THE RESPONSIVE LEGISLATION: THE ROLE OF PARLIAMENTS IN THE ESTABLISHMENT OF LOCAL REGULATIONS ON TAXES AND FEES THAT ARE RESPONSIVE IN CENTRAL MALUKU DISTRICT

LEGISLASI DAERAH YANG RESPONSIF: Peranan DPRD Dalam Pembentukan Peraturan Daerahmengenai Pajak Dan Retribusi Yang Responsif Di Kabupaten Maluku Tengah

THE RESPONSIVE LEGISLATION: The Role Of Parliaments In The Establishment Of Local Regulations On Taxes And Fees That Are Responsive In Central Maluku District

1 2 3 Dayanto 4 , Achmad Ruslan , Muh. Hasrul , dan Asma Karim

1 Faculty of Law Darussalam University JL. Raya Tulehu Km 24, 97582, Ambon, Indonesia

Telp./Fax: +62-911-3303344 Email : dayan_enlight@yahoo.co.id

2 Faculty of Law Hasanuddin University JL. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia

Telp./Fax: +62-411-587219 E-mail: profachmadruslan@ymail.com

3 Faculty of Law Hasanuddin University JL. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia

Telp./Fax: +62-411-587219 E-mail: luluhukum@gmail.com

4 Faculty of Law Darussalam University JL. Raya Tulehu Km 24, 97582, Ambon, Indonesia

Telp./Fax: +62-911-3303344 Email: asmak2261@gmail.com

Submitted: Dec 02, 2016; Reviewed: Dec 30, 2016; Accepted: Dec 30, 2016

Abstrak

Keberadaan Peraturan Daerah (Perda) mengenai pajak dan retribusi kerap menjadi masalah terutama menjadi penyebab terjadinya iklim ekonomi berbiaya tinggi (hight cost economy) di era otonomi daerah luas saat ini. Olehnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai salah satuprimary organpembentukan Perda dituntut pera- nannya dalam menghadirkan Perda mengenai Pajak dan Retribusi yang responsif. Dengan metode penelitian hukum normatif-empiris yangberlokasi di Kabupaten Maluku Tengah, penelitian ini menemukan bahwa peran normatif DPRD sebagaimana ditentu- kan dalam ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang memungkinkan terwujud- nya pembentukan Perdamengenai Pajak dan Retribusi yang responsif belum secara efektif diimplementasikan. Oleh karena itu,untuk menjamin adanya pembentukan Perda mengenai Pajak dan Retribusi berkarakter responsif diperlukan adanya ketaatan hukum DPRD untuk mengimplementasikan peran normatifnya dalam pembentukan Perda, pemberdayaan kapasitas institusional DPRD maupun personal anggota DPRD dalam pembentukan Perda, serta diperlukan adanya revisi Peraturan DPRD Kabupaten Ma- luku Tengah Nomor 01 Tahun 2014 tentang Tata Tertib DPRD sehingga menjamin adanya aksesibilitas partisipasi masyarakat dalam pembentukan Perda.

Kata Kunci: DPRD, Pajak dan Retribusi, Peraturan Daerah, Responsif

Abstract

The existence of Local Regulation of taxes and levies is often a problem, especially the cause of the economic climate, hight cost economy in the era of regional autonomy widespread today. Therefore, the Regional Representatives Council as one of the pri- mary organs of the establishment of legislation demanded its role in presenting the Regulation on Taxes and Levies responsive. With the normative-legal research me- thods-empirical located in Central Maluku district, the study found that the normative role of Parliament as provided for in the provisions of legislation that allows for the formation of local legislation on taxes and levies which have not been effectively im- plemented responsive. Therefore, to ensure the establishment of local legislation on Taxes and Levies character responsive required their obedience to the law of Parlia- ment to implement the role of normative in the formation of legislation, empowering the institutional capacity of Parliament as well as personal legislators in the formation of legislation, as well as the necessary revision of DPRD Regulation Central Maluku Dis- trict Number 01 of 2014 on the Standing Orders of parliament so as to ensure the ac- cessibility of public participation in the formation of legislation.

Keywords: DPRD, Local Regulation, Responsive, Taxes and Fees

PENDAHULUAN

Peraturan Daerah (Perda) menge-

nai Pajak dan Retribusi merupakan in-

Hukum Universitas Darussalam Ambon (Anggota Tim Peneliti Pengusul); Prof.Dr.

strumen hukum bagi daerah otonom untuk

Achmad Ruslan, S.H.,M.H. merupakan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

menopang pembiayaan daerah dalam

(Ketua Tim Peneliti Mitra); dan Dr. Muh. Hasrul, S.H.,M.H. merupakan Dosen Fakultas

menjalankan fungsi pemerintahan dan

Hukum Universitas Hasanuddin (Anggota Tim

pembangunan. Hal ini seiiring dengan di- Peneliti Mitra).

1 Pada dasarnya otonomi seluas-luasnya menja-

berlakukannya desentralisasi atau otonomi

di paradigma yang mengedepan dalam ke- rangka pengelolaan desentralisasi dan oto-

luas 1 yang dimulai pada tanggal 1 Januari

nomi daerah di Indonesia pasca reforma- si.Sejalan dengan itu, paradigma otonomi se- luas-luasnya ini, haruslah didasarkan pada

*Artikel ini merupakan bagian dari Hasil keadaan nyata sesuai dengan faktor-faktor Penelitian Kerjasama antar Perguruan Tinggi

yang hidup dan berkembang secara objektif (PEKERTI) antara Tim Peneliti Pengusul

di masing-masing daerah otonom dan dis- (TPP) Fakultas Hukum Universitas Darussalam

esuaikan dengan kemampuan mengatur dan Ambon dengan Tim Peneliti Mitra (TPM)

mengurus rumah tangganya sendiri.Selain itu, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin,

luas-luasnya bukan dalam arti bebas tanpa Berdasarkan Surat Perjanjian Penugasan

tanggungjawab, tetapi sebaliknya harus harus Pelaksanaan Program Penelitian Direktorat

diselenggarakan dalam suasana tanggungja- Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat

wab dalam bingkai negara kesatuan Republik Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

Indonesia berdasarkan Undang-Undang Da- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

sar Negara Republik Indonesia Tahun Tinggi Nomor: 012/SP2H/LT/DRPM/II/2016,

1945.Pemberian otonomi yang seluas-luasnya **) tanggal 17 Februari 2016.

kepada Daerah diarahkan untuk mempercepat Dayanto, S.H.,M.H. merupakan Dosen

terwujudnya kesejahteraan masyarakat mela- Fakultas Hukum Universitas Darussalam

lui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, Ambon (Ketua Tim Peneliti Pengusul); Asma

dan peran serta masyarakat.Di samping itu Karim, S.H.,M.H. merupakan Dosen Fakultas

melalui otonomi luas, dalam lingkungan stra-

2001. Dengan adanya otonomi luas terse- daerah sebagai sumber penerimaan dae- but , setiap daerah dipacu untuk memiliki rah, bahkan, dalam Undang-Undang No- kreatifitas dalam mencari sumber-sumber mor 5 Tahun 1974 pajak dan retribusi dae- penerimaan yang legal dan diandalkan rah dimasukkan menjadi pendapatan asli sesuai dengan ketentuan peraturan perun- daerah. dang-undangan maupun ciri khas kondisi

