DAFTAR ISI - Rancangan Awal RPJMD 2018-2023
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i Daftar Isi
ii Daftar Tabel
iv Daftar Gambar
xii
BAB I PENDAHULUAN I-1
1.1. Latar Belakang I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-8
1.3. Hubungan Antar Dokumen I-12
1.4. Maksud dan Tujuan I-14
1.5. Sistematika Penulisan I-15
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-1
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
II-1
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
II-18
2.3. Aspek Pelayanan Umum
II-49
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
II-105
2.5. Capaian Pelaksanaan RPJPD Provinsi Jawa II-124
Barat
2.6. Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun 2013- II-135
2.7. Pencapaian Millenium Development Goals II-144
(MDGs)
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III-1
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
III-1
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu III-18
3.3. Kerangka Pendanaan
III-35
3.4. Sumber Pendanaan Pembangunan Lainnya III-46
BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH
IV-1
4.1 Permasalahan Pembangunan IV-1
4.2 Isu Strategis IV-41
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V-1
5.1 Visi dan Misi V-1
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR ii
5.2 Tujuan dan Sasaran V-3 BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
VI-1 PEMBANGUNAN DAERAH
6.1 Strategi dan Arah Kebijakan dengan Pendekatan VI-1
Holistik-Tematik dan Integratif
6.2 Strategi dan Arah Kebijakan dengan Pendekatan VI-16
Spasial
6.3 Program Pembangunan Daerah VI-48
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
VII-1 PROGRAM PERANGKAT DAERAH
BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
VIII-1 DAERAH
BAB IX PENUTUP IX-1
9.1 Kaidah Pelaksanaan IX-1
9.2 Pedoman Transisi IX-2
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Banyaknya Kecamatan, Desa dan Kelurahan II-1 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Tabel 2.2 Luas Lahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi II-6 Jawa Barat Tahun 2015
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun II-15 2013-2017
Tabel 2.4 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan II-16 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan II-17 Jenis Kelamin di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Tabel 2.6 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut II-19 Lapangan Usaha Tahun 2012-2017 (juta rupiah)
Tabel 2.7 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan II-20 Usaha Tahun 2012-2017 (persen)
Tabel 2.8 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut II-22 Lapangan Usaha Tahun 2012-2017 (juta rupiah)
Tabel 2.9 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku II-23 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2017 (juta rupiah)
Tabel 2.10 Inflasi dan Indeks Harga Konsumen Provinsi Jawa II-24 Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.11 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Di II-26 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel
2.12 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku II-27
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012-2015
Tabel 2.13 Indeks Gini Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017 II-28 Tabel 2.14 Indeks Gini Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
II-29 Barat Tahun 2012-2016
Tabel
2.15 Distribusi Pembagian Pengeluaran Per Kapita II-30 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.16 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat II-31 Tahun 2012-2017
Tabel 2.17 Indikator Kemiskinan Provinsi Jawa Barat Tahun II-32 2012-2017
Tabel 2.18
II-35 Tabel 2.19
Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2012-2017
Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama II-35 Sekolah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 2017
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR iv
Tabel 2.20 Angka Partisipasi Kasar di Provinsi Jawa Barat II-36 Tahun 2012-2017
Tabel 2.21 Angka Partisipasi Murni di Provinsi Jawa Barat II-37 Tahun 2012-2017
Tabel 2.22 Jumlah Kematian Bayi Di Provinsi Jawa Barat II-38 Tahun 2012 – 2016
Tabel 2.23 Jumlah Kasus Kematian Ibu Provinsi Jawa Barat II-38 Tahun 2012-2016
Tabel 2.24 Angka Harapan Hidup Provinsi Jawa Barat Tahun II-39 2012-2017
Tabel 2.25 Persentase Gizi Buruk Provinsi Jawa Barat Tahun II-40 2012-2016
Tabel 2.26 Rasio Penduduk yang Bekerja Tahun 2012-2017 II-40 (jiwa)
Tabel 2.27 Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks II-41 Pemberdayaan Gender (IDG) Di Provinsi Jawa Barat 2012-2017
Tabel 2.28 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera I, II, III III Plus di II-42 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.29 Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat di Provinsi II-43 Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.30 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah II-44
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.31 Skor PPH Kemandirian Pangan Kabupaten/Kota II-44 di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017 Tabel 2.32 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB di
II-45 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.33 Kontribusi Pariwisata terhadap PDRB Di Provinsi II-46 Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.34 Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB di II-46 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.35 Kontribusi sektor Pertambangan terhadap PDRB di II-47 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.36 Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB di II-48 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel
