MEWUJUDKAN SISWA SISWI SMA NEGERI 1 GEDA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelanggaran Lalu Lintas dewasa ini kian memprihatinkan. Hal ini
dilatarbelakangi oleh etika pengemudi di jalan raya yang kurang sadar akan
pentingnya keselamatan berlalulintas. Kasus pelanggaran lalu lintas juga
berbanding lurus dengan angka kecelakaan lalu lintas. Data di kepolisian
menunjukkan bahwa penyebab kematian terbesar adalah kecelakaan, dan 90 %
disebabkan oleh kesalahan manusia (human error).
Banyak sekali dijumpai permasalahan yang berkaitan dengan
pelanggaran hukum dari yang ringan hingga yang berat. Pelanggaran ringan yang
sering terjadi dalam permasalahan lalu lintas adalah seperti tidak memakai helm,
tidak menyalakan lampu pada siang dan malam hari untuk pengendara roda dua
maupun menyalakan lampu pada malam hari untuk pengendara roda empat atau
lebih, dan tidak memiliki SIM maupun STNK. Pelanggaran lalu lintas seperti itu
sudah dianggap biasa bagi pengguna jalan, sehingga ketika dilaksanakan operasi
tertib lalu lintas di jalan raya maka banyak sekali pengendara yang terjaring razia
tersebut.
Banyak dari kalangan pelajar yang tidak mengindahkan tentang
berkendara yang aman (Safety Riding). Hal itu terbukti oleh masih banyaknya

pelajar yang tidak mengenakan helm saat mengendarai roda dua. Padahal, helm
merupakan piranti yang sangat penting, dikarenakan fungsinya yang melindungi
bagian kepala dan wajah.
Selain itu data yang kami peroleh dari detik.com menunjukkan bahwa
50% pelanggaran dilakukan oleh pelajar yang belum memiliki Surat Izin
Mengemudi. Sebenarnya dalam UU Lalu lintas no 22 tahun 2009 sudah diatur
tentang kewajiban memiliki dan membawa SIM pada saat berkendara di jalan
raya. Namun sebagian pelajar masih belum mengindahkan dan bahkan lalai
terkait hal tersebut. SIM menunjukkan bahwa pengendara kendaraan dinilai telah
dewasa dan memiliki kompetensi dalam berkendara.
Hal itu dapat terjadi karena dipengaruhi banyak faktor, diantaranya
adalah lokasi sekolah yang jauh dari rumah siswa dan juga alat transportasi
umum yang kurang nyaman dan memadai.
Khusus dilingkungan SMAN 1 Gedangan, dari data yang penulis peroleh
melalui angket yang telah disebar sebelumnya maka dapat diketahui bahwa jenis
kendaraan yang paling banyak digunakan siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan
adalah sepeda motor (mencapai 88,90%) dan pelanggaran yang sering dilakukan
adalah tidak memiliki SIM (mencapai 73,30%)

1


Persentase

80
60
40
20
0
a
ed
p
Se

n
gi
n
A

a
ed

p
Se

il
ob
M

or
ot
M

n
ta
u
gk
An

U

m


um

Jenis Kendaraan yang Digunakan
Grafik 1.1, Persentase Jenis Kendaraan yang digunakan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan

P ersentase

60
30
0

Jenis Pelanggaran

Grafik 1.2, Persentase Jenis Pelanggaran yang sering dilakukan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan

Untuk itu penulis merasa perlu mengangkat judul tentang “Upaya
mewujudkan kepatuhan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan pada peraturan lalu
lintas, khususnya pengendara roda dua”, dengan maksud mencari alternatif
pemecahan masalah tentang pelanggaran lalu lintas di kalangan siswa-siswi

SMAN 1 Gedangan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka kami
menetapkan beberapa permasalahan, yaitu :
a. Bagaimana upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh
terhadap peraturan lalu lintas ?
b. Apa saja faktor pendukung dalam upaya mewujudkan siswa-siswi
SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas ?

2

c. Apa kendala yang dijumpai dalam upaya mewujudkan siswa-siswi
SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas ?
d. Bagaimana solusi alternatif pemecahan masalah terkait kendala dalam
upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap
peraturan lalu lintas ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk :
a. Mewujudkan siswa SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu
lintas agar dapat mengurangi pelanggaran lalu lintas.

b. Mengetahui faktor-faktor pendukung dalam upaya mewujudkan siswasiswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas.
c. Mengetahui apa kendala yang dihadapi dalam upaya mewujudkan siswasiswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas.
d. Mengetahui solusi alternatif pemecahan masalah terkait kendala dalam
upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap
peraturan lalu lintas.
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya tulis ini adalah :
1. Bagi Peneliti :
a. Memperoleh wawasan tentang kesadaran dan perilaku remaja
dalam berkendara di jalan raya, khususnya siswa-siswi SMAN 1
Gedangan
b. Mengembangkan kemampuan membaca situasi yang ada
disekitar kehidupan peneliti dan kemampuan mencari serta
menyampaikan ide terkait solusi dari permasalahan tersebut.
2. Bagi segenap Civitas Akademika SMAN 1 Gedangan :
a. Dapat memberi masukan bagi segenap Civitas Akademika
SMAN 1 Gedangan tentang pentingnya think safety dan langkahlangkah bijak untuk menerapkannya secara kontinu dan
konsekuen
b. Dapat mendorong upaya menjadikan lingkungan dan segenap
Civitas Akademika SMAN 1 Gedangan tertib berlalu lintas

