MENGUKUR KOMITMEN PEMERINTAH KOTA MEDAN

Humanitas, Vol. V No. 2 Desember 2014

MENGUKUR KOMI TMEN PEMERINTAH KOTA MEDAN
DALAM PENCEGAHAN DAN PERLI NDUNGAN HUKUM
TERHADAP KORBAN TI NDAK PIDANA PERDAGANGAN
ORANG ( STUDI KASUS PEKERJA NON FORMAL)

Rina Melati Sitompul1
Abstract
Tr afficking in per son is one of the most tr ansnational cr imes in
the w or d. Ever y year , thousands of men, w omen and childr en
fall into the hands of tr afficker s. Based on the r epor t 2014 by
the Secr etar y of State of the United States of Amer ica mentions
each of Indonesia’s 34 pr ovinces is a sour ce and destination of
tr afficking, w ith the most significant sour ce ar eas being the
pr ovinces of West Java, Centr al Java, East Java, West Nusa
Tenggara, East Nusa Tenggar a, and Banten. In Medan, Nor th
Sumatra pr ovince, the cases of tr afficking in per son have been
occur r ed. Indeed, this ar ticle descr ibes the r eal condition
tr afficking in per son in Medan. Fur ther mor e, how far the
Medan City Gover nment has a commitment to pr event and

pr otect non-for mal w or ker s is main aim at this ar ticle.
Keyw or ds: Tr afficking in per son, human r ights

Pendahuluan
Fr ekuensi jumlah kor ban dalam 5 (lima) tahun ter akhir ,
per kembangan kasus kejahatan tr afiking meningkat dar i w aktu ke
w aktu khususnya di Sumater a Utar a dalam konteks kota Medan.
Dalam catat an data Bir o Pember dayaan Per empuan, Anak dan KB
Setda Pr ovsu, ter akhir ter angkum dalam gr afik sebagai ber ikut:

1 Koor dinator

AWAS-HAM (Aliansi Warga Sumater a Utara Untuk Hak Asasi
Manusia). Email: nari.melati@gmail.com.

135

Humanitas, Vol. V No. 2 Desember 2014

Sumber : Bir o PP, Anak dan KB Setda Pr ovsu


Per kembangan kasus t er sebut jika dihubungkan dengan
komitmen Pemer intah baik Pusat dan juga Pr ovinsi Sumater a Utar a
dalam sistem kebijakan penal dan non penal yang telah dilahir kan,
ada upaya yang t er putus dalam pencapaian per masalahan guna
mengantisipasi pencegahan sedini mungkin dalam mengur angi
dampak tindak pidana per dagangan or ang.
Ber bagai kebijakan hukum kr iminal sebagai w ujud komitmen
negar a secar a tegas t elah mengatur baik dar i pendekatan penal dan
non penal. Salah satunya acuan kebijakan sebagai payung hukum UU
No. 21 Tahun 2007 tentang Pember antasan Tindak Pidana
Per dagangan Or ang. Ditilik dalam acuan kebijakan ter sebut sebagai
payung hukum, ada dua model pendekatan kebijakan yang ter gambar
yakni:
a. Pendekat an penal yakni: pener apan hukum pidana guna menjer at
pelaku dalam memaksimalkan hukum untuk member ikan efek
jer a2 , melalui proses pemer iksaan di tingkat Polisi, Jaksa dan
Hakim di Pengadilan.
2 Lihat


Konsider an UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pember antasan Tindak
Pidana Per dagangan Or ang hur uf d “bahwa keinginan untuk mencegah dan
menanggulangi tindak pidana per dagangan or ang didasar kan pada nilai-nilai luhur ,
komitmen nasional, dan inter nasional untuk melakukan upaya pencegahan sejak
dini, penindakan ter hadap pelaku, per lindungan kor ban, dan peningkatan ker ja
sama,” ser ta Penjelasan UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pember antasan Tindak
Pidana Per dagangan Or ang alinea 6 dan 7 “Undang-Undang ini mengatur
per lindungan saksi dan kor ban sebagai aspek penting dalam penegakan hukum,
yang dimaksudkan untuk member ikan per lindungan dasar kepada kor ban dan
saksi. Selain itu, Undang-Undang ini juga member ikan per hatian yang besar
ter hadap pender itaan kor ban sebagai akibat tindak pidana per dagangan or ang
dalam bentuk hak r estitusi yang har us diber ikan oleh pelaku tindak pidana
per dagangan or ang sebagai ganti ker ugian bagi kor ban, dan mengatur juga hak

