Program Diklat Pendidik dengan Metode Mi

Program Diklat Pendidik dengan Metode Mindmapping sebagai upaya Peningkatan
Kompetensi Pedagogik Guru IPA SMP Kota Bandung
LAPORAN
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A
Dadi Mulyadi, S.Pd, M.T
M. Ridwan Sutisna, M.Pd

Disusun oleh:
Elsa Hayanin Lubis

1303851

Fauzi Akbar

1106355

Layyinah Hafiyatillah

1304630


PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016

A. RASIONAL
a. Fenomena, Data dan Informasi
Dalam ruang lingkup teknologi pendidikan, hal yang selalu menarik
untuk dikaji ialah bagaimana merancang proses pembelajaran agar dicapai
hasil yang optimal. Keterlibatan berbagai pihak dalam proses pembelajaran
menjadi kunci utamanya.
Untuk mengembangkan suatu inovasi dalam bidang teknologi
pendidikan, hendaknya terlebih dulu memahami kondisi pendidikan hari ini.
Saat ini, peserta didik di Indonesia tengah mengalami krisis literasi
(kemampuan membaca dan menulis). Menurut hasil penelitian Programme for
International Student Assessment (PISA) menyebutkan, budaya literasi
masyarakat Indonesia pada 2012 menempati urutan 64 dari 65 negara yang
diteliti di dunia. Ada pula data statistik UNESCO 2012 yang menyebutkan
indeks minat baca di Indonesia yang baru mencapai 0,001. Artinya, setiap

1000 penduduk, hanya satu orang yang memiliki minat baca (Republika,
15/12/2014).
Budaya literasi masih menjadi pe-er bagi seluruh pihak dalam rangka
memajukan proses pembelajaran. Pada dasarnya, peserta didik memerlukan
pembiasaan yang diinisiasi oleh guru dalam suatu mekanisme pembelajaran.
Mekanisme dimana saat guru menjelaskan inti pembelajaran, menampilkan
materi dalam bentuk powerpoint, atau mencatat di papan tulis, siswa dapat
mengolah seluruh informasi tersebut lewat catatan mata pelajaran.
b. Teori dan Hasil Kajian
Setelah melalui berbagai pergantian kurikulum, saat ini tengah
dikembangkan banyak pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student
centered learning). Oleh karenanya, seorang pengembang kurikulum maupun
teknolog pendidikan memiliki kontribusi besar dalam mengembangkan bentuk
pembelajaran demi kesuksesan sebuah pembelajaran.
Sementara dalam konteks pembelajaran di universitas, teknik membuat
catatan efektif telah diteliti dari tahun ke tahun. Sebab, membuat catatan telah
diidentifikasi sebagai strategi yang sangat penting dalam belajar (Kiewra
dalam Makany, Kemp & Dror, 2008). Mencatat adalah teknik pencatatan

informasi-informasi penting untuk digunakan dimasa depan. Mencatat dalam

perkuliahan ditujukan untuk mengumpulkan informasi baik dari dosen, buku,
ataupun situasi lainnya yang nantinya berguna untuk meningkatkan ingatan
serta menyukseskan program akademik mahasiswa (Boch & Piolat, 2005).
Pembuatan catatan yang baik akan menghemat waktu mahasiswa untuk
mempelajari ulang materi dan membantu dalam meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa (Santrock & Halonen, 2010). Pembuatan catatan yang baik dan
efektif juga akan membantu mahasiswa untuk tetap fokus pada perkuliahan
dan dapat meningkatkan pemahaman. Adejumo & Ehindero (dalam Suryanto,
2009) menyebutkan mencatat dengan efektif mencakup tiga hal, yaitu mampu
mengidentifikasi gagasan utama dan hubungan antar gagasan tersebut dalam
suatu paparan, mampu memahami makna dibalik gagasan-gagasan tersebut,
serta mampu menyajikan gagasan-gagasan tersebut dengan bahasa sendiri.
c. Inovasi yang Diangkat
Dalam tataran pendidikan jenjang menengah, keterampilan yang
berhubungan dengan menulis hanya baru direalisasikan dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Keterampilan menulis yang dilakukan diantaranya menulis
puisi, menulis surat, dan menulis catatan harian. Kegiatan menulis sangat erat
kaitannya

