengan sumber-sumber lain. Akhirnya peneliti menarik kesimpulan akhir untuk mengungkap temuan-temuan penelitian ini.

2. Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif pada hasil belajar, angket media pembelajaran multimedia interaktif serta angket minat belajar pada uji coba terbatas dan uji coba luas akan dianalisis secara statistic menggunakan uji-t dengan menggunakan program SPSS versi 16 dan atau versi terbaru. Sedangkan rumusan yang digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing penilaian ahli adalah:

�� � � = (� � � �ℎ )

� ��� 100%

∑ = Jumlah

n = Jumlah seluruh item angket

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan sebagai berikut:


(42)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 119

Tabel 3.4

Konversi Tingkat Pencapaian dengan skala 4

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90% - 100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi

75% - 89% Baik Tidak perlu direvis

65% - 74% Cukup Direvisi

55% - 64% Kurang Direvisi

0 – 54% Sangat Kurang Direvisi

(Sudjana : 2005)

H. Prosedur Penelitian

Serangkaian persiapan yang peneliti susun untuk kepentingan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan prosedur sebagaimana berikut :

a. Persiapan Pralapangan

1) Studi penjajakan terhadap masalah penelitian

2) Studi literatur untuk menemukan landasan penelitian 3) Menyusun rancangan penelitian

4) Menyusun kerangka jenis data yang akan dikumpulkan di lapangan 5) Berkoordinasi dengan pihak sekolah di SMP Pasundan 1 Bandung 6) Merancang materi pembelajaran

7) Membuat program multimedia interaktif

8) Membuat butir soal dan angket untuk uji coba media 9) Menentukan waktu pelaksanaan


(43)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 120 1) Mengadakan diskusi pembimbing tesis serta ahli media dan ahli materi

PKn

2) Mengumpulkan dan menganalisis data awal melalui, wawancara, observasi dengan responden adalah peserta didik dan guru di SMP Pasundan 1 Bandung serta ahli media dan ahli maeri

3) Pengorganisasian jadwal pelaksanaan penelitian

c. Pelaksanaan penelitian di Lapangan

1) Mengumpulkan data dan penggalian informasi melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan analisis prediksi media

2) Analisis dan interpretasi data dan informasi tentang kondisi lapangan 3) Melakukan uji coba media pada kelompok kecil dan besar

4) Menafsirkan data hasil uji coba

Alur atau langkah-langkah penelitian yang peneliti lakukan ini dapat digambarkan terlihat dalam bagan berikut ini :


(44)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 121

Tahap II

Tahap I

KAJIAN TEORI

PENELITIAN TERDAHULU

KONDISI PEMBELAJARAN PKN

PEMBUATAN MEDIA SECARA KONSEPTUAL

IMPLEMENTASI MEDIA (SARANA /PRASARANA YANG DIBUTUHKAN)

DESKRIPSI MODEL FAKTUAL PENDAHULUAN STUDI LITERATUR

PRASURVEY

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA

INTERAKTIF

RUMUSAN DRAF DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MULT. INTERAKTIF

PENYUSUNAN HARDWARE & SOFTWARE PEMBELAJARAN

UJICOBA KELOMPOK KECIL REVISI &

PERBAIKAN

UJICOBA

KELOMPOK LUAS PENYEMPURANREVISI &

AAN

MODEL FINAL MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA

INTERAKTIF


(45)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran

: Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 370

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melaksanakan penelitian dan pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Pasundan 1 Bandung, dapat ditarik beberapa kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

A. Kesimpulan 1. Umum

Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan hasil penelitian tampak bahwa pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Pasundan 1 Bandung. Hal ini dikarenakan bahwa media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan dapat merangsang dan melibatkan panca indera peserta didik seperti penglihatan, pendengaran, maupun suara serta memiliki kesesuaian, kemanfaatan serta kemenarikan dengan kondisi peserta didik yang pada akhirnya dapat menarik minat peserta didik pada pembelajaran PKn yang berakibat pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

2. Khusus

a. Kondisi pembelajaran PKn di SMP Pasundan 1 Bandung masih bersifat konservatif, terutama dalam pemanfaatan dan penggunaan media


(1)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Miarso, Y (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Miles, B.B., dan A.M. Huberman, (1992). Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press

Mulyanta dan Leong Marlon, (2009). Tutorial Membangun Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Munir, (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Niniwanti, A. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Tesis. SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Nurhadi, dkk (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM

Nurrohman, S. Manajemen Laboraturium Komputer Sekolah.

http//www.azamku.com. Diakses pada tanggal 18 Juni 2012, Pukul. 19.00 Wib

Pedoman Pusat Pendidikan dan Pelatihan TIK. (2010). Bandung: Direktorat UPI.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang. Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 23 Tahun 2006. Tentang Standar Kompetensi Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 16 Tahun 2005. Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 41 Tahun 2007. Tentang Standar Proses.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 24 Tahun 2007. Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum Phillips, R. (1997). The Developers Handbook to interactive Multimedia,


(2)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi Direktorat TIK UPI. (2010). Membangun Multimedia Interaktif Menggunakan Adobe Flash. Modul. UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:

Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan UPI

Rohaeti (2009). Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Pembelajaran Dengan Menggunakan Komputer dengan Pembelajaran Tradisional. Tesis. SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Rusdi, A. (2010). Model Pembelajaran Agama Islam Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran. Ringkasan Disertasi. SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Sapriya (2009). Pendidikan IPS. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media

Sardiman, A.M. (1995). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

______________ (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

______________ (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sathik M, dkk (2010). Pick Cubes for Object Picking in VR World. International Journal of Multimedia & Aplikasi (ijma). Vol. 2 No. 1 Februari 2010

Silberman, L.M (2004). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media, Nuansa.