Pada kenyataannya, praktik pem- masing-masing daerah. Salah satu sumber bentukan Perda khususnya yang berkaitan penerimaan daerah yang dapat diandalkan dengan pajak dan retribusi sejak dibu- itu adalah pajak dan retribusi daerah seba- kanya kran desentralisasi dan otonomi gaimana yang diatur dalam Undang- luas saat ini, justeru disesaki dengan mun- Undang Nomor 34 Tahun 2000 dan peng- culnya berbagai Perda mengenai pajak gantinya Undang-Undang Nomor 28 Ta- dan retribusi yang bermasalah. Secara na- hun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retri- sional, Perda yang dibatalkan berdasarkan busi Daerah.

jenis pajak daerah, retribusi daerah dan Diungkapkapkan oleh Marihot P. Perdalainnya dapat dilihat pada tabel di

2 Siahaan 3 , dalam sejarah pemerintahan bawah ini :

daerah di Indonesia, sejak Indonesia mer- Tabel 1: Daftar Peraturan Daerah Ber- deka sampai saat ini pajak dan retribusi dasarkan Jenis Pajak, Retribusi, dan daerahtelah menjadi sumber penerimaan Lain-Lain

yang dapat diandalkan bagi daerah. Sejak

Retri- Lain- Jum-

tahun 1948 berbagai Undang-Undang ten- Pajak

Tahun

busi Lain lah

tang Pemerintahan Daerah dan Perimban-

gan Keuangan antara Pusat dan Daerah

telah menempatkan pajak dan retribusi

tegis globalisasi, Daerah diharapkan mampu

83 233 90 406 meningkatkan daya saing dengan memperha-

tikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadi- lan, keistimewaan dan kekhususan serta po-

Sumber: Biro Hukum Kemendagri, Tahun

tensi dan keanekaragaman Daerah dalam sis-

2010 (Hattu, 2010)

tem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lihat Bagian Umum Penjelasan atas Undang-

undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Peme- Hendrik Hattu, Model Undang-Undang rintahan Daerah yang berkaitan dengan Hu-

Berkarakter Responsif (Studi atas Undang- bungan Pemerintah Pusat dan Daerah

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 2 Marihot Pahala Siahaan, Pajak Daerah dan Pemerintahan Daerah), Ringkasan Disertasi,

Retribusi Daerah , PT Raja Grafindo Persada, Makassar, Program Pasca Sarjana Universitas Jakarta, Cetakan Ketiga, 2013, hlm. 1-2

Hasanuddin, Makassar, 2010, hlm. 8

NB:2009*: Pembatalan sesuai Program 5 Diungkapkan oleh Isrok bahwa sa- 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II.

lah satu kriteria sebuah Perda dikategori- kan sebagai Perda bermasalah yakni Per-

Kenyataan ini memperlihatkan bah- datersebut dibuat dan dilaksanakan tidak wa dari total 1.865 Perda yang masuk da- memperhatikan prinsip-prinsip dasar eko- lam daftar pembatalan terdapat 1.415 atau nomi/investasi, dengan kata lain mening-

75, 87 % produk Perda mengenai pajak katkan pajak secara berlebihan sehingga dan retribusi. Begitu pula, sebagaimana mengakibatkan timbulnya hightcost econ- yang diumumkan secara resmi oleh Ke- omy. menterian Dalam Negeri pada 21 Juni

Secara umum, gejala maraknya pro- 2016 bahwa terdaftar 3.143 Perda/Perkada duk Perda bermasalah mengenai pajak dan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang retribusi ini menyeret situasi pembangu- dibatalkan/direvisi. Dari pengumuman nan hukum Indonesia saat ini ke situasi tersebut, khusus untuk Provinsi dan Ka- hyperregulated society . Oleh Achmad Ali, bupaten/Kota di Maluku terdapat 106 Per- gejala ini dilukiskan sebagai:

da yang masuk dalam kategori tersebut. “Kita semakin banyak ditaburi Untuk Kabupaten Maluku Tengah terda-

oleh berbagai peraturan dan un- pat 10 Produk Perda, dimana dari kesepu-

dang-undang yang semuanya un- luh Produk Perda tersebut terdapat 8 (de-

tuk mengatur perilaku manusia. lapan) Perda mengenai pajak dan retribu-

Peraturan dan Undang-Undang itu si.Dampak serius yang ditimbulkan dari

semakin hari semakin bertambah, banyaknya Perda tentang pajak dan retri-

sehingga tidaklah berlebihan apa- busi daerah, adalah melambatnya arus in-

bila kita sedang memasuki suatu vestasi di daerah, karena para investor

kondisi hyper regulated society. menganggap pajak-pajak dan retribusi-

Pertanyaan besarnya adalah men- retribusi tersebut sangat membebani me-

gapa setelah dihadapkan dengan reka 4 berbagai aturan dan Undang-

Negeri sedang mengevaluasi perda yang ber-

Secara spesifik Menteri Dalam Negeri Tjahjo tentangan dengan konsitusi, serta peraturan un- Kumolo menerangkan bahwa tujuan dari pem-

dang-undang (UU) yang lebih ting- batalan perda ini adalah memperkuat daya

gi.http://www.kemendagri.go.id, diakses 19 Ju- saing bangsa di era kompetisi.Perda itu meru-

5 li 2016.

pakan aturan yang dinilai menghambat per- Isrok, Oktober 2009. “Korelasi Antara tumbuhan ekonomi daerah dan memperpanjang

Peraturan Daerah (Perda) Bermasalah dengan jalur birokrasi, hambat investasi, dan kemuda-

Tingkat Investasi Ke Daerah”, Jurnal Hukum han berusaha.Saat inipun Kementerian Dalam

Ius Quia Iustum , Vol. 16, Nomor 4, hlm. 566.

Undang yang seabrek-abrek itu, setujuan rakyat dalam negara hukum yang orderness tidak kunjung datang. demokratis tidak lain melalui wakil-wakil Yang terjadi justeru hukum tampak di legislatif dalam kerangka peraturan pe-

semakin hopeless dan kedodoran 7 rundang-undangan. sehingga penyelesaian hukumpun

Penelitian ini berkaitan dengan ana- justeru menciptakan persoalan ba- lisis terhadap implementasi peran Dewan ru ketimbang menuntaskan”. 6 Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) seba-

gai organ utama (primary organ) dalam Karenanya urgensi untuk melemba- struktur pemerintahan daerah yang men- gakan suatu pembentukan Perda berkarak- cerminkan wujud representasi masyarakat ter responsif guna menopang berkem- daerah dalam melaksanakan wewenang bangnya praktik pembentukan peraturan otonomi daerah khususnya wewenang da- perundang-undangan yang baik (good leg- lam mengatur urusan rumah tangga daerah islation) di era otonomi yang luas kian dalam bentuk pembentukan Perda menge- menemukan kebutuhan faktualnya, terma- nai pajak dan retribusi. suk -dalam idealnya- untuk mendekatkan

