Tesis Hukum Penyelesaian Konflik Sosial
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut peraturan perundang-undangan,akta notaris mempunyai tiga (3)
macam pembuktian yaitu:
1. Kekuatan pembuktian luar (uitwendigebewijskracht ),yaitu syarat-syarat
formal yang diperlukan agar akta notaris dapat berlaku sebagai akta
otentik
2. Kekuatan pembuktian formal.(formale bewijskracht ), yaitu kepastian
bahwa suatu kejadian dan fakta tersebut dalam akta betul-betul dilakukan
oleh notaris atau diterangkan oleh pihak-pihak yang menghadap.
3. Kekuatan Pembuktian materiil ( materiele bewijskracht), yaitu kepastian
bahwa apa yang tersebut dalam akta tersebut merupakan pembuktian yang
sah terhadap pihak-pihak membuat akta atau mereka yang mendapat hak
dan berlaku umum kecuali ada pembuktian sebaliknya (tegenbewijs)
Terkait dengan Akta notaries ini terutama Akta Jual Beli (AJB) memiliki
pembuktian yang sempurna dan seringkali terjadi penyalah gunaan wewenang
dalam pembuatannya oleh Notaris itu sendiri sehingga ada pihak yang
diuntungkan namun juga sebaliknya ada yang dirugikan dengan Akta tersebut.
Dalam Praktek seringkali akta notaries meskipun memiliki sifat pembuktian
yang sempurna banyak digugat di Pengadilan untuk dibatalkan. Dalam Tesis
ini penulis mencoba mengangkat kajian hukum terhadap pembatalan akta jual
beli yang dibatalkan oleh Pengadilan Negeri Depok melalui suatu gugatan
Perbuatan Melawan Hukum. Kasus ini berawal dari seorang yang bernama
Joko Sumarmo,sebelum meninggal Ia telah melakukan jual beli yang diduga
1
palsu oleh karena jual beli tersebut dilakukan saat Ia sedang berada sebagai
tahanan di Lembaga Pemasyarakatan. Joko Sumarmo kemudian meninggal
dalam rutan dan Ia memiliki satu-satunya cucu sebagai ahli waris yang sah
atas harta peninggalannya,namun karena telah dijual sebelum meninggal
sehingga Cucu almarhum Joko Sumarno kehilangan hak untuk mewaris.
Nesa Puspawati Cucu Almarhum Joko Sumarno merasa dirugikan haknya
akhirnya mengajukan gugatan kepada Pihak yang telah memiliki dan
menguasai harta peninggalan kakeknya berupa Tanah dan bangunan di
Pengadilan Negeri Depok. Meskipun Tergugat secara sah telah memiliki bukti
Sertifikat Hak Milik yang diperoleh dari pembelian cacat hukum dari kakek
Penggugat namun Pengadilan akhirnya membatalkan Akta Jual Beli yang
merupakan alas hak untuk proses peralihan hak milik.
Berdasarkan latar belakang ini Penulis mencoba untuk melakukan kajian
hukum berupa Tesis berjudul : “Kajian yuridis putusan Pengadilan
terhadap Akta Jual Beli Notaris yang batal demi hukum studi kasus
(Putusan Pengadilan Negeri Depok No.62 /PDT.G/2012/PN DPK )”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
dirumuskan permasalahan hukum sebagai berikut:
1. Apakah akta jual beli yang ditandatangani tidak dihadapan notaries karena
pihaknya berada di dalam Rumah Tahanan (RUTAN) dalam kasus Putusan
Pengadilan Negeri Depok No.62 /PDT.G/2012/PN DPK, dapat dibenarkan
dan dapatkah hal tersebut dikualisir sebagai perbuatan melawan hukum?
2. Bagaimana Keabsahan akta yang tidak ditandatantangani langsung
dihadapan Notaris bila ditinjau dari peraturan perundang-undangan ?
2
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan & Manfaat dari hasil penelitian ilmiah ini ialah memberikan
sumbangan pemikiran/kontribusi dibidang hukum baik yang menyangkut
dibidang pengesahan tanah//agraria maupun pemahaman dalam menghadapi
sengketa kepemilikan tanah akibat penyerobotan tanah,penyelundupan hukum
dengan melawan hukum. Selain itu agar masyarakat luas yang awam hukum
mendapat pencerahan apabila menemukan dan menghadapi masalah serupa
dapat dijadikan referensi / rujukan penyelesaian sepanjang mengenai sengketa
hak milik sertipikat hak atas tanah.
