Perkembangan TIK Sebagai Upaya Pencegaha (1)

TUGAS MAKALAH
REGULASI TELEMATIKA
“Perkembangan TIK Sebagai Upaya Pencegahan
Bencana di Indonesia”

Disusun Oleh :
1. Ananda Suci Rosalina

(15101038)

2. Dettia Wenny Brigitta

(15101045)

3. Irfan Muhammad Ghani

(15101050)

4. Nizam Galih Yudhistira

(14101071)


5. Juwi Nanda Sinulingga

(14101062)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA
JL D.I PANJAITAN NO 128 PURWOKERTO
2016

DAFTAR ISI
HALAMAN MUKA ............................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Tujuan ................................................................................................ 2
C. Permasalahan .................................................................................... 2
BAB II PENDEKATAN/METODOLOGI
A. Pendekatan Hukum ........................................................................... 3
B. Pendekatan Terhadap Kondisi Eksisting di Indonesia ................... 4

C. Pendekatan Benchmark kepada Negara lain................................... 4
D. Pendekatan literatur ...........................................................................5
BAB III ANALISA ........................................................................................... 6
BAB IV REKOMENDASI KEPADA REGULASI TIK ..................................... 10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia berdasarkan letak geografis dan karakteristik wilayahnya,
mempunyai

banyak


keuntungan

terutama

di

bidang

ekonomi

dengan

pengoptimalan pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Namun Indonesia
menjadi daerah rawan bencana karena beberapa alasan, pertama karena faktor
alam itu. Negeri kita ini berdiri di atas pertemuan lempeng-lempeng tektonik itu.
Akibatnya negeri ini berada di atas jalur gempa, patahan-patahan yang
menyebabkan gempa. Negeri kita ini juga memiliki banyak gunung berapi.
Jumlahnya sekitar 140 gunung yang aktif. Iklim kita yang tropis juga
menyebabkan banyak tanah yang tidak stabil. Banyak tanah yang rusak. Iklim

tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi memudahkan terjadi pelapukan.
Bencana alam seperti longsor, misalnya, itu karena curah hujan di sini cukup
tinggi. Itu dari sisi alamnya.
Kedua dari sisi non alam. Negeri kita berpenduduk padat, terutama di Pulau
Jawa dan Sumatera. Kalau kawasan timur Indonesia mungkin belum begitu
banyak. Infrakstuktur kita tidak didesain sesuai dengan kondisi alam itu.
Bangunan rumah, juga bangunan besar seperti gedung, belum banyak
disesuaikan dengan kondisi alam ini. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3
lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng
Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas
pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara
Irian dan Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi
tabrakan terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup
menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi.
Terjadinya bencana alam di negeri kita tidak dapat dicegah, namun
masyarakat bisa meminimalisir kerugian akibat bencana, baik kerugian materi
maupun kerugian jiwa. Disinilah Teknologi Informasi berperan penting dalam
menangulangi bahkan memberikan peringatan awal sebelum

terjadinya


bencana. Dalam memberikan informasi, ini merupakan tugas utama internet
sebagai media baru. Karena selain akan meminimalisir kerugian negara, hal

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

1

tersebut juga menyelamatkan jiwa masyarakat yang berada di wilayah tersebut.
Namun, penggunaan media baru oleh masyarakat Indonesia berupa internet
dengan segala situs-situsnya menjadi modal awal bagi masyarakat kita untuk
dapat
alam.[1]

memperoleh

informasi

mengenai


potensi

bencana

(https://akbarunpredict.wordpress.com/2011/11/23/perkembangan-teknologi-informasi-dalam-penanggulangan-

bencana-alam-di-indonesia/)

B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian umum dan peran komunikasi.
2.

Untuk mengetahui fungsi komunikasi.

3.

Untuk mengetahui komunikasi bencana.

