Studi Kelayakan Bisnis Aspek Teknis Komo
Praktikum Studi Kelayakan Bisnis
Praktikum ke : 3
Hari/Tanggal : Rabu, 28/2/2018
/2/2018
Kelas/Kelompok : MAB D2/
D2/6
ASPEK TEKNIS BUDIDAYA IKAN HIAS
POKDAKAN MINAKARYA BERSAMA
Kelompok 6 :
Arni Tsalitsa
J3J116040
Azizah Dyah Lestari
J3J116085
Katrin Septi Rachmawati
J3J116141
RM Nandito Arki
J3J116231
Muhammad Irsyad Hawari
J3J216348
Dosen :
Dr. Ir. Anita Ristianingrum, M.Si
PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi dan peranan
penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional
terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri,
peningkatan devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta
peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup.
Ikan hias merupakan
salah
satu komoditas perikanan yang menjadi komoditas
perdagangan yang potensial di dalam maupun di luar negeri. Ikan hias dapat dijadikan
sebagai sumber pendapatan devisa bagi negara. Ikan hias memiliki daya tarik tersendiri
untuk menarik minat para pecinta ikan hias (hobi) dan juga kini banyak para pengusaha ikan
konsumsi yang beralih pada usaha ikan hias. Daerah Bogor merupakan salah satu wilayah
sentra produksi ikan hias air tawar yang ada di Provinsi Jawa Barat. Menurut data yang
diperoleh, produksi ikan hias di Daerah Bogor mengalami perkembangan yang positif yakni
dengan adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya.
Perkembangan produksi ini, karena adanya peningkatan jumlah produksi dan jumlah
pembudidaya ikan hias air tawar di Bogor.
Salah satu pembudidaya ikan hias air tawar adalah Pokdakan Minakarya Bersama yang
terletak Jl. Raya Wangun Cibalok RT.03 RW.06 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor
Timur. Usaha ini dimulai pada bulan Januari tahun 2011 dan telah berkembang hingga saat
ini. Oleh karena itu, kami mengunjungi Pokdakan Minakarya Bersama untuk mengetahui
aspek teknis budidaya ikan hias yang dipelihara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa alasan memilih lokasi usaha budidaya di tempat tersebut ?
2. Berapa besar skala produksi yang dihasilkan di Pokdakan Minakarya Bersama ?
3. Apa saja teknologi yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias di Pokdakan
Minakarya Bersama ?
4. Apa saja mesin dan peralatan yang digunakan ?
5. Bagaimana proses produksi usaha budidaya ikan hias di Pokdakan Minakarya Bersama ?
6. Bagaimana metode persediaan atau siklus produksi ikan hias di Pokdakan Minakarya
Bersama ?
7. Bagaimana kualifikasi tenaga kerja di Pokdakan Minakarya Bersama ?
8. Bagaimana layout yang digunakan oleh Pokdakan Minakarya Bersama dalam usaha
budidaya ikan hias ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui alasan memilih lokasi usaha budidaya di tempat tersebut.
2. Mengetahui besar skala produksi yang dihasilkan di Pokdakan Minakarya Bersama.
3. Mengetahui teknologi yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias di Pokdakan
Minakarya Bersama.
4. Mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan.
5. Mengetahui proses produksi usaha budidaya ikan hias di Pokdakan Minakarya Bersama.
6. Mengetahui metode persediaan atau siklus produksi ikan hias di Pokdakan Minakarya
Bersama.
7. Mengetahui kualifikasi tenaga kerja di Pokdakan Minakarya Bersama.
8. Mengetahui layout yang digunakan oleh Pokdakan Minakarya Bersama dalam usaha
budidaya ikan hias.
2. PEMBAHASAN
2.1 Lokasi Produksi
Lokasi usaha Pokdakan Minakarya Bersama terletak di Jl. Raya Wangun Cibalok RT.03
RW.06, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur. Beberapa pertimbangan dalam
pemilih lokasi produksi adalah :
1. Ketersediaan Induk Ikan Hias
Pokdakan Minakarya Bersama tidak mengalami kesulitan dalam pengadaan atau
ketersediaan induk ikan hias air tawar. Hal ini dikarenakan perusahaan memelihara ikan
dari benih hasil pemijahan dalam kegiatan produksi dan adanya kerjasama dengan
budidaya lain dalam pemenuhan permintaan konsumen apabila terjadi kekurangan.
Calon induk yang dipilih adalah induk harus sehat, sirip dan ekor lengkap serta siap
berpijah (matang gonad). Disamping itu, perusahaan harus melakukan perawatan calon
induk dengan memperhatikan kualitas air dengan penyipon dan pergantian air dari sisasisa pakan atau kotoran ikan serta pemberian pakan 3 kali sehari.
2. Ketersediaan Bahan Baku
Pokdakan Minakarya Bersama dalam melakukan pengadaan sarana produksinya
diperoleh dari hasil budidaya sendiri dan juga kerja sama dengan petani lain seperti
petani dari Depok, Bandung, ataupun petani yang ada disekitaran Bogor. Pengadaan
saran produksi yang berasal dari Bogor merupakan sarana yang bersifat mendukung
seperti pengadaan pakan ikan hias, selang, air, serok, ember, pipa paralon dan obatobatan. Sedangkan pengadaan sarana produksi utama dan penunjang seperti akuarium,
pompa air, genset, dan blower.
3. Letak pasar yang dituju
Pokdakan Minakarya Bersama menjual ikan hias air tawarnya kepada eksportir yang
bernama Minaqu dan pedagang pengumpul serta pembudidaya ikan hias lain yang telah
bekerjasama dengan pokdakan ini. Hal ini tidak dilakukan dalam penjualan langsung
kepada pedagang eceran, disebabkan untuk menghindari konflik adanya perbedaan harga
jual antara eksportir dan pedagang pengumpul dengan pedagang eceran. Untuk
penetapan harga ikan hias dengan komoditas yang sama dan ukuran sama telah
disepakati oleh semua pihak kelompok budidaya ikan hias yang bergabung dalam
Pokdakan Minakarya Bersama.
4. Tenaga Listrik dan Air
Tenaga listrik sudah menjangkau ke daerah lokasi usaha, sehingga untuk
penggunaan listrik dalam hal ini tidak ada masalah. Sementara itu, air sangat cukup
untuk kebutuhan budidaya ataupun tidak mengalami kesulitan di daerah lokasi usaha.