hingga mencapai zero accident.
3. Bagi instansi-instansi terkait :
a. Dapat menjadi masukan dalam penetapan kebijakan-kebijakan
yang akan mereka tetapkan, terkait kesadaran tertib berlalu lintas
dan pentingnya think safety dikalangan remaja khusunya dan
masyarakat pada umumnya.
b. Dapat menjadi masukan dalam upaya peningkatan kinerja dan
hubungan kerjasama yang harmonis antar pihak-pihak yang
terkait dengan tertib berlalu lintas dan think safety.

3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. REMAJA
1.
DEFINISI REMAJA

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

manusia tidak dapat disebut telah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anakanak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja dapat berarti manusia
berusia belasan tahun dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk
menjadi dewasa. Oleh sebab itu, maka orang tua dan pendidik di lingkungan
pendidikan sebagai bagian dari masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki
peranan yang sangat penting dalam membantu perkembangan remaja menuju
kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, tingkat emosional, sosial, dan fisik (Hurlock,
1992). Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah
tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga dapat dikatakan berada dalam
golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks,
dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah
peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung
antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja
adalah masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini

anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun
cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene)
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia
remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
2. CIRI-CIRI MASA REMAJA
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang
kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut diantaranya adalah:

4

a.
b.
c.
d.
e.
f.

g.
h.

Masa remaja sebagai periode yang penting
Masa remaja sebagai periode peralihan
Masa remaja sebagai periode perubahan
Masa remaja sebagai usia bermasalah
Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Ciri – Ciri Khusus Masa Remaja

a.
b.
c.
d.
e.

Pertumbuhan fisik yang sangat cepat

Emosinya yang tidak stabil
Perkembangan seksual sangat menonjol
Cara berpikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
Terikat erat dengan kelompoknya

B. LALU LINTAS
Lalu lintas di dalam Undang-Undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai
gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud
dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak
pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas
pendukung.
2.1 KOMPONEN LALU LINTAS
Ada tiga komponen utama dalam hal berlalu lintas, yaitu manusia sebagai
pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan
kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi
mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan
yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi
persyaratan geometrik.
a) Manusia Sebagai Pengguna
Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan
kaki yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang
berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dan sebagainya). Perbedaan-perbedaan
tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan fisik dan psikologi, umur serta jenis
kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, penerangan atau lampu
jalan dan tata ruang.

5

b) Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang
berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan yang
membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa bermanuver dalam
lalu lintas.
c) Jalan
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan
bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut
direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan
mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat
meredam angka kecelakaan lalu-lintas.

C. THINK SAFETY
Think safety secara garis besar berarti “berfikir selamat”. Penekanannya
adalah berfikir selamat dalam berlalu lintas atau berfikir untuk keselamatan
berlalu lintas. Beberapa kegiatan instansi, seperti kepolisian, menggunakan istilah
tersebut. Berfikir untuk keselamatan berlalu lintas merupakan suatu program
untuk menurunkan angka kecelakaan serta seluruh akibatnya, karena penyebab
kecelakaan terbesar adalah faktor “human error” dan lebih lanjut kecelakaan juga
dapat menyebabkan cacat fisik, mental, kemiskinan pada keluarga korban, dan
lain sebagainya.
Beberapa program keselamatan berlalu lintas, dapat meliputi :
a. Mempengaruhi pengguna jalan
b. Peningkatan keselamatan kendaraan
c. Peningkatan jalan
d. Lalu lintas
e. Penanganan korban
f. Asuransi
g. Ilmu pengetahuan atau riset yang berhubungan
Segenap lapisan masyarakat hendaknya tak bersikap acuh tak acuh
terhadap program-program lalu lintas yang bernuansa think safety, dan hendaknya
masyarakat juga ikut berperan aktif dalam melaksanakan dan mewujudkannya.
Bahkan diharapkan masyarakat (pejabat Negara, pelajar, dan rakyat pada

