Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi Biaya Maksimum terhadap Pekerjaan Balok Lantai (Floor Beam) Gedung Struktur Beton Bertulang

  Jurnal aintis

ISSN: 1410-7783

   Volume 13 Nomor 1, April 2013, 10-31

Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan

Efisiensi Biaya Maksimum terhadap Pekerjaan

  

Balok Lantai (Floor Beam) Gedung Struktur Beton Bertulang

Analysis of Optimum Reinforcement Bar to get maximum Cost Eficiency

of Floor Beam of Reinforced Concrete Structure Building

  

Yuly Astuti dan Rony Ardiansyah

Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau

Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru 28284

  

Yuly_momentarea@yahoo.co.id

Abstrak

  Manajemen pemakaian tulangan baja adalah salah satu aspek yang sangat penting untuk menentukan besarnya efisiensi biaya balok beton bertulang. Sehingga diperlukan penelitian menganalisis luas tulangan optimum untuk mendapatkan efisiensi biaya maksimum terhadap pekerjaan balok lantai, namun tetap aman. Metode Cross digunakan untuk menganalisis gaya dalam yang dipikul balok. Dari Gaya dalam dapat ditentukan luas tulangan yang diperlukan. Berdasarkan tulangan yang digunakan, biaya dapat dihitung. Metode Regresi dan Korelasi, digunakan untuk memprediksi pengaruh dimensi terhadap efisiensi biaya struktur balok. Efisiensi biaya optimum pada balok dengan momen yang berbeda untuk AS A dan B pada pemakaian dimensi 30/50 sebesar 26,851%. Untuk As 1 dan 3 efisisnsi optimum terjadi pada dimensi 30/50 sebesar 16,409%, sedangkan untuk AS 2, efisiensi sebebesar 8,404% terjaadi pada dimensi 30/70. Efisiensi biaya balok dengan momen yang sama untuk AS A dan B teerjadi pada 20/50 sebesar 22,671%, untuk AS 1 dan 3 tidak terjadi efisiensi biaya dan biaya terkecil terdapat pada dimensi 30/50.

  Kata

  • – Kata Kunci : Efisiensi, Biaya, Dimensi, Balok

  Abstract

Using Management of reinforcement steel is main aspect to determine cost efficiency of reinforced concrete

beam. Research Is needed to analyze optimum area of reinforcement steel to get maximum cost efficiency of

floor beams but remain safe. The cross method is used to analyze the forces that able to be carried by structure.

Steel reinforcement area can be determined from these forces. Based on reinforcement steel, the cost can be

counted. Regression and correlation method are used to estimate the influence of dimension to cost efficiency of

beam. The optimum cost efficiency of beam with dimension 30/50 and has different moment at AS A and B is

26.851%. The optimum efficiency of As 1 and 3 is 16.409% at dimension 30/50 while 8.404% occurs at As 2

with dimension 30/70. The cost efficiency of beam with equal moment at As A and B is 22.671% with dimension

20/50. There is no cost efficiency at As 1 and 3 and the smallest cost is beams wit dimension 30/50.

  Key words : Eficiency,Cost, Dimention, Beam

   Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi (Yuly A dan Rony A ) PENDAHULUAN

  

Kemajuan dibidang pembangunan dapat dilihat majunya teknologi dan pengetahuan

dalam mendesain struktur untuk mendapatkan bangunan diperlukan desain struktur yang baik.

Desain struktur merupakan salah satu bagian dari seluruh proses perencanaan pembangunan.

Proses desain sendiri dapat di artikan sebagai gabungan antara unsur seni dan ilmu

pengetahuan yang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan dalam mengolahnya

(Wahyudi dan Rahim, 1999:2). Adapun tujuan utama dari desain struktur adalah untuk

mendapatkan struktur yang aman terhadap beban atau efek beban yang bekerja selama masa

penggunaan bangunan. Pada intinya sasaran desain struktur meliputi daya layan, kekuatan

yang cukup, fungsi, estetika, dan ekonomi (Wahyudi dan Rahim, 1999:3)

  Tidak dipungkiri bahwa sebagian bangunan di Indonesia didesain dan dibangun dengan

campuran beton yang pada umumnya dipadu dengan baja. Kombinasi tersebut biasa disebut

beton betulang. Beton kuat tehadap tekan dan lemah terhadap tarik, kira-kira 10-15% dari

kekuatan tariknya. Oleh karena itu perlu tulangan untuk menahan gaya tarik untuk memikul

beban-beban yang bekerja pada beton. Sistem-sistem beton tersebut dibentuk dari berbagai

elemen struktur beton yang bila dipadukan menghasilkan suatu sistem menyeluruh. Salah satu

komponen struktur itubalok. Balok adalah komponen struktur yang menyalurkan beban-

beban tributary dari slab lantai ke kolom lantai yang vertikal.

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas dapat dirumuskan

beberapa permasalahan, antara lain sebagai berikut. (1) Bagaimana pengaruh luas tulangan

baja terhadap dimensi balok yang berbeda-beda, tetapi besarnya momen yang digunakan

berbeda? (2) Bagaimana pengaruh luas tulangan baja terhadap dimensi yang digunakan

berbeda-beda, tetapi besarnya momen yang digunakan sama? (3) Bagaimana pengaruh

dimensi terhadap efisiensi biaya?