Landasan Konseptual: Teori Hukum

tercapainya tujuan negara kesejahteraan

Responsif, Pemerintahan Daerah Parti-

(welfare state) melalui pembentukan Per-

sipatif-Populis dan Tahapan Pemben-

da pajak dan retribusi yang responsif.

tukan Peraturan Daerah Responsif

Berkaitan dengan hal itulah, dalam

konteks negara hukum yang demokratis Teori Hukum Responsif

(democratische rechtstaat), prinsip kedau- Menurut Philipe Nonet dan Philip latan rakyat mensyaratkan persetujuan ra-

Selznick 8 , pengembaraan mencari hukum kyat dalam menentukan besar pajak mau- responsif telah menjadi kegiatan teori hu-

pun retribusi yang harus dibayar pada dae- kum moderen yang terus berkelanjutan. rah. Persetujuan rakyat menjadi penting Sebagaimana yang dikatakan Jerome karena bagi rakyat, pajak termasuk retri- Frank, tujuan utama kaum realisme hu- busi “sama dengan menyayat daging tu- kum adalah untuk membuat hukum men- buh sendiri”. Keterlibatan dan bentuk per-

Bandingkan dengan Imam Soebechi, Judicial

Review Perda Pajak dan Retribusi Daerah ,

Achmad Ruslan, Juni 2005.“Pembentukan Pe- Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm. 109-110.

raturan Perundang-Undangan dan Kualitas 8 Philipe Nonet dan Philip Selznick, Hukum Produk Hukumnya” , Jurnal Ilmu Hukum

Responsif , terjemahan, Nusa Media, Amanna Gappa, Vol. 13, Nomor 2, hlm. 170

Bandung, 2008, hlm. 83 Bandung, 2008, hlm. 83

pektif dalam rangka untuk mengejar apa Bertolak dari pandangan tersebut, yang disebut ”keadilan substantif”. maka Philipe Nonet dan Philip Selznick

Indikator karakter hukum responsif mengetengahkan teori tentang tiga kea- berhubungan dengan konfigurasi politik daan dasar hukum dalam masyarakat, yai- dan sistem hukum pemerintahan suatu ne- tu hukum represif, hukum otonom, dan gara. Menurut Moh. Mahfud M.D, jika hukum responsif. Nonet dan Selznick konfigurasi politik dalam negara berjalan menjelaskan hubungan antara hukum dan secara otoriter, akan melahirkan produk penindasan. Dikatakan, masuknya peme- hukum ortodoks/otoriter. Sedangkan jika rintah ke dalam pola kekuasaan yang ber- konfigurasi politik negara terbangun seca- sifat menindas, melalui hukum, berhubun- ra demokratis maka akan melahirkan pro- gan erat dengan masalah kemiskinan duk hukum responsif/populistik. Selanjut- sumber daya pada elit pemerintah. Peng- nya menyangkut produk hukum responsif.

gunaan kekuasaan yang bersifat menindas, 10 Moh. Mahfud MD mendefinisikan pro- terdapat pada masyarakat yang masih be- duk hukum responsif sebagai:

rada pada tahap pembentukan tatanan po- Produk hukum yang men- litik tertentu.

cerminkan rasa keadilan dan me- Mengacu pada perspektif Nonet dan

menuhi harapan masyarakat. Da- Selznick 9 , hukum yang responsif itu ada-

lam proses pembuatannya membe- lah hukum yang siap mengadopsi para-

rikan peranan besar dan partisipasi digma baru dan meninggalkan paradigma

penuh kelompok-kelompok sosial lama. Dengan demikian, di dalam hukum

atau individu di dalam masyarakat. yang responsif terbuka lebar ruang dialog

Hasilnya bersifat responsif tuntu- dan wacana serta adanya pluralistik gaga-

tan-tuntutan kelompok sosial atau san sebagai sebuah realitas. Karena itu

individu dalam masyarakat. hukum yang responsif tidak lagi selalu mendasarkan pertimbangannya pada per-

Lebih lanjut, Moh. Mahfud MD timbangan juridis melainkan mencoba me- mengajukan eksplanasi bahwa produk hu- kum yang berkarakter responsif, proses

Rodiyah, Januari 2012. “Aspek Demokrasi Pembentukan Peraturan Daerah Dalam 10 Moh. Mahfud MD, Politik Hukum Di

Perspektif Socio-Legal”, Jurnal MMH, Jilid Indonesia , Raja Grafindo Persada, Jakarta, 41, Nomor 1,hlm. 149-150 2009, hlm. 31-32 Perspektif Socio-Legal”, Jurnal MMH, Jilid Indonesia , Raja Grafindo Persada, Jakarta, 41, Nomor 1,hlm. 149-150 2009, hlm. 31-32

Dengan kata lain, dibutuhkan suatu dengan aspirasi atau kehendak masyarakat kapasitas kepemerintahan yang responsif yang dilayaninya.

dalam dua arah atau secara timbal balik Dengan demikian, dalam aspek dari unsur pemerintahan daerah dengan proses pembentukan dan fungsinya maka masyarakatnya. Kapasitas responsif dari produk Perda yang berkarakter responsif unsur pemerintahan daerah ditandai den- yang menjadi domain dalam kajian ini da- gan adanya DPRD dan Kepala Daerah pat diindikasikan dengan produk Perda yang akomodatif terhadap setiap aspirasi yang proses pembuatannya partisipatif dan logis dari masyarakat dalam keseluruha- materi muatannya bersifat aspiratif.

nan proses pengambilan kebijakan daerah, sedangkan kapasitas responsif dari masya-

Pemerintahan Daerah Partisipatif-

rakat ditandai dengan kemampuannya un-

Populis

tuk terlibat dalam melakukan pengawasan Merujuk pada pandangan S.H. Sa-

ataupun memberikan input secara partisi- rundajang 11 , kinerja desentralisasi dan

patif dalam keseluruhan proses pengambi- otonomi daerah, khususnya dalam hal

lan kebijakan tersebut, termasuk dalam hal menghadirkan produk-produk Perda res-

kebijakan membuat peraturan perundang- ponsif hanya dimungkinkan apabila sistem

undangan sendiri (zelfwetgeving). pemerintahan daerah dikelola berdasarkan

pola pikir partisipatif-populis, dengan me- Tahapan Pembentukan Peraturan Dae- nyediakan akses bagi masyarakat untuk rah Responsif

bersikap dalam menentukan kehidupan Mengikut pada pandangan Jufrina penyelenggaraan sistem pemerintahan 12 Rizal tentang langkah yang dapat ditem-

daerah, dimana kaum elit harus memper- puh untuk menghasilkan undang-undang tanggungjawabkan pelaksanaan kebijakan yang baik secara prosedural, maka secara

Saifudin, Partisipasi Publik Dalam Dalam

11 Lihat S.H. Sarundajang, Babak Baru Sistem Pembentukan Peraturan Perundang- Pemerintahan , Kata Hasta Pustaka, Jakarta,

