Paper Kelompok SKP Pertumbuhan Ekonomi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan paper berjudul “Pertumbuhan Ekonomi (Teori dan Aplikasi)” ini. Shalawat dan salam tak lupa kami sampaikan kepada junjungan kita, Baginda Rasulullah SAW yang telah memberikan pedoman hidup dan teladan kepada kita semua.

Paper ini dibuat sebagai bentuk penugasan untuk mata kuliah Seminar Keuangan Publik di program studi Diploma IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada semester IX. Dalam penyusunan paper ini Tim Penulis mendapatkan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, terutama kepada Bapak Amanudin Djajadiwirja selaku Dosen Seminar Keuangan Publik atas bimbingan dan dukungannya. Demikian pula dengan rekan-rekan di kelas 9A Reguler dan pihak-pihak lain yang tidak dapat Tim Penulis sebutkan satupersatu, terima kasih atas setiap bantuan dan kerjasamanya.

Akhirnya, Tim Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan baik terkait susunan maupun substansi paper ini. Oleh karena itu, Tim Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan dan kelayakan paper ini dalam menambah khasanah pengetahuan kita bersama.

Tangerang Selatan, Mei 2014 Tim Penulis

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara sederhana, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan jumlah output secara berkelanjutan. Untuk mengukur peningkatan jumlah output ini lazimnya digunakan variabel Pendapatan Domestik Bruto atau Pendapatan Perkapita. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dipahami sebagai tolak ukur yang lazim yang mengindikasikan terjadinya kemajuan ekonomi suatu negara, meskipun tentu saja itu bukan tolak ukur satu-satunya saat ini. Namun demikian, konsep pertumbuhan ekonomi tetap dianggap sebagai indikator penting dalam mengukur perekonomian suatu negara.

Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tergolong tinggi dan berkelanjutan. Indonesia mampu terlepas dari pengaruh krisis global yang menimpa hampir seluruh negara maju maupun negara berkembang di dunia saat ini. Seakan-akan Indonesia tidak terpengaruh dengan adanya krisis global tersebut yang ditunjukkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil tinggi dan diyakini dapat terus meningkat. Bahkan dalam dokumen Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Indonesia diyakini dapat menjadi negara maju dan termasuk dalam sepuluh negara besar di dunia pada tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi riil rata-rata sekitar 7-9 persen per tahun secara berkelanjutan. Saat ini posisi pertumbuhan ekonomi Indonesia memang belum menembus angka 7 persen, namun dengan kebijakan makroekonomi yang tepat dan konsisten oleh Pemerintah, peningkatan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat segera terwujud.

Dalam perkembangannya ada banyak pakar yang telah mengemukakan pendapatnya mengenai pertumbuhan ekonomi. Dimulai dari aliran merkantilisme pada abad ke-16, aliran klasik yang diwakili oleh Adam Smith dan David Ricardo, aliran neo-klasik yang memunculkan tokoh seperti Schumpter, Harrod-Domar, dan Hollow-Swan, aliran historis, teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes mengenai permintaan agregat, serta teori sosialis oleh Karl Marx. Dalam tulisan ini tim penulis akan menjabarkan mengenai teori-teori yang dikemukakan para ahli ekonomi tersebut, di samping itu akan dibahas pula mengenai konsep pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, perkembangan pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju, serta arah dan Dalam perkembangannya ada banyak pakar yang telah mengemukakan pendapatnya mengenai pertumbuhan ekonomi. Dimulai dari aliran merkantilisme pada abad ke-16, aliran klasik yang diwakili oleh Adam Smith dan David Ricardo, aliran neo-klasik yang memunculkan tokoh seperti Schumpter, Harrod-Domar, dan Hollow-Swan, aliran historis, teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes mengenai permintaan agregat, serta teori sosialis oleh Karl Marx. Dalam tulisan ini tim penulis akan menjabarkan mengenai teori-teori yang dikemukakan para ahli ekonomi tersebut, di samping itu akan dibahas pula mengenai konsep pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, perkembangan pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju, serta arah dan

B. Tujuan Penulisan

Paper ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.

1. Menjelaskan konsep pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi, dan perkembangan ekonomi, serta bagaimana konsep-konsep tersebut penting dalam pengambilan kebijakan perekonomian.