2.37 Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB di II-48 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.38
II-50 Tabel 2.39 Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Dasar dan
Angka Partisipasi Sekolah Tahun 2012-2017
II-51 Menengah Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012- 2017
Tabel 2.40 Angka Putus Sekolah Tahun 2012-2017 II-52 Tabel 2.41
Angka Kelulusan Tahun 2012-2017 II-52 Tabel 2.42
Angka Melanjutkan Pendidikan Tahun 2012-2017 II-53
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR v
Tabel 2.43 Indeks Kesehatan di Provinsi Jawa Barat Tahun II-54 2013-2017
Tabel 2.44 Rasio Posyandu di Provinsi Jawa Barat Tahun II-55 2012-2016
Tabel 2.45 Rasio Puskesmas di Provinsi Jawa Barat Tahun II-56 2012-2016
Tabel 2.46 Rasio Rumah Sakit di Provinsi Jawa Barat Tahun II-56 2012-2016
Tabel
2.47 Tingkat Kemantapan Jaringan Jalan Dalam II-57 Kondisi Baik di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013- 2017
Tabel 2.48 Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Provinsi II-58 Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.49 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih dan Layak II-59 Minum di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.50 Cakupan Pelayanan Air Minum Di Provinsi Jawa II-59 Barat 2012-2017
Tabel 2.51 Rumah Tangga Bersanitasi di Provinsi Jawa Barat II-60 Tahun 2012-2016
Tabel
2.52 Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik Di II-60 Provinsi Jawa Barat 2012-2017
Tabel 2.53 Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas II-61 Wilayah ber HPL/HGB di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.54 Cakupan Layanan Persampahan Perkotaan II-62 Provinsi Jawa Barat 2012-2017
Tabel
2.55 Persentase Tempat Pembuangan Sampah per II-62 Satuan Penduduk Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.56 Cakupan Rumah Layak Huni di Provinsi Jawa II-63 Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.57 Jumlah Linmas per 10.000 penduduk di Provinsi II-63 Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.58 Jumlah Penduduk Penyandang Masalah II-64 Kesejahteraan Sosial Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.59 Jumlah PMKS Penerima Bantuan dan Sarana II-65 Sosial di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.60 Tingkat Parstisipasi Angkatan Kerja di Provinsi II-66 Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.61 Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa II-67 Barat dan Nasional Tahun 2012-2017
Tabel 2.62 Pencari Kerja Yang Sudah Ditempatkan di Provinsi II-67 Jawa Barat Tahun 2012-2016
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR vi
Tabel 2.63 Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah II-68 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.64 Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Di Provinsi II-69 Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.65 Ketersediaan Pangan Utama di Provinsi Jawa Barat II-70 Tahun 2012-2016
Tabel 2.66 Konsumsi Beras per kapita (kg/kapita/tahun) Di II-70 Provinsi Jawa Barat Tahun 2014-2016
Tabel 2.67 Persentase Luas Lahan Bersertifikat Di Provinsi II-71 Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel
2.68 Persentase Penegakan Hukum Lingkungan Di II-72 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel
2.69 Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca II-72 Provinsi Jawa Barat 2012-2017
Tabel 2.70 Pencapaian Status Mutu Sungai Dan Waduk Besar II-73 Provinsi Jawa Barat 2012-2017
Tabel 2.71 Ketersediaan Database Kependudukan Di Provinsi II-74 Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.72 Persentase PKK Aktif Di Provinsi Jawa Barat Tahun II-74 2012-2016
Tabel 2.73 Persentase Ormas/LSM Aktif Di Provinsi Jawa II-75 Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.74 Rata rata Jumlah Anak di Provinsi Jawa Barat II-76 Tahun 2012-2017
Tabel 2.75 Cakupan Peserta KB Aktif di Provinsi Jawa Barat II-76 Tahun 2012-2016
Tabel 2.76 Jumlah Terminal dan Pelabuhan Laut di Provinsi II-77 Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.77 Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan II-78 Provinsi Provinsi Jawa Barat 2012-2017
Tabel
2.78 Status Website Milik Pemerintah Daerah dan II-78 Jumlah Pameran/Expo di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.79 Jumlah Koperasi Aktif Di Jawa Barat Tahun 2011 II-80 – 2016
Tabel 2.80 Kontribusi Koperasi dan Usaha Kecil di Provinsi II-81 Jawa Barat Tahun 2014-2016 (juta)
Tabel 2.81 Realisasi Investasi di Provinsi Jawa Barat Periode II-81 Tahun 2012 – 2017 (Dalam Juta Rupiah)
Tabel 2.82 Jumlah Organisasi Kepemudaan di Provinsi Jawa II-82 Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.83 Penyelenggaraan Seni dan Budaya di Provinsi Jawa II-83 Barat Tahun 2012-2017
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR vii
Tabel 2.84 Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya II-83 yang Dilestarikan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.85 Ketersediaan Dokumen Perencanaan Di Provinsi II-84 Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel
2.86 Jumlah pengunjung perpustakaan di Provinsi II-85 Jawa Barat tahun 2012-2016
Tabel 2.87 Koleksi Buku Yang Tersedia di Perpustakaan di II-85 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.88 Persentase Perangkat Daerah yang Mengelola Arsip II-86 Secara Baku di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-
Tabel 2.89 Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan di Provinsi II-86 Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.90 Produksi Perikanan dan Nilai Tukar Nelayan di II-87 Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2015
