Jalan Dari Wikipedia bahasa Indonesia en (1)

Jalan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jalan Pantura di Jawa Tengah

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
Jalan khusus adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, atau
kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan
nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.
Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.
Penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan
pengawasan jalan.
Pengaturan jalan kegiatan perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum,
dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.
Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan,
pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.

Pengembangan jalan adalah kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis,
pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan
Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan,
pembinaan, dan pengembangan jalan.
Penyelenggara jalan adalah pihak yang melakukan peraturan, pembinaan, pembangunan, dan
pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya.
Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan
masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar
ruang milik jalan.
Daftar isi
[sembunyikan]



1Pengelompokan Jalan

o

1.1Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas
1.1.1Sistem jaringan jalan


1.1.1.1Sistem jaringan jalan primer

1.1.1.2Sistem jaringan jalan sekunder

1.1.2Jalan umum menurut fungsi

1.1.2.1Jalan arteri

1.1.2.2Jalan kolektor

1.1.2.3Jalan lokal

1.1.2.4Jalan lingkungan

1.1.3Jalan umum menurut status

1.1.3.1Jalan nasional

1.1.3.2Jalan provinsi


1.1.3.3Jalan kabupaten

1.1.3.4Jalan kota

1.1.3.5Jalan desa

1.1.4Jalan umum menurut kelas
2Bagian jalan
2.1Ruang manfaat jalan
2.2Ruang milik jalan
2.3Ruang pengawasan jalan
3Pembangunan jalan
4Perekonomian jalan
5Sejarah Pembangunan Jalan
5.1Jalan Mesopotamia-Mesir
5.2Jalan di Eropa dan China
5.3Jalan Romawi
5.4Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa
6Sejarah Teknik Membangun Jalan

7Lihat pula



o
o
o



o
o
o
o



Pengelompokan Jalan[sunting

| sunting sumber]


Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.
--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 (UTC)--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 (UTC)

Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan
kelas[sunting | sunting sumber]
Sistem jaringan jalan[sunting | sunting sumber]
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan
jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan
memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan
perdesaan.
Sistem jaringan jalan primer[sunting | sunting sumber]
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan
semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:

menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat
kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan


menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.


Sistem jaringan jalan sekunder[sunting | sunting sumber]
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi
primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya
sampai ke persil.
Jalan umum menurut fungsi[sunting | sunting sumber]
Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan
jalan lingkungan.
Jalan arteri[sunting | sunting sumber]
Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
Jalan kolektor[sunting | sunting sumber]
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal[sunting | sunting sumber]
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri

perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Jalan lingkungan[sunting | sunting sumber]
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri
perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Jalan umum menurut status[sunting | sunting sumber]
Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan
kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
Jalan nasional[sunting | sunting sumber]
Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
Jalan provinsi[sunting | sunting sumber]
Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis
provinsi.
Jalan kabupaten[sunting | sunting sumber]
Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk
dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten,
dan jalan strategis kabupaten.

Jalan kota[sunting | sunting sumber]

Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antarpusat
pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara
persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
Jalan desa[sunting | sunting sumber]
Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di
dalam desa, serta jalan lingkungan.
Jalan umum menurut kelas[sunting | sunting sumber]
Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas
bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.
Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas: 1. Jalan Kelas I 2. Jalan Kelas IIA. 3.
Jalan Kelas IIB. 4. Jalan Kelas IIC. 5. Jalan Kelas III.
Tebal perkerasan jalan itu ditentukan sesuai dengan kelas jalan.
Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula syarat-syarat yang
ditentukan untuk pembuatan jalan itu.
• Kelas I
Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu lintas
cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak
bermotor. Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan

konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu
lintas.
• Kelas II
Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya terdapat lalu
lintas lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi
dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.
• Kelas IIA Adalah jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau lebih dengan konlstruksi permukaan jalan
dari jenis aspal beton (hot mix) atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat
kendaraan lambat tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas
lambat, harus disediakan jalur tersindiri.
• Kelas IIB
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi
berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi
tanpa kendaraan yang tak bermotor.
• Kelas IIC
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi
tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari kendaraan tak
bermotor.
• Kelas III
Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur

tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.

Bagian jalan[sunting

| sunting sumber]

Jalan daerah antar kota

Ruang manfaat jalan[sunting | sunting sumber]
Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan
kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan
pedoman yang ditetapkan oleh departemen yang berwenang.
Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu
jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong,
perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
Trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki, walau pada praktiknya banyak digunakan
untuk keperluan lain semisal parkir atau tempat berjualan.