Saat ini Pokdakan Minakarya Bersama menggunakan air yang berasal dari sumur untuk
keperluan usahanya. Hal ini sangat membantu perusahaan dalam masalah kertersedian
air. Tenaga listrik untuk usaha ini berasal dari PLN dan untuk mengantisipasi ketika
listrik mati digunakan genset. Dengan menggunakan air sumur, maka Pokdakan
Minakarya Bersama tidak perlu mengeluarkan biaya untuk penggunaan air dan untuk
menggunaan listrik lebih banyak.
5. Suplai Tenaga Kerja
Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Suplai tenaga kerja untuk pengelolaan proses budidaya diperoleh dari kenalan sesama
pembudidaya ikan hias yang telah terpercaya dan ahli dalam bidangnya serta orang
sekitar tempat lokasi budidaya (untuk hal ini pekerja tidak tetap).
6. Fasilitas Transportasi
Lokasi usaha yang terletak di dekat perkotaan telah memiliki fasilitas jalan aspal
untuk mempermudah jalannya transportasi. Alat transportasi yang dimiliki oleh
perusahaan adalah motor dan mobil. Alat tersebut digunakan untuk mengangkut, baik
untuk pengangkutan input maupun hasil output (ikan hias).
7. Iklim dan Keadaan Tanah.
Kondisi iklim daerah lokasi usaha budidaya cukup mendukung untuk dilakukan
usaha ikan hias air tawar. Rentang perbedaan suhu siang dan malam yang tidak terlalu
jauh, sangat baik untuk pertumbuhan ikan hias air tawar. Suhu di lokasi perusahaan
sekitar 28-300 C dan derajat keasaman atau pH 7.
8. Sikap Masyarakat
Sikap masyarakat sangat terbuka dan mendukung adanya usaha ikan hias air tawar
ini. Hal ini disebabkan, untuk mengurangi pengangguran di sekitar perusahaan serta
pembuangan air sisa kegiatan produksi tidak mencemari lokasi. Sehingga masyarakat
tidak merasa bau dengan adanya pembuangan air dari perusahaan.
2.2 Skala Produksi
a. Segi ekonomis
Dalam sekali produksi, khusus ikan Paskai Pokdakan Minakarya Bersama bisa
menghasilkan 2000 ikan untuk siap dijual setiap minggunya. Jumlah ini tidak
disesuaikan dengan target karena karakteristik ikan menghasilkan telur berbeda-beda.
Setiap tahunnya permintaan akan ikan hias jenis Paskai selalu meningkat mulai dari
2.000-10.000 ikan. Apabila jumlah produksi yang dihasilkan tidak memenuhi
permintaan, maka kekurangannya akan diambil melalui petani lain.
b. Segi teknis
Dalam kegiatan produksi, Pokdakan Minakarya Bersama menggunakan kurang
lebih 4 set akuarium (8 buah) yang terdiri dari akuarium untuk penetasan dan juga
pembesaran. Dalam satu akuarium terdapat 200 indukan dimana setiap harinya terdapat
8-10 ekor indukan yang menghasilkan telur. Dalam kegiatan penetasan telur, biasanya
telur akan menempel kuat pada substrat yang telah disediakan. Terdapat kurang lebih
170-300 telur yang dihasilkan dari satu indukan.
2.3 Teknologi
Budidaya ikan hias di Minakarya Bersama ini belum menggunakan teknologi yang
khusus atau modern. Pokdakan ini masih menggunakan sistem biasa/ manual, sebab menurut
pengelola budidaya dengan menggunakan sistem tersebut selama ini masih bisa
menghasilkan benih-benih ikan yang unggul untuk memenuhi standar pasar.
2.4 Mesin dan Peralatan
Untuk menunjang proses budidaya ikan hias, Pokdakan Minakarya Bersama
menggunakan mesin dan alat-alat sebagai berikut :
a. Mesin
1. Aerator
Aerator adalah alat yang berfungsi untuk melakukan aerasi atau membantu
melarutkan oksigen yang ada di udara ke dalam air. Jumlah aerator yang digunakan
di Pokdakan Minakarya Bersama sebanyak 3 buah aerator.
2. Pompa Air
Pada proses pemeliharaan ikan hias, Pokdakan Minakarya Bersama menggunakan
air sumur yang dipompa menggunakan pompa air listrik. Pompa air digunakan untuk
mengalirkan air dari dalam sumur ke tempat penampungan air atau disebut dengan
bak tandon serta mengalirkan air dari bak penampungan ke dalam akuarium atau bak
semen pemeliharaan ikan hias. Jumlah pompa air yang digunakan sebanyak 3 buah
pompa air.
3. Penyaring Kotoran/Filter
Penggunaan penyaring kotoran/filter bertujuan untuk membersihkan air dari
kotoran, menghilangkan racun, dan menghindari ikan menjadi stress karena terlalu
sering mengganti air. Selain itu, penggunaan filter juga dapat menjaga kualitas dan
suhu air. Penyaring kotoran/filter di Pokdakan Minakarya Bersama dilengkapi
dengan spons/busa yang bertujuan untuk menyerap kotoran. Untuk satu akuarium
dibutuhkan 1 buah filter internal yang ditempatkan di dalam akuarium.
4. Tabung Oksigen
Tabung oksigen digunakan pada saat pengemasan ikan hias untuk pengiriman
agar ikan-ikan yang dikirim dapat bernapas dengan baik. Pemberian oksigen dalam
plastik packing tersebut perlu diperhatikan agar ikan bernapas dengan optimal dan
tidak stress selama perjalanan. Jumlah tabung oksigen yang ada di Pokdakan
Minakarya Bersama sebanyak 1 buah tabung oksigen berukuran besar.
5. Generator Set
Generator set berfungsi sebagai cadangan energi listrik ketika listrik dari PLN
mati. Sumber energi utama yang digunakan untuk aktivitas produksi adalah energi
listrik dari PLN. Energi listrik tersebut digunakan untuk kegiatan proses produksi
budidaya, meliputi pengoperasian pompa air, blower, dan sekaligu sebagai
penerangan,
b. Peralatan
1. Akuarium dan Kolam Ikan
Akuarium yang digunakan untuk pemeliharaan ikan hias, seluruhnya berjumlah
80 set atau 160 buah akuarium berbagai ukuran. Selain menggunakan akuarium
untuk kolam pemeliharaan, Minakarya Bersama juga menggunakan bak yang terbuat
dari batu bata, bak fiber, dan bak yang terbuat dari terpal.
2. Batu Aerasi
Batu aerasi berfungsi untuk memperbanyak gelembung udara yang masuk
kedalam air. Batu aerasi ini mengandung pori-pori sebagai medium untuk
mengeluarkan oksigen. Batu aerasi dipasang diujung selang aerasi yang diletakkan
didalam akuarium atau di permukaan air.