4. Untuk mengetahui penerapan radio dalam media komunikasi dalam
bencana.

5. Untuk mengetahui komunikasi integratif penanganan bencana.
6. Untuk mengetahui pengelolaan data dan informasi penanggulangan krisis
7. Untuk mengetahui mekanisme kerja informasi.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi/TIK ?
2. Apa fungsi komunikasi ?
3. Bagaimana komunikasi bencana ?
4. Bagaimana penerapan radio dalam media komunikasi dalam bencana ?
5. Bagaimana komunikasi integratif penanganan bencana ?
6. Bagaimana pengelolaan data dan informasi penanggulangan krisis ?
7. Bagaiman mekanisme kerja informasi ?

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

2

BAB II
PENDEKATAN/METODOLOGI
A. Pendekatan Hukum

Dalam penanggulangan bencana di Indonesia, entah itu bencana
alam, bencana sosial, dan jenis bencana lainnya, sebenarnya telah dibahas
di dalam Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana.
Di dalam UU No.24 tahun 2007, telah dijabarkan bagaimana cara
penanggulangan berbagai jenis bencana. Salah satunya yaitu bagaimana
cara penanggulangan berbagai jenis bencana dengan sudut pandang atau
berasaskan teknologi.
Hal ini dibahas dalam beberapa bab, contohnya adalah di Bab II
Pasal 2 dalam UU tersebut yang berbunyi “Penanggulangan bencana
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.” dan diperjelas di Pasal berikutnya yaitu Bab II Pasal
3 yang berbunyi ” Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 berasaskan: a) kemanusiaan; b) keadilan; c) kesamaan kedudukan
dalam hukum dan pemerintahan; d)keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian; e) ketertiban dan kepastian hukum; f) kebersamaan; g)
kelestarian lingkungan hidup; dan h) ilmu pengetahuan dan teknologi.”
Pada point tersebut telah disinggung bahwa terdapat asas ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penanggulangan bencana yang ada. Hal
ini berarti bahwa pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

digunakan secara optimal untuk mempermudah dan mempercepat dalam
penanganan bencana, baik dalam tahap pencegahan, pada saat terjadi
bencana, maupun pada tahap pascabencana.
Dalam tahap penanggulangan bencana, pemerintah dan perda lah
yang akan melaksanakan fungsi pengawasan, dan dalam pengawasan
tersebut pihak pemerintah dan perda dapat memanfaatkan teknologi yang
ada sehingga proses penanggulangan bencana menjadi lebih cepat. Hal ini
dibahas dalam Bab IV Pasal 71 ayat 1 dan diperjelas pada ayat 2 dalam bab
tersebut.

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

3

B. Pendekatan terhadap Kondisi Eksisting di Indonesia
Di Indonesia sendiri penerapan teknologi informasi dan komunikasi
dalam penanggulangan bencana alam telah dapat dilakukan, misalnya
ketika tsunami melanda nangroe aceh Darussalam dan sumatera utara
dimana ketika itu seluruh jaringan komunikasi terputus, namun para relawan
maupun para korban tidak habis akal untuk menggunakan internet sebagai

jalur komunikasi untuk mengabarkan dan memberitahu ingormasi tentang
kondisi yang ada pada saat itu ke masyarakat luas.
Dengan hal tersebut, banyak bantuan dari dalam maupun dari luar
negeri yang cepat tersalurkan dan relawanpun terus berdatangan untuk
membantu proses evakuasi akibat bencana tersebut.
Selain itu juga, teknologi internet juga memiliki fungsi yang penting
juga, yaitu penggalangan dana untuk korban. Salah satu situs yang berhasil
menggalang dana paling besar ketika terjadi bencana tsunami aceh tersebut
adalah amazon.com, yang mampu mengumpulkan lima puluh ribu
dermawan dengan total dana yang terkumpul adalah 32,6 miliar. Selain
bantuan dalam bentuk dana, bantuan juga didapatkan dalam bentuk barang.
Misalnya tim AirPutih, yaitu komunitas IT yang berhasil menggalan bantuan
melalui website yang kemudian menyalurkan berupa alat-alat komunikasi,
komputer, dan lain sebagainya sebagai alat komunikasi dengan dunia luar.
C. Pendekatan Benchmark kepada Negara lain
Dibandingkan dengan negara maju, misalnya Jepang, mungkin
Indonesia agak tertinggal dari sisi peringatan bencana maupun dari sisi
penanggulangan bencana. Ini bisa dilihat dari kesiapan Jepang dalam
menghadapi bencana, misalnya bencana alam gempa bumi, Jepang telah
memuat suatu inovasi teknologi untuk menanganinya, yaitu dengan