Ruang milik jalan[sunting | sunting sumber]

Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat
jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan
tinggi tertentu. Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan
penambahan jalur lalu lintas pada masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan
jalan.
Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai
lansekap jalan.

Ruang pengawasan jalan[sunting | sunting sumber]
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya
ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan bagi
pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi
oleh lebar dan tinggi tertentu.
Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi
badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut:






jalan arteri primer 15 (lima belas) meter;
jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter;
jalan lokal primer 7 (tujuh) meter;
jalan lingkungan primer 5 (lima) meter;
jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter;






jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter;
jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter;
jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter; dan
jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu.

Pembangunan jalan[sunting

| sunting sumber]

Jalan di Jepang

Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi
pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi,
pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin
melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses
ini.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan.
Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah
ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu
lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat
dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya
membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu
permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke
selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di
permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti
batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.

Perekonomian jalan[sunting

| sunting sumber]

Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi
atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke
pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu.
Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomilalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di
pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar besar, penduduk setempat
dapat menjual makanan kepada sopir truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang baik bagi
ekonomi lalu lintas dapat dilihat di pasar Machap, Johor Malaysia. Sehubungan itu, Machap telah
menjadi tempat istirahat bagi bus jarak-jauh karena adanya fasilitas istirahat yang lengkap di situ
dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang
bus akan membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil.

Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berlaku di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung kepada
lokasi dan juga fasilitas. Yang lebih penting ialah hubungan pihak pemilik restoran dengan sopir bus.
Untuk menarik lebih banyak sopir bus datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran
berusaha menarik hati sopir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka.
Tetapi cara yang paling baik ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut agar memilih
suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap.

Sejarah Pembangunan Jalan[sunting

| sunting sumber]

Jalan sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih setelah menemukan
kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dikatakan bahwa
peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan. Akan tetapi hampir semua peradaban tidak
terlepas dari keberadaan jalan tersebut.
Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa
jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara masa itu.
Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.

Jalan Mesopotamia-Mesir[sunting | sunting sumber]
Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan
raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berguna
untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut
adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang dariTeluk Persia hingga Laut Aegea sepanjang
2857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM.

Jalan di Eropa dan China[sunting | sunting sumber]
Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal
dari Yunani dan Tuscany hingga Laut Baltik.
Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang bila
digabung mencapai 3200 km.

Jalan Romawi[sunting | sunting sumber]
"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal mengenai jalan-jalan Romawi.
Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun jalan. Di puncak
kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang
dari Inggris hingga Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia hingga Teluk
Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.

Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Jalan Raya Pos
Herman Willem Daendels adalah seorang Gubernur-Jendral Hindia Belanda yang ke-36. Ia
memerintah antara tahun 1808 – 1811. Pada masa itu Belanda sedang dikuasai olehPerancis. Pada
masa jabatannya ia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer hingga Panarukan.
Sebagian dari jalan ini sekarang menjadi Jalur Pantura (Pantai Utara) yang membentang sepanjang
pantai utara Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini adalah proyek monumental namun dibayar dengan
banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas.
Manfaat yang diperoleh dari jalan ini adalah sebagai jalan pertahanan militer. Selain itu dari segi
ekonomi guna menunjang tanam paksa (cultuur stelsel) hasil produk kopi dari
pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal
sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopiSumedang,
Limbangan, Cisarua, dan Sukabumi. Selain itu, dengan adanya jalan ini perjalanan darat Surabaya-

Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat menjadi tujuh hari. Ini sangat
bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.

Sejarah Teknik Membangun Jalan[sunting

| sunting sumber]

Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan. Di Eropa Utara yang
repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu
dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui
rintangan tersebut.
Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan
masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan
bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal
sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti diMahenjo Daro, Pakistan, terdapat
penampung air berbahan batu bata bertambalkan aspal.
Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa
hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian
disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip
batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk
mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX.
Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.
Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834) membuat rancangan jalan raya, di mana
batu besar pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi
jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya
karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang bermutu baik dengan
konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.
Oleh sebab itu ada konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam (1756-1836). Konstruksi jalan
yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan
dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan
kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan
saling mengunci sebagai satu kesatuan.
Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan
aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan
di Champ-Elysess, Paris, Perancis.
Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865. Meski lebih kuat, jalan
tersebut mudah retak karena perubahan cuaca. Berbeda dengan aspal yang bersipat lebih plastis
atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih
tahan air.
Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia
University, New York. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan
maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872
dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.