3. Selang Aerasi
Selang aerasi berfungsi sebagai penghubung antara aerator dengan batu aerasi
untuk mengalirkan udara kedalam air.
4. Pipa Paralon
Pipa paralon digunakan untuk mengalirkan udara dari aerator ke selang aerasi.
5. Jaring atau serokan
Jaring atau serokan digunakan untuk menangkap ikan, mengambil kotoran,
mengambil pakan alami, serta menampung sementara ikan hias,
6. Wadah atau Ember
Wadah berupa toples, baskom, dan ember berukuran besar hingga kecil digunakan
untuk mengganti air akuarium, sebagai wadah untuk sampling ikan, penyimpanan
pakan, tempat penyortiran dan pemanenan.
7. Selang Air
Selang air digunakan dalam proses penyiponan atau pembersihan akuarium dan
penggantian air.
8. Sendok Plastik
Sendok plastik digunakan untuk menyotir ikan pada saat ikan akan dimasukkan
ke dalam plastik (packing).
2.5 Proses Produksi
Proses produksi budidaya ikan hias oleh Pokdakan Minakarya Bersama dilakukan
terhadap bebrapa jenis ikan seperti Paskai, Resbora, Dapnari, Rainbow, dll. Untuk jenis ikan
Paskai proses produksi dilakukan secara kontinu karena panen dilakukan setiap hati. Mesin
dan peralatan yang digunakan dalam proses ini antara lain selang air, substrat, aerator,
akuarium, centong, dll. Proses produksi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk usaha ikan hias air tawar Pokdakan Minakarya
Bersama khususnya ikan jenis Paskai adalah akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x
40 cm dan bak semen dengan ukuran 550 cm x 50 cm x 160 cm. Tahap-tahap persiapan
wadah antara lain :
a. Pencucian Tempat Pemeliharaan
Dilakukan untuk membersihkan kuman-kuman penyakit dan sisa-sisa kotoran
yang menempel pada akuarium. Caranya adalah dengan menggosok bagian dalam
dengan menggunakan busa spon dan dibilas dengan air bersih. Selain itu, dapat juga
dilakukan proses penyiponan dengan menggunakan selang air.
b. Pengeringan
Akuarium atau bak semen yang telah dicuci didiamkan selama dua hari dengan
tujuan agar kuman-kuman penyakit mati dan akuarium tidak berbau amis.
c. Pengisian Air
Wadah diisi dengan ketinggian 26 cm dengan pH dan suhu yang sesuai untuk
masing-masing jenis ikan hias air tawar.
2. Perawatan dan Pengelolaan Induk Ikan
Merawat dan mengelola induk agar matang gonad atau siap berpijah atau bertelur
dengan kualitas baik maka harus diperhatikan : wadah pemijahan, kualitas air, sinar
matahari, kepadatan induk, pemeliharaan induk, pemberian pakan, dan pemindahaan
induk.
Dalam satu akuarium untuk ikan Paskai terdapat kurang lebih 200 indukan dengan
perbandingan 70 betina dan 30 jantan untuk per 100 ekor
3. Pemberian Pakan
Pakan merupakan faktor terpenting dalam usaha budidaya ikan hias karena ikan
tidak hanya sekedar mempertahaankan kondisi tubuh, melainkan menumbuhkan daging.
Pakan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan ika, mudah
didapat, tersedia setiap saat, disenangi ikan dan ekonomis.
Pakan yang diberikan ikan Paskai ketika masih dalam usia larva adalah pakan
berupa bubuk lembut, namun ketika memasuki usia tiga hari sampai seminggu pakan
dapat diganti dengan artemia dan cacing cincang. Pemberia pakan dilakukan dua kali
dalam sehari, yaitu pada pukul 06.00 WIB dan 17.00 WIB.
4. Pengolahan Kualitas Air
Pengolahan kualitas air dapat dilakukan dengan cara mengganti air yang sudah
mulai tercemar. Akuarium ikan Paskai dibersihkan setiap dua hari sekali. Pengolahan ini
biasa disebut dengan penyiponan. Air dikeluarkan melalui selang air hingga batas
tertentu, kemudian lakukan pembersihan pada bagian dasar. Setelah bersih, air akan
terisi lagi oleh saluran air yang tersedia. Dalam proses ini, sebaiknya air dibuang dahulu
ke dalam suatu wadah agar ikan yang terbawa arus air dapat ditangkap kembali
menggunakan serokan ataupun sendok plastik.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa penyakit dan hama yang menyerang ikan Paskai ataupun ikan hias lainnya
adalah :
a. White spot
Penyakit bintik putih atau White spot merupakan salah satu jenis penyakit yang
sering menyerang ikan dan tergolong sulit diberantas. Penyebab penyakit ini adalah
sejenis protozoa yang diberi nama Ichtyopthirius multifilis sehingga sering pula
disebut penyakit Ich. Protozoa tersebut bersarang dan menyerang lapisan lendir di
kulit, sirip, dan insang ikan. Namun, karena jumlahnya yang sangat besar dan
bergerombol maka akan tampak terlihat bintik-bintik putih. Serangan parasit ini
dapat menyebabkan pendarahan pada sirip dan insang ikan. Pada kondisi yang parah,
dapat menyebabkan kematian pada ikan. Penyakit ini dengan sangat mudah menular
kepada ikan-ikan yang lain. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pemindahan
tempat ikan ataupun diteteskan cairan kimia, seperti Blitz Ich (cairan obat warna
biru).
b. Infeksi jamur
Jamur Achlya dan Saprolegnia adalah penyebab penyakit ini yang yang
menyerang hampirsemua jenis ikan hias ataupun konsumsi. Kedua jamur tersebut
berbentuk benang-benang halus yang berwarna putih kecoklatan. Tumbuh pada
lingkungan yang kotor dan mempunyai kandungan bahan organik tinggi. Jamur ini
sering tumbuh disekitar luka pada tubuh ikan. Pengendaliannya dengan cara
mengganti dan menjaga kualitas air, rendam ikan dalam suatu larutan, dan jaga
kebersihan lingkungan.
c. Busuk sirip
Penyakit busuk sirip ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang bagian sirip
yang memang sudah terluka. Serangannya dapat menyebabkan sirip ekor busuk
sehingga yang tertinggal hanya bagian dekat pangkal ekor. Sering pula serangan
bakteri ini diikuti dengan serangan penyakit lain yang menyebabkan kondisi ikan
semakin parah. Pengendaliannya dengan cara merendam Ikan dengan antibiotik
acriflavin.
d. Kutu ikan
Kutu Ikan mempunyai bentuk oval atau bulat pipih dan berwarna bening. Kutu
ikan mempunyai alat yang dapat digunakan untuk mengaitkan tubuhnya pada insang,
kulit, sirip, dan menghisap sari makanan dari tubuh ikan. Kutu ikan atau Argulus
indicus tidak menyebabkan kematian pada ikan. tetapi lama-kelamaan ikan akan
menjadi kurus dan lemah, sehingga akan mudah terserang penyakit oleh parasit lain.