136

Humanitas, Vol. V
No. Melati
2 Desember
2014Tindak Pidana Perdagangan Orang

Rina
Sitompul:

b. Pendekat an non penal: pendekatan diluar hukum pidana dimana
pola pendekatan ini juga dibagi dalam dua pendekatan yakni:
1. Sebelum ter jadinya kasus melalui upaya pencegahan dengan
peningkatan penyadar an, pemahaman dan kepedulian
masyar akat luas guna ber per an ser ta dalam melakukan
antisipasi sedini mungkin dan per lindungan bagi kor ban
per dagangan or ang;
2. Setelah ter jadinya kasus melalui upaya per lindungan,
r eintegr asi, r ehabilitasi sosial dan kesehatan ser ta
pemulangan kor ban.
Ber angkat dar i jumlah peningkatan kasus, ser ta komitmen
negar a dalam melakukan per lindungan hukum dar i par a pihak, baik
penegak hukum atau institusi pemer intah sangat per lu dilakukan
kajian secar a ilmiah atas w ibaw a hukum yang telah dilahir kan
ter sebut, khususnya dalam kebijakan t er tulis secar a non penal di
Kota Medan. Ar tinya dalam hal ini sejauh mana pencapaian hakikat
hukum dan tujuan hukum sebagai mana jika kita pahami lew at

pemahaman inter pr eatsi UU (Legispr udence) yang dapat kita pahami
dar i “Menguak Teor i Hukum dan Legal Teor i Per adilan ( Judicial
Per adilan ) 3 atas kew ibaw aan hukum yang telah ada.
Penanggulangan kejahatan melalui jalur kebijakan “ non penal ”
akan lebih mampu melakukan penangan t er hadap faktor -faktor
penyebab ter jadinya kejahat an yang ber pusat pada masalah-masalah
atau kondisi-kondisi sosial yang secar a langsung atau tidak langsung
kor ban atas r ehabilitasi medis dan sosial, pemulangan ser ta r eintegr asi yang har us
dilakukan oleh negar a khususnya bagi mer eka yang mengalami pender itaan fisik,
psikis, dan sosial akibat tindak pidana per dagangan or ang.” Alinea 7 “Pencegahan
dan penanganan tindak pidana per dagangan or ang mer upakan tanggung jawab
Pemer intah, Pemer intah Daer ah, masyar akat, dan keluar ga. Untuk mew ujudkan
langkah-langkah yang kompr ehensif dan ter padu dalam pelaksanaan pencegahan
dan penanganan ter sebut per lu dibentuk gugus tugas. Tindak pidana per dagangan
or ang mer upakan kejahatan yang tidak saja ter jadi dalam satu w ilayah negara
melainkan juga antar negar a. Oleh kar ena itu, per lu dikembangkan ker ja sama
inter nasional dalam bentuk per janjian bantuan timbal balik dalam masalah pidana
dan/ atau ker ja sama teknis lainnya sesuai dengan ketent uan per atur an per undangundangan”.
3 Achmad Ali, Menguak Teor i Hukum (Legal Theor y) & Teor i ( Judicial
Per adilan) ter masuk inter pr etasi UU ( Legispr udence) Vol. I (Jakar ta: Kencana

Pr enada Gr oup, 2009), halaman 206.

137

Humanitas, Vol. V No. 2 Desember 2014

dapat menimbulkan atau menumbuh subur kan kejahat an
per dagangan or ang ter sebut. Dar i kebijakan ter sebut upaya
pencegahan dan penanganan dengan melibatkan masyar akat ser ta
ker jasama ter fokus baik Pusat, Daer ah dan juga Inter nasional
ter gambar jelas mer upakan bagian dan kunci pentin guna
memper kecil tingkat kejahatan, bila efektif dan siner gis ber jalan
maka penangan dan jumlah kor ban akan dapat ber kur ang dan
ter tangani.4
Dalam konteks penegakan hukum di tatar an penal, upaya
sikap apar at pemer intah dan penegak hukum jikalau mampu
ber sikap t egas dan mampu mempr ioritaskan pengaw asan dan
penegakan hukum, maka sikap dan per ilaku dar i masyar akatpun
yakni par a pihak investor atau pengusaha pangsa pasar baik
ditatar an w isata, jasa akan mampu ber pikir dalam mer aup untung

memenuhi kocek dalam memper mudah bisnisnya.