Jalan raya
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain.
Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:


Digunakan untuk kendaraan bermotor





Digunakan oleh masyarakat umum
Dibiayai oleh perusahaan negara
Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan

Di sini harus diingat bahwa tidak semua jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor itu jalan
raya. Contohnya lintasan-lintasan di daerah perkebunan. Di Malaysia jalan raya yang sah haruslah
diumumkan oleh pihak berkuasa.
Daftar isi
[sembunyikan]




o
o
o
o



1Pembangunan jalan raya
2Perekonomian jalan raya
3Sejarah Pembangunan Jalan Raya
3.1Jalan raya Mesopotamia-Mesir
3.2Jalan raya di Eropa dan China
3.3Jalan Romawi
3.4Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa
4Sejarah Konstruksi Membangun Jalan
5Lihat pula

Pembangunan jalan raya[sunting | sunting sumber]

Jalan Raya di Jepang

Pada dasarnya pembangunan jalan raya adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang
mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan
jembatan dan terowong, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan
penebasan hutan). Berbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan.
Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah
ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu
lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal
ataupun semen.
Pengaliran air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan
raya. Air yang berkumpul di permukaan jalan raya setelah hujan tidak hanya membahayakan
pengguna jalan raya, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan raya. Karena itu
permukaan jalan raya sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang
berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di
permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti

batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan raya. Fungsinya adalah untuk menandakan batas
lintasan.

Perekonomian jalan raya[sunting | sunting sumber]
Jalan raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk
pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan raya, komoditi dapat
mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar
wilayah itu. Selain itu, jalan raya juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya.
Contohnya, di pertengahan lintasan jalan raya utama yang menghubungkan bandar-bandar besar,
penduduk setempat dapat menjual makanan kepada sopir truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh
yang baik bagi ekonomi lalu lintas dapat dilihat di pasar Machap, Johor Malaysia. Sehubungan itu,
Machap telah menjadi tempat istirahat bagi bus jarak-jauh karena adanya fasilitas istirahat yang
lengkap di situ dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap,
penumpang-penumpang bus akan membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil.
Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berlaku di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung kepada
lokasi dan juga fasilitas. Yang lebih penting ialah hubungan pihak pemilik restoran dengan sopir bus.
Untuk menarik lebih banyak sopir bus datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran
berusaha menarik hati sopir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka.
Tetapi cara yang paling baik ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut agar memilih
suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap.

Sejarah Pembangunan Jalan Raya[sunting | sunting sumber]
Jalan raya sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih setelah
menemukan kendaraan beroda di antaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dikatakan
bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan raya. Akan tetapi hampir semua
peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan raya tersebut.
Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan raya muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih
berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara
masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.

Jalan raya Mesopotamia-Mesir[sunting | sunting sumber]
Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan
raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berguna
untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut
adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang dariTeluk Persia hingga Laut Aegea sepanjang
2857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM.

Jalan raya di Eropa dan China[sunting | sunting sumber]
Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal
dari Yunani dan Tuscany hingga Laut Baltik.
Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang bila
digabung mencapai 3200 km.

Jalan Romawi[sunting | sunting sumber]
"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal mengenai jalan-jalan Romawi.
Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun jalan. Di puncak
kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang
dari Inggris hingga Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia hingga Teluk
Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.

Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini: Jalan Raya Pos
Herman Willem Daendels adalah seorang Gubernur-Jendral Hindia Belanda yang ke-36. Ia
memerintah antara tahun 1808 – 1811. Pada masa itu Belanda sedang dikuasai olehPerancis. Pada
masa jabatannya ia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer hingga Panarukan.
Sebagian dari jalan ini sekarang menjadi Jalur Pantura (Pantai Utara) yang membentang sepanjang
pantai utara Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini adalah proyek monumental namun dibayar dengan
banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas.
Manfaat yang diperoleh dari jalan ini adalah sebagai jalan pertahanan militer. Selain itu dari segi
ekonomi guna menunjang tanam paksa (cultuur stelsel) hasil produk kopi dari
pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal
sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopiSumedang,
Limbangan, Cisarua, dan Sukabumi. Selain itu, dengan adanya jalan ini perjalanan darat SurabayaBatavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat menjadi tujuh hari. Ini sangat
bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.