Kait kutu ikan dapat menimbulkan lubang kecil yang dapat menyebabkan infeksi.
Pengendaliannya dengan cara rendam ikan dalam larutan Permanganat Kalium (PK)
selama 30-60 menit.
6. Pemantauan pertumbuhan dan populasi ikan
Proses pemantauan pertumbuhan ikan Paskai dilakukan setiap hari untuk
mengetahui pertumbuhan yang terjadi dan kesehatan ikan sebelum dilakukan kegiatan
pemanenan. Telur ikan Paskai yang telah keluar dari indukan, nantinya akan
dipindahkan ke akuarium penetasan atau akuarium substrat. Telur akan menetas sekitar
kurang lebih dua minggu dengan jumlah kisaran 170 – 300 telur. Setelah menetas, larva
dipindahkan ke kolam lain hingga ke usia siap panen.
7. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah ikan hias Paskai berumur dua bulan dengan ukuran 4
inci. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan serokan setelah air dikurangi
dengan menggunakan selang.
2.6 Metode Persediaan atau Siklus Produksi
Jumlah yang di produksi di Minakarya Bersama ini sekitar 2000 ekor/ minggu. Apabila
permintaan belum terpenuhi, biasanya Minakarya Bersama ini melakukan pengambilan dari
petani lain. Jumlah 2000 ekor/ minggu ini fluktuatif karena melihat kemampuan ikan untuk
bertelur terkadang berbeda tiap minggunya. Untuk saat ini, belum memungkinkan adanya
perubahan teknologi, karena dari ikan bertelur sampai pembenihan dan siap dijual masih
melakukan sistem biasa belum menggunakan teknologi yang khusus. Dalam satu akuarium
biasanya terdapat 10-8 ekor indukan dan empat jantan yang bertelur, telur yang dihasilkan
setiap harinya berjumlah 170-300 buah yang akan langsung dipisahkan dari indukannya.
Dalam proses pembenihan paling sedikit 150 ekor ikan yang hidup dan akan dibesarkan.
2.7 Kualifikasi Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terdapat di Pokdakan Minakarya Bersama merupakan anggota
kelompok Pokdakan itu sendiri. Kriteria tenaga kerja dalam pembudidayaan ikan hias ini
tidak memerlukan kualifikasi khusus, kriteria yang dibutuhkan mencakup:
a. Memiliki keterampilan dalam pembudidayaan ikan hias.
b. Memahami secara mendalam tentang pembudidayaan dan pemeliharaan ikan hias.
c. Hobi dan senang dengan ikan hias.
d. Ulet, rajin, dan terampil.
2.8 Layout
a. Layout Tempat Pembudidayaan Indoor
Ruangan yang digunakan untuk tempat pemeliharaan ikan hias di Pokdakan
Minakarya Bersama berukuran 12 m x 12 m dengan jumlah tiga ruangan terpisah yang
ukurannya sama. Aerator atau blower disimpan disebelah pintu masuk dibagian atas. Hal
ini dilakukan agar memudahkan proses pengaturan pipa paralon dan selang aerasi.
Akuarium disusun menggunakan rak besi menjadi 3 tingkatan, dengan kolam atau bak
yang terbuat dari batu bata dibagian paling bawah. Penyusunan layout ini dilakukan
dengan tujuan efisiensi ruangan, agar dapat menampung banyak akuarium. Selain itu,
penyusunan akuarium secara bertingkat ini memudahkan pembudidaya dalam proses
pengontrolan dan pemeliharaan ikan. Wadah pakan berisi artemia, pellet serbuk, cacing
sutera, dan lain-lain disimpan disela-sela akuarium, untuk mempermudah dan
mempercepat proses pemberian pakan untuk ikan hias.
b. Layout Tempat Pembudidayaan Outdoor
Pada tempat pembudidayaan outdoor ini, komoditas yang dibudidayakan adalah
kura-kura hias dan juga beberapa jenis ikan. Kolam pemeliharaannya terbuat dari semen
dan ada beberapa bak fiber yang berfungsi sebagai tendon untuk menyimpan air.
c. Layout Gudang Penyimpanan dan Tempat Packing
Gudang penyimpanan sekaligus tempat untuk packing ikan hias berupa ruangan
kosong berukuran 5m x 5m yang didalamnya terdapat tabung oksigen, plastik packing,
box sterofoam, persediaan pakan, dan peralatan cadangan lainnya seperti wadah, selang
air, dan jaring. Ruangan ini terletak persis disebelah tempat pembudidayaan indoor,
namun letaknya agak diatas sedikit, sehingga perlu menaiki tangga untuk sampai
diruangan ini.
3. PENUTUP
3.1
Simpulan
Pokdakan Minakarya Bersama telah lama menjadi pembudidaya ikan hias untuk
memenuhi permintaan akan kebutuhan ikan hias baik dalam ataupun luar negeri. Dalam
pemenuhan kebutuhan tersebut, maka ada berbagai aspek teknis yang diperhatikan oleh
pihak pokdakan mulai dari lokasi budidaya, skala produksi, teknologi, mesin dan peralatan,
proses produksi, skala produksi, kulaifikasi tenaga kerja, dan layout. Dilhat dari aspek
teknis tersebut, Pokdakan Minakarya Bersama telah menjalankannya dengan baik sehingga
sampai saat ini produktivitas usaha meningkat dan usaha kontinuitas.
3.2
Saran
Dalam budidaya ikan hias tersebut, Pokdakan Minakarya Bersama perlu memperluas lagi
lahannya karena produktivitasnya selalu meningkat. Kemudian, untuk semua pembudidaya
ikan hias aspek teknis perlu diperhatikan dengan baik agar produksi yang dihasilkan sesuai
dan berkualitas/unggul.
DAFTAR PUSTAKA
Bersama
MK.
2015.
Mengenal
Pokdakan
Minakarya
Bersama.
https://minakaryabersamanews.wordpress.com/2015/04/07/mengenal-pokdakanminakarya-bersama/.
[Diakses
pada
tanggal
20
Februari
2018].