  Ekonomi konstruksi (construction economy) adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam

proses pra konstruksi maupun masa konstruksi dengan tujuan menekan biaya konstruksi (cost

estimate ). Penerapan construction economy ada dua versi, yang masing-masing mempunyai

tujuan sendiri-sendiri, yaitu versi Owner dan versi kontraktor (Asiyanto, 2003:46). Pemakaian

mutu beton dan baja terhadap efisiensi biaya komponen struktur beton bertulang, dapat

dikategorikan dalam versi Owner. Yang dimaksud dengan versi Owner adalah untuk

menekan biaya investasi yaitu dengan sasaran menurunkan nilai kontrak proyek, agar kondisi

proyek menjadi layak atau lebih layak lagi. Sedangkan versi kontraktor berbeda sekali, yaitu

dengan sasaran mengendalikan pembiayaan, agar dapat memperoleh laba yang direncanakan

dan menghindari resiko kerugian.

  

Sebelum menganalisis efisiensi biaya, diperlukan analisis struktur untuk menghitung

gaya-gaya dalam yang terjadi akibat beban yang bekerja. Mekanika adalah salah satu cabang

ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan gaya dan gerak (Schodek, 1999:29). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan ilmu mekanika dengan metode Cross.

Metode distribusi momen (metode Cross) pada mulanya dikemukakan oleh prof. Hardy

Cross. Metode ini tetap unggul akan keserhanaannya dan dapat digunakan untuk goyangan

sembarang. Perhitungan cross adalah suatu cara penyelesaian dengan pendekatan dan melalui

proses interaksi dimana ketelitian dapat dipertinggi sekehendak. Pada cara cross, bentuk

akibat gaya-gaya normal dan gaya-gaya melintang diabaikan. Untuk tiap-tiap dua batang

disuatu titik simpul dinggap tidak ada sama sekali atau sudut diantara dua batang itu dianggap

selalu tetap.

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 10-31

Analisis regresi meliputi beberapa pola persamaan regresi dan uraian tentang regresi linear.

  

Persoalan yang menyangkut dan sekelompok peubah (variabel) seringkali dijumpai dalam

praktek bila diketahui bahwa diantara peubah tersebut terdapat suatu bangunan alamiah.

Hubungan antara variabel-variabel yang dicocokkan pada data percobaan ditandai dengan

persamaan prediksi disebut ”persamaan regresi” (Walpole, 1995:404).

Analisis korelasi digunakan untuk mengukur eratnya hubungan antara dua variabel

dengan menggunakan suatu bilangan yang disebut ”koefisien korelasi” (Wapole, 1995:443).

Pada penelitian untuk menyelidiki sejauh mana pengaruh peningkatan mutu beton terhadap

suatu komponen struktur bangunan agar mendapatkan pemakaian tulangan baja yang seefisien

mungkin, mutu beton disebut sebagai variabel bebas dan efisiensi tulangan baja disebut

sebagai variabel tetap.

  METODE PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan dua metode yaitu metode random dan non

random dengan uraian sebagai berikut. Pengambilan data mix design dilakukan dengan secara

acak (simple random sampling), yaitu pengambilan dilakukan secara acak tanpa strata dan

memberikan peluang yang sama pada setiap unsur (elemen) populasi. Teknik ini dipilih

berdasarkan asumsi bahwa metode yang dipergunakan pada laborotorium formal bersifat

standar atau homogen. Pemilihan jenis atau tipe struktur ruko yang dipakai dalam penelitian

dilakukan secara non-acak (purvosif sampling), yaitu pengambilan sampel secara sengaja

dalam hal ini harus mengetahui apa kriteria dari sampel yang dipilih.

  Cara mendapatkan data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut. Data primer,

diperoleh dengan metode penelitian/pengamatan langsung yaitu langsung survey ke lapangan

untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan seperti mengambil dokumentasi struktur

ruko (existing), mengukur dimensi komponen dan tulangan struktur ruko yang sedang dalam

tahap pembangunan. Selain itu juga dilakukan wawancara kepada pihak terkait sebagai

masukan data lanjutan.

  Objek penelitian ini adalah salah satu balok lantai (floor beam) pada gedung dengan

bentang 8 m yang akan dikombinasikan dengan berbagai ukuran dimensi balok untuk

mendapatkan luas tulangan optimum dan efisiensi biaya yang maksimum. Langkah awal dari

penelitian ini adalah penentuan apa yang akan menjadi objek dalam penelitian ini. Pada

penelitian ini yang akan diteliti adalah balok lantai (floor beam) ruko standar berlantai tiga

berukuran 8×20 meter. Balok yang diteliti adalah balok lantai pada lantai dua, dengan panjang

bentang 8 meter.

  Data analisis struktur gedung berupa luas tulangan untuk berbagai jenis komponen

struktur diperoleh dari hasil analisis momen dengan mempergunakan metode cross. Analisis

optimalisasi untuk mencari hubungan antara penggunaan efisiensi tulangan baja terhadap

dimensi balok lantai beton bertulang, dipergunakan analisis regresi dan Korelasi. Interprestasi

terhadap korelasi secara kasar atau sederhana dilakukan dengan mempergunakan pedoman

pada tabel interpretasi koefisien product moment.

