bekerja sebagai agen anti bakteri

TUGAS BOTANI FARMASI
TANAMAN SIRIH

Oleh :
MARSELINUS KIA BUTO
2443011142

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KHATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2013 - 2014

KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya Tugas Makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
tugas makalah ini saya membahas tentang “Tanaman Sirih” , yang meliputi taksonomi,
morfologi, jenis tanaman sirih, kandungan dalam tanaman sirih, serta manfaat tanaman sirih
dalam pengobatan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang tanaman yang
sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan pemahaman yang baik tentang mata kuliah
Botani Farmasi.
Dalam pembuatan makalah ini ada begitu banyak hal yang saya temukan dan saya sangat

berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya sehingga tugas ini dapat
terselesaikan.
Hanya ini yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila isi dari makalah ini masih kurang
dari yang di harapkan. Saya sangat membutuhkan komentar dari siapa saja yang membacanya
agar saya bisa lebih baik kedepannya.

Surabaya, 04 Juli 2013

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi………………………………………………………………………… ii
I.

II.

III.

Pendahuluan..........................................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Tujuan……..............................................................................................
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………

1
1-3
3
3

Isi.........................................................................................................................
II.1
Nama Daerah Tanaman sirih………………………………… 4
II.2
Taksonomi Tanaman sirih……………………………………. 4
II.3
Morfologi Tanaman sirih……………………………………... 5
II.4
Keanekaragaman Tanaman sirih……………………………… 5
II.5
Ekologi Dan Penyebaran Tanaman sirih……………………… 7

II.6
Budidaya Tanaman sirih………………………………………7
II.7
Persyaratan Simplisia Tanaman sirih………………………… 9
II.8
Identifikasi Tanaman sirih……………………………………. 11
II.9
Kandungan Tanaman sirih……………………………………. 12
II.10
Kegunaan Tanaman sirih……………………………………… 13

Penutup................................................................................................................ 13
III.1
Kesimpulan............................................................................................. 13
III.2
Saran....................................................................................................... 13
Lampiran………………………………………………………………………..14
Daftar Pustaka...................................................................................................... iii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara agraris yang subur. Banyak para wisatawan asing
yang memuja-muji negara kita, karena Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai
jenis tumbuhan. Tumbuhan apa saja pun dapat ditanam jika dirawat dengan baik. Tumbuhan
tersebut dapat memberikan manfaat pada berbagai bidang antara lain bidang pertanian,
perkebunan, kehutanan bahan industri, bahan dasar obat-obatan dan sebagainya. Maka, kita
tak perlu bersusah payah. Namun, sebagian masyarakat kita sering tidak menghargai atau
tidak mempedulikannya. Sehingga tanaman-tanaman yang ada hanya dijadikan pajangan dan
hiasan semata. Bahkan kadang tanaman-tanaman tersebut sering di anggap tidak penting.
Perlu kita sadari bahwa, berbagai jenis tumbuhan memiliki fungsi, khasiat dan manfaatnya
masing-masing.
Di Indonesia, banyak tumbuhan yang mempunyai manfaat dan khasiat. Tumbuhantumbuhan seperti itu biasanya dikenal dengan nama obat tradisional. Obat tradisional ini
memang sudah dari dulu dan sampai sekarang, obat tradisional dari tumbuhan masih banyak
digunakan oleh masyarakat. Hal ini perlu dilestarikan karena obat tradisional biasanya mudah
dan juga harganya relatif lebih kecil atau murah dibanding dengan obat sintesis serta bahanbahannya mudah didapat. Jadi, lebih memilih obat tradisional yang murah dan kita tahu itu
berkhasiat atau obat mahal yang kita tidak tahu ada campuran apa didalamnya?
Salah satu tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional adalah

