Brooks Bab 2 PERILAKU ETIKA BISNIS Prila
Brooks Bab 2 PERILAKU ETIKA BISNIS
Prilaku Etika Bisnis Lingkungan bisnis yang mempunyai prilaku etika, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa
hal yang diperhatikan antara lain adalah pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan
jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dan menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar.
A. Lingkungan Bisnis Lingkungan bisnis
Adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembanga organisasi atau perubahan. Faktor –
factor yang mempengaruhi lingkungan bisnis adalah :
1. Lingkungan internal Segala sesuatu didalam organisasi atau perusahaan yang akan mempengaruhi organisasi atau
perusahaan tersebut.
2. Lingkungan Eksternal Segala sesuatu di luar batas-batas organisasi atau perusahaan yang mempengaruhi organisasi
atau perusahaan. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis yang semakin
komperatif menimbulkan pesaingan yang semakin tajam.
B. Perkembangan Dalam Etika Bisnis
Diakui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika
untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi
timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis.
C. Etika Bisnis
merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
Macam-macam teori etika bisnis, yaitu:
a. Utilitarisme (utilitarianism) Utilitarisme berarti suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat
itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan jadi tidak boleh
dimengerti dengan cara egoistis.
b. Deontologi Deontologi lebih menekankan pada perbuatan yang tidak dihalalkan karena tujuannya maksudnya kita
tidak pernah boleh melakukan sesuatu yang jahat supaya dihasilkan sesuatu yang baik.
c. Teori Hak Teori Hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teri deontologi, karena hak berkaitan dengan
kewajiban.
d. Teori Keutamaan Dalam teori keutamaan, baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip
atau norma. Kalau sesuai dengan norma, suatu perbuatan adalah baik, kalau tidak sesuai, perbuatan adalah buruk.
Resume BAB 3
ETIKA GOVERNMENT
1. Pengertian Etika Government
Etika Government yaitu penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan
bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan.
2. Masalah-masalah praktis etika bisnis
Banyak sudah terjadi kejahatan ekonomi dan kecurangan bisnis yang dilakukan oleh banyak korporasi atau pelaku
bisnis dan ekonomi yang telah merugikan warga Negara, setidaknya dalam segi keuntungan financial (pajak) dan
kepercayaan public terhadap peranan Negara (pemerintah) dalam mengawasi dinamika ekonomi, khususnya
proses produksi, eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber kekayaan alam dan pelestarian lingkungan hidup.
Masih saja terjadi persaingan tidak sehat danmonpoli terhadap sektor-sektor ekonomi dengan menggunakan teori
konspirasidimana-mana. Dalam skala global, hal tersebut terjadi di beberapa Negara.Keadilan dan demokrasi ekonomi
acap dipaktekan dengan mendapat sokongan justrudari penguasa Negara. Kasus-kasus actual, misalnya pemebebasan
tanah utuk bisnisproperty.
Kejahatan perbankan, keuangan (pasar modal) dan perpajakan juga sering dilakukan oleh banyak orang. Penggelapan
pajak, penipuan dengan kartu kredit atau kejahatan maya (cyber crime), penyalahgunaan kredit, dan penggelapa pajak
sangat sulit diatasi, sebab selain masih rendahya penegakan hokum, etika bisnis dan perilaku juga mengalami distorsi
luar biasa.
Control lembaga legislatif (parlemen) juga sangat lemah, sebab ada juga anggota parlemen tingkat pusat dan tingkat
daerah yang ikut melakukan kejahatan bisnis, atau sengaja membiarka terjadi tanpa ada upaya melaporkannya.
Sebagian aparatur pemerintah juga melakukan hal yang sama. Para penegak hukum (beberapa hakim, jaksa,polisi dan
pengacara) juga terlibat dalam kejahatan bisnis/ekonomi.
Masih banyak pelaku bisnis yang tidak memiliki etika bisnis, dan oknum pemerintah banyak yang tidak memiliki etika
dalam pembangunan ekonomi, perdagangan dan korporasi.
BEBERAPA SOLUSI PERMASALAH ETIKA BISNIS
1. Untuk mengatasi kejahatan bisnis/ ekonomi yang terjadi seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang
telah melahirkan revolusi industri perdagangan, perbankan dan khususnya korporasi, dalam skala global,
sebaliknya semua negara memperkuat komitmen politiknya untuk lebih memartabatkan kegiatan ekonomi dan bisnis.
2. Pemerintah harus merancang sebuah pemikiran strategik mengenal politik penanggulangan kesejahteraan bisnis
secara rasional. LSM yang menaruh perhatian pernuh terhadap upaya penccegahan dan pemberantasan korupsi harus
tetap menekan pemerintah, terutama aparat penegak hukum untuk mengukum siapapun seberat-beratnya bila
mengganggu stabilitas
Resume BAB 4
AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI DAN ETIKA DALAM AKUNTAN PUBLIK
A. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.
Akuntansi sebagai Profesi dan Peran Akuntansi
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non-Atestasi kepada masyarakat
dengan dibatasi kode etik yang ada.
Peran akuntan antara lain :
1. Akuntan Publik (Public Accountants) ; Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan
independen yangmemberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu.
2. Akuntan Intern (Internal Accountant) ; Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau
organisasi.
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants) ; Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembagalembaga pemerintah, misalnya dikantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas
Keuangan (BPK).
4. Akuntan Pendidik ; Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan
penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan
tinggi.
B. Ekspektasi Publik
Masyarakat pada umumnya mengatakan akuntan sebagai orang yang profesional khususnya di dalam bidang
akuntansi.
C. Nilai-nilai Etika vs Teknik Akuntansi/Auditing
• Integritas
• Kerjasama
• Inovasi
• Simplisitas
D. Perilaku Etika dalam Pemberian Jasa Akuntan publik
Dari profesi akuntan publik inilah Masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas Tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan Keuangan oleh manajemen perusahaan. Profesi akuntan
publik menghasilkan berbagai jasa.
Resume BAB 5
KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI
Setiap anggota IAI, khususnya untuk Kompartemen Akuntansi Sektor Publik harus mematuhi delapan Prinsip Etika
dalam Kode Etika IAI beserta Aturan Etikanya.
A. Kode Perilaku Profesional.
Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :
a) Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.
b) Hindari menyakiti orang lain.
c) Bersikap jujur dan dapat dipercaya
d) Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan
prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
e) Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.
f) Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual
g) Menghormati privasi orang lain
h) Kepercayan
B. Prinsip-prinsip Etika
1. prinsip-prinsip Etika berdasarakan AICPA
a. Tanggung Jawab
b. Kepentingan Publik
c. Integritas
d. Objektivitas & Independensi
e. Kehati-hatian (due care)
f. Ruang Iingkup dan Sifat Jasa
2. Prinsip Etika Profesi menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Untuk mencapai tujuan profesi 4 (empat) kebutuan
dasar yang harus dipenuhi :
a.
b.
c.
d.
Kredibilitas.
Profesionalisme.
Kualitas Jasa.
Kepercayaan.
Berikut adalah delapan prinsip etika yang telah ditentukan ketetapannya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tanggung Jawab Profesi
Kepentingan Publik
Integritas
Objektivitas
Kerahasiaan
Kompetensi dan Kehati hatian Profesional
Perilaku Profesional
Standar Teknis
3. Pendekatan cara memahami filosofi Kode Etik IFAC menurut Brooks (2007) :
1) Memahami Struktur Kode Etik
2) Memahami Kerangka Dasar Kode Etik untuk melakukan penilaian yang bijak
3) Proses Menjamin Independensi Pikiran (independece in mind) dan Independensi Penampilan (indepencence in
appearance)
4) Pengamanan untuk mengurangi Risiko Situasi Konflik Kepentingan.
Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC:
1) Integritas (2) Objektivitas (3) Kompetensi profesional dan kehati-hatian
(4) Kerahasiaan (5) Perilaku Profesional
Resume BAB 6
TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK DAN KRISIS PROFESI AKUNTAN
1. TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
a. ATESTASI
Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah
asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b. AUDIT
Audit pada umunya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:(1). Audit Laporan Keuangan (2). Audit
Kesesuaian. (3). Audit Operasional
Pihak yang melakukan audit disebut sebagai auditor. Auditor dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1). Auditor
Pemerintah (2). Auditor Intern (3). Auditor Independen atau Akuntan Publik
c.
KOMPILASI DAN REVIEW
Review dilakukan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis yang harus menjadi hal yang memadai
bagi akuntan, sedangkan untuk kompilasi akuntan tidak memberikan keyakinan seperti itu.
d. LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF
Laporan keuangan prospektif berisi informasi keuangan yang merupakan bagian dari ramalan keuangan maupun
proyeksi keuangan.
e.
PENGENDALIAN MUTU
Untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP), organisasi profesi mewajibkan setiap KAP untuk
memiliki suatu sistem pengendalian mutu.
f. PERATURAN MENTERI KEUANGAN, UU PASAR MODAL DAN PERATURAN BAPEPAM, PERATURAN
BANK INDONESIA
- PMK
Pasal
No. 17 Tahun 2008 pasal 44 ayat (1).
80 UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
-Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-86/BL/2011
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank
PERATURAN MENTERI KEUANGAN, UU PASAR MODAL DAN PERATURAN BAPEPAM, PERATURAN BANK
INDONESIA
Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan PMK No. 17 Tahun 2008 pasal 44 ayat (1) menyatakan akuntan publik dan/atau KAP
bertanggung jawab atas seluruh jasa yang diberikan dan ayat (2) menyatakan Akuntan Publik bertanggung jawab atas Laporan Auditor
Independen dan Kertas Kerja dari Akuntan Publik yang bersangkutan selama 10 (sepuluh) tahun.
Tanggung Jawab Akuntan Publik dalam Pasal 80 UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan Akuntan Publik sebagai jasa
professional ikut bertanggung jawab bila Pernyataan Pendaftaran Emiten yang dijaminnya tidak memuat informasi mengenai Fakta
Material sesuai Undang-Undang sehingga informasi tersebut menyesatkan. Namun tanggung jawab auditor terbatas pada pendapat
yang diberikannya.
Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-86/
BL/2011 tentang independensi akuntan yang memberikan jasa di pasar modal, pada pasal 7 menyatakan dalam penerimaan penugasan
profesional, Akuntan wajib mempertimbangkan secara profesional dan memiliki independensi yang dapat dipertanggungjawabkan
sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan
Bank, pada pasal 19 menyatakan Akuntan Publik yang melakukan audit terhadap Laporan Keuangan Tahunan Bank wajib :
a) Melakukan audit sesuai dengan standar professional akuntan publik serta perjanjian kerja dan lingkup audit yang disepakati Bank dan
Kantor Akuntan Publik
b) Memberitahukan pelanggaran perundang-undangan dan keadaan lain yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank selambatlambatnya 7 ari setelah ditemukan.
c) Menyampaikan hasil audit dan Management Letter kepada Bank Indonesia.
d) Memenuhi ketentuan rahasia Bank sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998.