  

Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi (Yuly A dan Rony A )

Adapun langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

  Mulai Penentuan arah Analisis

  Analisi struktur dengan metode cross Analisis tulangan lentur & geser

  Daftar luas tulangan maksimum dan minimum Analisis efisiensi tiap dimensi balok

  Daftar efisiensi biaya tiap dimensi balok Analisis tulangan dan dimensi balok optimal

  Analisis pengaruh dimensi terhadap efisiensi Kesimpulan dan saran

  Selesai Gambar 1. Langkah-langkah penelitian

  HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Deskripsi umum terdiri dari gambaran umum dan defenisi yang berkaitan dengan objek penelitian.

  Gambaran Umum Dalam penelitian ini, penelitian difokuskan pada menganalisa luas tulangan optimum untuk mendapatkan efisensi biaya maksimum terhadap pekerjaan balok lantai (floor beam) beton bertulang. Disini peneliti akan menggunakan beberapa variasi ukuran dimensi balok, yaitu 35/75, 30/70, 30/60, 30/55, 30/50. Dimana balok tersebut dianalisis dengan menggunakan momen yang berbeda-beda. Disini juga dianalisis dimensi 25/50, 25/45, 20/50 dengan momen yang digunakan sama.

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 10-31

Pemilihan objek yang dipakai dalam penelitian dilakukan dengan cara non acak meliputi

panjang bentang balok serta mutu material yang digunakan seperti data teknis berikut ini.

Penulangan komponen struktur bangunan yang dianalisis pada penelitan ini adalah balok

dengan panjang bentang 8 meter. Mutu komponen struktur seperti mutu beton yang digunakan

adalah K-225, sedangkan untuk mutu baja digunakan U-32.

  Identifikasi Harga Satuan Material Komponen Struktur Balok

Analisis dilakukan dengan menggunakan harga satuan bahan dan upah periode tahun

anggaran 2006 untuk kota Pekanbaru yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

  

Hasil analisis harga satuan bahan dan upah untuk tulngan beton dapat dilihat pada lampiran A.

Daftar harga satuan hasil analisis dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

  Tabel 1. Daftar Harga Satuan Komponen Beton Bertulang Satuan No Material + Upah Harga Satuan (Rp)

  1 Baja tulangan U-32 19.300,75 Per 1 kg

  3

  

2 Begisting beton 839.500 Per 1 m

  3

3. Beton 768.000 Per 1 m

  Tabel 2. Pembebanan yang Dipikul Balok No Pembebanan Beban Satuan

  2

1 Beban Mati 382,5 Kg/m

  2 Beban Hidup 250 Beban Akibat Balok 3 a.

  a. Dimensi 35/75 630 b.

  Kg/m

  b. Dimensi 30/70 504 c.

  c. Dimensi 30/60 432 d. Dimensi 30/55 396

  360

e. Dimensi 30/50

  4. Beban Akibat Dinding 1000 Kg/m Selanjutnya akan dilakukan perhitungan beban ekivalen terhadap beban mati dan beban hidup untuk mendapatkan beban merata.

   Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi (Yuly A dan Rony A ) Gambar 2. Skema Pembebanan (Denah Lantai) Gambar 3. (a). Portal As A dan B; (b). Portal As 1 dan 3; (c). Portal As 2

  1

  2

  3 A B 8 m 4m 4m

  P P 4 m 5 m

  4 m 4 m P 4 m

  5 m 4 m P 4 m

  5 m 4 m

  (a) (b) (c)

  • 6534,37
  • 10543,5
  • 15358,4
  • 6096,965
  • 11746,4
  • 17345,7

  A dan B 1 dan 3

  Dari tabel diatas terlihat bahwa pada As 1,2,3 semakin kecil dimensi balok yang

digunakan, maka semakin besar momen yang dihasilkan. Untuk As A dan B, semakin kecil

dimensi yang digunakan, momen yang dihasikan semakin kecil.

  22903 2366,01 14507,8 21788,2

  3404,61 13965,8

  2 30/50

  A dan B 1 dan 3

  2068,14 13813,7 20655,6

  3522,3 15405,5 24355,6

  2 30/55

  A dan B 1 dan 3

  1822,42 13160,3 19594,8

  3626,9 16404,5 25787,6

  2 30/60

  1387,45 11746,4 17345,7

  3822,3 18509,6 28727,9

  2 30/70

  A dan B 1 dan 3

  1116,37 10543,5 15358,4

  4041,03 20922,1 34555,3

  2 35/75

  A dan B 1 dan 3

  Tumpuan Kanan (KgM)

  (KgM) Lapangan (KgM)

  No As Dimensi Tumpuan Kiri

  Tabel 3. Momen Lentur pada Balok

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 10-31 Gaya-gaya Dalam

Gaya dalam pada balok dianalisis dengan menggunakan metode cross. dapat terlihat pada

Tabel 3 berikut ini.

  • 5706,15
  • 13160,3
  • 19594,8
  • 5496,89
  • 13813,7
  • 20655,6
  • 5261,57
  • 14507,8
  • 21788,2

  Hasil analisa gaya-gaya lintang terlihat pada Tabel 4 dan analisis gaya lintang terlihat pada Lampiran C.

   Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi (Yuly A dan Rony A ) Tabel 4 Daftar Gaya Lintang

  970,9 4872,57 12116,5 17359,4

  Pemakaian jumlah tulangan lentur dan besarnya momen nominal terlihat pada Tabel 5.