6

umumnya) dapat menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas dan membudayakan
keselamatan berlalu lintas sebagai suatu kebutuhan.
Lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan; cermin budaya bangsa;
cermin tingkat modernitas. Makna dari urat nadi kehidupan dapat dipahami bahwa
suatu masyarakat dapat hidup tumbuh dan berkembang jika terdapat produktifitas,
produktifitas dapat dihasilkan dari aktifitas-aktifitas yang didukung melalui lalu
lintas. Dengan demikian, lalu lintas haruslah aman, lancar, dan tertib
Lalu lintas sebagai cermin budaya bangsa, dalam konteks ini yang
dipahami kebudayaan sebagai fungsi, dengan demikian perilaku berlalu lintas
merupakan cermin dari apa yang diyakini, nilai-nilai dan pengetahuan yang
dimiliki oleh suatu masyarakat, bahkan suatu bangsa.
Lalu lintas sebagai cermin modernitas, dapat dipahami sebagai
pendekatan pembangunan infrastruktur lalu lintas sejalan dengan konsep lalu
lintas sebagai urat nadi kehidupan masyarakat maupun cermin budaya bangsa.
Yang berarti bahwa pelayanan di bidang lalu lintas akan diselenggarakan sebagai
pelayanan prima yang cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif, dan
mudah diakses.
Amanat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di bidang Road Safety
salah satunya adalah dengan membangun Rencana Umum Nasional Keselamatan
(RUNK) yang terdiri dari 5 pilar, yaitu :
a. Manajemen keselamatan berlalu lintas (Management Road Safety)
b. Jalan yang berkeselamatan (Safer Road)
c. Kendaraan yang berkeselamatan (Safer Vehicle)
d. Manusia yang berkeselamatan (Safer People)
e. Penanganan pasca kecelakaan (Post Crash Care)
Program-program RUNK akan dijabarkan dalam Dekade Aksi
Keselamatan atau dikenal dengan Decade of Action (DoA) dengan semangat
“saatnya bertindak”. Dekade Aksi Keselamatan merupakan upaya baik perorangan
maupun institusi untuk menampilkan kinerja yang professional, cerdas, bermoral,
dan modern. Sejalan dengan amanat diatas, maka Korps Lalu Lintas POLRI
bertekad
mengimplementasikan
Dekade
Aksi
Keselamatan
dan
mengimplementasikan Undang-Undang nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas
dan angkutan jalan dengan mottonya, yaitu : “Jadilah pelopor keselamatan berlalu
lintas dan budayakan sebagai kebutuhan”.
Tatkala semua memiliki spirit untuk menjadi pelopor di bidang
keselamatan berlalu lintas, maka akan terbangun kesadaran, disiplin, dan
7

tanggung jawab baik berawal dari perorangan hingga kelompok masyarakat untuk
selalu menaati peraturan perundang-undangan lalu lintas dan angkutan jalan.
Membudayakan tertib berlalu lintas dan menghormati pemakai atau pengguna
jalan lainnya sehingga perilaku dalam berlalu lintas dapat dijadikan tauladan dan
menginspirasi, mendorong untuk selalu mengutamakan keselamatan sehingga
menjadi suatu kebutuhan.

D. SMA NEGERI 1 GEDANGAN
SMA Negeri 1 Gedangan merupakan salah satu dari 12 SMA Negeri di
wilayah Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Sekolah ini berlokasi di jalan
Raya Sedati KM. 02, Gedangan.

Gambar 2.1, SMA Negeri 1 Gedangan

4.1 SEJARAH SMA NEGERI 1 GEDANGAN
Pada bulan Juli 1995, SMA Negeri 18 Surabaya membuka sebagian kelas
1 (satu) yang bertempat di gedung SGPLB IKIP Surabaya di jalan Raya Sedati
KM. 02 Gedangan-Sidoarjo. Pada saat itu yang menjabat sebagai Kepala Sekolah
adalah Bapak Drs. Abdul Mukti (Kepala Sekolah filial dengan SMA Negeri 1
Sidoarjo). Angkatan pertama ini hanya terdiri dari 1 kelas. Dengan terbitnya surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
13A/O/1998, tanggal 29 Januari 1998 tentang Pembukaan dan Penegerian Sekolah
tahun pelajaran 1996/1997 ditetapkan perubahan SMA Negeri 18 Surabaya yang
bertempat di Jalan Raya Sedati KM. 02 Gedangan-Sidoarjo berganti nama
menjadi SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo, diikuti dengan pengangkatan Kepala
Sekolah definitif pertama dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
8

Republik Indonesia No. 940/A2.1.2/KP/1998, tanggal 02 Desember 1998 atas
nama Drs. Djawadi sebagai Kepala SMA Negeri 1 Gedangan. Setelah itu SMA
Negeri 1 Gedangan mengalami beberapa pergantian Kepala Sekolah. Dan mulai
tanggal 19 Juni 2012 dengan Keputusan Bupati Sidoarjo No.
821.2/169/404.6.1/2012 tentang Mutasi Kepala Sekolah SMA Negeri menugaskan
Dra. Lilik Esparlin, M.Si. sebagai Kepala SMAN 1 Gedangan hingga sekarang.
4.2 KEBIJAKAN SEKOLAH
BERLALU LINTAS

TERKAIT

DENGAN

TERTIB

A. Lomba Slogan Antar Kelas
SMA Negeri 1 Gedangan mengadakan lomba membuat slogan
tentang pentingnya tertib berlalu lintas. Lomba tersebut diadakan
dengan maksud agar segenap Civitas Akademika SMA Negeri 1
Gedangan tahu dan sadar akan pentingnya tertib berlalu lintas.