LAMPIRAN
Gambar 1 Peralatan Budidaya
Gambar 3 Pakan jenis bubuk
Gambar 5 Budidaya bak semen
Gambar 2 Tempat penetasan telur/substrat
Gambar 4 Akuarium produksi
Gambar 4 Kelompok bersama narasumber
Praktikum ke : 3
Hari/Tanggal : Rabu, 28/2/2018
/2/2018
Kelas/Kelompok : MAB D2/
D2/6
ASPEK TEKNIS BUDIDAYA IKAN HIAS
POKDAKAN MINAKARYA BERSAMA
Kelompok 6 :
Arni Tsalitsa
J3J116040
Azizah Dyah Lestari
J3J116085
Katrin Septi Rachmawati
J3J116141
RM Nandito Arki
J3J116231
Muhammad Irsyad Hawari
J3J216348
Dosen :
Dr. Ir. Anita Ristianingrum, M.Si
PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi dan peranan
penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional
terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri,
peningkatan devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta
peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup.
Ikan hias merupakan
salah
satu komoditas perikanan yang menjadi komoditas
perdagangan yang potensial di dalam maupun di luar negeri. Ikan hias dapat dijadikan
sebagai sumber pendapatan devisa bagi negara. Ikan hias memiliki daya tarik tersendiri
untuk menarik minat para pecinta ikan hias (hobi) dan juga kini banyak para pengusaha ikan
konsumsi yang beralih pada usaha ikan hias. Daerah Bogor merupakan salah satu wilayah
sentra produksi ikan hias air tawar yang ada di Provinsi Jawa Barat. Menurut data yang
diperoleh, produksi ikan hias di Daerah Bogor mengalami perkembangan yang positif yakni
dengan adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya.
Perkembangan produksi ini, karena adanya peningkatan jumlah produksi dan jumlah
pembudidaya ikan hias air tawar di Bogor.
Salah satu pembudidaya ikan hias air tawar adalah Pokdakan Minakarya Bersama yang
terletak Jl. Raya Wangun Cibalok RT.03 RW.06 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor
Timur. Usaha ini dimulai pada bulan Januari tahun 2011 dan telah berkembang hingga saat
ini. Oleh karena itu, kami mengunjungi Pokdakan Minakarya Bersama untuk mengetahui
aspek teknis budidaya ikan hias yang dipelihara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa alasan memilih lokasi usaha budidaya di tempat tersebut ?
2. Berapa besar skala produksi yang dihasilkan di Pokdakan Minakarya Bersama ?
3. Apa saja teknologi yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias di Pokdakan
Minakarya Bersama ?
4. Apa saja mesin dan peralatan yang digunakan ?
5. Bagaimana proses produksi usaha budidaya ikan hias di Pokdakan Minakarya Bersama ?
6. Bagaimana metode persediaan atau siklus produksi ikan hias di Pokdakan Minakarya
Bersama ?
7. Bagaimana kualifikasi tenaga kerja di Pokdakan Minakarya Bersama ?
8. Bagaimana layout yang digunakan oleh Pokdakan Minakarya Bersama dalam usaha
budidaya ikan hias ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui alasan memilih lokasi usaha budidaya di tempat tersebut.
2. Mengetahui besar skala produksi yang dihasilkan di Pokdakan Minakarya Bersama.
3. Mengetahui teknologi yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias di Pokdakan
Minakarya Bersama.
4. Mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan.
5. Mengetahui proses produksi usaha budidaya ikan hias di Pokdakan Minakarya Bersama.
6. Mengetahui metode persediaan atau siklus produksi ikan hias di Pokdakan Minakarya
Bersama.
7. Mengetahui kualifikasi tenaga kerja di Pokdakan Minakarya Bersama.
8. Mengetahui layout yang digunakan oleh Pokdakan Minakarya Bersama dalam usaha
budidaya ikan hias.
2. PEMBAHASAN
2.1 Lokasi Produksi
Lokasi usaha Pokdakan Minakarya Bersama terletak di Jl. Raya Wangun Cibalok RT.03
RW.06, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur. Beberapa pertimbangan dalam
pemilih lokasi produksi adalah :
1. Ketersediaan Induk Ikan Hias
Pokdakan Minakarya Bersama tidak mengalami kesulitan dalam pengadaan atau
ketersediaan induk ikan hias air tawar. Hal ini dikarenakan perusahaan memelihara ikan
dari benih hasil pemijahan dalam kegiatan produksi dan adanya kerjasama dengan
budidaya lain dalam pemenuhan permintaan konsumen apabila terjadi kekurangan.
Calon induk yang dipilih adalah induk harus sehat, sirip dan ekor lengkap serta siap
berpijah (matang gonad). Disamping itu, perusahaan harus melakukan perawatan calon
induk dengan memperhatikan kualitas air dengan penyipon dan pergantian air dari sisasisa pakan atau kotoran ikan serta pemberian pakan 3 kali sehari.
2. Ketersediaan Bahan Baku
Pokdakan Minakarya Bersama dalam melakukan pengadaan sarana produksinya
diperoleh dari hasil budidaya sendiri dan juga kerja sama dengan petani lain seperti
petani dari Depok, Bandung, ataupun petani yang ada disekitaran Bogor. Pengadaan
saran produksi yang berasal dari Bogor merupakan sarana yang bersifat mendukung
seperti pengadaan pakan ikan hias, selang, air, serok, ember, pipa paralon dan obatobatan. Sedangkan pengadaan sarana produksi utama dan penunjang seperti akuarium,
pompa air, genset, dan blower.
3. Letak pasar yang dituju
Pokdakan Minakarya Bersama menjual ikan hias air tawarnya kepada eksportir yang
bernama Minaqu dan pedagang pengumpul serta pembudidaya ikan hias lain yang telah
bekerjasama dengan pokdakan ini. Hal ini tidak dilakukan dalam penjualan langsung
kepada pedagang eceran, disebabkan untuk menghindari konflik adanya perbedaan harga
jual antara eksportir dan pedagang pengumpul dengan pedagang eceran. Untuk
penetapan harga ikan hias dengan komoditas yang sama dan ukuran sama telah
disepakati oleh semua pihak kelompok budidaya ikan hias yang bergabung dalam
Pokdakan Minakarya Bersama.
4. Tenaga Listrik dan Air
Tenaga listrik sudah menjangkau ke daerah lokasi usaha, sehingga untuk
penggunaan listrik dalam hal ini tidak ada masalah. Sementara itu, air sangat cukup
untuk kebutuhan budidaya ataupun tidak mengalami kesulitan di daerah lokasi usaha.
Saat ini Pokdakan Minakarya Bersama menggunakan air yang berasal dari sumur untuk
keperluan usahanya. Hal ini sangat membantu perusahaan dalam masalah kertersedian
air. Tenaga listrik untuk usaha ini berasal dari PLN dan untuk mengantisipasi ketika
listrik mati digunakan genset. Dengan menggunakan air sumur, maka Pokdakan
Minakarya Bersama tidak perlu mengeluarkan biaya untuk penggunaan air dan untuk
menggunaan listrik lebih banyak.
