Pengaruh pendidikan terhadap perekonomia. docx

PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP
PEREKONOMIAN MASYARAKAT

Tugas
Untuk memenuhi nilai mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
SHINTA ASTRIYANA PUTRI
2015050044

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jalan Surya Kencana No. 1 Pamulang, Tangerang

1

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, saya mengucapkan
syukur atas selesainya makalah ini.

Pada kesempatan yang baik ini izinkan saya memperkenalkan makalah yang saya buat
yang bertemakan “ pengaruh pendidikan terhadap perekonomian masyarakat ”. Hal ini
tentunya untuk memenuhi nilai dari mata kuliah bahasa indonesia dan semoga bisa
bermanfaat untuk kita semua.
Saya menyadari betul bahwa pembuatan makalah ini masihlah belum sempurna dan
masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan kritik,
saran, dan masukan yang membangun untuk memperbaiki makalah ini dan makalah
selanjutnya.
Tak lupa kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terutama
bpk komarudin selaku dosen pelajaran bahasa indonesia yang telah memberikan
pengetahuannya kepada saya dalam pembuatan makalah ini.
Mungkin itu sepatah kata yang bisa saya sampaikan sebagai pembuka dan selanjutnya
mari sama-sama kita melihat dan memahami isi dari makalah tersebut.

Terima kasih,
Penyusun

2

ABSTRAK

Nilai modal manusia (human capital) suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh jumlah
populasi penduduk atau tenaga kerja kasar (labour intensif), tetapi sangat ditentukan oleh
tenaga kerja intelektual (brain intensif). Pendidikan dan pelatihan akan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keahlian yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas kerja suatu
bangsa.kesejahteraan dan keunggulan suatu bangsa amat bergantung pada kompetensi
intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual bangsanya. Untuk mewujudkan
bangsa yang makmur, sejahtera, dan mampu bersaing dengan bangsa lain, maka pendidikan
yang bermutu menjadi salah satu faktor utama keunggulan suatu bangsa. Investasi SDM
dalam dunia pendidikan harus menjadi kotmitmen pemerintah yang direalisasikan melalui
anggaran APBN dan APBD sesuai dengan amanat undang – undang. Disamping itu,
kesadaran masyarakat (stakeholders) berinvestasi untuk pendidikan perlu diwujudkan dalam
bentuk keterlibatan secara aktif dalam dunia pendidikan. Adanya kotmitmen dari pemerintah
yang didukung oleh kesadaran masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan akan
melahirkan bangsa yang cerdas, maju, sejahtera dan berperadaban tinggi.
ABSTRACT
The value of human capital (human capital) of a nation is not only determined by the
number of population or unskilled labor (labor intensive), but is determined by the
intellectual labor (brain-intensive). Education and training will be able to increase the
knowledge and expertise which in turn can increase work productivity a bangsa.kesejahteraan
and superiority of a nation highly dependent on intellectual competence, emotional

intelligence and spiritual intelligence of the nation. To realize a prosperous nation,
prosperous, and able to compete with other nations, the quality of education to be one of the
main factors superiority of a nation. SDM investment in education should be a government
kotmitmen realized through the state budget and the budget in accordance with the mandate
of law - laws. In addition, public awareness (stakeholders) to invest for education needs to be
realized in the form of active involvement in education. Kotmitmen presence of government
that is supported by public awareness to improve the quality of education will give birth to a
nation of intelligent, progressive, prosperous and civilized high.

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang..................................................................................................................
1.2 identifikasi masalah..........................................................................................................
1.3 RumusanMasalah............................................................................................................
1.4 Tujuan...............................................................................................................................

