ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIMPANAN DEPOSITO PADA BANK UMUM DI SURAKARTA TAHUN 2003 - 2009

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIMPANAN DEPOSITO PADA BANK UMUM DI SURAKARTA TAHUN 2003 - 2009

SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: EBY FEBRIANSYAH NIM. F0108061 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

HALAMAN MOTTO

“...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib satu kaum kecuali mereka sendiri mengubah keadaan jiwanya...”

QS Ar Ra’d (Guruh) 13:11

“Masalah besar yang kita hadapi tidak dapat dipecahkan dengan tingkat pemikiran yang sama ketika masalah itu terjadi.”

Albert Einstein

“Ingatlah kepada kedua orang tuamu, ketika kamu merasa lelah untuk melanjutkan perjalanan ini.”

Penulis Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. (Al Hadist)

Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah, dan dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna.

(H.A. Mukti Ali)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk Allah SWT Yang maha Pengasih dan Maha Penyayang

Karya ini penulis persembahkan kepada:  Papa dan Mama tersayang

 Kakak-kakakku tersayang  Keluarga besarku tersayang  Sahabat-sahabat terbaikku  Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikkum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala

rahmat serta hidayahnya-Nya menjadikan kekuatan tersendiri bagi penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Deposito Pada Bank Umum Di Surakarta Tahun 2003- 2009”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Segala bentuk baik dalam tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pada akhirnya penyelesaian penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Wisnu M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS.

2. Drs. Supriyono, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan.

3. Dra. Izza Mafruhah, MSi, selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.

4. Drs. Sutanto, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberi

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.

6. Segenap pihak baik Bank Indonesia kantor wilayah Kota Surakarta maupun BPS Kota Surakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

7. Keluarga yang senantiasa selalu mendoakan, memberi dorongan dan bimbingan kepada penulis.

8. Teman-teman di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak tidak langsung atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.

Demikian skripsi ini penulis susun dan tentunya masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Semoga karya ini dapat bermafaat bagi seluruh pihak yang membaca dan terkait dengan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, Februari 2012

Penulis

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1.1. Simpanan Deposito Pada Bank Umum di Surakarta Tahun 2003-2009 .......................................................................................... 6

4.1. Perkembangan Simpanan Deposito Pada Bank Umum di Surakarta

Tahun 2003-2009 ........................................................................................ 62

4.2. Perkembangan Pendapatan Perkapita di Surakarta Tahun 2003-2009 ........................................................................................ 63

4.3. Perkembangan Suku Bunga Deposito Pada Bank Umum di Surakarta

Tahun 2003-2009 ........................................................................................ 64

4.4. Perkembangan Laju Inflasi di Surakarta Tahun 2003-2009 ........................................................................................ 65

4.5. Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Rata-rata di Surakarta

Tahun 2003-2009 ........................................................................................ 67

4.6. Data Observasi ............................................................................................ 69

4.7. Hasil Estimasi Model OLS ......................................................................... 72

4.8. Pengaruh Variabel Independen Pada Model OLS ...................................... 74

4.9. Pengaruh Semua Variabel Independen Pada Model OLS .......................... 77

4.10. Hasil Uji Pendekatan Korelasi Parsial ........................................................ 79

4.11. Hasil Uji ARCH .......................................................................................... 81

4.11. Hasil Uji B-G Test ...................................................................................... 82

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 43

3.1. Kurva Distribusi t ....................................................................................... 51

3.2. Kurva Distribusi F ...................................................................................... 54

3.3. Statistik d Durbin-Watson .......................................................................... 59

4.1. Kurva Distribusi t ....................................................................................... 73

4.2. Kurva Distribusi F ...................................................................................... 76

ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIMPANAN DEPOSITO PADA BANK UMUM DI SURAKARTA TAHUN 2003 – 2009

Eby Febriansyah F0108061

Penelitian ini mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Simpanan deposito Pada Bank Umum Di Surakarta Tahun 2003- 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel ekonomi, yaitu pendapatan perkapita, suku bunga deposito, inflasi, dan pengeluaran konsumsi terhadap simpanan deposito pada bank umum di Surakarta tahun 2003-2009. Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang tergolong data time series dan bersifat kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui teknik kepustakaan yang didapat dari berbagai sumber, seperti Bank Indonesia, BPS, dan dari internet.

