HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN MOTIVASI B

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DAN MOTIVASI
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

Disusun oleh:
Tanu Andika
1815152279

Tugas ini disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester pada
Mata Kuliah Bahasa Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah
Dosen Pengampu: Dr. Fahrurrozi, M.Pd

KELAS E 2015 SEMESTER 6
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JULI 2018

2

Jurnal Pendidikan


Hubungan Antara Pola Asuh dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi
Belajar
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.1 Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya mempunyai
prestasi di berbagai bidang, khususnya pada bidang akademik. Berbagai
macam upaya akan dilakukan agar dapat memperoleh prestasi tersebut,
mulai

dari

memasukkan

memasukkannya

ke


anaknya

bimbingan

pada

sekolah

belajar,

yang

memanjakan

ternama,
anaknya,

membimbing sendiri anaknya dalam belajar, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
Tidak hanya orang tua, sekolah juga menginginkan lulusannya

mempunyai prestasi yang baik dalam bidang akademik dan bidang non
akademik. Hal ini tentu akan membahagiakan semua pihak, tidak hanya
siswa, namun pihak sekolah juga akan merasa senang karena sekolah
tersebut berhasil mencetak siswa yang mempunyai prestasi. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pihak sekolah, mulai dari menciptakan kondisi
pembelajaran yang aktif, inspiratif, kreatif dan menyenangkan, sehingga
siswa dapat memaksimalkan potensi diri yang mereka miliki. Masalah
pencapaian hasil belajar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor
diantaranya yaitu kesehatan, intelegensi, minat, bakat, dan motivasi
belajar siswa. Setiap individu mendapatkan perlakuan berbeda dari orang
tua masing-masing, sehingga faktor yang paling dominan terhadap
motivasi belajar siswa yaitu pola asuh orang tua.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi banyak jenisnya, yang
digolongkan menjadi dua faktor besar yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam diri individu yang
1 http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003.htm, (diakses 5 Juli 2018 pukul 18.00 WIB).

3

Jurnal Pendidikan


sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang terdapat di
luar individu.2 Pola asuh termasuk faktor ekstern yang mana merupakan
faktor dari luar individu yang dapat mempengaruhi tindakan seorang
individu. Keluarga atau orang tua merupakan faktor yang pertama dan
yang paling utama dalam menentukan perkembangan individu. Orang tua
tentunya memiliki tanggungjawab untuk mendidik dan membimbing anak
agar memiliki prestasi.
Dijelaskan bahwa setiap anak yang terlahir sesungguhnya sudah
memiliki

potensi,

namun

potensi

itulah

yang


kemudian

dapat

menghasilkan sesuatu yang maksimal, jika diasah oleh lingkungan
keluarga dan lingkungan sekitar dengan baik. 3 Dengan kata lain jika
lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar anak kita tinggal tidak ada
upaya untuk mendukung, maka akan berakibat pada potensi yang dimiliki
anak kita. Ini bukan berarti anak kita potensinya akan hilang, namun
potensi yang dimiliki anak kita tidak akan berkembang secara maksimal.
Oleh karena itu akan dibahas secara lebih rinci mengenai hubungan
antara pola asuh dan motivasi belajar dengan prestasi belajar.
1. Pola Asuh Orang Tua
A. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh pada hakikatnya merupakan parental control,
yakni bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan
mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya menuju pada proses pendewasaan. 4 Pola asuh
merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anakanaknya. Sikap orangtua ini meliputi cara orang tua memberikan

aturan-aturan,

hadiah

maupun

hukuman,

cara

orang

tua

menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan

2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2015,
hlm.56.
3 Nazdhiroh Nur Chayati, Pengaruh Pola Asuh Orangtua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi
Siswa di Sekolah dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga, Salatiga: STAIN Salatiga,

2013, hlm.19.
4 Muallifah, Psycho Islamic Smart Parenting, Yogjakarta: Diva Press, 2009, hlm.56.