membuat bandul raksasa di bagian atas gedung untuk menstabilkan getaran
saat gempa terjadi. Jepang pun menerapkan teknologi pada disaster
management-nya sehingga meskipun sebagian wilayahnya lumpuh oleh
bencana, namun dapat dengan cepat membaik.
Di Negara Inggris sendiri, teknik penanggulangan bencana dengan
menggunakan teknologi dapat di pelajari di kampus yang berada di negara

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

4

tersebut, yaitu dengan mengambil jurusan disaster management. Dengan
adanya jurusan ini diharapkan penanggulangan bencana dapat dilakukan
dengan secepat mungkin dan salah satunya dengan menggunakan
teknologi informasi yang ada.
Di Negara Cina, misalnya untuk penanggulangan bencana banjir,
pemerintah telah menerapkan teknologi pemantauan banjir yang dibuat oleh
para ilmuan cina yang berkerja sama dengan European Space Agency dan
jepang, sistem tersebut telah beroperasi setelah percobaan 3 tahun.
Tujuannya dibentuknya sistem tersebut adalah memberikan laporan situasi
dinamis dan laporan penilaian kerugian atas daerah bencana ke kantor
pusat pengendalian banjir di Beijing.
D. Pendekatan Literatur
Menurut artikel berjudul Perkembangan Sistim Informasi Bencana di
Indonesia dan Negara Lain, dengan berlakunya UU no 24/2007 tentang
pembentukan Bandan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) yang
tugasnya adalah mengumpulkan dan menganallisa informasi terjadinya dan
dampak bencana alam di Indonesia. Data tersebut digunakan untuk
indentifikasi resiko, perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan,
terutama untuk memastikan bahwa dana disalurkan untuk mengurangi
resiko berdasarkan kecenderungan dan pola yang diidentifikasi melalui
analisa berdasarkan DIBI.
Namun untuk mengakses data DIBI maka setiap orang harus bias
mengakses internet. Yang jadi permasalahan tidak semua orang di
Indonesia belum semua terpapar dengan dunia internet, paling tidak dia
adalah warga akademisi atau orang-orang yang selalu berkecimpung dalam
dunia internet saja. Warga yang berada di wilayah terpencil yang tidak
terjangkau jaringan internet akan sangat sulit bisa mengakses DIBI.
Maka dari itu salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah,
Indonesia telah menerapkan system informasi dini penanggulangan tsunami.
INATEWS

(Indonesia

Early

Warning

System)

adalah

sistim

yang

dikembangkan oleh BMKG sebagai media peringatan dini untuk tsunami.

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

5

BAB III
ANALISA
Teknologi bisa diartikan sebagai pengembangan dari alat, mesin, material
dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sedangkan
informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian /
penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan
(knowledge) bagi penggunanya. Ada beberapa pengertian teknologi menurut
para ahli :
a. Haag dan Keen (1996) : Pengertian teknologi informasi menurut Haag dan
Keen bahwa teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu
anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi.
b. Oxford English Dictonary (OED): Pengertian teknologi informasi menurut
Oxford English Dictionary adalah hardware dan software dan bisa
termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalah
konteks bisnis atau usaha.
c. Williams dan Sawyer (2003): Menurut williams dan sawyer, bahwa
pengertian teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan
komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang
membawa data, suara, dan video.
d. Martin (1999): Menurut martin bahwa teknologi informasi merupakan
teknologi yang tidak hanya pada teknologi komputer (perangkat keras dan
perangkat lunak) yang akan digunakan untuk memproses dan menyimpan
informasi, melainkan mencaku teknologi komunikasi untuk mengirim atau
menyebarluaskan informasi.
Secara sederhana, Pengertian Teknologi Informasi adalah fasilitas-fasilitas
yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dalam mendukung dan
meningkatkan kualitas informasi untuk setiap lapisan masyarakat secara
cepat dan berkualitas.
Beberapa