Tabel 2.91 Jumlah Wisatawan Di Provinsi Jawa Barat Tahun II-91 2012-2017
Tabel 2.92 Pertumbuhan Sub Sektor dan Kontribusi Tanaman II-92 Pangan dan Hortikultura Terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.93 Kontribusi sektor Perkebunan terhadap PDRB di II-93 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.94 Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis di Provinsi II-94 Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.95 Kawasan Kerusakan Hutan di Provinsi Jawa Barat II-94 Tahun 2012-2016
Tabel 2.96 Rasio Elektrifikasi Di Provinsi Jawa Barat Tahun II-95 2012-2017
Tabel 2.97 Persentase Pertambangan Tanpa Izin di Provinsi II-95 Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.98 Laju Pertumbuhan Ekspor Di Provinsi Jawa Barat II-96 2012-2017
Tabel 2.99 Ekspor Bersih Perdagangan di Provinsi Jawa Barat II-97 Tahun 2012-2016
Tabel 2.100 Persentase Pertumbuhan Industri di Provinsi Jawa II-97 Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.101 Persentase Transmigrasi Swakarsa di Provinsi II-98 Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel 2.102 Persentase Keselarasan Penjabaran Program II-100 RPJMD ke dalam RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR viii
Tabel 2.103 Persentase Tindak Lanjut Temuan Terhadap II-102 Pemerintah Kabupaten/Kota oleh APIP Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2015
Tabel 2.104 Persentase Tindak Lanjut Temuan Terhadap II-102 Organisasi Perangkat Daerah oleh APIP Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2015
Tabel 2.105 Persentase Tindak Lanjut Temuan BPK Perwakilan II-103 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Tabel 2.106 Nilai Sakip Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017 II-103 Tabel 2.107 Peringkat, Skor dan Status Kinerja LPPD Provinsi II-104
Jawa Barat Tahun 2012-2016 Tabel 2.108 Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan di II-106
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017 Tabel 2.109 NTP di Provinsi Jawa Barat 2012-2017
II-107 Tabel 2.110 Jumlah Tindak Pidana Kriminalitas di Provinsi II-108
Jawa Barat Tahun 2012-2016 Tabel 2.111 Angka Beban Ketergantungan Provinsi Jawa Barat II-110
Tahun 2012-2017 Tabel 2.112 Capaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan
II-111 Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012- 2017
Tabel 2.113 Prioritas Pembangunan Tahap Kesatu sampai II-124 Ketiga (2005-2017) RPJPD Provinsi Jawa Barat 2005-2025
Tabel 2.114 Capaian Indikator Kinerja Sasaran RPJMD Provinsi II-138 Jawa Barat Tahun 2013-2018
Tabel 3.1 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan III-3 Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017
Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah III-9 Tahun 2013-2017 Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.3 Kemampuan Keuangan Daerah Tahun Anggaran III-10
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2017
Tabel 3.4 Realisasi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Barat III-12 Tahun 2013-2017
Tabel 3.5 Neraca Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013- III-13 2017
Tabel 3.6 Analisis Rasio Keuangan Provinsi Jawa Barat III-16 Tahun 2013-2017
Tabel 3.7 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran III-26 Belanja Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017
Tabel 3.8 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur III-28 Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017
Tabel 3.9 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan III-30 Aparatur Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR ix
Tabel 3.10 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas III-31
Utama Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017
Tabel 3.11 Penutup Defisit Riil Anggaran Periode Provinsi III-32 Jawa Barat Tahun 2013-2017
Tabel 3.12 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Provinsi III-33 Jawa Barat Periode Tahun 2013-2017
Tabel 3.13 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Provinsi III-34 Jawa Barat Periode Tahun 2013-2017
Tabel 3.14 Proyeksi Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Jawa III-37 Barat Tahun 2018-2023
Tabel 3.15 Proyeksi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) III-39 Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tabel 3.16 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan III-40 yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tabel 3.17 Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan III-43
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tabel 3.18 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan III-45 Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tabel 3.19 Perkembangan Pendanaan APBN (Dana III-46 Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2017
Tabel 3.20 Rekapitulasi Pendanaan TJSLP/PKBL BUMD III-47 Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 s/d 2016
Tabel 3.21 Rekapitulasi Jumlah Pendanaan Kegiatan III-48 TJSLP/PKBL Jabar Sumber Dana Perusahaan BUMN Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Tabel
3.22 Rekapitulasi Pendanaan Kegiatan TJSLP/PKBL III-49 Swasta di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 S/D 2016
Tabel 3.23 Perkembangan Pendanaan Kegiatan TJSL/PKBL di III-51 Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 S/D 2016
Tabel 4.1 Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan IV-27 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.2 Hasil Proyeksi Baseline Indikator SDGs Provinsi IV-49 Jawa Barat