  Kebutuhan lentur pada analisis ini terdiri dari 2 bagian yaitu kebutuhan tulangan lentur balok dengan menggunakan dimensi dan momen yang berbeda dan kebutuhan tulangan lentur untuk dimensi berbeda tetapi momen yang digunakan sama, dalam hal ini momen yan digunakan adalah momen dimensi 30/50.

  Kebutuhan Tulangan pada komponen Struktur Balok Berdasarkan gaya-gaya dalam yang diperoleh dari analisis struktur dapat dicari

perhitungan tulangan pada komponen struktur balok. Perhitungan tulangan pada komponen

struktur balok tersebut adalah sebagai berikut.

  723,89 4946,81 11570,9 17013,8

  6394,59 11570,9 17013,8

  2 30/50

  A dan B 1 dan 3

  857,2 4899,91 11943,7 17178,6

  6614,29 11943,7 17186,6

  2 30/55

  A dan B 1 dan 3

  6814,43 12116,5 17359,4

  No As Dimensi Tumpuan Kanan

  2 30/60

  A dan B 1 dan 3

  12462,1 17705

  17705 1177,35 4839,55

  7194,25 12462,1

  2 30/70

  A dan B 1 dan 3

  1354,5 4964,2 13066,9 18189,8

  7673,2 13066,9 18189,8

  2 35/75

  A dan B 1 dan 3

  (Kg) Lapangan (Kg) Tumpuan Kiri (Kg)

a. Kebutuhan tulangan lentur

1. Kebutuhan Tulangan Lentur Untuk Momen yang Berbeda.

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 10-31 Tabel 5 Kebutuhan Tulangan Lentur

  3 D 19

  5 D 19

  3 D 19

  1155 1815

  3 D 19 656,25

  2 D 19

  2 D 19

  7 D 19

  5 D 19

  2 30/55

  2 D 19

  A dan B 1 dan 3

  1254 2062,5

  4 D 19 721,875

  2 D 19

  2 D 19

  8 D 19

  5 D 19

  3 D 19

  1005,3 1518

  8 D 19

  2 D 19

  2 D 19

  3 D 19

  Pada bagian ini akan dianalisis kebutuhan tulangan lentur dengan menggunakan momen yang sama yaitu momen pada dimensi 30/50, sedangkan dimensi yang digunakan adalah dimensi 25/50, 25/45, 20/50. Hasil dari analisis dapat terlihat pada Tabel 6 berikut.

  Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa terjadi penambahan jumlah tulangan untuk

setiap dimensi. Peningkatan jumlah tulangan antara dimensi 30/55 dan 30/50 terjadi pada As

2 untuk masing-masing variasi terlihat lebih kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

dimensi cukup optimal di 30/55.

  1296 2362,5

  4 D 19 590,625

  2 D 19

  2 D 19

  9 D 19

  5 D 19

  1390,5 2227,5

  4 D 19 656,25

  4 D 19 590,625

  2 D 19

  2 D 19

  8 D 19

  5 D 19

  3 D 19

  2 30/50

  A dan B 1 dan 3

  1305 2205

  3 D 19 721,875

  2 D 19

  No As Dimensi Tumpuan Kiri dan Kanan (mm

  4 D 19

  2 D 19

  7 D 19

  5 D 19

  4 D 19

  2 D 19 1041,25 1041,25 1041,25

  2 D 19

  2 D 19

  4 D 19

  4 D 19

  3 D 19 1041,25

  2 35/75

  ) A dan B 1 dan 3

  2

  ) Tarik Tekan AS (mm

  2

  ) Tarik Tekan AS (mm

  2

  ) Lapangan (mm

  2

  2 D 19

  1261,4 1975,4

  6 D 19

  7 D 19

  4 D 19

  3 D 19

  2 30/60

  A dan B 1 dan 3

  1170 1891,5

  3 D 19 853,125

  2 D 19

  2 D 19

  5 D 19

  A dan B 1 dan 3

  4 D 19

  1092

  2 D 19 853,125 853,125

  2 D 19

  2 D 19

  4 D 19

  4 D 19

  4 D 19

  2 30/70

2. Kebutuhan Tulangan Lentur Untuk Momen yang Digunakan Sama.

  2 D 19

  2 D 19

  2 D 19

  3 D 19 437,5

  1670

  2 D 19

  6 D 19

  3 D 19 437,5

  1590 A dan B 1 dan 3

  20/50

  5 D 19

  Kebutuhan geser pada analisis ini terdiri dari 2 bagian yaitu kebutuhan tulangan geser balok dengan menggunakan dimensi dan momen yang berbeda dan kebutuhan tulangan geser untuk dimensi berbeda tetapi momen yang digunakan sama, dalam hal ini momen yang digunakan adalah momen dimensi 30/50.