pengalaman

pemanfaatan

Teknologi

Informasi

dalam

memudahkan penanggulangan bencana di Indonesia sendiri ketika Tsunami
melanda Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara dimana ketika itu

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

6

seluruh jaringan komunikasi terputus, namun para relawan maupun para
korban tidak habis akal untuk mengoptimalkan internet sebagai jalur
komunikasi untuk mengabarkandan menginformasikan kondisi yang ada pada
saat itu ke dunia luar maupun kepada sanak saudara mereka. Melalui blog
maupun website, email, chat dan lain sebaagainya pemanfaatan internet ini
mereka lakukan. Dampaknya adalah bantuan dari dalam dan luar negeri cepat
tersalurkan dan relawanpun terus berdatangan untuk membantu evakuasi
jenazah para korban yang meninggal akibat bencana itu.
Peranan IT yang berkaitan dengan bencan alam antara lain:
1. Deteksi dini. Ya, tepatnya early warning system. Manusia tidak bisa
mengelak dari bencana. Tapi ketika mengetahui akan adanya
bencana, setidaknya manusia bisa menyelamatkan diri.
2. Pemetaan.

Gejala

alam

bisa

juga

diketahui

dari

tren

yang

berlangsung. Pola yang terjadi dalam rentang sekian tahun. Teknologi
informasi bisa membantu memetakan hal tersebut.
3. Koordinasi. Ketika bencana telah terjadi peran teknologi informasi
sangat vital dalam hal koordinasi.
Peran manajemen teknologi informasi yang paling penting tentunya ialah
sistem komunikasi pusat yang 1 x 24 jam. Manusia bisa lalai. Akan tetapi,
ketika peran itu dijalankan teknologi informasi, semua potensi kesalahan itu
bisa diminimalisir bahkan dihilangkan. Tinggal tergantung user yang
menjalankannya. Peringatan dini pulalah yang bisa mengurangi atau
meminimalisir kerugian akibat bencana alam. Inilah yang mungkin harus bisa
juga dikembangkan di Indonesia, mengingat negara kita merupakan negara
kepulauan dimana gempa, tsunami, dan potensi meletusnya gunung berapi
merupakan sebuah ancaman bencana, yaitu meningkatkan peran teknologi
informasi dalam memberikan informasi lebih awal tentang potensi terjadinya
bencana alam di daerah tertentu. Karena selain akan meminimalisir kerugian
negara, hal tersebut juga menyelamatkan jiwa masyarakat yang berada di
wilayah tersebut. Namun, penggunaan media baru oleh masyarakat Indonesia
berupa internet dengan segala situs-situsnya menjadi modal awal bagi
masyarakat kita untuk dapat memperoleh informasi mengenai potensi
bencana alam. Seperti yang disediakan oleh beberapa situs yang memang

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

7

concern terhadap antisipasi bencana alam, informasi-informasi mengenai
potensi bencana alam di wilayah ternentu, analisa-analisa mengenai
terjadinya gejala alam terntentu.[3]
(http://www.bnpb.go.id/berita/2284/teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-pengurangan-risiko-tsunami )