4

Jurnal Pendidikan

perhatian serta tanggapan terhadap anaknya. 5 Menurut Woolfolk,
“pola asuh orang tua adalah cara-cara berinteraksi dengan anak
dan cara-cara mendisiplinkan anak”.6
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami
bahwa pola asuh adalah suatu cara orang tua berinteraksi dengan
anak dalam hal mengontrol, membimbing, dan mendampinginya
yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian
perhatian, serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku
anak sehingga dapat dijadikan contoh atau panutan bagi anaknya
untuk berkembang menuju pada proses pendewasaan.
Hurlock menyatakan bahwa “perilaku orang tua terhadap
anak akan mempengaruhi sikap anak dan perilaku anak. Sikap
orang tua sangat menentukan hubungan keluarga sebab sekali

hubungan terbentuk, akan cenderung bertahan”. 7 Pola asuh orang
tua dapat diketahui salah satunya yaitu menggunakan indikatorindikator pola asuh yang terdapat pada buku Psycho Islamic Smart
Parenting. Indikator dari pola asuh orang tua diantaranya: (1)
Adanya pemberian aturan terhadap anak, (2) Suka memberikan
hadiah pada anak, (3) Seringnya memberikan hukuman pada
anak, (4) Adanya penerapan pemberian perhatian, dan (5)
Tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak. 8
B. Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua
Bentuk pola asuh yang orang tua lakukan terhadap anaknya,
dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu: pola asuh otoriter, pola
asuh demokratis, pola asuh permisif, dan pola asuh situasional. 9
1) Pola Asuh Otoriter

5 http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-dan-pengertian-pola-asuh.html, (diakses
5 Juli 2018 pukul 18.26).
6 Anita Woolfolk, Education Psychology Active Learning Edition, Edisi Kesepuluh, Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009, h.126.
7 Al Trihonanto, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis, Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2014, h.3.
8 Muallifah, Op.Cit., hlm. 59.

9 Nazdhiroh Nur Chayati, Op.Cit., hlm. 46.

5

Jurnal Pendidikan

Menurut Nur, “pola asuh otoriter merupakan suatu gaya
pengasuhan dimana orang tua membatasi dan menghukum
ketika orang tua memaksa anak-anak untuk mengikuti arahan
mereka dan menghormati pekerjaan serta upaya mereka. 10
Anak yang diasuh oleh orang tua seperti ini biasanya terlihat
kurang bahagia, tertekan, ketakutan dalam melakukan segala
sesuatu karena takut salah, minder dan memiliki kemampuan
komunikasi yang lemah.
2) Pola Asuh Demokratis
Menurut Feri, “pola asuh demokratis merupakan suatu gaya
pengasuhan dimana kedudukan orang tua dan anak sejajar.
Suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan
kedua belah pihak.11 Anak yang diasuh dengan cara seperti ini
akan terlihat lebih dewasa, mandiri, ceria, bisa mengendalikan

dirinya, berorientasi pada prestasi dan bisa mengatasi stress
dengan baik.
3) Pola Asuh Permissif
Pola asuh permisif merupakan suatu gaya pengasuhan
dimana orang tua tidak pernah berperan dalam kehidupan
anak. Maksud dari orang tua tidak berperan dalam kehidupan
anak yaitu anak diberikan kebebasan melakukan apapun
tanpa

pengawasan

dari

orang

tua.

Orang

tua


hanya

memikirkan kepentingannya saja. Menurut Eni, “anak yang
diasuh oleh tipe orang tua seperti ini biasanya cenderung
kurang perhatian dan pengawasan dari orang tuanya, maka
anak akan melakukan apapun hal-hal yang ingin dilakukan,
meskipun hal tersebut dilarang dan tidak sesuai norma”. 12
4) Pola Asuh Situasional
10 Nur Istiqomah Hidayati, Pola Asuh Otoriter Orang Tua, Kecerdasan Emosi, dan Kemandirian
Anak SD, Surabaya: Jurnal Psikologi Indonesia, 2014, hlm.3.
11 Feri Mayasari, Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Moralitas Pada
Remaja, Semarang: Universitas Semarang, 2011, hlm.271.
12 Eni Suparni, Hubungan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Sikap Terhadap Perilaku Seks Bebas
Pada Remaja, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015, hlm.6.

6

Jurnal Pendidikan

Pola asuh situasional merupakan suatu gaya pengasuhan
dimana orang tua akan selalu ada disamping anak, tidak
terlalu menuntut dan mengontrol. Orang tua dengan tipe
pengasuhan seperti ini membiarkan anaknya melakukan
sesuka hati.13 Perbedaan pola asuh situasional dengan
demokratis yaitu pola asuh situasional tidak akan mengontrol
anak, walaupun orang tua akan selalu ada untuk anaknya.
Anak yang diasuh oleh orang tua yang seperti ini akan menjadi
pribadi yang tidak dewasa, manja, melakukan pelanggaran
karena mereka kurang mampu menyadari sebuah aturan dan
kesulitan berhubungan baik dengan teman sebaya.
2. Motivasi Belajar
Motivasi adalah perubahan