2. KRISIS PROFESI AKUNTAN
(1) Akuntansi Sebagai Bisnis (2)Tanggung Jawab Sebagai Bisnis
3. KESIMPULAN
Komitmen profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap ketaatan pelaksanaan etika profesi akuntan publik,
dimana semakin tinggi komitmen profesionalisme akan membuat ketaatan pelaksanaan etika profesi akuntan publik
semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah komitmen profesionalisme akan membuat ketaatan
pelaksanaan etika profesi akuntan publik makin rendah.
Resume BAB 7
ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN
A. Etika Dalam Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para
manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian
dan evaluasi, serta pengambilan keputusan.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen lebih luas dibandingkan tanggung jawab seorang
akuntan keuangan, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Perencanaan
Pengevaluasian
Pengendalian
Menjamin pertanggungjawaban sumber
Pelaporan eksternal
B. Etika Profesional Akuntan Manajemen
Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:
1. Kompetensi
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
3. Integritas (Integrity)
4. Objektivitas (Objectifity)
C. Creative Accounting
Menurut Susiawan (2003) creative accounting adalah aktifitas badan usaha untuk memanfaatkan teknik dan kebijakan
akuntansi guna mendapatkan hasil yang diinginkan, seperti penyajian nilai laba atau asset yang lebih tinggi atau lebih
rendah tergantung motivasi mereka melakukannya.
Dua jenis pengungkapan yang dapat diberikan dalam laporan keuangan yaitu:
a. Mandatory disclosure (pengungkapan wajib)
b. Voluntary discolure (pengungkapan sukarela)
D. Whistle Blowing
Whistle blowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk
membocorkan kecurangan baik yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.
Whistle blowing dibagi menjadi dua yaitu :
-Whistle Blowing internal
Whistle Blowing eksternal
Resume BAB 8
ETIKA AKUNTANSI DALAM DUNIA BISNIS INTERNASIONAL
1. Pengertian Akuntansi Internasional
Pada tahun 1971, Prof. Thomas R. Weirich, Clarence G. Avery dan Henry R. Anderson mengemukakan tiga
pendekatan berbeda:
a. Sistem universal
b. Pendekatan deskriptif dan informative yang mencakup semua metode dan standar dari semua negara
c. Praktik-praktik akuntansi dari anak-anak perusahaan yang ada di luar negeri dan perusahaan-perusahaan induk.
2. Klasifikasi Akuntansi Internasional
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara,yaitu : dengan pertimbangan dan secara empiris.
Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi, dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris
menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia.
Ada empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi, yaitu :
a. Pendekatan Makroekonomi
b. Pendekatan Mikroekonomi
c. Pendekatan Independent
d. Pendekatan yang Seragam
3. Faktor-faktor dalam Perkembangan Akuntansi Internasional
Faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional, yaitu:
1) Sumber Pendanaan
2) Sistem Hukum
3) Perpajakan
4)
5)
6)
7)
8)
Ikatan Politik dan Ekonomi
Inflasi
Tingkat Perkembangan Ekonomi
Tingkat Pendidikan
Budaya
4. Profesi Akuntansi Internasional terdiri dari:
1) Certified Public Accountant
2) Certified Internal Auditor
3) Certified General Accountant
4) Chartered Accountant
5. Isu Etika dari Dunia Bisnis dan Profesi
Isu-isu general dalam etika bisnis yaitu:
1. Corporate Social Responsibility
2. Professional ethics
3. Ethics of (sales and) marketing
4. Ethics of human resource management
5. Ethics of production
6. Ethics of intellectual property, knowledge & skills
Untuk memahami perkembangan etika bisnis De George membedakannya kepada lima periode:
(1) Situasi Dahulu
(2) Masa Peralihan 1960-an
(3) Etika Bisnis Lahir di AS 1970-an
(4) Etika Bisnis Meluas ke Eropa
(5) Etika Bisnis menjadi Fenomena Global
CHAPTER 1: DUSKA
SIFAT DASAR AKUNTANSI DAN KESULITAN UTAMA ETIKA: PENGUNGKAPAN YANG SEBENARNYA
Pada Bulan Oktober tahun 2001, perekonomian dunia dikejutkan dengan berita runtuhnya perusahaan besar
Enron. Salah satu KAP The Big Five yaitu Arthur Andersen merupakan Kantor Akuntan Publik yang mengaudit
Perusahaan Enron. Pada tanggal 15 Juni 2002, Pengadilan Negeri Amerika Serikat memutuskan bahwa KAP
Arthur
Andersen
merupakan
terpidana
yang
telah
mengakibatkan
Perusahaan
Enron
mengalami
kebangkrutan. United States Securities and Exchange Commission (SEC) tidak mengijinkan KAP Andersen untuk
mengaudit perusahaan publik karena KAP Arthur Andersen telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan.
Perusahaan Akuntansi menyetujui agar izin praktek dan gelar akuntan publik KAP Andersen dicabut. Skandal
perusahaan Enron tersebut merupakan salah satu bukti betapa besar peranan perilaku etika dalam seluruh
aspek kehidupan.
Meskipun kebangkrutan Enron dan Andersen pada tahun 2001-2002 merupakan titik penentu dalam sejarah
akuntansi, namun permasalahan, praktek, konflik dan isu-isu yang menyatakan kebangkrutan bukanlah hal baru
dan masih belum teratasi. Bahkan sebelum kasus Enron mencuat, terdapat beberapa permasalahan dan kasuskasus serupa terjadi. Berdasarkan artikel yang dimuat di harianThe Washington Post pada tahun 1998, Ketua
SEC (United States Securities and Exchange Commission) Arthur Levitt, menyebutkan istilah “numbers
game” bagi perusahaan yang memanipulasi data akuntansi agar dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang
diinginkan. Pemanipulasian data tersebut membuat laporan keuangan seolah-olah terlihat “indah” dengan cara
“mempermak angka” untuk memperlancar laporan triwulan /kuartalan sehingga terus menerus memperlihatkan
peningkatan yang berdampak baik bagi perusahaan. Menurut Levitt, proses tersebut bertahun-tahun telah
berkembang menjadi suatu hal terbaik yang dapat dikategorikan sebagai permainan yang dilakukan oleh
para market participant.
Bagaimana sesungguhnya hal tersebut dapat terjadi? Kita mungkin mengira bahwa kebanyakan para akuntan
mungkin tidak memahami peranan dan tujuan mereka di dalam suatu lingkungan masyarakat. Tujuan dasar dari
akuntansi pada dasarnya adalah sangat sederhana yakni memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan
oleh akuntan tepat dan dapat diukur. Untuk memahami lebih lanjut perihal tugas utama dari seorang akuntan
kita harus memahami terlebih dahulu sifat dasar akuntansi itu sendiri.
1.
1.
Sifat Dasar Akuntansi
Akuntansi merupakan suatu tehnik, dan prakteknya adalah seni atau keahlian yang dibentuk untuk membantu
orang-orang memonitor transaksi ekonomi mereka. Akuntansi memberikan gambaran bagi orang-orang tentang
bagaimana transaksi keuangan mereka. Tujuan utama akuntansi adalah menyediakan informasi tentang
kegiatan ekonomi dari suatu organisasi maupun individu. Pada awalnya hanya individu atau organisasi yang
membutuhan informasi. Kemudian pemerintah membutuhkan informasi. Hingga dapat dikatakan, kegiatan
ekonomi menjadi sedemikian komplek dan teratur, jumlah orang-orang yang membutuhkan informasi –
jumlah users atau pengguna informasi ekonomi menjadi semakin meningkat. Tingkat kepentingan bagi
pengguna (users) meningkatkan faktor etika yang mengatur perkembangan dan pengeluaran dari informasi
tersebut. Beberapa orang memiliki hak dan kewenangan terhadap akses informasi tersebut sedangkan beberapa
orang lainnya tidak.
Akuntan menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Manajer dari suatu
perusahaan menggunakan informasi untuk menolong mereka menyusun rencana dan mengawasi kegiatan
operasional perusahaan. pemilik perusahaan, manajer, pemilik dana, supplier, karyawan dan orang lainnya
menggunakan informasi untuk membantu mereka memutuskan berapa banyak waktu atau uang yang harus
disediakan untuk kepentingan bisnis mereka. Pada akhirnya, pemerintah menggunakan informasi tersebut untuk
menentukan berapa banyak pajak yang harus dibayarkan oleh suatu perusahaan.
Agar pasar keuangan dapat beroperasi dengan baik, analis saham dan investor harus mendapatkan gambaran
perusahaan yang sebenarnya. Tergantung dari tehnik yang akan digunakan, akuntan dari suatu perusahaan
dapat membuat perusahaan tersebut menjadi terlihat bagus ataupun buruk. Untuk tujuan pinjaman, akuntan
dapat membuat lapaoran keuangan menjadi bagus, tapi untuk menghindari pajak akuntan dapat membuat
laporan keuangan menjadi kelihatan buruk.
Secara umum ada empat komponen laporan keuangan:
1.
Neraca (Balance Sheet); terdiri atas tiga elemen:
Aset; terdiri dari asset berwujud dan asset tak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan
Kewajiban (Liabilities); merupakan utang yang dimiliki perusahaan serta uang atau jasa yang dihutangkan
perusahaan kepada orang lain.
Ekuitas Pemilik Modal (Owner’s Equity); dana yang disediakan oleh pemilk modal dan akumulasi
pendapatan atau kerugian yang diperoleh selama setahun.
Total Aset = Total Liabilities + Owner’s Equity
1.
Laporan Laba-Rugi (Income Statement); laporan laba-rugi menunjukkan laba apabila pendapatan melebihi
beban/biaya, sedangkan rugi apabila beban/biaya melebihi pendapatan.
2.
Laporan Laba Ditahan (Statement of Changes in Retained Earnings); laporan laba ditahan menunjukkan
perubahan laba selama masa pelaopran: Aset kurang kewajiban sama dengan paid in capital danretained
earning.
3.
Laporan Arus Kas (Statement of Changes in Cash Flow).
1.
2.
Etika Pengungkaan Informasi Akuntansi
Akuntansi menyediakan informasi yang berguna bagi users, jika pelaopran informasi akuntansi sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya dan dilaporkan dengan benar maka tidak akan muncul permasalahan etika. Namun
jika informasi akuntansi mempengaruhi para pengguna (users) untuk mengmbil tindakan, dan tindakan mereka
apakah menguntungkan atau merugikan orang yang menerima atau yang mendapatkan informasi, maka
informasi tersebut akan memberikan dampak terhadap pentingnya etika. Tergantung pada penggunaannya,
penyampaian informasi sama seperti berjualan. Sebagai contoh, seorang CEO akan mendapatkan peningkatan
bonus apabila informasi yang disampaikan tidak mengecewakan dewan komisaris dan pemegang saham.
Intinya, informasi yang disampaikan oleh CEO tergantung dari bagaimana penyampaian informasi yang
disampaikan, tentunya untuk mendapatkan bonus maka informasi yang disajikan haruslah informasi yang
menyenangkan.