Indonesia sendiri sudah memiliki beberapa badan atau lembaga yang
menggunakan teknologi informasi dalam upaya menanggulagi bencana, salah
satunya adalah BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). BPPT
ini menggunakan alat yang dapat mendeteksi adanya bencana bumi, alat
tersebut bernama Multi Parameter Radar (MPR) dan INA TRITON Buoy.
Teknologi ini merupakan hasil kerja sama BPPT dengan Japan Agency for
Marine Earth Science and Technology (JAMSTEC). Radar ini bisa memberi
peringatan dini (early warning system), saat bencana akan datang.
Parameternya mencakup dua hal yaitu angin dan curah hujan. Dari dua
parameter tersebut kita bisa memperoleh empat atau lima data sekaligus. Kita
dapat memprediksi apa yang akan terjadi di waktu mendatang melalui data
sebelumnya. Termasuk bagaimana siklus hujan berulang, dan kekuatan
hujan. Sehingga kita bisa menghindari siklus banjir dan kekeringan yang
kerap terjadi.[3]

(https://akbarunpredict.wordpress.com/2011/11/23/perkembangan-teknologiinformasi-dalam-penanggulangan-bencana-alam-di-indonesia/)
Selain itu, untuk alat teknologi informasi yang sudah digunakan oleh
indonesia sejak dulu adalah Buoy Tsunami. Alat ini merupakan alat pendeteksi
tsunami pertama yang berhasil diciptakan para peneliti Indonesia. akan
diletakkan di Perairan Samudera Hindia untuk memberi peringatan dini
terhadap terjadinya tsunami di daerah Bengkulu, Lampung, Banten dan
Jakarta. Menurut Ridwan, alat yang terdiri dari dua bagian ini salah satunya
akan diletakkan di dasar laut pada kedalaman 2100 meter. Sedang yang
lainnya akan diletakkan mengambang di permukaan laut Samudera Hindia.
Alat ini akan bekerja disaat terjadinya gelombang tsunami pertama,
dimana sinyal yang dihasilkannya bisa diterima kantor BPPT hanya dalam
waktu 3 menit. Sehingga bisa langsung diinformasikan kepada masyarakat.[4]
(http://bagiinfoku.blogspot.co.id/2010/12/peranan-it-dalam-penanggulangan.html)

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

8

BAB IV
REKOMENDASI TIK
A. PENERAPAN RADIO DALAM MEDIA KOMUNIKASI DALAM BENCANA
Pedoman radio komunikasi kebencanaan dimaksudkan sebagai panduan
pemanfaatan pengoperasian radio komunikasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
Tujuan:
- Terciptanya komunikasi antara BNPB, BPBD provinsi/ kabupaten/ kota
terkait komunikasi radio koordinasi penggulangan bencana, serta pihakpihak yang terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana.
- Terciptanya

penanganan

yang

cepat

antara

BNPB,

BPBD

provinsi/kabupaten/kota, serta pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan
penggulangan bencana.
1. Tata Kerja
BPBD provinsi/kabupaten/kota dalam mengumpulkan data dan informasi
bencana melalui verifikasi, cross check, pengolahan data dengan
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, dengan tata
kerja sebagai berikut
a. Operator radio komunikasi Pusdalops BPBD provinsi melakukan
pemanggilan

rutin

ke

BPBD

kabupaten/kota

sebelum

jadwal

pemanggilan rutin dari BNPB (format laporan pemanggilan rutin
terlampir)
b. Dari hasil pemanggilan rutin tersebut, operator radio komunikasi di
Pusdalops BPBD provinsi melakukan rekapitulasi data dan informasi
bencana dari masing-masing BPBD kabupaten/kota dan memberikan
laporan tersebut kepada petugas pusdalops yang bertanggung jawab
membuat laporan sebagai data pendukung dalam pembuatan laporan
harian Pusdalops di BPBD provinsi
c. Operator radio komunikasi BNPB melakukan pemanggilan rutin ke
BPBD provinsi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
sebelumnya