2. Menjelaskan teori-teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang dari abad ke-16 sampai sekarang.

3. Memaparkan perkembangan tingkat pertumbuhan ekonomi negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang.

4. Menjelaskan perkembangan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun paper ini, tim penulis mengumpulkan materi dari kajian pustaka berupa buku-buku tentang teori pertumbuhan ekonomi, jurnal-jurnal yang relevan, dan informasi yang tim penulis dapatkan dari jaringan informasi internet. Seluruh kajian pustaka yang penulis gunakan dalam penyusunan paper ini telah penulis cantumkan secara sesuai pada daftar pustaka di akhir paper ini.

BAB II: PEMBAHASAN

A. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sadono Sukirno (2000) pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Menurut definisi singkat tersebut, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan domestik/nasional bruto. Dalam ini, pertumbuhan ekonomi menjadi sebuah indikasi penting atas keberhasilan pembangunan ekonomi.

Senada dengan definisi tersebut, Sumitro Djojohadikusumo (1994) menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi bersangkut-paut dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan

pendapatan. Sementara itu, menurut Pramit Chaudhuri (1989), pertumbuhan ekonomi atau economic

growth adalah peningkatan dalam konsep yang nyata dari output barang dan jasa yang bertahan selama periode waktu yang panjang, diukur dalam konsep nilai tambah. Definisi sederhana yang diungkapkan oleh Pramit Chaudhuri dalam bukunya, The Economic Theory of Growth, ini berujung

pada munculnya beberapa poin penting baik terkait dengan penyusunan konsep maupun pengukurannya.

Poin pertama yang perlu dicatat adalah konsep pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan konsep yang dinamis dan mengarah pada sebuah peningkatan secara berkelanjutan dari keluaran (output). Oleh karena itu, peningkatan output yang bersifat tidak berkelanjutan ( sustainable ) tidak dapat disebut sebagai pertumbuhan ekonomi.

Poin kedua ialah istilah keluaran ( output ) disadari memiliki pengertian yang ambigu yang mana keluaran di sini dapat didefinisikan sebagai total keluaran atau keluaran per kapita. Dari sini dapat dibedakan bahwa peningkatan dari total keluaran didefinisikan sebagai pertumbuhan ekstensif ( extensive growth ) sedangkan peningkatan dari keluaran per kapita didefinisikan sebagai pertumbuhan intensif ( intensive growth ). Ketika berbicara tentang pertumbuhan dalam konteks peningkatan standar kehidupan dan kemakmuran dari sebuah populasi, maka definisi yang digunakan sudah barang tentu adalah keluaran per kapita. Sementara ketika berbicara tentang Poin kedua ialah istilah keluaran ( output ) disadari memiliki pengertian yang ambigu yang mana keluaran di sini dapat didefinisikan sebagai total keluaran atau keluaran per kapita. Dari sini dapat dibedakan bahwa peningkatan dari total keluaran didefinisikan sebagai pertumbuhan ekstensif ( extensive growth ) sedangkan peningkatan dari keluaran per kapita didefinisikan sebagai pertumbuhan intensif ( intensive growth ). Ketika berbicara tentang pertumbuhan dalam konteks peningkatan standar kehidupan dan kemakmuran dari sebuah populasi, maka definisi yang digunakan sudah barang tentu adalah keluaran per kapita. Sementara ketika berbicara tentang

Poin ketiga (terakhir), patut dibedakan secara jelas antara keluaran ( output ) dengan kapasitas keluaran ( output capacity ). Istilah keluaran berkaitan dengan perubahan keluaran secara bertahap dalam rentang periode waktu tertentu, sementara istilah kapasitas keluaran adalah perubahan tingkat keluaran dari dua titik waktu yang ditetapkan yang secara signifikan dipengaruhi oleh perbedaan tingkat pemanfaatan kapasitas modal/tenaga kerja yang ada. Dalam mempelajari pertumbuhan ekonomi, hal yang perlu diperhatikan adalah perubahan aktual dari keluaran, yaitu perubahan secara bertahap dari keluaran pada sebuah rentang periode waktu.

Definisi selanjutnya adalah dari Prof. Simon Kuznets yang mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen, yaitu:

1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang.

2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk.

3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000:57).

Terakhir, dalam kamus Ekonomi (The Harper Collins Economics Dictionary), pertumbuhan ekonomi ( economic growth ) didefinisikan sebagai:

“The growth of the real output of an economy over time. The physical ability of an economy to produce more goods and services depends on:

(a) Increase in the quantity and quality of its capital goods ( capital accumulation ); (b) Increase in the quantity and quality of its labor force ; (c) Increase in the quantity and quality of its natural resources; (d) Efficient use of these factor inputs so as to maximize their contribution to the

expansion of output through improved productivity ; (e) Development and introduction of innovative techniques and new product

( technological progressiveness ); (f) Level of aggregate demand . The level of demand needs to be high enough to

ensure full utilization of increased productive capabilities of the economy.

