Kriminalistik 2013 8&9 Recent site activity teeffendi

Identifikasi
Tolib Effendi

Penentuan Identifikasi
Identifikasi diperlukan untuk
mengidentifikasi, baik dalam keperluan untuk
mencari tersangka maupun korban dari suatu
peristiwa, termasuk di dalamnya adalah
peristiwa pidana.
Proses identifikasi manusia dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, dari cara yang
paling sederhana sampai cara yang lebih
kompleks.

Penentuan Identifikasi (lanjutan)
Menentukan identitas seorang korban tindak
pidana relatif lebih mudah bila dibandingkan
dengan penentuan identitas tersangka tindak
pidana.
Identifikasi tersangka mengandalkan
beberapa metode yang tentunya dipengaruhi

oleh beberapa faktor lain yang
mempengaruhi hasil identifikasi

Penentuan Identifikasi (lanjutan)
Ditemukannya identitas korban akan
mempermudah dalam pengembangan
penyidikan dalam rangka menemukan
tersangka, karena secara kriminologis pada
umumnya terdapat hubungan antara
tersangka dan korban.
Diketahuinya identitas korban akan
mempermudah penyidik dalam membuat
daftar orang yang patut dicurigai

Metode Identifikasi
Terdapat 9 metode identifikasi yang
umumnya dipergunakan untuk
menentukan identitas korban atau
tersangka.
Dari 9 metode tersebut umumnya

dilakukan oleh dokter forensik, kecuali
metode daktiloskopi yang biasanya
dilakukan oleh penyidik.

Metode Identifikasi (lanjutan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Metode Visual;
Pakaian;
Perhiasan;
Dokumen;
Medis;

Gigi;
Sidik jari;
Serologi;
Ekslusi

Metode Visual
Visual adalah cara untuk melakukan identifikasi
yang paling sederhana. Visual dipergunakan
untuk mengidentifikasi bagian tubuh yang masih
utuh terutama wajah.
Walaupun metode ini sangat sederhana namun
tingkat akurasinya sangat kecil karena manusia
sangat mudah disugesti, terutama dalam proses
identifikasi tersangka yang hanya sekali dilihat.

Pakaian
Pencatatan yang teliti atas pakaian, bahan yang
dipakai, mode serta adanya tulisan-tulisan
seperti merek pakaian, penjahit, laundry atau
inisial nama, dapat memberikan informasi yang

berharga mengenai pemilik pakaian tersebut.
Akan tetapi, seperti halnya metode identifikasi
visual, identifikasi dengan menggunakan
pakaian hanya dapat dilakukan bagi mereka
yang benar-benar hafal betul tentang siapa
pemilik pakaian tersebut.

Perhiasan
Cincin, anting-anting, gelang ataupun kalung
yang biasa dipergunakan oleh korban maupun
tersangka dapat membantu sebagai salah satu
metode identifikasi.
Metode visual, pakaian dan perhiasan dapat
dilakukan hanya oleh mereka yang bisa
mengenali secara visual wajah, pakaian atau
perhiasan yang dipakai oleh korban/ tersangka.

Perhiasan (lanjutan)
Penyidik atau dokter tidak dapat menggunakan
metode ini kecuali terdapat pembanding,

misalnya hasil rekaman video di tempat
kejadian perkara, foto dari korban/ tersangka
sebelum terjadinya tindak pidana dan lain
sebagainya.

Dokumen
Dokumen yang berupa kartu tanda penduduk,
surat izin mengemudi, paspor, kartu golongan
darah, kartu sidik jari dan lain sebagainya dapat
dipergunakan sebagai salah satu metode
identifikasi.
Akan menjadi mudah seandainya dokumen
tersebut dapat segera dicocokkan secara visual
oleh tersangka/ korban yang berada di tempat
kejadian perkara.

Dokumen (lanjutan)
Metode dokumen akan sulit diuji validitasnya
apabila tidak didukung oleh metode identifikasi
lainnya.

Misalnya, dalam kecelakaan massal, pesawat
terbang atau kapal tenggelam, kondisi tubuh
korban sudah tidak dapat dikenali wajahnya,
yang ada hanya dokumen yang ditemukan. Pada
umumnya tim DVI akan melakukan pengujian
yang kompleks sebelum mengumumkan
identitas korban.

Medis
Pemeriksaan fisik secara menyeluruh atau
umumnya disebut dengan otopsi diperlukan
untuk dapat memperoleh hasil identifikasi yang
akurat.
Pemeriksaan fisik secara keseluruhan yang
meliputi jenis kelamin, usia, tinggi badan,
adanya cacat tubuh, tato, bekas patah tulang,
warna tirai mata dan lain sebagainya.

Penentuan Jenis Kelamin
Penentuan jenis kelamin tidak akan membawa

masalah apabila ciri-ciri fisik masih dapat
terlihat, misalnya wajah, bentuk rambut, organ
penting yang menunjukkan ciri-ciri jenis kelamin
dapat diidentifikasi secara visual.
Namun, penentuan jenis kelamin akan menemui
permasalahan apabila yang ditemukan adalah
kerangka.

Penentuan Jenis Kelamin (lanjutan)
Terdapat beberapa hal yang dapat dipergunakan
dalam proses identifikasi jenis kelamin pada
kerangka manusia.
Proses identifikasi kerangka manusia untuk
menentukan jenis kelamin dapat dilakukan pada:
1. Tulang panggul;
2. Tengkorak;
3. Tulang dada;
4. Tulang panjang.