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

9

d. Dari hasil pemanggilan rutin tersebut, operator radio komunikasi di
BNPB melakukan rekapitulasi data dan informasi bencana dari
masing masing BPBD provinsi dan memberikan laporan tersebut
paling lambat pukul 19.00 WIB kepada petugas pusdalops yang
bertanggung jawab membuat laporan sebagai data pendukung dalam
pembuatan laporan harian Pusdalops di BNPB
e. Pada saat kondisi darurat BNPB dapat melakukan pemanggilan
langsung ke BPBD provinsi/kabupaten/kota dan posko lapangan, TNI
POLRI dan kementerian/lembaga atau dinas tekait, Satuan Reaksi
Cepat, Komunitas radio bencana setiap saat
2. Kode Komunikasi Kebencanaan
Pada komunikasi antar operator radio, terdapat beberapa kode yang
digunakan untuk menyingkat perkataan agar memudahkan dalam
berkomunikasi, diantaranya adalah kode 11, kode 10, kode Z dan kode Q.
Kode 11 digunakan sebagai kode dalam komunikasi kebencanaan dan
operator BNPB dan BPBD wajib menguasai kode tersebut. Sedangkan
untuk kode 10, kode Z dan kode Q operator BNPB dan BPBD cukup
mengetahui saja.
3. Jaring Kominukasi
Radio komunikasi merupakan peralatan pendukung di Pusdalops PB
dalam

mencari

atau

melakukan

pertukaran

data

dan

informasi

kebencanaan pada kondisi normal maupun darurat, pada jaringan

ini

menggunakan Frekwensi yang khusus yang sudah diatur oleh badan
yang bersangkutan.[5]
(http://yehudabluerain.blogspot.co.id/2010/11/peran-teknologi-informasi-pada.html)

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

10

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memuat semua teknologi yang
berhubungan

dengan

penanganan

informasi.

Penanganan

ini

meliputi

pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan
penyajian informasi. Jadi, TIK adalah teknologi yang berhubungan dengan
pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan
penyajian informasi. Ditinjau dari susunan katanya, teknologi informasi dan
komunikasi tersusun dari 3 (tiga) kata yang masing-masing memiliki arti sendiri.
Kata pertama, teknologi, berarti pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin,
material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Istilah
teknologi sering menggambarkan penemuan alat-alat baru yang menggunakan
prinsip dan proses penemuan saintifik. Kata kedua dan ketiga, yakni informasi
dan komunikasi, erat kaitannya dengan data.
Informasi berarti hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian
sekelompok

data

yang

memberi

nilai

pengetahuan

(knowledge)

bagi

penggunanya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,
ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi hubungan saling
mempengaruhi di antara keduanya. Jadi dapat di sumpulkan bahwa teknologi
informasi dan komunikasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses
penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih
lama penyimpanannya.
B. SARAN

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

11

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Akbar.

“Perkembangan

Teknologi

Informasi”

23

November

2011.(https://akbarunpredict.wordpress.com/2011/11/23/perkembanganteknologi-informasi-dalam-penanggulangan-bencana-alam-di-indonesia/)
2. Admin “Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Penanggulangan
Bencana” 24 November 2014 .
(http://www.bnpb.go.id/berita/2284/teknologi-informasi-dan-komunikasidalam-pengurangan-risiko-tsunami)
3. Akbar.”Perkembangan

Teknologi

Informasi”

23

November

2011.(https://akbarunpredict.wordpress.com/2011/11/23/perkembanganteknologi-informasi-dalam-penanggulangan-bencana-alam-di-indonesia/)
4. Hariana, Apriadi”Peranaan It dalam Penanggulangan dan Pencegahan
Bencana Alam”

2 Desember 2012.

(http://bagiinfoku.blogspot.co.id/2010/12/peranan-it-dalam
penanggulangan.html)

TIK UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA

12

Dokumen yang terkait

Analisis Komposisi Struktur Modal Yang Optimal Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Operasional Pada PT Telagamas Pertiwi Di Surabaya

1 65 76

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Peranan Deposito Sebagai Sumber Dana Pada PT. Bank X,Tbk. Cabang Buah Batu Bandung

3 47 1

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17