Achievement of a high rate of economic growth is one of the four main objectives of Macroeconomic Policy . The significance of economic growth lies in its contribution to the general prosperity of the community. Growth is desirable because it enables the community to consume more private goods and services, and it contributes to the provision of a greater quantity of social goods and services, thereby improving real living standards.”

Jadi, berdasarkan definisi dari para ahli tersebut di atas, kami menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa dari periode waktu tertentu ke periode waktu berikutnya secara berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dalam satuan nominal, termasuk inflasi, atau dalam satuan riil yang telah disesuaikan dari inflasi. Untuk membedakan pertumbuhan ekonomi suatu negara dari negara lainnya, umumnya digunakan adalah perbandingan Gross Domestic Product (GDP) dari setiap negara, atau Gross National Product (GNP) per capita dalam hal perlunya dipertimbangkan perbedaan jumlah populasi dari negara-negara yang ingin dibandingkan pertumbuhan ekonominya.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Dimana pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas ekonomi adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.

B. Arti Penting Mempelajari Pertumbuhan Ekonomi

Berbicara tentang arti penting mempelajar pertumbuhan ekonomi, Pramit Chaudhuri menjelaskan dalam bukunya The Economy Theory of Growth (1989) bahwa setidaknya terdapat tiga alasan untuk hal itu.

Pertama, pertumbuhan ekonomi membuat kita mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang proses atau kejadian sejarah yang penting. Kita akan mendapatkan pemahaman akan proses bagaimana Inggris (Great Britain) yang awalnya memiliki pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi kemudian jatuh di bawah Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Begitu juga dengan kasus terkini, yaitu terjadinya krisis global di tahun 2008 yang menyebabkan hampir seluruh negara maju mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif dan secara tidak terkira Indonesia dapat bertahan pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Teori pertumbuhan ekonomi memiliki kemampuan Pertama, pertumbuhan ekonomi membuat kita mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang proses atau kejadian sejarah yang penting. Kita akan mendapatkan pemahaman akan proses bagaimana Inggris (Great Britain) yang awalnya memiliki pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi kemudian jatuh di bawah Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Begitu juga dengan kasus terkini, yaitu terjadinya krisis global di tahun 2008 yang menyebabkan hampir seluruh negara maju mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif dan secara tidak terkira Indonesia dapat bertahan pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Teori pertumbuhan ekonomi memiliki kemampuan

Alasan kedua adalah terkait kekhawatiran para ekonom tentang kemakmuran masyarakat. Pertumbuhan ekonomi baik melalui peningkatan total barang dan jasa yang diproduksi, maupun melalui peningkatan kapasitas untuk melakukan hal tersebut, meninggikan tingkat kemungkinan masyarakat mencapai yang namanya kemakmuran ( welfare ). Bagaimana pun, hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kemakmuran masyarakat belum dapat dibuktikan secara empiris. Beberapa pihak setuju bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi mengindikasikan tingkat kemakmuran masyarakat yang tinggi pula. Namun, beberapa pihak lain menentang hal ini. Pihak yang menentang ini meyakini bahwa terjadinya pertumbuhan ekonomi berarti timbul peningkatan dalam konsumsi sumber daya alam yang pada akhirnya berujung pada penurunan tingkat kemakmuran masyarakat.

Alasan ketiga adalah bahwa pemahaman yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi dapat membantu dalam menyusunan kebijakan ekonomi yang tepat. Jelas bahwa pemahaman atas teori pertumbuhan ekonomi adalah penting untuk dapat membuat kebijakan terkait tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hanya saja, yang perlu ditekankan di sini adalah tentang bagaimana kebijakan pertumbuhan ekonomi yang diambil tersebut dapat bermanfaat secara jangka panjang. Kebijakan yang ditempuh dapat berupa kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. Kebijakan moneter misalnya melakukan devaluasi mata uang, sementara kebijakan fiskal bisa berupa peningkatan belanja pemerintah guna mencapai peningkatan Pendapatan Domestik Bruto yang diharapkan.