dengan


kebiasaan

yang

dilakukan

selama

dalam

proses

pembelajaran. Hal yang mempengaruhi peserta didik untuk menulis catatan
juga berkaitan erat dengan ketepatan guru dalam memilih metode dan teknik
pembelajaran. Yang terjadi selama ini, pengajaran mengenai catatan harian
hanya disampaikan oleh guru melalui metode ceramah dan tugas.
Atas dasar inilah maka guru perlu mengajarkan teknik dalam menulis
catatan yang efektif dan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.
DePorter (2009:152) mengemukakan bahwa kemampuan mengorganisasi

tergantung pada usia dan gaya belajar. Bila teknik mencatat lebih banyak
dilakukan pada jenjang perguruan tinggi, maka pada jenjang sekolah
menengah teknik mencatat ditujukan sebagai peletak dasar dalam budaya
menulis dan mengorganisasikan sesuatu.
Teori pembelajaran menempatkan perhatian khusus pada sumber yang
berbentuk teks dan visual. Ini didasari pada teori visual, yang ditulis dalam

buku Instructional Design, berbunyi “Visual can increase instructional
effectiveness by highlighting concepts through the use of graphs, illustrations,
charts,

and

diagrams.

They

increase

viewers’ comprehension


and

understanding because they provide a summary or visual representation of the
information presented in the text.”
Beberapa teknik menulis catatan efektif dan menggunakan visual
diantaranya, teknik paragraph, mind mapping, dan cornell method. Paragraph
ialah catatan yang ditulis dalam format alinea berisi hasil ringkasan atas bahan
pustaka yang telah dibaca, kemudian dirumuskan dengan kata-kata sendiri.
Catatan yang dibuat dengan metode paragraph ini termasuk semua diagram,
rumus, bagan, ataupun istilah-istilah teknis ilmiah yang ada dalam teks
bacaan. Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk
kesan (DePorter, 2009:153). Mind mapping merupakan cara mencatat yang
mengakomodir keseluruhan cara kerja otak kanan maupun kiri. Sementara
cornell method berbentuk catatan yang telah terbagi menjadi tiga bagian atau
kolom, yang masing-masing kolom berisi kata-kata atau istilah-istilah kunci
yang terdapat dalam bahan pustaka, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab pada proses belajar. Catatan yang disusun dapat berupa teks, gambar,
dan simbol-simbol yang mudah untuk diingat.

Guru sebagai salah satu sumber belajar dan media penyampai pesan
memiliki peran strategis dalam rangka membimbing peserta didik untuk
menulis catatan dan mengkonstruksi pemikiran peserta didik. Oleh karenanya,
dibutuhkan adanya program pelatihan guru agar dapat mentransfer teknik
mencatat ini sebagai salah satu jalan untuk memahami mata pelajaran.
Metode Mind mapping (Peta Pikiran) adalah metode pembelajaran
yang dikembangkan oleh Tony Buzana, kepala Brain Foundation. Peta pikiran
adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak
informasi. Setelah selesai, catatan yang

dibuat membentuk sebuah pola

gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah, sementara
subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya. Cabang-cabang tersebut
juga bisa berkembang lagi sampai ke materi yang lebih kecil. Sebagaimana
struktur keturunan manusia yang bisa berkembang terus sampai hari akhir tiba,

sehingga terbentuklah sebuah sistem keturunan manusia hidup sampai hari
akhir.
Belajar berbasis pada konsep Peta Pikiran (Mind mapping) merupakan