Siapa yang salah?
Pember itaan ter akhir di tat ar an w ilayah hukum Kota Medan
telah mampu menghipnotis geliat nasional bahkan masyar akt
Inter nasional,5 kembali pihak Polr esta Medan telah membekuk
pelaku yang telah lama menjadi sasar an t embak sebagai Pelaku
Tindak Pidana Per dagangan Or ang.6
Dugaan yang dituduhakan kepada pelaku, bukanlah yang
per tama kali, sebagai mana dalam pember itaan Jakar ta Post yang
telah dilansir Polisi seolah-olah tidak ber taji dan ter sangka kebal
hukum dnegan indikasi mendapat per lakuan istimew a dar i oknum
pejabat ber bintang hingga tidak mampu ber tindak tegas ter hadap
pelaku.
Dalam temuan kamipun ter sangka yang menjadi pembicar aan
ter sebut sudah masuk dalam cat atan daftar hitam penangananya
ter hadap pengaduan-pengaduan kor ban yang ber hasil dir ehab dan
kami r eintegr asi. Bukan ber maksud kami pelihar a kejahatankejat ahan yang telah dituai oleh pelaku hal itu ber jalan mulus kar ena
4 Lihat ketentuan Bab VII Ker jasama dan Per an Ser ta Masyar akat Pasal 5963. UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pember antasan Tindak Pidana Per dagangan
Or ang.

5 Jakar ta Post , edisi 3 Desember 2014.
6 Kamis, 27 November 2014 (Pengger ebekan HS cs oleh Polr esta Medan)

138

Humanitas, Vol.Rina
V No.Melati
2 Desember
2014
Sitompul:
Tindak Pidana Perdagangan Orang

sudah entah untuk keber apa kali, pengaduan ter hadap pelaku (Ic. HS)
diupayakan, tetapi bagai kebal hukum.
Ketika par a peker ja asal pelaku ber upaya meminta
per lindungan hukum dan ber mohon dengan melapor kan ter sangka,
sama sekali tidak per nah dir epon secar a baik. Kamis 27 Nopember
kembali Polr esta Medan menghipnotis w ar ga kota Medan, dengan
membidik pelaku yang untuk ke3 kalinya melakukan penyiksaan
ter hadap peker janya7 .

Pember itaan yang mencuat ber hasil membombastis kejadian,
sehingga member ikan efek bur uk pencitr aan pelaku benar -benar luar
biasa bidabnya, sedangkan keluar biasaan lagi kiner ja dar i par a
apar at pemer intah baik itu tat ar an (Eksekutif dkk, Yudukatif
(Polr esta Medan) dan juga Legislatif) tak per nah masuk dalam
tatar an pember itaan. Seolah-olah ter sangka dengan dugaan sebagai
otak per dagangan or ang, otak penganiayaan, otak pembunuhan par a
peker ja non for mal menjadi bulan-bulanan sebagai hor r or yang
menghipnotis masyar akat Kota Medan.
Kelanggengan Pelaku sebagai pemilik penyalur tenaga ker ja
CV. Maju Jaya, yang acap kali ber gonta ganti nama ter kadang dengan
Yayasan Bayu Ar fan Mandir i, telah lama ter dengar dan harum
ditatar an jajar an Dinas Tenaga Ker ja Kota Medan 8 . Anehnya sikap
dan antisipasi apar atur Pemko Medan yang digaw angi oleh Dinas
Sosial dan Tenaga Ker ja Kota Medan, tak ber geming dan tak ber ani
ber sikap dan ber tindak.
Payung hukum untuk ber ger ak tidak mer eka miliki.
Pembelaan dir i bahw a pengur usan izin dan per panjangan sudah
tidak dilapor kan pelaku sejak t ahun 2007 lalu, yang seolah-olah
tanggung jaw ab pemer intah hanya selesai sampai dipember ian izin

saja. Niat baik dan konteks pemahaman Pelaku sudah tidak
ber oper asi lagi.
Hasil pantauan Aw as HAM sendir i, secar a langsung tahun
2012, 6 (enam) saksi kor ban yang ber asal dar i masing-masing 2 anak
Jaw a Tengah, 2 anak banten dan 2 anak Lampung dengan Nomor :
STPL/ 2569/ K/ IX/ 2012/ SPKT RESTA MDN, tertanggal 23 September
2012. Meskipun tanda-tanda penyiksaan, keker asan dikemukakan
7 Hasil

monitor ing langsung.
saat acar a ILC tanggal 16 Desember 2014 (Pengakuan
langsung Ka. Dinas Sosial dan Tenaga Ker ja Kota Medan).
8 Ter ungkap