Sejarah Konstruksi Membangun Jalan[sunting | sunting sumber]
Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan raya. Di Eropa
Utara yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan
kayu dipasang di atas ranting, lalu di atasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk
melalui rintangan tersebut.
Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan
masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan
bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal
sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti diMahenjo Daro, Pakistan, terdapat
penampung air berbahan batu bata bertambalkan aspal.
Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa
hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian
disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip
batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk
mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX.
Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.
Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834) membuat rancangan jalan raya, di mana
batu besar pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi
jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya
karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang bermutu baik dengan
konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.
Oleh sebab itu ada konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam (1756-1836). Konstruksi jalan
yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan
dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan
kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan
saling mengunci sebagai satu kesatuan.
Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan
aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan
di Champ-Elysess, Paris, Perancis. Jalan aspal yang bersipat lebih plastis atau dapat kembang
susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih tahan air.

Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865. Sekarang banyak jalan
tol dengan konstruksi beton (tebal minimum 29 cm) dan tahan hingga lebih dari 50 tahun serta
sangat kuat sekali memikul beban.
Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia
University, New York. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan
maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872
dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.
Pada saat ini sedikitnya 90 % jalan utama di perkotaan selalu menggunakan bahan aspal
Jembatan adalah suatu konstruksi atau bangunan yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti
lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, jalan kereta api, jalan raya yang
melintang tidak sebidang dan lain-lain.
Bagian Bagian Jembatan:
1.

Bangunan Bawah

2.

Bangunan Atas

3.

Bangunan Pengaman

4.

Perlengkapan Jembatan

Jenis Jenis jembatan berdasarkan lokasi, fungsi, bahan konstruksi dan tipe struktur
sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan
teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.

1.

Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)

2.

Jembatan di atas sungai atau danau

3.

Jembatan di atas lembah

4.

Jembatan di dermaga (jetty).

5.

Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),

Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.

1.

Jembatan jalan raya (highway bridge)

2.

Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)

3.

Jembatan jalan kereta api (railway bridge)

Jembatan Jalan Kereta Api Krueng Mane, Aceh

Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
antara lain :

1.

Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)

2.

Jembatan komposit (compossite bridge)

3.

Jembatan kayu (log bridge)

4.

Jembatan baja (steel bridge)

5.

Jembatan beton (concrete bridge)

Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara
lain :
1.

Jembatan pelengkung (arch bridge)

2.

Jembatan plat (slab bridge)

3.

Jembatan cantilever (cantilever bridge)

4.

Jembatan plat berongga (voided slab bridge)

5.

Jembatan gelagar (girder bridge)

6.

Jembatan rangka (truss bridge)

7.

Jembatan kabel (cable stayed bridge)

8.

Jembatan gantung (suspension bridge)

Jembatan Cable Stayed

Jembatan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Melayu.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.

Jembatan Golden Gate menghubungkan San Francisco keMarin County.

Jenis bangunan bentangan air: 1. Jembatan suspensi, 2.Jembatan Archimedes, 3. Tabung
terbenam (Immersed tube), 4: Terowongan bawah air

Kereta Maglev Shanghai di atas jembatan yang menghubungkanBandar Udara Internasional Pudong
Shanghai dengan kota.

Jembatan Rion Antirion di Yunani. Pondasi dan urugan tanah.

Diagram jembatan Rion Antirion di Yunani.

Jembatan Oresund, kombinasi jembatan dan terowongan kereta api rel kembar dan jalan raya kembar yang
melintasi Selat Øresund. Jembatan ini menghubungkan Swedia dan Denmark.

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan
seperti sungai, rel kereta apiataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan pejalan
kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur
transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi
komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang
melewati ruas jalan tersebut.
Daftar isi

[sembunyikan]



o
o
o

o
o
o


o



1Sejarah
2Jenis-jenis jembatan
2.1Dari segi kegunaan
2.2Jembatan upacara dan hiasan
2.3Dari segi struktur

2.3.1Jembatan batang kayu (log bridge)

2.3.2Jembatan lengkung (arch bridge)

2.3.3Jembatan alang (Beam bridge)

2.3.4Jembatan kerangka (Truss bridge)

2.3.5Jembatan gerbang tertekan (Compression arch bridge)

2.3.6Jembatan gantung (Suspension bridge)

2.3.7Jembatan kabel-penahan (Cable-stayed R bridge)

2.3.8Jembatan penyangga (Cantilever bridge)
2.4Jembatan angkat (bascule bridge)
2.5Jembatan bisa pindah
2.6Jembatan bambu
3Jembatan ternama
4Lihat pula
4.1Gambar jenis jembatan
5Lihat pula
6Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Fremont Bridge (Portland)