Gambar 2.2, Salah Satu Slogan tentang Keselamatan Berlalu Lintas di Lingkungan SMAN 1
Gedangan

B. Pemasangan Stiker Bagi Kendaraan Siswa Yang Lengkap Dan
Mempunyai SIM
Pemasangan stiker ini dimaksudkan agar siswa yang belum
memiliki SIM tidak mengendarai kendaraan menuju sekolah. Karena
siswa yang belum cukup umur secara psikologis dinilai belum dapat
mengontrol tingkat emosionalnya.
9

C. Pengadaan Rambu-Rambu Lalu Lintas Dan Markah Jalan
Pengadaan rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan di lingkungan
SMA Negeri 1 Gedangan dinilai sangat efektif dalam membantu
kelancaran lalu lintas jalan raya yang berada di depan sekolah. Salah
satu contohnya adalah dengan adanya dropzone di dalam lingkungan
sekolah maka para pengantar dan penjemput siswa tidak sembarangan
untuk berhenti dan tidak akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas
di jalan raya.
D. Diskusi Dan Sharing Tentang Lalu Lintas Di Jejaring Sosial
Perkembangan teknologi memiliki dampak positif dan juga
memiliki banyak dampak negatif. Namun jika kita dapat
menggunakan teknologi tersebut dengan benar, maka kita akan dapat
mengambil banyak manfaat. Salah satunya adalah pemanfaatan
jejaring sosial untuk diskusi atau sharing tentang suatu permasalahan.
SMA Negeri 1 Gedangan memiliki grup di jejaring sosial yang
digunakan untuk berdiskusi khususnya tentang permasalahan lalu
lintas.
E. Adanya Peraturan-Peraturan Lalu Lintas
SMA Negeri 1 Gedangan juga memiliki beberapa peraturan lalu
lintas di lingkungan SMA Negeri 1 Gedangan. Hal itu dimaksudkan
agar segenap Civitas Akademika SMA Negeri 1 Gedangan dapat
mematuhi peraturan lalu lintas

Gambar 2.3, Denah Alur Lalu Lintas SMAN 1 Gedangan

10

F. Adanya Komunitas Pelajar Pelopor Tertib Lalu Lintas
SMA Negeri 1 Gedangan memiliki suatu wadah bagi siswasiswinya untuk menjadi pelopor tertib berlalu lintas. Hal ini
dimaksudkan agar siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan dapat
berpikir tentang keselamatan di jalan raya agar dapat menekan angka
kecelakaan yang 50% dilakukan oleh pelajar yang belum memiliki
SIM

.
Gambar 2.4, Komunitas Pelajar Pelopor Tertib Lalu Lintas SMAN 1 Gedangan

11

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan pengembangan untuk mewujudkan siswa-siswi
SMAN 1 Gedangan pada khususnya agar tertib dalam berlalu lintas. Metode
dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey dan penelitian literatur.
Metode penelitian survey adalah suatu penelitian dimana peneliti mengajukan
pertanyaan tertulis, baik yang telah tersusun dalam kuisioner maupun dalam
wawancara. Sedangkan metode penelitian literatur adalah suatu penelitian yang
menggunakan berbagai macam literatur, baik buku, majalah, jurnal ilmiah,
maupun artikel yang bersumber dari internet.
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
kuisioner, serta buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Prosedur penelitian
terdiri dari 3 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan dan survey, dan
penganalisisan data yang terkumpul. Aspek yang diamati dalam penelitian ini
adalah bagaimana perilaku siswa dan siswi SMAN 1 Gedangan dalam berlalu
lintas sebagai upaya dalam mewujudkan siswa-siswi yang patuh terhadap
peraturan lalu lintas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil jawaban kuisioner
yang dibagikan kepada 90 siswa-siswi SMAN 1 Gedangan kelas X dan XI. Data
yang telah terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang telah
dirumuskan dan menjawab permasalahan yang telah dituliskan pada bab II

B. SETTING PENELITIAN
Penelitian dengan judul “Mewujudkan Siswa-Siswi SMA Negeri 1
Gedangan Patuh Terhadap Peraturan Lalu Lintas” dilaksanakan di SMA Negeri 1
Gedangan yang beralamat di Jalan Raya Sedati KM. 2 Gedangan-Sidoarjo, kelas
X dan XI dengan mengambil 90 siswa sebagai sampel. Penelitian berlangsung
selama 1 (satu) bulan, yaitu pada bulan Mei 2014.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan semua bentuk data yang
ingin diperoleh. Dalam hal ini peneliti telah menetapkan jenis data yang akan
diambil dalam penelitian ini, yaitu :
12