1.5 batasan masalah................................................................................................................
1.6 manfaat ............................................................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian pendidikan ....................................................................................................
2.2. Pengertian perekonomian................................................................................................
BAB III METODE
3.1 Ruang lingkup .................................................................................................................
3.2 Metode ............................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................
5.2. Saran................................................................................................................................
DaftarPustaka

2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan itulah yang menjadi tujuan hidup setiap masyarakat diseluruh dunia
khususnya kesejaheraan fisik mereka secara praktis bersama mengembangkan sistem yang
mengatur bagaimana seluruh anggotanya mampu berproses untuk memperoleh kesuksesan
mengupayakan distribusi pemuas kesejahteraan serta pengalokasian dana untuk memperoleh
kesejahteraan tersebut hal yang mengkaji kesejahteraan adalah lembaga sosial ekonomi.
Namun demikian sosial ekonomi tidak berdiri sendiri tetapi mempunyai
ketergantungan dan keterkaitan dalam bidang politik pendidikan kemasyarakatan atau
keluarga maupun agama dalam hal ini aktivitas penpendidikan dibingkai secara khusus yang
dapat berpengaruh dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat tertentu.
Keyakinan umum menempatkan bahwa seseorang yang memiliki bekal pendidikan
formal cenderung menuai kesuksesan dalam bidang ekonomi asumsi tersebut tidak muncul
dengan sendirinya tetapi berdasarkan pada kenyataan yang ada misalnya pada decade
berdirinya orede baru sebagian besar kini pekerjaan membutuhkan tenaga kerja yang
mempunyai basic / dasar / latar belakang pendidikan formal hampir semua yang pernah
mengenyam pendidikan dapat terserap dilahan – lahan pekerjaan.
Bahkan sbelum itu ketika politik etis diterapkan oleh kolonial belanda telah mampu
membentuk pola berpikir masyarakat tentang pendidikan dengan kesuksesan ekonomi para
pribumi ( golongan bangsawan dan priyayi ) yang memiliki ijazah dari sekolah bentukan
belanda mendapat kesempatan kerja untuk ditempatkan diinstansi – instansi pemerintah
kolonial belanda.

Sejak saat itu presepsi masyarakat tentang pendidikan bergeser sekolah / lembaga
pendidikan dianggap sebagai tenaga stratergi untuk mencapai kemajuan hidup tanpa kasus
melalui media – media ekonomi lain yang lebih lambat dan beresiko tinggi untuk mengalamu
kegagalan.
Argumen lain yang melandasi kepercayaan umun bahwa melalui sekolah / lembaga
formal tiap individu mampu mencapai tingkat keberhasilan ekonomi relative cepat karena
3

lembaga sekolah menyediakan serangkaian proses yang membekali peserta didiknya dengan
perangkat kemampuan yang dibutuhkan oleh lahan pekerjaan pada era modern ini.

1.2

Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dibuatlah identifikasi masalah sebagai berikut :

1.3

1.2.1
1.2.2


Kesejahteraan menjadi tujuan hiduphidup masyarakat.
Ketertaitan latar belakang pendidikan berpengaruh dengan perkembangan

1.2.3

negara.
Seseorang yang memiliki bekal pendidikan formal cenderung menuai

1.2.4

kesuksesan.
Lembaga pendidikan sebagai strategi melakukan kemajuan hidup.

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibuat maka timbul permasalahan sebagai berikut :
1.3.1

apakah tujuan utama manusia / kemasyarakatan dalam kehidupan sosial


1.3.2

ekonomi ?
bagaimanakah cara yang ditempuh masyarakat untuk mencapai kesejahteraan

1.3.3
1.3.4

hidup ?
bagaimana pengaruh kolonial belanda terhadap pola berpikir masyarakat ?
mengapa pendidikan dianggap sebagai sarana pencapaian kesejahteraan hidup
masyarakat ?

1.4

Tujuan
1.4.1

Untuk mengetahui keterkaitan pendidikan dengan tingkat kesejahteraan


1.4.2
1.4.3
1.4.4

masyarakat.
Untuk mengetahui kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Untuk mengetahui pola pikir masyarakat terhadap kesejahteran hidup.
Untuk mengetahui pengaruh penjajahan kolonial belanda terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat.

1.5

Batasan masalah

4

Untuk pembuatan makalah yang lebih terarah dan tidak keluardaripembahasan
dibuatlah batasan masalahnya diantaranya penulis hanya menerangkan pengaruh
pendidikan terhadap ekonomi masyarakat khususnya ditangerang selatan.