Undangan , FH UII Press, Yogyakarta, 2009, 2011, hlm. 364-365

hlm. 72 hlm. 72

si/Kabupaten/Kota) yang memiliki kapasi- Jika dikaitkan dengan definisi pem- tas responsif dalam menunaikan fungsi bentukan peraturan perundang-undangan dan kerja-kerja representasi keparlemenan yang dirumuskan dalam Pasal 1 angka 1 menjadi keperluan yang diidealkan, den- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 gan ini dimungkinkan tercipta tata kelola bahwa: “pembentukan peraturan perun- pemerintahanyang mengedepankan prin- dang-undangan adalah pembuatan peratu- sip keseimbangan kekuasaan (check and ran perundang-undangan yang mencakup balances ) di masing-masing level peme-

tahapan perencanaan, penyusunan, pem- 13 rintahan. bahasan, pengesahan atau penetapan dan

Menurut teori, fungsi badan legisla- pengundangan”, maka dapat dikualifisir 14 tif daerah yang paling pokok ialah:

bahwa tahap ante legislativemeliputi taha-

1. Menentukan policy (kebijakan) dan pan perencanaan dan penyusunan Perda.

membuat peraturan daerah. Untuk Tahap legislative meliputi tahapan pem-

merealisasi fungsi-fungsi ini, bahasan dan pengesahan atau penetapan

DPRD mempunyai wewenang, hak Perda. Sedangkan tahap postlegislative

inisiatif (prakarsa), hak amande- meliputi tahapan pengundangan dan pe-

men.

nyebarluasan Perda.

2. Menentukan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), yang ter-

Analisis Peranan DPRD Kabupaten

cakup dalam hak budget (anggaran).

Maluku Tengah dalam Pembentukan

3. Mengontrol badan eksekutif (Peme-

Peraturan Daerah mengenai Pajak dan

rintah Daerah) melalui hak-hak

Retribusi yang Responsif

DPRD.

Wewenang DPRD dalam Pembentukan

Peraturan Daerah

Pergeseran konstalasi hubungan oto-

13 Dayanto,

“Distorsi Fungsi Parlemen

ritas eksekutif dan legislatif pascareforma-

Pascareformasi”, Ambon Ekspres, Rabu 25 14 Mei 2016, hlm. 4

si sebagaimana yang dibangun oleh kons-

Soetandjo Wignosubroto, et.al, Pasang Surut Otonomi Daerah: Sketsa Perjalanan 100 Ta-

titusi amandemen dan berbagai legislasi

hun , Institute for Local Government, Jakarta, 2005, hlm. 410

Ketentuan Pasal 96 Undang-undang 16 kuatan paksa (coercive). Dengan demi- Nomor 23 Tahun 2014 menyebutkan kian fungsi legislasi mempunyai arti yang

bahwa: “DPRD Provinsi mempunyai sangat penting untuk menciptakan kea- fungsi (a) pembentukan Perda Provinsi; daan masyarakat yang diinginkan (sebagai (b) anggaran; dan (c) pengawasan”, yang social engineering ) maupun sebagai pen- mana ketiga fungsi tersebut dijalankan cipta keadilan sosial bagi masyarakat. dalam kerangka representasi rakyat di

Melalui fungsi legislasi ini sesung- daerah provinsi dengan menjaring aspirasi guhnya menempatkan DPRD pada posisi

masyarakat. 15 yang sangat strategis dan terhormat, kare- Fungsi pembentukan Perda Provinsi na DPRD ikut menentukan keberlangsun-

dilaksanakan dengan cara: (a) membahas gan dan masa depan daerah. Hal ini juga bersama gubernur dan menyetujui atau harus dimaknai sebagai amanah untuk tidak menyetujui rancangan Perda Provin- memperjuangkan dan meningkatkan kese-

si; (b) mengajukan usul rancangan Perda 17 jahteraan rakyat. Provinsi; dan (c) menyusun Program

pembentukan Perda bersama gubernur. Khusus mengenai fungsi legislasi dapat dikatakan bahwa fungsi legislasi adalah suatu proses untuk mengakomodasi berbagai kepentingan para pihak pemang- ku kepentingan (stakeholder), untuk me- netapkan bagaimana pembangunan di dae- rah akan dilaksanakan. Oleh karena itu fungsi ini dapat mempengaruhi karakter dan profil daerah melalui Perda sebagai produknya. Disamping itu, sebagai produk hukum daerah, maka Perda merupakan komitmen bersama para pihak pemangku kepentingan daerah yang mempunyai ke-

Lihat Pusat Informasi Proses Legislasi Indo-

15 Hal yang sama diatur dalam Pasal 316 Un- nesia, dalam Sadu Wasistiono dan Yonatan dang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang

Meningkatkan KinerjaDewan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Wiyoso,

Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD), Fokus Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Dae-

Media, Bandung, 2009, hlm. 58 rah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 17 Ibid

Tabel 2: Bentuk Peranan DPRD dalam Menyelenggarakan Wewenang Pem- bentukan Peraturan Daerah

Tahapan

Dasar Hukum

Bentuk Peranan

(UU No. 12/2011)

DPRD melalui Badan Legislasi Daerah ber-

Pasal 34 junto Pasal

sama Pemerintah Daerah menyusun program legislasi daerah.

Perencanaan DPRD melalui Badan Legislasi Daerah Ber-

sama Pemerintah Daerah menyebarluaskan Ante legis-

Pasal 93 ayat (1)

Prolegda.

lative Membuat Rancangan Peraturan Daerah be-

Pasal 56

serta keterangan/Naskah Akademisnya.

Menyebarluaskan naskah rancangan Peratu-

ran daerah beserta keterangan/Naskah aka- Penyusunan

Pasal 93 ayat (2)

demiknya yang berasal dari inisiatif DPRD oleh Badan Legislasi Daerah. Bersama Pemerintah Daerah membahas

Pasal 75

Rancangan Peraturan daerah dalam dua Tingkatan. Atas persetujuan bersama Pemerintah Dae-

Pembahasan rah, DPRD dapat menarik kembali Rancan-

Pasal 76 ayat (2)

Legislative gan Peraturan Daerah Provinsi yang sedang dibahas. Menetapkan Rancangan Peraturan Daerah yang telah disetujui bersama oleh Pemerin-

Pasal 78 ayat (1)

Penetapan

tah Daerah.

Penyebarluasan Peraturan Daerah yang Post Legis-

telah diundangkan dalam Lembaran Dae- lative

Penyebarluasan

Pasal 94

rah dilakukan bersama oleh DPRD dan Pemerintah Daerah.