energi

pada

seseorang

yang

ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.14 Motivasi merupakan dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu. 15 Belajar sebagai proses ketika
tingkah

laku

pengalaman.16

ditimbulkan

atau

diubah

melalui

latihan

atau

Kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat

menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi
tingkah laku mencapai tujuan, telah terjadi di dalam diri seseorang,
maka

motivasi

belajar

adalah

suatu

perubahan energi untuk

mendorong individu atau siswa dalam melakukan suatu tingkah laku
yang diubah melalui latihan, pengalaman, maupun praktek, sehingga
potensi yang dimiliki dapat berkembang maksimal.
Motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar, hal ini di perkuat
oleh Rafiqah yang menyatakan “peranan motivasi dalam belajar

13 Nazdhiroh Nur Chayati, Op.Cit., hlm.48.
14 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, hlm.23.
15 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta:
Salemba Infotek, 2008, hlm.930.
16 Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010, hlm.9.

7

Jurnal Pendidikan

sangat besar pengaruhnya untuk menentukan arah belajar dan tujuan
belajar.17
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Prestasi berarti hasil (nilai) dari suatu proses. Prestasi dapat diketahui
melalui suatu proses penilaian. Sementara belajar diartikan sebagai
proses menuntut ilmu.18 Menurut Lanawati, “prestasi belajar adalah
hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa
sesuai dengan tujuan instruksionalnya yang menyangkut isi pelajaran
dan perilaku yang diharapkan dari siswa”. 19 Menurut Eva, “prestasi
belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa
berupa suatu kacakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di
sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir
semester berupa rapor”.20 Dari beberapa pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil penilaian dari
suatu perubahan yang disebabkan oleh proses belajar oleh siswa yang
di laporkan dengan rapor.
Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan diatas, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh dan motivasi
belajar dengan prestasi belajar. Prestasi belajar akan dipengaruhi oleh
pola asuh, karena keluarga merupakan tempat pertama kita di didik.
Begitu pula motivasi belajar akan mempengaruhi prestasi belajar, karena
tanpa keinginan yang kuat untuk mendapatkan prestasi maka akan sulit
pula seorang siswa mempertahankan bahkan memaksimalkan prestasi
dan potensi yang mereka miliki.

17 Maratur Rafiqah, Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar, Yogyakarta: Univesitas
Negeri Yogyakarta, 2012, hlm.4.
18 Inna Tri Liana Putri, Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Pola Asuh dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas XI di SMK Negeri 44 Jakarta Pusat, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2017, hlm. 9.
19 Sarlito Wirawan, Akselerasi, Jakarta: Grasindo, 2009, hlm.168.
20 Eva Nauli Thaib, Hubungan Antara Prestasi Belajar Dengan Kecerdasan Emosional, Banda
Aceh: IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2013, hlm.387.

8

Jurnal Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Link
Al Trihonanto, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis, Jakarta, 2014.
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Yogjakarta: Arruzz Media, 2010.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, Jakarta: Salemba Infotek, 2008.
Muallifah, Psycho Islamic Smart Parenting, Yogjakarta: Diva Press, 2009.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
Pers, 2009.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta, 2015.
Wirawan, Sarlito, Akselerasi, Jakarta: Grasindo, 2009.
Woolfolk, Anita, Education Psychology Active Learning Edition, Edisi
Kesepuluh, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.
http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003.htm
http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-dan-pengertian-polaasuh.html
Jurnal dan Skripsi
Eni Suparni, Hubungan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Sikap
Terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja, Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2015.
Eva Nauli Thaib, Hubungan Antara Prestasi Belajar Dengan Kecerdasan
Emosional, Banda Aceh: IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2013.
Feri Mayasari, Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Orang Tua
Terhadap Moralitas Pada Remaja, Semarang: Universitas Semarang,
2011.
Inna Tri Liana Putri, Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Pola Asuh
dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMK Negeri 44 Jakarta
Pusat, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2017.

9

Jurnal Pendidikan

Maratur Rafiqah, Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar,
Yogyakarta: Univesitas Negeri Yogyakarta, 2012.
Nazdhiroh Nur Chayati, Pengaruh Pola Asuh Orangtua dan Motivasi
Belajar terhadap Prestasi Siswa di Sekolah dasar Islam Terpadu
(SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga, Salatiga: STAIN Salatiga, 2013.
Nur Istiqomah Hidayati, Pola Asuh Otoriter Orang Tua, Kecerdasan
Emosi, dan Kemandirian Anak SD, Surabaya: Jurnal Psikologi
Indonesia, 2014.