Jembatan pertama yang dibuat dengan titian kayu untuk menyeberangi sungai. Ada juga orang yang
menggunakan dua utas tali atau rotan, yang diikat pada bebatuan di tepi sungai. Seterusnya, batu
digunakan, tetapi cuma sebagai rangka. Jembatan gerbang berbentuk melengkung yang pertama
dibuat semasa zaman Emperor Roma, dan masih banyak jembatan dan saluran air orang Roma
yang kenal hingga hari ini. Orang-orang Roma juga mempunyai pengetahuan, yang mengurangkan
perbedaan kekuatan batu2 yang berbeda. Jembatan bata dan mortar dibuat pada zaman kaisar
Romawi, karena sesudah zaman tersebut, teknologi pengetahuan telah hilang. PadaZaman
Pertengahan, tiang-tiang jembatan batu biasanya lebih besar sehingga menyebabkan kesulitan
kepada kapal-kapal yang lalu-lalang di sungai tersebut.
Pada abad ke-18, mulai banyak pembaruan dalam pembuatan jembatan kayu oleh Hans Ulrich,
Johannes Grubenmann dan lain-lain. Dengan kedatangan Revolusi Industri pada abad ke-19,
sistem rangka (truss system) menggunakan besi untuk memajukan untuk pembuatan jembatan yang
lebih besar, tetapi besi tidak mempunyai kekuatan ketegangan (tensile strength) yang cukup untuk
beban yang besar. Apabila mempunyai kekuatan ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih
besar akan dibuat, kebanyakannya menggunakan ideaGustave Eiffel, yang pertama kali
dipertunjukkan di Menara Eiffel di Paris, Perancis. Yang sesuai digunakan untuk pembuatan
jembatan yang panjang karena ia mempunyai kekuatan-kepada-berat yang tinggi, tetapi konkrit pula
mempunyai kos penjagaan yang lebih murah. Jadi, selalunya "konkrit diperkuat" (reinforced
concrete) digunakan - kekuatan ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel tembaga yang
ditanam di dalam konkrit itu.

Jenis-jenis jembatan[sunting | sunting sumber]

The Lake Champlain Bridge

Jembatan sementara

Perakitan dan pembangunan jembatan darurat

Jembatan darurat

Jenis-jenis jembatan bisa dikategorikan berdasarkan kegunaannya ataupun struktur penopangnya.

Dari segi kegunaan[sunting | sunting sumber]

Jembatan kereta api di daerah Priangan pada masa Hindia Belanda

Suatu jembatan biasanya dirancang sama untuk kereta api, untuk pemandu jalan raya atau untuk
pejalan kaki. Ada juga jembatan yang dibangun untuk pipa-pipa besar dan saluran air yang bisa
digunakan untuk membawa barang. Kadang-kadang, terdapat batasan dalam penggunaan
jembatan; contohnya, ada jembatan yang dikususkan untuk jalan raya dan tidak boleh digunakan

oleh pejalan kaki atau penunggang sepeda. Ada juga jembatan yang dibangun untuk pejalan kaki
(jembatan penyeberangan), dan boleh digunakan untuk penunggang sepeda.

Jembatan upacara dan hiasan[sunting | sunting sumber]
Setengah jembatan dibuat lebih tinggi daripada yang diperlukan, agar pantulan jembatan itu akan
melengkapkan sebuah bulatan. Jembatan seperti ini, yang selalunya dijumpai di taman oriental,
dipanggil "Jembatan Bulan", kerana jambatan itu dan pantulannya menyerupai
sebuah bulan purnama.
Adalah biasa di istana2 jembatan dibuat sungai tiruan sebagai simbol perjalanan ke tempat ataupun
keadaan minda yang penting. Ada satu set yang terdiri daripada lima jambatan yang merentasi satu
sungai yang berbelit-belit di salah sebuah laman penting di Bandar Terlarang (Forbidden City)
di Beijing, Cina. Jambatan yang tengah hanya boleh dilalui oleh Maharaja, Permaisuri dan dayangdayang mereka.

