MENGGAGAS PENDIDIKAN INFORMAL INVESTASI (1)

LOMBA KARYA TULIS EKONOMI ISLAM
JUDUL
MENGGAGAS PENDIDIKAN INFORMAL
INVESTASI SYARIAH TERHADAP ANAK USIA
MATANG UNTUK SIGNIFIKANSI PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA DI MASA DEPAN
HALAMAN JUDUL

Diajukan oleh:
Muhammad Ubaidillah
Rahasanica Nariswari Pratiwi
Dwi Swasana Ramadhan

NIM. 12030111130043
NIM. 12030111130140
NIM. 12030112130287

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013


1

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena hanya dengan
ridho,rahmat, hidayah dan kemudahan-Nya penulisan karya tulis yang berjudul ”
Menggagas Pendidikan Informal Investasi Syariah Terhadap Anak Usia Matang
untuk Signifikansi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Masa Depan“ dapat
penulis selesaikan.
Penulisan karya tulis ini mencoba memberikan alternatif gagasan kepada
masyarakat dalam mensosialisasikan investasi syariah. Selain itu juga kegiatan
sosialisasi investasi syariah kepada masyarakat ini dapat meningkatkan
pertumbuhan perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Dengan
demikian dapat meningkatkan perekonomian Indonesia di masa yang akan
mendatang yang berbasis kepada investasi syariah.
Penulis menyadari sebagai manusia pasti memiliki kekurangan, untuk itulah
apabila dalam penulisan ini terdapat kekurangan, penulis menerima saran dan
kritik yang membangun guna kesempurnaan karya tulis ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang senantiasa memberikan doa,
semangat, moril, maupun spiritual dan materil..

2. Dosen pembimbing yang telah membimbing dalam penyusunan karya
tulis ini.
3. Kelompok Studi Ekonomi Islam(KSEI) yang telah memberi kesempatan
dan dukungannya kepada penulis.
4. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
Atas segala bantuan yang diberikan dalam penulisan ini, penulis hanya bisa
berdoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan amal kebaikan yang
berlipat amin.
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ekonomi islam ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat, khususnya penulis pribadi.

Semarang, 15 November 2013

Penulis

2

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
RINGKASAN ......................................................................................................... 4
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 5
1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 6
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 6
1.4. Luaran yang Diharapkan .......................................................................... 6
1.5. Manfaat ..................................................................................................... 6
Bab II....................................................................................................................... 7
Telaah Pustaka ........................................................................................................ 7
2.1. Pengertian Uang Saku .................................................................................. 7
2.2. Tujuan & Manfaat Uang Saku ...................................................................... 7
2.3. Saat yang Tepat Memberikan Uang Saku .................................................... 7
2.4. Kebijakan-kebijakan dalam Memberikan Uang Saku .................................. 7
2.5. Tahap Perkembangan Kognitif Anak ........................................................... 8
2.6. Antara Menabung dan Investasi ................................................................... 9
2.7. Pandangan Islam dalam Investasi ................................................................. 9

2.8. Pilihan Investasi ......................................................................................... 10
2.9. Strategi Dakwah Rasulullah ....................................................................... 11
2.10. Prinsip Jual-beli dalam Islam ................................................................... 12
BAB III ................................................................................................................. 13
METODE PENULISAN ....................................................................................... 13
3.1. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 13
3.2. Teknik Pengolahan Data ............................................................................ 13
3.3. Teknik Analisis Data .................................................................................. 13
BAB IV ................................................................................................................. 14
PEMBAHASAN ................................................................................................... 14
4.1. Kondisi Pemahaman Masyarakat dalam Mendidik Anak untuk Mengelola
Kelebihan Uang Saku ........................................................................................ 14
4.2. Pentingnya Sosialisasi Investasi Syariah pada Anak ................................. 16
4.3. Analisis Strategi Investasi Syariah terhadap Demografi Kependudukan ... 17
4.4. Tahap-tahap Sosialisasi Investasi Syariah pada Anak................................ 19
BAB V................................................................................................................... 21
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 21
5.1. KESIMPULAN .......................................................................................... 21
5.2. SARAN ...................................................................................................... 21
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 22


3

RINGKASAN
Jika dilihat dari demografi kependudukan, negara Indonesia merupakan
negara dengan mayoritas penduduknya muslim, sehingga seharusnya investasi
syariah berkembang pesat di indonesia. Demografi kependudukan masyarakat
indonesia berdasarkan usia berbentuk kerucut dengan mengembung di bagian
bawah. Sehingga muncul adanya peluang dan potensi untuk mensosialisasikan
investasi syariah sejak dini di usia 9-14 tahun.
Tujuan dari karya tulis ekonomi islam ini adalah menganalisis preferensi
terhadap penggunaan dana keuangan anak usia 9-14 tahun, menentukan strategi
investasi syariah berdasarkan sturuktur demografi kependudukan di Indonesia,
menentrukan cara menerpakan kesadaran berinvestasi syariah pada anak usia 9-14
tahun
Teori-teori yang digunakan untuk dapat menganalisis permasalahannya
antara lain teori tentang uang saku pada anak, teori tahap-tahap pengembangan
anak, teori tentang investasi yang islami, jual beli yang dilarang dan strategi
dakwah rasulullah Saw.
Karya tulis disusun berdasarkan data sekunder yang diperoleh dengan teknik

studi pustaka dan pengamatan. Pengolahan data dilakukan dengan teknik input,
proses dan output. Data dan fenomena yang diamati dijadikan sebagai input,
kemudian diproses dengan teknik deskriptif dan disajikan berupa karya tulis
ilmiah. Analisis yang terdapat dalam karya tulis ini menggunakan analisis
deskriptif kualitatif sehingga menghasilkan pembahasan yang lengkap dan
mendalam.
Pembahasan mengenai kondisi pemahaman dalam mendidik anak untuk
mengelola kelebihan uang saku. Penulis mengidentifikasi strategi sosialisasi
investasi syariah berdasarkan struktur demografi. Berdasarkan struktur demografi
indonesia penulis memilih segmentasi penduduk usia 9-14 tahun untuk memulai
memahami investasi syariah. Penanaman strategi anak usia 9-14 tahun dibagi
menjadi beberapa tahap.
Kesimpulan dari karya tulis ekonomi islam ini adalah Anak usia 9-14 tahun
merupakan unsur yang termasuk banyak dalam piramida penduduk Indonesia
tahun 2010. Dengan mulai mensosialisasikan investasi syariah kepada anak usia
9-14 tahun diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di
masa yang akan datang berdasar investasi syariah.
Rekomendasi yang penulis berikan yaitu Orang tua harus benar-benar
memperhatikan pendidikan anak khususnya dalam penggunaan uang saku
anaknya.Guru membantu membimbing dan mengawasi penerapan investasi