Pada penelitian kali ini diajukan hipotesis yaitu: diduga bahwa pendapatan perkapita mempunyai pengaruh positif terhadap simpanan deposito, suku bunga deposito mempunyai pengaruh positif terhadap simpanan deposito, inflasi mempunyai pengaruh negatif terhadap simpanan deposito, dan pengeluaran konsumsi mempunyai pengaruh negatif terhadap simpanan deposito. Hipotesis tersebut diajukan berdasarkan atas teori-teori yang mendukung serta penelitian- penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan permasalahan yang diteliti.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan estimasi model regresi linier berganda dengan uji statistik (uji t, uji F, koefisien determinasi), uji asumsi klasik dimana variabel simpanan deposito sebagai variabel dependen sedangkan variabel pendapatan perkapita, suku bunga deposito, inflasi, dan pengeluaran konsumsi sebagai variabel independen. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji terhadap koefisien regresi secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap simpanan deposito. Uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama keempat variabel pendapatan perkapita, suku bunga deposito, inflasi, dan pengeluaran konsumsi berpengaruh terhadap simpanan deposito

Dari beberapa masalah di atas, maka diharapkan pemerintah menjaga pertumbuhan PDB dengan menjaga pertumbuhan penduduk, menyediakan lapangan kerja, dan mendukung sektor industri. Perbankan berusaha menaikkan suku bunga deposito secara gradual sesuai dengan tingkat kemampuan likuiditas perbankan. Pemerintah diharapkan dapat menjaga laju inflasi yaitu tingkat inflasi diupayakan untuk tidak melebihi tingkat suku bunga.

ABSTRACT AN ANALYSIS ON THE FACTORS AFFECTING DEPOSIT SAVING IN PUBLIC BANKS IN SURAKARTA IN 2003-3009

Eby Febriansyah F0108061

This research is entitled “An Analysis on the Factors Affecting Deposit Saving in Public Banks in Surakarta in 2003-3009 ”. The objective of research is

to find out the effect of economic variables such as income per capita, deposit interest rate, inflation, and consumption expense on the deposit saving in public banks in Surakarta in 2003-2009. The analysis in this research employed secondary data belonging to time series data that was quantitative in nature. Technique of collecting data used was library study deriving from a variety of sources such as Bank of Indonesia, BPS, and internet.

In this research, the following hypotheses were proposed: it is hypothesized that the income per capita affects positively the deposit saving, the deposit interest rate affects positively the deposit saving, the inflation affects negatively the deposit saving, and the consumption expense affects negatively the deposit saving. These hypotheses were proposed based on the supporting theories and previous studies having similarity to the problem studied.

The data analysis in this research used a multiple linear regression model estimation with statistic test (t-test, F-test, coefficient of determination), classical assumption test in which the deposit saving variable was dependent variable while income per capita, deposit interest rate, inflation, and consumption expense variables were the independent ones. Based on the result of research with the partially examination to the coefficient of regression (t-test) it could be found that all independent variables affect significantly the deposit saving. F-test indicated that the four variables of income per capita, deposit interest rate, inflation, and consumption expense simultaneously affect the deposit saving.

From several problems above, it was expected that the will government maintain the PDB growth by maintaining the population growth, providing employment opportunities, and supporting industrial sector. Banking attempted to raise the deposit interest rate gradually consistent with the liquidity capability level of banking. The government was expected to be able to maintain the inflation rate in which the inflation rate was attempted to not exceeding the interest rate level.

ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIMPANAN DEPOSITO PADA BANK UMUM DI SURAKARTA TAHUN 2003 – 2009

Eby Febriansyah F0108061

Penelitian ini mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Simpanan deposito Pada Bank Umum Di Surakarta Tahun 2003- 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel ekonomi, yaitu pendapatan perkapita, suku bunga deposito, inflasi, dan pengeluaran konsumsi terhadap simpanan deposito pada bank umum di Surakarta tahun 2003-2009. Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang tergolong data time series dan bersifat kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui teknik kepustakaan yang didapat dari berbagai sumber, seperti Bank Indonesia, BPS, dan dari internet.

Pada penelitian kali ini diajukan hipotesis yaitu: diduga bahwa pendapatan perkapita mempunyai pengaruh positif terhadap simpanan deposito, suku bunga deposito mempunyai pengaruh positif terhadap simpanan deposito, inflasi mempunyai pengaruh negatif terhadap simpanan deposito, dan pengeluaran konsumsi mempunyai pengaruh negatif terhadap simpanan deposito. Hipotesis tersebut diajukan berdasarkan atas teori-teori yang mendukung serta penelitian- penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan permasalahan yang diteliti.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan estimasi model regresi linier berganda dengan uji statistik (uji t, uji F, koefisien determinasi), uji asumsi klasik dimana variabel simpanan deposito sebagai variabel dependen sedangkan variabel pendapatan perkapita, suku bunga deposito, inflasi, dan pengeluaran konsumsi sebagai variabel independen. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji terhadap koefisien regresi secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap simpanan deposito. Uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama keempat variabel pendapatan perkapita, suku bunga deposito, inflasi, dan pengeluaran konsumsi berpengaruh terhadap simpanan deposito

Dari beberapa masalah di atas, maka diharapkan pemerintah menjaga pertumbuhan PDB dengan menjaga pertumbuhan penduduk, menyediakan lapangan kerja, dan mendukung sektor industri. Perbankan berusaha menaikkan suku bunga deposito secara gradual sesuai dengan tingkat kemampuan likuiditas perbankan. Pemerintah diharapkan dapat menjaga laju inflasi yaitu tingkat inflasi diupayakan untuk tidak melebihi tingkat suku bunga.