tanaman sirih. Tumbuhan sirih mempunyai berbagai macam dan warna yang menarik. Sejak
zaman dahulu tanaman sirih telah diketahui memiliki berbagai khasiat obat untuk
menyembuhkan berbagai jenis penyakit, selain itu sirih memiliki nilai-nilai spiritual yang
tinggi. Umumnya masyarakat menggunakan daun sirih seperti biasa, masih dalam cara yang
sederhana. Mulai dari penggunaannya yang harus direbus dulu, kemudian diminum sarinya.
Bagian tanaman sirih yang paling banyak digunakan sebagai obat adalah daunnya. Di daun
inilah terdapat kandungan obat yang sangat baik untuk kesehatan. Kandungan obat tersebut
antara lain adalah saponin, minyak atsiri, dan flavonoid.

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada
batang pohon lain. Orang zaman dahulu memanfaatkan daun sirih ini sebagai tanaman yang
wajib ada setiap harinya, karena untuk di jadikan kunyahan dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Biasanya daun sirih di makan bersama gambir, kampur dan juga pinang. Dengan
cara ini di percaya mampu membuat gigi menjadi lebih tahan lama, dan jarang berlubang.
Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan
squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.
Squamous cell carcinoma (SCC) merupakan bentuk kanker dari jenis karsinoma yang
dimulai dari sel epitel skuamosa yaitu sel epitel gepeng yang menunjukkan diferensiasi sel
skuamosa dan terletak di bawah permukaan kulit terluar. Biasanya terjadi pada organ-organ
yang berbeda, termasuk kulit, bibir, mulut, kerongkongan, kandung kemih, prostat, paruparu, vagina, dan serviks. SCC pertama kali dimulai sebagai keratosis aktinik (pertumbuhan

pre-kanker) yang biasanya disebabkan oleh paparan sinar matahari. Kondisi ini sering
muncul sebagai bercak merah, bersisik dan kemudian berkembang menjadi permukaan yang
menyerupai kutil yang keras. Apabila tidak dirawat, beberapa dari kondisi ini dapat
berkembang menjadi karsinoma sel gepeng. Karsinoma sel gepeng yang berat dapat merusak
jaringan yang sehat di sekeliling tumor, menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain,
dan seringkali berakibat fatal. Komplikasinya antara lain penyebaran lokal dari tumor atau
penyebaran ke sisi yang lebih jauh tetapi keduanya relatif jarang dan perlahan.

Namun, di era masyarakat sekarang yang sudah mulai canggih dan modern. Penggunaan
sirih sudah dapat dimodifikasi kedalam bentuk-bentuk yang lucu dan unik. Salah satu
caranya yaitu menggunakan tablet hisap. Tablet hisap adalah sediaan padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat , umumnya dengan bahan dasar yang beraroma
manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. Tablet hisap
mempunyai kekerasan yang lebih dibandingkan dengan tablet biasa. Dengan cara seperti
orang-orang lebih dapat merasakan cara yang praktis dan aman juga baik untuk tubuh.

Mungkin sebagian masyarakat sekarang menganggap bahwa obat tradisional dianggap
kuno dan ketinggalan zaman (dalam bahasa gaulnya Jadul). Namun sesungguhnya obat-obat
seperti inilah yang sangat berkhasiat bagi tubuh kita. Nah, agar kita lebih mengerti apa saja
obat tradisional itu, saya memiliki sebuah tanaman tradisional seperti yang saya katakana

diatas. Sirih, ya tanaman sirih. Mari kita simak bacaan berikut ini, agar kita lebih mengetahui
apa itu “Tanaman Sirih”.
1.2 Tujuan
 Untuk Mengetahui Taksonomi Dari Tanaman Sirih
 Untuk Mengetahui Morfologi Dari Tanaman Sirih
 Untuk Mengetahui Macam-Macam Tanaman Sirih
 Untuk Mengetahui Kandungan Dalam Tanaman Sirih
 Untuk Mengetahui Manfaat Dari Tanaman Sirih Bagi Kesehatan
 Untuk Mengetahui Cara Membudidayakan Tanaman Sirih
1.3 Rumusan Masalah
 Bagaimana taksonomi dari tanaman sirih?
 Bagaimana morfologi dari tanaman sirih?
 Apa saja jenis dari tanaman sirih?
 Apa saja yang terkandung dalam tanaman sirih?
 Apa saja manfaat dari tanaman sirih bagi kesehatan?
 Bagaimana cara membudidayakan tanaman sirih?