D. KERANGKA PEMIKIRAN
Permasalahan hukum keperdataan seringkali terjadi disekitar kehidupan
kita,baik yang muncul berawal dari adanya kontrak yang kemudian
menimbulkan sengketa,perjanjian jual beli,atau peristiwa perdata lainnya.
Adanya pemahaman awam pada masyarakat bahwa jika transaksi jual beli
kemudian ditindaklanjuti dengan dibuatkan Akta dihadapan Notaris maka
perbuatan
hukum
tersebut
menjadi
sah
dan
kuat.
Namun
dalam
perkembangannya ternyata tidak selamanya Akta notaries yang merupakan
Akta Otentik akan langgeng selamanya dan tidak mengalami kesalahan atau
dapat dibatalkan. Dari pemahaman ini penulis akan mencoba memberikan
pemaparan bagaimana suatu Akta Jual Beli terhadap suatu obyek barang yang
secara hukum adalah sah dan kuat nilai pembuktiannya,namun Ternyata jika
akta tersebut dibuat dengan melawan hukum maka Akta tersebut tidak bernilai
dihadapan hukum dan harus dinyatakan batal demi hukum karena adanya
pembuktian dari sifat Melawan Hukumnya.
3
Secara teoritis penggantian kerugian sebagai akibat dari suatu perbuatan
melawan hukum diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu : kerugian yang
bersifat actual (actual loss) dan kerugian yang akan datang. Dikatakan
kerugian yang bersifat actual adalah kerugian yang mudah dilihat secara nyata
atau fisik, baik yang bersifat materiil dan immateriil. Kerugian ini didasarkan
pada hal-hal kongkrit yang timbul sebagai akibat adanya perbuatan melawan
hukum dari pelaku. Sedangkan kerugian yang bersifat dimasa mendatang
adalah kerugian-kerugian yang dapat diperkirakan akan timbul dimasa
mendatang akibat adanya perbuatan melawan hukum dari pihak pelaku.
E. METODE PENELITIAN
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah berfokus pada apakah Suatu
Akta Jual Beli meskipun memiliki niliai pembuktian yang otentik Namun jika
pada
prakteknya
dalam
pembuatan
mengandung
unsur
melawan
hukumnya,dapat dibatalkan. Untuk mengkaji permasalahan ini dari persepektif
hukum perdata yaitu dengan menggunakan pendekatan hukum normative
( Normative yuridis), Menganalisa data prmer dan sekunder.
Penelitian
hukum normatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti
bahan pustaka. Penelitian hukum normatif atau kepustakaan ini mencakup :
1. Penelitian terhadap asas-asas hukum
2. Penelitian terhadap sistematika hukum;
3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal;
4. Perbandingan hukum; dan sejarah hukum.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk menggambarkan isi tesis secara menyeluruh, penulis telah membuat
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai Latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematikapenulisan.
BAB II: TINJAUANPUSTAKA
4
Dalambabinidiuraikanmengenai;tinjauantentangsuatuakta otentik, pengertianpengertian notaris, jenis-jenis akta notaries,kewenangan notaris membuat akta
otentik, hubungan akibat hukum suatu perjanjian, perjanjian dengan perikatan,
kebebasan berkontrak dan batas-batasannya dam suatu perjanjian, perbuatan
melawan hukum merupakan sebab pembatalan akta.
BAB III: METODEPENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai ; bentuk dan tujuan penelitian, metode
pendekatan, spesifikasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data,
metode penyajian data, metode analisis data.
BAB IV: HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Dalam bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yaitu mengenai
alasan alasan hakim sampai pada putusannya terutama putusan Pengadilan
Negeri Depok No.62 /PDT.G/2012/PN DPK, tentang dibatalkannya suatu akta
notaris dalam kasus penandatangan akta notaris didalam rutan,apakah
dibenarkan dan apakah tindakan tersebut merupakan perbuatan melawan
hukum,
dan
membahas
kewenangan
notaris
dalam
hal
melakukan
penandatangan akta tidak dihadapannya.
BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah
di sampaikan sebelumnya dan memberikan saran. berkaitan dengan penelitian
yang telah dilaksanakan
5
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut peraturan perundang-undangan,akta notaris mempunyai tiga (3)
macam pembuktian yaitu:
1. Kekuatan pembuktian luar (uitwendigebewijskracht ),yaitu syarat-syarat
formal yang diperlukan agar akta notaris dapat berlaku sebagai akta
otentik
2. Kekuatan pembuktian formal.(formale bewijskracht ), yaitu kepastian
bahwa suatu kejadian dan fakta tersebut dalam akta betul-betul dilakukan
oleh notaris atau diterangkan oleh pihak-pihak yang menghadap.
3. Kekuatan Pembuktian materiil ( materiele bewijskracht), yaitu kepastian
bahwa apa yang tersebut dalam akta tersebut merupakan pembuktian yang
sah terhadap pihak-pihak membuat akta atau mereka yang mendapat hak
dan berlaku umum kecuali ada pembuktian sebaliknya (tegenbewijs)
Terkait dengan Akta notaries ini terutama Akta Jual Beli (AJB) memiliki
pembuktian yang sempurna dan seringkali terjadi penyalah gunaan wewenang
dalam pembuatannya oleh Notaris itu sendiri sehingga ada pihak yang
diuntungkan namun juga sebaliknya ada yang dirugikan dengan Akta tersebut.
Dalam Praktek seringkali akta notaries meskipun memiliki sifat pembuktian
yang sempurna banyak digugat di Pengadilan untuk dibatalkan. Dalam Tesis
ini penulis mencoba mengangkat kajian hukum terhadap pembatalan akta jual
beli yang dibatalkan oleh Pengadilan Negeri Depok melalui suatu gugatan
Perbuatan Melawan Hukum. Kasus ini berawal dari seorang yang bernama
Joko Sumarmo,sebelum meninggal Ia telah melakukan jual beli yang diduga
1
palsu oleh karena jual beli tersebut dilakukan saat Ia sedang berada sebagai
tahanan di Lembaga Pemasyarakatan. Joko Sumarmo kemudian meninggal
dalam rutan dan Ia memiliki satu-satunya cucu sebagai ahli waris yang sah
atas harta peninggalannya,namun karena telah dijual sebelum meninggal
sehingga Cucu almarhum Joko Sumarno kehilangan hak untuk mewaris.
Nesa Puspawati Cucu Almarhum Joko Sumarno merasa dirugikan haknya
akhirnya mengajukan gugatan kepada Pihak yang telah memiliki dan
menguasai harta peninggalan kakeknya berupa Tanah dan bangunan di
Pengadilan Negeri Depok. Meskipun Tergugat secara sah telah memiliki bukti
Sertifikat Hak Milik yang diperoleh dari pembelian cacat hukum dari kakek
Penggugat namun Pengadilan akhirnya membatalkan Akta Jual Beli yang
merupakan alas hak untuk proses peralihan hak milik.
Berdasarkan latar belakang ini Penulis mencoba untuk melakukan kajian
hukum berupa Tesis berjudul : “Kajian yuridis putusan Pengadilan
terhadap Akta Jual Beli Notaris yang batal demi hukum studi kasus
(Putusan Pengadilan Negeri Depok No.62 /PDT.G/2012/PN DPK )”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
dirumuskan permasalahan hukum sebagai berikut:
1. Apakah akta jual beli yang ditandatangani tidak dihadapan notaries karena
pihaknya berada di dalam Rumah Tahanan (RUTAN) dalam kasus Putusan
Pengadilan Negeri Depok No.62 /PDT.G/2012/PN DPK, dapat dibenarkan
dan dapatkah hal tersebut dikualisir sebagai perbuatan melawan hukum?
2. Bagaimana Keabsahan akta yang tidak ditandatantangani langsung
dihadapan Notaris bila ditinjau dari peraturan perundang-undangan ?
2
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan & Manfaat dari hasil penelitian ilmiah ini ialah memberikan
sumbangan pemikiran/kontribusi dibidang hukum baik yang menyangkut
dibidang pengesahan tanah//agraria maupun pemahaman dalam menghadapi
sengketa kepemilikan tanah akibat penyerobotan tanah,penyelundupan hukum
dengan melawan hukum. Selain itu agar masyarakat luas yang awam hukum
mendapat pencerahan apabila menemukan dan menghadapi masalah serupa
dapat dijadikan referensi / rujukan penyelesaian sepanjang mengenai sengketa
hak milik sertipikat hak atas tanah.