Semakin strategisnya posisi DPRD undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pe- dalam sistem penyelenggaraan pemerinta- merintahan Di Daerah yang menempatkan han daerah dalam bingkai otonomi yang DPRD sebagai mitra sejajar pemerintah lebih luas pasca perubahan Undang- daerah idealnya berbanding lurus dengan Semakin strategisnya posisi DPRD undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pe- dalam sistem penyelenggaraan pemerinta- merintahan Di Daerah yang menempatkan han daerah dalam bingkai otonomi yang DPRD sebagai mitra sejajar pemerintah lebih luas pasca perubahan Undang- daerah idealnya berbanding lurus dengan

dan Legislasi Daerah; (e) Badan Angga- Berkaitan dengan Partisipasi masya- ran; (f) Badan Kehormatan; dan (g) Alat rakat dalam pembentukan Perda, sebagai kelengkapan lain yang diperlukan dan di- bagian dari institusi Pemerintahan Daerah, bentuk oleh rapat paripurna. maka DPRD secara implisit memiliki ke-

Badan Legislasi Daerah merupakan wajiban untuk memfasilitasi partisipasi alat kelengkapan DPRD yang secara his- masyarakat dalam pembentukan Perda.

toris merupakan perubahan dari Panitia Legislasi Daerah. Diterbitkannya Undang-

Badan Legislasi Daerah DPRD Kabu-

Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang

paten Maluku Tengah sebagai salah

MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang diikuti

satu Poros Pembentukan Peraturan

dengan dikeluarkannnya Peraturan Peme-

Daerah

rintah Nomor 16 Tahun 2010 menyebab- Dalam Pasal 49 Peraturan Dewan

kan kedudukan Badan Legislasi Daerah Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

bersifat parmanen berbeda dengan Panitia Maluku Tengah Nomor 01 Tahun 2009

Legislasi Daerah yang bersifat sementara tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan

(ad hoc) berdasarkan adanya kebutuhan Rakyat Daerah Kabupaten Maluku Ten-

untuk membentuk suatu Peraturan Daerah. gah, 18 ditentukan alat-alat kelengkapan

Pasal 69 Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten Maluku Tengah menen-

18 Selanjutnya disebut Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten Maluku Tengah. Dalam tukan bahwa Pimpinan Badan Legislasi konsideran menimbang dan mengingat Pera-

terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dan 1 (sa-

turan Tata Tertib DPRD ini tidak mencantol- kan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun

tu) orang Wakil Ketua yang merupakan

2010 sebagai landasan hukum, dengan demi- kian Peraturan Tata Tertib ini bukan saja su-

satu kesatuan pimpinan yang bersifat ko-

dah ketinggalan zaman tetapi juga secara formil mengandung kekurangan yuridis, ka-

lektif. Pasal 70 Peraturan Tata Tertib

rena belum disesuaikan dengan perubahan terbaru mengenai perundang-undangan yang

DPRD Kabupaten Maluku Tengah menen- mengatur tentang susunan dan kedudukan tukan bahwa tugas Badan Legislasi Dae-

DPRD dimana sebelumnya diatur dalam Un- dang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang

rah, yaitu:

Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD serta Peraturan Pemerintah No- mor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyu- sunan Tata Tertib DPRD saat ini telah diubah

Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Pe- dengan Undang-undang Nomor 27 Tahun

nyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Ra- 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD

kyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan Per- yang diikuti dengan Peraturan Pemerintah

wakilan Rakyat Daerah.

1. Menyusun rancangan program legis- 7. Memberikan masukan kepada pimpi- lasi daerah yang memuat daftar uru-

nan DPRD atas rancangan peraturan tan dan prioritas rancangan peraturan

daerah yang ditugaskan oleh Badan daerah beserta alasannya untuk setiap

Musyawarah;

tahun anggaran di lingkungan DPRD;

8. Membuat laporan kinerja pada masa

2. Mengkoordinasi penyusunan program akhir keanggotaan DPRD baik yang legislasi daerah antara DPRD dan

sudah maupun yang belum terselesai- pemerintah daerah;

kan untuk dapat digunakan sebagai

3. Menyiapkan rancangan peraturan bahan oleh komisi pada masa keang- daerah usul DPRD berdasarkan pro-

gotaan berikutnya;

gram prioritas yang telah ditetapkan;

4. Melakukan pengharmonisasian, pem- Dengan diberlakukannya Undang-

bulatan, dan pemantapan konsepsi Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang rancangan peraturan daerah yang di- Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan ajukan anggota, komisi dan/atau ga- Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan bungan komisi sebelum rancangan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat peraturan daerah tersebut disampai- Daerah, maka terjadi penyesuaian Tata kan kepada pimpinan DPRD;

Tertib DPRD Kabupaten Maluku Tengah

5. Memberikan pertimbangan terhadap yang diatur dalam Peraturan Dewan Per- rancangan peraturan daerah yang di- wakilan Daerah Kabupaten Maluku Ten- ajukan oleh anggota, komisi dan/atau gah Nomor 01 Tahun 2014 Tentang Pera- gabungan komisi, di luar prioritas turan Tata Tertib Dewan Perwakilan Ra- rancangan peraturan daerah tahun kyat Daerah Kabupaten Maluku Tengah, berjalan atau di luar rancangan pera- yang mana terjadi perubahan nomenklatur turan daerah yang terdaftar dalam Badan Legislasi sebagai salah satu alat program legislasi daerah;

kelengkapan DPRD yang khusus menaga-

6. Mengikuti perkembangan dan mela- ni fungsi legislasi DPRD berubah menjadi kukan evaluasi terhadap pembahasan 19 Badan Pembentukan Perda .

materi muatan rancangan peraturan

daerah melalui koordinasi dengan

Pasal 42 ayat (10) Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

komisi dan/atau panitia khusus;

Maluku Tengah Nomor 01 Tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Maluku Tengah menentukan bahwa alat kelengkapan DPRD

Uraian lebih lanjut tentang Badan 6. Sekretaris DPRD karena jabatannya Pembentukan Perda diatur dalam Pasal 58

adalah sekretaris Badan Pembentukan Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Ka-

Perda dan bukan sebagai anggota; bupaten Maluku Tengah Nomor 01 Tahun 7. Masa jabatan pimpinan Badan Pem-

2014 Tentang Peraturan Tata Tertib De- bentukan Perda dapat diganti pada se- wan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupa-

tiap tahun kecuali Pimpinan Badan ten Maluku Tengah, yakni:

Pembentukan Perda.

1. Badan Pembentukan Perda merupa- Adapun tugas Badan Pembentukan kan alat kelengkapan DPRD yang Perda diatur dalam Pasal 59 Peraturan bersifat tetap, dibentuk dalam rapat Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten paripurna DPRD;

Maluku Tengah Nomor 01 Tahun 2014

2. Susunan dan keanggotaan Badan Tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Pembentukan Perda dibentuk pada Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten permulaan masa keanggotaan DPRD Maluku Tengah. Jika dibandingkan den- dan permulaan tahun sidang;

gan tugas Badan Legislasi berdasarkan

3. Jumlah Badan Pembentukan Perda Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Ka- sebanyak 15 orang;

bupaten Maluku Tengah Nomor 01 Tahun

4. Anggota Badan Pembentukan Perda 2009 Tentang Peraturan Tata Tertib De- diusulkan masing-masing fraksi se- wan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupa- suai dengan jumlah anggota;

ten Maluku Tengah, terdapat penambahan

5. Pimpinan Badan Pembentukan Perda tugas Badan Pembentukan Perda. Secara terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 1 keseluruhan tugas Badan Pembentukan (satu) orang wakil ketua yang dipilih Perda DPRD Kabupaten Maluku Tengah, dari dan oleh anggota Badan Pemben- yaitu:

tukan Perda berdasarkan prinsip mu- 1. Menyusun rancangan program pem- syawarah untuk mufakat;

bentukan Perda yang memuat daftar urutan dan prioritas rancangan peratu- ran daerah beserta alasannya untuk setiap tahun anggaran di lingkungan

terdiri dari: (a) pimpinan; (b) Badan

DPRD;

Musyawarah; (c) komisi; (d) Badan Pembentukan Perda; (e) Badan Anggaran; (f) Badan Kehormatan; dan (g) alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.