C. Konsep Perkembangan (Evolution) Ekonomi, Pertumbuhan (Growth) Ekonomi, dan Pembangunan (Development) Ekonomi

1) Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dengan Pembangunan Ekonomi

Dalam kamus Ekonomi (The Harper Collins Economics Dictionary), pembangunan ekonomi ( Economic Development ) didefinisikan sebagai proses transisi ekonomi yang melibatkan transformasi struktural ekonomi melalui proses industrialisasi dan peningkatan Gross Domestics Bruto (GDP) maupun peningkatan pendapatan perkapita. Dari sini dapat kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi berada pada konteks yang lebih luas dan dalam prosesnya selalu melibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yaitu dalam bentuk peningkatan GDP dan pendapatan perkapita.

Untuk tinjauan yang lebih dalam, bisa dilihat dalam buku Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan (Sumitro Djojohadikusumo, 1994) yang mana dijelaskan perbedaan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dijelaskan sebagai sesuatu yang bersangkut-paut dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi da pendapatan. Dalam pertumbuhan ekonomi biasanya ditelaah proses produksi yang melibatkan sejumlah jenis produk dengan menggunakan sejumlah sarana produksi tertentu. Dalam hubungan ini, ditunjukkan hubungan perimbangan kuantitatif antara sejumlah sarana produksi di satu pihak dengan hasil seluruh produksi di pihak lain.

Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara.

Pengertian pertumbuhan ekonomi memiliki unsur-unsur, yaitu :

a) Pertumbuhan ekonomi ( economic growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat dalam jangka

panjang.

b) Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Tekanannya pada tiga aspek yakni: proses, output per kapita, dan jangka panjang.

c) Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.

d) Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita, oleh sebab itu ada dua sisi yang harus diperhatikan yakni; sisi output total (GNP) dan sisi jumlah penduduk.

e) Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Sementara itu, pembangunan mengandung arti yang lebih luas. Peningkatan produksi

memang merupakan salah satu ciri pokok dalam proses pembangunan. Dalam hal itu, selain segi peningkatan produksi secara kuantitatif, proses pembangunan mencakup perubahan pada komposisi produksi, perubahan pada pola penggunaan (alokasi) sumber daya produksi

( productive resources ) di antara sektor-sektor kegiatan ekonomi, perubahan pada pola pembagian (distribusi) kekayaan dan pendapatan di antara berbagai golongan pelaku ekonomi, perubahan pada rerangka kelembagaan dalam kehidupan masyarakat menyeluruh.

Yang penting dalam proses pembangunan adalah semakin meluasnya kesempatan kerja yang bersifat produktif. Pembangunan ekonomi seharusnya membawa partisipasi aktif dalam kegiatan yang bersifat produktif oleh semua anggota masyarakat. Kegiatan ekonomi yang produktif mengandung berbagai dampak positif di antaranya menambah pendapatan nyata bagi masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan daya konsumsif secara kuantitaif dan kualitatif. Dengan demikian, pengertian tentang pembangunan ekonomis selain menyangkut perubahan kuantitatif pada produksi dan pendapatan, mencakup juga perubahan kualitatif dalam tata susunan masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan suatu transformasi dalam arti perubahan struktural, yaitu perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang meliputi perubahan pada perimbangan-perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan ekonomi.

Sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah ini sebagai berikut: economic development is growth plus change yaitu pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi . Dengan perkataan lain, dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi, ahli ekonomi bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi,

misalnya kepada usaha merombak sector pertanian yang tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan masalah perataan pembagian pendapatan.

Pengertian pembangunan ekonomi memiliki unsur-unsur, yaitu :

a) Pembangunan ekonomi ( economic of development ) adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita.

b) Pembangunan ekonomi adalah suatu proses peralihan (transisi) dari tingkat ekonomi tertentu yang bercorak sederhana menuju ke tingkat ekonomi yang lebih maju.

c) Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi- institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi. (Todaro,2000) c) Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi- institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi. (Todaro,2000)

e) Dengan adanya pembangunan ekonomi akan terjadi pertumbuhan ekonomi yaitu proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

Jadi, pertumbuhan ekonomi dalam arti terbatas, yaitu peningkatan produksi dan pendapatan yang terjadi bisa saja tanpa terwujudnya ‘pembangunan’. Sementara pembangunan ekonomi adalah dalam arti luas yang tentu harus meliputi terjadinya pertumbuhan (sebagai salah satu ciri pokok dalam proses pembangunan). Oleh karena itu, perbedaan di antara keduanya terjadi pada dimensi ruang.

2) Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Perkembangan Ekonomi

Selama ini seolah-olah terdapat persamaan antara mazhab klasik tentang perkembangan ekonomi masyarakat dengan gagasan mengenai pembangunan ekonomi yang berkembang di zaman pasca Perang Dunia II. Meski keduanya sangat dekat pengertiannya, namun terdapat perbedaan yang mendasar tentang materi dan sifat permasalahan yang menjadi fokus

perhatian. Perbedaan dimaksud berkenaan dengan dimensi waktu maupun dimensi ruang. Menurut Sumitro Djojohadikusumo, perkembangan ekonomi memiliki dimensi waktu yang lebih luas daripada pembangunan ekonomi, dan ruangnya tidak terbatas pada struktur masyarakat serta laju pertumbuhan masyarakat saja. Sebagaimana dicontohkan, perkembangan ekonomi terjadi pada masyarakat negara Industri di Eropa Barat dan Amerika Serikat di abad XIX berdasarkan pandangan mazhab Klasik. Negara dimaksud sudah mempunyai struktur ekonomi yang mencakup pertumbuhan sektor industri dengan pembangunan prasarana dan pengembangan kelembagaan yang bersangkutan.

3) Perkembangan, Pertumbuhan, dan Pembangunan dari segi nomenklatur

Untuk pemahaman yang lebih baik, dari segi remifikasi dan nomenklatur, Sumitro Djojohadikusumo telah memberikan perbedaan penggunaan istilah antara perkembangan, pertumbuhan, dan pembangunan, sebagai berikut.

a) Istilah perkembangan ( evolution ) digunakan dalam rangka hubungan pandangan mazhab Klasik perihal dinamika dalam perkembangan ekonomis masyarakat a) Istilah perkembangan ( evolution ) digunakan dalam rangka hubungan pandangan mazhab Klasik perihal dinamika dalam perkembangan ekonomis masyarakat

c) Istilah pembangunan ( development ) , ekonomi pembangunan, kebijaksanaan pembangunan semata-mata ditujukan pada permasalahan dalam perekonomian negara- negara berkembang dewasa ini.

D. Konsep Pendapatan Per Kapita

Banyak informasi perlu digunakan secara lengkap untuk melihat taraf kemakmuran dan taraf hidup yang dicapai oleh masyarakat suatu negara. Persentasi penduduk yang memiliki kendaraan, tingkat pendapatan mereka, dan pemilihan harta-harta lain merupakan petunjuk penting dalam melihat taraf kemakmuran yang dicapai. Disamping itu, kemakmuran ditentukan pula oleh fasilitas untuk mendapatkan listrik, pendidikan, pengobatan, dan lainnya.

Sebagai akibat dari kesulitan untuk melihat taraf kemakmuran di suatu negara, untuk membandingkan taraf ataupun tingkat kemakmuran di suatu negara digunakan data pendapatan per kapita baik dalam mata uang sendiri ataupun dalam dolar Amerika Serikat. Data pendapatan nasional tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran karena berbagai negara mempunyai jumlah penduduk yang sangat berbeda. Sebagai contoh, walaupun pendapatan nasional negara A lebih besar jika dibandingkan dengan negara B, keadaan ini tidak dapat diartikan bahwa penduduk negara A tingkat kemakmurannya lebih tinggi dari negara B ataupun sebaliknya.

Oleh karena itu, menggunakan data pendapatan per kapita dalam hal membandingkan tingkat kemakmuran di berbagai negara perlu disadari bahwa perbandingan tersebut hanya dipandang sebagai gambaran kasar dari perbedaan tingkat kemakmuran yang dicapai di berbagai negara. Salah satu faktor yang menyebabkan ketidaktepatan cara perbandingan itu adalah dalam biaya hidup atau cost of living antara negara yang satu dengan lainnya.

Salah satu komponen dari pendapatan nasional yang selalu dilakukan penghitungannya adalah pendapatan per kapita, yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu masa tertentu. Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB) suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dengan demikian pendapatan per kapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu formula berikut :

a. PDB Per Kapita =

b. PNB Per Kapita =

Dalam menghitung pendapatan per kapita ada dua macam penghitungan yang dapat dilakukan, yaitu :

a) Pendapatan Per Kapita Menurut Harga yang Berlaku Penghitungan menurut harga yang berlaku penting untuk memberI gambaran mengenai kemampuan rata-rata dari penduduk negara itu berbelanja dan membeli barang-barang dan jasa yang diperlukan serta sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemakmuran suatu negara dengan negara lainnya.