  2 D 19

  2 D 19 393,75

  1440

  2 D 19

  5 D 19

  2 D 19

  2 D 19 393,75

  1413

  6 D 19

  2 D 19

  A dan B 1 dan 3 25/45

  2

   Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi (Yuly A dan Rony A ) Tabel 6 Kebutuhan Tulangan Lentur dengan Menggunakan Momen Dimensi 30/50

  No As Dimensi Tumpuan Kiri dan Kanan (mm

  2

  ) Lapangan (mm

  2

  ) Tarik Tekan AS (mm

  2

  ) Tarik Tekan AS (mm

  ) A dan B 1 dan 3

  2 D 19 492,188 1361,25

  25/50

  2 D 19

  6 D 19

  2 D 19

  3 D 19 492,188 1428,75

  2 D 19

  5 D 19

  2 D 19

  

Dari tabel terlihat luas tulangan terbesar pada As A dan B terjadi pada dimensi 25/50, dan

pada As 1 dan 3 terjadi pada dimensi 25/45.

b. Kebutuhan Tulangan Geser

1. Kebutuhan Tulangan Geser untuk Momen yang Berbeda.

  Kebutuhan tulangan geser terlihat pada Tabel 7.

  

Tabel 7. Kebutuhan Tulangan Geser

  No As Dimensi Tumpuan Kiri (mm) Lapangan (mm) Tumpuan Kanan(mm) A dan B 1 dan 3

  2 35/75 D10

  D10

  D10

  • – 340
  • – 340
  • – 340 A dan B 1 dan 3
  • – 305
  • – 305
  • – 305 A dan B 1 dan 3

  2 30/70 D10

  D10

  D10

  2 30/60 D10 - 275 D10

  D10

  • – 275
  • – 275

  • – 250
  • – 250
  • – 250 A dan B 1 dan 3

  • – 225
  • – 225
  • – 225 2. Kebutuhan Tulangan Geser untuk Momen yang Sama.
  • – 225
  • – 225
  • – 225 A dan B 1 dan 3
  • – 200
  • – 200
  • – 200 A dan B 1 dan 3
  • – 225
  • – 225

  Analisis Efisiensi Biaya Dari hasil perhitungan kebutuhan tulangan, dianalisis kebutuhan tulangan yang akan

dipergunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan analisis efisiensi biaya. Dengan metode

komparasi diperoleh pemakaian tulangan komponen-komponen struktur untuk balok lantai

dan analisis kebutuhan tulangan balok untuk satu m

  D10

  20/50 D10 - 225 D10

  D10

  D10

  25/45 D10

  D10

  D10

  25/50 D10

  Kanan(mm) A dan B 1 dan 3

  No As Dimensi Tumpuan Kiri (mm) Lapangan (mm) Tumpuan

  

Tabel 8.

Kebutuhan Tulangan Geser dengan Mengunakan Gaya Lintang Dimensi 30/50

  Dengan menggunakan gaya lintang pada dimensi 30/50, dianalisis kebutuhan tulangan

geser pada dimensi 25/50, 25/45, 20/50. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

  D10

  D10

  2 30/50 D10

  D10

  D10

  2 30/55 D10

  No As Dimensi Tumpuan Kiri (mm) Lapangan (mm) Tumpuan Kanan(mm) A dan B 1 dan 3

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 10-31 Lanjutan Tabel 7. Kebutuhan Tulangan Geser

  3 beton bertulang. Hasil dari analisis tersebut dapat terlihat pada Tabel 9 berikut ini.

   Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi (Yuly A dan Rony A )

  3 Tabel 9 Kebutuhan tulangan balok untuk 1m

  3 N0 Dimensi As Berat tulangan/m

  A dan B 106,430 1 35/75 1 dan 3 100,378 2 118,324

  A dan B 132,677 2 30/70 1 dan 3 125,110 2 147,543

  A dan B 138,059 3 30/60 1 dan 3 147,469 2 221,422

  A dan B 151,456 4 30/55 1 dan 3 170,127 2 250,799

  A dan B 167,222 5 30/50 1 dan 3 187,76 2 289,568

  

Dari tabel terlihat setiap dimensi diperkecil, berat tulanan yan diperoleh semakin besar. Untuk

lebih jelas dapat dilihat pada grafik berat tulangan pada gambar 4 berikut.

  Gambar 4. Grafik Berat Tulangan

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 10-31

3 Kebutuhan tulangan untuk 1m dengan dimensi yang berbeda dan menggunakan momen dimensi 30/50, dapat terlihat pada tabel 10 berikut.

  Tabel 10.

  3 Kebutuhan tulangan balok dengan menggunakan momen yang sama untuk 1 m

  3 N0 Dimensi As Berat tulangan/m

  A dan B 172,174 1 25/50 1 dan 3 252,686

  A dan B 192,407 2 25/45 1 dan 3 313,084

  A dan B 212,04 3 20/50 1 dan 3 369,701

3 Sama halnya dengan berat tulangan 1m dengan menggunakan dimensi dan momen

  3

yang berbeda, berat tulangan 1 m dengan menggunakan dimensi berbeda dan momen yang

sama juga mengalami peningkatan setiap dimensi diperkecil.

3 Untuk mendapatkan harga satuan per m beton bertulang pada balok dilakukan analisis

  

yang meliputi berbagai faktor yang menentukan harga satuannya. Dalam hal ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu analisis harga satuan baja, dan analisis harga satuan begistingnya.

  Harga yang digunakan berdasarkan harga satuan bahan dan upah untuk kota

Pekanbaru periode tahun 2006 triwulan kedua yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan

Umum Cipta Karya.

3 Analisis Efisiensi Biaya 1m balok momen yang berbeda.

  Harga satuan hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 11. Dari tabel diatas terlihat bahwa

semakin kecil dimensi yang digunakan, berat tulangan yang diperoleh akan semakin besar.