1.6

Manfaat
1.6.1

Dapat mengetahui keterkaitan pendidikan dengan tingkat kesejahteraan

1.6.2
1.6.3
1.6.4

masyarakat.
Dapat mengetahui kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Dapat mengetahui pola pikir masyarakat terhadap kesejahteraan hidup.
Dapat mengetahui pengaruh penjajahan kolonial belanda terhadap tingkat
kesejateraan masyarakat.

BAB II
KAJIAN TEORI


5

2.1 Pengertian
2.1.1 PengertianPendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, oleh karenanya
pemerintah Indonesia sudah mencanangkan program wajib sekolah 12 tahun. Sebenarnya
pendidikan tidak hanya sebatas pendidikan formal di sekolah ataupun universitas, sejak kita
lahir pun kita sudah mendapat pendidikan dari orang tua kita. Pendidikan bagaimana
bersikap, berjalan, serta hal-hal mendasar lainnya.Menurut John Dewey (1989:10)
”Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.” (1)
Tenaga pendidikan jugadituntut sangat professional dalam mendidik pelajar agar
menjadi manusia yang berkualitas.Menurut C.D. Hardie(1941:59), “bahwa pendidikan
seharusnya mendidik seseorang dengan alami (nature), bahwa seorang guru harus bertindak
sebagai tukang kebun yang membina tumbuhan secara alami dan tidak melakukan hal hal
yang tidak alamiah.”(2)
Sebagaimana dikutip oleh ahmad tafsir dan rupert c. lodge dalam bukunya “the
philosophy of education “ ( New York : harer & brothers, 1974 : 23 ) menyatakan bahwa
dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman, namun
kenyataannya tidak semua pengalaman dapat dikatakan pendidikan.

2.1.2 PengertianPerekonomian
Ekonomi pendidikan merupakan bagian yang terpenting dari ilmu ekonomi sumber
daya manusia untuk pembangunan nasional. Sebagai landasan konseptual tentang ilmu
ekonomi pendidikan, berikut ini diuraikan definisi yang dikemukakan oleh Elchnan Cohn
(1979) sebagai berikut: “Ekonomi pendidikan adalah suatu studi tentang bagaimana manusia,
baik secara perorangan maupun di dalam kelompok masyarakatnya membuat keputusan
dalam rangka mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas agar dapat menghasilkan
berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan,
pendapat, sikap dan nilai-nilai khususnya melalui pendidikan formal, serta bagaimana
mendiskusikannya secara merata (equal) dan adil (equality) di antara berbagai kelompok
masyarakat”.

6

Ilmu ekonomi pendidikan tumbuh dan berkembang oleh perspektif investasi sumber
daya manusia (human capital). Konsep investasi SDM ini menganggap penting kaitannya
antara pendidikan, produktivitas kerja dan pertumbuhan ekonomi. Teori human capital
menganggap bahwa tenaga kerja merupakan pemegang kapital (capital holder) yang
tercermin dalam keterampilan, pengetahuan, dan produktivitas kerjanya. Jika tenaga kerja
merupakan pemegang kapital, orang dapat melakukan investasi untuk dirinya dalam rangka
memilih profesi atau pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Investasi sebagai suatu konsep umum, dapat diartikan sebagai upaya meningkatkan nilai
tambah barang ataupun jasa dikemudian hari dengan mengorbankan nilai konsumsi sekarang
(Cohn. 1979, Psacharopoulos, 1988). 1nvesatasi dalam bidang SDM memiliki prinsip yang
tidak berbeda dengan konsep investasi manusia yang juga bisa dianggap sebagai suatu entitas
yang nilainya bisa berkembang dikemudian hari melalui suatu proses pengembangan nilai
seperti peningkatan sikap, perilaku, wawasan, keahlian, dan keterampilan manusia dengan
nilai-nilai tersebut merupakan subjek dari konsepsi SDM atau human Capital. Pengembangan
SDM tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan pada berbagai jenjang dan
jalur. SDM ini bernilai jika kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki sesuai
dengan kebutuhan hidup dan sektor pembangunan yang memberikan keuntungan, baik
kepada individu maupun kepada masyarakat (F. Harbison C. And Meyers, 1964).
Pusat perhatian mendasar dari konsep ekonomi adalah bagaimana mengalokasikan sumbersumber yang terbatas untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam dan mungkin tak terhingga
jumlahnya.