syariah murid-muridnya

4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kini investasi syariah merupakan jenis investasi yang mulai ramai
diperbincangkan di Indonesia, diperkuat lagi setelah munculnya investasi
patungan usaha yang didirikan oleh ustad yusuf mansur sehingga investasi syariah
semakin ramai diperbincangkan. Sistem investasi yang menggunakan dasar
syariah islam merupakan jalan dakwah islam sekaligus sebagai jawaban dari
banyaknya investasi konvensional di negara dengan penduduk muslim terbesar di
dunia sekaligus sebagai jalan keluar banyaknya investasi palsu yang tidak sesuai
dengan tuntunan islam serta merugikan bagi yang melakukan investasi. Investasi
syariah menggunakan dasar al-qur’an dan hadist, sehingga dapat menghindarkan
diri dari unsur-unsur riba serta menghindarkan diri dari segala sesuatu yang
dilarang oleh islam.
Telah lebih dari satu dekade investasi syariah berkembang di Indonesia,

namun peminat terhadap Investasi syariah masih tergolong rendah. Jika dilihat
dari demografi kependudukan, negara Indonesia merupakan negara dengan
mayoritas penduduknya muslim, sehingga seharusnya investasi syariah
berkembang pesat di indonesia. Namun, pada kenyataanya banyak investasi
konvensiaonal yang lebih menjanjikan dalam mendapatkan pengembalian modal
beserta bonus yang besar sehingga investasi konvensional lebih diminati.
Hal yang perlu diperhatikan saat ini adalah bagamina untuk
mensosialisasikan investasi syariah kepada masyarkat Indonesia. Perlu
ditanamkan kepada masyarakat indonesia bahwa investasi syariah dapat
menghindarkan diri dari unsur-unsur riba dan segala sesuatu yang dilarang olwh
islam. Selain itu, perlu juga ditanamkan bahwa bukan hanya keuntungan besar
sesaat yang di kejar tetapi juga keberkahan harta yang perlu diraih.
Mengingat demografi kependudukan manyarkan indonesia berdasarkan usia
berbentuk kerucut dengan mengembung di bagian bawah. Sehingga muncul
adanya peluang dan potensi untuk mensosialisasikan investasi syariah sejak dini
di usia 9-14 tahun yang berdampak pula kepada masyarakat indonesia mendatang
untuk memiliki kesadaran melakukan investasi syariah yang terbebas dari unsurunsur riba serta terbebas dari segala sesuatu yang dilarang. Selain itu,
memunculkan juga pemahaman bukan hanya sekedar keuntungan sesaat yang
dikejar tetpi keberkahan yang diraih.
Sosilaisasi investasi syariah sangat penting dilakukan sejak dini guna

meningkatkatkan kesadaran masyarakat Indonesia di masa mendatang tentang
investasi syariah juga berguna bagi pertumbuhan perekonomian indonesia
mendatang.

5

1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang
dimuncukan adalah:
1. Bagaimana preferensi penggunaan dana keuangan anak usia 9-14
tahun?
2. Bagaimana strategi investasi syariah berdasarkan struktur demografi
kependudukan?
3. Bagaimana menerapkan kesadaran berinvestasi secara syariah pada
anak usia 9-14 tahun?

1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan karya tulis
ini adalah:
1. Menganalisis preferensi terhadap penggunaan dana keuangan anak usia

9-14 tahun.
2. Menentukan strategi investasi syariah berdasarkan sturuktur demografi
kependudukan di Indonesia.
3. Menentrukan cara menerpakan kesadaran berinvestasi syariah pada
anak usia 9-14 tahun.
1.4. Luaran yang Diharapkan
Maksud dari karya tulis ekonomi islam ini adalah untuk menganalisis,
menentukan strategi, dan menentukan cara dalam menanamkan kesadaran
berinvestasi syariah sejak usia dini.
1.5. Manfaat
Dari hasil karya tulis ekonomi islam ini diharapkan kepada pihak –pihak
pemangku kepentingan dapat menerapkan strategi dan cara untuk menanamkan
kesadaran berinvestasi syariah sejak usia dini untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia di masa yang mendatang.

6

Bab II
Telaah Pustaka
2.1. Pengertian Uang Saku

Pertama kita harus mengetahui apa pengertian uang. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia atau KBBI uang berarti alat tukar atau standar pengukur nilai
(kesatuan hitungan) yg sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa
kertas, emas, perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar
tertentu. Sedangkan menurut KBBI juga, uang saku berarti uang yang dibawa
untuk keperluan sewaktu-waktu atau bisa juga berarti uang jajan.
2.2. Tujuan & Manfaat Uang Saku
Uang saku bagi anak mempunyai manfaat sebagai berikut,
1. Sebagai media pembelajaran bagi anak.
Salah satu sarananya dengan mendidik anak melalui pemberian uang
saku.Uang saku punya tujuan sebagai media pembelajaran anak agar dia
dapat mengelola keuangan dengan benar. Ketika anak diajari mengenai
teori mengelola keuangan, anak akan susah memahami. Namun, ketika
dia melakukan praktik mengelola uang secara langsung, dia akan lebih
mudah untuk memahaminya. Mike Rini Sutikno, Perencana Keuangan
di MRE Financial & Business Advisory pernah mengungkapkan bahwa
“Uang saku merupakan simulasi sebelum ia dewasa dan mengelola
keuangan dalam arti sesungguhnya”.
2. Agar anak dapat mencukupi kebutuhan di sekolah secara mandiri.
Seperti apabila anak pulang sekolah melewati jam makan siang, anak
bisa menggunakan uang sakunya untuk jajan. Ia juga dapat membeli
barang kebutuhannya yang mendadak misalnya alat tulisnya hilang atau
rusak, dan terakhir bisa menggunakannya untuk berangkat atau pulang
dari sekolahnya.
2.3. Saat yang Tepat Memberikan Uang Saku
Ketika anak mampu mengekspresikan keinginannya dalam hal-hal yang
bersifat materi, itulah saat Anda perlu memberikan uang saku untuknya. Banyak
orang tua yang melakukan kesalahan dalam mendidik anak dalam hal keuangan,
karena orang tua baru mengajarkannya memegang uang saku ketika anak sudah
besar yaitu usia sekitar 10 tahun. Ketika dia sudah besar, dia banyak terkena
pengaruh dari luar, seperti teman, iklan dari media dan lingkungan eksternal
lainya. Hal tersebut mengakibatkan ia susah menerima nasihat dari orang tua
terutama dalam hal keuangan.
2.4. Kebijakan-kebijakan dalam Memberikan Uang Saku
Mengenai berapa uang saku yang harus diberikan kepada anak, maka orang
tua perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut,
1. Berikan
uang
saku
sesuai
dengan
tahapan
usia
Semakin besar usia anak, pasti akan semakin besar juga uang saku yang
harus diberikan. Anak dengan usia lebih besar juga pasti membutuhkan
lebih banyak asupan makanan sehingga ia butuh uang saku lebih
banyak.
7

