Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasar (1)

Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945
Demokrasi Indonesia merupakan sistem pemerintahan dari rakyat, dalam arti rakyat
sebagai asal mula kekuasaan negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam pemerintahan untuk
mewujudkan suatu cita –citanya.
Demokrasi di Indonesia sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 mengakui adanya
kebebasan dan persamaan hak juga mengakui perbedaan serta keanekaragaman mengingat
Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika”. Secara filosofi bahwa Demokrasi Indonesia mendasar
pada rakyat.
Secara umun sistem pemerintahan yang demokratis mengandung unsur-unsur penting
yaitu:
a) Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
b) Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara
c) Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warga negara.
d) Suatu sistem perwakilan
e) Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.
Dengan unsur-unsur di atas maka demokrasi mengandung ciri yang merupakan petokan
bahwa warga negara dalam hal tertentu pembuatan keputusan-keputusan polotik, baik secara
langsung maupun tidak langsung adanya keterlibtan atau partisipasi.
Oleh karena itu di dalam kehidupan kenegaraaan yang menganut sistem demokrasi, selalu
menemukan adanya supra struktur dan infra struktur politik sebagai pendukung tegaknya
demokrasi. Dengan menggunakan konsep Montesquiue maka supra struktur politik meliputi

lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif. Di Indonesia di bawah sistem
UUD 1945 lembaga-lembaga negara atau alat-alat perlengkapan negara adalah:
a) Majelis Permusyawaratan Rakyat
b) Dewan Perwakilan Rakyat
c) Presiden
d) Mahkamah Agung
e) Badan Pemeriksa Keuangan
Alat perlengkapan di atas juga dinyatakan sebagai supra struktur politik. Adapun infra
struktur politik suatu negara terdiri lima komponen sebagai berikut:
a) Partai Politik

b) Golongan Kepentingan (Interest Group)
c) Golongan Penekan (Preassure Group)
d) Alat Komunikasi Politik (Mass Media)
e) Tokoh-tokoh Politik

Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak
menganut suatu sistem negara manapun, tetapi adalah suatu sistem khas menurut
kepribadian bangsa indonesia, namun sistem ketatanegaraan Republik indonesia
tidak terlepas dari ajaran Trias Politica Montesquieu. Ajaran trias politica tersebut

adalah ajaran tentang pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga yaitu Legislatif,
Eksekutif, dan Judikatif yang kemudian masing-masing kekuasaan tersebut dalam
pelaksanaannya diserahkan kepada satu badan mandiri, artinya masing-masing
badan itu satu sama lain tidak dapat saling mempengaruhi dan tidak dapat saling
meminta pertanggung jawaban.
Apabila ajaran trias politika diartikan suatu ajaran pemisahan kekuasaan maka jelas
Undang-undang Dasar 1945 menganut ajaran tersbut, oleh karena memang dalam
UUD 1945 kekuasaan negara dipisah-pisahkan, dan masing-masing kekuasaan
negara tersebut pelaksanaannya diserahkan kepada suatu alat perlengkapan
negara.
Chart Flow di bawah adalah perbedaan struktur pemerintahan Indonesia
sebelum amandemen UUD 1945 dan setelah amandemen UUD1945. Perbedaan
mendasarnya adalah kedudukan MPR yang bukan lagi menjadi lembaga tertinggi
negara.



Eksekutif(Presiden, wakil dan menteri kabinet) memiliki fungsi pelaksana
undang-undang dalam menjalankan negara




Legislatif(DPR) memiliki fungsi membuat undang-undang



Yudikatif(MA) memiliki fungsi memertahankan pelaksanaan undang-undang.

Lembaga lainnya adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR), Komisi Yudisial(KY)
dan Mahkamah Konstitusi(MK). Setelah amandemen tidak ada lagi Dewan
Pertimbangan Agung dan diganti sebuah dewan pertimbangan yang bertugas
memberi nasihat dan pertimbangan kepada Presiden

Tugas, Fungsi, dan Wewenang Lembaga Negara
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR)
MPR merupakan lembaga negara(bukan lagi lemabag tertinggi setelah amandemen
UUD 1945) yang beranggotakan semua anggota DPR dan anggota DPD yang terpilih
dalam pemilu legislatif. Masa jabatan MPR adalah lima tahun sama seperti masa
jabatan DPR dan DPD dan MPR paling sedikit harus bersidang sekali dalam masa
jabatan di ibu kota negara. Fungsi, tugas dan wewenang MPR adalah sebagai

berikut:
1.

Mengubah dan menetapkan UUD

2. Melantik presiden dan wakil Presiden
3. Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya sesuai
UUD
Hak dan Kewajiban anggota MPR dalam menjalankan tugas dan wewenang
hak anggota dpr
1. mengusulkan perubahan pasal-pasal UUD.
2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
3. memilih dan dipilih
4. membela diri
5. imunitas
6. protokoler
7. keuangan dan administratif

kewajiban anggota MPR
1. mengamalkan Pancasila

2. menjalankan UUD 1945 dan peratura perundang-undangan
3. menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan nasional
4. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok,
dan golongan
5. melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR adalah lembaga negara yang berfungsi sebagai lembaga perwakilan rakyat.
Anggota DPR terpilih melalui pemilihan umum legislatif yang diikuti partai politik
pengusung calon anggota legislatif.Dewan Perwaklian Rakyat terdiri dari DPR(Pusat)
dan DPRD(daerah).
Keanggotaan DPR yang berjumlah 560 orang sesuai UU Pemilu no 10 tahun 2008
diresmikan dengan keputusan presiden untuk masa jabatan 5 tahun. Masa jabatan
ini berakhir ketika anggota DPR baru mengucap sumpah/janji oleh ketua MA dalam
sidang paripurna .

