BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan bagian yang tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan nasional. Hal tersebut terkait dengan begitu banyaknya program dan kegiatan yang dirancang oleh pemerintah untuk pembangunan desa.

  Todaro (2000) mengemukakan bahwa pembangunan bersifat multidimensional yang mengandung perubahan besar dalam struktur sosial, perilaku penduduk dan institusi nasional dalam upaya untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan dan mengeradikasi kemiskinan absolut.

  Pembangunan di negara yang sedang berkembang mengandung dua dimensi, yaitu tujuan dan proses. Tujuan pembangunan sudah pasti kondisi kehidupan yang lebih baik sebagaimana yang diinginkan oleh masyarakat. Sedangkan proses untuk mencapai tujuan itu dinyatakan dalam berbagai strategi pembangunan.

  Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS, 2012) dapat diketahui bahwa jumlah penduduk pada kecamatan Naman Teran pada tahun 2012 sebanyak 12.916 jiwa. Namun jangkauan pelayanan infrastruktur di kecamatan Naman Teran masih jauh dari memadai. Pada kecamatan Naman Teran belum terdapat Rumah Sakit, dan hanya terdapat 1 unit Puskesmas dan 1 orang dokter yang terletak di kelurahan Naman. Hal ini masih dirasa kurang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarat pada kecamatan Naman Teran. Pembangunan di wilayah perdesaan masih jauh

  1 tertinggal dibandingkan dengan pembangunan di wilayah perkotaan, namun penduduk di wilayah perdesaan tidak berbeda jauh jumlahnya dengan penduduk di wilayah perkotaan.

  Permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan dapat dimasukkan ke dalam beberapa permasalahan utama sebagai berikut (1) masih kurang berkembangnya kehidupan masyarakat perdesaan karena terbatasnya akses masyarakat perdesaan, terutama kaum perempuan, ke sumber daya produktif, seperti lahan, permodalan, infrastruktur, dan teknologi serta akses terhadap pelayanan publik dan pasar; (2) masih terbatasnya pelayanan prasarana dan sarana permukiman perdesaan, seperti air minum, sanitasi, persampahan, dan prasarana lingkungan lain; (3) masih terbatasnya kapasitas kelembagaan pemerintahan di tingkat lokal dan kelembagaan sosial ekonomi untuk mendukung peningkatan sumber daya pembangunan perdesaan; dan (4) masih kurangnya keterkaitan antara kegiatan ekonomi perkotaan dan perdesaan yang mengakibatkan makin meningkatnya kesenjangan ekonomi dan kesenjangan pelayanan infrastruktur antar wilayah (Yadi, 2010).

  Upaya mempercepat pembangunan regional dapat dilaksanakan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat produktivitasnya. Efisensi dalam kegiatan ekonomi harus didukung oleh infrastruktur yang memadai sehingga mendorong peningkatan potensi daerah masing-masing secara berkesinambungan.

  Pertumbuhan potensi daerah akan pertukaran sesuai dengan kebutuhan masing- masing dan memungkinkan bergeraknya perekonomian daerah sesuai dengan potensinya serta secara bersama-sama menuju proses pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin meningkat sesuai dengan kemampuannya yang optimal.

  Walaupun kebijakan pembangunan infrastruktur di Indonesia telah berlangsung cukup lama dengan biaya yang cukup besar dan kontribusinya dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi cukup signifikan, namun masih banyak masalah yang dihadapi beberapa wilayah di Indonesia, antara lain perencanaan yang lemah, kuantitas yang belum mencukupi dan kualitas yang masih rendah (Ikhsan, 2004).

  Salah satu masalah yang dihadapi dalam peningkatan ekonomi lokal adalah kurang tersedianya infrastruktur yang memadai, terutama di daerah perdesaan.

  Kondisi pelayanan infrastruktur perdesaaan umumnya masih kurang, hal ini terlihat dari sebagian besar penduduk di desa tertinggal harus menempuh jarak sejauh 6-10 km ke pusat pemasaran (terutama pusat kecamatan), bahkan di desa lainnya penduduk harus menempuh jarak lebih dari 10 km dengan kondisi jalan yang memprihatinkan.

  Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi sehingga diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Untuk menanggulangi permasalahan kemiskinan di perdesaan, pemerintah telah mencanangkan program revitalisasi pertanian dan pembangunan dengan pemenuhan kebutuhan pendukung produksi (khususnya pertanian) dan pendukung pasca produksi (khususnya pemasaran).

  Menurut data BPS tahun 2012 jumlah tenaga kerja yang bekerja pada kecamatan Naman Teran sebanyak 7.949 jiwa dari 12.916 jiwa, mayoritas penduduk pada kecamatan Naman Teran bekerja pada sektor pertanian. Guna meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Pada tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya.

  PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/sektor dan pemerintah daerah. Kecamatan Naman Teran merupakan salah satu daerah Kecamatan yang mendapat program PISEW. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 juga diprioritaskan pada daerah pedesaan.

  Kabupaten Karo untuk tahun 2013 memproleh dana PNPM Pisew sebesar Rp 5,2 miliar. Dana ini dipergunakan untuk Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) sebesar Rp 2 miliar, dan reguler Rp.400 juta untuk delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Karo. Salah satu tujuan dari program PISEW adalah mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal. Adapun lingkup kegiatan meliputi pembangunan infrastruktur skala kecil perdesaan dengan kategori infrastruktur yang dibangun: a) Transportasi (jalan, jembatan, titian); b) Peningkatan produksi Pertanian (irigasi tersier); c) Pemasaran hasil pertanian (pasar desa); d) Air Bersih dan sanitasi (Prasarana Air Bersih, MCK); e) Kesehatan (pembangunan posyandu, puskesdes dan rehabilitasi puskesmas); dan f) Pendidikan (rehabilitasi sekolah dasar dan sekolah menegah pertama, Penyediaan Meubeler).