  3 Hal ini juga akan menimbulkan semakin besarnya biaya/m yang diperlukan.

   Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi (Yuly A dan Rony A ) Tabel 11. Harga Satuan Beton/m

  1 768.000 768.000 768.000

  2 138,059 147,469 221,422

  19.300,75 19.300,75 19.300,75

  1

  1

  1 768.000 768.000 768.000

  1

  1

  1 839.000 839.000 839.000

  4.271.642,24 4.453.262,30 5.880.610,67

  30/55 A dan B 1 dan 3

  2 151,456 170,127 250,799

  19.300,75 19.300,75 19.300,75

  1

  1

  1

  4.167.765,61 4.021.716,83 4.454.690,56

  1

  Setelah dihitung harga satuan/m

  4.834.510,02 5.230.908,69 7.195.879,58

  1 839.000 839.000 839.000

  1

  1

  1 768.000 768.000 768.000

  1

  1

  19.300,75 19.300,75 19.300,75

  187,76 289,568

  2 167,222

  30/50 A dan B 1 dan 3

  4.530.214,39 4.890.578,69 6.447.608,78

  1 839.000 839.000 839.000

  30/60 A dan B 1 dan 3

  1 839.000 839.000 839.000

  3 Balok

  2 106,430 100,378 118,324

  Dimensi As Baja Beton Begisting

  Harga Satuan

  Beton/m

  3

  (Rp) Berat/m

  3

  (kg) Harga

  Satuan/kg (Rp)

  Volume (m3)

  Satuan (kg) koef begisting

  Harga Satuan/m

  3

  (Rp) 35/75

  A dan B 1 dan 3

  19.300,75 19.300,75 19.300,75

  1

  2 132,677 125,110 147,543

  1

  1 768.000 768.000 768.000

  1

  1

  19300,75

  19.300,75 19.300,75

  30/70 A dan B 1 dan 3

  1

  3.661.178,82 3.544.370,68 3.890.741,94

  1 839.000 839.000 839.000

  1

  1

  1 768.000 768.000 768.000

  1

  3 , selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang

dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan untuk analisis selanjutnya yaitu analisis

efisiensi biaya. Hasil analisis dapat terlihat pada tabel 12 berikut.

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 10-31 Tabel 12 Biaya Beton Bertulang

  4.271.642,24 4.453.262,30 5.880.610,67

  Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada grafik biaya beton bertulang pada gambar 5 berikut.

  5.801.412,02 6.277.090,58 8.635.055,49

  4.834.510,02 5.230.908,69 7.195.879,58

  2 1,2

  30/50 A dan B 1 dan 3

  5.979.882,99 6.455.563,87 8.510.843,59

  4.530.214,39 4.890.578,69 6.447.760,78

  2 1,32

  30/55 A dan B 1 dan 3

  6.151.164,83 6.412.697,71 8.468.079,37

  2 1,44

  Dimensi As Volume Harga Satuan/m

  30/60 A dan B 1 dan 3

  7.001.846,23 6.756.484,27 7.483.880,14

  4.167.765,61 4.021.716,83 4.454.690,56

  2 1,68

  30/70 A dan B 1 dan 3

  7.688.475,52 7.443.178,23 8.170.558,07

  3.661.178,82 3.544.370,68 3.890.741,94

  2 2,1

  A dan B 1 dan 3

  (Rp) Biaya Beton Bertulang (Rp) 35/75

  3

  Gambar 5. Grafik Biaya Beton Bertulang

   Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi (Yuly A dan Rony A ) Dari grafik terlihat bahwa untuk As A dan B mengalami penurunan biaya setiap terjadi

pengurangan ukuran dimensi. Hal ini juga terjadi pada As 1 dan 3. Sehingga biaya terkecil

terdapat pada dimensi 30/50, dengan harga Rp.5.801.412,02 untuk As A dan B, Rp.

6.277.090,58 untuk As 1 dan 3. Sedangkan untuk As 2, biaya mengalami penurunan pada

dimensi 30/70, namun terus mengalami kenaikan pada dimensi 30/60, 30/55, 30/50. Biaya

terkecil pada As 2 adalah pada dimensi 30/70 dengan biaya Rp. 7.483.880,14.

  Efisiensi Biaya Komponen Struktur (Ek) merupakan perbandingan antara selisih biaya 1

  3

m beton bertulang apabila dimensi yang dipergunakan diperkecil yang dinyatakan dalam

presentase. Sedangkan hasil hitungan selengkapnya dapat diuraikan pada tabel 13 berikut.

  Tabel 13. Analisis Efisiensi Biaya pada Balok

As A dan B As 1 dan 3 As 2

  Biaya Balok Efisiensi Biaya Balok Efisiensi Biaya Balok Efisiensi Dimensi x1000 (Rp) (%) x1000 (Rp) (%) x1000 (Rp) (%)

  35/75 7688,48 7443,18 8170,56 30/70 7001,85 8,931 6756,48 9,226 7483,88 8,404 30/60 6151,16 21,081 6412,69 14,314 8468,08 -4,747 30/55 5979,88 23,866 6455,56 13,645 8510,84 -5,252 30/50 5801,41 26,851 6277,09 16,409 8635,06 -6,712

  Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa efisiensi biaya pada umumnya bernilai positif,

kecuali pada As 2. Pada As A dan B, biaya minimum Rp. 5801,41 juta pada dimensi 30/50.