1. Hasil jawaban dari kuisioner yang telah dibagikan kepada 90 siswasiswi SMA Negeri 1 Gedangan kelas X dan XI.
2. Hasil pengamatan di lapangan tentang kepatuhan dan ketertiban
siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan terhadap peraturan lalu lintas.
Dengan dasar penetapan data penelitian diatas, maka teknik pengumpulan
data yang peneliti gunakan adalah teknik observasi. Teknik ini dilakukan untuk
melihat, mengumpulkan data, mencatat, dan menilai berbagai aktivitas siswasiswi SMA Negeri 1 Gedangan dalam hal kepatuhan terhadap peraturan lalu
lintas. Semua data yang telah diperoleh akan digunakan sebagai bahan kajian dan
evaluasi, dengan maksud agar dapat diambil kesimpulan yang sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian.
D. TEKNIK ANALISIS DATA
Sesuai dengan jenis data yang digunakan, teknik analisis data yang akan
digunakan adalah analisis data yang terdiri dari tiga komponen kegiatan dalam
menganalisis data, yaitu kegiatan reduksi data, sajian/ menyajikan data, serta
penarikan simpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses penyeleksian dan penyederhanaan
data yang muncul selama pengumpulan data penelitian dilakukan.
Rekaman data sebagai bahan mentah lalu diseleksi, disusun secara
sistematis, ditonjolkan pokok-pokok penting sehingga hasil
pengamatan menjadi lebih focus.
2. Penyajian Data
Kegiatan penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisir data
hasil reduksi yang disusun secara sistematis agar dapat digunakan
untuk mendukung penarikan simpulan dan pengambilan tindakan.
Data yang telah diperoleh dari hasil kuisioner disusun dalam bentuk
narasi dan didukung dengan paparan data dalam bentuk tabel dan
grafik sehingga memungkinkan untuk diambil simpulan yang baik
dan optimal.
3. Penarikan Simpulan
Data yang diperoleh digunakan untuk menentukan simpulan
sementara yang disebut dengan temuan peneliti. Penarikan simpulan
dilakukan terhadap temuan peneliti dan selanjutnya dilakukan
pencarian makna dan arti data atau yang sering disebut penarikan
simpulan.

13

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
.

Berdasarkan data yang penulis peroleh melalui angket yang telah disebar
sebelumnya, maka penulis dapat menjawab beberapa rumusan permasalahan
yang telah penulis angkat pada bab II. Terkait permasalahan pertama yaitu
upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan
lalu lintas, ternyata jawaban mereka menunjukkan bahwa mereka sebenarnya
tahu dan mengerti pentingnya kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas,
karena mereka menjawab ada dampak negatif jika sering melanggar
peraturan lalu lintas, seperti luka ringan (jawaban rersponden sebesar 74,40
%) maupun luka berat (jawaban responden sebesar 2,22 %). Menurut para
siswa, mereka sangat setuju (sebesar 81,10 %) bahwa penggunaan helm dan
memiliki SIM sangat diperlukan dalam berkendara di jalan raya. Selain itu,
mereka juga sangat menyetujui (sebesar 85,60 %) tentang adanya program
think safety yang dapat membantu mewujudkan tertib berlalu lintas. Seperti
yang tertera pada grafik berikut.

90
80
Penggunaan Helm
SNI dan Memiliki SIM
Diperlukan dalam
Berkendara di Jalan
Raya
Program think safety
dibutuhkan dalam
mewujudkan tertib
berlalu lintas

Presentase

70
60
50
40
30
20
10
0

Sangat Setuju

Setuju

Grafik 4.1, Persentase Kebutuhan dalam Upaya Mewujudkan Siswa-Siswi SMAN 1 Gedangan Patuh
Pada Peraturan Lalu Lintas

Helm SNI merupakan suatu piranti yang sangat dibutuhkan jika
berkendara menggunakan roda dua. Karena helm SNI dinilai telah teruji
untuk melindungi kepala dan bagian wajah dari benturan ketika terjadi
kecelakaan. Sedangkan SIM merupakan piranti yang menunjukkan suatu
individu telah layak untuk mengemudikan kendaraan bermotor. Jadi, kedua
piranti tersebut sangat diperlukan dalam berkendara di jalan raya. Selain itu,
untuk mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh pada peraturan lalu
lintas juga dibutuhkan kesadaran segenap siswa-siswi untuk tertib berlalu
14

lintas. Hal tersebut juga ditunjang dengan adanya program think safety yang
merupakan salah satu usaha preventif dalam menunjukkan kesadaran tertib
berlalu lintas. Program think safety juga dinilai efektif dalam mengurangi
angka kecelakaan di jalan raya akibat faktor manusia human error.
Terkait permasalahan kedua yaitu upaya untuk mewujudkan siswa-siswi
SMAN 1 Gedangan tertib berlalu lintas, maka ada beberapa faktor pendukung
yang dibutuhkan. Sebanyak 57,80 % siswa sangat antusias menyetujui
peningkatan program tertib berlalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan.

Persentase

100
80

Meningkatkan Program Tertib Lalu
Lintas di Lingkungan SMAN 1
Gedangan

60
40
20
0

Sangat Setuju

Setuju

Grafik 4.2, Persentase tentang Peningkatan Program Tertib Lalu Lintas di Lingkungan SMAN 1
Gedangan

Namun, peraturan lalu lintas yang telah dimiliki SMAN 1 Gedangan
belum cukup efektif dan efisien dalam meningkatkan kesadaran berlalu lintas
di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan. Sebanyak 48,89 % siswa
berpendapat bahwa peraturan tersebut cukup efektif dan efisien, sedangkan
40 % siswa mengatakan bahwa peraturan tersebut kurang efektif dan efisien.
Sama halnya dengan keberadaan slogan-slogan tertib berlalu lintas di
lingkungan SMAN 1 Gedangan. Mereka berpendapat bahwa keberadaan
slogan-slogan tersebut cukup efektif dan efisien dalam meningkatkan
kesadaran segenap siswa-siswi SMAN 1 Gedangan (sebesar 44,44 %),
sedangkan 38,90 % siswa bependapat bahwa keberadaan slogan-slogan
tersebut kurang efektif dan efisien. Dan juga mereka berpendapat bahwa
keberadaan komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas yang ada di
lingkungan SMAN 1 Gedangan dinilai kurang efektif dan efisien (sebesar
46,67 %) dalam membantu meningkatkan kesadaran berlalu lintas bagi
segenap siswa-siswi SMAN 1 Gedangan. Sedangkan hanya 35,56 % yang
berpendapat bahwa keberadaan komunitas tersebut cukup efektif dan efisien.