2. Jauh dekatnya jarak antara sekolah dan rumah
Anak yang datang dan pergi sekolah bersama dengan orang tuanya pasti
akan berbeda jumlah uang sakunya bila dibandingkan dengan anak yang
harus menggunakan transportasi umum dalam menempuh
perjalanannya.
3. Aktivitas
apa
saja
yang
diikutinya
Anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi lainnya
membutuhkan uang saku ekstra. Selain untuk tambahan uang makan,
tambahan uang saku juga untuk membayar ‘kewajibannya’.
4. Perhatikan juga berapa jumlah didapatkan oleh teman-teman seusianya
Jangan sampai anak menerima jumlah yang terlalu besar atau terlalu
sedikit. Hitunglah jumlah yang sesuai dengan kebutuhan anak.
5. Jangan menerapkan uang saku / uang jajan sebagai tujuan
Dalam arti menjadi fokus anak untuk melihat segala sesuatu hanya
karena uang. Misalnya orang tua memberikan tugas, kemudian anak
sudah mengerjakan dengan baik, maka orang tua memberi uang, yang
secara tidak langsung akan mendidik anak untuk bersedia mengerjakan
tugas dan tanggung jawab tersebut hanya bila ada upah / timbal balik
uang. Berbeda tentunya bila anak bekerja membantu dan terkait dengan
usaha, maka anak mendapatkan upah karena terkait pekerjaan
6. Sesuaikan besaran uang saku dengan kemampuan pendapatan keluarga
Di mana besaran uang saku anak jangan sampai menjadi beban yang
merusak perekonomian keluarga hanya karena lingkungan sekolah anak
mewah. Orang tua wajib melakukan survei dan memahami kondisi
keuangan keluarga dengan bijak dan seimbang dalam penentuan besaran
uang saku.
7. Pemberian uang saku secara teratur
Dengan tujuan menanamkan kepercayaan diri, mulai belajar disiplin dan
efisien dalam penggunaan uang, dan anak tidak memiliki mental untuk
meminta-minta kepada orang tua dalam hal uang saku / uang jajan. Juga
akan membantu mendidik anak dalam mengatur debet dan kreditnya
secara seimbang.
8. Pengadaan pengawasan / audit sederhana serta memberikan bantuan dan
pendidikan secara sederhana kepada anak berupa mengajarkan untuk
melakukan manajemen uang saku. Cukup dengan alat tulis dan buku
untuk menguraikan manajemen keuangan secara sederhana. Serta
pemberian motivasi jika anak mulai mandiri
2.5. Tahap Perkembangan Kognitif Anak
Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:
2.5.1. Tahap Sensorimotor
Pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan refleks, mulai
mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai
kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau
peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan
anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor
terjadi saat usia 0-2 tahun.
2.5.2. Tahapan Pra-operasional

8

Pada tahap ini anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih
terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola
pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk berpikir secara
abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih tetap
terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.
2.5.3. Tahap konkret operasional
Pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya
mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti
menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan
dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional
berlangsung pada usia 7-11 tahun.
2.5.4. Tahap Formal Operasional
Dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja. Dalam
tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu penggunaan
hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan berbagai
masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang
menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak sudah bida menerima
pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti matematika, agama dan
lain-lain.
2.6. Antara Menabung dan Investasi
Istilah manabung dan investasi sering diartikan sebagai istilah yang sama
oleh masyarakat. Namun, menabung dan investasi adalah hal yang berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), menabung merupakan sebuah
kata kerja [v], yang memiliki arti yaitu menyimpan uang (di celengan, pos, dsb).
Secara luas menabung dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menyisihkan
sebagian dari pendapatannya untuk dikumpulkan sebagai cadangan di hari depan
(Rini, 2006). Sedangkan investasi adalah segala macam usaha yang dilakukan
seseorang untuk menambah nilai dari aset-aset yang telah dimiliki. Dalam hal ini
terdapat perbedaan mendasar yaitu menabung adalah untuk jangka waktu yang
relatif singkat, sedangkan investasi itu untuk jangka panjang.
2.7. Pandangan Islam dalam Investasi
Dalam ekonomi Islam, investasi adalah
kegiatan muamalah yang
dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan
mendatangkan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Investasi merupakan salah
satu alat bagi manusia untuk menjaga eksistensi kelangsungan hidupnya di saat
kondisis seseorang lemah dan tak berdaya. Dengan berinvestasi, manusia akan
merasa sedikit aman ketika sakit, lemah, tua, atau kehilangan pekerjaan karena ia
masih mempunyai sesuatu yang dapat digunakan untuk berobat, makan, biaya
sekolah dan kuliah anak-anak, dll.
Dorongan Islam kepada untuk kegiatan investasi secara tidak langsung
dapat dilihat melalui adanya larangan dalam hadits Rasulullah SAW terhadap
aktivitas penimbunan (iktinaz) uang dan harta yang dimiliki.
Rasulullah SAW bersabda,
“Siapa yang melakukan penimbunan barang dengan tujuan merusak harga
pasar, sehingga harga naik secara tajam, maka ia telah berbuat salah.”
(HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

