Sejarah Dan Perkembangan Hukum Acara

KPPU DAN HUKUM ACARA
PERSAINGAN USAHA

Oleh:

A. M. Tri Anggraini
Jakarta
2014

KPPU

(Pasal 30 sd 37 UU No. 5 Tahun 1999)







Status (Pasal 30)
Keanggotaan (Pasal 31 – Pasal 34)

Tugas (Pasal 35)
Wewenang (Pasal 36)
Pembiayaan (Pasal 37)

2

STATUS (Pasal 30 UU No. 5/1999)
(1) Untuk mengawasi pelaksanaan UU ini dibentuk Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (Komisi)
(1) Komisi adalah suatu lembaga independen yang terlepas
dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah serta pihak lain.
(1) Komisi bertanggung jawab kepada Presiden

3

KEANGGOTAAN
(1) Komisi terdiri atas Ketua merangkap anggota, seorang
Wakil Ketua merangkap anggota, dan sekurangkurangnya 7 orang anggota.
(2) Anggota Komisi diangkat dan diberhentikan Presiden atas
persetujuan DPR

(3) Masa jabatan anggota Komisi adalah 5 (lima) tahundan
dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.
(4) Apabila karena berakhirnya masa jabatan akan terjadi
kekosongan dalam keanggotaan Komisi, maka masa
jabatan anggota dapat diperpanjang sampai
pengangkatan anggota baru.
4

PERSYARATAN KEANGGOTAAN (Pasal 32)
 WNRI sekurang-kurangnya 30 tahun setinggi-tingginya 60
tahun saat pengangkatan;
 Setia pada Pancasila dan UUD 1945;
 Beriman dan bertakwa kepada uhan Yang Maha Esa;
 Jujur, adil, dan berkelakuan baik;
 Bertempat tinggal di wilayah RI;
 Berpengalaman dalam bidang usaha atau mempunyai
pengetahuan dan keahlian di bidang hukum dan atau
ekonomi;
 Tidak pernah dipidana;

 Tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan;
 Tidak terafiliasi dengan suatu badan usaha.
5

BERHENTINYA KEANGGOTAAN (Pasal 33)






Meninggal dunia;
Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI;
Sakit jasmani atau rohani terus menerus;
Berakhirnya masa jabatan keanggotaan Komisi;
atau
 Diberhentikan

6


PEMBENTUKAN SEKRETARIAT DAN
KELOMPOK KERJA (Pasal 34)
(1) Pembentukan Komisi serta susunan organisasi, tugas,
dan fungsinya ditetapkan dengan Keputusan Presiden;
(2) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Komisi dibantu oleh
sekretariat;
(3) Komisi dapat membentuk kelompok kerja

7

TUGAS KPPU (Pasal 35)
a.

Melakukan penilaian terhadap perjanjian sebagaimana yang diatur
dalam pasal 4 s.d. 16;

b.

Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau pelaku usaha

sebagaimana yang pasal 17 s.d. 24;

c.

Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan
posisi dominan sebagaimana yang diatur dalam pasal 25 s.d. 28;

d.

Mengambil tindakan sesuai wewenang komisi sesuai dengan pasal
36;

e.

Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat;

f.


Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan
Undang-undang ini;

g.

Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada
Presiden dan DPR.
8

KEWENANGAN KPPU (Pasal 36)
a.

Menerima laporan tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat;

b.

Melakukan penelitian terhadap kegiatan usaha atau tindakan pelaku
usaha;


c.

Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus
laporan maupun inisiatif;

d.
e.
f.

Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan;
Memanggil pelaku usaha;
Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yg
dianggap mengetahui pelanggaran terhadap Undang-undang ini;
9

KEWENANGAN…
g.

Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan setiap orang yang
tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;


h.
i.

Meminta keterangan dari instansi pemerintah;

j.

Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian
dipihak pelaku usaha lain atau masyarakat;

k.

Memberitahukan putusan komisi kepada pelaku usaha yang diduga
melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat;

l.

Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif.


Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, dan atau
alat bukti lain;

10

HUKUM ACARA
PERSAINGAN USAHA

11

POKOK BAHASAN











SUMBER HUKUM ACARA PERSAINGAN
SUMBER MASUKNYA PERKARA DI KPPU
PEMERIKSAAN PERKARA
ALAT BUKTI
SANKSI
PUTUSAN
KEBERATAN
KASASI
EKSEKUSI PUTUSAN
12

SUMBER HUKUM
 UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
(Bab VII, Pasal 38 sd. Pasal 46)
 Peraturan Mahkamah Agung No. 3/2005
tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum
Keberatan terhadap Putusan KPPU

 Peraturan Komisi No. 1/2010 tentang Tata Cara
Penanganan Perkara
13

SUMBER PERKARA DI KPPU
 LAPORAN (L)- Pasal 38:
1. Setiap orang yang mengetahui terjadi pelanggaran
2. Pihak yang dirugikan atas adanya pelanggaran
3. Identitas Pelapor dirahasiakan