139

Humanitas, Vol. V No. 2 Desember 2014

ser ta penipuan atas janji-jani palsu ketika mer ekr ut peker ja secar a
ter tulis telah sampai ke r anah penyidikan Polr esta Medan. Namun

pengaduan dan har apan dar i ke-6 (enam) or ang peker ja yang
ber usaha
meminta
keadilan
ditatar an
penegak
hukum
pember kasannya hilang entah dimana.
Untuk kedua kalinya dalam catat an ber kas dan dokumentasi
yang dimiliki oleh Aw as HAM sekitar Juni 2014, pengaduan yang
dituduhkan 2 (dua) or ang kor ban asal Jaw a Bar at, yang telah
melapor kan Pelaku yang saat ini telah ditahan Polr esta Medan (ic.
HS) sebagai pemiliki Yayasan Bayu Ar fan Mandir i telah ber upaya
menyelamatkan dir i dan mengungkap kebiadaban Syamsul.
Keker asan dan kekejian yang mer eka alami dituangkan dalam
2 (dua) lapor an polisi Nomor : STPL/ 1412/ VI/ 2014/ SKPT RESTA
MEDAN, ter tanggal
3 Juni
2014 dan juga Nomor
:
STPL/ 1413/ VI/ 2014/ SKPT RESTA MDN, ter tanggal 2 Juni 2014 yang
melapor kan pelaku sekaligus melapor kan Yayasan Bayu Ar afan
Mandir i dengan tuduhan melakukan penyekapan dan penyiksaan
peker janya.
Saat melakukan pelapor an, kor ban sempat dipr oses ver bal
dengan melakukan konfr ontir dengan majikan yang mengambil
peker ja ter sebut dar i HS, namun alhasil Polr esta Medan diduga
memfasilitasi per damaian kor ban dengan pelaku. Akankah dugaandugaan matinya nur ani penegak hukum dalam memfasilitasi pencar i
keadilan oleh par a peker ja non formal, har us diamini bahw a
"keadilan itu tidak bisa difasilitasi jikalau tiada uang” hingga r asa
memiliki dan kemauan sang paar tir sebagai penanggung jaw ab neger i
ini bisa ber ger k.
Faktor kelalaian dan kesengajaan, sehingga mengakibatkan
alm. Cici atau Her min ter paksa mer egang nyaw a, dengan
pembuangan mayat dar i kr oni-kr oni pelaku (ic. HS) di Bar us Jahe
Kab. Kar o. Agak naïf dan sedih jika pemahaman ar gumentasi dar i
judul talk show salah satu TV Sw asta yang melabelkan, Kota Medan
sebagai kamp atau tempat pembantaian bagi peker ja non formal
kar ena kegagalan dar i selur uh elemen peduli dan ber tindak dalam
mengantisipasi per dagangan manusia.

140

Humanitas, Vol.Rina
V No.Melati
2 Desember
2014
Sitompul:
Tindak Pidana Perdagangan Orang

