Dakwah Untuk Anak anak docx
Nama : 1. Farhan Azizi
2. Ahmad Fauzi
3. Muhammad Lapzee
Metode Dakwah Untuk Anak-Anak
A. Sasaran : Anak-anak usia 3-8 tahun
Kesuksesan seorang da’i dapat dilihat sejauhmana ia mampu merebut
hati jama’ah dengan mengetahui kebiasaan, selera, hal-hal yang mereka
suka dan benci, bidang kajian yang mereka sukai, kelemahan, kekurangan,
dan masalah psikologis mereka. Oleh karena itu seorang Da’i harus mampu
menempatkan dirinya sesuai dengan objek yang menjadi kajian dakwahnya.
Anak-anak usia dini adalah salah satu sasaran utama kegiatan dakwah.
Karena pada usia ini merupakan golden Age atau masa keemasan, adalah
“masa-masa penting anak yang tidak bisa diulang”. Beberapa pakar
menyebutkan sedikit perbedaan tentang rentang waktu masa golde age,
yaitu 0-2 th, 0-3 th, 0-5 th atau 0-8 th, namun semuanya sepakat bahwa
awal-awal tahun pertama kehidupan anak adalah masa-masa emas
mereka.Pada masa-masa ini, kemampuan otak anak untuk menyerap
informasi sangat tinggi. Apapun informasi yang diberikan akan berdampak
bagi si anak di kemudian hari.
Dalam konteks dakwah, di masa-masa inilah, seorang Da’I harus
mampu berperan sebagai orang tua dan dituntut untuk bisa mendidik dan
mengoptimalkan kecerdasan anak terutama dalam hal ini adalah kecerdasan
spriritual. Usia tersebut merupakan waktu yang ideal bagi anak untuk
mempelajari berbagai macam keterampilan, membentuk kebiasaankebiasaan yang akan berpengaruh pada masa-masa kehidupan selanjutnya,
dan memperoleh konsep-konsep dasar keagamaan yang akan menjadi bekal
untuk kehidupan mereka kelak.
Agar masa keemasan ini termanfaatkan secara optimal, maka seorang
Da’i sebagai orangtua diharapkan dapat melakukan proses pengasuhan dan
pendidikan spiritual dengan cara yang optimal pula.
B. Materi Dakwah: Kewajiban Menjalankan Ibadah Shalat
Salah satu hal yang sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak
adalah tentang kewajiban mereka sebagai umat islam seperti Kepatuhan
seseorang
mengerjakan
kewajiban
-kewajiban
ritual
keagamaan
sebagaimana yang diperintahkan dalam agamanya (religious practice),
misalnya shalat, zakat, puasa, haji. Hal ini, terutama ibadah shalat menjadi
sangat penting karena kewajiban menjalankan ibadah shalat sebagai umat
islam harus ditanamkan kepada mereka sedini mungkin sehingga diharapkan
bisa menjadi sebuah kebiasaan bagi mereka. Ketika suatu hal sudah menjadi
kebiasaan sejak kecil, maka akan sangat sulit kebiasaan tersebut untuk
ditinggalkan. Begitu juga dengan ibadah wajib umat islam yaitu shalat. Harus
ditanamkan sejak dini agar bias menjadi suatu kebiasaan yang berkelanjutan
sepanjang hayat mereka.
C. Langkah-langkah yang ditempuh
Berikut adalah langkah yang dapat diterapkan dalam berdakwah
kepada anak-anak:
1. Stimulasi yang diberikan bisa berupa pengalaman di alam terbuka.
Untuk anak-anak pengamatan mereka akan alam sangat detil. Anak-anak
biasanya akan belajar banyak dengan hanya mengamati. Kita sebagai Da’I
sekaligus orang tua bisa bercerita tetang alam dan binatang. Jawablah
pertanyaan anak dengan bahasa mereka yang sederhana. Dan lebih banyak
ajukan pertanyaan untuk menggugah rasa ingin tahu anak.
2. Anak juga belajar dengan mengamati dan meniru Anda. Maka
sebagai orang tua Anda bisa menstimulasi mereka dengan menjadi teladan
anak. Kalau Anda senang membaca, kemungkinan besar anak pun akan
demikian. Dalam kajian dakwah hal ini disebut dengan Dakwah bil al-Hal,
adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan
agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i
(juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri
penerima dakwah terutama anak-anak yang cenderung selalu meniru apa
yang mereka lihat secara terus-menerus. Kita sebagai Da’I harus bias
menjadi Role Model dalam keseharian anak-anak.
3. Jangan berikan target, tetapi hargailah anak atas usahanya. Kalau
anak diberi standar-standar harus bisa membaca pada usia sekian, anak
harus pandai membaca, maka anak akan mati-matian menyenangkan orang
tuanya walaupun hati mereka tidak bahagia.
4. Pujilah mereka atas usahanya. Berikan sebuah tantangan kepada
mereka untuk mereka pecahkan. Berikan mereka penghargaan atas usaha
yang telah mereka berikan dengan hal yang bermanfaat, misalnya dengan
memberikan hadiah berupa pujian, benda-benda tertentu, atau makanan
misalnya permen karena setiap anak kecil pasti menyukai permen.
Pemberian hadiah atau pujian akan meningkatkan motivasi dan rasa percaya
diri anak-anak. Selain itu, pemberian hadiah juga akan memotivasi anakanak lain untuk bisa melakukan hal yang sama.
5. Berilah mereka kasih sayang dan rasa aman sehingga mereka pun
akan sanggup memberi kasih sayang pada sesamanya. Di masa golden age,
jika peran orang tua membahagiakan dalam kehidupan mereka, memori ini
akan terkenang selamanya dan membawa pengaruh positif di kehidupan
dewasa mereka kelak.