Dari segi struktur[sunting | sunting sumber]
Perancangan dan bahan asas pembinaan jambatan bergantung kepada lokasi dan juga jenis
muatan yang akan ditanggungnya. Berikut adalah beberapa jenis jambatan yang utama:
Jembatan batang kayu (log bridge)[sunting | sunting sumber]

Jembatan kayu di Desa Betao, Kecamatan Pituriawa, Kabupaten Sidenreng Rappang

Jambatan yang terawal adalah apabila manusia mengambil kesempatan dari pohon kayu yang
tumbang merentasi sungai. Jadi, tak heranlah jika jembatan yang pertama dibuat ialah pokok yang
sengaja ditumbangkan meintasi sungai. Kini, jambatan seperti itu hanya digunakan secara
sementara, contohnya di tempat 2 pembalakan, yang mana jalan yang dibuat hanyalah untuk
sementara dan kemudian ditinggalkan. Ini karena jembatan seperti ini mempunyai jangka waktu
yang pendek disebabkan oleh pohon menyentuh tanah (yang basah) hingga menyebabkannya
mereput, serta serangan anai-anai danserangga-serangga lain. Jembatan batang kayu yang tahan
lama boleh dibuat dengan menggunakan tapak konkrit yang tidak ditakungi air dan dijaga dengan
baik.
Jembatan lengkung (arch bridge)[sunting | sunting sumber]
Jembatan lengkung di jalan dari Sukaraja kePurbalingga (1900-1905)

Jembatan lengkung memiliki abutment pada setiap ujungnya. Beban jembatan didorong ke
abutment pada kedua sisi. Jembatan lengkung tertua di dunia dibuangun oleh orang Yunanu,
termasuk Jembatan Arkadiko.
Dengan rentang sejauh 220 meter, Jembatan Solkan di atas Sungai Soča di Solkan, Slovenia,
adalah jembatan batu kedua terbesar di dunia dan jembatan batu trek kereta terpanjang. Selesai
dibangun pada tahun 1905. Lengkungannya yang terdiri dari 5,000 ton blok batu diselesaikan hanya

dalam 18 hari, merupakan lengkungan baru kedua terbesar di dunia, dikalahkan hanya oleh
Friedensbrücke (Syratalviadukt) di Plauen, dan lengkungan batu trek kereta terbesar. Lengkungan
Friedensbrücke, yang dibangun pada tahun yang sama, merentang sepanjang 90m dan melewati
lembah Sungai Syrabach. Perbedaan keduanya adalah Jembatan Solkan dibuat dari blok batu,
sedangkan Friedensbrücke dibuat dari batu yang dihancurkan dicampur dengan semen mortar.
Jembatan lengkung terbesar saat ini adalah Jembatan Chaotianmen di atas Sungai Yangtze dengan
panjang 1,741m dan rentangan sejauh 552 m. Jembatan ini dibuka pada tanggal 20 April 2009 di
Chongqing, China.
Jembatan alang (Beam bridge)[sunting | sunting sumber]
Jembatan ini juga bisa disebut keturunan langsung jambatan batang kayu, jambatan alang biasanya
dibuat dari alang keluli "I", konkrit diperkuat atau konkrit telah-tertegang (post-tensioned concrete)
yang panjang. Ia kurang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat. Jembatan ini selalu
digunakan untuk jembatan pejalan kaki dan juga jembatan-jembatan yang merintangi hutan.
Jembatan kerangka (Truss bridge)[sunting | sunting sumber]
Jika alang2 itu disusun dalam bentuk kekisi, contohnya segitiga, supaya setiap alang hanya
menampung sebagian berat struktur itu, maka ia dinamakan jembatan kerangka. Jika dibandingkan
dengan jembatan alang, jembatan kerangka adalah lebih hemat dalam penggunaan bahan.
Kerangka bisa menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang lebih jauh
menggunakan elemen yang lebih pendek daripada jambatan alang. Ada berbagai jenis cara untuk
membuat kerangka ini, namun begitu, semuanya menggunakan prinsip penggiliran elemen
tegangan dan tekanan. Sekiranya satu-satu elemen itu telah diketahui - melalui analisis kejuruteraan
- hanya akan mengalami ketegangan tanpa tekanan atau kenduran, maka ia bisa dibuat dari batang
keluli yang lebih langsing. Bagian atas kerangka selalunya mengalami tekanan, manakala bagian
bawahnya mengalami tegangan.
Jembatan ini selalu dibuat dengan menggunakan dua kerangka yang dihubungkan dengan elemenelemen penjuru yang mendatar untuk membentuk sebuah struktur berbentuk kotak. Jalan yang akan
dilalui boleh terjadi daripada sebagian elemen-elemen atas atau bawah, atau juga boleh digantung
di tengah-tengah. Jika jambatan itu harus menyeberangi jurang yang sangat dalam, kerangka itu
boleh diimbangi. Ini selalunya terjadi jika tebing yang betul-betul bertentangan membuatkan kerjakerja pembuatan lebih sukar.
Jambatan kerangka boleh dibuat dari hampir semua bahan yang keras dan kuat, termasuk batang
kayu, keluli ataupun konkrit diperkuat. Konsep kerangka ini juga digunakan dalam jembatanjembatan yang lain ataupun komponen-komponen jembatan seperti struktur geladak jambatan
gantung.
Jembatan gerbang tertekan (Compression arch bridge)[sunting | sunting sumber]
Jembatan berbentuk ini adalah antara jambatan yang paling awal yang dapat merintangi jarak yang
jauh menggunakan batu bata ataupun konkrit. Bahan-bahan ini boleh menerima tekanan yang tinggi
tetapi tidak boleh menahan tegangan yang kuat. Jambatan ini berbentuk pintu gerbang - maka
sebarang tekanan menegak akan turut menghasilkan tekanan mendatar di puncak gerbang itu.
Di kebanyakan jembatan gerbang, jalan diletakkan di atas struktur gerbang itu. Saluran air orangorang Roma dahulu menggunakan kaedah untuk menyusun beberapa jembatan gerbang - daripada
jembatan panjang kepada jembatan pendek apabila ketinggian ditambahkan - untuk mencapai
ketinggian sambil mengekalkan ketegaran struktur itu, dengan mengelakkan pembinaan elemen
menegak yang tinggi dan langsing. Jembatan gerbang ini masih digunakan di terusan-terusan air
dan jalan raya kerana ia mempunyai bentuk yang menarik, terutamanya apabila ia menyeberangi air
kerana pantulan gerbang itu membentuk kesan visual berbentuk bulatan dan bujur.