 INISIATIF (I)- Pasal 40:
- Sumber: Hasil kajian, berita di media, hasil

pengawasan,
laporan yang tidak lengkap, hasil dengar
pendapat (hearing) dengan Komisi, temuan
dalam pemeriksaan, sumber lain yang dapat
dipertanggungjawabkan

(Pasal 15 ayat 2 Perkom 1/2010)

14

GELAR LAPORAN
 LENGKAP DAN JELAS:
1. Pelakunya
2. Pelanggarannya (perjanjian/kegiatan)
3. Alat bukti
4. Kerugian yang ditimbulkan (jika ada)
(Pasal 37 Perkom 1/2010)

 Persetujuan Komisi dalam Rapat Komisi
 Masuk tahap Pemeriksaan Pendahuluan

15

PEMERIKSAAN PERKARA
 TERBUKA UNTUK UMUM
 kecuali atas permintaan terlapor atau pelapor dalam
hal akan menyampaikan dokumen rahasia

 PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
 PEMERIKSAAN LANJUTAN

16

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN




Dasar hukum: Pasal 39 UU No. 5/1999
Jangka waktu: 30 hari (kerja)
Dihadiri (para) Terlapor dan Investigator, Majelis
(Komisi) sebagai hakim
 Pengajuan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP),
dan Tanggapan (Para) Terlapor
 identitas terlapor, saksi/ahli, dugaan pelanggaran, 2 alat bukti,
rekomendasi ke Pemeriksaan Pendahuluan

 Kewajiban menjaga kerahasiaan informasi 
rahasia perusahaan (kriteria?)
17

PEMERIKSAAN LANJUTAN
 Jangka Waktu: 60 hari, bisa diperpanjang 30 hari
 Memeriksa alat bukti
 Kewajiban menyerahkan alat bukti (Ps. 41 ayat 1)
 Larangan menolak diperiksa (Ps. 41 ayat 2)
 Pelanggaran atas penolakan diperiksa, akan
diserahkan kepada penyidik (Ps. 41 ayat 3) 
termasuk Pokok Perkara

18

ALAT BUKTI
(Pasal 42)







Keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat dan atau dokumen
Petunjuk
Keterangan pelaku usaha

19

BUKTI TIDAK LANGSUNG
(INDIRECT EVIDENCE)

LATAR BELAKANG:
 PERJANJIAN (Ps. 1 angka &): tertulis dan lisan
 Pembuktian perjanjian lisan (kartel dan
persekongkolan)
 Terbatasnya kewenangan KPPU (menyita dan
menggeledah)
 Dampak signifikan kartel terhadap ekonomi
 Ketidak-taatan pelaku usaha terhadap hukum
 Melibatkan penyidik (Polri)
 Best practice
20

TATA CARA PENANGANAN PERKARA
TATA CARA PENANGANAN PERKARA
Sumber Perkara

Penyelidikan

Pemberkasan

Pemeriksaan

Upaya Hukum

LAPORAN
Buku Daftar
Penghentian
Laporan

Pemeri
ksaan
Tamba
han

Perbaikan Laporan

Berhenti
Lapor
an

Penelitian

Putusan Sela

Laporan dengan permintaan ganti rugi
dikembalikan

Penyeli
dikan

INISIATIF
· Industri yang
menguasai hajat
hidup orang
banyak
· Industri strategis,
yang penting bagi
negera
· Industri dengan
tingkat konsentrasi
tinggi
· Industri unggulan
nasional ataupun
daerah

· Kajian
· Berita Media
· Hasil
engawasan
· Laporan tidak
lengkap
· Dengar
Pendapat
· Temuan
Pemeriksaan
· Sumber lain
yang dapat
diiipertanggung
jawabkan

Pember
kasan

Gelar
Lapor
an

PP

PL

Putu
san

PN
Menerima

Kasasi

inkracht

Berhenti
Monitoring
Putusan
Kajian
Komisi
Saran &
Pertimbangan

Pemerintah
&
Legislatif

Daftar
Penghenti
an
Penyelidik
an

Monitoring
Putusan

Penelitian
Pengawasan
Buku Dalam
Daftar
Pengawasan

Berhenti

21

MA

TINDAKAN ADMINISTRATIF
(PASAL 47)
… dapat berupa:
a. Penetapan pembatalan perjanjian
b. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan
integrasi vertikal
c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan
kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat
d. Perintah pada pelaku usaha untuk menghentikan
penyalahgunaan posisi dominan
e. Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan
badan usaha dan pengambilalihan saham
f. Penetapan pembayaran ganti rugi
g. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1 M dan
setinggi-tingginya Rp 25 M
22