15

50
40
30
20
10

P e rs e n ta s e

0
Cukup Efektif
Kurang Efektif

Grafik 4.3, Persentase Keefektifan Faktor Pendukung dalam Upaya Mewujudkan Siswa-Siswi SMAN 1
Gedangan Tertib Berlalu Lintas

Keberadaan peraturan lalu lintas, slogan-slogan tentang tertib berlalu
lintas, dan komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas di lingkungan SMAN 1
Gedangan dinilai kurang efektif dan efisien. Siswa-siswi SMAN 1 Gedangan
merasa komponen-komponen tersebut tidak memiliki arti lebih daripada
sebuah hiasan semata. Karena banyak dari peraturan lalu lintas yang tidak
diperhatikan oleh segenap civitas akademika SMAN 1 Gedangan. Dan juga
komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas dinilai kurang menyosialisasikan
secara maksimal tentang kesadaran tertib berlalu lintas.
Untuk mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan tertib dalam berlalu
lintas, terdapat beberapa kendala yang dapat mengganggu terwujudnya hal
tersebut (permasalahan ketiga), seperti keberadaan rambu-rambu lalu lintas
dan markah jalan dinilai kurang efektif dan efisien dalam membantu
meningkatkan kesadaran berlalu lintas dikalangan siswa-siswi SMAN 1
Gedangan (sebesar 34,40 %). Sedangkan 52,22 % siswa berpendapat bahwa
keberadaan dua hal tersebut dinilai cukup efektif dan efisien.

16

Persentase

60
40
20
0
p
ku
u
C

if
kt
e
Ef

g
an
r
Ku

if
kt
e
Ef

Keefektifan RambuRambu Lalu Lintas
dan Markah Jalan di
Lingkungan SMAN 1
Gedangan

Grafik 4.4, Persentase Keefektifan Rambu-Rambu Lalu Lintas dan Markah Jalan di Lingkungan
SMAN 1 Gedangan

Tidak adanya sanksi yang tegas dan kontinu untuk menindak siswa-siswi
yang melanggar aturan lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan juga
merupakan kendala terwujudnya siswa-siswi SMAN 1 Gedangan tertib dalam
berlalu lintas. Sebanyak 31,10 % siswa berpendapat bahwa pelaksanaan
sanksi tersebut kurang bagus. Bahkan 28,90 % siswa berpendapat bahwa
tidak ada sanksi yang diterapkan kepada siswa-siswi yang melanggar aturan
lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan. Selain sanksi, siswa-siswi
SMAN 1 Gedangan juga perlu mendapat pengarahan atau pembinaan dari
instansi-instansi terkait agar dapat meningkatkan kesadaran tertib berlalu
lintas. Instansi-instansi tersebut dapat berasal dari pihak Kepolisian, Dinas
Perhubungan, maupun dari Puskesmas. Sebanyak 27,78 % siswa berpendapat
bahwa pelaksanaan pembinaan dan kerjasama sekolah dengan instansiinstansi terkait cukup rutin dilaksanakan. Bahkan 47,80 % siswa berpendapat
bahwa pelaksanaan pembinaan tersebut sangat kurang dan perlu ditingkatkan
kembali.

17

50
40
30

Persentase

20
10
0

tin ang aan
Ru ur an
K
p
s
ku ya lak
u
e
C nn
a aa a P
y
d
n A
n
an ksa ak
a
n
la id
T
sa Pe
k
a
l
Pe

Sanksi yang Tegas
dan Kontinu
Pembinaan dari
Instansi Terkait

Grafik 4.5, Persentase tentang Kendala yang Dihadapi dalam Upaya Mewujudkan Siswa-Siswi SMAN
1 Gedangan Tertib Berlalu Lintas

Keberadaan rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan di lingkungan
SMAN 1 Gedangan dinilai cukup efektif dalam mewujudkan siswa-siswi
SMAN 1 Gedangan tertib berlalu lintas. Karena banyak dari rambu-rambu
tersebut telah rusak dan perlu adanya perbaikan. Bahkan markah jalan yang
merupakan komponen lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan telah
hilang akibat dari perbaikan jalan yang telah rusak. Selain itu, kurangnya
pelaksanaan pemberian sanksi terhadap siswa-siswi SMAN 1 Gedangan yang
melanggar aturan lalu lintas juga merupakan kendala yang dihadapi dalam
mewujudkan hal tersebut. Banyak dari siswa-siswi yang memodifikasi sepeda
motornya padahal hal tersebut sangat membahayakan dirinya sendiri dan
orang lain. Kendala lainnya adalah kurangnya pelaksanaan pembinaan dari
instansi terkait, seperti dari pihak Kepolisian, Dinas Perhubungan, maupun
dari Puskesmas, yang dapat mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan
patuh dan tertib berlalu lintas.
Untuk mengatasi berbagai kendala dalam upaya mewujudkan siswa-siswi
SMAN 1 Gedangan tertib berlalu lintas, maka dapat dimunculkan beberapa
solusi alternatif (permasalahan empat), diantaranya adalah mengembangkan
kembali program kerja komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas di
lingkungan SMAN 1 Gedangan dan juga meningkatkan kembali kerjasama
segenap civitas akademika SMAN 1 Gedangan dalam upaya meningkatkan
kesadaran tertib lalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan.
Sebanyak 53,30 % siswa berpendapat bahwa mereka sangat setuju
dikembangkan kembali program kerja komunitas pelajar pelopor tertib lalu