cara belajar yang menggunakan konsep pembelajaran komprehensif Total
Mind Learning (TML). Pada konteks TML, pembelajaran mendapatkan arti
yang lebih luas. Bahwasanya, di setiap saat dan di setiap tempat semua
makhluk hidup di muka bumi belajar, karena belajar merupakan proses
alamiah. Semua makhluk belajar menyikapi berbagai stimulus dari lingkungan
sekitar untuk mempertahankan hidup.
Mind mapping punya banyak kelebihan dibanding dengan cara
mencatat biasa karena:
- Cara ini cepat
-Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang
muncul di kepala
- Proses menggambar diagram dapat memunculkan ide-ide yang lain
- Diagram yang sudah terbentuk dapat menjadi panduan untuk menulis
- Mind mapping berupa tulisan, simbol dan gambar yang berwarnawarni
- Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek
- Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif.
B. TUJUAN
Tujuan dari pengembangan program ini ialah agar ke depannya catatan yang
dibuat oleh peserta didik menjadi lebih menarik sehingga terjadi peningkatan prestasi
peserta didik itu sendiri. Serta menjadi poin bagi pendidik tersendiri untuk

mengetahui bagaimana sebenarnya metode mindmap itu sendiri. Dengan pelaksanaan
program ini diharapkan keberlangsungan pembelajaran semakin lebih baik ke
depannya. Pendidik tidak harus memberikan materi yang terlalu luas, karena peserta
didik sudah mendapatkan inti sari dari bahasan pada tiap materi ketika memmbuat
sebuah mindmap.

Peserta didik juga tidak harus mengeluarkan waktu yang banyak ketika ingin
mengulang pelajaran, hanya perlu memperhatikan mindmap yang dibuatnya sendiri,
kemudian mencoba mengingat satu demi satu bagian.
C. KEGUNAAN
Kegunaan langsung yang dapat diperoleh oleh peserta didik maupun pendidik
adalah sebagai berikut:


Peserta didik:
a. Membantu individu mengingat perkataan dan bacaan. Mind mapping dapat
meningkatkan daya ingat peserta didik hingga 78%. (http://escaeva.com,
diunduh tanggal 20 Januari 2011).
b. Meningkatkan pemahaman terhadap materi
c. Membantu mengorganisasikan materi, dan

d. Memberikan wawasan baru.



Pendidik:
a. Menyelidiki apa yang diketahui siswa.
Dengan menggunakan konsep ini guru akan memilih satu konsep
utama pada sebuah pokok bahasan yang akan dibahas, kemudian masingmasing peserta didik membuat mindmap sesuai dengan pemahamannya
tentang hubungan dari masing-masing subkonsep. Sehingga akan muncul
paradigma pembelajaran bermakna.
b. Mempelajari cara belajar.
Ketika seorang guru menugaskan siswanya untuk membuat peta
konsep dari salah satu pembahasan, mau tidak mau seorang siswa tentu
membutuhkan waktu khusus untuk membaca, mengerti, hingga akhirnya
membuat kesimpulan dan keterhubungan antar pembahasan.
c. Mengungkapkan miskonsepsi.
Miskonsepsi hadir ketika konsep saling dihubungkan padahal
keduanya saling berlawanan. Hal yang dianggap benar ini disebut
miskonsepsi. Pentingnya miskonsepsi sehubungan dengan belajar telah