ABSTRACT AN ANALYSIS ON THE FACTORS AFFECTING DEPOSIT SAVING IN PUBLIC BANKS IN SURAKARTA IN 2003-3009

Eby Febriansyah F0108061

This research is entitled “An Analysis on the Factors Affecting Deposit Saving in Public Banks in Surakarta in 2003-3009 ”. The objective of research is

to find out the effect of economic variables such as income per capita, deposit interest rate, inflation, and consumption expense on the deposit saving in public banks in Surakarta in 2003-2009. The analysis in this research employed secondary data belonging to time series data that was quantitative in nature. Technique of collecting data used was library study deriving from a variety of sources such as Bank of Indonesia, BPS, and internet.

In this research, the following hypotheses were proposed: it is hypothesized that the income per capita affects positively the deposit saving, the deposit interest rate affects positively the deposit saving, the inflation affects negatively the deposit saving, and the consumption expense affects negatively the deposit saving. These hypotheses were proposed based on the supporting theories and previous studies having similarity to the problem studied.

The data analysis in this research used a multiple linear regression model estimation with statistic test (t-test, F-test, coefficient of determination), classical assumption test in which the deposit saving variable was dependent variable while income per capita, deposit interest rate, inflation, and consumption expense variables were the independent ones. Based on the result of research with the partially examination to the coefficient of regression (t-test) it could be found that all independent variables affect significantly the deposit saving. F-test indicated that the four variables of income per capita, deposit interest rate, inflation, and consumption expense simultaneously affect the deposit saving.

From several problems above, it was expected that the will government maintain the PDB growth by maintaining the population growth, providing employment opportunities, and supporting industrial sector. Banking attempted to raise the deposit interest rate gradually consistent with the liquidity capability level of banking. The government was expected to be able to maintain the inflation rate in which the inflation rate was attempted to not exceeding the interest rate level.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera, maka peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berazas kekeluargaan perlu dipelihara dengan baik. Untuk mencapai tujuan itu, maka pelaksanaan pembangunan ekonomi harus lebih memperhatikan keserasian dan keseimbangan dalam unsur-unsur pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi. Salah satu sarana yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseimbangan perekonomian yaitu sektor perbankan. Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu wahana yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi ke arah peningkatan taraf hidup masyarakat yang lebih baik.

Perbankan merupakan suatu sektor penting dalam struktur perekonomian, telah memberikan peranan yang sangat strategis dalam menunjang perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang dicapai telah mendorong dan memberikan peluang bagi perkembangan dan pertumbuhan industri perbankan di Indonesia.

Modal pembangunan yang berasal dari dalam negeri biasanya dihimpun dari dana masyarakat. Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga yang Modal pembangunan yang berasal dari dalam negeri biasanya dihimpun dari dana masyarakat. Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga yang

Dana bank berasal dari masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Giro merupakan simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau pemindahbukuan. Deposito merupakan simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara deposan dengan bank yang bersangkutan, sedangkan tabungan merupakan simpanan pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan menurut prasyarat tertentu.

Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetorannya maupun penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja. Jika deposan mendepositokan dana sebesar Rp. 1.000.000,- pada deposito berjangka waktu 3 bulan, maka dana tersebut dapat dilakukan penarikan setelah 3 bulan berlalu. Deposan dijanjikan pemberian bunga tertentu yang dapat dinikmati pada saat deposito jatuh tempo. Bunga deposito pada dasarnya lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan karena dana deposan a kan “dikunci” selama jangka waktu tertentu Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetorannya maupun penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja. Jika deposan mendepositokan dana sebesar Rp. 1.000.000,- pada deposito berjangka waktu 3 bulan, maka dana tersebut dapat dilakukan penarikan setelah 3 bulan berlalu. Deposan dijanjikan pemberian bunga tertentu yang dapat dinikmati pada saat deposito jatuh tempo. Bunga deposito pada dasarnya lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan karena dana deposan a kan “dikunci” selama jangka waktu tertentu

Penghimpunan deposito oleh bank umum, pada awalnya sangat bergantung pada kemampuan masyarakat dalam menyimpan dananya, dimana kemampuan ini tercermin dari pendapatan perkapita. Menurut teori klasik, Tingkat bunga merupakan fungsi dari tabungan. Dimana pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan lebih terdorong untuk menyimpan dananya pada lembaga perbankan.

Faktor penting pertama yang mempengaruhi simpanan deposito adalah tingkat pendapatan, dimana semakin tinggi pendapatan, maka semakin besar pula tingkat tabungan yang diciptakan masyarakat. J.M Keynes mengatakan bahwa ada pendapatan merupakan hal yang penting bagi tabungan dan tingkat bunga, karena suku bunga tergantung pada permintaan dan penawaran uang dan tidak tergantung pada tabungan serta investasi. Pendapatan tentunya sangat berpengaruh terhadap tabungan yang disimpan masyarakat dilembaga-lembaga perbankan.

