Pancasila sebagai Filsafat (1). docx

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Pendidikan Pancasilayang dibina Bapak Dr.Hariyono.M.Pd dan Bapak Rintani
Johan Pradana S.Pd

Oleh:
Muhammad Faruq (140732600908)
Sefty Kurnia Sari (140732601997)
Sri Hardi Sunu Pamungkas (140732600927)
Yogaswara Fajar Buwana (140732600908)

I

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PRODI ILMU SEJARAH
September 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan sebuah pemikiran yang luar
biasa dari para pendiri bangsa. Keberagaman Indonesia yang sedemikian
banyaknya dapat disatukan melalui Pancasila. Bahkan Pancasila dapat berdiri
dengan kuatnya selama perang dingin. Dan Pancasila juga mampu berdiri tegak
ditengah himpitan dua ideologi besar dunia, yakni Liberalisme dan Komunisme.
Inilah kelebihan dari dasar negara Indonesia ini.
Namun sayangnya penyalahgunaan Pancasila di masa orde baru menjadikan
pandangan seolah Pancasila hanyalah produk rezim orde baru yang otoriter.
Terutama di masa setelah reformasi, Pancasila semakin di jauhi. Jika di masa orde
baru Pancasila diagung-agungkan, maka setelah reformasi Pancasila tak dilirik.
Sedikit orang yang percaya diri mengatakan dirinya seorang Pancasilais.
Semakin menjauhnya Pancasila dari kehidupan bangsa dan negara memang
patut disayangkan. Banyak dari para pemuda sekarang yang kurang mengerti
tentang Pancasila. Terutama bagi mereka yang membenci rezim Orde Baru.
Padahal Orde Baru hanya memanfaatkan Pancasila, bukan mencerminkan perilaku
Pancasila seutuhnya.
Oleh karena itulah kami menyusun makalah ini dengan harapan agar para

pembaca lebih memahami filsafat yang terkandung di dalam Pancasila.
B.
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Apa definisi Pancasila sebagai filsafat ?
Apa itu Pancasila sebagai suatu sistem filsafat ?
Bagaimana cara meneladani Pancasila sebagai filsafat ?

C.
1.
2.
3.

Tujuan :
Mendeskripsikan arti Pancasila dalam Filsafat.
Mendeskripsikan arti Pancasila sebagai suatu sistem filsafat.
Mengidentifikasi cara meneladani Pancasila sebagai filsafat.


BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
Pancasila berasal warisan nilai-nilai luhur bangsa yang sejak dahulu telah
hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Hariyono (2014:151)
menyatakan bahwa “…. jiwa dan roh Pancasila sudah hidup dan berkembang
dalam masyarakat Nusantara sejak lama”. Oleh karena itu tak heran jika nilai-nilai
dalam Pancasila merupakan kebiasaan yang diterapkan secara turun-temurun serta
merupaka sifat asli dari bangsa Indonesia, hal ini membuat Pancasila dekat
dengan kehidupan bangsa Indonesia. Karena Pancasila benar-benar produk asli
Indonesia.
Sebagai produk asli Indonesia, sudah sewajarnya bangsa Indonesia memahami
dan mengamalkan dengan baik sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Karena
Pancasila merupakan bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia. Memahami
Pancasila akan menjadikan bangsa Indonesia bangga dengan identitasnya. Selain
itu tentunya akan membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme. Memahami
bukan sekedar menghafal sila-sila yang terkandung dalam Pancasila, namun juga
memahami dan mengamalkan sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Dalam

hal ini adalah memahami makna filsafat Pancasila.
Definisi Pancasila sebagai filsafat adalah Pancasila sebagai filsafat negara
lahir dari cita-cita bersama dari bangsa Indonesia, serta memberi hakekat
pengetahuan ilmiah. Jadi dapat dikatakan bahwa Pancasila memberikan hakekat
dasar ilmu pengetahuan.
B. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing
saling terkait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam
Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang
hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia,
hubungan manusia dengan lingkunganya. Menurut Driyakarya, Pancasila
memperoleh dasarnya pada eksitensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan
hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia.
Dalam Pancasila tersimpul hal-hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena
itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.