b) Pendapatan Per Kapita Menurut Harga tetap

Penghitungan menurut harga tetap menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran di suatu negara. Produk Domestik Bruto seiring bertambah dari tahun ke tahun, pertumbuhan ini disebabkan oleh dua faktor: (1) pertambahan produksi fiskal yang berlaku, dan (2) kenaikan harga-harga barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan kenaikan pendapatan nasional menurut harga yang berlaku tidak memberikan gambaran yang sempurna tentang perkembangan kemakmuran yang sebenarnya karena efek kenaikan harga dalam menaikkan pendapatan per kapita belum diperhitungkan, oleh karena itu perlu dihitung pada harga tetap. Suatu masyarakat dipandang mengalami pertambahan dalam kemakmuran apabila pendapatan per kapita menurut harga tetap atau pendapatan per kapita riil terus-menerus bertambah dari tahun ke tahun.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Sadono Sukirno dalam buku Pengantar Ekonomi (2000), mengelompokkan faktor-faktor yang mementukan pertumbuhan ekonomi ke dalam empat kelompok, yaitu sumber daya alam, jumlah dan mutu penduduk dari penduduk dan tenaga kerja, barang-barang modal dan teknologi, serta sistem sosial dan sikap masyarakat.

1. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya

Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan jumlah hasil laut yang dapat diperoleh, serta jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang ada. Kekayaan alam dapat mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian, terutama masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Dalam setiap negara dimana pertumbuhan ekonomi bermula, terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor pertanian dan pertambangan, yaitu sektor dimana kekayaan alam terdapat. Kekurangan modal, tenaga ahli, dan pengetahuan para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi modern di satu

pihak, dan terbatasnya pangsa pasar bagi berbagai jenis kegiatan ekonomi (sebagai akibat pendapatan masyarakat yang rendah) di lain pihak, membatasi kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis kegiatan ekonomi. Apabila suatu negara dapat mengusahakan sumber daya alamnya secara menguntungkan, maka hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi dan pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat. Kemungkinan untu mendapatkan keuntungan tersebut dapat menarik minat dari negara-negara yang lebih maju untuk mengusahakan kekayaan alam di negara tersebut dengan cara memberikan modal yang cukup, teknologi dan teknik produksi yang modern, dan tenaga ahli yang dibawa untuk mengelola kekayaan alam secara efekif. Sebagai contoh adalah negara-negara di Timur Tengah dan Brunei Darussalam dimana peranan sumber daya alam yaitu industri pertambangan minyak sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam permulaan proses pembangunan. Walaupun demikian pertumbuhan ekonomi suatu negara tidaklah sangat bergantung pada faktor sumber daya alam. Negara-negara seperti Belanda, Jepang, dan Korea Selatan walaupun tidak mempunyai kekayaan alam yang berarti, namun perekonomian di negara tersebut berkembang pesat. Perkembangan perekonomian Belanda dimulai dari perdagangan, sedangkan Korea Selatan dan Jepang mengembangkan sektor industri yang efisien yang sanggup bersaing di pasaran internasional. Saat ini sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.

2. Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Tenaga Kerja

Pertambahan penduduk dari waktu ke waktu menjadi pendorong maupun penghambat pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan menambah jumlah tenaga kerja, dan memungkinkan suatu negara untuk menambah produksi. Sebagai akibat dari pendidikan, pelatihan, serta pengalaman kerja, maka ketrampilan penduduk akan bertambah tinggi yang juga akan mendorong produktivitas bertambah. Hal tersebut akan menyebabkan pertambahan produksi yang lebih cepat daripada pertambahan tenaga kerja. Pertumbuhan penduduk juga akan mendorong pertambahan kepada luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan sektor perusahaan. Oleh karena itu perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi. Di sisi lain, pertambahan penduduk juga berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi, utamanya dihadapi oleh negara yang pertumbuhan ekonominya belum tinggi tetapi telah Pertambahan penduduk dari waktu ke waktu menjadi pendorong maupun penghambat pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan menambah jumlah tenaga kerja, dan memungkinkan suatu negara untuk menambah produksi. Sebagai akibat dari pendidikan, pelatihan, serta pengalaman kerja, maka ketrampilan penduduk akan bertambah tinggi yang juga akan mendorong produktivitas bertambah. Hal tersebut akan menyebabkan pertambahan produksi yang lebih cepat daripada pertambahan tenaga kerja. Pertumbuhan penduduk juga akan mendorong pertambahan kepada luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan sektor perusahaan. Oleh karena itu perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi. Di sisi lain, pertambahan penduduk juga berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi, utamanya dihadapi oleh negara yang pertumbuhan ekonominya belum tinggi tetapi telah