Untuk As 1 dan 3, biaya minimum adalah Rp. 6277,09 juta pada dimensi 30/50. Sedangkan

untuk As 2, biaya minimum adalah Rp.7483,88 juta pada dimensi 30/70. Disini terlihat

efisiensi terjadi pada dimensi yang berbeda pada setiap As, yaitu :

a. As A dan B terjadi efisiensi biaya sebesar 26,851 %, terjadi pada dimensi 30/50.

  

b. As 1 dan 3 terjadi efisiensi biaya sebesar 16,409 %, terjadi pada dimensi 30/50.

  c. As 2 terjadi efisiensi biaya sebesar 8,404 %, terjadi pada dimensi 30/70.

Seharusnya efisiensi biaya terbesar adalah pada dimensi yang jumlah tulangannya

minimum yaitu pada dimensi 35/75, tetapi karena pengaruh volume balok yang dipakai pada

penelitian ini, maka efisiensi terjadi pada dimensi yang berbeda.

  Analisis Efisiensi Biaya untuk momen yang sama

Biaya untuk balok yang menggunakan momen yang sama dapat dilihat pada tabel 14 berikut.

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 10-31 Tabel 14. Harga/m

  Tabel 15 . Biaya balok dengan momen yang sama

  1

  1 839.000 839.000

  5.320.599,41 7.649.756,01

  20/50 A dan B 1 dan 3

  212,04 369,701

  19.300,75 19.300,75

  1

  1 768.000 768.000

  1

  1 839.000 839.000

  5.699.531,03 8.742.511,40

  Setelah dihitung harga satuan/m

  3 , selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari

setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan untuk analisis selanjutnya yaitu analisis efisiensi

biaya. Hasil analisis dapat terlihat pada Tabel 15 berikut.

  Dimensi As Volume Harga Satuan/m

  1

  3

  (Rp) Biaya Beton Bertulang (Rp) 30/50

  A dan B 1 dan 3 1,2

  4.834.510,02 5.230.908,82

  5.801.412,02 6.277.090,58

  25/50 A dan B 1 dan 3

  1 4.930.087,33 6.484.029,32

  4.930.087,33 6.484.029,32

  25/45 A dan B 1 dan 3

  0,9 5.320.599,41 7.649.756,01

  4.788.539,47 6.884.780,41

  20/50 A dan B 1 dan 3

  0,8 5.699.531,03 8.742.511,40

  1 768.000 768.000

  19.300,75 19.300,75

  3 balok dengan momen yang sama

  A dan B 1 dan 3 167,222

  Dimensi As Baja Beton Begisting

  Harga Satuan

  Beton/m

  3

  (Rp) Berat/m

  3

  (kg) Harga

  Satuan/kg (Rp)

  Volume (m3)

  Satuan (kg) koef begisting

  Harga Satuan/m

  3

  (Rp) 30/50

  187,76 19.300,75 19.300,75

  192,407 313,084

  1

  1 768.000 768.000

  1

  1 839.000 839.000

  4.834.510,02 6.277.090,58

  25/50 A dan B 1 dan 3

  172,174 252,686

  19.300,75 19.300,75

  1

  1 768.000 768.000

  1

  1 839.000 839.000

  4.930.087,33 6.484.029,32

  25/45 A dan B 1 dan 3

  4.559.624,82 6.994.009,12

   Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi (Yuly A dan Rony A ) Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik biaya pada gambar 6 berikut.

   Gambar 6. Grafik Biaya Balok dengan Menggunakan Momen yang Sama Dari grafik terlihat bahwa untuk As A dan B mengalami penurunan biaya setiap ukuran

dimensi diperkacil. Berbeda dengan As 1 dan 3 yang mengalami peningkatan biaya setiap

ukuran dimensi diperkecil. Biaya terkecil untuk As A dan B terjadi pada dimensi 20/50

dengan biaya Rp. 4.559.624,82, sedangkan untuk As 1 dan 3 biaya terkecil terjadi pada

dimensi 30/50 dengan biaya sebesar Rp. 6.277.090,58.

  Dari analisis dapat dinyatakan bahwa apabila dimensi yang digunakan berbeda ukuran

tetapi momen yang digunakan sama terjadi perilaku yang berbeda pada setiap As. Untuk As A

dan B mengalami penurunan biaya setiap ukuran dimensi diperkecil, sedangkan As 1 dan 3

mengalami peningkatan biaya. Hasil analisis dapat terlihat pada Tabel 16 berikut.

  Tabel 16 Efisiensi Biaya Balok dengan Momen yang Sama.

  As A dan B As 1 dan 3

  Dimensi Biaya Balok Efisiensi Biaya Balok Efisiensi x1000 (Rp) (%) x1000 (Rp) (%)

  30/50 5801,41 6277,09

  4930,09 15,019 6484,03 -3,297

  25/50 25/45 4788,54 17,890 6884,78 -9,478 20/50 4599,62 22,671 6994,01 -11,065

  

Dari tabel terlihat bahwa efisiensi terbesar pada As A dan B terjadi pada dimensi 20/50 yaitu

sebesar 22,671 %. Untuk As 1 dan 3 tidak terjadi efisiensi.