2. Koordinasi untuk penyusunan pro- 8. Memberikan masukan kepada pimpi- gram Pembentukan Perda antara

nan DPRD atas rancangan peraturan DPRD dan pemerintah daerah;

daerah yang ditugaskan oleh Badan

3. Menyiapkan rancangan peraturan

Musyawarah; daerah usul DPRD berdasarkan pro- 9. Membuat laporan kinerja pada masa

gram prioritas yang telah ditetapkan; akhir keanggotaan DPRD baik yang

4. Melakukan pengharmonisasian, pem- sudah maupun yang belum terselesai- bulatan, dan pemantapan konsepsi

kan untuk dapat digunakan sebagai rancangan peraturan daerah yang di-

bahan oleh komisi pada masa keang- ajukan anggota, komisi dan/atau ga-

gotaan berikutnya;

bungan komisi sebelum rancangan 10. Mengevaluasi efektifitas Peraturan peraturan daerah tersebut disampai-

Daerah yang berlaku. kan kepada pimpinan DPRD;

Dilihat dari kedudukan dan tugas

5. Memberikan pertimbangan terhadap yang dimiliki oleh Badan Legislasi Dae- rancangan peraturan daerah yang di- rah atau Badan Pembentukan Perda maka ajukan oleh anggota, komisi dan/atau dapat dikatakan bahwa Badan Legislasi gabungan komisi, di luar prioritas Daerah merupakan sentral (pusat) penge- rancangan peraturan daerah tahun lolaan agenda legislasi DPRD Kabupaten berjalan atau di luar rancangan pera- Maluku Tengah. Hal ini sangat penting turan daerah yang terdaftar dalam terutama dalam mengejewantahkan fungsi program legislasi daerah;

dasar DPRD dalam bidang legislasi sesuai

6. Meneliti dan menguji kelayakan ran- dengan amanat otonomi daerah. Dalam cangan peraturan daerah yang dilaku- perspektif otonomi daerah, keberadaan kan oleh pemerintah daerah sebelum daerah otonom tidak semata-mata untuk memasuki pembahasan panitia khu- mengurus (besturende), tetapi juga men- sus/komisional;

gatur (regulende) urusan rumah tangga

7. Mengikuti perkembangan dan mela- daerahnya sendiri. kukan evaluasi terhadap pembahasan materi muatan rancangan peraturan daerah melalui koordinasi dengan komisi dan/atau panitia khusus;

In concreto Peranan DPRD Kabupaten dan disosialisasikan. Implikasi dari tidak Maluku Tengah dalam Pembentukan adanya penyebarluasan program legislasi Peraturan Daerah mengenai Pajak dan daerah ini maka terjadi ketertutupan in-

Retribusi yang Responsif

formasi tentang program legislasi daerah, akibatnya tahapan perencanaan pemben-

Tahap Ante legislative

tukan Perda termasuk Perdamengenai pa- Proses legislasi diawali dengan

jak dan retribusi tanpa melibatkan partisi- proses pembuatan program legislasi dae-

pasi masyarakat. Sebagaimana yang dite- rah atau program pembentukan Perda. Da-

mukan Peneliti tentang peranan Pemerin- lam proses ini seharusnya DPRD Kabupa-

tah Daerah pada tahapan ini maka terung- ten Maluku Tengah melalui Badan Legis-

kap bahwa Program legislasi daerah ha- lasi/Badan Pembentukan Perda memiliki

nyalah kesepakatan elitis antara pihak peranan yang strategis baik berdasarkan

DPRD dan pemerintah daerah tanpa meli- Pasal 34 dan Pasal 93 ayat (1) Undang-

batkan sedikitpun partisipasi masyarakat. Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Sedangkan pada tahap penyusunan Pembentukan Peraturan Perundang-

Perda, Pasal 93 ayat (2) Undang-Undang Undangan maupun berdasarkan Peraturan

Nomor 12 Tahun 2011 menentukan pera- DPRD tentang Tata Tertib DPRD.

nan DPRD melalui Badan Legislasi Dae- Namun, pada tahap proses pembua-

rah/Badan Pembentukan Perda dalam hal tan program pembentukan Perda ini pera-

rancangan peraturan daerah yang merupa- nan DPRD melalui Badan Legisla-

kan inisiatif DPRD untuk menyebarlua- si/Pembentukan Perda dalam menyebarlu-

skan rancangan Peraturan Daerah beserta askan Program Legislasi Daerah tidak di-

keterangan/naskah akademiknya. Namun, laksanakan sebagaimana mestinya, yang

karena tidak ada satupun Rancangan Pera- mana program legislasi daerah termasuk

turan Daerah tentang Pajak dan Retribusi program pembentukan Perda mengenai

yang berasal dari inisiatif DPRD maka pajak dan retribusi tidak dipublikasikan

peranan inipun tidak dapat dilaksanakan.

Tabel 3 : Produk Perda Kabupaten Maluku Tengah sejak Tahun 2009-2012 yang Telah Diundangkan dalam Berita Daerah

No Tahun Diundangkan

Keterangan 1. 2009

Jumlah Perda

Seluruhnya usul prakarsa Pemda 2. 2010

17 Buah

Seluruhnya usul Prakarsa Pemda 3. 2011

10 Buah

Seluruhnya usul Prakarsa Pemda 4. 2012

3 Buah

10 Buah

Seluruhnya usul Prakarsa Pemda

Total 40 Buah

Sumber: Bagian Hukum Setda Kabupaten Maluku Tengah (Diolah Penulis, 2016)

Ketiadaan Perdayang berasal dari ten Maluku Tengah, menentukan bahwa inisiatif DPRD termasuk Perda mengenai Hak mengajukan rancangan peraturan pajak dan retribusi menunjukan lemahnya daerah adalah hak setiap anggota, komisi, kinerja legislasi DPRD dalam mengguna- Gabungan Komisi, atau Badan Pembentu- kan hak-hak anggota DPRD yang berkai- kan Daerah untuk mengajukan suatu usul tan dengan pembentukan Perda. Padahal prakarsa rancangan Peraturan Daerah. Pasal 18 ayat (1) dan (2) Peraturan Dewan

Perwakilan Daerah Kabupaten Maluku Tahap Legislative

Tengah Nomor 01 Tahun 2009 Tentang Sebagaimana telah diuraikan pula Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan di atas bahwa dalam ketentuan Undang- Rakyat Daerah Kabupaten Maluku Ten- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang gah telah menentukan bahwa sekurang- Pembentukan Peraturan Perundang- kurangnya 5 (lima) anggota DPRD dari Undangan, tahap legislative meliputi ta- fraksi yang berbeda dapat mengajukan hapan pembahasan dan tahapan peneta-

suatu usul prakarsa Rancangan Peraturan 20 pan. Dalam Pasal 90 Peraturan Dewan Daerah dan dapat juga diajukan oleh ko- Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

misi, gabungan komisi dan Badan Legis- Maluku Tengah Nomor 01 Tahun 2014 lasi. Demikian pula pada Pasal 28 ayat (1) tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Ka- Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten bupaten Maluku Tengah Nomor 01 Tahun

2014 Tentang Peraturan Tata Tertib De-

Pasal 75 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dan tahapan penetapan sebagaimana

wan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupa-

yang ditentukan dalam Pasal 78 ayat (1) Un- dang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.