18

lintas. Selain itu, Sebanyak 50 % siswa sangat setuju dan antusias
ditingkatkannya kembali kerjasama segenap civitas akademika SMAN 1
Gedangan dengan instansi terkait.

60

Persentase

50
Pengembangan
Kembali Program
Kerja Komunitas
Pelajar Pelopor
Tertib Lalu Lintas

40
30

Peningkatan Kerjasama SMAN 1
Gedangan dengan
Instansi Terkait

20
10
0

Sangat Setuju

Setuju

Grafik 4.6, Upaya dalam Mengatasi Berbagai Kendala dalam Mewujudkan Siswa-Siswi SMAN 1
Gedangan Tertib Berlalu Lintas

Keberadaan komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas sangat perlu
dikembangkan kembali karena komunitas tersebut dapat menambah
keefektifan sosialisasi dan menjadikan tertib lalu lintas sebagai budaya yang
suda menjadi kebiasaan di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan. Dan
diharapkan juga komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas dapat
menanamkan kesadaran bagi siswa-siswi SMAN 1 Gedangan pada khususnya
dan segenap civitas akademika SMAN 1 Gedangan pada umumnya dengan
pengemasan yang menarik. Selain dari kalangan internal sekolah, untuk
mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan yang tertib berlalu lintas juga
diperlukan kerjasama yang erat antara segenap civitas akademika SMAN 1
Gedangan dengan pihak instansi-instansi terkait, seperti Kepolisian, Dinas
Perhubungan, Puskesmas, maupun dengan masyarakat disekitarnya.
Selain itu, keberadaan rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan perlu
diperbaiki dan ditata ulang kembali. Dan sanksi-sanksi yang diberikan kepada
siswa-siswi SMAN 1 Gedangan yang melanggar aturan lalu lintas perlu
diefektifkan kembali agar dapat mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan
tertib berlalu lintas.

19

BAB V
PENUTUP

A.

SIMPULAN
Dari pemaparan dan pembahasan data pada bab IV, maka dapat
disimpulkan bahwa untuk mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan
tertib dan patuh pada peraturan lalu lintas dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengefektifkan kembali program think safety yang telah dijalankan
sebelumnya.
2. Memperbaiki dan menerapkan peraturan lalu lintas di lingkungan SMAN
1 Gedangan secara efektif dan efisien
3. Memperbaiki dan mempertegas slogan-slogan tentang tertib berlalu lintas
yang ada di lingkungan SMAN 1 Gedangan agar tidak hanya sebagai
hiasan semata, namun menjadi sarana untuk menumbuhkan kesadaran
tertib berlalu lintas.
4. Mengefektifkan kembali program kerja komunitas pelajar pelopor tertib
lalu lintas SMAN 1 Gedangan agar dapat membantu mensosialisasikan
tentang pentingnya tertib dan keselamatan berlalu lintas pada segenap
civitas akademika SMAN 1 Gedangan
5. Memperbaiki dan menambah rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan
yang ada di lingkungan SMAN 1 Gedangan.
6. Memberikan sanksi yang tegas dan kontinu untuk menindak siswa-siswi
SMAN 1 Gedangan yang melanggar aturan lalu lintas di lingkungan
SMAN 1 Gedangan pada khususnya. Hal ini diharapkan agar segenap
siswa-siswi mendapat efek jera dan tidak akan melanggar aturan-aturan
lalu lintas yang ada.
7. Mengadakan kerjasama dan pembinaan secara rutin dengan instansiinstansi terkait, seperti Kepolisian, Dinas Perhubungan, Puskesmas,
maupun dari masyarakat sekitar, untuk mensosialisasikan tentang
kesadaran tertib berlalu lintas kepada segenap siswa-siswi SMAN 1
Gedangan agar dapat mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan yang
taat pada peraturan lalu lintas

B.

SARAN
1. Lebih ditingkatkan lagi sikap kepedulian kepada lingkungan
khususnya terhadap norma-norma atau peraturan-peraturan yang ada
di SMA Negeri 1 Gedangan agar dapat mengetahui, memahami, dan

20

mau melaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab demi
kemaslahatan bersama.
2. Perlu diaktifkan kembali bentuk penghargaan (reward) mengenai
kepatuhan siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan terhadap peraturan
lalu lintas berupa benda-benda yang bermanfaat bagi mereka
sehingga dapat berpengaruh positif pada teman-teman lainnya. Dan
sebaliknya, perlu diefektifkan kembali sanksi yang tegas dan
konsekuen bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan yang sering
melanggar aturan lalu lintas sehingga dapat member efek jera bagi
mereka.