Tabel 4.3 Scorecard Penilaian Proyeksi Pencapaian Indikator IV-51 SDGs Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.4 Target dan Realisasi Indikator Kinerja IV-56 Pembangunan RPJMN untuk Provinsi Jawa Barat 2015-2019
Tabel 4.5 Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional IV-57 Pada Buku III RPJMN Di Provinsi Jawa Barat
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR x
Tabel 4.6 Hasil Telaahan Struktur Ruang IV-78 Tabel 4.7
Hasil Telaahan Pola Ruang IV-84 Tabel 4.8
Identifikasi RPJMD Daerah Lain IV-90 Tabel 4.9 Skoring Hasil Telaah Isu Pembangunan IV-93
Berkelanjutan Prioritas Tabel 4.10
Rekomendasi Multiple Tujuan 1 IV-97 Tabel 4.11
Rekomendasi Multiple Tujuan 2 IV-98 Tabel 4.12
Rekomendasi Multiple Tujuan 3 IV-101 Tabel 4.13
Rekomendasi Multiple Tujuan 5 IV-102 Tabel 4.14
Rekomendasi Multiple Tujuan 6 IV-103 Tabel 4.15
Rekomendasi Multiple Tujuan 8 IV-105 Tabel 4.16 Perumusan Isu Strategis Pembangunan Jangka IV-108
Menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 Tabel 5.1
Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator V-6 Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023
Tabel 6.1 Pemetaan SWOT Provinsi Jawa Barat VI-4 Tabel 6.2
Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka VI-7 Menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023
Tabel 6.3 Arah Kebijakan RTRW Provinsi Jawa Barat yang VI-17 Terkait Dengan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023
Tabel 6.4 Kawasan Strategis Provinsi (KSP) di Provinsi Jawa VI-45 Barat
Tabel 6.5 Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu VI-49 Indikatif Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah VII-2 Tahun 2019-2023 Provinsi Jawa Barat
Tabel 7.2 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai VII-3 Kebutuhan Pendanaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Provinsi Jawa VIII-1 Barat Tahun 2018-2023
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap VIII-4 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018- 2023
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Proses Penyusunan, Pelaksanaan Serta I-7 Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah
Gambar 2.1 Peta Provinsi Jawa Barat II-3 Gambar 2.2 Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di
II-10 Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.3 Peta Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah II-11 Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.4 Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Provinsi II-13 Jawa Barat
Gambar 2.5 Peta Kawasan Rawan Bencana Tsunami Provinsi II-14 Jawa Barat
Gambar 2.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat II-21 dan Nasional Tahun 2012-2017
Gambar 2.7 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jawa II-33 Barat dan Nasional Tahun 2012- 2017
Gambar 2.8 Pertumbuhan Jumlah Koperasi Aktif di Provinsi II-80 Jawa Barat Tahun 2012 – 2016
Gambar 2.9 Konsumsi Ikan Penduduk di Provinsi Jawa Barat II-89 2010 – 2015
Gambar 2.10 Ketercapaian Indikator Kinerja Daerah (IKD) II-136 RPJMD Jawa Barat Tahun 2013-2018
Gambar 2.11 Ketercapaian IKD Per Misi Dalam RPJMD Jawa II-137 Barat Tahun 2013-2018
Gambar 3.1 Rata–Rata Komposisi Komponen Pendapatan III-5 Daerah Tahun 2013-2017
Gambar 3.2 Rata–Rata Proporsi Komponen Pendapatan Asli III-6 Daerah Tahun 2013-2017
Gambar 3.3 Rata–Rata Proporsi Komponen Dana Perimbangan III-7 Tahun 2013-2017 Gambar 3.4 Rata–Rata Proporsi Komponen Lain-Lain III-7
Pendapatan Daerah Yang Sah Tahun 2013-2017 Gambar 4.1
Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Jawa Barat IV-75 2009-2029
Gambar 4.2 Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Jawa Barat IV-76 2009-2029
Gambar 4.3 Peta Arahan Penanganan Kawasan Strategis IV-77 Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Gambar 4.4 Target Tujuan 1 yang Belum Tercapai atau Perlu IV-96 Peningkatan dan Hubungannya
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR xii
Gambar 4.5 Target Tujuan 2 yang Belum Tercapai atau Perlu IV-98 Peningkatan dan Hubungannya
Gambar 4.6 Target Tujuan 3 yang Belum Tercapai atau Perlu IV-99 Peningkatan dan Hubungannya
Gambar 4.7 Target Tujuan 5 yang Belum Tercapai atau Perlu IV-101 Peningkatan dan Hubungannya
Gambar 4.8 Target Tujuan 6 yang Belum Tercapai atau Perlu IV-103 Peningkatan dan Hubungannya
Gambar 4.9 Target Tujuan 8 yang Belum Tercapai atau Perlu IV-104 Peningkatan dan Hubungannya
Gambar 4.10 Target Tujuan 11 yang Belum Tercapai atau Perlu IV-105 Peningkatan dan Hubungannya
Gambar 4.11 Target Tujuan 15 yang Belum Tercapai atau Perlu IV-106 Peningkatan dan Hubungannya
Gambar 5.1 Konsep Pembangunan Jawa Barat V-3 Gambar 6.1 Posisi RPJMD Tahun 2018-2023 dalam RPJPD
VI-2 2005-2025 dan Penjabarannya ke RKPD
Gambar 6.2 Tema/Fokus Pembangunan Lima Tahunan Provinsi VI-15 Jawa Barat Periode Tahun 2018-2023
Gambar 6.3 Pembagian wilayah pengembangan Provinsi Jawa VI-43 Barat
Gambar 6.4 Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Wilayah VI-43 Jawa Barat 2009-2029
Gambar 6.5 Kawasan Strategis Provinsi (KSP) VI-47
DAFTAR ISI, TABEL DAN GAMBAR xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke daerah sebagai bagian integral dari pembangunan Nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 258 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini memiliki makna bahwa Pemerintahan daerah melaksanakan pembangunan sebagai bentuk perwujudan dari pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki. Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kerangka pembangunan Nasional. Dalam pelaksanaannya, pembangunan daerah harus sinergi dan mendukung pencapaian target pembangunan Nasional, sehingga dapat diwujudkan tujuan bernegara.