Penentuan Jenis Kelamin (lanjutan)

Kriteria

Laki-Laki

Perempuan

Panggul

Indeks Isichum-Pubis
lebih kecil

Indeks Isichum-Pubis
15% lebih besar

Tengkorak

Supraorbita ridge,
possesus mastoideus
lebih besar


Supraorbita ridge,
possesus mastoideus
lebih kecil

Tulang dada

Lebih lebar

Manubrium sterni
melebihi separuh corpus
sterni

Tulang panjang

Memiliki tulang yang
lebih besar, panjang dan
berat, khusunya di
tulang paha

Lebih kecil


Penentuan Jenis Kelamin (lanjutan)

Penentuan Umur
Penentuan umur tentunya tidak bisa secara persis
sama dengan kondisi ketika korban meninggal.
Penentuan umur secara visual tentu lebih mudah,
walaupun terkadang terdapat beberapa kelainan
pada fisik manusia yang membuat identifikasi
penentuan umur lebih sulit dari semestinya.
Untuk kepentingan forensik, perkiraan umur dibagi
dalam tiga fase, yaitu bayi yang baru dilahirkan;
anak-anak dan dewasa sampai umur 30 tahun; dan
di atas 30 tahun.

Penentuan Umur (lanjutan)
Penentuan umur sangat penting untuk
mengungkap suatu perkara tindak pidana. Misal,
dalam perkara pembunuhan, tersangka mengaku
membunuh seorang korban perempuan dengan

usia 32 tahun lalu jasadnya dikubur di belakang
rumah. Setelah 5 tahun jasad baru ditemukan dan
dilakukan pemeriksaan identifikasi. Kendala utama
tentunya adalah mengetahui identitas jasad yang
terkubur selama 5 tahun, baik jenis kelamin, umur
terlebih identitas lengkapnya.

Identifikasi Bayi baru dilahirkan
Kriteria yang umum dipakai adalah berat badan;
tinggi badan dan pusat-pusat penulangan. Tinggi
badan memiliki nilai yang lebih akurat
dibandingkan dengan berat badan.
Tinggi badan diukur dari puncak kepala sampai ke
tumit (metode HAASE), dapat juga diukur dari
puncak kepala sampai ke tulang ekor (metode
STREETER)

Identifikasi Bayi baru dilahirkan
Kriteria yang umum dipakai adalah berat badan;
tinggi badan dan pusat-pusat penulangan. Tinggi
badan memiliki nilai yang lebih akurat
dibandingkan dengan berat badan.
Tinggi badan diukur dari puncak kepala sampai ke
tumit (metode HAASE), dapat juga diukur dari
puncak kepala sampai ke tulang ekor (metode
STREETER)

Anak-anak dan dewasa < 30 tahun
Kriteria untuk mengetahui usia dalam kelompok ini
adalah terkait tentang unifikasi atau penyambungan
dari tulang-tulang diaphyses (tulang panjang).
1. Persambungan speno – occipital biasa terjadi
dalam umur 17-25 tahun (pria) dan 17-20 tahun
(wanita);
2. Persambungan tulang selangka dimulai usia 18
tahun dan selesai umur 30 tahun;
3. Tulang belakang sebelum usia 30 tahun akan
menunjukkan alur yang dalam

Dewasa lebih dari 30 tahun
Kriteria untuk mengetahui usia dalam kelompok ini
adalah dengan pemeriksaan tengkorak kepala,
khususnya dalam hal penggabungan persendianpersendian tengkorak kepala.
1. Sutura sagitalis; coronarius dan lambdoideus
mulai menutup usia 20-30 tahun;
2. Sutura parieto-mastoid menutup diusia 35 tahun;
3. Sutura spheno-parental tidak akan menutup
sampai usia 70 tahun.

Identifikasi Gigi
Bentuk gigi dan rahang manusia merupakan ciri
khusus dari seseorang, sedemikian khususnya tidak
ada orang yang memiliki struktur gigi dan rahang
yang sama antara satu orang dengan lainnya, saudara
kembar sekalipun.
Akan tetapi, keterbatasan metode ini adalah belum
adanya budaya pencatatan/ pendataan struktur gigi
sebagaimana pendataan sidik jari.

Sidik Jari
Tidak ada satu orangpun didunia yang memiliki
sidik jari yang sama. Kemungkinan untuk adanya
kesamaan sidik jari antara satu dengan yang
lainnya adalah 1:64.000.000.000 (satu dibanding
enam puluh empat milyar)
(I Ketut Murtika dan Djoko Prakoso; 1992: 176)

Sidik Jari
Berbeda dengan metode identifikasi
sebelumnya dimana identifikasi visual, pakaian
dan perhiasan dilakukan oleh keluarga atau
orang yang mengetahui, sidik jari hanya
dilakukan oleh pihak penyidik, tidak termasuk
diantaranya dokter forensik.
Pemeriksaan sidik jari (daktiloskopi) tidak
dilakukan oleh pihak lain, dan rekaman data
sidik jari dimiliki oleh penyidik sebagai bukti
pembanding.

Serologi
Salah satu proses identifikasi yang memiliki
tingkat akurasi yang tinggi selain identifikasi
medis dan gigi serta sidik jari.
Penentuan golongan darah yang diambil dari
dalam tubuh korban maupun bercak yang
terdapat di tempat kejadian perkara dapat
mengetahui apakah darah tersebut milik korban
atau tersangka tindak pidana.

Eksklusi
Metode ini biasanya dipakai jika korbannya
masal. Ekslusi adalah metode ramalan atau
probability.
Misalnya dengan menggunakan passenger list
untuk kasus kecelakaan pesawat terbang.

Daftar Bacaan
• R. Abdussalam, Forensik;
• Abdul Mun’im Idries, Pedoman Ilmu
Kedokteran Forensik;
• John O’Brien, Criminal Investigation