Kebanyakan jembatan gerbang tertekan moden dibuat daripada konkrit diperkuat. Untuk
pembuatannya, pendukung sementara bisa didirikan untuk mendukung bentuk jembatan itu. Apabila
konkrit telah mengeras, barulah pendukung sementara itu dibuang.
Salah satu variasi kepada jembatan jenis ini adalah apabila gerbang jembatan itu naik lebih tinggi
daripada jalan. Dalam kes ini, kabel tembaga menghubungkan jalan dengan gerbang itu.
Jembatan gantung (Suspension bridge)[sunting | sunting sumber]

Jembatan gantung di atas sungai Bila, Pituriase, Sidenreng Rappang

Jembatan gantung adalah satu lagi jenis jembatan yang pertama, dan masih lagi dibuat
menggunakan bahan asli, seperti tali jerami di setengah daerah di Amerika Selatan. Sudah
semestinya jembatan ini diperbarui secara berkala kerana bahan ini tidak tahan lama, dan di sana,
bahan-bahan ini dibuat oleh keluarga-keluarga sebagai sumbangan masyarakat. Sejenis variasi
yang lebih kekal, sesuai untuk pejalan kaki dan kadang kala penunggang kuda boleh dibuat
daripada tali biasa. Puak Inca di Peru juga pernah menggunakan jembatan ini pada abad ke-16
untuk jarak sejauh 60 meter. Bagi jembatan ini, laluan jalan akan mengikut lengkungan menurun
dan menaik kabel yang membawa beban. Tali tambahan juga diletakkan pada paras yang lebih
tinggi sebagai tempat berpegang. Untuk berjalan di jembatan seperti ini, dengan cara berjalan
seperti meluncur, karena cara berjalan yang biasa akan menghasilkan gelombang bergerak yang
akan menyebabkan jembatan dan pejalan kaki bergoyang atas-ke-bawah atau kiri-ke-kanan.
Jembatan gantung modern yang mampu membawa kendaraan menggunakan dua menara
menggantikan pokok. Kabel yang merentangi jembatan ini perlu ditambat dengan kuat di kedua
belah ujung jembatan, karena sebagian besar beban di atas jembatan akan dipikul oleh tegangan di
dalam kabel utama ini. Sebagai jalannya dihubungkan ke kabel utama dengan menggunakan
jaringan kabel-kabel lain yang digantung menegak. Jembatan seperti ini hanya cocok digunakan
untuk jarak yang jauh, atau tidak memungkinkan didirikan tiang penahan karena arus deras dan
berbahaya. Jembatan seperti ini juga selalu menjadi suatu pemandangan yang bagus. jembatan ini
tidak sesuai untuk digunakan oleh kereta api karena akan melentur disebabkan oleh beban kereta.
Jembatan kabel-penahan (Cable-stayed R bridge)[sunting | sunting sumber]
Jembatan kabel-penahan adalah agak baru.ekaan jambatan ini menggunakan beberapa kabel yang
berasingan yang menghubungkan jalan dengan menara. Kabel 2 pepenjuru ini diikat dengan tegang
dan lurus (tidak melentur kecuali disebabkan oleh berat sendiri) ke beberapa tempat yang berlainan
di sepanjang jalan. Kabel2 itu boleh diikat di tengah-tengah jalan (satu jaringan) atau di tepi jalan
(dua jaringan). Biasanya dua menara digunakan, dan kabel-kabel disusun dalam bentuk kipas.
Kelebihan jembatan ini dibanding jembatan gantung adalah tambatan yang kukuh di ujung jembatan
untuk menahan tarikan kabel tidak diperlukan. Ini disebabkan oleh geladak jambatan itu senantiasa
berada di dalam keadaan tekanan. Ini menjadikan jambatan ini sebagai jambatan pilihan di