5. Suplai Tenaga Kerja
Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Suplai tenaga kerja untuk pengelolaan proses budidaya diperoleh dari kenalan sesama
pembudidaya ikan hias yang telah terpercaya dan ahli dalam bidangnya serta orang
sekitar tempat lokasi budidaya (untuk hal ini pekerja tidak tetap).
6. Fasilitas Transportasi
Lokasi usaha yang terletak di dekat perkotaan telah memiliki fasilitas jalan aspal
untuk mempermudah jalannya transportasi. Alat transportasi yang dimiliki oleh
perusahaan adalah motor dan mobil. Alat tersebut digunakan untuk mengangkut, baik
untuk pengangkutan input maupun hasil output (ikan hias).
7. Iklim dan Keadaan Tanah.
Kondisi iklim daerah lokasi usaha budidaya cukup mendukung untuk dilakukan
usaha ikan hias air tawar. Rentang perbedaan suhu siang dan malam yang tidak terlalu
jauh, sangat baik untuk pertumbuhan ikan hias air tawar. Suhu di lokasi perusahaan
sekitar 28-300 C dan derajat keasaman atau pH 7.
8. Sikap Masyarakat
Sikap masyarakat sangat terbuka dan mendukung adanya usaha ikan hias air tawar
ini. Hal ini disebabkan, untuk mengurangi pengangguran di sekitar perusahaan serta
pembuangan air sisa kegiatan produksi tidak mencemari lokasi. Sehingga masyarakat
tidak merasa bau dengan adanya pembuangan air dari perusahaan.
2.2 Skala Produksi
a. Segi ekonomis
Dalam sekali produksi, khusus ikan Paskai Pokdakan Minakarya Bersama bisa
menghasilkan 2000 ikan untuk siap dijual setiap minggunya. Jumlah ini tidak
disesuaikan dengan target karena karakteristik ikan menghasilkan telur berbeda-beda.
Setiap tahunnya permintaan akan ikan hias jenis Paskai selalu meningkat mulai dari
2.000-10.000 ikan. Apabila jumlah produksi yang dihasilkan tidak memenuhi
permintaan, maka kekurangannya akan diambil melalui petani lain.
b. Segi teknis
Dalam kegiatan produksi, Pokdakan Minakarya Bersama menggunakan kurang
lebih 4 set akuarium (8 buah) yang terdiri dari akuarium untuk penetasan dan juga
pembesaran. Dalam satu akuarium terdapat 200 indukan dimana setiap harinya terdapat
8-10 ekor indukan yang menghasilkan telur. Dalam kegiatan penetasan telur, biasanya
telur akan menempel kuat pada substrat yang telah disediakan. Terdapat kurang lebih
170-300 telur yang dihasilkan dari satu indukan.
2.3 Teknologi
Budidaya ikan hias di Minakarya Bersama ini belum menggunakan teknologi yang
khusus atau modern. Pokdakan ini masih menggunakan sistem biasa/ manual, sebab menurut
pengelola budidaya dengan menggunakan sistem tersebut selama ini masih bisa
menghasilkan benih-benih ikan yang unggul untuk memenuhi standar pasar.
2.4 Mesin dan Peralatan
Untuk menunjang proses budidaya ikan hias, Pokdakan Minakarya Bersama
menggunakan mesin dan alat-alat sebagai berikut :
a. Mesin
1. Aerator
Aerator adalah alat yang berfungsi untuk melakukan aerasi atau membantu
melarutkan oksigen yang ada di udara ke dalam air. Jumlah aerator yang digunakan
di Pokdakan Minakarya Bersama sebanyak 3 buah aerator.
2. Pompa Air
Pada proses pemeliharaan ikan hias, Pokdakan Minakarya Bersama menggunakan
air sumur yang dipompa menggunakan pompa air listrik. Pompa air digunakan untuk
mengalirkan air dari dalam sumur ke tempat penampungan air atau disebut dengan
bak tandon serta mengalirkan air dari bak penampungan ke dalam akuarium atau bak
semen pemeliharaan ikan hias. Jumlah pompa air yang digunakan sebanyak 3 buah
pompa air.
3. Penyaring Kotoran/Filter
Penggunaan penyaring kotoran/filter bertujuan untuk membersihkan air dari
kotoran, menghilangkan racun, dan menghindari ikan menjadi stress karena terlalu
sering mengganti air. Selain itu, penggunaan filter juga dapat menjaga kualitas dan
suhu air. Penyaring kotoran/filter di Pokdakan Minakarya Bersama dilengkapi
dengan spons/busa yang bertujuan untuk menyerap kotoran. Untuk satu akuarium
dibutuhkan 1 buah filter internal yang ditempatkan di dalam akuarium.
4. Tabung Oksigen
Tabung oksigen digunakan pada saat pengemasan ikan hias untuk pengiriman
agar ikan-ikan yang dikirim dapat bernapas dengan baik. Pemberian oksigen dalam
plastik packing tersebut perlu diperhatikan agar ikan bernapas dengan optimal dan
tidak stress selama perjalanan. Jumlah tabung oksigen yang ada di Pokdakan
Minakarya Bersama sebanyak 1 buah tabung oksigen berukuran besar.
5. Generator Set
Generator set berfungsi sebagai cadangan energi listrik ketika listrik dari PLN
mati. Sumber energi utama yang digunakan untuk aktivitas produksi adalah energi
listrik dari PLN. Energi listrik tersebut digunakan untuk kegiatan proses produksi
budidaya, meliputi pengoperasian pompa air, blower, dan sekaligu sebagai
penerangan,
b. Peralatan
1. Akuarium dan Kolam Ikan
Akuarium yang digunakan untuk pemeliharaan ikan hias, seluruhnya berjumlah
80 set atau 160 buah akuarium berbagai ukuran. Selain menggunakan akuarium
untuk kolam pemeliharaan, Minakarya Bersama juga menggunakan bak yang terbuat
dari batu bata, bak fiber, dan bak yang terbuat dari terpal.
2. Batu Aerasi
Batu aerasi berfungsi untuk memperbanyak gelembung udara yang masuk
kedalam air. Batu aerasi ini mengandung pori-pori sebagai medium untuk
mengeluarkan oksigen. Batu aerasi dipasang diujung selang aerasi yang diletakkan
didalam akuarium atau di permukaan air.
3. Selang Aerasi
Selang aerasi berfungsi sebagai penghubung antara aerator dengan batu aerasi
untuk mengalirkan udara kedalam air.