9

Oleh karena itu uang yang dimiliki harus diputar dalam perekonomian agar
menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya dan bermanfaat bagi orang lain.
Bahkan pengelolaan uang tidak hanya harus dilakukan oleh setiap manusia,
namun juga dalam sebuah lembaga.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw
”Berikanlah kesempatan kepada mereka yang memiliki tanah untuk
memanfaatkannya, dengan caranya sendiri dan jika tidak dilakukannya,
hendaklah diberikan pula orang lain agar memanfaatkannya” (HR
Muslim).
Penempatan sejumlah dana untuk investasi perlu disertai dengan
pengelolaan yang diperoleh melalui manajemen investasi. Frank J. Fabozzi
(1995:1) mendefinisikan manajemen investasi sebagai proses pengelolaan
uang.[3] Dalam melakukan manajemen investasi, hal yang pertama harus
dilakukan adalah melakukan pemilihan jenis investasi. Berbagai macam investasi
dapat dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, mulai dari yang
sangat sederhana sampai investasi yang sangat rumit dan memerlukan
pengetahuan khusus. Namun secara umum investasi dapat dibagi menjadi dua
bagian besar, yaitu:[6]
1)
Investasi di Sektor Riil (Real Asset). Investasi di produk yang lebih terlihat
secara “fisik”, misalkan sektor produksi, property, dan lain-lain.
2)
Investasi di Sektor Non Riil (Financial Asset). Investasi di produk-produk
pasar keuangan dan turunannya yang lebih “tidak terlihat” secara fisik,
misalkan saham biasa dan obligasi. Dengan kata lain investasi non riil atau
investasi keuangan adalah menanamkan dana pada surat berharga (financial
asset) yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang.
2.8. Pilihan Investasi
Investasi itu ada beberapa pilihan. Urutan yang kedua yaitu investasi emas.
Bisa berbentuk dinar maupun emas batangan. Muhaimin Iqbal (2009) dalam
bukunya Dinar The Real Money, mengungkapkan bahwa dalam 40 tahun terakhir
dinar selalu mengelami peningkatan nilai yaitu rata-rata 30% pertahun terhadap
Rupiah, dan terhadap US$ peningkatannya di atas 11% pertahun. Sangat jauh
daripada deposito Rupiah yang rata-rata hanya 6-7% pertahun, maupun Dolar
yang meningkat 3-4% pertahun.
Investasi pilihan yang pertama yang mengembalikan return yang lebih besar
daripada dinar atau emas adalah investasi di sektor riil. Tentunya kita harus
menguasainya dengan baik. Contoh, ketika kita memiliki usaha dengan 100 Dinar
sebagai modal, setiap minggu katakanlah berhasil mendapatkan keuntungan
bersih sejumlah 1 persennya atau 1 Dinar, maka dalam satu tahun modal kita akan
mengalami peningkatan sejumlah 67%. Karena dalam satu tahun ada 52 minggu
dan ditambah efek compound ketika hasilnya diinvestasikan kembali.
Ada lagi pilihan investasi yang lebih menggiurkan daripada pilihan yang
pertama, yaitu infaq. Allah telah menjanjikan return sampai 700 kali lipat atau
bahkan tidak terhingga. Di dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 261 yang
terjemahannya,
“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah

10

melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

2.9. Strategi Dakwah Rasulullah
Rasulullah Muhammad Saw, orang nomor satu di dunia ini telah
menorehkan sejarah yang akan dikenang oleh manusia sampai kapan pun.
Pengaruh beliau masih terasa hingga saat ini, walaupun beliau sudah wafat empat
belas abad yang lalu. Dalam membangun peradaban Islam, Rasul melakukan
dalam dua tahap, yaitu fase Mekah dan fase Madinah.
Dalam fase Mekah lebih ditekankan dalam menanamkan nilai-nilai tauhid,
di antaranya,
1. Ajaran untuk mengesakan Allah
Dalam Surat Al Ikhlas Allah Swt berfirman,
“1.Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa., 2. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan
tidak pula diperanakkan, 4. dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia."”
Pemurnian ajaran tauhid ini juga menghapuskan penyembahanpenyembahan manusia kepada selain Allah.
2. Kepercayaan terhadap kerasulan Muhammad Saw.
Meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul yang terakhir,
dan tidak ada lagi nabi setelahnya.
3. Meyakini akan adanya hari pembalasan
Banyak ayat al quran yang diturunkan di Mekah yang menceritakan
tentang hari akhirat, surga dan neraka. Walaupun kita belum pernah
melihat surga dan neraka sebelumnya, tetapi kita wajib mengimaninya.
Setelah rasul berhasil menanamkan ketauhidan yang murni, maka rasul pun
hijrah ke Madinah. Dalam fase madinah rasul mulai membangun peradaban islam.
Di antaranya dengan,
1. Dakwah dengan mendirikan masjid
Hal yang pertama kali dilakukan rasul di Madinah adalah mendirikan
masjid. Fungsi yang menjadi penekanan penulis disini selain fungsi
rumah ibadah adalah fungsi ekonomi yaitu sebagai tempat menghimpun
zakat, tempat melatih orang-orang miskin di zaman itu untuk
digembleng menjadi entrepreneur, dan
2. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshor
Masyarakat muslim Madinah pada waktu itu ada dua golongan, orangorang yang hijrah bersama nabi disebut dengan istilah kaum Muhajirin,
sedangkan kaum asli yang berdomisili di Madinah disebut kaum
Anshor. Kaum Muhajirin punya karakteristik sebagai orang yang ahli di
bidang perdagangan, sedangkan kaum Anshor adalah orang-orang yang
terkenal ahli dalam bidang pertanian. Ketika keduanya dipadukan maka
Islam mempunyai kekuatan yang dahsyat yaitu bisa menguasai dunia.
Melalui ikatan persaudaraan, tali perdagangan yang dibangun sangat
erat.
3. Mendirikan pasar
Hal ketiga yang dilakukan rasul adalah mendirikan pasar fisik.
Perbedaan antara pasar Yahudi dengan pasar kaum muslimin, yaitu:

11

pertama pasar kaum muslimin tidak dipersempit (falaa yuntaqashanna ),
kedua tidak dibebani dengan berbagai pungutan (wa laa
yudhrabanna ) dan ketiga adalah adanya pengawas pasar yang disebut
Muhtasib atau lembaganya disebut Al-Hisbah. Tiga hal inilah yang
kemudian selain menjadi pembeda juga menjadi motor penggerak
kemajuan ekonomi umat Islam saat itu.