21

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, 2010, http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/
Sulastri, Sri Umbang , 2009, http://umbangs.blogspot.com/2012/06/pengertian-lalulintas.html
Susilawatie, Fety, 2013, Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Mata
Pelajaran PKN pada Peserta Didik Kelas X-5 di SMA Negeri 1 Gedangan, Melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning, SMAN 1 Gedangan, PTK
Wikipedia, 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Lalu_lintas
Wikipedia, 2010, http://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_Lalu_Lintas
_______, 2009, Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2009 (UU No. 22
Tahun 2009), Jakarta : Visimedia

22

LAMPIRAN
KUISIONER
PERILAKU TERTIB BERLALU LINTAS
DI KALANGAN SISWA-SISWI SMAN 1 GEDANGAN

NAMA

:………………………………………

KELAS

:……………………………………….

Berilah tanda silang pada jawaban yang sesuai dengan Anda :
1. Jenis kendaraan apa yang anda gunakan menuju sekolah dan pulang dari sekolah?
a. Sepeda Angin
b. Sepeda Motor
c. Mobil
d. Angkutan Umum
Alasan anda ………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………
2. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi, sudahkah anda melengkapi
persyaratan keselamatan berkendara?
a. Sudah lengkap
b. Sudah namun kurang lengkap
c. Hanya beberapa
d. Belum
Sebutkan pesyaratan keselamatan berkendara yang sudah anda miliki……...
……………………………………………………………….......................
3. Apa jenis pelanggaran peraturan lalu lintas yang sering anda lakukan?
a. Tidak memiliki SIM
b. Tidak menggunakan helm SNI
c. Melakukan modifikasi kendaraan
d. Melanggar rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan
Alasan anda……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Jika anda sering melanggar peraturan lalu lintas, apakah dampak negative yang
pernah anda alami?
23

a.
b.
c.
d.

Luka ringan
Luka cukup berat
Luka berat
Cacat fisik

Tuliskan jenis luka yang pernah anda alami………………………………...
…………………………………………………………………………………
5. Menurut anda apakah penggunaan helm SNI dan memiliki SIM sangat diperlukan
dalam berkendara di jalan raya?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
Alasan
anda…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
6. Menurut anda, apakah kesadaran lalu lintas dan think safety sangat dibutuhkan
untuk mewujudkan tertib berlalu lintas?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
Alasan
anda……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
7. Menurut anda apakah sekolah perlu meningkatkan program tertib lalu lintas di
lingkungan SMAN 1 Gedangan?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
Alasan
anda……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

24

8. Menurut anda apakah peraturan tertib lalu lintas yang telah dimiliki oleh SMAN
1 Gedangan sudah efektif dan efisien dalam meningkatkan kesadaran berlalu
lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan?
a. Sudah sangat efektif dan efisien
b. Cukup efektif dan efisien
c. Kurang efektif dan efisien
d. Tidak efektif dan efisien
Alasan anda……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

9. Menurut anda apakah keberadaan slogan-slogan tertib lalu lintas yang ada di
lingkungan SMAN 1 Gedangan sudah efektif dan efisien dalam meningkatkan
kesadaran berlalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan?
a. Sudah sangat efektif dan efisien
b. Cukup efektif dan efisien
c. Kurang efektif dan efisien
d. Tidak efektif dan efisien
Alasan
anda……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
10. Menurut anda apakah keberadaan komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas
yang ada di lingkungan SMAN 1 Gedangan sudah efektif dan efisien dalam
membantu meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN
1 Gedangan?
a. Sudah sangat efektif dan efisien
b. Cukup efektif dan efisien
c. Kurang efektif dan efisien
d. Tidak efektif dan efisien
Alasan anda……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
11. Menurut anda apakah keberadaan rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan yang
ada di lingkungan SMAN 1 Gedangan sudah efektif dan efisien dalam membantu
meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1
Gedangan?
e. Sudah sangat efektif dan efisien
f. Cukup efektif dan efisien
g. Kurang efektif dan efisien
h. Tidak efektif dan efisien

25

Alasan anda……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
12. Apakah ada sanksi yang tegas dan kontinu untuk menindak siswa-siswi yang
melanggar aturan tertib lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan?
a. Ada dan pelaksanaannya bagus
b. Ada dan pelaksanaannya cukup bagus
c. Ada dan pelaksanaannya kurang bagus
d. Tidak ada
Alasan anda…………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
13. Apakah ada kerjasama dan pembinaan yang rutin dari instansi-instansi terkait
dalam upaya meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas?
a. Ada dan pelaksanaannya rutin
b. Ada dan pelaksanaannya cukup rutin
c. Ada dan pelaksanaannya kurang
d. Tidak ada
Alasan anda……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
14. Menurut anda apakah perlu dikembangkan kembali program kerja komunitas
pelajar pelopor tertib lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
Alasan
anda…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
15. Menurut anda apakah perlu ditingkatkan kembali kerjasama segenap civitas
akademika SMAN 1 Gedangan dalam upaya meningkatkan kesadaran tertib lalu
lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
Beri contoh bentuk kerjasama yang anda inginkan……………………………
…………………………………………………………………………………

26

27