4. Pipa Paralon
Pipa paralon digunakan untuk mengalirkan udara dari aerator ke selang aerasi.
5. Jaring atau serokan
Jaring atau serokan digunakan untuk menangkap ikan, mengambil kotoran,
mengambil pakan alami, serta menampung sementara ikan hias,
6. Wadah atau Ember
Wadah berupa toples, baskom, dan ember berukuran besar hingga kecil digunakan
untuk mengganti air akuarium, sebagai wadah untuk sampling ikan, penyimpanan
pakan, tempat penyortiran dan pemanenan.
7. Selang Air
Selang air digunakan dalam proses penyiponan atau pembersihan akuarium dan
penggantian air.
8. Sendok Plastik
Sendok plastik digunakan untuk menyotir ikan pada saat ikan akan dimasukkan
ke dalam plastik (packing).
2.5 Proses Produksi
Proses produksi budidaya ikan hias oleh Pokdakan Minakarya Bersama dilakukan
terhadap bebrapa jenis ikan seperti Paskai, Resbora, Dapnari, Rainbow, dll. Untuk jenis ikan
Paskai proses produksi dilakukan secara kontinu karena panen dilakukan setiap hati. Mesin
dan peralatan yang digunakan dalam proses ini antara lain selang air, substrat, aerator,
akuarium, centong, dll. Proses produksi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk usaha ikan hias air tawar Pokdakan Minakarya
Bersama khususnya ikan jenis Paskai adalah akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x
40 cm dan bak semen dengan ukuran 550 cm x 50 cm x 160 cm. Tahap-tahap persiapan
wadah antara lain :
a. Pencucian Tempat Pemeliharaan
Dilakukan untuk membersihkan kuman-kuman penyakit dan sisa-sisa kotoran
yang menempel pada akuarium. Caranya adalah dengan menggosok bagian dalam
dengan menggunakan busa spon dan dibilas dengan air bersih. Selain itu, dapat juga
dilakukan proses penyiponan dengan menggunakan selang air.
b. Pengeringan
Akuarium atau bak semen yang telah dicuci didiamkan selama dua hari dengan
tujuan agar kuman-kuman penyakit mati dan akuarium tidak berbau amis.
c. Pengisian Air
Wadah diisi dengan ketinggian 26 cm dengan pH dan suhu yang sesuai untuk
masing-masing jenis ikan hias air tawar.
2. Perawatan dan Pengelolaan Induk Ikan
Merawat dan mengelola induk agar matang gonad atau siap berpijah atau bertelur
dengan kualitas baik maka harus diperhatikan : wadah pemijahan, kualitas air, sinar
matahari, kepadatan induk, pemeliharaan induk, pemberian pakan, dan pemindahaan
induk.
Dalam satu akuarium untuk ikan Paskai terdapat kurang lebih 200 indukan dengan
perbandingan 70 betina dan 30 jantan untuk per 100 ekor
3. Pemberian Pakan
Pakan merupakan faktor terpenting dalam usaha budidaya ikan hias karena ikan
tidak hanya sekedar mempertahaankan kondisi tubuh, melainkan menumbuhkan daging.
Pakan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan ika, mudah
didapat, tersedia setiap saat, disenangi ikan dan ekonomis.
Pakan yang diberikan ikan Paskai ketika masih dalam usia larva adalah pakan
berupa bubuk lembut, namun ketika memasuki usia tiga hari sampai seminggu pakan
dapat diganti dengan artemia dan cacing cincang. Pemberia pakan dilakukan dua kali
dalam sehari, yaitu pada pukul 06.00 WIB dan 17.00 WIB.
4. Pengolahan Kualitas Air
Pengolahan kualitas air dapat dilakukan dengan cara mengganti air yang sudah
mulai tercemar. Akuarium ikan Paskai dibersihkan setiap dua hari sekali. Pengolahan ini
biasa disebut dengan penyiponan. Air dikeluarkan melalui selang air hingga batas
tertentu, kemudian lakukan pembersihan pada bagian dasar. Setelah bersih, air akan
terisi lagi oleh saluran air yang tersedia. Dalam proses ini, sebaiknya air dibuang dahulu
ke dalam suatu wadah agar ikan yang terbawa arus air dapat ditangkap kembali
menggunakan serokan ataupun sendok plastik.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa penyakit dan hama yang menyerang ikan Paskai ataupun ikan hias lainnya
adalah :
a. White spot
Penyakit bintik putih atau White spot merupakan salah satu jenis penyakit yang
sering menyerang ikan dan tergolong sulit diberantas. Penyebab penyakit ini adalah
sejenis protozoa yang diberi nama Ichtyopthirius multifilis sehingga sering pula
disebut penyakit Ich. Protozoa tersebut bersarang dan menyerang lapisan lendir di
kulit, sirip, dan insang ikan. Namun, karena jumlahnya yang sangat besar dan
bergerombol maka akan tampak terlihat bintik-bintik putih. Serangan parasit ini
dapat menyebabkan pendarahan pada sirip dan insang ikan. Pada kondisi yang parah,
dapat menyebabkan kematian pada ikan. Penyakit ini dengan sangat mudah menular
kepada ikan-ikan yang lain. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pemindahan
tempat ikan ataupun diteteskan cairan kimia, seperti Blitz Ich (cairan obat warna
biru).
b. Infeksi jamur
Jamur Achlya dan Saprolegnia adalah penyebab penyakit ini yang yang
menyerang hampirsemua jenis ikan hias ataupun konsumsi. Kedua jamur tersebut
berbentuk benang-benang halus yang berwarna putih kecoklatan. Tumbuh pada
lingkungan yang kotor dan mempunyai kandungan bahan organik tinggi. Jamur ini
sering tumbuh disekitar luka pada tubuh ikan. Pengendaliannya dengan cara
mengganti dan menjaga kualitas air, rendam ikan dalam suatu larutan, dan jaga
kebersihan lingkungan.
c. Busuk sirip
Penyakit busuk sirip ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang bagian sirip
yang memang sudah terluka. Serangannya dapat menyebabkan sirip ekor busuk
sehingga yang tertinggal hanya bagian dekat pangkal ekor. Sering pula serangan
bakteri ini diikuti dengan serangan penyakit lain yang menyebabkan kondisi ikan
semakin parah. Pengendaliannya dengan cara merendam Ikan dengan antibiotik
acriflavin.
d. Kutu ikan
Kutu Ikan mempunyai bentuk oval atau bulat pipih dan berwarna bening. Kutu
ikan mempunyai alat yang dapat digunakan untuk mengaitkan tubuhnya pada insang,
kulit, sirip, dan menghisap sari makanan dari tubuh ikan. Kutu ikan atau Argulus
indicus tidak menyebabkan kematian pada ikan. tetapi lama-kelamaan ikan akan
menjadi kurus dan lemah, sehingga akan mudah terserang penyakit oleh parasit lain.