Faktor yang kedua yaitu tingkat suku bunga yang pada dasarnya merupakan refleksi dan kekuatan permintaan dan penawaran dana. Dengan demikian perkembangan dan tingkat suku bunga mencerminkan tingkat kelangkaan atau kecukupan dana dimasyarakat. Disamping itu, tingkat suku bunga mempunyai kaitan yang cukup erat dengan berbagai indikator ekonomi lainnya.

selalu memperhatikan keseimbangan di antara berbagai faktor. Sehingga akan memperoleh dampak yang optimal dalam mempengaruhi simpanan deposito.

Faktor ketiga yang mempegaruhi simpanan deposito yaitu inflasi. Kemungkinan terjadinya inflasi dapat dilihat dari 2 sektor yaitu sektor riil dan sektor moneter yang menunjukkan dengan naiknya harga atau turunnya nilai uang. Tingkat inflasi tinggi akan mengakibatkan kenaikan biaya hidup masyarakat. Kenaikan biaya hidup masyarakat ini tentunya akan mengurangi pendapatan riilnya karena pendapatan mereka telah diserap oleh kenaikan harga.

Faktor terakhir adalah konsumsi, dimana konsumsi merupakan pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Semakin tinggi kebutuhan masyarakat untuk konsumsi semakin kecil pendapatannya untuk disimpan.

Pada tahun 1988, dengan dikeluarkannya paket Oktober 1988 (PAKTO ’88). Dalam paket ini pada intinya pemerintah menjamin dana masyarakat yang

ada di bank secara preventif dan memberi kesempatan yang sama antara bank swasta dan bank pemerintah untuk dapat bersaing dalam menghimpun dana masyarakat. Hasil kebijakan tersebut cukup memuaskan, sebagaimana terlihat dari meningkatnya dana giro, deposito dan tabungan secara pesat.

Pemerintah (PP) No. 68 Tahun 1996. Peraturan ini sangat menguntungkan nasabah karena nasabah akan mengetahui persis rapor banknya. Dengan begitu, mereka bisa mengambil ancang-ancang jka suatu saat bank sedang goyah atau bahkan nyaris krisis. Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998, bank umum didefinisikan sebagai bank yang melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dari berbagai jenis simpanan masyarakat di Bank, yang paling besar proporsinya adalah simpanan deposito. Proporsinya yang dalam penghimpunan dana masyarakat pada bank umum di Surakarta, pada tahun 2003 simpanan deposito sebesar Rp 3.209 miliar. Pada tahun 2004 mengalami penurunan menjadi Rp 3.175 miliar. Pada tahun 2005 simpanan deposito mengalami peningkatan lagi sebesar Rp 3.359 miliar. Dan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2009 sebesar Rp 7.191 miliar.

2003-2009

Tahun

Simpanan Deposito

(Dalam Miliar)

Sumber : Bank Indonesia, diolah.

Berasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa simpanan deposito memiliki tingkat perkembangan yang meningkat. Untuk inilah penelitian ini memilih simpanan deposito sebagai objek penelitian. Penghimpunan deposito oleh bank umum, pertama-tama sangat bergantung pada kemampuan masyarakat dalam menyimpan uangnya, dimana kemampuan ini akan tercermin dari tingkat pendapatan perkapita. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi simpanan deposito pada bank umum di Surakarta Tahun 2003-2009 adalah pendapatan perkapita, suku bunga deposito, inflasi dan konsumsi rata-rata, dengan menggunakan alat analisis Regresi Linier Berganda.

ini akan mengambil judul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Simpanan Deposito Pada Bank Umum Di Surakarta Tahun 2003-2009 ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita terhadap simpanan deposito pada bank umum di Surakarta mulai tahun 2003-2009?

2. Bagaimana pengaruh suku bunga deposito terhadap simpanan deposito pada bank umum di Surakarta mulai tahun 2003-2009?

3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap simpanan deposito pada bank umum di Surakarta mulai tahun 2003-2009?

4. Bagaimana pengaruh konsumsi terhadap simpanan deposito pada bank umum di Surakarta mulai tahun 2003-2009?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui hubungan dan besarnya pengaruh pendapatan perkapita terhadap simpanan deposito pada bank umum di Surakarta tahun 2003-2009.

2. Mengetahui hubungan dan besarnya pengaruh suku bunga deposito terhadap simpanan deposito pada bank umum di Surakarta tahun 2003-2009.

deposito pada bank umum di Surakarta tahun 2003-2009.

4. Mengetahui hubungan dan besarnya pengaruh konsumsi terhadap simpanan deposito pada bank umum di Surakarta tahun 2003-2009.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut :

1. Gambaran dan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi simpanan deposito pada bank umum di Surakarta mulai tahun 2003-2009 guna dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan kebijaksanaan pemerintah daerah dalam upaya menghimpun dana khususnya simpanan deposito pada bank umum di kota Surakarta.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat dipakai sebagai rekomendasi pada lembaga perbankan secara umum di Surakarta dalam kaitannya dengan upaya untuk meningkatkan simpanan deposito.