Pelaksanaan pembangunan daerah diawali dengan penyusunan rencana sebagai permulaan dari siklus perencanaan pembangunan. Berdasarkan Pasal 260 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan Nasional. Pemerintah daerah harus menyusun dan menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk pembangunan 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk pembangunan 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk pembangunan tahunan sesuai tahapan dan tatacara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Pada tanggal 27 Juni 2018 Provinsi Jawa Barat melaksanakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2018-2023. Berdasarkan hasil pilkada, maka ditetapkan pasangan Mochamad Ridwan Kamil dan Uu
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐1
Ruzhanul Ulum sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat Periode 2018-2023.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 264 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih berkewajiban menyusun RPJMD dan menetapkannya dalam bentuk Perda paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah terpilih dilantik,
Dokumen RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta program perangkat daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. Dengan demikian, visi dan misi serta program prioritas kepala daerah terpilih menjiwai seluruh muatan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023 dan harus dioperasionalkan oleh seluruh perangkat daerah sesuai kewenangannya.
Penjabaran visi dan misi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat dilakukan dengan inovasi dan kolaborasi. Pelaksanaan pembangunan diharapkan tidak hanya sebatas proses atau cara yang selama ini telah dilakukan, namun disertai dengan berbagai bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan daerah. Demikian juga diharapkan terjalin kolaborasi yang intens antara Pemerintah Povinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Pusat maupun dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Dalam penyusunan RPJMD, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerapkan beberapa pendekatan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maupun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Pendekatan perencanaan pembangunan Daerah yang dimaksud, meliputi:
1. Pendekatan teknokratis menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Daerah.
2. Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐2
3. Pendekatan politis dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan misi kepala Daerah terpilih ke dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama dengan DPRD.
4. Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan dalam musyawarah pembangunan yang dilaksanakan mulai dari Desa, Kecamatan, Daerah Kabupaten/Kota, Daerah provinsi, hingga Nasional.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 – 2023 memperhatikan pemenuhan pendekatan substansi penyusunan dokumen rencana, antara lain:
a. Pendekatan perencanaan Holistik-Tematik, Integratif dan Spasial.
1) Pendekatan Holistik-Tematik: dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseluruhan unsur/bagian/kegiatan pembangunan sebagai satu kesatuan faktor potensi, tantangan, hambatan dan/atau permasalahan yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
2) Pendekatan Integratif: dilaksanakan dengan menyatukan beberapa kewenangan kedalam satu proses terpadu dan fokus yang jelas dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan Daerah.
3) Pendekatan Spasial: dilaksanakan dengan mempertimbangkan
dimensi keruangan dalam perencanaan.
b. Kebijakan anggaran belanja money follow program.
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐3
Gambar 1.1
Proses Penyusunan, Pelaksanaan Serta Pengendalian dan Evaluasi Rencaa Pembangunan Daerah
BAB
I – PENDAHULUAN
I ‐4
Berdasarkan Gambar 1.1 diatas, maka proses penting dalam penyusunan rancangan RPJMD setelah diperoleh rumusan isu-isu strategis yaitu tahap merumuskan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan. Hal ini merupakan perencanaan strategik yang membutuhkan proses berulang-ulang untuk menghasilkan rumusan tujuan dan sasaran yang dilengkapi dengan indicator kinerja sebagai tolok ukur. Selanjutnya, tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan, perlu dilaksanakaan dengan berbagai upaya/cara yang dirumuskan dalam strategi dan arah kebijakan. Dengan strategi dan arah kebijakan yang dipilih, maka dapat disusun indikasi rencana program prioritas pembangunan selama 5 (lima) tahun kedepan.
Penyusunan RPJMD Jawa Barat merupakan rangkaian yang berkesinambungan, mulai dari tahap persiapan sampai dengan penetapan Perda tentang RPJMD. Pada tahap persiapan telah dilakukan penyusunan Rancangan teknokratik RPJMD, sesuai amanat dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017. Hasil dari Rancangan Teknokratik RPJMD menjadi salah satu input bagi penyusunan Rancangan Awal RPJMD. Selanjutnya, Rancangan Awal disusun dan disempurnakan dengan hasil konsultasi publik, pembahasan dan kesepakatan dengan DPRD Jawa Barat serta hasil konsultasi ke Menteri Dalam Negeri.
Rancangan Awal yang telah disempurnakan selanjtnya menjadi dasar bagi perangkat Daerah untuk menyempurnakan Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah. Hasil dari penyempurnaan Renstra PD menjadi rancangan Renstra menjadi masukan untuk perumusan Rancangan RPJMD dan siap untuk dibahas dalam Musrenbang RPJMD.
Hasil musrencang RPJMD menjadi masukan untuk penyempurnaan menjadi rancangan Akhir RPJMD. Rancangan Akhir RPJMD selanjutnya diajukan ke DPRD untuk dibahas dan disetujui menjadi perda tentang RPJMD. Setelah disetujui, maka Ranperda tentang RPJMD dievaluasi oleh Menteri Dalam Negeri. Hasil evaluasi Menteri Dalam Negeri menjadi dasar penyempurnaan Ranperda tentang RPJMD, yang selanjutnya ditetapkan dengan Perda tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023.
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Jawa Barat menjadi dokumen yang sangat strategis, antara lain:
1. Media untuk mengimplementasikan janji Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih yang telah disampaikan pada saat kampanye kepada seluruh masyarakat.
2. Penjabaran pelaksanaan RPJPD Jawa Barat 2005-2025 periode/tahap keempat.
3. Pedoman pembangunan selama 5 (lima) tahun.
4. Pedoman penyusunan rencana kerja tahunan (RKPD) Provinsi Jawa Barat.
5. Instrumen pengendalian bagi satuan pengawas internal (SPI) dan Bappeda.
6. Instrumen mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala perangkat Daerah selama 5 (lima) tahun.
7. Pedoman penilaian keberhasilan Pemerintahan Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan kewenangan urusan Pemerintahan Daerah yang dimiliki.