Siswosumarto, S. (1994). Proses dalam Mendesain Pesan dan

Memvisualisasikan Ide. Jakarta: Pustekkom-Depdikbud.

Sitompul, M. (2002). Konsep-Konsep Komunikasi Pembangunan. (Offline). Tersedia: USU Digital Library

Situmorang, S. (2006). Media Televisi, Pengetahuan Dasar Televisi dan Teknik Penulisan Naskah. Jakarta: Pustekkom Depdiknas.


(3)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudjana, N. dan Ahmad Rivai. (1990). Media Pengajaran: Bandung: CV Sinar Baru

Sudjana, N (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

___________(2000). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Fallaf Production. ___________(2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

___________2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru Algensindo.

___________(2009). Media Pengajaran: Penggunaan dan pembuatannya. Bandung: CV Sinar Baru Algensindo.

___________2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru Algensindo.

___________2008). Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: CV Sinar Baru Algensindo.

Sujana, E. (2008). Eksperimen Pembelajaran dengan Sistem Modul Berbasis Weppage terhadap Motivasi Belajar dalam Pencapaian Kompetensi. Tesis. SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Suryabrata S, (1984). Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rajawali.

_________ (2005). Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta _________(2011).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N. S (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Susilana, R. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press.

Suyanto, M. (2005). Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi


(4)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara

Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, W. (1980) Pengantar Penelitian Ilmiah., Bandung : Tarsito Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT.

Rianeka Cipta.

Sutopo, A.H (2003). Multimedia Interaktif Dengan Flash. Jakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Soemantri, S (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syah, M.(2010). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers

Syaodih, N. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarjo, E. (2004). Strategi Belajar Mengajar Seni Rupa. Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI.

Trianto. (2010). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Trianto. (2007). Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen

Uno, A. (2009). Profesi Kependidikan: Problem, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

Victoria, M. (2010). Pengembangan Media CD Interaktof CBI dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Level Novice di SMK Kabupaten Sintang. Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


(5)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahab, A.A. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar IPS Bandung: CV Alfabeta.

Wahab, A.A. (2010). Gagasan dan Pemikiran Pembangunan Pendidikan di Indonesia: Penghargaan dan Penghormatan 68 Tahun Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, M.A (Ed). Bandung: Laboraturium PKn FPIPS UPI.

Wahab, A.A dan Sapriya. (2011). Teori & Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: Bumi Aksara

Widodo, A., Riandi, dan Hana, M. N. (2008). Dual mode inservice training as

an alternative teachers professional development program.

Proceeding of the Second International Seminar on Science Education. Bandung, 18 October 2008.

Winataputra U.S. (2001). Jatdiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana Pendidikan Demokrasi. Disertasi. Bandung: Program Studi Pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan

Winaputra, U.S dan Dasim Budimansyah. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Prodi PKn SPS UPI

Winataputra, U.S (1999). Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Pendidikan Demokrasi di Indonesia. Bandung: CICED

Yamin, M. (2008). Paradigma Pendidikan Kontruktivistik. Jakarta: Gaung Persada.

Yessica, G.F. (2007). Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Yusup, P.M. (1990). Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S (1993). Dasar-dasar Pembinaan Kemampuan Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Andira.


(6)

Surya Dharma, 2012

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran : : Studi Research and Development Di SMP Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yusrizal, (2008). Penggunaan multimedia dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tesis pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang.

0 3 252

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi pada Bilangan

2 58 209

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MODEL INSTRUCTIONAL GAMES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

10 21 35

Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Intraktif IPA Untuk Meningkatkan Hasil Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di Kota Bandung.

0 5 24

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif pada Materi Teks Eksplanasi Peserta Didik Kelas VII SMP.

0 0 2

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN IPA INTERAKTIF PADA MATERI RANGKA DAN OTOT MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK SMP KELAS VIII.

0 0 208

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS SIBI PADA MATERI KALOR SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK TUNARUNGU.

0 0 2

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (Quasi Eksperimen Peserta didik Kelas VII SMP AL-AMAH Plus Cimanggung Kabupaten Sumedang)

0 0 8

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Lectora Inspire untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Administrasi Umum di SMK Negeri 6 Surakarta - UNS Institutional Repository

0 0 17

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GERAK PARABOLA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SKRIPSI

0 0 17