Kait kutu ikan dapat menimbulkan lubang kecil yang dapat menyebabkan infeksi.
Pengendaliannya dengan cara rendam ikan dalam larutan Permanganat Kalium (PK)
selama 30-60 menit.
6. Pemantauan pertumbuhan dan populasi ikan
Proses pemantauan pertumbuhan ikan Paskai dilakukan setiap hari untuk
mengetahui pertumbuhan yang terjadi dan kesehatan ikan sebelum dilakukan kegiatan
pemanenan. Telur ikan Paskai yang telah keluar dari indukan, nantinya akan
dipindahkan ke akuarium penetasan atau akuarium substrat. Telur akan menetas sekitar
kurang lebih dua minggu dengan jumlah kisaran 170 – 300 telur. Setelah menetas, larva
dipindahkan ke kolam lain hingga ke usia siap panen.
7. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah ikan hias Paskai berumur dua bulan dengan ukuran 4
inci. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan serokan setelah air dikurangi
dengan menggunakan selang.
2.6 Metode Persediaan atau Siklus Produksi
Jumlah yang di produksi di Minakarya Bersama ini sekitar 2000 ekor/ minggu. Apabila
permintaan belum terpenuhi, biasanya Minakarya Bersama ini melakukan pengambilan dari
petani lain. Jumlah 2000 ekor/ minggu ini fluktuatif karena melihat kemampuan ikan untuk
bertelur terkadang berbeda tiap minggunya. Untuk saat ini, belum memungkinkan adanya
perubahan teknologi, karena dari ikan bertelur sampai pembenihan dan siap dijual masih
melakukan sistem biasa belum menggunakan teknologi yang khusus. Dalam satu akuarium
biasanya terdapat 10-8 ekor indukan dan empat jantan yang bertelur, telur yang dihasilkan
setiap harinya berjumlah 170-300 buah yang akan langsung dipisahkan dari indukannya.
Dalam proses pembenihan paling sedikit 150 ekor ikan yang hidup dan akan dibesarkan.
2.7 Kualifikasi Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terdapat di Pokdakan Minakarya Bersama merupakan anggota
kelompok Pokdakan itu sendiri. Kriteria tenaga kerja dalam pembudidayaan ikan hias ini
tidak memerlukan kualifikasi khusus, kriteria yang dibutuhkan mencakup:
a. Memiliki keterampilan dalam pembudidayaan ikan hias.
b. Memahami secara mendalam tentang pembudidayaan dan pemeliharaan ikan hias.
c. Hobi dan senang dengan ikan hias.
d. Ulet, rajin, dan terampil.
2.8 Layout
a. Layout Tempat Pembudidayaan Indoor
Ruangan yang digunakan untuk tempat pemeliharaan ikan hias di Pokdakan
Minakarya Bersama berukuran 12 m x 12 m dengan jumlah tiga ruangan terpisah yang
ukurannya sama. Aerator atau blower disimpan disebelah pintu masuk dibagian atas. Hal
ini dilakukan agar memudahkan proses pengaturan pipa paralon dan selang aerasi.
Akuarium disusun menggunakan rak besi menjadi 3 tingkatan, dengan kolam atau bak
yang terbuat dari batu bata dibagian paling bawah. Penyusunan layout ini dilakukan
dengan tujuan efisiensi ruangan, agar dapat menampung banyak akuarium. Selain itu,
penyusunan akuarium secara bertingkat ini memudahkan pembudidaya dalam proses
pengontrolan dan pemeliharaan ikan. Wadah pakan berisi artemia, pellet serbuk, cacing
sutera, dan lain-lain disimpan disela-sela akuarium, untuk mempermudah dan
mempercepat proses pemberian pakan untuk ikan hias.
b. Layout Tempat Pembudidayaan Outdoor
Pada tempat pembudidayaan outdoor ini, komoditas yang dibudidayakan adalah
kura-kura hias dan juga beberapa jenis ikan. Kolam pemeliharaannya terbuat dari semen
dan ada beberapa bak fiber yang berfungsi sebagai tendon untuk menyimpan air.
c. Layout Gudang Penyimpanan dan Tempat Packing
Gudang penyimpanan sekaligus tempat untuk packing ikan hias berupa ruangan
kosong berukuran 5m x 5m yang didalamnya terdapat tabung oksigen, plastik packing,
box sterofoam, persediaan pakan, dan peralatan cadangan lainnya seperti wadah, selang
air, dan jaring. Ruangan ini terletak persis disebelah tempat pembudidayaan indoor,
namun letaknya agak diatas sedikit, sehingga perlu menaiki tangga untuk sampai
diruangan ini.
3. PENUTUP
3.1
Simpulan
Pokdakan Minakarya Bersama telah lama menjadi pembudidaya ikan hias untuk
memenuhi permintaan akan kebutuhan ikan hias baik dalam ataupun luar negeri. Dalam
pemenuhan kebutuhan tersebut, maka ada berbagai aspek teknis yang diperhatikan oleh
pihak pokdakan mulai dari lokasi budidaya, skala produksi, teknologi, mesin dan peralatan,
proses produksi, skala produksi, kulaifikasi tenaga kerja, dan layout. Dilhat dari aspek
teknis tersebut, Pokdakan Minakarya Bersama telah menjalankannya dengan baik sehingga
sampai saat ini produktivitas usaha meningkat dan usaha kontinuitas.
3.2
Saran
Dalam budidaya ikan hias tersebut, Pokdakan Minakarya Bersama perlu memperluas lagi
lahannya karena produktivitasnya selalu meningkat. Kemudian, untuk semua pembudidaya
ikan hias aspek teknis perlu diperhatikan dengan baik agar produksi yang dihasilkan sesuai
dan berkualitas/unggul.
DAFTAR PUSTAKA
Bersama
MK.
2015.
Mengenal
Pokdakan
Minakarya
Bersama.
https://minakaryabersamanews.wordpress.com/2015/04/07/mengenal-pokdakanminakarya-bersama/.
[Diakses
pada
tanggal
20
Februari
2018].
LAMPIRAN
Gambar 1 Peralatan Budidaya
Gambar 3 Pakan jenis bubuk
Gambar 5 Budidaya bak semen
Gambar 2 Tempat penetasan telur/substrat
Gambar 4 Akuarium produksi
Gambar 4 Kelompok bersama narasumber