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 10-31 Pengaruh Luas Dimensi Terhadap Efisiensi Biaya

  Untuk menganalisis pengaruh dimensi akan digunakan Regresi dan Korelasi untuk mendapatkan interprestasi hubungan antara luas dimensi dan biaya.

1. Pengaruh Dimensi Balok Terhadap Efisiensi Momen yang Berbeda.

  Untuk hasil analisis dapat terlihat pada grafik pengaruh dimensi pada gambar 7 berikut.

  Gambar 7. Grafik Pengaruh Dimensi Terhadap Efisiensi (Momen Berbeda)

  2 Dari grafik- grafik tersebut diperoleh persamaan linear dan harga “r”, ”r ”. Korelasi hubungan antara mutu beton dengan persentase efisiensi biaya, dapat dilihat pada Tabel 17 berikut.

  Tabel 17. Korelasi Hubungan Antara Luas Dimensi dan Efisiensi

  2 No As Persamaan Garis r r

  1 A dan B Y= 64,654 – 250,686 X 0,973 0,987 2 1 dan 3 Y= 38,661 0,966 0,983

  • – 144,405 X

  3

  2 Y= 17,401 0,345 0,587

  • – 81,364 X

  Berdasarkan Tabel 17 dapat diperoleh beberapa interprestasi hubungan antara luas

tulangan dan efisiensi biaya (%). Nilai ”r” untuk semua As adalah positif, berarti terjadi

hubungan antara luas dimensi dengan efisiensi biaya. Nilai ”r” pada As A dan B bernilai

0,987, ini menunjukkan bahwa hubungan antara luas dimensi pada As A dan B mempunyai

hubungan kuat yang bersifat positif. Korelasi positif disini menggambarkan, semakin kecil

luas dimensi yang digunakan, efisiensi yang dihasilkan semakin besar. Hal ini juga terjadi

pada As 1 dan 3 yang bernilai 0,983 dan bersifat positif. Berbeda As 2, yang memiliki

hubungan cukup kuat dengan ”r” bernilai 0,587..

   Analisis Tulangan Optimum untuk mendapatkan Efisiensi (Yuly A dan Rony A )

  2. Pengaruh Dimensi Terhadap Efisiensi Untuk Momen yang Sama Untuk hasil analisis dapat terlihat pada grafik pengaruh dimensi pada gambar 8 berikut. Gambar 8. Grafik Pengaruh Dimensi Terhadap Efisiensi (Momen Sama)

  2 Dari grafik-grafik tersebut diperoleh persam aan linear dan harga “r”, ”r ”. Korelasi

hubungan antara mutu beton dengan persentase efisiensi biaya, dapat dilihat pada Tabel 18

berikut.

   Tabel 18. Korelasi Hubungan Antara Luas Dimensi dan Efisiensi

  2 No As Persamaan Garis r r

  1 A dan B Y= 68,871 – 451,081 X 0,968 0,984 2 1 dan 3 Y= 34,539 0,928 - 0,963

  • – 234,496 X

  Berdasarkan Tabel 18 dapat diperoleh beberapa interprestasi hubungan antara luas

tulangan dan efisiensi biaya (%). Nilai ”r” untuk semua As adalah positif, berarti terjadi

hubungan antara luas dimensi dengan efisiensi biaya. Nilai ”r” pada As A dan B bernilai

0,984, ini menunjukkan bahwa hubungan antara luas dimensi pada As A dan B mempunyai

hubungan kuat yang bersifat positif.

  Korelasi positif disini menggambarkan, semakin kecil luas dimensi yang digunakan,

efisiensi yang dihasilkan semakin besar. Hal ini juga terjadi pada As 1 dan 3 yang bernilai

0,963 dan bersifat negatif.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

  

1. Balok dengan momen yang berbeda, luas tulangan yang diperoleh untuk As A dan B

semakin kecil seiring dengan dimensi yang diperkecil. Untuk As 1 dan 3 , luas tulangan semakin besar seiiring dengan dimensi yang diperkecil. Begitu juga halnya dengan As 2

  

2. Balok dengan momen yang sama, luas tulangan pada As A dan B semakin kecil seiiring

dengan pengurangan ukuran dimensi, sedangkan untuk As 1 dan 3 luas tulangan terbesar terjadi pada dimensi 25/45.

  J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 10-31

  

3. Efisiensi biaya balok yang menggunakan momen yang berbeda untuk As A dan B

bernilai positif. Nilai positif ini menunjukkan bahwa semakin kecil dimensi, efisiensi yang diperoleh semakin besar. Nilai efisiensi terbesar adalah 26,851 % terjadi pada dimensi 30/50. Begitu juga halnya dengan As 1 dan 3, nilai efisiensi terbesar adalah 16,409 % terjadi pada dimensi 30/50. Berbeda dengan As 2 yang bernilai negatif. Ini menunjukkan bahwa semakin kecil dimensi, biaya semakin besar. Nilai efisiensi terbesar adalah 8,404 % pada dimensi 30/70.

  

4. Efisiensi biaya balok yang menggunakan momen yang berbeda untuk As A dan B

bernilai positif. Nilai positif ini menunjukkan bahwa semakin kecil dimensi, efisiensi yang diperoleh semakin besar. Nilai efisiensi terbesar adalah 22,671 % terjadi pada dimensi 25/50. Berbeda dengan As 1 dan 3 tidak terjadi efisiensi, karena balok yang paling efisien terjadi pada dimensi 30/50.