Penting untuk dicamkan bahwa berbohong tidak sama dengan mengatakan sesuatu yang salah. Kadangkala
orang secara tidak sengaja bebuat kesalahan atau salah dalam berucap. Dalam situasi tersebut, mereka
mengatakan sesuatu yang salah namun tindakan mereka menggambarkan suatu kebohongan. Mengatakan
suatu kebohongan lebih mudah dibandingkan berkata jujur. Hakikat dari kebohongan tersebut dapat terlihat dari
tujuannya, yakni untuk mengubah perilaku orang lain. Apabila seorang CEO menyampaikan informasi yang
benar, mungkin para dewan direksi atau pemegang saham akan bertindak atau mengambil keputusan yang
dapat membahayakan posisi sang CEO tersebut, maka dengan berbohong CEO dapat mengubah perilaku pihak
yang berkepentingan untuk bertindak sesuai dengan koridor yang diinginkan oleh CEO.
Sebuah pepatah lama menyebutkan “jangan lakukan hal yang anda tidak suka kepada orang lain.” Kita ingin
mengetahui apa yang kita dapat saat membeli sesuatu, begitu juga dengan orang lain. Oleh karena itu, saat kita
akan mengatakan suatu kebohongan maka kita harus sadar dan mengingat bagaimana posisi kita jika
dibohongi.
Contoh lainnya misalnya rekan sejawat anda bertanya pada anda bagaimana penampilannya pada hari tersebut?
Meskipun dalam hati anda ingin mengatakan betapa berantakannya penampilan rekan kerja anda pada hari
tersebut
namun
anda
bisa
tidak
mengungkapkannya.
Informasi
yang
tidak
diungkapkan
tersebut
(nondisclosure) dapat diterima karena anda tidak berusaha mengubah perilaku orang lain dalam bertindak atau
mengambil keputusan sehingga anda dapat mengambil keuntungan dari kejadian tersebut. Oleh karena itu, jika
anda tidak mengutarakan suatu kebenaran untuk alasan-alasan tertentu tanpa berusaha mempengaruhi
persepsi lawan bicara anda maka mungkin hal tersebut diperbolehkan, kejadian seperti itulah yang sering
disebut dengan “white lie” (bohong untuk kebaikan).
1.
3.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dan dibuat oleh akuntan yang bekerja pada perusahaan. Akuntan publik yang akan
mengaudit laporan keuangan yang telah dibuat oleh akuntan perusahaan. Akuntan yang mengaudit laporan
keuangan tersebut menyatakan dengan sebenarnya bahwa laopran keuangan yang disusun bebas dari salah saji
material dan dapat diterima sesuai standar dan prinsip akuntansi. Satandar atau prinsip yang dapat diterima
umum adalah GAAP (Generally Accepted Accounting Principle). Prinsip berterima umum tersebut disusun dan
disupervisi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan, bukan SEC.
Meskipun adanya aturan yang mengacu pada GAAP, permasalahan pengungkapan masih seringkali terjadi.
Sebagai contoh, masalah dalam menentukan nilai asset. Pengukuran asset menyebabkan permasalahan karena
pengukuran tersebut dapat didasarkan pada biaya asset atau apakah asset tersebut dapat dijual dari sekarang.
Kasus tersebut juga dapat dimanipulasi. Jika demikian, apakah yang dimaksud dengan nilai asset? Nilai asset
(Aset Value) adalah nilai yang dimiliki oleh pemilik atau jumlah yang dibayarkan oleh pembeli pada pemilik,
yang dapat ditentukan dari ekspektasi perusahaan terhadap pengelolaan asset. Nilai asset tergantung pada tiga
hal: jumlah cash flow, waktu, dan tingkat suku bunga.
Beberapa konsep dan tehnik yang digunakan akuntan terdiri dari:
Net Income, mengindikasikan perubahan kekayaan perusahaan.
Transaction Approach
Recognition of income
Historical cost less depreciation, untuk mengetahui nilai asset maka ada beberapa asset yang harus
disusutkan (depresiasi). Ada beberapa jenis rumus yang digunakan untuk menghitung akumulasi penyusutan
aset, beberapa diantaranya yaitu: metode garis lurus, metode saldo menurun berganda dan sebagainya.
Cost of Good Sold Formula, untuk menentukan harga pokok penjualan, akuntan dapat menggunakan
beberapa metode pengukuran yaitu; FIFO (First in First Out), LIFO (Last in First Out), dan Average (rata-rata).
1.
4.
Aturan-Aturan yang Dapat Dipenuhi Oleh Akuntan
Meskipun tujuan utama akuntan adalah menyediakan gambaran keuangan suatu perusahaan, namun akuntan
memiliki peranan lain yang dapat dilakukan. Beberapa diantaranya yaitu:
a)
Aditing
b)
Managerial accounting
c)
Tax accounting
d)
Financial planning
e)
Consulting
Sumber: Duska, R., B.S Duska, and J. Ragatz. 2011. Accounting Ethics. Second Edition. United
Kingdom: John Willey and Sons.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 17/PMK.01/2008
TENTANG
JASA AKUNTAN PUBLIK
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang
:
a. bahwa sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung
perekonomian yang sehat dan efsien, diperlukan Akuntan Publik
dan Kantor Akuntan Publik yang profesional dan handal melalui
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif dan
berkesinambungan;
b. bahwe untuk menciptakan pengaturan, pembinaan, dan
pengawasan yang efektif dan berkesinambungan serta dalam
rangka melindungi kepentingan umum, Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang mengatur Jasa Akuntan
Publik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 tidak memadai lagi sehingga
dipandang perlu mengatur kembali Jasa Akuntan Publik dengan
mengganti Keputusan Menteri Keuangan dimaksud;
c.
Mengingat
:
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Jasa
Akuntan Publik;
1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar
Akuntan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor
103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 705);
2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94
Tahun 2006;
3. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi
dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denga Peraturan
Presiden Nomor 63 Tahun 2005;
4. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :
1. Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau
sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari
Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan ini.
3. Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disebut KAP, adalah badan
usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi
Akuntan Publik dalam memberikan jasanya.
4. Cabang Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disebut Cabang KAP
adalah kantor yang dibuka oleh KAP untuk memberikan jasa
Akuntan Publik yang dipimpin oleh salah satu Rekan KAP yang
bersangkutan.
5. Kantor Akuntan Publik Asing atau disingkat KAPA adalah badan
usaha jasa profesi di luar negeri yang memiliki izin dari otoritas di
negara yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan usaha paling
sedikit di bidang audit umum atas laporan keuangan.
6. Organisasi Audit Asing atau disingkat OAA adalah organisasi di luar
negeri, yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan
di negara yang bersangkutan, yang anggotanya terdiri dari badan
usaha jasa profesi yang melakukan kegiatan usaha paling sedikit di
bidang audit umum atas laporan keuangan.
7. Atestasi suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan seseorang
yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu etintas
sesuai, dalam hal yang material, dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
8. Laporan Auditor Independen adalah laporan yang ditandatangani
oleh Akuntas Publik yang memuat pernyataan pendapat atau
pertimbangan Akuntan Publik tentang apakah asersi suatu entitas
sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang
ditetapkan.
9. Institut Akuntan Publik Indonesia yang selanjutnya disebut IAPI
adalah Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang diakui Pemerintah.
10. Pemimpin atau Pemimpin Rekan adalah Akuntan Publik yang
bertindak sebagai pemimpin pada KAP.
11. Pemimpin Cabang adalah Akuntan Publik yang bertindak sebagai
pemimpin pada Cabang KAP.
12. Rekan adalah Akuntan Publik atau seseorang yang bertindak
sebagai sekutu pada KAP berbentuk usaha persekutuan.,
13. Domisili adalah tempat kedudukan Akuntan Publik, KAP atau Cabang
KAP dalam suatu wilayah Kota atau Kabupaten.
14. Standar Profesional Akuntan Publik yang selanjutnya disebut SPAP
adalah panduan teknis yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik
dalam memberikan j asanya.
15. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
16. Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Departemen
Keuangan.
17. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai atau disingkat PPAJP
adalah Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, Sekretariat
Jenderal, Departemen Keuangan.
18. Kepala Puat adalah Kepala PPAJP.
BAB II
BIDANG JASA
Bagian Pertama
Jenis Jasa
Pasal 2
(1) B) Bidang jasa Akuntan Publik dan KAP adalah atestasi, yang
meliputi:
a. jasa audit umum atas laporan keuangan;
b. jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif;
c.
jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma;
d. jasa reviu atas laporan keuangan; dan
e. jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam SPAP.
(2) Jasa sebataimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan
oleh Akuntan Publik.
(3) Selain jasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), Akuntan
Publik dan KAP dapat memberikan jasa audit lainnya dan jasa yang
berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi,
perpajakan, dan konsultan sesuai dengan kompetensi Akuntan
Publik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Pembatasan Masa Pemberian Jasa
Pasal 3
(1) Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu
entitas sebagaimna dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a
dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturutturut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga)
tahun buku berturut-turut.
(2) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menerima kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak
memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.
(3) Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali
kepada klien yang sama melalui KAP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak diberikan melalui KAP
tersebut.
(4) Dalam hal KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas
laporan keuangan dari suatu entitas melakukan perubahan
komposisi Akuntan Publiknya, maka terhadap KAP tersebut tetap
diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) KAP yang melakukan perubahan komposisi Akuntan Publik yang
mengakibatkan jumlah Akuntan Publiknya 50% (lima puluh per
seratus) atau lebih berasal dari KAP yang telah menyelenggarakan
audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas, diberlakukan
sebagai kelanjutan KAP asal Akuntan Publik yang bersangkutan dan
tetap diberlakukan pembatasan penyelenggaraan audit umum atas
laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(6) Pendirian atau perubahan nama KAP yang komposisi Akuntan
Publiknya 50% (lima puluh per seratus) atau lebih berasal dari KAP
yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan
dari suatu entitas, diberlakukan sebagai kelanjutan KAP asal
Akuntan Publik yang bersangkutan dan tetap diberlakukan
pembatasan penyelenggaraan audit umum atas laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
BAB III
AKUNTAN PUBLIK
Bagian Pertama
Perizinan
Pasal 4
(1) Menteri berwenang memberikan izin kepada Akuntan untuk menjadi
Akuntan Publik.
(2) (3) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri.
Pasal 5
Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1),
Akuntan mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris Jenderal
u.p. Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. memiliki nomor Register Negara untuk Akuntan;
b. memiliki Sertifkat Tanda Lulus Ujian Sertifkasi Akuntan Publik
(USAP) yang diselenggarakan oleh IAPI;
c.
dalam hal tanggal kelulusan USAP sebagaimana dimaksud pada
huruf b telah melewati masa 2 (dua) tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 (enam puluh) Satuan Kredit PPL
(SKP) dalam 2 (dua) tahun terakhir;
d. berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan
keuangan paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5 (lima) tahun
terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya
memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang
disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP;
e. berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f.
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
g. tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin Akuntan Publik; dan
h. membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin
Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap
jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat
pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data
persyaratan yang disampaikan adalah benar dengan menggunakan
Lampiran I sebagaimana terlampir dalam Peraturan Menteri
Keuangan ini.