Rapor Merah Penegakan Hukum
Mer ujuk kepada tujuan hukum yakni “keadilan, kemanfaatan,
dan kepastian.” 9 Jika ditilik ter hadap opini yang ber kembang saat ini,
sisi acuan sosiologi ada begitu banyak pemahaman yang meng-amani
bahw a hukum itu seolah-olah ber laku hanya bagi masyar akat kecil
semata. Hukum ibar at mata pisau yang tumpul ke atas dan tajam ke
baw ah.
Apar at sebagai pemangku kebijakan pun tidak mampu
memahami konteks satu pembahar uan par adigma dalam penanganan
hukum bagi par a kor ban-kor ban yang tengah ber upaya mer ubah hakhak social dan kesejahter aannya meskipun tau akan r esiko yang
mer eka tanggung ketika potensi-potensi ancaman yang dihadapinya
bisa menjer umuskan nyaw anya.
Per sepsi Negar a dalam hal ini par a pemangku kepentingan
ditatar an Dinas Sosial dan Tenaga Ker ja Kota Medan, saat acar a talk
show yang ber samaan per nah menghimbau “kalaulah masayr akat
yang ber niat beker ja sebagai peker ja r umah tangga seyogianya
benar -benar sesuai dengan kesepakatannya”. Stetment yang
disampaikan par a pemnangku kebijakan yang sedemikian itu,
mampu ter pahamkan kalau jalur yang ditempuh itu mulus dan ideal
tanpa khaw atir akan satu per istiw a pidana yang ditimbulkan.
Tetapi yang saat ini muncul adalah per sepsi pemahaman
kemauan yang r endah sehingga dalam memper gunakan for mulasi
hukum yang ada tidak mampu ter ealisasi. Alasan tidak adanya acuan
sar ana kebijakan meskipun ada begitu banyak alat yang dapat
dipakai dalam melakukan pengaw asan dan penyelenggar aan jati dir i
institusi itu, namun masih patut ber ser u “kok tidak ada ya lapor an ini
masuk ke kami,” 10 demikian salah satu pejabat publik ber ujar kepada
kami ketika menunjukan bukti-bukti yang ada per nah dilapor kan
par a peker ja-peker ja di sektor for mal di pihak Kepolisian.
Dalam catatan per jalanan kami, Polr esta Medan dalam
pemenuhan per lindungan dan penegakan hukum atas pengaduanpengaduan dar i saksi kor ban juga kami asumsikan telah mengalami
kegagalan dalam memenuhi hak yang layak at as tipuandar i indikasi
tindak pidana per dagangan or angdi Tanah Deli ini, banyak ber kas
9 Achamad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis)
(Jakar ta: PT. Toko Gunung Agung Tbk, 2002), halaman 83.
10 Temuan langsung Awas HAM saat acara diskusi dan Talk Show di salah
satu TV swasta.

141

Humanitas, Vol. V No. 2 Desember 2014

dan pengaduan tidak per nah ada akhir penyelesaiannya. Seolah-olah
kasus dar i sector non for mal ini tak patut untuk dipr ior itaskan dan
diungkap.
Medan memang satu kota yang penuh keunikan dan keluar
biasaan, kalau tidak demikian tak akan muncul satu filosofi yang
memaknai "ini medan bung." Ter lalu banyak malaikat ber w ajah
bidadar i dan pencabut nyaw a ber tebar dalam sisi -sisi penggoda.
Hingga akhir nya alunan penegakan hukum pun di kalangan asisten
r umah tangga ker ap kandas, dan bahkan padam dir anah par a jur u
ketik di Polr esta Medan.
Dalam per jalanan penanganan dan pendampingan dar i par a
pencar ian keadilan dar i par a peker ja r umah tangga, catatan kami
kami ber bicar a masih ada 3 kasus yang cukup fenomenal belum
diketahui ujung r imba pember kasan yang ada di Polr esta Medan.
Siapa yang memer intah siapa, yang akhir nya ber kas-ber kas ter sebut
ker ap kandas dan sengaja dipeti eskan, dan per lahan-lahan pelaku
hilang dan meninggal dunia. Entalah, sistem model penegakan hukum
dar i sang penegak di Polr esta Medan.
1. Kasus yang menimpa 20 or ang peker ja non for mal asal Nusa
Tenggar a Timur yang dipeker jakan di usaha sar ang w allet.
Pada Febr uar i 2014 ditahun ini, sangat indah menghiasi sisi
pember itaan. Duka yang mengakibatkan 2 peker ja meninggal
dunia, dan satu lumpuh layu yang tidak bisa ber buat apa-apa
lagi dan 17 or ang disiksa dan mengalami keker asan dan
semuanya tidak per nah diber i upah yang layak. Telah
ter daftar dan ter ber kas catatan pengaduannya dal am Nomor :
LP/ 114/ II/ 2014/ SPKT Resta Medan, ter tanggal 23 Febr uar i
2014. Kejadian ini cukup fenomenal dan bahkan satu acar a
talk show telah ber upaya mengangkat kejadian ini dalam satu
layar pembahasan, dengan per istiw a Bogor dengan pelaku
istr i Jendr al Pur naw ir aw an yang juga melakukan per istiw a
yang sama kepada par a peker ja asal Nusa Tenggar a Timur .
Kamis, 19 Juni 2014 ber kas dar i pelaku tindak pidana
per dagangan or ang ter hadap istr i sang jendr al telah lengkap
dan telah ser ah ter ima di kejaksaan 11 .
11 Data
Tempo.com
(http:/ / w ww.tempo.co/ r ead/ new s/ 2014/ 06/ 19/ 064586507/ Ber kas-Istr iJender al-Dilimpahkan-ke-Kejaksaan)