2.10. Prinsip Jual-beli dalam Islam
Jual beli dalam Islam masuk kategori muamalah, yaitu hubungan dengan
sesama manusia. Hukum asal dari mualalah adalah semuanya dibolehkan kecuali
ada yang dilarang. Berbeda dengan hukum asal ibadah yang semuanya dilarang
kecuali ada yang memerintahkan. Oleh karenanya kita harus mengetahui apa saja
yang tidak diperbolehkan dalam jual beli. Lukman Hakim (2012) dalam bukunya
menyatakan jenis-jenis jual beli yang dilarang,
1. Jual beli barang yang belum diterima
Seorang muslim tidak boleh membeli suatu barang kemudian
menjualnya padahal ia belum menerima barang dagangan tersebut.
2. Jual beli seorang muslim dari muslim lainnya
Seorang muslim tidak boleh jika saudaranya seagama telah membeli
sesuatu barang seharga lima ribu rupiah misalnya, kemudian ia berkata
kepada penjualnya, “mintalah kembali barang itu, dan batalkan jual
belinya, karena aku akan membelinya darimu seharga enam ribu.”
3. Jual beli najasy
Seorang muslim tidak boleh menawar suatu barang dengan harga
tertentu padahal ia tidak ingin membelinya. Namun, ia berbuat seperti
itu agar diikuti penawar lainnya kemudian pembeli tertarik membeli
barang tersebut.
4. Jual beli barang-barang yang haram dan najis
Tidak boleh menjual berang-baarang haram, barang-barang najis dan
barang-barang yang menjurus kepada haram.
5. Jual beli gharar
Tidak boleh menjual barang yang di dalamnya terdapat gharar atau
ketidakjelasan.
6. Jual beli dua barang dalam satu akad
Tidak boleh melakukan dua jual beli dalam satu akad melainkan harus
dilakukan secara sendiri-sendiri. Karena akan menimbulkan
ketidakjelasan.
7. Menjual sesuatu yang tidak ada pada penjual
Tidak boleh menjual barang yang belum dimiliki.
8. Jual beli utang dengan utang
Karena menjual barang yang tidak ada dengan barang yang tidak ada
tidak boleh dalam Islam.
9. Jual beli inah
Seorang muslim tidak boleh menjual suatu barang kepada secara kredit,
kemudian ia membelinya lagi dari pembeli yang sama dengan harga
yang lebih murah. Maka ini termasuk riba nasiah.

12

BAB III
METODE PENULISAN
3.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah
metode pengamatan dan studi pustaka. Metode pengamatan digunakan untuk
merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan
bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Sedangkan studi pustaka adalah mengambil dan mengkaji teori-teori yang relevan
dengan permasalahan yang dibahas, berupa tinjauan, sintesis, atau ringkasan
kepustakaan tentang masalah tersebut. Kegiatan ini mencakup mencari,
mengidentifikasi, mempelajari, menganalisis, dan mengevaluasi literatur yang
relevan. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal dari internet,
media elektronik jurnal penelitian, buku referensi, dan artikel ilmiah yang
kredibel.

3.2. Teknik Pengolahan Data
INPUT

PROSES

OUTPUT

Gambar I: Teknik Pengolahan Data
Input
: Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang
berasal dari internet, media elektronik jurnal penelitian, buku referensi, dan
artikel ilmiah yang kredibel dengan teknik pengumpulan data melalui
pengamatan dan telaah pustaka
Proses
: Menganalisis data yang terkumpul yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat dalam karya tulis dengan teknik deskriptif
kualitatif
Penyajian : Penyajian data berupa karya tulis ilmiah
3.3. Teknik Analisis Data
Analisis mengenai penanaman kesadaran berinvestasi berbasis syariah pada
anak usia remaja (9-14 tahun) untuk meningkatkan tingkat investasi pada anak
khususnya dan tingkat pertumbuhan ekonomi pada umumnya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif
kualitatif. Menurut Kirk dan Miller (Syaifudin, 2009) dalam definisi penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dan kawasannya dan
berhubungan dengan dalam bahasanya dan dalam peristiwa. Penelitian kualitatif
memerlukan ketajaman analisis, objektivitas, sistematik, sehingga diperoleh
ketetapan dalam interpretasi.
Sedangkan penelitian deskriptif menurut Soerjono Soekanto yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memberi data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan,
atau gejala-gejalanya. Dengan demikian mempertegas hipotesis agar dapat
membantu dalam memperkuat teori-teori lama atau dalam menyusun teori-teori
baru.

13

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Pemahaman Masyarakat dalam Mendidik Anak untuk
Mengelola Kelebihan Uang Saku
Mayoritas penduduk Indonesia mengajarkan menabung pada anak-anak
mereka sejak usia dini. Tabungan berasal dari penyisihan uang saku anak-anak
mereka. Sosialisasi menabung banyak dilakukkan oleh berbagai media massa.
Pasar yang besar ini dimanfaat oleh bank untuk menerbitkan berbagai jenis
tabungan anak. Penerbitan tabungan anak ini gencar dilakukan oleh bank-bank
konvensional.