BAB II
ISI
2.1 Nama Daerah Dari Tanaman Sirih

Sumatra : Furu kuwe, prokuwo (Enggano), ranub (Aceh), blo sereh (Gayo), blo
(Alas), belo (Batak karo), demban (Batak toba), burangir (Angkola dan Mandailing),

ifan, tafuo (simalur), afo, lahina, tawuo (nias), cabai (mentawai), ibun, serasa, seweh
(lubu), sireh, sirih, suruh (Palembang, Minangkabau), jabai (Lampung).
Kalimantan : uwit (Dayak), buyu (Bulungan), uduh sifa (Kenya), sirih (Sampit),
urusipa (Seputan).
Jawa : seureuh (Sunda), sedah, suruh (Jawa), sere (Madura).
Bali : Base, sedah
Nusatenggara : nahi (Bima), kuta (Sumba),mota (Flores), orengi (Ende), taa (Sika),
malu (Solor), mokeh (Alor)
Sulawesi : Ganjang ,gapura (Bugis), baulu (Bare), buya,dondili (Buol), bolu (Parigi),
komba (Selayar), lalama, sangi (Talaud).
Maluku : Ani ani (Hok ), papek, raunge, rambika (Alfuru), nein (Bonfia), kakina
(Waru), kamu (Piru, Sapalewa), amu (Rumakai, Elpaputi, Ambon, Ulias), garmo
(Buru), bido (Bacan).
Irian : Reman (Wendebi), manaw (Makimi), namuera ( Saberi ), eouwon (Armahi),
nai wadok ( Sarmi) , mera (Sewan), mirtan (berik), afo (Sentani), wangi (sawe),
freedor (awija), dedami (Marind).
Indonesia : Sirih

2.2 Taksonomi Tanaman Sirih
Divisi

: Spermatopyta

Subdivisi

: Angiospermae

Classis

: Dicotyledonae

Subclassis

: Apetalae

Ordo

: Piperales


Famili

: Piperaceae

Genus

: Piper

Species

: Piper betle

2.3 Morfologi Tanaman Sirih
Tumbuh memanjat, tinggi 5 m sampai 15 m. Helaian daun berbentuk
bundar telur atau bundar telur lonjong, pada bagian pangkal berbentuk jantung atau
agak bundar, tulang daun bagian bawah gundul atau berambut sangat pendek, tebal,
berwarna putih, panjang 5 cm sampai 18 cm, lebar 2.5 cm sampai 10.5 cm. Bunga
berbentuk bulir, berdiri sendiri di ujung cabang, dan berhadapan dengan daun. Daun


pelindung berbentuk lingkaran, bundar telue terbalik atau lonjong, panjang kira-kira 1
mm. Bulir jantan, panjang gagang 1.5 cm sampai 3 cm, benangsari sangat pendek.
Bulir betina, panjang gagang 2.5 cm sampai 6 cm. Kepala putik 3 sampai 5. Buah
buni, bulat, dengan ujung gundul. Bulir masak berambut kelabu, rapat, tebal 1 cm
sampai 1.5 cm. Biji membentuk lingkaran.
2.4 Keanekaragaman Tanaman Sirih
Tanaman sirih di kenal ada beberapa macam yaitu :
 Daun sirih yang berwarna hijau tua dengan rasa pedas
merangsang. Terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
 Daun sirih yang berwarna kuning, terdapat di Sumatra dan
Jawa Barat.
 Sirih Kaki Merpati, daunnya berwarna kuning dengan tulang
daun berwarna merah.
 Sirih hitam yang ditanam khusus untuk obat.
Semua jenis tanaman sirih hampir memiliki ciri yang sama. Diantara jenisjenis tanaman sirih di atas yang lebih di kenal oleh masyarakat luas adalah sirih hijau
dan sirih merah. Pada bagian ini akan di jelaskan lebih detail tentang tanaman sirih
merah.