Pasal 6
(1) Izin Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
diterbitkan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak
permohonan izin diterima secara lengkap
(2) Permohonan izin Akuntan Publik dinyatakan tidak lengkap
disampaikan melalui pemberitahuan tertulis oleh Kepala Pusat
dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak permohonan
diterima.
(3) Pemohon dapat melengkapi persyaratan yang dinyatakan tidak
lengkap paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
tertulis ditetapkan.
(4) Apabila kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tidak dipenuhi, maka permohonan izin Akuntan Publik tidak
dapat diproses dan pemohon dapat mengajukan permohonan baru
dengan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud. dalam Pasal
5.
Pasal 7
(1) Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib mempunyai KAP.
(2) Kewajiban mempunyai KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dipenuhi paling lama 6 (enam) bulan sejak izin Akuntan Publik
diterbitkan.
(3) Akuntan Publik yang telah mengundurkan diri dari suatu KAP, wajib
mempunyai KAP paling lama 6 (enam) bulan sejak pengunduran diri.
(4) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau
ayat (3) tidak dipenuhi, Sekretaris Jenderal atas nama Menteri
mencabut izin Akuntan Publik yang bersangkutan.
Bagian Kedua.
Penghentian Pemberian Jasa Akuntan Publik
untuk Sementara Waktu atas Permintaan Sendiri
Pasal 8
(1) Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan penghentian
pemberian jasa Akuntan Publik untuk sementara waktu atas
permintaan sendiri kepada Sekretaris Jenderal.
(2) Sekretaris Jenderal memberikan persetujuan penghentian
pemberian jasa untuk sementara waktu kepada Akuntan Publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Permohonan untuk memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan oleh Akuntan Publik yang bersangkutan
secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Pusat, dengan
melampirkan :
a. surat rekomendasi dari KAP bagi Akuntan Publik yang menjadi
Rekan pada KAP;
b. alamat lengkap selama menjalani penghentian pemberian jasa
Akuntan Publik untuk sementara waktu;
c.
jangka waktu yang dimohonkan untuk menjalani penghentian
pemberian jasa Akuntan Publik untuk sementara waktu;
d. alasan penghentian pemberian jasa Akuntan Publik untuk
sementara waktu;
e. pernyataan dari IAPI bahwa :
1) yang bersangkutan tidak sedang menjalani reviu oleh IAPI;
2) IAPI I tidak menerima pengaduan dari pihak lain yang layak
ditindaklanjuti, yang berkaitan dengan jasa yang telah
diberikan oleh yang bersangkutan;
3) yang bersangkutan tidak sedang menjalani sanksi dari IAPI;
dan
f.
membuat Surat Permohonan dan melengkapi formulir
Penghentian Pemberian Jasa Akuntan Publik untuk Sementara
Waktu atas Permintaan Sendiri sebagaimana terlampir pada.
Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini.
(4) Sekretaris Jenderal menolak permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), apabila yang bersangkutan :
a. tidak melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3);
b. sedang diperiksa oleh Sekretaris Jenderal atau diadukan oleh
pihak lain yang layak ditindaklanjuti;
c.
telah dikenakan sanksi peringatan sebanyak 2 (dua) kali dalam
jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terakhir terhitung
saat permohonan disampaikan secara lengkap;
d. sedang menjalani kewajiban yang harus dilakukan berdasarkan
rekomendasi Sekretaris Jenderal; atau
e. sedang menjalani sanksi pembekuan izin.
Pasal 9
(1) Persetujuan penghentian pemberian jasa Akuntan Publik untuk
sementara waktu atas permintaan sendiri diterbitkan dalam jangka
waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima secara
lengkap.
(2) Permohonan dinyatakan tidak lengkap disampaikan melalui
pemberitahuan tertulis oleh Kepala Pusat dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima.
(3) Pemohon dapat melengkapi persyaratan yang dinyatakan tidak
lengkap paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
tertulis.
(4) Apabila kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tidak dipenuhi, maka permohonan tidak dapat diproses dan
pemohon dapat kembali mengajukan permohonan baru dengan
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3).
Pasal 10
Persetujuan penghentian pemberian jasa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima)
tahun.
Pasal 11
(1) Akuntan Publik yang akan mengakhiri masa penghentian pemberian
jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), untuk dapat
memberikan jasa Akuntan Publik kembali wajib mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala
Pusat dengan melampirkan dokumen sebagai berikut :
a. bukti telah mengikuti PPL paling sedikit 30 SKP yang memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4) untuk
periode 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya masa penghentian
pemberian jasa;
b. bukti keanggotaan IAPI yang masih berlaku;
c.
bukti domisili; dan
d. membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan
mengakhiri Penghentian Pemberian Jasa Akuntan Publik untuk
sementara Waktu atas Permintaan Sendiri, membuat surat
pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai
cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang
disampaikan adalah benar dengan menggunakan Lampiran III
sebagaimana terlampir dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.
(2) Menteri berwenang mencabut izin Akuntan Publik yang tidak
mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan berakhirnya masa penghentian pemberian jasa
Akuntan Publik.
(3) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri menetapkan pencabutan izin
Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Permohonan persetujuan untuk penghentian pemberian jasa
Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) hanya
dapat diajukan kembali paling singkat 5 (lima) tahun sejak
berakhirnya persetujuan penghentian pemberian jasa Akuntan
Publik sebelumnya.
Bagian Ketiga
Pengaktifan Izin Akuntan Publik yang dikenakan
Sanksi Pembekuan Izin
Pasal 12
(1) Menteri memberikan persetujuan kepada Akuntan Publik untuk
memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kembali
setelah berakhirnya masa pembekuan izin.
(2) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri menetapkan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Akuntan Publik yang dikenakan sanksi pembekuan izin, apabila
masa pembekuan tersebut telah berakhir dan akan memberikan
jasanya kembali, wajib mengajukan permohonan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Sekretaris Jenderal
u.p. Kepala Pusat untuk memberikan jasa dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. mengikuti PPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf a;
b. berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan
dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c.
tidak pernah mengundurkan diri dari keanggotaan IAPI; dan
d. membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Persetujuan
untuk Memberikan Jasa Kembali bagi Akuntan Publik yang
Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin, membuat surat pernyataan
tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang
menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah
benar dengan menggunakan Lampiran IV sebagaimana terlampir
dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.
(4) Akuntan Publik yang dikenakan sanksi pembekuan izin, dilarang
memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sebelum
mendapatkan persetujuan untuk memberikan jasa kembali oleh
Menteri.
Pasal 13
(1) Permohonan persetujuan sebagaimana, dimaksud dalam Pasal 12
ayat (3) dapat diajukan paling singkat 20 (dua puluh) hari sebelum
berakhirnya masa sanksi pembekuan izin Akuntan Publik.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan dalam
jangka waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima
secara lengkap.
(3) Permohonan dinyatakan tidak lengkap disampaikan melalui
pemberitahuan tertulis oleh Kepala Pusat dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima.
(4) Pemohon dapat melengkapi persyaratan yang dinyatakan tidak
lengkap paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
tertulis.
(5) Apabila kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) tidak dipenuhi, permohonan tidak dapat diproses dan pemohon
dapat mengajukan permohonan baru dengan memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3).
Bagian Keempat
Pengunduran Diri dan Tidak Berlakunya Izin
Pasal 14
(1) Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan pengunduran diri
sebagai untan Publik kepada Menteri.
(2) Menteri berwenang memberikan persetujuan pengunduran diri
sebagaim. a dimalcsud pada ayat (1).
(3) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri menetapkan persetujuan
sebagaim. a dimaksud pada ayat, (2).
(4) Permoho an pengunduran diri Akuntan Publik disampaikan secara
tertulis o eh Akuntan Publik yang bersangkutan kepada Sekretaris
Jenderal .p. Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. memo at surat pernyataan yang ditandatangani oleh Akuntan
Publi, yang bersangkutan tentang pengunduran dirinya;
b. memb, at surat pernyataan mengenai penyelesaian perikatan
profes onal antara Akuntan Publik dengan kliennya yang ditand
tangani oleh Akuntan Publik yang bersangkutan;
c.
meny;rahkan asli surat izin Akuntan Publik; dan
d. memb at Surat Permohonan dan melengkapi formulir Pengu
duran Diri Akuntan Publik dengan menggunakan Lampiran V seb
- gaimana terlampir dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.
(5) Sekretaris Jenderal menolak permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), apabila yang bersangkutan :
a. sedang diperiksa oleh Sekretaris Jenderal atau diadukan oleh
pihak lain yang layak ditindaklanjuti;
b. telah dikenakan sanksi peringatan sebanyak 2 (dua) kali dalam
jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terakhir terhitung
sejak saat permohonan disampaikan secara lengkap;
c.
c. sedang menjalani kewajiban yang harus dilakukan
berdasarkan rekomendasi Sekretaris Jenderal; atau
d. sedang menjalani sanksi pembekuan izin.
(6) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan dalam
jangka waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima
secara lengkap.
(7) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri mencabut izin Akuntan Publik
yang memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4).
(8) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dinyatakan tidak lengkap, Kepala Pusat dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima menyampaikan
pemberitahuan tertulis kepada pemohon.
(9) Apaila dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan kelengkapan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tidak dipenuhi,
maka permohonan pengunduran diri Akuntan Publik tidak dapat
diproses.
(10 Dalam hal persetujuan sebagaimana, dimaksud pada, ayat (2)
)
diberikan kepada Akuntan Publik yang pernah dikenakan sanksi
pembekuan izin, maka ketentuan Pasal 67 ayat (2) tetap berlaku
apabila yang bersangkutan menjadi Akuntan Publik kembali.
Pasal 15
(1) Izin Akuntan Publik dinyatakan tidak berlaku apabila yang
bersangkutan meninggal dunia.
(2) Dalam hal Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki KAP berbentuk badan usaha perseorangan, maka izin
usaha KAP yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku.
BAB IV
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Bagian Pertama
Bentuk Badan Usaha
Pasal 16
(1) Badan usaha KAP dapat berbentuk :
a. Perseorangan; atau
b. Persekutuan.
(2) KAP yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat
didirikan dan dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus
bertindak sebagai pemimpin.
(3) KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah persekutuan perdata atau
persekutuan frma.
(4) KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan hanya dapat
didirikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang Akuntan Publik, dimana
masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah seorang sekutu
bertindak sebagai Pemimpin Rekan.
(5) Dalam hal KAP berbentuk usaha persekutuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b mempunyai rekan non Akuntan
Publik, persekutuan dapat didirikan dan dijalankan apabila paling
kurang 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari seluruh sekutu
adalah Akuntan Publik.
Bagian Kedua
Perizinan
Pasal 17
(1) (1) Menteri berwenang memberikan izin usaha KAP.
(2) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pads ayat (1) ditetapkan
oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri.