Maluku Tengah, terjadi perbedaan yang mengenai rancangan peraturan sangat mendasar berkaitan dengan tingka-

daerah;

tan pembicaraan yang hanya dilakukan

b. pendapat Bupati terhadap ran- hanya dalam dua tingkat pembicaraan,

cangan peraturan daerah; dan yaitu: 21 c. tanggapan dan/atau jawaban

a. Pembicaraan tingkat I meliputi: fraksi terhadap pendapat Bu-

1. Dalam hal rancangan peraturan

pati.

3. Pembahasan dalam rapat komisi, dilakukan dengan kegiatan sebagai

daerah berasal dari kepala daerah

gabungan komisi, atau panitia berikut:

khusus yang dilakukan bersama

a. Penjelasan Bupati dalam rapat dengan kepala daerah atau peja- paripurna mengenai rancangan

bat yang ditunjuk untuk mewaki- peraturan daerah;

linya.

b. Pemandangan umum fraksi

4. Pembahasan dalam rapat komisi, terhadap rancangan peraturan

gabungan komisi atau panitia daerah; dan

khusus diselesaikan paling lama

c. Tanggapan dan/atau jawaban

14 (empat belas) hari kerja, kepala daerah terhadap pe-

dan/atau atas rekomendasi Badan mandangan umum fraksi.

Musyawarah dengan memperha-

2. Dalam hal rancangan peraturan tikan ketentuan peraturan perun- daerah berasal dari DPRD dilaku-

dang-undangan. kan dengan kegiatan sebagai beri-

b. Pembicaraan tingkat II meliputi: kut:

1. Pengambilan keputusan dalam ra-

a. penjelasan pimpinan komisi, pat paripurna yang didahului den- pimpinan gabungan komisi,

gan:

pimpinan Badan Pembentukan

a. penyampaian laporan pimpi- Perda, atau pimpinan panitia

nan komisi/pimpinan gabun- khusus dalam rapat paripurna

gan komisi/pimpinan panitia khusus yang berisi proses pembahasan, pendapat fraksi

21 Lihat Pasal 90 Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Maluku Tengah

dan hasil; dan

Nomor 01 Tahun 2014 tentang Peraturan Ta- ta Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah- Kabupaten Maluku Tengah.

b. permintaan persetujuan dari wujudkan adanya keamanan dan keterti- anggota secara lisan oleh pim- ban dalam masyarakat. pinan rapat paripurna.

Tempat pengundangan resmi Peratu- ran Daerah Kabupaten Maluku Tengah

2. Pendapat akhir Bupati. dilakukan dalam Lembaran Daerah, untuk

Mengenai pelibatan partisipasi menempatkan secara resmi berbagai pera- masyarakat dalam pengaturan tahap pem- turan daerah agar diketahui oleh masyara- bahasan yang terdiri dari tingkat-tingkat kat luas. Di dalam Pasal 10 Keputusan pembicaraan tersebut menunjukan suatu Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Dae- proses pembentukan Perda yang juga elitis rah Nomor 24 Tahun 2001 tentang Lem- karena hanya melibatkan dua pihak yaitu baran Daerah dan Berita Daerah mengatur DPRD dan Bupati.

bahwa pemerintah daerah menerbitkan Lembaran Daerah dan Berita Daerah un-

Tahap Post Legislative

tuk mengundangkan dan mengumumkan Tahap penyebarluasan Perda di-

Peraturan Daerah.

awali dengan tahap pengundangan yang Lembaran Daerah adalah penerbitan berhubungan erat dengan fiksi hukum yai- resmi yang digunakan untuk mengun-

tu suatu asas yang menyatakan bahwa se- dangkan Peraturan Daerah dan Keputusan

tiap orang dianggap telah mengetahui Kepala Daerah, sedangkan Berita Daerah adanya undang-undang. Asas ini diperlu- adalah penerbitan resmi pemerintah dae- kan untuk mengantisipasi ketika undang-

rah yang digunakan untuk mengumumkan undang itu diberlakukan mengenai seseo-

Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Dae- rang yang belum mengetahui adanya suatu rah, dan Keputusan Kepala Daerah terten-

undang-undang. Tanpa adanya fiksi hu- tu.Berikut ini produk Perdamengenai pa- kum ini banyak yang akan lolos dari jera-

jak dan retribusi yang telah diundangkan tan undang-undang. Padahal tujuan diben- sejak tahun 2007 sampai dengan 2012 di

tuknya undang-undang adalah untuk me- Kabupaten Maluku Tengah.

Tabel 4: Produk Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah mengenai Pajak dan Retribusi Tahun 2007

No Nama Peraturan Daerah

Jumlah

Besar Tarif Pa-

Lembaran Daerah

Pasal

jak/Retribusi

1. Peraturan Daerah Kabupaten

Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 05

36 Pasal

Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Pajak

Tengah Tahun 2007 Hotel

Nomor 06 2. Peraturan Daerah Kabupaten

Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 06

39 Pasal

Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Pajak

Tengah Tahun 2007 Restoran

Nomor 07 3. Peraturan Daerah Kabupaten

Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 07

43 Pasal

Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Pajak

Tengah Tahun 2007 Reklame

Nomor 08 4. Peraturan Daerah Kabupaten

Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 08

36 Pasal

Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Pajak

Tengah Tahun 2007 Hiburan

Nomor 09 5. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 09

38 Pasal

kategori dari PLN Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Pajak

dan bukan PLN serta Tengah Tahun 2007 Penerangan Jalan

untuk industri dan Nomor 10 bukan untuk industri (3 % dan 7 %)

Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 10

6. Peraturan Daerah Kabupaten

37 Pasal

Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Pajak

Tengah Tahun 2007 Pengambilan Bahan Galian

Nomor 11 Golongan C 7. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 11

22 Pasal

kategori sampah Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Retribu-

biasa dan sampah Tengah Tahun 2007 si Sampah di Kabupaten Ma-

Nomor 12 luku Tengah 8. Peraturan Daerah Kabupaten 25 Pasal

luar biasa

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah

Maluku Tengah Nomor 12 Biaya Penggunaan Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Retribu-

Tanah dan Biaya Tengah Tahun 2007 si Pemakaian Kekayaan Dae-

Penggunaan Bangu- Nomor 13 rah

nan/Gedung.

9. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 13

37 Pasal

kelas perawatan, Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Retribu-

frekwensi pelayanan, Tengah Tahun 2007 si Pelayanan Rumah Sakit

tingkat kesulitan, Nomor 14 Umum Daerah Tipe C

dan resiko pelaya- nan.

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 14

10. Peraturan Daerah Kabupaten

18 Pasal

jenis pelayanan ke- Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Retribu-

sehatan yang diberi- Tengah Tahun 2007 si Pelayanan Kesehatan

Nomor 15 Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. 11. Peraturan Daerah Kabupaten

kan

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 15

18 Pasal

jenis jasa/fasilitas Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Retribu-

Tengah Tahun 2007 si Atas Perizinan dan Bim-

yang diberikan

Nomor 16 bingan Pengendalian Di Bi- dang Kesehatan 12. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 16

21 Pasal

klasifikasi bentuk Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Retribu-

Tengah Tahun 2007 si Tanda Daftar Perusahaan.

usaha

Nomor 17 13 Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 17

18 Pasal

nilai investasi (tidak Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Retribu-

termasuk tanah dan Tengah Tahun 2007 si Tanda Daftar Industri.