8. Pedoman penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Selanjutnya, RPJMD yang disusun akan menjadi dasar bagi seluruh perangkat Daerah dalam menyusun Renstra Perangkat Daerah tahun 2018-2023. Dengan demikian, tercipta keselarasan antara perencanaan strategik di RPJMD dengan perencanaan operasional di perangkat Daerah, dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, sekaligus sebagai perwujudan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Provinsi Jawa Barat.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat berlandaskan pada beberapa dasar hukum, sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31,
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐6
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4287);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 09 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐7
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2oo8 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tatacara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20105- 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
13. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Proyek Strategis Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 119);
14. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐8 I – PENDAHULUAN I ‐8
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 459);
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 24 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 87);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 28 Tahun 2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010-2029;
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 12 Seri E); dan
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 6 Seri E).
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐9
1.3. Hubungan Antar Dokumen
1.3.1. Hubungan RPJMD Provinsi Jawa Barat dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat memperhatikan RPJMN sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Meneteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017. Memperhatikan RPJMN 2015-2019 dilakukan melalui penyelarasan pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah Daerah provinsi dengan arah, kebijakan umum, serta prioritas pembangunan Nasional, arah kebijakan, dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan karakteristik Daerah.
1.3.2. Hubungan RPJMD Provinsi Jawa Barat dengan RPJPD, RKPD, Renstra-PD dan Renja-PD
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat 2005-2025 yang memuat visi, misi dan arah kebijakan pembangunan Daerah selama 20 tahun ke depan merupakan pedoman bagi penyusunan RPJMD. Penyusunan Rancangan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023 berpedoman pada arah kebijakan pembangunan tahap III dan IV RPJPD Provinsi Jawa Barat 2005-2025.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra- PD). Renstra-PD merupakan rencana kerja lima tahunan yang menjabarkan perencanaan kerja dan kinerja tahunan perangkat Daerah untuk menunjang pencapaian visi, misi dan sasaran pembangunan jangka menengah sebagaimana termuat dalam RPJMD serta penyelenggaraan Pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi. Penjabaran rencana tahunan perangkat Daerah termuat dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD) setiap tahun selama 5 (lima) tahun.
Selanjutnya, RPJMD sebagai dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐10 I – PENDAHULUAN I ‐10
1.3.3. Hubungan RPJMD Provinsi Jawa Barat dengan RTRW Provinsi Jawa Barat
Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat 2009-2029, yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029. Berpedoman pada RTRW dimaksudkan untuk menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan struktur dan pola pemanfaatan ruang.
1.3.4. Hubungan RPJMD Provinsi Jawa Barat dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Provinsi Jawa Barat
Salah satu dokumen yang ditelaah dalam penyusunan RPJMD yaitu Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS adalah kajian yang memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar pembangunan dengan memperhatikan potensi dampak pembangunan melalui penyusunan rekomendasi perbaikan berupa antisipasi, mitigasi, adaptasi dan/atau kompensasi program dan kegiatan (dalam Renstra-PD).
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐11
1.4. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan rancangan teknokratik RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023 adalah memberikan rancangan arah pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat lima tahun kedepan yang holistik- tematik, integratif dan berbasis spasial berdasarkan capaian pembangunan, permasalahan dan isu strategis pembangunan, serta kemampuan keuangan Daerah.
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan rancangan teknokratik RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023, yaitu:
1. Menelaah kinerja pembangunan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat 2013-2018.
2. Menelaah kinerja keuangan masa lalu dan menganalisis kerangka pendanaan Daerah untuk 5 (lima) tahun kedepan.
3. Merumuskan permasalahan pembangunan Daerah berdasarkan capaian kinerja pembangunan Daerah provinsi beberapa tahun terakhir.
4. Merumuskan isu-isu strategis pembangunan lima tahun kedepan dengan mempertimbangkan aspek internal dan eksternal Provinsi Jawa Barat.
5. Merumuskan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan pembangunan Provinsi Jawa Barat lima tahun kedepan.
6. Merumuskan indikasi rencana program prioritas pembangunan Daerah beserta indikator kinerjanya untuk melaksanakan strategi dan arah kebijakan.
1.5. Sistematika Penulisan
Rancangan teknokratik RPJMD Provinsi Jawa Barat disusun dalam
8 (delapan) bab, sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang, dasar hukum, hubungan antar dokumen, maksud dan tujuan, serta sistematika penyusunan rancangan teknokratik RPJMD.
Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐12
Bab ini memuat gambaran umum kondisi Daerah beberapa tahun terakhir yang disajikan dalam 4 (empat) aspek yaitu aspek geograsi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing Daerah. Selain itu, bab ini memuat evaluasi hasil RPJPD, RPJMD periode lalu yang dilengkapi dengan analisis faktor penghambat dan faktor pendukung, serta pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s).
Bab III. Gambaran Keuangan Daerah
Bab ini memuat kondisi dan kinerja pengelolaan keuangan Daerah beberapa tahun terakhir sebagai dasar untuk merancang kerangka pendanaan untuk membiayai pembangunan selama 5 (lima) tahun yang akan datang.