Pasal 18
(1) Untuk mendapatkan izin usaha KAP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (1) yang berbentuk badan usaha perseorangan,
Pemimpin KAP mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris
Jenderal u.p. Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan seba
Prilaku Etika Bisnis Lingkungan bisnis yang mempunyai prilaku etika, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa
hal yang diperhatikan antara lain adalah pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan
jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dan menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar.
A. Lingkungan Bisnis Lingkungan bisnis
Adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembanga organisasi atau perubahan. Faktor –
factor yang mempengaruhi lingkungan bisnis adalah :
1. Lingkungan internal Segala sesuatu didalam organisasi atau perusahaan yang akan mempengaruhi organisasi atau
perusahaan tersebut.
2. Lingkungan Eksternal Segala sesuatu di luar batas-batas organisasi atau perusahaan yang mempengaruhi organisasi
atau perusahaan. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis yang semakin
komperatif menimbulkan pesaingan yang semakin tajam.
B. Perkembangan Dalam Etika Bisnis
Diakui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika
untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi
timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis.
C. Etika Bisnis
merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
Macam-macam teori etika bisnis, yaitu:
a. Utilitarisme (utilitarianism) Utilitarisme berarti suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat
itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan jadi tidak boleh
dimengerti dengan cara egoistis.
b. Deontologi Deontologi lebih menekankan pada perbuatan yang tidak dihalalkan karena tujuannya maksudnya kita
tidak pernah boleh melakukan sesuatu yang jahat supaya dihasilkan sesuatu yang baik.
c. Teori Hak Teori Hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teri deontologi, karena hak berkaitan dengan
kewajiban.
d. Teori Keutamaan Dalam teori keutamaan, baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip
atau norma. Kalau sesuai dengan norma, suatu perbuatan adalah baik, kalau tidak sesuai, perbuatan adalah buruk.
Resume BAB 3
ETIKA GOVERNMENT
1. Pengertian Etika Government
Etika Government yaitu penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan
bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan.
2. Masalah-masalah praktis etika bisnis
Banyak sudah terjadi kejahatan ekonomi dan kecurangan bisnis yang dilakukan oleh banyak korporasi atau pelaku
bisnis dan ekonomi yang telah merugikan warga Negara, setidaknya dalam segi keuntungan financial (pajak) dan
kepercayaan public terhadap peranan Negara (pemerintah) dalam mengawasi dinamika ekonomi, khususnya
proses produksi, eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber kekayaan alam dan pelestarian lingkungan hidup.
Masih saja terjadi persaingan tidak sehat danmonpoli terhadap sektor-sektor ekonomi dengan menggunakan teori
konspirasidimana-mana. Dalam skala global, hal tersebut terjadi di beberapa Negara.Keadilan dan demokrasi ekonomi
acap dipaktekan dengan mendapat sokongan justrudari penguasa Negara. Kasus-kasus actual, misalnya pemebebasan
tanah utuk bisnisproperty.
Kejahatan perbankan, keuangan (pasar modal) dan perpajakan juga sering dilakukan oleh banyak orang. Penggelapan
pajak, penipuan dengan kartu kredit atau kejahatan maya (cyber crime), penyalahgunaan kredit, dan penggelapa pajak
sangat sulit diatasi, sebab selain masih rendahya penegakan hokum, etika bisnis dan perilaku juga mengalami distorsi
luar biasa.
Control lembaga legislatif (parlemen) juga sangat lemah, sebab ada juga anggota parlemen tingkat pusat dan tingkat
daerah yang ikut melakukan kejahatan bisnis, atau sengaja membiarka terjadi tanpa ada upaya melaporkannya.
Sebagian aparatur pemerintah juga melakukan hal yang sama. Para penegak hukum (beberapa hakim, jaksa,polisi dan
pengacara) juga terlibat dalam kejahatan bisnis/ekonomi.
Masih banyak pelaku bisnis yang tidak memiliki etika bisnis, dan oknum pemerintah banyak yang tidak memiliki etika
dalam pembangunan ekonomi, perdagangan dan korporasi.
BEBERAPA SOLUSI PERMASALAH ETIKA BISNIS
1. Untuk mengatasi kejahatan bisnis/ ekonomi yang terjadi seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang
telah melahirkan revolusi industri perdagangan, perbankan dan khususnya korporasi, dalam skala global,
sebaliknya semua negara memperkuat komitmen politiknya untuk lebih memartabatkan kegiatan ekonomi dan bisnis.
2. Pemerintah harus merancang sebuah pemikiran strategik mengenal politik penanggulangan kesejahteraan bisnis
secara rasional. LSM yang menaruh perhatian pernuh terhadap upaya penccegahan dan pemberantasan korupsi harus
tetap menekan pemerintah, terutama aparat penegak hukum untuk mengukum siapapun seberat-beratnya bila
mengganggu stabilitas
Resume BAB 4
AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI DAN ETIKA DALAM AKUNTAN PUBLIK
A. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.
Akuntansi sebagai Profesi dan Peran Akuntansi
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non-Atestasi kepada masyarakat
dengan dibatasi kode etik yang ada.
Peran akuntan antara lain :
1. Akuntan Publik (Public Accountants) ; Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan
independen yangmemberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu.
2. Akuntan Intern (Internal Accountant) ; Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau
organisasi.
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants) ; Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembagalembaga pemerintah, misalnya dikantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas
Keuangan (BPK).
4. Akuntan Pendidik ; Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan
penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan
tinggi.
B. Ekspektasi Publik
Masyarakat pada umumnya mengatakan akuntan sebagai orang yang profesional khususnya di dalam bidang
akuntansi.
C. Nilai-nilai Etika vs Teknik Akuntansi/Auditing
• Integritas
• Kerjasama
• Inovasi
• Simplisitas
D. Perilaku Etika dalam Pemberian Jasa Akuntan publik
Dari profesi akuntan publik inilah Masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas Tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan Keuangan oleh manajemen perusahaan. Profesi akuntan
publik menghasilkan berbagai jasa.
Resume BAB 5
KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI
Setiap anggota IAI, khususnya untuk Kompartemen Akuntansi Sektor Publik harus mematuhi delapan Prinsip Etika
dalam Kode Etika IAI beserta Aturan Etikanya.
A. Kode Perilaku Profesional.
Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :
a) Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.
b) Hindari menyakiti orang lain.
c) Bersikap jujur dan dapat dipercaya
d) Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan
prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
e) Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.
f) Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual
g) Menghormati privasi orang lain
h) Kepercayan
B. Prinsip-prinsip Etika
1. prinsip-prinsip Etika berdasarakan AICPA
a. Tanggung Jawab
b. Kepentingan Publik
c. Integritas
d. Objektivitas & Independensi
e. Kehati-hatian (due care)
f. Ruang Iingkup dan Sifat Jasa
2. Prinsip Etika Profesi menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Untuk mencapai tujuan profesi 4 (empat) kebutuan
dasar yang harus dipenuhi :
a.
b.
c.
d.
Kredibilitas.
Profesionalisme.
Kualitas Jasa.
Kepercayaan.
Berikut adalah delapan prinsip etika yang telah ditentukan ketetapannya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tanggung Jawab Profesi
Kepentingan Publik
Integritas
Objektivitas
Kerahasiaan
Kompetensi dan Kehati hatian Profesional
Perilaku Profesional
Standar Teknis
3. Pendekatan cara memahami filosofi Kode Etik IFAC menurut Brooks (2007) :
1) Memahami Struktur Kode Etik
2) Memahami Kerangka Dasar Kode Etik untuk melakukan penilaian yang bijak
3) Proses Menjamin Independensi Pikiran (independece in mind) dan Independensi Penampilan (indepencence in
appearance)
4) Pengamanan untuk mengurangi Risiko Situasi Konflik Kepentingan.
Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC:
1) Integritas (2) Objektivitas (3) Kompetensi profesional dan kehati-hatian
(4) Kerahasiaan (5) Perilaku Profesional
Resume BAB 6
TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK DAN KRISIS PROFESI AKUNTAN
1. TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
a. ATESTASI
Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah
asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b. AUDIT
Audit pada umunya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:(1). Audit Laporan Keuangan (2). Audit
Kesesuaian. (3). Audit Operasional
Pihak yang melakukan audit disebut sebagai auditor. Auditor dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1). Auditor
Pemerintah (2). Auditor Intern (3). Auditor Independen atau Akuntan Publik
c.
KOMPILASI DAN REVIEW
Review dilakukan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis yang harus menjadi hal yang memadai
bagi akuntan, sedangkan untuk kompilasi akuntan tidak memberikan keyakinan seperti itu.
d. LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF
Laporan keuangan prospektif berisi informasi keuangan yang merupakan bagian dari ramalan keuangan maupun
proyeksi keuangan.
e.
PENGENDALIAN MUTU
Untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP), organisasi profesi mewajibkan setiap KAP untuk
memiliki suatu sistem pengendalian mutu.
f. PERATURAN MENTERI KEUANGAN, UU PASAR MODAL DAN PERATURAN BAPEPAM, PERATURAN
BANK INDONESIA
- PMK
Pasal
No. 17 Tahun 2008 pasal 44 ayat (1).
80 UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
-Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-86/BL/2011
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank
PERATURAN MENTERI KEUANGAN, UU PASAR MODAL DAN PERATURAN BAPEPAM, PERATURAN BANK
INDONESIA
Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan PMK No. 17 Tahun 2008 pasal 44 ayat (1) menyatakan akuntan publik dan/atau KAP
bertanggung jawab atas seluruh jasa yang diberikan dan ayat (2) menyatakan Akuntan Publik bertanggung jawab atas Laporan Auditor
Independen dan Kertas Kerja dari Akuntan Publik yang bersangkutan selama 10 (sepuluh) tahun.
Tanggung Jawab Akuntan Publik dalam Pasal 80 UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan Akuntan Publik sebagai jasa
professional ikut bertanggung jawab bila Pernyataan Pendaftaran Emiten yang dijaminnya tidak memuat informasi mengenai Fakta
Material sesuai Undang-Undang sehingga informasi tersebut menyesatkan. Namun tanggung jawab auditor terbatas pada pendapat
yang diberikannya.
Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-86/
BL/2011 tentang independensi akuntan yang memberikan jasa di pasar modal, pada pasal 7 menyatakan dalam penerimaan penugasan
profesional, Akuntan wajib mempertimbangkan secara profesional dan memiliki independensi yang dapat dipertanggungjawabkan
sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan
Bank, pada pasal 19 menyatakan Akuntan Publik yang melakukan audit terhadap Laporan Keuangan Tahunan Bank wajib :
a) Melakukan audit sesuai dengan standar professional akuntan publik serta perjanjian kerja dan lingkup audit yang disepakati Bank dan
Kantor Akuntan Publik
b) Memberitahukan pelanggaran perundang-undangan dan keadaan lain yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank selambatlambatnya 7 ari setelah ditemukan.
c) Menyampaikan hasil audit dan Management Letter kepada Bank Indonesia.
d) Memenuhi ketentuan rahasia Bank sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998.