Pertimbangan ekonomis didasarkan pada kemampuan anggaran, sedangkan
pertimbangan politik didasarkan pada tujuan masyarakat secara menyeluruh. Skala prioritas
adalah pertumbuhan ekonomi dan keadilan yang biasanya merupakan prioritas tertinggi,
khususnya di negara yang sedang berkembang. Bank Dunia sejak tahun 1960-an menentukan
empat kriteria untuk investasi SDM dalam memberikan bantuannya terhadap negara-negara
dunia ketiga di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dalam pengembangan SDM, yaitu:
(1) Kebutuhan tenaga kerja yang terampil dalam lapangan kejuruan dan teknologi,
(2) Perluasan pendidikan dasar dan ini dinilai memiliki tingkat balik (rate the return) yang lebih
tinggi sehubungan dengan rendahnya biaya,
(3) Pengembangan sektor pedesaan sehingga memperlihatkan peranan pendidikan massal untuk
meningkatkan produktivitas sektor pedesaan,
7

(4) keadilan dan pemerataan yang menunjukkan pentingnya distribusi kesempatan pendidikan dan
bentuk-bentuk pengembangan SDM lainnya, baik secara geografis, sosial maupun secara ekonomis.
(Wardiman Djojonegoro dan Ace Suryadi, 1995).
Perhatian terhadap kriteria pemerataan kesempatan pendidikan telah berkembang amat pesat
sejak Bank Dunia terlibat di dalam investasi pendidikan di negara-negara berkembang. Di Indonesia
sejak tahun 1978, dilakukan penghapusan SPP untuk SD dalam menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan dasar. Namun demikian, investasi dalam pemerataan pendidikan sebagai investasi SDM,
terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji dan diperhitungkan sebagai kriteria keberhasilan, yaitu:
(1) nilai baik ekonomis langsung dari suatu investasi, yaitu pertimbangan antara biaya kesempatan
(opportunity cost) dan keuntungan masa depan yang diharapkan melalui peningkatan produktivitas
tenaga kerja,
(2) nilai balik ekonomis tidak langsung, yaitu keuntungan eksternal yang mempengaruhi
pendapatan anggota-anggota masyarakat lain,
(3) keuntungan fiskal, yaitu peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak yang diakibatkan oleh
meningkatnya penghasilan tenaga kerja terdidik,
(4) pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terampil dan terlatih,
(5) permintaan masyarakat akan pendidikan,
(6) efisiensi internal dari lembaga pendidikan itu sendiri, yaitu hubungan antara input dan output yang
diukur dengan indikator-indikator pemborosan, pengulangan, putus sekolah, dan efektivitas biaya,
(7) terciptanya distribusi kesempatan pendidikan yang semakin merata untuk semua penduduk usia
sekolah,
(8) dampak positif dari pemerataan kesempatan pendidikan terhadap distribusi pendapatan adalah
kontribusi pendidikan terhadap pengurangan angka kemiskinan,
(9) kaitan antara investasi di sektor pendidikan dan investasi di sektor lain, diantaranya
kesehatan,industri, dan pertanian.
Investasi SDM diperkuat oleh beberapa hasil penelitian yang telah membuktikan pentingnya
pendidikan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi. Sumbangan pendidikan terhadap pertumbuhan
ekonomi semakin kuat setelah memperhitungkan efek interaksi antara pendidikan dengan bentuk
investasi lainnya (T.W. Schultz,1 961: Harbison, 1964; Hicks, 1980, Psacharopoulos, 1984).
Pendekatan di dalam analisis hubungan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi menggunakan
beberapa model, baik yang langsung maupun yang tidak langsung menghubungkan indikator
pendidikan dan indikator ekonomi, seperti model fungsi produksi, analisis cost-benefit, costeffectiveness.