PIDANA POKOK
(Pasal 48)
 Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 4,9 sampai dengan pasal
14, pasal 16 sampai dengan pasal 19,pasal 25, pasal 27 dan pasal
28 diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp.
25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dan setinggitingginya Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) atau
pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 6 (enam)
bulan.
 Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sd pasal 8, pasal 15,
pasal 20 s/d pasal 24 dan pasal 26 Undang-undang ini diancam
pidana denda serendah-rendahnya Rp. 5.000.000.000,- (lima
milyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.000,-(dua
puluh lima milyar rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda
selama –lamanya 5 bulan
 Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 41 diancam pidana denda
serendah-rendahnya Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) atau
pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 3 (tiga) bulan
23

PIDANA TAMBAHAN
(PASAL 49)

 Pencabutan izin usaha
 Larangan kpd pelaku usaha yg telah terbukti
melakukan pelanggaran untuk menduduki
jabatan direksi atau komisaris sekurangkurangnya 2 th dan selama-lamanya 5 th
 Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu
yang menyebabkan timbulnya kerugian pada
pihak lain.
24

PUTUSAN KPPU
 TERBUKA UNTUK UMUM
 DAPAT DIAJUKAN KEBERATAN
 PILIHAN PENGADILAN NEGERI

25

SKEMA UPAYA HUKUM KEBERATAN
PROSES KEBERATAN
Menerima
Pelaku usaha wajib
melaksanakan putusan
dalam waktu 30 hari sejak
pelaku uisaha menerima
pemberitahuan putusan dan
melaporkan pelaksanaannya
kepada Komisi

Putusan

Keberatan
Keberatan dapat diajukan ke
Pengadilan Negeri selambatlambatnya 14 hari setelah
pemberitahuan putusan

Monitoring
Pelaksanaan
Putusan

Pengadilan
Negeri
Pengadilan Negeri harus
memberikan putusan dalam
waktu 30 hari sejak
dimulainya pemeriksaan

Menerima
Melaksanakan putusan
KPPU secara sukarela atau
melalui eksekusi Pengadilan
Negeri

Putusan

Kasasi
Kasasi dapat diajukan ke
Mahkamah Agung selambatlambatnya 14 hari

Mahkamah
Agung

Putusan

Mahkamah Agung harus
memberikan putusan dalam
waktu 30 hari sejak
permohonan kasasi diterima

26

KEBERATAN PUTUSAN KPPU
 Dalam waktu 30 hari sejak pemberitahuan
Putusan, pelaku usaha wajib melaksanakan
Putusan dan menyampaikan laporan kepada
Komisi.
 Pengajuan keberatan ke PN selambat-lambatnya
14 hari, tidak mengajukan dianggap menerima
Putusan Komisi
 Putusan tidak dijalankan oleh pelaku usaha,
Komisi menyerahkan kepada penyidik.
27

KEBERATAN… PerMA 3/2005
PASAL 1:
 UPAYA HUKUM ATAS PUTUSAN KPPU
 KPPU
 PEMERIKSAAN TAMBAHAN
PASAL 2
 HANYA DIAJUKAN OLEH PELAKU USAHA TERLAPOR
 KEBERATAN ATAS PUTUSAN KPPU HANYA DIPERIKSA DAN
DIPUTUS OLEH MAJELIS HAKIM
 KPPU MERUPAKAN PIHAK
PASAL 3:
 PUTUSAN KPPU BUKAN KEPUTUSAN TUN

28

PEMERIKSAAN KEBERATAN
 PN memeriksa keberatan pelaku usaha dalam
waktu 14 hari sejak diterimanya keberatan
 PN harus memberi putusan dalam waktu 30 hari
sejak dimulainya pemeriksaan keberatan
 Pihak yang keberatan terhadap Putusan PN
dalam waktu 14 hari dapat mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung
 Mahkamah Agung harus memberi Putusan dalam
waktu 30 hari sejak permohonan kasasi diterima
29

PEMERIKSAAN TAMBAHAN
(PASAL 6 PERMA 3/2005)

 Dalam hal Majelis Hakim berpendapat perlu pemeriksaan
tambahan, maka melalui putusan sela memerintakan
kepada KPPU untuk dilakukan pemeriksaan tambahan.
 Perintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat
hal-hal yang harus diperiksa dengan alasan-alasan yang
jelas dan jangka waktu pemeriksaan tambahan yang
diperlukan;
 Dalam hal perkara dikembalikan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), sisa waktu pemeriksaan keberatan
ditangguhkan;
 Dengan memperhitungkan sisa waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3), sidang lanjutan pemeriksaan
keberatan harus sudah dimulai selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah KPPU menyerahkan berkas
pemeriksaan tambahan.
30

EKSEKUSI PUTUSAN
(PASAL 46 UU 5/1999)
 Apabila tidqak terdapat keberatan, putusan
Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
ayat (3) telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap.
 Putusan Komisi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dimintakan penetapan eksekusi kepada
Pengadilan Negeri.

31

TERIMA KASIH

32