2. KRISIS PROFESI AKUNTAN
(1) Akuntansi Sebagai Bisnis (2)Tanggung Jawab Sebagai Bisnis
3. KESIMPULAN
Komitmen profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap ketaatan pelaksanaan etika profesi akuntan publik,
dimana semakin tinggi komitmen profesionalisme akan membuat ketaatan pelaksanaan etika profesi akuntan publik
semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah komitmen profesionalisme akan membuat ketaatan
pelaksanaan etika profesi akuntan publik makin rendah.
Resume BAB 7
ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN
A. Etika Dalam Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para
manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian
dan evaluasi, serta pengambilan keputusan.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen lebih luas dibandingkan tanggung jawab seorang
akuntan keuangan, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Perencanaan
Pengevaluasian
Pengendalian
Menjamin pertanggungjawaban sumber
Pelaporan eksternal
B. Etika Profesional Akuntan Manajemen
Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:
1. Kompetensi
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
3. Integritas (Integrity)
4. Objektivitas (Objectifity)
C. Creative Accounting
Menurut Susiawan (2003) creative accounting adalah aktifitas badan usaha untuk memanfaatkan teknik dan kebijakan
akuntansi guna mendapatkan hasil yang diinginkan, seperti penyajian nilai laba atau asset yang lebih tinggi atau lebih
rendah tergantung motivasi mereka melakukannya.
Dua jenis pengungkapan yang dapat diberikan dalam laporan keuangan yaitu:
a. Mandatory disclosure (pengungkapan wajib)
b. Voluntary discolure (pengungkapan sukarela)
D. Whistle Blowing
Whistle blowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk
membocorkan kecurangan baik yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.
Whistle blowing dibagi menjadi dua yaitu :
-Whistle Blowing internal
Whistle Blowing eksternal
Resume BAB 8
ETIKA AKUNTANSI DALAM DUNIA BISNIS INTERNASIONAL
1. Pengertian Akuntansi Internasional
Pada tahun 1971, Prof. Thomas R. Weirich, Clarence G. Avery dan Henry R. Anderson mengemukakan tiga
pendekatan berbeda:
a. Sistem universal
b. Pendekatan deskriptif dan informative yang mencakup semua metode dan standar dari semua negara
c. Praktik-praktik akuntansi dari anak-anak perusahaan yang ada di luar negeri dan perusahaan-perusahaan induk.
2. Klasifikasi Akuntansi Internasional
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara,yaitu : dengan pertimbangan dan secara empiris.
Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi, dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris
menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia.
Ada empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi, yaitu :
a. Pendekatan Makroekonomi
b. Pendekatan Mikroekonomi
c. Pendekatan Independent
d. Pendekatan yang Seragam
3. Faktor-faktor dalam Perkembangan Akuntansi Internasional
Faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional, yaitu:
1) Sumber Pendanaan
2) Sistem Hukum
3) Perpajakan
4)
5)
6)
7)
8)
Ikatan Politik dan Ekonomi
Inflasi
Tingkat Perkembangan Ekonomi
Tingkat Pendidikan
Budaya
4. Profesi Akuntansi Internasional terdiri dari:
1) Certified Public Accountant
2) Certified Internal Auditor
3) Certified General Accountant
4) Chartered Accountant
5. Isu Etika dari Dunia Bisnis dan Profesi
Isu-isu general dalam etika bisnis yaitu:
1. Corporate Social Responsibility
2. Professional ethics
3. Ethics of (sales and) marketing
4. Ethics of human resource management
5. Ethics of production
6. Ethics of intellectual property, knowledge & skills
Untuk memahami perkembangan etika bisnis De George membedakannya kepada lima periode:
(1) Situasi Dahulu
(2) Masa Peralihan 1960-an
(3) Etika Bisnis Lahir di AS 1970-an
(4) Etika Bisnis Meluas ke Eropa
(5) Etika Bisnis menjadi Fenomena Global
CHAPTER 1: DUSKA
SIFAT DASAR AKUNTANSI DAN KESULITAN UTAMA ETIKA: PENGUNGKAPAN YANG SEBENARNYA
Pada Bulan Oktober tahun 2001, perekonomian dunia dikejutkan dengan berita runtuhnya perusahaan besar
Enron. Salah satu KAP The Big Five yaitu Arthur Andersen merupakan Kantor Akuntan Publik yang mengaudit
Perusahaan Enron. Pada tanggal 15 Juni 2002, Pengadilan Negeri Amerika Serikat memutuskan bahwa KAP
Arthur
Andersen
merupakan
terpidana
yang
telah
mengakibatkan
Perusahaan
Enron
mengalami
kebangkrutan. United States Securities and Exchange Commission (SEC) tidak mengijinkan KAP Andersen untuk
mengaudit perusahaan publik karena KAP Arthur Andersen telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan.
Perusahaan Akuntansi menyetujui agar izin praktek dan gelar akuntan publik KAP Andersen dicabut. Skandal
perusahaan Enron tersebut merupakan salah satu bukti betapa besar peranan perilaku etika dalam seluruh
aspek kehidupan.
Meskipun kebangkrutan Enron dan Andersen pada tahun 2001-2002 merupakan titik penentu dalam sejarah
akuntansi, namun permasalahan, praktek, konflik dan isu-isu yang menyatakan kebangkrutan bukanlah hal baru
dan masih belum teratasi. Bahkan sebelum kasus Enron mencuat, terdapat beberapa permasalahan dan kasuskasus serupa terjadi. Berdasarkan artikel yang dimuat di harianThe Washington Post pada tahun 1998, Ketua
SEC (United States Securities and Exchange Commission) Arthur Levitt, menyebutkan istilah “numbers
game” bagi perusahaan yang memanipulasi data akuntansi agar dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang
diinginkan. Pemanipulasian data tersebut membuat laporan keuangan seolah-olah terlihat “indah” dengan cara
“mempermak angka” untuk memperlancar laporan triwulan /kuartalan sehingga terus menerus memperlihatkan
peningkatan yang berdampak baik bagi perusahaan. Menurut Levitt, proses tersebut bertahun-tahun telah
berkembang menjadi suatu hal terbaik yang dapat dikategorikan sebagai permainan yang dilakukan oleh
para market participant.
Bagaimana sesungguhnya hal tersebut dapat terjadi? Kita mungkin mengira bahwa kebanyakan para akuntan
mungkin tidak memahami peranan dan tujuan mereka di dalam suatu lingkungan masyarakat. Tujuan dasar dari
akuntansi pada dasarnya adalah sangat sederhana yakni memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan
oleh akuntan tepat dan dapat diukur. Untuk memahami lebih lanjut perihal tugas utama dari seorang akuntan
kita harus memahami terlebih dahulu sifat dasar akuntansi itu sendiri.
1.
1.
Sifat Dasar Akuntansi
Akuntansi merupakan suatu tehnik, dan prakteknya adalah seni atau keahlian yang dibentuk untuk membantu
orang-orang memonitor transaksi ekonomi mereka. Akuntansi memberikan gambaran bagi orang-orang tentang
bagaimana transaksi keuangan mereka. Tujuan utama akuntansi adalah menyediakan informasi tentang
kegiatan ekonomi dari suatu organisasi maupun individu. Pada awalnya hanya individu atau organisasi yang
membutuhan informasi. Kemudian pemerintah membutuhkan informasi. Hingga dapat dikatakan, kegiatan
ekonomi menjadi sedemikian komplek dan teratur, jumlah orang-orang yang membutuhkan informasi –
jumlah users atau pengguna informasi ekonomi menjadi semakin meningkat. Tingkat kepentingan bagi
pengguna (users) meningkatkan faktor etika yang mengatur perkembangan dan pengeluaran dari informasi
tersebut. Beberapa orang memiliki hak dan kewenangan terhadap akses informasi tersebut sedangkan beberapa
orang lainnya tidak.
Akuntan menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Manajer dari suatu
perusahaan menggunakan informasi untuk menolong mereka menyusun rencana dan mengawasi kegiatan
operasional perusahaan. pemilik perusahaan, manajer, pemilik dana, supplier, karyawan dan orang lainnya
menggunakan informasi untuk membantu mereka memutuskan berapa banyak waktu atau uang yang harus
disediakan untuk kepentingan bisnis mereka. Pada akhirnya, pemerintah menggunakan informasi tersebut untuk
menentukan berapa banyak pajak yang harus dibayarkan oleh suatu perusahaan.
Agar pasar keuangan dapat beroperasi dengan baik, analis saham dan investor harus mendapatkan gambaran
perusahaan yang sebenarnya. Tergantung dari tehnik yang akan digunakan, akuntan dari suatu perusahaan
dapat membuat perusahaan tersebut menjadi terlihat bagus ataupun buruk. Untuk tujuan pinjaman, akuntan
dapat membuat lapaoran keuangan menjadi bagus, tapi untuk menghindari pajak akuntan dapat membuat
laporan keuangan menjadi kelihatan buruk.
Secara umum ada empat komponen laporan keuangan:
1.
Neraca (Balance Sheet); terdiri atas tiga elemen:
Aset; terdiri dari asset berwujud dan asset tak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan
Kewajiban (Liabilities); merupakan utang yang dimiliki perusahaan serta uang atau jasa yang dihutangkan
perusahaan kepada orang lain.
Ekuitas Pemilik Modal (Owner’s Equity); dana yang disediakan oleh pemilk modal dan akumulasi
pendapatan atau kerugian yang diperoleh selama setahun.
Total Aset = Total Liabilities + Owner’s Equity
1.
Laporan Laba-Rugi (Income Statement); laporan laba-rugi menunjukkan laba apabila pendapatan melebihi
beban/biaya, sedangkan rugi apabila beban/biaya melebihi pendapatan.
2.
Laporan Laba Ditahan (Statement of Changes in Retained Earnings); laporan laba ditahan menunjukkan
perubahan laba selama masa pelaopran: Aset kurang kewajiban sama dengan paid in capital danretained
earning.
3.
Laporan Arus Kas (Statement of Changes in Cash Flow).
1.
2.
Etika Pengungkaan Informasi Akuntansi
Akuntansi menyediakan informasi yang berguna bagi users, jika pelaopran informasi akuntansi sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya dan dilaporkan dengan benar maka tidak akan muncul permasalahan etika. Namun
jika informasi akuntansi mempengaruhi para pengguna (users) untuk mengmbil tindakan, dan tindakan mereka
apakah menguntungkan atau merugikan orang yang menerima atau yang mendapatkan informasi, maka
informasi tersebut akan memberikan dampak terhadap pentingnya etika. Tergantung pada penggunaannya,
penyampaian informasi sama seperti berjualan. Sebagai contoh, seorang CEO akan mendapatkan peningkatan
bonus apabila informasi yang disampaikan tidak mengecewakan dewan komisaris dan pemegang saham.
Intinya, informasi yang disampaikan oleh CEO tergantung dari bagaimana penyampaian informasi yang
disampaikan, tentunya untuk mendapatkan bonus maka informasi yang disajikan haruslah informasi yang
menyenangkan.