8

Perekonomian begitu sangat penting dalam mendapatkan kesejahteraan masyarakat
.Menurut M. Manulang(1979:25 )”ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat
dalam usahanya tersebut guna untuk mencapai kemakmuran, keadaan dimana suatu manusia
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari segi pemenuhan kebutuhan barang atau jasa.”(1)
Halyangberkaitantentangkehidupanmasyarakatsangaterathubungannyadenganekonomi.M
enurut Abraham Maslow(1985:17) “ekonomi adalah suatu bidang pengkajian yang mencoba
untuk menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan didalam manusia dengan melalui
pengemblengan segala sumber ekonomi yang berasaskan prinsip dan teori dalam suatu sistem
ekonomi yang dianggap efisien dan efektif.”(2)

N

Nama/PT

Judul

o.
9

Hasil

1

Imam Sanusi

Pengaruhpendidikanterhadappetumbuhanekon

Terdapatpengar

(UniversitasJayaba

omi

uh

Abdillahumar(UNT

Pengaruhtinhkatpendidikanterhadapperekono

Ada

AR)

mian

sedikitpengaru

ya)

2

h

3

Firmansyah
(STIE Bakti

PengaruhPendidikanterhadapekonomim

Cukupberpeng

asyarakat

aruh

Pembangunan)

BAB III
METODE
10

3.1

Ruang lingkup
Pada makalah kali ini objek yang disurveyadalahmasyarakatperkotaandanlembaga-

lembagaertentu yang masihberkaitantentangpendidikandanperekonomianmasyarakat. Yang
kami survey tidaklebihdari 100 orang.

3.2

Metode
Dalam memperoleh data, pemakalah mendapatkannya melalui survey langsung dan

studi kasuskemasyarakatkota dan didukung dengan beberapa buku untuk penjelasan
mengenai teoriserta via internet.

BAB IV
PEMBAHASAN
11

Perubahan di dalam semua segi kehidupan manusia dewasa ini terutama disebabkan
karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terjadinya perubahan besar tersebut oleh
karena sumber kekuatan dan kemakmuran suatu masyarakat atau negara bukan lagi
ditentukan oleh luas wilayahnya atau kekayaan sumber daya alamnya. Akan tetapi telah
berpindah kepada penguasaan dan pemanfaatan-pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Inilah peradaban baru umat manusia.
Terdapat tiga kekuatan yang dominan yang membawa peradaban baru dewasa ini,
yaitu; 1) ilmu pengetahuan, 2) teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan dan 3)
informasi. Ketiga-tiganya menjadi hal yang sangat penting dan menjadi penopang kemajuan
dan perubahan dunia. Tiga kekuatan tersebut mau tidak mau harus diikuti dan dimanfaatkan
jika suatu bangsa tidak ingin hanya menjadi sekedar penonton dan korban dari sebuah
peradaban
Pendidikan memiliki peran yang sentral dalam menemukan dan mengarahkan
peradaban suatu bangsa, karena salah satu prinsip pendidikan adalah pengembangan dan
pembangunan umat manusia Dengan pendidikan akan mengajak manusia untuk berpikir
kreatif dalam membangun jatidirinya sehingga menjadi jatidiri bangsa yang kuat. Soedijarto
mengemukakan bahwa membangun jatidiri bangsa berarti membangun peradaban
bangsa dan negara.Pendidikan nasional diharapkan mampu melahirkan manusia Indonesia
yang: 1) religius dan bermoral, 2) yang menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan, 3)
sehat jasmani dan rohani dan 4) berkepribadian dan bertanggung jawab. Dengan demikian
pendidikan harus mewujudkan keempat karakteristik tersebut sebagai tujuan umum dari
pendidikan nasional kita. Dengan mewujudkan keempat karakteristik tersebut berarti
pendidikan akan membangun suatu peradaban bangsa dan negara Indonesia.
12