tempat2 yang keadaan tanahnya kurang baik, asalkan menara-menaranya boleh dipasak dengan
baik.
Antara contoh jambatan kabel penahan yang terkenal di Malaysia termasuklah Jambatan Pulau
Pinang, Jembatan Kedua Muar dan Jambatan Sungai Johor (yang bakal dibuka pada tahun 2010).
Jembatan penyangga (Cantilever bridge)[sunting | sunting sumber]
Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk mengatasi masalah pembuatan apabila keadaan
tidak praktikal untuk menahan beban jembatan dari bawah semasa pembuatan. Disebabkan ia agak
keras/tidak mudah bergoyang, ia sesuai digunakan untuk membawa landasan kereta api. Walaupun
dari segi seni bina penyangga selalunya mempunyai cuma satu bagian, untuk jembatan biasanya
dua bahagian (sepasang) yang serupa dibuat.
Satu kelebihan jambatan ini ialah ia boleh dibina dengan cuma bekerja
menggunakan caisson sementara – ini dilakukan dengan membuat kedua-dua bagian sekaligus
untuk memastikan keseimbangan jembatan itu. Kebanyakan jembatan penyangga menggunakan
sepasang struktur yang serupa, setiap satu dengan satu menara dan dua penyangga yang terjulur
keluar. Kemudian, apabila siap, jembatan itu biasanya akan ditambat di ujungnya, untuk
mengelakkan penyangga tadi terjungkit, dan menghasilkan celah yang lebar di antara kedua-dua
penyangga tadi. Setelah itu, satu jalan yang telah siap dibina awal-awal diangkat dan diletakkan di
tengah-tengah jambatan itu menggunakan kabel untuk meyambung kedua-dua bagian. Jika tidak,
bagian tengah jalan itu bisa dibuat ketika itu juga daripada bagian-bagiannya.
Prinsip penyangga ini biasa digunakan dalam pembuatan jembatan gerbang tertekan. Dalam
kebanyakan pembuatan jembatan jarak jauh moden, menara dan kabel sementara digunakan untuk
menahan bagian-bagian gerbang yang dibuat secara bertingkat. Cara ini agak sama dengan cara
pembuatan jembatan kabel-penahan. Penggunaan menara sementara ini mengurangi jumlah bahan
yang diperlukan dan memudahkan perancangan.

Jembatan angkat (bascule bridge)[sunting | sunting sumber]

Jembatan angkat di Gunung Sahari (awal abad ke-20)

Jembatan bisa pindah[sunting | sunting sumber]
Jembatan gerak (movable bridge) membolehkan benda-benda yang tinggi seperti layar kapal
melaluinya, ataupun ia boleh digunakan untuk merentasi jarak yang tinggi atau jaraknya boleh
berubah. Jembatan ini biasanya boleh diputarkan ke atas (drawbridge) atau ke tepi (swing bridge).
Bagi setengah jembatan pula, bagian tengahnya boleh diangkat menegak ke atas (lift bridge). Ada
juga jembatan yang digelar jembatan pengangkut (transporter bridge), ia cuma digunakan di tempattempat yang tidak banyak kendaraan.

Untuk jembatan-jembatan yang kecil, pergerakan ini mungkin boleh dilakukan tanpa
menggunakan dinamo. Setengah jembatan boleh dikawal oleh pengguna, terutamanya yang
mempunyai bot, sesetengah yang lain dikawal oleh pengawal jambatan, kadang-kadang dari jauh
dengan menggunak

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Dominating Set Dan Total Dominating Set Dari Graf-Graf Khusus

5 80 24

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157