2. Ahmad Fauzi
3. Muhammad Lapzee
Metode Dakwah Untuk Anak-Anak
A. Sasaran : Anak-anak usia 3-8 tahun
Kesuksesan seorang da’i dapat dilihat sejauhmana ia mampu merebut
hati jama’ah dengan mengetahui kebiasaan, selera, hal-hal yang mereka
suka dan benci, bidang kajian yang mereka sukai, kelemahan, kekurangan,
dan masalah psikologis mereka. Oleh karena itu seorang Da’i harus mampu
menempatkan dirinya sesuai dengan objek yang menjadi kajian dakwahnya.
Anak-anak usia dini adalah salah satu sasaran utama kegiatan dakwah.
Karena pada usia ini merupakan golden Age atau masa keemasan, adalah
“masa-masa penting anak yang tidak bisa diulang”. Beberapa pakar
menyebutkan sedikit perbedaan tentang rentang waktu masa golde age,
yaitu 0-2 th, 0-3 th, 0-5 th atau 0-8 th, namun semuanya sepakat bahwa
awal-awal tahun pertama kehidupan anak adalah masa-masa emas
mereka.Pada masa-masa ini, kemampuan otak anak untuk menyerap
informasi sangat tinggi. Apapun informasi yang diberikan akan berdampak
bagi si anak di kemudian hari.
Dalam konteks dakwah, di masa-masa inilah, seorang Da’I harus
mampu berperan sebagai orang tua dan dituntut untuk bisa mendidik dan
mengoptimalkan kecerdasan anak terutama dalam hal ini adalah kecerdasan
spriritual. Usia tersebut merupakan waktu yang ideal bagi anak untuk
mempelajari berbagai macam keterampilan, membentuk kebiasaankebiasaan yang akan berpengaruh pada masa-masa kehidupan selanjutnya,
dan memperoleh konsep-konsep dasar keagamaan yang akan menjadi bekal
untuk kehidupan mereka kelak.
Agar masa keemasan ini termanfaatkan secara optimal, maka seorang
Da’i sebagai orangtua diharapkan dapat melakukan proses pengasuhan dan
pendidikan spiritual dengan cara yang optimal pula.
B. Materi Dakwah: Kewajiban Menjalankan Ibadah Shalat
Salah satu hal yang sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak
adalah tentang kewajiban mereka sebagai umat islam seperti Kepatuhan
seseorang
mengerjakan
kewajiban
-kewajiban
ritual
keagamaan
sebagaimana yang diperintahkan dalam agamanya (religious practice),
misalnya shalat, zakat, puasa, haji. Hal ini, terutama ibadah shalat menjadi
sangat penting karena kewajiban menjalankan ibadah shalat sebagai umat
islam harus ditanamkan kepada mereka sedini mungkin sehingga diharapkan
bisa menjadi sebuah kebiasaan bagi mereka. Ketika suatu hal sudah menjadi
kebiasaan sejak kecil, maka akan sangat sulit kebiasaan tersebut untuk
ditinggalkan. Begitu juga dengan ibadah wajib umat islam yaitu shalat. Harus
ditanamkan sejak dini agar bias menjadi suatu kebiasaan yang berkelanjutan
sepanjang hayat mereka.
C. Langkah-langkah yang ditempuh
Berikut adalah langkah yang dapat diterapkan dalam berdakwah
kepada anak-anak:
1. Stimulasi yang diberikan bisa berupa pengalaman di alam terbuka.
Untuk anak-anak pengamatan mereka akan alam sangat detil. Anak-anak
biasanya akan belajar banyak dengan hanya mengamati. Kita sebagai Da’I
sekaligus orang tua bisa bercerita tetang alam dan binatang. Jawablah
pertanyaan anak dengan bahasa mereka yang sederhana. Dan lebih banyak
ajukan pertanyaan untuk menggugah rasa ingin tahu anak.
2. Anak juga belajar dengan mengamati dan meniru Anda. Maka
sebagai orang tua Anda bisa menstimulasi mereka dengan menjadi teladan
anak. Kalau Anda senang membaca, kemungkinan besar anak pun akan
demikian. Dalam kajian dakwah hal ini disebut dengan Dakwah bil al-Hal,
adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan
agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i
(juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri
penerima dakwah terutama anak-anak yang cenderung selalu meniru apa
yang mereka lihat secara terus-menerus. Kita sebagai Da’I harus bias
menjadi Role Model dalam keseharian anak-anak.
3. Jangan berikan target, tetapi hargailah anak atas usahanya. Kalau
anak diberi standar-standar harus bisa membaca pada usia sekian, anak
harus pandai membaca, maka anak akan mati-matian menyenangkan orang
tuanya walaupun hati mereka tidak bahagia.
4. Pujilah mereka atas usahanya. Berikan sebuah tantangan kepada
mereka untuk mereka pecahkan. Berikan mereka penghargaan atas usaha
yang telah mereka berikan dengan hal yang bermanfaat, misalnya dengan
memberikan hadiah berupa pujian, benda-benda tertentu, atau makanan
misalnya permen karena setiap anak kecil pasti menyukai permen.
Pemberian hadiah atau pujian akan meningkatkan motivasi dan rasa percaya
diri anak-anak. Selain itu, pemberian hadiah juga akan memotivasi anakanak lain untuk bisa melakukan hal yang sama.
5. Berilah mereka kasih sayang dan rasa aman sehingga mereka pun
akan sanggup memberi kasih sayang pada sesamanya. Di masa golden age,
jika peran orang tua membahagiakan dalam kehidupan mereka, memori ini
akan terkenang selamanya dan membawa pengaruh positif di kehidupan
dewasa mereka kelak.