Pembangunan peradaban bangsa harus didasari dengan pembangunan nilai-nilai moral di
kalangan warga bangsa baik sebagai individu maupun kelompok. Nilai-nilai moral yang
kokoh dan etika standar yang kuat amat diperlukan bagi warga bangsa untuk menghadapi
tantangan-tantangan masa depan. Nilai-nilai moral suatu bangsa amat berkaitan erat dengan
kekuatan bangsa itu sendiri. Sebab, nilai-nilai moral inilah yang menggerakkan warga bangsa
tersebut. Oleh karena itu, semakin kokoh nilai-nilai yang dipegang warga bangsa akan
melahirkan social capital, jaringan hubungan, dan norma-norma perilaku yang mengikat
suatu warga bangsa yang menjiwai kehidupan bersama, dalam wujud keberadaan trust di
antara sesama warga masyarakat.
Kehadiran trust ini akan menimbulkan hubungan yang saling mempercayai dalam segala
aspek kehidupan. Hasilnya, kehidupan politik akan lebih santun, hubungan ekonomi akan
lebih lancar, kehidupan sosial akan dijiwai dengan kebersamaan dan saling memperhatikan
dan perkembangan kultur bangsa akan senantiasa dilandasi oleh semangat persatuan dan
keutuhan bangsa. Oleh karena itu, pembangunan peradaban bangsa harus dimulai dengan
pembangunan kembali moral bangsa Indonesia. Upaya ini bukanlah perkara mudah, oleh
karena itu, nilai-nilai dasar sosial, politik, ekonomi dan kultural baru yang diperlukan
membutuhkan perubahan pada otak dan hati kita. Dengan kata lain, bangsa ini memerlukan
warga yang memiliki intelektual dan integritas.
Pendidikan merupakan proses yang terjadi di dalam kehidupan manusia dan berlangsung
terus menerus, disebut pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan merupakan upaya manusia
untuk mengerti, memahami (learning to know), dan melakukan (learning to do) apa yang
dipelajarinya untuk hidup bermasyarakat (learning to live together) demi kemaslahatan
bersama, dan akhirnya menjadi seseorang (learning to be). Pendidikan merupakan upaya
negara untuk membangun bangsa agar bangsa menjadi cerdas dalam kehidupannya, mampu

13

berpikir kreatif dan menghasilkan inovasi bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian kepada
Sang Pencipta.
Globalisasi yang ditandai dengan kesepakatan AFTA telah membawa dampak dalam
pengelolaan pendidikan. Perkembangan teknologi khususnya bidang komunikasi dan
informasi telah merubah wajah kehidupan ekonomi dunia. Bukan saja waktu dan tempat tidak
lagi menjadi pembatas, juga ekonomi baru dunia adalah ekonomi yang didasarkan kepada
ilmu pengetahuan. Hal ini berarti masyarakat dan bangsa yang tidak menguasai dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan di dalam kehidupannya akan tertinggal dari masyarakat
dan bangsa-bangsa lain.
Pendidikan, sepertihalnya bentuk lain investasi human capital, dapat memberikan
kontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapapatan bagi ekonomi lemah
sama banyaknya seperti investasi fisik (transportasi, komunikasi, tenaga atau irigasi). Alasan
prinsip yang mendasari perubahan pemikiran ini adalah makin tumbuhnya nilai ekonomis
pendidikan, seperti yang dijabarkan Bowman (1966) sebagai ”revolusi investasi SDM dalam
pemikiran ekonomi”. Sudah sejak lama para ahli ekonomi berupaya mengukur kontribusi
pendidikan pada pertumbuhan ekonomi dan banyak yang menguji konsep investasi SDM.
Kebijakan Bank Dunia merefleksikan pengakuan bahwa pendidikan merupakan investasi
produktif dalam SDM.
Pendidikan diharapkan dapat menunjang proses kehidupan ekonomi bahkan dapat
mempengaruhi arah dari proses pengembangan ekonomi karena pelaku-pelaku kehidupan
ekonomi adalah manusia itu sendiri. Selanjutnya, perkembangan ekonomi pada gilirannya
akan menunjang terwujudnya proses pendidikan yang dibutuhkan dalam perkembangan
ekonomi. Ekonomi baru adalah ekonomi yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Oleh
karenanya, proses pendidikan yang perlu menekankan keseimbangan antara nilai-nilai moral
14