2.4.1 Taksonomi Tanaman Sirih Merah
Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Classis

: Dicotyledonae

Subclassis

: Apetalae

Ordo

: Piperales

Family

: Piperaceae

Genus

: Piper

Spesies

: Piper crocatum

2.4.2 Morfologi Tanaman Sirih Merah
Sirih merah merupakan tanaman yang tumbuh menjalar.
Batangnya bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga.
Daunnya bertangkai berbentuk jantung dengan bagian atas
meruncing, bertepi rata dan permukaannya mengkilap atau tidak
berbulu. Panjang daunnya bisa mencapai 15-20 cm. Warna daun
bagian atas hijau bercorak warna putih keabu-abuan. Bagian bawah
daun berwarna merah cerah. Daunnya berlendir, berasa sangat pahit
dan beraroma wangi khas sirih. Batangnya bersulur dan beruas
dengan jarak buku 5-10 cm. Di setiap buku tumbuh bakal akar.
2.4.3 Kandungan Tanaman Sirih Merah
Daun sirih merah memiliki kandungan kimia dengan
khasiat tertentu yang disebut dengan metabolit sekunder yang
menyimpan senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, terpenoid,
cyanogenic, glucoside, isoprenoid, nonprotein amino acid, eugenol.
Sedangkan senyawa flavonoid dan polevenolad memiliki sifat
antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan antiinflamasi.
Adapun manfaat lain dari kandungan senyawa pada daun sirih merah
yaitu Eugenol yang merupakan turunan dari fenol senyawa minyak
atsiri bersifat antifungal dengan menghambat pertumbuhan yeast (sel
tunas) dari C. albicans dengan cara merubah struktur dan
menghambat pertumbuhan dinding sel. Ini menyebabkan gangguan
fungsi dinding sel dan peningkatan permeabilitas membran terhadap
benda asing dan seterusnya menyebabkan kematian sel.
2.4.4 Kegunaan Tanaman Sirih Merah
 Antioksidan
 Antidiabetik
 Antikanker

 Antiseptic
 Antiinflamasi
2.5 Ekologi Dan Penyebaran Tanaman Sirih
Sirih ditemukan di bagian timur pantai afrika, di sekita pilau Zanzibar,
daerah sekitar sungai indus ke timur menlusuri sungai Yang Tse Kiang, kepulauan
Bonin, kepulauan Fiji, dan kepulauan Indonesia.Sirih tersebar di Nusantara dengan
skala yang tidak terlalu luas. Di Jawa tumbuh liar di hutan jati atau hutan hujan
sampai ketinggian 300 m di atas permukaan laut. Untuk memperoleh pertumbuhan
yang baik diperlukan tanah yang kaya akan humus, subur, dan pengairan yang baik.
2.6 Budidaya Tanaman Sirih
Untuk memperbanyak tanaman selalu di gunakan stek sulur. Stek diambil
dari sulur yang tumbuh dari bagian ujung atassepanjang 40 cm sampai 50 cm. Untuk
pertumbuhannya, sirih memerlukan sandaran phon hidup seperti dadap, kapok randu,
kelor, waru atau gamal. Stek atau stump dari pohon-pohon ini disiapkan
penanamanya dalam musim hujan sebelum menanam sirih. Sandaran di tanam dengan
jarak 1.5 m dengan panjang stek atau stump 3 m atau 4 m. Tiap selang dua baris
dibuat selokan atau parit untuk mengalirkan air karena sirih tidak tahan terhadap
tanah yang terlalu basah. Selokan ini digunakan juga untuk mengairi sirih di musim
kemarau, karena dalam keadaan kering pembentukan daunnya akan berkurang atau
berhenti sama sekali.
Sirih dapat juga dipanjatkan langsung pada pohon hidup yang sudah ada
seperti pohon aren, pohon pinang atau pohon kelapa. Bila sandaran sudah berakar
baik, pada permulaan musim hujan di buat lubang sekitar sandaran. Stek sirih di
tanam sepanjang dua buku dan sisanya diikatkan pada tiang sandaran. Cara lain
adalah dengan memotong sulur panjang yang sudah dewasa pada pangkalnya,
daunnya dihilangkan, kemudian sulur ini di bagi menjadi 3 atau 4 bagian dan di
tanam secara mendatar. Setelah stek itu berakar, biasanya cukup tiga sulur saja yang
dibiarkan tumbuh dan memanjat ke atas. Dengan pemeliharaan yang cukup baik sirih