142

Sitompul:
Humanitas, Vol. Rina
V No.Melati
2 Desember
2014Tindak Pidana Perdagangan Orang

Namun ber kas sar ang w allet yang juga diduga melakukan
per buatan Tindak pidana per dagangan or ang telah
ditangguhkan penahanannya dengan alasan jaminan dar i
keluar ga. Luar biasanya, meskipun masa penahanan dar i
ter sangka belum habis dar i masa penahanan yang sebenar nya.
Dalih dikhaw atir kan penahanan habis, hak dar i Ter sangka
ser ta itikad baik dar i Ter sangka ingin membayar kan gaji par a
peker janya.
Lagi-lagi dasar dan dalih itikad baik kar ena ingin membayar
gaji, seolah-olah uang segala-galanya yang menjadi tolok ukur atas
per istiw a tindak pidana bisa diselesaiakan. Naifnya ber pikir ketika
ber kas kembali P19 kedua, kendala biaya dalam melakukan pr oses
per bal dar i kor ban yang telah pulang kekampung masing-masing,
akhir nya menjadi satu jer at an untuk memer as salah satu lem baga
yang telah membantu memulangkan par a kor ban ke kampung asal.
Memang dalih kekur angan anggar an dengan tanpa mer asa
ber dosa, atas penangguhan penahanan yang telah dilakukan pihak
Polr esta Medan, akhir nya 2 kor ban yang saat it u masih tengah dir w at
di salah satu r umah sakit sw asta di Medan, dipaksa pulang oleh
keluar ga pelaku, namun Polr esta Medan tutup mata, dan tidak
melakukan penijauan kembali atas penangguhan penahanan yang
telah dilakukan oleh keluar ga pelaku. Panteslah ber bagai seniman
membeber kan lucunya negr i ku yang menggambar kan par a pelakupelaku cr iminal bisa dijadikan pemimpin di Kota Medan ini.
Ketika kembali diper tanyakan beber apa per istiw a pidana yang
hampir ber samaan pember kasan atas per istiw a sar ang w allet
penyelesainnya telah final dan masuk tahap per sidangan, ber kas di
w ilayah hukum Medan entah dimana. Sangat lucu memang konteks
penegakan hukum dir anah Polr esta Medan.
2. Kasus per budakan 25 tahun ter hadap peker ja r umah tangga
oleh majikan yang mengadopsinya secar a illegal yang
ter daftar dalam catatan Polr esta Medan dalam Nomor : SPSidik/ 827/ V/ 2012, tanggal 26 Mei 2012, juga ter paksa kor ban
har us menyer ah, hanya dikar enakan keser iusan dar i pihak
Polr esta Medan tidak ser ius menanganinya.

143

Humanitas, Vol. V No. 2 Desember 2014

Hampir 4 tahun sudah kasus kor ban menyer ah kalah atas
ketidak mauan dan ketidak ser iusan par a penyidik Polr esta Medan.
Dalam usia pember kasan di 3 tahun, meskipun upaya fasilitasi
dengan member angkatkan 2 (dua) or ang Penyidik Polr esta Medan ke
Semar ang guna melengkapi ber kas per kar a yang telah P19 dar i Jaksa.
Ber kas tidak per nah dimajukan lagi, hingga akhir nya Pelaku
meninggal dunia, dengan sendir inya ber kas tutup, tidak ada proses
penyelesaian yang mampu dilakukan oleh pihak Polr esta Medan atas
upaya per mohonan keadilan dar i kor ban guna memfasilitasi hak-hak
dar i sang kor ban. Meskipun kor ban telah dianiaya, diper budak tanpa
di gaji sama sekali dan bahkan mengabur kan identitas sang kor ban.
Ter ima nasib, demikian istilah untuk menghibur dar i kor ban,
mungkin takdir membuatnya demikian, jadi mau tidak mau har us
mener ima apa adanya.
3. Lagi-lagi 7 kor ban asal Nusa Tenggar a Timur yang telah
diser ahkan oleh Polr esta Medan untuk diamankan dan
dilindungi pada naungan pelayanan ter padu. Seusai menahan
pelaku yang dituduh melakukan tindak pidana per dagangan
or ang, atas dasar Polr esta Medan tidak ber apa lama
membebaskan Ter sangka pemilik PT. Maudala Agung Jl. Gatot
Subr oto Medan. 6 (enam) or ang kor ban dir ujuk untuk
dilayani, namun tindak lanjut pember kasan par a lapor an
kor ban juga lenyap dimakan w aktu.