3. Bahan referensi bagi peneliti lain yang hendak mengadakan penelitian yang berhubungan dengan masalah faktor-faktor yang mempengaruhi simpanan deposito pada bank umum di Surakarta.

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDSAN TEORI

1. Simpanan Deposito

Simpanan deposito dalam undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dinyatakan sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Berbeda dengan giro dan tabungan, simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) yang lebih panjang dan dapat ditarik atau dicairkan hanya setelah jatuh tempo. Begitu pula dengan suku bunga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan giro dan tabungan (Martono, 2003:40).

Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang diperjanjikan antara deposan dan bank. Apabila deposan menghendaki agar deposito berjangkanya dapat diperpanjang secara otomatis, maka pihak bank dapat memberikan fasilitas ARO (Automatic Roll Over) atas deposito tersebut. Bunga atas deposito berjangka ini dapat ditarik untuk setiap jangka waktu tertentu ataupun ditransfer ke suatu rekening deposan. Agar mudah, nasabah biasanya juga membuka rekening tabungan untuk menampung bunga atas deposito tersebut dan juga untuk menampung dana deposito yang telah jatuh tempo dan tidak diperpanjang lagi. Bank-bank tertentu juga memberikan fasilitas agar bunga deposito yang tidak ditarik oleh Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang diperjanjikan antara deposan dan bank. Apabila deposan menghendaki agar deposito berjangkanya dapat diperpanjang secara otomatis, maka pihak bank dapat memberikan fasilitas ARO (Automatic Roll Over) atas deposito tersebut. Bunga atas deposito berjangka ini dapat ditarik untuk setiap jangka waktu tertentu ataupun ditransfer ke suatu rekening deposan. Agar mudah, nasabah biasanya juga membuka rekening tabungan untuk menampung bunga atas deposito tersebut dan juga untuk menampung dana deposito yang telah jatuh tempo dan tidak diperpanjang lagi. Bank-bank tertentu juga memberikan fasilitas agar bunga deposito yang tidak ditarik oleh

Kelebihan dana deposito ini bagi bank adalah bank mempunyai kepastian tentang kapan dana itu akan ditarik, sehingga pihak bank dapat mengantisipasi kapan harus menyediakan dana dalam jumlah tertentu. Kelebihan ini tidak dimiliki oleh simpanan dalam bentuk giro dan tabungan. Sebagai konsekuensi dari kelebihan tersebut, maka bank harus membayar dana ini dengan tingkat bunga yang relatif lebih besar dibandingkan dengan simpanan dalam bentuk lain. Dengan kata lain simpanan dalam bentuk deposito berjangka tidak bisa disebut sebagai sumber penghimpunan dana bagi bank yang murah. Disisi deposan, nasabah cenderung lebih menyukai menyimpan kelebihan dananya dalam bentuk deposito berjangka sesuai jangka waktu yang diinginkan karena simpanan ini menawarkan tingkat bunga yang relatif lebih tinggi.

Sarana atau alat untuk menarik uang yang disimpan di deposito sangat bergantung dari jenis depositonya. Artinya setiap jenis deposito mengandung beberapa perbedaan sehingga diperlukan sarana yang berbeda pula. Sebagai contoh untuk deposito berjangka menggunakan Bilyet deposito, sedangkan untuk sertifikat deposito menggunakan sertifikat deposito. Dalam prakteknya ada jenis deposito, yaitu deposito berjangka, sertifikat deposito, deposit on call.

deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 3, 6, 12, hingga 24 bulan. Deposito berjangka ini hanya dapat ditarik atau diuangkan pada saat jatuh temponya, oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito tersebut. Oleh karena itu, deposito berjangka merupakan simpanan atas nama. Apabila jangka waktu yang telah ditentukan habis maka deposan dapat menarik deposito berjangka atau memperpanjang dengan suatu periode yang diinginkan. Deposito berjangka dapat diterbitkan atas nama perorangan maupun lembaga.

Penetapan suku bunga untuk setiap jangka waktu ditetapkan masing- masing bank sesuai dengan perhitungan kondisi bunga di pasar. Bunga deposito berjangka dibayarkan setiap tanggal jatuh tempo (tanggal yang sama dengan tanggal pembukuan) atau tanggal jatuh tempo pokok (tanggal berakhirnya jangka waktu penyimpanan).

Jenis deposito kedua yaitu sertifikat deposito. Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk, yang dengan ijin Bank Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan kepada pihak ketiga (Thomas Suyatno dkk, 1993:38).

Pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka, perbedaannya hanyalah bawa sertifikat deposito diterbitkan atas tunjuk dalam bentuk sertifikat, sedangkan deposito berjangka dikeluarkan atas nama. Jadi, sertifikat deposito Pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka, perbedaannya hanyalah bawa sertifikat deposito diterbitkan atas tunjuk dalam bentuk sertifikat, sedangkan deposito berjangka dikeluarkan atas nama. Jadi, sertifikat deposito

Sebagi catatan tambahan, perlu diperhatikan bahwa bank umum, bank pembangunan, ataupun Bank Perkreditan Rakyat, dapat menyelenggarakan deposito berjangka, artinya dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berjangka. Tetapi untuk menerbitkan sertifikat deposito, hanya bank umum dan bank pembangunan yang diperbolehkan. Itupun harus memperoleh ijin Bank Indonesia setelah memenuhi syarat tertentu, antara lain dari segi kesehatan dan kemampuan bank dari segi kebutuhan permodalanya (Thomas Suyatno, 1993:39).

Deposit on call yang merupakan jenis deposito ketiga hanya digunakan untuk deposan yang memiliki jumlah uang dalam jumlah besar, misalnya Rp 25 juta dan sementara waktu belum digunakan. Penerbitan Deposit on call memiliki jangka waktu minimal 7 (tujuh) hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Deposit on call diterbitkan atas nama. Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan Deposit on call. Apabila deposan ingin mencairkan depositonya sebelum Deposit on call tersebut dicairkan sesuai jangka waktunya, tiga hari sebelumnya deposan terlebih dahulu harus sudah memberitahukan kepada pihak bank penerbit bahwa yang bersangkutan akan mencairkan Deposit on call-nya.

deposito yang bersangkutan tersebut jatuh tempo. Bila hal ini terpaksa dilakukan, maka penabung dikenakan denda atau biasa disebut dengan penalty. Denda atau penalty yang dikenakan yaitu sebesar selisih antara bunga yang diperoleh selama deposito belum jatuh tempo dengan bunga yang berlaku sesuai dengan lamanya deposito mengendap. Disamping dikenakan penalty, nasabah juga dikenai biaya administrasi, tergantung dari besarnya nilai nominal deposito yang bersangkutan.

2. Pendapatan Perkapita

Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu yang umum digunakan biasanya satu bulan. Tingkat pendapatan ini sering dihubungkan dengan suatu standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Tingkat pendapatan juga mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menabung. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuannya untuk menabung.

Pendapatan perkapita adalah jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam sebuah negara pada suatu periode tertentu. Biasanya, dihitung setiap periode satu tahun. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan rata-rata penduduk, pendapatan nasional dihitung dari jumlah seluruh pendapatan penduduk negara tersebut.

pendapatan perkapita suatu negara. Pendapatan perkapita dapat juga diartikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu.

Pendapatan perkapita adalah salah satu prestasi ekonomi suatu negara yang dapat diketahui dengan cara pembagian jumlah pendapatan nasional terhadap jumlah penduduk. Pada umumnya untuk mengetahui laju pembangunan ekonomi suatu negara dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya, perlu diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional dan besarnya pendapatan perkapita.

Pendapatan perkapita yang merupakan salah satu prestasi ekonomi yang sangat erat kaitanya dengan pertambahan penduduk. Sehingga apabila pertambahan pendapatan nasional lebih besar daripada pertambahan penduduk maka tingkat pendapatan perkapita meningkat. Sebaliknya apabila pertambahan pendapatan nasional lebih kecil dari pertambahan penduduk maka pendapatan perkapita mengalami penurunan. Untuk mempertahankan pendapatan perkapita relatif perlu dicapai pertambahan pendapatan nasional yang sama dengan tingkat pertambahan penduduk.

Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita itu sendiri akan naik apabila produktivitas perkapita mengalami kenaikan. Untuk menaikkan produktivitas perkapita berarti harus ada perubahan-perubahan perekonomian, misalnya: Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita itu sendiri akan naik apabila produktivitas perkapita mengalami kenaikan. Untuk menaikkan produktivitas perkapita berarti harus ada perubahan-perubahan perekonomian, misalnya:

Pendapatan nasional dalam hal ini tercermin dalam PDB. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah Output total yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara selama satu tahun. PDB terbagi atas PDB harga berlaku atau nominal dan PDB harga konstan atau riil. PDB pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun dan dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut. PDB pada harga konstan, yaitu harga yang berlaku pada satu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. Produk domestik bruto merupakan ukuran terbaik dari kinerja perekonomian karena tujuan PDB adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam nilai tunggal dalam periode waktu tertentu (Mankiw; 1999).