Gambar 4.1.1.
www.rumahinspirasi.com

Gambar 4.1.2.
www.hayaaliyaazaki.com

Gambar 4.1.3.
Gambar 4.1.4.
www.katalogpromosi.com
www.winadahlan.wordpress.com
Gambar Kartu Tabungan
Hal itu dapat dilihat dari berbagai media yang gencar mensosialisasikan
pentingnya menabung. Hingga terdapat salah satu lagu mengenai “menabung”
yang sangat populer di kalangan anak-anak, lagu tersebut berjudul ‘Menabung’
yang dipopulerkan oleh Titiek Puspa, Geofanny, dan Saskia
‘bing beng bang
yok kita ke bank
bang bing bung
yok kita nabung
tang ting tung hey
jangan di hitung
14

tau tau nanti kita dapat untung
*
Dari kecil kita mulai menabung ,supaya hidup kita beruntung.
Mau keliling dunia ada uangnya,
juga untuk membuat istana
Sudah ah, kok jadi keterusan
Enak kan lagunya?
Sumber: lirik.kapanlagi.com

Dalam lagu tersebut, menabung sudah tidak identik lagi dengan menabung
di celengan akan tetapi menabung di Bank. Kemudian dijelaskan, penabung tidak
perlu menghitung seberapa besar jumlah dana yang ditabungkan di bank, suatu
ketika mereka akan mendapatkan keuntungan tanpa mengetahui asal-usul
keuntungan tersebut. Penabung di bank diberikan sejumlah presentase dari
jumlah tabungan.
Dana tabungan dalam Bank digunakkan oleh Bank sebagai pinjaman untuk
menyelenggarakan aktivitas ekonomi. Namun keuntungan atau kerugian dari
aktivitas ekonomi tersebut tidak mempengaruhi jumlah tabungan. Sekalipun dana
tabungan nasabah di Bank tidak digunakkan untuk aktivitas ekonomi, penabung
akan tetap menerima presentase dari dana yang ditabung. Hal tersebut
menunjukkan keuntungan yang diperolehnya merupakan jumlah tabungan serta
bunga tabungan tersebut. Sehingga pendapatan yang diperoleh dari dana tabungan
di Bank merupakan Hasil riba. Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan).
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan dari harta pokok atau
modal secara batil (Antonio, 1999).
Tabungan yang berorientasi untuk mendapat keuntungan dari hasil
melebihkan jumlah pinjaman (riba) jelas tidak dibenarkan dalam syariah Islam.
Aktivitas Ekonomi yang dibenarkan dalam syariat Islam adalah memenuhi
beberapa hal, diantaranya: bersifat produktif, berkeadilan, antiriba Seperti yang
telah diketahui masyrakat, bahwa sebagian besar bank memberikan bunga jika
seseorang menyimpan uangnya dalam bank, maka keuntungan yang diperolehnya
merupakan jumlah tabungan serta bunga tabungan tersebut. Islam melarang
pengambilan Riba. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surat Al Baqarah
ayat 275:
“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila[175] . Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orangorang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176]
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang

15

kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya”

Selain itu dalam lagu disebutkan bahwa uang hasil tabungan di bank
digunakkan untuk keliling dunia dan membangun istana. Tindakan pengambilan
keuntungan dari hasil menabung untuk berkeliling dunia dan membuat istana
merupakan bentuk pembelanjaan harta yang berlebih-lebihan. Salah satu aturan
Islam dalam memanfaatkan harta adalah larangan berlebih-lebihan untuk
membelanjakan harta sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Israa
ayat 26-27:
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborospemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya.”
Menabung diperbolehkan dalam Islam namun tidak mengambil hasil riba
dan tidak diperuntukkan untuk menimbun harta. Sebagaimana hasil salah satu
keputusan Majma’ Al-Buhuts Al-Islami, dalam muktamarnya yang kedua, yang
diadakan di Kairo, tahun 1965 “Haram menyimpan uang di bank, kecuali karena
darurat, dan tanpa mengambil bunga.” (Majmu’ Fatawa Lanjah Daimah, 13:384).
4.2. Pentingnya Sosialisasi Investasi Syariah pada Anak

Pendidikan anak usia dini dalam mengajarkan pengelolaan kelebihan
keuangan tidak hanya dengan cara menabung. Gencarnya sosialisasi menabung
sejak dini semestinya diikuti dengan sosialisasi berinvestasi. Karena berinvestasi
membuat dana bersifat produktif. Selain itu investasi juga mengandung tujuan
sosial yaitu memberi kesempatan orang lain untuk memanfaatkan kelebihan dana
yang dimiliki sendiri. Lebih jauh lagi, anak-anak telah diajarkan bagaimana
berkontribusi dalam perkembangan bangsa khususnya dalam perekonomian.
Sumbangan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi sejak tahun 1995
dapat dilihat pada grafik. Berdasarkan penggunaannya, laju pertumbuhan sektor

16

tertinggi pada tahun 2012 terjadi pada komponen Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) atau investasi fisik sebesar 9,81% Meski mengalami laju
pertumbuhan tertinggi, secara kuartalan pertumbuhan sektor PMTB mengalami
penurunan cukup signifikan. Pada kuartal IV 2012 secara year on year, sektor
PMTB tumbuh sebesar 7,29% menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang
mampu mencapai pertumbuhan sebesar 9,80%. Bahkan pada kuartal II 2012
PMTB tumbuh sebesar 12,47% (YoY). PMTB memiliki multiplier effect yang
luas karena tidak hanya mendorong sisi produksi, namun juga menstimulasi sisi
konsumsi. PMTB akan mendorong pembukaan dan perluasan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat, yang nantinya akan menstimulasi konsumsi
masyarakat.
Bagi sebagian besar masyarakat, investasi merupakan hal yang baru. Tata
cara untuk berinvestasi pun tidak semudah menabung. Untuk itu masyarakat perlu
melakukan pengenalan investasi kepada anak-anak mereka yang menjelang
dewasa. Sehingga anak-anak dapat lebih siap untuk melakukan investasi. Selain
memberikan pembelajaran pengelolaan keuangan, pengenalan investasi juga
mengasah kemandirian keuangan dan kemampuan anak-anak dalam bersosialisasi.

4.3. Analisis Strategi Investasi Syariah terhadap Demografi Kependudukan
Demografi penduduk Indonesia berdasarkan usia memiliki bentuk piramida
dengan jumlah penduduk yang semakin tua usianya, semakin sedikit jumlah
penduduknya dan sementara semakin muda umurnya semakin banyak jumlah
penduduknya. Seperti pada gambar 4.3.1 di atas merupakan piramida penduduk
hasil dari sensus penduduk 2010. Di gambar tersebut menggambarkan bahwa
jumlah penduduk Indonesia menggembung di kisaran 0-39 tahun dan mulai
mengerucut di usia 40 tahun ke atas.