Keluhan Tidak Peduli dan Anti Sosial
Gugatan ketidak adanya kepedulian dar i masyar akat, ker ap
ter tuduh sebagai penyebab langgengnya keker asan t er hadap peker ja
non for mal. Ditambah kepakuman Negar a dalam hal ini kiner ja
pemko medan, yang sama sekali selalu menunggu lapor an dan t idak
ber sedia jemput bola.
Ketika masyar akat ber upaya membantu dengan mendampingi
par a kor ban ke lembaga yang lebih ber kompeten lagi sebagai
malaikat pelindung di kantor Polisi, lagi -lagi usaha yang dibuat gagal.
Kasus Syamsul bukanlah yang per tama, namun ini telah ber ulang dan
ber ulang ter jadi di r anah w ilayah tanah deli ini. Ker ap digembar gembor kan sebaik apapun manusia yang hendak memimpin tanah
deli ini, akan ber ubah menjadi “dr akula” yang memetaikan hati dan
kemauannya untuk beker ja dalam r anah pelayanan publik.
144

Humanitas, Vol.Rina
V No.Melati
2 Desember
2014
Sitompul:
Tindak Pidana Perdagangan Orang

Ber har ap lembaga kepolisian sebagai lembaga yang paling
mampu ber per an aktif untuk membuka dir i dalam tr anspar ansi
pelayanan dar i par a pencar i keadilan akan memebr i secer cagh
har apan dalam pemenuhan hak-hak sosial dan kesejhater aan dar i
peker ja non for mal ter sebut.
Hukum seyogianya bisa dijadikan alat dalam memfasilitasi
par a pencar i keadilan, ter gantung dar i siap penanggung jaw abnyalah
mampu memper gunakan alat t er sebut guna kegunaanya. Negar a ini
cukup aktif dalam mer ealisisikan satu acuan kebijakan dalam
pemenuhan hak w ar ga negar anya, tinggal bagaimana mer amunya
untuk bisa ter fasilitasi saja.
Tidak dipungkir i gaung mafia per adilan at au penegakan
hukum ker ap ber dengung, tetapi jika smeua institusi masih tetap
tidak ber sedia membuka dir i guna jaminan akuntabilitasnya dalam
melayani. Maka alamat sisi-sisi pember itaan ketidak pedulian dan
bahkan cer minan kebencianlah yang akan ter us ber hias dir anah
media kita nantinya, “homo-homo ni lupus” tidak akan bisa
dipungkir i.
Kami tidak ber maksud menghakimi, kar ena kami mencoba
menyampaikan ber dasar kan fakt a yang kami miliki, tapi satu hal
yang menjadi pembelajar an kedepan, semoga semua institusi di
neger i ini sadar dan ber sedia membuka dir i guna jaminan
akuntabilitasnya dalam melayani. Semoga.

145

Humanitas, Vol. V No. 2 Desember 2014

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Achamad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis
dan Sosiologis) (Jakar ta: PT. Toko Gunung Agung Tbk, 2002).
---------------, Menguak Teor i Hukum (Legal Theor y) & Teor i
( Judicial Per adilan ) ter masuk inter pr etasi UU ( Legispr udence) Vol. I
(Jakar ta: Kencana Pr enada Gr oup, 2009).
Jakar ta Post , 3 Desember 2014
Tempo.com
(http:/ / w w w .tempo.co/ r ead/ new s/ 2014/ 06/ 19/ 064586507/ Ber ka
s-Istr i-Jender al-Dilimpahkan-ke-Kejaksaan).
UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pember antasan Tindak Pidana
Per dagangan Or ang.

146