Bab IV. Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Bab ini memuat rangkaian proses yang menghasilkan isu-isu strategis pembangunan Daerah. Tahapan dimulai dengan perumusan permasalahan pembangunan, dilanjutkan dengan menelaah dokumen perencanaan lainnya maupun kebijakan/isu di tingkat interNasional, Nasional, regional maupun di internal Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan berbagai telaahan tersebut, maka dirumuskan dan ditetapkan isu-isu strategis bagi pembangunan Jawa Barat 5 (lima) tahun yang akan datang.
Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Bab ini memuat rumusan visi dan misi pembangunan jangka mdenengah berdasarkan visi dan misi kepala Daerah terpilih. Selanjutnya misi dijabarkan ke tujuan dan sasaran serta indikator kinerja tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah secara teknokratik.
Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Bab ini menyajikan rumusan strategi dan arah kebijakan pembangunan termasuk intergrasinya dengan arahan pemanfaatan ruang untuk 5 (lima) tahun yang akan. Selanjutnya, ditetapkan program pembangunan Daerah yang akan menunjang pencapaian sasaran pembangunan sesui dengan strategi yang telah dipilih.
Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐13
Bab ini memuat program perangkat Daerah yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun pembangunan Jawa Barat, disertai dengan pendanaannya yang bersifat indikatif.
Bab VIII. Kinerja Penyelenggaran Pemerintahan Daerah
Bab ini memuat kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang diwakili oleh Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang disajikan beserta target setiap tahun sampai dengan Tahun 2023.
Bab IX Penutup
Bab ini memuat hal-hal yang perlu untuk dilaksanakan dan diperhatikan untuk pelaksanaaan RPJMD secara terpadu dan berkesinambungan.
BAB
I – PENDAHULUAN I ‐14
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah 35.377,76 Km 2 dengan garis pantai sepanjang 857,55 km (pesisir selatan Jawa Barat berbatasan dengan Samudera Hindia sepanjang 445,9 km; pesisir utara Jawa Barat berbatasan dengan Laut Jawa sepanjang 411,64 km).
Secara administratif pemerintahan, wilayah Provinsi Jawa Barat terbagi ke dalam 27 kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten dan 9 Kota, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan Pangandaran serta Kota Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya dan Kota Banjar. Wilayah Provinsi Jawa Barat terdiri atas 627 kecamatan, 645 kelurahan dan 5.312 desa, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi DKI
Jakarta
b. Sebelah Barat
: berbatasan dengan Provinsi Banten
c. Sebelah Timur : berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah d. Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Samudera Hindia
Tabel 2.1
Banyaknya Kecamatan, Desa dan Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Luas wilayah
No Kabupaten/Kota
II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II ‐1
Luas wilayah
No Kabupaten/Kota
39 - 351 7 Ciamis
23 7 180 17 Bandung Barat
1.224,88
16 - 165 18 Pangandaran
1.305,77
10 - 93 19 Kota Bogor
1.010,00
6 68 - 20 Kota Sukabumi
118,50
7 33 - 21 Kota Bandung
48,25
30 151 - 22 Kota Cirebon
167,67
5 22 - 23 Kota Bekasi
37,36
12 56 - 24 Kota Depok
206,61
11 63 - 25 Kota Cimahi
200,29
3 15 - 26 Kota Tasikmalaya
39,27
10 69 - 27 Kota Banjar
Jawa Barat
Sumber : Permendagri Nomor 137 Tahun 2017
Kabupaten Sukabumi merupakan wilayah kabupaten terluas di
Provinsi Jawa Barat dengan luas 4.145,70 Km 2 atau sekitar 11,72 persen terhadap luas wilayah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan wilayah terkecil di Provinsi Jawa Barat adalah Kota Cirebon yaitu seluas 37,36 Km 2 atau 0,11 persen terhadap luas wilayah Provinsi Jawa Barat.
2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis
Secara Geografis Provinsi Jawa Barat terletak pada posisi 104°48" - 108°48" Bujur Timur dan 5°50" - 7°50" Lintang Selatan. Jawa Barat merupakan daratan yang dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan, wilayah lereng bukit yang landai di tengah, wilayah dataran luas di utara, dan wilayah aliran sungai.