disadari melalui pekerjaan piaget. Publikasinya semenjak tahun 1920an
mempengaruhi banyak pendidik yang mengembangkan pendekatan
mengajar dengan memperhatikan miskonsepsi atau konsepsi anak ini.
Karena miskonsepsi itu terbukti dapat bertahan dan mengganggu belajar
seterusnya, miskonsepsi itu sedapat mungkin ditiadakan melalui proses
perubahan konseptual akhir-akhir ini paling banyak mendapat perhatian
para pendidik sains.
d. Alat evaluasi.
Terlepas dari penilaian tes objektif atau tes esai, mindmap ini juga
dapat berfungsi sebagai alat evaluasi. Ada empat kriteria penilaian sebuah
peta konsep, yaitu: (1) kesahihan proposisi; (2) adanya hierarki; (3) adanya
ikatan silang; (4) adanya contoh-contoh seperti yang dikemukakan Novak
(1985). Manfaat memiliki Mind mapping dari suatu materi pelajaran antara
lain :
1) Merencana
2) Berkomunikasi
3) Menjadi Kreatif
4) Menghemat Waktu
5) Menyelesaikan Masalah
6) Memusatkan Perhatian
7) Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran
8) Mengingat dengan lebih baik
9) Belajar Lebih Cepat dan Efisien
10) Melihat gambar keseluruhan.
D. HASIL
Produk yang dihasilkan berupa program diklat yang sengaja dibuat untuk
meringankan pendidik dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Program ini
diberikan kepada pendidik dalam rangka memberikan informasi tambahan mengenai

bagaimana sebuah catatan yang selalu dibuat oleh peserta didik menjadi lebih
menarik, sehingga diharapkan ada peningkatan prestasi oleh peserta didik itu sendiri.
Program diklat yang dilaksanakan umumnya kepada guru mata pelajaran yang
materi bahan ajarnya bersifat teoritis, seperti biologi, sejarah, dan geografi. Instrumen
yang digunakan dalam diklat ini disesuaikan dengan bagaimana metode mindmapping
itu seharusnya. Jika ditinjauulang berdasarkan pengembang mindmap sendiri, ada
beberapa langkah atau tahapan dalam membuat sebuah mindmap.
E. SASARAN
Program ini kami pilih berdasarkan pertimbangan bahwa peserta didik masih
membutuhkan pengkondisian cara belajar, terutama dalam mencatat mata pelajaran
yang disampaikan oleh guru. Sebab saat proses pembelajaran berlangsung, ada
kalanya peserta didik tidak mendengarkan secara maksimal materi yang disampaikan,
sehingga memerlukan catatan untuk dapat mengingat kembali poin dan alur materi
pelajaran. Namun, saat ini adanya catatan belum dapat memenuhi fungsi tersebut.
Oleh karenanya, dengan teknik mind mapping dalam mata pelajaran IPA pada jenjang
SMP, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan menulis buku catatan
sebagai salah usaha untuk membiasakan menulis catatan secara sistematis. Program
ini diterapkan pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama, usia dimana peserta
didik telah meningkat taraf berpikirnya dari C1 pengetahuan (mencatat) menjadi C4
analisis (mengorelasikan, mendiagramkan) melalui konsep mind mapping ini.

F. DESKRIPSI PROGRAM
Program ini ditujukan kepada guru mata pelajaran IPA SMP, dan akan
dilaksanakan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan ini berjudul “Pelatihan Guru
Pembelajar: Penggunaan Catatan Mind Mapping”, yang akan diadakan di tiga sekolah
dengan tingkat kompetensi pendidik yang mumpuni. Tiga sekolah tersebut meliputi
SMPN 2 Bandung, SMPN 5 Bandung, dan SMP Laboratorium UPI Bandung.
Dalam program ini, penyusun menentukan kompetensi pedagogik guru yang
tercantum dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Kompetensi pedagogik yang akan dikembangkan ialah kemampuan guru dalam
merancang

pembelajaran

mengaktualisasikan dirinya.

dan

mengembangkan

peserta

didik

untuk

Guru yang mengikuti pelatihan ini merupakan guru yang aktif mendapatkan
informasi yang berasal dari forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kota
Bandung. Dalam melaksanakan pelatihan ini, penyusun akan mengontak beberapa
mitra yang akan mendukung keberlangsungan program, diantaranya ialah para ahli
media yang ada di beberapa universitas sebagai widyaswara, dan lembaga Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) IPA.
Pelatihan akan berlangsung selama 2 hari, dengan dua sesi yang terbagi
menjadi pematerian dan praktek. Usai mengikti program ini, guru mata pelajaran akan
diberikan penghargaan berupa sertifikat dan buku modul yang dapat dibawa pulang.