D. KERANGKA PEMIKIRAN
Permasalahan hukum keperdataan seringkali terjadi disekitar kehidupan
kita,baik yang muncul berawal dari adanya kontrak yang kemudian
menimbulkan sengketa,perjanjian jual beli,atau peristiwa perdata lainnya.
Adanya pemahaman awam pada masyarakat bahwa jika transaksi jual beli
kemudian ditindaklanjuti dengan dibuatkan Akta dihadapan Notaris maka
perbuatan
hukum
tersebut
menjadi
sah
dan
kuat.
Namun
dalam
perkembangannya ternyata tidak selamanya Akta notaries yang merupakan
Akta Otentik akan langgeng selamanya dan tidak mengalami kesalahan atau
dapat dibatalkan. Dari pemahaman ini penulis akan mencoba memberikan
pemaparan bagaimana suatu Akta Jual Beli terhadap suatu obyek barang yang
secara hukum adalah sah dan kuat nilai pembuktiannya,namun Ternyata jika
akta tersebut dibuat dengan melawan hukum maka Akta tersebut tidak bernilai
dihadapan hukum dan harus dinyatakan batal demi hukum karena adanya
pembuktian dari sifat Melawan Hukumnya.
3
Secara teoritis penggantian kerugian sebagai akibat dari suatu perbuatan
melawan hukum diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu : kerugian yang
bersifat actual (actual loss) dan kerugian yang akan datang. Dikatakan
kerugian yang bersifat actual adalah kerugian yang mudah dilihat secara nyata
atau fisik, baik yang bersifat materiil dan immateriil. Kerugian ini didasarkan
pada hal-hal kongkrit yang timbul sebagai akibat adanya perbuatan melawan
hukum dari pelaku. Sedangkan kerugian yang bersifat dimasa mendatang
adalah kerugian-kerugian yang dapat diperkirakan akan timbul dimasa
mendatang akibat adanya perbuatan melawan hukum dari pihak pelaku.
E. METODE PENELITIAN
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah berfokus pada apakah Suatu
Akta Jual Beli meskipun memiliki niliai pembuktian yang otentik Namun jika
pada
prakteknya
dalam
pembuatan
mengandung
unsur
melawan
hukumnya,dapat dibatalkan. Untuk mengkaji permasalahan ini dari persepektif
hukum perdata yaitu dengan menggunakan pendekatan hukum normative
( Normative yuridis), Menganalisa data prmer dan sekunder.
Penelitian
hukum normatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti
bahan pustaka. Penelitian hukum normatif atau kepustakaan ini mencakup :
1. Penelitian terhadap asas-asas hukum
2. Penelitian terhadap sistematika hukum;
3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal;
4. Perbandingan hukum; dan sejarah hukum.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk menggambarkan isi tesis secara menyeluruh, penulis telah membuat
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai Latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematikapenulisan.
BAB II: TINJAUANPUSTAKA
4
Dalambabinidiuraikanmengenai;tinjauantentangsuatuakta otentik, pengertianpengertian notaris, jenis-jenis akta notaries,kewenangan notaris membuat akta
otentik, hubungan akibat hukum suatu perjanjian, perjanjian dengan perikatan,
kebebasan berkontrak dan batas-batasannya dam suatu perjanjian, perbuatan
melawan hukum merupakan sebab pembatalan akta.
BAB III: METODEPENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai ; bentuk dan tujuan penelitian, metode
pendekatan, spesifikasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data,
metode penyajian data, metode analisis data.
BAB IV: HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Dalam bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yaitu mengenai
alasan alasan hakim sampai pada putusannya terutama putusan Pengadilan
Negeri Depok No.62 /PDT.G/2012/PN DPK, tentang dibatalkannya suatu akta
notaris dalam kasus penandatangan akta notaris didalam rutan,apakah
dibenarkan dan apakah tindakan tersebut merupakan perbuatan melawan
hukum,
dan
membahas
kewenangan
notaris
dalam
hal
melakukan
penandatangan akta tidak dihadapannya.
BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah
di sampaikan sebelumnya dan memberikan saran. berkaitan dengan penelitian
yang telah dilaksanakan
5