Gambar 4.3.1 Piramida penduduk 2010
Sumber : sp2010.bps.go.id
17

Melihat struktur demografi kependudukan Indonesia berdasarkan usia yang
merupakan hasil sensus penduduk tahun 2010 ini. Sebenarnya, ini merupakan
potensi yang besar untuk melakukan sosialisasi investasi syariah sejak usia dini.
Usia 9-14 tahun merupakan waktu yang tepat untuk mengajarkan tentang investasi
syariah karena menurut Santrock (2008) dimensi Psikososial dengan teori
pembelajaran observasional terdapat empat tahap yaitu atensi, retensi, produksi
dan motivasi yang mana merupakan proses perkembangan pada anak-anak.
Dengan banyaknya pertimbangan bahwa umur 9-14 tahun merupakan waktu yang
tepat karena mereka belum mendapat pemahaman tentang ekonomi konvensional.
Sementara, ini merupakan waktu yang tepat juga untuk memberikan pemahaman
tentang bagaimana investasi syariah itu dilakukan.
Pemahaman yang lebih kuat sejak usia dini menjadikan investasi syariah
tertanam di hati mereka. Mereka pula yang akan memegang perekonomian
Indonesia tiga puluh atau empat tahun yang akan mendatang. Jadi, bisa
dibayangkan bagaimana negara Indonesia tiga puluh atau empat puluh tahun
mendatang akan dipegang oleh sumber daya manusia yang memiliki pemahaman
tentang ekonomi syariah.

Sosialisasi
Investasi

Penduduk usia 9-14
tahun

Mempraktikkan
dalam kehidupan

Saat memegang
perekonomian
Indonesia

Proses
pemahaman

Perekonomian
Indonesia tumbuh
oleh Investasi Syariah

Gambar 4.3.2 pola yang diharapkan
Sumber: Penulis, 2013
Dari gambar 4.3.2 di atas merupakan pola yang penulis harapkan. Mulai
dari titik hitam yang menandakan bahwa keinginan untuk mensosialisasikan
investasi syariah kepada lapisan masyarakat Indonesia. Selanjutnya, penulis
dihadapkan dengan struktur demografi kependudukan berdasarkan usia yang
mana diambil dari sensus penduduk terbaru yaitu tahun 2010. Di sini terlihat
potensi besar negara Indonesia tiga puluh tahun atau empat puluh tahun
mendatang yang mana perekonomian Indonesia akan dipegang oleh mereka yang
berusia 9-14 tahun saat ini. Di bentuk lingkaran pada gambar 4.1.2 di atas
merupakan simbol proses pemahaman dan praktik kepada anak-anak usia 9-14
tahun mengenai investasi syariah. Kemudian di bentuk selanjutnya menyatakan
bahwa mereka sudah mulai paham dan mempraktikannya di kehidupan sehari18

hari. Dan selanjutnya ketika mereka telah sanggup memegang perekonomian
Indonesia mereka sanggup untuk menerapkan investasi syariah dalam kehidupan
sehari-hari perekonomian. Dan di bentuk persegi empat yang terakhir di mana
perekonomian Indonesia tumbuh oleh investasi syariah.
4.4. Tahap-tahap Sosialisasi Investasi Syariah pada Anak
Pengenalan investasi dimulai pada anak usia 9-14 tahun, karena pada usia
tersebut seorang anak telah memasuki tahap operasional konkret. Anak tidak perlu
coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan
menggunakan model "kemungkinan" dalam melakukan kegiatan tertentu. Untuk
menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga
ia mampu menelaah persoalan. Namun walaupun anak telah dapat melakukan
pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah (ordering problems)
ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang terkandung di
dalamnya. Untuk
mengajarkan prinsip-prinsip dalam menyelesaikan
permasalahan
Untuk mengimplementasikan sisi kewirausahaan yang islami kepada anak,
maka kita hendaknya mengikuti contoh baginda rasul. Hal yang pertama kali kita
sampaikan kepada anak adalah memantapkan sisi aqidah, yaitu mengajarkan
mereka agar mengenal Tuhan mereka, mengimani adanya hari pembalasan dan
menceritakan tentang riwayat hidup rasulullah Saw.
Penanaman akidah ini wajib dilakukan oleh setiap orang tua yang
menginginkan anaknya menjadi anak yang saleh. Anak ditanamkan ilmu tauhid
rasa diawasi oleh Tuhannya. Selain itu, anak akan berusaha meneladani teladan
yang baik yaitu Nabi Muhammad SAW dan berhati-hati dalam bertindak karena
meyakini adanya hari pembalasan. Jangan sampai penanaman akidah ini
terlambat, kerena anak akan sudah mendapatkan pengaruh dari luar, seperti teman
mereka, iklan dari tv, koran, buku-buku dan lain-lain. Jika penanaman nilai-nilai
tauhid berhasil, segala aktivitas tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dunia
namun juga menjalankan dakwah Islam
Langkah selanjutnya adalah ‘mempersaudarakan’ anak-anak kita. Artinya
anak diajarkan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Jangan sampai dia menjadi
pribadi yang acuh dengan sesamanya. Kemudian mulai diajarkan nilai-nilai
perekonomian yang islami, seperti bertingkah laku jujur, adil, menjaga amanah,
ikhlas, tidak memungut riba.
Tahap terakhir adalah mempraktikan investasi syariah dalam lingkungan
sosial sekitar anak. Bandura dalam Santrock (2008) menjelaskan bahwa dimensi
psikososial dengan teori pembelajaran observasional (modelling). Pembejaran
yang dijadikan acuan oleh penulis, yaitu : atensi, retensi, produksi, dan motivasi:
1. Atensi adalah tahap dimana anak memperhatikan instruksi yang

diberikan. Pada tahap ini anak diberikan penjelasan investasi secara
ringan. Anak-anak diarahkan untuk menyisihkan uang saku mereka dan
memilih jenis barang yang membuat mereka tertarik untuk kemudian
dijual dalam usaha yang mereka dirikan bersama teman-teman mereka.
2. Retensi adalah berupa penyimpanan informasi baru khususnya bagi
informasi yang menarik. Dengan penyampaian yang ringan dan
menarik anak-anak akan mudah menyerap informasi yang diberikan.