Terdapat beberapa cara untuk menilai PDB sebagai kinerja sebuah perekonomian,(1) dengan melihat PDB sebagai perekonomian total (pendekatan pendapatan) dari setiap orang yang berada di dalam perekonomian,(2) dengan melihat PDB sebagai pengeluaran total (pendekatan pengeluaran) pada output barang dan jasa perekonomian. Dari sudut pandang lain, jelaslah mengapa PDB merupakan cerminan dari kinerja ekonomi karena mengukur sesuatu yang dipedulikan banyak orang (pendapatan) demikian pula dengan output barang dan jasa yang memuaskan permintaan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. PDB mengukur pendapatan dan pengeluaran perekonomian pada Terdapat beberapa cara untuk menilai PDB sebagai kinerja sebuah perekonomian,(1) dengan melihat PDB sebagai perekonomian total (pendekatan pendapatan) dari setiap orang yang berada di dalam perekonomian,(2) dengan melihat PDB sebagai pengeluaran total (pendekatan pengeluaran) pada output barang dan jasa perekonomian. Dari sudut pandang lain, jelaslah mengapa PDB merupakan cerminan dari kinerja ekonomi karena mengukur sesuatu yang dipedulikan banyak orang (pendapatan) demikian pula dengan output barang dan jasa yang memuaskan permintaan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. PDB mengukur pendapatan dan pengeluaran perekonomian pada

2.1 Hubungan Pendapatan Perkapita dengan Simpanan Deposito

Untuk menjelaskan hubungan antara pendapatan dan simpanan bisa menggunakan teori absolute income hypothesis. Teori ini merupakan hasil pemikiran Keynes yang menjelaskan tentang hubungan antara pendapatan dengan konsumsi dan simpanan. Oleh karena itu simpanan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan, maka menurut Keynes simpanan merupakan fungsi dari pendapatan.

Dalam teori Keynes (Sukirno, 1999), dinyatakan bahwa tidak seluruh bagian pendapatan yang diterima seseorang akan digunakan untuk konsumsi, melainkan sebagian akan disimpan sebagai simpanan. Lebih jauh dikatakan bahwa perilaku konsumsi dan menyimpan dari seseorang sangat dipengaruhi oleh pendapatannya. Suatu kenaikan dalam pendapatan akan meningkatkan konsumsi dan simpanan. Masyarakat memegang uang untuk tiga tujuan yaitu transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. Permintaan akan uang untuk spekulasi ditentukan oleh tingkat suku bunga, sedangkan permintaan uang untuk berjaga- jaga ditentukan oleh pendapatan masyarakat atau pendapatan nasional. Sehingga permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga semakin tinggi seiring semakin tinggi tingkat pendapatan.

simpanan (saving) merupakan fungsi dari pendapatan. Simpanan atau saving terutama ditentukan oleh pendapatan nasional ataupun regional. Tidak semua pendapatan yang diterima oleh seseorang akan digunakan untuk konsumsi, melainkan sebagian akan disisihkan sebagai simpanan (saving). Bila tingkat pendapatan rendah, rumah tangga tidak dapat menabung atau hanya sedikit menabung, karena harus membelanjakan semua atau sebagian besar pedapatannya untuk memelihara tingkat kehidupan tertentu atau lebih untuk konsumsi. Pada tingkat pendapatan lebih tinggi, konsumsi dan tabungan akan lebih besar. Semakin besar pendapatan, semakin besar pula simpanan yang dilakukan masyarakat. Dengan demikian pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap simpanan deposito.

3. Suku Bunga Deposito

Suku bunga adalah harga dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds), besarnya ditentukan oleh preferensi dan sumber berbagai pelaku ekonomi di pasar. Suku bunga tidak hanya dipengaruhi perubahan preferensi para pelaku ekonomi dalam hal pinjaman dan pemberian pinjaman, tetapi dipengaruhi perubahan daya beli uang. Karena suku bunga pasar atau suku bunga yang berlaku berubah dari waktu ke waktu. Pengertian suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan biasanya ditentukan dalam persen.

dibayarkan untuk mengkonsumsi penghasilan sebelum diterima. Bagi orang yang memberikan pinjaman, bunga merupakan imbalan karena menunda konsumsi sekarang hingga waktu dari piutang.

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli dan menjual produknya. Bunga dapat juga diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar kepada nasabah (yang memperoleh pinjaman).

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 (dua) macam bunga yang diberikan nasabahnya yaitu :

a) Bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya dibank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.

b) Bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus

Struktur tingkat bunga di Indonesia yang paling umum didasarkan atas jangka waktu. Tingkat bunga untuk perbankan untuk deposito berjangka dibedakan atas jangka waktu 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan, baik untuk mata uang lokal (rupiah) maupun valuta asing.

Naik turunnya tingkat suku bunga deposito dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan simpanan deposito. Tingkat suku bunga cenderung naik/meningkat apabila permintaan deposito lebih besar daripada penawaran deposito. Sebaliknya, tingkat suku bunga cenderung menurun apabila permintaan deposito lebih kecil daripada penawaran deposito.

3.1 Pendapat Klasik Tentang Suku Bunga

Menurut teori klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat suku bunga dimana pergerakan tingkat suku bunga pada perekonomian akan mempengaruhi tabungan yang terjadi. Berarti keinginan masyarakat untuk menabung sangat tergantung pada tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan pengeluarannya untuk menambah besarnya Menurut teori klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat suku bunga dimana pergerakan tingkat suku bunga pada perekonomian akan mempengaruhi tabungan yang terjadi. Berarti keinginan masyarakat untuk menabung sangat tergantung pada tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan pengeluarannya untuk menambah besarnya

Tingkat suku bunga keseimbangan terjadi di pasar sama dengan interaksi antara permintaan dan penawaran suatu barang. Sejalan terjadinya proses terjadinya harga pasar suatu barang, maka tingkat suku bunga pun ditentukan antara keseimbangan penawaran tabungan dan permintaan tabungan. Jadi tingkat suku bunga sebagai penggerak antara keseimbangan tabungan dan investasi.