Penting untuk dicamkan bahwa berbohong tidak sama dengan mengatakan sesuatu yang salah. Kadangkala
orang secara tidak sengaja bebuat kesalahan atau salah dalam berucap. Dalam situasi tersebut, mereka
mengatakan sesuatu yang salah namun tindakan mereka menggambarkan suatu kebohongan. Mengatakan
suatu kebohongan lebih mudah dibandingkan berkata jujur. Hakikat dari kebohongan tersebut dapat terlihat dari
tujuannya, yakni untuk mengubah perilaku orang lain. Apabila seorang CEO menyampaikan informasi yang
benar, mungkin para dewan direksi atau pemegang saham akan bertindak atau mengambil keputusan yang
dapat membahayakan posisi sang CEO tersebut, maka dengan berbohong CEO dapat mengubah perilaku pihak
yang berkepentingan untuk bertindak sesuai dengan koridor yang diinginkan oleh CEO.
Sebuah pepatah lama menyebutkan “jangan lakukan hal yang anda tidak suka kepada orang lain.” Kita ingin
mengetahui apa yang kita dapat saat membeli sesuatu, begitu juga dengan orang lain. Oleh karena itu, saat kita
akan mengatakan suatu kebohongan maka kita harus sadar dan mengingat bagaimana posisi kita jika
dibohongi.
Contoh lainnya misalnya rekan sejawat anda bertanya pada anda bagaimana penampilannya pada hari tersebut?
Meskipun dalam hati anda ingin mengatakan betapa berantakannya penampilan rekan kerja anda pada hari
tersebut
namun
anda
bisa
tidak
mengungkapkannya.
Informasi
yang
tidak
diungkapkan
tersebut
(nondisclosure) dapat diterima karena anda tidak berusaha mengubah perilaku orang lain dalam bertindak atau
mengambil keputusan sehingga anda dapat mengambil keuntungan dari kejadian tersebut. Oleh karena itu, jika
anda tidak mengutarakan suatu kebenaran untuk alasan-alasan tertentu tanpa berusaha mempengaruhi
persepsi lawan bicara anda maka mungkin hal tersebut diperbolehkan, kejadian seperti itulah yang sering
disebut dengan “white lie” (bohong untuk kebaikan).
1.
3.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dan dibuat oleh akuntan yang bekerja pada perusahaan. Akuntan publik yang akan
mengaudit laporan keuangan yang telah dibuat oleh akuntan perusahaan. Akuntan yang mengaudit laporan
keuangan tersebut menyatakan dengan sebenarnya bahwa laopran keuangan yang disusun bebas dari salah saji
material dan dapat diterima sesuai standar dan prinsip akuntansi. Satandar atau prinsip yang dapat diterima
umum adalah GAAP (Generally Accepted Accounting Principle). Prinsip berterima umum tersebut disusun dan
disupervisi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan, bukan SEC.
Meskipun adanya aturan yang mengacu pada GAAP, permasalahan pengungkapan masih seringkali terjadi.
Sebagai contoh, masalah dalam menentukan nilai asset. Pengukuran asset menyebabkan permasalahan karena
pengukuran tersebut dapat didasarkan pada biaya asset atau apakah asset tersebut dapat dijual dari sekarang.
Kasus tersebut juga dapat dimanipulasi. Jika demikian, apakah yang dimaksud dengan nilai asset? Nilai asset
(Aset Value) adalah nilai yang dimiliki oleh pemilik atau jumlah yang dibayarkan oleh pembeli pada pemilik,
yang dapat ditentukan dari ekspektasi perusahaan terhadap pengelolaan asset. Nilai asset tergantung pada tiga
hal: jumlah cash flow, waktu, dan tingkat suku bunga.
Beberapa konsep dan tehnik yang digunakan akuntan terdiri dari:
Net Income, mengindikasikan perubahan kekayaan perusahaan.
Transaction Approach
Recognition of income
Historical cost less depreciation, untuk mengetahui nilai asset maka ada beberapa asset yang harus
disusutkan (depresiasi). Ada beberapa jenis rumus yang digunakan untuk menghitung akumulasi penyusutan
aset, beberapa diantaranya yaitu: metode garis lurus, metode saldo menurun berganda dan sebagainya.
Cost of Good Sold Formula, untuk menentukan harga pokok penjualan, akuntan dapat menggunakan
beberapa metode pengukuran yaitu; FIFO (First in First Out), LIFO (Last in First Out), dan Average (rata-rata).
1.
4.
Aturan-Aturan yang Dapat Dipenuhi Oleh Akuntan
Meskipun tujuan utama akuntan adalah menyediakan gambaran keuangan suatu perusahaan, namun akuntan
memiliki peranan lain yang dapat dilakukan. Beberapa diantaranya yaitu:
a)
Aditing
b)
Managerial accounting
c)
Tax accounting
d)
Financial planning
e)
Consulting
Sumber: Duska, R., B.S Duska, and J. Ragatz. 2011. Accounting Ethics. Second Edition. United
Kingdom: John Willey and Sons.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 17/PMK.01/2008
TENTANG
JASA AKUNTAN PUBLIK
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang
:
a. bahwa sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung
perekonomian yang sehat dan efsien, diperlukan Akuntan Publik
dan Kantor Akuntan Publik yang profesional dan handal melalui
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif dan
berkesinambungan;
b. bahwe untuk menciptakan pengaturan, pembinaan, dan
pengawasan yang efektif dan berkesinambungan serta dalam
rangka melindungi kepentingan umum, Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang mengatur Jasa Akuntan
Publik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 tidak memadai lagi sehingga
dipandang perlu mengatur kembali Jasa Akuntan Publik dengan
mengganti Keputusan Menteri Keuangan dimaksud;
c.
Mengingat
:
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Jasa
Akuntan Publik;
1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar
Akuntan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor
103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 705);
2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94
Tahun 2006;
3. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi
dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denga Peraturan
Presiden Nomor 63 Tahun 2005;
4. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :
1. Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau
sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari
Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan ini.
3. Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disebut KAP, adalah badan
usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi
Akuntan Publik dalam memberikan jasanya.
4. Cabang Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disebut Cabang KAP
adalah kantor yang dibuka oleh KAP untuk memberikan jasa
Akuntan Publik yang dipimpin oleh salah satu Rekan KAP yang
bersangkutan.
5. Kantor Akuntan Publik Asing atau disingkat KAPA adalah badan
usaha jasa profesi di luar negeri yang memiliki izin dari otoritas di
negara yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan usaha paling
sedikit di bidang audit umum atas laporan keuangan.
6. Organisasi Audit Asing atau disingkat OAA adalah organisasi di luar
negeri, yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan
di negara yang bersangkutan, yang anggotanya terdiri dari badan
usaha jasa profesi yang melakukan kegiatan usaha paling sedikit di
bidang audit umum atas laporan keuangan.
7. Atestasi suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan seseorang
yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu etintas
sesuai, dalam hal yang material, dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
8. Laporan Auditor Independen adalah laporan yang ditandatangani
oleh Akuntas Publik yang memuat pernyataan pendapat atau
pertimbangan Akuntan Publik tentang apakah asersi suatu entitas
sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang
ditetapkan.
9. Institut Akuntan Publik Indonesia yang selanjutnya disebut IAPI
adalah Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang diakui Pemerintah.
10. Pemimpin atau Pemimpin Rekan adalah Akuntan Publik yang
bertindak sebagai pemimpin pada KAP.
11. Pemimpin Cabang adalah Akuntan Publik yang bertindak sebagai
pemimpin pada Cabang KAP.
12. Rekan adalah Akuntan Publik atau seseorang yang bertindak
sebagai sekutu pada KAP berbentuk usaha persekutuan.,
13. Domisili adalah tempat kedudukan Akuntan Publik, KAP atau Cabang
KAP dalam suatu wilayah Kota atau Kabupaten.
14. Standar Profesional Akuntan Publik yang selanjutnya disebut SPAP
adalah panduan teknis yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik
dalam memberikan j asanya.
15. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
16. Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Departemen
Keuangan.
17. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai atau disingkat PPAJP
adalah Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, Sekretariat
Jenderal, Departemen Keuangan.
18. Kepala Puat adalah Kepala PPAJP.
BAB II
BIDANG JASA
Bagian Pertama
Jenis Jasa
Pasal 2
(1) B) Bidang jasa Akuntan Publik dan KAP adalah atestasi, yang
meliputi:
a. jasa audit umum atas laporan keuangan;
b. jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif;
c.
jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma;
d. jasa reviu atas laporan keuangan; dan
e. jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam SPAP.
(2) Jasa sebataimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan
oleh Akuntan Publik.
(3) Selain jasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), Akuntan
Publik dan KAP dapat memberikan jasa audit lainnya dan jasa yang
berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi,
perpajakan, dan konsultan sesuai dengan kompetensi Akuntan
Publik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Pembatasan Masa Pemberian Jasa
Pasal 3
(1) Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu
entitas sebagaimna dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a
dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturutturut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga)
tahun buku berturut-turut.
(2) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menerima kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak
memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.
(3) Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali
kepada klien yang sama melalui KAP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak diberikan melalui KAP
tersebut.
(4) Dalam hal KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas
laporan keuangan dari suatu entitas melakukan perubahan
komposisi Akuntan Publiknya, maka terhadap KAP tersebut tetap
diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) KAP yang melakukan perubahan komposisi Akuntan Publik yang
mengakibatkan jumlah Akuntan Publiknya 50% (lima puluh per
seratus) atau lebih berasal dari KAP yang telah menyelenggarakan
audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas, diberlakukan
sebagai kelanjutan KAP asal Akuntan Publik yang bersangkutan dan
tetap diberlakukan pembatasan penyelenggaraan audit umum atas
laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(6) Pendirian atau perubahan nama KAP yang komposisi Akuntan
Publiknya 50% (lima puluh per seratus) atau lebih berasal dari KAP
yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan
dari suatu entitas, diberlakukan sebagai kelanjutan KAP asal
Akuntan Publik yang bersangkutan dan tetap diberlakukan
pembatasan penyelenggaraan audit umum atas laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
BAB III
AKUNTAN PUBLIK
Bagian Pertama
Perizinan
Pasal 4
(1) Menteri berwenang memberikan izin kepada Akuntan untuk menjadi
Akuntan Publik.
(2) (3) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri.
Pasal 5
Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1),
Akuntan mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris Jenderal
u.p. Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. memiliki nomor Register Negara untuk Akuntan;
b. memiliki Sertifkat Tanda Lulus Ujian Sertifkasi Akuntan Publik
(USAP) yang diselenggarakan oleh IAPI;
c.
dalam hal tanggal kelulusan USAP sebagaimana dimaksud pada
huruf b telah melewati masa 2 (dua) tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 (enam puluh) Satuan Kredit PPL
(SKP) dalam 2 (dua) tahun terakhir;
d. berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan
keuangan paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5 (lima) tahun
terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya
memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang
disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP;
e. berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f.
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
g. tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin Akuntan Publik; dan
h. membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin
Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap
jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat
pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data
persyaratan yang disampaikan adalah benar dengan menggunakan
Lampiran I sebagaimana terlampir dalam Peraturan Menteri
Keuangan ini.