19

Penyampaian dapat melalui gambar, pemberian kartu tanda anggota
koperasi.
3. Produksi adalah tahap anak dalam memproses informasi yang telah
diberikan model. Dengan penjelasan model yang menarik anak akan
memproses informasi dengan antusias.
4. Motivasi adalah tahap akhir dari pembelajaran observasional. Pada
tahap ini perilaku anak yang telah termodifikasi dipertahankan. Ketika
nilai aqidah telah tertanam, anak-anak dapat mempraktekan bentuk
investasi sederhana mereka sesuai dengan nilai-nilai syariah

Gambar 4.4.1. Tahap-tahap sosialisasi investasi syariah pada anak usia 9-14 tahun
Sumber : Penulis, 2013
Jika penerapan investasi diikuti pula dengan penerapan nilai-nilai tauhid,
seorang anak akan mampu melakukan bentuk investasi secara syariah. Karena
anak yang paham akan ilmu tauhid menyadari adanya hak zakat dari harta yang
mereka miliki. Selain itu anak juga terhindar dari sifat kikir karena mereka
meyakini investasi terbaik adalah dalam bentuk infaq yang menghasilkan
pengembalian yang lebih besar dari bentuk investasi apapun. Ketika anak telah
mampu menerapkan konsep investasi dan konsep tauhid dalam pengelolaan
kelebihan uang yang mereka miliki, pengelolaan uang akan lebih terorganisir dan
bermanfaat.
Dengan melakukan pendekatan yang sesuai dengan masa perkembangan
kognitif dan psikososial anak sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad
SAW diharapkan sosialisasi mengenai investasi syariah dalam segmentasi
penduduk usia 9-14 tahun memberikan dampak yang signifikan pada
pertumbuhan sektor investasi di masa yang akan datang. Karena dengan
membiasakan diri mengelola uang dengan investasi, diharapkan di masa depan
mereka terus melakukan pengembangan terhadap investasi dan siap menghadapi
kondisi nyata dunia investasi dalam masyarakat.

20

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan, maka penulis mengambil
kesimpulan dari pembahasan karya tulis yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
5.1.1. Anak usia 9-14 tahun merupakan salah satu unsur tebanyak dalam
piramida penduduk Indonesia tahun 2010. Dengan mulai
mensosialisasikan investasi syariah kepada anak usia 9-14 tahun
diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di
masa yang akan datang berdasar investasi syariah.
5.1.2. Sosialisi pada anak usia 9-14 adalah dengan meneladani perilaku
Nabi Muhammad SAW karena sejalan dengan tahap perkembangan
kognitif dan psikososial anak
5.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis memberikan
saran dalam pengembangan strategi sosialisasi investasi syariah pada anak usia
matang, yaitu:
5.2.1. Orang tua harus benar-benar memperhatikan pendidikan anak
khususnya dalam penggunaan uang saku anaknya.
5.2.2. Guru membantu membimbing dan mengawasi penerapan investasi
syariah murid-muridnya

21

Daftar Pustaka
Agustianto, 2004. Jurnal Ekonomi: Investasi Syariah Menguntungkan Dunia dan
Akhirat. Jakarta
Al Qur’an Syaamil Miracle The Reference. Bandung: Sygma Publishing.
Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Rinika
Cipta.
Hakim, Lukman. 2012. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Jakarta: Erlangga
Iqbal, Muhaimin. 2009. Dinar The Real Money; Dinar Emas, Uang &
Investasiku. Jakarta: Gema Insani
Putra, Borries Abridita, 2011. Tesis S2: Pengaruh Boneka Terhadap Frekuensi
Perilaku Menabung Pada Murid Taman Kanak-Kanak. Jakarta
S, Alam. 2004. Ekonomi. Jakarta: Penerbit Esis.
http://bidanku.com/psikologi-perkembangan-anak-usia-dini Diakses tanggal 12
November 2013
http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/13/strategi-dakwah-rasulullah-saw516406.html Diakses tanggal 12 November 2013
http://fitriyantoahdan.blogspot.com/2011/12/perbedaan-tabungan-daninvestasi.html Diakses tanggal 12 November 2013
http://macroeconomicdashboard.com/index.php/id/ekonomi-makro/103perkembangan-ekonomi-terkini-2013-i Diakses tanggal 12 November 2013
http://rudihermawanoke.wordpress.com/2012/06/05/sejarah-masjid-nabawi/
Diakses tanggal 12 November 2013
http://solusibijak.com/bagaimana-memberi-uang-saku-pada-anak Diakses tanggal
12 November 2013
http://www.geraidinar.com/index.php/usingjoomla/extensions/components/content-component/article-categories/81-gdarticles/entrepreneurship/1335-hijrah-ekonomi Diakses tanggal 13
November 2013
http://www.parenting.co.id/article/usia.sekolah/latih.anak.kelola.uang.saku/001/00
4/200 Diakses tanggal 12 November 2013
http://www.sekolahterangdunia.org/tiga-aturan-memberikan-uang-saku-untukanak.html Diakses tanggal 13 November 2013

22

LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA TIM
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan
Tanggal Lahir
E-mail
Nomor
Telepon/ HP
Alamat

Muhammad Ubaidillah
L
Akuntansi
12030111130043
Batang, 25 Oktober 1993
Ubaidillahmuhammad29@gmail.com
08989287050
Desa Terban RT 5 RW 3 Kec.
Warungasem Kab. Batang

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk- Lulus

SD
SD N Terban

SMP
SMP N 3 Batang

1999-2005

2005-2008

SMA
SMA N 1 Batang
IPS
2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No

Nama Pertemuan Ilmiah/
Seminar

Judul Artikel
Ilmiah

Waktu dan Tempat

1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1
2
3

23

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA 1

A. Identitas Diri
1
2
3
4
5

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan
Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/
HP
8 Alamat

Rahasanica Nariswari Pratiwi
P
Akuntansi
12030111130140
Jakarta, 24 Juni 1992
rahasanica@yahoo.com
083899424730
Jl. Manunggal Pratama RT 9 RW
12, Kec. Ciracas, Jakarta

B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SD N Pekayon 01
Jurusan
Tahun Masuk1998-2004
Lulus

SMP
SMP N 103 Jakarta
2004-2007

SMA
SMA N 14 Jakarta
IPA
2007-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No

Nama Pertemuan Ilmiah/
Seminar

Judul Artikel I

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59