akan bertahan selama bertahun-tahun dengan tetap memberikan hasil yang cukup
baik. Dari ketiak daun akan tumbuh cabang dan ranting yang menggantung dan
bagian inilah yang akan dipanen. Bila tanaman telah berumur satu tahun maka panen
dapat di mulai. Produksi tertinggi akan diperoleh apabila sirih telah mencapai ujung
sandarannya.
Yang dipanen adalah daun yang berasal dari sulur yang menggantung
sebanyak 3 atau 4 ruas. Panen dilakukan pada waktu pagi sekali ketika daunnya
masih segar. Bila tanaman telah terkena cahaya matahari maka warnanya akan
berubah menjadi kuning kehijauan dan bila dikunyah terasa lebih pedas. Bila sirih
tumbuh di tempat yang teduh, daunnya berbentuk panjang, lemas, berwarna hijau
segar, dan tidak begitu pedas. Di samping pengaruh cahaya matahari, jenis pupuk
yang digunakan juga mempengaruhi rasa daun. Dianjurkan untuk menggunakan
pupuk kotoran ayam karena sifatnya dingin dan daun yang dihasilkan berwarna
kuning muda. Jika digunakan pupuk kotoran kuda, sapi atau kerbau, daunnya
berwarna kuning tua. Sulur yang telah dipanen, diikat dan dikemas dalam keranjang.
Cara lain ialah dengan melepas daun dari sulurnya, kemudian tiap 25 lembar diikat
menjadi satu. Untuk dikirim ke tempat lain, daun di bungkus dengan daun pisangdan
bila perlu di bungkus lagi dengan pelepah pisang (gedebok).

2.7 Persyaratan Simplisia Tanaman Sirih

Piperis Folium

Gambar Daun Sirih
Pemerian : bau aromatik khas; rasa pedas; khas
 Makroskopik : daun tunggal, warna coklat kehijauan sampai
coklat. Helaian daun berbentuk bundar telur sampai lonjong, ujung
runcing, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk
sedikit, pinggir daun rata agak menggulung ke bawah, panjang 5
cm sampai 18.5 cm, lebar 3 cm sampai 12 cm, permukaan atas
rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam, permukaan
bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, permukaan atas
berwarna lebih tua dari permukaan bawah. Tangkai daun bulat,
warna coklat kehijauan, panjang 1.5 cm sampai 8 cm.
 Mikroskopik : epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, bentuk
persegi empat, kutikula tebal licin, pada pengamatan tangensial
tampak berbentuk poligonal dengan dinding samping lurus.
Epidermis bawah serupa dengan epidermis atas, pada pengamatan
tangensial tampak berbentuk poligonal dengan dinding samping
agak berombak. Pada kedua permukaan daun, terdapat rambut
penutup dan rambut kelenjer. Rambut pada epidermis atas lebih
sedikit dari rambut pada epidermis bawah. Rambut penutup terdiri
dari satu sel, bentuk kerucut pendek, ujung runcing, panjang 18µm
sampai 25 µm, dinding tebal, kutikula licin. Rambut kelenjar