Pasal 6
(1) Izin Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
diterbitkan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak
permohonan izin diterima secara lengkap
(2) Permohonan izin Akuntan Publik dinyatakan tidak lengkap
disampaikan melalui pemberitahuan tertulis oleh Kepala Pusat
dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak permohonan
diterima.
(3) Pemohon dapat melengkapi persyaratan yang dinyatakan tidak
lengkap paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
tertulis ditetapkan.
(4) Apabila kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tidak dipenuhi, maka permohonan izin Akuntan Publik tidak
dapat diproses dan pemohon dapat mengajukan permohonan baru
dengan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud. dalam Pasal
5.
Pasal 7
(1) Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib mempunyai KAP.
(2) Kewajiban mempunyai KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dipenuhi paling lama 6 (enam) bulan sejak izin Akuntan Publik
diterbitkan.
(3) Akuntan Publik yang telah mengundurkan diri dari suatu KAP, wajib
mempunyai KAP paling lama 6 (enam) bulan sejak pengunduran diri.
(4) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau
ayat (3) tidak dipenuhi, Sekretaris Jenderal atas nama Menteri
mencabut izin Akuntan Publik yang bersangkutan.
Bagian Kedua.
Penghentian Pemberian Jasa Akuntan Publik
untuk Sementara Waktu atas Permintaan Sendiri
Pasal 8
(1) Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan penghentian
pemberian jasa Akuntan Publik untuk sementara waktu atas
permintaan sendiri kepada Sekretaris Jenderal.
(2) Sekretaris Jenderal memberikan persetujuan penghentian
pemberian jasa untuk sementara waktu kepada Akuntan Publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Permohonan untuk memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan oleh Akuntan Publik yang bersangkutan
secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Pusat, dengan
melampirkan :
a. surat rekomendasi dari KAP bagi Akuntan Publik yang menjadi
Rekan pada KAP;
b. alamat lengkap selama menjalani penghentian pemberian jasa
Akuntan Publik untuk sementara waktu;
c.
jangka waktu yang dimohonkan untuk menjalani penghentian
pemberian jasa Akuntan Publik untuk sementara waktu;
d. alasan penghentian pemberian jasa Akuntan Publik untuk
sementara waktu;
e. pernyataan dari IAPI bahwa :
1) yang bersangkutan tidak sedang menjalani reviu oleh IAPI;
2) IAPI I tidak menerima pengaduan dari pihak lain yang layak
ditindaklanjuti, yang berkaitan dengan jasa yang telah
diberikan oleh yang bersangkutan;
3) yang bersangkutan tidak sedang menjalani sanksi dari IAPI;
dan
f.
membuat Surat Permohonan dan melengkapi formulir
Penghentian Pemberian Jasa Akuntan Publik untuk Sementara
Waktu atas Permintaan Sendiri sebagaimana terlampir pada.
Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini.
(4) Sekretaris Jenderal menolak permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), apabila yang bersangkutan :
a. tidak melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3);
b. sedang diperiksa oleh Sekretaris Jenderal atau diadukan oleh
pihak lain yang layak ditindaklanjuti;
c.
telah dikenakan sanksi peringatan sebanyak 2 (dua) kali dalam
jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terakhir terhitung
saat permohonan disampaikan secara lengkap;
d. sedang menjalani kewajiban yang harus dilakukan berdasarkan
rekomendasi Sekretaris Jenderal; atau
e. sedang menjalani sanksi pembekuan izin.
Pasal 9
(1) Persetujuan penghentian pemberian jasa Akuntan Publik untuk
sementara waktu atas permintaan sendiri diterbitkan dalam jangka
waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima secara
lengkap.
(2) Permohonan dinyatakan tidak lengkap disampaikan melalui
pemberitahuan tertulis oleh Kepala Pusat dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima.
(3) Pemohon dapat melengkapi persyaratan yang dinyatakan tidak
lengkap paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
tertulis.
(4) Apabila kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tidak dipenuhi, maka permohonan tidak dapat diproses dan
pemohon dapat kembali mengajukan permohonan baru dengan
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3).
Pasal 10
Persetujuan penghentian pemberian jasa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima)
tahun.
Pasal 11
(1) Akuntan Publik yang akan mengakhiri masa penghentian pemberian
jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), untuk dapat
memberikan jasa Akuntan Publik kembali wajib mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala
Pusat dengan melampirkan dokumen sebagai berikut :
a. bukti telah mengikuti PPL paling sedikit 30 SKP yang memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4) untuk
periode 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya masa penghentian
pemberian jasa;
b. bukti keanggotaan IAPI yang masih berlaku;
c.
bukti domisili; dan
d. membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan
mengakhiri Penghentian Pemberian Jasa Akuntan Publik untuk
sementara Waktu atas Permintaan Sendiri, membuat surat
pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai
cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang
disampaikan adalah benar dengan menggunakan Lampiran III
sebagaimana terlampir dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.
(2) Menteri berwenang mencabut izin Akuntan Publik yang tidak
mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan berakhirnya masa penghentian pemberian jasa
Akuntan Publik.
(3) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri menetapkan pencabutan izin
Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Permohonan persetujuan untuk penghentian pemberian jasa
Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) hanya
dapat diajukan kembali paling singkat 5 (lima) tahun sejak
berakhirnya persetujuan penghentian pemberian jasa Akuntan
Publik sebelumnya.
Bagian Ketiga
Pengaktifan Izin Akuntan Publik yang dikenakan
Sanksi Pembekuan Izin
Pasal 12
(1) Menteri memberikan persetujuan kepada Akuntan Publik untuk
memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kembali
setelah berakhirnya masa pembekuan izin.
(2) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri menetapkan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Akuntan Publik yang dikenakan sanksi pembekuan izin, apabila
masa pembekuan tersebut telah berakhir dan akan memberikan
jasanya kembali, wajib mengajukan permohonan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Sekretaris Jenderal
u.p. Kepala Pusat untuk memberikan jasa dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. mengikuti PPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf a;
b. berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan
dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c.
tidak pernah mengundurkan diri dari keanggotaan IAPI; dan
d. membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Persetujuan
untuk Memberikan Jasa Kembali bagi Akuntan Publik yang
Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin, membuat surat pernyataan
tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang
menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah
benar dengan menggunakan Lampiran IV sebagaimana terlampir
dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.
(4) Akuntan Publik yang dikenakan sanksi pembekuan izin, dilarang
memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sebelum
mendapatkan persetujuan untuk memberikan jasa kembali oleh
Menteri.
Pasal 13
(1) Permohonan persetujuan sebagaimana, dimaksud dalam Pasal 12
ayat (3) dapat diajukan paling singkat 20 (dua puluh) hari sebelum
berakhirnya masa sanksi pembekuan izin Akuntan Publik.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan dalam
jangka waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima
secara lengkap.
(3) Permohonan dinyatakan tidak lengkap disampaikan melalui
pemberitahuan tertulis oleh Kepala Pusat dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima.
(4) Pemohon dapat melengkapi persyaratan yang dinyatakan tidak
lengkap paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
tertulis.
(5) Apabila kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) tidak dipenuhi, permohonan tidak dapat diproses dan pemohon
dapat mengajukan permohonan baru dengan memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3).
Bagian Keempat
Pengunduran Diri dan Tidak Berlakunya Izin
Pasal 14
(1) Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan pengunduran diri
sebagai untan Publik kepada Menteri.
(2) Menteri berwenang memberikan persetujuan pengunduran diri
sebagaim. a dimalcsud pada ayat (1).
(3) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri menetapkan persetujuan
sebagaim. a dimaksud pada ayat, (2).
(4) Permoho an pengunduran diri Akuntan Publik disampaikan secara
tertulis o eh Akuntan Publik yang bersangkutan kepada Sekretaris
Jenderal .p. Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. memo at surat pernyataan yang ditandatangani oleh Akuntan
Publi, yang bersangkutan tentang pengunduran dirinya;
b. memb, at surat pernyataan mengenai penyelesaian perikatan
profes onal antara Akuntan Publik dengan kliennya yang ditand
tangani oleh Akuntan Publik yang bersangkutan;
c.
meny;rahkan asli surat izin Akuntan Publik; dan
d. memb at Surat Permohonan dan melengkapi formulir Pengu
duran Diri Akuntan Publik dengan menggunakan Lampiran V seb
- gaimana terlampir dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.
(5) Sekretaris Jenderal menolak permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), apabila yang bersangkutan :
a. sedang diperiksa oleh Sekretaris Jenderal atau diadukan oleh
pihak lain yang layak ditindaklanjuti;
b. telah dikenakan sanksi peringatan sebanyak 2 (dua) kali dalam
jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terakhir terhitung
sejak saat permohonan disampaikan secara lengkap;
c.
c. sedang menjalani kewajiban yang harus dilakukan
berdasarkan rekomendasi Sekretaris Jenderal; atau
d. sedang menjalani sanksi pembekuan izin.
(6) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan dalam
jangka waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima
secara lengkap.
(7) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri mencabut izin Akuntan Publik
yang memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4).
(8) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dinyatakan tidak lengkap, Kepala Pusat dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima menyampaikan
pemberitahuan tertulis kepada pemohon.
(9) Apaila dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan kelengkapan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tidak dipenuhi,
maka permohonan pengunduran diri Akuntan Publik tidak dapat
diproses.
(10 Dalam hal persetujuan sebagaimana, dimaksud pada, ayat (2)
)
diberikan kepada Akuntan Publik yang pernah dikenakan sanksi
pembekuan izin, maka ketentuan Pasal 67 ayat (2) tetap berlaku
apabila yang bersangkutan menjadi Akuntan Publik kembali.
Pasal 15
(1) Izin Akuntan Publik dinyatakan tidak berlaku apabila yang
bersangkutan meninggal dunia.
(2) Dalam hal Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki KAP berbentuk badan usaha perseorangan, maka izin
usaha KAP yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku.
BAB IV
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Bagian Pertama
Bentuk Badan Usaha
Pasal 16
(1) Badan usaha KAP dapat berbentuk :
a. Perseorangan; atau
b. Persekutuan.
(2) KAP yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat
didirikan dan dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus
bertindak sebagai pemimpin.
(3) KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah persekutuan perdata atau
persekutuan frma.
(4) KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan hanya dapat
didirikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang Akuntan Publik, dimana
masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah seorang sekutu
bertindak sebagai Pemimpin Rekan.
(5) Dalam hal KAP berbentuk usaha persekutuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b mempunyai rekan non Akuntan
Publik, persekutuan dapat didirikan dan dijalankan apabila paling
kurang 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari seluruh sekutu
adalah Akuntan Publik.
Bagian Kedua
Perizinan
Pasal 17
(1) (1) Menteri berwenang memberikan izin usaha KAP.
(2) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pads ayat (1) ditetapkan
oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri.
Pasal 18
(1) Untuk mendapatkan izin usaha KAP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (1) yang berbentuk badan usaha perseorangan,
Pemimpin KAP mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris
Jenderal u.p. Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan seba