dan etika dengan nilai-nilai ekonomi, karena antara nilai-nilai moral, etika, dan nilai-nilai
ekonomi mempunyai hubungantimbal balik.
Ilmu ekonomi pendidikan tumbuh dan berkembang oleh perspektif investasi sumberdaya
manusia (human capital). Konsep investasi SDM ini menganggap penting kaitannya antara
pendidikan, produktivitas kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Teori human capital
mengganggap bahwa tenaga kerja merupakan pemegang kapital (capital holder) yang
tercermin dalam ketrampilan, pengetahuan, dan produktivitas kerjanya. Jika tenaga kerja
merupakan pemegang kapital, orang dapat melakukan investasi untuk dirinya dalam rangka
memilih profesi atau pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Investasi
sebagai konsep umum dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah
barang ataupun jasa di kemudian hari dengan mengorbankan nilai konsumsi sekarang
(Cohn, 1979, Psacharopoulos, 1988). Investasi dalam bidang SDM memiliki prinsip
yang tidak berbeda dengan konsep investasi manusia juga bisa dianggap sebagau suatu entitas
yang nilainya bisa berkembang di kemudian hari melalui suatu proses pengembangan nilai
seperti peningkatan sikap.
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas, yang terdiri atas
empat elemen. Indikator yang biasa digunakan untuk menganalisa siklus ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi atau jumlah output riil dan tingkat harga.

Anatomi terdiri atas 4 elemen yaitu:
a. Gerakan menaik (Upturn atau Expansion)

15

Pemulihan ekonomi ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik. Kadang –
kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi bila gerakan menaik ini terjadi selama
minimal dua triwulan berturut – turut.
b. Titik puncak atau kulminasi (Peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan menaik ini
mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi. Setelah mencapai titik
kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.

c. Gerakan menurun (Downturn)
Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari
menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang – kadang gerakan penurunan ini disebut
resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.

16

d. Titik terendah atau nadir (Trough)
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang
disebut titik nadir. Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari
adanya gerakan menaik.
Gerakan Satu Siklus
Yang dimaksud dengan gerakan satu siklus adalah gerakan dari satu titik kulminasi ke
titik kulminasi yang lain (K-K) atau dari satu titik nadir ke titik nadir yang lain (N-N).
Bum (Boom)
Kadangkala karena berbagai factor , terjadi pertumbuhan ekonomi yang begitu baik,
sehingga titik kulminasinya jauh di atas biasanya. Titik kulminasi yang jauh di atas biasanya,
dikenal sebagai bum (boom).
Depresi (Depression)
Penurunan pertumbuhan ekonomi jauuh dibawah titik nadir yang biasanya. Kondisi ini dikenal
sebagai kondisi depresi.

17

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tujuan utama masyarakat dalam kehidupan sosial adalah dapat terpenuhinya semua
kebutuhan hidup.
2. Upaya yang ditempuh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah
dengan cara mencari pekerjaan yang dapat menghasilkan dana yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Pengaryh kolonial belanda terhadap pola pikir masyarakat adalah wawasan
masyarakat yang kurang dapat berkembang dengan pesat karena kurangnya
pengetahuan yang diperoleh.
4. Pendidikan dianggap sebagai sarana pencapaian kesejahteraan hidup masyarakat
adalah karena apabila tingkat pendidikan masyarakat tinggi, maka akan semakin
tinggi pula pekerjaan dan penghasilan yang didapat, sehingga secara tidak langsung
mereka dapat mencapai kesejahteraan hidup.

5.2 Saran
1. Agar pembaca dapat mencari peluang dan meraih pendidikan setinggi-tingginya
karena dengan pendidikan seorang akan mempunyai wawasan dan mendapatkan
pekerjaan yang layak nyang dapat menjamin kehidupannya dimasa mendatang.
2. Dengan kelayakan-kelayakan pekerjaan yang dimiliki akan mengurangi jumlah
pengangguran sekaligus mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

18

DAFTAR PUSTAKA

19