Wewenang DPR
1. Membuat Undang-undang(fungsi legislasi)
2. Menetapkan APBN(fungsi anggaran)
3. Mengawasi pemerintah dalam menjalankan undang-undang(fungsi
pengawasan)

Hak-hak anggota DPR
1. Hak Interpelasi
2. Hak Angket
3. Hak menyatakan pendapat
3.Dewan Perwakilan Daerah
Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga negara yang terdiri dari perwakilan
dari tiap provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum. Jumlah anggota DPD
maksimal adalah 1/3 jumlah anggota DPR dan banyaknya anggota tiap provinsi
tidak sama, maksimal 4 orang. Masa jabatan sama seperti DPR, lima tahun.

Anggota DPD berdomisili di provinsinya dan berada di Ibu Kota negara ketika
diadakan sidang.
Wewenang:

1. Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan
kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah
ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai
anggota MPR.
2.


Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik
Indonesia.

3. Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.
4. Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain
yang berkait dengan kepentingan daerah.

4. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden Indonesia merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang
memegang kekuasaan eksekutif menjalankan roda pemerintahan. Presiden dan wkil
presiden dipilih langsung melalui pemilu oleh rakyat sesuai UUD 1945 sekarang.
Masa jabatan presiden dan wakil presiden adalah lima tahun sejak mengucap janji
dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Dalam menjalankan program dan
kebijakan, pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945 dan sesuai dengan
tujuan negara dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945.

Wewenang Presiden sebagai kepala negara

1. membuat perjanjian dengan negara lain melalui persetujuan DPR

2. mengangkat duta dan konsul
3. menerima duta dari negara asing
4. memberi gelar , tanda jasa, tanda kohormatan kepada WNI ataupun WNA
yang berjasa bagi Indonesia.

Wewenang Presiden sebagai kepala pemerintahan

1. menjalankan kekuasaan pemerintah sesuai UUD
2. berhak mengusulkan RUU kepada DPR
3. menetapkan peraturan pemerintah
4. memegang teguh UUD dan menjalankan seluruh undang-undang dan
peraturann dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
5. memberi grasi dan rehabilitasi
6. memberi amnesti dan abolisi dengan pertimbangan dpr

Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Presiden merupakan
panglima angkatan tertinggi yang memiliki wewenang sebagai berikut:

1. menyatakan perang, perdamaian, perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR

2. membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR
3. menyatakan keadaan bahaya

5. Mahkamah Agung
Mahkamah agung merupakan pemegang kekuasaan kehakiman. Mahkamah agung
adalah peradilan tertinggi di Indonesia. Pasal 24 ayat (2) menyebutkan bahwa
kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan dibawahnya serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Ketentuan tersebut
menyatakan puncak kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada MA dan
MK. Mahkamah Agung merupakan lembaga yang mandiri dan harus bebas dari
pengaruh cabang-cabang kekuasaan yang lain.Dalam hubungannya dengan
Mahkamah Konstitusi, MA mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk
ditetapkan sebagai hakim di Mahkamah Konstitusi.
Wewenang MA antara lain:

1. Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan
yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan
[Pasal 24 ayat (1)].
2. memiliki weweang menagili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundangudangan dibawah UU terhadap UU
3. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi

4. memberikan pertimbangan (presiden mengajukan grasi)

6. Mahkama Konstitusi
Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1) dan
(2)

1. untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU
terhadap UUD,
2. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan UUD,
3. memutus pembubaran partai politik, dan
4. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Disamping itu, MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.Dengan
kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata kerja dengan semua
lembaga negara yaitu apabila terdapat sengketa antar lembaga negara atau
apabila terjadi proses judicial review yang diajukan oleh lembaga negara pada MK
7. Badan Pemeriksa Keuangan
BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab tentang keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut

diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD.Dengan pengaturan BPK dalam UUD,
terdapat perkembangan yaitu menyangkut perubahan bentuk organisasinya secara
struktural dan perluasan jangkauan tugas pemeriksaan secara fungsional. Karena
saat ini pemeriksaan BPK juga terhadap pelaksanaan APBN di daerah-daerah dan
harus menyerahkan hasilnya itu selain pada DPR juga pada DPD dan DPRD.Selain
dalam kerangka pemeriksaan APBN, hubungan BPK dengan DPR dan DPD adalah
dalam hal proses pemilihan anggota BPK.

Wewenang :
1. Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
2. Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN)
dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan
DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
3. Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
4. Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen
yang bersangkutan ke dalam BPK.
8. Komisi Yudisial
Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim agung
diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan
Komisi Yudisial tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. Dari ketentuan ini
bahwa jabatan hakim merupakan jabatan kehormatan yang harus dihormati, dijaga,
dan ditegakkan kehormatannya oleh suatu lembaga yang juga bersifat mandiri.
Dalam hubungannya dengan MA, tugas KY hanya dikaitkan dengan fungsi
pengusulan pengangkatan Hakim Agung, sedangkan pengusulan pengangkatan
hakim lainnya, seperti hakim MK tidak dikaitkan dengan KY.Demikian beberapa
catatan mengenai tugas, fungsi serta hubungan antar lembaga.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88