mempunyai kepala kelenjar bersel satu, bentuk bulat. Stomata tipe
anomositik, panjang 25µm sampai 35µm, terdapat banyak pada
epidermis bawah, pada epidermis atas tidak terdapat stomata.
Hipodermis terdapat pada kedua permukaan daun hipodermis atas
umumnya terdiri dari dua lapis sel, hipodermis bawah umumnya
satu lapis. Sel hipodermis berbentuk persegi empat, besar, jernih,
tersusun rapat. Pada hipodermis terdapat sel minyak yang berisi
minyak atsiri berwarna kekuningan. Jaringan palisade terdiri dari
satu lapis sel, terletak di bawah hipodermis atas, mengandung
banyak butir hijau daun, juga terdapat sel minyak seperti sel
minyak pada hipodermis. Jaringan bunga karang terdiri dari
beberapa lapis sel, bentuk sel tidak beraturan, tersusun agak
mendatar, sel minyak seperti pada palisade. Berkas pembuluh tipe
kolateral, di antara jaringan floem terdapat sel minyak. Di atas
berkas pembuluh pada tulang daun utama umumnya terdapat
saluran sizogen. Pada parenkim yang sederet dengan palisade
terdapat banyak butir hijau daun, terdapat juga sel berisi hablur
bentuk prisma yang tidak larut pada penambahan asam klorida
pekat P.
 Serbuk : warna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah
fragmen permukaan daun bagian bawah, fragmen permukaan daun
bagian atas, fragmen epidermis atas dan epidermis bawah, fragmen
mesofil, dan fragmen pembuluh kayu.
2.8 Identifikasi
a) Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P, terjadi warna
coklat.
b) Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P, terjadi
warna hijau.
c) Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P, 5
% b/v , terjadi warna coklat muda.

d) Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes besi (III) klorida LP, terjadi
warna coklat muda.
e) Mikrodestilasikan 25 mg serbuk daun pada suhu 240º selama 90 detik
menggunakan tanur TAS, tempatkan hasil mikrodestilasi pada titik
pertama dari lempeng KLT silika GF 254 P. Timbang 300 mg serbuk daun,
campur dengan 5 ml methanol P, dan panaskan di atas tangas air selama
dua menit, dinginkan. Saring, cuci endapan dengan methanol P
secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik ke dua lempeng
KLT ditutulkan 25 µl filtrat dan pada titik ketiga tutulkan 10 µl zat warna
1 LP. Eluasi dengan dikloroetina P dengan jarak rambat 15 cm, keringkan
lempeng di udara selama 10 menit, eluasi dengan lempeng P dengan arah
eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan
sinar ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam
sulfat LP, panaskan pada suhu 110º selama 10 menit. Amati dengan sinar
biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak
bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut :

Dengan Sinar Biasa
No.

1.

hRx
5-10

Dengan Sinar Ultraviolet

Tanpa

Dengan

Tanpa

Pereaksi
-

Pereaksi
-

Pereaksi
Biru

366 nm
Dengan
Pereaksi
-

2.
3.
4.
5.
6.
7.

10-15
22-27
30-35
50-55
68-74
130-135

-

Ungu
Biru
Merah
Biru

Coklat
Biru
-

Ungu
Biru
Merah
Biru

Catatan : harga hRx dihitung terhadap bercak warna merah dari
kromatogram warna I LP.