Pancasila sebagai suatu sistem Filsafat memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakanya dengan sistem
filsafat lain.
1. Secara ontologis

Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakekat dasar dari sila-sila Pancasila. Menurut Notonagoro hakekat dasar
ontologis Pancasila adalah manusia. Sebab manusia sebagai subyek hukum pokok
dari Pancasila. Hakekat manusia adalah semua kompleksitas makhluk individu
sekaligus sebagai makhluk sosial
2. Secara epistemologis
Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan untuk mencari hakekat Pancasila
sebagai suatu sistem pengetahuan. Menurut Titus terdapat tiga persoalan mendasar




dalam epistemologi, yaitu
Tentang sumber pengetahuan manusia.
Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia.
Tentang watak pengetahuan manusia.

3. Secara aksiologis
Pancasila sebagai aksiologis memiliki arti yaitu, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila pada hakekatnya merupakan satu-kesatuan.

Semua yang terdapat dalam Pancasila memiliki makna dan arti. Oleh
karena itu Pancasila merupakan suatu ideologi yang penuh arti dari berbagai segi.
Memahami Pancasila akan membuat orang semakin bijak dan bangga dengan
identitasnya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Secara langsung maupun tidak
langsung akan membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme. Namun tetap
harus menghindari sifat Chauvinisme.
C. CARA MENELADANI PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
Pancasila sebagai sitem filsafat memiliki banyak hal yang harus diteladani
oleh bangsa Indonesia. Bukan sekedar menghafal ataupun menghayati saja. Tetapi
juga di amalkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Cara meneladani
Pancasila sebagai filsafat adalah sebagai berikut:
1. Meyakini keberadaan Tuhan YME

Sesuai sila pertama Pancasila, bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius
dan mengakui keberadaan Tuhan YME. Atheisme atau sejenisnya bukanlah
kepribadian bangsa. Selain itu, banyak yang mengatakan filasafat adalah salah
satu cara untuk lebih dekat dengan Tuhan YME. Dan oleh sebab itu orang yang
mengamalkan Pancasila akan semakin religius sesuai agama yang dianutnya..
2. Menumbuhkan rasa nasionalisme dan ikut mendukung integrasi bangsa
Sesuai sila ketiga, Pancasila adalah sarana untuk mengembangkan rasa

nasionalisme dan patriotisme. Orang yang memahami Pancasila akan merasakan
perbedaan Pancasila dengan ideologi-ideologi lainya. Sebut saja Liberalisme,
Komunisme ataupun Fasisme. Liberalisme bertentangan dengan sila kelima,
Komunisme bertentangan dengan sila pertama dan sila keempat, sedangkan
Fasisme bertentangan dengan sila kedua dan sila keempat. Sehingga dengan
memahami Pancasila, orang akan merasa bangga karena Pancasila adalah produk
asli bangsa Indonesia yang mampu berdiri diatas ideolog-ideologi lainya. Bahkan
lebih baik dari ideologi-ideologi tersebut.

Sehingga kebanggaan rasa

keindonesiaan ini akan menumbuhkembangkan nasionalisme..
3. Saling-tolong menolong dan menghargai perbedaan pendapat
Sesuai sila kedua dan kelima, sebagai bangsa Indonesia kita sewajarnya
saling tolong menolong dan menghargai perbedaan pendapat. Kita sewajarnya
memandang perbedaan pendapat merupakan suatu berkah. Karena jika pendapat
berbeda, maka ide yang dikeluarkan semakin banyak. Dan tentu lebih banyak
pilihan atau cara untuk membangun bangsa. Walaupun pada masa orde baru yang
katanya melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen perbedaan pendapat
kurang dihargai. Namun hal itu adalah karakteristik Orde Baru yang melenceng

dari Pancasila, bukan karakteristik Pancasila. Dengan keberhasilan reformasi,
membuat perbedaan pendapat lebih dihargai. Karena pada dasarnya reformasi
adalah tuntutan kebebasan.
4. Peduli pada bangsa serta tidak apatis
Perwujudan sila keempat, yakni ikut aktif dalam mengawasi atau ikut
berpartisipasi jalannya pemerintahan. Sebagai contoh ikut berpartisipasi dalam
pemilu. Yang berarti turut menentukan nasib bangsa serta peduli pada bangsa.
5. Toleransi