3. Barang-Barang Modal dan Teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienan pertumbuhan ekonomi, bahkan untuk masyarakat yang kurang maju sekalipun. Tanpa adanya alat-alat untuk menangkap ikan dan berburu masyarakat yang kurang maju akan sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada saat ini barang-barang modal dan teknologi yang menjadi semakin modern memegang peranan yang sangat penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi. Apabila barang-barang modal saja yang bertambah tanpa diikuti dengan perkembangan teknologi, maka produktivitas barang-barang modal tidak akan mengalami perubahan dan tetap berada pada tingkat yang sangat rendah. Dampaknya adalah pendapatan per kapita perkembangannya sangat kecil. Efek positif dari kemajuan teknologi antara lain:

 Mempertinggi keefisienan kegiatan memproduksi suatu barang yang mengakibatkan penurunan biaya produksi dan meninggikan jumlah produksi.  Menimbulkan penemuan barang-barang baru yang belum pernah diproduksi sebelumnya sehingga menambah barang dan jasa yang dapat digunakan masyarakat.  Meninggikan mutu barang-barang yang diproduksi tanpa meningkatkan harganya. Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah sumber daya alam. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat

Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Adat istiadat yang tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi yang modern dan produktivitas yang tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat. Namun di sebagian masyarakat terdapat sikap yang dapat memberikan dorongan yang besar dalam pertumbuhan ekonomi, antara lain adalah sikap berhemat untuk investasi, sikap yang sangat menghargai kerja keras dan mengembangkan usaha, dan sikap yang selalu berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan. Apabila dalam masyarakat terdapat banyak sifat yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi seperti sikap anarkis, egois, boros, dan sebagainya, maka menjadi tugas pemerintah untuk menghapuskan hambatan tersebut. Perombakan dalam sistem sosial dan sikap masyarakat perlu diciptakan agar masyarakat berkeinginan untuk bekerja lebih keras guna mendapatkan keuntungan dan pendapatan. Salah satu langkah penting yang dapat dilakukan adalah dengan memperluas fasilitas pendidikan dan meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.

5. Enterpreneurship

Selain 4 (empat) faktor yang diuraikan tersebut, faktor yang tidak kalah penting adalah kewirausahaan. Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif ( create new and different ) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. David McClelland, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa suatu Negara dapat dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah entrepreneur atau wirausaha sebanyak 2% dari jumlah populasi penduduknya. Pendapat ini diperkuat oleh Peter Drucker seorang konsultan manajemen Austria. Kewirausahaan memiliki peranan yang strategis dalam menciptakan pelaku bisnis dan perusahaan yang baru. Ungkapan tidak ada pembangunan tanpa kehadiran wirausahaan memang benar pernyataan tersebut. Kewirausahaan mampu membuat suatu negara maju dan makmur karena kewirausahaan sebagai pencipta kesempatan kerja baru, penghasilan baru, inovasi baru, serta unggul dalam kualitas untuk mengorganisir sumberdaya yang diperlukan dalam menciptakan nilai tambah. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien dan secara keseluruhan disebut sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Para pengusaha memiliki perkiraan yang matang bahwa input yang dikombinasikan akan menghasilkan Selain 4 (empat) faktor yang diuraikan tersebut, faktor yang tidak kalah penting adalah kewirausahaan. Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif ( create new and different ) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. David McClelland, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa suatu Negara dapat dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah entrepreneur atau wirausaha sebanyak 2% dari jumlah populasi penduduknya. Pendapat ini diperkuat oleh Peter Drucker seorang konsultan manajemen Austria. Kewirausahaan memiliki peranan yang strategis dalam menciptakan pelaku bisnis dan perusahaan yang baru. Ungkapan tidak ada pembangunan tanpa kehadiran wirausahaan memang benar pernyataan tersebut. Kewirausahaan mampu membuat suatu negara maju dan makmur karena kewirausahaan sebagai pencipta kesempatan kerja baru, penghasilan baru, inovasi baru, serta unggul dalam kualitas untuk mengorganisir sumberdaya yang diperlukan dalam menciptakan nilai tambah. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien dan secara keseluruhan disebut sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Para pengusaha memiliki perkiraan yang matang bahwa input yang dikombinasikan akan menghasilkan

F. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu Negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000) pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan Secara umum Teori pertumbuhan ekonomi menurut para ahli dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Teori pertumbuhan ekonomi historis dan teori pertumbuhan ekonomi klasik dan neoklasik. Berikut penjelasannya :

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis

Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis antara lain, Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W. Rostow.

a. Teori pertumbuhan ekonomi Frederich list (1789 - 1846)

Tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien (teori tangga). Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut:

1. Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri

2. Masa beternak dan bertanam.

Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam

3. Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam. Kerajinan hanya mengejar usaha sampingan.

4. Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai

kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.

b. Teori pertumbuhan ekonomi Karl Bucher (1847 - 1930)

Pada tahap Perekonomian menurut Karu Bucher ini dapat dibagi menjadi 4, yaitu :

1) Rumah tangga tertutup

2) Rumah tangga kota

3) Rumah tangga bangsa

4) Rumah tangga dunia

c. Teori pertumbuhan ekonomi Bruno Hildebrand

Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari perkembangan alat tukar-menukarnya, yaitu:

1) masa tukar-menukar secara barter

2) masa tukar-menukar dengan uang

3) masa tukar-menukar dengan kredit

d. Teori pertumbuhan ekonomi Werner Sombart (1863 - 1947)

Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1. Masa perekonomian tertutup

Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Adapun yang menjadi ciri khusus pada masa pererokonomian ini yaitu kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri, setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen, dan belum ada pertukaran barang dan jasa

2. Masa kerajinan dan pertukangan

Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan

3. Masa kapitalis

Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa sebagai berikut:

a) Tingkat prakapitalis

b) Tingkat kapitalis

c) Tingkat kapitalisme raya

d) Tingkat kapitalisme akhir Berikut penjelasan lebih rincinya :

1. Tingkat prakapitalis

Masa ini memiliki ciri-ciri seperti ; kehidupan masyarakat masih statis, bersifat kekeluargaan, bertumpu pada sektor pertanian, bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dan hidup secara berkelompok

2. Tingkat kapitalis

Masa ini memiliki cirri-ciri seperti kehidupan masyarakat sudah dinamis, bersifat individual, adanya pembagian pekerjaan, dan terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan

3. Tingkat kapitalisme raya

Masa ini memiliki ciri-ciri seperti usahanya semata-mata mencari keuntungan, munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi, produksi dilakukan secara masal dengan alat modern, perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli, serta dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh

4. Tingkat kapitalisme akhir

Masa ini memiliki ciri-ciri seperti munculnya aliran sosialisme, adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi, dan mengutamakan kepentingan bersama.

e. Teori pertumbuhan ekonomi Walt Whitmen Rostow (1916 - 1979)

W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:

1. Masyarakat Tradisional ( The Traditional Society )

Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi- fungsi produksi yang terbatas, belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai

2. Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas ( the preconditions for take off )

Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi dan sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.

3. Periode Lepas Landas ( The take off )

Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk mendobrak penghalang- penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan, kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas, tingkat investasi yang efektif

dan tingkat produksi dapat meningkat, investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional, dan Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.

4. Gerak Menuju Kedewasaan ( Maturity )

Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern, investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat, o utput dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk, barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri, serta tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pada masa take off dengan penerapan teknologi modern

5. Tingkat Konsumsi Tinggi ( high mass consumption )

Sektor-sektor industri merupakan sektor yang memimpin ( leading sector ) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa, pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan, kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi, dan pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi klasik yang baru menjelaskan bahwa ada kaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.

Y = f (K, L, R, T)

Y = tingkat pertumbuhan ekonomi K = jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan L = jumlah dan kualitas tenaga kerja yang digunakan R = jumlah dan jenis kekayaan yang digunakan T = tingkat teknologi yang digunakan

1) Teori Pertumbuhan Ekonomi Adam Smith

Adam Smith merupakan ekonom yang banyak menumpahkan perhatiannya kepada masalah pertumbuhan ekonomi. Dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations (1776) ia mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis.

Terdapat dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi:

a. Pertumbuhan output total.

b. Pertumbuhan penduduk.

a) Pertumbuhan Output Total

Menurut Adam Smith terdapat beberapa unsur pokok dalam suatu negara, seperti:  Sumber daya alam yang tersedia (faktor produksi tanah).  Sumber daya insani (jumlah penduduk).  Stok barang modal yang ada.