G. PENGEMBANGAN PROGRAM
Pengembangan

program

mencakup

sintaksis

program

diklat

yang

dilaksanakan setelah rampungnya perencanaan yang telah dicanangkan. Tahapan
pengembangan program sebagai berikut:
a. Melakukan studi literasi teori, temuan, dan bahan penelitian untuk menambah
pemahaman pihak pengembang program tentang mindmapping
b. Melakukan studi pendahuluan, yakni melihat analisis kebutuhan ke sekolahsekolah mengenai program diklat
c. Menganalisis hasil observasi studi pendahuluan
d. Menyusun rancangan diklat (silabus, sumber belajar, media belajar, dll)
e. Mengontak widyaswara (media expert) yang mumpuni dalam membuat teknik
mindmapping
f. Mendiskusikan rancangan silabus dengan widyaswara melalui expert
judgement
g. Melaksanakan program diklat di masing-masing sekolah/terpusat.

H. MODEL TENTATIF PROGRAM
Model tentatif ialah model yang bersifat sementara yang disesuaikan dengan
keadaan kondisi dan situasi. Model tentatif berisi deskripsi dan interpretasi awal
mengenai suatu program. Dalam program ini kegiatan pendidikan dan pelatihan
selama dua hari yang menghasilkan peningkatan kompetensi pedagogik guru,
khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dengan memahami metode mindmapping ini, guru akan memiliki kemampuan
untuk memudahkan peserta didik dalam belajar, meningkatkan kemampuan literasi
peserta didik, serta memudahkan aspek penilaian dalam hal buku catatan peserta
didik. Penjabaran rencana pelaksanaan diklat mindmapping ini (dalam bentuk
rundown), adalah sebagai berikut.
Waktu
08.00-08.15
08.15-08.30

Acara
Pembukaan
Pembacaan Ayat Suci AlQuran

Keterangan
MC
Qori’

08.30-08.45
08.45-09.00
09.00-09.30
09.30-09.45
09.45-10.00
10.00-11.00
11.00-11.15

11.15-11.20

Sambutan perwakilan Ketua
Ketua Pelaksana Diklat
Pelaksana Diklat
Sambutan Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing
Lapangan
Pematerian I
Content Expert:
Ahli psikologi terkait peserta didik
Diskusi pematerian I
Tanya Jawab dari para tamu
undangan dan jawaban dari
pemateri
Ice breaking
Pematerian II
Content Expert:
Ahli media terkait mindmapping
Diskusi pematerian II
Tanya Jawab dari para tamu
undangan dan jawaban dari
pemateri
Penutupan
Konsumsi dibagikan

Untuk perangkat pendukung yaitu peralatan yang mendukung berhasilnya
program pendidikan dan pelatihan ini ialah Hasil penelitian kualitatif berupa: laptop,
infokus, terminal listrik, jaringan ke internet yang semakin memudahkan para guru
untuk mencari bentuk-bentuk lain daripada kreasi mindmapping itu sendiri. Papan
tulis, spidol, dan penghapus sebagai alat langsung pembelajaran awal dengan
mempraktikkan bagaimana cara pembuatan mindmapping oleh seorang guru kepada
para peserta didik.

FORMAT SILABUS PELATIHAN GURU PEMBELAJAR
PENGGUNAAN CATATAN MIND MAPPING

No

1.

Materi pelatihan

: Metode Mind Mapping

Alokasi waktu

: 3 JP (90 menit)

Jenjang

: SMP/MTs

Mata pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam

Submateri
pelatihan

Kompetensi
Peserta
Pelatihan

Every
child is
special!