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragam atau multikultural. Oleh
karena itu sikap toleransi harus ditumbuhkan. Pancasila sebagai perwujudan sikap
toleransi, sudah sewajarnya dijadikan pedoman atau pandangan hidup bangsa.
6. Mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi
Ciri kemajuan bangsa adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
jaman globalisasi ini iptek menjadi komponen utama dalam pergaulan ataupun
pengetahuan. Budaya dari luar yang tidak sesua dengan kepribadian bangsa juga
banyak yang masuk. Jika ingin mempertahankan jati dirinya maka bangsa
Indonesia harus mempertahankan Pancasila dari gempuran Kapitalisme dan
Hedonisme. Oleh karena itu iptek harus dikembangkan untuk menghadapi
persaingan global. Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, nilai-nilai dalam

Pancasila juga turut berkembang sesuai dengan keadaan jaman. Perlu
diperhatikan, yang berkembang hanyalah nilainya bukan sila-silanya. Sehingga
Pancasila lebih adaptif terhadap perubahan zaman.
Sebenarnya banyak cara untuk meneladani filsafat dalam Pancasila.
Namun semua itu tidak ada artinya kalau hanya dipahami saja. Oleh karena itu,
pengamalan Pancasila dirasa perlu untuk dilakukan, demi terwujudnya cita-cita
bangsa Indonesia sesuai pembukaan UUD 1945.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mempunyai banyak arti yang
terkandung di dalamnya. Namun sejak runtuhnya Orde Baru, Pancasila seolah
dijauhi karena dianggap sebagai produk Orde Baru atau setidaknya mencerminkan
sifat-sifat Orde Baru. Hal itu tentu saja tidak benar. Orde Baru hanya
memanfaatkan Pancasila demi kelanggengan kekuasaanya sendiri. Orde Baru
hanya mengatasnamakan Pancasila bukan mencerminkan Pancasila. Jadi tidak ada
alasan untuk membenci Pancasila. Oleh karena itu memahami Pancasila sangat
penting sebagai kebanggaan identitas nasional,

Salah satu hal yang harus dipahami adalah makna filsafat dalam Pancasila.
Karena suatu ideologi tidak akan pernah bisa lepas dari filsafat. Oleh karena itu
sebagai ideologi, Pancasila memiliki keterakaitan yang sangat erat dengan ilmu
filsafat. Oleh karena itu dengan memahami Pancasila sebagai filsafat, maka juga
akan

memahami

hakikat

Pancasila

yang

sebenarnya.

Sehingga

akan


menyelamatkan jati diri bangsa dari terjangan globalisasi ataupun westernisasi.
B. SARAN
Memegang teguh nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan di era globalisasi saat
ini. Mengingat begitu mudahnya paham-paham asing masuk, baik yang
mengatasnamakan kebebasan, kerakyatan, maupun mengatasnamakan agama.
Oleh karena itu mempelajari Pancasila merupakan sebuah kewajiban bagi bangsa
Indonesia ditengah guncangan arus deras globalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Hariyono. 2014. Ideologi Pancasila: Roh Progresif Nasionalisme Indonesia.
Malang: Intrans Publishing.

Pengertian Filsafat Pancasila, (Online),
(http://pendidikankewarganegaraans.blogspot.com/2012/12/pengertianfilsafat-pancasila.html?m=1), diakses 06 September 2014 pukul 10.05
WIB.
Ontologi, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/ontologi), diakses 06
September 2014 pukul 11.20
Epistemologi, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/epistemologi), diakses
06 September 2014 pukul 11.32 WIB.
Aksiologi, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/aksiologi), diakses 06
September 2014 pukul 11.50 WIB.
Pancasila sebagai Filsafat Bangsa, (Online),
(http://bening-share4all.blogspot.in/2013/09/pancasila-sebagaibangsa.html), diakses 07 September 2014 pukul 08.11 WIB.