  Kurang lancarnya aksesibilitas ke pusat bisnis, fasilitas umum dan pusat kegiatan masyarakat merupakan masalah utama bagi sebagian masyarakat miskin di pedesaan. Perbaikan aksesibilitas daerah pedesaan tidak hanya memperbaiki hubungan ke pusat bisnis, tetapi juga akan memperbaiki komunikasi melalui suatu jaringan. Secara umum ini berarti biaya yang lebih rendah untuk mendapatkan barang, untuk menuju daerah pedesaan, juga untuk menuju keluar dari daerah pedesaan, sehingga memudahkan hubungan antar daerah. Transportasi yang baik ke daerah pedesaan juga akan memudahkan bagi mereka yang tinggal di desa dan bekerja di kota untuk pulang balik kerja, tanpa harus berpindah ke kota. Dengan dibangunnya sarana transportasi (dalam hal ini infrastruktur desa), kegiatan ekonomi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam pembangunan pada kawasan yang mempunyai potensi ekonomi tinggi akan lebih mudah dikembangkan.

  Kegiatan ekonomi masyarakat ini akan berkembang apabila mempunyai prasarana dan sarana transportasi yang baik untuk aksesibilitas. Aksesibilitas ini dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan (Kirmanto, 2005). Salah satu wilayah yang memperoleh dana PNPM PISEW adalah Kecamatan Naman Teran di Kabupaten Karo, yang terdiri dari 14 desa. Salah satu desa yang memperoleh dana tersebut adalah Desa Kuta Rayat yang telah memperoleh dana PNPM PISEW sejak tahun 2009 untuk peningkatan infrastruktur dalam bentuk perkerasan jalan ke sentra produksi pertanian. Perbaikan akses jalan bagi masyarakat di Desa Kuta Rayat menjadi penting karena desa tersebut sebagai sentra pertanian membutuhkan infrastruktur jalan yang baik untuk memperlancar aksesibilitas masyarakat khususnya dalam hal pemasaran hasil-hasil pertanian. Dengan demikian perbaikan akses jalan diharapkan memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan aksesibilitas masyarakat yang dapat dilihat dari kelancaran arus barang dari dan ke Desa Kuta Rayat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya perbaikan akses jalan dilakukan.

  Dengan semakin lancarnya arus transportasi tersebut akan mengurangi biaya dan waktu pengangkutan sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

  Kecamatan Naman Teran merupakan wilayah pertanian, dimana sebagian besar penduduknya (93,5%) bekerja di sektor pertanian, demikian juga dengan Desa Kuta Rayat (Kecamatan Naman Teran Dalam Angka, 2010). Sebelum dilakukan perkerasan, kondisi jalan tersebut adalah jalan tanah, dimana pada saat musim hujan akan menjadi lumpur sehingga sulit dilalui, padahal jalan tersebut merupakan akses utama sebagian masyarkat menuju ladang. Disebabkan kondisi jalan tersebut, maka para petani akan mengeluarkan biaya atau ongkos angkut hasil pertanian yang lebih mahal serta waktu tempuh yang lebih lama. Pada musim hujan petani sering mengalami kerugian karena hasil produksi pertanian tidak dapat diangkut sebagaimana mestinya. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan sejak tahun 2009 diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas masyarakat, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pengembangan wilayah Kecamatan Naman Teran.

  Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa program PISEW bukan sekedar berbicara mengenai berapa panjang jalan yang telah dibangun, berapa jembatan yang telah dibangun, atau berapa irigasi yang telah dibangun, akan tetapi yang terpenting dan merupakan pokok permasalahan adalah bagaimana program PISEW tersebut dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan mengembangkan wilayah di kecamatan Naman Teran. Pada penelitian ini permasalahan dibatasi pada aspek manfaat pelaksanaan program PISEW dan pengembangan wilayah di kecamatan Naman Teran melalui pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, kelancaran usaha, peningkatan pendidikan dan kesehatan.

  Mengingat begitu besarnya dana yang telah disalurkan melalui Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) di kecamatan Naman Teran, maka dipandang perlu diketahui secara jelas bagaimana pengaruh Program PISEW terhadap pengembangan wilayah kecamatan Naman Teran, untuk itu perlu mengkaji manfaat pelaksanaan Program PISEW guna dapat memberikan masukan dan pertimbangan pada kebijakan Pemerintah kecamatan Naman Teran yang akan datang dalam mewujudkan program tersebut.

  1.2. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana pengaruh program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi terhadap pengembangan wilayah di kecamatan Naman Teran?

  2. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai hasil kerja pengembangan infrastruktur sosial ekonomi di kecamatan Naman Teran?

  1.3. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis:

  1. Pengaruh program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi terhadap pengembangan wilayah di kecamatan Naman Teran.

  2. Persepsi masyarakat mengenai hasil kerja pengembangan infrastruktur sosial ekonomi di kecamatan Naman Teran.

1.4. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian adalah: 1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi pemerintah kecamatan

  Naman Teran dalam merencanakan dan mengimplementasikan program pengembanganinfra struktur sosial ekonomi wilayah yang lebih baik di masa mendatang, sehingga kesejahteraan rakyat dan pengembangan wilayah menjadi lebih meningkat.

  2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dan pihak swasta yang terlibat langsung dalam program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah untuk dapat lebih dapat bijaksana dalam mengelola infrastruktur sosial ekonomi.

  3. Sebagai sumbangsih ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang pembangunan dan pengembangan wilayah. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi para peneliti lain yang berminat melakukan kajian sejenis.