- Peserta diklat
memahami
potensi
peserta didik
- Peserta diklat
memetakan
langkahlangkah
pembelajaran

Indikator

Kegiatan
Pelatihan

- Peserta
-Menyimak
diklat
paparan
memahami
pematerian
urgensitas
pengembang
an
kemampuan
/kreativitas,
psikomotori
k
- Peserta
diklat
mampu
memetakan
langkahlangkah

Penilaian
Aspek
Pengetah
uan

Teknik

Bahan Pelatihan
Bentuk
instrumen

Tes
Lembar
tertulis tes
objektif
Memaham
kuisioner
i potensi
peserta
didik
Mampu
memaham
ipembelaj
aran
bermakna

Jenis

Deskripsi

Media
presentas
i berupa
power
point

Hand out
yang berisi
kegiatan
belajar
mengenai
memahami
peserta
didik

Hand out
terkait
materi

Waktu

15
menit

pembelajara
n bermakna
2.

How to
“map”
our mind

- Peserta diklat
mengetahui
konsep mind
mapping
- Peserta diklat
memahami
hakikat mind
mapping

- Peserta
diklat
mampu
mengenali
konsep
dasar mind
mapping
- Peserta
diklat
mampu
mengidentifi
kasi
komponen
dalam mind
mapping

- Menyimak
pemaparan
pematerian

Pengetah
uan

Tes
Lembar
tertulis tes
objektif
Memaham
essay
i konsep
terbatas
dasar
mind
mapping

Media
presentas
i berupa
power
point
Hand out
terkait
materi

Hand out
yang berisi
kegiatan
belajar
mengenai
konsep
dasar
mengenai
mindmappi
ng.

15
menit

3.

Membuat
peta
pikiran
(mind
mapping)

- Peserta diklat
mengidentifik
asi
penggunaan
mind mapping

- Peserta
diklat
mampu
memahami
cara
membuat
mind
mapping
- Peserta
diklat
mampu
menggunaka
n teknik
mind
mapping

- Menyimak
pemaparan
pematerian

Pengetah
uan

Tes
prakte
Memaham k
i cara
membuat
Menyaksikan mind
mapping
penampilan
video
Sikap
Mempraktikk
an
pembuatan
mind
mapping

Teliti
dalam
membuat
mind
mapping
Keteram
pilan
Merancan
g mind
mapping

Lembar
portofolio

Video
terkait
cara
membuat
mindmap
ping
Video
materi
mata
pelajaran
IPA SMP
Spidol
dan
kertas

Video
dapat
diunduh di
youtube
sekaligus
Penyampai
an dari
pemateri.
Spidol dan
kertas
digunakan
untuk
praktek
langsung
tata cara
pembuatan
mindmappi
ng.

60
menit

REFERENSI








Alamsyah, M. 2009. Kiat jitu meningkatkan prestasi dengan mind mapping.
Yogyakarta: Mitra Pelajar.
Buzan, T. 2008. Mind map untuk meningkatkan kreativitas. Jakarta: Gramedia.
Heinich, Robert, dkk. 1982. Instructional Media and The New Technologies of
Instruction. United State of America: Library of Congress Cataloging in
Publication Data.
Sanjaya, Wina. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Buzan,

T.

2005.

Buku

pintar

mind

map.

Jakarta:

Gramedia

https://books.google.co.id/books?
id=ZjIIsH9UEiYC&printsec=frontcover&dq=pendekatan+evaluasi+kurikulum
+mutual+adaptive&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Jurnal:










http://digilib.unila.ac.id/8451/11/BAB%20I.pdf
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_1.pdf
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33976446/Evaluasi_Progr
am_Pembelajaran.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1475419448&Si
gnature=vZHxNP2sZGNNi5t7N5xReob5qbo%3D&response-contentdisposition=inline%3B%20filename%3DEvaluasi_Program_Pembelajaran.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39302/5/Chapter%20l.pdf
http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/teknik-pembelajaran-mindmapping.html

http://fh.unpar.ac.id/strategi/strategi4.html
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/retain/article/view/10536/13722