Kadar abu tidak lebih dari 14 %
Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 7 %
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 14 %
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 4.5 %
Bahan organik asing tidak lebih dari 2 %
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik

2.9 Kandungan Dari Tanaman Sirih
Kandungan kimia utama yang memberikan ciri khas daun sirih adalah
minyak atsiri. Selain minyak atsiri, senyawa lain yang menentukan mutu daun sirih
adalah vitamin, asam organik, asam amino, gula, tanin, lemak, pati dan karbohidrat.
Komposisi minyak atsiri terdiri dari senyawa fenol, turunan fenol propenil (sampai
60%). Komponen utamanya eugenol (sampai 42,5 %), karvakrol, chavikol, kavibetol,
alilpirokatekol, kavibetol asetat, alilpirokatekol asetat, sinoel, estragol, eugenol, metil
eter, p-simen, karyofilen, kadinen, dan senyawa seskuiterpen. Di dalam 100 g daun
sirih segar mengandung komposisi sebagai berikut : kadar air 85,4 g, protein 3,1 g,
lemak 0,8 g, karbohidrat sebanyak 6,1 g, serat 2,3 g, bahan mineral 2,3 g, kalsium
230 mg, fosfor 40 mg, besi 7,0 mg, besi ion 3,5 g, karoten (dalam bentuk vitamin A)
9600 IU, tiamin 70 ug, riboflavin 30 ug, asam nikotionat 0,7 mg dan vitamin C 5 mg.
Daun sirih mengandung senyawa tanin, gula, vitamin, dan minyak atsiri. Minyak
atsiri daun sirih yang berwarna kuning kecokelatan mempunyai rasa getir, berbau
wangi dan larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, dan kloroform, serta tidak
larut dalam air.
2.10 Kegunaan Tanaman Sirih
Tanaman Sirih memiliki fungsi sebagai berikut:






Anti sariawan
Anti batuk
Adstrigen
Antiseptik

Menghambat pertumbuhan bakteri

Bronchitis

Rematik

Nyeri sendi

Menghilangkan bau badan

Menghilangkan bau mulut (obat kumur)

Keputihan

Mimisan

Sariawan

Obat jerawat

Sakit gigi

Menghilangkan gatal-gatal

Wasir

Bisul

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah daun sirih memiliki banyak khasiat dalam
pengobatan, diantaranya adalah anti sariawan, anti batuk, adstrigen, antiseptik, menghambat
pertumbuhan bakteri, bronchitis, rematik, nyeri sendi, menghilangkan bau badan,
menghilangkan bau mulut (obat kumur), keputihan, mimisan, sariawan, obat jerawat, sakit
gigi, menghilangkan gatal-gatal, wasir, dan bisul.

3.2 Saran
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menggunakan tanaman sirih sebagai pengobatan
alternative.

LAMPIRAN
Gambar 1. TANAMAN SIRIH

Gambar 2. DAUN SIRIH

Gambar 3. PENAMPANG MELINTANG DAUN SIRIH

Keterangan Gambar 3:
1. Kutikula
2. Epidermis Atas
3. Hipodermis
4. Sel Minyak
5. Palisade
6. Bunga Karang
7. Epidermis Bawah
8. Rambut Kalenjar
9. Rambut Penutup
10. Berkas Pembuluh
11. Parenkim Berisi Hablur Berbentuk Prisma
12. Saluran Sizogen
13. Kolenkim
14. Stomata

Gambar 4. BUAH SIRIH

Gambar 5. TANAMAN SIRIH MERAH

Gambar 6. DAUN SIRIH MERAH

Daftar Pustaka

Materia Medika Indonesia Jilid IV
Wijayakusuma, Hembing. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta:
Pustaka Kartini.
Moeljanto, Rini Damayanti dan Mulyono. 2006. Khasiat dan Manfaat Daun Sirih.
Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Sundari,S., Koenseomarduah, Nusratini. Minyak Atsiri Daun sirih dalam Pasta Gigi :
Stabilitas Fisis dan Daya Antibakteri. Tumbuhan Obat Indonesia. Vol. I. No.I .,
1992
Darwi s. Potensi Sirih (Piper betle L.) Sebagai Tanaman Obat. Warta Tumbuhan Obat
Indonesia. Vol. I. No.I., 1992
Sudewo, B., 2007, Basmi Penyakit dengan Sirih Merah, PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Bambang Mursito & Heru Prihmantoro. 2004. Tanaman Hias Berkhasiat Obat. Jakarta: Penebar
Swadaya.