Tingkat suku bunga yang mengalami penurunan dan kenaikan atau bergerak naik turun dari titik keseimbangan, maka pergerakan naik turunnya tingkat suku bunga hanya bersifat sementara. Bilamana telah terjadi tarik menarik antara penawaran dan permintaan atau bekerjanya mekanisme harga, tingkat suku bunga keseimbangan akan tercipta kembali.

3.2 Tingkat Suku Bunga Menurut Keynes

Keynes mengatakan bahwa tingkat suku bunga adalah balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preference-nya. Makin besar liquidity preference seseorang makin besar keinginan seseorang tersebut untuk menahan uang tunai, maka makin besar tingkat suku bunga yang diterima orang tersebut bilamana dia meminjamkan uang tersebut kepada orang lain.

moneter. Teori Keynes membedakan permintaan akan uang menurut motivasi masyarakat untuk menahannya. Keynes membagi tiga motivasi menahan uang. Motivasi pertama adalah untuk transaksi. Motivasi kedua untuk berjaga-jaga. Motivasi ketiga adalah motif spekulatif yakni mencari untung dari perbedaan tingkat bunga. Permintaan uang mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat suku bunga. Keynes mengatakan bahwa, masyarakat mempunyai pendapat tentang adanya tingkat suku bunga nominal. Bilamana tingkat suku bunga turun dari tingkat suku bunga nominal, dalam masyarakat akan ada suatu keyakinan akan naik suku bunga masa yang akan datang. Bila masyarakat memegang obligasi pada suku bunga naik (harga obligasi mngalami penurunan) pemegang obligasi tersebut akan mengalami kerugian (capital lost). Guna menghindari kerugian ini tindakan yang dilakukan adalah menjual obligasi yang dengan sendirinya akan mendapatkan uang kas dan uang kas ini dipegang saat suku bunga naik.

Tanggapan Keynes yang kedua adalah berhubungan dengan ongkos (harga) memegang uang kas, karena makin tinggi suku bunga makin besar ongkos memegang uang kas (sesuai dengan tingkat suku bunga yang diperoleh karena kekayaan dinyatakan dalam bentuk uang kas). Hal ini akan menyebabkan keinginan memegang uang kas semakin menurun. Bila tingkat suku bunga turun berarti ongkos memegang uang kas semakin rendah sehingga permintaan uang kas naik.

dalamnya termasuk kebijakan mengenai kredit, kebijakan tingkat bunga dan sebagainya, memiliki pengaruh kebijakan tingkat bunga dan sebagainya, memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi umum pasar modal. Bagi investor setiap kebijakan moneter akan mempunyai dampak terhadap pilihan investasi. Apabila pemetintah mendorong bank untuk meningkatkan bunga deposito lebih tinggi daripada tingkat bunga obligasi, masyarakat akan cenderung memilih deposito sebagai tempat untuk menginvestasikan dana yang dimilikinya. Sebaliknya apabila pemerintah menekan kenaikan tingkat bunga deposito, maka masyarakat akan lebih menyukai berinvestasi di pasar modal. Di Indonesia sendiri pemerintah mempunyai kebijakan membebaskan masing- masing bank untuk menetapkan kebijakan tingkat bunganya (liberisasi). Adanya kenaikan suku bunga deposito akan mendorong masyarakat untuk menaikan jumlah deposito yang diinvestasikan.

3.3 Hubungan Suku Bunga Deposito dengan Simpanan Deposito

Hubungan tingkat bunga dengan simpanan dapat dijelaskan dalam teori loanable funds yaitu merupakan sisi supply dari loanable funds yang menerangkan hubungan antara tingkat suku bunga dan simpanan, dimana hubungan kedua varibel tersebut bersifat positif. Semakin tinggi tingkat bunga akan semakin meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menyimpan dananya pada lembaga perbankan, sehingga jumlah simpanan masyarakat pada lembaga perbankan naik.

tingkat suku bunga tinggi. Pada tingkat suku bunga rendah, masyarakat cenderung menyimpan dananya lebih sedikit karena mereka merasa lebih baik mengkonsumsi uangnya (Sukirno, 1999: 100-104).

Hubungan antara tingkat bunga dengan jumlah simpanan deposito bersifat positif. Menurut Teori Klasik, semakin tinggi tingkat bunga maka makin tinggi pula keinginan seseorang atau masyarakat untuk menabung uangnya dibank. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi atau mengorbankan pengeluaran konsumsinya guna menambah tabungannya. Semakin besar tingkat bunga akan meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menyimpan dana pada bank, sehingga simpanan masyarakat pada bank akan naik.

4. Inflasi