BAB
II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II ‐2
Gambar 2.1 Peta Provinsi Jawa Barat
Sumber: Badan Informasi Geospasial Tahun 2017
2.1.1.3. Topografi
Secara topografis Jawa Barat berupa wilayah pegunungan curam (9,5%) yang terletak di bagian selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500
m di atas permukaan laut, serta wilayah lereng bukit yang landai (36,48%) yang terletak di bagian tengah dengan ke nggian 10-1.500 m dpl, dan wilayah daratan landai (54,02%) yang terletak di bagian utara dengan ke nggian 0-10 m dpl. Kondisi fisik dasar pesisir utara Jawa Barat yang terdiri atas dataran pantai dan rawa alluvial pantai dengan kemiringan lereng 0% – 5% , merupakan daerah yang bertopografi landai, perairan dangkal, memiliki substrat lumpur, berpasir dan berawa, pola arus yang dipengaruhi arus laut Jawa, serta bervegetasi mangrove dan terumbu karang. Sungai sungai yang bermuara ke Pantura diantaranya Sungai Cimanuk Cipunagara, Citarum, Kali Bekasi, Pagadungan, Cilamaya, Ciasem, Kali Beji, Cipanas, Cimanggis, Ciwaringin, Kali Bunder, Bangkaderes, dan Cisanggarung. Perairan laut relatif tenang menjadi
BAB
II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II ‐3 II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II ‐3
Perbedaan kondisi fisik tersebut menjadi faktor yang mempengaruhi ketimpangan perkembangan wilayah antara pesisir utara dan selatan. Sungai-sungai yang bermuara ke Pansela di antaranya sungai Citepus, Cimandiri, Cikaso, Cibuni, Cisokan, Cisadea, Ciujung, Cipandak, Cilaki, Cikandang, Cipalebuh, Cikaengan, Cisanggiri, Cipatujah, Ciwulan, Cimedang, Cijulang, dan Citanduy. Selain itu, wilayah Pansela ini terletak di Lempeng Eurosia dan Lempeng Australia yang merupakan zona aktif gempa dan berpotensi bencana tsunami. Ancaman lainnya adalah gelombang laut pasang, akresi dan abrasi, sedimentasi yang besar di muara-muara sungai yang menyebabkan pendangkalan, penyumbatan aliran sungai, rawan banjir bandang, erosi sungai, dan terbentuknya delta baru. Abrasi yang telah terjadi sejak lama terdapat di Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi Wilayah pesisir dan laut Jawa Barat pun memiliki pulau-pulau kecil, di pesisir selatan pesisir Pulau Nusamanuk dan Batu kolotok serta di pesisir utara, yaitu Gugusan Pulau Biawak.
2.1.1.4. Klimatologi
Fenomena curah hujan di Jawa Barat menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dipengaruhi oleh tipologi Monsun yang secara umum memiliki pola hujan rata-rata bulanan dengan satu puncak hujan maksimum yaitu pada Januari atau Desember dan minimum pada bulan Agustus. Rata-rata hujan setiap bulan menunjukkan perbedaan
BAB
II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II ‐4 II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II ‐4
Jawa Barat menurut data BMKG di atas berada pada rentang curah hujan 1.500 - 4.000 mm per tahun dengan persebaran curah hujan terendah berada di wilayah Utara (pantura Bekasi s.d Cirebon dan Kuningan) dan sebagian wilayah Tengah Jawa Barat (Sukabumi, Cianjur, Bandung, dan Garut, dsk). Sedangkan sebaran curah hujan tinggi melingkupi wilayah Barat-Selatan (Bogor dan Sukabumi), wilayah Tengah (Purwakarta, Subang, Sumedang, dsk) serta wilayah Timur-Selatan (Tasikmalaya, Kuningan, Ciamis, dan Pangandaran).
Mencermati karakteristik curah hujan tersebut, maka perlu diperhitungkan secara seksama terkait ketersediaan air baku terutama di wilayah Utara Jawa Barat sebagai kawasan lahan pertanian pangan beririgasi teknis dan merupakan kawasan lumbung padi Nasional di saat puncak kemarau. Sedangkan untuk wilayah Selatan, curah hujan yang tinggi perlu menjadi perhatian mengingat wilayah ini memiliki kerentanan terhadap bencana longsor dan gerakan tanah, sehingga pengelolaan/manajemen lahan berbasis konservasi menjadi hal penting untuk dilakukan.
Secara kewilayahan, potensi sumber daya air terdistribusi pada setiap Wilayah Sungai (WS) baik kewenangan Nasional/Pusat maupun kewenangan Provinsi. Wilayah sungai kewenangan pemerintah Pusat meliputi WS. Ciliwung-Cisadane, WS. Citarum, WS. Cimanuk- Cisanggarung, dan WS. Citanduy. Sementara wewenang dan tanggung jawab pemerintah Provinsi Jawa Barat meliputi WS Cisadea-Cibareno, dan WS Ciwulan-Cilaki Tipologi curah hujan memiliki keterkaitan terhadap potensi sumber daya air pada aliran-aliran sungai yang ada di Provinsi Jawa Barat.
BAB
II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II ‐5
Dari perhitungan curah hujan yang turun di bumi Jawa Barat sepanjang tahun, dapat menghasilkan potensi sumber daya air permukaan (sungai induk dan anak sungainya) mencapai rata-rata 48.023,78 juta m3/tahun dalam kondisi normal. Sementara itu, angka ketersediaan air permukaan berdasarkan debit 90 Tahunan (Q90) adalah sebesar 43.773,02 juta m3/tahun, berdasarkan debit 80 tahunan (Q80) adalah sebesar 37.095,83 juta m3/tahun, dan berdasarkan debit 50 tahunan (Q50) adalah sebesar 34.013,40 juta m3/tahun. Berdasarkan data ini, dapat dicermati bahwa dalam rentang waktu siklus SDA yang semakin pendek, menunjukkan bahwa ketersediaan air permukaan juga semakin menurun.
2.1.1.5. Penggunaan Lahan
Wilayah Jawa Barat memiliki lahan yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Karakteristik lahan petanian inilah yang menentukan naik turunnya produksi hasil pertanian dan juga keragamannya. Lahan pertanian terdiri dari lahan sawah dan lahan bukan sawah (tegal, ladang, hutan, perkebunan, kolam dan lain-lain). Sedangkan lahan bukan pertanian terdiri dari rumah, bangunan, halaman sekitarnya; hutan negara; rawa-rata (tidak ditanami); dan lainnya.