Nomor 18 14. Peraturan Daerah Kabupaten

bangunan)

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 18

18 Pasal

jumlah pelayanan Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Retribu-

dan fasilitas yang Tengah Tahun 2007 si Objek Wisata

Nomor 19 15. Peraturan Daerah Kabupaten

digunakan

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 19

18 Pasal

klasifikasi dan jenis Kabupaten Maluku Tahun 2007 Tentang Retribu-

perizinan yang dibe- Tengah Tahun 2007 si Perizinan Di Bidang Pos

rikan

Nomor 20 Nomor 20

Sumber:Bagian Hukum Setda Kabupaten Maluku Tengah (Diolah Penulis, 2016)

Tabel 5: Produk Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah mengenai Re- tribusi Tahun 2009

No Nama Peraturan Daerah

Jumlah

Besar Tarif Pa-

Lembaran Daerah

Pasal

jak/Retribusi

Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 01

1. Peraturan Daerah Kabupaten

17 Pasal

Rp. 500.000,-

Kabupaten Maluku Tahun 2009 Tentang Retri-

Tengah Tahun busi Izin Pondok Wisata

2009 Nomor 49 2. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan jenis Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 02

17 Pasal

Kabupaten Maluku Tahun 2009 Tentang Retri-

izin yang diberikan

Tengah Tahun busi Izin Rumah Makan,

2009 Nomor 50 Bar, dan Restoran 3. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan jenis Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 03

17 Pasal

izin yang dikenakan seka- Kabupaten Maluku Tahun 2009 Retribusi Izin

li untuk masa berlakunya Tengah Tahun Hotel

2009 Nomor 51 4. Peraturan Daerah Kabupaten

izin

Variatif berdasarkan jenis Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 04

17 Pasal

hiburan umum yang dibe- Kabupaten Maluku Tahun 2009 Tentang Retri-

Tengah Tahun busi Izin Hiburan Umum

rikan

2009 Nomor 52 5. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan jenis Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 05

23 Pasal

Kabupaten Maluku Tahun 2009 Tentang Retri-

kenderaan yang diuji

Tengah Tahun busi Pengujian Kenderaan

2009 Nomor 53 Bermotor 6. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan jenis Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 06

27 Pasal

usaha angkutan dan Kabupaten Maluku Tahun 2009 Tentang Retri-

trayek yang dilalui serta Tengah Tahun busi Izin Usaha Angkutan

jenis angkutan dan kapa- 2009 Nomor 54 Orang dan Izin Trayek

sitas tempat duduk yang tersedia

7. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan jenis Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 07

17 Pasal

kenderaan pengguna Kabupaten Maluku Tahun 2009 Tentang Retri-

Tengah Tahun busi Parkir Di Tepi Jalan

tempat parker

2009 Nomor 55 Umum 8. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan jenis Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 08

18 Pasal

Kabupaten Maluku Tahun 2009 Tentang Retri-

dokumen yang diberikan

Tengah Tahun busi Penggantian Biaya Ce-

2009 Nomor 56 tak Kartu Pendaftaran Pen- duduk dan Akta Catatan Si- pil 9. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan bi- Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 10

36 Pasal

dang jasa pelaksana kon- Kabupaten Maluku Tahun 2009 Tentang Pembe-

struksi dan jasa perenca- Tengah Tahun rian Izin Usaha Jasa Kon-

2009 Nomor 57 struksi

na/pengawasan.

Sumber:Bagian Hukum Setda Kabupaten Maluku Tengah (Diolah Penulis, 2016)

Tabel 6: Produk Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah Mengenai Pajak dan Retribusi Tahun 2012

No Nama Peraturan Daerah

Jumlah

Besar Tarif Pa-

Lembaran Dae-

Pasal

jak/Retribusi

rah

1. Peraturan Daerah Kabupaten

Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 15 Tahun

38 Pasal

Kabupaten Malu- 2012 Tentang Pajak Air Tanah

ku Tengah Tahun 2012 Nomor 121

2. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 16 Tahun

41 Pasal

Kabupaten Malu- 2012 Tentang Pajak Hiburan

jenis hiburan

ku Tengah Tahun 2012 Nomor 122

3. Peraturan Daerah Kabupaten

Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 17 Tahun

41 Pasal

Kabupaten Malu- 2012 Tentang Pajak Hotel

ku Tengah Tahun 2012 Nomor 123

4. Peraturan Daerah Kabupaten 40 Pasal

Lembaran Daerah

Maluku Tengah Nomor 18 Tahun Kabupaten Malu- 2012 Tentang Pajak Mineral Bu-

ku Tengah Tahun kan Logam dan Batuan

2012 Nomor 124 5. Peraturan Daerah Kabupaten

Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 19 Tahun

41 Pasal

Kabupaten Malu- 2009 Tentang Pajak Restoran

ku Tengah Tahun 2012 Nomor 125

Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 20 Tahun

6. Peraturan Daerah Kabupaten

37 Pasal

Kabupaten Malu- 2012 Tentang Bea Perolehan Hak

ku Tengah Tahun Atas Tanah dan Bangunan

2012 Nomor 126 7. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 21 Tahun

20 Pasal

jenis usaha perika- Kabupaten Malu- 2012 Tentang Retribusi Izin Usa-

nan tangkap dan ku Tengah Tahun ha Perikanan

perikanan budidaya. 2012 Nomor 127 8. Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 22 Tahun

24 Pasal

jenis fasilitas, loka- Kabupaten Malu- 2012 Tentang Retribusi Tempat

si, jangka waktu ku Tengah Tahun Penginapan/Pesanggrahan/Vila

2012 Nomor 128 9. Peraturan Daerah Kabupaten

pemakaian.

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 23 Tahun

22 Pasal

frekuensi, jenis, dan Kabupaten Malu- 2012 Tentang Retribusi Tempat

jangka waktu laya- ku Tengah Tahun Rekreasi dan Olahraga

nan tempat rekreasi, 2012 Nomor 129 pariwisata dan ola- hraga yang disedia- kan, dimiliki, dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

Variatif berdasar- Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 24 Tahun

10. Peraturan Daerah Kabupaten

25 Pasal

kan, jangka waktu Kabupaten Malu- 2012 Tentang Retribusi Pelaya-

pemakaian, jenis ku Tengah Tahun nan Kepelabuhanan

pelayanan dan vo- 2012 Nomor 130 lume

11 Peraturan Daerah Kabupaten

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 25 Tahun

34 Pasal

tingkat penggunaan Kabupaten Malu- 2012 Tentang Retribusi Izin

jasa, jenis bangu- ku Tengah Tahun Mendirikan Bangunan

nan, dan harga dasar 2012 Nomor 131 bangunan atau ren- nan, dan harga dasar 2012 Nomor 131 bangunan atau ren-

Variatif berdasarkan Lembaran Daerah Maluku Tengah Nomor 26 Tahun

12 Peraturan Daerah Kabupaten

20 Pasal